View
215
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
UP A YA MENGATASI KEJENUHAN SISWA DALAM
MENGHA.FAL AL-QUR' AN JUZ 30
(Studi Kasus di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Ill 1111111111 ....
Ulll Univorsitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Disusun Oleh:
NISRINA NUR AMELIA Nil\'1:109011000081
Pembimbing:
Dra. Sofiah, M.Ag NIP. 1949 112319890 31 006
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN IffiGURUAN
UIN SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
l ___ u
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang berjudul "Upaya Mengatasi Kejenuhan Siswa Dalam Menghafal
Al-Qur'an (Stndi Kasus di SDIT AI-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur)"
disusun oleh Nisrina Nur Amelia, NIM. 109011000081, Jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah
sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai
ketentuan yang telah ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 11 Januari 2014
Yang Mengesahkan,
Pemb.mbing
Dra. ofiah M.A NIP. 1949 112319890 31 006
LEMBARPERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMEAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
kripsi yang berjudul "Upaya Mengatasi Kejenuhan Siswa Dalam Menghafal Al-Qur'an ~tudi Kasus di SDIT Al-Kabfi Gudang Air Jakarta Timur)" disusun oleh Nisrina Nur .melia, NIM: 109011000081 diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan fniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus pada siding mnaqasyah pada, 25 Maret 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak 1emperoleh Gelar Sarjana S 1 (S.Pd.I) pada Jurusan Kependidikan Islam Program Studi PAL
Panitia Ujian Munaqasyah
Tanggal
(etua Panitia (Ketua Jurusan PAI)
)r. H.Abd. Madjid Khon, MA '!IP: 19580707 198703 1 005
;ekretaris (Sekretaris Jurusan PAI)
\1arhamah Saleh, Le. MA \JIP: 19720313 200801 2 010
)enguji I
Drs. Rusdi Jamil, MA \JIP: 1962123119955031 005
Penguji II
Masan AF, Drs. H. M.Pd. NIP: 19510716 198103 1 005
Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Nurlen Rifa'I, MA, Pb.D NIP. 19591020 198603 2001
Jakarta, 26 Maret 2014
KEMENTERIAN AGAMA No. Ookumen FITK-FR-AKD-082
~ UIN JAKARTA FORM (FR) Tgl. Terbit 1 Maret 2010
~~ ·- --: FITK No. Revisi: 01 ··-Ill I: JI /r_ H Juanda No 95 Ciputal 15412 Indonesia Hal 1 /1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
:aya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
Tempat/Tgl Lahir
Nim
Jurus11n/Prodi
Judul Skripsi
: Nisrina Nur Amelia
: Jakarta, 01Juli1991
: 109011000081
: Pendidikan Agama Islam
: Upaya Mengatasi Kejenuhan Siswa Dalam Menghafal Al
Qur' an (Studi Kasus di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta
Timur)
Dosen Pembimbing : Dra. J-Ij. Sofiah, M.Ag
engan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya
ertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
'ernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah
Jakarta, 24 Desember 2013
Nisrina Nur Amefia
NIM.109011000081
ABSTRAK
NISRINA NUR AMELIA NIM: 109011000081. UPAYA GURU MENGATASI KEJENUHAN SISWA DALAM MENGHAFAL AL-QUR'AN JUZ 30 (STUDY KASUS KELAS VI DI SDIT AL-KAHFI GUDANG AIR JAKARTA TIMUR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja upaya guru SDIT Al-Kahfi mengatasi kejenuhan siswa dalam menghafal al-Qur'an Juz 30.
Tempat penelitian yang digunakan yaitu di SDIT Al-Kahfi Gudang sir Jakarta Timur. Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif analisis yaitu penelitian vang bermaksud menggambarkan gejala atau keadaan "apa adanya". Teknik pengumpulan data vang digunakan adalah observasi, wawancara, dan angket.
Berdasarkan masalah mengenai kejenuhan siswa dalam menghafal al-Qur'an, maka nendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang bagaimana upaya guru mengatasi cejenuhan siswa dalam menghafal al-Qur'an. penulis mengadakan penelitian di SDIT Al-Kahfi }udang Air Jakarta Timur untuk mengetahui penyebab kejenuhan siswa dalam menghafal al~ur'anjuz 30 dan bagaimana upaya guru dalam mengatasi kejenuhan tesebut.
Dalam penelitian ini penulis mengamati penyebab kejenuhan menghafal siswa dan nengamati upaya guru tahfizh dalam mengatasi kejenuhan siswa dalam menghafal al-Qur'an nelalui pelaksanaan pembelajaran (menghafal) di kelas, yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu ahapan perencanaan, tahapan proses pelaksanaan, dan tahapan evaluasi/penilaian.
Dari hasil wawancara dan pengamatan/observasi dapat diketahui bahwa ketiga tahapan 1elaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru tahfizh al-Qur'an SDIT Al-Kahfi Gudang Air akarta Timur adalah baik. sebagian besar komponen-komponen yang telah ditentukan dalam 1elaksanaan pembelajaran telah terlaksana dengan baik, meskipun ada beberapa komponen yang 1elum terlaksana dengan baik dan belum maksimal. Hal ini terlihat dari hasil penyebaran angket aitu tentang persepsi siswa terhadap guru tahfizh dalam melakukan proses pemelajaran tahfizh menghafaI) al-Qur'an. Siswa juga memberikan persepsi yang baik karena hampir seluruhnya tau 83,3% siswa menyatakan persepsi baik terhadap guru tahfizh dalam melaksanakan proses embelajaran tahfizh al-Qur'an, dengan hasil rerata angket 71,3.
:ata Kunci: Tujuan Penelitian, Penyebab Kejenuhan, Pelaksanaan Pembelajaran (menghafal allur'an), dan upaya guru.
NISRINA NUR AMELIA (P Al)
KATA PENGANTAR
~:Ji .:r:Ji .Ji1 ~
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang senantiasa
nelimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
lhalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhanunad saw. yang
elah membawa umat ke jalan yang benar untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat.
Dalam proses pembuatan skripsi ini tidak sedikit kesulitan atau hambatan yang dialami
1enulis, namun berkat bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagi pihak, maka segala
:esulitan dan hambatan itu dapat diatasi dengan baik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
)!eh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Nurlena Rifa'I MA. Ph.d Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. H.Abd. Madjid Khon, MA Ketua Jurusan dan Marhamah Saleh, Le. MA
Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Penasihat akademik A. Basuni, MA, Drs.
4. Dra. Sofiah, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telahbanyak meluangkan
waktu dan pikiran disela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan,
pengarahan, semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu dan Bapak dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan
membimbing selama perkuliahan berlangsung. Semoga ilmu yang diberikan
bermanfaat bagi penulis.
6. Seluruh staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Tarbiyah UUIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas serta buku-buku
yang penulis perlukan.
7. Dra. Hj.Evi Luthfiaty, dan Fajar Syahri Karim, SPdI selaku Kepala dan guru tahfizh
al-Qur'an di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur yang telah membantu penulis
dalam penelitian.
8. Kedua orang tua penulis yaitu, Ibunda (Siti Wardah) dan Ayahanda (Firdaus) tercinta
beserta keluarga besar yang selalu setia memberikan dukungan kepada penulis secara
ii
moril dan materil, serta kasih sayang yang besar sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi ini dengan baik dan lancar.
9. Kawan-kawan seperjuangan di Fakultas dan Jurusan Pendidikan Agama Islam
angkatan 2009 khususnya PAI kelas B, Dini Agustin, Nur Faizah, Nur Diana,
Maghfiroh Ngabali, Siska Mumsiskaturahma, Sarah Permata dkk, selalu member
dukungan kepada penulis untuk tetap semangat.
Penulis berharap semoga amal baik semua pihak serta jasa-jasanya mendapat balasan
rang berlipat ganda dari Allah swt. dan hanya kepada-Nya penulis berharap semoga skripsi ini
lapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca umumnya.
Jakarta, 23 Desember 2013
Nisrina Nur Amelia
iii
DAFTARISI
,EMBAR COVER
,EMBAR PENGESAHAN
,EMBAR PERNY AT AAN KARY A SENDIRI
~BSTRAK ........................................................................................................................ i
CATA PEN GANT AR ..................................................................................................... ii
>AFT AR ISi ..................................................................................................................... iv
JAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian ...................•...............•............. 1
B. Ientifikasi Masalah ............................................................................ 5
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................. 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 6
IABII KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hakikat Guru
a. Pengertian Gum ............................ ....................................... .... 8
b. Peran Gum ...................... ........................................ ................. 8
c. Kompetensi Guru ................ .......................................... ........... 9
d. Upaya Gum dalam mengatasi Kejenuhan Belajar .................... 10
2. Menghafal Al-Qur'an
a. Pengertian Menghafal Al-Qur' an ...................................... ...... 14
b. Tujuan Pengajaran, Pembelajaran, dan Menghafal Al-Qur'an. 16
c. Hukum Menghafal Al-Qur'an ................................................. 17
3. Cara, Prinsip Utama, dan Metode Menghafal Al-Qur'an
a. Cara Menghafal Al-Qur'an ...................................................... 17
b. Prinsip Utanm Menghafal Al-Qur'an ...................................... 18
c. Metode Menghafal Al-Qur'an ................................................. 20
iv
4. Etika Mempelajari dan Menghafal AI-Qur'an ......................... 21
B. Penelitian yang Relevan ..............................•..................................... 21
C. Kerangka berpikir ............................................................................. 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian ........................................................................ 24
2. Waktu Penelitian ......................................................................... 24
B. Jenis dan Metode Penelitian ............................................................. 24
C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 25
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Penelitian Kepustakaan ......... ...... ........... ........................... ........ ..... 26
2. Penelitian lapangan ............................... ................. .......... ........ ...... 26
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data ................................................................ 27
2. Analisis Data ...................................... .............................. .............. 28
F. Instrument Penelitian ........................................................................... 29
IABIV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Profil Sekolah
1. Sejarah Singkat Berdirinya Sekolah .............................................. 30
2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah .................... ................................. 31
3. Ekstrakulikuler dan Fasilitas .......................................................... 32
B. Deskripsi Data ..•................................................................................. 32
C. Analisis Data
1. Hasil Pengamatan Perencanaan Pembelajaran Tahfizh Al-Qur'an. 33
2. Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Tahfizh Al-Qur'an 35
3. Hasil Pengamatan Penilaian Pembelajaran Tahfizh Al-Qur'an...... 45
v
~ABV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.......................................................................................... 61 B. Saran.................................................................................................... 62
>AFTAR PUSTAKA
,AMP IRAN
vi
BABI
PENDAHULUAN
A. La tar Belakang Masalah Penelitian
Al-Qur'an al- Karim kitab suci yang tak lekang oleh panas, tidak lapuk
oleh hujan, juga tiada habis mutiara-mutiara hikmah yang dipersembahkannya.
Kendati demikian, banyak orang sepmtjang masa yang menyelami dan
mengarungi samuderanya. Al-Qur'an adalah kalam Allah yang bernilai mukjizat,
yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. penutup para Nabi dan Rasul
melalui Malaikat Jibril, diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir,
membacanya terhitung sebagai ibadah dan tidak ditolak kebenarannya. 1 Dalam
firmanNya surat at-Takwir ayat 19-21.
"Sesungguhnya Al Qur'aan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan Tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya. "2
Al-Qur'an diwahyukan kepada Rasulullah saw. diberbagai kesempatan
dan peristiwa secara terpisah, sebelum dan sesudah hijrah secara bertahap.3 Ayat
per ayat, surah per surah selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.4 hingga Rasulullah
saw. wafat Setelah itu ayat-ayat dan surah-surah dikumpulkan menjadi buku.
1 Ahsin W. Alhafidz, Bimbingn Praktis Menghafal Al-Qur 'an, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. I. 2 DEPAG RI, Al-Qur'an dan Te1jemahannya, (Semarang: Toha Putra, 1989), h. 1029. 3 M. Hadi Ma'rifat, Sejarah Al-Qur 'an, (Jakmta: Al-Huda 2007), h. 41 ' TM Hasbi Ash Shiddiqiy, Sejarah dan Pengantar I/mu Al-Qur'an/Tafair, (Jakarta: Bulan
Bintang, !980) h.66. lihatjuga: M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur'an, (Bandung: Mizan, 2005), h. 11.
1
Hal ini tentu mengandung hikmah yang besar, salah satunya untuk
mempermudah menghafal karena al-Qur' an turun sedikit demi sedikit, selain itu
merupakan isyarat bahwa dalam menghafal al-Qur'an tidak membutuhkan waktu
yang sedikit. Karena itu diperlukan adanya metode yang efektif untuk bisa
menghafalnya. Dalam buku tahfizhul Qur' an yang disusun oleh Kementrian
Agama, disebutkan dua metode dalam rnenghafal Al-Qur' an yaitu tahfiz dan
takrir.
Menghafal al-Qur'an merupakan salah satu usaha yang dilakukan urnat Islam sejak zaman Rasulullah SAW sampai sekarang untuk mernelihara dan rnenjaga kernurniam1ya, pada faktanya wahyu yang diterirna Rasulullah dipelihara dari kemusnahan dengan dua cara utarna, yaitu: (I) rnenyirnpannya Ice dalam dada manusia (rnenghafalkarmya), dan (2) rnerekarnnya secara tertulis di alas berbagai jenis bahan untuk rnenulis.5
Bagi urnat Islam, keyakinan atas keotentikan al-Qur'an terbangun, tidak
saja karena didukung fakta-fakta sejarah yang sangat rneyakinkan, tetapi juga
karena adanya Jaminan perneliharaan Allah sesuai dalarn alhijr ayat 9.6
Beriknt firmanNya dalarn surat al-Hijr ayat 9:
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. 7
Ayat ini rnemberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian al-Qur'an
selama-lamanya.8 Bentuk jamak dalarn ayat ini (baik pada kata kamilah yang
menurunkan dan kamilah yang akan memeliharanya), mengisyaratkan bahwa
terdapat keterlibatan selain Allah yakni rnalaikat Jibril As dalam menurnnkarmya
5 Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah Al-Qur'an, (Jakarta: Pustaka Alfabet 2005), h. 150 6 M. Quraish Shihab, Menabur Pesan llahi, (Jakarta: Lentera Hati 2006), h. 297 7 DEPAG Rl, Al-Qur'an ... h. 391. 3 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan Kesan dan Keserasian Al-Qur 'an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 95
2
dan kaum muslimin dalam pemeliharaanya.9 Usaha manusia dalam
memeliharanya adalah melalui belajar membaca, menulis, menghafal, dan
memaham serta mendalami isi kandungan Al-Qur' an.
Untuk mencetak generasi Islam yang berwawasan Qur' ani adalah dengan
menanamkan kecintaan terhadap al-Qur·an. Salah satunya adalah dengan
membacanya kemudian menghafalnya yang merupakan langkah awal bagi upaya
pemahaman dan pengamalan isi kandungan al-Qur'an dalam kehidupan sehari
hari. Pengajaran al-Qur'an sejak dini akan lebih mudah karena pikiran anak
masih jernih dan ingatan lebih kuat. Seperti dalam ungkapan '"Pengajaran di
waktu kecil ibarat melukis diatas batu, dan pengajaran di waktu besar ibarat
melukis diatas air ,,10_ Jadi jika anak sejak dini diajarkan al-Qur'an serta
dibiasakan diperdengarkan lantunan ayat suci al-Qur'an tentU11ya akan
mempe1mudah proses menghafal dan memahami al-Qur'an.
Terlebih dari membaca, menghafal, mendalami mii dan maksud yang
terkandung di dalamnya yang terpenting adalah mengajarkan Al-qur'an, karena
orang yang mengajm·kan Al-Qur'an mernpakan pekerjaan dan tugas yang mulia
di sisi Allah swt. Al-Qur'an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mukmin, baik
di kala senang maupun susah, di kala gembira maupun sedih. Bahkan membaca
Al-Qur'an bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat
dan penawm· bagi orang yang gelisah jiwanya. Berikut hadits Rasulullah
bersabda:
"Utsman bin Ajfan berkata, Rasulullah saw bersabda: sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur 'an dan mengajarkannya" (HR. Bukhari). 11
9 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jilid 6, (Jakmia: Lentera Hati, 2002), h. 421 10 Mahfudh Salahudin, dkk. Metodologi Pendidikan Agama, (Surabaya: Bina llmu, 1987), h. I 01. 11 Salim Bahreis, Te1jemaha11 Riadhus Sholihin 11, (Bandung: Al-Ma'arif, 1987), hal.123
3
Betapa mulia seorang yang mempelajari al-Qur'an kemudian
mengamalkannya, inilah yang menjadi dambaan setiap muslim; orang tua; para
guru di!. Dengan mempelajari al-Qur'an kematangan intelektual dan keimanan
menjadi seimbang.
Al-Qur· an ban yak dibaca jutaan orang yang tidak mengerti artinya
ataupun orang yang tidak dapat menulis huruf-hurufnya. Bahkan dihafal oleh
orang dewasa, remaja dan anak-anak. 12 Mengajarkan al-Qur'an (baik membaca
maupun menghafal) pada anak-anak bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan
seperti semudah membalikkan telapak tangan, namun bukan suatu ha! yang tidak
mungkin. Yang terpenting adalah membuat anak cinta terhadap al-Qur'an dengan
pembiasaan bukan dengan paksaan.
