View
240
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 1/26
1
I. Pendahuluan
Perkembangan paru janin adalah suatu waktu dimana terjadi suatu transisi untuk
bernafas udara pada saat aterm.1 Paru merupakan organ utama dari sistem
respirasi dan terdapat percabangan jalan nafas yang menjadi lebih pendek, lebar,
dan berpenetrasi ke dalam paru. Struktur trakeobronkial terdiri dari tiga tipe utama
jalan nafas yaitu kartilago bronkiolus, membranous cartilage, dan bronkiolus
respiratorius.2 Jalan nafas atas dan bronkiolus terminalis sebagai tempat jalannya
gas, dimana bronkiolus respiratorius dan ductus alveoli sebagai tempat konduksi
dan pertukaran gas.2 ikarenakan ukuran yang kecil dan compliance yang tinggi,
distal dari jalan nafas sangat mudah menjadi tidak stabil dan mudah menutup pada
volume paru.2
!ntuk mencegah struktur paru dari collapse "atelektasis#, sel alveolar epitel
akan mensekresi surfaktan pulmoner yang terdistribusi ke lapisan cairan
permukaan dari distal epitel paru. Surfaktan fungsional akan mengurangi tegangan
permukaan dan menjaga patensi dari jalan nafas dan volume alveoli paru.2
Perkembangan organ kompleks dapat diinterupsi atau terganggu oleh
abnormalitas kehamilan secara primer berhubungan dengan prematuritas. $kibat
dari kehamilan yang berhubungan dengan abnormalitas dari perkembangan paru
dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan dari probabilitas fungsi paru
yang baik saat melahirkan. %linisi mempunyai sejumlah pengobatan untuk
meningkatkan fungsi paru setelah persalinan abnormal, maka dari itu fungsi paru
tidak lagi membatasi tingkat kehidupan dari kebanyakan bayi premature.1
%eberhasilan dari pengobatan perinatal termasuk penggunaan kortikosteroid
antenatal untuk menurunkan insidens dari Respiratory Distress Syndrome "&S#,
pengobatan surfaktan untuk &S, dan peningkatan strategi perawatan proses
respirasi. %eberhasilan ini berasal dari penelitian perkembangan dan maturasi
paru dimulai dengan korelasi penurunan level surfaktan dengan gagal nafas pada
janin preterm oleh $very dan 'ead pada tahun 1()(.* %euntungan klinis utama
yang dikembangkan oleh +luck dan kawankawan pada tahun 1(-1 dari ratio
lecithin terhadap sphinomyelin menggunakan cairan amnion untuk memprediksi
risiko &S pada janin preterm. %omponen surfaktan lain, fosfatidilgliserol,
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 2/26
2
kemudian dikembangkan untuk melihat maturitas paru. /anyak peneliti kemudian
mengembangkan surfaktan untuk pengobatan &S dan penyakit paru neonatus
lainnya.1
II. Perkembangan Paru Normal
A. Fase Embrionik (3 – 7 minggu setelah konsepsi)1
Primordium paru muncul sebagai perkembangan dari endoderm foregut
sekitar 22 hari setelah konsepsi. Tunas paru muncul setelah 20 hari dan
berkembang menjadi surfaktan mesenkim mengelilingi foregut secara pararel
terhadap esophagus primitif. unas paruturunan sel epitel membentuk tubulus
yang mengalami bifurkasi pada hari 2 menjadi bronkus utama kanan dan
kiri, dan percabangan berlanjut dengan inisiasi dari perkembangan pembuluh
darah paru. Pada saat akhir fase embryonik, pemisahan dari trakea dan
esophagus sempurna, dengan hubungan pembuluh darah antara atrium kanan
dan kiri. 3aktor transkripsi dan sinyal molekul meregulasi proses ini, juga
diidentifikasi dengan system model transgenic dan system lainnya. elesi dari
fibroblast growth factor-10 "3+314# atau delesi dari zinc finger DNA-binding
proteins +li2 dan +li* akan mengganggu perkembangan trakea. %ekurangan
asam retinoat dapat mengganggu morfogenesis awal dari percabangan paru,
sama halnya dengan delesi dari reseptor asam retinoat. Sinyal dari asam
retinoat meregulasi dari ekspresi spatial dan temporal dari gen homeobo5
"678# pada embryonik paru. $nggota keluarga 3+3 bekerja melalui reseptor
3+3 spesifik juga memodulasi percabangan pernafasan, seperti diperlihatkan
dengan abnormalitas oleh abnormalitas struktur yang berasal dari kerusakan
persinyalan atau delesi. $bnormalitas dari perkembangan paru pada fase
embryonik berasal dari esophageal dan trakeal, fistula tracheal esophageal,
agenesis pulmo, dan kerusakan pada lobus paru.
. Fase Pseudoglandular (! sampai 17 minggu)1
Periode pseudoglandular mempunyai karakteristik dengan pembagian
progressif dari 1) sampai 24 generasi dari jalan nafas, tergantung dari panjang
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 3/26
3
segmen jalan nafas dan posisi lobar. Perkembangan jalan nafas sejajar dengan
sel kuboid simpleks yang berisi jumlah besar dari glikogen. Sel epitel
berdiferensiasi secara sentrifugal, maka distal tubulus sejajar dengan sel yang
tidak berdifferensiasi dengan progresifitas yang berbeda dari pro5imal sampai
distal dari jalan nafas.
$rteri pulmonalis berkembang menjadi konjungsi dari jalan nafas dan
prinsip dari arteri nampak pada usia gestasi 1 minggu. 'ikrovaskular dari
paru berkembang mesenkim sekitar jalan nafas yang berkembang dengan
proses angiogenesis dan vaskulogenesis. Proses ini berada di bawah kontrol
faktor seperti ascular !ndothelial "rowth #actor "9:+3#. 9ena pulmonalis
berkembang secara pararel dengan angiogenesis dan vaskulogenesis, tetapi
dengan pola demarkasi yang berbeda pada segmen dan subsegmen dari paru.
