View
8
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
ii
Pengaruh Musik sebagai Pengiring Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
Administrasi Office Departemen Produksi PT. TIFICO, Tbk di Tangerang
HALAMAN PENGESAHAN
Dipertahankan di depan dewan Penguji Skripsi Fakultas Psikologi Universitas
Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat – syarat Guna
Memperoleh
Derajat Sarjana S1 Psikologi
Pada Tanggal
Mengesahkan,
Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi dan Imu Sosial Budaya
Universitas Islam Indonesia
Ketua Program Studi
Hj. Qurotul Uyun., S.Psi.,M.Si.
Dewan Penguji Tanda tangan,
1. Sus Budiharto, S.Psi., Psi.
2. Emi Zulaifah, Dra., M.Sc
3. Uly Gusniarti, S.Psi.,M.Si
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang Masalah
Produktivitas kerja merupakan tuntutan utama bagi perusahaan agar
kelangsungan hidup atau operasionalnya dapat terjamin. Produktivitas suatu badan
usaha dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah ataupun pusat.
Produktivitas kerja menjadi masalah nasional, karena produktivitas tenaga kerja
Indonesia masih memprihatinkan. Kualitas sumber daya manusia Indonesia dewasa
ini dibandingkan dengan kualitas sumber daya manusia di beberapa negara anggota
ASEAN nampaknya masih rendah kualitasnya, sehingga mengakibatkan
produktivitas per jam kerjanya masih rendah. Berrdasarkan data World Development
Report, Indonesia pada tahun 2002, produktifitas per pekerja per jam sebesar 1,84
US $ dan yang tertinggi adalah Singapura 35,91 US $, diikuti oleh Malaysia 4,71 US
$ dan Thailand 4,56 US $ (Soejoeti, 2005). Banyak hal yang dapat mempengaruhi
produktivitas kerja, untuk itu perusahaan harus berusaha menjamin agar faktor-faktor
yang berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja dapat dipenuhi secara maksimal.
Banyak faktor pada suatu perusahaan yang mempengaruhi seseorang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan jalannya perusahaan tentunya
diwarnai oleh perilaku individu yang berkepentingan. Perilaku individu yang muncul
akan sangat mempengaruhi suatu perusahaan baik secara langsung ataupun tidak
langsung, hal ini akibat adanya kemampuan individu yang berbeda-beda dalam
2
menghadapi tugasnya. Perilaku akan timbul akibat adanya pengaruh dari lingkungan
yang ada (baik internal maupun eksternal), dengan begitu individu akan
mempertimbangkan perilakunya sehingga produktivitas kerja karyawan dapat
tercapai sesuai dengan yang diinginkan.
Lazimnya, produktivitas kerja yang baik jika mengalami kestabilan atau
mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada PT. X
yang ada di Tangerang dengan Manajer Produksi tanggal 27 Februari 2007. Sejak
awal berdirinya perusahaan tingkat produktivitas kerja karyawan administrasi office
departemen produksi dikatakan cukup baik bahkan sering mengalami peningkatan.
Tetapi sejak kurun waktu 4 tahun terakhir produktivitas kerja karyawan mengalami
penurunan. Penurunan produktivitas kerja karyawan pada PT X dapat terlihat dari
hasil kerja karyawan yang meliputi penyelesaian pekerjaan sesuai dengan target yang
diberikan dan tingkat kedisiplinan yang meliputi ketepatan waktu dalam bekerja,
tidak bolos bekerja tanpa alasan yang jelas dan meninggalkan pekerjaan. Penurunan
produktivitas kerja pada PT X dikarenakan berbagai macam faktor, salah satunya
adalah lingkungan kerja yang kurang nyaman sehingga membuat para pekerja tidak
semangat dalam bekerja (manajemen PT X, 2007). Pemberian musik merupakan
salah satu desain lingkungan kerja. Selain itu menurut pihak perusahaan
produktivitas kerja karyawan menurun pada waktu pagi, siang dan menjelang pulang.
Produktivitas karyawan dapat dikatakan menurun apabila selama waktu kerja
karyawan terlihat malas, tidak bersemangat, mengantuk, pekerjaan yang dilakukan
tidak maksimal, sering absen kerja , telat datang kerja.
3
Seiring dengan berubahnya zaman, perusahaan-perusahaan pun terus
membenahi diri mempersiapkan segala konsekuensi menghadapi era globalisasi ini
untuk meningkatkan produktivitas karyawan, salah satunya memberi musik sebagai
latar yang mengiringi karyawan dalam bekerja (Munandar, 2001)
Musik merupakan suatu hasil seni budaya yang berupa unsur-unsur atau
bunyi teratur sehingga terjadi suatu harmoni yang dapat memuaskan pendengarnya.
Musik telah lama hadir di dalam kehidupan manusia, bahkan boleh dibilang manusia
tidak dapat melepaskan diri dari musik dimanapun ia berada. Musik telah menjadi
bagian dari kehidupan manusia, yang di dalam perkembangannya tidak saja menjadi
media hiburan, tetapi musik telah mempunyai fungsi yang kompleks (Haliman &
Rosyid, 2000).
Musik mempunyai suatu kekuatan yang tidak sama dengan yang lain. Musik
hadir dalam semua lapisan masyarakat dan kultur budaya yang berbeda. Dalam dunia
industri musik dapat dipakai sebagai latar ditempat produksi agar hasil kerja menjadi
lebih optimal. Musik di dalam tempat kerja dapat mengurangi sifat membosankan
dari tenaga kerja (Prichard, 2006)
Sejak tahun 1940-an banyak perusahaan di Amerika Serikat mulai
memperdengarkan musik yang mengiringi sebagai latar belakang karyawan bekerja.
Sebagaimana halnya dengan warna, banyak yang berpendapat bahwa musik yang
mengiringi kerja dapat meningkatkan produktivitas karyawannya. Dengan musik
sebagai latarnya, pada umumnya para tenaga kerja bekerja dengan perasaan senang,
bekerja lebih keras, tidak banyak absen, dan kurang merasa lelah pada akhir kerja
hari kerja (Munandar, 2001)
4
Riset yang dilakukan oleh psikolog industri menyatakan bahwa efek musik
yang ada di dalam tempat kerja dapat mengurangi kelelahan dan dapat meningkatkan
produktivitas tenaga kerja (Oldham; dalam Prichard, 2006). Sundstrom (Prichard,
2006) meringkas hasil riset yang menguji tentang keuntungan-keuntungan musik di
dalam tempat kerja, yaitu ; musik memotivasi para pekerja. Musik menurut para
pekerja merupakan hal yang menyenangkan, dapat mengurangi kebosanan sehingga
produktivitas dapat ditingkatkan dan musik dapat meningkatkan performance yang
menimbulakan efek psikologis. Dengan mendengarkan musik dapat meningkatkan
kesehatan psikologis.
Musik memiliki pengaruh yang baik pada pekerjaan-pekerjaan yang rutin dan
monoton. Latar belakang musik di dalam tempat kerja mempunyai hal yang positif
untuk mempengaruhi perilaku dan untuk mengurangi frustrasi para tenaga kerja
(Oakes; dalam Prichard, 2006). Tapi hal itu tidak berlaku pada pekerjaan yang
majemuk dan membutuhkan konsentrasi yang tinggi pada pekerjaan, seperti tenaga
kerja yang bekerja sebagai pengendali lalu lintas udara. Pada umumnya musik yang
berjenis musik ringan yang dimainkan dengan instrumen saja (instrumentalia) yang
digunakan sebagai musik pengiring kerja (Munandar, 2001).
Schultz (Munandar, 2001) mengemukakan hasil penelitian, bahwa 80% dari
penyelia dan bukan penyelia berpendapat, musik sebagai latar belakang dalam
bekerja akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan. Dengan
lingkungan kerja yang menyenangkan, produktivitas kerja dapat meningkat. Kira-
kira 40% pekerja percaya musik dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas kerja.
5
Sedangkan sekitar 86% berkeyakinan bahwa mereka merasa senang mendengar
musik yang mengiringi kerja mereka selama jam-jam kerja.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh musik
sebagai pengiring kerja terhadap produktivitas kerja karyawan administrasi office
departemen produksi PT. TIFICO, Tbk di Tangerang.
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat yaitu :
1. Manfaat Praktis
Menambah pengetahuan bagi para mahasiswa dan pihak perusahaan
mengenai adanya pengaruh musik yang diperdengarkan di tempat kerja terhadap
produktivitas kerja karyawan.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang berarti pada
perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi industri dan organisasi dengan
cara memberi tambahan data hasil penelitian eksperimen tentang pengaruh musik
terhadap produktivitas kerja karyawan.
6
D. Keaslian Penelitian
Sejauh yang peneliti ketahui, penelitian mengenai pengaruh musik terhadap
produktivitas kerja karyawan belum ada, akan tetapi penelitian yang serupa sudah
pernah dilakukan sebelumnya, diantaranya adalah:
Penelitian yang dilakukan oleh Harahap (2003) tentang perbedaan
produktivitas kerja karyawan antara shift kerja pagi dan shif kerja malam.
1. Keaslian topik
Pada penelitian sebelumnya yang berjudul perbedaan produktivitas kerja
karyawan antara shift kerja pagi dan shift kerja malam variabel bebas adalah shift
kerja sedangkan pada penelitian ini variabel bebasnya adalah musik sebagai
pengiring kerja.
2. Keaslian Teori
Keaslian teori salah satunya dapat dinilai dari aspek dari suatu variabel
penelitian. Pada penelitian sebelumnya aspek yang digunakan dikemukakan oleh
Hadi (1988) sedangkan pada penelitian ini menggunakan aspek yang
dikemukakan Ghiselli dan Brown (Putraningrum, 2001).
