View
222
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita, P056132032.46E, 2013
0
FAKTOR - FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN
KESUKSESAN DALAM PEMBANGUNAN
DAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI
DI SUATU PERUSAHAAN
TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
DOSEN : Dr. Ir. ARIF IMAM SUROSO, MSc
Disusun Oleh :
FEBBY NOVITA
[P056132032.46E]
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
NOVEMBER 2013
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 1
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... 2
I. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 3
I.1. LATAR BELAKANG ................................................................................. 3
I.2. PERUMUSAN MASALAH ........................................................................ 5
I.3. TUJUAN ...................................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 6
II.1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ...................................................... 6
II.2. PENERAPAN SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS .......................... 13
III. PEMBAHASAN ..................................................................................................... 13
III.1. PERMASALAHAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI ...................... 17
III.2. KATEGORISASI KEGAGALAN SISTEM INFORMASI ........................ 18
III.3. FAKTOR-FAKTOR KESUKSESAN DAN KEGAGALAN SI ................. 19
IV. PENUTUP ............................................................................................................... 22
IV.1. KESIMPULAN ........................................................................................... 26
IV.2. SARAN ........................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 28
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1. Komponen Sistem Informasi ................................................................. 6
Gambar II.2. Tiga Peran Utama Sistem Informasi ....................................................... 7
Gambar II.3. Skema Sistem Informasi Teknologi ........................................................ 9
Gambar II.4. E-commerce Website Work .................................................................... 11
Gambar II.5. Framework untuk E-commerce .............................................................. 11
Gambar II.6. Skema Bisnis E-commerce .................................................................... 12
Gambar II.7. Tiga Peran Utama Sistem Informasi ...................................................... 13
Gambar II.8. Siklus Pengembangan Sistem Informasi ................................................ 15
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
3
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Penggunaan sistem informasi untuk mendukung proses bisnis pada perusahaan kini
telah menjadi suatu tuntutan agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Oleh
karena itu penerapan sistem informasi yang tepat diharapkan dapat menjadi suatu nilai
tambah untuk menjaga agar mata rantai perusahaan tetap berputar dalam menghadapi
persaingan secara global dengan menyediakan data dan informasi yang akurat agar dapat
digunakan dalam setiap pengambilan keputusan bisnis. Berdasarkan hal tersebut, dan
kondisi dinamika bisnis yang sangat dinamis dan penyebaran informasi yang sangat cepat
dan tersebar, maka saat ini perusahaan memerlukan penerapan sistem informasi yang bisa
menyalurkan berbagai informasi dengan cepat, tepat dan spesifik dan dapat membantu
dlam pengambilan keputusan bisnis.
Mengingat penerapan sistem informasi sangat penting bagi perusahaan, maka penerapan
sistem informasi tersebut harus dilakukan dengan sebaik baiknya agar dapat mencapai
tujuan yang diinginkan. Penerapan sistem informasi tersebut bisa saja berhasil ataupun
gagal tergantung bagaimana manajemen yang mengurus pengelolaan sistem informasi
tersebut. Karena sistem informasi tersebut merupakan sebuah program yang saling
berkaitan, dan merupakan sebuah sistem, maka faktor faktor pendukung sistem tersebut
dapat mempengaruhi penerapan sistem informasi tersebut.
Sistem informasi seyogyanya mendukung strategi bisnis organisasi,, prosen bisnis struktur
dan budaya organisasi dalam meningkatkan nilai bisnis dari organisasi khussnya dalam
lingkungan bisnis yang dinamis.
Persaingan, perubahan dan ketidakpastian mewarnai kehidupan lingkungan bisnis.
untuk itu dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu untuk menangkap, menciptakan
dan memanipulasi informasi internal dan eksternal secara efektif, sehingga manajemen
memiliki pengetahuan untuk mendeteksi secara efektif kapan perubahan kondisi
membutuhkan tanggapan strategi. Untuk menghadapi banyaknya tantangan dalam industri,
maka perusahaan dapat mengimplementasikan sebuah sistem informasi. Penggunaan
sistem informasi diharapkan dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi sebuah
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
4
perusahaan di dunia bisnis, serta teknologi informasi yang diimplementasikan dengan tepat
dapat menjadi faktor kunci keberhasilan bisnis mereka.
Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil
keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang
diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen. Tidak
mengherankan jika keputusan atas investasi sistem informasi menjadi sesuatu hal yang
penting dalam suatu organisasi dan perhatian terhadap faktor-faktor penentu kesuksesan
pengembangan sistem informasi menjadi suatu hal yang penting bagi suatu organisasi.
Teknologi informasi menyerap bagian terbesar dari total modal investasi dari
sebuah perusahaan. Perusahaan berharap dengan menggunakan platform IT untuk
menjalankan proses baru, inovasi produk dan layanan, mendapatkan respon yang lebih
tinggi, dan menerapkan lingkungan perusahaan baru yang bertujuan mengubah struktur
internal mereka menjadi organisasi yang lebih baik.
Salah satu tugas paling menantang yang dihadapi oleh perusahaan adalah
pelaksanaan yang efektif dari IT, karena memerlukan orang untuk memahami, menyerap,
dan beradaptasi dengan persyaratan baru. Banyak yang mengatakan bahwa orang
menyukai kemajuan tetapi membenci perubahan. Sistem informasi tidak akan pernah
berkembang dengan sendirinya, tetapi perlu di dukung banyak faktor-faktor yang mampu
menjadikan efektifitas sistem akan tercapai. Kesuksesan pengembangan sistem informasi
sangat tergantung pada kessesuaian harapan antara system analyst, pemakai (user), sponsor
dan customer. Pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan
implementasi yang hati-hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang
dikembangkan (resistance to change). Karena perubahan dari sistem manual ke sistem
komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan prilaku
dan organisasional. Oleh karena itu, dampak utama dari IT dimediasi oleh sejumlah faktor,
banyak yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang konteks organisasi dan
perilaku manusia.