Pada akhir fase pseudoglandular, jalan nafas, arteri, dan vena berkembang
sesuai pola yang ditemukan pada dewasa. iafragma membelah dari dada
sampai ke abdomen selama fase perkembangan paru ini, dan kegagalan dari
penutupan diafragma berakibat pada hernia diafragmatika dan hipoplasia
paru.1
". Fase #anali$ular (1% sampai &% minggu setelah konsepsi)1
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 4/26
4
3ase kanalikular menggambarkan transformasi dari paru yang previabel
menjadi paru yang viable yang dapat melakukan pertukaran gas
'ambar 1. Perkembangan morologi dari paru manusia. kematik me*akili
perkembangan dari ase. +, +erminal bronkiale.
ikutip dari Jobe1
+abel 1 Perkembangan paru pada etus manusia
3ase
perkembangan
!sia 3etus
"'inggu#
+ambaran struktur &egulasi perkembangan
paru dan differensiasi
$bnormalitas
:mbryonik *- 3ormasi paru tunas,
trakea, bronkus
lobaris dan
segmental
31, 3+314,
+ligenes, asam retinoat,
gen 678
3istula
trakeoesofagus,
agenesis paru,
kerusakan lobus
Pseudo
glandular
)1- /ronkus
subsegmental,
bronkus terminal,
kelenjar mukus,
otot polos,
kartilago, pembuluh
darah awal, dan
diferensiasi epitel,
formasi diafragma
31,
3+3s,378a1;a2,+3
β , 9:+3
Sekuestrasi,
malformasi
adenomatoid
kistik,
limfangiektasis,
hernia diafragma
kongenital
%analikular 1020 /ronkiolus
respiratori, sakul
asinar, penebalan
dari epitel kapiler,
sel epitel tipe 1 dan
+lukokortikoid, 9:+3 6ipoplasi paru,
kapileralveolus
dysplasia
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 5/26
5
2
Sakular 20*0 Pembagian dari
sakul asinar,
ekspansi
mikrovaskular,
peningkatan pada
area permukaan
pertukaran gas
+lukokortikoid, 9:+3 6ipoplasia paru,
hipertensi
pulmonum
$lveolar *2 sampai
dewasa
Septa dari alveoli,
maturasi dari sel
tipe 2, surfaktan
:lastin, glukokortikoid,
asam retinoat, mediator
inflamasi
SP/, SP<, dan
$/<$*,
defisiensi
trasporter,
hipertensi
pulmonum
ikutip dari Jobe1
$da * kejadian utama selama fase ini yaitu munculnya asinus,
perkembangan dari barrier udaradarah yang potensial, dan differensiasi sel
epitel dengan munculnya sintesis surfaktan yang dikenali oleh sel epitel tipe 2.
istal dari asinus jalan nafas berawal dari sebuah bronkus terminalis.
Perkembangan awal adalah fase penting pertama dari perkembangan
pertukaran udara pada permukaan paru. Pembuluh darah mesenkim yang
menyelimuti jalan nafas menjadi lebih bervaskular dan sejajar dengan sel
epitel jalan nafas. %apilerkapiler awalnya adalah dua buah jaringan kapiler
diantara ruang udara kedepan. %apilerkapiler ini kemudian bergabung
membentuk suatu kapiler single diantara permukaan pertukaran gas kedepan.
Jika dua jaringan kapiler tidak bergabung, bayi akan mengalami hypo5emia
berat dan kapileralveolar dysplasia pada penemuan histoplatologi. engan
aposisi pembuluh darah secara dekat menuju dinding sakular dan involusi dari
mesenkim, membran pernafasan kapileralveoli mulai terbentuk pada minggu
ke 21. otal permukaan area yang ditempati oleh barrier dari udaradarah
meningkat secara eksponensial melalui fase kanalikular, dengan jatuhnya
resultan dari ketebalan dinding ratarata dan dengan meningkatnya potensiasi
untuk pertukaran gas. ifferensiasi dari sel epitel mempunyai karakteristik
penebalan dari proksimal sampai distal sel epitel dengan transformasi dari sel
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 6/26
6
kuboid menjadi sel tebal dengan tabung yang luas. abung tumbuh baik dari
segi panjang dan lebar dengan atuneasi ke mesenkim, yang mana bervaskular
secara simultan. Setelah usia gestasi 24 minggu pada fetus manusia, sel tipe 2
yang imatur berisi glikogen mulai mempunyai tubuh lamellar pada sitoplasma,
yang mengindikasi produksi surfaktan.1
-. Fase akular (inggu &/ sampai 3% setelah konsepsi)1
3ase sakular adalah periode perkembangan paru ketika fetus preterm
berpotensial viable untuk dilahirkan. Sakus adalah elemen struktur terminal
dari paru janin, yang mana terbagi atau bersepta melalui tiga generasi dengan
formasi dari bronkiolus respirasi, dan tiga generasi kedepannya membentuk
ductus alveolus sebelum berinisiasi dengan septa sekunder dari sakus menjadi
alveoli. Selama fase sakular ini perkembangan paru, jumlah jarak paru
meningkat sekitar 0).444 pada 1 minggu menjadi juta pada *2 sampai *0
minggu usia gestasi "+ambar 2#. 'icrovaskular paru terus meningkat, sama
hal nya pertukaran gas pada permukaan paru. Paru janin sangat sensitif
terhadap pengobatan glukokortikoid ibu dan dapat merespon dengan
peningkatan sintesis surfaktan dan atenuasi mesenkim. Paru juga sensitif
dengan perkembangan dari hypoplasia paru. Septa sakus dan vaskularisasi
berhubungan dengan fase kritis dari perkembangan paru yang mana dapat
dipengaruhi oleh abnormalitas kehamilan dan dapat mempengaruhi fungsi
paru pada kelahiran preterm.1
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 7/26
7
'ambar &. Per$abangan 0alan naas, usia etus, dan struktur distal selama
perkembangan paru.
ikutip dari Jobe1
E. Fase Aleolar1
$lveolarisasi dimulai pada *2 sampai *0 minggu dari sakus terminal dengan
munculnya septa yang berisi kapiler, fiber elastin, dan fiber kolagen. $lveoli
baru secara cepat bersepta untuk menghasilkan 144 juta alveoli pada saat
aterm dan sekitar )44 juta alveoli pada manusia dewasa. %ecepatan
pembentukan alveoli maksimal pada usia gestasi *0 minggu dan beberapa bulan setelah kelahiran, dan terus meningkat secara perlahan saat masa kanak
kanak. %onsep penting bahwa perkembangan alveoli dimulai pada fase akhir
perkembangan fetus dan terus berkembang sampai setelah pelahiran pada
manusia. Proses septasi dari alveoli memerlukan fiber elastin untuk tunas dari
membrane respirasi kapileralveoli distal dengan jaringan double kapiler untuk
membentuk septa baru. oubel kapiler kemudian menjadi kapiler tunggal
dengan pengurangan dari mesenkim untuk membentuk membrane kapiler
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 8/26
8
alveoli yang baru dan tebal. Proses ini memerlukan elastin, kolagen, dan
regulasi ekstraseluler matri5 dengan #ibroblast "rowth #actor dan reseptor
dan faktor transkripsi seperti 378$2, 31, dan +$$0. Perkembangan paru
dari elemen regulasi yang sangat penting untuk perkembangan paru secara
embryonik dan kanalikuler juga penting selama perkembangan paru terminal.
engan septasi alveoli, walaupun dengan cara dan lokasi yang berbeda.
Sistem surfaktan sangat matur pada gestasi akhir karena kecukupan
surfaktan sangat penting untuk keberlangsungan hidup bayi baru lahir.
