View
551
Download
19
Category
Preview:
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGARUH LUAS PERMUKAAN ELEKTRODA BERUPA LEMPENGAN STAINLES STEEL
TERHADAP VOLUME HASIL ELEKTROLISIS H2O DENGAN KATALISATOR KCl 10%(Tugas Mata Kuliah Eksperiment Fisika Sekolah)
Oleh :
Dita Asyri Vebrina (0643022014)Erwan Yaferta (0643022018)Sri Yulianti (0643022043)
PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2009
DAFTAR ISI
JUDUL
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUANI.1 Latar Belakang I.2 Tujuan PercobaanI.3 Rumusan MasalahI.4 Hipotesa
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. PROSEDUR PERCOBAANIII.1 Alat dan Bahan III.2 Cara Kerja
IV. HASIL PENGAMATAN Dan ANALISIS DATAIV.1 Data Hasil PengamatanIV.2 Analisis Data
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Energi menjadi komponen penting bagi kelangsungan hidup manusia karena
hampir semua aktivitas kehidupan manusia sangat tergantung pada ketersediaan
energi yang cukup. Dewasa ini dan beberapa tahun ke depan, manusia masih akan
tergantung pada sumber energi fosil karena sumber energi fosil inilah yang
mampu memenuhi kebutuhan energi manusia dalam skala besar. Sedangkan
sumber energi alternatif / terbarukan belum dapat memenuhi kebutuhan energi
manusia dalam skala besar karena fluktuasi potensi dan tingkat keekonomian yang
belum bisa bersaing dengan energi konvensional.
Di lain pihak, manusia dihadapkan pada situasi menipisnya cadangan sumber
energy fosil dan meningkatnya kerusakan lingkungan akibat penggunaan energi
fosil. Melihat kondisi tersebut maka saat ini sangat diperlukan penelitian yang
intensif untuk mencari, mengoptimalkan dan menggunakan sumber energi
alternatif / terbarukan. Hasil penelitian tersebut diharapkan mampu mengatasi
beberapa permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan energi fosil.
Salah satu bentuk energi terbarukan yang dewasa ini menjadi perhatian besar pada
banyak negara, terutama di negara maju adalah hidrogen. Hidrogen diproyeksikan
oleh banyak negara akan menjadi bahan bakar masa depan yang lebih ramah
lingkungan dan lebih efisien. Dimana suplai energi yang dihasilkan sangat bersih
karena hanya menghasilkan uap air sebagai emisi selama berlangsungnya proses.
Daya hidrogen terutama dalan bentuk sel bahan bakar hidrogen (hydrogen fuel
cells) menjanjikan penggunaan bahan bakar yang tidak terbatas dan tidak polusi,
sehingga menyebabkan ketertarikan banyak perusahaan energi terkemuka di
dunia, industry otomotif maupun pemerintahan. Teknologi sel bahan bakar ini
dengan begitu banyak keuntungan yang dijanjikan menimbulkan gagasan
"hydrogen economy" dimana hidrogen dijadikan sebagai bentuk energi utama
yang dikembangkan.
I.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini adalah menyelidiki elektroda yang
baik untuk digunakan pada proses Elektrolisis air dalam produksi gas
Hidrogen.
I.3 Rumusan Masalah
Peristiwa elektrolisis merupakan suatu peristiwa pemisahan H2O menjadi gas
H2 dan O2 yang melibatkan reaksi kimia di dalamnya. Dalam proses reaksinya
selain hal-hal tersebut diperlukan sepasang elektroda. Elektroda yang
digunakan dalam percobaan ini berupa lempengan logam stainless steel.
Apakah besar ukuran elektroda yang digunakan mempengaruhi reaksi
elektrolisis?
Bagaimanakah hubungannya dengan KCl 10% yang dalam percobaan ini
berperan sebagai katalisator?
Dan bagaimanakah karakteristik elektroda yang baik digunakan dalam proses
elektrolisis air, baik ditinjau dari bahan dan luasan permukaannya?
I.4 Hipotesa
Dari rumusan masalah diatas dan teori penunjang yang ada praktikan
berhipotesis bahwa pada elektroda yang memiliki luas penampang yang lebih
besar dapat menghasilkan gas hydrogen yang lebih banyak, karena proses
pengikatan electron dan H+ akan semakin banyak sehingga pembentukan gas
H2 semakin banyak.
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Hidrogen
Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:
membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H
dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna,
tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas
diatomik yang sangat mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu,
hidrogen adalah unsur teringan di dunia.
