View
227
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8/19/2019 HE Imunisasi
1/20
BAB I
PENDAHULUAN
I.LATAR BELAKANG
Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi
dan anak terhadap penyakit tertentu. Guna terwujudnya kesehatan yang
tinggi, pemerintah telah menempatkan fasilitas pelayanan.1
Angka kesakitan bayi di Indonesia relative masih cukup tinggi,
meskipun menunjukkan penurunan dalam satu decade terakhir. Program
imunisasi bisa didapatkan tidak hanya di puskesmas atau di rumah sakit
saja, akan tetapi juga diberikan di posyandu yang dibentuk masyarakat
dengan dukungan oleh petugas kesehatan dan diberikan secara gratis
kepada masyarakat dengan maksud program imunisasi dapat berjalan
sesuai dengan harapan. Program imunisasi di posyandu telah
menargetkan sasaran yang ingin dicapai yakni pemberian pemberian
imunisasi pada bayi secara lengkap. Imunisasi dikatakan apabila
mendapat !G 1 kali, "P# $kali, %epatitis $ kali, !ampak 1 kali, dan
polio & kali. ayi yang tidak mendapat imunisasi secara lengkap dan
mengalami berbagai penyakit, misalnya difteri, tetanus, campak, polio
dan sebagainya. 'leh karena itu, imunisasi harus diberikan dengan
lengkap sesuai jadwal. Imunisasi secara lengkap dapat mencegah
terjadinya berbagai penyakit tersebut.(
"alam lingkup pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan
prioritas utama. Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan
yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi adalah sarana untuk mencegah penyakit berbahaya,
yang dapat menimbulkan kematian pada bayi. Penurunan insiden
penyakit menular telah terjadi berpuluh ) puluh tahun yang lampau di
*egara ) *egara maju yang telah melakukan imunisasi dengan teratur
dengan cakupan yang luas.
+ntuk dapat melakukan pelayanan imunisasi yang baik dan benar
1
8/19/2019 HE Imunisasi
2/20
diperlukan pengetahuan dan keterampilan tentang vaksin vaksinologi-,
ilmu kekebalan imunologi- dan cara atau prosedur pemberian vaksin
yang benar. "engan melakukan imunisasi terhadap seorang anak, tidak
hanya memberikan perlindungan pada anak tersebut tetapi juga
berdampak kepada anak lainnya karena terjadi tingkat imunitas umum
yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi. anyak penyakit
menular yang bisa menyebabkan gangguan serius pada perkembangan
fisik dan mental anak. Imunisasi bisa melindungi anak ) anak dari
penyakit melalui vaksinasi yang bisa berupa suntukan atau melalui
mulut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Imunisasi adalah suatu cara meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan
pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi terhadap
suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada
(
8/19/2019 HE Imunisasi
3/20
penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit yang lain
diperlukan imunisasi lainnya.$
B. TUJUAN+ntuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang
dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia.$ Imunisasi
tidak hanya memberikan perlindungan pada individu melainkan juga
pada komunitas, terutama untuk penyakit yang ditularkan melalui
manusia. ika komunitas memiliki angka cakupan imunisasi yang
tinggi, komunitas tersebut memiliki imunitas yang tinggi pula.
/ehingga kemungkinan, anak yang belum atau tidak mendapat
imunisasi karena alasan tertentu memiliki kemungkin yang rendah
terjangkit penyakit tersebut.&,0
Imunisasi juga bermanfaat mencegah epidemic pada generasi
yang akan datang. !akupan imunisasi yang rendah pada generasi
sekarang dapat menyebabkan penyakit semakin meluas pada generasi
yang akan datang, bahkan dapat menyebabkan epidemic. /ebaliknya
jika cakupan imunisasi tinggi, penyakit akan datang dihilangkan dari
dunia.0
/asaran dari pemberian imunisasi tidak hanya pada anak )
anak, tetapi juga mencakup wanita hamil awal kehamilan ) bulan-,
wanita usia subur calon mempelai-. Pada anak ) anak, imunisasi
diberikan sejak bayi dibwah umur 1 tahun 2311 bulan- sampai anak
sekolah dasar kelas 1 ) kelas 4-.
