View
389
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TELUR AYAM KAMPUNG
(Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara)
SKRIPSI
OLEH :
HOTMAIDA VERONIKA SAMOSIR 030304027
SEP-AGRIBISNIS
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TELUR AYAM KAMPUNG
(Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara)
SKRIPSI
OLEH :
HOTMAIDA VERONIKA SAMOSIR 030304027
SEP-AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui oleh : Komisi Pembimbing
(Ir. Iskandarini, MM) (Ir. A. T. Hutajulu, MS) Ketua Anggota
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
RINGKASAN
HOTMAIDAVERONIKA SAMOSIR (030304027/SEP-AGRIBISNIS) dengan judul skripsi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PERMINTAAN TELUR AYAM KAMPUNG. Studi kasus Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Ir. Iskandarini, M.M dan Ibu Ir. A. T. Hutajulu, M.S. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam kampung, untuk mengetahui hubungan faktor Umur, pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan dengan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung. Metode analisis yang digunakan yaitu metode regresi linier berganda dan korelasi rank spearman. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut : 1. Permintaan telur ayam kampung secara serempak dan signifikan dipengaruhi oleh 4
faktor yaitu harga, jumlah tanggungan, pendapatan dan harga telur ayam lain. 2. Secara parsial permintaan telur ayam kampung tidak dipengaruhi oleh harga,
jumlah anggota keluarga, harga telur ayam lain, tetapi dipengaruhi oleh pendapatan. 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan perilaku konsumen dalam
membeli telur ayam kampung. 4. Terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku konsumen
dalam membeli telur ayam kampung . 5. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan perilaku
konsumen dalam membeli telur ayam kampung . 6. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
konsumen dalam membeli telur ayam kampung.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di P. Siantar, 16 Agustus 1985 dari ayah A. SAMOSIR, S.H
dan Ibu N. TAMBUN, Amd.
Pendidikan yang di tempuh penulis adalah sebagai berikut :
1. Tahun 1990 masuk Sekolah Dasar di SD Negri 094155, tamat Tahun 1997.
2. Tahun 1997 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negri 1 P. Siantar,
tamat Tahun 2000.
3. Tahun 2000 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SLTA Negri 4 P. Siantar, tamat
Tahun 2003.
4. Tahun 2003 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
(SPMB).
5. Bulan Juni Juli 2007 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Tanjung
Beringin, Kecamatan Sumbul-Sidikalang, Kabupaten Dairi.
6. Bulan Juli 2008 melakukan penelitian skripsi di Pasar Tradisional dan Pasar Swalayan
yang ada di Kotamadya Medan.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
kasih dan segala anugerahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun
judul skripsi ini adalah Fakor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen terhadap
Permintaan Telur Ayam Kampung dengan studi kasus Kotamadya Medan, Propinsi
Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini, dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Ir. Iskandarini, M.M., selaku Ketua Komisi Pembimbing (terimakasih untuk
segala bantuan dan kesabaran ibu).
2. Ibu Ir. A. T. Hutajulu, M.S, selaku Anggota Komisi Pembimbing (terimakasih untuk
kebaikan ibu).
3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, M.P., selaku ketua Departemen SEP, FP-USU.
4. Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.S., selaku sekretaris Departemen SEP, FP-USU.
5. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di Departemen SEP, FP-USU.
6. Seluruh Instansi yang terkait dengan penelitian ini, atas bantuannya selama penulis
mengambil data penelitian.
7. Seluruh sampel konsumen telur ayam kampung, yang telah membantu penulis dalam
melengkapi data-data yang dibutuhkan selama penelitian.
Segala hormat dan terimakasih kepada Ayahanda tercinta A. SAMOSIR, S.H dan
Ibunda N. TAMBUN, Amd atas kasih sayang dan dukungan doanya. Juga buat adik-
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
adikku Evelint Ridho, S.Pd., Zunhelty, Vensus, Jayent H. terimakasih untuk dukungan
doanya. Terimakasih juga kepada seluruh teman-teman SEP 03, teman dekatku Meijona
Sinaga dan kepada semua yang telah membantu penulis selama masa perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, Februari 2009
Penulis
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
DAFTAR ISI
RINGKASAN ................................................................................................ i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 Latar Belakang .................................................................................. 1 IdentifikasiMasalah ........................................................................... Tujuan Penelitian .............................................................................. 3 Kegunaan Penelitian .........................................................................
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN .........................................................................
Tinjauan Pustaka ............................................................................... Landasan Teori ................................................................................. 6 Kerangka Pemikiran.......................................................................... 6 Hipotesis Penelitian ..........................................................................
METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 8
Metode Penentuan Daerah Penelitian Metode Penarikan Sampel Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi Batasan Operasional
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
KONSUMEN SAMPEL ................................................................................ Deskripsi Daerah Penelitian ..............................................................
Letak dan Keadaan Geografis ................................................... Tata Guna Lahan/Tanah ........................................................... Keadaan Penduduk ................................................................... Sarana dan Prasarana ................................................................
Karakteristik Sampel ......................................................................... 10 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 11
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Telur Ayam Kampung .........................................................................................
Hubungan Umur dengan perilaku Konsumen dalam Membeli Telur Ayam Kampung ......................................................................................... Hubungan Pekerjaan dengan perilaku Konsumen dalam Membeli Telur Ayam Kampung .............................................................................. Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Konsumen dalam Membeli Telur Ayam Kampung........................................................................ Hubungan Tingkat Pendidikan dengan perilaku Konsumen dalam Membeli Telur Ayam Kampung .....................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 18
Kesimpulan ....................................................................................... 18 Saran ................................................................................................ 18
Saran Kepada Pedagang ........................................................... Saran Kepada Petani ................................................................. Saran Kepada peneliti Lain .......................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
1. Banyaknya Pasar Tradisional dan Pasar Swalayan di Kotamadya Medan
Tahun 2006 ..........................................................................................
2. Produksi Telur Ayam Kampung di Medan Tahun 2002-2006 ...............
3. Konsumsi Telur Unggas Per Kapita Sumatera Utara Tahun 2002-2006
4. Perbandingan kandungan yang ada dalam telur ayam Buras dengan telur
ayam lain
5. Kandungan Gizi Telur Ayam Kampung ...............................................
6. Jenis dan Alamat Daerah Penelitian Pasar di Kota Medan....................
7. Jumlah Sampel Konsumen ...................................................................
8. Jumlah Penduduk Kota Medan menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Tahun 2006 ..........................................................................................
9. Jumlah penduduk Kota Medan menurut Jenis Pekerjaan ......................
10. Jumlah Penduduk Kota Medan menurut Tingkat Pendidikan ................
11. Sarana dan Prasarana. ..........................................................................
12. Distribusi Konsumen Sampel berdasarkan Kelompok Umur ................
13. Tingkat Pendidikan Konsumen Sampel ................................................
14. Jumlah Tanggungan Keluarga Konsumen Sampel ................................
15. Pendapatan Rata-Rata Keluarga per Bulan ...........................................
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
16. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Telur Ayam
Kampung .............................................................................................
17. Skor Harapan Perilaku Konsumen........................................................
18. Frekuensi Konsumen Menurut Perilaku Konsumen ..............................
DAFTAR LAMPIRAN
1. Karakteristik Konsumen Sampel Pada Tahun 2008 ....................................
2. Permintaan Telur Ayam Kampung Pada Tahun 2008 .................................
3. Parameter Perilaku Konsumen ...................................................................
4. Hasil Output Regresi Permintaan Telur Ayam Kampung ..........................
5. Korelasi Rank Sperman antara Umur dengan Perilaku Konsumen. .............
6. Korelasi Rank Sperman antara Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Konsumen.
..................................................................................................................
7. Korelasi Rank Sperman antara Pendapatan dengan Perilaku Konsumen. ....
8. Korelasi Rank Sperman antara Pekerjaan dengan Perilaku Konsumen........
9. Parameter Perilaku Konsumen ...................................................................
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
DAFTAR GAMBAR
1. Skema Kerangka Pemikiran .........................................................................
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam pembangunan nasional Indonesia, sub sektor peternakan merupakan
bagian dari sektor pertanian. Disadari atau tidak, sub sektor peternakan memiliki peranan
yang strategis dalam kehidupan perekonomian dan pembangunan sumberdaya manusia
Indonesia. Peranan ini dapat dilihat dari fungsi produk peternakan sebagai penyedia
protein hewani yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia. Oleh
karenanya tidak mengherankan bila produk-produk peternakan disebut sebagai bahan
pembangun dalam kehidupan ini. Selain itu, secara hipotetis, peningkatan
kesejahteraan masyarakat akan diikuti dengan peningkatan konsumsi produk-produk
peternakan, yang dengan demikian maka turut menggerakan perekonomian pada sub
sektor peternakan (http://suharyanto.wordpress.com).
Indonesia sebenarnya masih sangat kekurangan produksi ternak. Ternak sangat
dibutuhkan manusia sebagai sumber makanan bergizi, terutama protein hewani, sebagai
sumber pupuk organis dan membantu petani dalam pengadaan tenaga kerja.
