View
229
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
i
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER
(NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN PESERTA
DIDIK KELAS VIII SMP PONDOK MODERN SELAMET KENDAL
PADA MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH
PADA MANUSIA TAHUN 2010/2011
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Disusun oleh:
MULI’ATUNNI’AM
63811016
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
KEMENTERIAN AGAMA R.I.
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang
Telp. 024-7601295 Fax 7615387
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan:
Judul : Efektifitas Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Kelas VIII SMP
Pondok Modern Selamat Kendal Pada Materi Pokok Sistem
Peredaran Darah Pada Manusia Tahun 2010-2011.
Nama : Muli’atunni’am
NIM : 063811016
Jurusan : Tadris Biologi
Program Studi : Tadris Biologi
telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi.
Semarang, 13 Juni 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua,
Drs. Achmad Suja’i, M.Ag
NIP:19511005 197612 1 001
Sekretaris,
Nur Khasanah, S.Pd., M.Kes
NIP.1975111 320050 1 2001
Penguji I,
Dr. Ruswan, M.A.
NIP: 19680424 199303 1 004
Penguji II,
Lianah, M.Pd.
NIP: 13191497 300000 2000
Pembimbing I,
Nur Khasanah, S.Pd., M.Kes.
NIP.1975111 320050 1 2001
Pembimbing II,
Drs. Wahyudi, M.Pd.
NIP: 19680314 199503 1001
iii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Telp/ Fax (024)7601295, 7615387
NOTA PEMBIMBING Semarang, 08 April 2011
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan :
Judul : Efektifitas Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Terhadap
Keaktifan Dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Pondok
Modern Selamet Kendal Pada Materi Pokok Sistem Peredaran Darah
Tahun 2010/2011
Nama : Muli’atunni’am
NIM : 063811016
Jurusan : Tadris Biologi
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing I
Nur Khasanah, S. Pd. M.Kes
NIP.1975111 320050 1 2001
iv
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka Telp/ Fax (024)7601295, 7615387
NOTA PEMBIMBING Semarang, 08 April 2011
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan :
Judul : Efektifitas Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Terhadap
Keaktifan Dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Pondok
Modern Selamet Kendal Pada Materi Pokok Sistem Peredaran Darah
Tahun 2010/2011
Nama : Muli’atunni’am
NIM : 063811016
Jurusan : Tadris Biologi
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing II
Drs. Wahyudi, M. Pd
v
ABSTRAK
Muli’atunni’am (NIM: 063811016), Efektifitas Pembelajaran Numbered Head
Together (NHT) Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII
SMP Pondok Modern Selamet Kendal Pada Materi Pokok Sistem Peredaran
Darah Manusia.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui: Apakah pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) lebih efektif dari pada pembelajaran
konvensional (ceramah) terhadap keaktifan dan hasil belajar biologi kelas VIII
SMP Pondok Modern Selamet Kendal pada materi pokok sistem peredaran darah
manusia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksperimen dengan desain true experimental design. Bentuk design true
experimental dalam penelitian ini adalah pretest-postest control group design.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Pondok Modern
Selamet Kendal. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling. Sampel
dalam penelitian ini yaitu kelas VIII B sebagai kelas eksperimen, kelas VIII C
sebagai kelas kontrol dan kelas VIII E sebagai kelas uji coba. Dalam penelitian ini
kedua kelompok diberi pre test untuk mengetahui keadaan awal. Selanjutnya pada
kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran biologi dengan
menggunakan pembelajaran Numbered Head Together (NHT) sedangkan pada
kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional (ceramah) pada materi
pokok sistem peredaran darah pada manusia. Dan saat pembelajaran berlangsung
keaktifan peserta didik diamati. Setelah pembelajaran selesai, kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol diberi tes akhir yang sama. Tes akhir dan
hasil observasi keaktifan inilah yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar dan
keaktifan peserta didik.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes,
metode observasi, dan metode dokumentasi. Metode tes digunakan untuk
memperoleh data tentang hasil belajar, metode observasi digunakan untuk
mengamati keaktifan dalam proses pembelajaran, sedangkan metode dokumentasi
digunakan untuk memperoleh gambaran umum dan data peserta didik. Instrumen
tes sebelum digunakan, untuk mendapatkan data yang obyektif terlebih dahulu di
lakukan uji coba untuk pengujian validitas, reabilitas, daya beda dan tingkat
kesukaran.
Data hasil penelitian yang terkumpul, dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis statistik. Pengujian hipotesis menggunakan analisis uji-t. Rata-rata
hasil belajar kelompok eksperimen postes adalah 70,09 dan kelompok kontrol
adalah 60,46 berdasarkan uji perbedaan rata-rata pihak kanan, diperoleh hasil
belajar thitung = 4,460 dan tabel = 1,67. Karena thitung > tabel, berarti Ho di tolak.
karena hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol
yang tidak mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered
Head Together (NHT), maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) berpengaruh positif terhadap hasil belajar
biologi materi pokok sistem peredaran darah pada manusia siswa kelas VIII SMP
Pondok Modern Selamet Kendal.
vi
TRANSLITERASI ARAB LATIN
Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada
SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor:
158/1987 dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang
(al-) disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.
{t ط A ا
{z ظ B ب
‘ ع T ت
Gh غ |s ث
F ف j ج
Q ق {h ح
K ك kh خ
L ل d د
M م |z ذ
Dan ن r ر
W و z ز
H ه s س
’ ء sy ش
Y ي {s ص
{d ض
Bacaan madd: Bacaan diftong:
a> = a panjang اَو = au
i> = I panjang اَي = a u> = u panjang
vii
DEKLARASI (PERNYATAAN)
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muli’atunni’am
NIM : 063811016
Jurusan/Program Studi : Tadris Biologi
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang lain kecuali informasi
yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan sumbernya.
Semarang, 08 April 2011
Deklarator,
Muli’atunni’am
NIM. 063811016
viii
MOTTO
βr&uρ }§øŠ ©9 Ç≈ |¡Σ M∼ Ï9 āωÎ) $tΒ 4 të y™ ∩⊂∪ ¨βr&uρ …çµuŠ ÷èy™ t∃ôθy™ 3“ t� ム∩⊆⊃∪
§Ν èO çµ1t“ øgä† u!# t“ yfø9 $# 4’nû ÷ρF{ $# ∩⊆⊇∪
39. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya,
40. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
41. Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling
sempurna.1(Qs. An-Najm : 39-41).
1 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Bandung: CV. Diponegoro,
2005), hlm. 421-422
ix
PERSEMBAHAN
Dengan keikhlasan hati yang diiringi rasa syukur kehadirat Ilahi Robbi, karya
ilmiah ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayahanda Bp. Moh.Fadhilah dan ibunda tercinta Ibu Siti Aisyah serta ibu
Wiwik Wuryanti, yang selalu ikhlas mencurahkan kasih sayang, bimbingan,
perhatian dan do’anya untukku.
2. Keluarga besarku tercinta, terima kasih atas perhatian serta dukungan
semangat baik moral, material maupun spiritual.
3. The Big Family of Biologi ‘06, yang selalu kompak dalam menempuh
perjuangan di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
4. Kakak-kakak dan adik-adikku tadris biologi yang telah membantu dan semoga
tetap semangat untuk mengembangkan dan memajukan tadris biologi.
5. Segenap jajaran staf guru dan karyawan SMP Pondok Modern Selamet
Kendal.
6. Sahabat-sahabat ku (Fitri, Aki, Murni, Fathul, Eka, Aida dan sahabat-sahabat
lain yang tidak bias saya sebutkan) yang selalu sedia memberikan motivasi
dan dorongan.
7. Untuk semua yang: “yang selalu memberi arti”.
Semoga Allah swt membalas budi baik semuanya. Amiin…
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan mengucap Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah pada setiap
ciptaan-Nya. Tak lupa salawat serta salam penulis sanjungkan kepada nabi agung
Muhammad SAW atas syafa’at yang diberikan kepada seluruh umatnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Efektifitas Pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta
Didik Kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal Pada Materi Pokok Sistem
Peredaran Darah Tahun 2010/2011.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan peran
serta dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:
1) Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Dr. Suja’i, M. Ag.
2) Ketua Jurusan Tadris MIPA dan Bahasa Inggris IAIN Walisongo Semarang
Drs. Wahyudi, M. Pd
3) Ketua Prodi Biologi Jurusan Tadris MIPA Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang Hj. Nur Khasanah, S.Pd, M. Kes.
4) Pembimbing I (Hj. Nur Khasanah, S.Pd., M. Kes) dan pembimbing II (Bp
Wahyudi, M .Pd) yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5) Dosen Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang
telah memberikan bekal ilmu selama menjadi mahasiswa di IAIN Walisongo
Semarang.
6) Kepala SMP Pondok Modern Selamet Kendal Bp Abdul Muid, S.S yang telah
membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian.
7) Sukron Munir, S.Pd, guru mata pelajaran Biologi kelas VIII SMP Pondok
Modern Selamet Kendal yang telah membantu penulis dalam melaksanakan
penelitian.
8) Peserta didik kelas VIII SMP Pondok Moden Selamet Kendal yang telah
membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.
xi
9) Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan, dorongan serta bimbingan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
beliau-beliau yang telah bersedia membantu. Atas kebijaksanaannya kepada
penulis dalam penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan
penulisan di masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat dan memberikan masukan bagi pembaca.
Semarang, 08 April 2011
Penulis,
Muli’atunni’am
063811016
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
ABSTRAK ....................................................................................................... v
TRANSLITERASI ARAB LATIN …………………………………………... vi
HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. vii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3
C. Penegasan Istilah……………………………………………………. 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6
BAB II: LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori ............................................................................... 8
1. Belajar dan Pembelajaran …………………………. .................. 8
2. Keaktifan …………………. ...................................................... 11
3. Hasil belajar ................................................................................ 13
4. Model Pembelajaran Kooperatif ................................................. 18
5. Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) ........................ 21
6. Materi Pokok Sistem Perdaran Darah ......................................... 23
7. Penerapan Pembelajaran Numbered Head Together pada
Pembelajaran Biologi ................................................................. 36
xiii
B. Penelitian yang Relevan ................................................................ .. 39
C. Pengajuan Hipotesis ...................................................................... .. 40
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ............................................................................. 42
B. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 42
C. Rancangan Penelitian ....................................................................... 43
D. Variabel Penelitian ............................................................................ 44
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 44
F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 45
BAB IV: HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................ 51
B. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 51
C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 58
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 60
BAB V: SIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 62
B. Saran ................................................................................................. 62
C. Penutup ............................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Eritrosit (sel darah merah) ........................................................ 25
Gambar 2.2 Pembuluh Darah Arteri, Vena dan Kapiler .............................. 27
Gambar 2.3 Sel Darah Merah ...................................................................... 29
Gambar 2.4 Sel Darah Putih ........................................................................ 30
Gambar 2.5 Skema Pembekuan Darah ........................................................ 31
Gambar 2.6 Peredaran darah ........................................................................ 32
Gambar 3.7 Pretest dan Postest .................................................................... 42
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ................................... 20
Tabel 2.2 Golongan Darah ............................................................................. 34
Tabel 2.3 Kecocokan tranfusi darah ............................................................... 35
Tabel 4.1 Prosentase kesukaran butir soal ..................................................... 52
Table 4.2 Prosentase daya beda butir soal…………………………………… 53
Table 4.2 Prosentase daya beda butir soal…………………………………… 53
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar nama kelas uji coba.
2. Daftar nama kelompok eksperimen dan kontrol
3. Daftar nama kelompok NHT
4. Rubrik skor keaktifan peserta didik
5. Rekapitulasi keaktifan peserta didik
6. Nilai pretes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
7. Nilai postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
8. Uji normalitas nilai pretes kelompok eksperimen.
9. Uji normalitas nilai pretes kelompok kontrol.
10. Uji homogenitas data pretes antara kelompok eksperimen dan kelompok
control.
11. Uji perbedaan 2 rata-rata pretes antara kelompok eksperimen dan kelompok
control.
12. Uji normalitas nilai postes kelompok eksperimen.
13. Uji normalitas nilai postes kelompok kontrol.
14. Uji homogenitas data hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok
control.
15. Uji perbedaan 2 rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok control.
16. Hasil Analisis validitas, reliabilitas, daya perbedaan dan indeks kesukaran soal
17. Perhitungan validitas tes.
18. Perhitungan reabilitas tes.
19. Perhitungan tingkat kesukaran soal.
20. Perhitungan daya beda soal.
21. Kisi-kisi soal uji coba
22. Soal uji coba
23. Jawaban soal uji coba
24. Soal pretest dan postes
25. Jawaban soal pretest postes
26. Soal NHT dan jawabannya
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pengembangan potensi
manusia baik fisik maupun psikis. Dalam diri manusia terdapat beberapa
potensi (fitrah), dimana potensi-potensi tersebut tidak dapat berkembang
dengan baik tanpa adanya proses pengembangan dengan kegiatan
pendidikan. Dan untuk menghadapi era kompetensi sekarang ini. Pendidikan
perlu mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik agar mampu
bertindak atau belajar secara mandiri, memiliki pengetahuan yang mantap
dan mampu berkomunikasi dengan orang lain dengan baik. Oleh karena itu
keaktifan peserta didik untuk belajar mandiri dan mampu menyampaikan
temuannya kepada orang lain perlu dilatih dan dikembangkan agar
perubahan positif tersebut dapat menjadikan peseta didik mampu bersaing
dan mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi secara mandiri.
Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis dan dapat
memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan. Untuk dapat
mengaktifkan peserta didik. Pengajar dapat merekayasa pembelajaran secara
sistematis, sehingga merangsang keaktifan peserta didik dalam
pembelajaran.1 Oleh sebab itu dalam pembelajaran guru sebaiknya
menggunakan suatu strategi pembelajaran yang membuat peserta didik
banyak beraktivitas.
Untuk menjadikan peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran
dan dapat mengembangkan kemampuan untuk belajar mandiri,
menyampaikan temuan serta berkomunikasi dengan orang lain, maka pola
pembelajaran yang selama ini berlangsung haruslah diubah. Pola tipe
pembelajaran yang terjadi sekarang ini adalah peserta didik hanya sebagai
1 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press,2007),
hlm.77
1
2
objek pembelajaran yang mengakibatkan peserta didik bersifat dan hanya
berpusat pada guru (teacher centered)2.
Pembelajaran yang demikian ini sudah saatnya untuk diubah. Peserta
didik haruslah lebih aktif dalam pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran
tercapai, maka guru perlu memilih model pembelajaran yang tepat, guru
hendaknya memilih atau menggunakan strategi pendekatan, dan metode
yang sesuai dengan materi yang melibatkan peserta didik aktif dalam
belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial. Sehingga kemahiran dalam
menguasai materi yang diharapkan dapat dioptimalisasikan.
Berdasarkan observasi awal di kelas VIII SMP Pondok Modern
Selamet Kendal diketahui hampir 80 % proses pembelajaran terpusat pada
guru dan siswa kurang terlibat secara aktif dalam pembelajaran, selain itu
hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal pada
materi sistem peredaran darah kurang optimal. Hal ini disebabkan guru
dalam menyampaikan materi kurang adanya variasi metode dan media
pembelajaran, sehingga proses pembelajaran terkesan monoton dan kurang
melibatkan siswa secara aktif.
Pada saat ini banyak dikembangkan model-model pembelajaran.
Model-model pembelajaran tersebut sangat bergantung pada tujuan yang
akan di capai oleh guru. Salah satu model pembelajaran yang dapat meng
akomodasi kepentingan untuk mengkolaborasi pengembangan diri di dalam
proses pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif Numbered Head
Together (NHT).
Model pembelajaran kooperatif menerapkan ide bahwa peserta didik
bekerjasama untuk belajar dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran
teman sekelompoknya dan juga sekaligus bertanggungjawab atas
pembelajaran untuk dirinya sendiri. Pembelajaran kooperatif terjadi ketika
peserta didik bekerja sama dalam kelompok kecil (kelompok belajar)untuk
saling membantu dalam belajar. Sehingga menciptakan sebuah resolusi
2 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Surabaya:
Prestasi Pustaka, 2009) hlm 41
3
pembelajaran di kelas, dengan tidak ada lagi sebuah kelas yang sunyi selama
proses pembelajaran3.
Numebered Heads Together (NHT) merupakan model pembelajaran
kooperatif yang dapat merangsang pola interaksi dan keaktifan peserta didik,
karena setiap peserta didik mempunyai tanggung jawab secara individual
terhadap pembelajaran dalam diskusi kelompok, sehingga menjadikan
peserta didik selalu siap dan tidak lagi bergantung pada temannya.
Dalam Pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT).
Peserta didik dikelompokkan dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri
dari 4-5 peserta didik dan diberi nomor. Selanjutnya dalam pembelajaran ini
peserta didik diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan anggota kelompok
dalam memecahkan masalah, menyampaikan temuannya, bertanggung
jawab dalam menyelesaikan tugasnya serta membantu kelompok lain dalam
menyelesaikan masalah melalui tanggapan. Sehingga peserta didik
diharapkan dapat memahami dan menerapkan konsep serta dapat lebih aktif
dalam pembelajaran.
Berdasar uraian latar belakang di atas, maka peneliti merasa perlu
melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas Pembelajaran Numbered
Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar dan keaktifan Peserta Didik
Kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal Pada Materi Pokok
Sistem Peredaran Darah Tahun Pelajaran 2010/2011”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi
pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : Apakah model
Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih efektif dari
Pembelajaran konvensional (ceramah) terhadap hasil belajar dan keaktifan
peserta didik kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal pada materi
pokok sistem peredaran darah pada manusia?
3 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, hlm 41
4
C. PENEGASAN ISTILAH
1. Efektifitas
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, efektif berarti baik, hasilnya,
tepat, benar dapat membawa hasil dan berhasil guna.4 Jadi yang
dimaksud dengan efektifitas adalah suatu yang dapat membawa hasil
atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.
2. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang bernaung
dalam teori kontruktivis yang menginginkan peserta didik untuk aktif
dalam pembelajaran kelompok.5
3. Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT)
Pembelajaran kooperatif model Numbered Head Together (NHT)
merupakan teknik pembelajaran yang dikembangkan oleh Spencer
Kagan (1992). Pembelajaran ini membagi siswa dalam kelompok kecil
yang terdiri dari 3-4 orang dengan masing-masing siswa mendapat
nomor 1-5 untuk mendiskusikan tugas yang diberikan guru.
4. Hasil belajar Biologi
Untuk memperoleh hasil belajar perlu adanya evaluasi hasil
belajar, yaitu keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan
informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat
keputusan tentang tingkat hasil belajar dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk sesuatu
yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha. Bila dikaitkan
dengan belajar berarti hasil di sini menunjukkan sesuatu yang dicapai oleh
seseorang yang belajar dalam selang waktu tertentu.
Hasil belajar di sini yang dimaksud pada dasarnya adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
4 Departemen pendidikan Nasional, kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga (Jakarta
: Balai pustaka,2005),hlm.284 5 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi, halm.41
5
pengalaman belajarnya, yang dinyatakan dengan angka dan diukur dengan
tes hasil belajar.
Benyamin Bloom mengatakan ada tiga aspek hasil belajar, yang
meliputi :
a) Kognitif (intelektual)
b) Afektif (sikap dan nilai)
c) Psikomotor (kemampuan/keterampilan bertindak/berperilaku).
Aspek kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan (ingatan), pemahaman,
aplikasi, analisis dan evaluasi. Aspek afektif berkenaan dengan sikap, yang
terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi, dan internalisasi. Aspek psikomotorik berkenaan dengan hasil
belajar keterampilan dan kemampuan bertindak6.
5. Keaktifan
Keaktifan menurut kamus bahasa Indonesia adalah kegiatan.7
Keaktifan dalam penelitian ini yaitu kegiatan belajar peserta didik.
Keaktifan belajar adalah kegiatan peserta didik yang dilakukan dalam
proses belajar mengajar. Dalam melakukan aktivitas belajar seseorang
akan berinteraksi dengan sumber-sumber belajar baik yang sengaja
dirancang maupun yang dimanfaatkan.
6. Sistem Peredaran Darah Pada Manusia
Sistem Peredaran darah Pada Manusia merupakan salah satu
materi dalam KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) untuk mata
pelajaran Biologi yang dipelajari peserta didik kelas VIII di tingkat
SLTP atau sejenisnya.
Sistem peredaran darah terdiri dari darah dan alat peredaran darah.
Darah terdiri dari bagian yang berupa cairan dan bagian yang berupa sel-
6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,1999) Cet V1,hlm 22-23. 7 Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
pustaka, 2005)cet.3, hlm.23
6
sel darah. Alat peredaran darah terdiri dari jantung dan pembuluh darah.
Pembuluh darah meliputi pembuluh darah arteri, vena dan pembuluh
darah kapiler.8
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mendapatkan hasil pengujian empiris di lapangan sejauh mana
efektifitas pelaksanaan model Numbered Heads Together (NHT)
dalam pembelajaran sistem peredaran darah di kelas VIII SMP
Pondok Modern Selamet Kendal tahun ajaran 2010/2011.
b. Untuk membuktikan implikasi model Numbered Heads Together
(NHT) terhadap keaktifan peserta didik dalam pembelajaran sistem
peredaran darah di kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal
tahun ajaran 2010/2011.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi peserta didik
Dalam mengikuti proses belajar mengajar peserta didik dapat
menerapkan prinsip kerjasama dalam kelompoknya serta dapat
meningkat hasil belajar.
b. Bagi guru
Guru memperoleh inovasi dengan model pembelajaran yang lebih
efektif dalam pembelajaran biologi dan sebgai bahan untuk
meningkatkan kualitas pengajaran biologi di sekolah.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan berharga bagi
sekolah dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan proses
pembelajaran biologi yang lebih efektif
8 Istamar Syamsuri, dkk, IPA Biologi untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007),
hlm.102
7
d. Bagi peneliti
Peneliti memperoleh data yang dapat menjawab permasalahan yang
ada dan mendapat pengalaman menerapkan pembelajaran kooperatif
model Numbered Heads Together (NHT) yang dapat diterapkan
dikemudian hari saat sudah menjadi guru.
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. LANDASAN TEORI
1. Belajar dan Pembelajaran
a. Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang
tanpa mengenal batas usia dan berlangsung seumur hidup (long live
educational).1 Sudjana berpendapat, belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap
dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta
perubahan aspek–aspek yang ada pada individu yang belajar. Selain
itu menurut Crobach di dalam bukunya Educational Psychology
menyatakan bahwa:
Learning is shown by a change in behavior as a result of
experience (belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari
pengalaman) (Crobach, 1954: 47). Jadi menurut Crobach belajar
yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam
mengalami itu peserta didik mempergunakan panca indranya.2
Sejalan dengan perubahan paradigma dalam belajar, belajar
tidak efektif jika anak duduk dengan manis di kelas sementara guru
menjejali anak dengan berbagai hal, namun belajar saat ini memiliki
kecenderungan dengan istilah belajar aktif yang merupakan suatu
pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-
cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Untuk dapat
1 Iskandar, Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat: Gaung Persada
Press, 2009), hlm. 106
2 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Press, 2010), hlm. 231
9
mencapai hal tersebut, kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian
rupa agar bermakna bagi siswa. Belajar yang bermakna terjadi bila
siswa berperan secara aktif dalam proses belajar dan akhirnya
mampu memutuskan apa yang akan diajari.
Belajar aktif merupakan perkembangan dari teori Dewey
Learning by Doing. Dewey tidak menyukai role learning ”belajar
dengan menghafal”. Dewey menerapkan prinsip-prinsip learning by
doing, yaitu bahwa siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara
spontan. Keingintahuan siswa akan hal-hal yang belum diketahuinya
mendorong keterlibatan secara aktif dalam suatu proses belajar.
Menurut Dewey, guru berperan untuk menyediakan sarana bagi
siswa untuk dapat belajar. Dengan peran serta siswa dan guru dalam
belajar aktif, akan tercipta suatu pengalaman belajar yang bermakna.
Belajar aktif mengandung berbagai kiat yang berguna untuk
menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada diri siswa dan
menggali potensi siswa dan guru untuk sama-sama berkembang dan
berbagi pengetahuan, keterampilan serta pengalaman.3
Dalam belajar aktif, peserta didik tidak hanya sekedar
mendengar, tetapi lebih dari itu, peserta didik harus membaca,
menulis, diskusi dan terlibat dalam pemecahan masalah yang
dihadapi. Proses pembelajaran tidak hanya mencakup aspek kognitif
(pengetahuan), tetapi juga emosional, sosial, fisik, dan spiritual.
Dengan demikian, pembelajaran aktif akan bermuara pada
peningkatan kemampuan untuk merasakan (emotions), menyadari
(awarenesses) dan bertindak (actions). Peserta didik dapat
memadukan keseluruhan dari proses belajar. Mulai dari mengalami
(experiencing), mengungkapkan (publishing), menggeneralisasi
(generalizing), hingga menerapkan (applying).
3 Asep Jihad, dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo,
2009), hlm. 2-11
10
Dengan belajar aktif, peserta didik turut serta dalam semua
proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga
melibatkan fisik. Sehingga peserta didik akan merasakan suasana
yang lebih menyenangkan dan akhirnya hasil belajar dapat tercapai
secara maksimal.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
aktif bersifat edukatif, pengembangan, terapeutik dan rekreaktif.
Bersifat edukatif karena peserta didik dipandu untuk menyadari
adanya kebutuhan untuk menambah pengetahuan mengenai konsep
baru. Bersifat pengembangan dimaksudkan guna mengembangkan
dan meningkatkan karakteristik-karakteristik yang dinalai positif
(baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik). Pada saat
peserta didik melakukan aktivitas experiencing (pengalami), peserta
didik terlibat secara total dalam melakukan kegiatan yang dirancang
untuk menunjang penjelasan materi yang akan disampaikan. Pada
tahap ‘publishing’ guru menunjukkan hal-hal yang sudah dilakukan,
difikirkan, dan dirasakan. Diskusi dan generalisasi dari kelompok
kecil ke peristiwa dalam kehidupan sehari-sehari akan memperlebar
kesadaran (awarenesses) peserta didik sehingga terjadi peningkatan
karakteristik-karakteristik positif dan akan mengurangi perilaku-
perilaku negatif sebagai proses terapeutik. Bersifat rekreatif, karena
pembelajaran aktif menekankan pada penyegaran kembali,
pengkreasian, sosialisasi dan melatih keterampilan baru.
b. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari
kombinasi dua aspek, yaitu belajar tertuju kepada apa yang harus
dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus
dilakukan oleh guru. Dengan kata lain, pembelajaran pada
hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta didik
dengan pendidik dalam rangka perubahan sikap (Suherman, 1992).
Karena itu baik konseptual maupun operasional konsep-konsep
11
komunikasi dan perubahan sikap akan selalu melekat pada
pembelajaran. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang
memudahkan siswa untuk mempelajari sesuatu yang bermanfaat
seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup
serasi dengan sesama atau suatu hasil belajar yang diinginkan.4
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang
mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta
didik belajar secara aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas
pembelajaran. Dengan asumsi peserta didik adalah orang yang
sudah mampu berpikir kritis, dan mampu membedakan mana yang
baik dan tidak baik untuk diri mereka. Disamping itu peserta didik
juga dapat menggunakan kemampuan otak mereka dalam belajar
tanpa harus dipaksa. Dengan alasan tersebut guru dapat melakukan
pembelajaran aktif, sehingga dengan pembelajaran aktif peserta
didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran,
tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Sehingga
peserta akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga
hasil belajar dapat dimaksimalkan.5
Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah
pendidik (perorangan dan /atau kelompok) serta peserta didik
(perorangan dan /atau kelompok) yang berinteraksi edukatif antara
satu dengan lainnya. Isi kegiatan adalah bahan (materi) belajar yang
bersumber dan kurikulum suatu program pendidikan. Proses
kegiatan adalah langkah-langkah atau tahapan yang dilalui pendidik
dan peserta didik dalam pembelajaran.6
4 Asep Jihad, dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran,, hlm.12
5 Hisyam Zaini, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryni, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2008), hlm.xiv
6 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komuniksi Antar Peserta
Didik,(Yogyakrta: Pustaka Pelajar, 2009).hlm.14
12
2. Keaktifan
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah
tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada
keaktifan, inilah yang menjadikan keaktifan merupakan prinsip yang
sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.
Setiap peserta didik yang melakukan belajar harus aktif sendiri.
Ia berusaha dengan kemampuannya sendiri untuk melakukan
pengamatan, melakukan penyelidikan, dan mendapatkan pengalaman.
Sehingga dapat dikatakan tanpa ada keaktifan, maka proses belajar tidak
mungkin terjadi.7 Dengan demikian jelas bahwa dalam kegiatan belajar,
peserta didik harus aktif berbuat atau dengan kata lain belajar sangat
membutuhkan keaktifan peserta didik agar berlangsung baik. Penilaian
proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan
peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Keaktifan peserta
didik dapat dilihat sebagai berikut.8:
a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.
b. Terlibat dalam pemecahan masalah
c. Bertanya kepada peserta didik lain atau kepada guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya.
d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah.
e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.
f. Melatih diri dalam memecahkan soal masalah.
g. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah
diperolehnya dalam menyampaikan tugas atau persoalan yang
dihadapi.
7 Sardiman, AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, hlm. 95
8 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya,2009) cet. XV, hlm.61
13
Untuk dapat menimbulkan keaktifan belajar pada diri peserta
didik, maka guru diantaranya dapat melaksanakan perilaku-perilaku
berikut :9
a. Menggunakan multimedia dan multi metode
b. Memberikan tugas secara individu dan kelompok
c. Memberikan kesempatan pada peserta didik melaksanakan
eksperimen dalam kelompok kecil
d. Memberikan tugas untuk membaca bahan belajar, mencatat hal-
hal yang kurang jelas.
e. Mengadakan tanya jawab.
Paul B. Diendrich membuat suatu daftar yang berisi macam-
macam kegiatan peserta didik yang antara lain dapat digolongkan
sebagai berikut :10
a. Visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar,
demonstrasi dan sebagainya.
b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, mei
menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat dan sebagainya.
c. Listening activities, seperti mendengarkan, seperti mendengarkan
uraian, percakapan, musik, pidato dan sebagainya.
d. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, menyalin dan
sebagainya.
e. Mental activities, seperti menanggapi, mengingat, menganalisa,
dan sebagainya.
9 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rhineka Cipta 2006), cet.3,
hlm. 62-63
10 Sardiman, AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, hlm.99
14
3. Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”.11 Pengertian hasil (product)
menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau
proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.
Sedangkan belajar merupakan proses dalam diri individu yang
berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam
perilakunya. Dengan demikian hasil belajar adalah hasil yang dicapai
dari proses belajar-mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.
Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata, hasil belajar
merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial
atau kapasitas yang dimiliki seseorang.12 Jadi hasil belajar adalah
perwujudan kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan oleh
usaha pendidikan. Kemampuan di sini menyangkut domain kognitif,
afektif dan psikomotorik. Hasil belajar atau perubahan perilaku yang
menimbulkan kemampuan dapat berupa hasil utama pengajaran
(instructional effect) maupun hasil sampingan pengiring (nurturant
effect).
Menurut Bloom Cs, beserta para penerus gagasan-gagasannya
pada garis besarnya telah mengklasifikasikan tujuan pengajaran kedalam
3 ranah (tiranah) yaitu: Ranah Kognitif, Ranah Afektif dan Ranah
Psikomotorik.13
11 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. I, hlm. 44.
12 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 102.
13 Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Reneka Cipta, 1991), hlm. 41.
15
a. Ranah Kognitif (cognitive domain) meliputi 6 kategori yaitu:14
1) Mengingat (recall)
Tujuan instruksional pada level ini menuntut siswa untuk
mampu mengingat (recall) informasi yang telah diterima
sebelumnya, seperti misalnya: fakta, terminologi, rumus, strategi,
pemecahan masalah, dan sebagainya.
2) Mengerti
Kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan
untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui
dengan kata-kata sendiri. Dalam hal ini siswa diharapkan
menerjemahkan, atau menyebutkan kembali yang telah
didengarkan dengan kata-kata sendiri.
3) Memakai
Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan
atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi
yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul
dalam kehidupan sehari-hari.
4) Menganalisis
Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi,
memisahkan membedakan komponen-komponen atau elemen
suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesis atau kesimpulan,
dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada
tidaknya kontradiksi. Dalam hal ini siswa diharapkan
menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan dengan cara
membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau
prosedur yang telah dipelajari.
5) Menilai
Menilai merupakan level ke 5 menurut revisi Anderson,
yang mengharapkan siswa mampu membuat penilaian dan
14 Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Kontruktivistik Implementasi KTSP & UU.
No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), hlm. 34.
16
keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda
dengan menggunakan kriteria tertentu. Jadi evaluasi di sini lebih
condong ke bentuk penilaian biasa dari pada sistem evaluasi.
6) Mencipta
Mencipta di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang
dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur
pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih
menyeluruh.
b. Ranah kemampuan sikap (Affective Domain) meliputi 5 kategori
secara hirarkis;15
1) Menerima (Receiving) atau memperhatikan. Jenjang pertama ini
akan meliputi sifat sensitif terhadap adanya eksistensi suatu
phenomena tertentu atas suatu stimulus dan kesadaran yang
merupakan perilaku kognitif. Termasuk di dalamnya juga
keinginan untuk menerima atau memperhatikan.
2) Merespon (Responding). Dalam jenjang ini anak didik dilibatkan
secara puas dalam suatu subjek tertentu, phenomena atau suatu
kegiatan sehingga ia akan mencari-cari dan menambah kepuasan
dan bekerja dengannya atau terlibat di dalamnya.
3) Penghargaan, pada level ini perilaku anak didik adalah konsisten
dan stabil, tidak hanya dalam persetujuan terhadap suatu nilai
tetapi juga pemilihan terhadapnya dan keterkaitannya pada suatu
pandangan atau ide tertentu.
4) Mengorganisasikan (Organization). Dalam jenjang ini anak didik
membentuk suatu sistem nilai yang dapat menuntun perilaku. ini
meliputi konseptualisasi dan mengorganisasikan
5) Mempribadi (Characterization). Pada tingkat terakhir sudah ada
internalisasi, nilai-nilai telah mendapatkan tempat pada diri
15 Asep Jihad dan Abdul Haris, , Evaluasi Pembelajaran,, hlm. 18.
17
individu, diorganisir ke dalam suatu sistem yang bersifat internal,
memiliki kontrol perilaku.
c. Ranah Psikomotorik (Psikomotorik Domain) meliputi 4 kategori yaitu
sebagai berikut :16
1) Gerakan seluruh badan (gross body movement). Gerakan seluruh
badan adalah perilaku seseorang dalam suatu kegiatan yang
memerlukan gerakan fisik secara menyeluruh. Contohnya yaitu
peserta didik sedang senam mengikuti irama musik.
2) Gerakan yang terkoordinasi (coordination movement). Yaitu
gerakan yang dihasilkan dari perpaduan antara fungsi salah satu
atau lebih indera manusia dengan salah satu anggota badan.
Contohnya yaitu seorang yang sedang berlatih menyetir.
3) Komunikasi nonverbal (nonverbal communication). Komunikasi
nonverbal adalah hal-hal yang berkenaan dengan komunikasi
yang menggunakan simbol-simbol atau isyarat, misalnya; isyarat,
dengan tangan, anggukan kepala, ekspresi wajah, dan lain-lain.