C. JENIS VAKSIN
Pada dasarnya, vaksin dibagi menjadi ( jenis, yaitu 5• 6ive attenuated bakteri atau virus hidup yang dilemahkan -
Inactivate bakteri, virus atau komponennya dibuat tidak aktif -
Vaksin attenuated4
"iproduksi di laboratorium dengan cara melakukan modifikasi
virus atau bakteri penyebab penyakit. 7aksin mikroorganisme yang
dihasilkan masih memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi banyak
$
8/19/2019 HE Imunisasi
4/20
replikasi- dan menimbulkan kekebalan tetapi tidak menyebabkan
penyakit. 7aksin hidup dibuat dari virus atau bakteri liar wild-
penyebab penyakit. 7irus atau bakteri liar ini dilemahkan attinuated-
dilaboratorium, biasanya dengan cara pembiakan berulang3ulang.
7aksin hidup attenuated bersifat labil dan dapat mengalami
kerusakan bila kena panas dan sinar, maka harus dilakukan
pengelolaan dan penyimpanan dengan baik dan hati3hati.
7aksin hidup attenuated yang tersedia
• erasal dari virus hidup 5
7aksin campak, gondongan parotitis-, rubela, polio, rotavirus,
demam kuning yellow fever-.
erasal dari bakteri 5
7aksin !G dan demam tifoid oral.
8elebihan dari vaksin hidup attenuated adalah5
a. 7aksin merangsang respon seluler dan antibodi yang kuat sehingga
dapat bertahan seumur hidup dengan hanya satu atau dua dosis
pemberian.
b. +ntuk beberapa jenis vaksin virus mudah diproduksi.
8ekurangan dari vaksin hidup attenuated adalah45
a. 7aksin bersifat labil dan dapat mengalami kerusakan bila terkena
panas atau sinar.
b. 7aksin dapat menyebabkan penyakit yang umumnya bersifat
ringan dan dianggap sebagai kejadian ikutan adverse event-.
c. 7aksin dapat berubah menjadi bentuk patogenik seperti semula
hanya terjadi pada vaksin polio hidup-.
Vaksin Inactiated
7aksin inactivated dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri
atau virus dalam media pembiakan persemaian -, kemudian dibuat
tidak aktif dengan penambahan bahan kimia biasanya formalin -.
7aksin inactivated tidak hidup dan tidak dapat tumbuh, maka seluruh
&
8/19/2019 HE Imunisasi
5/20
dosis antigen dimasukkan dalam suntikan. 7aksin ini tidak
menyebabkan penyakit walaupun pada orang dengan defisiensi imun-
dan tidak dapat mengalami mutasi menjadi bentuk patogenik.
7aksin inactivated selalu memerlukan dosis ganda. Pada
umumnya pada dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif,
tetapi hanya memacu atau menyiapkan sistem imun. 9espons imun
protektif baru timbul setelah dosis kedua atau ketiga.
7aksin Inactivated yang tersedia saat ini berasal dari 5
a. /eluruh sel virus yang inactivated, contoh influen:a, polio, rabies,
hepatitis A.
b. /eluruh bakteri yang inactivated, contoh pertusis, tifoid, kolera,
lepra.
c. 7aksin fraksional yang masuk sub3unit, contoh hepatitis ,
influen:a, pertusis a3seluler, tifoid 7i, lyme disease.
d. #oksoid, contoh difteria, tetanus, botulinum.
e. Polisakarida murni, contoh pneumokokus, meningokokus, dan
haemophilus influen:ae tipe b.
f. Gabungan polisakarida haemophillus influen:ae tipe dan
pneumokokus -.
8elebihan dari vaksin inactivated adalah4 5
a. 7aksin tidak menyebabkan penyakit walaupun pada orang dengan
defisiensi imun-.
b. 7aksin tidak dapat mengalami mutasi menjadi bentuk patogenik.
8ekurangan dari vaksin inactivated adalah4 5
a. 7aksin selalu membutuhkan dosis multipel untuk membentuk
respon imun protektif. b. 9espon imun terhadap vaksin inactivated sebagian besar humoral,
hanya sedikit atau tak menimbulkan imunitas seluler.
