View
220
Download
17
Category
Preview:
Citation preview
1
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI PT. LIMPAH SEJAHTERA
KECAMATAN SUNGAI MELAYU
KABUPATEN KETAPANG
DISUSUN OLEH :
DWI SIDIK JUNIANTO
NIM : 303 2010 139
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHANHASIL PERKEBUNAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK KETAPANG
2013
2
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DI PT. LIMPAH SEJAHTERA
KECAMATAN SUNGAI MELAYU, KABUPATEN KETAPANG
Disusun Oleh
Dwi Sidik Junianto
NIM. 3032010139
Telah Disahkan Oleh :
Dosen Penguji I Dosen Penguji II Dosen
Pembimbing
Adha P. Wardanu, S.TP, MP Isye Selvianti, SH, A.mp Ningrum Dwi H,S.TP,MP
NIK. 16118-0108-049 NIK. 16118-0108-041 NIK. 16118-0108-047
Pimpinan Perusahaan Ketua Jurusan
PT. Limpah Sejahtera Teknologi Pertanian
Ir. Zulkarnaen Irianto Sastro Prawiro, SST
NIK. NIK. 16118-0108-081
3
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI PT. LIMPAH SEJAHTERA
KECAMATAN SUNGAI MELAYU, KABUPATEN KETAPANG
Disusun Oleh:
Dwi Sidik Junianto
NIM. 3032010139
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini disetujui untuk diseminarkan
Pada tanggal 12 April 2013
Menyetujui:
Koordinator PKL Pembimbing
Adha Panca Wardhanu, S.TP, MP Ningrum Dwi Hastuti, S.TP, MP
NIK. 16118-0108-049 NIK. 16118-0108-047
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Praktek Kerja Lapangan di
PT. Limpah Sejahtera yang dilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2013 sampai 31
Maret 2013.
Praktek Kerja Lapangan ini merupakan program yang wajib dilakukan oleh
setiap mahasiswa-mahasiswi Jurusan Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi
Pengolahan Hasil Perkebunan Politeknik Ketapang untuk memenuhi persyaratan
kurikulum akademis dalam menyelesaikan studi tingkat ahli madya pada perguruan
tinggi Politeknik Ketapang. Laporan ini disusun berdasarkan pengamatan langsung
selama kerja praktek dengan data dan informasi yang penulis peroleh langsung
dilapangan.
Kemudahan dan kelancaran pelaksanaan kerja praktek serta penyusunan
laporan ini tidaklah lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu
pada kesempatan ini dengan rasa hormat dan rendah hati penulis menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Ibu DR. Ir. Hj. Nurmala, MM, selaku Direktur Utama Politeknik Ketapang.
2. Ibu Ningrum Dwi Hastuti, S.TP, MP, selaku dosen pembimbing.
3. Bapak Ir. Zulkarnaen selaku Group Manager PT. Limpah Sejahtera.
4. Serta rekan-rekan Mahasiswa/i yang selalu mendukung dan memberi motivasi.
5
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna dan
kekurangan-kekurangan yang disebabkan terbatasnya waktu dan pengetahuan
Penulis. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kebaikan dan kesempurnaan laporan ini. Akhir kata
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Ketapang, April 2013
Penulis
6
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................ 3
1.3 Manfaat ...................................................................................... 3
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ............................................................ 4
2.1 Gambaran Umun Perusahaan .................................................... 4
2.2 Produk Yang Dihasilkan ............................................................ 11
2.3 Teknologi Proses Produksi ........................................................ 12
BAB III RUANG LINGKUP PEKERJAAN .......................................... 24
3.1 Deskripsi Kerja .......................................................................... 24
3.2 Sistem Penugasan ...................................................................... 28
BAB IV TUGAS KHUSUS/PROBLEM SOLVING .............................. 31
4.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 31
4.2 Tujuan ........................................................................................ 33
4.3 Permasalahan ............................................................................. 33
4.4 Pembahasan/problem solving .................................................... 33
4.5 Kesimpulan ................................................................................ 36
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 37
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 37
7
5.2 Saran .......................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 38
LAMPIRAN
8
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................. 5
Gambar 2.2 Flow Chart Pengolahan CPO dan Inti ................................... 12
9
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Lembar Asistensi/Bimbingan.................................................. 39
Lampiran 2. Daftar Hadir Praktek Kerja Lapangan .................................... 40
Lampiran 3. Laporan Mingguan Praktek Kerja Lapangan .......................... 41
Lampiran 4. Buah di Loading Ramp ........................................................... 49
Lampiran 5. Proses Sortasi Buah................................................................. 49
Lampiran 6. Pendorongan Buah ke Veron menggunakan Loader .............. 50
Lampiran 7. Sterilizer Vertical .................................................................... 50
Lampiran 8. Thresher .................................................................................. 51
Lampiran 9. Digester ................................................................................... 51
Lampiran 10. Screw Press ........................................................................... 52
Lampiran 11. Vibrating Screen ................................................................... 52
10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis jack) adalah tumbuhan industri penting
penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).
Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan
perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah
penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di
Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi(Fauzi, 2002).
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jack) berasal dari Nigeria. Meskipun
demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan
yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil
dibandingkan dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur
di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua Nugini.
Buah kelapa sawit terdiri dari tiga lapisan:
a. Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
b. Mesoskarp, serabut buah.
c. Endoskarp, cangkang pelindung inti.
11
Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga
dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya
besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya
tidak memiliki cangkang, sehingga tidak memiliki inti (kernel) yang menghasilkan
minyak ekonomis dan bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan
buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini
dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan
sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul
memiliki persentase daging per buahnya mencapai 90% dan kandungan minyak per
tandannya dapat mencapai 23% (Lubis, 2009).
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah daging
buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah
menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan
minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki
kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku
margarin(Sianturi, 1991).
Dalam konteks pembangunan dan pengembangan pertanian, dirasakan betapa
perlunya tenaga-tenaga yang lebih spesifik, lebih berperan dan profesional serta
terampil dalam menangani bidangnya masing-masing dengan karakter
kepemimpinan dan mental yang baik(Hadi, 2004)
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu kegiatan penerapan
pembelajaran teori yang diterima oleh mahasiswa di perguruan tinggi tertentu yang
diterapkan di dunia industri. Dengan waktu dan prosedur yang ditentukan dari
12
perguruan tinggi tersebut tujuannya agar mahasiswa yang melakukan Praktek Kerja
Lapangan dapat membedakan antara teori yang diterima dari perguruan tinggi
mereka dengan praktek yang ada di industri tempat mereka melakukan praktek kerja
lapangan.
1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah :
1. Mengetahui sistem pengolahan kelapa sawit dari TBS hingga menjadi CPO dan
inti sawit.
2. Mengetahui bagaimana TBS yang layak untuk diolah sehingga dapat
menghasilkan CPO yang berkualitas.
3. Membuat laporan PKL dengan baik sesuai tata cara penulisan ilmiah.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktek kerja lapangan yang dilaksanakan adalah :
1. Dapat mengetahui sistem pengolahan kelapa sawit dari TBS hingga menjadi CPO
dan inti sawit.
2. Dapat mengetahui bagaimana TBS yang layak untuk diolah sehingga dapat
menghasilkan CPO yang berkualitas.