4) Kebolehan dalam berbicara (speech behaviors). Kebolehan
berbicara dalam hal-hal yang berhubungan dengan koordinasi
gerakan tangan atau gerakan badan lainnya dengan ekspresi muka
dan kemampuan berbicara. Contohnya yaitu perilaku seorang
yang sedang membaca deklamasi atau sajak.
Perubahan salah satu atau ketiga domain yang disebabkan oleh
proses belajar dinamakan hasil belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari
ada tidaknya perubahan ketiga domain tersebut yang dialami peserta
didik setelah menjalani proses belajar.
Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Di
antara ketiga ranah, ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh para
guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam
menguasai materi pelajaran.
16 Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan Kontruktivistik Implementasi KTSP & UU.
No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,, hlm. 45.
18
4. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Landasan Pemikiran
Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia
sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang
lain. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran
yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif
berasal dari kata “kooperatif” yang artinya mengerjakan sesuatu
secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya
sebagai satu kelompok atau satu tim.
Slavin (1995) mengemukakan, “In cooperative learning
method, students work together in four member team to master
material initially presented by the teacher”.
Dari uraian tersebut dapat dikemukakan pembelajaran
kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar
dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6
orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih
bergairah dalam belajar.
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif adalah:17
1) Untuk meningkatkan partisipasi siswa
2) Memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan
dan membuat keputusan dalam kelompok
3) Memberikan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar
bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya
Pembentukan kelompok didasarkan agar peserta didik dapat
teratur dan saling bekerjasama dalam kelompok. Seperti dalam
firman Allah surat Al-Maidah ayat 2 sebagai berikut :
17 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komuniksi Antar Peserta
Didik,, hlm. 42.
19
(#θ çΡuρ$ yès?uρ ’ n?tã Îh�É9 ø9 $# 3“ uθ ø)−G9 $#uρ ( Ÿωuρ (#θ çΡuρ$ yès? ’ n?tã ÉΟøOM}$# Èβ≡uρô‰ãè ø9 $#uρ 4 Artinya: “Dan tolong-menolonglah dalam kebajikan dan taqwa,
dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran”.18
Ayat di atas menunjukkan bahwa dianjurkan untuk saling
tolong-menolong dalam hal kebajikan. Kerja kelompok dapat
meningkatkan harga diri karena anggota kelompok merasa
pendapatnya diterima. Hubungan teman sebaya membuat mereka
merasa senang menikmati bagian dari proses belajar.
Menurut Triyanto dengan bekerja secara bersama atau
tolong- menolong untuk tujuan bersama, maka peserta didik akan
mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama
manusia yang akan sangat bermanfaat bagi lingkungan di luar
sekolah19.
c. Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan
Pembelajaran kooperatif bertitik tolak pada pandangan John
Dewey dan Herbert Thelan yang menyatakan pendidikan dalam
masyarakat yang demokratis seyogyanya mengajarkan proses
demokratis secara langsung. Proses demokrasi dan peran aktif
merupakan ciri khas dari lingkungan pembelajaran kooperatif.
Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah:20
1) Setiap anggota memiliki peran
2) Terjadi hubungan interaksi langsung antara peserta didik
3) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya
dan juga teman-teman sekelompoknya
18 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2005),
hlm. 85
19 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, , hlm. 42
20 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komuniksi Antar Peserta
Didik, hlm.27
20
4) Guru membantu mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
interpersonal kelompok, dan
5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
d. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif adalah sebagai
berikut:21
Table 2.1 : Tabel langkah – langkah model pembelajaran
Fase Aktivitas/Kegiatan Guru
Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2 Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Fase 3 Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Fase 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar siswa tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6 Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu maupun kelompok
21 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik., hlm 48-49
21
5. Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
yaitu suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992)
untuk melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengetahui pemahaman
mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Sebagai gantinya guru
mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan menggunakan empat
langkah :
a. Langkah 1, penomoran (numbering): guru membagi para peserta didik
menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 -5 orang
dan memberi mereka nomor 1-5, sehingga tiap peserta didik dalam
tim tersebut memiliki nomor yang berbeda.
b. Langkah 2, pengajuan pertanyaan: guru mengajukan suatu pertanyaan
kepada peserta didik. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat
spesifik hingga yang bersifat umum,
c. Langkah 3, berpikir bersama (Head Together): para peserta didik
berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap
orang mengetahui jawaban tersebut,
d. Langkah 4, pemberian jawaban: guru menyebutkan suatu nomor dan
para peserta didik dari tiap kelompok dengan nomor yang sama
mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas
Tujuan dibentuk kelompok adalah untuk memberikan
kesempatan kepada semua peserta didik untuk dapat terlibat secara aktif
dalam proses berpikir dan kegiatan belajar dengan harapan bahwa
peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang
sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.
Untuk menerapkan model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT) pada pembelajaran biologi dilakukan langkah-langkah :
a. Peserta didik dibagi dalam kelompok heterogen 4-5 orang. Setiap
peserta didik dalam kelompok mendapat nomor yang berbeda dari 1
sampai 5.
22
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya. Guru berkeliling mengamati kerja kelompok.
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan
semua anggota kelompoknya mengerjakan dan mengetahui
jawabannya.
d. Guru berperan sebagai fasilitator dan narasumber yang membantu
jika diperlukan
e. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dengan nomor yang
dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.
f. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor
lain.
Menomori peserta didik bersama pembelokkannya yaitu hanya
ada peserta didik yang mewakili kelompoknya tetapi sebelumnya tidak
diberi tahu siapa yang akan menjadi wakil kelompok tersebut.
Pembelokan tersebut memastikan keterlibatan total dari semua peserta
didik.
6. Materi Pokok Sistem Peredaran Darah
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling
sempurna (fi ahsan taqwim). Sempurna dalam bentuk dan rupa.
Sempurna dalam derajatnya dibanding makhluk Tuhan yang lain.
Sebagaimana dinyatakan Allah dalam surat At-Tin ayat 4.
ô‰s)s9 $ uΖø)n=y{ z≈ |¡ΣM}$# þ’Îû Ç |¡ôm r& 5ΟƒÈθ ø)s? ∩⊆∪ ٢٢
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya”.
Manusia diciptakan dengan bentuk dan rupa yang sempurna.
Kesempurnaan penciptaan itu salah satunya yaitu Allah menciptakan
sistem transportasi dalam tubuh manusia dimana jantung sebagai alat
22 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro,
2005), Cet. 10, hlm. 478.
23
pemompa, pembuluh sebagai jalan dan darah sebagai alat pengangkut
dalam tubuh manusia. Adanya alat transport ini darah dari jantung ke
seluruh tubuh Pada manusia, Terjadinya sistem transport tersebut
disebut Sistem peredaran darah atau sistem sirkulasi.
a. Pengertian Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah pada manusia adalah sistem
transport yang mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh
manusia. Darah membawa oksigen dan sari-sari makanan dari
jantung menuju seluruh tubuh untuk menghasilkan energi.
b. Fungsi Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah berfungsi untuk:23
1) Sebagai alat transport :
a) O2 dari paru-paru di angkut ke seluruh tubuh
b) CO2 di angkut dari seluruh tubuh ke paru-paru
c) Sari makanan di angkut dari jonjot usus ke seluruh jaringan
yang membutuhkan.
d) Zat sampah hasil metabolisme dari seluruh tubuh ke alat
pengeluaran.
e) Mengedarkan hormon dari kelenjar endokrin (kelenjar
buntu) ke bagian tubuh tertentu.
2) Sebagai pertahanan tubuh dari infeksi kuman
3) Menjaga keseimbangan suhu tubuh
c. Struktur Alat Peredaran Darah Pada Manusia
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung
sebagai pusat peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah
itu sendiri.
23 Istamar Syamsuri, dkk, IPA Biologi untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007),
hlm.105.
24
1. Jantung
Jantung merupakan organ pemompa yang besar yang
memelihara darah melalui seluruh tubuh.24 Jantung manusia
terletak di dalam rongga dada sebelah kiri, di atas diafragma.
Besar jantung masing-masing orang kira-kira sekepal
tangannya. Dari jantung darah diatur dan dialirkan melalui
pembuluh-pembuluh darah ke seluruh bagian tubuh.
Bagian luar jantung dilapisi oleh selaput yang disebut
perikardium. Jantung memiliki empat ruang, yaitu serambi kiri
(atrium kiri), serambi kanan (atrium kanan), bilik kiri ( ventrikel
kiri) dan bilik kanan (ventrikel kanan).
Gambar 2.1: Jantung manusia25
a) Serambi (atrium)
Merupakan ruangan tempat masuknya darah dari
pembuluh balik (vena). Serambi ada dua yaitu serambi kanan
dan serambi kiri. Atrium kanan (dexter) dan atrium kiri
(sinister) terdapat katup valvula bikuspidalis. Pada fetus antara
24 Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, (Jakarta: PT Gramedia,
2006), hlm. 121
25Obat Propolis, “Penyakit Jantung Rematik”, http://obatpropolis.com/wp-content/
uploads/2010/10/Jantung_bagian_dalam.jpg, diakses 15 Juni 2011
25
atrium kanan dan atrium kiri terdapat lubang disebut foramen
ovale.
b) Bilik (Ventrikel)
Merupakan bagian jantung sebagai tempat masuknya
darah dari serambi jantung, kemudian mengalirkan melalui
arteri pulmonalis atau aorta. Diding ventrikel paling tebal dan
dinding ventrikel kiri lebih tebal dari pada ventrikel kanan.
Sebab kekuatan kontraksinya lebih besar agar darah mampu
beredara keseluruh tubuh.26
Pada jantung yang mengempis (kontraksi) maka
tekanan jantung menjadi maksimum disebut sistole. Keadaan
jantung yang relaksasi (mengendur) maksimum, maka tekanan
ruang jantung menjadi minimum disebut diastole.
Jantung manusia berdenyut kira-kira 70 – 80 kali setiap
menit, sehingga dalam sehari ± 100.000 kali. Pada bayi yang
baru lahir berdenyut ± 130 setiap menit. Umur 20 tahun ± 72 /
menit dan 45 tahun ± 75 / menit.
2. Pembuluh darah
Pembuluh darah merupakan bagian darah yang berfungsi
mengalirkan darah. Pembuluh darah pada manusia terdiri dari
pembuluh nadi (arteri), pembuluh balik (vena) dan pembuluh
kapiler. Dari ketiga pembuluh darah itu masing-masing memiliki
struktur dan fungsi yang berbeda-beda.27
a. Pembuluh balik (Vena)
Pembuluh balik (Vena) adalah pembuluh yang
membawa darah kembali ke jantung dan umumnya kaya
akan karbondioksida ( CO2). Vena memiliki cabang yang
lebih kecil yaitu venula. Venula berperan untuk menampung
26 Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, hlm 123
27 Saktiyono,Sains Biologi SMP untuk Kelas VIII (Jakarta: Esis, 2004), hlm.151-157
26
darah dari kapiler. Pada saat jantung rileksasi (diastol), darah
dari tubuh dan paru-paru akan masuk ke jantung melalui
vena yang masuk jantung yaitu :
1) Vena kava
Vena kava bercabang menjadi pembuluh yang
lebih kecil yaitu vena. Vena kava terbagi menjadi dua,
vena kava inferior yang mengumpulkan darah dari badan
dan anggota gerak bawah dan vena kava superior yang
mengumpulkan darah dari kepala dan alat gerak atas.
Kedua pembuluh darah ini menuangkan isinya ke dalam
atrium kanan jantung
2) Vena Pulmonalis
Vena ini membawa darah yang mengandung O2
dari paru-paru ke serambi kiri jantung.
b. Pembuluh Nadi (Arteri )
Pembuluh nadi (arteri) bertugas membawa darah
yang berisi oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Arteri
yang lebih kecil disebut arteriola berperan untuk
mendistribusikan darah ke pembuluh kapiler. Ada dua
pembuluh nadi (arteri) yang melewati darah yaitu :
1) Pembuluh nadi besar (aorta)
Aorta adalah pembuluh darah yang dilewati darah
dari bilik kiri jantung menuju ke seluruh tubuh.
2) Pembuluh nadi paru-paru (arteri pulmonalis)
Pembuluh nadi paru-paru adalah pembuluh yang
dilewati darah dari bilik kanan menuju paru-paru
(pulmo).
c. Kapiler
Pembuluh kapiler adalah pembuluh darah yang
sangat kecil dan disitu arteriola berakhir dan venula mulai.
Kapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang di
27
antaranya dan merupakan jalan lalu lintas antara makanan
dan bahan buangan. Di sini juga terjadi pertukaran gas dalam
cairan extraseluer atau interstisil. Kapiler membentuk jalinan
pembuluh darah dan bercabang-cabang di dalam sebagian
besar jaringan tubuh.28
Gambar 2.2: Pembuluh darah arteri, vena dan kapiler29
3. Darah
Darah manusia tersusun atas dua komponen, yaitu sel-sel
darah dan plasma darah (cairan darah). Sel darah adalah sel yang
hidup dan merupakan bagian darah yang padat. Sel darah terdiri
dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan
keping darah atau sel darah pembeku (trombosit).
Plasma darah merupakan bagian darah yang berbentuk
cair dan berwarna kekuning-kuningan pada darah. Diperkirakan
plasma darah berjumlah 55 % dari seluruh jumlah darah, dan
sisanya 45 % adalah sel-sel darah. Plasma darah terdiri dari 90
% air dan sisanya adalah zat terlarut.30
28 Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, hlm 121
29Sri Meikarnawati, “Sistem Peredaran Darah Manusia, http://www.google.co.id/
http://biologigonz.blogspot.com/2010/03/aorta-arteri-vena-kapiler.html&usg.
30 Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, hlm. 158
28
Begitu penting peran darah bagi tubuh manusia. Dalam
agama Islam darah haram untuk dimakan, seperti diterangkan
dalam surat Al- Maidah ayat 3 :
ôM tΒÌh� ãm ãΝä3ø‹ n=tæ èπtGøŠyϑø9 $# ãΠ ¤$!$#uρ ãΝøtm: uρ Í�ƒÌ“Ψσø: $# !$ tΒuρ ¨≅Ïδ é& Î�ö�tó Ï9 «!$# ϵ Î/ … ∩⊂∪
Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah,,
daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas
nama selain Allah…..”
Darah diharamkan karena darah itu adalah tempat yang
paling baik untuk pertumbuhan bakteri-bakteri,31 selain itu darah
merupakan tempat pembuangan sisa metabolism dari semua sel
dalam tubuh yang harus dibuang ke tempat pembuangan. Ini
adalah beberapa hikmah yang dapat diambil dari ketetapan Allah
yang mengharamkan darah untuk dimakan.
a. Sel darah merah (Eritrosit)
Sel darah merah berupa cakram kecil bikonkaf,
cekung pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping
nampak seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak
belakang.
Struktur terdiri atas pembungkus luar atau stroma,
berisi hemoglobin.32 Hemoglobin (Hb) ialah protein yang
kaya akan zat besi. Hemoglobin memungkinkan
pengangkutan oksigen dalam peredaran darah. Hb memiliki
senyawa pigmen hem yang mengandung besi ferro, berikatan
dengan globin. Setiap molekul Hb mengandung 4 atom besi
ferro, satu atom disetiap kelompok hem dan dapat berikatan
dengan 4 molekul oksigen.33
31Departemenn Agama RI, Kesehatan dalam Perspektif Al-qur’an (Tafsir Al-Quran
Tematik), (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an,2009), hlm.273-274
32 Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, hlm. 133-134
33 Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, (Tanggerang : Binarupa Aksara, 2002), hlm. 21-22
29
Gambar 2.3: Sel - sel darah merah 34
b. Sel darah putih (Leukosit)
Leukosit mempunyai inti, setiap 1 mm3 mengandung
6000 – 9000 sel darah putih, bergerak bebas secara ameboid,
berfungsi melawan kuman secara fagositosis, dibentuk oleh
jaringan retikulo endothelium di sumsum tulang untuk
granulosit dan kelenjar limpha untuk agranulosit.
Sifat sel darah putih :
1) Amoeboid � dapat merubah bentuk
2) Fagositosit � dapat memakan terutama bakteri, virus,
parasit lainnya
Leukosit atau sel darah putih meliputi :
a) Granulosit : Merupakan sel darah putih yang
mengandung sitoplasma dan bergranula.
1) Neutrofil : Granula merah kebiruan, bersifat fagosit.
2) Basofil : Granula biru, fagosit. inti tidak jelas
apakah 2 (dua) atau lbh dari 2.
3) Eosinofil : Granula merah, fagosit.
b) Agranulosit : Merupakan sel darah putih yang
sitoplasmanya tidak bergranula , terdapat sebagai :
1) Monosit : Inti besar, bersifat fagosit, dapat bergerak
cepat.
34Ulil Lielliawati, “Belajarlah dari Sel Darah Merah” http://lielliawati.
blogspot.com/2008/10/ belajarlah-dari-sel-darah-merah.html, di akses 15 Juni 2011.
30
2) Limphosit: Inti sebuah, intinya hampir sebesar selnya
sendiri, untuk imunitas, tidak dapat bergerak35.
Gambar 2.4: Sel darah putih.36
c. Keping darah (Trombosit)
Trombosit adalah sel kecil-kecil kira-kira sepertiga
ukuran sel darah. Peranannya penting dalam penggumpalan
darah.37 Trombosit mengumpul dan pecah di tempat luka,
atau sel-sel itu bersentuhan dengan permukaan asing.
Penggumpalan trombosit dapat menghentikan pendarahan
dengan membentuk sumbat trombosit.
Pembekuan darah (koagulasi), teory klasik mengenai
pembekuan darah menyatakan bahwa pembekuan darah
terjadi dalam tiga tahap.38
Tahap 1. Pembentukan tromboplastin (trombokinase)
Tahap 2. Perubahan protrombin menjdi trombin oleh
tromboplastin dengan Ca++
35 Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, hlm.214.