'aturasi surfaktan sempurna pada sakular paru, seperti alveolarisasi yang
muncul setelah kelahiran. Pada model tikus, baik kedua ibu dan fetus sama
berkontribusi untuk sinkronisasi dengan maturasi paru pada saat kelahiran
aterm. $bnormalitas kelainan genetik dari surfaktan dapat bermanifestasi
sebagai &S setelah kelahiran aterm dikarenakan adaptasi respirasi yang
jelek. 6al ini termasuk abnormalitas pada protein surfaktan "SPs# SP/ dan
SP< dan transporter intraseluler $/<$* yang integral dengan simpanan
surfaktan pada tubuh lamellar.1,( idak ada informasi pada manusia mengenai
variabilitas dari waktu individu untuk fase perkembangan paru pada populasi.
F. "airan Paru Fetus
Jalan nafas fetus dipenuhi dengan cairan sampai kelahiran dan inisiasi dari
ventilasi. =nformasi kuantitatif mengenai cairan paru janin telah datang dari
penelitian fetus lembu> sonografi dan patologi yang berkorelasi tersedia pada
manusia. Paru fetus yang mendekati aterm berisi cukup cairan untuk menjaga
jalan nafas berekspansi mendekati 2)m?;kg berat badan, yang mana sama
dengan kapasitas residu fungsional ketika bernafas berlangsung. %omposisi
dari cairan paru janin sangat unik secara relatif terhadap cairan fetus lainnya.
%onten dari %lorida tinggi, kadar bicarbonate yang rendah, dan kadar protein
yang rendah karena epitel fetal secara esensial tidak permeable terhadap
protein. ranspor aktif klorida oleh sel epitel dengan pergerakan air secara
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 9/26
9
pasif menyebabkan produksi sampai ) m?;kg;jam cairan paru fetus pada
usia gestasi akhir. Produksi netto dari cairan paru fetus sekitar 44m?;hari
untuk kg fetus domba. Pada manusia, sekitar separuh cairan ditelan dan
separuhnya bercampur dengan cairan amnion saat pernafasan fetus. ekanan
pada trakea fetus mencapai sekitar 2 mm6g pada cairan amnion menghasilkan
suatu aliran yang resisten untuk menjaga volume cairan paru. Sekresi dari
cairan paru fetus secara primer adalah suatu fungsi metabolik intrinsik dari
perkembangan alveolus dan epitel jalan nafas, karena perubahan pada tekanan
hidrostatik vaskular, tekanan trakea, dan pergerakan pernafasan fetus tidak
mempunyai akibat besar pada produksi cairan fetus paru.1
@alaupun cairan fetus paru sangat penting untuk perkembangan normal
paru, klearens biasanya penting untuk adaptasi normal respirasi neonatus.
Produksi cairan paru fetus dapat berhenti secara sempurna dan absorbsi cairan
berinisiasi pada fetus domba cukup bulan dengan infus epinefrin yang
diberikan menjelang proses persalinan. Perubahan respon epinefrin pada epitel
udara dari sekresi cairan terhadap absorbsi cairan ditemukan absent pada
domba preterm, tetapi hal ini dapat diinduksi oleh pemberian kortisol jangka
pendek dan infus triiodotironin. 'aka dari itu, pembersihan dari cairan fetus
paru sangat tergantung pada maturasi dan dapat diinduksi. Pada babi +uinea
aterm, inhibisi dari fungsi saluran natrium dapat menghambat fungsi klearens
dari cairan dan dapat menyebabkan distress pernafasan, menunjukkan bahwa
transport natrium sangat penting untuk klearens dari cairan jalan nafas setelah
kelahiran.1
Pada fetus domba, volume cairan paru berkurang pada hari tepat sebelum
proses persalinan sekita 0)A dari volume maksimal selama kehidupan fetus.
Selama fase aktif persalinan dan persalinan, sekitar *4A cairan dibersihkan
dari jalan nafas dan alveoli, menyisalan sekitar *)A dari cairan paru fetus
untuk diabsorpsi dan dibersihkan dari paruparu saat bernafas. %ebanyakan
dari cairan bergerak secara cepat ke interstitial dan bergerak secara langsung
ke vascular paru, dengan klearens kurang dari 24A dari cairan limpe
paru.%learens cairan dari interstitial dapat terjadi beberapa jam; Pre
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 10/26
10
persalinan, persalinan, dan kelahiran adalah regulasi penting dari jumlah
cairan yang akan ada pada saat bernafas udara. 9olume cairan alveoli pada
pernafasan normal udara sekitar 4.* m?;kg.1
III. Eek Fisologis uraktan terhadap Paru 2anin
A. #omposisi uraktan
Surfaktan pada paru semua spesies mamalia sekitar -4A sampai 4A
fosfolipid, sekitar A lipid netral, kolesterol primer "+ambar *#.1,2,0,- Spesies
fosfatidilkolin dari fosfolipid berkontribusi sekitar -4A dari berat surfaktan.
%omposisi dari fosfolipid pada surfaktan berbeda dengan komposisi lemak
dari jaringan paru atau organ lainnya. Sekitar )4A dari spesies fosfatidilkolin
bersaturasi, asam lemak mengalami esterifikasi menjadi bac$bone
gliserolfosfokoline adalah 10carbon asam lemak asam palmitik yang
bersaturasi. 3osfatidilkolin yang bersaturasi adalah prinsip permukaan
komponen aktif dari surfaktan. $sam fosfolipid fosfatidilgliserol sekitar A
sampai 1)A dari fosfolipid surfaktan dari berbagai spesies. %omposisi
fosfolipid pada kompleks lipoprotein surfaktan selama usia gestasi akhir.
3osfolipid surfaktan dari fetus imatur atau bayi baru lahir berisi
fosfatidillinositol, dan jumlah ini berkurang ketika fosfatidilgliserol muncul
dengan maturitas paru. @alaupun fosfatidilgliserol adalah marker untuk
maturitas paru, kehadirannya tidak penting untuk fungsi surfaktan yang
normal.1
/anyak dari protein yang terisolasi dengan surfaktan dari lavase alveoli
adalah serum protein yang tidak spesifik terhadap surfaktan. /agaimanapun,
SPs telah mempunyai karakteristik dan fungsinya sebagian terelusidasi.
Protein SP$ dan SP mempunyai struktur yang saling berikatan dan
diklasifikasi sebagai kolektin, karena mereka berikatan dengan lektin
karbohidrat di dalam kalsium yang terikat. 20ka monomer dari SP$, yang
mana terglikosilasi, disusun dengan kompleks 0 tetramer dari sekitar 0)4ka.