Usaha peternakan yang paling berkembang sekarang di Indonesia adalah usaha
ternak unggas (pedaging dan telur) sedangkan ternak rumininsi (sapi, kerbau, kambing,
domba) masih dalam tahap perkembangan (Simanjuntak,2004).
Beberapa hewan dapat menghasilkan telur, tetapi hanya jenis telur tertentu yang
biasa diperdagangkan dan dikonsumsi manusia yaitu telur ayam, telur bebek, telur itik,
telur puyuh, telur penyu dan telur ikan. Pada kenyataannya telur ayam dan telur bebek
yang paling populer di kalangan konsumen. Ada dua jenis telur ayam yaitu telur ayam
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
kampung (buras) dan telur ayam negeri (ras). Demikian pula untuk telur bebek ada dua
macam yang berwarna biru dan berwarna putih, berasal dari bebek yang berbeda
(http://pustakamaya.diknas.go.id/ index.php).
Masalah utama dalam ekonomi pertanian adalah tenggang waktu yang cukup
lebar dalam proses produksi, biaya produksi, tekanan jumlah penduduk, sistem
usahatani, tetapi ada masalah juga yang sangat penting yang menyangkut kepada semua
masalah utama tersebut yaitu pemasaran hasil pertanian.
Jika pemasaran hasil pertanian tidak berhasil maka sia-sialah semua usahatani
yang dilakukan dengan kata lain biaya produksi tidak tercukupi. Masalah inilah yang
sering dihadapi petani dimana harga hasil pertanian mereka sangat rendah bahkan ditolak
di pasar (Daniel, 2002).
Pasar tradisional dan pasar swalayan merupakan tempat yang dipilih konsumen
dalam membeli telur unggas. Pemasaran telur ke pasar-pasar tradisional dapat langsung
ke pengecer. Telur dari kandang langsung masuk peti dan langsung di lempar ke pasar
tersebut dan dijual kepada konsumen akhir. Konsumen dapat memilih kualitas telur
unggas beraneka dan harga yang relatif murah, tempat yang nyaman, sejuk, teratur, aman
(Rasyaf, 2002).
Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan
pelanggan/ konsumen. Jika petani dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen
akan permintaan komoditi yang mereka usahakan maka masalah kegagalan pasar atau
anjloknya harga dapat diminimalisasi.
Oleh sebab itu, petani (pemasar) perlu untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen untuk membeli suatu produk (Kotler, 1997).
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan individu,
masyarakat kelompok, atau organisasi yang berhubungan dalam proses pengambilan
keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang
dapat dipengaruhi lingkungan (Mangkunegara, 2002).
Konsumen biasanya bersedia membeli lebih banyak jika harga turun. Sebagai
contoh, harga yang lebih rendah dapat mendorong konsumen yang sudah membeli barang
itu untuk membeli dalam jumlah yang lebih besar lagi, dan memungkinkan pembeli lain
yang sebelumnya tidak mampu membeli barang tersebut membeli juga.
Tentu saja, jumlah barang yang bersedia dibeli konsumen dapat bergantung
kapada hal-hal lainnya di samping harga. Khususnya pendapatan, adalah sesuatu yang
penting. Dengan pendapatan yang semakin tinggi, konsumen dapat membelanjakan
uangnya lebih banyak untuk barang apa saja, dan beberapa konsumen akan melakukan
hal itu terhadap kebanyakan barang
(Pindyck dan Rubinfield, 2001).
Kota Medan memiliki 55 pasar tradisional dan 30 pasar swalayan. Pasar
tradisional dan swalayan ini tersebar di 20 kecamatan yang ada di kota Medan. Tabel 1
berikut ini memperlihatkan jumlah penduduk (Rumah tangga), Pasar Tradisional dan
pasar Swalayan di kota Medan.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Tabel 1. Banyaknya Pasar Tradisional dan Pasar Swalayan di Kotamadya Medan Tahun 2006.
Sumbe
r :
BPS,
Meda
n
Dala
m
Angka
2006
Tabel
1 di
atas
menu
njukkan dari 55 pasar tradisional yang ada di kecamatan di kota Medan. Pasar tradisional
terbanyak terdapat pada kecamatan Medan Kota yaitu 9 pasar tradisional dan pasar
swalayan terbanyak terdapat pada Kecamatan Medan Petisah yaitu 5 pasar swalayan.
Ada berbagai macam telur unggas yang masuk ke dalam pasar tradisional dan
swalayan di Sumatera Utara. Salah satunya adalah telur ayam kampung. Berikut dapat
dilihat tabel yang menunjukkan jumlah produksi telur ayam kampung Tahun 2002-2006.
Kecamatan Penduduk (Rumah tangga)
Banyaknya Pasar
Tradisional
Banyaknya Pasar
Swalayan 1. Medan Tuntungan 2. Medan Johor 3. Medan Amplas 4. Medan Denai 5. Medan Area 6. Medan Kota 7. Medan Maimun 8. Medan Polonia 9. Medan Baru 10. Medan Selayang 11. Medan Sunggal 12. Medan Helvetia 13. Medan Petisah 14. Medan Barat 15. Medan Timur 16. Medan Perjuangan 17. Medan Tembung 18. Medan Deli 19. Medan Labuhan 20. Medan Marelan 21. Medan Belawan
16.289 24.745 22.529 29.878 24.567 19.086 11.287 10.961 11.574 19.107 24.787 30.978 14.945 20.664 25.259 23.302 30.308 32.266 22.049 24.073 21.430
1 2 - 1 4 9 2 3 2 - 2 2 3 4 5 4 1 1 5 1 4
- 1 1 - 1 4 3 1 3 - 1 2 5 3 2 2 - 1 - - -
Jumlah 460.080 56 30
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Tabel 2. Produksi Telur Ayam Kampung di Medan Tahun 2002-2006
Tahun Produksi (butir) 2002 763 792 2003 83 289 2004 165 557 2005 96 224 2006 100 656
Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2006
Produksi telur ayam kampung mengalami kenaikan dan penurunan. Berdasarkan
Tabel 2 diketahui produksi paling tinggi diperoleh pada tahun 2002. Tahun 2003 tercatat
produksi paling rendah. Ini disebabkan virus flu burung merebak di akhir tahun 2003 dan
mematikan ratusan ribu ekor ayam di Indonesia. Pada tahun 2006 produksi telur ayam
kampung bertambah dari tahun sebelumnya 2005 yakni sebanyak 4.432 butir. Perbedaan
angka kenaikan produksi yang demikian besar memberikan gambaran masih terbukanya
peluang untuk memacu peningkatan produksi telur ayam buras.
Telur ayam buras termasuk sebagai telur konsumsi di pasar, dimana bila
dicermati , konsumen telur ayam buras ternyata lebih spesifik. Telur ayam buras yang
dijual dengan harga yang lebih mahal cenderung hanya dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan terbatas saja, misalnya untuk konsumsi anggota rumah tangga (dalam jumlah
yang terbatas), pelengkap minum jamu, atau pelengkap acara adat. Dengan kemajuan
kesadaran akan kualitas gizi di kalangan masyarakat, diharapkan akan menaikkan
konsumsi telur ayam kampung
(Triharyanto, 2001).
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Tabel 3. Konsumsi Telur Unggas Per Kapita Sumatera Utara Tahun 2002-2006 Komoditi 2002 2003 2004 2005 2006 Ayam ras 8,48 10,87 10,42 3,99 3,95 Ayam buras 1,48 1,59 1,57 1,33 1,31 Itik 0,91 0,91 0,91 0,74 0,73
Total 10,87 13,37 12,90 6,06 5,99 Sumber: Dinas Peternakan Sumatera Utara, 2006 Tabel 3 di atas memperlihatkan perkembangan konsumsi telur unggas di
Sumatera Utara Tahun 2002-2006. Jika dilihat dari Tabel 2, tahun 2003, tercatat
konsumsi telur per kapita adalah sebesar 1,59 kg/kapita/tahun, sedangkan pada tahun
2006 telah menurun menjadi 1,31 kg/kapita/tahun.
Masyarakat yang semakin maju tingkat pengetahuannya serta semakin
meningkatnya pendapatan, semakin sadar akan pentingnya kebutuhan protein dalam
kehidupan mereka. Sumber protein dalam makanan dapat diperoleh baik dari sumber
nabati maupan hewani. Sumber protein dari hewani dapat diperoleh dari ternak, salah
satunya adalah ayam. Ternak memberikan kontribusi yang sangat penting untuk
memproduksi zat-zat makanan yang esensial bagi manusia.
Usaha peternakan adalah usaha yang menghasilkan bahan pangan hewani yang
memiliki nilai gizi yang tinggi. Telur merupakan salah satu produk peternakan yang
banyak digunakan sebagai bahan olahan makanan. Nilai gizi menyebabkan telur memiliki
kelas di mata masyarakat Indonesia.
Salah satu telur unggas yang dikonsumsi masyarakat adalah telur ayam kampung.
Oleh karena itu perlu diperhatikan oleh peternak atau unit pengolahan, yaitu bagaimana
perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung tersebut agar tidak terjadi
kegagalan pemasaran produk.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Identifikasi Masalah
1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi permintaan telur ayam kampung ?
