View
219
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
EFEK METODE BERBICARA DI MUKA CERMIN
TERHADAP SELF CONFIDENCE BERPIDATO DI
MUKAUMUM
Penelitian eksperimen pada pondok pesantren Darul Mutaqqin
Disusun O!eh :
DANIEL RABITHA
9919016099
FAl(ULT AS PSI KO LOG I
UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
1424 H / 2004 1\1
EFEK METODE BERBICARA DI DEPAN CERMIN TERHADAP
SELF CONFIDENCE BERPIDA TO DI MU:KA UMUiVI
Penelitian Eksperimen Pada Santri Pondok Pesantren Darul Muttaqin
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Syarat- Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Oleh
DANIEL RABITHA 9919016099
Di bawah Bimbingan
Fakultas Psikologi
Pembirnbing Tl
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
1424 HI 2004 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "EFEK METODE BERBICARA DI MlJKA CERMIN
TERHADAP SELF CONF1DENCE BERPIDATO DI MlJKA lJMUM
(PENELITIAN EKSPEIUMEN PADA PONDOK PESANTREN DARUL
MlJTAQQIN)", telah diujikan dalam Sidang Skripsi Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Februari 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk rnernperoleh gelar Sarjana Prob'Tam Strata I (Sl) pada
Fakultas Psikologi.
Oekan/ Ketua Merangkap Anggota
Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si NIP. 150215938
~~ Ora. Fadilah Suralaga, M.Si
Penguji I
Sidang Skripsi
Anggota
Jakarta, 12 Februari 2004
Pernbantu Oekan/ Sekretaris Merangkap Anggota
.,,-M.Si
)
Ora. ff. Zahro M.Si
Ors. Abdul Mujib, M.Ag Pembimbing II
ever8 ~Up thit l wu.fk •..
tl\o.t Shrtle ... l<eep VVt.e, Miwe ••• ~o far dwtJ froll'l iks ... · · t~.~ moment · ·
· · · A tea~fuL wiome~t . -. ~t JOU. jaV~ ~o ~~e ...
-. . . 1t ~eer Me, st{!( ~ ~ 3~ .. -
Sofast ~wa~ Ol-{ f\O·-· ctov\{J Let Me do\J"n o.n this ·•·
Re.Vi\\11J Me Of {hr& "'" srt\-t aw't!J . . v ~~ .t~l ·-·
the. ~ovij JCurn~ t01ff te c~o~r-·· ~t CAI'\ ~ Se) ~as~ ...
. . . WT 1th ~vi.I ---~~:; _,M" ~ ~t"ff\fi
' ...... . 11\
Kata Pengantar
Bismilla/iiraltmaaniraltiim
AlhamdulillahirablJilalamiin. Akhirnya dengan RahmatNyalah penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Segala puji bagi Allah S.W.T. yang telah memberikan
rahmatnya, sehingga penulis dapat berkreasi. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Nabi besar Muhammad S.A.W.
Penulis sc;makin merasa bersyukur ketika diberi kesempatan untuk
mendapatkan bimbingan dari dua pembimbing yang selalu ikhlas dan tabah
membimbing penulis sampai akhir. Oleh karena itu izinkan penulis mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Drs. Asep Haerul Gani, Psi selaku Pembimbing I dan
Bapak Abdul Mujib MA selaku Pembimbing II. Semoga apa yang telah Bapak
berikan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah S.W.T.
Bersama ini pula izinkan penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Hj Netty Hartati M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah.
2. Para Dosen Fakultas Ps1kologi UIN Jakarta, karena berjat mereka penulis
diberikan bekal mcnjadi insan akademika.
3. Bu Fauzah clan BU Uus, Pak lhsan, Bu Nur, yang selalu memberikan motivisi
dan bantuan yang tak terduga.
4. Terlebih teruntuk Ayahanda tercinta M. Dimyathie A.W.B.A. semoga selalu
tersenyum kepada penulis di alam sana dan lbunda tercinta Nurlaila yang selalu
tegar menjajaki hidup yang kian semakin indah. Rasa kasih sayang yang telah
diberikan tidak pernah penulis akan Jupakan.
5. Untuk kakak Diana yang telah rela dilangkahi, lsti dengan kecuekannya, Fahrni
yang semakin besar, dan Chintia yang semakin indah suaranya. I love you all.
6. Pak Cik dan Mak Cik yang telah re la menyisihkan sebagian materinya untuk
penulis.
7. Nur Alia, atau biasa dipanggil 'Ly'. Hari demi hari telah terlewati bersama,
terima kasih telah memberikan penulis apa yang belum penulis miliki. Dorongan
batin yang terus terlimpahkan membuat penulis semakin bangga denganmu, my
life will be more perfectly ifyou stay with me, keep shine for me my Ly.
8. Angkatan 98, ceu' Pipih (ke Bandung nih), Aas (enak eu'), Mai (printernya
kapan?), Qorin (nasinya lagi dong), K' Nung (keep move), lcun, Anang, Wiyah,
Turhadie, Agus Nurbani, Dodo, Ujang, Mr. Yoyo (kaca matanya mana?), Asep
dan Lia, dan semuanya.
9. Angkatan 99, Mas Hudan (my big brother, terima kasih atas kebersamaanmu
bersama penulis tanpamu penulis takakan kenal Pasar Induk), Fikri (Engkcng
yang selalu rnasuk angin, tengokin Zizou dong), Deden (kapan dong menyusul),
Gufron, Iqbal, M21mat, Edo, Husni, Karim, Nissa (sernoga tetap Janggeng),
lrnah, Omah, Ari, Mamah, Neni (kapan ke Bekasi lagi sama Ly dan Win), dan
semua yang tak sempat tcrucap.
11
10. Sesama rekan purjuangan 'Gang Bacang' (K'Nung, Rahma, !mah, Nissa,
Suryani, Hudan, Fikri) tetap maju kawan.
11. Untuk pasangan yang selalu bersama (Lily dengan Wien), semoga tetap
Janggeng sampai akhir hayat dikandung badan. Semangat kalian semakin
membuat penulis semakin haus akan kedamaian cinta.
12. Untuk teman-teman Fakultas Psikologi UIN, Bedul (teruskan semangatmu),
Miki, Ghofur, Zezen, Komeng (terimakasih atas bantuannya, tanpa kalian
eksperimen ini tak akan j adi ).
13. Is YA, khususnya Mas Aij, Mas Koko, Mbak Desi, Tante Lia (aim), Anggi,
Ditan, Ajeng, Cantika, Angga, Mas Dwiki Dharmawan, dan orang-orang Is YA
lainnya yang selalu tersenyum menjalani hidup.
14. Roy Aninditya, teleponmu semakin meyadarkanku akan 'hari ini'.
Penulis menyadari kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Terimakasih
atas pihak-pihak yang telah memberikan bantuan demi terciptanya skripsi ini.
Jakarta, 9 Februari 2004
Daniel Rabitha
Ill
ABSTRAK
[)anicl Rabitha
(A)Fakultas Psikologi (B) 09 Fcbruari 2003
EFEK METODE BERBICARA DI MUKA CERMIN TERHADAP SELF '::ONFIDENCE BERPIDATO DI MUKA UMUM d + 67 halaman Kepercayaan diri (seljconjidence) dalam berpidato adalah adanya keyakinan pada rnmampuan diri dalam mengungkap konsep pemikiran ke muka umum, menggerakan perasaan, imajinasi, dan adanya ketenangan dalam berbicara dan Jertindak. Hambut dalam bukunya "bagaimana menjadi pemhicara yang efektif", memaparkan kepercayaan diri (self confidence) dalam berpidato ditunjukan dengan kontak mata, payampaian isi, penyajian bicara, gerakan tubuh, dan suara.
[ndividu yang memiliki Kcpcrcayaan diri (self confidence) da[am berpidato dicirikan dengan kcbcranian dalam mcnatap mata audiens, pcnya111p1ian isi yang sistcmatis, penyaj ian bicara yang run tut, gerakan tubuh dan suara yang disesuaikan dengan konteks pidato.
Rahmat dalam bukunya "Retorika lvfodern ", memperkenalkan metode berbicara di muka cermin. Metode berbicara di muka cermin adalah metode latihan guna membiasakan individu tcrhadap situasi berpidato. Dengan menggunakan metode berbicara di muka cermin, individu dilatih kontak mata, penyampaian isi, penyampaian bicara, olah gcrak, dan olah vokal. Semakin inclividu melatih kemampuaannya dalam bcrpidato di depan cennin, maka akan membiasakan i;1dividu terhadap situas1 bcrpidato dan menimbulkan kepercayaan diri (self confidence).
Penelitian ini bertujuan mcnjawab pertanyaan, apakah metode berbicara di muka cermin berpengaruh tcrhadap Kepercayaan diri (se(f'confidence) berpidato di muka umum?
Populasi penelitian im adalah santri laki-laki Darul Munaqin kelas satu Tsanawiyah. Dari pnpulasi tcrsebut diambil 30 sampel dengan menggunakan teknik incidental samrl1ng, dan membaginya mcnjadi dua kclompok (kelompok eksperimen dan kclompok kontrol ).
Aparatus atau ala! vang J1gunakan adalah pcdoman obscrvasi dan 3 ccrmin bcrukuran 100 x 60 cm l{cl1abilitas pcdoman observasi adalah 0,72, yang digunakan untuk mengukur Kcpercayaan diri (sd/'confidence) dalam berpidato.
~ermin berukuran JOO x 60 cm digunakan untuk media pelatihan yang akan liberikan.
lerdasarkan .dafi hasil analisa data dengan menggunakan t test, hasil penelitian litunjukan dengan nilai 2,64. Artinya Th lebih besar dari Tt pada taraf ignifikansi 0,05 = 1,70. Sehingga kesimpulan penelitian ini adalah terdapat x:ni,>aruh metode berbicara di muka cennin terhadap Kepercayaan diri (self :onjidence) santri dalam berpidato di muka umum.
Jahan Bacaan: 28 (1968-2003)
DAFTAR ISi
KATA PENGANTAR ........................................................................ i
ABSTRAK ...................................................................................... iv
DAFT AR ISi .................................................................................. ix
DAFT AR TABEL. ............................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A Latar belakang masalah . ...-: .... . ... 1
B. Perumusan masalah .. ,.f ... . . ....................................... 6
C. Pembatasan masalah .. c: ...... . . ...... ················ ........... 6
D. Tujuan dan manfaat penelitian. - ....... .7
E. Metode penulisan ............... . . ....................................... 8
F. Sistematika penulisan .. ··········· ...................... 8
BAB II KAJIAN PUST AKA ...... ':: ....................................................... 11
A. Self confidence saat
berpidato ..
1. Pengertian Self confidence saat berpidato .....
a. Self
confidence ...
b. Berpidato
c. Self confidence saat
berp1da,o
I I
. ...... 11
. ............... 11
. ........ 11
.......... 14
........ 17
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Self confidence saat
berpidato ..................................................................... 19
B. Metode berbicara di muka v
cermin .............................................................................. 24
1. Definisi metode berbicara di muka cermin .......................... 25
2. Kelebihan dan kelemahan .............................................. 28
C. Metode untuk meningkatkan self confidence
berpidato ....... . ....... 29
1. Metode berbicara di muka
cermin ........................................................................ 29
2. Metode berpidato• dengan penonton yang tidak sebenarnya
akan dihadapi... . ........................................................ 30
D. Efek metode berbicara di muka cermin........ .. ..................... 31
E. Hipotesa ... . ........ 34
BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 35
A. Subjek peneli+ian.. . . .. . ......... 35
1. Kriteria subjek
penelitian ...
2. Sampling ..
3 Teknik Penentuan sampel..
4 Jumlah SubJek
B. Variabel-vanabel penel1t1an .
\"I I
. ......... 35
. ...... 36
. .. 36
... 36
. .. 37
1. Variabel bebas (independent
variabe0 ................................................................... 37
2. Variabel terpengaruh (dependent
variabe0 ................................................................... 38
3. Variabel
<::kstraneous .............................................................. 38
C. Rancangan penelitian ...................................................... 39
D. Prosedur penelitian. .. .. . . . . .. . ......................................... .41
E. Aparatus penelitian ........................................................ .44
F. Pengolahan data ............................................................ .48
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................... ..
A Gambaran umum subjek. . ...... . . ........ 51
B. Analisa data ..
1. Penyebaran nila1
responden ..
. ......... 51
. ...... 52
2. Efek metode berbica'ra di muka cermin terhadap self confidence
berpidato .... ,,,, ...... 52
3. Deskripsi Perbedaan pretest pastiest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen . . ... 53
BAB V. l'ENVTIJP .. 67
\ 11 !
A Kesimpulan ...................................................................... 67
B. Diskusi. ........................................................................... 67
C. Saran .............................................................................. 69
DAFT AR PUST AKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
I\
.. ~
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perbandingan Tahapan Eksperimen ............................................. 42
Tabel 3.2 Langkah-langkah Metode Berbicara Di Muka Cermin ....................... .45
Tabel 4. I Distribusi Sampel. ................... . . ................................ 51
Tabel 4.2 Distribusi Sampel Bcrdasarkan Usia .. . ................................... 51
Tabcl 4.3 Penyebaran nilai responden ......... . . .................................... 52
Tabel 4.4 Hasil Penelitian ....................... . . .................................. 53
Tabel 4.5 Deskripsi pre-posit est kelompok eksperimcn .................................. 56
DAFT AR GAMBAR
Gambar 2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Self Confidence Berpidato ................... 24
Gambar 2.2 Metode Meningkatkan Se(( Confidence Berpidato .......................... 30
Gambar 2.3 Letak Efek Metode Berbicara Di Muka Cermin Terhadap Self
Confidence Bcrpidato ............................................. :". .......................... 33
Gambar 2.4 Rancangan Control (jroup Pre-posl/es/ ................................. 39
Garn bar 2.5 Alur Eksperimen ................................................................ .44
XI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam situasi sosial kehidupan, terkadang individu dihadapkan pada situa:;i di
mana ia diharuskan tam pi I di muka umum guna mengkomunikasikan ide-ide atau
pesan-pesan yang ingin disampaikan. Bagi sebagian individu, situasi ini menjadi sulit,
karena ketidakbiasaannya tampil di muka utrum. Perasaan malu dan takut bercampur
dengan ketidakmengertiannya tentang teknik-teknik berbicara di muka umum dengan
baik dan benar. Keadaan di atas tidak jarang membuat individu menjadi stres dan
akhirnya menggagalkan keinginannya untuk mengungkapkan ide-ide serta
mengkomunikasikan pesan-pesannya. ·
Berbicara di muka umum merupakan suatu bentuk perilaku yang lazimnya
dilakubn oleh sebagian manusia. Namun tidak bisa dipungkiri, bahwa banyak
sebagian dari individu merasa kcsul itan dalam melakukannya. Dal am kehidupan
sehari-hari, sering terjadi seorang tuan rumah atau pemilik hajat mewakilkan
sambutan kepada orang lam, karcna ia merasa kurang yakin terhadap kcmampuan
dirinya.
Ketidakbcrdayaan seseorant' Jalam 111cngkomunikas1kan ide-ide dan pcsan
pesannya di muka um um da'1at terjadi karena ketidakpercayaan dirinya tcrhadap cara
merespons s1tuasi tersehul 11.-kreka sudah menganggap s11uas1 lersehut sangat sulit
dilakukan dan merupakan suatu ha! yang menakutkan, sehingga mereka tidak
memiliki ketenangan dalam merespon situasi.
Individu yang percaya diri akan memiliki ketenangan dalam berbicara dan
bertindak (Qubein, 1983). Individu yang dimaksud di sini tidak akan mewakilkan
dirinya kepada orang lain ketika diharuskan berbicara di.JUuka umum. lndividu
tersebut akan mampu menghadapi berbagai situasi yang mengharuskannya tampil ke
depan umurn dan mengungkapkan ide-idc dan pesan-pesan.
2
lndividu yang stres, takut, dan mcnganggap sulit situasi yang mengharuskannya
tampil ke muka umum akan sulit menguasai situasi tersebut. Kebanyakan dari mereka
cenderung menghindari situasi tersebut, karena mereka telah mcnganggap ha!
tersebut tengah mengancam keberadaannya. (Mc. Croskey, Daily, dan Sorensen
menemukan dalam penelitiannya bahwa sebagian orang yang takut untuk
berkomunikasi akan sulit mengontrol I ingkungan dan akan kehilangan kepercayaan
diri (Don, 1987).
