View
7
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
bb
Citation preview
FRAKTUR
Oleh :
Sakina J.H Saleh
Rio Oktabyantoro
Tri Fitri Sari
Pembimbing : dr. Sumono Handoyo, Sp.OT, FICS
Definisi
Diskontinuitas struktur tulang atau tulang
rawan bisa komplit atau inkomplit, yang
disebabkan oleh gaya yang melebihi
elastisitas tulang.
EtiologiTrauma mengenai tulang yang kekuatannya melebihi kekuatan tulang. 2 faktor mempengaruhi terjadinya fraktur :
• Ekstrinsik (kecepatan dan durasi trauma yang mengenai tulang, arah dan kekuatan trauma)
• Intrinsik (kapasitas tulang mengasorbsi energi trauma, kelenturan, kekuatan, dan densitas tulang)
Penampang Tulang
Patofisiologi
• Trauma pada tulang --> keterbatasan gerak dan ketidakseimbangan berat badan.
• Fraktur tertutup tidak disertai kerusakan jaringan lunak disekitarnya
• Fraktur terbuka biasanya disertai kerusakan jarigan lunak seperti otot, tendon, ligamen, dan pembuluh darah.
• Tekanan yang kuat menyebabkan fragmen tulang keluar menembus kulit sehingga akan menjadikan luka terbuka peradangan infeksi.
• Keluarnya darah dari luka terbuka dapat mempercepat pertumbuhan bakteri.
• Tertariknya segmen tulang disebabkan karena adanya kejang otot pada daerah fraktur menyebabkan disposisi pada tulang, sebab tulang berada pada posisi yang kaku.
Klasifikasi
• Fraktur Komplit • Fraktur tidak komplit, seperti :
– Hairline fracture – Buckle fracture / torus fracture – Greenstick fracture
Garis patah melintang : trauma angulasi atau langsungGaris patah oblique : trauma angulasiGaris patah spiral : trauma rotasiFraktur kompresi : trauma aksial fleksi tulang spongiosaFraktur avulsi : trauma tarikan / traksi otot pada tulang fraktur patella
Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma :
Fraktur kominutif : garis patah lebih dari 1 dan saling berhubunganFraktur segmental : garis patah lebih dari 1 tetapi tidak berhubungan. Bila dua garis patah disebut fraktur bifokalFraktur multiple : garis patah lebih dari 1, tetapi pada tulang yang berlainan tempatnya
Berdasarkan jumlah garis patah :
Fraktur displaced atau undisplaced.1. Fraktur undisplaced garis patah komplit tetapi
kedua fragmen tidak bergeser. Periosteum masih utuh
2. Fraktur displaced : Dislokasi ad longitudinam cum contractionum
(pergeseran searah sumbu (overlapping) Dislokasi ad axim membentuk sudut Dislokasi ad latus fragmen saling menjauhi
• Fraktur terbukaBila terdapat luka yang menghubungkan tulang yang fraktur dengan udara luar dan permukaan kulit
• Fraktur tertutupBila tidak ada luka yang menghubungkan fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit
Manifestasi Klinik
• Nyeri• Gangguan fungsi• Deformitas / kelainan bentuk• Krepitasi• Bengkak• Perubahan warna
Diagnosis
- riwayat mekanisme cedera (posisi kejadian) dan kejadian-kejadian yang
berhubungan dengan cedera tersebut.- riwayat cedera atau fraktur
sebelumnya, riwayat sosial ekonomi, pekerjaan, obat-obatan yang dia
konsumsi, merokok, riwayat alergi dan riwayat osteoporosis serta penyakit
lain.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Deformitas : angulasi, rotasi, pemendekan, pemanjangan,
bengkak. Pada fraktur terbuka : klasifikasi Gustilo.
- nyeri tekan (tenderness), Krepitasi)
- persendian diatas dan dibawah cedera, daerah yang mengalami
nyeri, efusi, dan krepitasi- pulsasi aretri, warna kulit,
pengembalian cairan kapler (Capillary refill test) sensasi
Dinilai apakah adanya keterbatasan pada
pergerakan sendi yang berdekatan dengan lokasi
fraktur.