2. Bagaimana hubungan faktor umur, pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan
dengan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung ?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan telur ayam
kampung.
2. Untuk menentukan hubungan faktor umur, pekerjaan, pendapatan, tingkat
pendidikan dengan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi para pembaca dan khalayak ramai yang memiliki
ketertarikan dalam mengembangkan pemasaran telur ayam kampung.
2. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi peternak telur ayam kampung
dalam memprediksi persediaan dan permintaan konsumen akan telur ayam
kampung.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN
Tinjauan Pustaka
Ayam liar atau ayam hutan yang ada sudah dipelihara oleh masyarakat di
Indonesia sejak zaman dahulu. Ayam liar ini kemudian disebut ayam kampung karena
keberadaan ayam itu memang di pedesaan. Ayam kampung merupakan salah satu jenis
ayam buras yang telah turun temurun dipelihara masyarakat di Indonesia. Telur ayam
kampung ini bentuknya bulat lonjong. Sejak lama orang menganggap bahwa telur ayam
kampung ini rasanya gurih (Tim redaksi, 2002).
Ayam kampung warna bulunya bervariasi: dari yang putih, kuning, kemerahan,
sampai yang hitam. Pada umur 4 bulan beratnya mencapai 1,4 kilogram. Berat telur yang
normal berkisar antara 50-57 gram per butir dengan volume sebesar 63 cc (Rasyaf, 2002).
Setiap butir telur terdiri dari 11% bagian kulit telur, 58% bagian puith telur, dan
31% bagian kuning telur. Telur ayam kampung mengandung beberapa zat. Setiap butir
telur mengandung : air 74%, protein 13%, lemak 11% dan zat lainnya 2 %. Lemak yang
terdapat pada telur terdiri dari lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Telur juga
mengandung vitamin A, vitamin B kompleks (thiamin, riboflavin, dan niacin), vitamin D,
zat besi dan fosfor (Tim redaksi, 2001).
Umur ayam yang terlalu tua akan menyebabkan kulit telur yang dihasilkannya
menipis. Suhu yang terlalu panas akan mengurangi nafsu makan induk ayam petelur
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
sehingga mempengaruhi telur yang dihasilkan. Suhu yang diperkenankan maksimal
mencapai 290C (850F).
Air dan kelembapan ideal harus diterapkan jangan terlalu tinggi atau rendah. Seperti
kualitas induk, kualitas pakan juga mempengaruhi kualitas telur. Kandungan pakan,
seperti kalsium, fosfor, mangan, vitamin D akan mempengaruhi kualitas telur (Tim
redaksi, 2002).3
Produksi telur akan bagus jika jumlah atau kuantitas makanan yang dimakan
unggas itu cukup. Dalam hal ini kualitas makanan adalah kandungan nutrisi yang ada
dalam makanan itu. Kandungan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ayam dan
mendukung produksi telur yang bagus tergantung pada bahan makanan yang digunakan
untu membentuk makanan tersebut.
Produksi telur yang sesuai harapan tidak hanya tergantung pada makanan yang
cukup dan berkualitas baik, tetapi perlakuan dan suasana lingkungan juga turut
mendukung.
Dalam temperatur ruang, telur segar ini mampu bertahan 2-3 minggu sejak
dikeluarkan dari kandang. Telur ayam tanpa diawetkan dan dalam temperatur kamar akan
cepat rusak. Telur yang kotor juga akan mempercepat proses pembusukan. Di dalam
lemari es, telur mampu bertahan lebih dari 2 bulan. Telur segar yang mulai rusak akan
tercim bau busuk dengan sendirinya (Rasyaf, 2002).
Kajian terhadap kandungan nutrisi telur menunjukkan bahwa kandungan protein
ayam buras paling tinggi. Demikian juga kandungan lemaknya lebih tinggi dibanding
kandungan lemak telur ayam yang lain. Perbandingan kandungan gizi telur dari dua jenis
ayam dapat dilihat pada tabel 4.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Tabel 4. Perbandingan kandungan yang ada dalam telur ayam Buras dengan telur ayam lain
Jenis Ayam Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%) Air (%) Ayam Buras 12,80 11,50 0,75 74,00 Ayam Ras 12,10 10,50 1,00 65,60
Sumber : Triharyanto (2001)
Protein telur disusun dari asam-asam amino yang menentukan mutu protein. Dari
sebutir telur berbobot 50 gram total proteinnya adalah 6 gram. Protein sangat dibutuhkan
untuk membangun sel tubuh yang rusak. Itulah sebabnya telur sering diberikan kepada
anak kecil untuk membantu pertumbuhan badan dan kepada orang yang dalam proses
penyembuhan untuk mengganti sel tubuh yang rusak Sementara itu, lemak telur hanya
sekitar 5 gram (Tim redaksi, 2001).
Tabel 5. Kandungan Gizi Telur Ayam Kampung Komponen Putih telur (%) Kuning telur (%)
Protein 10,9 16,5 Lemak Sedikit 32,0 Karbohidrat 1,0 1,0 Air 87,6 49,0
Sumber : Tim redaksi, 2002
Protein telur mudah dicerna, dan banyak terdapat di dalam kuning telurnya yaitu
16,5%.
Semua lemak terdapat di dalam kuning telur. Di dalam putih telur hampir tidak
terdapat lemak. Oleh sebab itu, putih telur sangat baik untuk orang yang ingin
menurunkan berat badannya dan membentuk bagian tubuhnya secara baik, seperti para
atlet khususnya olahragawan binaraga.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Lemak telur terdiri atas trigliserida (lemak netral), fosfolida (umumnya berupa
lesitin yang baik untuk paru-paru), dan kolesterol. Trigliserida dipakai sebagi energi
sehari-hari. Kolesterol dipakai untuk metabolisme lemak tubuh yang berasal dari
makanan, juga dipakai untuk membentuk hormon seksual dan adrenalin.
Seluruh penggambaran manfaat telur bagi manusia ini adalah untuk menjelaskan
bahwa telur memang terdiri dari banyak elemen penting yang sangat bermanfaat bagi
pertumbuhan sel kehidupan (Tim redaksi, 2001).
Perilaku konsumen sangat penting untuk diketahui dalam memasarkan suatu
produk, agar pemasar dapat memasarkan produknya sesuai dengan kebutuhan konsumen
dengan kata lain tidak ditolak pasar. Perilaku konsumen yang akan datang menunjukkan
kebosanan akan suatu produk lama dan menginginkan perubahan. Mereka menginginkan
produk baru, mau membuang produk sebelum usang, dan secara aktif mencari apa yang
baru dan berbeda. Ketidakstabilan merupakan sifat pembeli mendatang yang
mencerminkan ketidaksenangan konsumen. Keadaan lingkungan akan mempengaruhi
sifat- sifat tadi, dan kemampuan untuk mendaur ulang produk yang dibuang merupakan
pertimbangan pada saat pembelian, perusahaan yang mementingkan hal ini akan berjalan
baik (Irwan dan wijaya, 1996).
Landasan Teori
Konsumen melakukan kegiatan pembelian untuk memenuhi kebutuhannya.
Konsumen akan memenuhi semua yang diperlukan oleh tubuhnya sehingga tidak akan
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
kekurangan apapun, karena tubuh yang sehat akan memudahkan konsumen dalam
beraktifitas.
Perilaku konsumen adalah tindakan- tindakan yang dilakukan oleh individu,
kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan
dalam mendapatkan, menggunakan barang- barang atau jasa ekonomis yang dapat
dipengaruhi lingkungan (Mangkunegara, 2002).
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau bertentangan yang
dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila konsumen
kebutuhannya tidak terpenuhi, ia akan menunjukkkan perilaku kecewa. Sebaliknya, jika
kebutuhannya terpenuhi, konsumen akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai
manifestasi rasa puasnya (Mangkunegara, 2002).
Permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang
mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Salah satu konsep
permintaan dalam pasar yaitu permintaan konsumen. Permintaan konsumen (secara
perseorangan) tidak akan mampu mempengaruhi harga dan persediaan barang, akan
tetapi jika bersama-sama akan membentuk sisi permintan dalam pasar (Umar, 2000).
Penjelasan mengenai perilaku konsumen yang paling sederhana didapati dalam
hukum permintaan. Dalam hukum permintaan dikatakan bahwa apabila harga suatu
barang turun maka permintaan konsumen akan barang itu meningkat dan sebaliknya, jika
harga suatu barang naik maka permintaan konsumen akan barang itu menurun , apabila
semua faktor-faktor lain yang mempengaruhi jumlah yang diminta dianggap tidak
berubah cateris paribus (Nopirin, 1994).
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Bila harga suatu komoditi turun, orang mengurangi pembelian atau komoditi-
komoditi lain dan manambah pembelian pada yang mengalami penurunan harga tersebut.
Harga yang lebih rendah memungkinkan pembeli lain yang sebelumnya tidak mampu
membeli komoditi tersebut untuk mulai membelinya. Penurunan harga suatu komoditi
mendorong para konsumen yang sudah membeli komoditi tersebut untuk membeli lagi
dalam jumlah yang lebih besar.