Saat ini hampir semua perusahaan melakukan investasi / implementasi IT, untuk
menunjang bisnis mereka. Tidak sedikit perusahaan yang melakukan implementasi hanya
sebatas mengikuti tren tanpa memahami apa tujuan dari implementasi IT tersebut sehingga
menyebabkan kegagalan dalam implementasinya. Namun tidak sedikit pula perusahaan
yang mampu merasakan manfaat melalui penerapan IT sebagai penunjang bisnis mereka.
Untuk itu, makalah ini akan mengulas “Faktor - Faktor yang Mempengaruhi
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
5
Kegagalan dan Kesuksesan dalam Pembangunan dan Penerapan Sistem Informasi di
Suatu Perusahaan”.
I.2. PERUMUSAN MASALAH
Dengan latar belakang seperti diuraikan diatas paper ini mencoba untuk menjawab
beberapa permasalahan antara lain mengupas apa yang dimaksud dengan Manajemen
Sistem Informasi dan apa saja yang termasuk dalam komponen-komponennya. Selanjutnya
bagaimana keterkaitan antara sistem informasi dengan proses bisnis suatu perusahaan dan
apakah faktor-faktor partisipasi, komunikasi pemakai, dukungan manajemen puncak,
kompleksitas sistem dan struktur organisasi secara signifikan berpengaruh terhadap
efektifitas dalam pengembangan sistem informasi perusahaan. Terakhir paper ini juga
membahas sousi yang bisa di terapkan untuk menanggulangi hambatan dalam penerapan
sistem informasi di perusahaan.
I.3. TUJUAN
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang dapat mempengaruhi
kegagalan dan kesuksesan dalam pembangunan dan penerapan sistem informasi di suatu
perusahaan juga sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen.
Selain itu juga mengkaji keterkaitan antara sitem informasi dengan proses bisnis
perusahaan, mengindentifikasi berbagai faktor pendukung dalam kesuksesan maupun
kegagalan terhadap penerapan sistem informasi tersebut di suatu perusahaan. Selanjutnya
diharapakan dapat menemukan soluis untuk faktor penghambat terhadap pembangunan dan
penerapannya. Terakhir diharapkan dapat memberi masukan bagi para pengembang sistem
informasi tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektifitas pengembangan
sistem informasi tentang faktor yang mempengaruhi efektifitas pengembangan sistem
informasi agar dapat dapat menjadi pertimbangan dalam pengembangan sistem informasi
perusahaan.
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Sistem Informasi Manajemen (SIM) menurut O’Brien (2002) dikatakan bahwa SIM adalah
suatu sistem terpadu yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional,
manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Sistem Informasi
Manajemen (SIM) merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output)
dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk
memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen (Wikipedia, 2010).
Tujuan SIM, yaitu:
� Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa,
produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
� Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
� Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah sistem informasi melakukan pemrosesan
data dan kemudian mengubahnya menjadi informasi. Menurut O’brien (2010) SIM
merupakan kombinasi yang teratur antara people, hardware, software, communication
network dan data resources (kelima unsur ini disebut komponen sistem informasi) yang
mengumpulkan, merubah dan menyebarkan informasi dalam organisasi seperti pada
Gambar 1
Gambar 1. Komponen Sistem Informasi
Sumber: O’Brien (2010)
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
7
Terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam bisnis yaitu :
• Mendukung proses bisnis dan operasional
• Mendukung pengambilan keputusan
• Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif
Gambar 2. Tiga Peran Utama Sistem Informasi
Sumber: O’Brien (2010)
II.1.1 Teknologi Informasi
a. Definisi Teknologi Informasi
Teknologi Informasi biasa disebut TI, IT (Information Technology) atau Infotech.
Berbagai definisi teknologi informasi telah diutarakan oleh beberapa ahli, diantaranya :
• Haag den Keen (1996), Teknologi Informasi adalah seperangkat alat yang
membantu pengguna bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang
berhubungan dengan pemrosesan informasi.
• Martin (1999), Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer
(perangkat keras atau lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan
informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan
informasi.
• Williams dan Swayer (2003), Teknologi Informasi adalah teknologi yang
menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan
tinggi yang membawa data, suara dan video.
Dari definisi diatas terlihat bahwa teknologi informasi baik secara implisit maupun
eksplisit tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga teknologi telekomunikasi.
Dengan kata lain, yang disebut teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi
komputer dan telekomunikasi.
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
8
b. Pengelompokan Teknologi Informasi
Telah diketahui bahwa teknologi informasi mencakup teknologi komputer dan teknologi
komunikasi. Lebih rinci, teknologi infromasi dapat dikelompokan menjadi 6 teknologi,
yakni teknologi komunikasi, teknologi masukan, teknologi perangkat lunak, teknologi
penyimpanan, dan teknologi mesin pemproses.
1. Teknologi Komunikasi
2. Teknologi Masukan
3. Teknologi masukan (input technology) adalah teknologi yang berhubungan dengan
peralatan untuk memasukkan data ke dalam sistem komputer. Piranti masukan yang
lazim dijumpai dalam sistem komputer berupa keyboard dan mouse.
4. Teknologi Mesin Pemroses
Mesin Pemroses (processing machine) lebih dikenal dengan sebutan CPU (Central
Processing Unit), mikroprosesor, atau prosesor. Contoh prosesor yang terkeanl saat
ini, antara lain adalah Intel dan AMD.
