View
274
Download
9
Category
Preview:
Citation preview
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
ENTREPRENEURIAL LEADER – SOSOK PEMIMPIN BISNIS,
SOSIAL, DAN PEMERINTAHAN DARI PERSPEKTIF BARAT,
JAWA/SUNDA, DAN ISLAM
BUSTANUL ARIFIN NOER
Jurusan Manajemen Bisnis - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Email: bustanul@mb.its.ac.id dan/atau bus4arifin@gmail.com
ABSTRAK
Pemimpin merupakan sosok ideal yang mengarahkan setiap organisasi kepada tujuan bersama yang
ingin dicapai. Kepemimpinan entrepreneurial muncul dalam beragam organisasi yang dicirikan oleh
tanggungjawab mereka untuk membawa kebaikan.Dua hal yang diperlukan dari setiap pemimpin
entrepreneurial adalah berupa logika prediksi dan kreasi untuk senantiasa menghasilkan produk yang
memiliki nilai (value) yang tinggi. Kepemimpinan bisa muncul dari semua sektor kehidupan masyarakat,
baik bisnis, sosial, atau pemerintahan.
Dalam paper ini dibahas tentang konsep dasar kepemimpinan, baik dari pandangan barat, Jawa atau
Sunda, serta kosep Islam. Literatur barat cukup banyak dibahas secara akademik. Literatur Jawa atau
Sunda walau masih sedikit publikasinya. Literatur berbasis Islam sesungguhnya tidak kalah banyak dari
literatur barat yang lebih komprehensif yang menggabungkan dasar iman-islam- ikhtiar-amal. Pada
bagian akhir dikemukakan model hipotetik untuk memancing kajian lanjut yang berkenaan dengan
praktek dan konsep kepemimpinan yang lebih membumi dan menyeluruh.
Kata kunci: kepemimpinan entrepreneural, penciptaan nilai, kepemimpinan Jawa/Sunda, kepemimpinan
Islam, model kepemimpinan komprehensif
1. PENDAHULUAN
Pemimpin – di tingkat mana pun – senantiasa dibutuhkan oleh setiap orang
atau kaum atau perusahaan (organisasi). Sosok pemimpin muncul dan
dimunculkan karena tuntutan keadaan. Dalam perkembangannya, pada setiap
kelompok masyarakat bermunculan beragam tipe pemimpin. Bagaimana
pemimpin besar dilahirkan? Apakah setiap orang dapat menjadi pemimpin?
Pemimpin itu ditunggu dan diharapkan oleh semua orang di mana pun pada
sektor apa pun oleh siapa pun yang punya keinginan kuat ke arah sana.
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
Dua jenis karier yang dipilih oleh setiap orang setelah lulus dari sekolah,
termasuk lulusan perguruan tinggi, adalah sebagai entrepreneur (orang yang
bekerja untuk dirinya sendiri – pengusaha mandiri) atau sebagai non-
entrepreneur (orang yang bekerja untuk orang/pihak lain – profesional,
manajer, atau eksekutif). Noer (2013) menyatakan bahwa entreprneur berbeda
secara signifikan daripada non-entrepreneur dala tiga aspek utama, yaitu:
pengambilan risiko, bersaing agresif, dan proaktif. Noer et al (2013)
menemukan bahwa aspek yang tidak membedakan antara entrepreneur dan
non-entrepreneur pada aspek inovatif dan kemandirian. Apakah mereka
memillih karier sebagai entrepreneur atau non-entrepreneur dibutuhkan
kemampuan inovatif dan kemandirian yang sama baiknya. Menjadi
entrepreneur bisa dilakukan kapan saja, pada saatnya dibutuhkan atau menjadi
pilihan setiap orang (Odgers, tanpa tahun).
Pada paper ini akan dibahas tentang pemimpin entrepreneurial
(entrepreneurial leader) yang termasuk topik bahasan relatif baru (Greenberg,
McKone-Sweet, dan Wilson, 2012). Pemimpin entrepreneurial tidak harus
mengacu kepada sosok entrepreneur semata, namun lebih kepada upaya yang
mereka (para pemimpin) kerjakan sebagaimana layaknya para entrepreneur.
Leaders are people who do the right things, managers are people who do things right
(Thomas, 2006). Pemimpin adalah mereka yang melakukan hal yang benar
(efektif), sedangkan para manajer adalah mereka yang melakukan
sesuatu/segalanya dengan benar (efisien). Jumlah manajer bisa banyak, namun
hanya sebagian dari mereka yang dianggap sebagai pemimpin.