Bila harga suatu komoditi naik, para pembeli mencari komoditi lain yang dapat
digunakan sebagai pengganti atas komoditi yang mengalami kenaikan harga. Di samping
itu kenaikan harga menyebabkan para pembeli untuk mengurangi pembeliannya atas
komoditi yang mengalami kenaikan harga
(Sugiarto, dkk, 2000).
Faktor-faktor lain (selain harga barang ybs.) yang ikut mempengaruhi permintaan
masyarakat akan suatu barang, (tetapi tidak/belum diperhatikan karena dianggap sama
atau tidak berpengaruh) adalah :
1. Jumlah pembeli/ konsumen
2. Besarnya penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan
3. Harga barang-barang lain
4. Pengaruh musim, mode, selera, kebiasaan, perubahan jaman, pengaruh
lingkungan
5. Harapan atau pandangan orang tentang masa depan.
Jika jumlah pembeli suatu barang tertentu bertambah, maka pada harga yang
sama jumlah yang mau dibeli bertambah banyak juga, hal ini dapat terjadi misalnya
karena pertambahan penduduk.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Besar penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan jelas berpengaruh sekali
terhadap permintaan. Dari penghasilan yang lebih tinggi orang akan dapat membeli lebih
banyak dari segala macam barang dan jasa. Dalam hal ini hanya ada satu perkecualian,
yaitu yang disebut inferior goods atau juga disebut Giffen goods, yaitu barang-barang
yang permintaannya justru berkurang bila penghasilan konsumen naik.
Harga barang lain ikut mempengaruhi permintaan. Apakah kenaikan harga barang
lain itu memperbesar atau justru memperkecil permintaan masyarakat akan suatu barang
tertentu itu tergantung apakah barang itu barang pelengkap
(= komplementer), barang penggati (= substitut) atau barang lepas (= independent/ netral)
(Gilarso, 1993).
Penawaran diartikan sebagai kuantitas barang-barang yang ditawarkan di pasar
pada berbagai tingkat harga. Dalam hal ini, bila harga suatu barang naik, maka produsen
akan berusaha meningkatkan jumlah barang yang dijualnya.
Penjualan barang pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh beberapa faktor,
diantaranya harga barang itu sendiri, harga barang lain, ongkos produksi, tingkat
teknologi, dan tujuan-tujuan perusahaan (Sukirno, 1997).
Perilaku konsumen tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh perusahaan
karena itu perlu dicari informasi semaksimal mungkin. Banyak pengertian perilaku
konsumen yang dikemukakan ahli, salah satunya oleh Enggel yaitu suatu tindakan yang
langsung mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa termasuk
proses keputusan yang mendahuluinya dan penyusul tindakan tersebut. Perilaku
konsumen terbagi 2 yaitu perilaku yang tampak diantaranya jumlah pembelian, waktu,
karena siapa, bagaimana dilakukan pembelian itu, sedangkan yang kedua adalah perilaku
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
yang tidak tampak diantaranya persepsi, ingatan terhadap informasi dn pemasaran
kepemilikan oleh konsumen (Umar, 2000).
Teori konsumen menerangkan perilaku konsumen dalam membelanjakan
pendapatannya untuk memperoleh alat-alat pemuas kebutuhan, yang dapat berupa
barang-barang konsumsi ataupun jasa-jasa konsumsi. Kesimpulan-kesimpulan yang dapat
dihasilkan oleh teori konsumen antara lain adalah bagaimana reaksi konsumen dalam
kesediaannya membeli terhadap berubahnya jumlah pendapatan yang ia peroleh, terhadap
berubahnya harga barang yang bersangkutan.
Fungsi utama dari barang dan jasa konsumsi adalah memenuhi kebutuhan langsung
pemakainya. Mereka yang bertindak sebagai pemakai barang-barang dan jasa-jasa
konsumsi disebut konsumen (Soediyono, 1981).
Membahas pasar dapat dimulai dengan meneliti perilaku konsumen. Apa yang
menentukan kuantitas diminta (quantity demanded) terhadap sebuah barang, yaitu jumlah
barang yang ingin dan mampu dibeli oleh pembeli. Kurva permintaan memperlihatkan
bagaimana kuantitas sebuah barang yang dimnta tergantung pada harganya. Menurut
hukum permintaan, ketika harga barang turun, kuantitas yang diminta meningkat
(Mankiw, 2003).
Dalam ilmu ekonomi, istilah permintaan menunjukkan jumlah barang dan jasa
yang akan dibeli konsumen pada periode waktu dan keadaan tertentu. Periode waktu
tersebut bisa satu tahun dan keadaan yang harus diperhatikan antara lain harga barang
yang akan dibeli, harga barang lain, pendapatan konsumen, selera, dan lain-lain (Arsyad,
2000).
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Perilaku konsumen adalah soal keputusan. Lebih jauh lagi adalah keputusan
adalah soal pilihan. Keputusan meliputi pilihan Antara dua atau lebih alternatif,
tindakan atau perilaku . Pilihan meliputi produk, merk, dealer, waktu pembelian, dan
jumlah pembelian. Pembelian- pembelian itu digolongkan sebagai respons.
Keputusan membeli ada pada diri konsumen. Proses keputusan konsumen akan
terdiri atas tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
pembelian, dan kepuasan konsumen (Sumarwan, 2003).
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan individu,
masyarakat kelompok, atau organisasi yang berhubungan dalam proses pengambilan
keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang
dapat dipengaruhi lingkungan (Mangkunegara, 2002).
Konsumen biasanya bersedia membeli lebih banyak jika harga turun. Sebagai
contoh, harga yang lebih rendah dapat mendorong konsumen yang sudah membeli barang
itu untuk membeli dalam jumlah yang lebih besar lagi, dan memungkinkan pembeli lain
yang sebelumnya tidak mampu membeli barang tersebut membeli juga.
Teori perilaku konsumen merupakan deskripsi tentang bagaimana konsumen
mengalokasikan pendapatan diantara barang dan jasa yang berbeda-beda untuk
memaksimumkan kesejahteraan mereka. Dimana di dalam pengalokasian ini konsumen
menetukan permintaan untuk beragam barang dan jasa. Keputusan pembelian konsumen
akan membantu kita memahami bagaimana perubahan pendapatan dan harga
mempengaruhi permintaan untuk barang dan jasa (Pindyck dan Rubinfeld, 2001).
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Korelasi Spearman Rank adalah bekerja dengan data ordinal dan bebas distribusi,
maka data tersebut terlebih dahulu harus diubah menjadi data ordinal dalam bentuk
rangking.
Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud
meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua
atau lebih variabel independen dinaik turunkan nilainy. Jadi analisis regresi ganda akan
dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2 (Sugiyono, 2006).
Karakteristik (Faktor) yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Pembelian konsumen amat dipengaruhi karakteristik konsumen. Sebagian besar,
pemasar tidak dapat mengendalikan faktor-faktor seperti itu, tetapi mereka harus
memperhitungkan semuanya.
1. Umur
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Umur
berhubungan dengan selera akan makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi. Membeli juga
dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga
sesuai dengan kedewasaannya.
2. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar
berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan
produk dan jasa mereka (Kotler dan Armstrong, 1996).
3. Pendapatan
Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau
rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada uang
yang sedikit untuk dibelanjakan, sehingga masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit
uang untuk beberapa dan mungkin pula terhadap sebagian besar barang. Jika permintaan
terhadap sebuah barang berkurang ketika pendapatan berkurang, barang tersebut
dinamakan barang normal (Normal good). Pendapatan seseorang akan mempengaruhi
pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati
kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat.
4. Tingkat pendidikan
Kalau orang bertindak, mereka belajar. Pembelajaran menggambarkan perubahan
dalam tingkah laku individual yang muncul dari proses pendidikan yang dijalani
(pengalaman). Pendidikan seseorang sangat mempengaruhi pilihannya. Apabila
pendidikan konsumen tinggi maka akan lebih memilih barang yang berkualitas baik,
tingkat pendidikan dapat dilihat dari pendidikan terakhir konsumen (Setiadi, 2003).
Manusia adalah makhluk sosial yang dinamis, sehingga terjadi perubahan-
perubahan yang dapat mempengaruhi kebutuhan hidupnya. Faktor- faktor yang
mempengaruhi permintaan adalah :
a. Harga barang itu sendiri
Naik atau turunnya harga barang/jasa akan mempengaruhi
sedikit/banyaknya terhadap jumlah barang yang diminta. Kuantitas akan menurun
ketika harganya meningkat dan kuantitas yang diminta meningkat ketika harganya
menurun, dapat dikatakan bahwa kuantitas yang diminta berhubungan negatif
(negatively related) dengan harga.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta seperti ini berlaku
untuk sebagian besar barang dalam perekonomian, dan memang begitu nyata
terjadi sehingga para ekonom menamakannya hukum permintaan (law of
demand). Dengan menganggap hal lainnya tetap ketika harga sebuah barang yang
diminta akan menurun.
b. Pendapatan
Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat.
