View
37
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
filsafat ilmu
Citation preview
TugasKelompokFILSAFAT KIMIA
“PENTINGNYA PEMAHAMAN TENTANG
ETIKA KEILMUAN”
P1100212002 LENY IRAWATI
P1100212004 RAHMAYANTI
P1100212006 AWALUDDIN IWAN PERDANA
P1100212008 KASMAWATY ISWAR
P1100212010 NASIR LA HASAN
P1100212012 NURFADILLAH
P1100212014 DITTA ANDYARINI HARTOKO
P1100212016 INDRA PERMATA A.S
P1100212402 SABANIAH INDJAR GAMA
P1100212404 RINI PRASTYAWATI
MAGISTER ILMU KIMIA
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika keilmuan adalah etika khusus,yaitu etika yang membahas masalah
etis tentang suatu bidang hidup tertentu seperti: keluarga,negara,hukum, ataupun
ilmu tertentu,seperti etikailmu kedokteran,etika ilmu ekonomi,etika ilmu hukum,
dansebagainya.Etika keilmuan menggarap masalahtertentu yang menyangkut ilmu
tertentu atau sejumlah ilmu tertentu misalnya masalah-masalah tenaga
nuklir,pencemaran lingkungan hidup,diskriminasi,pemanfaatan internet,dan
sebagainya.
Dalam ranah penelitian,etika menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang
diterapkan dalam kegiatan penelitian.Misalnya, peneliti tidak harus menghalalkan
segala cara untuk mendapatkan data.Contoh, keamanan reponden penting untuk
dilindungi.Keamanan menyangkut privasidan pengertiannya tentang resiko yang
akan dihadapinya sehubungandenganinformasi yangdisampaikannya.
Hasil penelitian kadang juga dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang
negatif, dimanipulasi sedemikianrupa untuk kepentingan tertentu.Peneliti
mestinya tetap teguh untuk mengamankan hasilpenelitiannyaagartetap
dimanfaatkan untuk kemaslahatan bersama.Peneliti dapat mempublikasikannya
sehingga metode, asumsi maupun hasil-hasil penelitiannya dapat diketahui
masyarakat secara jelas.Peneliti juga dapat tetap tegar dari godaan uang atau
kekuasaan untuk tidak terpengaruh memanipulasi hasil penelitiannya.
Etika riset perlu untuk tidak hanya disadari dan diketahui,tetapi harus sudah
sampai pada action.Hasil riset yang didasarkan pada analisis-analisis ilmiah bisa
saja dijungkirbalikkan oleh mereka yang berpikiran sempit dan pendek sehingga
tidak lagi obyektif.Sikap demikian hanya akan menguntungkan segelintir orang
dan akan merugikan terutama dalam jangka panjang.Namun terlalu ketat terhadap
etika juga sulit karena terkadang dalam riset muncul hal-hal yang tak terduga
sebelumnya sehingga dibutuhkan suatu jalan tengah atau konsensus.
Sedangkan masalah etika dalam menulis karangan ilmiah menyangkut
bukan hanya mengenai landasan moralnya, norma-norma turunannya, tata cara
teknisnya, dan sebagainya tetapi juga berkaitan dengan masalah hubungan antara
penulis dan penerbit dan sesama penulis, masalah pendokumentasikan, fungsi
perpustakaan dan sebagainya.
Oleh karena pentingnya pemahaman tentang etika keilmuan, maka dalam
makalah ini akan dikaji mengenai ciri riset dan penulisannya yang tetap berada
dalam jalur etika yang dianut bersama.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1. Apakah ciri suatu riset yang tetap berada dalam jalur etika ?
2. Apakah ciri suatu penulisan riset yang tetap berada dalam jalur etika?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah
1. Untukmengetahui ciri suatu riset yang tetap berada dalam jalur etika.
2. Untuk mengetahui ciri penulisan riset yang tetap berada dalam jalur
etika.