36Teuku Fakhrizal,S.Pd “Sel Darah Putih”, http://tfakhrizalspd.files.wordpress.com
/http://tfakhrizalspd.wordpress.com/2009/07/09/sel-darah-putih/&usg, 15 Juni 2011.
37 Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, hlm. 137
38 Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, hlm. 45-137
31
Jantung (bilik kanan) � paru-paru � jantung (serambi kiri)
Jantung (bilik kiri) � seluruh tubuh � jantung (serambi kanan)
Tahap 3. Perubahan fibrinogen oleh trombin menjadi
fibrin.
Pemecahan trombin Tromboplastin
Kerusakan jaringan Protrombin + tromboplastin + Ca++ trombin
Fibrinogen + trombin fibrin
Gambar 2.5 : Skema proses pembekuan darah39
d. Peredaran Darah
Peredaran darah manusia termasuk peredaran darah tertutup
karena darah selalu beredar di dalam pembuluh darah. Setiap kali
beredar melewati jantung dua kali, sehingga disebut sebagai
peredaran darah ganda. Pada peredaran darah ganda dikenal sistem
peredaran kecil dan peredaran darah besar.
1) Peredaran Darah Kecil
Peredaran darah kecil adalah peredaran darah yang dimulai
dari jantung menuju paru-paru, kemudian kembali lagi ke jantung.
2) Peredaran Darah Besar
Peredaran darah besar ialah peredaran darah dari bilik kiri
jantung ke seluruh tubuh, kemudian kembali ke serambi kanan
jantung. Bilik kiri jantung berkontraksi memompa darah kaya
oksigen. Darah tersebut keluar dari jantung melalui aorta kemudian
ke seluruh tubuh, kecuali ke paru-paru.
39 Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, hlm. 46
32
Gambar 2.6: Peredaran darah besar40
e. Golongan Darah
Terdapat 3 sistem penggolongan darah pada manusia :
1) Sistem MN :
Landsteiner dan Levine 1927 menemukan antigen –M dan
atau antigen – N dalam darah orang. Tetapi serum darah orang
tidak mengandung zat anti terhadap antigen ini, sehingga tidak
perlu dikhawatirkan tentang kemungkinan terjadinya aglutinasi
(penggumpalan) di waktu melakukan transfusi darah.
Berdasarkan tes darah dengan menggunakan antiserum –M
dan –N yang dibuat lewat kelinci, orang dibedakan atas :41
a) Mereka yang bergolongan -M memiliki antigen-M dalam
eritrosit yang ditentukan oleh alel LM dalam kromosom
sehingga memiliki genotip LM LM
40Wawan Junaidi, “Sistem Peredaran Darah”, http://wawan-junaidi. Blogspot
.com/2009/08/peredaran-darah-manusia.html&usg=, diakses 15 Juni 2011
41 Suryo, Genetika Manusia, 2008, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press), cet.9, hlm. 131-132
33
b) Mereka yang bergolongan -N memiliki antigen-N dalam
eritrosit yang ditentukan oleh alel LN dalam kromosom sehingga
memiliki genotip LN LN.
c) Mereka yang bergolongan -M memiliki antigen-M dan antigen
–N dalam eritrosit yang ditentukan oleh alel LM dalam
kromosom sehingga memiliki genotip LM LN.
2) Sistem ABO
Pada tahun 1900, seorang dokter Wina (Austria) bernama
Karl Lasteiner membedakan darah manusia menjadi empat
golongan, yaitu golongan darah A, golongan darah B, golongan
darah AB, dan golongan darah O. Penggolongan ini dikenal sistem
penggolongan darah ABO. Pembagian golongan darah ini
berdasarkan perbedaan aglutinogen (antigen) dan aglutinin
(antibodi) yang terkandung dalam darah.. antigen terdapat pada
membran permukaan sel darah merah. Antibodi terdapat di dalam
plasma darah.42
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis
antigen (aglutinogen) dan antibodi (agglutinin) yang terkandung
dalam darahnya, sebagai berikut:
a) Seseorang yang mempunyai aglutinogen A pada sel darahnya,
dan aglitinin β pada plasmanya, maka digolongkan dalam
golongan darah A.
b) Seseorang yang mempunyai aglutinogen B pada sel darahnya,
dan aglitinin α pada plasmanya, digolongkan dalam golongan
darah B.
c) Seseorang yang mempunyai aglutinogen A dan B pada sel
darahnya, dan tidak memiliki aglitinin, maka digolongkan
dalam golongan darah AB.
42 Istamar Syamsuri, dkk, IPA Biologi untuk SMP Kelas VIII, hlm.113-114
34
d) Seseorang yang tidak pempunyai aglutinogen A dan B pada sel
darahnya, tapi memiliki aglitinin β dan α. Maka digolongkan
dalam golongan darah O.
e)
Golongan darah Aglutinogen Aglutinin
A A β (beta)
B B α ( alfa)
AB A dan B Tidak ada
O Tidak ada β dan α
Tabel 2.2 : Tabel golongan darah43
3) Sistem Rhesus
Pada tahun 1940 ditemukan suatu golongan darah lain yang
penting dan disebut faktor Rhesus atau sistem Rhesus. Di samping
aglutinogen A dan B, terdapat tiga aglutinogen lain C,D dan E
yang berkaitan dengan sel darah merah. D merupakan aglutinogen
yang terpenting, yang bila ada, maka sel disebut Rhesus positif.
Dan yang tidak mempunyai aglutinogen D disebut Rhesus negatif.
Terdapat semua kombinasi golongan O, A, B, AB dengan Rhesus
positif dan negatif . berbeda dengan sistem ABO, tidak selalu
ditemukan adanya aglutinin Rhesus (anti-D). Tetapi seseorang
dengan Rhesus negatif, dapat membentuk anti-D setelah
mengalami sensitisasi oleh darah Rhesus positif. Maka transfusi
dapat diberikan seperti di bawah ini :
Rh - Rh +
43 Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, (Tanggerang :Binarupa Aksara,2009),
editor. Dr. Lyndon Saputra, hlm. 114
35
Dengan lebih ringkas, penderita dengan Rhesus positif dapat
menerima darah dari golongan manapun. Penderita dengan Rhesus
negatif akan mengalami sensitisasi bila mendapat darah dengan
golongan yang salah.44
Tabel.2.3: Kecocokan transfusi45
Gol Darah Resipien
Donor harus
AB+ Golongan darah mana pun
AB- O- A- B- AB-
A+ O- O+ A- A+
A- O- A-
B+ O- O+ B- B+
B- O- B-
O+ O- O+
O- O-
Keterangan:
AB+ = golongan darah AB rhesus +
AB- = golongan darah AB rhesus –
A+ = golongan darah A rhesus +
A - = golongan darah A rhesus –
B + = golongan darah B rhesus +
B - = golongan darah B rhesus –
O+ = golongan darah O rhesus +
O - = golongan darah O rhesus –
7. Kelainan atau Penyakit Pada Sistem Peredaran Darah
1) Hemofili
Hemophilia adalah penyakit darah sukar membeku akibat faktor
keturunan (genetis). Jika terjadi luka, darah akan mengucur terus
44 Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, hlm. 36-38
45http://id.wikipedia.org/wiki/ Golongan_darah,golongan_darah&action, diunduh pada hari selasa, 23 September 2010,19:03
36
sehingga penderita dapat mengalami kekurangan darah, bahkan
dapat menyebabkan kematian.
2) Anemia
Penyakit kurang darah, akibat kandungan Hb rendah, kurangnya
eritrosit atau menurunnya volume darah dari normal.
3) Leukimia
Leukimia disebut juga Kanker darah. Leukemia adalah kanker pada
sel sumsum tulang yang menghasilkan sel darah putih.
4) Thalasemia
Rendahnya daya ikat eritrosit terhadap O2 karena kegagalan
pembentukan hemoglobin (eritrosit pecah). Penyakit ini genetis.
5) Sklerosis
Pengerasan pembuluh nadi akibat endapan senyawa lemak atau zat
kapur.
6) Jantung koroner
Jantung koroner disebabkan oleh penyumbatan atau Penyempitan
arteri koroner pada jantung, sehingga suplai darah ke jantung
menjadi berkurang.
7) Varises
Pelebaran pembuluh vena dan umumnya di betis, sedang yang di
anus disebut ameien (hemoroit).
8) Hipertensi : Tekanan darah tinggi.
9) Hipotensi : Tekanan darah rendah..46
46 Joko Sumarsono, Sri Utami, Yulianto, Sri Wiyati, Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/
MTS Kelas VIII, (Surakarta : Teguh Karya, 2006), hlm.95-96
37
B. Penerapan Pembelajaran Numbered Head Together Pada Pembelajaran
Biologi
Biologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (IPA)
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, dalam
konsep pembelajaran biologi. Kegiatan pembelajaran biologi dilakukan
dengan mengaitkan antara pengembangan diri dengan proses pembelajaran
di kelas melalui pengalaman – pengalaman belajar yang inovatif, menantang,
dan menyenangkan.
Penerapan pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada
materi sistem peredaran darah dapat ditempuh dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Sebelum pokok bahasan sistem peredaran darah diberikan pada peserta
didik, dibentuk kelompok yang heterogen berdasarkan nilai harian yang
diperoleh pada materi sebelumnya dengan masing-masing kelompok
beranggotakan 4-5 peserta didik yang mendapat nomor 1-5.
b. Masing–masing kelompok mendapat lembar soal NHT yang berisikan
soal sistem peredaran darah. Salah satunya yaitu :
Rani secara tidak sengaja terluka di bagian tangan. Dari lukanya
keluar darah yang deras. Pembuluh darah apakah yang terluka? Sesaat
kemudian, pendarahan rani tidak kunjung berhenti sehingga darah terus-
menerus keluar. Penyakit apakah yang diderita rani? Karena darah terus
menerus keluar rani kekurangan darah dan harus transfusi darah. Golongan
darah rani AB, kira-kira golongan darah apa sajakah yang dapat
didonorkan pada rani? Dan bagaimana mengetahui darah seseorang itu AB
dan bukan O.
Jawab :
1) Pembuluh darah nadi / arteri
2) Hemofilia : penyakit yang darah sukar membeku
3) Donor untuk AB : A, B, AB, O
38
4) Bila sel darah merah seseorang tidak mengandung aglutinogen, maka
golongan darah orang tersebut adalah O, namun jika memiliki
aglutinogen A dan B, maka darahnya adalah AB
c. Peserta didik mendiskusikan atau bertukar pendapat tentang
penyelesaian dari soal bersama kelompoknya, dan setiap anggota harus
mengetahui jawabannya.
d. Guru memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peserta didik untuk
terlibat aktif dalam diskusi.
e. Guru memanggil nomor 4 dan peserta didik dengan nomor yang
dipanggil berdiri, guru dapat meminta peserta didik menulis di depan
kelas dan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
f. Peserta didik yang lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan
terhadap jawaban tersebut.
g. Guru memanggil nomor yang lain untuk mempresentasikan jawaban dari
soal, sehingga semua peserta didik dapat berperan aktif dalam
menyelesaikan soal.
h. Guru meluruskan jawaban peserta didik yang kurang tepat dan
memberikan jawaban yang benar.
i. Guru memberikan lembar soal individu untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman peserta didik terhadap materi tersebut.
j. Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi tentang
sistem peredaran darah
k. Guru menutup pelajaran.
Langkah–langkah Pembelajaran dengan model Numbered Head
Together pada materi sistem peredaran darah di atas menuntut peran aktif
peserta didik dalam proses pembelajaran agar mereka dapat memahami
konsep materi secara baik sehingga dapat mengerjakan soal dengan benar.
Peserta didik mencari sendiri arti dari yang mereka pelajari dan
bertanggungjawab terhadap hasil belajarnya karena setiap nomor yang
diterima oleh peserta didik akan mempunyai kesempatan yang sama untuk
dipanggil oleh guru. Maka secara tidak langsung peserta didik harus ikut
39
aktif dalam diskusi untuk mencari jawaban dan mengetahui dari hasil diskusi
ketika nomor mereka dipanggil.
Dalam membentuk kefahaman peserta didik pada system peredaran
darah dengan pembelajaran kooperatif Numbered Head Together dapat lebih
jelas dan mudah, karena mereka terlibat secara langsung dalam pembinaan
pengetahuan baru dan dalam hal ini adalah materi system peredaran darah.
Saat belajar dengan mengalami langsung apa yang sedang dipelajari akan
mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya mendengarkan orang
lain/guru menjelaskan. Kita belajar hanya 10% dari apa yang kita baca, 20%
dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang
dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari yang
dikatakan dan dilakukan.47
Dengan NHT dapat menciptakan suasana pembelajaran biologi yang
menyenangkan sehingga peserta didik tidak merasa bosan dan selain itu juga
dengan NHT dapat meningkatkan proses kerjasama antar peserta didik
dalam mengerjakan soal, sehingga peserta didik benar-benar belajar tidak
hanya secara individu tetapi juga secara kolaboratif agar semua anggota
kelompoknya mampu memahami materi pelajaran.
Dengan demikian pembelajaran Numbered Head Together
merupakan model pembelajaran yang membantu peserta didik dalam
menemukan konsep materi dengan cara berdiskusi dengan anggota
kelompoknya sehingga lebih mengena dan mudah diingat oleh peserta didik
karena mereka ikut serta dalam menemukan konsep sistem peredaran darah
C. Penelitian yang Relevan
1. Skripsi Lailia Nuryani, UNNES dengan judul ”Meningkatkan Aktivitas
Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan
Menggunakan Model Numbered Heads Together (NHT)” menyatakan
47 Martinis Yamin, & Bansu I Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual
Siswa, (Jakarta : Gaung Persada Press, 2009), hlm.53-54
40
bahwa model NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
peserta didik pada pelajaran pengelolaan lingkungan.
2. Skripsi Laila Isyatun Haniyati, UNNES dengan judul ”Efektifitas
Model Pembelajaran NHT Termodifikasi Pada Sub Konsep Sistem
Reproduksi Manusia” menyatakan bahwa model NHT Termodivikasi
efektif diterapkan pada pembelajaran sistem reproduksi.
3. Skripsi Sulistyowati, UNNES dengan judul ” Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together Pada Materi
Sistem Ekskresi Manusia Di SMA Negeri 2 Rembang”, menyatakan
bahwa pembelajaran kooperatif NHT dalam pembelajaran materi sistem
ekskresi manusia dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
4. Skripsi Ainun Nihayah, IAIN Walisongo Semarang dengan judul
”Upaya Meningkatkan hasil Belajar Biologi melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Pada
Materi Pokok Virus di kelas X MA Negereri 02 Pati Tahun 2009-2010”
menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tiepe
Numbered Heads Together mampu meningkatkan aktivitas belajar
peserta didik kelas XI MAN 02 Pati, ditunjukkan dengan prosentase
peningkatan aktivitas belajar siswa dari hasil observasi dimana siklus I
sebesar 65.40%, siklus II sebesar 76.27% dan Siklus III 82.33%.
Dari kajian penelitian yang telah diteliti tersebut, peneliti ingin
melakukan penelitian model Numbered Heads Together (NHT) yang
diterapkan pada materi lain yaitu pada materi sistem peredaran darah
pada manusia, dengan judul “Efektifitas Pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT) Terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta Didik
Kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal Pada Materi Pokok
Sistem Peredaran Darah Pada Manusia Tahun Pelajaran 2010/2011.
41
D. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
yang diajukan dalam penelitian.48 Hipotesis dalam penelitian ini yaitu
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) lebih efektif
dari pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar dan keaktifan peserta
didik SMP Pondok Modern Selamet Kendal kelas VIII pada materi pokok
sistem peredaran darah pada manusia.
48 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabet,
2008), hlm.64
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah model pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT) lebih efektif dari pada pembelajaran
konvensional (ceramah) terhadap keaktifan dan hasil belajar peserta didik
kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet Kendal pada materi pokok sistem
peredaran darah pada manusia.
B. Waktu, Tempat dan Karakteristik Penelitian
1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan bulan Oktober–November 2010, Bertempat
di SMP Pondok Modern Selamet Kendal.
2. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.1 Populasi dalam
penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet
Kendal tahun ajaran 2010-2011 yang terbagi menjadi sembilan kelas (A-I).
3. Sampel dan teknik pengambilan sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII B sebagai kelas
Eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas control. Sampel tersebut
diambil dengan teknik Cluster Random Sampling/ cluster sample. Teknik
ini adalah teknik pengambilan sampel acak sederhana dimana setiap
sampling unit terdiri dari kumpulan atau kelompok.2
1 Sugiono, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta,2008)
cet.4, hlm.80
2 Supranto, M.A, APU, Teknik Sampling untuk Survey dan Eksperimen, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2007), hlm. 226.
43
C. Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experimental
dengan Bentuk design true experimental dalam penelitian ini adalah pretest-
postest control group design. Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok
yang masing-masing dipilih secara rendom (R), kemudian diberi pretest untuk
mengetahui keadaan awal. Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1)-(O4 –O3 ).
Gambar 3.1
Pretest-postest control group design 3
Keterangan :
R : Kelompok eksperimen dan kontrol murid diambil secara
random.
O1 : Hasil belajar pretes kelas eksperimen
O3 : Hasil belajar pretes kelas kontrol
O2 : Hasil belajar kelompok siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT)
O4 : Hasil belajar kelompok siswa dengan ceramah.
X : Treatment pada kelompok eksperimen diberi treatment, yaitu
pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Heads
Together (NHT).
D. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:4
a. Variabel bebas (independent variable )
Yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang
3 Sugiono, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D, hlm.75-76
4 Sugiono, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D, hlm 85-86
R O1 X O2
R O3 O4
44
menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT) dengan Indikator :
1) Memiliki tujuan
2) Melibatkan peran serta peserta didik
3) Belajar berkelompok
4) Pemberian nomor pada masing-masing peserta didik
b. Variabel terikat ( dependent variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat
adalah keaktifan dan hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Pondok
Modern Selamet Kendal. Untuk menegetahui hasil belajar diperoleh dari
hasil post-test dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran dengan model NHT ini, maka dibuat beberapa aspek
pengamatan yang meliputi :
1) Melakukan kerja sama kelompok
2) Memperhatiakan dan mendengarkan penjelasan dari guru atau teman
3) Mengajukan pertanyaan
4) Mengemukakan pendapat
5) Menjawab pertanyaan
6) Memberikan tanggapan dari pertanyaan guru atau teman
7) Mencatat materi / penjelasan guru dan teman
8) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran
9) Tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu kegiatan belajar
mengajar
10) Membaca LDS / buku materi
E. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
45
1. Metode Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan ( pengambilan data ) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan yang telah mencapai sasaran dengan
menggunakan alat indra.5 Jadi metode observasi dalam penelitian ini
digunakan untuk mengamati atau memotret keaktifan belajar peseta didik
dalam pembelajaran dengan model Numbered Head Together (NHT)
2. Metode dokumentasi
Metode pengumpulan data yang kedua yaitu metode dokumentasi.
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, agenda, dan sebagainya.6 Metode ini digunakan untuk memperoleh
data nama peserta didik yang termasuk populasi dan sampel penelitian serta
bukti kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3. Tes
Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar. Bentuk
tes yang digunakan berupa tes obyektif (multiple choice) dengan 4 pilihan
dan hanya satu pilihan yang benar.7 Metode ini digunakan untuk
memperoleh data hasil belajar siswa pada materi pokok sistem peredaran
darah pada manusia yang dilakukan dengan tes.
F. Teknik Analisis Data
Dalam analisis data yang terkumpul dari penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik analisis data kuantitatif yang meliputi uji coba butir soal,
uji normalitas, uji homogenitas dan analisis uji kesamaan dua rata-rata atau uji
beda.
5 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
hlm 45
6Sugiono, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D, hlm. 231.
7Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 53.
46
1. Validitas butir soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrument. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila
tes tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu
instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya
instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.8
Pengajuan validitas menggunakan rumus sebagai berikut .9
Dimana
rpbi : Koefisien biseral
Mp : Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
Mt : Rata-rata skor total
St : Standart deviasi skor total
p : Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
q : Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik. Pengujian reliabilitas
menggunakan rumus: 10
−
−= ∑
2
2
11)1( t
t
S
PiqiS
n
nr
Dimana :
r11 : Koefisien reliabilitas tes
n : Banyaknya butir item
1 : Bilangan konstan
8Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 168.
9Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
hlm. 79.
10 Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung:Alfabet, 2007), hlm.359
47
St2 : Varian total
Pi : Proporsi test yang menjawab dengan betul butir item yang
bersangkutan
qi : Proporsi test yang jawaban nya salah, atau : qi = 1 - Pi
∑piqi : Jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi
3. Indeks Kesukaran
Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir
item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan
tidak pula terlalu mudah, dengan kata lain derajat kesukaran item itu
adalah sedang atau cukup.11
Angka indeks kesukaran item dapat diperoleh
dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Dubois, yaitu:12
JS
BP =
Dimana:
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria yang digunakan:
P < 0,30 Terlalu sukar
0,30 ≤ 0,70 Cukup (sedang)
P > 0,70 Terlalu mudah
4. Daya pembeda
Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item hasil belajar
untuk dapat membendakan antara test yang berkemampuan tinggi , dengan
test yang kemampuannya rendah. Besarnya angka yang menunjukkan daya
pembeda soal disebut indeks diskriminasi. Semakin tinggi indeks daya
pembeda soal berarti semakin mampu soal tersebut membedakan antara
peserta didik yang pandai dengan peserta didik yang kurang pandai.
11
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 207.
12Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, hlm. 208.
48
Rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda soal dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:13
B
B
A
A
J
B
J
BD −=
Dimana :
D : Indeks diskriminasi
JA : Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab
benar
Kriteria yang digunakan dalam menentukan daya pembeda adalah:
P < 0,0 jelek sekali
Ø p < 0,20 lemah sekali (jelek)
0,20 p < 0,40 cukup (sedang)
0,40 p < 0,70 baik
0,70 p < 1,00 baik sekali.
5. Uji normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dengan
Chi kuadrat ( 2χ ). Rumus Chi kuadrat adalah sebagai berikut:14
∑−
−=
k
i h
ho
f
ff
1
2 )(χ
Dimana:
2χ : Chi kuadrat
fo : Frekuensi yang diobservasi
fh : Frekuensi yang diharapkan
13
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, hlm. 218.
14Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, hlm. 104.
49
Langkah-langkah yang ditempuh dalam uji normalitas data dengan Chi
kuadrat adalah sebagai berikut: 15
a. Menentukan jumlah kelas interval, untuk menguji normalitas dengan Chi
kuadrat ini, jumlah kelas interval ditetapkan 6. Hal ini sesuai dengan
bidang yang ada pada kurva normal baku.
b. Menentukan panjang kelas interval:
interval) kelasjumlah 6
terkecildata - terbesar data Kelas Panjang =
c. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi sekaligus tabel penolong
untuk menghitung harga Chi kuadrat hitung.
d. Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan), cara menghitung fh
didasarkan pada prosentase luas tiap bidang kurva normal dikalikan
jumlah data observasi (jumlah individu dalam sampel).Memasukkan
harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung harga-
harga (fo – fh)2 dan
h
h
f
ff 2
0 )( − menjumlahkan nya. Harga
h
h
f
ff 2
0 )( −
merupakan harga Chi kuadrat ( 2χ ) hitung.
e. Membandingkan harga Chi kuadrat hitung dengan Chi kuadrat tabel.
Bila harga Chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga Chi kuadrat tabel,
maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar dinyatakan
tidak normal.
6. Uji homogenitas
Uji homogenitas sampel dilakukan untuk mengetahui seragam
tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama.
Pengujian homogenitas data dilakukan dengan uji varians. Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Menghitung rata-rata ( )x
b. Menghitung varians (S2) dengan rumus:
15
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, hlm. 80.
50
( ))1(
22
2
−
−= ∑ ∑
nn
xxnS
ii
c. Menghitung F dengan rumus
kecilvarian ter
besarVarian ter F=
d. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel ½ a (nb-1)(nk-1) dan dk=(k-1).
Apabila Fhitung < Ftabel maka data berdistribusi homogen.
Analisis tahap akhir digunakan untuk membuat interpretasi lebih
lanjut. Analisis tahap akhir meliputi analisis data hasil observasi keaktifan
peserta didik dan uji hipotesis.
7. Analisis data hasil observasi keaktifan peserta didik
Data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membuat rekapitulasi hasil observasi keaktifan peserta didik
b. Menentukan criteria keaktifan peserta didik dengan parameter
c. Penilaian tingkat keaktifan peserta didik secara klasikal ditentukan
dengan menghitung prosentase keaktifan peserta didik keseluruhan
selama pembelajaran.
8. Uji Hipotesis
Hipotesis dapat diuji dengan menggunakan rumus uji t pihak kanan
yang digunakan untuk menentukan adanya pengaruh positif model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar
peserta didik. Data yang digunakan adalah data hasil tes setelah diberi
perlakuan.
Kriteria pengujian adalah Ho diterima. Jika thitung < ttabel. jika thitung >
ttabel maka Ha diterima, artinya hasil belajar dengan menggunakan model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT) pada kelompok
eksperimen lebih baik dari pada hasil belajar belajar kelompok kontrol
yang menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah). Ini
berarti model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) berpengaruh
positif terhadap keaktifan dan hasil belajar peserta didik.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Hasil penelitian dan pembahasan pada bab ini adalah hasil studi
lapangan untuk memperoleh data dengan teknik observasi dan tes setelah
dilakukan suatu pembelajaran yang berbeda antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah model
pembelajaran Numbered Head Together (NHT) lebih efektif dari pada
pembelajaran konvensional (ceramah) terhadap keaktifan dan hasil belajar
biologi kelas SMP Pondok Modern Selamet Kendal pada materi pokok sistem
peredaran darah pada manusia.
Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok yaitu kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan
November di SMP Pondok Modern Selamet Kendal denga sampel penelitian
kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagi kelas kontrol.
Sebelum kegiatan penelitian ini dilaksanakan, peneliti menentukan
materi pelajaran dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Materi
yang dipilih adalah sistem peredaran darah pada manusia. Pembelajaran yang
digunakan pada kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran
Numbered Head Together (NHT), sedangkan kelompok kontrol dengan
metode ceramah.
B. Pengujian Hipotesis
Analisis data hasil belajar dan keaktifan dalam penelitian ini yaitu
analisis uji coba, analisis hasil belajar dan analisis keaktifan peserta didik.
1. Analisis Uji Coba
Analisis uji coba yang digunakan untuk menganalisis tes sebagai
instrumen dalam penelitian ini. Hasil analisis butir soal adalah sebagai
berikut:
51
52
a. Analisis Validitas Tes
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya item-
item tes soal. Soal yang tidak valid akan di drop (dibuang) dan tidak
digunakan. Item yang valid berarti item tersebut dapat
merepresentasikan materi terpilih yaitu sistem peredaran darah pada
manusia. Berdasarkan Perhitungan validitas soal terdapat di lampiran
7.
b. Analisis Reliabilitas
Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya dilakukan uji
reliabilitas pada instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui tingkat konsistensi jawaban instrumen. Instrumen yang
baik secara akurat memiliki jawaban konsisten untuk kapanpun
instrumen itu disajikan.
Berdasarkan hasil perhitungan konsisten reliabilitas butir soal 1
diperoleh r11 = 0,465. Pada taraf signifikansi 5%, dengan N = 32,
diperoleh ttabel = 0.367. Karena rhitung > rtabel, maka dapat
disimpulkan bahwa butir item tersebut valid. Perhitungan reliabilitas
soal terdapat di lampiran 8.
c. Analisis Indeks Kesukaran
Uji indeks kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal itu apakah sedang, sukar atau mudah. Berdasarkan hasil
perhitungan koefisien indeks kesukaran butir soal diperoleh :
Tabel 4.1 Prosentase kesukaran butir soal
No Kriteria Nomor Soal Jumlah
(∑) (%)
1
2
3
Sukar
Cukup
(sedang)
Mudah
18
1,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13
,14,15,16,17,19,20,22,23,2
4,25,27,28,29,30
2,8,21.
2
26
3
3,3 %
86 %
10 %
Perhitungan indeks kesukaran butir soal terdapat di lampiran 9.
53
d. Analisis Daya Beda
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda butir soal diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.2 Prosentase daya beda butir soal
No Kriteria Nomor Soal Jumlah
(∑)
Prosentase
(%)
1
2
3
4
Baik
Cukup
Jelek
Sangat jelek
1,7,10,11,19,23.16
2,3,4,5,6,8,9,12,13,14,
15,21,22,24,25,27,29,
30
17,18,26
28.
7
18
3
1
23 %
60%
10 %
3,3%
Perhitungan analisis daya beda terdapat di lampiran 10.
2. Analisis Hasil Belajar
Setelah instrumen penelitian yang berupa tes diujicobakan dan
dianalisis kemudian dilakukan pengujian hipotesis dari data hasil belajar.
a. Hasil nilai awal
Hasil nilai awal kelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan dalam
tabel berikut :
Kelas Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Eksperimen 47,71 30 64
Kontrol 50,97 30 68
Tabel 4.3 : Hasil nilai awal
b. Uji Normalitas Awal
Pengujian kenormalan distribusi populasi digunakan uji chi
kuadrat. Nilai awal yang digunakan untuk menguji normalitas
distribusi f adalah nilai pretest peserta didik kelas VIII B dan VIII C
54
SMP Pondok Modern Selamet Kendal materi pokok sistem peredaran
darah pada manusia.
Tabel 4.4 : Normalitas nilai awal
Sumber Variasi Kelas eksperimen Kelas kontrol
2χ hitung 4,6799 3,5662
2χ table 7,81 7,81
Dk 3 3
Kriteria Normal Normal
Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh untuk
kelompok eksperimen 2χ hitung = 4,67 untuk kelompok kontrol 2χ hitung
= 3,566 dan dengan α =5% dan Dk = 6-3 = 3 di tabel distribusi
frekuensi Chi kuadrat didapat 2χ (0,95)(3) = 7,81, maka dapat
dikatakan bahwa data untuk populasi pada penelitian ini yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal
karena 2χ hitung < 2χ tabel. Perhitungan selengkapnya terdapat pada
lampiran 15.
c. Uji Homogenitas Awal
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui seragam
tidaknya variasi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama
pada nilai awal.
Tabel 4.5 : Homogenitas nilai awal
Kelas Varians Dk Fhitung Ftabel
Kontrol 106,4403 35
1,009
1,99
Eksperimen 105,4866 34
55
Dari perhitungan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
diperoleh Fhitung= 1,009 Dengan α = 5% dan dk pembilang = nb-1, dk
penyebut = nk-1 diperoleh Ftabel = 1,99. Karena F hitung berada pada
daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua
kelompok tersebut homogen karena mempunyai varians yang sama.
Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 14.
d. Uji perbedaan dua rata-rata
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui
apakah kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai rata-rata yang
tidak berbeda pada tahap awal ini. Rata-rata kedua kelompok
dikatakan tidak berbeda apabila tabel < thitung < ttabel. Dengan taraf
signifikansi α = 5%, dk = 34+ 35- 2 = 67. Peluang = 1- α2
1 dari daftar
distribusi t didapat ttabel = 1.99. Dari perhitungan diperoleh thitung = -
1,317 Karena thitung < ttabel maka Ho diterima sehingga dapat dikatakan
bahwa rata-rata kedua kelompok tidak ada perbedaan. Artinya
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai kondisi yang
sama. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 16.
3. Analisis Tahap Akhir
a. Hasil nilai akhir
Kelas Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Eksperimen 70,09 44 86
Kontrol 60,46 44 80
Tabel 4.6 : hasil nilai akhir
b. Uji normalitas hasil belajar (post-test)
Untuk uji normalitas hasil belajar nilai yang digunakan adalah
nilai post test peserta didik kelas VIII SMP pondok modern selamet
Kendal pada materi pokok sistem peredaran darah pada manusia.
56
Tabel 4.7: Normalitas nilai akhir
Sumber Variasi Kelas eksperimen Kelas kontrol
2χ hitung 5,4837 2,5419
2χ table 7,81 7,81
Dk 3 3
Kriteria Normal Normal
Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh untuk
kelompok eksperimen 2χ hitung = 5,4 dan kelompok kontrol 2χ hitung =
2,5 , dengan α = 5% dan dk = 6-3 = 3 di tabel distribusi frekuensi Chi
kuadrat didapat 2χ (0,95)(3) = 7,815, maka ber distribusi normal
karena 2χ hitung < 2χ tabel. Perhitungan selengkapnya terdapat pada
lampiran 18.
c. Uji homogenitas nilai post test
Nilai yang digunakan untuk menguji homogenitas hasil belajar
adalah nilai post-test peserta didik VIII SMP Pondok Modern Selamet
Kendal pada materi pokok sistem peredaran darah pada manusia.
Tabel 4.8 : homogenitas nilai akhir
Kelas Varians Dk Fhitung Ftabel
Kontrol 77,9025 35
1,066
1,99
Eksperimen 83,0526 34
Berdasarkan perhitungan uji homogenitas hasil belajar
diperoleh kelompok eksperimen dan kontrol Fhitung = 1,066, sedangkan
dengan α = 5% dan dk = k-1 diperoleh Ftabel = 1,99. Karena F hitung
berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat dikatakan kedua
kelompok homogen, karena mempunyai varians yang sama.
Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 19.
57
d. Uji Perbedaan rata-rata hasil belajar
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji
perbedaan dua rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Uji t yang digunakan adalah uji t satu pihak yaitu pihak kanan.
Sedangkan nilai yang digunakan adalah nilai post-test.
Dengan taraf signifikansi α = 5%, dk = n1+ n2-2 = 39. Peluang
= 1-α = 1-0,05 = 0,95 dari daftar distribusi t didapat ttabel =1,979
Berdasarkan perhitungan hasil penelitian diperoleh thitung =
4,460 dan ttabel = 1,67. Kriteria pengujian Ho diterima jika thitung < ttabel.
Karena pada penelitian ini thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik dari
pada kelompok kontrol. Perhitungan selengkapnya terdapat pada
lampiran 20.
4. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
Kektifan yang diamati dalam penelitian ini adalah keaktifan peserta
didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Adapun keaktifan yang
diamati meliputi:
a. Melakukan kerja sama kelompok
b. Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru atau teman
c. Mengajukan pertanyaan
d. Mengemukakan pendapat
e. Menjawab pertanyaan
f. Memberikan tanggapan dari pertanyaan teman
g. Mencatat materi
h. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran
i. Tidak melakukan kegiatan yang dapat mengganggu kegiatan belajar
mengajar
j. Membaca bahan ajar (LDS,buku, LKS)
Data hasil pengamatan keaktifan peserta didik dalam penelitian ini
ditunjukkan dalam tabel berikut :
58
Tabel 4.9 : Persentase keaktifan peserta didik
Dari data yang ditunjukkan pada tabel di atas keaktifan pesrta
didik pada kelas kontrol pada pertemuan pertama 32,45% dan pertemuan
kedua 43,5% dengan rata-rata 37,96%, sedangkan keaktifan peserta didik
eksperimen pertemuan pertama 77,13 dan pertemuan kedua 86,1% dengan
rata-rata 81,62. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik pada
kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol sehingga dengan kata
lain pembelajaran NHT lebih dapat mengaktifkan peserta didik dalam
proses pembelajaran dari pada pembelajaran konvensional. Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 5.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data hasil belajar dan keaktifan peserta didik dalam
penelitian ini. Pengetahuan awal diketahui dari nilai pre-test dan pengetahuan
akhir diperoleh dari nilai post-test peserta didik kelas VIII B dan VIII C
Pondok Modern Selamet Kendal semester I materi pokok sistem peredaran
darah.