0
8/19/2019 HE Imunisasi
6/20
D. Pe!"e#ian dua atau $e"i% aksin &ada %a#i 'an( sa!a
Pemberian vaksin3vaksin yang berbeda pada umur yang sesuai,
boleh diberikan pada hari yang sama. 7aksin inactivated dan vaksin
virus hidup, khususnya vaksin yang dianjurkan dalam jadwal
imunisasi, pada umumnya dapat diberikan pada lokasi yang berbeda
saat hari kunjungan yang sama. ;isalnya pada kesempatan yang sama
dapat diberikan vaksin3vaksin "P#, %ib, hepatitis , dan polio.
6ebih dari satu macam vaksin virus hidup dapat diberikan pada
hari yang sama, tetapi apabila hanya satu macam yang diberikan,
vaksin virus hidup yang kedua tidak boleh diberikan kurang dari (
minggu dari vaksin yang pertama, sebab respons terhadap vaksin yang
kedua mungkin telah banyak berkurang. 7aksin3vaksin yang berbeda
tidak boleh dicampur dalam satu semprit. 7aksin3vaksin yang berbeda
yang diberikan pada seseorang pada hari yang sama harus disuntikkan
pada lokasi yang berbeda dengan menggunakan semprit yang berbeda.
E. Pen'i!&anan aksin
Aturan umum untuk sebagian besar vaksin, ahwa vaksin
harus didinginkan pada temperatur (3
/ejumlah vaksin "P#, %ib, hepatitis , dan hepatitis A - menjadi
tidak aktif bila beku
F. Ca#a &en'untikan aksin=
)* Su"kutan
Penyuntikan subkutan diperuntukan imunisasi ;;9, varisela,
meningitis. Perhatikan rekomendasi untuk umur anak.
4
8/19/2019 HE Imunisasi
7/20
+* Int#a!usku$a#"iperuntukan Imunisasi "P#, "#,##, %ib, %epatitis A > ,
Influen:a. Perhatikan rekomendasi untuk umur anak
G. Tata ca#a &e!"e#ian i!unisasi
/ebelum melakukan vaksinasi, dianjurkan mengikuti tata cara
sebagai berikut 5
a. ;emberitahukan secara rinci tentang risiko imunisasi dan risiko
apabila tidak divaksinasi.
b. Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya
bila terjadi reaksi ikutan yang tidak diharapkan.
c. aca dengan teliti informasi tentang produk vaksin - yang akan
=
Ta"$e ). Ca#a &en'untikan su"kutan
Ta"$e +. Ca#a &en'untikan int#a!usku$a#
8/19/2019 HE Imunisasi
8/20
diberikan dan jangan lupa mendapat persetujuan orang tua.
;elakukan tanya jawab dengan orang tua atau pengasuhnya
sebelum melakukan imunisasi.
d. #injau kembali apakah ada kontraindikasi terhadap vaksin yang
diberikan.
e. Periksa identitas penerima vaksin dan berikan antipiretik bila
diperlukan.
f. Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut telah
disimpan dengan baik.
g. Periksa vaksin yang akan diberikan apakah tampak tanda3tanda
perubahan. Periksa tanggal kadarluwarsa dan catat hal3hal
istimewa, misalnya adanya perubahan warna yang menunjukkan
adanya kerusakan.
h. ?akin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal dan
ditawarkan pula vaksin lain untuk mengejar imunisasi yang
tertinggal catch up vaccination - bila diperlukan.
i. erikan vaksin dengan teknik yang benar. 6ihat uraian mengenai
pemilihan jarum suntik, sudut arah jarum suntik, lokasi suntikan,
dan posisi bayi@anak penerima vaksin. j. /etelah pemberian vaksin, kerjakan hal3hal sebagai berikut 5
i. erilah petunjuk sebaiknya tertulis - kepada orang tua atau
pengasuh apa yang harus dikerjakan dalam kejadian reaksi
yang biasa atau reaksi ikutan yang lebih berat.
ii. !atat imuniasi dalam rekam medis pribadi dan dalam catatan
klinis.
iii. !atatan imunisasi secara rinci harus disampaikan kepada "inas
8esehatan bidang Pemberantasan Penyakit ;enular.
iv. Periksa status imunisasi anggota keluarga lainnya dan tawarkan
vaksinasi untuk mengejar ketinggalan, bila diperlukan.