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
Dalam konteks paper ini, yang dimaksud pemimpin adalah para pemimpin
formal yang menduduki jabatan manajerial di dalam organisasi (sebagai
kepala, komandan, manajer, direktur, atau direktur utama, gubernur, walikota,
bupati, dan sebagainya). Setiap pemimpin pasti dia seorang manajer, tetapi
tidak setiap manajer itu sebagai pemimpin. Setiap entrepreneur itu pastilah
juga seorang manajer, tetapi tidak setiap manajer itu seorang entrepreneur.
Selanjutnya akan dibahas tentang pandangan barat, pandangan Jawa atau
Sunda, pandangan Islam, serta dirangkai dengan model sederhana
membangun kepemimpinan entrepreneurial.
2. KEPEMIMPINAN – PERSPEKTIF BARAT
Efektivitas kepemimpinan (leadership effectiveness) dapat diukur dari aspek
peran, kualitas, gaya setiap pemimpin (Klatt dan Hiebert, 2001) . Sosok seorang
pemimpin ditunjukkan oleh cara memimpin (leadership style), apa/peran yang
dikerjakan (leadership role), serta kemampuan dasar yang harus dimiliki
(leadership qualities).
Kepemimpinan melibatkan 3 unsur utama, yaitu: melaksanakan tugas,
membangun dan menjaga kelompok kerja, serta mengembangkan individu
(Thomas, 2006). Kepemimpinan entrepreneurial banyak jadi perhatian ahli
lainnya (Cleveland, 2002; Brooker, 2005; Hansson dan Monsted, 2006;
Kuratko, 2007; Roomi dan Harrison, 2011). Sosok entrepreneur sosial (Smith,
2010) yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat pun sangat menarik untuk
dikaji, bersamaan dengan sosok pemimpin bisnis (Amram, 2009) yang tersebar
di banyak penjuru dunia.
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
Entrepreneurial leaders are individuals who, through an understanding of
themselves and the contexts in which they work, act on and shape opportunities that
create value for their organizations, their stakeholders, and the wider society.
Entrepreneurial leaders are driven by their desire to consider how to simultaneously
create social, environmental, and economic opportunities (Greeberg, McKone-Sweet,
dan Wilson, 2012). Sosok pemimpin entrepreneurial adalah mereka yang
mampu memahami diri sendiri serta lingkungan kerjanya sekaligus dapat
bertindak dan memanfaatkan semua peluang yang ada dengan menciptakan
NILAI (VALUE) bagi pemangku kepentingan serta masyarakat luas. Mereka
yang dapat memanfaatkan semua peluang sekaligus yang bertanggung jawab
terhadap masyarakat, lingkungan, dan perkembangan ekonomi pada
umumnya.
Pemimpin entrepreneurial dicirikan dengan dua hal yang fundamental,
yaitu; (1) logika prediksi – untuk melakukan prediksi kebutuhan, minat, dan
pertumbuhan masyarakat, dan (2) logika kreasi – untuk menciptakan barang
atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Menjadi pemimpin entrepreneurial
yang efektif berarti unggul dalam logika prediksi dan kreasi sekaligus siklus
antara keduanya. Kepemimpinan entrepreneurial bisa dipelajari, bukan
diturunkan oleh orang tua kepada anaknya. Siapa pun bisa belajar dan memilih
dan memutuskan untuk menjadi sang pemimpin sepanjang masa kariernya.
Para pemimpin entrepreneurial senantiasa siap menangkap dan
menerjemahkan setiap peluang yang berkembang dari struktur ekonomi dan
bisnis serta politik. Apabila mereka berada di organisasi yang sudah mapan,
maka mereka siap untuk mengenalkan produk dan proses yang baru sekaligus
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
unggul dalam mengembangkan hasilnya. Apabila mereka berada di organisasi
sosial, maka mereka siap menyelesaikan beragam persoalan yang sering
diabaikan oleh orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Apabila mereka
berada dalam gerakan sosial dan pilitik, maka mereka siap melakukan
perubahan layanan dan kebijakan ke arah yang lebih baik (Greenberg, McKone-
Sweet, dan Wilson, 2012).
Kepemimpinan (leadership) dan entrepreneurship berjalan seiring serta
memiliki hubungan yang erat. Seorang pemimpin yang memiliki jiwa
entrepreneurship akan dapat melahirkan serentetan perubahan positif pada
lingkungan dan masyarakat. Seorang entrepreneur pun harus memunyai
ketrampilan untuk memimpin usaha yang sudah mereka bangun.
Gambar 1. Manager, Leader, Entrepreneur, dan Entrepreneurial Leader
Penulis coba gambarkan model kepemimpinan entrepreneurial seperti
pada Gambar 1. Para leader (pemimpin formal) adalah para manager yang
memiliki kemampuan lebih, tidak sebatas manajerial saja. Para leader memiliki
pengikut, kualitas personal sebagai sumber kekuasaannya, dan menjadi model
pemegang peranan utama (tidak sebatas membuat keputusan dan memberikan
perintah). Para entrepreneur haruslah memiliki kemampuan manajerial yang
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
tangguh, cenderung berorientasi jangka panjang, berani mengambil risiko dan
tidak takut membuat kesalahan, serta memiliki standar diri yang tinggi.