3. Dapat membuat laporan PKL dengan baik sesuai tata cara penulisan ilmiah.
13
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
Salah satu produsen minyak kelapa sawit yang berkembang cepat di Asia-
Pasifik adalah First Resources (FR). Aset grup perkebunan telah tumbuh cepat sejak
didirikan pada tahun 1992. Saat ini telah mengelola lebih dari 146.000 hektar
perkebunan kelapa sawit dan mengoperasikan sebelas pabrik kelapa sawit di
Indonesia.
Kegiatan usaha Grup Inti ialah budidaya kelapa sawit seperti memanen
tandan buah segar dan pengolahan menjadi minyak sawit mentah/ Crude Palm
Oil(CPO) dan inti sawit untuk dijual ke pasar domestik dan internasional. Salah satu
perkebunan kelapa sawit yang ada di Kalimantan Barat yaitu PT. Limpah Sejahtera
(PT. LS) tepatnya berada di Jl. Pelang-Tumbang Titi, Kecamatan Sei Melayu. PT.
Limpah Sejahtera berdiri tanggal 8 Agustus 2008 dengan luas keseluruhan
perkebunan kelapa sawit sekitar 20.000 hektar. PT. Limpah Sejahtera memiliki lima
sila dasar yaitu: Loyalita, Integritas, Ketekunan, Pantang menyerah, dan Kepedulian.
Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan antara tiap bagian, jabatan
dan posisi yang ada pada perusahaan untuk menjalin kegiatan oprasional agar
tercapai tujuan dan mengetahui pembagian pekerjaan serta koordinasi dari setiap
jabatan. Struktur Organisasi Pabrik PT. Limpah Sejahtera dapat dilihat pada Gambar
2.1.
14
Sumber: PT. Limpah Sejahtera (2013).
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Limpah Sejahtera
15
Tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan atau posisi, adalah sebagai
berikut :
1. Group Manager
Group manager bertugas memimpin perusahaan dan mengawasi seluruh
kegiatan di kebun maupun di pabrik, dibawah Group Manager yaitu Manager.
2.Mill Manager
Mill Manager bertugas mengendalikan operasional pabrik kelapa sawit,
dengan memadukan sumber daya yang ada, untuk mencapai, efisiensi, produktifitas,
dan kualitas tinggi yang ditetapkan manajemen. Tanggung jawab dan rincian tugas
Mill Manager yaitu :
a. Memberikan pengarahan kepada bawahan yang menjadi tanggung jawabnya
dalam mempersiapkan rencana kerja dan anggaran PKS.
b. Memastikan bahwa semua sarana oprasi dan sarana penunjang lainnya terpelihara
secara optimal untuk menjamin kelancaran produksi.
c. Memastikan mutu bahan baku/ TBS yang akan diolah dan telah melalui proses
sortasi yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan.
d. Tercapainya penghematan dalam kegiatan produksi dan pendayagunaan sumber
daya efisien.
e. Mengontrol pelaksanaan pembersihandan persiapan pengolahan agar jadwal kerja
dapat terlaksana tepat waktu sesuai standart operasi PKS.
f. Senantiasa memonitoring pembuangan limbah masih dalam batas ambang yang
sudah ditentukan.
g. Terlaksananya pelaksanaan rencana kerja bulanan, triwulan, dan tahunan.
h. Koordinasi dengan KTU dalam hal pengelolaan administrasi pabrik.
16
i. Melakukan pemahaman, petunjuk, serta pembinaan mengenai peraturan dan
kebijakan perusahaan.
j. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
3. Asisten Kepala (Askep)
sisten kepala bertugas meneliti, memberi petunjuk, dan pengawasan
pelaksanaankinerja dari Asisten. Asisten Kepala membawahi Asisten proses, Asisten
Laboratorium dan Asisten maintenance.
4. Asisten Maintenance
Asisten maintenance bertugas memimpin dalam perawatan pabrik dan sarana
untuk merencanakan, mengorganisir, dan mengendalikan sumber daya yang ada guna
mencapai proses kerja pabrik yang optimal dalam mencapai target jam kerja maupun
mutu dari CPO dan kernel. Tanggung jawab Asisten Maintenance yaitu sebagai
berikut :
a. Membantu atasan dalam menyusun pembuatan anggaran maintenance.
b. Mengawasi para pekerja dalam perbaikan alat dan pemeliharan preventif supaya
berjalan dengan baik.
c. Mengatasi segala mesin yang tak beroprasi dan memperbaiki kembali dalam
waktu sesingkat mungkin.
d. Mengawasi penerangan dan instalasi dalam pabrik berjalan dengan baik agar
proses pengolahan berjalan dengan baik.
e. Memastikan terpasangnya setiap rambu-rambu K3 disetiap tempat yang strategis,
dan membuat laporan setiap kerusakan dari masing-masing stasiun.
f. Mengawasi posisi dan kondisi inventaris perusahaan baik alat pabrik dan
perumahan agar tetap baik dan tidak mengganggu kelancaran operasional.
17
5. Kepala Tata Usaha / TU / Personalia
epala Tata Usaha bertugas mengadministrasikan surat masuk dan surat
keluar serta mempersiapkan surat keluar untuk kepentingan pabrik, mempersiapkan
daftar gaji mengkoordinir dan menyusun anggaran belanja yang diperlukan oleh
perusahaan.
6. Asisten Laboratorium
Asisten Laboratorium bertugas memimpin dalam unit kerja laboratorium/
anlisis untuk penerimaan TBS dan pemeriksaan mutu yang dihasilkan pabrik untuk
menghasilkan mutu CPO dan inti yang baik. Tanggung jawab Asisten Laboratorium
yaitu :
a. Membuat rencana anggaran tahunan untuk bagian laboratorium untuk dibahas
dengan pimpinan.
b. Mengecek ketepatan hasil test dan segera mengambil tindakan sebagai reaksi atas
kesalahan.
c. Mengawasi pengambilan contoh/ sample.
d. Memeriksa secara berkala kualitas air minum karyawan.
e. Membuat laporan proses produksi secara up to date setiap hari, mingguan dan
bulanan.
f. Memberikan informasi mutu CPO dan inti kepada atasan.
g. Memberikan masukan dan pengarahan sistim pekerjaan yang baik dan benar guna
keselamatan karyawan.
7. Asisten Proses
sisten Proses bertugas memimpin dalam unit kerja bagian proses pabrik
dalam mengorganisir, mengendalikan sumberdaya yang ada guna mencapai proses
18
dengan lancar dan efisien untuk memaksimumkan pencapaian hasil CPO dan Inti
yang baik. Tanggung jawab Asisten Proses yaitu :
a. Membuat rencana anggaran tahunan untuk bagian proses pabrik untuk dibahas
dengan pimpinan.
b. Membuat laporan TBS yang sudah diolah setiap harinya.
c. Memastikan setiap saat pembuangan limbah cair (effluent) maupun padat (janjang
kosong, cangkang, serat) dengan aman.
d. Memastikan terpasangnya rambu-rambu K3 disetiap tempat yang strategis.
e. Mengawasi posisi dan kondisi inventaris perusahaan baik alat pabrik dan
perumahan agar tetap baik dan tidak mengganggu kelancaran oprasional.
8. Mandor Proses
Mandor proses bertugas menerima dan melaksanakan tugas yang diberikan
oleh Asisten Pengolahan, membuat prioritas pekerjaan dan menjabarkan tugas yang
diterima dari Asisten Pengolahan serta mengawasi terlaksananya kelangsungan
proses secara umum.