Protein mempunyai domain seperti kolagen yang memfasilitasi pembentukan
tetramer, dan pengenalan karbohidrat. SP$ adalah sel tipe == yang yang
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 11/26
11
terekspresi dan sel klara di dalam usia gestasi akhir dan paru yang matur. SP
$ berhubungan dengan surfaktan dan dibutuhkan untuk pembentukan myelin
tubular. SP$ dapat berkontribusi terhadap fungsi biofisik dari surfaktan
primer dengan membuat surfaktan lebih sedikit sensitif menjadi inaktivasi
dengan edema cairan dan produk inflamasi pada paru yang terluka.ikustikus
yang kekurangan SP$ mempunyai fungsi normal surfaktan dan metabolisme,
jika tidak paru yang terluka.1,14
3ungsi SP$ secara primer pada host protein yang berikatan dengan
karbohidrat dan berinteraksi dengan sel imun di dalam paru. SP$ berikatan
dengan endoto5in, suatu gram positif spectrum luas dan organisme gram
negatif, fungi, dan organisme lainnya seperti mycobacteria dan Pneumocystis
carinii. SP$ mempromosikan fagositosis dan membunuh mikroorganisme
dengan makrofag alveolar, SP$ juga berinteraksi sebagai opsonin untuk
memfagositosis virus, seperti herpes simpleks, influenBa $, dan virus
pernafasan sinsitial. ikus dengan kekurangan SP$ lebih efektif untuk
membersihkan dan membunuh bakteri dan virus, dan infeksi lebih sering
menjadi sitemik. %erusakan pada pertahanan host dapat dikoreksi dengan
mengobati kekurangan SP$ tikus dengan SP$. Polimorfisme genetik pada
SP$ telah berhubungan dengan peningkatan dengan risiko &S. /ayi baru
lahir dengan ratio SP$ yang rendah terhadap fosfolipid surfaktan mengalami
peningkatan risiko untuk kematian dan dysplasia bronkopulmoner. ?evel SP$
juga randah pada model baboon preterm dari /P, pada bayi dengan virus
pneumonia pernafasan sinsitial, dan pasien dengan &S akut.1,14
Struktur dan fungsi SP juga sama dengan SP$, tetapi ada beberapa
perbedaan. 'onomer *ka dari bentuk SP membentuk tetramer yang
berhubungan )04ka multimer. SP yang secara minimal berhubungan
dengan lemak surfaktan, diekspresi di paru oleh sel tipe ==, sel %lara, dan sel
dan kelenjar pernafasan lainnya. :kspresi pada paru meningkat pada usia
gestasi akhir, dan glukokortikoid, dan inflamasi dapat meningkatkan
ekspresinya. Pertahanan dari host yang berikatan dengan bakteria dan fungi,
dan mengagregasi virus dengan spesifisitas yang mengalami o%erlapping
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 12/26
12
dengan SP$. SP menggerakkan opsonisasi dan fagositosis dengan
makrofag dan memodulasi respons proinflamasi dari leukositosis pada paru.
Sebagai kontras terhadap SP$, SP meningkat dengan kerusakan paru akut.
ikus yang kekurangan SP mempunyai peningkatan jaringan dan depo
alveolar dari lemak surfaktan dan perkembangan emfisema sesuai umur
mereka. %ekurangan SP pada tikus dapat meningkatkan respons inflamasi
terhadap virus respirasi sinsitial. idak ada defisiensi SP yang telah
diidentifikasi pada manusia dan berkontribusi terhadap pathogenesis /P dan
infeksi paru terhadap bayi baru lahir.1,14
SP/ kecil, -( asam amino homodimer sekitar 1 ka yang mana sekitar
2A dari berat surfaktan. =ni dibutuhkan kemasan normal dari fosfolipid
surfaktan menjadi lamellar bodies untuk sekresi.1,( Pada tidak adanya SP/,
sel tipe == tidak mempunyai lamellar bodies dan SP< tidak terproses secara
sempurna. 'aka dari itu, secara fungsional, defisiensi SP/ juga berasal dari
kekurangan SP< tikus dan manusia yang kekurangan SP/ segera meninggal
setelah lahir dengan sindroma berat &S. Pengobatan surfaktan yang tidak
efektif, karena tidak ada jalan untuk memproses ulang komponen
surfaktan.%ekurangan dari SP/ lebih sering terjadi karena mutasi frameshift,
dengan frekuensi gen 1 per 1444 sampai *444 idividu. $da banyak juga
mutasi pada SP/, dan mutasi defisiensi SP/ terhitung pada sekitar *4A bayi
baru lahir yang meninggal pada saat lahir dari kemungkinan genetic terhadap
gagal nafas. iagnosa antenatal dari kekurangan SP/ dapat dibuat dengan
menggunakan cairan amnion. /eberapa mutasi berasal dari ekspresi SP/
yang rendah dengan peningkatan pengobatan glukokortikoid. /ayi dengan
ekspresi rendah mungkin dapat memiliki penyakit paru progresif kronis yang
tidak dapat dibedakan dengan dysplasia bronkopulmoner.1,14
SP<, *)protein asam amino sekitar 2A surfaktan dari berat. SP<
messenger &C$ diekspresikan dengan ujung perkembangan dari percabangan
jalan nafas selama perkembangan awal paru. Pada fase akhir gestasi, SP<
yang berekspresi, terproses, dan disekresi oleh sel tipe ==, dengan SP/ dan
lemak surfaktan pada lamerlar bodies. Protein ini bersifat hidrofobic yang
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 13/26
13
menggerakkan adsropsi surfaktan. %ekurangan SP< pada tikus meyebabkan
abnormalitas perkembangan paru atau fungsi surfaktan yang abnormal.
/agaimanapun, tikus mendapatkan penyakit paru progresif interstitial yang
dapat muncul pada masa kanakkanak dan dapat membuat individu
berkembang menjadi akut &S. %erusakan paru akut akan menurunkan
ekspresi dari SP<.1,14
'ambar 3. #ompisisi dari suraktan. #omponen utama adalah osatidilkoline ang
tersaturasi. Protein suraktan (P) berkontribusi 45 terhadap massa suraktan.