Tinggi/rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun
kuantitas permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total
hanya ada uang yang sedikit untuk dibelanjakan, sehingga masyarakat akan
membelanjakan lebih sedikit uang untuk beberapa dan mungkin pula terhadap
sebagian besar barang. Jika permintaan terhadap dinamakan barang normal
(Normal Good).
c. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk akan mempengaruhi jumlah permintaan. Makin banyak
penduduk, maka jumlah permintaan akan meningkat. Hal ini berkaitan dengan
usaha pemenuhan akan kecukupan kebutuhan setiap individu yang ada di suatu
tempat.
d. Barang Pengganti (substitusi)
Apabila penurunan harga barang yang satu menurunkan permintaan
terhadap barang lain, maka kedua barang tersebut dinamakan barang substitusi
(substitutes). Adanya barang pengganti akan berpengaruh terhadap jumlah
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
permintaan. Pada saat harga barang naik, jika ada barang pengganti maka jumlah
permintaan barang tersebut akan dipengaruhinya
(Setiadi, 2003).
Kerangka Pemikiran
Konsumen melakukan kegiatan pembelian untuk memenuhi kebutuhannya.
Konsumen akan memenuhi semua yang diperlukan oleh tubuhnya sehingga tidak akan
kekurangan apapun, karena tubuh yang sehat akan memudahkan konsumen dalam
beraktifitas.
Adapun yang mempengaruhi permintaan telur ayam kampung adalah harga telur
ayam kampung, pendapatan rata-rata per bulan, jumlah tanggungan, dan harga telur ayam
lain. Perilaku konsumen atau keputusan pembelian oleh konsumen juga dipengaruhi
karakteristik konsumen yaitu faktor umur, pekerjaan, pendapatan dan tingkat pendidikan.
Setelah mempertimbangkan berbagai faktor dalam membuat keputusan, akhirnya
konsumen memutuskan untuk membeli ataupun tidak membeli.
Apabila keputusan konsumen telah ditetapkan dengan dilakukannya pembelian
telur ayam kampung maka telur ayam kampung tersebut dapat dikonsumsi untuk
memenuhi kebutuhannya. Sehingga dari keputusan membeli telur ayam kampung
tersebut dapat dilihat pengaruhnya terhadap permintaan.
Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Skema Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Perilaku Konsumen
Faktor yang mempengaruhi : 1. Harga telur
ayam kampung 2. Pendapatan
rata-rata/bln 3. Jumlah
tanggungan 4. Harga telur
ayam lain
KARAKTERISTIK KONSUMEN :
Faktor umur, pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan
KONSUMEN
Permintaan Telur ayam kampung
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Keterangan :
: adanya pengaruh
: Proses pembelian
: Adanya hubungan
Hipotesis Penelitian
1. Permintaan konsumen terhadap telur ayam kampung dipengaruhi oleh harga telur
ayam kampung, pendapatan rata-rata keluarga/ bulan, jumlah tanggungan, dan harga
telur ayam lain.
2. a. Ada hubungan umur konsumen dengan perilaku konsumen dalam membeli telur
ayam kampung.
b. Ada hubungan pekerjaan konsumen dengan perilaku konsumen dalam membeli
telur ayam kampung.
c. Ada hubungan pendapatan konsumen dengan perilaku konsumen dalam membeli
telur ayam kampung.
d. Ada hubungan tingkat pendidikan konsumen dengan perilaku konsumen dalam
membeli telur ayam kampung.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Sampel
Daerah penelitian kajian perilaku konsumen telur ayam kampung yaitu Kota
Medan, dimana daerah ini merupakan kota pemasaran dan pengkonsumsi telur ayam
kampung di Sumatera Utara. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di
beberapa Pasar Tradisional dan Pasar Swalayan yang ada di Kota Medan.
Berikut akan diuraikan beberapa pasar tradisional dan pasar swalayan di kota
Medan yang akan dijadikan tempat pengambilan sampel konsumen pada saat penelitian
berlangsung.
Tabel 6. Jenis dan Alamat Daerah Penelitian Pasar di Kota Medan. Jenis Pasar Nama dan Alamat Pasar
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Pasar Tradisional 1. Pasar Pusat Pasar Medan di Kec. Medan Kota 2. Pasar Petisah Medan di Kec. Medan Petisah 3. Pasar Desa Lalang di Kec. Medan Sunggal 4. Pasar Sukaramai di Kec. Medan Area 5. Pasar Padang Bulan di Kec. Medan Baru
Pasar Swalayan 1. Carrefour di Kec. Medan Petisah 2. Hypermart di Kec. Medan Kota
Sumber : Diolah dari data BPS, Medan Dalam Angka 2006
Tabel 6 di atas menunjukkan terdapat 2 jenis daerah penelitian pasar pada
penelitian ini, yaitu pasar tradisional dan pasar swalayan. Penelitian untuk jenis pasar
tradisional dilakukan di 5 pasar yang tersebar di 5 kecamatan yang berbeda yakni: Pasar
Pusat Pasar Medan di Kecamatan Medan Kota, Pasar Petisah Medan di Kecamatan
Medan Petisah, Pasar Desa Lalang di Kecamatan Medan Sunggal, Pasar Sukaramai di
Kecamatan Medan Area, dan Pasar Padang Bulan di Kecamatan Medan Baru.
Penelitian di pasar swalayan dilakukan di 2 pasar swalayan di Kota Medan yakni:
Carrefour di Kecamatan Medan Petisah, dan Hypermart di Kecamatan Medan Kota.
Metode Pengambilan Sampel
Metode penarikan sampel konsumen dilakukan dengan metode penelusuran
(Accedental). Metode penarikan sampel, terlebih dahulu menentukan pasar menurut
kategori pasar tradisional dan pasar swalayan. Pengambilan sampel dari konsumen yang
sedang membeli telur ayam kampung.
Konsumen diambil dari kelompok populasi pembeli telur ayam kampung di Kota
Medan, yang menjadi anggota sampel sebagian dari anggota sub populasi dan tiap
anggota kelompok populasi mempunyai probability yang sama untuk dimasukkan ke
dalam sampel (Bungin, 2005).
Tabel 7. Jumlah Sampel Konsumen
23
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Jenis Pasar Jumlah Pasar
Sampel Pasar
Populasi Penduduk (Rumah Tangga)
Sampel Konsumen
Pasar Tradisional
56 5 460.080
60 Pasar Swalayan
30 3
86 8 Sumber : Diolah dari data BPS, Medan Dalam Angka 2006
Tabel 7 di atas menunjukkan jumlah populasi konsumen telur ayam kampung di
pasar Tradisional dan pasar Swalayan yang adalah populasi penduduk kota Medan. Dari
seluruh populasi penduduk kota Medan diambil 60 jiwa sampel konsumen telur ayam
kampung. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah >30 sampel sesuai dengan
Teori Bailey yang menyatakan untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik,
ukuran sampel paling minimum 30 (Hasan, 2002).
Metode Pengambilan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara kepada konsumen sampel dengan
menggunakan daftar pertanyaan/ kuisioner yang telah dibuat sebelumnya.
Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait dengan penelitian ini seperti
Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik (BPS), serta dari
literatur dan sumber pendukung lainnya.
Metode Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dan ditabulasi, selanjutnya dianalisis sesuai dengan
hipotesa yang akan diuji.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
1). Hipotesis 1 diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Data yang
dibutuhkan adalah harga telur ayam kampung, pendapatan rata-rata per
Keluarga/bulan, jumlah tanggungan, harga telur ayam lain, dengan menggunakan
rumus :
Y = a0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Keterangan :
Y = Jumlah permintaan telur ayam kampung (butir/bln)
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = Harga telur ayam kampung (Rp/Butir)
X2 = Pendapatan rata-rata (Rp/bln)
X3 = Jumlah tanggungan (Jiwa)
X4 = Harga telur ayam lain (Rp/Butir)
Pengambilan keputusan :
Jika : th < t tabel, tolak H1 ; terima H0
th > t tabel, tolak H0 ; terima H1
H0 : tidak ada pengaruh
H1 : ada pengaruh
2). Hipotesis 2 dianalisis dengan koefisien rank spearman.
nn
dirs
N
i
==31
261
212
rsnrsthitung
=
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
t = /2 ; db (n-2)
Keterangan :
rs : Koefisien Korelasi Rank Spearman
di : Selisih antara peringkat
n : Jumlah sampel
: Derajat nyata
db : Derajat bebas
Kriteria uji hipotesa adalah :
Jika : th t /2 berarti terima H0 atau tidak terima H1
th > t /2 berarti terima H1 atau tidak terima H0
H0 : tidak ada hubungan
H1 : ada hubungan
Defenisi dan Batasan Operasional
Defenisi Operasional
1. Konsumen adalah konsumen yang tujuannya mengkonsumsi langsung telur ayam
kampung (telur segar) untuk keluarga.
2. Permintaan adalah jumlah telur ayam kampung yang dibeli konsumen dalam jumlah
tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.
3. Sampel adalah konsumen yang membeli telur ayam kampung di pasar tradisional dan
pasar swalayan.