3. Keaslian alat ukur
Pada penelitian sebelumnya alat ukur yang digunakan menggunakan
metode dokumentasi yang dikemukakan oleh Hadi (1988) sedangkan pada
penelitian ini menggunakan musik sebagai pengiring kerja, skala produktivitas
kerja Soejoeti (2005) berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan Ghiselli dan
7
Brown (Putraningrum, 2001), observasi dengan metode chec list dan
dokumentasi pada saat penelitian.
4. Keaslian subjek penelitian
Subjek pada penelitian tersebut adalah karyawan PT. Madu Baru PG Madukismo
Yogyakarta. Subjek berjumlah 253 orang karyawan bagian pabrikasi/produksi.
Sedangkan pada penelitian ini subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah
karywan PT. TIFICO, Tbk. di Tangerang pada bagian office departement produksi.
Subjek berjumlah 30 orang.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Produktivitas Kerja
1. Pengertian Produktivitas Kerja
Produktivitas diartikan sebagai suatu sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan, bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari
esok lebih baik dari hari ini (Sudomo; dalam Dulhadi, 1994) dengan demikian
dapatlah dikatakan bahwa produktifitas merupakan hasil interaksi dari beraneka
ragam faktor produksi yang komplementer yang bergabung atau diikut sertakan
dalam proses produksi.
Produktivitas kerja mempunyai dua faktor utama, yaitu: korban (input) dan
hasil (output ) (Hadi; dalam Harahap, 2005). Konsep produktivitas dengan input dan
output sebagai elemen utama pertama kali dicetuskan pada tahun 1810
(Putraningrum, 2001). Inti konsepnya adalah bagaimana output akan berubah apabila
besar input akan berubah. Dengan kata lain hasil yang diperoleh ( output ) seimbang
dengan masukan (input). Produktivitas mempunyai dua dimensi (Umar, 2003).
Dimensi pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian unjuk kerja
( job performance) yang maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan
kualitas, kuantitas, dan waktu. Dimensi yang kedua adalah efisiensi yang berkaitan
dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau
bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
9
Menurut Hezberg faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja berbeda
dengan faktor-faktor yang tidak menimbulkan ketidakpuasan kerja. Faktor-faktor
yang menimbulkan kepuasan kerja dinamakan faktor motivator yang berkaitan
dengan isi pekerjaan, yang merupakan faktor intrinsik dari pekerjaan tersebut.
Faktor-faktor ini meliputi tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri,
achievement, dan pengakuan. Sedangkan faktor yang menimbulkan ketidakpuasan
berkaitan dengan faktor ekstrinsik yang dinamakan kelompok hygiene. Faktor-faktor
tersebut meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, penyeliaan, gaji, hubungan
antar pribadi dan kondisis kerja. Produktivitas kerja dalam penelitian ini berkaitan
dengan kondisi kerja yang termasuk dalam kelompok hygiene. Dalam hal ini jika
faktor-faktor tersebut kurang atau tidak diberikan, maka tenaga kerja akan merasa
kurang puas tetapi tidak berati tidak puas.
Ada pendapat lain yang mengatakan produktivitas adalah rasio antara hasil
kegiatan (output) dengan segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil
tertentu. Bayu (2005) berpendapat bahwa produktivitas adalah “ Kemampuan
memperoleh hasil yang maksimal dengan mempergunakan sarana dan prasarana
yang relatif terbatas persediaannya “.
Hadipranata (1987) berpendapat bahwa produktivitas kerja secara tekhnik,
ekonomik dan psikologik adalah rangkuman atau gabungan antara unsur efektifitas,
efisiensi, dan kepuasan kerja yang harus mengandung volume produksi, hemat
masukan, serta optimalisasi kepuasan kerja secara manusiawi.
Kusriyanto (1993) berpendapat bahwa produktivitas merupakan indikator
yang baik (peka) dalam proses perekonomian dan merupakan tolak ukur yang
10
penting bagi kemajuan ekonomi yang dicapai. Definisi produktifitas tenaga kerja
secara spesifik adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta
tenaga kerja per satuan waktu (per jam orang)
Berdasarkan uraian didepan, produktivitas kerja dalam penelitian ini adalah
hasil kerja karyawan untuk mencapai hasil yang optimal dengan memanfaatkan
sarana dan prasarana yang sudah tersedia.
2. Aspek-Aspek Produktivitas Kerja
Menurut Ghiselli dan Brown (Putraningrum, 2001) pengukuran produktivitas
kerja terdiri dari 3 aspek, yaitu :
a. Jumlah dan Mutu, terdiri dari :
1. Proses mengerjakan pekerjaan, yaitu bagaimana karyawan
mengerjakan pekerjaan sesuai dengan target yang ditentukan..
2. Kualitas dalam melakukan pekerjaan, yaitu bagaimana hasil pekerjaaan
yang dilakukan karyawan memiliki hasil yang memuaskan.
3. Kemampuan dan kecermatan kerja yang dimiliki karyawan, yaitu
kemampuan karyawan dan kecermataan karyawan dalam melakukan
suatu pekerjaan.
b. Lama Kerja, terdiri dari :
1. Kemampuan karyawan menyesuaikan diri dengan kondisi kondisi
kerja di perusahaan.
2. Kemampuan karyawan bekerja sama dengan siapa saja yang berada di
perusahaan
11
c. Lama melakukan pekerjaan, terdiri dari :
1. Waktu yang dibutuhkan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan,
yaitu waktu yang dibutuhkan karyawan dalam melakukan suatu
pekerjaan dan menyelesaikan pekerjaan tersebut.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Menurut hasil pengamatan, faktor-faktor keinginan para pekerja bukan hanya
imbalan yang besar saja, tetapi ada faktor-faktor lain yang lebih penting dari itu.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan menurut
(Suma’mur, 1982) adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan, pada umumnya seseorang mempunyai pendidikan yang lebih
tinggi akan mempunyai produktifitas kerja yang baik. Dengan demikian, pendidikan
merupakan syarat yang penting dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
b. Motivasi, pimpinan perusahaan perlu mengetahui dan memahami motivasi
kerja dari setiap karyawan. Dengan mengetahui motivasi itu, maka pimpinan dapat
membimbing dan mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik.
c. Disiplin Kerja, adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang
senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau memenuhi segala peraturan yang telah
ditentukan. Disiplin kerja mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi.
Kedisiplinan dapat dibina melalui latihan-latihan antara lain bekerja menghargai
waktu dan biaya yang akan memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas
kerja karyawan.
12
d. Keterampilan, keterampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas
kerja karyawan. Keterampilan karyawan dalam perusahaan dapat ditingkatkan
melalui kursus-kursus, latihan,dll.
e. Sikap Etika Kerja, sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina
hubungan yang serasi, selaras dan seimbang di dalam kelompok itu sendiri maupun
dengan kelompok lain, dan etika dalam hubungan kerja sangat penting artinya karena
dengan tercapainya hubungan yang selaras dan serasi dan seimbang antara perilaku
dalam proses produksi akan meningkatkan produktivitas kerja.
f. Gizi dan Kesehatan, daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh
gizi dan makanan yang dikonsumsinya setiap hari. Gizi yang baik akan
mempengaruhi kesehatan karyawan, dan semua itu akan berpengaruh terhadap
produktivitas kerja karyawan.
g. Tingkat Penghasilan, penghasilan yang cukup berdasarkan prestasi kerja
karyawan karena semakin tinggi prestasi karyawan akan makin besar upah yang
diterima. Dengan penghasilan yang cukup, akan memberikan semangat kerja bagi
tiap karyawan untuk memacu prestasi sehingga produktivitas kerja karyawan akan
tercapai.
h. Lingkungan Kerja, lingkungan kerja dari karyawan di sini termasuk
hubungan antar karyawan, hubungan dengan pimpinan, suhu serta lingkungan kerja,
musik, penerangan dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan
perhatian dari perusahaan karena sering karyawan enggan bekerja karena tidak ada
kekompakan dalam kelompok kerja atau ruang kerja yang tidak menyenangkan, hal
ini akan mengganggu kerja karyawan
13
i. Teknologi, dengan adanya kemajuan teknologi meliputi peralatan yang
semakin otomatis dan canggih, yang bisa mendukung tingkat produksi dan
mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan.
j. Sarana Produksi, faktor-faktor produksi harus saling memadai dan saling
mendukung dalam proses produksi.
k. Jaminan Sosial, perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap
karyawan, menunjang kesehatan dan keselamatan. Dengan harapan agar karyawan
semakin bergairah dan mempunyai semangat untuk bekerja.
l. Manajemen, dengan adanya manajemen yang baik, maka karyawan akan
terorganisasi dengan baik pula. Dengan demikian, produktivitas kerja karyawan akan
tercapai.
m. Kesempatan Berprestasi, setiap orang dapat mengembangkan potensi
yang ada dalam dirinya, dengan diberikan kesempatan berprestasi, maka karyawan
akan meningkatkan produktivitasnya.
Wartini (2003) memandang produktivitas dari sudut potensial pribadi
seseorang dengan mengatakan bahwa orang yang produktif adalah orang yang dapat
memberikan sumbangan yang positif dan berarti bagi lingkungan kerjanya dan
mampu mewujudkan sesuatu yang berguna bagi dirinya, penuh ide yang kreatif,
berwawasan jauh kedepan dan senantiasa berupaya mencapai tujuan secara efektif
dan efisien.
14
B. Musik Pengiring Kerja
1. Pengertian Musik Pengiring Kerja
Istilah musik memiliki pengertian yang berbeda sejak zaman Yunani Kuno
hinga kini. Ada yang mendefinisikan “…art combining sounds of voice(s) or
instrument(s) to achive beauty of form and expression of emotion…” (Seykjes;
dalam Rachmawati, 2005).
Musik merupakan suatu hasil seni budaya yang berupa unsur-unsur atau
bunyi yang teratur sehingga terjadi suatu harmoni yang dapat memuaskan
pendengarnya. Musik adalah hal yang paling nyata dan senantiasa hadir dalam
kehidupan. Musik merupakan bagian paling penting dalam budaya suatu masyarakat.