5. Teknologi Penyimpanan
Teknologi penyimpanan dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu memori internal
dan penyimpanan eksternal. Memori internal (biasa juga disebut main memory atau
memori utama) berfungsi sebagai pengikat sementara baik bagi data, program,
maupun informasi ketika proses pengolahannya dilaksanakan oleh CPU. Dua
contoh memori internal yaitu ROM dan RAM. ROM (Read Only Memory) adalah
memori yang hanya bisa dibaca, sedangkan RAM (Read Access Memory) adalah
memori yang isinya bisa diperbaharui.
Penyimpanan eksternal (external storage) dikenal juga dengan sebutan
penyimpanan sekunder. Penyimpanan eksternal adalah segala piranti yang
berfungsi untuk menyimpan data secara permanen. Pengertian permanen disini
berarti bahwa data yang terdapat pada penyimpanan akan tetap terpelihara dengan
baik sekalipun komputer sudah dalam keadaan mati (tidak mendapat aliran listrik).
Harddisk, disket, dan flashdisk adalah contoh penyimpanan eksternal.
6. Teknologi Keluaran
Teknologi keluaran (output technology) adalah teknologi yang berhubungan
dengan segala piranti yang berfungsi untuk menyajikan informasi hasil pengolahan
sistem. Layar dan monitor dan printer merupakan piranti yang biasa digunakan
sebagai piranti keluaran.
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
9
7. Teknologi Perangkat Lunak
Perangkat lunak (software) atau dikenal juga dengan sebutan program. Tentu saja
untuk mengerjakan tugas komputer, diperlukan perangkat lunak sendiri. Sebagai
contoh Microsoft Word merupakan contoh perangkat lunak pengolah kata yang
berguna untuk membuat dokumen, sedangkan Adobe Photoshop adalah perangkat
lunak yang berguna untuk mengolah gambar.
c. Komponen Sistem Teknologi Informasi
Yang dimaksud dengan sistem teknologi informasi adalah sistem yang terbentuk
sehubungan dengan penggunaan teknologi informasi. Suatu sistem teknologi informasi
pada dasarnya tidak hanya mencakup hal-hal yang bersifat fisik, seperti komputer dan
printer, tetapi juga mencakup hal-hal yang tidak terlihat secara fisik, yaitu piranti lunak dan
yang lebih penting lagi adalah orang. Dengan kata lain, komponen utama sistem teknologi
informasi adalah berupa:
1. Data
2. perangkat keras (hardware)\
3. perangkat lunak (software)
4. Perangkat Jaringan (netware)
5. orang (brainware)
Gambar 3. Skema Sistem Teknologi Informasi
Sumber: O’Brien (2010)
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
10
Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu
kesatuan untuk mencapai sasaran.
Komponen Input
Komponen Model
Komponen Output
Komponen Teknologi
Komponen Hardware
Komponen Software
Komponen Basis Data
Komponen Kontrol
Komponen Jaringan
Sistem teknologi informasi dapat dibedakan dengan berbagai cara
pengklasifikasian. Misalnya, menurut fungsi sistem (embedded IT System, dedicated IT
system, dan general purpose IT system), menurut departemen atau perusahaan bisnis
(sistem informasi akuntansi, sistem informasi pemasaran, sistem informasi produksi, dll),
menurut dukungan terhadap level manajemen dalam perusahana (sistem pemrosesan
transaksi, sistem pendukung keputusan, dan sistem informasi eksekutif), menurut ukuran
dan menurut cara melayani permintaan (klien-server).
II.1.2 E-commerce
E-commerce adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penjualan barang dan
jasa melalui Internet. Dalam pengertian yang paling umum, hanya menciptakan situs Web
yang mengiklankan dan mempromosikan produk dapat dianggap “e-commerce.” Dalam
beberapa tahun terakhir, bagaimanapun e-commerce telah menjadi jauh lebih canggih.
Bisnis e-commerce sekarang menawarkan toko online yang rumit di mana pelanggan dapat
mengakses ribuan produk, pemesanan, pilih metode pengiriman yang diinginkan dan
membayar untuk pembelian menggunakan kartu kredit mereka.
Sedangkan menurut O’Brien (2011), E-commerce adalah pembelian, penjualan,
pemasaran, dan pelayanan produk, layanan, dan informasi melalui berbagai jaringan
komputer. Banyak perusahaan sekarang menggunakan internet, intranet, extranet, dan
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
11
jaringan lain untuk mendukung setiap langkah dari proses komersial, termasuk segala
sesuatu dari dukungan iklan, penjualan, dan pelanggan di World Wide Web untuk
keamanan Internet dan mekanisme pembayaran yang memastikan penyelesaian pengiriman
dan proses pembayaran.
Sebagai contoh, sistem e-commerce termasuk situs Web Internet untuk penjualan online,
akses ke database persediaan ekstranet oleh pelanggan besar, dan penggunaan intranet
perusahaan dengan tenaga penjualan untuk mengakses catatan pelanggan untuk
manajemen hubungan pelanggan.
Gambar 4. E-commerce Website Work
Gambar 5. Framework untuk e-commerce
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
12
II.1.3 E- Business
e-Business atau Electronic business dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang berkaitan
secara langsung maupun tidak langsung dengan proses pertukaran barang dan/atau jasa
dengan memanfaatkan internet sebagai medium komunikasi dan transaksi ,dan salah satu
aplikasi teknologi internet yang merambah dunia bisnis internal, melingkupi sistem,
pendidikan pelanggan, pengembangan produk, dan pengembangan usaha. Secara luas
sebagai proses bisnis yang bergantung pada sebuah sistem terotomasi. Pada masa sekarang,
hal ini dilakukan sebagian besar melalui teknologi berbasis web memanfaatkan jasa
internet. Terminologi ini pertama kali dikemukakan oleh Lou Gerstner, CEO dari IBM.