Dewasa ini banyak lembaga pendidikan Islam yang menjadikan
"menghafal al-Qur'an" sebagai mata pelajaran, bahkan dijadikan program
unggulan, seperti di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur. Program ini
menuntut para siswanya untuk menghafal al-Qur'an sesuai dengan target,
problemanya adalah sebagian siswa mengalami kejenuhan sehingga ia merasa
sulit dalam menghafal al-Qur'an. Hal ini terlihat dari gejala yang ditimbulkan
seperti kelas yang sulit dikondisikan, dan malas menambah hafalan kecuali j ika
dipaksa.
Memang beberapa anak ada yang mempunyai prestasi diatas rata-rata
tetapi sebagian tidak sesuai dengan harapan, sehingga ia tidak memenuhi apa
yang telah menjadi standar. Jadi apa yang diharapkan, tidak seimbang dengan
potensi yang dimilikinya. Jika dilihat dari kemampmm setiap anak, mereka
mempunyai beragam kemampuan. Tidak seluruh siswa dapat memenuhi standar
standar yang telah ditetapkan. Maka dari itu guru harus berupaya untuk bisa
mengatasi kejenuhan atau paling tidak meminimalisir rasa jenuh yang dialami
siswa guna mencapai standar yang telah ditetapkan. Inilah yang membuat penulis
12 Penamas Jurnal, Peneletian Agama dan Masyarakat, Vol. XXII no. I th 2009
4
terdorong untuk menleiti bagaimana upaya guru tahfizh SDIT Al-Kahfi Gudang
Air Jakrta Timur mengatasi kejenuhan siswa dalam menghafal al-Qur'an. Sesuai
dengan judul, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja yang
menyebabkan siswa jenuh dalam menghafal al-Qur'an dan apa saja upaya-upaya
guru dalam mengatasi kejenuhan tersebut. Asumsi yang dijadikan dasar
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang upaya
guru tahfizh SDIT Al-Kahfi mengatasi kejenuhan siswa dalam menghafal al
Qur'anjuz 30. Dari asumsi inilah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul "Upaya Mengatasi Kejenuhan Siswa dalam Menghafal Al
Qur'an Juz 30 (Studi Kasus di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur)".
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan judul "Upaya Mengatasi Kejenuhan Siswa dalam
Menghafal Al-Qur'an Juz 30 (Studi Kasus di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta
Timur)", maka penulis mengidentifikasi tentang beberapa faktor yang membuat
siswa jenuh dalam menghafal al-Qur' an yaitu:
I. Rendahnya tingkat kemampuan siswa dalam menghafal al-Qur'an.
2. Rendalmya tingkat kemampuan siswa dalam ha! baca-tulis al-Qur'an.
3. Tingkat kompetensi yang dimiliki guru yaitu, pedagogik; kepribadian;
profesional; dan sosial yang rendal1.
4. Strategi, metode, dan teknik yang digunakan dalam proses tal1fizh al-Qur'an
tergolong belum efisien dan efektif.
5. Pemilihan media atau al at peraga yang kurang tepat.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, agar penulisan skripsi ini
terarah dan tidak terlalu melebar, maka penulis membatasi permasalahan yang
akan diteliti dan dibalws yaitu:
5
a. Upaya-upaya guru untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam menghafal al
Qur'anjuz 30.
b. Khususnya siswa yang menghafal al-Qur'an usia 11-12 tahun
c. Kejenuhan siswa dilihat dari proses menghafal al-Qur'an di sekolah.
2. Rumusan Masalah
Rumusan asalah adalah Bagaimana upaya yang dilakukan kepala
sekolah dan para guru untuk mengatasi kejenuhan siswa dan bagaimana hasil
yang dicapai dari upaya-upaya tersebut?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui penyebab kejenuhan siswa dalam menghafal al-Qur'an
juz 30.
b. Untuk mengetahui apa saja upaya guru tahfizh SDIT Al-Kahfi untuk
mengetasai kejenuhan dalam menghafal al-Qur'an Juz 30.
c. Bagaimana hasil yang dicapai dari upaya-upaya yang dilakukan guru
talifzzh SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur untuk mengatasi
kejenuhan siswanya dalam menghafal al-Qur'an Juz 30.
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara Teoritik
I) Sebagai tambahan pengetalman dan memperkaya khazanah kelimuan
tentang npaya mengetahui kejenuhan siswa SD dalam menghafal al
Qur'an.
2) Sebagai sumbangan data ilmiah berdasarkan lapangan bidang al
Qur'an bagi Fakultas Tarbiyah UIN SyarifHidayatullah Jakaria.
6
b. Secara Praktis
I) Peneliti memperoleh pengalaman mengenai cara mengatasi kejenuhan
siswa SD dalam menghafal al-Qur'an di SDIT Al-Kahfi
2) Sebagai masukan bagi kepala sekolah dan para guru yang mengampu
hafalan al-Qur'an terkait dengan upaya mengatasSebagai masukan
bagi kepala sekolah dan para guru yang mengampu hafalan al-Qur'an
terkait dengan upaya mengatasi kejenuhan santri dalam menghafal al
Qur'an khususnya di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur.
3) Memberikan wawasan atau infommsi kepada para pembaca tentang
upaya mengatasi kejenuhan siswa SD dalam menghafal al-Qur' an.
7
A. Acuan Teori
1. Hakikat Guru
a. Pengertian Guru
BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia guru adalah orang yang pekerjaannya
(mata pencaharian, profesinya) mengajar. 1 Kata guru dalam bahasa Aarab disebut
mu 'al/im dan dalam bahasa Inggris disebut teacher memiliki arti sederhana yakni,
"A person whose occupation is teaching", artinya guru ialah sesorang yang mengajar
I . 2 orang am.
Sedangkan dalam BAB I mengenai ketentuan umum pasal 1 Undang-Undang
Rl No; 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa "guru adalah
pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarnhkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah". 3
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa guru
adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dari semua tingkat
jenjang pendidikan.
b. Peran Guru
Dalam peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) pasal 28, dikemukakan bahwa: pendidik harus memiliki kualifikasi
dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan w1tuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.4
1 Kan111s Besar Bahsa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet. 1, h. 288. 2 Muhibbin Syah, Psikolohi Pendidikan dengan Pendekatan Boru, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 20 I 0), cet.
9. h. 222 3 Undang-Undang Guru dan Dasen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta: Redaksi Sinar Grafika, 2006), cet. I, h.
2 " VU Rf No. 14 th. 2005 tetang Guru dan Dasen Serta VU Rf No. 20 Th. 2003 tentang SISDIKNAS (Bandung
Citra Umbara,, 2006), h. 185
8
Selanjutnya dalam penjelasannya dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
"pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) adalah peran pendidikan antara
Iain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta
diik". 5
Sehubungan dengan fungsi guru sebagai "pengajar, pendidik, dan
pembimbing". maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. peranan guru
ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam
berbagai interaksinya, baik dengan siswa (yang terutama), sesama guru, maupun
dengan staf yang lain. Dari berbagai interaksi belajar mengajar, dapat dipandang
sebagai sentral bagi perananya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari
waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajar
mengajar da berinteraksi dengan siswanya.
c. Kompetensi Gnru
Mc Shane dan Glinoow dalam Martinis, menjelaskan bahwa
"kompetensi/competencies adalah keterampilan, pengetahuan, bakat nilai-nilai,
pengarah, dan karakteristik pribadi lainnya yang menorong kea rah performansi
unggul".6
Dalam perturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar nasional
pendidilm pasal 28 ayat 3, menjelaskan bahwa kompetensi yang harus dimiliki guru
sebagai agen pembelajaran jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikn
anak usia dini meliputi:
I) Kompetensi pedagogik
2) Kompetensi kepribadian
3) Kompetensi Profesional
5 UU RI No. 14th. 2005 tetang Guru dan Dasen Serta UU RI No. 20 Th. 2003 tentang SISDIKNAS (Bandung Citra Umbara,, 2006), h. 251
6 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesiona/ menciptakan Pembelajaran Kreatif dan menyenangkan (Bandung: Rosdakarya, 2009), Cet. I, h. 3 7
9
4) Kompetensi Sosia!7
Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan
menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan tenvujud
dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan professional dalam menjalankan
fungsinya sebagai guru. artinya guru bukan saja harus pintar tapi juga pandai
mentransfer ilmunya kepada peserta didik.
d. Upaya Guru dalam Mengatasi Kejenuhan Belajar
1) Pengertian Upaya Guru
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, "upaya adalah usaha atau syarat
unuk menyampaikan suatu maksud atau upaya juga diartikan sebagaiusaha untuk
melakukan suatu ha! atau kegiatan yang bertujuan". 8
Penulis simpulkan bahwa upaya guru adalah usaha guru untuk melakukan
suatu ha! atau kegiatan yang bertujuan, yaitu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Sedangkan dalam penelitian ini upaya yang dimaksud adalah upaya
guru mengatasi kejenuhan siswa dalam menghafal Al-Qur'an, seperti memotivasi;
memberi bimbingan lebih; dan membntu kesulitan yang dialami siswa.
2) Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran (instruction) ialah "proses atau upaya yang dilakukan
sesorang (misal guru) agar orang lain ( dalam ha! ini murid) melakukan belajar."9
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003
dinyatakan bahwa pembelajaran adalah "proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar". 10
Dengan demikian, berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat penulis
simpulkan bahwa pembelajaran adalah upaya yang dilakukan guru agar siswa
7 UU RI No. I4 th. 2005 tentong G11r11 don Dasen, ... , h. 6. 8 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakai1a: Balai Pustaka, 1998), cet. I, h. 995. 9 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan baru, .... , h. 215 '0 UU RI No. 14th. 2005 tentang Guru don Dasen (UU RI No. I4 Th. 2005), ... , h. 4
10
dapat melakukan kegiatan belajar atau interaksi dengan sumber belajar dan
lingkngan belajar.
3) Definisi Jen uh
Secara harfiah, jenuh berarti padat atau jenuh sehingga tidak dapat lagi
memuat apapun. Selain itu, jenuh berati jemu atau bosan. Kejenuhan belajar
bermti rentan waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak
mendatangkan hasil. 11
Seorm1g siswa yang dalam keadaan jenuh sistem akalnya tidak dapat
bekerja sebagaimana mestinya dalam memproses berbagai informasi atau
pengalaman baru. Siswa mer asa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan yang
diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan.
Dalmn pembahasan ini penulis papm·kan teori-teori yang berhubungan
dengan judul yang diangkat (upaya mengatasi kejenuhan dalam menghafal al
Qur'an), yaitu penyebab kejenuhan. Berikut teori Caplin tentang penyebab
kejenuhan:
Kej enuhan belaj ar dapat me Janda siswa apabila ia sudah kehilangm1 motivasi dan konsolidasi salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa smnpai pada tingkat ketermnpilan berikutnya. Selain itu, kejenuan juga dapat te1jadi karena proses belajar siswa telah smnpai pada batas kemmnpuan jasmaniahnya karena bosan dan keletihan. Nmnun penyebab paling umum adalah keletihan, karena keletihan dapat menjadi penyebab munculnya perasaan bosan pada siswa yang bersangkutan. 12
Teori di atas menjelaskan bahwa kejenuhm1 itu salah satunya disebabkan
adanya rasa rendah diri yang dialmni siswa karena belum mmnpu menguasai salah
satu ketermnpilan, misalnya siswa belmn bisa menguasai ketermnpilan membaca
a!Qur'an, siswa tidak memahami isi kandungan ayat yang dihafal sehingga siswa
akan merasa kesulitan dan merasa tidak mmnpu serta terbebani untuk menghafal
al-Qur'an.
11 Muhibbin Syah, Psiko!ogi Be/ajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2003), eel. I, h. 162 "Muhibbin Syah, Psokologi Be/ajar, (Jakm1a: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 180
11
Menyerah sebelum berusaha, merasa tidak mampu inilah yang
menyebabkan siswa merasa terbebani dengan pelajaran yang dalam hal ini hafalan
al-Qur'an Juz 30, sehingga siswa menganggap menghafal menjadi sesuatu yang
tidak menyenangkan dan membebani siswa pada akhirnya akan merasa bosan dan
jenuh.
Menurut Cross dalam bukunya "The Psychology of Learning" keletihan
siswa dapat dikategorikan menjadi macam:
a. Keletihan indera siswa
b. Keletihan fisik siswa dan
c. Keletihan mental siswa
Keletihan fisik dan keletihan indera data dikurangi atau dihilangkan
dengan lebih mudah seperti istirahat yang cukup atau tidur nyenyak dan makan
makanan serta minum minuman yang bergizi. Sebaliknya keletihan mental tidak
dapat diatasi dengan sederhana seperti mengatasi keletihan fisik dan indera. ltulah
sebabnya, keletihan mental dipandang sebagai faktor utama penyebab munculnya
kejenuhan dalam menghafal al-Qur'an. Berikut factor penyebab keletihan mental
yang mempengaruhi:
a. Karena kecemasan siswa terhadap standar keberhasilan bidang studi te1ientu
yang dianggap terlalu tinggi terutama ketika anak tersebut sedang merasa
bosan mempelaj ari bidang studi terse but.
b. Karena siswa berada di tengah-tengah situasi kompetitif yang ketat dan
menuntut lebih banyak kerja intelek yang berat.
c. Karena siswa mempercayai konsep kerja akademik yang optimum, sedangkan
dia sendiri menilai belajarnya sendiri hanya berdasarkan ketentuan yang ia buat
sendiri. 13
Penyebab kejenuhan anak juga bisa berasal dari metode yang digunakan
untuk meyampaikan pelajaran, hal ini sesuai dengan pendapat Winaro Surachmad,
beliau mengatakan:
13 Muhibbin Syah, Psokologi Be/ajar, (Jakarta: Raj Grafindo Persada, 2003), h. 181
12
Guru yang sangat miskin terhadap metode pencapaian tujuan, yang tidak menguasai berbagai teknik mengajar ataupun mungkin tidak mengetahui adanya metode-metode tersebut, akan berusha mencapai tujuan dengan jalan-jalan tidak wajar. Hasil pengajaran yang serupa ini selau menyedihkan guru, guru akan menderita dan muridpun demikian. Akan timbul masalah displin, rendahnya mutu pelajaran, kurangnya minat belajar anak-anak dan tidak adanya perhatian dan kesungguhan belajar. 14
Tugas seorang guru adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, jadi seorang
guru hams memeliki kompetensi, dituntut kreatif dan inofatif. Menciptakan
suasana yang bisa memotivasi siswa untuk belajar. Bukan memaksa siswa untuk
bisa mengerti pelajaran, tapi membuat siswa untuk suka dengan pelajaran, karena
dengan sendirinya siswa akan paham dan mengerti.
4) Mengatasi Kejenuhan Belajar
Banyak alternative yang dapat diambil guru dalam mengatasi kesulitan
belajar siswanya. Akan tetapi, sebelum pilihan tertentu diambil, guru sangat
diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan beberapa langkah penting antara
lain:
a. Analisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah dan hubtmgan
antar bagian tersebut untuk memperoleh pengertian yang benar mengenai
kesulitan belajar yang dihadapi siwa.
b. J\!fenentukan kecakapan bidang bermasalah, yakni berdasarkan hasil analisis
guru diharapkan dapat menuentukan bidang kecakapan tertentu yang dianggap
bermasalh dan memerukan perbaikan.
c. Menysun program perbaikan, khususnya program remedial teaching. 15
Setelah langkah-langkah terselesaikan, barulah guru melaksanakan
langkah selanjutnya, yakni program perbaikan. Kemudian memotivasi siswa,
karena motivasi merupakan factor yang sangat berarti dalam pencapaian prestasi
belajar. Pembangkit utama motivasi seseorang adalah rasa ingin tahu dan
1•1 Muhammad Zein, Methodologi Pembelajaran Agama, (Yogyakarta: AK Group dan Indra Buana, 1999), h.
168 15 ibid, h. 169
13
keykinan akan kemampuan diri, dalam ha! ini agar siswa lebih semangat untuk
mempelajari sekaligus menghafal al-Qur' an.
2. Menghafal al-Qur'an
a. Pengertian Menghafal al-Qur'an
Masyarakat Arab hingga kini, dan lebih-lebih di masa lalu sangat
mengandalkan hafalan dan memiliki daya ingat yang kuat. Dahulu, ketika alat tulis
dan kemampuan menulis sangat langka, kekuatan hafalan merupakan kebutuhan dan
sekaligus kebanggaan. Bahkan ketika itu, kemampuan menulis dinilai sebagai aib,
karena kemampuan tersebut menunjukkan kelamahan hafalan. Al-Qur'an disampaikan
oleh Nabi saw dan dihafal oleh para sahabat. Dorongan untuk menghafalnya, bukan
saja karena keunikan dm1 keistimewaan redaksinya yang sangat mereka kagumi, tetapi
juga karena kandungmmya yang mereka yakini sebagai petunjuk yang membahagiakan
di dunia dan akhirat. 16
Menghafal menmut Kanrns Besar Bahasa Indoneesia adalah berusaha
meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. 17 Dalam buku Sumadi Suryabrta,
"Psikologi Pendidikan ", menghafal adalah aktifitas mencamkan dengan sengaja dan
dikehendaki dengan sadar dan sungguh-sungguh, 18 dalam teori terse but dapat
dibedakan menjadi tiga aspek dalam fungsinya yaitu, mencamkan/menerima;
menyimpan kesan-kesan; dan memproduksi. Jadi kehendak sadar mencamkan itu
diteruskan menjadi tanggapan yaitu ingatan yang ia terima telah telah masuk dan
disimpan diotaknya kemudian dicema dan dimanifestasikan melalui tingkah laku.