Musik digunakan untuk mengekspresikan perasaan ataupun pemikiran. Musik juga
digunakan dalam acara resmi ataupun sekadar untuk relaksasi.
Sedangkan dalam World Book Encyclopedia (Rachmawati, 2005) disebutkan
bahwa :
“ Musik adalah suar atau bunyi-bunyian yang diatur menjadi sesuatu yang
menraik dan menyenagkan. Dengan kata lain musik dikenal sebagai sesuatu yang
terdiri atas nada dan ritme yang mengalun secara teratur”.
Khan (2002) mengemukakan bahwa musik adalah harmoni nada-nada yang
bisa didengar. Musik untuk mengiringi para karyawan yang sedang bekerja disebut
musik pengiring kerja (Nasution, 1998). Musik dalam kerja diharapkan dapat
meningkatkan kegairahan dan kesegaran. Musik pengiring kerja dapat berefek
stimulus dan meningkatkan pelaksanaan kerja, khususnya pada pekerjaan yang
15
monoton (Nasution, 1998). Hadi (Soejoeti, 2005) menyatakan bahwa salah satu
faktor yang harus diperhatikan dalam lingkungan kerja fisik adalah adanya musik
pengiring kerja.
Musik pengiring kerja adalah musik yang diberikan untuk mengiringi para
karyawan dalam melakukan pekerjaannya (Sumihardi, 2000). Grandjean (Sumihardi,
2000) menyatakan bahwa penggunaan musik di tempat kerja dapat mengurangi
beban kerja dan nyanyian yang ada dapat menghidupkan suasana kerja. Suara musik
juga dapat berpengaruh pada kinerja karyawan (Hadi; Soejoeti, 2005). Suma’mur
(Sumihardi , 2000) menyatakan bahwa sesuai dengan norma ergonomi, maka musik
pengiring kerja harus tersedia di tempat kerja.
Musik pengiring kerja pada umumnya dapat diterima secara merata oleh para
karyawan (Beckett; Soejoeti, 2005). Hal itu menujukan bahwa musik telah dapat
membantu menciptakan suasana kerja yang lebih menyenangkan di perusahaan-
perusahaan atau pabrik-pabrik (Hadi; Soejoeti, 2005). Musik di tempat kerja dapat
membantu menciptakan atmosfer yang menyenangkan, yang secara tidak langsung
dapat menggairahkan kerja (Maurits; Soejoeti, 2005).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa musik
pengiring kerja adalah suara atau bunyi–bunyian yang mengalun secara teratur
menjadi nada-nada, irama dan melodi yang harmoni yang menarik dan
menyenangkan bagi pendengarnya yang secara tidak langsung dapat menggairahkan
kerja.
16
2. Aspek-aspek Musik
Menurut Mahmud (Rachmawati, 2005), unsur pokok musik adalah irama,
melodi dan harmoni. Musik itu sendiri adalah paduan seimbang dari semua unsur
tersebut. Mahmud mengatakan irama adalah denyut jantung suatu musik yang
menyimpan daya kekuatan serta dapat menggerakkan pikiran dan perasaan,
sedangkan harmoni adalah bingkai komposisi yang menopang melodi serta memberi
sifat dan warna tertentu pada musik.
Aspek-aspek tersebut, yaitu :
a) Irama
Menurut Plato (Prier; Rachmawati, 2005), “irama adalah suatu ketertiban
terhadap gerakan melodi dan harmoni atau suatu ketertiban terhadap tinggi
rendahnya nada-nada.” Sedangkan menurut Aristoxanos (Prier; Rachmawati, 2005),
irama adalah susunan waktu. Dalam Ensiklopedia Musik (1992: 243; Rachmawati,
2005), irama dinyatakan sebagai ritme yang mencakup wiwaksa etnis atau wilayah
suku dan bangsa, yang didalamnya terkandung melodi dan harmoni. Irama selalu
ada, diperdengarkan dan diungkapkan dalam kehidupan keseharian.
b) Melodi
Dalam Ensiklopedia Musik (1995: 28; Rachmawati, 2005) melodi ialah naik
turunnya nilai nada. Suatu musik dikatakan utuh jika melodi berpadu dengan
irama, tempo dan bentuk-bentuk lain dari musik. Didalam melodi terkandung:
Jangkauan atau pola yang pasti akan tinggi rendahnya nada
Selingan tinggi nada yang disimak melalui sedikit atau banyaknya
interval
17
Pengaturan nada
c) Harmoni
Menurut Ensiklopedia Musik (1992: 196; Rachmawati, 2005) yang dimaksud
harmoni adalah cita rasa umum dan asasi dari bebunyian musik. Di era ini,
harmoni terkait dengan konsep akord sebagai sebuah struktur musik. Musik
dikatakan harmoni jika ia berhasil memadukan dua jenis musik atau lebih
menjadi bunyi-bunyian yang indah dan enak didengar. Bahkan Aristoxenos
(Prier; Rachmawati, 2005) menyatakan adanya kesamaan antara harmoni
jiwa dengan harmoni musik.
3. Teori Musik
a. Teori Generatif ( Lerdahl dan Jackendoff )
Menurut teori Lerdahl dan Jackendoff (Rachmawati, 2005), dimaksudkan
untuk “ memberikan idiom musik bagi pengalaman pendengar” sebagai
penggabungan dari psikolinguistik dan teori Scenkeriann. Dalam teori ini terdapat
uraian persepsi atas karakter musik tonal seperti segmentasi, periodik, dan tingkat
perbedaan dalam komponen musik.
b. Teori kognitif mengenai emosi
Teori dari Mandler (Rachmawati, 2005), mengatakan terjadinya peningkatan
dalam kognisi merupakan prasyarat terjadinya pengalaman emosi
c. Teori Berlyne
Teori dari Berlyne (Rachmawati, 2005) mengatakan bahwa bila kita
mendengar musik, ada beberapa faktor yang dapat dihitung, seperti kompleksitas,
18
keakraban, dan kesenangan baru yang diperoleh dari musiknya. Musik dikatakan
akrab bila musik tersebut dialami sebagai sesuatu yang menimbulkan perasaan
menyenagkan atau nyaman. Bagi Berlyne dan Mandler, pengalaman merasakan
getaran adalah faktor terpenting dalam pengalaman musik. Semakin kompleks musik
yang didengar maka terdengar akan semakin mengalami getaran karena secara tidak
disadari dia akan mencari aktifasi yang tetap pada setiap tahapan tertentu.
4. Manfaat Musik
Manfaat utama dari musik adalah membuat pikiran menjadi lebih tenang dan
nyaman sehinga dapat melakukan segala sesuatu dengan lebih baik dan
menyenangkan.
Menurut Sundstrom (Prichard, 2006) meringkas hasil riset yang menguji
tentang keuntungan-keuntungan musik di dalam tempat kerja, yaitu :
a. Musik memotivasi para pekerja. Musik menurut para pekerja merupakan hal
yang menyenangkan, dapat mengurangi kebosanan sehingga produktivitas
dapat ditingkatkan. Ada beberpa bukti bahwa musik dapat menurunkan
kesalahan dalam manufacturing.
b. Musik dapat meningkatkan performance yang menimbulakan efek psikologis.
Dengan mendengarkan musik dapat meningkatkan kesehatan psikologis.
19
C. Musik Sebagai Pengiring Kerja Dan Produktivitas Kerja Karyawan
Produktivitas kerja karyawan pada suatu perusahaan di pengaruhi oleh
banyak hal, salah satunya adalah lingkungan kerja karyawan. Pada umumnya setiap
perusahaan selalu ingin meningkatkan produktivitas kerja untuk menunjukan bahwa
perusahaan tersebut berkembang. Salah satunya dengan memberi lingkungan kerja
yang menyenangkan salah satunya dengan memberikan musik sebagai pengiring
kerja pada karyawan, karena musik sangat mempengaruhi mutu dan kualitas output
dari perusahaan ( Oborne; Soejoeti, 2005 ).
Musik merupakan salah satu stimulus yang membuat seseorang berespon.
Stimulus tersebut diterima oleh telinga yang kemudian dilanjutkan ke otak. Di otak,
stimulus ini kemudian di kenali dan dipilah-pilih dan kemudian menghasilkan reaksi
tertentu. Reaksi tersebut dapat berupa ketenangan dan relaksasi. Orang yang bekerja
dengan keadaan tenang dan rileks dapat meningkatkan gairah dan produktivitas
kerja.
Seashore (Rachmawati, 2005) menunjukan bahwa aktivitas musikal
melibatkan banyak aspek psikologis. Perbedaan tinggi-rendah nada, contohnya,
mempengaruhi persepsi terhadap rangsang pendengaran yang merujuk pada
penafsiran makna yang berbeda. Nada yang tinggi cenderung dipersepsi sebagai
sesuatu yang mengandung emosi yang lebih kuat dibandingkan nada yang rendah.
Contoh lain, tempo yang cepat lebih menggugah semangat dibandingkan tempo yang
lambat. Berdasarkan barbagai penelitian menunjukan bahwa musik tertentu dapat
mengahasilkan mood yang menunjang produktivitas manusia.
20
Suyatno (1985) mengutip dari hasil penelitian dari Kerr yang menanyakan
666 pekerja tentang tanggapan mereka terhadap musik di pabrik-pabrik Amerika.
Para pekerja yang bertugas menggulung kumparan, menghendaki agar
diperdengarkan musik selama jam-jam kerja secara terus-menerus tanpa henti. Jika
musik tidak diperdengarkan secara sambung-menyambung seluruh hari kerja, maka
sebagian besar dari pekerja menghendaki distribusi musik secara merata sebanyak
10-16 kali.
Selain itu Suyatno (1985) berpendapat bahwa musik pengiring kerja harus
dipandu oleh pertimbangan sebagai berikut :
1. Musik dalam bekerja harus menciptakan suasana akustik yang menghasilkan
efek menguntungkan pada pikiran.