H. Ke,adian Ikutan Pasca I!unisasi=
/etiap tindakan medis apa pun bisa menimbulkan risiko bagi
pasien si penerima layanan baik dalam skala ringan maupun berat.
"emikian halnya dengan pemberian vaksinasi, reaksi yang timbul
setelah pemberian vaksinasi disebut kejadian ikutan pasca imunisasi
8/19/2019 HE Imunisasi
9/20
8IPI- atau adverse following immuni:ation ABI-.
/ecara khusus 8IPI dapat didefinisikan sebagai kejadian medik
yang berhubungan dengan imunisasi, baik oleh karena efek vaksin
maupun efek samping, toksisitas, reaksi sensitivitas, efek
farmakologis, kesalahan program, reaksi suntikan, atau penyebab lain
yang tidak dapat ditentukan. /ecara umum, reaksi 8IPI dapat
dikategorikan sebagai akibat kesalahan program, reaksi suntikan, dan
reaksi vaksin.
8esalahan program. /ebagian besar kasus 8IPI berhubungan
dengan kesalahan teknik pelaksanaan vaksinasi, misalnya kelebihan
dosis, kesalahan memilih lokasi dan cara menyuntik, sterilitas, dan
penyimpanan vaksin. "engan semakin membaiknya pengelolaan
vaksin, pengetahuan, dan ketrampilan petugas pemberi vaksinasi, maka
kesalahan tersebut dapat diminimalisasi.
9eaksi suntikan. #idak berhubungan dengan kandungan vaksin,
tetapi lebih karena trauma akibat tusukan jarum, misalnya bengkak,
nyeri, dan kemerahan di tempat suntikan. /elain itu, reaksi suntikan
dapat terjadi bukan akibat dari trauma suntikan melainkan karena
kecemasan, pusing, atau pingsan karena takut terhadap jarum suntik.
9eaksi suntikan dapat dihindari dengan melakukan teknik penyuntikan
secara benar.
9eaksi vaksin. Gejala yang muncul pada reaksi vaksin sudah
bisa diprediksi terlebih dahulu, karena umumnya perusahaan vaksin
telah mencantumkan reaksi efek samping yang terjadi setelah
pemberian vaksinasi. 8eluhan yang muncul umumnya bersifat ringan
demam, bercak merah, nyeri sendi, pusing, nyeri otot-. ;eskipun hal
ini jarang terjadi, namun reaksi vaksin dapat bersifat berat, misalnya
reaksi anafilaksis dan kejang. ila keluhan 8IPI bersifat ringan,
misalnya demam, nyeri tempat suntikan, atau bengkak maka dapat
dilakukan pengobatan sederhana, misalnya dengan minum obat
antipiretik saja. #etapi bila kejadian pasca imunisasi bersifat serius,
C
8/19/2019 HE Imunisasi
10/20
maka harus secepat mungkin dibawa kerumah sakit.
I. I!unisasi 'an( di-a,i"kan$
). BCGacille !almete3Guerin adalah vaksin hidup yang dibuat dari
;ycobacterium ovis yang dilemahkan, sehingga didapatkan basil
yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas.
7aksinasi !G menimbulkan sensitivitas terhadap tuberculin.
Imunisasi !G diberikan pada umur sebelum $ bulan. *amun
untuk mencapai cakupan yang lebih luas, dianjurkan pemberian
imunisasi !G pada umur antara 231( bulan.
"osis 2,20 ml untuk bayi kurang dari 1 tahun dan 2,1 ml untuk
anak D1 tahun-. 7aksin !G diberikan secara intrakutan di daerah
lengan kanan atas pada insersio ;."eltoideus sesuai anjuran
E%', tidak ditempat lain bokong, paha- .
