View
47
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
PENDAHULUAN Bekaitan dengan tumbuh kembang,
perkembangan embriologi, anatomi, fisiologi, neurologi, dan audiologi
Disertai keterbelakangan mental, gangguan emosional, afasia perkembangan
Gangguan pendengaran:Tuli sebagian Tuli total
PERKEMBANGAN AUDITORIKPerkembangan auditorik berkaitan erat
dengan perkembangan otak. Neuron korteks mengalami proses kematangan dalam waktu 3 tahun pertama kehidupan dan massa 12 bulan pertama kehidupan terjadi perkembangan otak yang sangat cepat
PERKEMBANGAN AUDITORIK PRANATALKoklea mencapai fungsi normal seperti
orang dewasa setelah usia gestasi 20 minggu
PERKEMBANGAN WICARABersamaan dengan proses maturasi fungsi
auditorik, berlangsung pula perkembangan kemampuan bicara
PENYEBAB GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI/ANAK1. PRENATAL
Genetik Non genetik
seperti Infeksi pada kehamilan terutama pada awal kehamilan/trimester pertama (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes, Sifilis), kekurangan zat gizi, kelainan struktur anatomi serta pengaruh obat-obatan yang dikonsumsi selama kehamilan yang berpotensi menggangu proses pembentukan organ dan merusak sel-sel rambut dirumah siput seperti salisilat, kina, neomycin, streptomisin, gentamisin, thalidomide barbiturate dll. Selain itu juga adanya malformasi struktur anatomi telinga.
2. PERINATALBeberapa keadaan yang dialami bayi pada saat lahir juga merupakan faktor resiko untuk terjadinya gangguan pendengaran seperti tindakan dengan alat pada saat proses kelahiran (ekstraksi vakum, tang forsep), bayi lahir premature (< 37 mgg), berat badan lahir rendah (< 2500 gr), lahir tidak menangis (asfiksia), lahir kuning (hiperbilirubinemia). Biasanya jenis gangguan pendengaran yang terjadi akibat faktor prenatal dan perinatal ini adalah tipe saraf / sensori neural dengan derajat yang umumnya berat atau sangat berat dan sering terjadi pada kedua telinga
3. POSTNATALPada saat pertumbuhan seorang bayi dapat terkena infeksi bakteri maupun virus seperti Rubella (campak german), Morbili (campak), Parotitis, meningitis (radang selaput otak), otitis media (radang telinga tengah) dan Trauma kepala, dapat menyebabkan tuli saraf atau tuli konduktif
PEMERIKSAAN PENDENGARAN PADA BAYI DAN ANAKSeorang bayi telah memiliki kesiapan
berkomunikasi yang efektif pada usia 18 bulan
Pemeriksaan:1. Behavioral observation audiometry (BOA)2. Timpanometri3. Audiometri bermain 4. Oto acoustic emission (OAE)5. Brainstem evoked response audiometry
(BERA)
1. Behavioral observation audiometry (BOA)Dinilai kemampuan anak dalam memberi respon
terhadapsumber bunyiAda 2:
Behavioral reflex audiometripengamatan respon yg bersifat refleks sebagai reaksi terhadap stimulus bunyi: mengejapkan mata, melebarkan mata, mengerutkan wajah, berhenti menyusu, denyut jantung meningkat, refleks moro
Behavioral response audiometripada bayi 5-6 bulan, stimulus akustik menghasilkan pola respon khas berupa menoleh atau menggerakkan kepala ke arah sumber bunyi diluar lapangan pandang
2. TimpanometriPemeriksaan lanjutan ini bertujuan untuk
mengetahui fungsi telinga tengahAbnormal petunjuk adanya gangguan
pendengaran konduktifProbe tone (sumbat liang telinga) tekanan
di liang telinga
3. Audiometri bermain Pemeriksaan yang juga berfungsi
mengetahui ambang dengar anak ini dapat dilakukan pada anak usia 2-5 tahun
Cara: Menggunakan audiometer yang menghasilkan bunyi dengan frekuensi dan intensitas berbeda. Bila anak mendengar bunyi itu berarti sebagai pertanda anak mulai bermain misalnya harus memasukkan benda ke kotak di hadapannya
4. Oto acoustic emission (OAE)Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk bayi yang
baru berusia 2 hari. Selain juga untuk orang dewasa. Pada bayi, pemeriksaan ini dapat dilakukan saat beristirahat/tidur
Tesnya tergolong singkat, tidak sakit, namun memberi hasil akurat
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui fungsi sel rambut pada coklea/rumah siput. Hasilnya dapat dikategorikan menjadi dua, yakni pass dan refer. Pass berarti tidak ada masalah, sedangkan refer artinya ada gangguan pendengaran hingga harus dilakukan pemeriksaan berikut.
5. Brainstem evoked response audiometry (BERA)Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada
semua usiaFungsinya, untuk mengetahui respons
ambang dengar seseorang. Pemeriksaan yang tergolong objektif ini mengharuskan anak dalam keadaan tidur, hingga anak harus dikondisikan tidur lebih dulu.
JENIS PEMERIKSAAN BERA LAINNYABERA tone burstBERA hantaran tulangAutomated auditory brainstem response
(AABR)
DETEKAI DINI GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYIDiprioritaskan pada bayi dan anak yg mempunyai
risiko tinggi terhadap gangguan pendengaranUntuk bayi 0-28 hari
Riwayat keluarga dg tuli sensorineural sejak lahirInfeksi masa hamilKelainan kraniofasialBBLSRHiperbilirubinemiaObat ototoksikMeningitis bakterialisAS 0-4 menit pertama, 0-6 menit kelimaVentilasi mekanik 5 hari atau lebih
Untuk bayi 29 hari – 2 tahunKecurigaan gangguan pendengaran, keterlambatan
bicara, bahasa, atau keterlambatan perkembanganRiwayat keluarga dg gangguan pendengaran yg
menetap sejak masa anak-anakInfeksi post natalInfeksi intra uterinFaktor risisko saat neonatus (ex: hiperbilirubin)Sindroma yg berkaitan dg gangguan pendengaran
progresifKelainan neuro degeneratifTrauma kapitisOtitis media
NEWBORN HEARING SCREENING (NHS)Baku emas pemeriksaan skrining
pendengaran pada bayi otoacoustic emission (OAE) dan automated ABR (AABR)
Ada 2 program NHS:Universal newborn hearing screeningTargeted newborn hearing screening
Recommended