Upload
don-gibson
View
239
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ksksk
Citation preview
REFERATFRAKTUR FEMUR
Pembimbing : dr. Jeffrey Jonathan T, Sp.OT
M Firas Khusyi – 112014185Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dari
tulang, sering di ikuti oleh kerusakan jaringan lunak dengan berbagai macam derajat, mengenai pembuluh darah, otot, dan persarafan.
DEFINISI
• Fraktur tertutup (simple fracture) adalah suatu fraktur
yang tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar
• Fraktur terbuka (compound fracture) adalah fraktur yang
mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada
kulit dan jaringan lunak
• Fraktur komplikasi (comlplicated fracture) adalah fraktur
dengan komplikasi adalah fraktur yang disertai dengan
komplikasi (malunion,delayed union,non union & infeksi
tulang)
KLASIFIKASI KLINIS FRAKTUR
KLASIFIKASI ETIOLOGI FRAKTUR
Trauma LangsungTrauma yang terjadi langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan tersebut, umunya bersifat komunitif dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan Tidak langsungApabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya pada jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur klavikula (membran interoseus). Pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh
KLASIFIKASI RADIOLOGI
a.Fraktur diafisis c. Dislokasi dan frakturb.Fraktur metafisis d. Fraktur intra-artikule
KLASIFIKASI KONFIGURASI
a. Transversalb. Oblikc. Spirald. Kupu-kupue. Komunitiff. Segmentalg. Depresi
Fraktur transversalSuatu fraktur komplit yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu tulang Fraktur oblikFraktur komplit yang melalui korteks secara diagonal Fraktur spiralBila garis patah terdapat mengelilingi sepanjang korteks Fraktur komunitifGaris patah lebih dari satu dan saling berhubungan Fraktur segmentalGaris patah lebih dari satu, tetapi tidak berhubungan
KLASIFIKASI HUBUNGAN ANTAR FRAGMEN DENGAN FRAGMEN LAIN
a. Bersampinganb. Angulasic. Rotasid. Distraksie. Over-ridingf. Impaksi
*Bergeser (displaced)
Price (1995) Sjamsuhidayat
(1995)Doenges (2000)
Reeves (2001) Smeltzer (2002)
TransversalOblikSpiral
SegmentalImpaksi
PatologikGreenstick
AvulsiSendiBeban lainnya
TertutupTerbukaFisuraSerong
SederhanaLintang
SederhanaKominutifSegmental
Dahan hijauKompresiImpaksiImpresi
patologis
IncompleteCompleteTertutupTerbukapatologis
TertutupTerbukaKomplit
Retak tak komplitOblikSpiral
TransversalSegmentalkominutif
KomplitTidak
komplitTertutupTerbuka
GreenstickTransversal
OblikSpiral
KominutifDepresi
KompresiPatologik
AvulsiEpifisealimpaksi
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIKTanda awal : Syok, anemia atau pendarahan Kerusakan pada organ-organ lain, misalnya
otak, sumsum tulang belakang atau organ-organ dalam rongga toraks, panggul dan abdomen
Faktor predisposisi, misalnya pada fraktur patologis
DIAGNOSIS
GAMBARAN KLINIS
Pemeriksaan ortopedi meliputi :
inspeksi palpasi Range of movement kekuatan stabilitas
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN LOKALInspeksi (Look) Bandingkan dengan bagian yang sehat Perhatikan posisi anggota gerak Keadaan umum penderita secara keseluruhan Ekspresi wajah karena nyeri Adanya tanda-tanda anemia karena pendarahan Apakah terdapat luka pada kulit dan jaringan lunak untuk
membedakan fraktur tertutup atau terbuka Ekstravasasi darah subkutan dalam beberapa jam sampai
beberapa hari Perhatikan adanya deformitas berupa angulasi, rotasi dan
kependekan Lakukan survei pada seluruh tubuh apakah ada trauma
pada organ-organ lain Perhatikan kondisi mental penderita Keadaan vaskularisasi Tanda-tanda kompartmen sindrom
Palpasi (Feel)“Palpasi dilakukan secara hati-hati oleh karena penderita biasanya mengeluh sangat nyeri”
Hal-hal yang perlu diperhatikan : Temperatur setempat yang meningkat Nyeri tekan; nyeri tekan yang bersifat superfisial
biasanya disebabkan oleh kerusakan jaringan lunak yang dalam akibat fraktur pada tulang
Krepitasi; dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan secara hati-hati
Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri radialis, arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior sesuai dengan anggota gerak yang terkena Refilling (pengisian) arteri pada kuku, warna kulit pada bagian distal daerah trauma, temperatur kulit.