Hidrogen juga adalah unsur paling melimpah dengan persentase kira-kira 75%
dari total massa unsur alam semesta. Kebanyakan bintang dibentuk oleh
hidrogen dalam keadaan plasma. Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang
dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari
berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana. Hidrogen juga dapat dihasilkan
dari air melalui proses elektrolisis, namun proses ini secara komersial lebih
mahal daripada produksi hidrogen dari gas alam.
Isotop hidrogen yang paling banyak dijumpai di alam adalah protium, yang
inti atomnya hanya mempunyai proton tunggal dan tanpa neutron. Senyawa
ionic hidrogen dapat bermuatan positif (kation) ataupun negatif (anion).
Hidrogen dapat membentuk senyawa dengan kebanyakan unsur dan dapat
dijumpai dalam air dan senyawa-senyawa organik. Hidrogen sangat penting
dalam reaksi asam basa yang mana banyak rekasi ini melibatkan pertukaran
proton antar molekul terlarut. Oleh karena hidrogen merupakan satu-satunya
atom netral yang persamaan Schrödingernya dapat diselesaikan secara
analitik, kajian pada energetika dan ikatan atom hidrogen memainkan peran
yang sangat penting dalam perkembangan mekanika kuantum.
Gas hidrogen sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada konsentrasi
serendah 4% H2 di udara bebas. Entalpi pembakaran hidrogen adalah -286
kJ/mol. Hidrogen terbakar menurut persamaan kimia:
2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l) + 572 kJ (286 kJ/mol)
Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai perbandingan, hidrogen
meledak seketika disulut dengan api dan akan meledak sendiri pada
temperatur 560 °C. Lidah api hasil pembakaran hidrogen-oksigen murni
memancarkan gelombang ultraviolet dan hampir tidak terlihat dengan mata
telanjang. Oleh karena itu, sangatlah sulit mendeteksi terjadinya kebocoran
hidrogen secara visual. Kasus meledaknya pesawat Hindenburg adalah salah
satu contoh terkenal dari pembakaran hidrogen. Karakteristik lainnya dari api
hidrogen adalah nyala api cenderung menghilang dengan cepat di udara,
sehingga kerusakan akibat ledakan hidrogen lebih ringan dari ledakan
hidrokarbon. Dalam kasus kecelakaan Hidenburg, dua pertiga dari penumpang
pesawat selamat dan kebanyakan kasus meninggal disebabkan oleh
terbakarnya bahan bakar diesel yang bocor.
H2 bereaksi secara langsung dengan unsur-unsur oksidator lainnya. Ia
bereaksi dengan spontan dan hebat pada suhu kamar dengan klorin dan
fluorin, menghasilkan hidrogen halida berupa hidrogen klorida dan hidrogen
fluorida. Hidrogen adalah unsur yang paling melimpah di alam semesta ini
dengan persentase 75% dari barion berdasarkan massa dan lebih dari 90%
berdasarkan jumlah atom. Unsur ini ditemukan dalam kelimpahan yang besar
di bintang-bintang dan planet – planet gas raksasa. Awan molekul dari H2
diasosiasikan dengan pembentukan bintang. Hidrogen memainkan peran
penting dalam pemberian energi bintang melalui reaksi proton-proton dan fusi
nuklir daur CNO.
Di seluruh alam semesta ini, hidrogen kebanyakan ditemukan dalam keadaan
atomic dan plasma yang sifatnya berbeda dengan molekul hidrogen. Sebagai
plasma, elektron hidrogen dan proton terikat bersama, dan menghasilkan
konduktivitas elektrik yang sangat tinggi dan daya pancar yang tinggi
(menghasilkan cahaya dari matahari dan bintang lain). Partikel yang
bermuatan dipengaruhi oleh medan magnet dan medan listrik. Sebagai contoh,
dalam angin surya, partikel-partikel ini berinteraksi dengan magnetosfer bumi
dan mengakibatkan arus Birkeland dan fenomena Aurora. Hidrogen
ditemukan dalam keadaan atom netral di medium antarbintang. Sejumlah
besar atom hidrogen netral yang ditemukan di sistem Lymanalpha teredam
diperkirakan mendominasi rapatan barionik alam semesta sampai dengan
pergeseran merah z=4.