Hal-ha I lain di luar adanya rasa percaya diri yang menyebabkan ketakutan untuk
tam pi I di muka urnurn adalah; pertwna, bcrawal dari kepribadian pembicara. Seorang
yang introvert cenderung menutup dirinya dari khalayak ramai. Orang yang
cenderung menutup dirinya 111er111lik1 pcrasaan inferior dan akan sangat sulit tampil
dan mcngungkapkan ide-ide yang ada di henaknya, mereka akan lebih nyaman
mcngungkapkan is1 pikirannya dcngan teman dckatnya ketimbang harus
mengungkupkan is1 pikirannya kc khala\ ak ramai yang mereka kctahui tidak
bcrjumlah sedikit (Hall, 1985).
3
Kedua, efek Jatihan. Kemampuan berbicara adalah bakat, sedangkan kepandaian
bicara yang baik memerlukan Jatihan dan pengetahuan . .Dale Carnegie
mengungkapkan bahwa, "penyebab ulama anda takut saat berbicara di hadapan
orang banyak adalah karena anda be/um terbiasa berbicara. Latih, /alih dan /eruslah
berlatih?" (Rahmat, 2002, h.2) Seseorang yang berbakat dalam berbicara belum ,,
tentu mampu tampil dan mengungkapkan isi pikirannya ke khalayak ramai tanpa
adanya latihan dan pengetaruan. Individu tersebut akan merasa kurang percaya diri
ketika diharuskan berpidato di muka umum.
Ketiga pengalaman sebelumnya. Petuah bijak dinyatakan, "Pertama dan yang
terakhir adalah suatu ha! yang sangat penting". Pengalaman pertama dari individu
yang berpidato di muka umum adalah pengalaman yang menentukan baginya dalam
berpidato di muka um um untuk selanjutnya. Jndividu yang memiliki pengalaman
pertarna yang sangat buruk kemungkinan tidak akan berani kernbali berbicara di
rnuka urnum. Hal ini dikarenakan orang tersebut takut bila hal yang terjadi
sebclurnnya akan t~rulang kembali. Dari pengalaman tersebut akan rnulai mensct
mental individu, bahwa dirinya tidak pantas dan tidak akan mampu berbicara di muka
umum. Berawal dari pemikiran seperti ini, individu tidak akan berani tampil ke muka
umum untuk rnengungkapkan pikirannya kembali.
J.:a111pa1 dck kehadiran orang lain. Ada sejurnlah orang yang rnengalami rasa
gugup (11e1Tu11.11 ketika orang paling disegani, entah orang tua, sahabat atau
111ung~111 ~c~a:.1h hat1. menjadi aud1L·111 di suatu acara lnd1\ 1du tcrscbut tahu dan
merasa. hahwa orang yang disegani akan mcnilai paf11rn1w1n·-nya, yang penilaian
4
tersebut dapat mengangkat atau menjatuhkan harga dirinya. Berhadapan dengan
penilaian membuat orang nervous (Rahmat, 2002, h.67). Apabila penilaiannya bagus,
maka hal tersebut akan menjadi pengalaman yang bisa meningkatkan kepercayaan
diri. Namun bila penilaiannya buruk, maka akan membentuk pengalaman buruk yang
menyebabkan individu yang bersangkutan takut mengulanginya. Pengalamar ini
akan membentuk traumatic conditioning yang pada akhirnya aka:1 membentuk self
image bagi individu, bahwa dirinya tidak pantas, berpidato atau berpidato tidak cocok
dilakukan olehnya.
Terdapzt metode latihan yang bisa digunakan individu yang tidak percaya diri
ketika di haruskan tampil dan mengungkapkan ide-idenya ke muka umum, yakni :
;pertama, metode latihan yang dilakukan individu sebelum berpidato dengan
mengkondisikan suasana latihan seperti suasana yang akan dihadapi individu. Metode
ini menggunakan bantuan teman atau keluarga untuk dijadikan penonton, kedua,
metode berbicara di muka cermin merupakan metode yang akrab dengan para
pembicara terdahulu, seperti Soekarno dan Demosthenes yang dijadikan olch mercka
sebagai persiapan (preparing) sebelum tampil ke muka umum. Metode ini sangat
unik, di depan cem1in individu yang hendak berpidato melakukan persiapan dengan
bergaya dan berbicara scrta, melatih kontak rnata.
Mctodc bcrbicara di muka cermin pcmah dilakukan oleh prcsidcn pcrtama RI.
Soekamo sebelum bcrorasi di lapangan l~/\ll/\ ts<!karang lapangan Bantcng).
Mctode yang sama pcrnah juga dilakukan okh lkmosth.:nes, ia meletakkan rahas1a
bcrpidato pada akting (hypocns1s), berdasarkan kcyakinan ini ia bcrlat1h p1dato
5
dengan sabar. la mengulangnya di depan cermin (Rahmat, 2002, h.5). Mereka
menggunakan cermin untuk meningkatkan kepercayaan diri sebelum tampil ke muka
um um. Hal itu sangat unik dilakukan. Di depan cermin, mereka melatih cara
penyampaian pidatonya. Mengubah intonasi suara dan mensugesti diri merupakan
bagian yang dilakukan mereka, ketika berhadapan dengan cermin. Mereka
membayangkan para penonton sedang menyaksikan dan menyimak pidato yang
diungkapkan.
Apa yang dilakukan Demosthenes dan Soekarno merupakan upaya mereka
dalam memecahkan masalah yang menjadi penghalang untuk tampil dan
menyampaikan ide-ide cemerlang mereka ke muka umum. lndividu yang tidak
percaya diri akan merasa malu tampil dan hal tersebut akan mempengaruhi ide yang
akan disampaikan ke penonton (audien). Meskipun individu memiliki konsep
penyampaian yang sistematis dan ide yang brilian tanpa adanya kepercayaan diri
dirinya tak akan mampu tampil dan mengungkapkan ide-ide kc muka umum.
Sekalipun metode berbicara di muka cermin cukup populer di kalangan mereka
yang akan tampil di hadapan publik guna membangkitkan kepercayaan diri, namun
sangatjarang yang menggunakannya. Seperti pondok-pondok pesantren pada
umumnya, terdapat pembelajaran berbicara di muka umum atau Jinamakan
muhadarah (pidato ). Pada pesantren Darul Muttaqin misalnya, di sana tidak terdapat
metode latihan sebelum berpidato. Pengurus pondok pesantren Darul Muttaqin hanya
menyediakan materi yang akan dipidatokan oleh santri dan menjadwalkan dari tiap
tiap santri yang akan berpidato. Para santri tersebut tidak diberikan Jatihan untuk
membangkitkan self confidence mereka sebelum berpidato, padahal ha! tersebut
menjadi sangat perlu guna melatih dan membiasakan santri sehingga menimbulkan
kepercayaan diri (self confidence) pada saat tampil di depan um um. Namun metode
tersebut tidak bisa diketahui berpengaruh atau tidak, bi la tidak dilakukan suatu
penelitian terhadapnya.
6
Melalui penelitian eksperimen, pencliti mencoba untuk menguji keefektifan
metode berbicara di muka cermin ke beberapa subjek yang merupakan santri,
sehingga dapat terbukti atau tidak adanya pengaruh metode berbicara di muka cermin
terhadap self confidence berpidato di muka um•1m.
B. Perumusan l\'lasalah
Berdasarkan dari latar belakang permasalahan di atas permasalahan pc:nelitian
yang akan diangkat adalah "apakah ada efek latihan berbicara di muka cermin
terhadap self confidence bcrpidato di muka urnum'1".
C. Pembatasan Masalah
I. Maksud berbicara di muka cermin adalah metode latihan berbicara atau
berpidato seorang santri di muka cermin. Dengan cara mel~.tih kontak mata,
membayangkan dala m benak santri adanya penonton yang menyaksikan,
mensugesti diri, mengungkapkan bagian-bagian pidato pada umunmya, melatih
olah vokal, clan gerakan.
7
2. Sedangkan yang dimaksud dengan self confidence berpidato di muka umum
adalah kepercayaan diri seseorang untuk bisa tampil dan mengungkapkan ide
ide (berpidato) di muka um um yang pengukurannya didasarkan pada pedoman
observasi yang dibuat berdasarkan indikator-indikator self confidence berpidato,
yakni ; kontak mata, penyampaian isi, penyampaian bicara, suara, dan gerakan
tubuh pembicara.
3. Efek metode berbicara di muka cermin terhadap selfc·onjidence berpidato dapat
dilihat dari ada tidaknya perbedaan yang signifikan self confidence siswa yang
menggunakan metode berbicara di muka cermin dan yang tidak.
4. Sampel yang akan digunakan adalah santri dari pondok pesantren Darul
Muattaqin yang be1:jumlah tiga puluh orang. Santri yang dijadikan sampel
adalah santri yang barn memasuki pesantren atau kelas satu Tsanawiyah.
5. Jenis pidato yang akan disampaikan adalah pidato impromtu. Pidato improtu
yang dimaksud adalah pidato yang sifatnya spontan. Artinya pidato yang tidak
menggunakan naskah dan isi dari pidatonya merupakan hasil dari pemikiran
spontan pembicara atau santri.
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah berbicara di rnuka
cermin berpengaruh terhadap self confidence ketika berpidato di depan umum?
Manfaat dari penelitian ini adalah :
!. Manfaat yang akan didapatkan secara akademis adalah mampu menambah
wacana untuk mahasiswa UIN syarif hidayatullah dan mengingatkan bahwa
kemampuan dalam beretorika itu sangat penting dimiliki oleh kalangan insan
akademika.
2. Manfaat praktisnya adalah terdapat metode-metode alternatifyang dapat
digunakan oleh khalayak umum sebagai persiapan sebelum berpidato di muka
um um.
E. Metode Penulisan
Pada laporan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penulisan APA
(Americun Psclwlogy Association). Metode penulisan ini bisa digunakan untuk
penelitian psikologi lapangan dan juga digunakan untuk ilmu pengetahuan sosial
8
secara umum.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
Bab. I.
Berisi tcntang alasan mengapa pcnelitian ini diangkat yang berisikan
Pendahuluan, yang meliputi : Latar Belakan 3 Masalah yang menjelaskan mengapa
permasalahn ini diangkat, Permasalahan Penclitian mcmaparkan permasalahan
penelitian, pembatasan masalah adalah membatasi penelitian yang hendak ditelusuri,
Tujuan dan Manfaat Penclitian menjclaskan manfaat akadcmis dan praktis, serta
tujuan dari penelitian, dan Sistematika Penulisan memaparkan organisasi yang
dilaporkan dalam penelitian ini.
Bab. II.
9
Berisikan ten tang teori-teori yang menyangkut penelitian yang dilakukan yang
berisikan Kajian Pustaka, yang meliputi : pengertian self confidence, pengertian self
confidence berpidato, faktor penyebab self confidence berpidato, Macam-macam
metode, metode bicara di muka cermin, efek bicara di muka cermin terhadap self
confidence, hipotesa; dugaan peneliti terhadap eksperimen berupa hipotesa altematif
dan hipotesa no!.
Bab. III.
Metodologi Penelitian berisikan tentang metode-metode yang digunakan
dalam penelitian, yang meliputi : Subyek Penelitian yang berisikan tetntang ciri-ciri
dari subjek penelitian, variabel penelitian yakni; variabel terpengaruh; cara
mengukurnya, variabel bebas, dan variabel ekstraneous; cara mengontrolnya,
rancangan eksperimen adalah rancangan yang akan dipergunakan, aparatus penelitian
adalah alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini, prosedur penclitian adalah
tata cara penelitian dari awal sampai akhir clari penelitian, teknik pengolahan data
adalah teknik pembuktian dari hipotesa yakni berupa uji statistik yang digunakan.
Bab, IV.
Berisikan tentang hasil penelitian yang dilakukan yang diantaranya meliputi :
Gambaran Umum Subyek; yang mcliputi umur subyek, dan Hasil Utama Penelitian.
10
Bab. V.
Penutup merupakan langkah terakhir dari suatu penyusunan dari laporan
penelitian, yang meliputi : Kesimpulan adalah ringkasan dari hasil dari penelitian,
Diskusi adalah perpaduan dari pendapat tokoh tennasuk pendapat dari peneliti, dan
Saran adalah saran yang ct;kemukakan peneliti untuk para pembaca tentang penelitian
yang dilakukan.
BAB2
KAJIAN PUSTAKA
,. A. Self confidence Saat Bcrpidato
I. Pengertian self co1ifide11ce saat berpidato
a. Self c01ifide11ce
Albert 13andura mengungkapkan bahwa .,<!/{confidence sebagai suatu pcrasaan
yang bcrisi kckuatan, kemampuan dan keterarnpilan untuk melakukan atau
menghasilkan sesuatu yang dilandasi oleh keyakinan untuk sukses (Afiatin,
Andayani, 1997, h.3 ).
Menurut Juni Kuntari sellcu11/hli:11ce adalah perasaan pasti dan mantap Ji hati
tentang keaJaan diri maupun keadaan sek1tar (Nursyahfitri, 1998, h.3). l'crasaan pasti
dan mantap Ji halt ini membuat inJividu merasa nyarnan ketika berada pada suatu
waktu. Perasaan rnantap ini rnelahirkan dua komponen pernbentukan s<.'/f cu11/1de11ce.
!'ertama, pcrasaan dari dalam diri (bagaimana cara memandang dan menila1 d1ri
sendiri) dan ked11<1. pcrscpsi atau reaksi l1ngkungan tcrhadap diri individu Dc·ngan
demikian s,·lj rn11/1,/"11"' bcrkaitan dcngan hubungan individu ,Jengan huhun,·;in
individu dcngan orang J,1111 (I lamblv, 199'\, h.31
12
Dalam kamus populer psikologi dikemukakan bahwa percaya diri adalah
percaya akan kemampuan diri sendiri, menyadari kemampuan yang dimiliki, sen a
memanfaatkannya secara tepat (Hasan, 1990, h.46 ). Manusia yang sudah mengetahui,
bahwa dia memiliki potensi namun tidak tahu penggunaannya secara tepat, maka bisa
dipastikan dalam prosesnya manusia yang bersangkutan tidak merasa nyaman.
Barbara De Angel is menyatakan bahwa self confidence berarti yakin te~h;dap
kemampuan yang dimiliki berawal dari tekad pada diri sendiri untuk melakukan
segala yang diinginkan dan dibutuhkan dalarn hidup ini (Hasan, 1997, h.42). Self
confidence sejalan dengan pemahaman diri bahwa individu adalah orang yang
mampu melakukan sesuatu dengan anggota tubuh yang dimiliki (Tim redaksi ayah
bunda, I 998, h. l 01 ).
Grinder mengemukakan bahwa se(fconjidence dihasilkan oleh keyakinan
bahwa mampu menentukan diri, mendorong individu untuk bertanggungjawab
terhadap perkembangan hidup (Grinder, 1995, h. 128).
Sel/confidence selain terbentuk dari dalam individujuga dipengaruhi oleh
reaksi lingkungan. Mussen mengemukakan bahwa um pan batik positif dari
lingkungan dapat menguatkan rasa percaya diri yang dimiliki individu. Sebaliknya
jika umpan balik yang diberikan negatif, maka hal ini pula dapat mempengaruhi rasa
percaya diri vang dirniliki (Andayani dan Afiatin, 1997, h.25).
lndi\ idu yang rnemiliki kcpcrcayaan diri tinggi bcrani untuk bertindak Jan
mcngambil 'd1ap kcscmpatan yang d1d.1pat Schalikny a. ind I\ 1du yang tidal. pcrca) a
13
pada diri sendiri akan merasa canggung, ragu-ragu, tidak berani mengungkapkan ide
ide dan hanya menunggu kesempatan (Mikessel, 1939, h.286).