9. Mandor Mill Compound
Mandor Mill Coumpound bertugas melaksanakan pengawasan dibagian Mill
Compound. Tanggung jawab Mandor Mill Compound yaitu :
a. Telaksananya pengawasan untuk seluruh pekerjaan di Compound.
b. Menjaga keamanan dan inventaris dari perusahaan.
c. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
19
10. Mandor Maintenance
Mandor maintenance bertugas mengawasi dan mengatur kegiatan perbaikan
dan pemeliharaan alat-alat pabrik untuk memperlancar proses pengolahan kelapa
sawit. Tanggung jawab Mandor Maintenance yaitu :
a. Melaksanakan pengawasan pekerjaan dibagian bengkel dengan baik.
b. Menjaga keamanan dan keberadaan inventaris dari perusahaan.
c. Menjaga nama baik perusahaan.
11. Mandor Electrical
Mandor Electrical bertugas mengawasi dan mengaturbkegiatan instalasi
electrik pabrik untuk memperlancar proses pengolahan Kelapa sawit. Tanggung
jawab Mandor Electrical yaitu :
a. Melakukan pengawasan kegiatan di bagian listrik agar berjalan dengan baik.
b. Menjaga keamanan dan keberadaan inventaris dari perusahaan.
c. Menjaga nama baik perusahaan.
12. Kerani Produksi
Kerani Produksi bertugas melaksanakan pekerjaan administrasi dan
penimbangan TBS dan CPO yang keluar masuk pabrik. Tanggung jawab Kerani
Produksi yaitu :
a. Terlaksananya administrasi yang baik terhadap penimbangan setiap bahan baku
atau barang baik yang masuk dan keluar pabrik.
b. Menjaga keberadaan dan keamanan inventaris yang berada dibawah
tanggungjawabnya.
c. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
20
13. Kerani Gudang
Kerani Gudang bertugas memastikan tertibnya administrasi pengeluaran dan
pemasukan barang digudang PKS. Tanggung jawab kerani gudang yaitu :
a. Menertibkan administrasi seluruh barang dan bahan di gudang.
b. Mengawasi dan mencatat mengeluaran barang dan bahan di gudang.
c. Menjaga nama baik perusahaan.
PT. Limpah Sejahtera (PT. LS) memanfaatkan masyarakat lokal dan
masyarakat dari luar pulau Kalimantan seperti Papua, NTT, NTB, Sumatra, Ambon,
dan Jawa sebagai karyawan. Karyawan biasanya berasal dari desa sekitar
perusahaan,seperti Desa Pelang, Sei Bakau, Desa Ulak Medang, Desa TumbangTiti
dan Sei Melayu.
2.2 Produk yang Dihasilkan
PT. Limpah Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
perkebunan kelapa sawit dan produk utama yang dihasilkan yaitu Tandan Buah
Segar (TBS) yang kemudian akan dikirim ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) untuk
dilakukaan proses/ pengolahan selanjutnya agar menghasilkan Crude Palm Oil
(CPO) dan inti sawit/ kernel.
1. Crude Palm Oil (CPO) adalah minyak yang berasal dari hasil ekstraksi daging
buah kelapa sawit.
2. Inti sawit/ kernel adalah produk sampingan dari hasil pengolahan kelapa sawit.
21
2.3 Teknologi Proses Produksi
Secara umum proses pengolahan buah Kelapa sawit menjadi CPO dan inti
sawit/ kernel dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Sumber: PT. Limpah Sejahtera (2013)
Gambar 2.2 Flow Chart Proses Pengolahan CPO dan Kernel
22
Prinsipnya proses pengolahan kelapa sawit adalah proses ekstraksi CPO
secara mekanis dari tandan buah segar (TBS) yang diikuti dengan proses pemurnian.
Secara keseluruhan proses tersebut terdiri dari beberapa tahap proses yang berjalan
secara berkesinambungan dan terkait satu sama lain. Kegagalan pada satu tahap
proses akan berpengaruh langsung pada proses berikutnya. Oleh karena itu setiap
tahapan proses harus dapat berjalan dengan lancar sesuai denganstandar operasional
yang telah ditetapkan(Naibaho,1996).
Stasiun pengolahan yang berada di Pabrik Kelapa Sawit PT. Limpah
Sejahtera adalah sebagai berikut :
2.3.1 Stasiun Jembatan timbang
Tandan buah yang telah di panen di angkut ke pabrik pengolahan kelapa
sawit untuk diolah, namun terlebih dahulu harus di jembatan penimbangan untuk
memgetahui berapa berat janjang rata-rata dan mengetahui rendemen. Jembatan
timbang di PT. Limpah Sejahtera memiliki dua jembatan timbang yang masing-
masing berkapasitas 60 ton dan jenis timbangannya Indo Dacin. Jembatan timbang
pertama digunakan untuk menimbang bahan selain tandan buah segar sedangkan
jembatan timbang yang kedua digunakan untuk menimbang. CPO, kernel, janjang
kosong dan lain-lain. Di stasiun jembatan timbang ini aktifitas yang dilakukan antara
lain:
1) Penimbangan tandan buah segar (TBS)
2) Penimbangan tandan kosong (TANKOS)
3) Penimbangan crude palm oil (CPO)
4) Penimbangan kernel
23
Proses penerimaan buah dipabrik terlebih dahulu ditimbang di Jembatan
Timbang. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat brutto, tarra, dan netto
TBS dari setiap kebun yang akan diolah di PKS.
Cara Penimbangan Brutto, Tarra, dan Netto :
Untuk TBS :
a. Berat Brutto = Berat truk masuk ( berat truk kosong + TBS ).
b. Berat Tarra = Berat truk keluar ( berat truk kosong ).
c. Berat Netto = Berat Brutto – Berat Tarra.
Untuk CPO :
a. Berat Tarra = Berat truk masuk ( berat truk kosong ).
b. Berat Brutto = Berat truk keluar ( berat truk + CPO ).
c. Berat Netto = Berat Brutto – Berat Tarra.
Dalam proses penimbangan data yang penting dan harus diperoleh adalah :
1. Kebun atau Afdeling asal TBS baik dari kebun sendiri ataupun dari pihak ketiga.
2. Nomor dan tanggal pengiriman.
3. Nomor polisi kendaraan berangkat.
4. Jumlah tandan, tahun tanam, dan jam penimbangan.
5. Berat TBS, tanggal dan jam penimbangan.
2.3.2 Stasiun Loding ramp
Proses penimbunan dan pemindahan buah adalah proses penimbunan
sementara buah kelapa sawit dan kemudian dipindahkan ke inclined FFB conveyor.
Pada proses penimbunan sementara tujuannya adalah untuk mensortir kondisi buah
matang atau mentah, dan untuk mengetahui jenis varietas buah, serta asal buah
24
kelapa sawit.PT. Limpah Sejahtera memiliki 18 pintu loading ramp dengan kapasitas
400 ton dan kemiringan 450.