Marketspace adalah arena di internet, tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli
secara bebas seperti layaknya di dunia nyata (marketplace). Mekanisme yang terjadi di
marketspace pada hakekatnya merupakan adopsi dari konsep “pasar bebas” dan “pasar
terbuka”, dalam arti kata siapa saja terbuka untuk masuk ke arena tersebut dan bebas
melakukan berbagai inisiatif bisnis yang mengarah pada transaksi pertukaran barang atau
jasa. (http://id.wikipedia.org/wiki/E-business).
E-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti
perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan
pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi komunikasi, komputer, dan
data yang telah terkomputerisasi. (Steven Alter. Information System: Foundation of E-
Business. Prentice Hall. 2002)
Gambar 6. Skema Business e-commerce
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
13
II.2. PENERAPAN SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS
Sistem informasi adalah suatu sistem yang saling berinteraksi dengan lingkungan
dan melalui suatu siklus yang disebut siklus sistem informasi. Siklus tersebut terdiri dari
input, process, dan output (IPO). Siklus IPO menggambarkan bagaimana sistem
memperoleh input dari luar dan kemudian diproses sehingga menghasilkan suatu output.
Output yang dihasilkan akan dikembalikan sebagai information service. Ada tiga bagian
utama dari sistem informasi:
1. Data yang mendukung informasi
2. Prosedur bagaimana mengoperasikan sistem informasi
3. Orang yang membuat produk, memecahkan masalah, membuat keputusan dan
menggunakan sistem informasi
Terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam bisnis, yaitu :
1. Mendukung proses bisnis dan operasional.
2. Mendukung pengambilan keputusan.
3. Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif.
Gambar II.7. Tiga Peran Utama Sistem Informasi
Kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi ditentukan oleh level manajemen
dan pihak non-manajemen yang akan menggunakan informasi. Oleh karena itu, sistem
informasi yang dibangun atau dipakai dalam sebuah organisasi perlu mengakomodasi
kebutuhan pemakai berdasarkan level manajemen.
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
14
Di dalam organisasi tradisional umumnya terdapat 4 level manajemen, yaitu :
1. Manajemen Tingkat Atas (Manajemen Strategis), merupakan
manajemen pada level paling atas yang menangani keputusan-keputusan
strategis. Keputusan strategis adalah keputusan yang sangat kompleks dan
jarang sekali menggunakan prosedur yang telah ditentukan.
2. Manajemen Tingkat Menengah (Manajemen Taktis), merupakan
keputusan-keputusan yang mengimplementasikan sasaran-sasaran strategis
suatu organisasi.
3. Manajemen Tingkat Bawah, merupakan manajemen yang bertanggung
jawab terhadap kegiatan-kegiatan operasional dalam suatu organisasi. Fokus
utama kejadian-kejadian sehari-hari, dan melakukan tindakan-tindakan
koreksi jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
4. Pegawai Non-Manajemen, merupakan semua pegawai yang tidak
termasuk dalam manajemen.
Di dalam organisasi, arus informasi dalam perusahaan mengalir secara vertikal dan
horisontal. Arus informasi vertikal dibedakan menjadi arus informasi vertikal ke atas dan
vertikal ke bawah. Arus informasi vertikal ke bawah berupa strategi, sasaran, dan
pengarahan. Arus informasi vertikal ke atas berupa ringkasan kinerja organisasi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sistem informasi dan teknologi menjadi
komponen yang sangat penting dalam keberhasilan suatu organisasi baik bergerak di
bidang bisnis maupun non bisnis. Lebih jauh, saat ini sistem informasi berbasis internet
yang penggunaannya yang semakin luas dan semakin canggih dalam hal kecepatan,
ketepatan dan up-to-date informasi.
Teknologi sistem informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan
bisnis, memberikan andil besar terhadap perubahan-perubahan yang mendasar pada
struktur,operasi dan manajemen organisasi. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa :
1. Teknologi informasi menggatikan peran manusia. Dalam hal ini, teknologi
informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses.
2. Teknologi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan suatu tugas atau
proses.
3. Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia.
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
15
Dalam hal ini teknologi berperan dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap
sekumpulan tugas atau proses. Banyak perusahaan yang berani melakukan investasi yang
sangat tinggi dibidang teknologi informasi. Alasan yang paling umum adalah adanya
kebutuhan untuk mempertahankan dan meningkatkan posisi kompetitif, mengurangi biaya,
meningkatkan fleksibilitas dan tanggapan (R. E. Indrajit, 2000).
Untuk menjawab segala tantangan bisnis dan dalam mengahadapi globalisasi,
sistem informasi menjadi solusi yang tepat bagi para eksekutif dan para mengambil
keputusan dalam membantu proses pengembangan dan memajukan perusahaan. Dalam hal
pengembangan bisnis, seseorang dapat mendesain dan menganalisis suatu permasalahan
suatu aplikasi sistem informasi berdasarkan kebutuhan yang ada.
Mengembangkan solusi sistem informasi yang berhasil dan mampu mengatasi
masalah bisnis adalah tantangan utama untuk para manajer dan praktisi bisnis saat ini.
Sebagai seorang praktisi bisnis bertanggungjawab untuk mengajukan atau
mengembangkan teknologi informasi baru atau meningkatkannya bagi perusahaan.
Adapun untuk seorang manajer bertanggungjawab untuk mengelola usaha pengembangan
yang dilakukan para spesialis sistem informasi dan para pemakai akhir bisnis.