Jadi menghafal al-Qur'an adalal1 menyimpan kata-demi-kata yang merupakan
sebuah mukjizat terbesar. Ibarat menyimpan surat cinta dari Sang Kekasih di dalam
benak dan hati kita. Cara menghafal al-Qur'an yang ideal adalah membaca ayat demi
ayat secara berulang-ulang dengan tajwid yang baik dan benar, memahami makna
kata-demi-kata, lalu berusaha menyimpam1ya dalam hati. Ketika ayat-ayat yang berisi
16 M. Quraish Shihab, Menabur Pesan l/ahi, (Jakarta: Lentera Hati, 2006), h. 293 17 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 308 18 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Raya Grafindo Persada, 2007), h. 45.
14
petunjuk menjalani kehidupan itu telah bersemayam dengan benar di dalam hati kita,
insya Allah pencerahan akan datang, mendapatkan ketenangan, dan ralunat akan
menanungi kehidupan kita.
Artinya: "Dan telah Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidak/ah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. "(QS. Al-Isra ayat 82). 19
Thabathab'i memamahami fungsi al-Qur'an sebagai obat/penawar, dalam arti
menghilangkan dengan bukti-butki yang dipaparkannya aneka keraguan/syubhat serta
dalih yang boleh jadi hinggap di dalam hati sementara orang seperti keraguan,
kebimbangan batin yang dapat hinggap di hati orang-orang beriman. Mereka tidak
dinamai munafik apalagi kafir hanya saja tingkat keimananya maih rendah20
Indahnya dalam naungan al-Qur'an. Al-Qur'an sebaik-baik teman dan obat
hati, dengan membacanya hilanglah rasa kesedihan. Kedamaian pasti akan
menyelimuti bagi yang berteman baik dengan al-Qur'an. Ayat-ayat suciNya Sperti
berlian yang disetiap sisinya memancarkan cahaya, Maka bercahayalah dia yang
selalu bersama Ayat-ayat suciNya.
Kita tetap bisa mendapatkan (sebagian) rahmat dan ketenangan itu hanya
dengan membaca dan mempelajari ayat-ayat al-Qur'an, tanpa harus menghafalnya.
Namun, pengalaman menunjukkan bahwa dengan menghafalnya, kita akan masuk ke
sebuah "dunia" lain dari al-Qur'an. Kita akan dibawa kepada sebuah keteraturan
(karena proses menghafalnya membutuhkan keteraturan program/jadwal), kepada
semacam keterkaitan khusus dengan ayat-ayat yang sedang kita hafalkan itu.
19 DEPAG, Ai-Qur"an dan Te1jemah (Jakarta: PT. Sygma Examedi Arkanleema, 2010), h, 290 20 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jilid 7, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 174
15
Dengan menghafal al-Qur'an, kita akan merasakan bahwa ayat-ayat itu adalah
kalimat-kalimat cinta dariNya. Hidup seperti apakah yang lebih indah dari pada hidup
dengan dinaungi oleh rasa cinta kepada-Nya.
b. Tujuan Pengajaran, Pembelajaran, dan Menghafal AI-Qur'an
Setiap orang yang melakukan sesuatu haruslah mengetahui dengan jelas
tentang tujuan yang hendak dicapainya. Demikian juga dengan pengajaran,
pembelajaran dan menghafal al-Qur'an harus dimengerti dengan jelas tujuannya
karena tujuan tersebut yang mengarahkan perkembangan. Adapun tujuan pengajaran,
pembelajaran, dan menghafal sebagai berikut:
I) Untuk menjaga kemurnian al-Qur 'an, bagi umat Islam, keyakinan atas keotentikan
al-Qur'an terbangun, tidak saja karena didukung fakta-fakta sejarah yang sangat
meyakinkan, tetapi juga karena adanya jaminan pemeliharaan Allah sesuai dalam
alhijr ayat 9. 21
2) Untuk membina, mengembangkan akhlak mulia, meningkatkan para peghafal al
Qur'an, memahami dan mendalami isi kandungan agar berpengetahuan luas.22
3) Untuk menjadi seseorang di antara orang-orang yang memberi peringatan (QS.
26:192-195). Jadi, apabila membaca Al Quran dianggap sebagai ibadah, maka ia
bukanlah ibadah individual tetapi ibadah sosial. Kita belajar Al Quran tetapi juga
untnk kebaikan semesta.
4) Tujuan pembelajaran al-Qur'an bukan hanya untuk kebaikan diri sendiri, tapi juga
untuk ikut menata kehidupan semesta, dipertegas oleh ayat berikut:
"Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya
ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang
21 M. Quraish Shihab, Menabur Pesan J/ahi, (Jakarta: Lentera Hati 2006), hal.297 22 Depag RI, Pedoman Pembinaan Tahfidzul Qur 'an, (Jakarta: Depag RJ, 1992), h. 26.
16
itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan
menunjuki mereka ke jalan yang lurus." (QS. Al Maaidah [5] ayat 16).23
c. Hukum Menghafal al-Qur'an
Al-Qur'an adalah sebagai landasan hukum Islam dan pedoman hidup umat
yang telah diturunkan kepada hambanya yang telah terpilih melalui malaikat Jibril AS
dengan hafalan secara berangsur-angsur. Sedangkan hukum menghafal al-Qur'an, tidalc
terdapat ayat yang menunjukkan amr/perintah untuk menghafalkannya. Sehingga
menghafal al-Qur'an bukan merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam, tetpi pada
clasarnya tetap berkewajiban untuk berusaha memeliharanya. Karena kemungkinan al
Qur'an akan diusik dan dihancurkan oleh musuh-musuh Islam. Oleh karena itu salah
satu upaya yang dapat dilkukan untuk memeliharanya adalah dengan cara
menghafalkannya.
3. Cara, Prinsip Utama, dan Metode menghafal Qur'an
a. Cara Menghafal al-Qur'an
Ath-Thabrani men-takhrij-kan dari Imam Ali bahwa Nabi saw. Bersabda,
"Ajarkanlah anak-anak kalian tiga perkara: Cinta kepada Nabi kalian, cinta kepada
keluarga Nabi kalian, dan membaca al-Qur 'an, karena sesungguhnya para
pengemban al-Qur 'an akan berada dalam naungan arsy Allah pada saat tidak ada
naungan kecuali naungan-Nya bersama dengan para nabi-Nya dan kekasih-Nya . .,
Sudal1 jelas langkah awal agar anak bisa mudah menghafal al-Qur'an adalah
menananikan rasa cinta terhadap al-Qur'an sejak usia dini serta membiasakan
membaca dan memperdengarkan ayat suci al-Qur'an, dengan demikian anak akan
mudal1 untuk menghafal al-Qur'an. Berikut cara yang dapat digunakan untuk
mempermudah dalam menghafal al-Qur'an:
I) Bimbingan langsung dari orang yang mengajar hafalan.
2) Menulis apa yang dihafal.
3) Menggunakan media audio ataupun audio-visuai24
23 DEPAG RI, Al-Qur'an ... h. IOI
17
4) Ind era, keterampilan memperhatikan perlu siswa pelaj ari, karena akan sulit
mengingat sesuatu apbila siswa tidak memperhatikan dari awal. Dengan
menggunakan kombinasi penglihatan (mata), bunyi (telinga), gerak (tangan dan
kaki), bau (hidung), dan rasa (lidah) akan menciptakan memory yang kuat.
5) Buat kesan, untuk membuat sesuatu yang dapat diingat buat menjadi berkesan,
untuk kesan objek yang akan diingat siswa secara imajinatif dan berlebih-lebihan.
6) Mainkan emosi, kesan yang bermuatan cinta, kebahagiaan, dan kesedhan mudah
untuk diingat. Dengan menggunakan kesan dari perasaan hangat, perasaan yang
membuat jantung siswa berdegup kencang dan memancarkan kebahagiaan, akan
membantu memori mereka.
7) Asosiasi dan Imajinasi, gunakan asosiasi dan imajinasi pribadi siswa seperti
anggota-anggota keluarganya, rumahnya, sekolahnya, teman-temannya, peristiwa
hidupnya, dn hal-haI yang istimewa baginya.
8) Repitisi, siswa harus bernsaha berkonsentrasi secara penuh pada materi yang
sedang dipelajari dan mengulangnya dengan cara yang berbeda dan krcatif seperti
mengucapkannya keras-keras dan lebih baik bila dibuat peta pikiran.
9) Buat password, usahkan siswa mengingat bagian pertama dan terakhir karena
bagian-bagian tersebut danjadikan keyword untuk mengingat bgian-bagian lain.25
b. Prinsip Utama Menghafal Al-Quran
Ketika anak-anak sedang menghafalkan al-Qur'an, sesungguhnya mereka
sedang menyimpan cahaya di dalam hati mereka, dan caI1aya itulah yang akan
menerangi jalan mereka dalam setiap episode kehidupan. Berikut prinsip utama untuk
menghafal al-Qur'an:
1) Motivasi, Motivasi adalah proses yang memberi semngat, arah, dan kegigihan
perilaku. A1iinya, perilaku yang te1motivasi adalah perilaku yang penuh energy,
24 Muham1nad Sai'id Mursi, Afelahirkan Anak Masya Allah Sebuah Terobosan Baru Dunia Pendidikan Modern, (Jakarta: Cendikia 2001), h.
25 Nanik Rubiyanto, dan Dany Haryanto, Strategi Pembelajaran Holistik di Seka/ah, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2010), h. 185
18
terarah dan bertahan lama.26 Sebelum mulai mengajarkan anak untuk menghafal,
para orang tua dan guru perlu bertanya kepada diri sendiri, mengapa kita perlu
menhafal al-Qur'an? Jawaban yang paling tepat adalah untuk mencapai ketenangan
dalam menjalani kehidupan. Tetapi motivasi utama yang harus dimiliki adalah
pembentukan akhlak Qur'ani pada jiwa anak, maka sejak kecil kita mengupayakan
agar anak-anak sudah dekat dengan al-Qur'an.
2) Tidak boleh memaksa anak. Dalam mengajarkan tidak boleh ada unsur pemaksaan
karena ini akan membuat jiwa anak jadi tertekan. Memang banyak di dalam
ataupun ataupun luar negeri anak-anak usia dini yang sudah hafal seluruh isi al
Qur'an, bahkan ada seorang bocah afrika berkulit hitam dia hafal seluruh bacaan al
Qur'an, padahal bocah tersebut terlahir dan dibesarkan dalam agama Katolik.
Sungguh sangat perlu kita ketahui bahwa tidak semua anak-anak dapat menghafal
seluruh isi al-Qur'an. Yang terpenting adalah memotivasi anak agar selalu cinta
dengan al-Qur' an, karena jika dimulai dengan cinta insya Allah dengan sendirinya
ia mau mengafal al-Qur'an tanpa ada u11sur paksaan.
3) Melakukan kegiatan yang menyenangkan. Menghafal al-Qur'an dengan cara
menyemmgkan akan berpengaruh baik pada perkembangan jiwa anak. Seperti
prinsip sebelurnnya, prinsip ini jauh dari unsur paksaan dan saat yang sama berguna
w1tuk memotivasi anak agar menyukai program menghafal al-Qur'an.
4) Dimulai dari ayat-ayat yang mudah dipahami. Hendaknya dimulai dari ayat yang
mudah guna dapat dipraktikkan dalam keseharian anak.
5) Keteladanan. Bila orang tua menginginkan anaknya menjadi pecinta al-Qur'an dan
lebih jadi penghafal al-Qur'an, langkah pertama adalah orang tua juga hendakknya
mencintai al-Qur'an. Alangkah senangnya jika yang menjadi teladan adalah orang
orang tersayang, itu merupalcan sebuah kebahagiaan tersendiri.27
26 John w Santrock, Psiko/ogi pendidikan, terj. Dari Educatinal Psychology, oleh Tri Wibowo, (Jakarta: Kencana, 2008), cet. 2, h. 510
"Dina Y Sulaiman, Mukjizat Abad 20 Doktor Ci/ik Hafo/ don Pohom ol-Qur'an, (Depok: Pustaka Iman: 2007), hal. 130-140.
19
6) Pembiasaan. Adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar
sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan.28 Pembiasaan ini sangat bermanfaat karena
berintikan pengalaman, yang dibiasakan itu adalah sesuatu yang diamalkan.
c. Metode Menghafal al-Qur'an
Metode merupakan langkah-langkah atau cara yang digunakan untuk
menghafal, sedangkan Menghafal/mengingat adalah meny1111pan dan dapat
memproduksi kembali informasi yang telah lampau.29 Jadi menghafal al-Qur'an
merupakan kegiatan untuk terns mengingat kata demi kata yang terdapat dalam kitab
suci. Berikut metode menghafal al-Qur' an:
1) Tahfiz dan takrir
2) Menggunakan isyarat
3) Analogi yang sesuai dengan ayat untuk penerapan sehari-hari.30
4) Pengulangan, kebanyakan kita belajar dengan membaca berulang-ulang. Beberapa
informasi menempel selama waktu singkat, mungkin juga cukup lan1a bagi kita
untuk lulus ujian atau memberikan presentasi, tetapi kita melupakannya begitn
saat-saat itu berlalu. Y g efektif adala11 berkonsentrasi secara penuh pada materi
yang sedang dipelajari dan mengnlangi dengan cara-cara yang berbeda dan kreatif
seperti mengucapkan keras-keras dan membuat peta pikiran.31
5) Cerita yang merupakan kesimpulan dari permainan (melalui cerita, makna ayat
yang akan diajarkan akan lebih terjelaskan kepadan).32
4. Etika Mempelajari dan Menghafal Al-Qur'an
Perlu diketahui bahwa para pendidik perlu menjelaskan beberapa etika orang
yang mempelajari dan menghafal al-Qur'an.
"E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), cet. 2, h. 166 "Akyas Azhari, Psikologi Umum don Perkembangan, (Jakarta: PT Mizan Publika, 2004), h. 99 30 Muljanto Sumardi, Pengajaran Berbahasa Asing, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 10 31 Agus Nggermanto, Quantum Quotient, (Bandung: Nuansa Cendikia, 2001), h. 58 32 Dina Y. Sulaeman, Mukjizat Abad 20 Doktor Cilik Hafal dan Paham Al-Qur'an, (Jakarta: Mizan Media
Utama, 2008), h. 162
20
a. Niat hanya karena Allah semata; menjalankan perintahNya serta menjauhi
larangaNnya; dan berwudhu sebelum menyentuh mushaf.
b. Klmsuk, jadi tidak hanya membaca tapi juga merenungi makna-maknanya.
c. Taiiil, (membaca jelas dan bagus) sambil memperindah suara. 33
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Hanifah Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Agama Islam
pada tahun 2011, penelitiannya berjudul 'Peran Guru PAI dalam Mengatasi Kesulitan
Membaca al-Qur'an siswa di SMP Islam Cipete Jakarta Selatan". Penelitian tersebut
menyimpulkai1 bahwa upaya yang dilakukan oleh guru P Al dalam mengalasi kesu!itan
membaca al-Qur'an yaitu dengan memberikan bimbingan dai1 motivasi yang dapat
mendorong siswa untuk selalu belajar membaca al-Qur' an dengan sungguh-sungguh,
menghafal Juz 'mma dan selalu monitoring siswa secara individual di setiap jam pelajaran al
Qur'an.
33 Hannan Athiyah Ath-Thuri, Mendidik Anak Perempuan di Masa Kanak-Kanak, (Jakai1a: Sinar Grafika Offset, 2007), h. 17
21
C. Kerangka Berpikir
I I TUJUAN YANG DITENTUKAN ·1 GURU I (upaya mengatasi kejenuhan siswa)
l PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(proses menghafal al-Qur'an)
I ! l !
PERENCANAAN PEMBELAJARAN PROSES EVALUASI
• Pemetaan standar PELAKSANAAN • Merumuskan teks standar
kompetensi dasar, indikator PEMBELAJARA yang digunakan untuk menilai
dalam tema. tercapai tidaknnya tujuan
l-t Penyusunan silabus . • Menentukan jenis tes yang • • Penyusunan RPP
diperlukan untuk menilai masing-masing tujuan.