Kepemimpinan entrepreneurial dapat dikatakan sebagai gabungan ideal dari
sosok leader dan entrepreneur.
Bennis (Thomas, 2006) mengatakan bahwa sosok pemimpin adalah orang
yang memiliki kemampuan berikut: mampu menciptakan visi yang inspiratif,
seorang komunikator yang unggul, sadar dengan tantangan yang harus
dihadapi, akrab dengan konfrontasi-perubahan-perbedaan, mampu
menyeimbangan pandangan jangka panjang-jangka pendek, serta menjadi
contoh langsung tentang integritas. Drucker (Thomas, 2006) menyebutkan ada
8 area kritis dari aktivitas bisnis, yaitu: capaian pasar, inovasi, produktivitas,
sumber daya fisik dan finansial, profitabilitas, kinerja dan perkembangan
manajer, kinerja dan sikap karyawan, serta tanggung jawab publik. Goldman
(Thomas, 2006) menyebutkan 5 unsur utama kecerdasan emosional setiap
pemimpin, yaitu: kesadaran diri, pengaturan diri, motivas, empati, serta
keterampilan sosial. Kepemimpinan merupakan sebuah proses untuk
mengarahkan, memimpin, dan mempengaruhi orang lain dalam suatu
organisasi untuk pemilihan dan pencapaian tujuan bersama (Thaib, 2012).
Kepemimpinan yang efektif ditunjukkan oleh upaya integrasi dan
maksimasi sumber daya internal yang dimiliki yang dikaitkan dengan
perkembangan lingkungan eksternal demi pencapaian tujuan organisasi dan
sosial. Pemimpin entrepreneurial berfokus pada penciptaan produk (barang
atau jasa) yang inovatif dan bernilai tinggi (value), menjadi lebih baik sekaligus
unik (berbeda). Perkembangan teori kepemimpinan dapat diruntut dari awal
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
keberadan manusia, hingga periode terakhir saat ini, dan akan terus
berkembang.
Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan seseorang yang terbukti
nyata dalam sikap, kata, dan tindakan saat dia memimpin orang lain pada
suatu organisasi sehingga dia mendapatkan rasa hormat (respect), pengakuan
(recognition), kepercayaan (trust), kepatuhan (obedience), dan kesetiaan (loyalty)
dalam upaya bersama mencapai cita-cita yang diharapkan oleh semua anggota
organisasi. Kepemimpinan inspirational dicirikan dengan sikap pemimpin
yang menggunakan ‘HATI’ dalam aktivitasnya. Pemimpin sejati merupakan
seorang pemberi semangat, pembangkit motivasi, penyubur isnpirasi, serta
maksimasi manfaat, bukan berharap pujian atau penghormatan (kultus
individu).
Kepemimpinan bukan milik pucuk pimpinan suatu organisasi, namun bisa
muncul pada setiap strata organisasi pada setiap orang (Bass dan Riggio, 2006).
Kepemimpinan transformasional dicirikan oleh 4 aspek, yaitu: (1) pengaruh
idealisme – melakukan hal yang benar, menetapkan standar etika dan moral
yang tinggi, (2) motivasi inspirasional – visi dan misi yang membangkitkan
motivasi orang lain, (3) stimulasi intelektual – membangkitkan kemampuan
memecahkan persoalan dari banyak sudut pandang yang berbeda, dan (4)
konsiderasi individual – menerima perbedaan antar individu untuk
menghasilkan sinergi yang terbaik.
Kepemimpinan entrepreneurial tidak harus berangkat dari
entrepreneurship, namun banyak juga dicirikan oleh inovasi dan membangun
bisnis mulai dari awalnya (Vecchio, 2006). Modal sosial dan ketersediaan
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
modal (finansial) serta jaringan hubungan antar personal merupakan syarat
berikutnya untuk mewujudkan suatu bisnis serta kepemimpinan di dalamnya.
Semua hal positif yang menjadi karakter setiap pemimpin dapat
ditunjukkan dengan banyak aspek. Pemimpin memang diharapkan menjadi
sosok yang lebih ‘istimewa’ dalam banyak aspek, sehingga dia menjadi
panutan dan kebanggaan orang-orang yang ada di sekitarnya dengan memberi
harapan dan pencapaian terbaiknya.