Hasil test awal pada kelas VIII C (kontrol) dan kelas VIII B
(eksperimen) menunjukkan ttabel =1.99 dan thitung = -1.317. Karena thitung
< tabel maka Ho diterima atau dengan kata lain rata-rata kedua kelompok
tidak ada perbedaan (homogen). Hal ini berarti sampel berasal dari kondisi
atau keadaan awal yang sama.
Pertemuan ke-
Perentase Tingkat Keaktifan Peserta Didik
Eksperimen Kontrol
1 77,13 32,43
2 86,1 43,5
Rata-rata 81,62 37,96
59
Selanjutnya kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan perlakuan
yang berbeda dalam mempelajari materi pokok sistem peredaran darah. Dalam
kelas kontrol pembelajaran dengan menggunakan model konvensional
(ceramah), sedangkan kelas eksperimen menggunakan numbered head
together (NHT). Setelah pembelajaran selesai kelas kontrol dan eksperimen
diberi tes akhir yang sama.
Dari hasil tes akhir yang telah dilakukan diperoleh rata-rata hasil belajar
kelompok eksperimen adalah 70,09 sedangkan rata-rata hasil belajar
kelompok kontrol adalah 60,46. Berdasarkan uji perbedaan rata-rata satu
pihak yaitu uji pihak kanan diperoleh thitung = 4,460 dan ttabel = 1,99 Karena
thitung > ttabel berarti Ho ditolak, artinya bahwa hasil belajar kedua kelompok
tersebut berbeda secara nyata atau signifikan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol,
maka pembelajaran NHT lebih efektif dari pada pembelajaran konvensional.
Selain hasil belajar di atas, keaktifan peserta didik dalam setiap tahap
diamati untuk memperoleh data tentang keaktifan peserta didik saat proses
belajar mengajar berlangsung, baik pada kelas kontrol maupun kelas
eksperimen.
Dari hasil pengamatan atau observasi keaktifan peserta didik saat proses
belajar mengajar berlangsung menunjukkan keaktifan peserta didik pada kelas
kontrol 37,96 %, sedangkan kelas eksperimen 81,62%. Persentase keaktifan
tersebut menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik saat proses belajar
dengan model numbered head together lebih tinggi dari pada kelas kontrol
yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Hasil belajar dan keaktifan peserta didik pada kelas ekperimen lebih
tinggi dari kelas kontrol karena dengan pembelajaran NHT memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama saat belajar dan
menemukan penyelesaian dari masalah yang ada, selain itu peserta didik
diajak untuk lebih aktif dan mampu berinteraksi dengan peserta didik yang
lain.
Dalam pembelajaran NHT peserta didik dapat berdiskusi, bertanya, dan
menanggapi jawaban dari yang lainnya. Dengan berdiskusi peserta didik
60
senang belajar bersama teman karena dapat saling aktif bertukar pendapat,
membagi ide-ide, aktif mencari informasi dengan membaca dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Dengan cara belajar yang
bervariasi peserta didik tidak merasa bosan dan lebih bersemangat dalam
belajar. Sehingga materi pelajaran lebih mudah diserap oleh peserta didik.
Confucius mengatakan ada tiga konsep belajar aktif yaitu :
1. what I hear, I forget (apa yang saya dengar , saya lupa)
2. what I see, I remember (apa yang saya lihat , saya ingat)
3. what I do, I understand (apa yang saya lakukan, saya paham)1.
Sehingga dengan keterlibatan peserta didik dalam mempelajari konsep
dalam suatu kelompok akan mempermudah peserta didik untuk memahami
konsep tersebut dibandingkan peserta didik kelas kontrol yang hanya diam,
melihat dan mendengarkan guru menjelaskan konsep tersebut. Pembelajaran
yang demikian cenderung monoton dan membosankan karena kurang
mengikutsertakan peserta didik dalam proses pembelajaran.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini pasti terjadi banyak
kendala dan hambatan. Hal tersebut bukan karena faktor kesengajaan,
melainkan terjadi karena adanya keterbatasan dalam melakukan penelitian.
Adapun keterbatasan yang dialami peneliti dalam penelitian ini adalah
1. Pengukuran penelitian yang hanya hasil belajar biologi materi pokok
sistem peredaran darah pada manusia, tidak mengukur pada peningkatan
hasil belajar.
2. Dan juga pelaksanaan pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
hanya pada materi sistem peredaran darah.
3. Selain itu, tempat penelitian hanya terbatas di SMP Pondok Modern
Selamet Kendal, sehingga apabila dilakukan di sekolah lain, hasil
penelitian ini dimungkinkan berbeda.
1 Melvin l. Silberman, Active learning, 10 Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta : Pustaka Insan
Mandiri), 2007.hlm.1
61
Demikianlah beberapa keterbatasan penelitian ini. Untuk selanjutnya
pelaksanaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) tidak
terbatas pada hasil belajar biologi materi pokok sistem peredaran darah pada
manusia saja, melainkan dapat ditetapkan pada materi biologi lain yang
dianggap sesuai dengan model pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan
adanya tindak lanjut dari model pembelajaran Numbered Head Together
(NHT) sehingga mampu menggiring pengetahuan guru dalam memudahkan
pemahaman peserta didik dalam menuntut ilmu
61
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Numbered Head Together (NHT) kelas VIII SMP Pondok Modern Selamet
Kendal pada Sistem Peredaran Darah Manusia yaitu:
1. Dari pembahasan diketahui rata-rata kelas eksperimen 70.09 dan kelas
kontrol 60,46 dan uji perbedaan rata-rata pihak kanan, diperoleh hasil
belajar t hitung = 4,460 dan t tabel = 1,67 jadi Ho ditolak yang artinya hasil
belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Sehingga
pembelajaran NHT lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar dari
pada model konvensional (ceramah)
2. Selain itu pembelajaran NHT juga efektif untuk meningkatkan keaktifan
peserta didik dalam pembelajaran sistem peredaran darah. Hal ini
ditunjukkan dengan tingkat keaktifan peserta didik pada kelompok kontrol
37.965 % sedangkan kelompok eksperimen 81.62 %. Sehingga dengan
kata lain kelompok eksperimen lebih tinggi tingkat keaktifannya.
B. SARAN-SARAN
Dari kesimpulan penelitian yang dilakukan, peneliti memberikan saran
yang ditujukan untuk pihak-pihak yang berkepentingan antara lain: Bagi para
Pendidik dapat menerapkan model Pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT) pada materi pelajaran dan pokok bahasan lain yang nantinya
diharapkan mampu meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
sehingga mampu menanamkan belajar mandiri. Selain itu Penerapan Numbered
Heads Together (NHT) perlu dikembangkan pada konsep lain yang mempunyai
permasalahan yang sama.
62
C. PENUTUP
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan kekuatan, hidayah dan taufik-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak bisa lepas dari
kesalahan dan kekeliruan. Hal ini semata-mata merupakan keterbatasan ilmu
dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak demi
perbaikan yang akan datang untuk mencapai kesempurnaan. Akhirnya penulis
hanya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-asar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Bandung: CV. Diponegoro,
2005.
Departemen pendidikan Nasional, kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga,
Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta :Rhineka Cipta 2006, cet.3.
Evelyn C. Pearce, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta: PT Gramedia,
2006.
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://adedq.files.wordpress.com/2007/09/13
/jantung-dan-pembuluh
http://www.google.co.id/http://biologigonz.blogspot.com/2010/03/aorta-arteri-vena-
kapiler. html&usg.
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.becomehealthynow.com/images/
organs/cells/http://lielliawati.blogspot.com/2008/10/belajarlah-dari-sel-darah-
merah.
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://tfakhrizalspd.files.wordpress.com/http:
//tfakhrizalspd.wordpress.com/2010/07/09/sel-darah-putih/&usg
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/08/peredaran-darah-manusia.html&usg=
http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah,golongan_darah&action,diunduh pada
hari selasa, 23 September 2010,19: 03
Isjoni, M.Si,Ph.D, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komuniksi
Antar Peserta Didik, Yogyakrta: Pustaka Pelajar, 2009.
Iskandar, M.Pd, Psikologi Pendidikan ( sebuah Orientasi Baru), Ciputat: Gaung
Persada (GP) Press, 2009.
J.H Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, Tanggerang: Binarupa Aksara,
2002.
Jihad, Asep, M.Pd dan Dr.Abdul Haris, M.Sc, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta:
Multi Pressindo, 2009.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, cet. I.
Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT. Reneka
Cipta, 1991.
Sardiman, AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Jakarta: CV Rajawali,
2006.cet VI
Saktiyono, Sains Biologi SMP untuk Kelas VIII ,Jakarta: Esis, 2004.
Sumarsono, Joko, Sri Utami, Yulianto, Sri Wiyati, Ilmi Pengatahuan Alam Untuk
SMP/ MTS Kelas VIII, Surakarta: Teguh Karya, 2006.
Supranto, M.A, APU, Teknik Sampling untuk Survey dan Eksperimen, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2007.
Suryo, Genetika Manusia, Yogyakarta : Gajah Mada Universiti Press, 2008, cet.9,
Syamsuru, Istamar dkk, IPA Biologi untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2007.
Soemanto,Wasty. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1999, Cet V1.
Sugiono, Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2008, cet.4.
----------, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabet, 2007.
Suryabrata,Sumadi. Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Press, 2010.
Syaodih, Nana Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2003.
Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
pustaka, 2005, cet.3.
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,
Surabaya: Prestasi Pustaka, 2009.
Yamin, Martinis, M.Pd, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada
Press,2007.
--------- & Bansu I Ansari, M.Pd, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual
Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009.
---------, Paradigma Pendidikan Kontruktivistik Implementasi KTSP & UU. No. 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.
Zaini, Hisyam, bermawy Munthe dan sekar ayu aryni, Strategi Pembelajaran Aktif,
Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2008.
Lampiran 1
DAFTAR KELAS UJI COBA
Kelas : VIII E
No Nama
1 Aditya Ahsin M
2 Agung Nur Qonita
3 Ananda M Iqbal
4 Athfal.C
5 Bangun Satria
6 Diana Putri. J
7 Dyah Saraswati
8 Fatimah Nur Amalia
9 Feni Fitriani.P
10 Fijay Afif Fauzi
11 Fionita Yuliani Devi
12 Fuhad A Najib
13 Habibatul Ulya
14 Ishak M
15 Istiana Dina Frita
16 Intan Chasanah
17 Ita Elita CH
18
Khansa Hanna
Islamica
19 Khoirudin Nur Alif
20 Laila Nur H
21 Layyinatus Syifa A
22 Machelina
23 M. Fahrul Al Falazi
24 M. Nur Azzam
25 Muhammad Aghna H
26 Oki Hendrawan
27 Puji Nurul Hikmah
28 Putri Nur H
29 Rizal D. Syifa
30 Taufik Soni F
31 Ratna Mustika
32 Yuni Nur Azizah
Lampiran 2
DAFTAR ABSEN PESERTA DIDIK
Kelas : VIII C Kelas : VIII B
No Nama
No Nama
1 Abdul Malik 1 Arina Hidayah
2 Ahmad Fatah Maulana 2 Meira Sita Dewi
3
Alamudin Bahrul
Atho' 3 Hilman Syah D
4 Anis Sudarti 4 Abdul Aziz
5 Anisa Surahmah 5 Lutfi Agung P
6 Aqdiyah Hanif Sabila 6 Nadhi Khusaini
7 Aulinadia Kholifasati 7 A. Syaifullah R
8
Budi Muhammad
Yusuf 8 Ibnu Hanif
9 Dika Dwi Hapsari 9 Eli Novia
10 Estiana Cinta Dewi 10 Ela Untari
11 Febdy Danu P 11 Iklal Achmad
12 Firdinsyah 12 M.Adli Zaim
13 Hendi Irawan 13 Aisyah Hanna
14 Hesti Setia Wenti 14 Fiqih Dwi Aryani
15 Iqbal Nazer 15 Salafudin
16 Isnaya Fahmi 16 Didik Hidayat
17
M. Akbar Ujung
Negoro 17 M.Asrifudin
18
Muhammad Arinal
Haq 18 Nur Rahmat Malik
19 M. Farhan Navis 19 Hanifah
20 Muhammad Fikri 20 M.Ristiawan
21 Muhammad Mahsus 21 Satria Java S
22 M.Najib Lutfi 22 Riky Dwi Kristiyanto
23 Muhammad Rosikin 23 Septian Adi P
24 M.Zainal Ibad 24 Rojib Sulistyanto
25 Maulana Yususf 25 M. Alif Miftakhur R
26 Nur Hayati 26 Rif'an Musyafa
27 Nur Rahman Najib 27 Ariyanto
28 Rijal Ali 28 Sri Lestari
29 Rizal Alifin 29 Mitha Alifiah
30 Rizky Darmawan 30 Feri Zulfahmi
31 Rona Rofifah 31 Tri Putro Wibowo
32 Siti Nurul Hikmah 32 M.Nur Kholik
33 Tri Aji Prabowo 33 Nurul Faizah
34 Tyas Ayu Kusumawati 34 Khuswatun Nur K
35 Ufita Al Ariza
Lampiran 3
Daftar Kelompok NHT Kelas Eksperimen
Kelompok A Kelompok B Kelompok C
Arina Hidayah Nadhi Khusaini Iklal Achmad
Meira Sita
Dewi A. Syaifullah R M.Adli Zaim
Hilman Syah D Ibnu Hanif Aisyah Hanna
Abdul Aziz Eli Novia Fiqih Dwi Aryani
Lutfi Agung P Ela Untari Salafudin
Kelompok D Kelompok E Kelompok F
Didik Hidayat Satria Java S M. Alif Miftakhur R
M.Asrifudin Zuhairina Rif'an Musyafa
Nur Rahmat
Malik
Riky Dwi
Kristiyanto Ariyanto
Hanifah Septian Adi P Sri Lestari
M.Ristiawan Rojib Sulistyanto Mitha Alifiah
Kelompok G
Feri Zulfahmi
Tri Putro Wibowo
M.Nur Kholik
Nurul Faizah
Khuswatun Nur K
Lampiran 4
RUBRIK SKOR KEAKTIFAN PESERTA DIDIK
No Aspek yang Diamati Skor
1
Melakukan
kerja sama
a
Bekerja sama dalam kelompok yang
terstruktur, tidak bergurau 4
b
Bekerja sama dalam kelompok yang
terstruktur, bergurau 3
c
Bekerja sama dalam kelompok tdk
terstruktur, tidak bergurau 2
d
Bekerja sama dalam kelompok tdk
terstruktur, bergurau 1
2
Memperhatiakan dan mendengarkan penjelasan dari guru dan
teman
a Memperhatiakan dengan serius 4
b
Memperhatiakan dengan sedikit
bergurau 3
c Memperhatiakan dengan bergurau 2
d Tidak memperhatiakan penjelasan 1
3 Mengajukan perrtanyaan
a
Bertanya sesuai dengan materi, jelas,
membutuhkan analisis 4
b
Bertanya sesuai dengan materi, jelas,
tdk membutuhkan analisis 3
c
Bertanya sesuai dengan materi, tidak
jelas 2
d Bertanya tidak sesuai dengan materi 1
4 Mengemukakan pendapat
a
Pendapat sesuia denga materi, runtut,
mudah dipahami 4
b
Pendapat sesuia denga materi, tidak
runtut 3
c
Pendapat sesuia denga materi, tidak
mudah dipahami 2
d Pendapat tidak sesuai denga materi 1
5 Menjawab pertanyaan
a
Menjawab pertanyaan dengan benar,
jelas, lengkap 4
b
Menjawab pertanyaan dengan benar,
jelas, tidak lengkap 3
c
Menjawab pertanyaan dengan benar,
tidak jelas 2
d Menjawab pertanyaan salah 1
6 Meberikan tanggapan dari pertanyaan guru atau teman
a
Menanggapi sesuai dengan materi ,
benar 4
b
Menanggapi sesuai dengan materi ,
kurang benar 3
c
Menanggapi sesuai dengan materi ,
tidak benar 2
d
Menanggapi tidak sesuai dengan
materi 1
7 Mencatat materi / pernjelasan guru dan teman
a
Mencatat sesuai dengan materi,
lengkap, rapih 4
b
Mencatat sesuai dengan materi,
lengkap, tidak rapih 3
c
Mencatat sesuai dengan materi, tidak
lengkap 2
d Mencatat tidak sesuai dengan materi 1
8 Menyimpulkan kegiatan pembelajaran
a
Membuat kesimpulan dengan benar
dan jelas 4
b
Membuat kesimpulan dengan benar
dan tidak jelas 3
c
Membuat kesimpulan dengan kurang
benar dan jelas 2
d tidak membuat kesimpulan 1
9
Tidak melakukan aktivitas yang dapat mengganggu kegitan
belajar mengajar
a Menghapus papan tulis 4
b Membantu membagikan lembar tugas 3
c Membantu menyiapka alat tulis guru 2
d diam tenang di bangku 1
10 Membaca LDS / buku materi
a Sangat aktif membaca 4
b Aktif membaca 3
c Cukup aktif membaca 2
d Kurang membaca 1
Lampiran 5
REKAPITULASI OBSERVASI KEAKTIFAN PESERTADIDIK
Pokok bahasan : sistem Peredaran darah
Kelas : VIII C ( Kontrol
)
Isilah kolom aspek pengamatan dengan memberi nilai berupa angka sesuai dengan rubrik
pengamatan dan berdasarkan keadaan sebenarnya !