• Pemilihan strategi, metode, Analisis hasil tes untuk •
dan teknik. mengetahui tingkat afalan siswa.
i .. i KEGIATAN PENDAHULUAN KEGIATAN INTI KEGIATAN PENUTUP
• Penciptaan kondisi awal • Memberikan ayat yang • Post-test
• Apersepsi harus dihafal • Tindak lanjut f-J • Proses menghafal bersama • Mengulang Hafalan
• Pre-test • Siswa menyetor hafalan • Menututp pelajaran
• Motivasi
Dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran guru hams merumuskan tiga tahapan
pelaksanaan pembelajaran, diantaranya:
I. Tahap perencanaan
2. Tahap pembelajaran
3. Dan evaluasi
Begitupula dalam proses menghafal al-Qur"<m guru hams melakukan beberapa upaya untuk
siswa, agar siswa tidak merasa jenuh dalam menghafal al-Qur'an. Dengan demikian siswa akan
22
I+-
14-
I+-
berhasil menghafal al-Qur' an sesuai dengan target yang ditentukan. Untuk mengatasi kejenuhan
siswa dalam menghafal al-Qur'an, kepala sekolah dan guru harus melakukan upaya guna
mengatasi atau meminimalisir kejenuhan siswa dalam menghafal al-Qur'an. upaya kepala
sekolah adalah mengevaluasi para guru guna meningkatkan kompetensi guru, seorang guru
harus berpengetahuan luas, inovatif, dan kreatif. Upaya yang dilakukan guru yaitu melalui
tahapan pembelajaran diantaranya tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
23
BABlll
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Tempat atau lokasi yang penelitian adalah lembaga pendidikan swasta,
tepatnya di SDIT Al-Kahfi, lembaga pendidikan ini terletak di Jalan Raya Bogor
kilometer 45, Kp. Tengah Jakarta Timur.
2. Waktu Penelitian
Proses penelitian dilakukan selama kurang lebih tiga bulan (25
September-30 Desember) secara bertahap mulai dari pengajuan judul,
pengajuan proposal, perencanann, dan persiapan instrument, yang kemudian
dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti
penelitian.
B. Jenis dan Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan
dengan baik-baik untuk mengadakan penelitian clan mencapai tujuan penelitian.
Seema umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tuj uan dan kegunaan tertentu. 1
Dilihat dmi tujuan penelitian, fokus penelitian ini adalah mengamati, dan
melihat upaya guru bagaimana megatasi kejenuhan siswa dalam menghafal al
Qur'an yang dilakukan dalam proses menghafal di SDIT Al-Kahfi Gudang Air
Jakarta Timur. Dengan demikian penelitian ini dapat ditakategorikan sebagai
penelitian kualitatif. Dengan pendekatan tersebut daihmapkan dapat diperoleh
pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna, kenyataan, dan
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif clan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), ha!. 3.
24
fakta yang relevan. Dalam penelitian ini, sasaran yang hendak dicapai adalah
untuk mendeskripsikan, memahami dan memaknai sistem pengelolaan
pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran menghafal al-Qur'an di SDIT Al
Kahfi Gudang Air Jakarta Timur. Oleh sebab itu, berdsarkan pada kajian teori dan
kerangka berpikir yang telah dipaparkan di bab sebelumnya, rnaka jenis
penelitian yang dianggap tepat adalah pene!itian kualitatif deskriptif analisis.
C. Populasi dan Sampcl Pnelitian
Dalam penelitian kualitatif tidak rnenggunakan istilah populasi, tetapi oleh
Spredey dinamakan "sosial situation"' atau situasi sosial yang terdiri dari tiga
elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktifitas (activity) yang
berinteraksi secara sinergis.2 Situasi sosial tersebnt, dapat dinyatakan sebagai
objek penelitian yang ingin dipaharni secara lebih mendalam "apa yang terjadi" di
dalarnnya. Dalarn penelitian ini, penulis mengarnati situasi sosial atau objek
penelitian tentang guru Tahfizh al-Qur'an dan siswa (actors) dalarn melakukan
proses pembelajaran atau pelaksanaan menghafal al-Qur'an (activity) di SDIT Al
Kahfi Gudang Air Jalcmia Timur (place).
Sarnpel dalam penelitian ini penulis gunakan sebagai sumber data yang
dianggap mengetahui tentang populasi/situasi sosial atau objek penelitian, dan
untuk menentukan sampel tersebut penulis menggunakan teknik cluster sampling
(area smnpling). Yaitu siswa kelas VI A dan B SDIT Al-Kahfi Gudang Air
Jakarta Timur.
D. Teknik Pengnmpulan Data
Dalarn upaya pengumpulan data dalam penyusunan slaipsi ini, penulis
menggunakan dua pendekatan yaitu:
2 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuatitatif, Kulitatif, dan R&D, ..... , h. 297-298
25
1. Penelitian Kepustakaan
Bertuj uan untuk menganalisa suatu pengertian yang bersifat teoritis
dan untuk penuis gnakan litelatur yang mendukung pelaksanaan peneitian.
2. Penelitian lapangan
Dalam penelitian lapangan ini penulis berusaha menganalisa data yang
ada di lapangan sehingga antara pengertian dan teori yang ada dapat
dibuktikan relesansinya.
Untuk memperoleh data dari lapangan penulis menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi Parsitifatif, adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis
tentang kejadian-kejadian, perilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal
lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan.
Dalam observasi ini, peneliti mengamati kegiatan sehari-hari di sekolah
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. seperti bagaimana proses menghafal berlangsw1g, bagaimana
evaluasi hafalan al-Qur'an dilakukan. Metode ini digunakan agar peneliti
dapat melihat, dan mendengar pengalaman yang dialami obyek yang
diteliti, sehingga dapat mempelajari pola dan perilaku obyek yang diteliti.
Metode ini digunakan untuk medapatkan data yang berkaitan dengan
gambaran wnum SDIT Al-Kahfi, sarana/fasilitas yang tersedia, lingkungan
yang berhubungan dengan pembelajaran hafalan al-Qur'an, serta perilaku
perilaku obyek yang akan diteliti.
b. Wawancara Mendalam, adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil be1iatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai.3
Wawancara mendalam ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
penyamaran dan terbuka. Cara yang penulis ambil adalah secara terbuka,
3 M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonon1i, Kebijakan Pub/ik, dan J/Jnu Sosial Lainnya, (Jakarta, Kencana: 2003), cet. Ke-3, h. I 08.
26
dimana wawancara dilakukan secara terbuka, informan mengetahui
kehadiran pewawancara sebagai peneliti yan bertugas melakukan
wawancara di lokasi penelitian. Metode ini digunakan untuk mendapatkan
data tentang gambaran umum SDIT Al-Kahfi, masalah yang dialami siswa
SDIT Al-Kahfi dalam menghafal al-Qur'an Juz 30, dan upaya yang
dilakukan guru tahfizh untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam menghafal
al-Qur'an Juz 30.
c. Kuesioner (angket), kuesioner merupakan "teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pe1ianyaan dan pernyataan
te1iulis kepada responden untuk dijawabnya".4 Dalam penelitian ini
pembagian angket ditujukan kepada siswa kelas VI SDIT Al-Kahfi Gudang
Air Jakarta Timur.
d. Dokumentasi, Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen-dokumen yang dapat
dikumpulkan melalni metode ini adalah daftar ustadzah yang mengampu
hafalan al-Qur'an, data tentang gambaran umum sejarah berdiri dan
berkembangnya SDIT Al-Kahfi, struktur organisasi dan lain sebagainya.5
E. Telrnik Pengolahan Data dan Analisi Data
1. Telrnik Pengolahan Data
Untuk mengolah data dalam pennlisan ini, penulis melakukan langkah
langkah sebagai berikut:
a. Editing, yaitu memeriksa kembali jawaban daftar pertanyaan yang
diserahkan oleh responden. Kemudian angket tersebut diperiksa satu
persatu, tujuam1ya untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada
pada daftar pe1ianyaan yang telah diselesaikan. Jika ada jawaban yang
.i Sugiyono, 111e1ode penelitian Pendeka1an kuantitatif, Kualitatif, dan R, h. 329 5 Prof. Dr. Emzir, M.Pd. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif,(Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2008). hal. 169
27
diragukan atau tidak dijawab, maka penulis menghubungi responden yang
bersangkutan untuk menyempurnakan jawabannya.
b. Scoring, yaitu merupakan tahap pemberian skor terhadap butir- butir
pernyataan yang terdapat dalam angket. Bentuk pernyataan dalam angket
ini adalah daftar checklis berupa skala liker!, sedangkan alternative
jawaban yang disediakan untuk tiap pertanyaan memiliki empat kategori
dengan skor masing- masing sebagai berikut6:
Table 1
Pengukuran Instrumen
Pilihan Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah
Pertanyaan + 4 3 2 1
- 1 2 3 4
2. Analisis Data
Teknik analisis data ini digunakan untuk mengetahui besarnya
prosentase jawaban angket dari responden. Rumus yang digunakan adalah:
F P = 'N x 100
Keterangan :
P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah Responden
100% = Bilangan tetap
Adapun ketentuan skala prosentasi dapat dilihat pada table berikut:
6 Ahmad Sofyan, et.al., Evaluasi Pembe!ajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakai1a: UIN Jakarta Press, 2006), cetakan I, h. 37.
28
Tabel 3
Penafsiran Prosentase
No Prosentase Penafsiran
I. 100% Seluruhnya
2. 90-99 % Hampir seluruhnya
3. 60-89% Sebagian besar I I
4. 51-59 % I Lebih dari setengah I 5. 50% Setengahnya
6. 40-49 % Hampir setengahnya
7. 10-39 % Sebagian kecil
8. 1-9 % Sedikit sekali
9. 0% Tidak sama sekali
29
a. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SDIT Al-Kahfi
Status Sekolah : Swasta
Program Khusus : Tahfizh Al-Qur'an
Alamat Sekolah : Jl. H. Muhayang Gudang Air Rt 011/001 Rambutan, Ciracas.
Kode Pos
Telepon I Fax.
Website
Jakarta Timur
: Rambutan 13830
: (021) 8410448
: sdit.alkahfi@yahoo.com
: www.sditalkahfi.com
2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
a. Visi
Melahirkan Generasi Qur'ani yang Cerdas dru1 Mandiri
b. Misi
• Membentuk generasi pem1mpm, penghafal dan pencinta Al Qur'an yang
berakhlaq mulia.
• Membentuk pribadi-pribadi yang cerdas, berwawasan luas se1ia menjadi generasi
yang mrunpu bersaing dalrun era globalisasi.
• Membentuk generasi mandiri yang mampu berkarya untuk kemajuan Agama,
bangsa dan negara.
c. Tujuan
• Membangun lembaga pendidikan Islrun yang berbasis "Hafalan Qur'an".
• Membangun Lembaga Pendidikan Islam yang profesional dan mampu mrunpu
mengikuti dinamika dunia pendidikan modern.
• Menjadi Lembaga Pendidikan yang mrunpu menggali keberagaman potensi illlak
didik yang sudah Alloh ciptakan dengan amat sempurna. 1
'Sri Wahyuningsih, Profil Sekolah Hasi/ Pengumpulan Data, di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur, 20 November 2013.
31
3. Ekstra Kulikuler dan Fasilitas
a) Ekstrakulikuler
1) Pramuka
2) Tari
3) Marawis
4) Taekwondo
5) Futsal
6) Tilawah
7) Melukis
b) Fasilitas
1) Gedung belajar I Ruang kelas sebanyak 13 ruanagan
2) Ruang lab. Komputer
3) Lapangan olahraga
4) Rungan UKS
5) Ruangan Perpustakaan
6) Aula
7) Ruang Keuangan (TU Keuangan)
8) Ruang Kepala SekolahRuang Wakil Kepalasekolah dan Staffl6 Toilet
9) Kantin2
B. Deskripsi Data
Upaya guru tahfizh SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur mengatasi kejenuhan
siswa dalam menghafal al-Qur'an Juz 30, yaitu dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Di mana dalam pelaksanaan pembelajaran ditentukan oleh komponen pembelajaran yang
saling terkait. Y aitu antara pelaksanaan yang didahului dengan merumuskan perencanaan
pembelajaran, kemudian diterapkan dalam proses pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi
atau penilain.
' Sri Wahyuningsih, Proji/ Seka/ah Hasil Pengumpulan Data, di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur, 20 Nove1nber 2013.
32
Data-data penelitian tentang upaya gum tahfiz mengatasi kejenuhan siswa dalam
menghafal al-Qur'an di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakmta Timur peneliti memperoleh data
melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket.
I. Observasi, peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan atau mencatat data-data
meliputi:
a. Perencanaan pembelajaran
b. Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanam1 pembelaj aran ini, untuk mengetahui bejalannya proses pembelajran
dan faktor-faktor apa saja yang membuat siswajenuh dalam menghafal al-Qur'an.
c. Evaluasi pembelajaran
2. Wawancara, peneliti melakukan wawancara dengan guru tahfizh al-Qur'an dan beberapa
siswa SDIT Al-Kallfi Gudang Air Jalcmta Timur yang menjadi objek penelitian.
3. Dokumentasi, peneliti mengamati dan menyelidiki dokumen-dokumen terkait dengan
pelaksanaan pembelaj aran akuntansi.
4. Angket, peneliti menyebarkan angket kepada siswa terkait dengan persepsi siswa tentang
guru tatahfizh al-Qur' an dalmn melalmkan proses pelaksanam1 pembelajaran (menghafal)
di kelas.
Data yang terkumpul melalui observasi proses pembelajaran dilalmkan di kelas VI A
dan B. Pada saat observasi proses pembelajaran di kelas, penulis kemudian men-check list
setiap kualitas pembelajaran yang muncul ketika proses tersebut berlangsung. Sedangkan
angket penulis sebarkan kepada siswa yaitu dengan tujuan untuk memperoleh data tentang
persepsi siswa tentang guru tahfizh dalmn melaksanakan proses pelaksanaan pembelajaran di
kelas. Persepsi siswa merupakan tanggapan dan pendapat siswa yang dihimpun selama
kegiatan pembelajaran. Angket terdiri dari 20 pertanyaan. Berdasarkan data yang
dikumpulkan, selanjutnya penulis akan menjabarkan tabel dengan menggunakan rumus
persentase, kemudian dari hasil perhitungan atau pengolallan data tersebut, penulis akan
rnemberikan interpretasi sesuai dengan analisa yang ada.
33
C. Analisis Data
1. Hasil Pengamatan Perencanaan Pembelajaran Talzjizlz AI-Qur'an
Pembahasan mengenai basil observasi dan wawancara dengan guru talzfizh terkait
perencanaan pembelajaran. Pelajaran tahfizh merupakan pelajaran yang masuk dalam
kurikulum khas.
Di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur. sebelum guru mengajar terlebih
dahulu guru membuat dan mempersiapkan rumusan tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan
perencanaan pembelajaran, guru SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur membuat
silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di awal tahun ajaran untuk
program satu tahun. Guru mengungkapkan .. bila mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran, maka belajar akan lebih terarah, kesiapan mental dan percaya diri dalam
mengajar lebih matang pada saat berada di kelas, dan penguasaan kelas juga akan lebih
mudah."3
Pada dasarnya dalam tahapan ini, guru tahfizh SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta
Timur telah menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam
silabus yang disusun SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakaiia Timur komponen-komponen di
dalamnya sudah lengkap yaitu terdapat identitas sekolah, kelas dan semester, mata
pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, indikator,
alokasi waktu, kegiatan/pengalaman belajar, alat/sumber dan penilaian.
Sedangkan untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ada komponen yang
tidak dicantumkan yaitu media pembelajaran. Dan pada bagian materi pokok
pembelajaran, materi pokok pembelajaran dalam RPP yang disusun oleh guru tahfizlz
tidak disertai dengan uraian materi yang perlu dipelajari siswa, guru hanya menuliskan
ayat yang harus dihafal.
Namun semua kegiatan dalam tahap perencanaan pembelajaran ini telah
dilakukan guru tahfizh SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur dengan baik, mengingat
semua perencanaan tersebut telah disusun oleh guru tahfizh setiap awal tahun ajaran barn.
Semua proses perencanaan dilakukan dengan tujuan agar proses pelaksanaan
pembelajaran dapat dilakukan dengan baik, lancar, dan terarah.
' Fajar Syahri Karim, Wmvancara Guru Tahfizh, di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur, 20 November 2013, 09.35 WJB.
34
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen
yang telah ditentukan dalam kegiatan perencanaan telah terlaksana. Hal ini dapat
dibuktikan yaitu dari 25 komponen yang telah ditentukan, sekitar 23 atau 92% komponen
telah terlaksana dan hanya dua (2) atau 8% komponen belum terlaksana yaitu komponen
sumber belajar dan media pembelajaran. Selain itu, nilai 92% apabila dilihat dari kategori
penilaian obserYasi yang telah ditentukan penulis berada pada posisi "ya", itu artinya
bahwa guru telah melasanakan komonen-komponen yang telah ditentukan dalam tahapan
perencanaan.
2. Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Tahfizh
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran tahfizh di SDIT Al-Kahfi Gudang Air
Jakarta Timur guru membagi tiga tahapan pembelajaran, yaitu:
a. Kegiatan Pendahuluan (Awai)
Kegiatan pendahuluan (introduction) pada dasamya merupakan kegiatan awal
yang hendaknya ditempuh guru dan peserta didik pada saat setiap kali pelaksanaan
pembelajaran. Fungsinya terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan
baik, dan agar peserta didik siap secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti
pembelajaran. Jadi, dalam kegiatan pendahuluan guru diharapkan mampu
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menunj ang terhadap terbentuknya kondisi
awal belajar siswa.