Gambar 2. Pemimpin Transaksional, Pemimpin Transformasional, dan Pemimpin Entreprneurial Sumber: Thaib (2004) dimodifikasi
Sebagai ringkasan dapat disebut 3 tahap perkembangan teori dan konsep
kepemimpian yang didasarkan pada perspektif barat, yaitu: kepemimpinan
transaksional, kepemimpinan transformasional, dan kepemimpinan entrepreneurial
(perhatikan Gambar 2.). Fokus utama seorang pemimpin transaksional adalah
pada paktivitas keseharian dengan mengembangkan perilaku karyawan serta
orientasi tugas. Fokus setiap pemimpin transformasional ada pada orgasasi
secara keseluruhan dengan mengembangan sikap adaptif terhadap perubahan.
Fokus pemimpin entrepreneurial ada pada kesempatan yang terbuka bagi
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
organisasi dengan membangkitkan semangat inovasi serta komunikasi
personal yang aktif (Thaib, 2004).
Gambar 3. Presiden Uruguay – Jose Mujica yang Fenomenal
Sumber: diambil dari tugas kuliah Entrepreneurial Leadership di Jurusan Manajemen Bisnis ITS
Kepemimpinan akan selalu dibutuhkan oleh semua organisasi, baik bisnis,
sosial, atau pemerintahan. Tantangan perubahan lingkungan eksternal yang
kian dinamis membutuhkan figur yang kuat cerdas berwibawa yang dapat
mengantarkan kepada masa depan organisasi yang lebih baik. Pada gambar 3
ditunjukkan contoh sosok seorang pemimpin suatu negara (presiden) Uruguay
– Jose Mujica yang fenomenal dan tetap sederhana. Mantan perokok berat ini
mengeluarkan aturan pelarangan merokok di tempat umum di seluruh wilayah
negaranya.
3. KEPEMIMPINAN – PERSPEKTIF JAWA/SUNDA
Dalam masyarakat tradisional Jawa terdapat banyak petuah yang bijak
tentang bagaimana kiat untuk menjadi sosok pemimpin. Masyarakat Jawa
memiliki konsep HASTA-BRATHA (delapan unsur alam) dengan watak utama
ADIL MERATA TANPA PILIH KASIH (Tranggono, 2008). Delapan unsur alam
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
dimaksud adalah: bumi, air (banyu), api (geni), angin, angkasa (langit),
matahari (surya), bulan (candra), dan bintang (kartika). Alam bisa memberikan
kehidupan dan ketentraman bagi berbagai makhluk hidup. Selayaknya juga
manusia bisa dan harus belajar dari alam. Secara ringkas dapat dijelaskan
konsep hastbratha, sebagai berikut:
1) BUMI – sosok pemimpin yang ingin selalu memberi kepada orang lain
sekaligus menjadi sumber kebutuhan hidup bagi siapa pun, sebagaimana
bumi yang menjadi tempat untuk tumbuh kembangnya tumbuhan yang
bermanfaat bagi umat manusia serta makhluk hidup lainnya.
2) API (GENI) – sosok pemimpin yang membangkitkan motivasi dan
menumbuhkan semangat bagi semua orang, sebagaimana api yang dapat
membakar apa saja sehingga musnah atau membakar dan mematangkan apa
saja yang bermanfaat (aspek konstruktif dari api yang dapat melenyapkan
angkara murka, kerakusan, korupsi, atau perilaku destruktif lainnya).
3) AIR (BANYU) – sosok pemimpin selalu mengalir dinamis dan watak rendah
hati, santun, dan tidak sombong, sebagaimana air yang selalu mengalir
(distribusi kekuasaan) dan permukaan yang rata (adil dalam menjalankan
kebijakan yang berkait dengan hajat hidup orang banyak).
4) ANGIN – sosok pemmpin yang memberikan hak hidup kepada masyarakat,
mengembangkan diri, mendapatkan sumber kehidupan, dan
mengembangkan kebudayaan, sebagaimana angin yang selalu berhembus
dan bergerak dari daerah padat ke daerah yang kurang padat membawa
berkah.
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
5) MATAHARI (SURYA) – sosok pemimpin yang bersedia menjadi penerang
kehidupan sekaligus pemberi enerji kehidupan, sebagaimana matahari yang
senantiasa berputar memberi cahaya bagi alam semesta.
6) BULAN (CANDRA) – sosok pemimpin yang bijak dan visioner yang
memberikan rasa tenteram dan menjadi sinar bagi kegelapan hidup
manusia, memberikan perlindungan yang dibutuhkan saat kehilangan arah,
sebagaimana bulan yang menjadi penerang di saat gelap malam.
7) BINTANG (KARTIKA) – sosok pemimpin yang mampu menjadi panutan
sekaligus menyelami perasaan masyarakat, sebagaimana bintang yang
menjadi panduan bagi musyafir di padang pasir dan/atau nelayan di laut
lepas tanpa batas.