Buah yang baru masuk di stasiun loading ramp dilakukan grading dengan
sampel 50 tandan dari tiap truk yang membawa TBS, sampel dilakukan secara
acak.Beberapa kriteria TBS di PT. Limpah Sejahtera yaitu :
1. Mentah 0%.
2. Kurang matang 5%.
3. Matang 89%.
4. Lewat matang 5%.
5. Janjang kosong 1%.
6. Buah busuk 0%.
7. Tangkai panjang ≤ 3cm.
2.3.3 Stasiun perebusan ( sterilizer)
Tandan buah segar yang telah ditimbang dan sudah di sortasi kemudian
masuk inclined FFB conveyor melewati stasiun Loading Ramp sebelum dimasukan
kedalam strilizer. PT. Limpah Sejahtera memiliki 4 strilizer dengankapasitas 33 ton,
tinggi 12 m, lebar 4,7 m, dan diameternya 2,10 m. Kapasitas Sistem perebusan yang
digunakan adalah sistem perebusan double peak (dua puncak), dengan tekanan pada
puncak pertama adalah 30 Psi, tekanan pada puncak kedua 40 Psi, dengan suhu
170oC, dan sterilizer yang digunakan yaitu sterilizer vertikal sehingga tidak
menggunakan lori. Proses perebusan ini bertujuan :
1. Agar buah mudah dilepaskan tandannya.
25
2. Menonaktifkanenzim penstimulir pembentukan asam lemak bebas, agar daging
buah menjadi lunak.
3. Memudahkan terlepasnya inti dari cangkangnya ( shell ).
4. Menambah kelembaban didalam daging buah sehingga minyak lebih mudah
dikeluarkan (dipisahkan), dan
5. Mengkoagulasi protein sehingga proses pemurnian minyak lebih mudah.
Proses ini berlangsung selama 60-75 menit dengan menggunakan uap air
yang berkekuatan 2,8-3,5 bar. Tandan buah yang sudah direbus kemudian dibawa ke
SFB conveyor. Hal-hal yang mempengaruhi rebusan yaitu :
a. Tekanan steam dan lama perebusan.
Tekanan steam dan lama perebusan sangat menentukan hasil perebusan, juga
mempengaruhi efisiensi pabrik. Tekanan uap dan waktu yang tidak cukup akan
berpengaruh terhadap :
1. Buah kurang masak, brondolan tidak bisa lepas dari tandan dengan sempurna pada
saat proses di bantingan (thresher).
2. Pelumatan di digester kurang sempurna, karena sebagian daging buah sulit lepas
dari nutnya, sehingga juga akan berpengaruh terhadap proses pengempaan (press).
3. Ampas fiber basah sehingga mengganggu proses pembakaran pada boiler, karena
fiber nantinya akan digunakan sebagai bahan bakar boiler.
4. Merusak mutu minyak dan inti.
b. Pembuangan udara dan air kondensat
26
Apabila udara dan air kondensat dalam bejana tidak dikeluarkan secara
maksimal akan terjadi pencampuran udara dan uap (turbulensi) yang mengakibatkan
pemindahan panas ke dalam buah tidak sempurna. Sebab udara dan air kondensat
(uap yang terkondensasi sisa hasil rebusan) dapat mengganggu kenaikan uap (steam)
yang masuk ke bejana.
2.3.4 Stasiun pemipilan (Thresher)
Buah dari perebusan, kemudian masuk ke thresher 1 dan 2 pada thresher (alat
untuk memisahkan buah dari tandan)buah yang masih melekat dari tandannya akan
dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut lepas.
Buah yang telah terlepas diangkut dengan menggunakan Conveyor menuju ke ketel
atau mesin pelumat (Digester). Kemudian janjang yang sudah masuk ke thresher 1
dan 2 dibawa conveyor menuju bunch cruisher dan masuk kembali di thresher ke 3
untuk melepaskan brondolan yang masih menempel di janjang bagian dalam.
Selanjutnya janjang kosong dibawa conveyor menuju stasiun Empty Bunch Press
untuk dilakukan pengepresan pada janjang kosong untuk mengurangi losses minyak
pada janjang kosong selanjutnya minyak tersebut akan dialikan ke Sand Trap Tank.
2.3.5 Stasiun Press
Brondolan yang lepas dari janjangan akan kebottom crossconveyor dan
masuk ke digester 1,2 dan 3 agar brondolan tersebut terlepas dari bijinya. Dalam
proses ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar tidak berubah.
Digester memiliki 5 pisau dangan 1 pisau sebagai pelempar buah atau pendorong,
suhu yang digunakan 900c dengan kapasitas 8000 liter tiap Digester. Setelah proses
pengadukan selesai adonan dimasukan kedalam alat pengepresan 1,2 dan 3
27
(Screwpress) agar minyak keluar dari cangkang dan sabut. Untuk proses pengepresan
diperlukan tambahan panas antara 10-15%, sehingga akan diperoleh minyak kasar
dan ampas serta biji. Tekanan yang digunakan yaitu 47-49 Psi.
Sebelum minyak kasar ditampung pada Crude Palm Oil Tank, harus
dilakukan pemisahan dari kotoran ataupun air sebelum minyak dipompakan menuju
Sand Ttrap Tank untuk memisahkan minyak dengan pasir yang kemudian dilakukan
penyaringan di Vibrating Screen 1,2 dan 3. Dari vibrating screen minyak kemudian
masuk ke Crude Oil Tank dan masuk ke proses klarifikasian.
2.3.6 Stasiun Klarifikasi
Proses pada stasiun klarifikasi terdiri dari beberapa kegiatan seperti proses
penyaringan minyak kasar, pemisahan minyak pada tangki, pengambilan minyak dari
sludge, dan pengurangan kadar air pada minyak.
Adapun prosesnya adalah sebagai berikut:
a. Minyak kasar dari pengepresan dialirkan menujusand trap tank untuk dilakukan
pemisahan minyak dan air berdasarkan perbedaan massa jenis.
b. Minyak kasar kemudian mengalir ke vibrating screen yang mempunyai dua
penyaringan di bagian atas dan bagian bawah. Disini, minyak akan mengalir ke
bawah, sedangkan sludge dan kotoran tersaring kembali menuju ke elevator untuk
dikembalikan ke digester.
c. Minyak kasar mengalir ke crude oil tank .
d. Dari crude oil tank minyak dipompa menujuvertical clarifier tank (VCT).
e. Di dalam VCT minyak kasar diendapkan sehingga minyak dan sludge terpisah.
Minyak yang terpisah mengalir ke pure oil tank, sedangkan sludge menuju ke
28
sludge tank dan di pompa menuju buffer tank selanjutnya sludge dipompa ke
slude drain tank dan minyak dipompa ke separator.
f. Di dalam sludge drain tank sludge di alirkan ke fatpit dan selanjutnya menuju
recovery. Sedangkan minyak dalam separator masuk ke reclamed tankdan
dikembalikan ke VCT.
g. Minyak dalam oil tank. Dialirkan ke vacuum dryer untuk mengurangi kadar air
hingga mencapai standar yang ditetapkan dan disimpan di oil storage tank.
2.3.7 Storage Tank
Storage Tank berfungsi untuk menyimpan sementara minyak produksi yang
dihasilkan sebelum dikirim ke pihak/tempat lain. Hal-hal yang harus diperhatikan
pada storange tank adalah kebersihannya, kondisi steam coil dan temperatur. Storage
tank harus dibersihkan secara terjadwal pada saat pembersihan dan pemeriksaan
kondisi steam coil harus dilakukan secara rutin, karena apabila terjadi kebocoran
pada pipa steam coil dapat mengakibatkan naiknya kadar air pada CPO.