Berdasarkan pengamatan terhadap guru tahfizh di SDIT Al-Kahfi Gudang Air
Jakarta Timur dalam melaksanakan kegiatan pendahuluan pembelajaran yaitu
sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru
dan siswa adalah:
I. Pembiasaan Kelas
Pembiasaan di dalam kelas yang dilakukan Guru tahfizh, antara lain:
a) Pengamatan pertama:
1) Megucapkan salam
2) Meminta siswa untuk menyiapkan kelas dan berdo'a. Setelah itu
3) Meng abs en kehadiran siswa.
4) Mengarahkan siswa agar belajar dengan serius dan tidak main-main.
35
b) Pengamatan kedua:
Pembiasaan yang dilakukan sama seperti pembelajaran sebelumnya, yaitu:
1) Guru mengucapkan salam
2) meminta siswa untuk berdo'a
3) mengabsen kehadiran siswa
4) menyiapkan kelas agar lebih kondusifuntuk belajar
5) mengarahkan siswa agar belajar dengan serius.
c) Pengamatan ketiga:
1) Guru mengucapkan salam
2) Meminta siswa untuk berdo'a
3) Mengabsen kehadiran siswa
4) Menyiapkan kelas agar lebih kondusifuntuk belajar
5) Mengarahkan siswa untuk belajar lebih serius.
d) Pengamatan keempat:
1) Guru mengucapkan salam
2) Meminta siswa untuk berdo'a
3) Mengabsen kehadiran siswa
4) Menyiapkan kelas agar lebih kondusifuntuk belajar
5) Mengarahkan siswa untuk belajar lebih serius.
e) Pengamatan kelima
1) Guru mengucapkan salam
2) Meminta siswa untuk berdo'a
3) Mengabsen kehadiran siswa
4) Menyiapkan kelas agar lebih kondusifuntuk belajar
5) Mengarahkan siswa untuk belajar lebih serius
2. Apersepsi
Apersepsi merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk
menghubungkan antara materi-materi yang akan dipelajri dengan pengetahuan
yang telah dikuasai oleh siswa. Hal ini dilakukan agar pengetahuan yang dimiliki
oleh siswa menjadi pengetahuan yang utuh dan saling berhubungan.
36
Hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan penulis, bahwa dalam kegiatan
pendahuluan pembelajaran guru akuntasi telah memberikan apersepsi kepada
siswa yaitu:
Membacakan potongan ayat yang telah dihafal sebelumnya, dan siswa melanjutkan potongan ayat tersebut. Ini dilakukan agar siswa selalu ingat ayat-ayat yang telah dihafal. Basil pengamatan ini diperjelas dengan pendapat yang disampaikan oleh guru tahfizh "bahwa sebelum memulai pelajaran tahfizh saya hams selalu berupaya dengan untuk melakukan apersepsi".
Begitu pula pada pertemuan berikutnya guru tahfizh selalu Membacakan
potongan ayat yang telah dihafal sebelumnya dan siswa melanjutkan potongan
ayat tersebut, kemudian guru membacakan potongan ayat yang akan dihafal oleh
SISWa.
Pada pertemuan, kegiatan apersepsi yang dilakukan guru tahfiz yaitu dengan
memilih salah satu siswa untuk membacakan ayat yang telah dan akan dihafal,
dan siswa lain menyimak sambil mengikuti bacaan tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa guru telah
melakukan apersepsi dengan baik. yaitu dengan menyuruh siswa melanjutkan
bacaan yang dibacakan oleh guru dan mencontohkan/memperdengarkan ayat yang
akan dihafal.
3. Motivasi
Guru dalam pembelajaran memiliki peran untuk membangkitkan motivasi
siswa dalam belajar. Dalam hal ini, guru tahfizh SDIT Al-Kahfi Gudang Air
Jakaiia Timur memberikan motivasi kepada siswa dengan cara membangkitkan
semangat seperti memberikan nilai terhadap hasil kerj a siswa, memberikan
pujian, dan arahan agar belajar dengan baik.
Memang tidak seluruh siswa bisa mengahafal dengan cepat, tapi apapun
usaha yang dilakukan siswa guru memberikan apresiasi agar siswa tersebut lebih
bersemangat lagi untuk mnyelesaikan tugas hafalan sesuai target.
37
4. Melaksanakan pre-test
Pre-test yang dilakukan guru tahfiz SDIT Al-Kahfi gudang Air Jakaiia
Timur yaitu melakukan penilaian awal dengan memberikan pertanyaan secara
lisan terkait isi kandungan ayat kepada beberapa siswa yang dianggap mewakili
seluruh siswa di kelas.4
Begitu juga pada pertemuan selanjutnya pre-test juga dilakukan dengan
memberikan pertanyaan secara lisan terkait materi hafalan yang akan dihafal.
5. Menerangkan Tujuan Pembelajaran
Guru menerangkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai agar proses
pembelajarai1 berjalai1 terarah sesuai tujuan tersebut. Seperti halnya yang
dijelaskan oleh guru tahfizh "bahwa tujuan pembelajaran harus dijelaskan kepada
siswa agar siswa juga mengetahui tujuan apa yang harus di capai dalam
pembelajaran akuntansi". 5
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan
pendahuluan ini, semua kegiatan mulai dari pembiasaan kelas, apersepsi, motivasi,
melakukan pre test, dan menyampaikan tujuan telah dilakukan guru secara jelas dan
baik.
Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmad Sabri, bahwa tahapan-tahapan yang
harus ditempuh guru pada saat memulai pembelajaran adalah:
a. Menanyakan kehadiran siswa.
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang
belum dikuasai.
c. Mengajukan pertanyaan mengenai pelajaran yang telah dibahas
d. Mengulang pelajaran secara singkat, tetapi mencakup semua bahan.6
b. Hasil Pengamatan Kegiatan Inti Pembelajaran
Kegiatan inti dalam pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu,
'1Hasil observasi I saat pembelajaran di kelas terkait mata peljaran Tahfizh Al-Qur'an di SDIT Al-Kahfi Gudang
Air Jakarta Timur, 0 I November 2013, 13.30-14.10 WIB. 5 Fajar Syahri karim, Wawancara Guru Tal?fizhi, di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur, 20 November
2013, 09.35 WIB. 6 Ahmad Bahri, Strategi Be/ajar Mengajar dan Micro Teaching (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), h. 116.
38
kegiatan inti da!am pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks dalam proses
belajar mengajar yang mengutamakan pada proses pembentukan pengalaman belajar
s1swa.
Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan oleh guru berdasarkan
pada kurikulum yang berlaku. Dengan memprioritaskan pada aktivitas siswa yang
dibimbing secara efektif oleh guru.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, dapat dijelaskan kegiatan inti
pembelajaran tahfizh di SDIT al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur adalah sebagai
berikut:
I. Pengamatan Pertama
Pertama kali penulis masuk dalam kelas mengamati proses pembelajaran
tahjizh pada hari senin jam pertama, siswa terlihat lancar dalam mengikuti
pembelajaran. Ayat yang dihafal adalah surat An-Nazi'at ayat 17-22. Dalam
kegiatan inti guru tahfizh menggunakan metode ceramah dan menghafal. Media
yang digunakan adalah media yang tersedia di dalam kelas, sepe1ii papan tulis;
buku paket; dan bulm tulis. Ayat yang dihafal adalah surat An-Nazi'at ayat 12-17.
Sebelum menyuruh siswa untuk menghafal guru terlebih dalrnlu membacakan ayat
tersebut sambil siswa mendengarkan, kemudian guru membacakan lagi beberapa
kali sambil siswa mengikuti. Dalam membacakan potongan ayat yang akan
dihafal guru memiliki penguasaan kelas yang baik dan sangat menguasai kelas
tanpa harus melihat buku panduan (al-Qur'an).
Setelah siswa bersama-sama membaca ayat yang akan dihafal, guru
memberikan waktu untuk siswa untuk menghafal. Dalam ha! ini guru
menggunakan teknik "berpasangan" agar siswa mudah untuk menghafal.
Berpasangan yaitu siswa yang satu membaca sambil temannya menyimak dan
begitu juga sebaliknya. Menurut pengamatan penulis tidak semua siswa serius
menghafal, ada beberapa siswa yang menghafalnya sambil bermain-main. Setelah
guru memerhatikan siswa yang be1main-main, guru langsung memanggilnya dan
menyuruh siswa tersebut untuk membaca ayat dengan suara lantang.
setelah waktu yang ditentukan selesai, bagi siswa yang sudah hafal boleh
maju untuk menyetor hafalan kemudian guru menandatangani buku hafalan siswa
39
dan memberi nilai. Bagi siswa yang belum menyetor belum mnyetor hafalannya
boleh dilunaskan di luar jam pelajaran, misalnnya pada saat istirahat atau sebelum
pulang. 7
Saat proses belaj ar berlangsung terlihat ada beberapa siswa yang kurang
antusias dalmn mengikuti pembelajaran. Setelah diselidiki ternyta siswa tersebut
menumpuk hutang (belum melunasi atau menyetorkan hafalan yang
sebelumnya).8
2. Pengamatan kedua
Sebelum memulai untuk menghafal ayat yang selanjutnya guru mendata
siapa saja yang belum melunaskan hafalan pada pertemuan sebelumnya. bagi yang
belum melunasi hutang hafalan bisa melunaskan setelah be! pulang. Kemudian
guru memulai untuk menghafal guru menjelaskan terlebih dahulu isi kandungan
dari ayat al-Qur'an suarat An-Nazi'at ayat 22-30. Setelah penjelasan selesai guru
menyuruh siswa untuk menulis ayat yang akan dihafal yaitu surat An-Nazi' at ayat
22-25 guna membantu siswa agar lebih cepat untuk menghafal ayat terseb11t.
Pembelajaran kali ini guru menggunakan media audio yaitu tape recorder.
Guru memperdengarkan lantunan ayat yang akan dihafal dan siswa membuka al
Qur'an samba menyimak. Siswa diperdengrkan beberapa kali kemudian mulai
menghafal ayat tersebut dan menyetorkan jika sudah hafal.
Pada pengamatan yang kedua, proses pembelajaran berjalan cukup baik.
sebelum memulai untuk menghafal siswa diperintahkan untuk menulis beberapa
ayat beserta artinya, namun ada dua orang siswa yang tidak mengerjakan perintah
guru, siswa terebut juga mengganggu teman sebangkunya. Setelah beberapa menit
guru memperhatikan tingkah lakunya kemudian guru menegurnya dan menyuruh
untuk maju ke depan dan memerintahkannya untuk membaca ayat yang akan
dihafal, megulanginya sebanyak enam kali dengan suara lantang.9
7 Hasil observasi I saat pembelajaran di kelas terkait mata peljaran Tahfizh Al-Qur'an di SDJT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur, 01November2013, 13.30-14.10 WIB.
' Hasil observasi I saat pembelajaran di kelas terkait mata pelajaran tahfizh di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur, 4 November 2013, 07.00-07.40 WJB.
9 Hasil observasi II saat pembelajaran di kelas terkait mata pelajaran tahfizh di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur, 6 November 2013, 12.30-13.10 WIB.
40
Setelah diamati lebih mendalam ternyata siswa seperti ini, tidak begitu
bisa untuk menulis al-Qur'an. Memang setiap siswa mempunyai kemampuan
yang berbeda-beda, tapi guru harus bisa mengatasi hambatan tersebut dengan
upayaa-upaya agar siswa tersebut mampu untuk mengikuti pembelajaran dan bisa
I "k IO menye sai an target.
3. Pengamatan ketiga
Sebelum mulai menghafal guru mendata siswa yang belum melunaskan
hafalan pada pertemuai1 sebelumnya. seperti biasa siswa bersama-sama membaca
ayat yang akan dihafal yaitu surat AN-Nazi'at ayat 22-25 kemudian beberapa
siswa yang sudah hafal langsung menyetor hafalannya kepada guru.
Pada pertemuan ini siswa masih menghafal surat an-Nazi'an ayat 22-25.
Kali ini guru menagih setoran hafalan bagi siswa yang belum menghafal. dalam
kelas ini ada siswa yang memang mempunyai tingkat hafalan yang lebih tinggi
dibanding teman-temanya. Karena siswa tersebut sudah menghafal seluruh ayat
pada surat an-Nazi'at, ia terns membuat kegaduhan mengganggu teman-teman
yang sedang menghafal. 11
Karena ada beberapa siswa yang mempunyai tingkat hafalan lebih tinggi,
guru menyuruh siswa untuk menghafal surat-surat pilihan. Setelah juz 'amma
sudah hafal, selanjutnya siswa diharuskan untuk menghafal surat al-Mursalat.
Surat-surat pilihan memang tidak menjadi target (syarat kelulusan), namun bagi
siswa yang sudah mencapai target dianjurkan untuk menghafal surat lain. 12
Dalam kelas yang penulis amati, memang ada dua siswa yang mempunyai
hafalan diatas rata-rata dan beberapa yang di bawah rata-rat, setelah diamati
ternyta siswa tersebut yang mempunyai tingkat hafalan lebih tinggi oleh orang
tuanya dibiasakan setiap hari untuk membaca dan menghafal al-Qur'an
dirumahnya. Sebaliknya siswa yang mempunyai tingkat hafalan di bawah rata-
w Fajar Syahri I(arin1, fVa1vancara dengan Guru Tal?fizh Al-Qur'an, di SDIT Al~Kahfi Gudang Air Jakarta Timur. 20 November 2013. 09.36 WIB.
11 Hasil observasi Ill saat pernbelajaran di kelas terkait mata pelajaran tahfizh di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakai1a Timur, 13 November 2013, 13.50-14.30 WIB.
12 Fajar Syahri Karim, Wawancara dengan Guru Tahfizh Al-Qur'an, di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur, 20 November 2013. 09.36 WIB.
41
rata ternyata orang tuanya tidak membiasakan anaknya membaca al-Qur'an setiap
hari 13
4. Pertemuan keempat
Sebelum mulai menghafal guru mendata siswa yang belum melunaskan
hafalan pada pertemuan sebelumnya. seperti biasa siswa bersama-sama membaca
ayat yang akan dihafal yaitu surat An-Nazi'at ayat 26-30 kemudian beberapa
siswa yang sudah hafal langsung menyetor hafalannya kepada guru.
Dalam pembelajaran kali ini guru menggunakan media-audio, yaitu tape
untuk memperdengarkan ayat yang dihafal dan siswa sambil menimak.
Penggunaan media audio ini bertujuan agar siswa lebih mudah menghafal dan
bisa melfalkan ayat dengan suara indah.
Pada pertemuan ini seperti biasa sebelum mulai menghafal siswa bersama
sama membaca ayat yang akan dihafal dan mengulanginya sebanyak 7-10 kali.
ayat yang akan dihafal surat an-Nazi'at ayat 26-30, setelah siswa menghafal
dilanjutkan dengan menulis ayat tersebut beserta artinya. siswa yang belum
menghafal bisa dilanjutkan pada pertemuan selanutnya. i 4
5. Pertemuan kelima
Sebelum mulai menghafal guru mendata siswa yang belum melunaskan
hafalan pada pertemuan sebelumnya. seperti biasa siswa bersama-sama membaca
ayat yang akan dihafal yaitu surat AN-Nazi'at ayat 31-34 kemudian siswa mulai
menghafal bersama-sama, membaca ayat yang akan dihafal dan mengulanginya
sebanyak 7-10 kali. pada pertemuan kali ini sebagian siswa tidak antusias untuk
mengahafal, terlihat banyak siswa yang sibuk sendiri, menggangu temannya, dan
bicara dengan teman sebangkunya. Akhirnya guru mengajak seluruh siswa untuk
ke luar kelas menuju balkon, untuk mengadakan active learning. Siswa bersama
belajar baris berbaris jalan ditempat sambil mengulang 8-12 kali ayat-ayat yang
telah dan akan dihafal. Siswa-siswa yang mempunyai hutang hafalan menumpuk
ditunjuk untuk memimpin.
13 Adzkia Nur Adliua, Wawancara dengan Sis11•a kelas VI. di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur, l3 November20J3. 14.35 WIB.
14 Hasil observasi IV saat pembelajaran di kelas terkait mata pelajaran tahfizh di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur, 20 November 20 !3, !2.30-J 3.10 WIB
A1
Banyak siswa yang merasa jenuh untuk menghafal, karena ada beberapa
siswa yang mempunyai hutang hafalan menumpuk, banyaknya pelajaran pada
jam-jam sebelumnya, dan pertemuan ini merupakan jam terakhir sebelum pulang,
jadi siswa sudah merasa jenuh untuk menghafal dan terns mengulang ayat telah
dihafal berkali-kali.
Ada beberapa siswa yang memang terns menumpuk hafalan, ini karena
siswa tersebut memeiliki daya ingat yang rendah. kurang Jancar membaca al
Qur'an. dan di rumah ia tidak dibiasakan untuk membaca al-Qur'an setiap
harinya.