BAB II
PENTINGNYA PEMAHAMAN TENTANG ETIKA KEILMUAN
A. Etika Keilmuan
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos. Secara etimologis, makna
etika yaitu : kebiasaan dan peraturan yang berlaku di masyarakat. Atau, ilmu
tentang apa yang biasa dilakukan, atau ilmu tentang adat kebiasaan, atau ilmu
tentang asas-asas akhlak dan moral. Etika juga dimaknai sebagai perangkat nilai,
yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
sekelompok masyarakat dalam mengatur perilakunya, atau kumpulan asas dan
moral seperti kode etik.
Istilah etika keilmuwan mengantarkan pada kontemplasi mendalam, baik
mengenai hakekat, proses pembentukan, lembaga yang memproduksi ilmu
lingkungan yang kondusif dalam pengembangan ilmu, maupun moralitas dalam
memperoleh dan mendayagunakan ilmu tersebut. Oleh karena itu, ada beberapa
hal yang mesti diperhatikan.
1. Martabat dan Hak Azazi Manusia
Ilmuan agar sepenuhnya menghargai martabat, harga diri dan hak azazi
manusia.Ilmuan harus berpedoman pada agama, sosial budaya nilai-nilai dan
norma-norma yang berlaku di masyarakat
2. Kejujuran
Ilmuan dalam penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi hendaknya memperhatikan kejujuran intelektual, kebenaran ilmiah
dengan mengacu pada kaidah-kaidah dalam melaksanakan penelitian dengan
tidak memalsukan atau memanipulasi data maupun hasil penelitian dan tidak
melakukan kegiatan plagiat.
3. Orisinalitas
Dalam kejujuran intelektual tidak selamanya merujuk kepada sesuatu yang
betul-betul baru dalam pengembangan dan penelitian ilmu pengetahuan, tapi
bisa diperluas hingga merujuk kepada kualitas yang ditingkatkan dari sesuatu
yang telah ada meskipun dalam bentuk yang kurang berkembang.
4. Perlindungan terhadap lingkungan hidup
Ilmuan harus memperhatikan kaidah pelestarian, keberlanjutan, dan
keseimbangan lingkungan hidup dalam proses penelitian pengembangan dan
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.Ilmuan harus melakukan cara yang
bijaksana dengan tidak menyebabkan kerugian, kerusakan atau kepunahan bagi
spesies atau organisme yang ada.
5. Perlindungan generasi yang akan datang
Penelitian dan pemanfataan makhluk hidup harus memperhatikan dan tidak
merugikan keanekaragaman hayati yang ada sehingga pemanfaatan tersebut
dapat melindungi kepentingan generasi mendatang.Mempertahankan status
kesehatan masyarakat dan mencegah masuknya sumber daya alam hayati yang
merugikan.
6. Tanggungjawab sosial dan lingkungan
Ilmuan dalam mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi hendaknya tidak menyebabkan efek merugikan baik bagi sesama
ilmuan, pengguna maupun masyarakat umum.Penelitian dan pemanfaatan
makhluk hidup tidak boleh menggunakan material genetik yang secara nyata
berasal dari fragmen makhluk hidup yang dilarang agama.Pihak yang
melakukan proses perekayasaan secara genetis, harus memberi informasi
secara benar ke masyarakat
7. Non Diskriminasi dan Non Stigmasi
Hasil pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi harus
dilakukan untuk tujuan kesejahteraan dan kemaslahatan umat manusia dan
dapat dinikmati oleh semua orang tanpa diskriminasi.Dalam pengembangan
dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan dasar atau alasan apa
pun tidak diperbolehkan ada perorangan atau kelompok yang harus
diperlakukan diskriminasi.
8. Pengabaian
Pemanfaatan sumber daya alam harus memberikan keuntungan maksimal bagi
manusia secara keseluruhan maupun makhluk hidup lainnya baik
secaraekonomi maupun kualitas kehidupan serta dapat meminimalkan kerugian
yang mungkin terjadi akibat pemanfaatan tersebut.
9. Persamaan, Keadilan dan Kesetaran
Pemanfaatan sumber daya alam harus dilaksanakan dengan mengacu pada
persamaan, keadilan dan kesetaraan dalam masyarakat global maupun
lokal.Untuk menegakkan prinsip keadilan/kesamaan dalam mendistribusikan
keuntungan dan beban di dalam suatu masyarakat tertentu memperoleh
keuntungan dengan mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.