No Nama Aspek yang diamati Jumlah Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 SB B C K
1 Abdul Malik 0 4 0 0 0 0 4 0 1 0 9 √
2
Ahmad Fatah
Maulana 0 1 0 0 0 0 4 0 1 1 7 √
3
Alamudin Bahrul
Atho' 0 1 3 1 0 0 4 0 3 0 12 √
4 Anis Sudarti 0 3 3 0 0 0 4 0 1 3 14 √
5 Anisa Surahmah 0 3 0 0 0 0 4 0 4 2 13 √
6
Aqdiyah Hanif
Sabila 0 1 0 0 0 0 4 0 1 0 6 √
7
Aulinadia
Kholifasati 0 3 2 2 0 0 4 4 1 3 19 √
8
Budi Muhammad
Yusuf 0 4 2 0 0 0 4 0 1 1 12 √
9 Dika Dwi Hapsari 0 4 0 2 0 0 4 0 1 0 11 √
10
Estiana Cinta
Dewi 0 3 0 1 0 0 3 0 1 2 10 √
11 Febdy Danu P 0 3 1 0 0 0 4 4 1 0 13 √
12 Firdinsyah 0 3 0 1 0 1 3 0 1 1 10 √
13 Hendi Irawan 0 1 2 1 0 0 2 0 3 0 9 √
14 Hesti Setia Wenti 0 4 1 4 3 0 4 0 1 1 18 √
15 Iqbal Nazer 0 1 0 0 0 0 4 0 1 0 6 √
16 Isnaya Fahmi 0 2 0 3 0 0 2 0 4 2 13 √
17
M. Akbar Ujung
Negoro 0 1 1 1 3 0 2 0 1 0 9 √
18
Muhammad
Arinal Haq 0 3 0 0 0 0 4 0 1 2 10 √
19 M. Farhan Navis 0 1 1 0 0 0 3 0 4 0 9 √
20 Muhammad Fikri 0 1 0 3 0 0 4 0 1 1 10 √
21
Muhammad
Mahsus 0 1 0 1 0 0 2 0 1 0 5 √
22 M.Najib Lutfi 0 4 0 1 3 0 4 0 4 0 16 √
23
Muhammad
Rosikin 0 1 1 0 0 0 4 4 1 3 14 √
24 M.Zainal Ibad 0 2 0 1 0 0 4 0 1 0 8 √
25 Maulana Yususf 0 4 0 0 0 1 4 0 2 2 13 √
26 Nur Hayati 0 1 0 0 3 0 4 0 1 0 9 √
27
Nur Rahman
Najib 0 1 0 0 0 0 3 0 2 3 9 √
28 Rijal Ali 0 3 0 2 0 0 4 0 1 0 10 √
29 Rizal Alifin 0 4 0 0 0 0 3 0 1 0 8 √
30 Rizky Darmawan 0 1 0 0 0 0 4 3 1 2 11 √
31 Rona Rofifah 0 3 3 0 3 1 4 0 1 0 15 √
32 Siti Nurul Hikmah 0 3 0 1 0 0 4 0 1 2 11 √
33 Tri Aji Prabowo 0 1 0 0 0 0 3 0 1 3 8 √
34
Tyas Ayu
Kusumawati 0 3 1 0 0 0 4 3 2 0 13 √
35 Ufita Al Ariza 0 4 0 2 0 0 3 0 1 1 11 √
Jumlah 0 0
Persentase 0%
LEMBAR SOAL UJI COBA
Mata Pelajaran : BIOLOGI
Hari / Tanggal :
Petunjuk Umum
1. Isikan identitas anda ke dalam lembar jawaban yang telah tersedia
2. Tersedia waktu 60 menit untuk mengerjakan soal tersebut
3. Jumlah soal sebanyak 25 butir, setiap soal terdapat 4 pilihan ganda
4. Periksa dan baca soal-soal sebelum anda menjawabnya
5. Tanyakan pada guru apabila terdapat soal yang belum jelas
6. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru
Pilihlah jawaban berikut dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c
atau d. !
1. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas alat-alat berikut ini . . .
a. Jantung – ginjal – hati c. Jantung – pembuluh darah – darah
b. Jantung – paru-paru d. Jantung – ginjal – paru-paru
2. Warna merah pada darah manusia disebabkan oleh adanya . . .
a. Fibrinogen c. Plasma darah
b. Hemoglobin d. Serum darah
3. Golongan darah A memiliki : . . .
a. Aglutinogen A dan aglutinin b
b. Aglutinogen B dan aglutinin a
c. Aglutinogen A dan B tanpa aglutinin
d. Aglutinin a dan b tanpa aglutinogen
4. Ciri-ciri pembuluh darah :
1) Letaknya dekat permukaan tubuh
2) Jika terluka darah mngucur deras
3) Katup di sepanjang pembuluh
4) Jika terluka darah hanya menetes
5) Dinding tebal, kuat dan elastis
Manakah yang merupakan ciri pembuluh balik (vena) . . .
a. 1,2 dan 3 c. 2,4 dan 5
b. 1,3 dan 4 d. 3,4 dan 5
5. Manakah yang merupakan fungsi sel darah putih ?
a. Membunuh kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh
b. Melakukan pembekuan darah jika terjadi luka
c. Mengangkut sari-sari makan ke seluruh tubuh
d. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh
6. Dalam proses pembekuan darah, yang mengubah fibrinogen menjadi benang-
benang fibrin adalah . . .
a. Thrombin c. Vitamin K
b. Kalsium d. Trombokinase
7. Manakah pernyataan berikut ini yang benar mengenai bilik jantung . . .
a. Bilik hanya memompa darah kaya oksigen
b. Bilik hanya memompa darah kaya karbondioksida
c. Bilik jantung berdinding lebih tebal dari pada serambi jantung
d. Bilik jantung berdinding lebih tipis dari pada serambi jantung
8. Dalam sistem transportasi, jantung berfungsi sebagai . . .
a. Pengangkut darah c. Memompa darah
b. Penyaring darah d. Pembentuk darah
9. Urutan aliran darah pada sistem peredaran darah kecil yang benar adalah . . .
a. Jantung – seluruh tubuh – paru-paru
b. Jantung – seluruh tubuh – jantung
c. Jantung – paru-paru - seluruh tubuh
d. Jantung –paru-paru - jantung
10. Peredaran darah manusia di sebut peredaran darah ganda (rangkap) karena . . .
a. Sekali beredar darah melewati jantung dua kali
b. Memiliki pembuluh nadi dan pembuluh balik
c. Darah selalu beredar di dalam pembuluh
d. Jantung memiliki empat ruangan
11. Fungsi sistem peredaran darah manusia adalah sebagai berikut, kecuali . . .
a. Mengangkut sari makanan ke dalam sel tubuh
b. Menghasilkan Karbondioksida
c. Mengatur suhu tubuh
d. Menetralkan racun
12. Bagian darah yang mengangkut sari makanan adalah . . .
a. Keping darah c. Sel darah merah
b. sitoplasma d. Sel darah putih
13. Bila sel darah merah seseorang tidak mengandung aglutinogen, maka
golongan darah orang tersebut adalah . . .
a. O c. B
b. A d. AB
14. Jika sel darah putih di dalam tubuh seseorang semakin meningkat dan
jumlahnya tidak terkendali, maka di sebut menderita . . .
a. Hemophilia c. Thalasemia
b. Anemia d. Leukimia
15. Ciri-ciri sel darah :
1) Bentuknya tidak beraturan
2) Memakan kuman
3) Mengandung hemoglobin
4) Tidak ber inti
Manakah yang merupakan ciri sel darah merah . . .
a. 1 dan 2 c. 2 dan 4
b. 1 dan 3 d. 3 dan 4
16. Bila agglutinin A bertemu dengan aglutinogen A maka akan terjadi . . .
a. Penerimaan darah c. Peredaran darah
b. Donor darah d. Penggumpalan darah
17. Seseorang yang menderita anemia disebabkan oleh kekurangan . . .
a. Sel darah putih dan sel darah merah
b. Keeping-keping darah dan zat besi
c. Sel darah merah dan zat besi
d. Sel darah putih dan keeping darah
18. Bagian dari sel darah yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh karena dapat
membunuh kuman penyakit yang masuk adalah . . .
a. Plasma darah c. Sel darah putih
b. Sel darah merah d. Trombosit
19. Dalam sistem peredaran darah tersebut darah melewati jantung sebanyak….
a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali
20. Kelainan menurun yang menyebabkan pendarahan pada seseorang tidak dapat
membeku atau sukar membeku di sebut . . .
a. Leukemia c. Hemofilia
b. Thalasemia d. Anemia
21. Bahan-bahan berikut berperan dalam proses pembekuan darah, kecuali . . .
a. Keeping darah c. Ion Ca
b. Fibrinogen d. Ion Na
22. Fungsi pembuluh kapiler adalah….
a. Tempat pertukaran zat antara darah dan sel tubuh
b. Mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh
c. Mengalirkan darah dari tubuh kembali ke jantung
d. Menyediakan O2 ke seluruh tubuh dan membersihkan tubuh dari hasil
metabolism
23. Golongan darah resipien universal adalah golongan darah . . .
a. A c. AB
b. B d. O
24. Di bawah ini yang merupakan komponen darah, adalah . . .
a. Plasma darah dan sel-sel darah c. Cairan
b. Protein d. Karbohidrat
25. Penyakit berikut yang berhubungan dengan gangguan/kelainan pada sistem
peredaran darah pada manusia, kecuali….
a. Hipertensi c. anemia
b. Hemofili d. konstipasi/sembelit
26. Peredaran darah pada manusia melalui lintasan . . .
a. Bilik kiri – tubuh – atrium kanan
b. Bilik kiri – paru-paru – bilik kiri
c. Atrium kanan – tubuh – bilik kiri
d. Atrium kanan – paru-paru – bilik kiri
27. Golongan darah A hanya dapat di donor kan kepada orang yang ber golongan
darah . .
a. A, AB dan O c. A dan AB
b. A, AB dan B d. A dan O
28. Sebelum diedarkan, darah yang kaya akan….dari paru-paru, secara berurutan
masuk ke dalam jantung, yaitu pada ruang….lalu ke….untuk dipompa ke
seluruh tubuh
a. O2 – serambi kiri – bilik kiri c. O2 – serambi kanan – bilik kanan
b. CO2 – serambi kiri – bilik kiri d. CO2 - serambi kanan – bilik kanan
29. Pembuluh darah arteri yang membawa darah miskin oksigen adalah . . .
a. Arteri ginjal c. Aorta
b. Arteri hepar d. Arteri paru-paru
30. Pembuluh balik paru-paru di lalui darah yang mengangkut…..
a. Oksigen dari jantung c. Oksigen ke jantung
b. Karbondioksida dari jantung d. Karbondioksida ke jantung
LEMBAR JAWABAN
1. C 6. A 11. 6 16. D 21. D 26. A
2. B 7. C 12. C 17. C 22. A 27. C
3. A 8. C 13. A 18. C 23. C 28. A
4. B 9. D 14. D 19. B 24. A 29. D
5. A 10. A 15. D 20. C 25. D 30. C
LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran : BIOLOGI
Hari / Tanggal :
Petunjuk Umum
1. Isikan identitas anda ke dalam lembar jawaban yang telah tersedia
2. Tersedia waktu 60 menit untuk mengerjakan soal tersebut
3. Jumlah soal sebanyak 25 butir, setiap soal terdapat 4 pilihan ganda
4. Periksa dan baca soal-soal sebelum anda menjawabnya
5. Tanyakan pada guru apabila terdapat soal yang belum jelas
6. Periksalah pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada guru
Pilihlah jawaban berikut dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c
atau d !
1. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas alat-alat berikut ini . . .
a. Jantung – ginjal – hati c. Jantung – pembuluh darah
– darah
b. Jantung – paru-paru d. Jantung – ginjal – paru-paru
2. Warna merah pada darah manusia disebabkan oleh adanya . . .
a. Fibrinogen c. Plasma darah
b. Hemoglobin d. Serum darah
3. Golongan darah A memiliki : . . .
a. Aglutinogen A dan aglutinin b
b. Aglutinogen B dan aglutinin a
c. Aglutinogen A dan B tanpa aglutinin
d. Aglutinin a dan b tanpa aglutinogen
4. Ciri-ciri pembuluh darah :
1) Letaknya dekat permukaan tubuh
2) Jika terluka darah mngucur deras
3) Katup di sepanjang pembuluh
4) Jika terluka darah hanya menetes
5) Dinding tebal, kuat dan elastis
Manakah yang merupakan ciri pembuluh balik (vena) . . .
a. 1,2 dan 3 c. 2,4 dan 5
b. 1,3 dan 4 d. 3,4 dan 5
5. Manakah yang merupakan fungsi sel darah putih ?
a. Membunuh kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh
b. Melakukan pembekuan darah jika terjadi luka
c. Mengangkut sari-sari makan ke seluruh tubuh
d. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh
6. Dalam proses pembekuan darah, yang mengubah fibrinogen menjadi benang-
benang fibrin adalah . . .
a. Thrombin c. Vitamin K
b. Kalsium d. Trombokinase
7. Manakah pernyataan berikut ini yang benar mengenai bilik jantung . . .
a. Bilik hanya memompa darah kaya oksigen
b. Bilik hanya memompa darah kaya karbondioksida
c. Bilik jantung berdinding lebih tebal dari pada serambi jantung
d. Bilik jantung berdinding lebih tipis dari pada serambi jantung
8. Dalam sistem transportasi, jantung berfungsi sebagai . . .
a. Pengangkut darah c. Memompa darah
b. Penyaring darah d. Pembentuk darah
9. Urutan aliran darah pada sistem peredaran darah kecil yang benar adalah . . .
a. Jantung – seluruh tubuh – paru-paru
b. Jantung – seluruh tubuh – jantung
c. Jantung – paru-paru - seluruh tubuh
d. Jantung –paru-paru - jantung
10. Peredaran darah manusia di sebut peredaran darah ganda (rangkap) karena . . .
a. Sekali beredar darah melewati jantung dua kali
b. Memiliki pembuluh nadi dan pembuluh balik
c. Darah selalu beredar di dalam pembuluh
d. Jantung memiliki empat ruangan
11. Fungsi sistem peredaran darah manusia adalah sebagai berikut, kecuali . . .
a. Mengangkut sari makanan ke dalam sel tubuh
b. Menghasilkan Karbondioksida
c. Mengatur suhu tubuh
d. Menetralkan racun
12. Bagian darah yang mengangkut sari makanan adalah . . .
a. Keping darah c. Sel darah merah
b. Sitoplasma d. Sel darah putih
13. Bila sel darah merah seseorang tidak mengandung aglutinogen, maka
golongan darah orang tersebut adalah . . .
a. O c. B
b. A d. AB
14. Jika sel darah putih di dalam tubuh seseorang semakin meningkat dan
jumlahnya tidak terkendali, maka di sebut menderita . . .
a. Hemophilia c. Thalasemia
b. Anemia d. Leukimia
15. Ciri-ciri sel darah :
1) Bentuknya tidak beraturan
2) Memakan kuman
3) Mengandung hemoglobin
4) Tidak ber inti
Manakah yang merupakan ciri sel darah merah . . .
a. 1 dan 2 c. 2 dan 4
b. 1 dan 3 d. 3 dan 4
16. Bila agglutinin A bertemu dengan aglutinogen A maka akan terjadi . . .
a. Penerimaan darah c. Peredaran darah
b. Donor darah d. Penggumpalan darah
17. Seseorang yang menderita anemia disebabkan oleh kekurangan . . .
a. Sel darah putih dan sel darah merah
b. Keeping-keping darah dan zat besi
c. Sel darah merah dan zat besi
d. Sel darah putih dan keeping darah
18. Bagian dari sel darah yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh karena dapat
membunuh kuman penyakit yang masuk adalah . . .
a. Plasma darah c. Sel darah putih
b. Sel darah merah d. Trombosit
19. Kelainan menurun yang menyebabkan pendarahan pada seseorang tidak dapat
membeku atau sukar membeku di sebut . . .
a. Leukemia c. Hemofilia
b. Thalasemia d. Anemia
20. Bahan-bahan berikut berperan dalam proses pembekuan darah, kecuali . . .
a. Keeping darah c. Ion Ca
b. Fibrinogen d. Ion Na
21. Golongan darah resipien universal adalah golongan darah . . .
a. A c. AB
b. B d. O
22. Di bawah ini yang merupakan komponen darah, adalah . . .
a. Plasma darah dan sel-sel darah c. Cairan
b. Protein d. Karbohidrat
23. Peredaran darah pada manusia melalui lintasan . . .
a. Bilik kiri – tubuh – serambi kanan
b. Bilik kiri – paru-paru – bilik kiri
c. Serambi kanan – tubuh – bilik kiri
d. Serambi kanan – paru-paru – bilik kiri
24. Golongan darah A hanya dapat di donor kan kepada orang yang ber golongan
darah . .
a. A, AB dan O c. A dan AB
b. A, AB dan B d. A dan O
25. Pembuluh darah arteri yang membawa darah miskin oksigen adalah . . .
a. Arteri ginjal c. Aorta
b. Arteri hepar d. Arteri paru-paru
Lembar Jawaban
1. C 11. B 21. C
2. B 12. C 22. A
3. A 13. D 23. A
4. B 14. D 24. C
5. A 15. D 25. D
6. A 16. D
7. C 17. C
8. C 18. C
9. D 19. C
10. A 20. D
KISI – KISI UJI COBA
Satuan Pendidikan : SMP Jumlah Soal : 25 Butir
Kelas / Semester : VIII / I Waktu : 60 Menit
Mata Pelajaran : BIOLOGI Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Materi Pokok : Sistem peredaran darah pada manusia
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi
dasar
Materi
Pokok Indikator
Pokok
Pembahasan
Nomor
Soal
Bentuk
tes
Kunci Jawaban
Mendeskrips
ikan sistem
peredaran
darah pada
manusia dan
hubungannya
dengan
kesehatan.