2.3.8 Proses pengolahan inti sawit
1. Cake Breaker Conveyor (CBC)
CBC merupakan suatu screw conveyor namun screwnya dipasang plat persegi
sebagai pelempar fiber dan nut.Ampas dari stasiun press terdiri dari fiber dan nut
yang masih menggumpal masuk ke CBC 1, kemudian CBC 2. CBC berfungsi untuk
mengurai gumpalan fiber dengan nut dan membawanya ke depericarper.
2. Depericarper
29
Depericarper adalah alat untuk memisahkan fiber dengan nut.Fiber dan nut
dari CBC masuk ke separating column. Disini fraksi ringan yang berupa fiber
dihisap dengan fibre cyclone dan di tampung dalam hopper sebagai bahan bakar pada
boiler. Sedangkan fraksi berat berupa nut turun ke bawah masuk ke nut polishing
drum.
3. Nut Polishing Drum
Nut polishing drum berupa drum berlubang-lubang yang berputar. Akibat dari
perputaran ini maka kotoran akan tersaring pada lobang-lobang bagian dalam nut
polishing drum dan terpisah dari nut. Nut jatuh, selanjutnya nut diangkut oleh nut
conveyor ke nut grading dan fibernya terhisap destoner cyclone. Nut yang terbawa ke
atas jatuh kembali di dalam air lock dan di tampung oleh nut elevator untuk dibawa
ke dalam nut bin.
4. Nut Grading
Nut grading merupakan drum yang berlubang-lubang dengan variasi lubang
grading.
5. Nut Bin
Nut Bin berfungsi sebagai tempat penampungan nut, hal ini dilakukan untuk
mengurangi kadar air sehingga lebih mudah dipecah dan inti lepas dari cangkangnya.
6. Ripple Mill
Biji dari nut bin kemudian masuk ke ripple mill untuk dipecah sehingga inti
terpisah dari cangkang. Biji yang masuk melalui rotor yang berputar akan mengalami
gaya sentrifugal sehingga biji keluar dari rotor dan terbanting dengan kuat yang
30
menyebabkan cangkang pecah. Setelah dipecahkan inti masih bercampur dengan
kotoran.
7. Light Tenera Dry Separator (LTDS)
Proses di bagian ini akan terjadi pemisahan dimana fraksi-fraksi yang lebih
ringan akan dihisap oleh LTDS cyclone. Fraksi-fraksi yang ringan di hisap yang
terdiri dari cangkang dan fiber akan di bawa ke shell hopper melalui fibre and shell
conveyor. Inti/kernel dan sebagian cangkang yang belum terpisahkan, dipisahkan lagi
pada clay bath.
8. Clay Bath
Clay bath adalah alat pemisahan inti/kernel dengan cangkang. Proses
pemisahan ini secara basah yang menggunakan larutan CaCO3, abu, dan air dengan
ukuran partikel CaCO3 lolos mesh 400. Clay bath berfungsi sebagai larutan pemisah
antara kernel dan cangkang berdasarkan berat jenis. Berat jenis Kernel = 1,1, berat
jenis CaCO3 = 1,2, dan berat jenis cangkang = 1,3. Fungsi abu yang ditambahkan
adalah untuk menaikkan pH. Bagian yang ringan akan mengapung dan bagian yang
berat akan tenggelam. Inti yang merupakan fraksi ringan akan dibawa ke kernel silo
dryer, sedangkan cangkang akan dibawa ke shell bin sebagai bahan bakar boiler.
9. Kernel Silo Dryer
Inti yang masih mengandung air, perlu dikeringkan sampai kadar air 7%. Inti
yang berasal dari pemisahan di clay bath melalui wet kernel conveyor didistribusikan
ke dalam unit kernel silo driyer untuk dilakukan proses pengeringan. Pada kernel silo
driyer ini inti akan dikeringkan dengan menggunakan udara panas dari heater fan
31
yang dihembuskan ke dalam kernel silo driyer. Pengeringan dilakukan pada
temperatur 60-70oC. Kernel yang telah dikeringkan ini akan di bawa ke bagging
kernel untuk di packing.
2.3.9 Water Treatment Stasiun
Stasiun ini merupakan proses pengolahan air sungai dengan proses sebagai
berikut :
Air yang berasal dari sungai ditampung di waduk. Dimana pH air ini masih bersifat
asam (pH=5). Dari waduk air dipompakan ke dirty tank, kemudian dipompakan lagi
ke clarifier tank. Clarifier tank terdiri dari 3 sekatan yang berfungsi untuk
pengendapan. Terjadi reaksi kimia pada tangki ini yaitu akibat penambahan:
1. Soda Ash, berfungsi untuk menaikkan pH.
2. PAC (Poly Aluminium Chloride) atau tawas, berfungsi untuk mengikat kotoran-
kotoran pada air.
3. Polimer, berfungsi untuk mengendapkan kotoran tersebut.
Setelah kotorannnya terendap, air masuk ke bak water basin dimana terdiri
dari 6 bak yang juga berfungsi untuk pengendapan. Dari bak water basin air
dipompakan ke sand filter untuk menyaring pasir yang masih terikut. Setelah itu air
dipompakan ke domestic tank.
2.3.10 Boiler
Boiler merupakan penghasil uap panas sebagai penggerak turbin dengan
sistem sebagai berikut :
Air dari WTP dipompakan ke feed tank, di feed tank suhu air dipertahankan 90oC
dengan kapasitas 1.800 m3 , kemudian air masuk ke deaerator tank suhu 120
oC.
32
Selanjutnya air dipompakan menuju pipa dibagian atas boiler yang terdapat upper
drum dan little drum sehingga air menjadi steam. Tekanan pada boiler 26-29 bar.
Pada bagian boiler terdapat:
1. Primery forced draft fan, berfungsi untuk meniupkan angin bawah boiler.
2. Secondary forced draft fan, berfungsi untuk meniupkan angin dari samping.
3. Induced draft fan, berfungsi untuk menarik semua debu atau kotoran yang ada di
pipa boiler.
33
BAB III
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
3.1 Deskripsi Kerja
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT. Limpah Sejaheta Kebun
Sei Melayu yang berlangsung selama 2 bulan yaitu dari tanggal 4 Februari-30 Maret
2013. Adapun Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama mengikuti PKL mencakup
di kebun Estate II tepatnya di Afdeling Plasma A.
Minggu pertama tanggal 4-9 Februari 2013.
Aktivitas pertama yangdilakukan di kantor PT. Limpah Sejahtera Kebun Sei
Melayuberupa penjelasan program PKL kepada Manager Kebun Estate II dan
pembagian tugas. Setelah pembagian tugas dan ditempatkan di Afdeling Plasma A
dipandu oleh kerani produksi mengawasi proses pengangkutan buah restan kedalam
truk DT 06 di blok N14 dan O14, dalam proses pengangkutan buah di TPH,
brondolan tidak boleh ada tertinggal karena brondolan yang tertinggal akan
merugikan perusahaan.
Afdeling Plasma A setiap harinya di sibukan dengan proses pemanenan,
sistem pemanenan yang digunakan yaitu sistem ancak tetap. Sistem ancak tetap yaitu
sistem pemanenan dengan setiap pemanen sudah dibagi ancaknya masing-masing
oleh mandor sehingga setiap pemanen hanya boleh memanen ancak tersebut.
Minggu kedua tanggal 11-16 Februari 2013.