ikutip dari Jobe1
. etabolisme suraktan
Sel tipe == dan makrofag adalah sel yang bertanggung jawab untuk jalur utama
yang berikatan dengan metabolism surfaktan "+ambar #. Jalur sintesa dan
sekresi dari sel tipe == adalah seDuensi kompleks dari kejadian biokimia yang
berasal dari eksositosis dari lamellar bodies "berisi lemak surfaktan, SP/, dan
SP<# terhadap alveolus.2, :nBim spesifik dalam retikulum endoplasma dari
sel tipe == yang menggunakan glukosa, fosfat, dan asam lemak sebagai substrat
untuk sintesa fosfolipid. 3osfolipid utama dalam surfaktan disintesis oleh sel
tipe == sebagai molekul 2acyl surfaktan yang tak tersaturasi, yang mana
permukaannya aktif minimal. 3osfatidilkolin kemudian diremodeling untuk
mendapatkan fosfatidilkolin dengan asam palmitik di dalam posisi 1acyl dan
2acyl. Sebagai fosfatidilkolin yang tersaturasi. ?emak ini pada permukaan
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 14/26
14
sangat aktif tetapi sangat solid pada suhu temperature tubuh. 3osfolipid
lainnya, seperti fosfatidilinositol dan fosfatidilgliserol, dan protein surfaktan
memfasilitasi permukaan protein adsorbsi dari fosfatidilkoline yang tersaturasi
dan fungsi surfaktan. Sekali sel tipe == telah cukup matur untuk memiliki
penyimpanan, sekresi dapat terstimulasi dari sel tipe == dengan β agonis,
oleh purin seperti adenosine trifosfat, dan oleh stimulasi mekanis, seperti
distensi paru dan hiperventilasi. Sekresi surfaktan muncul dengan inisiasi dari
ventilasi setelah melahirkan mungkin untuk dikombinasikan dengan efek dari
peningkatan katekolamin, purin dan ekspansi paru.1,
Setelah $very dan 'ead mengobservasi bahwa ekstrak dari salin terhadap
paru bayi dengan &S mempunyai tekanan minimal permukaan, penurunan
alveolar dan jaringan surfaktan didokumentasikan pada hewan
percobaan.Secara umum, ukuran kolam surfaktan berkorelasi dengan
komplians dari paru, walaupun factor lain seperti maturasi struktur, juga
berpengaruh terhadap pengukuran. Surfaktan dari bayi dengan &S pada
permukaan kurang aktif dan lebih kearah inaktifasi oleh edema cairan protein
daripada surfaktan dari paru yang matur. 'aturasi dari sistem surfaktan
termasuk dari munculnya penyimpanan surfaktan dan organel sekresi, sel tipe
== lamellar bodies, secara normal setelah 22 sampai 2 minggu usia gestasi.
Perubahan yang muncul ketika surfaktan yang immature termasuk
peningkatan fosfatidilkoline yang tersaturasi, penurunan fosfatidilinositol,
peningkatan fosfatidilgliserol "secara normal setelah usia gestasi *) minggu#,
dan peningkatan secara luas dari protein surfaktan. engan maturasi, jumlah
surfaktan yang muncul paru dewasa dengan sekitar 14 kali.1
'etabolisme surfaktan setelah kelahiran preterm membantu menjelaskan
secara klinis dari &S. Pada monyet preterm yang terventilasi dengan &S,
ukuran kolam surfaktan alveolar meningkat sekitar ) mg;kg dari kelahiran
preterm, mendekati 144 mg;kg jika diukur pada monyet matur, dalam *
sampai hari. @alaupun tidak ada ukuran kolam yang dapat dibandingkan
dengan manusia, konsentrasi dari fosfatidilkoline yang tersaturasi dalam
sample bayi yang berhasil sembuh dari &S meningkat sekitar sampai ) dari
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 15/26
15
periode untuk dapat diperbandingkan dengan nilai normal dari bayi yang
diterapi dengan surfaktan. Peningkatan secara rendah dari ukuran depo
menjelaskan mengapa &S tanpa komplikasi bertahan * sampai ) hari.
Pengukuran dari sekresi surfaktan kinetik dan klearens dari bayi baru lahir
menjelaskan peningkatan secara pelan dari ukuran depo pada bayi premature.)
'ambar /. etabolisme uraktan.
ikutip dari Jobe1
?emak yang berhubungan dengan protein surfaktan / "SP/# dan SP< "$rah
panah merah# yang dapat dilacak dengan sintesis lemak untuk sekresi dari
lamellar bodies. SP$ disekresi dan dikombinasikan dengan tubular myelin
dengan SP/, SP<, dan lemak.Permukaan film menunjukkan monolayer dari
lemak dengan SP/. 3ase hipo dari lemak bilayer dapat menjadi reservoir dari
surfaktan yang mana dapat menambah ke monolayer. SP/ dan SP<
meninggalkan monolayer tanpa lemak dan dikatabolisme dengan makrofag.
?emak meninggalkan monolayer sebagai kendaraan dan baik dikatabolisme atau
diolah kembali menjadi sel tipe ==. @alaupun inkorporasi dari prekursor menjadi
fosfatidilkolin paru sangat cepat, ada keterlambatan lama antara sintesis dan
pergerakan dari komponen surfaktan pada badan lamellar untuk sekresi. @aktu
puncak untuk sekresi lemak surfaktan yang berlabel karbon 1* "dari <glukosa#
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 16/26
16
sekitar -4 jam pada bayi dengan &S "+ambar ).$#. Peningkatan secara lambat
pada depo surfaktan alveoli dengan sintesis de novo seimbang dengan
katabolisme pelan dan clearance. 3osfolipid surfaktan yang dimasukkan pada
ruang udara dari lembu aterm dibersihkan dari paru dengan waktu paruh sekitar 0
hari. @aktu paruh biologis dari lemak surfaktan pada bayi dengan &S sekitar *)
jam "gambar )./#. Paru preterm memerlukan beberapa hari untuk mencapai
ukuran depo normal surfaktan dan metabolisme.1
Surfaktan tidak tinggal statis dalam ruang udara. 3osfolipid surfaktan bergerak
dari ruang udara menjadi sel tipe == oleh endositosis menjadi badan multivesikuler.
"+ambar ).#. Pada hamil cukup bulan dan paru preterm, sekitar (4A dari
fosfolipid didaur ulang kembali dari badan lamellar untuk di sekresi ulang ke
ruang udara. Pada paru dewasa, proses ini 2)A efisien. 3osfolipid didaur ulang
sebagai molekul yang intak tanpa degradasi dan sintesis ulang. Pada paru dewasa,
makrofag mengkatabolisme sekitar )4A dari surfaktan. $da beberapa makrofag
pada paru preterm, tetapi jumlah makrofag meningkat dengan usia postnatal,
inflamasi, dan kerusakan. inamika dari metabolism surfaktan berkomplikasi ke
depan dengan transisi dari kumpulan agregasi dari jarak alveoli. ransisi surfaktan
dari fosfatidilkolin dari sekresi oleh badan lamellar kearah depo myelin tubular,
yang merupakan reservoir dari fase hipo dimana permukaan dari film tetap
terjaga. %andidat dari SP$ pada transisi ini. $rea kompresi dari permukaan film
diduga mengalami konsentrasi pada fosfatidilkoline dengan peremasan dari lemak
dan protein surfaktan. Surfaktan baru diabsorbsi ke permukaan film dan
digunakan sebagai kendaraan kecil, yang mana dibersihkan dari ruang udara.1
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 17/26
17
'ambar !. Pengukuran dari metabolisme suraktan pada bai preterm dengan 6-
menggunakan isotope ang stabil.