Pengukuran tungkai terutama pada tungkai bawah untuk mengetahui adanya perbedaan panjang tungkai
Pergerakan (Move)“selama pasien dapat mengikuti gerakan pemeriksa dalam batas dibawah ambang nyeri ( tanpa paksaan )”
Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan radiologis Foto Polos CT-Scan MRI Arthografi
Laboratorium : darah rutin, faktor
pembekuan darah, golongan darah, cross-test, dan urinalisa
PENUNJANG
Tujuan pemeriksaan radiologis :o Untuk mempelajari gambaran normal tulang dan sendio Untuk konfirmasi adanya frakturo Untuk melihat sejauh mana pergerakan dan konfigurasi fragmen
serta pergerakannyao Untuk menentukan teknik penatalaksanaano Untuk menentukan apakah fraktur itu baru atau tidako Untuk menentukan apakah fraktur intra-artikuler atau ekstra-
artikulero Untuk melihat adanya keadaan patologis lain pada tulango Untuk melihat adanya benda asingo Untuk menilai hasil penatalaksanaan dan operatif
FOTO POLOS
Dua posisi proyeksi, dilakukan sekurang-kurangnya yaitu
pada antero-posterior dan lateral Dua sendi pada anggota gerak dan tungkai harus difoto, di
atas dan di bawah sendi yang mengalami fraktur Dua anggota gerak. Pada anak-anak sebaiknya dilakukan
foto pada ke dua anggota gerak terutama pada fraktur epifisis. Dua trauma, pada trauma yang hebat sering menyebabkan
fraktur pada dua daerah tulang. Misalnya pada fraktur kalkaneus atau femur, maka perlu dilakukan foto pada panggul dan tulang belakang.
Dua kali dilakukan foto. Pada fraktur tertentu misalnya fraktur tulang skafoid foto pertama biasanya tidak jelas sehingga biasanya diperlukan foto berikutnya 10-14 hari kemudian
PRINSIP RADIOLOGIS
CT-Scan dan 3D MRI : cedera tendon, ligamen, otot, tulang,
dan tulang rawan Arthografi : foto AP + lateral ( dengan
kontras )
RADIOLOGIS LAIN
Pneumoartografi : kontras negatif ( udara / O2 ) Bone scanning : radioisotop Tc 99 m (technicium
pertechneteit 99 m)
Radiologi AP/Lateral CT scan dan MRI
Untuk menentukan pola fraktur dan hubungannya dengan cidera jaringan lunak
Bone Scan Untuk memberikan bukti dari adanya stress fraktur apabila dari
pemeriksaan fisik dan radiografi tidak jelas Arteriogram
Jika dicurigai terjadinya cidera pada sistem vaskuler
Prinsip menangani fraktur adalah mengembalikan
posisi patahan tulang ke posisi semula (reposisi) dan mempertahankan posisi itu selama masa penyembuhan patah tulang (imobilisasi),
PENATALAKSANAAN
EMERGENCY
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN FRAKTUR
Non-operatif• Bed rest• Imobilisasi dan stabilisasi : bidai, gips,
external fixator, tongkat dan penyangga tubuh
PENATALAKSANAAN
Pemberian obat-obatan Pengobatan operatif : Osteostomi Osteosintesis : dengan alat fixsasi plate,
screw, nail plate, wire/k-wire ORIF Bone grafting : Autograft, Allograft
(homograft), Xenograft (heterograft)
PROSES PENYEMBUHAN
Fase HematomaPembuluh darah di sekitar tulang yang mengalami fraktur robek, akibatnya, tulang disekitar fraktur akan kekurangan nutrisi dan akhirnya mati sekitar 1-2 mm.
Fase Proliferasi SelPada 8 jam pertama fraktur merupakan masa reaksi inflamasi akut dengan proliferasi sel di bawah periosteum dan masuk ke dalam kanalis medulla. Bekuan hematom diserap secara perlahan dan kapiler baru mulai terbentuk.
Fase Pembentukan Kalus
Fase KonsolidasiWoven bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan-lahan akan membentuk jaringan tulang yang lebih kuat oleh aktivitas osteoblas.
Fase RemodelingJika proses penyatuan tulang sudah lengkap, maka tulang yang baru akan membentuk bagian yang menyerupai dengan bulbus yang meliputi tulang tanpa kanalis medularis. Pada fase ini resorbsi secara osteoklastik tetap terjadi dan tetap terjadi osteoblastik pada tulang.
REHABILITASI
THANKS FOR YOUR ATTENTION