8) LANGIT (ANGKASA) – sosok pemimpin yang memiliki keluasan hati,
perasaan, dan pikiran dalam menghadapi berbagai persoalan, sabar dan
bening dalam memberi layanan, luas pandangan dan visi yang menjangkau
ke batas langit, sebagaimana langit luas terbentang yang menjadi payung
bagi dunia.
Sosok pemimpin harapan umat yang berwatak cerdas dan humanis
sekaligus peduli kepada alam lingkungan. Watak yang positif dapat dipelajari
oleh setiap orang. Pemimpin sepantasnya bersedia untuk belajar dari alam
sekitar yang memberi kehidupan, kesempatan, keberdayaan, dan kenyamanan.
Pada gambar 4 ditunjukkan contoh sosok pemimpin Jawa – Sri Sultan
Hamenku Buwono IX yang sederhana dan juga fenomenal.
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
Gambar 4. Sri Sultan Hamenku Buwono IX yang Fenomenal
Sumber: diambil dari tugas kuliah Entrepreneurial Leadership di Jurusan Manajemen Bisnis ITS
Berbeda pula dengan orang Sunda (Jawa Barat) yang tidak mau disebut
sebagai orang Jawa walau berada di pulau yang sama. Dalam masyarakat dan
budaya Sunda dikenal 9 ajaran luhur yang bertingkat, sebagai berikut:
[1] Sirnaning Cipta – sadar bahwa dirinya adalah ciptaan Allah Azza wa- Jalla
[2] Sirnaning Rasa – sadar bahwa di pundaknya melekat amanah Allah Azza
wa-Jalla untuk menjadi wakil (khalifah) di muka bumi
[3] Sirnaning Karsa – sadar bahwa tugas utamanya adalah meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
[4] Sirnaning Karya – mampu mengartikulasikan ‘tri tangtu di bumi’ (rama -
keluarga, resi - ilmuwan, dan prabu - pemimpin)
[5] Sirnaning Diri – mampu merealisasikan nilai religi, ilmu pengetahun,
budaya, dan pengalaman mereka melalui hati, pikiran, dan perilaku nyata
[6] Sirnaning Hirup – mampu mengaplikasikan nilai silih asih (proses
bermasyarakat yang dilandasi dengan kesetaraan, kemitraan, dan
silaturrahim), silih asah (proses saling mencerdaskan akal pikiran untuk
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
meningkatkan kualitas sumber daya manusia), dan silih asuh (proses
mendudukkan seseorang secara proporsional dan profesional berdasarkan
moralitas, religi, dan prestasi)
[7] Sirnaning Hurip - mampu membuktikan dan memberi manfaat kepada
orang lain serta lingkungan untuk dapat hidup berkualitas yang bermuara
pada cageur (sehat lahir batin), bageur (bermoral dan taat hukum), bener
(beriman, jujur, adil, visioner, dan bertanggungjawab), pinter (berprestasi,
etos kerja tinggi, dan proaktif), singer (terampil dan cepat tanggap), teger
(optimis dan pantang menyerah), wanter (terbuka, kolaboratif, dan berani),
serta cangker (kokoh, kuat, dan tangguh)
[8] Sirnaning Wujud – mampu berperan aktif dan memainkan peran utama
dalam dinamika kehidupan
[9] Sirnaning Dunya – memiliki, menguasai, dan terampil dalam mengamalkan
kualitas dirinya secara tulus-ikhlas sebagai ibadah kepada Allah Azza wa-
Jalla
Ajaran dan budaya Sunda cukup kental dengan nuansa Islam dengan
sembilan tingkatan kualitas diri yang dibutuhkan (Hadian, tanpa tahun).
Kehidupan dan dinamika perkembangan masyarakat akan terus berkembang
dan saling berinteraksi dengan proses akulturasi antar budaya.
4. KEPEMIMPINAN – PERSPEKTIF ISLAM
Kepemimpinan dalam perspektif Islam ditujukan untuk menjalankan
ajaran Islam yang berbasis pada hubungan dengan Allah Azza wa-Jalla
(hablum-minallah) serta hubungan baik sesama manusia (hablum-minannas)
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
sebagaimana yang dicontoh oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah contoh
utama seorang pemimpin ideal bagi setiap umat Islam, bahkan menjadi contoh terbaik
bagi seluruh umat manusia. Hart (1991) bahkan menempatkan Nabi Muhammad
SAW seorang orang yang paling berpengaruh dari 100 tokoh yang dikaji terhadap
masyarakat dunia dalam sejarah panjang kehidupan manusia.