2. Musik akan bernilai sekali pada pekerja tangan pada pekerjaan repetitif dan
pekerjaan lain yang hanya memerlukan sedikit kegiatan mental.
3. Musik tidak akan bernilai tinggi jika ada suara atau bunyi lain yang cukup
keras.
4. Musik bernada meriah diperdengarkan secara singkat pada awal hari,
permulaan kerja, untuk membangkitkan gairah, diperdengarkan juga pada
akhir hari, dan empat kali masing-masing selama setengah jam
diperdengarkan musik ringan di tengah hari.
5. Tempo musik jangan terlalu lambat (slow) tetapi juga jangan terlalu cepat.
Irama yang lambat bisa menidurkan sedang irama yang cepat bisa
mengganggu dan menciptakan ketergesaan.
21
Menurut Sundstrom (Prichard, 2006) meringkas hasil riset yang menguji
tentang keuntungan-keuntungan musik di dalam tempat kerja, yaitu :
1. Musik memotivasi para pekerja. Musik menurut para pekerja merupakan hal
yang menyenangkan, dapat mengurangi kebosanan sehingga produktivitas
dapat ditingkatkan. Ada beberpa bukti bahwa musik dapat menurunkan
kesalahan dalam manufacturing.
2. Musik dapat meningkatkan performance yang menimbulkan efek psikologis.
Dengan mendengarkan musik dapat meningkatkan kesehatan psikologis.
Satu metode untuk membangkitkan semangat dan meningkatkan kinerja dan
motivasi karyawan adalah pemberian musik selama bekerja (Aamodt; Soejoeti,
2005). Dasar pemikirannya adalah musik dapat mengurangi kebosanan kerja para
karyawan dan membuat mereka tetap perhatian pada pekerjaanya.
Menurut Wiggins (Sumihardi, 2000), memanipulasi lingkungan kerja, yaitu
dengan memberikan stimulus berupa musik pengiring kerja terhadap kondisi kerja,
menyebabkan karyawan melalui organ penginderaanya merasakan stimulus yang
diberikan sebagai sesuatu yang menyenangkan, sehingga karyawan merasa nyaman
dan bersemangat dalam melakukan pekerjaannya, yang akhirnya dapat meningkatkan
produktivitas kerja.
Dengan demikian berdasarkan uraian diatas, maka dengan menggunakan
musik sebagai pengiring kerja, diharapkan dapat membuat produktivitas kaerja
karyawan semakin meningkat pada suatu perusahaan.
22
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan produktivitas kerja pada
karyawan yang mendapat perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja
dibandingkan dengan karyawan tidak mendapatkan perlakuan. Karyawan yang
mendapat perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja mengalami peningkatan
produktivitas kerja dibandingkan dengan karyawan yang tidak mendapat perlakuan.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Tergantung : Produktivitas Kerja Karyawan
2. Variabel Bebas : Musik Pengiring Kerja
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Produktivitas Kerja Karyawan
Produktivitas kerja dalam penelitian ini adalah hasil kerja karyawan untuk
mencapai hasil yang optimal dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah
tersedia. Produktifitas kerja karyawan dapat dilihat dari kualitas, kuantitas, dan
waktu yang digunakan. Untuk memudahkan pengukuran produktifitas kerja maka
dibagi 2 jenis pekerjaan; pertama, pekerjaan produksi yang hasilnya dilihat dari
pengujian hasil (quality control ) sehingga standar yang objektif dapat dibuat secara
kuantitatif; dan kedua, pekerjaan non produksi hasilnya diperoleh melalui penilaian
atasan, teman, dan diri sendiri. Pengukuran non produksi ini biasa disebut dengan
skala penilaian (Maier; Putraningrum, 2001).
Maier (Putraningrum, 2001) mengatakan bahwa produktivitas kerja dapat di
ukur dari penilaian yang dilakukan oleh karyawan itu sendiri atau dapat dikatakan
pengukuran produktivitas kerja dalam penelitian ini bukan dari output yang
sesungguhnya tetapi dari faktor persepsi karyawan terhadap produktivitas kerjanya.
24
Pengukuran dalam pekerjaan nonproduksi ini biasa disebut skala penilaian (Maier;
Putraningrum, 2001). Pengukuran produktivitas kerja dalam penelitian ini
menggunakan skala yang telah digunakan sebelumnya dari Soejoeti (2005)
berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Ghiselli dan Brown (Putraningrum,
2001).
Aspek-aspek produktivitas kerja yang digunakan dalam skala ini meliputi :
a) Jumlah dan Mutu, terdiri dari :
1. Proses mengerjakan pekerjaan, yaitu bagaimana karyawan
mengerjakan pekerjaan sesuai dengan target yang ditentukan..
2. Kualitas dalam melakukan pekerjaan, yaitu bagaimana hasil pekerjaaan
yang dilakukan karyawan memiliki hasil yang memuaskan.
3. Kemampuan dan kecermatan kerja yang dimiliki karyawan, yaitu
kemampuan karyawan dan kecermataan karyawan dalam melakukan
suatu pekerjaan.
b) Lama Kerja, terdiri dari :
1. Kemampuan karyawan menyesuaikan diri dengan kondisi kondisi
kerja di perusahaan.
2. Kemampuan karyawan bekerja sama dengan siapa saja yang berada di
perusahaan
c) Lama melakukan pekerjaan, terdiri dari :
1. Waktu yang dibutuhkan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan,
yaitu waktu yang dibutuhkan karyawan dalam melakukan suatu
pekerjaan dan menyelesaikan pekerjaan tersebut.
25
Semakin tinggi skor yang diperoleh semakin baik tingkat produktivitas kerja
karyawan. Semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah produktivitas kerja
karyawan
2. Musik Pengiring Kerja
Musik pengiring kerja adalah suara atau bunyi–bunyian yang mengalun
secara teratur menjadi nada-nada, irama dan melodi yang harmoni yang menarik dan
menyenangkan bagi pendengarnya yang secara tidak langsung dapat menggairahkan
kerja. Suara musik juga dapat berpengaruh pada kinerja karyawan (Hadi; Soejoeti,
2005). Suma’mur (Sumihardi , 2000) menyatakan bahwa sesuai dengan norma
ergonomi, maka musik pengiring kerja harus tersedia di tempat kerja. Musik
pengiring kerja pada umumnya dapat diterima secara merata oleh para karyawan
(Beckett; Soejoeti, 2005). Hal itu menujukan bahwa musik telah dapat membantu
menciptakan suasana kerja yang lebih menyenangkan di perusahaan-perusahaan atau
pabrik-pabrik (Hadi; Soejoeti, 2005). Musik di tempat kerja dapat membantu
menciptakan atmosfer yang menyenangkan, yang secara tidak langsung dapat
menggairahkan kerja (Maurits; Soejoeti, 2005).
Musik adalah salah satu metode yang digunakan sebagai pengiring kerja guna
membantu karyawan untuk meningkatkan produktifitas kerja. Metode pemberian
musik sebagai pengiring kerja pada penelitian ini mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB,
dilaksanakan selama 1 bulan pada jam kerja. Munandar (2001) menyatakan bahwa
jenis musik apa yang paling baik untuk diperdengarkan belum dapat disepakati
26
melalui penelitian. Untuk memilih jenis musik yang cocok diputar di tempat kerja
digunakan beberapa patokan sederhana ( www.google.com ) yaitu :
a. Mulai pukul 08.00 – 12.00, dimana diperlukan kinerja yang mantap dan
vitalitas yang tinggi maka digunakan lagu jazz ringan dan yang terpenting
tidak ada syairnya (instrumental).
b. Setelah jam istirahat sekitar pukul 13.00 – 13.30 WIB, karena siklus tubuh
kita saat itu tidak akan menerima suatu paksaan untuk bekerja terus secara
optimal maka lagu yang diputar musik klasik (instrumental).
c. Pukul 13.30 – 15.00 WIB, diputar musik dengan irama yang cukup cepat agar
suasana kerja kembali meningkat, tetap dengan lagu instrumental.
d. Pukul 15.00 – 16.00, dimana beban pekerjaan sudah banyak terselesaikan,
maka digunakan lagu yang sama seperti pada saat awal kerja, seperti musik
jazz. Hal tersebut akan memberikan suasana tenang.
C. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini berjumlah 30 orang. Dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu: kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, masing-masing berjumlah 15
orang. Karakteristik subjek penelitian yang dipakai pada penelitian ini antara lain:
1. Karyawan yang telah menjadi karyawan tetap (bukan honorer) pada PT.
TIFICO, Tbk.
2. Bekerja pada bagian administrasi office departemen produksi.
3. Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan
27
D. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data dalam
pelaksanaannya. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengukur Produktivitas Kerja
a) Skala Jumlah dan Mutu; proses mengerjakan pekerjaan, kualitas
dalam melakukan pekerjaan, kemampuan dan kecermatan kerja yang
dimiliki karyawan.
b) Skala Lama kerja; kemampuan karyawan menyesuaikan diri dengan
kondisi kerja diperusahaan dan kemampuan karyawan bekerja sama
dengan siapa saja yang berada di perusahaan.
c) Skala Lama melakukan pekerjaan; waktu yang dibutuhkan karyawan
dalam melakukan suatu pekerjaan.