Dalam keadaan normal di bumi, unsur hidrogen berada dalam keadaan gas
diatomik, H2. Namun, gas hidrogen sangatlah langka di atmosfer bumi (1 ppm
berdasarkan volume) oleh karena beratnya yang ringan yang menyebabkan gas
hidrogen lepas dari gravitasi bumi. Walaupun demikian, hidrogen masih
merupakan unsur paling melimpah di permukaan bumi ini. Kebanyakan
hidrogen bumi berada dalam keadaan bersenyawa dengan unsur lain seperti
hidrokarbon dan air. Gas hidrogen dihasilkan oleh beberapa jenis bakteri dan
ganggang.
2. Air
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain.
Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer
kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air
asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan
tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau,
uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti
suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas
permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air
bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi
kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga
diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada
bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan
(air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami
terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan
sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air,
monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah
memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004,
yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Sifat-sifat kimia dan fisika
Air
Informasi dan sifat-sifat
Nama sistematis Air
Nama alternatifaqua, dihidrogen monoksida,
Hidrogen Hidroksida
Rumus molekul H2O
Massa molar 18.0153 g/mol
Densitas dan fase0.998 g/cm³ (cariran pada 20 °C)
0.92 g/cm³ (padatan)
Titik lebur 0 °C (273.15 K) (32 °F)
Titik didih 100 °C (373.15 K) (212 °F)
Kalor jenis4184 J/(kg·K) (cairan pada
20 °C)
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun
atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air
bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu
pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini
merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk
melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa
jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum
dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara
hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang
mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen
sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang
mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua
elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas
pada temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan
oksigen membentuk fasa berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat
elektronegatif ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor). Tarikan atom
oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan
oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom
hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada
tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol.
Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini
membuat masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk
dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik
ini disebut sebagai ikatan hidrogen.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat
kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di
bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat
dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan)
dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
3. Elektrolisis Air
Salah satu cara untuk menghasilkan hidrogen adalah dengan proses
elektrolisa air dengan bantuan energi listrik DC. Elektrolisis air adalah peristiwa
penguraian senyawa air (H2O) menjadi oksigen (O2) dan hidrogen gas (H2) dengan
menggunakan arus listrik yang melalui air tersebut.
Sebuah tangki diisi dengan air (Demin) yang dicampur dengan larutan
KCl, sehingga air tersebut dapat bertindak sebagai konduktor untuk
menghantarkan listrik. Campuran air dan larutan KCl disebut dengan elektrolit.
Dalam elektrolit tersebut dipasang dua buah elektroda masing-masing adalah
elektroda positif atau anoda dan elektroda negatif atau katoda. Bagian anoda
dihubungkan dengan kutub positif listrik arus searah dan katoda pada kutub
negatifnya.
Jika arus searah mengalir maka terjadilah peristiwa elektrolisa, sehingga
atom-atom hidrogen dari air akan kehilangan elektronnya, sedangkan atom-atom
oksigen mendapat tambahan elektron. Dengan demikian atom oksigen menjadi
sebuah ion bermuatan negatip (O-) dan atom hidrogen menjadi sebuah ion yang
bermuatan positip (H+). Karena bermuatan positip, ion-ion H+ akan tertarik ke
katoda yang bermuatan negatip. Ion-ion H+ ini akan berkumpul di katoda. Pada
saat menyentuh katoda, ion H+ akan menerima sebuah elektron dan kembali
menjadi sebuah atom H biasa tanpa bermuatan. Atom-atom hidrogen ini
bergabung menjadi gas H2 dalam bentuk gelembung-gelembung dan melalui
katoda akan naik ke atas keluar dari tangki. Dalam proses ini elektrolit harus
selalu ditambah air karena H2O terus menerus terurai. Dengan demikian dalam
poroses elektrolisa ini, air bertindak sebagai bahan baku. Dari semua proses yang
terjadi bisa diterjemahkan seperti dibawah ini :
2H2O(l) + Electrical Energi –> 2H2(g)+O2(g)
Dimana energi listrik di konversi ke energi kimia menjadi gas hidrogen.
Reaksi elektrolisis pada bagian katoda dan anoda dengan menggunakan larutan
KOH adalah sebagai berikut :
Katoda (elektroda hidrogen)
2 H2O + 2e- –> H2 + 2OH-
Anoda (elektroda oksigen)
2 OH –> 1/2 O2 + H2O + 2e-
Pada proses ini air sangat dibutuhkan dan hanya 2 elektroda yang terlibat
dalam proses penguraian molekul air. Pada reaksi elektrolisa ini tidak terdapat
reaksi sampingan yang merugikan. Jadi proses dari reaksi tersebut diatas bersih,
aman dan tidak memerlukan pemisahan ataupun purifikasi produk yang di
hasilkan.