Mengembangkan solusi sistem informasi untuk mengatasi masalah bisnis dapat
diimplementasikan dan dikelola sebagai beberapa proses bertahap atau beberapa siklus
seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini (O’Brien, 2011) :
Gambar II.8. Siklus Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang
berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para
manajer organisasi. Banyak organisasi yang gagal membangun SIM karena :
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
16
1. Kurang organisasi yang wajar
2. Kurangnya perencanaan yang memadai
3. Kurang personil yang handal
4. Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam
merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi
seluruh personil yang terlibat.
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
17
BAB III
PEMBAHASAN
III.1. PERMASALAHAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI
Keberhasilan penerapan sistem teknologi informasi tidak semestinya diukur hanya
melalui efisiensi dalam hal menimalkan biaya, waktu, dan penggunaan sumber daya
informasi. Keberhasilan juga harus diukur dari efektifitas teknologi informasi dalam
mendukung strategi bisnis organisasi , memungkinkan proses bisnisnya, meningkatkan
struktur organisasi dan budaya, serta meningkatkan nilai pelanggan dan bisnis perusahaan.
Tantangan utama para manajer bisnis dan praktisi bisnis adalah mengembangkan solusi
sistem informasi yang mampu mengatasi masalah bisnis.
Penerapan teknologi informasi yang sesuai di suatu perusahaan bukanlah suatu hal
gampang, Banyak hal yang harus diperhitungkan seperti manajemen perusahaan, budaya
perusahaan, biaya pengadaan perangkat keras maupaun lunak, operator, perawatan dan
masyarakat bila dilibatkan sebagai end user. Dengan adanya komputer untuk membantu
teknologi informasi, berbagai organisasi telah mangalokasikan dana yang cukup besar
untuk sistem informasi.
Meskipun suatu organisasi telah menerapkan sistem informasi untuk menunjang
aktifitas bisnisnya, namun penerapan tersebut bisa berhasil ataupun tidak. Seringkali
penerapan sistem informasi, terutama yang berbasis IT mengalami kegagalan karena
permasalahan teknis maupun non-teknis. Secara umum, ada 3 isu pokok / hal yang paling
mendasar dalam permasalahn kegagalan dan kesuksesan dalam pengembangan teknologi
informasi di suatu perusahaan, yakni :
1. Tenaga, waktu dan nilai investasi yang sudah ditanamkan perusahan-perusahaan
untuk membangun sistem TI sangat besar namun dalam penerapannya selalu low
utilization atau idle.
2. Penerapan TI yang tepat didunia bisnis akan membawa manfaat yang signifikan.
Terdapat 4 fase yang harus dilalui perusahaan dalam pengelolaan manfaat TI :
� Tahap Visi, pada tahap ini perusahaan harus melihat kembali tujuan
implementasi TI. Untuk itu perusahaan dituntut membentuk arsitektur TI dan
arsitektur bisnis agar keduanya dapat berjalan menuju sasaran yang sama yaitu
untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
18
� Masa Investasi, pada fase ini perusahaan dituntut mampu memisahkan account
TI dengan account lainnya.
� Pengolahan, selain memonitor implementasi dan memperbaiki implementasi TI
yang belum berjalan dengan baik dan sesuai dengan sasaran, perusahaan juga
harus membuat program change management untuk mempersiapkan SDM dari
sisi persepsi, pengetahuan maupun keahlian lewat program pelatihan,
komunikasi maupun team building.
� Saat memanen semua tahap yang telah dilalui, yang diperkirakan dapat terjadi
antara dua hingga tiga tahun.
3. Mulai menurunnya nilai investasi di bidang TI karena rendahnya pemahaman TI
dikalangan pemimpin perusahaan, keterbatasan pendanaan, langkanya tenaga TI
yang berpengalaman dan terampil, lemahnya infrastruktur komunikasi, dan masih
murahnya tenaga kerja manual, Marginal cost cenderung meningkat sementara
marginal revenue tetap (flat).
III.2. KEGAGALAN SISTEM INFORMASI
Secara umum, penilaian kinerja sistem informasi berfokus pada pertimbangan dari
keberhasilan dan kegagalan sistem informasi. Masalah kegagalan sistem informasi dapat
dianalisis dengan mengasumsikan bahwa belajar dari kegagalan sistem informasi akan
memberikan pelajaran penting untuk merumuskan strategi sukses bagi perencanaan,
pengembangan, pelaksanaan, dan pengelolaan sistem informasi. Enam jenis kegagalan
sistem informasi dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Kegagalan Teknis
2. Kegagalan Proyek
3. Kegagalan Organisasi
4. Kegagalan Lingkungan
5. Kegagalan Pembangunan
6. Kegagalan Penggunaan
Tingkat keberhasilan maupun kegagalan sistem informasi dapat dikategorikan
menjadi 3 tingkat tergantung kepada tingkat keberhasilannya, yaitu :
1. Pertama adalah kegagalan total inisiatif, tidak pernah dilaksanakan atau di mana
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
19
sistem baru diterapkan tetapi segera ditinggalkan.
2. Kedua adalah kegagalan parsial dari inisiatif, di mana tujuan utama tidak tercapai
atau di mana terdapat hasil yang tidak diinginkan yang signifikan. Terkait dengan
kegagalan parsial adalah kegagalan keberlanjutan mana inisiatif pertama berhasil
tetapi kemudian ditinggalkan setelah satu tahun atau lebih.
3. Ketiga adalah keberhasilan dari inisiatif di mana sebagian besar pemangku
kepentingan mencapai tujuan utama mereka dan tidak mengalami hasil yang tidak
diinginkan.