10. Solidaritas dan kerjasama
Sesama ilmuan atau peneliti hendaknya harus saling bersinergi, mengutamakan
kepentingan bersama dalam mencapai hasil yang bermanfaat bagi umat
manusia.Kerjasama domestik dan luar negeri dalam pengembangan dan
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dilakukan secara jujur,
bermartabat dan mengikuti kaidah keilmuan.Hak kepemilikan hasil
penelitiannya mengacu pada peraturan internasional yang berlaku.
11. Respek terhadap Keragaman Budaya dan Pluralisme
Ilmuan yang melakukan penelitian yang dilakukan pada suatu wilayah harus
mengakui dan menghormati HKI dan hukum adat termasuk pengetahuan
internasional setempat dan hak adat setempat.
B. Ciri Riset Yang Berada Dalam Jalur Etika
Adapun ciri-ciri riset yang tetap berada dalam jalur etika, antara lain:
1. Mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi yang
terbuka
Yaitu berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan
menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan penelitian (autonomy). Peneliti mempersiapkan formulir persetujuan
subyek (informed consent) yang terdiri dari:
(a) penjelasan manfaat penelitian,
(b) penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan,
(c) penjelasan manfaat yang akan didapatkan,
(d) persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
subyek berkaitan dengan prosedur penelitian;
(e) persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja,
(f) jaminan anonimitas dan kerahasiaan.
2. Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan
kebebasan individu
Yaitu penelitian akan memberikan akibat bagi terbukanya informasi individu
termasuk informasi yang bersifat pribadi, sedangkan tidak semua orang
menginginkan informasinya diketahui orang lain. Dalam aplikasinya, peneliti
tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas baik nama maupun
alamat subyek dalam kuesioner dan alat ukur apa pun untuk menjaga
anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek. Peneliti dapat menggunakan
koding (inisial atau identification number) sebagai pengganti identitas
responden.
3. Keadilan, berkonotasi dengan terbuka dan adil
Yaitu
untuk memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-
hati, profesional, berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor
ketepatan, keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan
religius subyek penelitian. Yang terpenting dari prinsip keadilan yaitu
bagaimanakan keuntungan dan beban harus didistribusikan di antara anggota
kelompok masyarakat.
Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan penelitian membagikan
keuntungan dan beban secara merata atau menurut kebutuhan, kemampuan,
kontribusi dan pilihan bebas masyarakat. Contoh, dalam prosedur penelitian,
peneliti mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak subyek untuk
mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama, maupun sesudah
berpartisipasi dalam penelitian.
4. Melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian
Hal ini berguna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi
subyek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi.Peneliti
meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek
(nonmaleficence).Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan
cedera atau stres tambahan maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian
untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stres, maupun kematian subyek
penelitian.
Contoh-contoh beberapa etika pelaku riset, yaitu:
1. Etika periset pada responden:
Melindungi hak-hak responden sehingga responden tidak dirugikan baik
secara fisik maupun mental. Menjelaskan tujuan dan manfaat riset. Bila
terpaksa harus merahasiakan pihak ketiga, usahakan agar „trik‟ itu tidak
digunakan untuk menaikkan tingkat respon. Jika data dapat merugikan
responden, perlu mendapatkan persetujuan tertulis. Pemberitahuan tentang
hasil riset kepada responden menyangkut data darinya akan memberikan
pandangan positif responden tentang riset.
2. Etika periset pada klien:
Klien kadang ingin identitasnya tidak diketahui. Klien memiliki hak untuk
mendapat hasil riset yang berkualitas, walau harus disamakan persepsi
mengenai kualitas tersebut.
3. Etika periset pada asisten :
Memperhatikan keamanannya, bila tidak, dapat terjadi pemalsuan data atau
instrumen riset.Penting juga untuk memperhatikan kelayakan insentif yang
diperoleh asisten. Dulu seorang pengamat cuaca hanya dibayar sekitar Rp 25
ribu sebulan, dengan pengamatan sekitar tiga kali sehari walau sekali
pengamatan hanya memakan waktu sekian menit, akibatnya asisten peneliti
menganggap data tersebut pun tidak penting. Periset memiliki hak untuk
mendapatkan perlakuan etis dari asistennya. Perlakuan etis ini menyangkut
tanggungjawab kebenaran data dari asisten peneliti.Keputusan mengenai hal-
hal yang menyangkut penelitian ada di tangan peneliti, sehingga asisten
peneliti wajib untuk berkonsultasi dengannya menyangkut hal-hal baru di
lapangan atau lainnya.