Dalam proses elektrolisa untuk memproduksi gas oxyhydro ada tiga
faktor utama yang bekerja. Pertama, arus listrik searah (DC) yang mengalir
melalui dua komponen yang bekerja yaitu kawat elektroda yang bersinggungan
langsung dengan air. Kedua, pusaran magnet (Magnetik Vortex ) yang di
timbulakan oleh elektroda tersebut. Ketiga, Tekanan udara ( vacuum ) yang
berasal dari mesin itu sendiri. Begitu juga penampang dari elektroda yang di
gunakan sangat berpengaruh pada kuantitas dari produksi gas oxyhydro,semakin
banyak permukaan penampang elektroda yang bersinggungan langsung dengan air
maka akan senakin banyak juga produksi gas yang akan di hasil kan,ini karna
penampang elektroda juga berhubungan langsung dengan arus listrik yang
mengalir.
III. PROSEDUR PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini, antara lain :
Lem perekat
Lakban
1 liter Larutan KCL 10 %
10 ml Air sabun
20 ml Tabung suntik
1 buah Penggaris
1 buah Tabung reaksi (toples)
1 buah Selang
2 buah Kabel penghubung
1 buah Adaptor
4 buah Lempeng Stainlis steel sebagai elektroda dengan ukuran
( 1 x 2 cm2)
( 2 x 2 cm2)
( 2 x 4 cm2)
( 2 x 5 cm2)
III.2 Cara Kerja
Persiapan Percobaan
1. Merangkai rangkaian KIT elektroliser
2. Menghubungkan kabel penghubung pada kedua kutub baja stainlis pada
tegangan 5 Volt
3. Menggunakan jarak diameter antara kedua lempeng stainlist 1cm
Cara Kerja
1. Mengisi toples dengan larutan KCl 10%, pastikan lempeng elektroda
stainless berada di dalam larutan tersebut (kurang lebih 75% badan
elektroda tenggelam dalam larutan elektrolit).
2. Elektroda positif dan electroda Negatif hanya berdekatan saja tidak saling
menyentuh / berhubungan.
3. Menutup toples dengan erat.
4. Menyambungkan selang vaccum ke salah satu pentil, beri cabang ke toples
2 sehingga kedua toples terhubung.
5. Menyambungkan kabel pada terminal di toples.
6. Menghubungkan ke sumber arus, tekan saklar pada posisi on. Bila didalam
toples timbul gelembung putih, maka Hidrogen telah terbentuk.
7. Mengulangi langkah 1 sampai 6 menggunakan lempengan elektroda yang
berbeda ukurannya, yaitu (a) 1 x 2 cm2, (b) 2 x 3 cm2, (c) 2 x 4 cm2, (d) 2 x
5 cm2.
8. Mencatat hasil pengamatan pada table di bawah ini!
No.
Perc.Luas Lempeng Elektroda
Gas Hasil Elektrolisis Selang
waktu
(lamanya)
Pengamatan
pada elektroda
Gelembung
gas
Volume
gas
IV. HASIL PENGAMATAN Dan ANALISIS DATA
IV.1 Data Hasil Pengamatan
Tabel Hasil PercobaanLuas Penampang Pengukuran Vulume Gas Waktu (t)
1 x 2 cm2 6 ml = 6 x 10-6 m3 60 s
2 x 2 cm2 4,8 ml = 5,4 x 10-6 m3 60 s
2 x 4 cm2 4,4 ml = 4,4 x 10-6 m3 60 s
2 x 5 cm2 3,8 ml = 3,8 x 10-6 m3 60 s
IV.2 Analisis Data
Dari uji coba KIT elektroliser yang telah praktikan rangkai didapat data
pengamatan seperti yang tertera pada table hasil pengamatan. Dalam selang
waktu 1 menit (60 sekon), pengamatan pada elektroda menghasilkan
gelembung-gelembung putih, yang merupakan hasil elektrolisis yaitu gas
hidrogen. Praktikan melakukan 4 kali percobaan menggunakan pasangan
elektroda dengan ukuran penampang yang berbeda.