III.3. FAKTOR-FAKTOR KESUKSESAN DAN KEGAGALAN SI
Ada beberapa faktor penting yang secara langsung mempengaruhi keberhasilan dan
kegagalan proyek sistem informasi. Menurut Rosemary Cassafo dalam O’Brien (1999),
kegagalan penerapan sistem informasi disebabkan karena beberapa hal berikut :
1. Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen
2. Tidak memiliki perencanaan memadai mengenai tahapan dan arahan yang harus
dilakukan
3. Inkompetensi secara teknologi
4. Strategi dan tujuan tidak jelas ketika akan menerapkan sistem informasi
5. Tidak jelasnya kebutuhan terhadap sistem
Sementara itu, ada tujuh faktor penentu kesuksesan dalam memformulasikan suatu
strategi TI yang paling efektif, yaitu :
1. Scale dan Scope
2. Necessity dan Speed
3. Principles dan Increments
4. Update dan Review
5. Fit dan Timing
6. Resources dan Skill
7. Support dan Consensus
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
20
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan implementasi TI
hampir umum bagi semua perusahaan. Namun prioritas dan pentingnya faktor mungkin
berbeda dari perusahaan ke perusahaan yang lain berdasarkan budaya mereka, wilayah,
struktur organisasi, lingkungan dan bisnis utama yang mereka hadapi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan sistem informasi dapat dikategorikan menjadi 5
faktor utama, yaitu :
1. Faktor-Faktor Lingkungan
• Globalisasi
• Lingkungan dinamis
• Kompetisi
2. Faktor Struktur Organisasi Internal
• Keselarasan strategis antara struktur dan infrastruktur organisasi dengan
struktur dan infrastruktur sistem informasi
• Dukungan dan komitmen manajemen puncak untuk sistem informasi
• Partisipasi pengguna dalam proyek sistem informasi
• Pencocokan kemampuan TI untuk kebutuhan dan tujuan organisasi
• Konteks struktur organisasi
• Keterampilan teknis dan manajerial yang mencukupi
3. Faktor Struktur Tim Proyek
• Umpan balik pemimpin proyek untuk tim
• Pengalaman pemimpin proyek
• Pemantauan dan pengendalian proyek
• Pelatihan yang memadai untuk anggota tim
• Peer review atas kemajuan proyek
• Pengalaman anggota tim
• Komitmen anggota tim
• Kontrol diri anggota tim
4. Teknologi yang Sesuai dan Metodologi Proyek
• Tujuan yang jelas
• Rencana proyek yang detail
• Lingkup proyek yang tepat
• Memanfaatkan metodologi yang efektif
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
21
• Penggunaan teknologi yang tepat
• Implementasi sistem yang efektif
5. Dukungan Pasca Proyek
• Pelatihan pengguna
• Dukungan software
• Pelatihan staf TI
• Bantuan tepat waktu pada pengguna
Ada hubungan yang erat antara faktor lingkungan dan tingkat keberhasilan dan
kegagalan TI dalam perusahaan karena lingkungan eksternal sering mendorong atau
memaksa perusahaan untuk memanfaatkan aplikasi sistem informasi strategis untuk
bertahan hidup. Dinamika lingkungan merupakan faktor efektif karena ketidakpastian
lingkungan mempengaruhi aplikasi sistem informasi perusahaan. Dalam lingkungan
perusahaan yang stabil dan sederhana umumnya membaca dengan teliti strategi defensif
berdasarkan efisiensi tinggi dan efektivitas biaya. Namun dalam lingkungan yang tidak
pasti suatu perusahaan harus memiliki aplikasi strategis tingkat tinggi agar sistem
informasi sukses karena aplikasi sistem informasi strategis adalah salah satu yang memiliki
efek yang besar terhadap keberhasilan perusahaan dengan mempengaruhi atau membentuk
strategi perusahaan atau memainkan peran langsung dalam pelaksanaan strategi
perusahaan.
Jika perusahaan adalah perusahaan global, maka harus menyesuaikan proyek sistem
informasi aslinya dengan anak perusahaan agar sesuai kondisi anak perusahaan. Jika
perusahaan tidak mampu mencapai sesuai dengan kebutuhan spesifik, proyek sistem
informasi mungkin gagal dengan probabilitas tinggi. Perusahaan menerapkan proyek
sistem informasi untuk mendapatkan keunggulan kompetitif melalui diferensiasi, inovasi
pengurangan biaya, dan pertumbuhan. Dalam lingkungan yang sangat kompetitif jika
perusahaan tidak mampu untuk mengembangkan dan menerapkan proyek sistem informasi
yang akan membuat mereka mendapatkan keuntungan kompetitif, perusahaan tidak dapat
mencapai kesuksesan proyek sistem informasi.
Struktur organisasi internal juga mempengaruhi kesuksesan proyek sistem
informasi. Harus terdapat keselarasan antara struktur dan infratruktur perusahaan dengan
struktur dan infrastruktur sistem informasi. Kesesuaian infrastruktur perusahaan dengan
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
22
infrastruktur sistem informasi adalah tonggak penting dalam menerapkan proyek SI
sebaliknya proyek akan gagal secara dramatis. Kemampuan TI dalam perusahaan harus
sesuai dengan tujuan dan kebutuhan perusahaan. Jika proyek sistem informasi berada
dibawah kebutuhan perusahaan akan menjadi tidak berguna karena tidak mampu
memenuhi kebutuhan perusahaan. Sebaliknya, jika proyek sistem informasi berada diatas
kebutuhan perusahaan maka proyek hanya akan mengorbankan waktu dan uang.