34
Kegiatan yang dilakukan pada minggu kedua yaitu mengawas pemanenan
bersama mandor panen,selanjutnya Asisten Afdeling Plasma A menginstruksikan
untuk mengawas proses pengangkutan diblok P11 dan P12, dalam proses
pengangkutan dari TPH ke truk di awasi oleh kerani produksiyang memastikan
pemuat bekerja dengan baik dan tidak ada brondolan tertinggal, selain itu tugas dari
kerani produksi adalah menghitung setiap TBS yang masuk ke truk dan berapa kg
brondolan yang diangkut oleh truk tersebut.
Minggu ketiga tanggal 18-23 Februari 2013.
Minggu ketiga aktivitas yang dilakukan yaitu menghitung kebutuhan titi
panen di Afdeling Plasma A mulai dari blok L9-L17, blok M9-M17, blok N9-N17,
blok O9-O17, dan blok P9-P17. Titi panen merupakan hal yang penting dalam proses
pengangkutan TBS menuju TPH, karena jalan menuju TPH biasanya terdapat parit
sehingga artco tidak bisa lewat. Dari hasil yang didapat rata-rata setiap blok belum
terdapat titi panen yaitu dengan hasil survei kebutuhan titi panen tiap bloknya, untuk
blok L kebutuhan titi panennya adalah sebanyak 58 titi panen, blok M sebanyak 242
titi panen, blok N sebanyak 260 titi panen, blok O sebanyak 191 titi panen, dan blok
P membutuhkan sebanyak 264 titi panen. Jadi jika ditotalkan kebutuhan titi panen di
Afdeling Plasma A yaitu sebanyak 1015 titi panen. Hal ini jelas sangat mengganggu
proses pemanenan terutama pengeluaran buah ke TPH karena terhalang oleh tidak
adanya titi panen.
Minggu ke-empat tanggal 25 Fabruari –2 maret 2013.
Kegiatan di minggu ke-empat dilakukan di kantor Afdeling Plasma A yang di
pandu oleh Asisten Afdeling Plasma A, materi yang di sampaikan adalah tentang
pemeliharaan piringan / pasar pikul dan gawangan yaitu pemakaian supretok, cara
35
aplikasi chemis, alat yang diperlukan, dan kalibrasi herbisida.Kebun Estate II,
pengendalian gulma pada areal tanaman dilakukan secara menyeluruh. Semua areal
disemprot dengan menggunakan supretok.Hal ini dimaksudkan untuk menekan
pertumbuhan gulma pada areal pertanaman.Selain itu, hal ini dimaksudkan untuk
mengusir hewan ternak secara perlahan. Dengan tidak tersedianya rumput sebagai
pakan ternak, dengan sendirinya ternak-ternak tersebut akan pergi dari areal
perkebunan.
Minggu kelima tanggal 4-9 Maret 2013.
Aktivitas pada minggu kelima adalah di Afdeling Plasma A yaitu
pelaksanaan chemis di lapangan yang dipandu oleh Asisten Afdeling A, Mandor I,
dan para karyawan yang ada pada pelaksanaan chemis.Kegiatan yang dilaksanakan
yaitu penyemprotan gulma.
Minggu ke-enam tanggal 11-16 Maret 2013
Aktifitas di minggu ke-enam dilakukan di kantor Afdeling Plasma A dipandu
oleh krani panen. Materi yang disampaikan tentang administrasi sistem panen yaitu
pengawas biaya berupa formulir administrasi, organisasi panen, rotasi panen, dan
pengawasan dan denda panen. Kegiatan dilanjutkan di lapangan yang dipandu oleh
mandor panen, kegiatan yang dilakukan yaitu mengawas pelaksanaan panen, alat
panen, dan cara panen pada TM, untuk memanen seluruh buah yang sudah matang
panen dengan mutu yang baik, sehingga potensi produksi minyak dan inti sawit
maksimal dapat dicapai hal ini merupakan tujuan panen. Oleh karena itu bila terjadi
ada buah matang yang tidak terpanen, mutu buah yang tidak sesuai dengan kriteria
matang panen dan buah yang dipanen tidak dapat segera dikirim ke
pabrik,akansegera dicari solusinya. Agar sistem panen dapat dilakukan lebih efektif
36
perlu dibuat uraian tanggungjawab yang jelas terhadap pemanen dan petugas yang
berkaitan dengan pelaksanaan panen. Masing-masing petugas tersebut diberikan
wewenang oleh Manager untuk memberikan denda kepada bawahannya bila
bawahannya melakukan kesalahan dalam pengawasan/sortasi. Bila ternyata masih
sering ada buah yang lolos tidak disortasi di TPH dan dijumpai di loading ramp,
Manajer bisa langsung melakukan sortasi TPH dengan konsekuensi seluruh petugas
tersebut dikenakan denda.
Minggu ketujuh 18-23 Maret 2013.
Aktivitas yangdilakukan pada minggu ketujuh adalah di Pabrik Kelapa Sawit
(PKS) PT. Limpah Sejahtera, kegiatan yang dilakukan adalah perkenalan dengan
Mill Manager Bapak Wilson Pangaribuan dan Asisten Kepala PKS PT. Limpah
Sejahtera serta diskusi tentang pengolahan kelapa sawit. Kegiatan dilanjutkan dengan
melihat secara langsung proses pengolahan kelapa sawit hingga menjadi CPO.
Minggu kedelapan 25-30 Maret 2013.
Minggu kedelapan kegiatan yang dilakukan yaitu mempelajari tentang
jembatan timbang di PKS PT. Limpah Sejahtera, diketahui PT. Limpah Sejahtera
memiliki dua jembatan timbang jenis timbangan yang digunakan yaitu Indo Dacin
dengan kapasitas 60 ton. Jembatan timbang nomor 1 digunakan untuk menimbang
bahan selain TBS seperti penimbangan janjang kosong, kernel, dan CPO dll.
Sedangkan timbangan nomor 2 digunakan untuk menimbang TBS. Setelah dari
jembatan timbang Asisten menginstruksikan untuk menuju stasiun loading ramp,
PKS PT. Limpah Sejahtera memiliki 18 pintu loading ramp dengan kapasitas 400 ton
dan tingkat kemiringan 450. Sortasi dilakukan agar buah yang akan diolah terhindar
dari buah busuk, janjangan kosong, buah abnormal, dll. Kegiatan selanjutnya yaitu
37
mendalami proses pengolahan TBS menjadi CPO dan inti sawit.Setelah itu Asisten
mewajibkan untuk membuat laporan selama di PKS PT. Limpah Sejahtera dan
dilakukan ujian tertulis serta presentasi sebagai acuan dalam pengisian Form
penilaian. Kegiatan terakhir di PKS PT. Limpah Sejahtera yaitu mengurus
administrasi dan pengumpulan laporan.