Tidak bisa dipungkiri apapun usaha guru untuk membuat siswa bertahan
dalam proses pembelajaran tetap saja rasa jenuh dan lelah terkadang muncul,
entah itu dari faktor inetemal ataupun ekstemaL Apa saja yang membuat siswa
jenuh, guru selalu memberi apresiasi terhadap apapun usaha yang siswa lakukan
dan terns juga terberupaya untuk menciptakan suasana belajar agar tidak jenuh
atau paling tidak meminimalisir rasa jenuh.
c. Kegiatan Akhir (penutup) dan tindak lanjut
Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran hams direncanakan dan
dilaksanakan secra sistematis, efektif, efisien, dan fleksibeL Kegiatan akhir dan tindak
lanjut pembelajaran hams merupakan rangkaian pendahuluan dan kegiatan inti
pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, kegiatan akhir atau penutup yang
dilakukan guru tahjizh al-Qur'an di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur dapat
dijelaskan sebagai berikut:
I. Pengamatan Pe1iama
Kira-kira lima atau tujuh menit sebelum be! berakhir guru dan siswa bersama
sama mengulang hafalan yang telah dihafal, pengulangan dipimpin oeh salah
satu siswa.
43
3. Pengamatan Penilaian Pembelajaran Tahfizh
a. Bentuk-bentuk Penilaian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, penilaian/evaluasi yang
dilakukan guru tahfizh di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur hanya dalam
bentuk tertulis dan lisan saja.
b. Alat-alat Penilaian
Pada dasamya alat penilaian/evaluasi yang digunakan guru tahfizh di SDIT Al-Kahfi
Gu dang Air Jakarta Timur cukup bervariasi, seperti tes tertulis dengan cara menulis
dengan rapih ayat yang dihafal beserta isi dari kandungan dari surat tersebut.
kemudian juga dilakukan dengan lisan menggunakan system hafalan ayat-ayat yang
dihafal dan juga menjelaskn isi dari kandungan surat tersebut.
c. Pelaksanaan penilaian
Pelaksanaan penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa setelab mengikuti
pelajaran dalam satu semester atau diakhir tabun hasilnya dijadikan laporan resmi
mengenai kinerja akademik siswa dan babhan penentu nnik atau tidakuya siswa ke
jenjang yang lebih tinggi.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan babwa setengahnya dari
komponen-komonen yang telah ditetukan dalam pelaksanaan kegiatan penilaian
pembelajaran tahfizh dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dari 10
komponen yang telah ditentukan sekitar 6 atau 60% komponen telab dilaksanakan dengan
baik, dan 4 atau 40% komponen laim1ya be!um terlaksanan. Nilai 60% menunjukk.an pada
posisi babwa guru hanya sebagian melakukan komponen-komponen terse but.
Apabila dilihat secara keseluruhan terkait komponen-kompenen yang telab
ditentukan mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari pengamatan
pe1iama sampai akhir, ada 54 komponen yang telah ditentukan. Dari 54 komponen tersebut,
sekitar 44 atau 81,5% komponen telab guru laksanakan. Dapat disimpulkan babwa nilai
81,5% tersebut berada pada posisi k.ategori "ya", yang artinya babwa guru telah
melaksanak.an k.omponen-komponen terse but. Sedangkan sisanya 10 atau 18,5% komponen
yang tidak terlaksana. Y aitu komponen uraian materi, uraian instrument soal, penggunaan
metode yang kurang bervariasi hanya metode ceramah dan tanya jawab saja, kurang
45
mengaktifkan siswa untuk bertanya, guru yang kadang-kadang lupa tidak memberitahu
siswa tentang materi yang akan datang, dan alat evaluasi yang belum bervariasi.
4. Upaya yang dilakukan Guru
Penulis mengamati proses pembelajaran selama tiga minggu (5X pe11emuan) dan
mengadakan wawancara bebas terpimpin kepada beberapa siswa. Dari hasil pengamatan
dan wawancara penulis mengetahui upaya-upaya guru SDIT Al-Kahfi Gudang Ait Jakarta
Timur yaitu:
a. Lebih memotivasi lagi seluruh siswa.
b. Menciptakan suasana senang sehingga siswa lebih semangat untuk menghafal Al-Qur' an.
c. Memberi perhatian dan bimbingan ebih kepada siswa yang di bawah rata-rata.
d. Ada beberapa siswa yang tidak pandai membaca al-Qur'an, akhimya guru membolehkan
untuk membaca tulisan latin, tetapi seteleh pulang sekolah guru terns mengajarkan siswa
tersebut baca tulis al-Qur'an.
e. Meningkatkan kompetensi guru, agar guru bisa menciptakan metode, dan teknik mengajar
yang barn dan menyenangkan.
Sedangkan pembahasan mengenai hasil angket penulis membuat tabulasi yang
merupakan proses mengubah data dari instrument pengumpulan data (angket) menjadi tabel
tabel angka (persentase) dapat dilihat dari tabel-tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Guru Talzfizlz Selalu Datang Tepat Waktu
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 12 40% 1 Sering 9 30%
Kadang-kadang 9 30% Tidak pemah datang - -
Jumlah 30 100%
Dari label 4.1, telihat responden yang menjawab guru tal?fizh selalu datanag tepat
waktu 40% dan yang menjawab guru sering datm1g tepat waktu 30% begitu juga dengan
yang menjawab kadang-kadang 30%, dan 0% siswa yang menjawab tidak pemah. Dapat
46
diambil kesimpulan bahwa gum tahjizh SDIT Al-Kahfi selalu datang dan memulai peajaran
dengan tepat waktu, terbukti dari pernytaan siswa yang telah dipaparkan pada tabel di atas.
Tabel 4.3
Dalam Menjelaskan Isi Kandungan Dari Ayat Yang Akan Dihafal, Guru Selalu Menggunakan Bahasa Yang Mudah Dipahami
No. Alternatif Jawaban I Frekuensi I Pcrsentasc
Selalu I 18 60% 2 Sering I 6 20% I
Kadang-kadang I
4 13,3% I I Tidak pernah I 2 6,7%
Jumlah 30 100%
Pada tabel 4.2, dapat diketahui lebih dari setengah siswa menyatakan bahwa guru
tahjizh dalarn memberikn penjelesan ayat yang akan dihafal selalu menggunakan bahasa
yang mudah untuk dimengerti. Dibuktikan bahwa 18 (60%) responden menjawab selalu
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, 6 (20%) responden menjawab sering
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, 4 (13,3%) responden yang menjawab
kadang-kadang, dan 2 (6,7%) responden yang menjawab tidak pernah.
Tabel 4.4
Sebelum Menghafal Ayat Selanjutnya Guru Ta!IZh Selalu Mengulang Hafalan Yang Telah Dihafal Pada Pertemuan Sebelumnya
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 18 60% 3 Sering 10 33,3%
Kadang-kadang 2 6,7% Tidak pernah - -
Jumlah 30 100%
Terlihat ada tabel 4.3 lebih dari separuh siswa menyatakan bahwa Sebelum
menghafal ayat selanjutnya guru tahfizh selalu mengulang hafalan yang telah dihafal pada
pertemuan sebelumnya. 18 ( 60%) responden menjawab guru selalu mengulang ayat yang
telah dihafal, 10 (13,3%) responden menjawab guru sering mengulang ayat yang telah
47
dihafal, 2 (6,7%) responden menjawab guru kadang-kadang mengulang ayat yang telah
dihafal, dan 0% siswa menjawab tidak pemah.
Tabet 4.5
Datam Pembetajaran Talzjizlz Berlangsung, Guru Sudah Menciptakan Suasana yang Dapat Membuat Siswa Semangat Untuk Mutai Menghafal
I No. Atternatif Jawaban Frekuensi Persentase
I l Selalu ' t6 53,3%
I
4 I Sering
I 8 26,7%
I Kadang-kadang 6 20%
I
Tidak pernah -
Jumtah 30 100%
Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui, bahwa lebih dari setengah jumtah responden
menyatakan bahwa guru tahfizh selalu menguasai materi hafatan dengan baik. Hal ini dibuktikan
16 (53,3%) responden menyatakan bahwa guru selalu membuat siswa semangat untuk
menghafal, dan 8 (26,7%) responden menyatakan guru sering membuat siswa untuk menghafal
ayat al-Qur'an. 6 (20%) responden menjawab kadang-kadang guru selalu membuat siswa untuk
semangat menghafal, dan (0%) menjawab tidak pernah. Dari persepsi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa guru tahfizh SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur selalu men1buat siswa
semngat untuk mengahafal.
Tabet 4.6
Guru Tahfizh Mampu Menguasai Kelas Dengan Baik
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 12 40%
5 Sering 5 16,7% Kadang-kadang 7 23,3% Tidak pernah 6 20%
Jumtah 30 100%
Berdasarkan pada tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa lebih dari setengah dari
jumlah keseluruhan, siswa menyatakan bahwa dalam pembelajaran tahfizh, guru selalu
menguasai/mengelola kelas dengan baik. dapat dilihat bahwa 8 (40%) responden
48
menyatakan guru selalu menguasai/mengelola kelas dengan baik, 3 (15%) responden
menyatakan guru sering menguasai/mengelola kelas dengan baik, dan 5 (25%) responden
menyatakan guru kadang-kadang menguasai/mengelola kelas dengan baik, 4 (20%)
responden memberikan pernyataan bahwa guru tidak pernah membuat siswa untuk
semangat
Tabel 4.7
Guru tahfizh selalu menciptakan suasana yang yang menyenangkan untuk menghafal
! No. I Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
i Selalu 6 20% I 6 Sering 3 10%
Kadang-kadang 15 50% Tidak pernah 6 20%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan pada label 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa lebih dari setengah dari
jumlah keseluruhan, siswa menyatakan bahwa dalam pembelajaran tahjizh, guru kadang
kadang menciptakan suasana yang mnyenangkan tmtuk menghafal al-Qur'an. dapat dilihat
bahwa 6 (20%) responden menyatakan guru menciptakan suasa yang menyenangkan untuk
menghafal al-Qur'an. 3 (10%) responden menyatakan guru sering menguasai/mengelola
kelas dengan baik 15 (50%) responden menyatakan guru kadang-kadang
menguasai/mengelola kelas dengan baik, 6 (20%) responden memberikan pernyataan bahwa
guru tidak pernah membuat siswa untuk semangat.
Tabel 4.8
Selalu Mengajar Dengan Semangat
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 18 60% 7 Sering 2 6,7%
Kadang-kadang IO 33,3% , Tidak pernah - -
Jumlah 30 100% '
Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa menyatakan
bahwa guru tahjizh selalu mengajar dengan semngat. Hal ini dibuktikan bahwa 18 (60%)
49
responden menyatakan guru tahfizh selalu mengajar dengan semngat. 2 (6,7%) responden
menyatakan guru tahfizh sering mengajar dengan semngat, 10 (33,3%) responden
menyatakan guru tahjizh kadang-kadang mengajar dengan semngat, dan 0% responden yang
menyatakan tidak pernah.
Tabel 4.9
Sering Menggunakan Media Audio Atau Audio-Visual Saat Pembelajaran Tahfizh Berlangsung
No. Alternatif Jawaban Frckuensi Persentase
Selalu - -8 Sering - -
Kadang-kadang 21 70% Tidak pernah 9 30%
Jumlah 30 100%
Tabel 4.8, dapat diketahui bahwa guru tahfizh kadang-kadang menggunakan media
audio atau audio-visual saat pembelajaran tahjizh berlangsung. Dapat dilihat pada label 4.8,
bahwa 0% responden yang menyatakan guru selalu dan sering menggunakan media audio
atau audio-visual saat pembelajaran berlangsung, 21 (70%) responden menyatakan guru
kadang-kadang menggunakan media audio atau audio-visual saat pembelajaran berlangsung,
dan 9 (30%) responden menyatakan guru tidak pernah menggunakan media audio atau
audio-visual saat pembelajaran berlangsung.
Tabel 4.10
Pemilihan alat peraga/media audio atau audio-visual membuat siswa mudah untuk menghafal
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 4 13,3% 9 Sering 14 46,7%
Kadang-kadang 6 20% Tidak pernah 6 20%
Jumlah 30 100%
Bisa dilihat pada tabel 4.8, bahwa pemilihan alat peraga/media audio atau audio
visual sering membuat siswa mudah untuk menghafal. Tabel 4.8 menunjukkan 4 (13,3%)
50
responden yang menyatakan bahwa pemilihan alat peraga/media audio atau audio-visual
selalu membuat siswa mudah untuk menghafal, 14 (46,7%) responden menyatakan bahwa
pemilihan alat peraga/media audio atau audio-visual sering membuat siswa mudah untuk
menghafal, 6 (20%) responden menyatakan bahwa pemilihan alat peraga/media audio atau
audio-visual sering membuat siswa mudah untuk menghafal, dan 6 (20%) responden
menyatakan bahwa pemilihan alat peraga/media audio atau audio-visual sering membuat
siswa mudah untuk menghafal
Tabel 4.11
Memberikan Penilaian Terhadap Hasil Hafalan Yang Telah Dihafal Oleh Siswa
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 27 90% 10 Sering 3 10%
Kadang-kadang - -Tidakpemah - -
Jumlah 30 100%
Bisa dilihat pada tabel 4.8, bahwa guru selalu memberikan penilaian terhadap hasil
hafalan yang telah dihafal oleh siswa. Tabel 4.8 menunjukkan 27 (90%) responden yang
menyatakan bahwa guru selalu memberikan penilaian terhadap hasil hafalan yang telah
dihafal oleh siswa, 3 (I 0%) respond en menyatakan bahwa guru selalu memberikan penilaian
terhadap hasil hafalan yang telah dihafal oleh siswa, dan 0% siswa yang menyatakan
kadang-kadang dan tidak pemah.
Tabel 4.12
Memerintahkan Siswa Untuk Menulis Ayat Yang Akan Dihafal Agar Siswa Merasa Lebih Mudah Untuk Mengingat
No. Alteruatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 3 10% 11 Sering 22 73,3%
Kadang-kadang 5 16,7% Tidakpemah - -
Jumlah 30 100%
51
Berdasarkan tabel 4.11, dapat diketahui bahwa Guru tahfiz sering memerintahkan
s1swa untuk menulis ayat yang akan dihafal agar siswa merasa lebih mudah untuk
mengingat. Dapat dibuktikan bahwa 3 (I 0%) responden menyatakan guru tahfizh selalu
memerintahkan siswa untuk menulis ayat yang akan dihafal agar siswa merasa lebih mudah
untuk mengingat. 22 (5%) responden menyatakan guru tahfizh sering memerintahkan siswa
untuk menulis ayat yang akan dihafal agar siswa merasa !ebih mudah untuk mengingat, 5
(16. 7%) responden menyatakan guru ta~fzzh kadang-kadang memeri.ntahkan siswa untuk
menulis ayat yang akan dihafal agar siswa merasa lebih mudah untuk mengingat, dan 0%
yang menjawab tidak pernah.
Tabel 4.13
Saat Siswa Merasa Jenuh Atau Bosan Menghafal Gnru Tahfizh Selalu Mengadakan Active Learning Atau Pembelajaran Aktif.
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu - -12 Sering 5 16,7%
Kadang-kadang 15 50% Tidak pernah 10 33,3%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel 4.12, dapat diketahui bahv,ra saat siswa merasa jenuh atau bosan
menghafal guru tahfizh kadang-kadang mengadakan active learning atau pembelajaran aktif.
Dapat dibuktikan bahwa 0% responden menyatakan saat siswa merasa jenuh atau bosan
menghafal guru tahfizh selalu mengadakan active learning atau pembelajaran aktif, 5
(16,7%) responden menyatakan saat siswa merasajenuh atau bosan menghafal guru tahfizh
sering mengadakan active learning atau pembelajaran aktif, 15 (50%) responden
menyatakan saat siswa merasa jenuh atau bosan menghafal guru tahfizh kadang-kadang
mengadakan active learning atau pembelajaran aktif, dan 10 (33,3%) responden menyatakan
saat siswa merasa jenuh atau bosan menghafal guru tahfizh tidak pernah mengadakan active
learning atau pembelajaran aktif.
52
Tabel 4.16
Memberikan Tugas Hafalan Kepada Siswa
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 16 53,3%
15 Sering 6 20%
Kadang-kadang 8 26,7%
Tidak pernah - -
Jumlah 30 100%
Berdasarkan label 4.15, sebagian siswa menyatakan bahwa Guru tal1fizh Selalu
memberikan tugas hafalan kepada siswa. Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa 16 ( 5 3 ,3 % )
responden menyatakan guru selalu memberikan tugas hafalan kepada siswa, 6 (20%)
responden menyatakan guru sering memberikan tugas hafalan kepada siswa, 8 (26,7%)
responden menyatakan guru kadang-kadang memberikan tugas hafalan kepada siswa, dan
0% responden menyatakan guru tidak pernah memberikan tugas hafalan kepada siswa
Tabel 4.17
Guru Tahfizh Mengulang Hafalan Bersama Di Akhir Pelajaran Agar Siswa Mengingat Kembali Hafalan Yang Telah Dihafal
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 25 83,3%
16 Sering 5 16,7%
Kadang-kadang I - -Tidak pernah - -
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel 4.16, hampir semua siswa menyatakan bahwa Guru selalu
mengulang hafal<m bersama di akhir pelajaran agar siswa mengingat kembali hafalan yang
telah dihafal. Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa 25 (83,3%) responden menyatakan guru
selalu mengulang hafalan bersama di akhir pelajaran, 5 (16,7%) responden menyatakan
guru sering mengulang hafalan bersama di akhir pelajaran, dan 0% siswa yang menjawab
kadang-kadang dan tidak pernah.