Konteks struktural organisasi perusahaan juga dapat mempengaruhi kesuksesan
proyek sistem informasi karena organisasi dengan hirarki tradisional berada dalam
kesulitan besar karena perusahaan lama tidak memadai untuk memproyeksikan secara
rinci. Namun, faktor-faktor ini dapat efektif jika anggota tim memiliki komitmen yang kuat
untuk proyek yang juga membuat mereka memiliki kemampuan kontrol diri. Dengan
kemampuan ini anggota tim dapat memberikan kontribusi yang efektif untuk proyek yang
dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan proyek sistem informasi. Tanpa komitmen
tertentu, anggota tim tidak bisa bekerja dengan keyakinan keberhasilan yang secara
langsung dapat membawa proyek pada kegagalan tertentu.
Ada hubungan yang kuat antara keberhasilan proyek dengan teknologi dan
metodologi yang dipilih untuk mengembangkan dan melaksanakan proyek TI yang
dibutuhkan. Jika perusahaan gagal untuk memilih teknologi dan metodologi yang tepat
sangat mungkin bagi mereka untuk mengalami kegagalan pada akhir proyek. Untuk
mendapatkan keberhasilan perusahaan harus mulai berpikir tentang proyek dengan
mendefinisikan tujuan secara jelas yang juga dapat membantu mereka untuk menentukan
ruang lingkup proyek yang tepat. Dengan tujuan dan lingkup proyek yang didefinisikan
dengan baik, mereka dapat memilih teknologi dan metodologi yang tepat yang disertai
dengan tujuan dan ruang lingkup. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan
pelaksanaan proyek TI. Namun jika faktor-faktor ini tidak dilengkapi dengan rencana
proyek yang rinci, keberhasilan tidak dapat diperoleh. Setelah memilih metodologi yang
tepat, jika perusahaan berhasil menerapkan proyek TI yang dipilih dapat mencapai tingkat
kesuksesan yang diinginkan.
Menurut Marimin et al. (2006), ada tujuh hal yang harus dihindari dalam
mengembangkan sistem informasi, yaitu sebagai berikut:
1. Tidak berorientasi pada pengguna, meskipun secara teknis sistem canggih.
Sistem seharusnya tidak dinilai atas dasar kecanggihan teknologi yang
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
23
digunakan, tetapi sejauh mana sistem dapat membantu manajemen dalam
pelaksanaan fungsi-fungsinya. Semakin besar perusahaan, semakin canggih
teknologi informasi yang digunakan. Jika suatu perusahaan ingin
mengembangkan sistem informasi, padahal perusahaannya kecil saja, maka
tidak perlu menggunakan teknologi yang demikian canggih. Cukup
teknologi yang standar atau dapat dibeli di pasar karena standar sistem
informasi sudah banyak diperjualbelikan saat ini.
2. Mencoba melayani semua fungsi manajemen
Pada tahap awal, tim proyek seharusnya tidak berupaya untuk
mengembangkan lebih dari tiga atau empat fungsi manajemen utama, yang
disebut sebagai modul-modul sistem informasi manajemen. Suatu sistem
awal yang terlalu besar akan menambah kompleksitas rancangan,
pengkodean, pelatihan, dan instalasi. Rancangan yang terlalu kompleks
akan memerlukan waktu yang lama untuk membuatnya, karena banyaknya
program yang harus dibuat. Pengkodean yang terjadi juga cukup kompleks.
3. Mengabaikan dukungan manajemen
Dukungan manajemen puncak diperlukan agar proyek sistem berhasil.
Dukungan penuh dari manajemen puncak harus diterima tim, paling tidak
selama masa anggaran proyek sistem informasi manajemen. Hal ini
dikarenakan butuh waktu yang lama bagi sebuah tim untuk menyelesaikan
proyek sistem, dari mulai investigasi sampai implementasi.
4. Semua anggota tim adalah orang ahli komputer
Dalam pelaksanaannya, penyusunan sistem informasi manajemen hanya
ditangani oleh orang yang ahli komputer. Akibatnya, para ahli komputer
tersebut mahir membuat program tapi tidak mengerti program itu akan
digunakan untuk apa oleh perusahaan karena tidak adanya anggota tim yang
memahami fungsi manajemen.
5. Menyepelekan waktu penyelesaian proyek
Lemahnya pengendalian proyek dapat dipecahkan melalui penerapan
manajemen proyek yang baik. Kelemahan umum dari berbagai proyek yang
ada, termasuk proyek pengembangan sistem informasi manajemen, adalah
tidak dapat selesai pada waktunya (on time).
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
24
6. Menjanjikan pengurangan tenaga kerja pada tahap awal
Kesalahan yang sering diajukan oleh tim proyek pada tahap awal adalah
menjanjikan pengurangan tenaga kerja. Dengan diterapkannya sistem
informasi manajemen, maka beberapa tugas dan pekerjaan mungkin
menjadi hilang. Tetapi, jika pada tahap awal sudah mengisukan akan ada
rasionalisasi, maka tahapan pengembangan sistem selanjutnya akan
mendapat gangguan.
7. Mengembangkan sistem sendiri, padahal dapat dibeli
Sebelum membuat sistem sendiri, organisasi hendaknya
mempertimbangkan alternatif pembelian paket-paket yang ada. Sesudah tim
proyek menentukan spesifikasi sistem, langkah selanjutnya adalah mengkaji
berbagai sistem yang ada di pasar, sebelum membuat keputusan untuk
menyusunnya sendiri di dalam organisasi.
Penerapan metodologi yang dipilih mungkin berhubungan dengan kemampuan
manajerial dan teknis perusahaan serta kemampuan umum dari tim proyek. Agar
memperoleh kesuksesan, perusahaan harus memilih metodologi yang sesuai dengan ruang
lingkup dan kemampuan umum. Metodologi yang hebat dapat membawa mereka pada
kegagalan tertentu jika mereka tidak bisa menerapkannya. Selama pelaksanaan dan setelah
pelaksanaan, perusahaan harus menggunakan teknologi yang tepat guna sesuai yang
dibutuhkan oleh sistem mereka. Hal ini dapat dicapai dengan memilih teknologi yang
fleksibel yang dapat disesuaikan sesuai dengan perubahan kebutuhan perusahaan atau
kebutuhan bagian yang berbeda dari perusahaan.