Skala pengukuran produktivitas kerja pada penelitin ini menghasilkan 30
aitem yang terdiri dari 3 aspek pengukuran produktivitas kerja (Ghiselli dan Brown;
Putraningrum, 2001). Aitem-aitem tersebut terdiri dari dua bagian yaitu aitem
favourable dan aitem yang unfavourable. Pernyataan favourable adalah pernyataan
yang mendukung atau memihak objek sikap, sedangkan pernyataan unfavourable
adalah pernyataan yang tidak mendukung objek sikap (Azwar, 2001). Skala
produktivitas kerja tersebut harus direspon oleh subjek dengan empat alternatif
jawaban, yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju
(STS). Skor pada aitem favourable bergerak dari 1 sampai dengan 4 sedangkan pada
28
aitem unfavourable bergerak dari 4 sampai dengan 1. Subjek diminta untuk mengisi
jawaban dengan memberi tanda check list (√) salah satu pilihan yang sesuai dengan
keadaan diri subjek. Distribusi penyebaran aitem dari tiap-tiap aspek pada skala
produktivitas kerja dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 1
Distribusi Aitem Skala Pengukuran Produktivitas Kerja
Aspek Nomor Aitem
Jumlah Favourable Unfavourable
Jumlah dan Mutu 1 10 15 23 3 11 14 17 19 27 10
Lama Kerja 2 16 18 24 26 6 12 13 21 30 10
Lama melakukan
pekerjaan 5 25 28 29 4 7 8 9 20 22
10
Jumlah 30
2. Lembar Observasi
Metode pendukung lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui produktifitas karyawan berdasarkan hasil kerja dan kehadiran kerja..
Metode observasi yang digunakan adalah covert, non partisipan, dan contrieved
(terkontrol). Jadi subjek penelitian tidak mengetahui bahwa mereka sedang
diobservasi. Observer dalam penelitian ini tidak ikut ambil bagian dalam aktivitas
subjek selama pelatihan berlangsung, dan situasi yang digunakan dalam observasi ini
dalam keadaaan terkontrol, artinya subjek penelitian berada dalam ruangan dan
terdapat perlakuan (Kumolohadi). Bentuk observasi yang digunakan dalam penelitian
ini berbentuk cheklist.
29
Tabel 2
Lembar observasi Hasil Kerja dan Kehadiran Kerja
Metode Faktor
Checklist
1. Quantity
2. Quality
3. Efisiensi
4. Ketepatan masuk kerja
5. Ketepatan waktu pulang
6. Kedisiplinan masuk kerja
3. Dokumentasi
Metode pendukung lain yang juga digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi yang berisi beberapa foto jalannya proses eksperimen namun dalam hal
ini peneliti tidak menggunakan camera melainkan dengan camera handphone, agar
subjek tidak mengetahui bahwa sedang dilakukan eksperimen. Dokumentasi ini
digunakan peneliti sebagai bukti terhadap pelaksanaan eksperimen.
E. Rancangan Eksperimen
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaiitu suatu pendekatan yang
dilakukan untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang
diberikan secara sengaja oleh peneliti (Latipun, 2004). Pada penelitian ini diharapkan
variabel bebas berupa musik yang digunakan sebagai pengiring kerja dapat
30
meningkatkan produktifitas kerja karyawan dengan cara menghadapkan kelompok
eksperimen pada kondisi perlakuan yaitu memberikan musik sebagai pengiring kerja.
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara non-random
dengan teknik accidental sampling, merupakan teknik pengambilan sampel yang
dilakukan karena faktor kebetulan (Latipun, 2004)
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-
randomized pretest-posttest control group desaign. Yaitu desain eksperimen yang
dilakukan dengan pretest sebelum perlakuan dilakukan dan postest sesudahnya,
sekaligus ada perlakuan dan kontrol (Latipun, 2004). Subjek penelitian ini terdiri dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam penentuan kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen subjek dipilih secara non-random kemudian dilakukan
pengukuran pada masing-masing kelompok secara serentak.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis menyusun rancangan eksperimen
sebagai berikut :
Tabel 3
Rancangan eksperimen
Eksperimen (NR) Y1 X Y2
Kontrol (NR) Y1 X- Y2
Keterangan :
(NR) :non- random
Y1 : pre test
31
Y2 : post test
X : perlakuan
X- : tidak ada perlakuan
Pre test diberikan kepada subjek penelitian sebelum penelitian dimulai.
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini dengan memberikan musik sebagai
pengiring dalam bekerja. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 1 bulan pada jam
kerja kemudian langsung diadakan postest pada akhir jam kerja.
F. Metode Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini adalah analisis statistik. Digunakannya
analisis statistik ini karena statistik bekerja dengan angka-angka yang bersifat
objektif dan universal. Untuk menganalisis data penelitian digunakan metode t-test
gain score. Analisis dilakukan dengan komputer program SPSS for window versi 12
(Andi offset, 2004 ).
G. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang merupakan ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya,semakin tinggi tingkat validitasnya
maka data yang diperoleh semakin relevan dengan tujuan pengukuran (Azwar,
2001).
32
Validitas menurut (Azwar, 2001) bahwa aitem yang memiliki koefisien
validitas minimal 0,30 atau 0,25 telah memiliki syarat untuk dipakai dalam penelitian
sedangkan aitem yang memiliki koefisien validitas 0,20 sangat tidak disarankan
untuk dipakai. Berdasarkan ketentuan tersebut maka dalam penelitian ini peneliti
menggunakan aitem dengan validitas minimal 0,30.
2. Reliabilitas Skala
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang berasal dari
kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran yang reliabel (reliable). Reliabilitas juga mempunyai berbagai nama lain
seperti keterpecayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan
sebagainya. Akan tetapi ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah
sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2001).
Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada
dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati
angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien yang semakin
rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas.
33
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Orientasi Kancah dan Persiapan
1. Orientasi kancah
Penelitian eksperimen ini dilakukan dengan mengambil 30 orang subjek dari
departemen produksi pada PT. TIFICO, Tbk, yang beralamat Jl. M.H. Thamrin,
Tangerang. Kriteria subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan dan
karyawati PT. TIFICO yang bersatatus karyawan tetap.
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. TIFICO, Tbk, yang
berjumlah 30 orang terdiri dari kelompok kontrol dan eksperimen yang masing-
masing berjumlah 15 orang. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di PT. TIFICO,
Tbk. Pengambilan data pre test dan post test kelompok kontrol dan eksperimen
dilakukan pada departemen produksi namun berbeda ruangan.
Produktivitas kerja dalam penelitian ini dapat dikategorikan tinggi
berdasarkan hasil pre test yang dilakukan. Secara keseluruhan subjek kelompok
kontrol berada pada kategori tinggi, dengan presentase 73,33%. Kelompok
eksperimen secara keseluruhan juga berada pada kategori tinggi dengan presentase
93,33%.
34
Tabel 4
Deskripsi Kategori Produktivitas Kerja karyawan berdasarkan hasil Pre test
Kategori Norma Kelompok kontrol Kelompok Eksperimen
n Presentase n Presentase
Sangat rendah X < 48 0 0% 0 0%
Rendah 48 ≤ X < 66 0 0% 0 0%
Sedang 66 ≤ X < 84 1 6,67% 0 0%
Tinggi 84 ≤ X < 102 11 73,33% 14 93,33%
Sangat tinggi 102 ≤ X 3 20% 1 6,67%
Lingkungan kerja pada PT. TIFICO, Tbk, membentuk sikap dan perilaku
para karyawan. Hal ini yang menyembabkan tingkat produktivitas kerja karyawan
pada PT. TIFICO, Tbk, yang tinggi.
2. Persiapan Penelitian
a. Persiapan Administrasi
Persiapan administrasi dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian. Persiapan
administrasi meliputi perijinan pelaksanaan penelitian.
1) Perijinan tempat pengambilan data peneltian
Pengambilan data penelitian dilaksanakan di satu tempat yang sama yaitu
departemen produksi PT. TIFICO, Tbk, namun berbeda ruangan. Setelah mendapat
ijin dari dosen pembimbing dan pihak managemen PT.TIFICO, Tbk, peneliti
menyebarkan alat ukur penelitian untuk mengambil data penelitian. Alat ukur
penelitian berupa skala disebarkan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
secara bersama-sama pada tanggal 9 dan 30 April 2007. Skala dibagikan pada
masing-masing kelompok sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 9 April 2007 sebagai
35
pre test dan tanggal 30 April 2007 sebagai post test. Pemberian perlakuan dilakukan
pada tanggal 10 – 30 April 2007, pada kelompok eksperimen.
b. Persiapan Skala Produktivitas Kerja
Adapun alat ukur yang digunakan dalam mengukur produktivitas kerja subjek
penelitian adalah skala Produktivitas Kerja yang telah digunakan oleh Soejoeti
(2005) sesuai dengan aspek-aspek produktivitas kerja yang dikemukakan oleh
Ghiselli dan Brown (dalam Putraningrum, 2001). Pada bagian depan skala terdapat
identitas diri subjek, petunjuk pengisian, tanda tangan subjek, dan ucapan
terimakasih.
Skala produktifitas kerja ini dibutuhkan sebagai alat untuk mengukur
seberapa tinggi dan rendahnya produktivitas kerja karyawan. Setelah
mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing maka tidak ada try out untuk skala
produktivitas kerja. Aitem yang favourable berjumlah 13 aitem, yaitu 1, 2, 5, 10, 15,
16, 18, 23, 24, 25, 26, 28, 29. Sedangkan aitem yang unfavourable berjumlah 27
aitem, yaitu 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 27, 30. 30 aitem sahih
tersebut selanjutnya digunakan dalam pengambilan data pre test dan post test pada
masing-masing kelompok.
c. Persiapan Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. satu unit CD player yang sudah terpasang pada ruangan tersebut.
2. 1 buah speaker yang sudah tersedia dalam ruangan eksperimen.
3. dua buah kaset CD Musik instrumental.
36
4. angket produktivitas kerja yamg terdiri dari 30 aitem. Aitem dibedakan
menjadi 2 yaitu favourable dan unfavourable.
d. Seleksi Subjek Penelitian
Pembagian subjek pada kedua kelompok dibagi secara random dengan
keputusan dari pihak manajemen PT.TIFICO, Tbk. Tiap kelompok terdiri dari 15
orang
Dua hari sebelum pelaksanaan peneliti diberi kesempatan untuk melakukan
briefing dengan pihak manajemen perusahaan. Dalam briefing tersebut pihak
perusahaan ingin mengetahui prosedur pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.