54
Tabel 4.18
Guru Memberikan Motivasi Atau Motivasi Kepada Siswa Untuk Menghafal Al-Qur'an
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 9 30% 17 Sering 5 16.7%
Kadang-kadang 16 53,7% Tidak pernah - -
Jumlah 30 100% I
Berdasarkan tabel 4.17, siswa menyatakan bahwa guru kadang-kadang memberikan
motivasi atau semangat kepada siswa untuk menghafal al-Qur'an. Dapat dilihat pada tabel di
atas bahwa 9 (35%) responden menyatakan guru selalu memberikan motivasi atau semangat
kepada siswa untuk menghafal al-Qur'an, 5 (16,7%) responden menyatakan guru sering
memberikan motivasi atau semangat kepada siswa untuk menghafal al-Qur'an, 16 (53,7%)
responden menyatakan guru kadang-kadang memberikan motivasi atau semangat kepada
siswa untuk menghafal al-Qur'an, dan 0% siswa yang menjawab tidak pernah.
Tabel 4.19
Memberikan Hukuman Kepada Siswa Yang Tidak Menghafal Al-Qur'an
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 8 30% I 18 ! Sering 6 20% I I
Kadang-kadang 12 40% Tidak pernah 3 10%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan tabel 4.18, s1swa menyatakan bahwa guru tahfizh kadang-kadang
memberikan hukuman kepada siswa yang tidak menghafal al-Qur'an. Dapat dilihat pada
tabel di alas bahwa 8 (30%) responden menyatakan guru tahfizh selalu memberikan
hukuman kepada siswa yang tidak menghafal al-Qur'an, 6 (20%) responden menyatakan
guru tahfizh sering memberikan hukuman kepada siswa yang tidak menghafal al-Qur'an, 12
(40%) responden menyatakan guru tahjizh kadang-kadang memberikan lrnkuman kepada
55
siswa yang tidak menghafal al-Qur'an, dan 3 (10%) responden menyatakan guru tahfizh
tidak pernah memberikan hukuman kepada siswa yang tidak menghafal al-Qur'an.
Tabel 4.20
Memberikan Hadiah Kepada Siswa Yang Lebih Dahulu Mampu Menyelesaikan Tugas Hafalan
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu I
- -19 Sering 3 10%
I Kadang-kadang 16 53,3% Tidak pernah 11 36,7%
Jumlah 30 100%
Berdasarkan tabel 4.19, siswa menyatakan bahwa guru tahfizh kadang-kadang
memberikan hadiah kepada siswa yang lebih dahulu mampu menyelesaikan tugas hafalan.
Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa 0% responden menyatakan guru tahfizh selalu
memberikan hadiah kepada siswa yang lebih dahulu mampu menyelesaikan tugas hafalan, 1
(5%) responden menyatakan guru tahfizh sering memberikan hadiah kepada siswa yang
lebih dahulu mampu menyelesaikan tugas hafalan, 10 (50%) responden menyatakan guru
tahfizh kadang-kadang hadiah kepada siswa yang lebih dahulu mampu menyelesaikan tugas
hafalan, dan 9 (45%) responden menyatakan guru tahfizh tidak pemah memberikan hadiah
kepada siswa yang lebih dahulu mampu menyelesaikan tugas hafalan.
Tabel 4.21
Guru Tahfizh Selalu Memberikan Perhatian Lebih Kepada Siswa Yang Mempunyai Tingkat Hafalan Rendah
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 9 30% 20 Sering 12 40%
Kadang-kadang 5 16,7% Tidakpemah 4 13,3%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan label 4.20, siswa menyatakan bahwa guru sering memberikan perhatian
lebih kepada siswa yang mempunyai tingkat hafalan rendah. Dapat dilihat pada label di atas
56
bahwa 9 (30%) responden menyatakan guru selalu memberikan perhatian Iebih kepada
siswa yang mempunyai tingkat hafalan rendah, 12 (40%) responden menyatakan guru sering
memberikan perhatian lebih kepada siswa yang mempunyai tingkat hafalan rendah, 5
(16.7%) responden menyatakan guru kadang-kadang memberikan perhatian Iebih kepada
siswa yang mempunyai tingkat hafalan rendah., dan 4 (13,3 %) responden menyatakan guru
tidak pernah memberikan perhati::m lebih kepada siswa yang mempunyai tingkat hafalan
rendah.
Berdasarkan hasil angket tentang persepsi siswa terhadap guru tahjizh al-Qur'an si
SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang
telah diuraikan pada tabel 4.1 sampai tabel 4.20 maka dapat dian1bil kesimpulan, sebagai
berikut:
Dalam melakukan proses pelaksanaan pembelajaran gum tahfizh sangat menguasai
materi (hafal ayat-ayat yang akan dihafalkan oleh siswa) dan selalu menggunakan bahasa
yang mudah dipahami sehingga siswa dapat memahami penjelasan gum. guru juga mampu
menguasai, mengelola kelas dengan baik sehingga secara tidak langsung gum telah
meotivasi dan menciptakan suasana yang membuat siswa semangat untuk menghafal.
Selain itu dalam proses pembelajaran di kelas, ketika ada siswa yang menyimpang
atau tidak disiplin dan tidak mau mengahafal maka guru selalu mengambil tindakan yang
tepat dan tegas untuk menghadapi siswa tersebut. dalam penyampaian materi yaitu ayat-ayat
yang akan dihafal terkadang gum menggunakan media audio, yaitu tape recorder dengan
memperdengarkan lantunan ayat (muratal al-Qur'an) yang akan dihafal guna memudahkan
siswa untuk mengingat serta mengucapkan lafal ayat tersebut. secara tidak Iangsung juga
mengajarkan siswa agar mampu baca ayat suci al-Qur'an dengan berirama. Gum juga
memerintahkan siswa untuk menulis ayat-ayat yang akan dihafal guna mempermudah untuk
mengingat apa yang akan dihafal.
Tidak dipungkiri terkadang siswa merasa letih/jenuh untuk menghafal, sehingga ia
tidak mau lagi untuk menghafal. Pada saat seperti inilah guru tahjizh menggunakan active
learning untuk membuat siswa merasa senang dan tidak jenuh untuk mengahafal. Sepe1ti
57
yang penulis lihat pada pengamatan kedua, guru mengajak siswa ke luar kelas menuJU
balkon dan menyuruh siswa baris berbaris, jalan ditempat sambil mengulang hafalan. 16
Ada siswa yang memang merasa kesulitan untuk menghafal karena ia memiliki daya
ingat yang kurang disbanding dengan teman-temannya, untuk itu guru memberikan
perhatian yang lebih untuk siswa tersebut. Guru tidak memaksa siswa untuk menghafal
secara keseluruhan, paling tidak siswa tersebut mampu untuk membaca ayat tersebut dengan
lancar. Biasanya siswa yang seperti ini sering diperintakan untuk mempimpin pengulangan
ayat secara bersama-sama sebelum pelajaran berakhir. Dengan banyaknya pengulangan
dengan sendirinya siswa akan hafal ayat tersebut, bahkan beberapa siswa memang lebih
cocok menggunakan teknik pengulangan karena siswa tersebut bisa menghafal dengan
sendirinya tanpa ada paksaan.
Dalam mengikuti pelajaran tahjizh, untuk itu guru dalam memberikan soal-soal
latihan/ulangan disesuaikan dengan tingkat materi ajar yang disampaikan. Selain itu, guru
juga kadang-kadang memberikan bimbingan dalam menyelasaikan kasus-kasus akuntansi.
Dan guru selalu melakukan interalcsi belajar-mengajax dengan baik, yaitu selalu melakukan
tanyajawab dengan siswa.
Untuk mengetalrni kemampuan siswa sejauh mana dalam menghafal ayat-ayat yang
menjadi target, mengadalcan muraja 'ah atau mengulang hafalan siswa satu persatu secara
lisan dari ayat yang pertama dihafal hingga ayat yang teral1ir dihafal.
Untuk menegtalmi nilai hasil angket secara keseluruhan, dapat dilihat dari tabel
berikut:
Nilai Persepsi Siswa Terhadap Guru Taltfizh Dalam Melaksanakan Proses
Pembelajaran Tahfizh Al-Qur'an
Tabel 4.22
No. Responden (N) Nilai (X)
1 NI 47
2 N2 54
16 Hasil observasi II saat pembelajaran di kelas terkait mata pelajaran tahfizh di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur, 6 November 2013, 12.30-13.10 WIB
58
3 N3 58
4 N4 60
5 NS 55
6 N6 56
7 N7 51
8 NS 57
9 N9 53
10 NlO 65
11 Nll 56
12 N12 57
13 N13 59
14 N14 58
15 N 15 48
16 N16 49
17 N 17 49
18 N 18 63
19 N 19 57
20 N20 62
21 N21 50
22 N22 59
23 N23 62
24 N24 57
25 N25 62
26 N26 57
27 N27 49
28 N28 58
29 N29 51
30 N30 55
Jumlah N=30 x = 2139
59
Tabel 4.23 Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Persepsi Siswa
Terhadap Guru Taltjizlt Al-Qur'an
Persepsi Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase
Sangat Baik 61-80 5 16,7%
Baik 41-60 I 25 83,3%
Sedang 21-40 0 0%
Buruk 1-20 0 0%
Jumlah 31 100% I I
Dari tabel 4.28 di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi s1swa terhadap guru
akuntansi dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran tahjizh adalah dalam kategori
baik. Hal ini buktikan bahwa sebagian besar siswa atau 83,3% siswa menyatakan persepsi
baik.
Sedangkan untuk mencari nilai rata-rata dari hasil persepsi siswa adalah sebagai
berikut:
M - l:X x - N
Keterangan: Mx = Nilai rata-rata yang dicari L:X = Jumlah dari nilai-nilai yang diperoleh N =Number a/Cases (banyaknya skor-skor itu sendiri) 17
2139 Mx
30
Mx = 71,3
Rata-rata di atas menunjukan bahwa persepsi siswa terhadap guru tahjizh al-Qur'an
dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran akuntansi adalah baik. Dengan demikian
berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan pula bahwa proses pembelajaran yang
dilaksanakan guru talifizh al-Qur'an di SDIT Al-Kal1fi Jakaiia Timur adalah memiliki
kategori baik.
17 1\nas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, ... , h. 81.
60
A. Kesimpulan
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian yang penulis peroleh melalui wawancara. observasi, dokumentasi,
dan angket, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:
I. Yang membuat siswa SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur jenuh untuk menghafal
al-Qur'an Juz 30 diperoleh melalui wawancara dan obsevasi, yaitu:
a. Faktor intern yaitu hal-hal atau keadaan yang muncul dari dalam diri siswa, seperti
rendahnya daya ingat siswa dan rendahnya kemampuan siswa dalam baca dan tulis al
Qur'an
b. Faktor ekstern yaitu semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak
mendukung aktifitas belajar siswa. Meliputi faktor keluarga yaitu Dalam keluarga
tidak dibiasakan untuk membaca dan menghafal al-Qur'an. selanjutnya yang terakhir
adalah faktor sekolal1, yaitu terlalu banyaknya pelajaran kemudian siswa diwajibkan
untuk menghafal hingga terkadang siswa merasa bosan kemudian tibul rasa jenuh.
2. Upaya yang dilakukan guru
Guru tal1fizh SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur mengatasi kejenuhan
siswa dalam menghafal al-Qur'an Juz 30, yaitu dengan mencari terlebih dahulu penyebab
terjadinya kesulitan belajar, lalu setelah itu mengadakan perhatian atau bimbingan lebih
mendalam klmsusnya kepada anak-anak yang mempunyai kemampun di bawal1 rata-rata.
Gum juga terns mengulang-ngulang hafalan dan sering memperdengarkan audio muratal
a-Qur'an sehingga siswa lebih mudal1 untuk mengingat, deengan demikian dengan
sendirinya siswa akan hafal. Tidak lupa juga setiap pulang sekolal1 beberapa anak yang
kurang dalam baca tulis al-Qur'an, selalu diajarkan dan terns dibimbing.
Upaya yang dilakukan melalui pelaksanaan pembelajaran (proses menghafal)
tahfizh al-Qur'an di SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur dengan membagi tiga
tahapan pelaksanaan pembelajaran yaitu, tahapan perencanaan, tahapan proses
pelaksanaan, dan tal1apan evaluasi/penilaian.
61
2. Bagi Pihak Sekolah
Diharapkan dapat menyediakan lebih banyak lagi sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dalarn pelaksanaan pembelajaran tahfizh, agar dapat membantu guru dalam
melaksanakan proses pelaksanaan pembelajaran.
3. Untuk kepala SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakaiia Timur
Tahfizh al-Qur'an merupakan program unggulan di SDIT Al-kahfi. Alangkah
baiknya j ika para orang tua ikut dilibatkan guna lebih mensukseskan program. Dal am
waktu beberapa minggu sekali bisa diadakan perkumpulan orang tua dengan kepala
sekolah dan para guru untuk sharing membahas yang berkaitan dengan menghafal al
Qur' ail.
Kepala Sekolah bersarna warga sekolah juga ikut memotivasi paara wali murid
untuk membiasakan anak membaca dan memperdengan ayat suci al-Qur'an, serta
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi kepada putra-putrinya untuk cinta
terhadap al-Qur'a sehingga dengan sendirinya anak akan senang untuk menghafal al
Qur'an. Dan Ingatkan selalu bahwa mereka adalah harapan untuk semua sehingga dapat
bergunan nantinya di masa yang akan datang, baik untuk keluarga, umat dan negaranya.
63
Undang-Undang Guru dan Dasen (UU RI No. 1.4-fh. 20051, Jakarta: Redaksi Sinar Grafika, cet.
I, 2006.
UU RI No. I 4 th. 2005 tetang Guru dan Do sen Ser/a UU Rf No. 20 Th. 2003 tentang
SJSD!KNAS. Bandung Citra Umbara. 2006.
Zein, Muhammad. lvfe/hodologi Pembelajaran Agama, Yogyakarta: AK Group dan Indra Buana,
1999.
UJI REFERENSI
No. Referensi Par:{f\
I Adnan Amal Taufik, Rekonslruksi Sejarah Al-Qur 'an, Jakarta: Pustaka ~ [2 )
k ,___
Alfabet 2005. , ~
2 Ahmad Sofyan, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, ~ ~ L.-
Jakarta: UIN Jakarta Press. 2006. cet. Ke- I. I \ 3 Agus Nggermanto, Quan/um Quo1ien1, Bandung: Nuansa Cendikia, 200!.
II . , ,
\ \
4 Ahsin W Alhafidz, Bimbingn Praktis .\fenghafal A 1-Qur ·an. Jakarta: s, iY Bumi Aksara, 1994. ~ I->
-
5 Ahmad Bahri, Strategi Be/ajar Mengajar dan Micro Teaching (Jakarta: ., ~
Quantum Teaching, 2005. ·~ v 6 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: PT Mizan & ~ Publika, 2004. I/ 7 Ath-Thuri, Hannan Athiyah Mendidik Anak Perempuan di Masa Kanak (\ D/ ·~
Kanak, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2007. ( -'
8 Bahrisy Salim, Terjemahan Riadhus Sholihin II, Bandung: Al-Ma'arif, I lJ_/ 1987. f::_ :_......--
h.
9 DEPAG RI, Al-Qur 'an dan Te1jemahannya, Semarang: Toha Putra, -V 1989. (/ ~
10 DEPAG, Al-Qur'an dan Terjemah Jakarta: PT. Sygma Examedi I ~ Arkanleema, 2010. ~~
11 Departemen Pendidikan Nasional, Ka mus Besar Bahasa Indonesia, I 'f)J Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
("
I A
12 Depag RI, Pedoman Pembinaan Tahfidzul Qur'an, Jakarta: Depag RI, fiB J 992. -13 Dina Y Sulaiman, lvfukjizat Abad 20 Doktor Cilik Hqfal dan Paham al- J
I ( · Qur 'an. Depok: Pustaka Jman: 2007. I ' r ·~ I\ '
14 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuanti1a1if dan Kua/i1a1[(, 1 ~Ll Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008. \'.
" 15 E tvlulyasa. Manaiemen Pendidikan Karakter, Jakarta: PT Bumi Aksara, i) (
2011, cet. 2. !\ 16 E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional menciptakan Pembelajaran (._ )
_,/
Kreatif dan menyenangkan Bandung: Rosdakarya, 2009. ' ' '
17 Hasbi Ash Shiddiqiy, Sejarah dan Pengantar I/mu Al-Qur 'an/Tafsir,
~ w Jakarta: Bulan Bintang, 1980. ./"/\ 18 John w Santrock. Psikologi pendidikan. terj. Dari Educatina/ Psychology, \~ ~
oleh Tri Wibowo. Jakarta: Kencana. 2008. cet. 2. r\) I
19 Mahfudh Salahudin. dkk. Metodologi Pendidikan Agama, Surabaya: Bina
llrnu, 1987. .,.P /
~
20 M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, u ::: Kebijakan Publik, dan Jlmu Sosial Lainnya, Jakarta, Kencana: 2003, cet.