ikutip dari Jobe1
". Eek isiologi suraktan terhadap paru 0anin
Surfaktan adalah agen yang dapat mengurangi tegangan permukaan dengan
dua cara. egangan permukaan ini dapat diturunkan dengan adanya lapisan
tipis dari cairan yang dikenal sebagai surfaktan pulmoner yang merupakan
komponen essential dari paru manusia.1,,(,11 Surfaktan yang disekresi oleh sel
alveolar tipe == ini juga membuat pertukaran gas menjadi lebih efisien dan
menjaga integritas struktural dari alveoli.14 :fek surfaktan untuk bayi dengan
kekurangan surfaktan pada paru diilustrasikan oleh hubungan volumetekanan
selama Duasistatic inflasi dan deflasi. ekanan dibutuhkan untuk membuka
unit paru yang berhubungan dengan radius dari kurvatura dan tegangan
permukaan tinggi dan bervariasi. Paru yang tidak berinflasi berisi cairan
dengan radii yang berbeda. Pada paru yang kekurangan surfaktan, distal dari
untit jalan nafas dengan radii yang besar dan dengan tegangan permukaan
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 18/26
18
yang rendah terbuka pertama, membuat inflasi dari paru nonuniform.21
Surfaktan menurunkan tegangan permukaan pada paru premature,
meningkatkan pertukaran gas, menurunkan insidens dari pneumothorak dan
menurunkan mortalitas.0 %ekurangan surfaktan pada paru kelinci preterm
tidak berinflasi sampai tekanan melampaui 2) cm 624 "+ambar 0#.
Pengobatan surfaktan menurunkan tekanan pembukaan sekitar 1) cm624.
%arena pengobatan tidak merubah radii dari jalan nafas, penurunan hasil dari
pembukaan tekanan adhesi dari surfkatan terhadap menisci. =nflasi lebih
uniform karena tegangan permukaan yang rendah membuat aerasi dari jalan
nafas sedikit tak terikat dengan ukuran jalan nafas. ?ebih banyak unit yang
terbuka pada saat tekanan rendah, da nada sedikit distensi berlebihan dari unit
yang terbuka. =nflasi lebih seragam karena tegangan permukaan yang rendah
membuat aerasi jalan tergantung dari ukuran. =nflasi lebih seragam dengan
surfaktan yang cukup atau pengobatan surfaktan. $kibat dari surfaktan
terhadap defisit surfaktan pada paru sekita 2.) kali meningkat pada volume
maksimal *) cm624 tekanan jalan nafas. Perbedaan dari volume gas paru
diakibatkan oleh pengobatan surfaktan yang bertlanslasi untuk meningkatkan
area permukaan untuk pertukaran gas. Surfaktan juga menstabilisasi paru pada
saat deflasi. Paru yang kekurangan surfaktan mengalami kollaps pada saat
tekananan transpulmonary. Paru yang mengalami pengobatan surfaktan
menyimpan sekitar *0A dari volume paru dengan deflasi sekitar ) cm 6 24.
Stabilitas dari deflasi menjelaskan peningkatan fungsi kapasitas residu pada
paru dengan surfaktan yang cukup. 1
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 19/26
19
'ambar %. ubungan olume8tekanan untuk inlasi dan delasi dari kekurangan
suraktan dan pengobatan suraktan &7 hari paru kelin$i preterm.
ikutip dari Jobe1
-. uraktan untuk 6-1
3ujiwara dan teman pertama kali melaporkan pada tahun 1(4 bahwa insilasi
dari jalan afas dengan surfaktan yang meningkatkan oksigenasi pada janin
dengan &S berat. Surfaktan menyiapkan paru hewan menjadi tersedia untuk
pengobatan &S pada 1((4 setelah uji klinis yang luas. %arakteristik
metabolic dari surfaktan preterm adalah disukai untuk pengobatan surfaktan.
Pada janin dengan &S, ukuran jaringan depo dan alveolar kecil, dan depo
alveoli meningkat secara pelan setelah lahir. Pengobatan secara cepat
meningkatkan depo jaringan dan alveoli karena surfaktan dimasukkan secara
eksogen dan diambil oleh sel tipe == dan diproses untuk di sekresi ulang.
Surfaktan yang diberikan untuk pengobatan dapat menjadi substrat metabolik
dari paru preterm, yang mana dapat meningkatkan fungsinya. Pengobatan
surfaktan dapat meningkatkan fungsinya. Pengobatan surfaktan tetap tinggal
di paru dan tidak terdegradasi secara cepat. osis pengobatan dari surfaktan
tidak menginhibisi dari sintesa secara endogen dari fosfatidilkolin yang
tersaturasi dari protein surfaktan oleh mekanisme umpan balik. idak ada
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 20/26
20
konsekuensi metabolik dari pengobatan surfaktan pada metabolisme surfaktan
endogen atau fungsi paru yang telah teridentifikasi.
!ji klinis dari pasien dengan &S secara konsisten menunjukkan
penurunan mortalitas &S dan angka moratalitas dari janin dengan
pengobatan surfaktan."+ambar -#. Pengobatan juga menurunkan insidens dari
pneumothoraks, kebutuhan oksigen dan kebutuhan ventilasi pada beberapa
hari awal kehidupan. %etidakcocokan telah menjadi kekurangan dari insidens
/P yang berhasil bertahan dari &S. Janin yang selamat oleh pengobatan
surfaktan paling sering berkembang menjadi /P./eruntungnya tingakat
keparahan dari /P telah menurun dengan semakin immature dari janin yang
bertahan. Pengobatan surfaktan tampaknya tidak berakibat dengan komplikasi
pada paru terhadap prematuritas, seperti patent ductus arteriosus dan
pendarahan intraventricular.
Surfaktan dievaluasi untuk pengobatan janin yang berisiko &S segera
setelah lahir, secara umum pada saat resusitasi, atau untuk pengobatan &S
pada janin 0 sampai 2 jam setelah lahir. Pada praktek klinis, pengobatan
surfaktan ditunda sampai ada tanda awal dari &S. %ebanyakan penelitian
percobaan menunjukkan gejala terhadap waktu pengobatan tidak merubah
hasil /P dan pendarahan intraventricular. Penggunaan awal pada pengobatan
surfaktan mengiBinkan janin preterm untuk menginisiasi ventilasi tanpa
intubasi atau tekanan ventilasi positif. Pada sejumlah penelitian, pendekatan
ini telah menurunkan kebutuhan akan surfaktan dan ventilasi mekanik ketika
mencapai eDuivalen atau hasil luaran yang lebih baik.