3.2 Sistem Penugasan
Selama melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Limpah Sejahtera
(PT. LS) dari tanggal 04 Februari sampai 13 Maret 2013 yang ditempatkan di Estate
2 tepatnya di Afdeling Plasma A. Kedatangan penulis di Estate 2 disambut hangat
oleh Manager Kebun Estate 2 yaitu Bapak Sugianto yang selanjutnya beliau memberi
pengarahan agar selama melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) tidak melanggar
aturan-atutran perusahaan, selain itu beliau juga mengingatkan agar selalu bertanya
kerena menurut beliau apa yang dipelajari dari teori tidak selalu sama dengan
kenyataan yang terjadi dilapangan
Kegiatan rutin di Estate 2 setiap hari terkecuali hari libur diadakan upacara
pagi, untuk hari senin yang melaksanakan upacara adalah para Manager kebun,
Asisten kepala(askep), dan Asisten kebun yang dipimpin langsung oleh Group
Manager(GM). Sedangkan hari selasa dilakukan upacara estaste yang di ikuti oleh
mandor, mandor 1, asisten kebun, kerani, dan asisten kepala yang dipimpin oleh
manager kebun. Untuk hari rabu sampai sabtu dilakukan upacara Afdeling yang
dipimpin oleh asisten kebun. Selama 1 bulan 2 minggu di Afdeling Plasma A banyak
pelajaran yang di dapat. Afdeling Plasma A memiliki 40 blok yaitu :
1. Blok L mulai dari L9-L17.
38
2. Blok M mulai dari M9-M17.
3. Blok N mulai dari N9-N17.
4. Blok O mulai dari O9-O17.
5. Blok P mulai dari P9-P17.
Pusingan panen yang digunakan di Plasma A yaitu sistim 6/7 maksudnya
adalah 6 hari kerja dalam satu minggu, alasan menggunakan pusingan ini karena
sesuai dengan matang buah. Buah di Afdeling Plasma A memiliki Berat Janjang
Rata-rata(BJR) yaitu 3,5 kg dengan tahun tanam 2009, buah yang siap dipanen
minimal buah sudah membrondol 2 brondolan/kg jadi untuk Afdeling Plasma A
minimal buah sudah membrondol 7 brondolan.
Biasanya sebelum pemanenan buah dilakukan, satu orang pemanen
membacakan 7 sapta panen dan di ikuti oleh pemanen lain, 7 sapta panen tersebut
yaitu :
1. Buah matang dipanen semua.
2. Buah mentah 0%.
3. Brondolan dikutip semua.
4. Buah di susun rapi di tempat pemungutan hasil (TPH).
5. Pelepah di susun rapi di gawangan mati.
6. Pelepah sengkleh tidak ada.
7. Administrasi di isi tepat waktu.
Pemanen selalu di ingatkan oleh mandornya masing-masing agar di tempat
pemungutan hasil (TPH) tidak ada tangkai panjang, karena tangkai panjang akan
menyerap minyak saat proses pengolahan di stasiun perebusan.Setelah beberapa
39
minggu belajar tentang panen bersama Asisten Afdeling Plasma A, aktivitas
selanjutnya mempelajari tentang sanitasi yang dibimbing oleh mandor perawatan
untuk mempelajari tentang sistem penanaman, sistem penanaman yang digunakan
adalah mata lima dengan jarak tanam 8,77 m dan jarak antar barisan 7,6 m. Alasan
PT. Limpah Sejahtera menggunakan sistem tanam mata lima yaitu agar setiap
tanaman kelapa sawit mendapat cahaya matahari merata.
Beberapa hari mempelajari tentang perawatan selanjutnya Praktek Kerja
Lapangan (PKL) dilakukandi PKS PT. Limpah Sejahtera tanggal 14-30 Maret 2013.
Hari pertama di PKS PT. Limpah Sejahtera yaitu pengarahan dari Manager Pabrik
Kelapa Sawit PT. Limpah Sejahtera agar mengutamakan keselamatan. Setelah itu
perkenalan dengan Asisten Kepala yang sekaligus pembimbing selama melakukan
Praktik Kerja Lapangan di Pabrik PT. Limpah Sejahteta. Selama kurang lebih 2
minggu di Pabrik PT. Limpah Sejahtera yang dipelajari yaitu bagaimana pengolahan
Kelapa sawit mulai dari Jembatan Timbang hingga buah Kelapa sawit menjadi Crude
Palm Oil (CPO) dan inti/ kernel. Satu minggu mempelajari tentang proses
selanjutnya Asisten mewajibkan membuat laporan serta ujian tertulis dan presentasi
sebagai acuan perusahaan untuk mengisi form penilaian. Hari terakhir di PKS PT.
Limpah Sejahtera digunakan untuk menyelesaikan administrasi dan mengumpulkan
laporan.
40
BAB IV
TUGAS KHUSUS
PENGARUH KUALITAS BUAH TERHADAP
ASAM LEMAK BEBAS (ALB)
4.1 Latar Belakang Masalah
Pengolahan kelapa sawit merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang diperoleh ialah
minyak sawit dan inti sawit. Pabrik kelapa sawit (PKS) dalam konteks industri
kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit ekstraksi crude palm oil (CPO) dan
inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa sawit PKS merupakan unit
pengolahan paling hulu dalam industri pengolahan kelapa sawit dan merupakan titik
kritis dalam alur hidup ekonomi buah kelapa sawit khususnya dan industri kelapa
sawit umumnya (Loebis, 1998).
Tandan buah segar (TBS) merupakan produk utama kebun kelapa sawit dan
bahan baku utama PKS. Rendemen dan mutu produk hasil dari PKS tergantung
kepada mutu TBS, proses pengolahan hanyalah dapat meminimalisasi penurunan
mutu. Faktor yang mempengaruhi mutu TBS yaitu sistem sortasi di loading ramp,
tipe tanaman, umur tanaman, dan teknik panen serta transportasi.
Grading adalah suatu kegiatan penyortiran tandan buah segar sebagai salah
satu kendali mutu CPO yang akan dihasilkan baik dari segi kuantitas dan kualitas.
Grading menjadi salah satu bagian dalam alur pengolahan TBS menjadi CPO dimana
kegiatan grading memilki beberapa fungsi antara lain :
41
a. Untuk mengetahui kualitas dari TBS yang masuk ke pabrik dan sebagai laporan
balik ke estate (kebun) akan kualitas dari TBS yang di kirim.
b. Sebagai salah satu parameter yang akan mempengaruhi rendemen/OER (oil
extrasion rendemen) di pabrik, dan kualitas minyak yang akan dihasilkan.
c. Acuan pembayaran TBS ke pihak 3.
Kegiatan grading dilakukan pada stasiun loading ramp dengan penyortiran
tandan buah segar sesuai dengan kriteria dan standar grading yang telah ditentukan.
Adapun standart grading buah yang dilakukan antara lain : buah mentah (unripe),
buah mengkal (under ripe), buah matang (ripe), buah terlalu matang (over ripe),
tangkai panjang (long stalk), buah-buah abnormal (buah parthenoc arpic), janjang
kosong (empty bunch), sampah (dirt) dan brondolan.
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak
terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan
oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak
sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-
faktor panas, air, keasaman, dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini
berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang terbentu(Anonim, 2006).
Kadar Asam Lemak Bebas yang memenuhi standart mutu PKS PT. Limpah
Sejahtera yaitu maksimal 4% , sedangkan kenyataan yang ada kadar Asam Lemak
Bebas di Pabrik Kelapa Sawit PT. Limpah Sejahtera yaitu >4 %. Meningkatnya
Asam Lemak Bebas salah satunya disebabkan karena pengaruh pelukaan buah dan
tingkat kematangan buah.
42
4.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari tugas khusus ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh kondisi dan tingkat kematangan buah terhadap Asam Lemak
Bebas (ALB).
4.3 Permasalahan
Masalah dalam tugas khusus ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh buah dan kondisi buah terhadap Asam Lemak Bebas ?