Orang yang pcnuh percaya diri ditandai dengan adanya ketenangan dalam
berbicara, bertindak, dan tidak takut gaga! serta tidak mudah bimbang (Qubein, 1983,
h.56).lndividu dengan kepercayaan diri yang .inggi memiliki motivasi berprestasi
yang lebih baik. lndividu yang percaya diri mampu berkomunikasi dan berani
berbicara di depan umum. Sebaliknya, individu yang rendah diri sering mengalami
kecemasan ketika berbicara di depan umum (Tubb & Moss, 1974, h.56).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa self confidence
merupakan keadaan individu yang berisi keyakinan, kekuatan, kemampuan,
keterampilan untuk melakukan atau menghasilkan sesuatu yang dilandasi oleh
keyakinan untuk sukses dengan usahanya sendiri. Definisi tersebut mengandung
indikator-indikator st'// confidence, yaitu;
I. Adanya keyakinan pada kemampuan diri dalam melakukan berbagai aktivitas.
2. Adanya kebcranian mencoba dan tidak takut gaga!.
3. Mampu berintcraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.
4. Memiliki ketenangan sikap dalam berbicara dan bertindak serta mampu
menghadapi berbaga1 situasi.
b. Definisi berpidato
Pengcrtian dan b<:rpidato menurut Anstoteles (dalam Rahmat, 2002) adalah •
··ken1a1n1111t1n u11111J.: 111t'llt'lltflkun, dc1/£11n kt~fllli10111erte11/11, .\"lfllll.yi·rtentu. t/~111
rnrnenlukun fll<'l11d.: f"''·'uas1 yang ada'" (Aristotcles dalam Rahmat, 2002• 7).
Pembicara yang hendak berpidato diharuskan merumuskan tujuan dan
mengumpulkan bd1an (argumen) yang sesuai dengan kebutuhan audiens.
Campbell ( dalam Rahmat, 2002) menjelaskan defenisi pidato adalah : "upaya
mencerahkan pemahaman, menyenangkan imajinasi, menggerakkan perasaan, dan
mempengaruhi kemauan" (Campbell dalam Rahmat, 2002:12).
14
Di dalampublic speaking James Winans (dalam Rahmat, 2002)
mempergunakan teori psikologi dari William James dan E.B. Tichener yang
mendefenisikan pidato sebagai "sebagai proses menumbuhkan perhatian yang
memadai baik dan tidak terbagi terhadap proposisi-proposisi. la menerangkan
pentingnya membangkilkan emosi melalui motifmotifpsikologis seperti kepentingan
pribadi, kewiJ/iban sosial, da11 kewajiban agama" (.lames A. Winans dalam Rahmat,
2002: 14).
Woolbert (dalarn Rahrnat,2002) rnenjelaskan bahwa pidato adalah ungkapan
kepribadian dari individu yang meperhatikan tujuan, situasi khalayak, proposisi yang
cocok dengan khalayak dan situasi tersebut, serta rnernilih kalirnat yang dipertalikan
secara logis (Woolbert, Rah mat, 2002: 14 ).
Menurut Brigance pidato rnerniliki ernpat unsur, yakni rebut perhatian
pendengar, usahakan pcndengar mcmpercayai kemampuan dan karakter pernbicara,
dasarkan pe1111kiran pada kcinginan. dan ken~bangkan sctiap gagasan sesuai dengan
sikap pendengar (Rahrnat, 2002. h. I~).
I la lam _111rnal pcmbeia.l"ran komunika". Omar Swartz rncngcmukakan
pcngertian dan bcrpidato adalah ··;,1111 111 c11111111w11u11e rlie real. given rhe srrenghrs
and limilat ion of human nature, and finally how language works" (bagaiamana
memberikan sesuatu yang baru dan pembatasan dari alam manusia, yang akhirnya
bagaimana bahasa bisa diungkapkan) (Swart::, 1995: I 30).
15
Devito menjelaskan mengenai pengertian dari berpidato adalah suatu variasi
atau pcrluasan dari percakapon biasa yang melibatkan dua individu atau lebih. Dalam
situasi tersebut, ada orang yang berbicara sememntara yang lain mendengarkan.
lndividu-individu tersebut dihubungkan dengan pesan (Devito, 1984 ).
Devito juga mcnambahkan bahwa "public .1peaking may be defined as that.from
of communication in which a speaker addresses a relativaly large audience with
relatively continuos discourse and usually in a face situation" (berbicara di muka
umum bisa diartikan sebagai bentuk komunikasi yang dihadiri penonton yang relatif
banyak dan terkadang di situasi yang berhadapan) (Devito, 1984:5).
Dalam speaking in public Whitman menjelaskan tentang berpidato adalah "a
jimn ofpuhlic commu111ca//on m which one individual (a speaker) 111/entwnaly and
overt(\' at/empts lo u/Jixt others (an a11d1e11ce) thmugh s11.\/U111ed om/ d1sco11rse (a
.1peech)" (bentuk dari komunikasi publik yang salah satunya menjadi pembicara dan
yang lainnya sebagai penonton ditandai dengan adanya komunikasi oral) (Whitman,
1987: 15).
13erpidato memerlubn keterampilan sebagai berikul. mengnrganisir pikiran
logis atau sistematis, memodliikasi pesan sesuai dengan kond1si pendengar,
menyusun ccnta atau rx;san dengan cmos1, beradapta,1 dcngan umpan i><il1k
pcndengar (Lucas. 1992)
Lucas dalam Mc Graw Hill mejelaskan bahwa terdapat ciri-ciri khusus yang
membedakan antara berpidato dengan percakapan yakni :
I. Berpidato sifatnya lebih terstruktur. Berpidato membuat perencanaan dan
persiapan secara seksama. Sedangkan pada percakapan tidak diperlukan suatu
persiapan khusus.
2. Berpidato menuntut digunakannya bahasa formal Sedangkan pada percakapan
tidak.
3. Berpidato menunjukan mctodc penyampaian yang berbeda. Pembicara yang
percaya diri mampu menjaga sikap tubuhnya dan menghindari segala kekakuan.
4. Dari beberapa tokoh yang mendefenisikan pidato di atas dapat disimpulkan,
bahwa pidato adalah
a. Kemampuan untuk menentukan kcjadian tertentu, situasi tertentu, daw
mcnentukan metode persuasi yang ada.
b. Upaya mcncerahkan pemahaman, menyenangkan imajinasi, mcnggerakkan
pcrasaan, dan mempengaruhi kcmauan.
16
c. Scbagai proses menumbuhkan perhatian yang memadai baik dan tidak terbagi
terhadap proposisi-proposisi.
d. Ungkapan kepribadian dan rnd1' 1du yang rncperhatikan tujuan, situasi
khalayak, proposisi yang rnco1' dcngan khalayak dan situasi tcrscbut, S•!rta
rncmilih kalimat \ang dipcrtal1L1n sccara logis.
c. Tcrdiri dari cmpat unsur. \akn1 rebut pcrhatian pcndengar, mcngusahakan
pcndcngar mempcrcayai kcrnampuan dan karakter pembicara, dasarkan
17
pemikiran pada keinginan, dan kembangkan setiap gagasan sesuai dengan
sikap pendengar.
Jenis pidato berdasarkan persiapannya terbagi ke dalam tiga jenis1plaato,,yakni ; l'_,c-.,_ '*'"""''--~-----,
manuskrip (pidato dcngan menggunakan naskah), pidato ekstemporet(pid1\\1:i,<jyng~I) , .. IL. __ ,_fi_/J:;-> .. , -/((} __ -~~
persiapan out line dan pokok pembahasan), dan impromtu (pidato ya~g'sec!l'.fa,, .. ·' / ' )
)
spontan dilakukan tanpa adanya suatu persiapan) (Rahmat, 2002).
Menurut James G. Robbins dan Barbara S. Jones (dalam Sirait, 1986) faktor-
faktor yang mempengaruhi perfonna individu dalam berpidato adalah kesanggupan
berpikir logis, mempunyai sesuatu yang diungkapkan, mempunyai tujuan khusus,
memiliki pengetahuan tentang masalah yang akan disampaikan, dan kepercayaan diri.
c. Definisi self co11fide11ce berpidato
Smith mengatakan self confidence berpidato adalah keadaan internal dari
individu yang berisi tentang keyakinan akan kemampuannya untuk bisa mengurangi
rasa tcgang dan mcnyalurkannya kc aspek yang menjadi bagian dari pidato (Hambut,
1997, h.3 ). Untuk lebih jclasnya, dia mengatakan bahwa keyakinan akan kcmampuan
individu untuk bisa mengurangi rasa tegang didukung dari lingkungannya dengan
cara mengalihkan kepada hal-hal yang menjadi penopangjalannya suatu pidato.
Scpcrti kctcgangan individu yang terlihat dari suaranya yang parau dapat
d1manfaatkan menjadi suara yang penuh dcngan nilai sc111 bak scorang s.:niman atau
dcklamator yang mcrnbacakan puisi di hadapan 1111d1l'11.1
Sangat sul1t mcnentukan apakah scscorarw 1tu pcnuh pcrcaya diri kctika
bcrp1datu atau udak. l'cnonton tcntu tak akan 111cngctahu1 apakah orang bcrp1dato di
18
hadapan mereka tidak percaya diri. Namun berdasarkan apa yang diungkap tokoh di
bawah ini, self confidence individu yang sedang berpidato dapat dilihat dan diketahui.
Terdapat tokoh yang mengatakan, bahwa self confidence berpidato terlihat
ketika berada di atas mimbar, lebih lanjut dia mendefinisikan self confidence
berpidato adalah keadaan individu pada saat berpidato dihadapan audiens yang
diantaranya terlihat dari kontak mata, penyampaian isi, p~nyajian bicara, gerakan
tubuh dan suara (Hambut, l 997, h.46). Berikut keterangannya:
a. kontak mata maksudnya adalah upaya individu untuk melihat atau menatap
audiens di hadapannya.
b. penyampaian isi maksudnya adalah penyampaian materi atau pesan yang akan
disampaikan dengan run tut dan jelas. Dimulai dari pembukaan, isi pidato, dan
penutup.
c. penyaj ian bicara maksudnya adalah ditandai dengan pembicaraan yang jelas dan
tidak terbata-bata, serta sadar akan reaksi pcndcngar terhadap pidato.
d. gerakan tubuh maksudnya adalah gerakan pernbawa gairah, bersemangat, sikap
tubuh yang tidak kaku.
e. suara rnaksudnya adalah yang terdengar menyenangkan, yang terlihat dari po la
suara dan kualitas suara yang tidak monoton (datar, rcndah dan menaik), scrta
mcngckspresikan makna logis isi pidato dan emosional. Penjclasan tad1 dalam
flambut dapat rncnandai seorang pe111b1cara \ang scdang berpidato 11u percava
din.
19
Kepercayaan diri sangat diperlukan individu untuk berpidato di muka umum.
Pengertian dari kepercayaan diri berpidato berdasarkan defenisi-defenisi di alas dapat
disimpulkan adalah keyakinan pada kemampuan diri dalam mengungkapkan konsep
pemikiran dengan memperhatikan tujuan, metode yang sesuai dengan situasi
khalayak, menggerakan perasaan, irnajinasi, dan kemauan dengan memiliki
ketenangan sikap dalam berbicara dan bertindak. Defenisi tersebut mengandung
indikator-indikator, yakni :
a. Berani tampil ke muka umum, dengan memberanikan diri melihat atau menatap
audien di hadapannya.
b. Mampu menguasai situasi ketika berpidato, ditandai dengan penyampaian isi
pidato yang runtut dan penyajian bicara yang tenang.
c. Menggerakan perasaan dan memiliki ketenangan yang terlihat dari gerakan tubuh
dan intonasi suara.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi self co11jide11ce berpidato
Se/( con(hknce adalah salah satu modal dari pcmbicara untuk bisa berpidato di
muka umum. Kepercayaan diri tidak bisa timbul bcgitu saja, tetapi banyak faktor
yang mempengaruhinya.
Di bawah ini akan dipaparkan beberapa faktor ~ang mempengaruhi self
c1111/idence dalarn berpidato, yaitu :
20
a. Jenis kelamin
Adanya perbedaan perlakuan terhadap laki-laki dan perempuan akan
berpengaruh pada kcpribadian individu. Kondisi ini terutama terjadi pada masyarakat
patriakat yang masih memegang pandangan tradisional terhadap peran jenis kelamin
(Hurlock, 1980, h.132 ).
b. Penampilan fisik
Menurut Middel Brook 1dalam Nurhayati, 200 I) penampilan fisik merupakan
faktor penentu dari timbulnya kepercayaan diri pembicara. Secara umum, lingkungan
akan lebih toleran dengan pembicara yang memiliki fisik yang scmpurna atau tidak
cacat. Pembicara yang bersangkutan sendiri akan merasa 'minder' karena penampilan
fisiknya, bila hal ini terjadi kemungkinan pcmbicara akan mengalami masalah dalam
self confidencenya.
c. Minat
Aktris, aktor, pengusaha. dan lain sebagainya yang dalam kesehariannya selalu
tampil di hadapan publik bclum tentu bisa mengungkapkan isi pikirannya ke
khalayak ramai, hal ini di karenakan mereka tidak berminat dalam ha! terscbut. Minat
merupakan hal vang dapal mempengaruhi manusia dalam melakukan sualu akti\1las
tertentu. Seorang pe111b1cara tak akan mampu mengemukakan atau mengduarkan
scgenap kern;11npua1111va dalam berhicara bila dia tidak bcrrninat tnhadap matcn vang
disampaikan. Mina! yang kurang akan mempengaruhi kepercayaan diri pembicara
ketika hendak mengungkapkan isi pikirannya (Rahmat, 2000, h.109).
d. Perhatian audien
21
Perhatian audien merupakan faktor pembentuk se/fco11fidence pembicara, ha!
ini berada di lingkungan luar diri pembicara. Musen mengatakan umpan balik yang
positif dapat menguatkan self confidence (Andayani dan Afiatin, 1997, h.25). Bila
audien tidak memperhatikan apa yang dilontarkan oleh pembicara tentu akan
mempengaruhi self confidence pembicara terse but, pembicara akan cenderung merasa
ada yang salah dalam penyarnpaiannya, atau mungkin dari penampilannya yang akan
membawanya kepada ketidakpercayaan pada dirinya dan ini akan membangun se(l
image yang buruk bagi pembicara.
Selain hal di atas perhatian audiens bisa diartikan oleh pembicara sebagai
pcnilaian dari penampilannya tcrlcbih di sana tcrdapat orang yang berpengaruh di
kehidupannya, seperti calon mertua, pujaan hati, keluarga, dan lain sebagainya. Bila
pembicara menyadari akan d1nilai oleh mereka, hal ini akan mempengaruhi se((
confidence pembicara. Hal tersebut dikarenakan, pembicara telah mengetahui
penilaian bisa menjatuhkan atau memberikan pengalaman buruk dan menaikan harga
dirinya atau memberikan pcngalarnan terbaik untuknya ( Rahmat, 2002 ).
g. Pengetahuan akan retorika
Pengatahuan akan retorika memberikan kepada para pembicara kepastian
tentang apa yang harus dilakukan dan apa kira-kira reaksi pendengar pada apa yang
akan dibicarakan (Rahmat, 2002, h.68). Pengetahuan menjadi perlu, karena hal ini
menyangkut pemahaman secara holistik dari scorang pembicara akan berpidato.
Penulis besarpun ketika hcndak bcrpidato pcnuh percaya diri, namun dia tidak
memiliki pengetahuan akan rctorika. Pada akhimya semua audic~n meninggalkan
ruangan begitu saja.
23
Dengan meningkatkan pengetahuan akan retorika akan menambah self
confidence pembicara ketika tam pi I ke muka um um. Pembicara yang meningkatkan
pengetahuannya dalam retorika, maka lingkungan akan memberikan penilaian positif
terhadap pidato pembicara. Hal ini akan mempengaruhi kepercayaan diri pembicara
untuk pengalaman berpidato selanjutnya.
Bagian dari pengetahuan akan rctorika mcnurut .lalaluddin rahmat adalah,
persiapan pidato, penyusunan, dan pcnyampaian pidato. Hal tersebut akan
memberikan renambahan self confidrnce bagi pembicara (Rahmat, 2002, h.66).
h. Latihan
i'L'ngctahuan akan rctorika akan mcmbckali pcmhicara tcntang pidato rnng
hcndak diutarakan. Namun adanva pcngctahuan akan retorika saja tidak cukup hcrarti
tanpa adanya latihan. Mclatih rct<>nka aJalah 111cngamalkannya. Sclain pcngctahua11
pe111b1cara bertambah, lat1han akan mcmba\\ a kqx:rcayaan diri bagi pembieara
24
(Rahmat, 2002, h.69). Pembicara yang percaya diri akan memusatkan perhatiannya
pada pesan dan cara menyampaikan pesannya.