Volume Gas hydrogen hasil elektrolisis yang didapat menyatakan bahwa
semakin besar luas penampang elektroda yang digunakan, gas hydrogen yang
dihasilkan dari proses elektrolisis semakin banyak. Hal tersebut dapat dilihat
berdasarkan data pada table pengamatan. Pada elektroda berukuran (1 x 2)
cm2, volume gas hydrogen yang berhasil didapat sebesar 6 x 10-6 m3 lebih
banyak dibandingkan volume gas yang didapat menggunakan elektroda
berluas penampang (2 x 5) cm2 yaitu 3,8 x 10-6 m3.
Pengamatan lainnya yaitu perubahan warna pada larutan elektrolit akibat dari
proses reaksi kimia yang berlangsung. Larutan elektrolit yang praktikan
gunakan pada percobaan ini adalah larutan Kalium klorida (KCl) dengan
kadar kekentalan 10%. Larutan elektrolit tersebut mula-mula tidak berwarna
(bening). Setelah proses elektrolisis, kurang lebih dalam selang waktu 1 menit
ketika dihubungkan ke sumber arus, larutan tersebut berubah warna menjadi
kekuningan kemudian lama kelamaan berubah menjadi kehijauan.
Pada percobaan praktikan menggunakan sumber arus dengan tegangan 5 volt.
Pasangan elektroda di desain sedemikian rupa sehingga kedua elektroda tidak
saling bersinggungan dengan jarak antar elektroda adalah 1 cm.
Spesifikasi KIT elektroliser
1. Tabung ElektroliserTabung elektroliser merupakan tempat penampungan larutan eletrolit,
sekaligus tempat berlangsungnya proses elektrolisis untuk menghasilkan
gas Hidroxy. Di dalam tabung ini terdapat dudukan elektroda yang akan
diberi arus listrik dari accu (baterai). Tabung elektroliser yang digunakan
terbuat dari bahan kaca atau plastik tahan panas. Sebab proses eletrolisis
yang menghasilkan gas Hidroxy pada prinsipnya menggunakan reaksi
elektrokimia yang dapat menimbulkan panas. Tabung yang digunakan
untuk proses elektrolisis dapat juga menggunakan bahan-bahan yang
mudah di dapatkan. Diameter tabung yang digunakan adalah 10-20 cm,
sedangkan tingginya 20-30 cm atau cukup menampung 1 liter air.
2. Elektroda
Gas Hidroxy yang dihasilkan dalam proses elektrolisis terjadi akibat
adanya arus listrik yang melewati elektroda dan akan menguraikan unsur-
unsur air. Elektroda terdiri dari dua kutub, yaitu katoda (-) dan anoda (+)
yang dimasukkan ke dalam larutan elektrolit. Jika elektroda tersebut
diberi arus listrik, akan muncul gelembung-gelembung kecil berwarna
putih (gas hidroxy).
Elektroda yang digunakan pada proses elektrolisa terbuat dari lempeng
stainless steel yang tahan terhadap karat. Sebagai tempat dudukan
elektroda di gunakan penyangga berupa logam stainless steel juga,
praktikan memanfaatkan dari gagang sendok stainles agar tahan terhadap
air dan panas serta mudah di peroleh sehingga kedua elektroda tersebut
tidak saling singgung atau bersentuhan. Jika kedua elektroda tersebut
saling bersentuhan, akan menyebabkan korsleting yang akan merusak
accu.
3. Larutan Elektrolit
Elektrolit digunakan untuk menghasilkan gas Hidroxy pada proses
elektrolisis. Elektrolit terdiri atas air murni atau air demineral dan
katalisator. Katalisator akan larut di dalam air murni dan menyatu
membentuk larutan elektrolit. Katalis yang digunakan pada proses
elektrolisis menggunakan Kalium Klorida (KCl).
V. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil percobaan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa :
1. Semakin besar luas penampang elektroda yang digunakan, gas hydrogen
yang dihasilkan dari proses elektrolisis semakin banyak.
2. Dalam proses elektrolisis, terdapat perubahan sebagai akibat dari reaksi
kimia yang berlangsung berupa : terdapat gelembung – gelembung udara
pada elektroda, dan perubahan warna larutan.
3. Dengan demikian hipotesis praktikan mengenai percobaan ini ternyata
tidak terbukti.
DAFTAR PUSTAKA
Nov, 04, 2009. Community Portal of Gunadarma University (http://Ipep.blogspot.com)
http://alrehabmed.blogspot.com/2008/04/elektroliser-sederhana.html.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen
http://www.energiterbarukan.net/index.php?option=com_content&task=view&id=76&Itemid=80
Recommended