Siklus hidup proyek sistem informasi tidak berakhir pada tahap implementasi.
Setelah menerapkan sistem informasi proyek pada perusahaan, dukungan dan pelatihan
proyek adalah tahap berikutnya. Pelatihan pengguna adalah masalah penting karena jika
pengguna tidak terlatih dengan baik dan memahami peluang proyek sistem informasi,
mereka akan menolak ke sistem baru dan menolak untuk menggunakannya. Jadi sistem
baru tidak akan digunakan dan dianggap sebagai proyek gagal. Bantuan tepat waktu bagi
pengguna harus didukung oleh anggota proyek sistem informasi sampai pengguna terbiasa
untuk menggunakan sistem.
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
25
Proyek sistem informasi perlu diperbarui secara berkala sesuai dengan perubahan
teknologi dan kebutuhan pengguna. Kesalahan pasca pelaksanaan proyek yang tidak
terlihat dalam tahap uji coba dapat dikoreksi dengan membersihkan bug dan membuat
pembaruan yang diperlukan. Staf TI di perusahaan harus dilatih tentang sistem yang baru
dan mampu memberikan bantuan yang diperlukan untuk pengguna akhir.
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
26
BAB IV
PENUTUP
IV.1. KESIMPULAN
Kesuksesan dan Kegagalan penerapan atau implementasi sistem informasi di suatu
perusahaan mempunyai banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hal ini menandakan
bahwa tidak selamanya sistem informasi sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
perusahaan sebagaiuser. Terdapat faktor-faktor yang menentukan apakah suatu sistem
informasi bisa berjalan dengan baik atau justru sistem informasi tersebut mengalami
kegagalan dalam implementasinya. Beberapa faktor penentu kesuksesan implementasi
sistem informasi di perusahaan di antaranya adalah keterlibatan pengguna, dukungan
pimpinan (manajemen eksekutif), kejelasan pernyataan kebutuhan, perencanaan yang
tepat, dan harapan yang realistis serta faktor-faktor lainnya.
Kegagalan sistem informasi disebabkan oleh diantaranya : kurangnya input dari
pengguna, kurangnya dukungan dari pimpinan (manajemen eksekutif), tidak lengkapnya
pernyataan kebutuhan dan spesifikasi, pernyataan kebutuhan dan spesifikasi yang
senantiasa berubah-ubah, inkompetisi secara teknologi. Serta kondisi yang dapat
menyebabkan suatu sistem informasi dikatan gagal adalah Biaya yang berlebihan sehingga
melampaui anggaran, melalui waktu yang diperkirakan Selain mahal, pengembangan suatu
sistem informasi juga biasanya memerlukan waktu yang lama, kelemahan teknis yang
berakibat pada kinerja yang berada dibawah tingkat dari yang diperkirakan, Gagal
memperoleh manfaat yang diperkirakan serta faktor-faktor lainnya.Sistem informasi sangat
penting bagi keberlangsungan hidup sebuah perusahaan saat ini. Penerapan sistem
informasi dalam suatu perusahaan tidak selalu berhasil dengan baik. Banyak faktor yang
menentukan keberhasilan pelaksanaan proyek sistem informasi. Beberapa diantaranya
adalah faktor lingkungan, struktur organisasi internal, struktur tim proyek, teknologi yang
sesuai dan metodologi proyek, serta dukungan pasca proyek.
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
27
IV.2. SARAN
Pengembangan atau penerapan sistem informasi pada suatu perusahaan sebaiknya
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Hal ini dikarenakan, apabila tidak sesuai dengan
kebutuhan perusahan akan terjadi ketidakefesienan dan ketidakefektifan informasi, yang
akan menyababkan kerugian perusahaan. Untuk menghindari hal tersebut, maka suatu
perusahaan sebaiknya melakukan evaluasi dahulu atau rencana sebelum menggunakan atau
menerapkan sistem informasi yang mempunyai teknologi informasi yang relatif mahal.
Sistem Informasi Manajemen, Febby Novita (P056132032.46E)
28
DAFTAR PUSTAKA
.
O’Brien, J. A. and Marakas, G. M. 2011. Management Information System Tenth Edition. New
York: Mc.Graw-Hill Companies.I
Ismail, M. 2004. Konsep Sistem Informasi Manajemen. http://www.library.usu.ac.id , diakses pada
tanggal 30 Oktober 2013, 22:48.
Mohammad, A. 2003. AIG Lippo: Investasi Miliaran Tak Sia-sia. Majalah SWA. SWA02/XIX/23 Januari - 5
Februari 2003.
O’Brien, James A. 2005. Pengantar Sistem Informasi, Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi 12.
Terjemahan: Introduction to Information Systems, 12th Ed. Palupi W. (editor), Dewi F.
dan Deny A. K. (penerjemah). Salemba Empat. Jakarta.
Indrajit. R. E. 2000. Pengantar Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi
Informasi. Elex Media Koputindo. Jakarta
Yudiman, M, Firdanianty, Akbar F dan Sudarmadi, 2003. Bedah Kasus Kebijakan TI. Majalah SWA. SWA
02/XIX/23 Januari-5 Februari 2003.
Sugiarsono, J. 2003. Poteret Kebingungan Investasi TI. Majalah SWA. SWA02/XIX/23 Januari – 5 Februari
2003.
Recommended