4. Konsumsi telur ayam kampung dihitung dalam butir/Bulan.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
5. Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan
konsumen untuk dibiayai kebutuhan hidupnya.
6. Perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen individu dalam
hal membeli dan mengkonsumsi telur ayam kampung.
7. Tingkat pendidikan adalah pendidikan terakhir yang dijalani sampel.
8. Umur adalah usia sampel pada saat penelitian berlangsung.
Batasan Operasional
1. Penelitian diadakan di pasar swalayan dan pasar tradisional yang menjual telur ayam
kampung di Kota Medan.
2. Waktu penelitian dilaksanakan tahun 2008.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang diteliti adalah umur,
pekerjaan, tingkat pendidikan, dan pendapatan.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan yang diteliti adalah harga telur ayam
kampung, pendapatan, jumlah tanggungan dan harga telur ayam ras.
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL
Deskripsi Daerah Penelitian
Letak dan Keadaan Geografis
Penelitian dilakukan di Kota Medan yang merupakan ibu kota dari Provinsi
Sumatera Utara. Kota Medan terletak antara 20.27| 20.47| dan 980.35| -980.44| BT. Kota
Medan berada pada ketinggian 2,5 m 37,5 m di atas permukaan laut. Menurut batas
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
administratifnya, Kota Medan berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di
sebelah utara, selatan, barat dan timur.
Kota Medan merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara
dengan luas daerah sekitar 265,10 km2. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan
dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting yaitu Sungai
Babura dan Sungai Deli.
Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun
Sampali berkisar antara 23,3 0C 24,4 0C dan suhu maksimum berkisar antara 30,9 0C
33,6 0C. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2004 menurut Stasiun sampali rata-rata
per bulan 19 hari dengan rata-rata curah hujan per bulannya 171,2 mm.
Tata guna Tanah/Lahan
Pola penggunaan tanah di Kota Medan sangat beragam jenisnya. Penggunaan
tanah terdiri dari bangunan-bangunan yang menjulang tinggi dan sangat besar yaitu mulai
dari bangunan pemukiman, perkantoran, pemerintahan, tempat ibadah, pusat-pusat
perbelajaan modern, pasar-pasar tradisional, fasilitas umum, bangunan pendidikan,
tempat rekreasi, restoran, hotel dan lahan pertanian di pinggiran kota. Kota Medan
merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia sehingga keadaan bangunan sangat padat
dan rapat dengan jumlah penduduk yang banyak.
Keadaan Penduduk
a. Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan
Penduduk Kota Medan berjumlah 2.036.185 orang dengan 460.080 rumah tangga
yang tersebar disetiap kecamatan dan kelurahan di Kota Medan. Untuk mengetahui lebih
28
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
jelas mengenai jumlah dan persentase penduduk kota Medan berdasarkan golongan umur
dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 8. Jumlah Penduduk Kota Medan menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2006.
Golongan
Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah
(Jiwa) Jiwa Persen(%) Jiwa Persen(%) 0 - 4 101.775 51,52 95.778 48,48 197.553 5 - 9 101.269 51,61 94.953 48,39 196.222
10 - 14 103.651 51,17 98.904 48,83 202.555 15 - 19 117.631 49,32 120.873 50,68 238.504 20 - 24 111.668 46,92 126.338 53,08 238.006 25 - 29 99.908 47,82 109.029 52,18 208.937 30 - 34 87.795 49,53 89.473. 50,47 177.268 35 - 39 72.206 49,66 73.186 50,34 145.392 40 - 44 62.618 50,86 60.490 49,14 123.108 45 - 49 47.771 51,52 44.961 48,48 92.732 50 - 54 32.519 50,97 31.285 49,03 63.804 55 - 59 25.591 49,94 25.652 50,06 51.243 60 - 64 20.563 49,81 20.716 50,19 41.279
65+ 27.075 45,44 32.507 54,56 59.582 Jumlah 1.012.040 49,70 1.024.045 50,30 2.036.185
Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2006
Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kota Medan pada tahun
2006 adalah sebanyak 2.036.185 jiwa yang terdiri dari 1.012.040 jiwa laki-laki (49,70 %)
dan 1.024.045 jiwa perempuan (50,30 %).
Jadi jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki. Dari
Tabel 8 juga menunjukkan jumlah umur produktif (15-54 tahun) adalah sebanyak
1.287.751 jiwa (63,25 %). Umur produktif adalah umur dimana seseorang memiliki nilai
ekonomi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan barang dan jasa dengan efektif.
Sedangkan umur tidak produktif (0-14 tahun) sebanyak 596.330 jiwa (29,28 %) dan
manula (>55 tahun) sebanyak 152.104 jiwa (7,47 %).
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
b. Penduduk menurut Jenis Pekerjaan
Untuk mengetahui jumlah penduduk Kota Medan menurut jenis pekerjaan dapat
dilihat pada Tabel 9 .
Tabel 9. Jumlah penduduk Kota Medan menurut Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1 Pegawai Negeri 18.670 4,88 2 Pegawai Swasta 14.570 3,81 3 TNI/ POLRI 3.562 0,93 4 Tenaga Pengajar 43.551 11,38 5 Tenaga Keseehatan 2.399 0,63 6 Lain-lain 300.000 78,37
Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2006
Dari Tabel 9 menunjukkan bahwa penduduk Kota Medan yang memiliki
pekerjaan dengan jumlah terbesar adalah sebagai tenaga pengajar yaitu sebesar 43.551
jiwa (11,08 %), pegawai negeri 18.670 jiwa (4,88 %), pegawai swasta 14.570 jiwa (3,81
%).
c. Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Penduduk Kota Medan berdasarkan tingkat pendidikan terdiri dari tamat
SD,SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat pada
Tabel 10.
Tabel 10. Jumlah Penduduk Kota Medan menurut Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1 SD 412.893 21,51 2 SLTP 626.617 32,65 3 SLTA 670.597 34,94 4 Perguruan Tinggi 209.246 10,90
Jumlah 1.919.353 100 Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2006.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Tabel 10 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Kota Medan paling
besar berada pada tingkat pendidikan menengah yaitu Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
(SLTA) sebesar 670.597 orang (34,94%), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
sebesar 626.617 orang (32,65%), Sekolah Dasar (SD) berjumlah 412.893 orang
(21,51%), dan perguruan tinggi (PT) 209.246 orang (10,90%).
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan
masyarakat. Semakin baik sarana dan prasarana akan mempercepat laju pembangunan.
Sarana dan prasarana di Kota Medan saat ini sangat baik, hal ini dapat kita lihat dari
kesehatan, transportasi dan pasar yang sudah cukup memadai.
Sarana transportasi di Kota Medan sangat lengkap baik didalam kota, keluar kota
maupun ke luar negeri. Transportasi yang tersedia yaitu darat (Bus, Angkutan Kota, dan
Kereta Api), laut (Kapal) serta udara (Pesawat). Untuk transportasi didalam kota,
sebagian besar masyarakat Kota Medan memanfaatkan jasa angkutan kota (angkot)
dengan trayek yang bermacam-macam. Untuk transportasi laut, pelabuhan yang terkenal
di Kota Medan adalah pelabuhan Belawan. Untuk transportasi udara, di Kota Medan
terdapat bandara Polonia Medan. Untuk mengtahui lebih jelas sarana dan prasarana di
Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Sarana dan Prasarana Kota Medan No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)
1
Sekolah a. SD 797 b. SLTP 335 c. SLTA 322
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
d. Perguruan Tinggi 28
2
Kesehatan a. Puskesmas 39 b. Pustu 41 c. BPU 375 d. Rumah Bersalin 270 e. Rumah Sakit 68
3
Transportasi a. Jalan Baik 1.869,60 Km b. Jalan Sedang 446,15 Km c. Jalan Rusak 128,37 Km
4 Pasar
a. Pasar Tradisional 56 b. Pasar Swalayan 30
Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2006
Sarana pendidikan di Kota Medan sangat lengkap mulai dari Play Group, Taman
Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas hingga Perguruan Tinggi. Status sekolah pun beragam mulai dari negeri,
swasta maupun sekolah luar negeri yang tersebar di setiap sudut dan pelosok Kota
Medan.
Sarana kesehatan sangat diperlukan oleh penduduk kota besar seperti Kota Medan
yang berpenduduk besar. Sarana kesehatan yang ada yaitu BPU 375 unit, rumah bersalin
270 unit, rumah sakit 68 unit, pustu 41 unit dan puskesmas 39 unit yang tersebar di
seluruh kecamatan.
Sarana tempat ibadah di Kota Medan juga sangat memadai. Tempat-tempat ibadah
berdiri dengan megah di setiap sudut kota sesuai dengan agama yang dianut masing-
masing masyarakat.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Adapun tempat-tempat ibadah yang ada di Kota Medan adalah Mesjid rumah ibadah
untuk agama Islam, Gereja sebagai rumah ibadah agama Kristen, Wihara sebagai rumah
ibadah agama Budha dan Kuil sebagai rumah ibadah agama Hindu.