4. Etika Klien:
Klien tidak berhak untuk membuat peneliti mengubah data sesuai
keinginannya.Di sini diperlukan keteguhan seorang peneliti untuk
mempertahankan prinsip bahwa memang ada hal-hal yang tidak bisa
dinegosiasikan dalam riset.
C. Etika Penulisan Ilmiah
Etika penulisan ilmiah didefinisikan tata krama, tata tertib, sopan santun,
dan aturan-aturan baku dalam penulisan ilmiah. Tulisan ilmiah mengikuti tata
aturan ilmiah yang berbeda dengan tulisan popular dan tulisan lainnya.
Kriteria tulisan ilmiah, yaitu antara lain:
1. Obyektif, yaitu berdasarkan kondisi faktual
2. Up to date, yaitu tulisan merupakan perkembangan ilmu mutakhir
3. Rasional, yaitu berfungsi sebagai wahana penyampaian kritik timbal balik
4. Reserved, yaitu tidak overcliming, jujur, lugas, dan tidak bermotif pribadi
5. Efektif dan efisien, yaitu tulisan merupakan media komunikasi yang berdaya
tarik tinggi.
Prinsip Moral
Prinsip Pengatur
(Norma)
Skema 2.1 Etika Menulis
Etika Menulis
1) Menghormati Pembaca
2) Menghormati milik gagasan orang
lain
1. Mengakui kekeliruan
2. Mengakui “hak milik orang
lain”
Asas
Pengakuan
Asas
Penghormatan
Bentuk-Bentuk Kongkrit
Tata-cara
1. Asas kejelasan
2.Asas kesenalaran
3. Asas Keanggunan
1.Asas pengutipan 2.Asas kesesuain
Skema 2.2 Nilai Dasar Ilmu Pengetahuan
NILAI DASAR ILMU
PENGETAHUAN
Knowledge is better than
ignorance (pengetahuan
adalah lebih baik daripada
kemasabodohan)
Ilmu = Milik Umum Tidak boleh : =Dipatenkan =Diperjual-belikan Hasil penelitian disebar-luaskan secara Cuma-cuma
KEJUJURAN
MUTLAK
KEBENARAN (Truth)
dipercayai sebagai
“lebih tinggi nilainya”
daripada perasaan
1). Penelitian/ ilmuan tidak boleh
bohong
2). Harus bersedia untuk dengan
iklas mengakui kesalahan, jika
ternyata teori/analisanya keliru
Kebebasan
Obyektivitas
Akademik
Tujuan meninjau pustaka
Menambah wawasan memacu
kreatifitas
Tujuan Mengutip
Mengidentifikasi konsep baru
atau sesuatu yang khas
1. Menengkankan bagian tertentu yang dianggap penting atau khas dari gagasan yang
orang lain dalam rangka membahas, menganalisa dan/atau mengkritik gagasan
tersebut
2.Menggunakan sebagian atau seluruhnya gagasan orang lain, sebagai komponen dari
gagasan baru yang akan kita bentuk sendiri
3. Sekedar memperkenalkan suatu konsep,argumentasi ataupun informasi (Baik lama
maupun baru) dari orang lain.
Menghindari replikasi
Membangun Argumentasi
Skema 2.3 Tujuan Meninjau Pustaka
Skema 2.4 Prinsip-Prinsip Tata Cara Mengutip
Pelanggaran etika ilmiah, yaitu:
1. Fabrikasi data
Yaitu “mempabrik data” atau membuat-buat data yang sebenarnya tidak ada
atau lebih umumnya membuat data fiktif.
2. Falsifikasi data
Yaitu mengubah data sesuai dengan keinginan terutama agar sesuai dengan
kesimpulan yang ingin diambil dari sebuah penelitian.