B. Laporan Pelaksanaan Penelitian
1. Pelaksanaan pre test
Sebelum dilakukan pre test, subjek penelitian dibagi ke dalam dua kelompok
secara random berdasarkan kebijakan pihak perusahaan. Pelaksanaan pre test
dilakukan secara serentak pada kedua kelompok sebelum pelatihan dimulai yaitu
tanggal 9 April 2007
Pre test pada kelompok eksperimen dilaksanakan pada jam 10.00 WIB
sedangkan pre test pada kelompok kontrol dilaksanakan pada hari yang sama jam
10.45 WIB. Kedua kelompok tersebut melakukan pre test di tempat yang sama
namun berbeda ruangan.
Subjek penelitian yang berjumlah 30 orang dibagi dalam dua kelompok yaitu,
kelompok kontrol dan eksperimen. Sehingga diperoleh subjek pada kelompok
ekperimen berjumlah 15 orang dan subjek kelompok kontrol berjumlah 15 orang.
37
Subjek kelompok eksperimen kemudian diberikan perlakuan berupa musik pada
tanggal 10 – 30 April 2007.
2. Pelaksanaan eksperimen
Subjek kelompok eksperimen kemudian diberikan perlakuan berupa musik
pada tanggal 10 – 30 April 2007.
Proses pelaksanaan pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen, yaitu
sebagai berikut :
1. Mulai pukul 08.00 – 12.00, dimana diperlukan kinerja yang mantap
dan vitalitas yang tinggi maka digunakan lagu jazz ringan dan yang
terpenting tidak ada syairnya (instrumental).
2. Setelah jam istirahat sekitar pukul 13.00 – 13.30 WIB, karena siklus
tubuh kita saat itu tidak akan menerima suatu paksaan untuk bekerja
terus secara optimal maka lagu yang diputar musik klasik
(instrumental).
3. Pukul 13.30 – 15.00 WIB, diputar musik dengan irama yang cukup
cepat agar suasana kerja kembali meningkat, tetap dengan lagu
instrumental.
4. Pukul 15.00 – 16.00, dimana beban pekerjaan sudah banyak
terselesaikan, maka digunakan lagu yang sama seperti pada saat awal
kerja, seperti musik jazz. Hal tersebut akan memberikan suasana
tenang.
Pada proses pelaksanaan penelitian peneliti dibantu oleh 3 orang observer dan
2 orang sebagai pengawas pada kelompok kontrol dan eksperimen.
38
3. Pelaksanaan post test
Pelaksanaan post test bagi kelompok eksperimen dilaksanakan pada tanggal
30 April 2007 jam 16.30 WIB atau segera setelah proses pemberian perlakuan
selesai. Sedangkan untuk kelompok kontrol, post test dilakukan di tempat yang sama
dengan tempat pre test pada tanggal 30 April 2007 jam 15.00.
C. Hasil Penelitian
1. Kategori Subjek Penelitian
Kategorisasi produktivitas kerja karyawan dalam penelitian ini dibagi
menjadi lima kategori, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.
Tabel 5
Deskripsi Kategori Produktifitas Kerja berdasarkan hasil Post test
Kategori Norma Kelompok kontrol Kelompok eksperimen
n Presentase n Presentase
Sangat rendah X < 48 0 0% 0 0%
Rendah 48 ≤ X < 66 0 0% 0 0%
Sedang 66 ≤ X < 84 2 13,33% 0 0%
Tinggi 84 ≤ X < 102 10 66,67% 10 66,67%
Sangat Tinggi 102 ≤ X 3 20% 5 33,33%
Post test kelompok kontrol menperoleh hasil rata-rata sebesar 92,1333,
sehingga secara keseluruhan subjek kelompok kontrol berada pada kategori tinggi.
Kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata sebesar 99,8667 pada skor post test.
Hasil ini menunjukan subjek pada kelompok eksperimen juga berada pada kategori
tinggi. Dibandingkan dengan kategorisasi pada skor pre test, baik kelompok kontrol
maupun eksperimen tidak mengalami perubahan kategori, namun secara individu
39
pada kelompok eksperimen terdapat empat subjek yang mengalami peningkatan
yaitu dari kategori tinggi menjadi sangat tinggi setelah diberikan perlakuan.
2. Uji Asumsi
Uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah normal atau tidak maka digunakan uji normalitas.
Uji normalitas yang digunakan dengan bantuan program SPSS 12 for windows. Uji
normalitas yang digunakan yaitu dengan menggunakan non parametic test, two –
sample Kolmogorov – Smirnov Test.
a. Skala Produktivitas Kerja Gains Score
Gains score memperoleh nilai ksz sebesar 1,095, nilai p = 0,181 berarti nilai
p > 0.05. sehingga dikatakan nilai gains score atau selisih normal.
b. Skala Produktivitas Kerja Pre test
Pre test memperoleh nilai ksz sebesar 0,548, nilai p = 0,925 berarti p > 0,05
sehingga dikatakan nilai produktivitas kerja pre test normal.
c. Skala Produktivitas Kerja Post test
Post test memperoleh nilai ksz sebesar 1,278, nilai p = 0.076 berarti p > 0,05
sehingga dikatakan nilai produktivitas kerja post test normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas untuk mengetahui homogen atau tidaknya subjek yang
digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan independent sample
test.
40
a. Produktivitas Kerja Gains Score
Skor t sebesar 0, 682 dan nilai p > 0,05. Disimpulkan produktivitas kerja
gains score homogen.
b. Produktivitas Kerja Pre test
Skor t sebesar 0,412 dan nilai p > 0, 05. Disimpulkan produktivitas kerja pre
test homogen.
c. Produktivitas Kerja Post test
Skor t sebesar 0,373 dan nilai p > 0, 05. Disimpulkan produktivitas kerja pre
test homogen.
3. Deskripsi Data
Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada
pengaruh pemberian musik sebagai pengiring kerja terhadap produktivitas kerja
karyawan. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t. uji perbedaan
dilakukan dengan melihat selisih antara skor kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.
a. Gains Score
Tabel 6
Deskripsi Data gains score kelompok kontrol – kelompok eksperimen
N Minimum Maximum Mean Std. deviation
KK 15 -35 19 -0,67 12,748
KE 15 -11 20 7,93 8,689
Gains score untuk kelompok kontrol dengan jumlah subjek lima belas orang
diperoleh nilai terendah sebesar -35 dan nilai tertinggi sebesar 19. Nilai rata-rata
41
diperoleh sebesar -0,67 dan standar deviasinya sebesar 12,748. subjek kelompok
eksperimen berjumlah 15 orang diperoleh nilai terendah sebesar -11 dan nilai
tertinggi sebesar 20. rata-rata kelompok eksperimen sebesar 7,93 dan standar
deviasinya sebesar 8,689.
Hasil analisis t-test gains score diperoleh skor t sebesar │2,159│ dan skor p
sebesar 0,04, sehingga skor p < 0,05. maka gains score menunjukan adanya
perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.
Disimpulkan pemberian musik sebagai pengiring kerja berpengaruh pada
produktivitas kerja.
b. Pre test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Tabel 7
Deskripsi Data pre test kelompok kontrol – kelompok eksperimen
N Minimum Maximum Mean Std. deviation
KK 15 81 103 92,80 7,183
KE 15 84 104 91,93 6,088
Pre test kelompok kontrol dengan subjek 15 orang diperoleh skor terendah
sebesar 81 dan skor tertinggi 103. Kelompok kontrol memiliki skor rata-rata sebesar
92,80 dan standar deviasinya 7,183. Pre test untuk kelompok eksperimen dengan
subjek sebanyak 15 orang dengan hasil yaitu skor terendah diperoleh sebesar 84 dan
skor tertinggi 104. Rata-rata untuk kelompok eksperimen yaitu sebesar 91,93 dan
standar deviasinya 6,088.
Hasil analisis diperoleh nilai t sebesar 0,356 dan nilai signifikan menunjukan
0, 724, sehingga nilai p > 0,05. maka skor pre test kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen menunjukan tidak ada perbedaan produktivitas kerja.
42
c. Pre test dan post test kelompok kontrol
Tabel 8
Deskripsi Data pre test dan post test kelompok kontrol
N Minimum Maximum Mean Std. deviation
Pre test 15 81 103 92,80 7,183
Post test 15 66 114 92,13 11,501
Pre test kelompok kontrol dengan subjek 15 orang, diperoleh skor terendah
sebesar 81 dan skor tertinggi sebesar 103. Kelompok kontrol memiliki skor rata-rata
sebesar 92,80 dan standar deviasinya sebesar 7,183. Post test diperoleh nilai terendah
sebesar 66 dan skor tertinggi sebesar 114. Nilai rata-rata sebesar 92,13 dan nilai
standar deviasinya sebesar 11,501.
Hasil analisis diperoleh nilai t sebesar 0,203 dan nilai signifikan menunjukan
0,842, sehingga nilai p > 0,05. Maka skor pre test dan post test kelompok kontrol
menunjukan tidak adanya perbedaan produktifitas kerja antara pre test dan post test.
Sehingga tidak ada peningkatan produktivitas kerja pada kelompok kontrol.
d. Pre test dan post test kelompok eksperimen
Tabel 9
Deskripsi Data pre test dan post test kelompok eksperimen
N Minimum Maximum Mean Std. deviation
Pre test 15 84 104 91,93 6,088
Post test 15 89 118 99,87 8,132
Pre test kelompok eksperimen dengan subjek 15 orang, diperoleh skor
terendah sebesar 84 dan skor tertinggi sebesar 104. Kelompok eksperimen memiliki
43
skor rata-rata sebesar 91,93 dan standar deviasinya sebesar 6,088. Post test diperoleh
nilai terendah sebesar 89 dan skor tertinggi sebesar 118. Nilai rata-rata sebesar 99,87
dan nilai standar deviasinya sebesar 8,132.