7aksin !G tidak dapat mencegah infeksi tuberculosis, namun
dapat mencegah komplikasinya. Apabila !G diberikan pada umur
lebih dari $ bulan, sebaiknya dilakukan uji tuberculin terlebih
dahulu. 7aksin !G diberikan apabila uji tuberculin negatif.
fek proteksi timbul 31( minggu setelah penyuntikkan.erhubungan dengan beberapa faktor yaitu mutu vaksin yang
dipakai, lingkungan dengan ;ycobacterium atipik atau faktor
pejamu umur, keadaan gi:i dan lain3lain-.
7aksin !G tidak boleh terkena sinar matahari, harus
disimpan pada suhu (2!, tidak boleh beku. 7aksin yang telah
dienccerkan harus dipergunakan dalam waktu jam.
8ejadian ikutan pasca imunisasi vaksinasi !G
Penyuntikan !G intradermal akan menimbulkan ulkus local
yang superficial $ minggu setelah penyuntikkan. +lkus tertutup
krusta, akan sembuh dalam (3$ bulan, dan meninggalkan parut
bulat dengan diameter &3 mm, apabila dosis terlalu tinggi maka
ulkus yang timbul lebih besar, namun apabila penyuntikkan terlalu
dalam maka parut yang terjadi tertarik ke dalam.
a. 6imfadenitis 6imfadenitis supuratif di aksila atau di leher
12
8/19/2019 HE Imunisasi
11/20
kadang3kadang dijumpai setelah penyuntikan !G.
6imfadenitis akan sembuh sendiri, jadi tidak perlu diobati.
Apabila limfadenitis melekat pada kulit atau timbul fistula
maka dapat dibersihkan drainage- dan diberikan obat anti
tuberculosis oral. Pemberian obat anti tuberculosis sistemik
tidak efektif.
b. !G3itis diseminasi arang terjadi, seringkali berhubungan
dengan imunodefisiensi berat. 8omplikasi lainnya adalah
eritema nodosum, iritis, lupus vulgaris dan osteomielitis.
8omplikasi ini harus diobati dengan kombinasi obat anti
tuberculosis.
8ontra indikasi !G
1- 9eaksi uji tuberculin D0 mm
(- ;enderita infeksi %I7 atau dengan resiko tinggi infeksi %I7,
imunokompromais akibat penggunaan kortikosteroid, obat
imunosupresif, mendapat pengobatan radiasi, penyakit
keganasan yang mengenai sumsum tulang atau system limfe. 3
;enderita gi:i buruk. 3 ;enderita demam tinggi. 3 ;enderita
infeksi kulit yang luas.
$- Pernah sakit tuberculosis.
&- 8ehamilan.
9ekomendasi
1- !G diberikan pada bayi F (bulan.
(- Pada bayi yang kontak erat dengan penderita # dengan #A
$ sebaiknya diberikan I*% profilaksis dulu, apabila pasien
kontak sudah tenang bayi dapat diberi !G.
+. He&atitis B
7aksin hepatitis hep - harus segera diberikan setelah lahir,
mengingat vaksinasi hep merupakan upaya pencegahan yang
sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui
transmisi maternal dari ibu kepada bayinya.
11
8/19/2019 HE Imunisasi
12/20
7aksin diberikan secara intramuscular dalam. Pada neonatus
dan bayi diberikan di anterolateral paha, sedangkan pada anak
besar dan dewasa, diberikan di region deltoid.
Imunisasi aktif
)* Imunisasi hep31 diberikan sedini mungkin dalam waktu
1( jam- setelah lahir.
+* Imunisasi hep3( diberikan setelah 1 bulan & minggu- dari
imunisasi hep31 yaitu saat bayi berumur 1 bulan. +ntuk
mendapat respon imun optimal, interval imunisasi hep3(
dengan hep3$ minimal ( bulan, terbaik 0 bulan. ;aka
imunisasi hep3$ diberikan pada umur $34 bulan.
* ila sesudah dosis pertama, imunisasi terputus, segera
berikan imunisasi kedua. /edangkan imunisasi ketiga
diberikan dengan jarak terpendek ( bulan dari imunisasi
kedua.