4.4 Pembahasan/ Problem Solving
Loading ramp berfungsi sebagai tempat penimbunan/pengumpulan sementara
dan penyortiran kualitas buah sawit dari kebun sendiri atau buah sawit pembelian
dari petani sebelum buah sawit diolah. Dengan adanya stok bahan baku di loading
ramp tentu akan menjamin kelanjutan proses pengolahan walaupun buah sawit yang
dikirim dari lapangan tidak konstan.Loading ramp menjadi tempat pertama buah
sawit diperlakukan secara fisik, sehingga perlakuan yang kasar akan merusak lapisan
paling luar buah sawit, padahal lapisan paling luar inilah kandungan minyak paling
tinggi.
Buah KUD yang akan disortasi dituang dilantailoading ramp, dipilih dan
dipilah atas fraksi 0 sampai fraksi 5, brondolan, tangkai panjang >3 cm, dan TBS
dipisahkan sedangkan untuk buah abnormal, janjang kosong, dan buah busuk
dikembalikan,jenis buah pada umumnya adalah jenis Tenera.
Grading adalah suatu kegiatan penyortiran tandan buah segar sebagai salah
satu kendali mutu CPO yang akan dihasilkan baik dari segi kuantitas dan kualitas.
Salah satu permasalahan yang timbul yaitu meningkatnya Asam Lemak Bebas
43
(ALB) yang disebabkan karena TBS yang kurang bersih/ kotor, banyaknya buah
lewat matang dan buah restan lebih dari 24 jam di loading ramp, serta banyaknya
buah luka baik saat proses grading ataupun saat buah di dorong masuk ke loading
ramp menggunakan loader buah kelapa sawit terbanting bunket loader sehingga
buah bebenturan dan menyebabkan luka mekanis( Anonim, 2006).
Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) pada CPO produksi tanggal 14 maret 2013
di PT. Limpah Sejahtera adalah 4,56 %, sedangkan standar perusahaan adalah 4 %.
Pabrik PT. Limpah Sejahtera menerima buah dari KUD dikarenakan buah dari kebun
PT. Limpah Sejatera belum berproduksi secara maksimal. Setelah dilakukan
pengamatan ternyata buah KUD memiliki beberapa permasalahan antara lain:
1. Masih adanya buah KUD yang restan lebih dari 24 jam.
2. Presentasi buah luka tinggi.
3. Buah busuk yang terkadang luput dari sortasi.
Buah kelapa sawit yang sudah restan lebih dari 24 jam memiliki kandungan
ALB yang tinggi di karenakan terjadinya proses oksidasi didalam buah. Untuk
menghindari hal tersebut bisa dilakukan dengan pengangkutan buah yang lebih cepat
menuju PKS sehingga tidak ada buah yang restan di lapangan. Namun jika buah
restan sudah terbawa ke Pabrik Kelapa Sawit bisa di lakukan penanganan dengan
memisahkan buah yang restan dan buah yang segar dan untuk pengolahan
diprioritaskan buah yang segar dahulu agar mesin pengolahan tidak terkontaminasi
asam lemak bebas tinggi dari buah restan. Buah kelapa sawit yang restan dapat
diketahui dari tangkainya, apabila pori-pori pada tangkai sudah membesar, warna
kusam dan tangkai mengering berarti buah tersebut termasuk buah restan.
44
Tingkat pelukaan buah sangat berpengaruh terhadap proses hidrolisis karena
akan membantu terjadinya kontak antara enzim dan minyak. Hal ini karena posisi
enzim lipase pada buah sawit belum diketahui secara pasti, sehingga untuk mengatasi
presentasi buah luka agar tidak semakin bertambah setelah buah di loading ramp
yaitu dengan cara buah yang sudah masuk di lantai loading ramp dan sudah selesai
di grading sebaiknya langsung didorong ke veron sebelum buah semakin menumpuk.
Karena saat buah semakin menumpuk loader yang mendorong buah ke veron akan
melakukan beberapa kali dorongan sehingga buah terkena bunket loader dan saat
buah jatuh ke veron otomatis buah akan berbenturan sehingga akan mengakibatkan
luka mekanis pada buah.
Selain itu proses penurunan buah yang terlalu cepat menyebabkan buah
busuk, janjang kosong, dan buah abnormal tidak terpantau sehingga buah tersebut
masuk dalam proses pengolahan. Buah busuk dan janjang kosong memiliki
kandungan minyak yang cukup tinggi namun dengan tingkat asam lemak bebas yang
tinggi pula. Dengan semakin tingginya kadar minyak pada buah maka proses
hidrolisis secara enzimatis akan semakin cepat terjadi, sehingga perolehan asam
lemak bebas akan lebih tinggi. Untuk menghinadari masuknya buah busuk ke
loading ramp maka perlu ditingkatkan dalam melakukan sortasi buah.
4.5 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
tingginya Asam Lemak Bebas salah satunya dipengaruhi oleh kondisi buah dan
tingkat kematangan buah.
45
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan di lakukan di PT. Limpah
sejahtera yang bertempat di kecamatan Sei Melayu, Kabupaten Ketapang Provinsi
Kalimantan Barat dapat disimpulkan sabagai berikut :
1. Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan di PT. Limpah Sejahtera telah
membuat penulis banyak mengetahui berbagai macam kegiatan yang dilakukan,
mulai dari pemanenan sampai dengan proses pengolahan TBS menjadi CPO dan
kernel.
2. Pengolahan kelapa sawit menjadi CPO akan dipengaruhi kualitasnya oleh dua
faktor, yaitu jenis kelapa sawit, kondisi TBS, tingkat kematangan TBS, jarak dan
waktu panen TBS sampai diolah) dan proses pengolahan di pabrik.
5.2 Saran
Saran untuk kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang akan datang agar
lebih baik yaitu sebagai berikut:
1. Sebaiknya Mahasiswa yang berangkatPKL ke perusahaan didampingi oleh
perwakilan dari salah satu dosen agar maksud dan tujuan mahasiswa PKL di
perusahaan tersebut lebih jelas.
2. Sebaiknya penyerahan proposal PKL kepada perusahaan dilakukan minimal satu
bulan sebelum dilaksanakannya PKL.
46
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006. Pengaruh Kematangan dan Pelukaan Buah Terhadap Asam
Lemak Bebas.http//:www.habibiezone.wordpress.com/pasca-panen-dan-
standar-produksi-kelapa-sawit.htm Diakses tanggal 7 April 2013.
Fauzi, Y.,Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa, R. Hartono, 2002. Kelapa Sawit Edisi
Revisi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Hadi, N. M., 2004. Teknik Berkebun Kelapa Sawit. Karya Nusa, Yogyakarta.
Loebis, B., 1998. Produksi Sawit Sebagai Bahan Industri. Buletin Perkebunan,
Jakarta.
Lubis, A.U., 2009. Kelapa Sawit di Indonesia. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Naibaho, Ponten M. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat penelitian
Kelapa Sawit, Medan.
Sianturi, H. S. D., 1991. Budidaya Kelapa Sawit. Fakultas Pertanian USU, Medan.
47
LAMPIRAN
48
Lampiran 1. Lembar Asistensi/ Bimbingan
49
Lampiran 2. Daftar Hadir Praktek Kerja Lapangan
50
Lampiran 3. Laporan Mingguan Praktek Kerja Lapangan
51
52
53
54
55
56
57
Recommended