Menurut Rahmat (2002) terdapat metode melatih penyampaian pidato, yakni
berbicara di muka cennin. Metode ini berisikan tentang pembayangan dalam benak
pembicara akan hadirin yang henpak dihadapi, melatih penyampaian pidato dengan
mengubah suara dan melatih gerakan tubuh di muka cermin. Melatih penyampaian
pidato di muka ccrmin akan membiasakan pembicara dengan pesan yang hendak
disampaikan dan akan menambah kepercayaan diri pembicara.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa faktor-fak'ior yang mempengaruhi
perform a pembicara dalam Derpidato adalah seperti bagan atau gambar di bawah ini.
Garn bar 2.1 faktor yang mempengaruhi self confidence berpidato
Faktor yang mcmpengaruhi self confidence bcrpidato :
1. .Jcnis 1-.l'lamin 2. Pcnampilan fisik 3. '.\-linat 4. Perhatian audien 5. Pcndidikan 6. Pcngalaman berpidato 7. Pcngt·tahuan akan rctorika 8. Latihan
B. Mctodc Bcrhicllra di Muka Ccrmin
Self confidence l berpidato _ __J
Scpcrt1 11Jctodc-111etode yang tc\ah discbutkan di atas, mctode di muka cc1rn111
111cmpu11va1 dck111si, kcuntungan, dan Jangkah-langkah yang dapat dilakukan kct1ka
berbicara d1 rnub ccrrnin. Scpcrti yang d1sebutkan di bawah ini.
25
1. Defenisi metode berbicara di muka cermin
a. Metode
Metode berasal dari kata method yang artinya cara, usaha, langkah. Dan
ertian \uasnya adalah cara-cara atau langkah-langkah yang dilakukan untuk
fapatkan pengetahuan yang benar dengan peruntutan tertentu (Suryabrata, 1998).
b. Bcrbicara
Pengertian berbicara dalam bukunya James Hooked dan Jeremy Philips "gelling
·message across" adalah mengungkapkan apa yang terdapat di dalam benak
ala melalui bahasa tubuh (body language) maupun perkataan-perkataan (Hooked
Philips, 1997).
c. Berbica ra di mu ka cermin
Pengertian dari berbicara di muka cermin adalah mengungkapkan bahasa
kataan (pesan ya:1g akan diungkapkan) clan bahasa tubuh (seperti; gerakan tangan,
1tak ma ta) di depan ccm1in (Rahmat, 2002 ).
d. Mctode bcrbicara di muka ccrmin
Setclah disintesakan dari pengctian di atas dapat dikctahui pengertian dari
~tode berbicara di muka cem1in yaitu adalah suatu langkah-langkah
engungkapkan bahasa perkataan dan bahasa tubuh dcngan maksud melatih
~ngngkapan bahasa pcrkataan dan hahasa tuhuh. Scdangkan mctode hcrhicara di
,uka cennin mcnurut .lalaluddrn Rahmat adalah metode lat1han sebelurn berpidato di
1uka umum dcn~an rncrnba,·angkan had11111 "111~: akan d1hadapi ada di depan cennin,
1clatih kontak mata. mdatrh olah vokal; datar. na1k, menurun; bcrbisik, rncmbcntak,
mengeluh; tenang, hidup, bergelora, dan melatih gerakan tubuh yang sesuai dengan
maksud pidato yang akan disampaikan (Rahmat, 2002).
Defenisi tersebut mengandung indikator-indikator, yaitu :
1. Melatih kontak mata.
26
Maksud dari melakukan kontak mata adalah memfokuskan pandangan pada
cermin, seolah-olah pernbicara berhadapan langsung dengan audiens dan menatap
audiens. Di sini individu melatih menatap audiens, sehingga individu terbiasa dengan
tatapan rnata. terhadap audicns.
Mata rnerupakan bagian rrimer dari wajah dalarn mengkomunikasikan emosi ke
la wan bicara dan merupakan bagian terpenting untuk orang yang berpidato (public
communicator). Umumnya kontak mata dapat menunjukan ketertarikan dan perasaan
pembicara. Kontak mata mcngindikasikan kejujuran, kepercayaan, dan kepercayaan
diri (self"co11/ide11ce) (Asante dan Frye, 1977).
Pidato adalah kornunikasi tatap rnuka, yang bersifat dua arah dan terjalinnya
hubungan anatara pendcngar dengan pembican .. Untuk melakukan hubungan
diperlukan teknik, yakni mclihat langsung ke hadirin. Hubungan akan terjalin erat
bila pembicara melihat atau menatap seluruh mata hadirin yang hadir dan ini akan
rnenirnbulkan kcpercavaan drn pcrnbicara (Rahmat, 2002).
2. Pcmbayangan pcrnb1cara tcrhadap hadirin dalam bcnaknya.
Maksud dari pcmbavangan hadirin yang akan dihadapi adalah mcngkhayalkan,
bahwa tcrdarat scjumlah had1rin yang tcngah menyakSJkan di dcpan cermin.
3. Melatih runtutan pidato (pembukaan, isi, dan penutup ).
Maksud dari melatih runtutan pidato adalah melatih pengungkapan maksud
pidato dengan runtut atau sistematis dimulai dari pembukaan seperti salam dan
perkenalan, isi, dan penutup.
4. Melakukan gerakan tubuh
Maksud dari melakukan gerakan adalah menggerakkan anggota tubuh sesuai
dengan maksud pidato.
Fungsi gerakan tubuh ke>tika berpidato adalah untuk menyampaikan makna,
menarik perhatian, menumbuhkan kepercayaan diri, dan semangat (Rahmat, 2002).
5. Melakukan olah vokal
Maksud dari olah vokal adalah bersuara dengan melakukan intonasi suara
seperti datar, menaik, menurun, berbisik, membentak, mengeluh, tenang, dan
bcrgelora.
27
Suara dapat menunjukan pcsan apa yanl dikomunikasikan oleh pembicara dan
emosi pembicara. Apabila suara terdengar tidak jelas, maka pesan tidak bisa diterima
dengan baik oleh hadirin dan ini menunjukan kec<~masan dalam berkomunikasi.
Kccemasan berkomunikasi dapat menghilangkan kepcrcayaan diri (Rahmat, 2002).
Tcrdapat tiga ha! yang harus diperhatikan dalam olch vokal : kejclasan (intelliibility),
keragaman (varw1v), dan ritma (rhythm).
Kejdasan suara ditunjukan olch artikulas1 (pcmbcntukan dan pcmisahan bunyi)
dan kckcrasan (jumlah encrgi yang dikeluarkan) Keragaman suara mempengaruhi
makna yang d1ucapkan pcmb1cara. Kcragaman tcrdm dari nada (f)(L°l/i). lama
(duration), kecepatan (rate), dan hentian (pauses). Nada adalahjumlah gelombang
yang dihasilkan. Lama (duration) adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk
mengucapkan kata. Kecepatan adalah menunjukan kata yang diucapkan dalam satu
menit. Hentiau adalah menghentikan bunyi yang disesuaikan dengan pesan yang
dikomunikasikan (Rahrnat, 2002).
2. Kelebihan dan kelamahan metode berbicara di muka cermin
a. Kelebihan
Berikut beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dari metode berbicara di
rnuka cerrnin :
1. Membiasakan kontak mata pembicara.
2. Membiasakan pembicara dengan materi.)'_ang hendak disampaikan.
3. Mernbiasakan pengungkapan suara pembicara.
4. Membiasakan pembicara dcngan gerakan tubuh yang sesuai dcngan pidato.
28
Kcuntungan berbicara di muka cermin di atas mcrupakan latihan persiapan dari
pembicara agar lebih terbiasa dengan situasi pidato. Berbeda dengan metode yang
disarankan Lary King, yakni berupa metode berpidato di depan penonton yang tidak
sesungguhnya. Dengan mctode berbicara di muka cerrnin pembicara bisa melihat
langsung sosok dan cksprcsinya. Scdangkan metodc yang disarankan Lary King tidak
scpert1 demikian karena pemb1cara bcrhadapan langsung dengan penonton yang tidak
scsungguhnya (tcman, kcluargaJ
Upaya ~·ang dilakukan 1x:mh1c"ra untuk mclatih pcrs1apan p1dalo <l1 dcpan
ccn111n 111clal11rkan kcuntungan-kcu111ungan \ang bisa mcmh1asaka11nya ta1npil d1
depan um um, yang pada akhimya latihan ini dapat menambah kep::rcayaan diri
(Rahmat, 2002).
b. Kelemahan
Beberapa kelamahan dari metode berbicara di muka cermin, yakni :
1. Tidak berhadapan langsung dengan hadirin.
29
Metode berbicara di muka cermin merupakan metode latihan yang tidak
berhadapan langsung dengan audiens. Akan tetapi, individu hanya memvisualisasikan
dirinya di depan cermin.
2. Harus di lakuk.an secara berkesinambungan.
Untuk lebih memaksimalkan hasil yang akan diraih, metode berbicara di muka
cermin harus dilakukan secara berkesinambungan.
C. Metode-metode untuk meningkatkan self confidence
Berpidato di muka um um membutuhkan self confidence (Rahmat, 2002, h. 64).
Ada scjurnlah metode yang diyakini pencliti mampu dan bisa digunakan oleh para
pcmbicara untuk mcningkatkan rasa pcrcaya diri. Berikut beberapa di antara metode
yang dapat pembicara gunakan sebelum tampil kc muka umum :
I. 'ktodc herhicara di muka ccrmin.
Mctodc bcrbicara di muka ccrmin adalah rnctodc yang digunakan olch
Dc111osthcllc·, dan Sockarnu sebdum bcrp1Jato d1 muka umum. Mctodc lat1han ini
30
dijadikan sebagai metode mengendalikan kecemasan berkomunikasi. Rahmat
mengungkapkan:jadilah Demosthenes, carilah tempat sunyi l!fau kamar pribadi.
Berdiri di depan cermin masukan da!am benak gambaran hadirin yang akan
dihadapi. Latih pidato dengan herbagai gaya penyampaian, ubah suara dan !akukan
olah gerak (Rahmat, 2002, h. 69).
2. Metode berpidato dengan penonton yang tidak sebenarnya akan
dihadapi.
Metode yang sarankan oleh Larry King dalam bukunya "how to talk to anyone,
anytime, any where" yang diterjemahkan oleh Widodo, yakni berupa persiapan
latihan sebelum pembicara berpidato di muka umum dengan meminta kepada teman
atau keluarga untuk menjadi audien dalam latihan tersebut (Widodo, 2001, h.122).
Metode ini dianggap mampu meningkatkan kepcrcayaan diri dari pembicara,
karena dapat mengontrol keccmasan berkomunikasi ( com1111mica1 ion aprehensi/J dari
pcmbicara yang timbul ketika hendak berpidato di muka umum. Kecemasan
berkomunikasi dapat menghilangkan kepercayaan diri (Rahmat, 2002, h.64).
Gambar 2.2 Metodc meningkatkan self co11jide11ce berpidato.
Metode meningkatkan self confidence
beroidato
Bcrbicara di 111ukJ1 ccrmin Mdod(• hnpidato d(•ni:an -· J pen on ton ~ ani: tidal.. schcnarnya
D. Ef'ek Metode Berbicara Di Muka Cermin Terhadap Self
Confidence Bcrpidato
31
Metodc yang akrab dilakukan oleh Demosthenes, yakni metode berbicara di
muka cermin merupakan metode latihan persiapan sebelum tampil ke muka umum.
Metode berbicara di muka cerrnin berarti berbicara di depan cerrnin. Dengan metode
berbicara di muka cerrnin individu dapat memvisualisasikan dirinya. Individu mampu
memecahkan masalahnya scndiri.
Scpcrti masalah general adaption syndrome (GAS). yakni reaksi alamiah (suara
bergetar,ketegangan otot;dada, tangan, leher, dan k.aki, lupa, berbicara cepat dan tidak
jclas) terhadap ancaman yang bisa menyebabkan individufight (melawan) ataujlight
(melarikan diri) (Rahmat, 2002). Seorang tum~ rumah yang mewakilkan dirinya
kepada orang lain untuk berpidato di muka um um sudah melakukan/7ight ( mclarikan
diri). lndividu tcrsebut tak mampu mengontrol sindroma mekanisme pcnycsuaian
(GAS), bi la tuun rumah tersebut mampu mengendalikannya maka tidak akan
mcwakilkan kepada orang lain untuk tampil bcrpidato di muka umum.
Tidak mungkin rncnghilangkan general adaption oy11drome (GAS), akan tetapi
yang bisa dilakukan individu yang hendak tarnpil ke rnuka urnum adalah
rncngendalikannya dengan cara rnernbiasakan diri melalui latihan. Metodc hcrbicara
di rnuka ccnnin btsa dtf!Unakan untuk rnclatih dan rnernbiasakan indiYidu tnhadap
general wlupr wn s\'lldrome (( iAS).
Metode berbicara di muka cermin merupakan metode latihan yang bertujuan
untuk membangkitkan kepercayaan diri (self confidence )seseorang ketika ingin
tampil di depan umum. Teknik-teknik yang ditekankan dalam rnetode ini adalah
teknik kontrol diri individu terhadap situasi sosial ketika berpidato. Seperti kontak
mata dengan audiens, olah gerak, dan olah vokal. Bentuk latihannya adalah
membiasakan individu terhadap situasi yang akan dihadapi nanti dengan
memvisualisasikan diri guna .nenilai penarnpilannya atau aktingnya.
Di depan cermin individu mernusatkan perhatiannya akan pesan yang akan
disarnpaikan. Semakin sering metode ini dilakukan, maka semakin mernbiasakan
individu akan situasi berpidato dan akan menguatkan rasa percaya diri. Ketika
kepercayaan diri (seff1.:onfidence) scseorang semakin kuat, maka GAS(generul
mlap11fsyndrome) akan berkurang secara bertahap (Rahrna!, 2002).
Dalarn rnetode berbicara di rnuka cermi11 individu melatih kontak rnata,
rnensugesti diri, rnelakukan olah vokal, dan olah gerak. Di depan cennin individu
berakting seolah-olah tengah ditoton oleh hadirin.
32
Metode berbicara di rnuka cerrnin berbeda dengan rnetode berpidato dengan
penonton yang tidak sebenarnya (rnetode yang disarankan oleh Lary King di dalarn
bukunya ··fwff 10 rulk ro anyone, uny11111e, w1v lrhere"). Dengan rnetode berbicara di
rnuka ccrmin. 1nd1v1du dapa! melihat pcnarnpilan dan cksprcsmya, sedangkan dcngan
rnetode yang d1"11ankan Larv King indiv1du t1dak mampu melihat ekspresi dan
pcnarnpilanma llrn!'.an kata lain. mctode hcrh1c·ara d1 muka cc-rmin ind1,idu
rm;monnor lat1han 1x:nyampa1annya baik da11 seg1 kontak mata, suara dan gcrakan.
33
Metode yang disarankan Lary King efektif untuk mengatasi situasi pidato, di
rnana individu melakukan latihan persiapan dengan menghadapi sejumlah penonton
yang tidak sesungguhnya akan dihadapi. Namun dengan metode tersebut individu
tidak mampu memonitor penampilan dan ekspresi dirinya.
Garn bar 2.3. Letak cfek metode berbicara di muka cermin terhadap self
co11jide11ce beq>idato.
FAKTOR PENYEIJ.-\IJ .l'D.F CONHDfiVC/c· IJERl'IDATO
METODE BERBICARA DI MUKACERM!N
LATil-JAN
SELF CONFfJ)ENCE BERPIDATO
Diantara faktor penychab self conjide11ce berpidato adalah latihan. Salah satu
rnetode yang dapat digunakan adalah rnetode berbicara dirnuka cermin. Semakin
sering dilakukan sernakin rncrnantapkan kepercayaan diri (se/fconjidence) individu
ketika berpidato di depan umurn.
34
E. Hi1Jotesis
Berdasarkan dari hal di atas, peneliti membaginya mcnjadi dua hipotesis, yaitu :
1. Hipotesis nol (Ho)
"Tidak ada pcrbedaan yang signifikan kepercayaan diri (self confidence)
berpidato di muka um um siswa yang diberikan dengan yang tidak diberikan metode
berbicara di muka cermin".
2. Hipotesis alternatif (H1)
"Terdapat perbedaan yang signifikan kepercayaan diri (self confidence)
berpidato di muka um um siswa yang diberikan dengan yang tidak diberikan metode
berbicara di muka r,ermin".
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi sebuah penelitian memainkan peran penting dalam mengarahkan
penelitian kepada data yang akan dicari. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari
hubungan kausal antara metode berbicara di muka cermin dengan self co11(idence
berpidato di muka umum. Oleh karena itu digunakan metodologi yang sesuai dengan
tujuan dari penelitian ini. Dalam penelitian ini metodologi yang digunakan adalah
metodologi kuantitatif berupa eksperimen.
A. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Darul Muttaqin kelas satu
Tsanawiyah. Keseluruhan populasi santri laki-laki berjumlah 150 orang, diambil
sampel sebanyak 30 orang, yang dibagi ke dalam dua kelompok, kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen.
1. Kriteria subjck pcnclitian
Beberapa ciri-ciri subjek yang untuk eksperimen ini adalah sebagai berikut :
a. Santri Pondok l'esantren Darul Muttaqtn.
b. 13crjenis kelamin laki-laki.
c. Kelas I tsanaw1vah
36
d. Minim pengalaman dalam berpidato.
2. Sampling
Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel dibantu oleh pihak pengurus
Pondok Pesantren. Teknik sampling pada penelitian kali ini menggunakan teknik
purposive sampling. Teknik tersebut digunakan peneliti karena adanya keterbatasan
waktu dan biaya. Teknik tersebut adalah teknik yang pengambilan sampelnya dengan
cara menemui subjek untuk dijadikan sampel yang sesuai dengan kriteria penelitian.
3. Teknik penentuan kelompok
Dari 30 sampel yang dijadikan eksperimen dibai,>i menjadi dua kelompok, yakni
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pembagian kelompok dilakukan dengan
cara menunjuk subjek, subjek yang ditunjuk di tempatkan di sebelah kanan dan
menjadi kelompok eksperimen. Sedangkan sisanya di tempatkan di sebelah kiri dan
menjadi kelompok kontro\.
Kelompok eksperimen adalah kelompok yang dikenai atau diberikan treatment,
yaitu berbicara di muka cermin. Sedangkan yang menjadi kelompok pembanding
disebut sebagai kelompok kontrol, yaitu kelompok yang tidak diberikan treatment
(Harris, 1986).
4. Jumlah subjek penelitian
Jumlah subjek yang akan diteliti adalah berjumlah 30 subjek dari. Dari ke-30
santri tersebut akan dikelompokkan atau akan dibagi menjadi dua kelompok yakni
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
37
B. Variabel-variabel penelitian
l. Variabel bebas (Independent Variabel)
variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode berbicara di muka cermin.
Dcfinisi operasional dari berbicara di muka cermin adalah metode latihan sebelum
seorang santri bcrpidato di muka umum dengan earn mclatih kontak mata,
membayangkan hadirin berada dalam benaknya, mensugesti diri, melakukan latihan
olah vokal, dan olah gerak di dcpan cermin. Dalarn pelaksanaannya, rnetode ini
mernbutuhkan waktu kurang lebih 10 men it.
1. Membayangkan hadirin berada dalam benak pembicara adalah mernbayangkan
seolah-olah di rnuka cermin terdapat hadirin yang nanti akan menyaksikan
pernbicara.
2. Melakukan kontak mata 1naksudnya adalah melatih bagaimana meriguasai situasi
yang pembicara akan hadapi dengan melakukan penglihatan ke beberapa titik di
de pan cerm in.
3. Mensugesti diri adalah memotivasi diri, dengan perkataan sugestif seperti; ··a yo
kamu hisa", dan "saya harus bisa" .
4. Latihan olah vokal adalah latihan intonasi suara dan kualitas suara yang
bervanasi guna mengekspresikan isi pidato.
5. Lat1ha11 olah gerak adalah latihan gerak tubuh guna mengekspresikan isi pidato.
... _,,
38
2. Variabel terpengaruh (Depe11de11t variabe[)
Variabel terpengaruh dalam penelitian ini adalah self confidence berpidato di
muka um um. Definisi operasional self confidence berpidato di muka um um adalah
kepercayaan diri pembicara pada saat berpidato di muka umum yang pengukurannya
didasarkan pada pedoman obscrvasi yang dibuat ber~asarkan indikator-indikator sell
confidence berpidato, yaitu ; kontak mata pembicara dengan audien, intonasi suara,
dan olah gerak pembicara.
3. Variabel ekstraneous (R>::traneous l'ariabef)
Variabel ekstraneus adalah variabel-variabel yang dapat mempengaruhi ha:.il
dari penelitian. Variabel ekstraneus dalam penelitian ini adalah pengalaman santri
dalam bcrpidato, situasi berpidato, dan cmos1.
Dari bebcrapa variabel ekstraneus di alas peneliti mengontrolnya dengan ciira
yakni:
I. Eli111inas1 dilakukan untuk rnengontrol sltuasi berbicara di rnuka cerrnin dengan
scnyaman mungkin, di mana subjek yang satu dengan yang lainnya rnelakukan
Jangkah-Jangkah berbicara di rnuka cermin dibuat senyaman mungkin.
2. Pengalaman subjek dikontrol dcngan caw dlfferenliul seleclion yakni dengan
pemisahan sccara randomisasi .
3 1:n1os1 subjck dikontrol dcngan cara 111clakukan randomisasi terhadap variabc\
sekunder dcngan menganggap perbedaan 111d1vidu yang terdapat pada masing
masing kdompok tcrscbar rnerata.
39
4. Melakukan pengarahan pada masing-masing kelompok dibedakan. Pengarahan
terhadap kelompok eksperimen yang diberikan treatmen berbicara di muka
cermin dengan kelompok kontrol yang tanpa diberikan treatmen berbicara di
muka cermin.
4. Teknik pengumpulan data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan pedoman
observasi yang disusun berdasarkan indikator-indikator self confidence berpidato
yang dikemukakan oleh Jalaludin Rahmat (2002) dan Hambut ( 1997). Indikator-
indikatomya meliputi; kontak mata pembicara terhadap audiens, intonasi suara, dan
olah gerak tubuh.
C. Rancangan penelitian
Pcnelitian ini menggunakan rancangan conlrol-gmup preles/-posl/es/ design.
Comrol-group pre/e.1·1-posllesl design adalah rancangan eksperimen yang diberikan
kepada kelompok-kclompok eksperimen. Dengan cara membagi seluruh subjek
secara tidak acak (11011-m11do111) menjadi dua kelompok, yakni kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen dikenai perlakuan sedangkan
kelompok kontrol tidak (Robinson. 1981 ). Rancangannya seperti pada gambar 3. l.
Cambar 3. I Rancangan co/l/ro/-group pretest-posttest design
D··----~
I :\: 02 I (), ~- -
Keterangan:
01 : pedo<nan observasi self confidence (pretest).
02 : pedoman observasi self confidence (pastiest).
o, : pedoman observasi se/fconjidence (pretest).
0• : pedoman observasi se/fco11fidence (po.\'llest).
X : perlakuan (treatment): metode berbicara di muka cermin (Robinson, 1981)
Hipotesa statistikanya adalah sebagai berikut :
Ho = µ02= µ04
Ht = µ02 > µ04
Keterangan :
I. ~102 : rerata akhir selisih skor antar pretcst-postest kelompok eksperimen (gain
score kelompok eksperimen).
40
2. µ04 : rerata akhir selisih skor antara pretcst-postest kelompok kontrol (gain score
kelompok kontrol).
3. Untuk melakukan pengujian hipotesa peneliti menggunakan tarafsignifikasi 0,05
onetuil test.
41
D. Proscdur Pcnclitian
1. Persiapan sebelum eksperimen
Sebelum turun ke lapangan eksperimen, yang harus dipersiapkan adalah
merumuskan masalah yang akan diteliti, kemudian mengadakan studi pustaka untuk
melihat masalah tersebut dari sudut pandang teoritis. Setelah didapat teorinya
kemudian menyusun pedoman observasi yang disusun berdasarkan indikator yang
didapatkan dari teori self confidence berpidato. Setelah itu meminta surat izin
penelitian dari pihak Fakultas yang ditandatangani pihak dekanat. Selanjutnya
meminta izin kepada pihak pondok pesantren Darul Muttaqin untuk melakukan suatu
eksperimen. Setelah perizinan penelitian diterima pihak pondok pesantren, maka
proses penelitian ke lapangan baru dapat be~jalan.
2. Pelaksanaan
a. Pelaksanaan awal
Pcrtama yang lakukan setclah mendapatkan izin adalah mengambil sampel
dengan rnenggunakan tcknik 111c·idental sampling. Dalam hal ini peneliti dibantu oleh
Ustadz Pondok pesantren sclaku penanggungjawab dari di PON-PES Darul
Muttaqin. Setelah sampel didapatkan yang be~jurnlah 30 orang, sampel tersebut
dibagi ke dalam dua kclompok yaitu kelompok kontrol yang tidak dibcrikan
1reulme111, narnun dipandu ,;ukarelawan dan kclornpok ckspcrirncn yang dibcrikan
1realme111, yakr11 mctode bcrb1cara di muka ccrmin.
Sctcl;1h 1111. nh:m 1apkan aparatus yang d1pcrlukan Yakni ,cbagai bcrikut
42
Pertama, menyiapkan peralatan primer yakni cermin beserta panduan
langkah-langkahnya dan pedoman observasi self confidence berpidato. Cermin yang
berukuran J 00 x 60 cm, ditcmpatkan di ruang sebelah tempat dilakukannya pidato. Di
depan 3 cermin yang ditidurkan 15 subjek berdiri menghadap cermin. Ruangan yang
digunakan memiliki 4 .iendela yang ditutup dengan kain. Hal ini dilakukan supaya
subjek dapat dengan leluasa melakukan metode berbicara di muka cermin.
Kedua, menyiapkan ruangan yang diperlukan, yakni yang terdiri dari dua
ruang (ruang kontrol dan ruang eksperimen). Pada ruangan tersebut terdapat empat
jendela yang terbuka. Untuk menyamankan situasi dan suasana eksperimen, maka
keempat jendela tersebut ditutup dengan kain yang berjumlah 4 helai. Pada tiap
masing-masing ruang discdiakan mimbar. Di depan mimbar ditempatkan 37 kursi, 2
kursi untuk raters atau penilai, 5 kursi untuk sukarelawan, dan 30 kursi untuk sampel
penelitian. Keriga, mcnyiapkan alat pendukung yakni jam.
b. Pelaksanaan akhir
Tabel 3.1 Perbandingan tahapan eksperimen
[!aha pan I Kelomp~k Ko~trol Kelomp~k eksperimen
I __ 1 I Pidatc:__ ----+--P-id_a_to ____________ _;
2j Observasi (pn·tcst) Observasi (!'retest) . I -- ____ .,_ -----------~ --------- - - --------- - ------·- -----
3 i Treatment ( ccrita ) Treatment (metode berbicara di muka i
i I . 1- -4·--1Picia!i;-- .. l-l--,1-d---a--tc--> -------·
cermin)
I- ·----- 1--------· -- ---·-· - ---- .. ------·-! 5 ! Obsen as1 tr>wll<'.11) I Observasi (po.I/fest) ·---· _____ _J _ _.____ - __________ _j_ --- --·--- --- -- - ·- ___ " ______ -- --------
-----
.•
43
Pertama, seluruh subjek sebanyak 30 orang diinstruksikan melakukan pidato
impromtu yang temanya berupa "tuan rumah memberikan sambutan ketika
mengadakan acara" dan diobservasi oleh ratesrs.
Kedua, setelah itu seluruh subjek dibagi kedalam dua kelompok (kontrol dan
eksperimen). Kelompok kontrol yang be~jumlah 15 orang, dipandu okh dua orang
sukarelawan dan diberikan treatment berupa cerita. Sedangkan kelompok eksperimen
yang berjumlah 15 orang diberikan trea1111ent berupa metode bcrbicara di muka
cermin selama I 0 menit.
Ketiga, Subjek pada kelompok eksperimen yang berjumlah 15 orang awalnya
diberikan penyuluhan tcntang apa yang akan dilakukannya nanti. Setelah itu seluruh
subjek eksperimen diinstruksikan berdiri di depan cennin dan mcl:ikukan latihan
berbicara di depan cermin dc:ngan dipandu oleh peneliti.
Keempat, setelah kelompok eksperimen selesai melakukan fn•cJ/ment, seluruh
subjek berkumpul kembali dalam ruangan yang sama. Mereka diinstruksikan
melakukan pidato impromtu (pidato spontan) yang temanya ditentukan peneliti, yakni
"seorang kepala sekolah yang memberikan penyuluhan pada upacara bendera" dan
diobservasi oleh dua orang raters.
Setelah itu peneliti menganalisa data dengan menggunakan t-tcst. Peneliti
melihat s1gnifikansinya dcngan 111el1hat tabcl A pada taraf signikans1 0.05 untuk
011~1ai/ Inf
Gambar 3. 2 Alur Eksperimen
METODE BERBICARA DI MUKA CERMIN
0 Kontak mata 0 Membayangkan tcrdapat hadirin yang
menyaksikan. 0 Mensugesti diri. 0 Mengungkapkan kisi-kisi pidato. 0 Melatih vokal. 0 Melatih gerakan tubuh.
I BERPIDATO -~
SEJ,F CONFIDENCE BERP!DATO
o Kontak mata. o Penyampaian pesan. o l ntonasi suara. o Olah gerak.
E. Aparatus pcnclitian (instrumcn pcnclitian)
Aparatus penclitian adalah alat-alat yang dipcrlukan dalam melakukan proses
eksperimen. Aparatus penelitian sangat mendukung suatu eksperimen. Oleh karena
44
itu di bawah ini akan dipaparkan beberapa aparatus yang diperlukan dari eksperimen
yang akan dilakukan. Yang menjadi aparatus yang primer dalam eksperimen !ni
adalah : 3 ccrmin yang bcrukuran I 00 x 60 cm dan pcdoman observasi self
cu11/1,/.-11n· bcrpidato scrta langkah-langkah rndode berbicara di muka cennin.
Scdangkan yang mc11pdr aparatus 1arnbaha11nya adalah scbaga1 krikul:
Jam. digu11aka11 u111uk 111c11i•ukur waktu pcmhcrian prctcst-postcst da11 trcatnh·nt
:' "uanga11. drpcrlukan untuk 1c111p<1l d1Likukan11ya 1x:nditian ini.
45
3. Mimbar pidato, diperlukan untuk berpidato supaya lebih terkesan pidatonya.
4. Kursi sebanyak 37 buah, diperlukan untuk para 5 sukarelawan, 30 subjek, dan 2
observer atau raters.
5. Kalkulutor, digunakan untuk mencatat nilai performa tiap-tiap subjek.
6. Kain sebanyak 4 buah, diperlukan untuk menutup jendela yang terbuka supaya
ruangan mcnjadi lebih nyaman.
Di bawah ini akan dijelaskan beberapa aparatus yang digunakan :
a. Langkah metode berbicara di muka cermin (dilakukan selama IO menit).
I
N 0
1~· 1-
Tabel 3.2 Lan kah metode berbicara di muka cermin. \Vaktu I Hal yang dilakukan subjek
1 1,:;~enatap seluruh bagian tubuh yang I berada didepan cermin, memrik I nafas dengan memejamkan mata, I dan menghembuskan nafas dengan , memliuka mata.
Panduan 11eneliti
I "Tataplah muka anda di depan : I cennin". "rasakan setiap
I udara yang masuk ke seluruh, bagian tubuh". "tatap mata
I anda, lihat seluruh bagian tubuh anda. - -· +.·----- . -+--- --cc--·-----
lllCl\ll I Mcnarik napas sambil mcmejamkan .. tatap kernbali mata anda dan ; mata dan menghe111buskannya rasakan hadirin yang tengah ,
1 .. 13 1·1 lllCl11l
[_ cje~1g<1ri.n~e_11i[1L1B<~111<1_('! ______ ..... _mcnE_~s i kan ang_<1~:.. ________ j 1 Menarik napas sambil memejamkan "ketika anda membuka mata · i mata lalu rnenghembL1skan nafas. katakan "akulah yang terbaik,
aku mampu melakukan I.
•
1--· !-4-~- =: !llL.lli!
I semuanya, aku yang paling j tahu segalanya dan kalian
·------------------- ______ .... j 0_c!<i_k __ !<l~~a-<1pa" .. ____ _:
·1 -- ___ ., ___ , - .... ---- ,,. - -- ------·-·---.-----+-~----··----- ---· -- - - -- --~------"a k u lah yang tcrbaik" (mengelus i "tepuk sccara b..:rlahan dada · dada sccara berlahan sambil i anda".
' . 1r1_..:11i1l<jJ.l.IIl_'\l<~d i ~~E<l_f1 c..:nn_i!l) ... _ --+ ... _____ ...... .