Pasar-pasar atau pusat perbelanjaan di Kota Medan juga sangat banyak dan sangat
cukup memadai. Pasar-pasar yang ada di Kota Medan dapat digolongkan menjadi pasar
tradisional dan pasar swalayan. Pasar tradisional indentik dengan bangunan-bangunan
yang biasa saja, atau tidak terlalu megah. Sedangkan pasar swalayan identik dengan
bangunan-bangunan yang besar dan megah.
Karakteristik Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen telur ayam kampung yang dibagi
pada pasar tradisional dan pasar swalayan. Karakteristik konsumen sampel yang
dimaksud adalah meliputi karakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari umur, tingkat
pendidikan, jumlah tanggungan dan pendapatan.
Umur
Tingkat pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh usianya, orang akan
merubah pola pembeliannya selama umurnya terus bertambah demikian pula pada sampel
konsumen telur ayam kampung. Adapun keadaan umur konsumen sampel di daerah
penelitian dapat dilihat dari Tabel 12 berikut.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Tabel 12. Distribusi Konsumen Sampel berdasarkan Kelompok Umur No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Jumlah (%) 1 20-24 4 6,66 2 25-29 10 16,6 3 30-34 8 13,33 4 35-39 9 15 5 40-44 6 10 6 45-49 14 23,33 7 50-54 3 5 8 > 55 6 10
Jumlah 60 100 Sumber : Data diolah dari lampiran 1
Dari Tabel 12 di atas dapat dilihat jumlah konsumen sampel yang terbesar berada
pada kelompok umur 45-49 tahun dengan jumlah 14 orang atau 23,33 % dan yang
terkecil pada kelompok umur 50-54 tahun dengan jumlah 3 orang atau
5 %.
Tingkat Pendidikan
Pendidikan konsumen sangat erat hubungannya dengan pengetahuan terhadap
suatu barang baik dari segi kualitas maupun manfaatnya. Adapun pendidikan konsumen
sampel di daerah penelitian Kota Medan bervariasi dari SD sampai Perguruan Tinggi.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 13. Tingkat Pendidikan Konsumen Sampel No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Jumlah (%) 1 SD 7 11,66 2 SLTP 2 3,33 3 SLTA 25 41,66 4 Diploma 11 18,33 5 Sarjana 15 25
Jumlah 60 100 Sumber : Data diolah dari lampiran 1
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Dari tabel 13. di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan konsumen sampel
rata-rata SLTA dan Pereguruan Tinggi. Untuk jumlah konsumen sampel yang terbesar
adalah pada SLTA yaitu sebesar 25 orang atau 41,66% sedangkan terkecil berada pada
tingkat SD yaitu sebesar 2 orang atau 3,33%.
Jumlah Tanggungan
Dalam membeli dan mengkonsumsi telur ayam kampung, jumlah konsumsi
sampel juga sangat dipengaruhi oleh anggota keluarga yang menjadi tanggungannya.
Adapun jumlah tanggungan atau jumlah anggota keluarga pada daerah penelitian dapat
dilihat pada tabel 14.
Tabel 14. Jumlah Tanggungan Keluarga Konsumen Sampel No Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah (Jiwa) Jumlah(%) 1 0-2 32 53,33 2 3-5 26 43,33 3 > 6 2 3,33
Jumlah 60 100 Sumber : Data diolah dari Lampiran 1
Dari Tabel 14 diatas dapat dilihat jumlah tanggungan terbanyak ada pada
kelompok 0-2 yaitu sebanyak 32 orang (53,33%) dan yang terkecil pada kelompok > 6
yaitu sebanyak 2 orang (3,33%).
Pendapatan
Daya beli masyarakat dapat dilihat melalui pendapatannya, jika pendapatan yang
diperoleh cukup tinggi, maka pada umumnya daya beli masyarakat juga tinggi.
Pendapatan sampel konsumen telur ayam kampung di daerah penelitian bervariasi, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 15 berikut.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Tabel 15. Pendapatan Rata-Rata Keluarga per Bulan No Pendapatan Jumlah (Jiwa) Jumlah (%) 1 < Rp 900.000 12 20 2 Rp 900.000-Rp.2.000.000 25 41,67 3 > Rp 2.000.000 23 38,33
Jumlah 60 100 Sumber : Data diolah dari Lampiran 1
Dari Tabel 15 di atas dapat dilihat pendapatan rata-rata konsumen sampel
terbesar pada kelompok Rp 900.000-Rp 2.000.000/bulan yaitu sebanyak 25 orang
(41,67%) dan yang terkecil pada kelompok < Rp 900.000/bulan yaitu sebanyak 12 orang
(20%).
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Telur Ayam Kampung
Permintaan konsumen terhadap telur ayam kampung, selain telur segar juga
bentuk olahan yaitu jamu. Permintaan telur ayam kampung dipengaruhi oleh 4 faktor
yaitu harga, jumlah tanggungan, pendapatan, dan harga telur ayam lain.
a. Harga
Harga telur ayam kampung tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan tingkat
konsumsi telur ayam kampung dari konsumen rumah tangga. Dari hasil penelitian yang
dilakukan di Kota Medan diperoleh harga telur ayam kampung yang bervariasi per
butirnya. Dari data diketahui pada lampiran 2, harga rata-rata telur ayam kampung
adalah Rp 1300/Butir, harga telur ayam kampung tertinggi adalah Rp 1.700/Butir
sedangkan yang terendah adalah Rp 1.100/Butir. Tingkat harga telur ayam kampung
berkaitan dengan mutu telur ayam kampung dan juga tempat penjualan yaitu pada Pasar
Swalayan dan Pasar Tradisional. Untuk Pasar Swalayan memiliki harga yang lebih mahal
dibanding dengan Pasar Tradisional.
b. Jumlah Tanggungan
Jumlah tanggungan tidak berpengaruh terhadap jumlah konsumsi telur ayam
kampung. Dari hasil pengumpulan data pada lampiran 2, jumlah tanggungan keluarga
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
paling banyak 12 orang. Jumlah responden yang memiliki tanggungan 12 orang ada 1
responden, dimana masing-masing konsumsinya per bulan adalah 6 butir. Walaupun
jumlah tanggungan atau anggota keluarganya besar, tetapi konsumsi telur ayam
kampung per bulannya rendah. Hal ini terjadi karena responden ini hanya menggunakan
telur ayam kampung sebagai obat.
Responden yang paling banyak mengkonsumsi telur ayam kampung adalah sebanyak 3
responden dengan konsumsi 40 butir per bulan.
c. Pendapatan
Dari hasil pengujian terhadap data yang dikumpulkan diketahui bahwa
pendapatan rata-rata keluarga berpengaruh nyata terhadap permintaan telur ayam
kampung. Berdasarkan data yang dikumpulkan, konsumen sampel memiliki pendapatan
rata-rata sebesar Rp 3.100.000/bulan dimana pendapatan rata-rata keluarga tertinggi Rp
10.000.000/bulan dan yang terendah adalah Rp 750.000/bulan.
Pengujian Statistik
Berikut ini adalah pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan
konsumen.
Tabel 16. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Akan Telur Ayam Kampung
Variabel Koef. Regresi Std.Error Th Signifikan X1 0.004 0.008 0.466 Tn X2 0.000 0.000 8.904 * X3 -0.147 0.433 -0.340 Tn X4 -0.027 0.041 -0.657 Tn
Constant 25.738 30.466 0.845 R2 = 0,625 F.Ratio = 22,884 F (0,05) = 2,37
T (0.05) = 1,675
Sumber : Diolah dari hasil analisis regresi pada Lampiran 7
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Keterangan :
Tn = Tidak nyata
* = Nyata
Berdasarkan tabel 16 di atas didapat sebuah persamaan :
Y = 25,738+ 0,004 X1 +0,000 X2 - 0,147 X3 -0,027 X4
Keterangan :
Y = Jumlah permintaan telur ayam kampung (Butir/bln)
X1 = Harga telur ayam kampung (Rp/Butir)
X2 = Pendapatan rata-rata (Rp/bln)
X3 = Jumlah tanggungan (Jiwa)
X4 = Harga telur ayam lain (Rp/Butir)
Dari hasil regresi dapat diketahui :
1. Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui bahwa secara serempak faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan telur ayam kampung (harga telur ayam kampung, jumlah
tanggungan, pendapatan rata-rata keluarga, harga telur ayam lain) memberikan
pengaruh yang nyata terhadap permintaan telur ayam kampung setiap bulannya. Hal
ini disimpulkan berdasarkan harga F-hitung yang didapatkan sebesar 25,738
sedangkan F(0,05) adalah sebesar 2,37. Dalam pengambilan keputusan diketahui
bahwa apabila F-hitung > F-tabel berarti H0 ditolak, berarti ada pengaruh nyata
faktor-faktor permintaan telur ayam kampung terhadap permintaan telur ayam
kampung.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
2. Dari hasil analisis regresi diatas dapat juga dilihat bahwa secara parsial faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan telur ayam kampung, penjelasannya adalalah sebagai
berikut :
a. Secara parsial nilai t-hitung harga telur ayam kampung (0.466) lebih kecil dari nilai
t-tabel (1,675) pada taraf kepercayaan 95% yang berarti harga telur ayam kampung
tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan konsumen telur ayam kampung.
b. Pada variabel pendapatan rata-rata keluarga nilai t-hitung (8,904) lebih besar dari
nilai T-tabel (1,675) pada taraf kepercayaan 95% yang berarti pendapatan konsumen
berpengaruh nyata terhadap permintaan konsumen telur ayam kampung. Hal ini
disebabkan karena semakin tinggi pendapatan konsumen maka akan semakin tinggi
pula peluang konsumen untuk mengkonsumsi telur ayam kampung. Ini sesuai dengan
teori yang ada bahwa pendapatan berpengaruh nyata terhadap peningkatan konsumsi.