Janin dengan defisiensi surfaktan primer seharusnya berespons baik
terhadap surfaktan. $lasan untuk respons yang jelek termasuk kerusakan
untuk paru preterm dengan inflamasi atau kerusakan ventilasi sebelum
pengobatan surfaktan, hipoplasia pulmo yang tak dikenal, atau struktur paru
yang sangat tidak matur. Pengobatan antenatal kortikosteroid sebelum
kehamilan preterm nampkanya bekerja secara sinergis dengan surfaktan untuk
meningkatkan luaran janin dengan meningkatkan fungsi respirasi,
menurunkan pneumothoraks, pendarahan intraventrikuler, menurunkan angka
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 21/26
21
&S, menurunkan angka kematian neonatus.12 =nteraksi yang menguntungkan
secara multiple antara kortikosteroid antenatal dan pengobatan surfaktan
postnatal dapat dilihat pada model percobaan. Paparan kortikosteroid
meningkatkan surfaktan endogenous lebih resisten terhadap inhibisi protein
dan mediator inflamasi. %ortikosteroid yang diinduksi meningkatkan volume
ruang udara dan menurunkan permiabilitas dari epithelium jalan nafas
menurunkan dosis dari eksogen surfaktan yang diperlukan untuk meningkakan
funsgi paru dan inaktivasi penurunan surfaktan. :fek lain dari kortikosteroid
pada klearens cairan dan inflamasi juga berkontribusi terhadap respons klinis.
$viabilitas dari pengobatan surfaktan adalah alasan untuk menahan
kortikosteroid antenatal pada wanita dengan risiko untuk persalinan preterm.
'ambar 7. asil dari meta8analisis dari delapan 6"+ dari suraktan untuk pengobatan
dari sindroma 6-.
ikutip dari Jobe1
E. aturasi Paru ang diinduksi dan asil 9uaran Paru
1. %ortikosteroid
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1(-2 yang menunjukkan
bahwa pemberian single dari kortikosteroid antenatal dapat meningktakan
maturasi fetus sebelum kelahiran preterm dan menurunkan angka &S,
pendarahan intrakranial, dan kematian neonatal. Pengobatan ini
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 22/26
22
berdampak terhadap penurunan moralitas neonatus, sedikit kelainan
neurologis, dan komplikasi abdomen. Penggunaan dari steroid antenatal
paling efektif untuk menurunkan insidens &S yang melahirkan setelah
2 jam pemberian dan sampai - hari setelah pemberian pada dosis kedua
kortikosteroid antenatal. osis pengulangan kortikosteroid menurunkan
&S pada neonatus. @alaupun bayi yang terekspose kortikosteroid
menunjukkan penurunan pada beberapa pengukuran pertumbuhan.
@alaupun setelah dilakukan followup ke depannya tidak terlihat
perbedaan pada berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Sebuah
dosis single kortikosteroid antenatal yang diberikan pada usia gestasi **
minggu dapat meningkatkan luaran neonatus dan telah dibuktikan tidak
ada risiko jangka pendek. $da dua regimen kotikosteroid yang bias
digunaka yaitu 12 mg betametason yang diberikan intramuskuler selama
2 jam dan kali dosis terbagi "0mg# dari de5ametason yang diberikan
secara intramuscular selama 12 jam .12,1*,1
!ji klinis dan hasil dari model pada tikus telah menjelaskan kortisol
endogen secara absolute diperlukan untuk perkembangan paru normal.
ransfer dari usia mid gestasi fetus differensiasi dan perkembangan sel
tipe == yang matur dan surfaktan dan absen dari glukokortikoid. Janin yang
lahir aterm tanpa fungsi dari hipotalamuspituitary mempunyai paru yang
normal, yang mengindikasikan paru fetus dapat berkembang tanpa
produksi dari cortisol.10 /agaimanapun, beberapa kortisol melewati
plasenta ke fetus, seperti dijelaskan pada hewan percobaan. %erusakan
dari gen &orticotropin Releasing 'ormone "<&6# berakibat tikus dewasa
dengan kadar plasma <&6 yang rendah, dan mereka memerlukan
suplementasi kortikosterone untuk tetap berproduksi. Suplememtasi <&6
mencegah perlambatan perkembangan dari fetus <&6 karena
glukokortikoid bocor ke fetus.%adar rendah dari glukokortikoid fetus
cukup untuk membantu dari maturasi paru.1,1)
/eberapa efek dari antenatal kortikosteroid termasuk perubahan pada
struktur paru dan peningkatan sintesa dari surfaktan "abel 2#. Perubahan
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 23/26
23
ini meningkatkan fungsi paru setelah kelahiran preterm dan efek dari
pengobatan surfaktan terhadap maturasi dari paru. Pengobatan ibu dengan
kortikosteroid merubah funsgi paru dari fetus domba dalam 2 jam, tetapi
surfaktan tidak meningkat selama beberapa hari. Secara klinis, efek nya
adalah penurunan dari &S dan kematian bayi, tetapi tidak ada penurunan
/P, diasumsikan karena peningkatan keberhasilan dari bayi pada risiko
tinggi /P.1- /agaimanapun pengobatan antenatal kortikosteroid
menurunkan septa dari alveoli pada fetus domba dan primate, dan
pengobatan kortikosteroid postnatal dan perkembangan mikrovaskular
paru setelah lahir. Perubahan ini sama dengan perkembangan paru dengan
/P. Pada fetus domba, efek samping dari maternal kortikosteroid
terbalik dengan perkembangan fetus kedepannya, tetapi pemanjangan dan
dosis tinggi dari paparan fetus mempengaruhi luaran.1
+abel &. Akibat dari antenatal kortikosteroid pada paru etus
$natomi dan /iochemistry
• Penebalan dari mesenkim struktur alveolikapiler
• Peningkatan sakular dan volume gas alveoli
• Penurunan septa dari alveoli• Peningkatan enBim antio5idant
• Peningkatan surfaktan
3isiologi
• Peningkatan komplayens
• Perbaikan pertukaran gas
• Penurunan permiabilitas epithelial
• Proteksi terhadap paru premature dari kerusakan selama resusitasi
=nteraksi dengan surfaktan endogen
•Peningkatan terhadap respon pengobatan surfaktan
• Peningkatan terhadap kurva respon dosis surfaktan
• Penurunan dari inaktivasi surfaktan
%linis
• Penurunan insidens dari &S
• idak ada akibat dari insidens /P
• Penurunan mortalitas
ikutip ari Jobe1
&. "horioamninitis dan Inlamasi Fetus
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 24/26
24
6ubungan utama antara kehamilan preterm dan persalinan adalah
chorioamnionitis, yang mana sering diam dan muncul hanya secara
histopatologi dari membran fetus. Sekitar )4A dari bayi preterm dengan
usia gestasi saat kelahiran kurang dari *4 minggu terekspose untuk
chorioamnionitis. $nak ini sering tidak mengalami &S, tetapi mereka
mengalami risiko untuk /P. %orelasi klinis dengan choriomamnionitis
secara histologi karena paparan dari inflamasi dikarenakan pathogen dapat
menyebabkan kerusakan pada paru, yang mana paparan terhadap pathogen
seperti !reaplasma da 'ycoplasma dapat mebuat paru matur dan
menurunkan &S. Pada model domba, kolonisasi kronis dari cairan
ketuban dengan !reaplsama menginduksi maturasi paru tanpa efek fetus
lainnya. 'aturasi paru memerlukan kontak dari agonis proinflamasi dan
rekrutmen dari sel inflamasi terhadap paru fetus. Sitokin poten
proinflamasi =nterleukin1 adalah mediator utama dari maturasi paru yang
diinduksi oleh :scheria <oli lipoplisakarida. &espons maturasi dari
inflamasi intra amniotik lebih konsisten dan besar sebagai respons
terhadap kortikosteroid ibu. Pada praktik klinis, fetus yang terpapar
choriomanionitis pada kelahiran preterm teopapar terhadap kortikosteroid
antenatal. :fek dari dua paparan pada volume gas paru fetus, surfaktan,
dan pertahanan host dari protein SP dari domba fetus yang berinteraksi
terhadap peningkatan dari fungsi paru. "+ambar #
'ambar 4. Paparan etus dari Intra-amniotic lipopolisakarida (9P) dan maternal
betametason (eta).