"aku mampu melakukan semuanya .. I .. acungkan jempol tangan ( 111cngancungkan jemriol tangan i kanan kc a:·ah Jada k1t1 anda ... bnan k.c arah Jada kin sambil · tcrscnyun1)
46
N Waktu Hal yang dilakukan subjek Panduan peneliti 0
"aku yang paling tahu segalanya" "lipat kedua tangan dan (melipat kedua tangan yang tempatkan di atas perut ditempatkan di atas perut sambil anda". menatao mata di deoan cennin). "kalian orang-orang bodoh yang "tunjuk ke muka cennin". tidak tahu apa-apa" (melototkan mata mengangkatjari telunjuk dan mengarahkannya ke muka cennin sambil menatap mata anda yang sedang melotot)
. - ·-6 1 menit Menarik napas dalam-dalam sambil "rasakan setiap udara yang
memejamkan mata. masuk ke seluruh tubuh anda". - --
Menghembuskan napas sambil membuka mata dan menatap mata
'--sambil tersenvum ). --
7 2 rnenit "Asalamualaikum, Wr. Wb." "naikan suara anda". Sambil mengangkat tangan kanan dan digerakan ke depan-belakang dan menatap rnata. -- ·-- -"senang kita bisa bertemu kembali "datarkan suara anda" di sini"sambil tcrscnyum dan "lihatlah senyum anda"
I __ ,. ------ menata_Q_ matad_L depan ce_l'_l!l_i_f1_· __ -- --···· ---- . Menatap mata di depan cennin "tinggikan suara anda- -1 scraya berkata turunkan suara-mcmbcntak" I ''salah satu hal (meninggikan suara) I
yang tcrpenting dalarn hidup ini I adalah (turunkan suara) I saling rnenginfonnasikan dengan I
sesamanya" (seraya membentak) I (sambil meng1ngkat kedua tangan I
! , yangjari telunjuk danjcrnpol I
I I bersentuhan ). I
• I
I •
I I
I i
47
N Waktu Hal yang dilakukan subjek Panduan peneliti 0
Menatap mata di depan cennin dan mengatakan "Saya hadir di depan anda" ( datarkan suara- menunjuk ke muka cennin) "tidak lain i.dalah" (datarkan suara) "untuk" (naikan suara-jari telunjuk tangan kanan diangkat dan diagerakan ke depan-belakang) "memberikan suatu informasi barn" (berbisik-sambil mendekatkan wajah ke cennin dengan mengangkat tangan kanan denganjari telunjuk dan jcmpol ditempelkan) "yang mungkin belum kalian ketahui" (membentak-mengerakan kedua tangan yang pertama ditempatkan di perut secara cepat digerakan ke depan seperti gerakan membuka dengan mencngadahkan
·~
tangan) 8 20 detik Berhenti sesaat
. ··-··--·--- ·---·"' I ---9 2 menit Menatap mata di depan cermin dan
I mengatakan "akhimya sampai di I sini perjumpaan kita" (mendatarkan
suara-sambil menganggukan I kepala) I
"semoga apa yang saya I
informasikan Jisa bermanfaat untuk / saya pribadi (mendatarkan suara-mcngelus dada sccara pcrlahan- I
i lahan sambil tersenyurn) dan untuk teman-tcman scm ua .. ( datarkan suara-rncngangkat ki:dua tangan yang digcrakan pcrlahan ' i atas-naik sambil tcrscnvum J I
' "wassalam uala i k u 111" ( m c· na 1 k ka n ' "I.\\,\)
Wr Wh .. t rncndatark;ir1 '"""''
48
Di samping aparatus penelitian di alas, eksperimen ini dibanlu oleh tujuh orang
sukarelawan. Dua orang sebagai raters atau penilai, dua orang sebagai pemandu
kclompok kontrol pada saat kelompok cksperimen diberikan pcrlakuan (treatment),
dan tiga orang pengamat semu. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai penilai
(raters).
Penilai (Raters) sangat diperlukan, karena bila tidak penelitian ini menjadi bias.
Pada penelitian ini awalnya raters berjumlah 4 orang, namun pada saat eksperimen
berlangsung 2 orang rat..:rs tidak bisa hadir. Kedua orang raters ini awalnya diberikan
penyuluhan terlebih dahulu oleh peneliti. Setelah itu dilakukan eksperimen semu
guna menguji tingkat reliabilitas pedoman observasi. Selain itu eksperimen semu
dilakukan untuk mcnyamakan kesepakatan antara sesama raters terhadap pedoman
observasi yang akan digunakan pada penelitian. Pedoman observasi direvisi sebanyak
tiga kali sebagai ak1bat dari proses diskusi antara raters dengan peneliti. Hasil dari
eksperimen semu mengahasilkan tingkat reliabilitas dengan nilai 0,75, yang artinya
pedoman observasi yang akan digunakan dalam penelitian reliabel.
F. Pcngolahan data
Distribusi .. ·student· t .. dikcmukakan olch Gosset pada pcrmulaan abad ke XX
1n1. Pcncmuannva 1tu d1terhitkan dengan nama samaran "student". Dcngan
mengambil hurufteraUur dari nama pcncmunya, maka distribusr ini dinarnakan
distribusi studcnt·s t 1 I lad1. 1980,h.332)
49
Di dalam langkah memilih pendckatan pcnelitian, telah dikcmukakan beberapa
dcsain eksperimen di antaranya telah disertai rumus atau cara analisis datanya. Untuk
testing signifikansi, maka digunakan t-test (Arikunto, 2002, h. 275).
Seperti pada penelitian yang lainnya, pada penelitian ini juga terdapat hipotesis
altematifyang dapat diuji dengan dua cara, yaitu pengetesan dua ekor dan pengetesan
satu ekor.
l'engetesan dua ekor dilakukan apabila peneliti tidak mempunyai
kecenderungan terhadap perbedaan. " Ada pengaruh metode berbicara di muka
cermin terhadap self confidence berpidato di muka umum", dalam ha! ini peneliti
tidak mempunyai pendapat pihak mana yang memiliki selfconfidence yang lebih
tinggi; yang penting hanyalah bahwa ada perbedaan. Dcngnn dcmikian peneliti
menggunakan taraf kepercayaan 95%, konsultasinya pada kolom taraf signifikansi
2'12%.
Pengetesan satu ekor dilakukan apabila peneliti sudah memihak pada salah satu
dari dua kelornpok penelitia;i. "self confidence berpidato kelompok eksperimen lebih
tinggi ketimbang kclompok kontrol", dalam hal ini peneliti mengetes hipotesisnya
dengan kurva satu ekor.dengan demikian, jika peneliti akan menggunakan taraf
kepercayaan 95%, konsultasinya pada kolom taraf signifikansi 5%. Penelitian yang
scdang dilakukan kali ini adalah peneliuan cksperimcn Dalam rnclakukan
eksperirnen ini peneliti tentu berharar bahwa perlakuan yang d1berikan akan
rne111punva1 ak1ba1 pos1t1!. Uleh L1rena 11u, penellti dalam hal 1111 sudah rnemihak
50
pada hasil tes sesudah eksperimen. Pengetesan yang dilakukan dengan demikian
haruslah pengetesan satu ekor.
Pada penelitian ini menggunakan pengetesan satu ekor, karena peneliti yakin
metode berbicara di muka cermin berpengaruh terhadap self confidence santri Darul
Muttaqin.
Berikut adalah rumus dari Hest yang digunakan :
t Xb-Xa
SSa + SSb + l
(na - I )+(nb - I) (na nb)
Ket:
I. Xb =mean ga111 score kclompok B (kelompok kontrol).
2. Xa -- mean ga111 score kelompok A(kclompok cksperimcn).
0 SSb ~. 00 sum o/squure (jumlah kuadrat) kclompok kontrol.
4. Ssa =sumo/square Uumlah kuadrat) kelompok eksperimen.
5. nb = jumlah subjck kelompok kontrol.
6. Ila =jumlah suhwk kelompok ckspenrncn
Signifikansi dilihat pada tahd A (Robinson, 1981. h 3921
BAB4
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum subjck
Penelitian ekspcrimcn dilakukan di Pondok Pcsantren Darul Muttaqin, yang
jumlah populasi santri laki-laki kclas satu Tsanawiyah sebanyak 150 santri laki-laki.
Dari keseluruhan populasi diarnbil 30 sampel yang dibagi ke dalam dua kelompok,
yakni kelompok kontrol yang bcrjumlah 15 ornng dan kelompok eksperimcn
bcrjumlah 15 orang. Berikut di bawah tabcl distribusi sampel yang diambil.
Tabel .f.1 Tabel distribusi sampel.
~l)a:~a~s;~~~~~+~clli111pt1k 1 :k.spcrimen_~Kclomp'.i: kontro_i _--+-j-un_3~-la_h-l i.. ---- _L -- ----- L _________________ --- -----· -
Tabcl 4.2 Tabcl distribusi rcspondcn bcrdasarkan usia
~Nl~l- · lJ~~;~==~ =K-cl<~r;ipnk ckspc;11~~~~l __ K-··c-lom--po1k.· ·k·(·i·n···t-·r-(;_1_-_-___ -_1 __ 11
·_-_-__ J_·~-~--lah I i I _ I I Tlrn -··· _ _____ _ .
1
__ .... _ I _ _ 1 i 2. ! 12Thn II ! II 1 22 1
, "
I i
13 Tim ) 3 -
Total I
"· 5 l
I -- -1 30 ;
52
B. Analisa data
1. Penyebaran nilai responden
Data penyebaran nilai responden seperti terlihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Penyebaran nilai responden.
·------·-- ··--- --Kelompok eksperimeu Kelompok koutrol
Sampel Pretes I Postles Bcda(x) Sampel PretCSf Posttes Beda(x) (X1) (Xi) --- -·---_!X1) (Xi)
..
L 4,5 . __ 9,5 - 5 16. 7,5_ 8,5 I -4-· -·----
2. 3,5 9 5,5 17. 10 10 0 -3. 8 10 2 18. 8,5 7,5 -I 4. 9 9,5 0,5 19. 8 8,5 0,5 s.
I 5,5 7,5 2 20. 9,5 9 -0,5
6. 5,5 t 6,5 I 21. 9 9,5 -0,5 7. I 6 9 3 22. 9 9 0
,.....__.----i----i -9 0 _J!,__ I 7 _J._.!,?__ I ,5 23. _____ ~----1
--·~~ ·----·-·-tfEt 715 -!-~-----~~ -- ~~:1--~ -·-I 10 -1 --------9 0
--·-·-·-·-__ 2_.\ _ _l_Cl__ _r ____ !._ __ ~_l~ -- . 9 __ r ~-s 0,5 ·-
' 12 I s . 8.5 o.s 21. ~ ~ o , o .s o.s 13. r·-s-·1-9-- ---,--··-2-g:- - g-·-1 -··9-- -- 1
I= :r;_=J ~~=1=-~:: },'f:=~ iJ~ _:;tTi!~, =· ::~ ·-----·· ·--······-· ... ----··--- ---·----.... ·-- -----·--·----··--·· -----'---·-· ·---·----·'- _______ :±1 __ Bcrdasarkan data di atas didapatkan, bahwa kelompok ekspcrimen dengau
mcmiliki nilai total gu111 score 27,5 mcngalami pcrubahan setclah dibcrikan perlal,uan
(fr,·urn"'"I J. Sedangkan kclcimpok kontrol lidak, karcna hanya 111cngala1111 perbcdaan
yang t1dak kontras dcngan nilai p,11111 sc11r,· tntalma O,S.
53
2. Efek metode berbicara di muka cermin terhadap self co11fide11ce berpidato
Setelah penyebaran nilai responden didapatkan, taraf signifikansinya dapat
diketahui dengan menggunakan rumus t-Test di bawah ini.
t Xb-Xa
SSa + SSb + 1
(na - 1 )+(nb- 1 (na nb
Ket:
1. Xb =mean gain score kelompok B (kelompok komrol).
2. Xa =mean gain score kelompok A(kelompok eksperimen).
3. SSb =sumo/square Uumlah kuadrat) kelompok kontrol.
4. Ssa =sum ofsquare Uumlah kuadrat) kelompok eksperimen.
5. nb = jurnlah subjek kelornpok kontrol.
6. na =jurnlah subjek kelompok eksperimen (Robinson, h. 237).
Tabel 4.4 Hasil penelitian.
~ off~~hui l--K~-~k~:rime;·-[ K. Kontrol Jumlah
·····--·-15
IXk 27 5 0 5 -------·---____ ._.:_______ ' -·
Ix'k 93,75 ~ ... ---~Ph =~f ·==~-2,03·--=~~=-·==~,03 - - __ 2_,64. ) .
54
I. Nk = jumlah subjek penelitian dalam dua kelompok.
2. IXk = jumlah x (basil kurang dari tahap pretest dengan post est pada setiap subjek
pen el i ti an).
3. Ix'k = jumlab x' (basil kurang dari ta hap pretest dengan post es/ pada setiap
subjek penelitian).
4. M =mean atau rerata.
5. Th= nilai hitung t.
Dengan menggunakan rumus Hes di atas maka didapatkan t-hitungnya adalah
2.64 (p < 0,05) dan db= 28. setelah itu dilakukan pengetesan satu ekor (one tail)
dengan t tabel = 1,70 pada taraf signifikansi 0,05 untuk one fail test didapatkan Th>
Tt, maka hipotesa nol ditolak dan hipotcsa alternatif diterima.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikctahui t hitung signifikan. Dengan
demikian, Hu yang berbunyi "mctodc bcrb1cara di muka cermin tidak berefek
terhadap selfconfidence saat bcrpidato dt muka umum" ditolak. Sedangakan Ht yang
berbunyi "metode berbicara di muka ccrmin mempunyai efek terhadap self
confidence saat berpidato di muka um um .. dapat ditegakkan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa metode berbicara di muka cermin berpengaruh terhadap sell
confidence berpidato di muka umum paJa santri Darul Muttaqin.
3. Dcskripsi perbcdaan pretest-pastiest kclompok kontrol dan kclompok
cl.,,perimcn
Deskripsi dari hasil dari analisa data kclompok eksperimen di atas dapat
dilihat pada tabel 4.5. pada label tersebut dapat diketahui letak perbedaan kctika
pretest (sebelum diberiken perlakuan) dan sctelah post/est (setelah diberikan
perlakuan ).
Berikut basil dcskripsi analisa data penelitian dari 30 santoi Darul Muttaqin
yang dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok ekperimen yang berjumlah 15
orang dan kelompok kontrol berjumlah 15 orang.
I. Kelompok kontrol
Nilai becla (gu111 score) pretest dan post/es/ subjek kelompok kontrol tidak
terlihat kontras dengan jumlah total 0,5. Lima subjek pada pretest dan post test
mengalami peningkatan, enam subjek mengalami pengurangan, dan empat subjek
tidak mcngalami peningkatan sama sekali.
2. Kelompok ekspcrimcn
Nilai beda (gum score) pretest da11 ;J11S11est subjek kelompok eksperimen
terlihat kontras denganjumlah total 27,5. Olch h:arena itu di bawah ini akan
dicleskripsikan hasil pcnelitian dari tiap-tiap sub.1<.:k.
55
56 Tabel 4.S Dcskripsi pre-pos/fet kclompok ekspcrimcn.
,- -(;ain
Subjek I -----P-r-etes_t ___ ,_ -~---T-·-------~-------- ---.. --Po-s-ttC~t-·----.- -------
L I Tb_crani ni_c_natap_ audicns tidak, tCrpaku pada sntt; ___ L1udicns
I. tidak bcrani mcn<ltap audicns tcrpnku pada satu audicns score
---~r~--"' ---' -
2. kcpala tidak tcgak. 1ncnunduk, ticTak bcr~;; n1cn;:tap audicns, tcrpaku pada satu audicns
--- ·1 kcpala ~gak. t.id--;k~~;undUk~ b~-;Uni 1~{C~~atap_;_1udicns. tidak tcrpaku padn satu riudicns
I
r ~" i -
kr-.in1pulan
AJ<i p..:ng11ruh
i Ada JlL'nearuh I -
3_ kcpala tid<lk -tcgak. n1cnund-uk, tidak bcrani 1ncnntap
11 kcpala lcgak. tidak 1ncnl·1-nduk __ ·t-idak bcrani ~icnatap. ~ - i 2-
audicns, tcrpaku pada satu audicns. bcrbicnra jclas audicns tcrpaku pada satu aud1cns. bcrbicara tidak jc\ns
----r Ada 11..:n~aruh
4_ . tidak bcran1 incnatap audicns tcrpa\...u p:1da salu audicns_ ! l1crani 11·~1~-;~{;J}-audicn~-t~da\... l~rp;;ku Pacta$al~1 11 ..;
: bcrbicara ic!Js ! .nu.11i.:ns. bcrbtl.1ra uJak 1.:k1s l--c5c-.-----ikCpala tid;klcgak~~1cnu1;~[tid~1\... bcrani incnatnp .. i kt::pala t~g;\\...~i-id;h·~·;;~u\....· t;J.1["b~rU~ll-~1;t:n;1tap
I aud1cns, tcrpaku pada satu audicns. bcrbicara tidak jclas. I at1d1cns tcrpaku pad a satu aud1t:ns. bcrb1cara jd::t:->.