/* ila dosis ketiga terlambat, diberikan segera setelah
memungkinkan.
0* ayi lahir dari ibu dengan %bs3Ag yang tidak diketahui,
hep31 harus diberikan dalam waktu 1( jam setelah lahir
dan dilanjutkan pada umur 1 bulan dan $34 bulan. Apabila
semula status %bs3Ag ibu tidak diketahui dan ternyata
dalam perjalanan selanjutnya diketahui ibu dengan %bs3Ag
positif, maka ditambahkan hepatitis immunoglobulin
%Ig- 2,0 ml sebelum bayi berumur = hari.
1* ayi lahir dari ibu dengan %bs3Ag positif, diberikan vaksin
hep31 dan %Ig 2,0 ml secara bersamaan dalam waktu 1(
jam setelah lahir.
2* Anak dari ibu pengidap hepatitis , yang telah memperoleh
imunisasi dasar $H pada masa bayi, maka pada saat usia 0
tahun tidak perlu imunisasi ulang booster-. %anya
dilakukan pemeriksaan kadar anti %s
3* Apabila sampai dengan usia 0 tahun anak belum pernah
memperoleh imunisasi hepatitis , maka secepatnya
1(
8/19/2019 HE Imunisasi
13/20
diberikan imunisasi %ep dengan jadwal $H pemberian
catch up vaccination-. !atch up vaccination merupakan
upaya imunisasi pada anak atau remaja yang belum pernah
di imunisasi atau terlambat D 1 bulan dari jadwal yang
seharusnya. 8husus pada imunisasi hepatitis , imunisasi
catch up ini diberikan dengan interval minimal & minggu
antara dosis pertama dan kedua, sedangkan interval antara
dosis kedua dan ketiga minimal minggu atau 14 minggu
sesudah dosis pertama.
4* +langan imunisasi hep3&- dapat dipertimbangkan pada
umur 1231( tahun, apabila kadar pencegahan belum
tercapai anti %bsF 12g@ml-.
Imunisasi pasif
%epatitis immune globulin %Ig- dalam waktu singkat akan
memberikan proteksi meskipun hanya untuk jangka pendek $34
bulan-. %Ig hanya diberikan pada kondisi pasca paparan.
/ebaiknya %Ig diberikan bersama vaksin 7% sehingga proteksinya berlangsung lama. Pada needle stick injury maka
diberikan %Ig 2,24 ml@kg maksimum 0 ml dalam & jam pertama
setelah kontak. Pada penularan dengan cara kontak seksual %Ig
diberikan 2,24 ml@kg maksimum 0 ml dalam waktu F1& hari
sesudah kontak terakhir.
fek samping
+mumnya berupa reaksi local yang ringan dan bersifat
sementara. 8adang3kadang dapat menimbulkan demam ringan
untuk 13( hari.C 7aksin hepatitis dikenal aman dan efektif.
fektivitas vaksin mencapai C2 ) C0J dalam mencegah timbulnya
penyakit hepatitis . pertahanan akan bertahan sampai minimal 1(
tahun setelah imunisasi.C
8ontra indikasi 5 #idak ada kontra ondikasi yang absolute.
1$
8/19/2019 HE Imunisasi
14/20
. P5$i5
Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh
yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah
virus yang dinamakan poliovirus P7-, masuk ke tubuh melalui
mulut, mengifeksi saluran usus. 7irus ini dapat memasuki aliran
darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan
melemahnya otot dan kadang kelumpuhan paralisis-.
Poliovirus adalah virus 9*A kecil yang terdiri atas tiga strain
berbeda dan amat menular. 7irus akan menyerang sistem saraf dan
kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio menyerang
tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak
berusia antara $ hingga 0 tahun. ;asa inkubasi polio dari gejala
pertama berkisar dari $ hingga $0 hari. Anak3anak kecil yang
terkena polio seringkali hanya mengalami gejala ringan dan
menjadi kebal terhadap polio. 8arenanya, penduduk di daerah yang
memiliki sanitasi baik justru menjadi lebih rentan terhadap polio
karena tidak menderita polio ketika masih kecil. 7aksinasi pada
saat balita akan sangat membantu pencegahan.