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 25/26
25
ikutip dari Jobe1
I:. 6ingkasan
Perkembangan paru janin adalah suatu waktu dimana terjadi suatu transisi
untuk bernafas udara pada saat aterm. imana paru merupakan organ utama
dari sistem respirasi. Sel alveolar tipe == yang disintesa di reticulum
endoplasma, dimodifikasi di aparatus golgi kemudian disimpan di lamellar
bodies akan menghasilkan surfaktan pulmoner yang terdistribusi ke lapisan
cairan permukaan dari distal epitel paru yang berfungsi untuk mengurangi
tegangan pada permukaan dan menjaga struktur integritas dari alveoli agar
tidak collapse sehingga bayi baru lahir dapat bernafas dengan upaya yang
minimal.1,2,* $da beberapa proses yang dapat mengakselerasi dari produksi
surfaktan seperti pemberian kortikosteroid antenatal, infeksi, dan
chorioamionitis. 6asil utama dari kelahiran preterm adalah Respiratory
Distress Syndrome "&S# dan (roncho )ulmonary Dysplasia "/P#. engan
manajemen obstetrik dan neonatal terbaru, angka keberlangsungan hidup dari
bayibayi dengan kelahiran preterm dapat lebih baik.
6;2;#AN
1. Jobe $6, &ayne /. 3etal ?ung evelopment and Surfactant in <reasy E &esnikFs
'aternal3etal 'edicine Principles and Practice. -th edition. :lsevier 241> 1-)10.&. avana 6, 6uh , +rotberg J/, 'icrofluidics, ?ung Surfactant, and &espiratory
isorders. ?abmedicine. 244(,4G> 24*(.
3. 6alliday 6?, SurfactantsG past, present and future. Journal of Perinatology. Cature
Publishing +roup. 244. -)0.
/. <unningham, ?eveno, /loom, et al. Preterm ?abor in @illiams 7bstetrics. 2 th edition.
'c+raw6ill. 1*)(-1.!. /erghella 9. Prevention of preterm birth in 7bstetrics :vidence /ase +uidelines.
'aternal 3etal 'edicine. =nforma 6ealthcare. 244-> 1101*.
7/23/2019 Efek Fisiologis Surfaktan Terhadap Perkembangan Paru Janin
http://slidepdf.com/reader/full/efek-fisiologis-surfaktan-terhadap-perkembangan-paru-janin 26/26
26
%. Santano <&, 'ielgo 9, +astiasoro :, et al. :ffect of Surfactant and Partial ?iDuid
9entilation reatment on +as :5change and ?ung 'echanics in =mmature ?ambs G
=nfluence of +estational $ge. Plosone. 3ebruary "2#> 241*. :)012-.
7. Puntorieri 9, 6iansen JH, 'c<aig ?$, et al. he effects of e5ogenous surfactant
administration on ventilationinduced inflammation in mouse model of lung injury.
/io'ed <entral. 241*. 1*G0-.
4. !hliavora /, Svec ', <alkovska $. Surfactant and its role in the upper respiratory
system and eusthacian tube. epartment of Physiology. <omenius !niversity. 'edica
'artiniana. 2412.<. $nBueto $. :5ogenous surfactant in acute respiratory distress syndrome G more is better.
:ur &espir J 1(G2442. --(.
1=. $kella $, eshpande S/. Pulmonary surfactants and their role in pathophysiology of
lung disorders. =ndian Journal of :5perimental /iology 9ol.)1. January 241*. )22.11. Sosnowski &, +radon ?, SkocBek ', et al. :5perimental :valution of the =mportance of
the Pulmonary Surfactant for 75ygen ransfer &ate in 6uman ?ungs. =nternational
Journal of 7ccupational Safety and :rgonomics. 9ol 1(("#.*(14(.
1&. 7bsterics and 'idwifery. $ntenatal <orticosteroids to reduce neonatal morbidity and
mortality. Perth @estern $ustralia. Covember 2410.13. ?awson SJ. Surfactant administration in the neonate. &: :ducational <onsulting
Services, =nc. www.&<:<S.com
1/. /rownfoot 3<, <rowther <$, 'iddleton P. ifferent corticosteroid and regimens for
accelerating fetal lung maturation for women at risk of preterm birth "&eview#. he
<ochrane collaboration. 244. =ssue .1!. +ruyter @. +uideline for the use of antenatal corticosteroids for fetal maturation. J.
Perinat. 'ed. *0. 244 1(10.
1%. $ntenatal <orticosteroids to &educe Ceonatal 'orbidity and 'ortality. &oyal <ollege of
7bstetrics and +ynaecologist. 7ctober 2414.17. %ambawafwile J', <ousens @, 6asen , et al. $ntenatal steroids in preterm labour for
the prevention deaths due to compilcation of preterm birth. =nternational Journal of
:pidemiology 2414G22**.
14. +eorge C, 'iakotina 7?, +oss %?, et al. 'echanism of all transretinoic acid and
glucocorticoid regulation of surfactant protein m&C$. $merican Journal of Physiology I
?ung <ellular and 'olecular Physiology. 1((.1<. 9erbrugge SJ<, /ohm S6, +ommers . Surfactant impairment after mechanical
ventilation with large alveolar surface area changes effects of positive ende5piratory
pressure. /ritish Journal of $naesthesia 1((>4G*04.&=. 6illman C, Suhas +, Jobe $. Physiology of ransition from intrauterine to e5trauterine
life. <lin Perinatol. ecember. 2412>*("# -0(-*.
21. 6eil ', 6aBel $l, Smith J$. he mechanics of airway closure. :lsevier
244>21221.
Recommended