6.
7.
8.
9.
10_
' . · tidak tcrdcngar dcngan baik. ada jcda \\ah tu (n1n!~s "! dctik l. : Lcrdcngar dcngan ba1h. 11dak ada jcda \\aktu (tnaks 7
, pcnckanJn suara scsuai dcngan kontcks l dcuk)_ pcnckanJn suara tidak scsuni dcngnn kontcks
I Tiidak bcrani 1ni.:n:it:ip aud1cns. i~rpaku padn satu I <H1d1cns
bcrani mcnntap audicns .tidnk tcrpJku pnda satu audicns
tidak bcrani n1cnnlap audicn~:· tcrj);~~~p~~d;;·5~1ll~-;n~di~;;;~- ·· 1··1;-~--;:;~1-1cn;1[~1-;~Zfi~1-~- tiJ~1·k-tc~l11-kU~)-,~-j;~-~;((; --tidak ada jcda \\"aktu (1naks 7 dct1k). _ gcrak.111 tangan tidnk .:iudicns. ;ida jcdn \\ aktu (1naks 7 dctikL _gcrak:in t;ing;in
aktir _ _ L!!~-----.. . ·- ·--tidak bcrnni n1cnatap audicns. tcrpnku pnda sntu audicns_ I bcrnni n1cn<1t<1p audicns. tidak tcrpaku p:1dn snLu bcrbicara tidak jclas _____ . i ~~~jicns.J_1crb~~.'..!.!:~~!as ___ ~ tang.nn dan kilki gcn1ctaran : t;·,ngan Jan k<1h1 !t~laJ... gcnll·tar:1n
'
bcrbicara jdas. pcnckannn sunra scsu<1i d~ngan kontckS··--- -- t-1~~·bicnr;J-Ud<1k ~1cl:;~. p~;i-G"k:u{~~-~;a{i~!;-kSCSua1 d-...-11'!:1!1 kontcks
L 11. ~paku pada satu audicns t1Jak--l~r1h1k~Jl- ad<1 ::;a·l~i atidicns · -·--- ·----~- ----·- -~--------·· ----·-----
12. tidnk tcrdcngar dcngan baik._gcn1~1arnn __ ---------·------13 kcpala tidah tcgah. n1cnunduk. bcrbic.:ira udak jcl<1:>. Lid•1k
tcrdcngar dcngan bn1k_ ada JCda \\ akLu (n1nks 7 dctik)
14. tidak bcrani mcn<ltap audicns_ tcrpnku pnda satu audicns. pcnck<1nan suara scsuai dcngan kontcks
lc~.~t~! ~g£~~- -~~.!.~3 ~'.!..!.P.~.~-~ ~ .. i~~. gc_!~~t nra!! _____ _ k..:pab tt:gak, tJdak n1cnundu\.... b-:rbicara .1d;1s. Lt..'rdcngar Jl.'.:ngan balk_ udak ada jcJn \"1ktu {!nak:> 7 dctik) bcrani n1c1HH'1p nudicns_ tidnk tcrpaku plld<l sntu ;1udicns .. p..;nc\...ilnnn suarn tiJJk scsuai dcngnn kontd,-.
.J __ J-_ 15.
1.5
' '
0.5 I
' '
! ()
.\J.1 !''-'!' .iruh
\d.1 p,:n~·.iruh
-_J_ -\d;1 p._·n:;:1rl1h
-\d;1 p..:n:;;uuh
.-\da p1.·n:;.1n1h
\,l,1 i'~:'.~.:iuh
T1dak ada p..:n~~;1ruh
_ -~~~'..£.C~1~ar~1l~ -\~n r..:n~:iruh ·\d:1 p..:n~<1n1h
.-\JJ p..:n:;aruh
f1d.1h ,1,J.1 p\.'11!,!>lfUh
Deskripsi subjek secara lebih rinci dapat dilihat di bawah ini.
a) subjek !(AP)
Nilai pretest kontak mata; kepala tegak, tidak menunduk,. Penyampaian isi;
tidak berani menatap audiens, terpaku pada satu audiens, sistematis,
57
penyampaian bicara; berbicarajelas, terdengar dengan baik, tidak adajeda waktu
(maks 7 detik), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan tangan tidak
aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara sesuai
dengan konteks.
Nilai post/est kontak mata; kepala tegak, tidak menunduk,. Penyampaian isi;
berani menatap audiens, tidak terpaku pada satu audiens sistematis,
penyampaian bicara; berbicara jelas, terdengar dengan baik, tidak ada jeda waktu
(maks 7 detik), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan tangan tidak
aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara sesuai
dengan konteks.
b) subjek 2 (MS)
Nilai pri!test kontak mata:.kepala tidak tegak, tidak berani menatap
audicns, terpaku pada satu audiens. Penyampaian isi; sistematis, penyampaian
bicara; berbicara jclas, tcrdengar dengan baik, tidak ada jeda waktu (maks 7 detik ),
gerakan tubuh: tangan dan kak1 tidak gemetaran, gerakan tangan tidak akt11", tidak
mengeluarkar, kcnngat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara sesuai dcngan
konteks.
58
Nilai pas/lest kontak mata;. kepala tegak, berani menatap audiens, tidak
terpakn pada satu audiens Penyampaian isi; sistematis, penyampaian bicara;
berbicara jelas, terdengar dengan baik, tidak ada jeda waktu (maks 7 detik), gerakan
tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan tangan tidak aktif, tidak
mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara sesuai dengan
konteks.
c) subjek 3 (YS)
Nilai pretest kontak mata; kepala tidak tegak, menunduk, tidak berani
menatap audiens, terpaku pada satu audiens. Penyampaian isi; sistematis,
penyampaian bicara; berbicara jelas, terdengar dengan baik, tidak adajeda waktu
(maks 7 detik), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan tangan tidak
aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara sesuai
dengan konteks.
Nilai pastiest kontak mata; kepala tegak, tidak menunduk, tidak berani
mcnatap, audiens tcrpaku pada satu audiens. Penyampaian isi; sistematis,
penyampaian bicara; berbicara tidak jelas, terdengar dengan baik, tidak ada j.:da
waktu (maks 7 detik), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan
tangan tidak aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan
suara sesuai dengan konteks.
d) subjek 4 (FR)
Nilai pretesl kontak ma ta; kc pa la tcgak, 1 idak menunduk, tidak bcrani
mcnatap audiens terpaku pada satu audicns. Penyampa1an 1s1; sistematis,
59
penyampaian bicara; berbicara jelas, terdengar dengan baik, tidak ada jeda waktu
(maks 7 detik), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan tangan tidak
aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara sesuai
dengan konteks
Nilai pas/lest kontak mata; kepala tegak, tidak menunduk, berani menatap
audiens tidak terpaku pada satu audiens. Penyampaian isi; sistematis,
penyampaian bicara; berbicara tidak jelas, terdengar dengan baik, tidak ada jeda
waktu (maks 7 detik), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan
tangan tidak aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan
suara sesuai dengan konteks.
e) subjek 5 (YO)
Nilai pretest kontak mata; kepala tidak tegak, menunduk, tidak berani
menatap audiens, terpaku pada satu audiens. Penyampaian isi; sistematis,
pcnyampaian bicara; bcrbicara tidak jelas, tidak terdengar dengan baik, ada jeda
waktu (mak~ 7 dctik), gcrakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemctaran, gerakan
tangan tidak aktif, tidak mcngeluarkan keringat, suara; tidak gemctaran, penekanan
suara sesuai dengan konteks.
Nilai pastiest kontak mata; kepala tegak, tidak menunduk, tidak berani
menatap audicns terpaku pada satu audiens. Pcnyampaian isi; sistt:rnatis,
penyarnpa1an bicara; berbicara jelas, tcnlenga .. dcngan baik, tidak ada jcda
waktu (mak' 7 dctik), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gernetaran, gcrakan
60
tangan tidak aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan
suara tidak sesuai dengan konteks.
f) subjek 6 (IM)
Nilai pretest kontak mata; kepala tegak, tidak menunduk, berani menatap
audiens ,tidak terpaku pada satu audiens. Penyampaian isi; sistematis,
penyampaian bicara; berbicarajelas, terdengar dengan baik, tidak adajeda waktu
(maks 7 detik), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan tangan tidak
aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara sesuai
dengan konteks
Nilai pastiest kontak mata; kepala tegak, tidak menunduk, tidak berani
menatap audiens, terpaku pada satu audiens. Penyampaian isi; sistematis,
penyampaian bicara; berbicara jelas, terdengar dengan baik, tidak ada jeda waktu
(maks 7 detik), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan tangan tidak
aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara sesuai
dengan konteks.
g) subjek 7 (RN)
Nilai pretest kontak mata; kepala tegak, tidak menunduk, tidak berani
menatap audiens, terpaku pada satu audicns. l'cnyampaian isi; sistematis,
pcnyampaian bicara; bcrbicara jclas, terdcngar dcngan baik, tidak ada jeda waktu
(maks 7 dctik), gcrakan tubuh: tangan dan kaki tidak gcmetaran, gerakan tangan
tidak aktif, tidak mengcluarkan kenngat, suara: tidak gemetaran, penekanan suara
scsuai dcngan kontcks
61
Nilai pastiest kontak mata; kepala tegak, tidak menunduk, beraui meuatap
audiens tidak terpaku pada satu audieus. Penyampaian isi; sistematis,
penyampaian bicara; berbicaa jelas, terdengar dengan baik, ada jeda waktu (ma ks 7
detik), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan tangau aktif, tidak
mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara sesuai dengan
konteks.
h) subjek 8 (RD)
Nilai pretest kontak mata; kepala tegak, tidak menunduk, tidak berani
menatap audiens, terpaku pada satu audiens. Penyampaian isi; sistematis,
penyampaian bicara; berbicara tidak jelas, terdengar dengan baik, tidak ada jeda
waktu (maks 7 dcti'z), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan
tangan tidak aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan
suara sesuai dengan konteks
Nilai pnsrres/ kontak mata; kepala tegak, tidak menunduk, berani menatap
audiens, tidak terpaku pada satu audiens. Penyampaian isi; sistematis,
penyampaian bicara; berbicara jelas, terdengar dengan baik, tidak adajeda waktu
(maks 7 detik), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan tangan tidak
aktif, tidak mcngcluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara sesuai
dengan konteks.
i) subjek 9 (J Y)
Nilai preresr kontak mata; kcpala tidak tcgak, mcnunduk, tidak berani
menatap aud1en' krpaku pada satu audiens. l'enya111pa1an is1; sistematis,
penyampaian bicara; berbicara jelas, terdengar dengan baik, tidak ada jeda waktu
(maks 7 detik), gerakan tubuh; tangan dan kaki gemetaran, gerakan tangan tidak
aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara sesuai
dengan konteks
Nilai pasties/ kontak mata; kepala tidak tegak, menunduk, tidak berani
menatap audiens terpaku pada satu audiens. Penyampaian isi; sistematis,
penyampaian bicara; berbicara jelas, terdengar dengan baik, tidak ada jeda waktu
(maks 7 detik), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan tangan
tidak aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara
sesuai dengan kontcks.
j) subjek I 0 (RZ)
62
Nilai pretest kontak mata; kepala tegak, tidak menunduk, tidak berani
menatap audiens terpaku pada satu audiens. Penyampaian isi; sistematis,
penyampaian bicara; berbicara jelas, terdengar dengan baik, tidak ada jeda waktu
(maks 7 detik), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan tangan tidak
aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara sesuai
dengan konteks.
Nilai pas/lest kontak mata; kepala tegak, tidak menunduk, tidak berani
menatap audiens terpaku pada satu audicns. Pcnyampaian isi; sistematis,
penyampaian bicara; berbicara tidak jelas, terdengar dengan baik, tidak ada jeda
waktu (maks 7 ddik), gcrakan tubuh: tangan dan kaki tidak gcmetaran, gerakan
63
tangan tidak aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan
suara tidak sesuai dengan konteks,
k) subjek 11 (AK)
Nilai pretest kontak rr.ata; kepala tegak, tidak menunduk, tidak berani
menatap audiens, terpaku pada satu audiens. Penyampaian isi; sistematis,
penyampaian bicara; berbicara jelas, terdengar dengan baik, tidak ada jeda waktu
(maks 7 detik), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan tangan tidak
aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara sesuai
dengan konteks.
Nilai posttest kontak mata; kepala tegak, tidak menunduk, tidak berani
menatap audiens, tidak terpaku pada satu audiens. Penyampaian isi; sistematis,
penyampaian bicara; berbicara jelas, terdengar dengan baik, tidak ada jeda waktu
(maks 7 detik), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan tangan tidak
aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara sesuai
dengan konteks.
l) subjek 12 (AF)
Nilai pretest kontak mata; kepala tegak, tidak menunduk, tidak berani
menatap audiens terpaku pa~a satu audiens. Penyampaian isi; sistematis,
penyampaian bicara; berbicara jelas, tidak terdengar dcngan baik, tidak adajeda
waktu (maks 7 detik), gcrakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan
tangan tidak aktif, tidak rncngcluarkan keringat, suara; gcmctaran. pcnckanan suara
scsuai dcngan kontcks.
64
Nilai pastiest kontak mata; kepala tegak, tidak menunduk, tidak berani
menatap audiens terpaku pada satu audiens. Penyampaian isi; sistematis,
penyampaian bicara; berbicara jelas, terdengar dengan baik, tidak ada jeda waktu
(maks 7 detik), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan tangan tidak
aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara sesuai
dengan konteks.
m) subjek 13 (AH)
Nilai pretest kontak ma ta; kc pa la tidak tegak, menunduk, tidak berani
menatap audiens terpaku pada satu audiens. Penyampaian isi; sistematis,
penyampaian bicara; berbicara tidak jclas, tidak terdengar dengan baik, ada .ieda
waktu (maks 7 dctik), gcrakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemctaran, gerakan
tangan tidak aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan
suara sesuai dengan konteks.
Nilai posl/es/ kontak mata; kcpala tcgak, tidak mcnunduk, tidak berani
menatap audiens terpaku pada satu audiens. Penyampaian isi; sistematis,
penyampaian bicara; bcrbicara jelas, tcrdengar dengan baik, tidak ada jeda
wa ktu (ma ks 7 dctik), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan
tangan tidak aktif, tidak mengcluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penckanan
suara scsuai dengan konteks.
n) subjek 14 (AG)
Nilai pretest kontak ma ta. kcpala tcgak, tidak menunduk, tidak bcrani
mcnatap audicns, tcrpaku pada satu audicns. Pcnyampaian isi; sistcmatis,
65
penyampaian bicara; berbicara jelas, terdengar dengan baik, tidak: ada jeda waktu
(maks 7 detik), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan tangan tidak:
aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara sesuai
dengan konteks.
Nilai posl/est kontak mata; kepala tegak, tidak menunduk, berani menatap
audiens, tidak terpaku pada satu audiens. Penyampaian isi; sistematis,
penyampaian bicara; berbicara jelas, terdengar dengan baik, tidak ada jeda wak'1u
(maks 7 detik), gerakan tubuh; tangan dan kaki tidak gemetaran, gerakan tangan tidak
aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara tidak
sesuai dengan konteks.
o) subjek 15 (AS)
Nilai pretest kontak mata; kepala tegak, tidak menunduk, berani menatap
audiens, tidak terpaku pada satu audiens. Penyampaian isi; sistematis, penyampaian
bicara; berbicarajelas, terdengar dengan baik, tidak adajeda waktu (maks 7 detik),
gerakan tubuh; 1angan dan kaki tidak gernctaran, gerakan tangan tidak aktif, tidak
men gel uarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara sesuai dengan
konteks.