Hasil analisis diperoleh nilai t sebesar -3,536 dan nilai signifikan menunjukan
0,003, sehingga nilai p < 0,01. Maka skor pre test dan post test kelompok eksperimen
menunjukan adanya perbedaan yamg samgat signifikan produktivitas kerja antara pre
test dan post test. Sehingga ada peningkatan produktivitas kerja pada kelompok
eksperimen.
4. Analisis Tambahan
Analisis tambahan dilakukan untuk mengetahui deskripsi produktivitas kerja
berdasarkan aspek-aspeknya. Selain itu dalam analisis tambahan ini juga bertujuan
untuk mengetahui aspek mana yang paling besar mengalami perubahan setelah
diberikan perlakuan berupa musik.
Analisis aspek produktifitas kerja
Tabel 10
Deskripsi Aspek Jumlah dan Mutu
Jumlah dan Mutu Mean Sd Uji-t Sig-(2-tailed)
Pre test 31,27 3,058 -3,096 0,008
Post test 34,47 3,335
Berdasarkan tabel, pada aspek jumlah dan mutu mengalami perubahan nilai
mean, sebelum mendapatkan perlakuan sebesar 31,27 dan setelah mendapat
perlakuan sebesar 34,47. Pada uji-t menunjukan nilai t = -3,096 dan nilai p = 0,008
(p<0,01). Hasil ini menunjukan bahwa ada perubahan yang sangat signifikan pada
44
aspek jumlah dan mutu antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan
perlakuan.
Tabel 11
Deskripsi Aspek Lama Kerja
Lama Kerja Mean Sd Uji-t Sig-(2-tailed)
Pre test 31,47 2,232 -1,825 0,089
Post test 33,33 3,395
Berdasarkan tabel, pada aspek lama kerja mengalami perubahan nilai mean,
sebelum mendapatkan perlakuan sebesar 31,47 dan setelah mendapat perlakuan
sebesar 33,33. Pada uji-t menunjukan nilai t = -1,825 dan nilai p = 0,089 (p>0,05).
Hasil ini menunjukan bahwa tidak ada perubahan pada aspek lama kerja antara
sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan.
Tabel 12
Deskripsi Aspek Lama Melakukan Pekerjaan
Lama melakukan pkrjaan Mean Sd Uji-t Sig-(2-tailed)
Pre test 29,00 2,000 -3,743 0,002
Post test 32,07 3,011
Berdasarkan tabel, pada aspek lama melakukan pekerjaan mengalami
perubahan nilai mean, sebelum mendapatkan perlakuan sebesar 29,00 dan setelah
mendapat perlakuan sebesar 32,07. Pada uji-t menunjukan nilai t = -3,743 dan nilai p
= 0,002 (p<0,01). Hasil ini menunjukan bahwa ada perubahan yang sangat sidnifikan
pada aspek lama melakukan pekerjaan antara sebelum diberikan perlakuan dan
setelah diberikan perlakuan.
45
5. Hasil Analisis individu
Berdasarkan hasil uji-t maka peneliti melakukan observasi untuk
mendapatkan data tambahan sebagai penunjang dalam penelitian ini pada tiap-tiap
subjek kelompok eksperimen dengan menggunakan observasi berupa check list,
observasi ini tidak dilakukan sendiri oleh peneliti melainkan dibantu oleh orang lain
yang berjumlah 3 orang. Hal ini, dimaksudkan agar tidak terjadi penilaian secara
subjektf selama pengambilan data. Secara keseluruhan berdasarkan hasil observasi
semua subjek sudah melakukan hal-hal yang terdapat yang berkaitan dengan hasil
kerja dan kehadiran kerja yang meliputi quality, quantity, efisiensi, ketepatan waktu
masuk, ketepatan waktu pulang dan kedisiplinan masuk kerja. Selengkapnya dapat
dilihat dalam lampiran hasil observasi.
Lembar observasi dengan format check list digunakan peneliti sebagai data
pelengkap dalam penelitian. Berikut ini hasil observasi masing-masing subjek yang
berjumlah 15 orang (kelompok eksperimen):
a. Subjek 1
Setelah mendapatkan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja secara
keseluruhan, subjek 1 menunjukan perilaku yang sangat baik. Hal tersebut terlihat
dari hasil observasi yang menunjukan bahwa subjek 1 datang dan pulang kerja tepat
pada waktunya, menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik, tidak datang terlambat,
semangat dalam bekerja dan tidak bolos kerja tanpa alasan yang jelas.
46
b. Subjek 2
Tidak jauh berbeda dengan subjek 1, subjek 2 juga menunjukan perilaku yang
baik dalam bekerja. Hal tersebut terlihat bahwa subjek menyelesaikan semua
pekerjaan sesuai dengan target, merapikan dan menyimpan alat kerja sesuai dengan
tempat yang telah ditentukan, semangat dalam bekerja, tidak pernah bolos kerja
tanpa ada alasan yang jelas.
c. Subjek 3
Subjek 3 menunjukan perilaku yang sama seperti halnya subjek 1 dan 2,
terlihat dari perilaku subjek yang datang tepat pada waktunya, pulang tepat pada
waktunya, menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditentukan, tidak
pernah bolos kerja dan semangat dalam bekerja.
d. Subjek 4
Setelah mendapatkan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja secara
keseluruhan, subjek 4 menunjukan perilaku yang sangat baik. Hal tersebut terlihat
dari hasil observasi yang menunjukan bahwa subjek 4 datang ½ jam sebelum masuk
kerja dan pulang kerja tepat pada waktunya, sebelum mulai bekerja subjek
menyiapkan alat-alat kerja dan merapikannya setelah selesai bekerja, menyelesaikan
semua pekerjaan dengan baik, tidak datang terlambat, semangat dalam bekerja dan
tidak bolos kerja tanpa alasan yang jelas.
47
e. Subjek 5
Subjek 5 menunjukan perilaku yang baik setelah diberikan perlakuan berupa
musik yaitu tidak pernah datang terlambat, mengikuti penelitian ini dari awal sampai
akhir, datang ½ jam sebelum masuk kerja, pulang tepat pada waktunya,
menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik, semangat dalam bekerja.
Observer : Suci Lestari
f. Subjek 6
Subjek 6 menunjukan perilaku yang cukup baik walaupun ada sedikit
gangguan yaitu subjek sering mengikuti rapat tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.
Namun subjek tetap melakukan semua pekerjaan dengan baik sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan, datang tepat pada waktunya, semangat dalam
bekerja, dan tidak pernah meninggalkan ruangan kerja tanpa ada alasan yang jelas.
g. Subjek 7
Tidak jauh berbeda dengan subjek lainnya, subjek 7 juga menunjukan
perilaku yang baik dalam bekerja. Hal tersebut terlihat bahwa subjek menyelesaikan
semua pekerjaan sesuai dengan target, merapikan dan menyimpan alat kerja sesuai
dengan tempat yang telah ditentukan, semangat dalam bekerja, tidak pernah bolos
kerja tanpa ada alasan yang jelas.
h. Subjek 8
Sama halnya seperti subjek yang lain, subjek 8 dapat menyelesaikan semua
48
pekerjaan sesuai dengan target, tetap semangat dalam bekerja, datang ½ jam sebelum
masuk kerja, pulang tepat pada waktunya, dan menyiapkan alat-alat kerja sebelum
bekerja dan merapikannya setelah selesai bekerja.
i. Subjek 9
Subjek 9 menunjukan perilaku yang baik setelah diberikan perlakuan berupa
musik yaitu tidak pernah datang terlambat, mengikuti penelitian ini dari awal sampai
akhir, datang ½ jam sebelum masuk kerja, pulang tepat pada waktunya,
menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik, semangat dalam bekerja.
j. Subjek 10
Tidak jauh berbeda dengan subjek lainnya, subjek 10 juga menunjukan
perilaku yang baik dalam bekerja. Hal tersebut terlihat bahwa subjek menyelesaikan
semua pekerjaan sesuai dengan target, merapikan dan menyimpan alat kerja sesuai
dengan tempat yang telah ditentukan, semangat dalam bekerja, tidak pernah bolos
kerja tanpa ada alasan yang jelas.
Observer : Desy K.S
k. Subjek 11
Setelah mendapatkan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja secara
keseluruhan, subjek 11 menunjukan perilaku yang sangat baik. Hal tersebut terlihat
dari hasil observasi yang menunjukan bahwa subjek 11 datang ½ jam sebelum masuk
kerja dan pulang kerja tepat pada waktunya, sebelum mulai bekerja subjek
49
menyiapkan alat-alat kerja dan merapikannya setelah selesai bekerja, menyelesaikan
semua pekerjaan dengan baik, tidak datang terlambat, semangat dalam bekerja dan
tidak bolos kerja tanpa alasan yang jelas.
l. Subjek 12
Setelah mendapatkan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja secara
keseluruhan, subjek 12 menunjukan perilaku yang sangat baik. Hal tersebut terlihat
dari hasil observasi yang menunjukan bahwa subjek 12 datang dan pulang kerja tepat
pada waktunya, menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik, tidak datang terlambat,
semangat dalam bekerja dan tidak bolos kerja tanpa alasan yang jelas.
m. Subjek 13
Sama halnya seperti subjek yang lain, subjek 13 dapat menyelesaikan semua
pekerjaan sesuai dengan target, tetap semangat dalam bekerja, datang ½ jam sebelum
masuk kerja, pulang tepat pada waktunya, dan menyiapkan alat-alat kerja sebelum
bekerja dan merapikannya setelah selesai bekerja.
n. Subjek 14
Setelah mendapatkan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja secara
keseluruhan, subjek 14 menunjukan perilaku yang sangat baik. Hal tersebut terlihat
dari hasil observasi yang menunjukan bahwa subjek 14 datang ½ jam sebelum masuk
kerja dan pulang kerja tepat pada waktunya, sebelum mulai bekerja subjek
menyiapkan alat-alat kerja dan merapikannya setelah selesai bekerja, menyelesaikan
50
semua pekerjaan dengan baik, tidak datang terlambat, semangat dalam bekerja dan
tidak bolos kerja tanpa alasan yang jelas.
o. Subjek 15
Setelah mendapatkan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja secara
keseluruhan, subjek 15 menunjukan perilaku yang sangat baik. Hal tersebut terlihat
dari hasil observasi yang menunjukan bahwa subjek 15 datang dan pulang kerja tepat
pada waktunya, menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik, tidak datang terlambat,
semangat dalam bekerja dan tidak bolos kerja tanpa alasan yang jelas.