Delapan alasan Nabi Muhammad SAW diakui sebagai tokoh utama dunia, yaitu:
[1] berasal dari keluarga yang sederhana, [2] lahir di tempat yang terbelakang – pada
saat itu, [3] penyebar agama Islam, [4] berhasil di dunia militer, [5] tidak sekedar
menyebarkan ajaran Islam, namun juga membangun dasar etika dan moral kehidupan,
[6] selalu ada dalam bacaan sholat, [7] tetap menjadi nomor satu - setelah dikaji oleh
penulis lainnya, dan [8] diakui oleh para tokoh dunia. Untuk tujuan yang sangat agung
dan mulia, dengan fasilitas yang sangat minim serta hasil menakjubkan yang telah
dicapai, maka Nabi Muhammad SAW memang sangat pantas menjadi orang nomor 1
di dunia (Anonim, tanpa tahun).
Tiga syarat kepemimpinan dalam Islam, yaitu: KUAT (al-Quwwah),
TAQWA (at-Taqwa), dan LEMAH LEMBUT (al-RIFQI). Pemimpin seharusnya
memiliki kekuatan (bukan kelemahan) saat diberi amanah kepemimpinan. Sifat
taqwa merupakan syarat penting yang sangat mendasar bagi setiap pemimpin.
Sifat lemah lembut saat bergaul dengan bawahan atau orang di sekitar menjadi
syarat penting berikutnya bagi setiap pemimpin. Pemimpin yang ADIL juga
menjadi syarat lainnya. Pemimpin bukanlah sosok yang bebas dari dosa atau
salah, karena mereka hanya manusia biasa, tempat salah dan khilaf.
Kepemimpinan dalam Islam dikenal dengan istilah IMAMAH. Beberapa
ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan eksistensi pemimpin di antaranya,
adalah: Q.S. Al-Baqarah: 124, Al-Anbiya: 72-73, Shad: 26,dan QS Al-An’am: 165.
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
Pemimpin merupakan sosok yang diakui kemampuan dan keteladannya dalam
kehidupan serta kesehariannya. Perlunya sosok pemimpin ditandaskan dalam
hadis berikut:
“Apabila berangkat tiga orang dalam perjalanan, maka hendaklah mereka
mengangkat salah seorang di antaranya menjadi pemimpin” (HR.Abu Dawud).
Dalam ajaran Islam, seorang pemimpin dituntut mampu menampilkan
kepribadian yang ber-akhlaqul karomah (memiliki moralitas yang baik), qona’ah
(sederhana), dan istiqomah (konsisten/tidak ambivalen). Ketauladan
kepemimpinan Nabi Muhammad SAW adalah: [1] SIDDIQ - jujur, benar,
berintegritas tinggi, dan terjaga dari kesalahan, [2] FATHONAH - cerdas,
memiliki intelektualitas tinggi, dan profesional, 3. AMANAH artinya dapat
dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel, serta [4] TABLIGH - senantiasa
menyampaikan risalah kebenaran, tidak pernah menyembunyikan apa yang
wajib disampaikan, dan komunikatif.
Pemimpin yang jujur, cerdas, dapat dipercaya, dan komunikatif yang
melekat pada Nabi Muhammad SAW sepantasnya juga menjadi perilaku para
pemimpin saat ini dan di masa depan. Islam is the religion of reason and
conscience. A person recognizes the truth proclaimend by Allah Azza wa-Jalla through
the use of their wisdom, but divices conclusions from the truth he has seen by following
his consciene (Yahya, 2004). Religion helps science to be rightly guided (Yahya, 2004).
Ajaran Islam didasarkan pada nalar dan keyakinan. Sumber utama ajaran Islam
ada di al-Qur’an dan Hadits. Para ilmuwan sangatlah besar perannya dalam
upaya turut membangun umat sekaligus mengantarkan mereka kepada tingkat
kesejahteraan yang lebih baik, bersama para teknolog, birokrat, entrepreneur,
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
dan peran profesional lainnya. Mereka yang ingat Allah Azza wa-Jalla kapan
pun pada saat yang bagaimana pun (QS al-Imran: 191).