Nilai pus/test kontak rnata; kepala tegak, tidak rnenunduk, tidak berani
menatap audicns terpaku pada satu audiens. Penyampaian isi; sistematis,
penyampaian bicara; berbicara jelas, terdengar dengan baik, tidak ada jeda waktu
( rnaks 7 dctik I. gerakan tubuh: tangan dan kaki tidak gcmc:taran, gerakan tangan tidak
aktif, tidak mengeluarkan keringat, suara; tidak gemetaran, penekanan suara sesuai
dengan konteks.
66
Berdasarkan dari hasil deskripsi di atas, disimpulkan bahwa penelitian
eksperimen yang dilakukan barn mencapai aspek kontak mata, penyampaian bicara,
gerakan tubuh, dan suara can tidak mencapai aspek penyampaian isi.
A. Kesimpulan
BABS
PENUTUP
Berdasarkan dari hasil penghitungan melalui uji t dapat disimpulkan, bahwa
metode berbicara di muka cermin berpengaruh terhadap self confidence berpidato di
muka umum pada santri Darul Muttaqin. Di mana 1 subjek tidak mengalami
perubahan dan 14 subjek kelompok eksperimen mengalami perubahan dalam self
confidence berpidatonya setelah diberikan pelatihan metode berbicara di muka cermin
dengan nilai t test adalah 2,64 pada taraf signifikansi 0,05 = 1,70., sehingga diperoleh
Th (2,64) > Tt (1,70).
Sedangkan nilai beda (gain score) pretest dan posttest subjek kelompok
kontrol tidak terlihat kontras dengan jumlah total 0,5. Lima subjek pada pretest dan
posttest mengalami peningkatan, enam subjek mengalami pengurangan, dan empat
subjek tidak mengalami peningkatan sama sekali.
B. Diskusi
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukan, bahwa metode
berbicara di muka cermin berpengaruh terhadap self confidence berpidato di muka
umum. Metode berbicara di muka cermin mampu membangkitkan kepercayaan diri
berpidato santri Darul Muttaqin, walau terdapat satu orang santri yang tidak
mengalami pengaruh.
68
Ketidakpercayaan diri seseorang diindikasikan dengan adanya GAS (general
adaptip Syndrome), bercirikan; suara bergetar, ketegangan otot; dada, kaki, dan leher,
lupa, berbicara cepat, dan tidak jelas, serta tidak berani menatap penonton ( Rahmat,
2002).
Sangat sulit menghilangkan GAS (general adaptip .1yndrome) dan yang hanya
bisa dilakukan bagi seseorang yang mengalaminya adalah dengan melakukan latihan
latihan sebelum tampil di muka umum.
Salah satu metode latihan sebelum berpidato di muka umum adalah berbicara
di muka cermin. Dengan menggunakan metode berbicara di muka cemin seseorang
akan melatih kemampuannya dalam menatap mata, mensugesti diri, melatih gerakan
tubuh, dan melatih olah vokal. Semakin seseorang melatih kemampuannya sebelum
berpidato dengan menggunakan metode berbicara di muka cermin, maka akan bisa
mengendalikan GAS (general adaptip .1yndro111e) dan akan menambah kepercayaan
dirinya.
Hasil penelitian ini mendukung teori yang menyatakan bahwa latihan-latihan
akan menambah kepercayaan diri (Rahmat, 2002). Juga mendukung pemyataan yang
mengatakan bahwa semakin sering melatih kemampuan dalam berpidato, maka akan
semakin terbiasa dan menghilangkan katakutan-ketakutan (Carnegie dalam Rahmat,
2002). Adanya nsa takut disebabkan karena individu belum terbiasa terhadap situasi
yang akan dihadapinya. Seseorang yang belum terbiasa berpidato di muka umum
akan mengalami ketakutan-ketakutan yang pada akhimya menghilangkan
kepercayaan dirinya. Dengan menggunakan metode berbicara di muka cermin,
individu melakukan latihan sebelum berpidato. Hal ini akan membiasakan dan
menghilangkan ketakutan-ketakutan yang pada akhirnya akan menambah
kepercayaan diri (se/f'confhlence) individu.
J-Iasil penelitian ini juga memperkuat pernyataan Jalaluddin Rahmat (2002)
yang menyatakan bahwa individu yang melakukan Jatihan dengan menggunakan
metode berbicara di muka cermin akan membiasakan gaya penyampaiaan
berpidatonya dan menambah kepercayaan diri.
C. Saran
I. Aparatus dalam penelitian ini berupa cermin yang berukuran JOO X 60 cm.
Ukuran tersebut masil~ dianggap kurang panjang dan Jebarnya karena sampel
tidak dapat melihat seluruh bagian tubuhnya. Disarankan untuk menggunakan
cennin yang lebih besar sehingga seluruh bagian tubuh dapat terlihat.
69
2. Untuk pihak Pondok pesantren sebaiknya mencoba metode berbicara di muka
cermin pada pembelajaran berpidato guna membangkitkan kepercayaan diri. Hal
ini terbukti dengan hasil penelitian yang diperoleh. Pondok pesantren
memberikan pelatihan ini secara berkesinambungan sebelum berpidato terhadap
siswa-siswinya, guna mengekspresitkan dan mengkreatitkan penyampaian yang
kedua hal ini akan ada ketika siswa-siswi memiliki kepercayaan diri.
Daftar Pustaka
Buku
Abernathy, Rob, Reardon, More. ( 1997). 25 Kial Daya Menjadi Pembicara Hebat.
Diterjemahkan oleh Ria Sirait. (200 I). Bandung: Kaifa. cet. 2.
Afiatin, Tina, Andayani, Budi. (1997). Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Awai
I'enganggur Melalui Konse/ing Kelompok. Laporan penelitian. Yogyakarta~
~embaga penelitian UGM. h. 16.
Asante, K., Molefi, Frye, K., Jerry. ( 1977). < 'ontempormy Public Communication:
Application. New York: Harper and Row Publishers.
Brook, Jersild.T., S., Arthur, Judith, Brook, W. David. (1978). 7'lie P;ycho/ogy Of
Adolescence. New York: Macmillan Publlishing Co, Inc. cet.3.
Devito, J. A. (1984 ), 1'lle Eleme/1/ ()/Public Speaking, (2 ed.). New York: Harper &
Row Publishers, Inc ..
Grinder, E. Robert. (1995). Adolescence. Canada: Jhon Willey Sons,Inc.
Hall, Calvin. S. (1985). Introduction To Theories Of Personality. New York: John
Willey And Son.
Hall, Calvin.S., Lindzey, Gardner. ( 1995). Teori-teori Psikodinamik. Jakarta:
Kanisius.
Hambly, Keneth. ( 1991 ). Meningkatkan Kepercayaan Diri,_Jakarta: Arcan.
Hambut, Hennan. (1997). Bagaimana Menjadi Pembicara Yang 4Yektif Jakarta:
Gunung Mulia, cet. 2.
Harris, Peter. (1986). Designing And R.eporling f<..~xperimenls. Philadelphia: Open
University Press Milton Keynes.
Hasan, dkk. ( 1990). Kam us fsiilah J'siko/ogi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen P dan K.
Hurlock, Elizabeth. B. (1968). Developmenla/ J'sclwlogy. New York: McGraw-Hill
Book Company. Cet.3.
King, Larry, Gilbert, Bill. (2001 ). Seni Berbicara "Kepada Siapa Saja, Kapan Saja,
Di Mana Slija, Rahasia Komunikasi Yang Baik". Diterjemahkan oleh Marcus
Prihminto .Widodo. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. cet. 8.
Kumara, Amilya (1998). Studi Pendahuluan Tentang Validiias Dan Rcalibi/itas: the
test of self confidence. Yogyakarta: Laporan penelitian Fakultas Psikologi
UGM. h. 21.
Lucas, S. A. (I 992) J'he Art Of Public Speaking, ( 4 ed .. ). Singapore: McGraw Hill,
Inc.
Robinson, W., Paul. ( 1981 ). !he Fundame111a/ Of Experimental l'sycho/01-..>v, (2 ed).
New Jersey: Bringham Young University Prentice Hall 'nc.
Qubein, Nido. R. ( !983). (;<'/the Hes/ From Your Se{/: New York: Prentice Hall Inc.
Robbins, G, James, Jones, S, Barbara. (1986). Komunikm1 f:/dt1f." Diterjemahkan
olch Tunnan Sirait. Jakarta: CY. l'edoman llmu .lay·a. eel. 3.
Suryabrata, Sumadi. (1998). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. cet. 11.
Tim Redaksi Seri Ayah Bunda. ( 1998). Dari A-Z Tentang Perkembangan Anak, seri
ayah bunda. Jakarta: Aspirasi Muda.
Whitman, R. K & T. J. Foster. (1987). Speaking Jn Public. New York: Mac Millan
Publishing company.
Skripsi:
Ridha, Rasyid. (2003 ). t}ek musik na;,yid terhadap kecepatan pemecahan masa/ah
da/am permainan pu::::::/e pada anak TP A. Ciputat: Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah.
Suhaemi, Emi. (2003). Huhungan S1ktir1 terhadap Takdir Dengan Motivasi
Herpretasi Mahasiswa Faku/tas l'siko/ogi UJN Syarif Hidayatu//ah Jakarta.
Ciputat: Fakultas Psikologi LJIN SyarifHidayatullah.
Majalah:
Nursyahfitri, Evi. ( 1998, Juli). Memluhrak Kepercayaan Diri. Jakarta: Majalah
Fcmina, no.364. h. 16.
Jurnal:
Major, D, Inston. Gender, Bucher. (1983 ). Self Confidence and social Influence
Strategies: An Organizational Simulation. Journal of Personality and social
Psychology. vol 2. h. 322-323.
Swartz, Omar. (1995). Interdisciplinary and pedagogical implication of rhetorical
theory. Forrnely central states speech journal published by Central States
Communication Association, Vol. 46, number 1&2, h. 130.
Makalah:
Samsuri, Bujang, Rasimin (1988). Manusia Dalam Industri dan Organisasi.
Makalah Kursus Manajemen PJKA. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
~A:
UR:
Faktor Kontak mata
Penyamoaian isi Penvampaian bicara -
Gerakan tnbnh
Suara
'Assalamualaikum, Wr. Wb"
Pedoman Observasi
Indikator CL Posisi kel'ala tegak, membentuk sudut 45 ° Posisi kepala tidak menunduk
Bola mata menataE seluruh audien Tidak temaku oada satu audien Sistematis, dimulai dari; oendahuluan; isi; penutup Berbicara ielas tidak terbata-bata Kalima! vang terucao terdengar dengan baik Tidak adanva ieda waktu van!! terlalu lama (>7 detik) Tamzan dan kaki tidak gemetaran Gerakan tan!!an aktif Tidak men!!eluarkan kerinuat vang berlebihan Suara tidak gemetaran Penekanan snara vang tenat sesuai konteks alur pidato
: tinggi. suara Gerakan : tangan kanan digerakan ke depan
belakang. 'Senang kita bisa bertemu kembali di sini-" -yang terpenting dalam hidup ini adalah" -'saling menginformasikan dengan sesamanya[
Suara suata suara Gerakan
: tinggi. : menurunkan suara.
: membentak. : kedua jari teunjuk dan jempol bersentuhan.
'saya hadir di depan anda" L
"tidak lain adalah" ~'untuk"
"memberi suatu informasi baru"
"yang mungkin belum auda ketahui" L
suara gerakan suara suara Gerakan
suara Gerakan
suara Gerakan
: datar. : menunjuk ke audien. : datar. : naik. :teluojuk kanan diangkat, digerakn ke depan-belakang. : berbisik. : jari telunjuk dan jempol ditempelkan. : membentak. : membuka dan menengadahkan tangan.
1."akhimya sarnpai di sini perjumpaan kita"--J:: suara : datar. Gerakan : menganggukan kepala .
. "semoga apa yg saya infonnasikan bisa bennanfaat untuk saya pribadi" l___j suara : datar.
Gerakan : mengelus dada+tersenyum. ~."dan untuk teman-teman semua" ____ _
L"terimakasih atas pe :atiannya"
i. "wasslam ualaikum" 5."Wr. Wb."
suara Gerakan
suara gerakan suara Suara
: datar. : mengangkat kedua tangan digerakan atas-naik+tersenyyum.
: datar : tersenyum. : naik. : datar.
SELF CONFIDENCE BERPIDATO
DEFINISI INDIKATOR
7
GAS
FAKTOR-FAKTOR
LATIHAN
ME TO DE BERBICARA DI
--.._ _ MlJKA CEERMIN
LATIHAN YANG DILAKUKAN
"ADAKAH PENGARUH METODE BERBICARA DI MUKA CEERMIN TERHADAP SELF CONFIDENCE BERPIDATO DI MUKA UMUM ?"
J,'I,;;'SJ>'f<'IJ>i~1I i'\J ?t.. .... n-11... _ .~[%.ail,._ "'-1
RAN CAN GAN I ! jt__,,,_ Dir,·1,;,~.•~N
M'."·' ~ \...n 1
ANALISA DATA I ltJ,I HAS IL
Uji Reliabilitas Pedoman Observasi
No Kategori P-1 IP-2 '
Dimasukkan I
i-t- pada sel nomor
l. Posisi kepala tegak, tidak menunduk 3
·-i--·
2. Bola mata menatap seluruh audien J J 1
-··-- ·-------·--------------------- ------·· --·--- --- --- --··----·----- ·----- -· -··· ------- ·---·-------~ ------- ------- ·-------------3. Tidak terpaku pada satu audien J J 1
4. Sistematis dalam menyampaikan isi pid1to J J I
-5. Berbicara jelas, tidak terbata-bata J 2
I 6. Kalima! yang terncap lerdengar dengan baik J tJ
r- 1 i
7. Tidak adanya jeda waktu yang ter\alu lama J !J I
(>7 detik) i :
8. Tangan dan kaki tidak gemetaran ' l J iJ I
9. Gerakan tangan ekspresif J 3
10. Tidak mengeluarkan keringat yang berlebihan J J 1
11. Suara tidak gemetaran J J 1
~
12. Penekanan suara yang tepat sesuai konteks .j .j 1
alur pidato
p E N G A M A T 2
Ya
Tidak
Jumlah
Tabel kontingensi kesepakatan
PENGAMATl
-Ya Tidak Jumlah
2, 3, 4, 6, 7, 8, 5 10
10, 11, 12
9 I
1, 9 2
2 0
11 I 12
• Uji reliabilitas, berdasarkan rumus yang dimodifikasi oleh H.J.X. Fernandes
(Arikimto, 2002)
• KK= 2 S
N1+N2 • Keterangan :
b. s c. N1 d. N2
a. KK = koefisien kesepakatan = scpakat jumlah kodc yang sama untuk objek yang sama = jumlah kode yang dibuat oleh pengamat 1 = jrnnlah kode yang dibuat oleh pengamat 2
• hasil penghitungan berdasarkan rumus diatas didapatkan koefisien kesepakatrumya adalah sebagai berikut :
KK= 2(9) = 18 = 0,75 ----12+ 12 24
Sehingga dapat diketahui bahwa alat tes yang akan dipakai cukup reliable.
DEPARTEMEN AGAMA llNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATllLLAH ,JAKARTA FAKllLTAS PSIKOLOGI
Jin. Kertamukti No. 5 Cirendeu. Ciputat-Jaknnrta Selatnn 15419 Telp. 7433060 Flt'<. 7435060
Nomor Lzmp Hal
Kepada
: E. PsiOT.01.71 1\'11100.\
: Jzi11 Pe11elitia11
Yth. Pimpinan Pondok Pcsantren Darul Muttaqien Parung-Bogor
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan horrnat kai:ni sampaikan bahwa :
Nama : Daniel Rabitha
Tempat/tanggal lahir : Ciputat, 2 September 1980
Alamat : Jin Ir. H. Juanda, Gg. Semanggi II No 75 Ciputat, 15419
adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Semester
NIM
Tahun akademik
Program
: IX
: 991916099
: 2003/2004
: SI (Psikologi)
Sehubungan dengan tugas penyelesaian skripsi yang berjudul :
"Efek Metode Berbicum Di Muku Cermi11 Terltadup Kepercayatm JJiri
Berpidato Di M11kt1 Umum"
demikian alas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara, kami ucapkan terima
kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
A.n. Dekan
Pembantu Dekan Bidang Akademik
Ora. Zahrottm Nihayah. M.Si. NIP. 150 238 773
Tembusan:
Dekan Fakultas Psikologi
Recommended