Sistem
peredaran
darah
pada
manusia
1. Menyebutkan fungsi
system peredaran
darah pada manusia.
2. Menjelaskan struktur
organ penyusun
sistem peredaran
darah pada manusia.
3. Menjelaskan sistem
peredaran darah pada
manusia
4. Mengidentifikasi
golongan darah pada
manusia
5. Mengidentifikasi
kelainan atau penyakit
system peradaran
darah pada manusia
1. Sel-sel darah
dan
fungsinya.
2. Alat-alat sistem
peredaran
darah manusia
3. Sistem
peredaran darah
manusia
4. Penggolongan
darah
5. Kelainan atau
penyakit sistem
peredaran darah
2,5,6,12
,15,18,2
0,22
1,4,7,25
8,9,10,1
1,23,
3,13,16,
21,24
14,17,1
9,
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
Pilihan
ganda
B,A,A,C,D,C,D,A
B,C,D
C,B,C,D
C,D,A,B,A
A,D,D,C,C
D,C,C
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP Pondok Modern Selamet Kendal
Mata Pelajaran : IPA (Biologi)
Kelas / Semester : VIII
Alokasi Waktu : 2 JP (2 X40 menit)
I. Standar Kompetensi
1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
II. Kompetensi Dasar
1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan
III. Indikator
o Menyebutkan contoh kelainan atau penyakit pada sistem peredaran
darah
o Mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem peredaran darah
IV. Tujuan Pembelajaran
o Peserta didik dapat menyebutkan contoh kelainan atau penyakit pada
sistem peredaran darah
o Peserta didik dapat mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem
peredaran darah
V. Materi Ajar
Sistem peredaran darah pada manusia
VI. Metode Pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT)
VII. Skenario Pembelajaran
Kegiatan Alokasi
Waktu
• Kegiatan Awal
1. Guru membuka pertemuan dengan salam
2. appersepsi : leli didiagnosa menderita hipertensi. Berpakah
tekanan darah disebut hipertensi?
10 menit
3. Guru menuliskan judul ”darah dan kelainan atau penyakit pada
sistem peredaran darah”
• Kegiatan Inti
1. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan 3 - 5 orang dan memberi mereka nomor,
sehingga tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor yang
berbeda.
2. Guru membagikan LDS kepada masing-masing kelompok untuk
dikerjakan bersama-sama.
3. Guru membimbing dan memantau siswa saat melakukan diskusi
kelompok
4. Guru menyebutkan satu nomor dan peserta didik dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
5. Guru memberikan apresiasi atas hasil diskusi siswa
6. Penegasan materi oleh guru
• Kegiatan Akhir
1. Peserta didik merangkum materi dengan bimbingan guru
2. Guru mengadakan evaluasi dengan memberikan soal postest
3. Guru menutup pertemuan dengan salam.
55 menit
15 menit
VIII. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : kapur, penghapus , black bord, LDS
2. Sumber Belajar
Dr.Mikrojuddin.Abdullah,M.Si dkk.IPA Terpadu SMP&MTs kls
VIII/I.2007.Jakarta :Erlangga
Istamar Syamsuri,dkk.IPA Biologi SMP kls VIII/I.2006.Jakarta : Erlangga
IX. Penilaian
a. Teknik Penilaian : Tes Lisan
b. Teas Tindakan : Keaktifan siswa di kelas
c. Soal / Instrumen : Aspek Penguasaan Konsep ( kognitif)
Kendal, Oktober 2010
Mengetahui,
Guru Mapel Peneliti
IPA (biologi)
Sukron Munir, S.Pd Muli’atunni’am
NIM.063811016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP Pondok Modern Selamet Kendal
Mata Pelajaran : IPA (Biologi)
Kelas / Semester : VIII
Alokasi Waktu : 2 JP (2 X40 menit)
I. Standar Kompetensi
1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
II. Kompetensi Dasar
1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan.
III. Indikator
o Menyebutkan fungsi darah pada sistem peredaran darah manusia
o Menjelaskan organ penyusun sistem peredaran darah pada manusia
o Menggambarkan peredaran darah pada manusia
o Mengidentifikasi golongan darah pada manusia
o Mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem peredaran darah
IV. Tujuan Pembelajaran
o Peserta didik dapat menyebutkan fungsi darah pada sistem peredaran
darah pada manusia.
o Peserta didik dapat menjelaskan macam organ penyusun sistem
peredaran darah serta fungsinya.
o Peserta didik dapat menggambarkan peredaran darah pada manusia.
o Peserta didik dapat mengidentifikasi penggolongan darah pada manusia
o Peserta didik dapat mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem
peredaran darah
V. Materi Ajar
Sistem peredaran darah pada manusia
VI. Metode Pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT)
VII. Skenario Pembelajaran
Kegiatan Alokasi
Waktu
• Kegiatan Awal
1.Guru membuka pertemuan dengan salam
2.Appersepsi : tahukah kamu saat kamu siapa yang bertugas
mengedarkan sari-sari makanan keseluruh tubuh kita?
3. Guru menuliskan judul ” pada sistem peredaran darah pada
manusia”
• Kegiatan Inti
1. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan 3 - 5 orang dan memberi mereka nomor, sehingga
tiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda
2. Guru membagikan LDS kepada masing-masing kelompok untuk
dikerjakan bersama-sama.
3. Guru membimbing dan memantau siswa saat melakukan diskusi
kelompok
4. Guru menyebutkan satu nomor dan peserta didik dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
5. Guru memberikan apresiasi atas hasil diskusi siswa
6. Penegasan materi oleh guru
• Kegiatan Akhir
1. Peserta didik merangkum materi dengan bimbingan guru
2. Guru mengadakan evaluasi dengan memberikan soal
3. Guru menutup pertemuan dengan salam.
10
menit
55
menit
15
menit
VIII. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : kapur, penghapus , black bord, LDS
2. Sumber Belajar
Dr.Mikrojuddin.Abdullah,M.Si dkk.IPA Terpadu SMP&MTs kls
VIII/I.2007.Jakarta :Erlangga
Istamar Syamsuri,dkk.IPA Biologi SMP kls VIII/I.2006.Jakarta : Erlangga
IX. Penilaian
a. Teknik Penilaian : Tes Lisan
b. Tes Tindakan : Keaktifan siswa di kelas
c. Soal / Instrumen : Aspek Penguasaan Konsep ( kognitif)
Semarang, Oktober 2010
Mengetahui,
Guru Mapel Peneliti
IPA (biologi)
Sukron Munir, S.Pd Muli’atunni’am
NIM.063811016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP Pondok Modern Selamet Kendal
Mata Pelajaran : IPA (Biologi)
Kelas / Semester : VIII
Alokasi Waktu : 2 JP (2 X40 menit)
I. Standar Kompetensi
1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
II. Kompetensi Dasar
1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan.
III. Indikator
o Menyebutkan contoh kelainan atau penyakit pada sistem peredaran darah
o Mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem peredaran darah
IV. Tujuan Pembelajaran
o Peserta didik dapat menyebutkan contoh kelainan atau penyakit pada
sistem peredaran darah
o Peserta didik dapat mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem
peredaran darah
V. Materi Ajar
Sistem peredaran darah pada manusia
VI. Metode Pembelajaran
Ceramah interaktif
VII. Skenario Pembelajaran
Kegiatan Alokasi
Waktu
• Kegiatan Awal
1. Guru membuka pertemuan dengan salam
2. appersepsi : leli didiagnosa menderita hipertensi. Berpakah
tekanan darah disebut hipertensi?
3. Guru menuliskan judul ”kelainan atau penyakit pada sistem
10 menit
peredaran darah”
• Kegiatan Inti
1. Guru meminta peserta didik menyebutkan beberapa contoh
penyakit sistem peredaran.
2. Guru menjelaskan penyebab penyakit sistem peredaran
darah.
• Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Siswa diberi kesempatan bertanya tentang materi
pembahasan yang belum dimengerti
b. Guru menyimpulkan yang telah disampaikan
c. Salam
55 menit
15 menit
VIII. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : kapur, penghapus , black bord, LDS
2. Sumber Belajar
Dr.Mikrojuddin.Abdullah,M.Si dkk.IPA Terpadu SMP&MTs kls
VIII/I.2007.Jakarta :Erlangga
Istamar Syamsuri,dkk.IPA Biologi SMP kls VIII/I.2006.Jakarta : Erlangga
IX. Penilaian
a. Teknik Penilaian : Tes Lisan
b. Teas Tindakan : Keaktifan siswa di kelas
c. Soal / Instrumen : Aspek Penguasaan Konsep ( kognitif)
Semarang, November 2010
Mengetahui,
Guru Mapel Peneliti
IPA (biologi)
Sukron Munir, S.Pd Muli’atunni’am
NIM.063811016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMP Pondok Modern Selamet
Mata Pelajaran : IPA (Biologi)
Kelas / Semester : VIII
Alokasi Waktu : 2 JP (2 X40 menit)
I. Standar Kompetensi
1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
II. Kompetensi Dasar
1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya
dengan kesehatan.
III. Indikator
o Menyebutkan contoh kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah
o Mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem peredaran darah
IV. Tujuan Pembelajaran
o Peserta didik dapat menyebutkan contoh kelainan dan penyakit pada
sistem peredaran darah
o Peserta didik dapat mengidentifikasi penyakit yang menyerang sistem
peredaran darah
V. Materi Ajar
Sistem Peredaran Darah
VI. Metode Pembelajaran
Ceramah interaktif
VII. Skenario Pembelajaran
Kegiatan Alokasi
Waktu
• Kegiatan Awal
4. Guru membuka pertemuan dengan salam
5. Appersepsi :
6. Guru menuliskan judul ”kelainan atau penyakit pada sistem
peredaran darah”
10 menit
• Kegiatan Inti
3. Guru menyampaikan dan menjelaskan tentang sub materi yang
akan di sampaikan, yang meliputi :
a. Darah :
1) Komponen darah
2) Fungsi darah
b. Alat peredaran darah (jantung dan pembuluh darah)
c. Sistem peredaran darah pada manusia (sistem peredaran
besar-kecil dan sistem peredaran darah ganda dan tertutup).
4. Guru memberi tugas/pekerjaan rumah secara individu kepada
siswa tentang pokok bahasan yang sedang dipelajari.
5. Guru meminta siswa untuk mempelajari pokok bahasan
pertemuan berikutnya.
• Kegiatan Akhir
4. Guru mengadakan evaluasi denga memberikan soal
5. Untuk memantapkan pemahaman siswa diminta membuat resum
mengenai materi yang telah dibahas.
6. Guru menutup pertemuan dengan salam.
55 menit
15 menit
VIII. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : kapur, penghapus , black bord, LDS
2. Sumber Belajar
Dr.Mikrojuddin.Abdullah,M.Si dkk.IPA Terpadu SMP&MTs kls
VIII/I.2007.Jakarta :Erlangga
Istamar Syamsuri,dkk.IPA Biologi SMP kls VIII/I.2006.Jakarta : Erlangga
IX. Penilaian
a. Teknik Penilaian : Tes Lisan
b. Teas Tindakan : Keaktifan siswa di kelas
c. Soal / Instrumen : Aspek Penguasaan Konsep ( kognitif)
Kendal, Juli 2010
Mengetahui,
Guru Mapel Peneliti
IPA (biologi)
Sukron Munir, S.Pd Muli’atunni’am
NIM.063811016
Aktifitas diskusi dalam pembelajaran
Peserta didik berpikir bersama untuk menyelesaikan soal NHT
Aktifitas diskusi dalam pembelajaran Numbered Head Together
Peserta didik berpikir bersama untuk menyelesaikan soal NHT
Numbered Head Together
Peserta didik berpikir bersama untuk menyelesaikan soal NHT
Guru sebagai fasilitator dan memberikan dorongan kepada peserta
didik untuk berperan aktif
Peserta didik dengan nomor yang ditunjuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelasjawabannya di depan kelas
Guru sebagai fasilitator dan memberikan dorongan kepada peserta
didik untuk berperan aktif
Peserta didik dengan nomor yang ditunjuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelasjawabannya di depan kelas
Guru sebagai fasilitator dan memberikan dorongan kepada peserta
Peserta didik dengan nomor yang ditunjuk mempresentasikan hasil
Peserta didik diberi kesmpatan untuk menanggapi jawaban dari
teman
Evaluai dengan soal individu untuk mengetahui tingkat pemahaman
peserta didik
Peserta didik diberi kesmpatan untuk menanggapi jawaban dari
Evaluai dengan soal individu untuk mengetahui tingkat pemahaman
Peserta didik diberi kesmpatan untuk menanggapi jawaban dari
Evaluai dengan soal individu untuk mengetahui tingkat pemahaman
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Pilihan Ganda
Materi Sistem Peredaran Darah
Rumus
Keterangan:
IK : Indeks kesukaran
JBA : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA : Banyaknya siswa pada kelompok atas
JSB : Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria
Interval IK Kriteria
IK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < IK < 0,30 Sukar
0,30 < IK < 0,70 Sedang
0,70 < IK < 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu mudah
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No Kode Skor No Kode Skor 1 U-11 1 1 U-14 0
2 U-07 1 2 U-20 0
3 U-15 1 3 U-12 0
4 U-27 1 4 U-31 0
5 U-19 1 5 U-25 1
6 U-03 1 6 U-06 1
7 U-24 1 7 U-10 1
8 U-29 1 8 U-26 0
9 U-05 1 9 U-17 0
10 U-23 0 10 U-32 0
11 U-08 1 11 U-09 1
12 U-13 0 12 U-02 0
13 U-21 1 13 U-18 0
14 U-28 0 14 U-22 1
15 U-01 1 15 U-30 1
16 U-16 1 16 U-04 0
Jumlah 13 Jumlah 6
IK = 13 + 6
32
= 0,59
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran yang sedang
BA
BA
JSJS
JBJB IK
+
+=
Perhitungan Daya Pembeda Soal
Materi Sistem Peredaran Darah
1. Soal Pilihan Ganda
Rumus
Keterangan:
DP : Daya Pembeda
JBA : Jumlah yang benar pada
JBB : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA : Banyaknya siswa pada kelompok atas
Kriteria
Interval DP
DP <
0,00 < DP <
0,20 < DP <
0,40 < DP <
0,70 < DP <
Perhitungan
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung
dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas
No Kode
1 U-11
2 U-07
3 U-15
4 U-27
5 U-19
6 U-03
7 U-24
8 U-29
9 U-05
10 U-23
11 U-08
12 U-13
13 U-21
14 U-28
15 U-01
16 U-16
Jumlah
DP = 13
16
Perhitungan Daya Pembeda Soal
Materi Sistem Peredaran Darah
ATAU
Daya Pembeda
Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
Banyaknya siswa pada kelompok atas
Interval DP Kriteria
0,00 Sangat jelek
0,20 Jelek
0,40 Cukup
0,70 Baik
1,00 Sangat Baik
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung
dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.
Kelompok Atas Kelompok Bawah
Skor No
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
1 8
1 9
0 10
1 11
0 12
1 13
0 14
1 15
1 16
13 Jumlah
6
16
Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
Kriteria
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Sangat Baik
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung
Kelompok Bawah
Kode Skor
U-14 0
U-20 0
U-12 0
U-31 0
U-25 1
U-06 1
U-10 1
U-26 0
U-17 0
U-32 0
U-09 1
U-02 0
U-18 0
U-22 1
U-30 1
U-04 0
Jumlah 6
No Validitas Daya Pembeda
rpbis ttabel Kriteria DP Kriteria
1 0,322 0,320 Valid 0,438 Baik
2 0,384 0,320 Valid 0,375 Cukup
3 0,496 0,320 Valid 0,250 Cukup
4 0,403 0,320 Valid 0,375 Cukup
5 0,388 0,320 Valid 0,250 Cukup
6 0,321 0,320 Valid 0,375 Cukup
7 0,429 0,320 Valid 0,438 Baik
8 0,384 0,320 Valid 0,375 Cukup
9 0,421 0,320 Valid 0,250 Cukup
10 0,410 0,320 Valid 0,500 Baik
11 0,369 0,320 Valid 0,500 Baik
12 0,397 0,320 Valid 0,375 Cukup
13 0,447 0,320 Valid 0,375 Cukup
14 0,410 0,320 Valid 0,250 Cukup
15 0,353 0,320 Valid 0,250 Cukup
16 0,369 0,320 Valid 0,500 Baik
17 0,455 0,320 Valid 0,188 Jelek
18 0,368 0,320 Valid 0,188 Jelek
19 0,53 0,320 Valid 0,44 Baik
20 0,40 0,320 Valid 0,25 Cukup
21 0,05 0,320 Tidak 0,25 Cukup
22 0,40 0,320 Valid 0,38 Cukup
23 0,22 0,320 Tidak 0,50 Baik
24 0,39 0,320 Valid 0,31 Cukup
25 0,42 0,320 Valid 0,25 Cukup
26 0,28 0,320 Tidak 0,13 Jelek
27 0,45 0,320 Valid 0,38 Cukup
28 0,10 0,320 Tidak -0,06 Sangat jelek
29 0,37 0,320 Valid 0,31 Cukup
30 0,16 0,320 Tidak 0,25 Cukup
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN
Nama : Muli’atunni’am
NIM : 063811016
Tempat Tanggal Lahir : Kendal, 24 Nopember 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Sukodadi RT 07/02 Kangkung - Kendal
Jenjang Pendidikan :
1. MI Sendang Kulon Kendal Lulus Tahun 2000
2. SMP Pondok Modern Selamet Kendal Lulus Tahun 2003
3. MA Salafiyah Syafi’iyah Seblak Jombang Lulus Tahun 2006
4. IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama
Islam Masuk Tahun 2006
Demikian daftar riwayat pendidikan ini saya buat dengan sebenarnya :
Semarang, 20 Juni 2010
Penulis
Muli’atunni’am
NIM : 063811016
Recommended