Observer : Dian Anggraini
51
D. Pembahasan
Berdasarkan analisis uji hipotesis, gains score yang digunakan untuk
mengetahui adakah pengaruh pemberian musik sebagai pengiring kerja terhadap
peningkatan produktivitas kerja, menunjukan ada pengaruh yang signifikan antara
subjek yang mendapat perlakuan dengan subjek yang tidak mendapat perlakuan, atau
dengan kata lain ada perbedaan produktivitas kerja antara kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukan dengan skor p<0,05, yaitu sebesar 0,04.
Setelah dianalisis juga terdapat peningkatan skor produktivitas kerja yang sangat
signifikan pada kelompok eksperimen antara pre test dan post test. Pada kelompok
eksperimen menunjukan signifikan 0,003, sehingga p<0,01. Pada kelompok kontrol
menunjukan tidak ada perbedaan produktivitas kerja antara pre test dan post test
karena tidak diberikan perlakuan.
Aspek produktivitas kerja yang paling besar mengalami perubahan
berdasarkan perhitungan statistik adalah aspek jumlah dan mutu serta aspek lama
melakukan pekerjaan, dengan nilai p sebesar 0,008 dan 0,002 (p<0,01).
Berdasarkan perhitungan statistik diketahui bahwa aspek lama kerja tidak
mengalami perubahan skor pada pre test dan post test. Hal ini dapat dijelaskan
karena mugkin aspek lama kerja yang terdapat pada skala produktivitas kerja tidak
dapat mempengaruhi subjek dalam peningkatan produktivitas kerja. Berdasarkan
hasil observasi setelah mendapat perlakuan dengan pemberian musik dalam bekerja,
subjek menjadi lebih bersemangat dalam bekerja dan tidak merasa bosan dalam
lingkungan kerjanya.
52
Berdasarkan rancangan eksperimen, hanya kelompok eksperimen saja yang
diberikan perlakuan berupa pemberian musik sebagai pengiring kerja. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan benar-benar
memberikan pengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja pada kelompok
eksperimen, sedangkan pada kelompok kontrol tidak mengalami perubahan
produktivitas kerja karena tidak diberikan perlakuan.
Berdasarkan hasil pre test dan post test, subjek dalam penelitian ini baik pada
kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen berada pada kategori tinggi. Hal
tersebut dapat dijelaskan karena para karyawan pada PT. TIFICO, Tbk sudah terbiasa
dengan lingkungan kerja yang menuntut produktivitas kerja yang baik.
Hasil penelitian ini mendukung teori-teori terdahulu Wiggins (dalam
Sumihardi, 2000), yang menyatakan memanipulasi lingkungan kerja, yaitu dengan
memberikan stimulus berupa musik pengiring kerja terhadap kondisi kerja,
menyebabkan karyawan melalui organ penginderaanya merasakan stimulus yang
diberikan sebagai sesuatu yang menyenangkan, sehingga karyawan merasa nyaman
dan bersemangat dalam melakukan pekerjaannya, yang akhirnya dapat meningkatkan
produktivitas kerja. Sundstrom (dalam Craig Prichard, 2006) menyatakan tentang
keuntungan-keuntungan musik di dalam tempat kerja, yaitu :
1. Musik memotivasi para pekerja. Musik menurut para pekerja merupakan hal
yang menyenangkan, dapat mengurangi kebosanan sehingga produktivitas
dapat ditingkatkan. Ada beberpa bukti bahwa musik dapat menurunkan
kesalahan dalam manufacturing.
53
2. Musik dapat meningkatkan performance yang menimbulakan efek psikologis.
Dengan mendengarkan musik dapat meningkatkan kesehatan psikologis.
Peneliti mengakui dalam penelitian ini masih terdapat beberapa kelemahan.
Peneliti kurang mengontrol faktor eksternal yaitu, kebisingan yang berasal dari
dalam pabrik dan waktu rapat yang terkadang tiba-tiba harus dilaksanakan oleh
subjek yang dapat mendukung jalannya penelitian.
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
musik sebagai pengiring kerja terhadap produktivitas kerja karyawan, ada perbedaan
produktivitas kerja karyawan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
yang telah diberikan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja.
B. Saran - Saran
1. Untuk peneliti selanjutnya
a. Memperhatikan segala kemungkinan yang berasal dari faktor
eksternal yaitu, kebisingan yang berasal dari luar pabrik dan kemungkinan adanya
rapat yang tiba-tiba tanpa dan pemberitahuan sebelumnya.
b. Waktu dalam proses pemberian perlakuan sebaiknya dilakukan dalam
jangka waktu yang cukup lama sehingga setelah selesai proses penelitian perilaku
subjek tidak akan kembali seperti sediakala.
c. mempersiapkan hal-hal teknis dengan lebih baik. permasalahan teknis
seringkali di alami oleh setiap orang, karena itu perlu di lakukan persiapan yang
lebih matang agar kendala-kendala teknis tidak mengganggu jalanya penelitian,
sehingga penelitian dapat berjalan dengan sangat baik.
55
DAFTAR PUSTAKA
-----------. 2004. Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 12. Semarang : Penerbit
ANDI.
Anoraga, Pandji. 2005. Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.
Anaroga, P & Suyati, S. 1995. Psikologi Industri dan Sosial. Jakarta : Pustaka Jaya.
Azwar, S. 2001. Metode Penelitian. Cetakan III. Jogjakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, S. 2001. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
Bayu, P. W. 2005. Hubungan Antara Sikap Terhadap Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K-3) dan Produktivitas Kerja Karyawan PT.
Mekar Armada Jaya. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi,
UGM, Jogjakarta.
Davis, K. 1951. Human Behavior. New York. McGraw – Hill.
Djohan. 2005. Psikologi Musik. Jogjakarta. PT. Penerbit Buku Baik.
E. M. Agus Subakti Dulhadi. 1994. Pengaruh Sikap Kerja Terhadap Peningkatkan
Produktifitas Kerja Tenaga Kerja. Anima, Indonesian Psychological
Journal, Volume 9, No 34, hal 12-16.
Hadipranata, A.F. 1987. Pengaruh Penyuburan Tugas (Job Enrichment) Terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan. Laporan Penelitian. Tidak
dterbitkan. Fakultas Psikologi, UGM, Jogjakarta.
Hadipranata, A.F. 1996. Pengaruh Manajemen Interpersonal Kelompok Efektif
Objektif ( MIKEO ) terhadap Produktifitas Kerja Karyawan di Jawa
Timur. Jogjakarta. Psikologika.
Haliman, S. & Rosyid, H. 2000. Pengaruh tempo Musik terhadap Jumlah
Pengunjung, Lama Berbelanja dan Volume pembelian. Jurnal
Psikologika. No 10, Hal 47-55.
Harahap, D.I.Y. 2003. Perbedaan Produktivitas Kerja Karyawan Antara Shift Kerja
Pagi dan Shift Kerja Malam. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas
Psikologi, UGM, Jogjakarta.
56
Kartono, Kartini. 1994. Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan Industri.
Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Khan, H.I. 2002. Dimensi Mistik Musik dan Bunyi. Jogjakarta : Pustaka Sufi.
Kumolohadi, R. -----. Handout Kuliah Wawancara (tidak diterbitkan).
Kusriyanto, B. 1993. Meningkatkan Produktivitas Karyawan. Jakarta : Pustaka
Bunaman Persada.
Latipun. 2004. Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.
Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia.
Nasution, H.R. 1998. Kelelahan Tenaga Kerja Wanita dan Pemberian Musik
Pengiring Kerja (Suatu Kajian di Bagian Pembatik Tulis dan
Penjahit Ardiyanto Jogjakarta). Tesis. Tidak diterbitkan. Fakultas
Kedokteran, UGM, Jogjakarta.
Prichard, C. 2006. Music at Work : an Intoduction. New Zealand.
Prier Sj, K.E. 2002. Sejarah Musik (Jilid I). Jogjakarta : Pusat Musik Liturgi.
Putraningrum, M.E. 2001. Pengaruh Sistem Imbalan atas Produktivitas Kerja dan
Kepuasan Kerja pada Bidan di Desa Pengikut Kontrak Kinerja
Bertarget di Pemalang. Tesis. Tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi,
UGM, Jogjakarta.
Racmawati, Y. 2005. Musik sebagai Pembentuk Budi Pekerti. Jogjakarta :
Percetakan Jalasutra.
Soejoeti, N.K. 2005. Pengaruh Musik Pengiring Kerja Terhadap Motivasi Kerja,
Kepuasan Kerja, dan Produktivitas Kerja Karyawan Stasiun
Karantina Hewan dan Tumbuhan Tanjung Emas Semarang. Tesis.
Tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi, UGM, Jogjakarta.
Suma’mur. 1982. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja.
Jakarta: SDM
Sumihardi. 2000. Pengaruh Musik Pengiring Kerja Terhadap Kepuasan dan
Produktivitas Tenaga Kerja Wanita di Perusahaan Garmen. Tesis.
Tidak diterbitkan. Fakultas Kedokteran, UGM, Jogjakarta.
Sastrowinoto, S. 1985. Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi. Jakarta :
Pustaka Binaman Pressindo.
57
Umar, H. 2003. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Wartini, E. 2003. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
pada Divisi Pelatihan PT. Kereta Api (PERSERO) Kantor Pusat
Bandung. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, UPI, Bandung.
Internet:
---------. 2007. www.google.com. 19 Maret 2007
Recommended