Pemeriksaan trauma di tempat lain : kepala, toraks, abdomen, pelvis
Sedangkan pada pasien dengan politrauma, pemeriksaan awal dilakukan menurut protokol ATLS. Langkah pertama adalah menilai airway, breathing, dan circulation. Perlindungan pada vertebra dilakukan sampai cedera vertebra dapat disingkirkan dengan pemeriksaan klinis dan radiologis. Saat pasien stabil, maka dilakukan secondary survey.
Pemeriksaan Penunjang
• darah rutin, faktor pembekuan darah, golongan darah, cross-test, dan urinalisa
Laboratorium
• untuk lokasi fraktur harus menurut rule of two:• 2 gambaran, anteroposterior (AP) dan
lateral• Memuat dua sendi di proksimal dan
distal fraktur• Memuat gambaran foto dua
ekstremitas, yaitu ekstremitas yang cedera dan yang tidak terkena cedera (pada anak) ; dan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan.
Radiologis
Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan fraktur 4R yaitu : Recognition berupa diagnosis dan penilaian
fraktur Reduction Retention dengan imobilisasi Rehabilitation yaitu mengembalikan aktifitas
fungsional semaksimal mungkin
• Penatalaksanaan awal fraktur -> reposisi dan imobilisasi fraktur dengan splint.
• Pada multiple trauma, dilakukan stabilisasi awal fraktur tulang panjang setelah hemodinamis pasien stabil. Sedangkan penatalaksanaan definitif fraktur adalah dengan menggunakan gips atau dilakukan operasi dengan ORIF maupun OREF.
Ekternal / OREF (Open Reduction External Fixation)
• Gips ( plester cast)• Traksi
Indikasi OREF :
• Fraktur terbuka derajat III• Fraktur dengan kerusakan jaringan lunak
yang luas• fraktur dengan gangguan neurovaskuler• Fraktur Kominutif• Fraktur Pelvis• Fraktur infeksi yang kontraindikasi dengan
ORIF• Non Union• Trauma multiple
Internal / ORIF (Open Reduction Internal Fixation)
ORIF ini dapat menggunakan K-wire, plating, screw, k-nail. Keuntungan cara ini adalah reposisi anatomis dan mobilisasi dini tanpa fiksasi luar.
Indikasi ORIF :
• Fraktur yang tak bisa sembuh atau bahaya avasculair nekrosis tinggi, misalnya fraktur talus dan fraktur collum femur.
• Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup. • Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan.
Misalnya fraktur Monteggia, fraktur Galeazzi, fraktur antebrachii, dan fraktur pergelangan kaki.
• Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan operasi, misalnya : fraktur femur.
Komplikasi Komplikasi umum
Syok karena perdarahan ataupun oleh karena nyeri, koagulopati diffus dan gangguan fungsi pernafasan. Ketiga macam komplikasi tersebut diatas dapat terjadi dalam 24 jam pertama pasca trauma dan setelah beberapa hari atau minggu akan terjadi gangguan metabolisme, berupa peningkatan katabolisme. Komplikasi umum lain dapat berupa emboli lemak, trombosis vena dalam (DVT), tetanus atau gas gangren.
Komplikasi Lokal
• Komplikasi dini
Komplikasi dini adalah kejadian komplikasi dalam satu minggu pasca trauma, sedangkan apabila kejadiannya sesudah satu minggu pasca trauma disebut komplikasi lanjut.
• Komplikasi lanjutPada tulang dapat berupa malunion, delayed union
atau non union. Pada pemeriksaan terlihat deformitas berupa angulasi, rotasi, perpendekan atau perpanjangan.
DAFTAR PUSTAKA
• Apley GA, Solomon L. Buku ajar ortopedi dan fraktur sistem Apley. Edisi ke-7. Jakarta, 1995. Widya Medika;
• American College of Surgeon Committee of Trauma (ACSCOT). 2008. Advanced Trauma Life Support for Doctor. Chicago: ATLS Student Course Manual.
• 7. Reksoprodjo, S, Pemeriksaan Orthopaedi dalam Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah FKUI, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1995, hal : 453-471.
• 8. Sjamsuhidajat R, Sistem Muskuloskeletal dalam Syamsuhidajat R, de Jong W, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, 1997, hal : 1124-1286
• http://www.boneandjoint.org.uk/highwire/filestream/12480/field_highwire_article_pdf/0/150.full-text.pdf diakses pada tanggal 22 Januari 2015
Recommended