Polio di masa depan karena polio menjadi lebih berbahaya jika
diderita oleh orang dewasa. 'rang yang telah menderita polio
bukan tidak mungkin akan mengalami gejala tambahan di masa
depan seperti layu ototK gejala ini disebut sindrom postpolio.
enis polio5
1- Polio non3paralisis
(- Polio paralisis spinal$- Polio bulbar
Imunisasi Polio
Penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini,
disebabkan virus poliomyelitis yang sangat menular. Penularannya
bias lewat makanan@minuman yang tercemar virus polio. isa juga
lewat percikan ludah@air liur penderita polio yang masuk ke mulut
1&
8/19/2019 HE Imunisasi
15/20
orang sehat. Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit poliomielitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan
kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan@tungkai. Polio
juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot3otot pernafasan dan
otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian.
#erdapat ( macam vaksin polio5
a. IP7 Inactivated Polio 7accine, 7aksin /alk-, mengandung
virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui
suntikan.
b. 'P7 'ral Polio 7accine, 7aksin /abin-, mengandung vaksin
hidup yang telah dilemahkan, diberikan dalam bentuk cairan.
entuk trivalen #'P7- efektif melawan semua bentuk polio,
bentuk monovalen ;'P7- efektif melawan 1 jenis polio.
"osis pertama dan kedua diperlukan untuk menimbulkan
respon kekebalan primer, sedangkan dosis ketiga dan keempat
diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibody sampai pada
tingkat yang tertinggi. 8epada penderita gangguan sistemkekebalan misalnya penderita AI"/, infeksi %I7, leukemia,
kanker, limfoma-, dianjurkan untuk diberikan IP7. IP7 juga
diberikan kepada orang yang sedang menjalani terapi penyinaran,
terapi kanker, kortikosteroid atau obat imunosupresan lainnya. IP7
bisa diberikan kepada anak yang menderita diare. ika anak sedang
menderita penyakit ringan atau berat, sebaiknya pelaksanaan
imunisasi ditunda sampai mereka benar3benar pulih. IP7 bisa
menyebabkan nyeri dan kemerahan pada tempat penyuntikan, yang
biasanya berlangsung hanya selama beberapa hari. ;asa inkubasi
virus antara 4312 hari. /etelah demam (30 hari, umumnya akan
mengalami kelumpuhan mendadak pada salah satu anggota gerak.
*amun tak semua orang yang terkena virus polio akan mengalami
kelumpuhan, tergantung keganasan virus polio yang menyerang
10
8/19/2019 HE Imunisasi
16/20
dan daya tahan tubuh si anak. Imunisasi polio akan memberikan
kekebalan terhadap serangan virus polio.
+sia Pemberian
Imunisasi dasar polio diberikan & kali polio I,II, III, dan I7-
dengan interval tidak kurang dari & minggu. Pertama dilakukan saat
lahir usia 2 bulan- dan berikutnya di usia (, &, 4 bulan. Imunisasi
polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio I7,
kemudian pada saat masuk /" 034 tahun- dan pada saat
meninggalkan /" 1( tahun-. "ilanjutkan pada usia 1 bulan dan 0
tahun. 8ecuali saat lahir, pemberian vaksin polio selalu dibarengi
dengan vaksin "#P.
!ara Pemberian
isa lewat suntikan Inactivated Poliomyelitis 7accine@IP7-,
atau lewat mulut 'ral Poliomyelitis 7accine@'P7-. "i tanah air,
yang digunakan adalah 'P7.
7aksin ini diberikan sebanyak ( tetes 2,1 m6- langsung ke
mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula.
8epada orang yang pernah mengalami reaksi alergi hebat
anafilaktik- setelah pemberian IP7, streptomisin, polimiksin
atau neomisin, tidak boleh diberikan IP7. /ebaiknya diberikan
'P7.
fek /amping
%ampir tak ada. %anya sebagian kecil saja yang mengalami
pusing, diare ringan, dan sakit otot. 8asusnya pun sangat jarang."apat mungkin terjadi berupa kelumpuhan dan kejang3kejang.