Those who remember God, standing, sitting and lying on their sides, and reflect on the creation of the heavens and the earth: 'Our Lord, You have not created this for nothing. Glory be to You! So safeguard us from the punishment of the Fire. (Surat Al 'Imran: 191)
Gambar 5. Mahmoud Ahmadinejad – Presiden IRAN yang Cerdas Bersahaja
Sumber: diambil dari tugas kuliah Entrepreneurial Leadership di Jurusan Manajemen Bisnis ITS
Letak strategis seorang pemimpin ada pada kepribadian dan kecerdasan
akal budinya. Inti dari kepemimpinan berupa pengambilan keputusan yang
menentukan hajat hidup orang banyak yang berfokus pada hubungan antar
manusia. Hubungan antar manusia ini harus dilandasi oleh 6 prinsip pokok,
yaitu: (1) persamaan - musawah, (2) persaudaraan - ukhuwah, (3) cinta kasih -
mahabbah, (4) kedamaian - salim, (5) saling menolong - ta’awun, dan (6)
toleransi - tasamuh. Sosok pemimpin senantiasa mampu membangun
hubungan antar manusia secara efektif karena didasarkan pada aspek
persamaan, persaudaraan, cinta kasih, kedamaian, saling menolong, dan
toleransi. Pada gambar 5 ditunjukkan sosok lainnya, yaitu mantan presiden ke-
6 IRAN – MAHMOUD AHMADINEJAD yang sangat bersahaja, cerdas, dan
tegas.
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
Gambar 6. Model Kepemimpinan – Kinerja Organisasi
5. KEPEMIMPINAN DAN KINERJA ORGANISASI
Pada bagian ini akan dibahas tentang kerangka atau model untuk
rancangan suatu penelitian yang berkait dengan kepemimpinan dan bagaimana
pengaruhnya terhadap kinerja organisasi. Gagasan masih sangat awal dengan
mengacu pada konsep-konsep yang telah dibahas sebelumnya. Gagasan ini
akan ditawarkan kepada para mahasiswa jurusan Manajemen Bisnis ITS untuk
dijadikan bahan skripsi mereka, atau untuk mahasiswa S2 Teknik Industri ITS
yang mengambil konsentrasi Manajemen Kinerja dan Strategis sebagai bahan
tesis mereka. Pada kesempatan pertama ini, ingin disampaikan kerangka
pemikiran tentang kepemimpinan yang dapat mengantarkan kepada
pencapaian kinerja yang lebih baik bagi setiap organisasi. Model diadopsi dari
pembahasan yang sudah dijabarkan pada bagian sebelumnya (Gambar 6).
Penjelasan sederhana dari Gambar 6 berupa arkus (garis-panah) yang
menunjukkan saling hubungan atau saling pengaruh antara satu variabel
konstruk dengan variabel konstruk lainnya. Kinerja organisasi (bisnis, sosial,
atau pemerintahan) dapat dipengaruhi oleh sosok pemimpin yang memiliki
kemampuan dan keteladanan dalam logika prediksi, logika kreasi, sirnaning
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
hurip, sirnaning hirup, dan teladan Nabi Muhammad (shiddiq-fathonah-
amanah-tabligh). Terdapat 12 hipotesis (dari 12 arkus) yang akan diuji
siginifikansinya.
Masing-masing variabel konstruk akan dijabarkan lebih lanjut kepada detil
berupa variabel observasi (variabel manifes). Untuk penelitian di tingkat S1
akan dibatasi pada 3-4 variabel konstruk, sedangkan untuk tingkat S2 dapat
dibahas lebih dari 5 variabel konstruk. Subjek (sosok pemimpin) dari
perusahaan atau organisasi adalah yang muslim, baik yang berada di hierarki
tertinggi atau tingkatan kedua. Responden yang dituju adalah mereka yang
berada di satu tingkat di bawah sosok pemimpin yang diamati. Metode analisis
dibantu oleh perangkat SPSS dan/atau LISREL.
6. KESIMPULAN
Kepemimpinan dari setiap sosok pemimpin ditunjukkan pada saat mereka
berhadapan langsung dengan pengikutnya. Setiap orang adalah pemimpin bagi
dirinya sendiri dan bertanggungjawab atas segala kata dan tindakannya.
Pemimpin entrepreneurial lahir sebagai akumulasi dari perkembangan sosok
yang transaksional dan berlanjut kepada sosok yang transformasional.
Kemampuan dasar setiap sosok pemimpin entrepreneurial ditunjukkan
oleh 2 hal, yaitu logika prediksi dan logika kreasi. Dari ajaran dan budaya Jawa
atau Sunda dapat ditemukan kaedah hastabrata dan 9 tingkatan petuah hidup
yang dapat dijadikan modal untuk menjadi pemimpin yang diharapkan. Nabi
Muhammad SAW mengajarkan teladan yang baik untuk setiap pemimpin,
yaitu: shiddiq-fathonah-amanah-tabligh. Silahkan menjadi pemimpin yang
benar, cerdas, amanah, dan komunikatif.
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (tanpa tahun). ALASAN NABI MUHAMMAD SAW MENJADI ORANG
NOMOR 1. Hasil browsing dari Google.com (Oktober 2014)
Amram, Yoseph Yosi (2009). THE CONTRIBUTION OF EMOTIONAL AND
SPIRITUAL INTELLIGENCES TO EFFECTIVE BUSINESS LEADERSHIP. Doctor
of Philosophy Dissertation. Institute of Transpersonal Psychology, Palo Alto,
California, USA.