1.cantumkan Rujukan 2.Ke”Tepat sama” an 3.harus pakai “tanda kutip” 4. beri tanda & cataatn bagi semua hal yang tidak sama
1.Cantumkan rujukan
2.”Paraphase” harus benar
3.Kata atau frase asli yang
tetap digunakan harus diberi
tanda kutip,disertai catatan
Kutipan Langsung
Prinsip-Prinsip Tata cara mengutip
Kutipan Tidak Langsung
3. Plagiarisme
Yaitu mengambil kata-kata atau kalimat atau teks orang lain, penggunaan ide
atau proses, dan hasil orang lain tanpa memberikan pengakuan atau kredit
yang semestinya termasuk yang diperoleh dari hasil telaah tertutup terhadap
proposal atau naskah hasil riset oaring lain.
Jenis-jenis plagiat, antara lain:
a. Keseluruhan atau copy paste
b. Sebagian besar ide pokok
c. Dengan menggunakan kata-kata sendiri tidak menyebutkan sumber dalam
beberapa alinea
d. Mengambil milik sendiri (self Plagiarism)
e. Tidak menyatakan penulis lain, jika penulis lebih dari satu orang.
Kode etik penulis, yaitu:
a. Menuliskan karya orisinal, bukan jiplakan
b. Menjunjung tinggi posisinya sebagai orang terpelajar, menjaga kebenaran
dan manfaat serta makna informasi yang disebarkan sehingga tidak
menyesatkan
c. Menulis secara cermat, teliti dan tepat
d. Bertanggung jawab secara akademis atas tulisannya
e. Menjunjung tinggi hak, pendapat atau temuan orang lain
f. Memberikan manfaat kepada masyarakat pengguna
g. Menyadari sepenuhnya bahwa tiga pelanggaran kode etik berakibat pada
hilangnya integritas dan kepercayaan penulis jika melakukannya
h. Secara moral cacat, apalagi dilihat dari kacamata agama, nilai keagamaan
mencela pelanggaran sebagai bagian dari ketidak jujuran pencurian, atau
mengambil kepunyaan orang lain tanpa hak.
i. Nurani mengalami proses pengkeruhan
j. Jujur pada nilai sendiri
k. Memiliki nurani
l. Menuntut pada sikap terbuka secara ilmiah, verifikasi dan tidak memihak
BAB III
KESIMPULAN
1. Ciri Riset Yang Berada Dalam Jalur Etika :
a. Mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi yang
terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan
menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan penelitian (autonomy).
b. Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan
kebebasan individu.
c. Melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna
mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek
penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi.
d. Keadilan, berkonotasi dengan terbuka dan adil. Untuk memenuhi prinsip
keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional,
berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan,
keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius
subyek penelitian.
2. Penulisanya yang tetap berada dalam jalur etika adalah yang tidak berada
dalam pelangaran seperti Fabrikasi data (mempabrik data), Falsifikasi data
(mengolah data), dan Plagiarisme (menjiplak data).
DAFTAR PUSTAKA
Boediono, A. 2009.Kiat Menembus Jurnal Internasional.
(online).http://prepository.ipb.ac.id diakses 17 Oktober 2012.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.Penulisan Ilmiah.
(online).www.akatiga.org/index.php/artikeldanopini/lainnya/128-
resensietikadiakses 17 Oktober 2012.
Eliani. 2009. Modul Etika Penelitian. (online).
http://pksm.mercubuana.ac.iddiakses 17 Oktober 2012.
Wiradi, Gunawan. 2002. Etika penulisan karya ilmiah.
(online).www.atmajaya.ac.id/content.asp?f=0&id=5789diakses 17 Oktober
2012
Herman. 2010. Etika Keilmuan.
(online).http://lidahtinta.wordpress.com/2009diakses 17 Oktober 2012.
Farisi, M.I. 2005. Etika Keilmuan Profesi Sebagai Disiplin Ilmiah Dalam Pendidikan
Sebagai Disiplin Ilmu Dan Profesi.
(online).www.hellisindonesia.or.id/lokakarya2011/etika_penulisan_ilmiah.p
dfdiakses 17 Oktober 2012.
Jenie, A.Umar. 2007.Etika Penelitian Menjaga Kualitas Akademik. (online). www.
Metopen.ac.iddiakses 17 Oktober 2012.
Recommended