Pendapatan konsumen akan mempengaruhi pilihan produk. Tingkat penghasilan
konsumen sangat berkaitan erat dengan keputusan konsumen dalam membeli suatu
produk.
c. Untuk variabel jumlah tanggungan nilai t-hitung (-0,340 ) lebih kecil dari t-tabel
(1,675) pada taraf kepercayaan 95 % yang berarti bahwa jumlah tanggungan keluarga
tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan konsumen telur ayam kampung.
d. Untuk variabel harga telur ayam lain nilai t-hitung (-0,657 ) lebih kecil dari t-tabel
(1,675) pada taraf kepercayaan 95 % yang berarti bahwa harga telur ayam lain
berpengaruh nyata terhadap permintaan konsumen telur ayam kampung.
3. Nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 0,236 yang berarti bahwa
model regresi yang di peroleh dapat menjelaskan keragaman variabel terikat
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
(permintaan telur ayam kampung) sebesar 62,5%, sedangkan sisanya sebesar 37,5%
di terangkan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model ini, misalnya selera,
hari raya/ libur, dan lain-lain.
Tabel 17. Skor harapan Perilaku Konsumen
Parameter Skor Harapan Skor Perilaku Konsumen Keterangan (%)
1 1-5 3,466667 21,42 2 1-5 3,016667 18,64 3 1-5 2,416667 14,93 4 1-5 3,966667 24,51 5 1-5 3,383333 20,90
Jumlah 5-25 16,18333 100 Sumber: Data diolah dari lampiran 3 dan 9
Untuk melihat tinggi atau rendahnya perilaku konsumen dapat dilihat dari skor
harapan 5 parameter (lihat lampiran 3) yakni berkisar antara 5-25, dimana apabila: skor
5-11 maka perilaku konsumen rendah, 12-18 perilaku konsumen sedang, dan 19-25
perilaku konsumen tinggi.
Tabel 18. Frekuensi Konsumen Menurut Perilaku Konsumen
Pasar Skor Perilaku Konsumen Jumlah (%) Rendah Sedang Tinggi Tradisional 2 (3,3%) 39 (65%) 14 (23,33%) 55 (91,7%) Swalayan 3 (5%) 1 (1,66%) 1 (1,66%) 5 (8,3%) Jumlah 5 (8,3%) 40 (66,66%) 15 (24,99%) 60 (100%)
Sumber : Data diolah dari lampiran 3
Hubungan Umur, pekerjaan, Pendapatan dan Tingkat pendidikan dengan Perilaku Konsumen dalam Membeli Telur Ayam Kampung a.Hubungan Umur dengan Perilaku Konsumen dalam Membeli Telur Ayam Kampung
Umur konsumen merupakan salah satu faktor pribadi yang memiliki kaitan erat
dengan cara pandang dan cara berpikir dalam menentukan suatu keputusan.
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
Hasil pengujian yang dilakukan berdasarkan analisis korelasi rank spearman
pada lampiran 5 yaitu :
Diperoleh koefisien korelasi (rs) = 0.647 dan nilai t hitung = 6,45. Oleh karena itu
t hitung = 6,45 > t tabel (/2 0,025) = 2,010 berarti H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat
hubungan antara umur dengan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung.
Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan umur dengan perilaku
konsumen dalam membeli telur ayam kampung diterima.
b.Hubungan Pekerjaan dengan Perilaku Konsumen dalam Membeli Telur Ayam Kampung
Pekerjaan konsumen dapat mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya.
Dengan demikian konsumen diidentifikasi dari pekerjaan mereka, yang mempunyai
minat terhadap telur ayam kampung.
Hasil pengujian yang dilakukan berdasarkan analisis korelasi rank spearman pada
lampiran 8 yaitu diperoleh koefisien korelasi (rs) = 0,616 dan nilai t hitung = 5,95. Oleh
karena itu t hitung = 5,95 > t tabel (/2 0,025) = 2,010 berarti H0 diterima dan H1 diterima,
artinya terdapat hubungan antara pekerjaan dengan perilaku konsumen dalam membeli
telur ayam kampung. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan
pekerjaan dengan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung diterima.
c. Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Konsumen dalam Membeli Telur Ayam Kampung
Hasil pengujian yang dilakukan berdasarkan analisis korelasi rank spearman
pada lampiran 7 yaitu diperoleh koefisien korelasi (rs) = -0,099 dan nilai t hitung = -
0,757. Oleh karena itu t hitung = -0,757 < t tabel (/2 0,025) = 2,010 berarti H0 diterima dan H1
ditolak, artinya tidak terdapat hubungan antara pendapatan dengan perilaku konsumen
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
dalam membeli telur ayam kampung. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan terdapat
hubungan pendapatan dengan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung
ditolak.
d. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Konsumen dalam Membeli Telur Ayam Kampung Tingkat pendidikan menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual
yang muncul dari pengalaman. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki konsumen akan
menunjukkan tingkat pengetahuan serta wawasan dalam mengambil keputusan.
Hasil pengujian yang dilakukan berdasarkan analisis korelasi rank spearman
yaitu :
Pada lampiran 6 diperoleh koefisien korelasi (rs) = 0,472 dan nilai t hitung =
4,075. Oleh karena itu t hitung = 4,075 > t tabel (/2 0,025) = 2,010 berarti H0 ditolak dan H1
diterima, artinya terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku konsumen
dalam membeli telur ayam kampung. Oleh karena itu hipotesis yang menyatakan terdapat
hubungan tingkat pendidikan dengan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam
kampung diterima.
Perkembangan Permintaan Konsumen
Usaha peternakan ayam kampung petelur masih sangat sederhana dan belum
dikomersilkan.
Dari data pada tabel 2, dapat dilihat bahwa pada tahun 2004 produksi meningkat,
sedangkan pada tahun 2005 produksi menurun. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor
seperti iklim, pemberian makanan yang kurang tepat, adanya serangan hama penyakit
yang disebabkan virus flu burung atau terjadinya kesalahan dalam pencatatan data dan
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
sebagainya. Pada tahun 2006 produksi telur ayam kampung bertambah dari produksi
tahun 2005.
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan penjual telur ayam kampung,
diketahui bahwa jumlah telur ayam kampung yang dibeli dari pedagang cukup memenuhi
jumlah yang dibutuhkan konsumen. Sering sekali jumlah telur ayam kampung yang
sedikit membuat harga telur ayam kampung naik.
Untuk melihat perkembangan permintaan konsumen dapat juga dilihat dari
jumlah rata-rata konsumsi telur ayam kampung pada tabel 3.
Jika dilihat dari Tabel 3, tahun 2003, tercatat konsumsi telur per kapita adalah
sebesar 1,59 kg/kapita/tahun, sedangkan pada tahun 2006 telah menurun menjadi 1,31
kg/kapita/tahun.
Tabel 19. Permintaan Telur Ayam Kampung Tahun 2008
Pasar Jumlah Permintaan(Butir/Bln) Persentase (%)
Tradisional 1031 92,14 Swalayan 88 7,86
Total 1119 100 Sumber: Data diolah dari lampiran 2 Manfaat telur ayam kampung, yang semakin banyak di ketahui oleh masyarakat
menambah minat banyak orang untuk mengkonsumsi telur ayam kampung. Hasil olahan
telur ayam kampung sekarang ini sangat digemari dalam bentuk jamu, telur ayam
kampung menjadi salah satu campuran jamu. Selain itu, telur ayam kampung sering
dijadikan campuran obat tradisional. Untuk memenuhi permintaan pasar lokal jumlah
produksi telur ayam kampung mencukupi. Telur ayam kampung memiliki prospek untuk
menjadi komoditi ekspor tetapi produksi yang masih sedikit hanya mampu untuk
Hotmaida Veronika Samosir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung (Studi Kasus : Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara), 2008. USU Repository 2009
memenuhi pasar lokal saja. Apabila memasuki pasar nasional/ekspor perlu dilakukan
pengembangan usaha terlebih dahulu atau memperbaiki produktifitas usaha peternakan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah :
7. Permintaan telur ayam kampung secara serempak dan signifikan dipengaruhi oleh 4
faktor yaitu harga, jumlah tanggungan, pendapatan, dan harga telur ayam lain.
8. Secara parsial permintaan telur ayam kampung tidak dipengaruhi oleh harga,
jumlah anggota keluarga, harga telur ayam lain, tetapi dipengaruhi oleh pendapatan.
9. Terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan perilaku konsumen dalam
membeli telur ayam kampung.
10. Terdapat hubun
Recommended