Bass, Bernard M. and Ronald E. Riggio (2006). TRASNFORMATIONAL
LEADERSHIP. 2nd Edition. Lawrence Erlbaum Associates Inc. New Jersey
Brooker, Paul (2005). LEADERSHIP IN DEMOCRACY – FROM ADAPTIVE
RESPONSE TO ENTREPRENEURIAL INITIATIVE. Palrave McMillan. New York
– USA
Cleveland, Peter M. (2002). 50 STEPS TO BUSINESS SUCCESS –
ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP IN MANAGEMENT BITES. ECW Press.
Toronto – Canada
Departemen Agama RI (2012). Al-Qur’an per Kata - Tajwid Warna ROBBANI. Surya
Prisma Sinergi. Jakarta.
Greenberg, Danna, Kate McKone-Sweet, and H. James Wilson (2012). THE NEW
ENTREPRENEURIAL LEADER – DEVELOPING LEADERS WHO SHAPE
SOCIAL & ECONOMIC OPPORTUNITY. Berret-Koehler Publishers Inc. San
Fransisco - USA
Noer, Bustanul Arifin (2013). PERBEDAAN ANTARA ENTREPRENEUR DAN NON-
ENTREPRENEUR DARI ASPEK PENGAMBILAN RISIKO, BERSAING AGRESIF,
PROAKTIF, INOVATIF, DAN KEMANDIRIAN MEREKA. Paper Konferensi
Nasional Riset Manajemen VII di Palembang 27 Nopember 2013. ISSN: 2086-0390
Noer, Bustanul Arifin, Muhammad Syafi’ie Idrus, Djumilah Hadiwijoyo, dan
Budisantoso Wirjodirdjo (2013). ENTREPRENEUR AS A CAREER CHOICE:
INTERRELATIONSHIP BETWEEN RISK TAKING, COMPETITIVE
AGGRESSIVENESS, PROACTIVENESS, INNOVATIVENESS, AND AUTONOMY.
IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM). e-ISSN: 2278-487X p-
ISSN: 2319-7668. Volume 11 (5) July-August 2013 pp 21-28
Hadian, Dedi (tp tahun). KEPEMIMPINAN KONTEMPORER. bahan PPT
ISMIC – International Seminar on Malay Islamic Civilization Universitas Islam Negeri Raden Fatah - Palembang, 10-11 Nopember 2014 =============================================================================
Hansson, Finn and Mette Monsted (2006). LEADERSHIP DILEMMAS AND
DYNAMIC IN RESEARCH PROJECTS – ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP.
Paper OLKC 2006 Conference at University of Warrick – Conventry 20 – 26 March
2006
Hart, Michael H. (1992). THE 100 – A RANKING OF THE MOST INFLUENTIAL
PERSONS IN HISTORY. Caroll Publishing Group. New York – USA
Klatt, Bruce and Murray Hiebert (2001). THE ENCYCLOPEDIA OF LEADERSHIP – A
PRACTICAL GUIDE TO POPULAR LEADERSHIP THEORIES AND
TECHNIQUES. McGraw Hill. New York – USA
Kuratko, Donald F. (2007). ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP IN THE 21st
CENTURY. Journal of Leadership and Organizational Studies. Volume 13 No. 4
(2007)
Odgers, John F. (tanpa tahun). WE ALL ARE OR SOON WILL HAVE TO BECOME
ENTREPRENEURS. RMIT University – Victoria – Australia
Roomi, Muhammad Azam and Pegram Harrison (2011). ENTREPRENEURIAL
LEADERSHIP – WHAT IS IT AND HOW SHOULD IT BE TAUGHT? International
Review of Entrepreneurship 9(3) 2011
Smith, Dayle M. (2010). A NEW GENERATION OF LEADERS – THE SOCIAL
ENTREPRENEUR. University of San fransisco USA
Thaib, Hiramsyah S. (2012). ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP FOR
SUSTAINABLE BUSINESS. Universitas Bakri. Jakarta.
Thomas, Mark A. (2006). GURUS ON LEADERSHIP. Thorogood Publishing Ltd.
London
Tranggono, Indra (2008). DELAPAN WATAK PEMIMPIN JAWA – HASTABRATHA.
Koran KOMPAS. 16 Agustus 2008.
Vecchio, Robert P. (2003). ENTREPRENEURSHIP AND LEADERSHIP – COMMON
TRENDS AND COMMON THREADS. Human Resource Management Review 13
(2003) 303 - 327
Yahya, Harun (2004). THE QUR’AN LEADS THE WAY TO SCIENCE. Global
Publishing. Istambul – Turkey.
Recommended