#ingkat 8ekebalan5 "apat mencekal hingga C2J.
Indikasi 8ontra5
#ak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut
atau demam tinggi di atas $2!-K muntah atau diareK penyakit
kanker atau keganasanK %I7@AI"/K sedang menjalani pengobatan
14
8/19/2019 HE Imunisasi
17/20
steroid dan pengobatan radiasi umumK serta anak dengan
mekanisme kekebalan terganggu.
1=
8/19/2019 HE Imunisasi
18/20
JAD6AL I7UNISASI TAHUN +8)/ 7ENURUT IDAI12
1
8/19/2019 HE Imunisasi
19/20
BAB III
KESI7PULAN
+paya pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan banyak cara.
/alah satunya adalah dengan meningkatkan kekebalan atau imunitas tubuh
dalam menghadapi ancaman penyakit yang dilakukan dengan pemberian
imunisasi. Imunisasi dasar pada anak usia dibawah ( tahun sangat penting
untuk dilakukan oleh karena bisa menurunkan angka kesakitan dan kematian
yang seharusnya dapat dicegah walaupun imunisasi tidak menjamin 122J
bahwa seseorang tidak akan terjangkit penyakit tersebut.
Pada tahun (21& berdasarkan rekomendasi I"AI Ikatan "okter Anak
Indonesia- ditetapkan program imunisasi wajib dan program imunisasi yang
dianjurkan.
"alam hal ini maka harus terus digalakkan program imunisasi kepada
masyarakat luas sehingga masyarakat menyadari pentingnya imunisasi dan
mau membawa anaknya untuk melakukan imunisasi, khususnya imunisasi
yang diwajibkan. ika imunitas pada masyarakat tinggi, maka risiko terjadinya
penularan dan wabah juga akan berkurang
1C
8/19/2019 HE Imunisasi
20/20
DAFTAR PUSTAKA
1. /uharjo, . 7aksinasi cara ampuh cegah penyakit infeksi. 8anisius 5
(212 (.
(. /ri, 9e:eki / %adinegoro. Prof. "r. dr. /pA8-, dkk. Pedoman
imunisasi di Indonesia. Ikatan "okter Indonesia. disi ke3(. akarta
(220 $.
$. %adinegoro /9/. adwal Imunisasi. "alam 5 9anuh IG*, /uyitno %,
%adinegoro /9/, 8artasasmita !, Ismoedijanto, /oedjatmiko, editor.
Pedoman imunisasi di Indonesia. d $. akarta 5 /atgas Imunisasi
Ikatan "okter Anak Indonesia5 (22.
&. 9ahajoe **, asir ", ;akmuri ;/, 8artasasmita !, penyunting.
Pedoman *asional #uberkulosis Anak. disi kedua. akarta5 +88
9espiratologi PP I"AIK (22=.
0. 6awrence ; #ierney r ;", /tephen ;cPhee ;", ;aHine A
Papadakis ;". !urrent ;edical "iagnosis and #reatment (22(.
4. /uyitno, %. enis 7aksin. In5 Pedoman Imunisasi di Indonesia disi
&. akarta 5 adan Penerbit Ikatan "okter Anak Indonesia. (211.
=. /uharjo, . 7aksinasi cara ampuh cegah penyakit infeksi. 8anisius 5
(212. ric AB /imoes ;" "!% and essie 9 Groothius ;". Immuni:ation.
C. rooks GB, utel /, ;orse /A. *on3spore3forming gram positive
bacilli5 corynebacterium, propionibacterium, listeria, erysipelothriH,
actinomycetes, > related pathogens. In5 awet:, ;elnick, > AdelbergLs
medical microbiology. ($th ed. ;cGraw3%ill.(22&
12. adwal Imunisasi Anak 3 9ekomendasi Ikatan "okter Anak Indonesia
I"AI- (21&. akarta5 Ikatan "okter Anak Indonesia, (21& Available
from 5 I http5@@ idai.or.id@public3articles@klinik@imunisasi@jadwal3imunisasi3anak3idai.html-
(2
Recommended