~ -
Ke-3. I
21 M. Hadi Ma'rifat, Sejarah Al-Qur'an, Jakarta: Al-Ruda 2007. v G 1,---
22 Muhammad Sai'id Mursi, Melahirkan Anak Masya Allah Sebuah ( to Terobosan Baru Dunia Pendidikan Modern, Jakarta: Cendikia 2001.
Penarnas Jurnal, Peneletian Agama dan Masyarakat, Vol. XXII no.I th < \ 2009. m
23 Muljanto Surnardi., Pengajaran Berbahasa Asing, Jakarta: Bulan Bintang, 1'-~ 1975. ( ~
24 Muhibbin Syah, Psokologi Be/ajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003 ( ~
25 Muhibbin Syah, Psikolohi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Jakarta:
~ L PT. RemajaRosdakarya, 2010. '7\-/
26 Muhibbin Syah, Psikologi Be/ajar, Jakarta: PT Logos Wacana Ilrnu, '0 2003, cet. I. \/ 1\f\ J
27 M. Quraish Shihab, Menabur Pesan Jlahi, Jakarta: Lentera Hati 2006. ( ~~
28 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan Kesan dan Keserasian Al- LJ ' Qur 'an, Jakarta: Lentera Hati, 2002. \'~I
I r l 29 M. Quraish Shihab,., Tafsir Al-Mishbah, Jilid 6. Jakarta: Lentera Hati, ~
I
2002. \:" y 30 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jilid 7, Jakarta: Lentera Hati, '.'.,..)
(
( -
2002. £\ 31 M. Quraish Shihab, Wm1,asan Al-Qur 'an, Bandung: Mizan, 2005. -~ 32 Rubiyanto, Nanik dan Haryanto, Dany., Strategi Pembelajaran Holistik di \ DJ
Seka/ah. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 20 I 0. < ' VI
33 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, ,e Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008. ,.---..
34 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Y ogyakarta: PT. Raya '-!J) Grafindo Persada, 2007. < / !...::::::-
' 35 Undang-Undang Guru dan Dasen (UU RI No. 14 Th. 2005), Jakarta: v~ Redaksi Sinar Grafika, 2006.
( - / ' 36 UU RI No. 14th. 2005 tetang Guru dan Dosen Serta UU RI No. 20 Th. \ v
2003 tentang SJSDJKNAS Bandung Citra Umbara, 2006. I /
37 Zein, Muhammad., Methodologi Pembelajaran Agama, Yogyakarta: AK ~~~ .::-----Group dan Indra Buana, 1999.
v
ANGKET PENELITIAN
Persepsi Siswa Terhadap Guru Tahfizh Al-Qur'an Si SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur Dalam Melaksanakan Proses Pembelajaran
Mata pelajaran
Pengajar
Kelas/ Semester
A. Data Responden
Hari, Tanggal
Nama
Ke las
Waktu
: Tahfizh Al-Qur'an
: Fajar Syahri Karim S.Pdl.
: VI/ 1
B. Petunjuk pengisian
1. Bacalah terlebih dahulu dengan teiti sebelum menjawab.
2. Angket ini tidak akan mempengaruhi nilai raport anda, jadi diharap isilah dengan sejujur
jujurnya.
NO
1
2
3
4
5
3. Berilah tanda checklist (..J) pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat atida,
dengan keterangan sebagai berikut:
SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-kadang
TP : Tidak Pemah
PERNYATAAN JAWABAN SL SR KK TP
Guru tahfizh selalu datang tepat waktu.
Dalam menjelaskan isi kandungan dari ayat yang akan dihafal, guru .se!alu menggnnakan bahasa yang mudah dipahami.
Sebelum menghafal ayat selanjutnya guru tafizh selalu mengulang hafalan yang telah dihafal pada pertemuan sebelumnva. Guru tahfizh mampu menguasai kelas dengan baik.
Dalam oembelajaran ta11fizh berlangsung, guru sudah
ANGKET PENELITIAN
Persepsi Siswa Terhadap Guru Tahfizh Al-Qur'an Si SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta Timur Dalam Melaksanakan Proses Pembelajaran
Mata pelajaran
Pengajar
Kelas/ Semester
A. Data Responden
Hari, T anggal
Nama
Kelas
Waktu
: Tahfizh Al-Qur'an
: Fajar Syahri Karim S.PdI.
: VI/ 1
B. Petunjuk pengisian
1. Bacalah terlebih dahulu dengan teiti sebelum menjawab.
2. Angket ini tidak akan mempengaruhi nilai raport anda, jadi diharap isilah dengan sejujur
jujurnya.
NO
1
2
3
4
5
3. Berilah tanda checklist (--/) pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat arida,
dengan keterangan sebagai berikut:
SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-kadang
TP : Tidak Pemah
PERNYATAAN JAWABAN SL SR KK TP
Guru tahfizh selalu datang tepat waktu.
Dalam menjelaskan isi kandungan dari ayat yang akan dihafaI, guru selalu menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
Sebelum menghafal ayat selanjutnya guru tafizh selalu mengulang hafalan yang telah dihafal pada pertemuan sebelumnva. Guru tahfizh mampu menguasai kelas dengan baik.
Dalam oembelajaran tahfizh berlangsung, guru sudah
menciptakan suasana yang dapat membuat siswa semangat untuk mulai menghafal.
6 Guru tahfizh menciptakan suasana yang yang menyenangkan untuk menll'hafal.
7 Guru tahfizh mengajar dengan semangat. 8 Guru tahfizh menggunakan media audio atau audio-visual
saat nembelajaran tahfizh berlangsung. 9 Pemilihan alat peraga/media audio atau audio-visual
membuat siswa mudah untuk menghafal. 10 Guru memberikan penilaian terhadap hasil hafalan yang
telah dihafal oleh siswa. 11 Guru tahfiz memerintahkan siswa untuk menulis ayat yang
akan dihafal agar siswa merasa lebih mudah untuk mengingat.
12 Saat siswa merasa jenuh atau bosan menghafal guru tahfizh selalu mengadakan active learning atau pembelajaran aktif.
13 Guru memberikan bimbingan kepada siswa dalam menvelesaikan hafalan.
14 Guru tahfizh melakukan tanya jawab kepada siswa seputar hafalan.
15 Memberikan tugas hafalan kepada siswa.
16 Guru tahfizh mengulang hafalan bersama di akhir pelajaran agar siswa mengingat kembali hafalan yang telah dihafal.
17 Guru memberikan motivasi atau motivasi kepada siswa untuk menghafal al-Qur'an. .
18 Guru tahfizh memberikan hukuman kepada siswa yang tidak menll'hafal al-Qur' an.
19 Guru tahfizhmemberikan hadiah kepada siswa yang lebih dahulu mamou menyelesaikan tugas hafalan.
20 Guru tahfizh memberikan perhatian lebih kepada siswa yang mempunyai tingkat hafalan rendah.
Hari, Tanggal :
Narna Guru
Jabatan
Waktu
Lokasi
PEDOMAN WA WANCARA
Dengan Guru Tahfizh Al-Qur'an SDIT Al-Kahfi
1. Persiapan apa saja yang biasanaya Bapak/lbu lakukan terlebih dahulu setiap akan mengajar
tahfizh al-Qur'an?
2. Bagaimana proses pembelajaran/menghafal berlangsung (kegiatan pendahulu, inti, penutup,
pelaksanaan evaluasi, dan motode serta teknik yang digunkan)?
3. Media dan alat peraga apa yang biasanya Bapak/lbu gunakan dalarn menghafal al-Qur'an?
kontribusi dari media dan alat peraga yang digunakan dalam proses menghafal al-Qur'an?
4. Apakahjumlah waktu yang ditentukan dalam proses menghafal sudah sesuai?
5. Apasaja yang biasanya Bapak/lbu lakukan pada pada waktu siswa mulai bosan dalam
menghafal al-Qur'an.
6. Bagaimana menciptakan suasana agar siswa merasa senang untuk mengafal al-Qur'an?
7. Kemampuan setiap siswa berbeda, bagairnana cara mengatasinya?
HASIL WA WANCARA
Dengan Guru Tahfizh Al-Qur'an SDIT Al-Kahfi
I. Persiapan apa saja yang biasanaya Bapak/Ibu lakukan terlebih dahulu setiap akan
mengajar tahfizh al-Qur'an?
Jawaban
Dalam kegiatan perencanaan pembelajaran, guru SDIT Al-Kahfi Gudang Air Jakarta
Timur membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di awal tahun ajaran
untuk program satu tahun. Guru mengungkapkan "bila mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran, maka belajar akan lebih terarah, kesiapan mental dan percaya diri dalam
mengajar lebih matang pada saat berada di kelas, dan penguasaan kelas juga akan lebih
mudah.
2. Bagaimana proses pembelajaran/menghafal berlangsung (kegiatan pendahulu, inti,
penutup, pelaksanaan evaluasi, dan motode serta teknik yang digunkan)?
Jawabim
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan (introduction) pada dasarnya merupakan kegiatan awal
yang harus dilakukan guru dan peserta didik pada saat setiap kali pelaksanaan
pembelajaran. Kegiatan pendahulu terdiri dari Pembiasaan kelas, apersepsi,motivasi,
pre-test, dan menerangkan tujan pembelajaran.
Fungsinya terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan bail(, dan
agar peserta didik siap secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran. Jadi,
dalam kegiatan pendahuluan guru diharapkan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang menunjang terhadap terbentuknya kondisi awal belajar siswa.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dalarn pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, kegiatan
inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks dalam proses belajar
mengajar yang mengutamakan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa.
PED OMAN OBSERV ASI
Proses Menghafal Al-Qur'an di SDIT Al-Kahfi Jakarta Timur
Hari/Tanggal
Kelas/Sekolah
Waktu
Nama Guru
: No. Objek Pengamatan
i
Perencanaan·Pembelajaran
I Pemetaan standar kompetensi,
dasar, dan indikator
2 Penetapanjaringan tema
3 Penyusuna._11 silabus
a. Standar kompetensi
b. Kompetensi dasar
c. Materi pokok pembelajaran
d. Indikator
e. Alokasi waktu
f. Pengalaman belajar
g. Alat/sumber
h. Penilaian
kompetensi
4 Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
a. Identitas sekolah
b. Identitas pelajaran
c. Identitas kelas dan semester
d. Standar kompetensi
e. Kompetensi dasar
f. Indikator pencapaian kompetensi siswa
Ya Sebagian Tidak
dilakukan
Keterangan
d. Menanyakan hal-hal yang kurang
dipahami.
e. Guru bertanya pada siswa seputar
kandungan ayat dan hafalan
f. Tanyajawab guru atau kelompok
g. Membimbing s1swa menyelesaikan
hafalannya.
h. Menyimpulkan hasil pembelajaran
J. Kegiatan penutup/akhir dan tindak
Ian jut.
7 Kegiatan penutup
a. Refleksi
b. Pemberian tugas
Memberikan gambaran materi berikut .
c.
d. Mengulang hafalan bersama
PENILAIAN·
8 Melaksanakan penilaian .
a. Formatif
b. Sub-sumatif
c. Sumatif
d. Tertulis
e. Lisan
f. Unjuk kerja (performance)
g. Penugasan (projeck)
h. Hasil kerja (product)
i. Portofolio
J. Sikap
;ekolah
11ata Pelajaran
:<:el as
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
: SDIT Al-Kahfi
: AJ-Qur'an
: VI/I
;tandar Kompetensi: 1.8 Mempraktekkan QS. An-Nazi' at ayat 22-28
Kompetensi Dasar : 1.8 Meafazkan dan menghafal QS. An-Nazl'at ayat 22-28
[ndikator : 1.8.1 Melafalkan QS. An-Naz'at ayat 22-28
1.8.2 Menghafalkan QS. An-Nazi'at ayat 22-28
Alokasi Waktu : lx 35 menit (1 x pertemuan)
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melafazkan QS. An-Nazi' at ayat 22-28 2. Siswa dapat melafalkan QS. An-Nazi'at ayat 22-28
Materi Pembelajaran
QS. An-Nazi' at ayat 22-28
Metode Pembelajaran
1. Tilawah Siswa membaca surat QS. An-Nazi'at ayat 22-28
2. Pengulangan Ayat Siswa membaca dan mengulang 5 hingga 10 ka!i QS. An-Nazi'at ayat 22-28
3. Penugasan Siswa mempresentasikan hafalannya
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan pendahulu a. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca doa b. Membaca surat An-Nazi'at ayat 22-28 c. Mencontohkan bacaan yang benar QS. An-Nazi'at ayat 22-28
2. Kegiatan Inti a. Sis\va mengikuti bacaan yang dicontohkan b. Siswa menghafal dan mengulang-ngulang ayat yang dihafal c. Siswa mempresentasikan hasil hafalannya.
TARGET PEMBELAJARAN AL-QUR' AN TERP ADU
No Mata Pelajaran Kelas Semester I Semester II
1 Tadarus l&II Sesuai Target Hafalan Sesuai Target Hafalan
III Juz I S.D. 4 Juz 5 S.D. 8
IV Juz 9 S.D. 12 Juz 13 S.D 16
v Juz 17 S.D. 20 Juz 21 S.D. 24
VI Juz25 S.D 27 Juz 28 S.D. 30
2 Tahsin I lqro 1S.D.2 Iqra 3
II lqra 4 S.D 5 Iqra 6
III Makhraj HurufHijaiyyah Hukum Mim Sukun
Hukum Nun Mati Dan Tanwin Gunnah
IV Qolqolah Dan Mad Asli Mad Wajib Muttasil
Mad Jaiz Munfashil
v Mad Arid Lissukun, Mad Liin Mad Iwadh, Mad Farq
Dan Mad Tamkin Dan Mad Lazim
VI Muraja'ah -.
3 Tahfizh I An-Nas S.D. Al-Kafirun Al-Kautsar S.D. Al-Ashr
II At-Takatsur S.D. Al-Bayyinah Al-Qadr S.D. Al-Insyirah
III Ad-Duha S.D. Asy-Syams Al-Balad S.D. Al-Fajr
IV Al-Ghasiyah S.D Ath-Thariq Al-Buruj S.D Al-Insyiqaq
v Al-Muthaffifin S.D. Al-lnfithar At-Tak.wir S.D Abasa
VI An-Nazi'at An-Naba .
4 Praktek Ibadah I Praktek Wudhu Praktek Niat Shalat
II Praktek Zikir Praktek Azan Dan Iqamah
III - Praktek Zikir Dan Doa
IV Praktek Shalat Berjama'ah Praktek Tayamum
v Praktek Shalat Haj at Praktek Doa Qunut
VI Praktek Shalat Tahajjud Praktek Shalat J enazah
3. Kegiatan Penutup a. Siswa membaca dengan hafalan QS. An-Nazi' at ayat 22-28 secara bersama b. Siswa bersama-sama membaca doa dan salam
~umber Belajar
1. Al-Qur'an 2. Buku Juz 'Amma sert latinnya 3. Buku panduan One Day One Ayat
Penilaian
NO. NAMASISWA
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Dra. Hj. Evi Luthfiati
TAJWID
PENILAIAN
KELANCARAN FASIH
Jakarta, 26 Agustus 2013
Guru Al-Qur'an
Fajar Syahri Karim, S.Pd.I
NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11 .
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Daftar Guru dan Karyawan SDIT Al-Kahfi
Tabel 4.1
NAMA JABATAN
Dra. Hj. Evi Luthfiaty Kepala Sekolah
H.Ismat Iskandar S.Ag Wk.Kesiswaan
Dina Alfina, S.Ag Wk.Kurikulum
Rini Dwi W., S.Pd Staff Kurikulum
Mardisam, S.Pd.I StaffKesiswaan
Miftahul Jannah, S.Pd.l GuruKelas
Nurmila GuruKelas
Dewi Sekar Arum,A.Md Guru Kelas
Ben Fatimah, A.Md GuruKelas
Devi Murni, S.S GuruKelas
Ai Nurfalah,S.Sos.I Guru Kelas
Diah Purwanti, S.Pd GuruKelas
Aripiyanti, S.Pd GuruKelas
Nurul Huda S.Pd.I Guru Bdng Studi
Masani GuruKelas
Achmad Hidayat Guru Being Studi
Sri Widiastuti, S.Pd.I GuruKelas
Ahmad Madani Guru Being Studi
Dina Novita, S.Pd GuruKelas
Nurhayati, S.Pd.SD GuruKelas
Devi Yusrini, S.Pd GuruKelas
Nelly Sunarya, SE GuruKelas
Masda Harisa GuruKe!as
Haqi Nazili, S.Kom TUUmum/IT
Warsini Guru Being Studi
Muhamad Hapiz Guru Olahraga
27 Ahmad Juanda S.Pd Guru Bdng Studi
28 Agung Sahbudin, A.Md Guru Bdng Studi
29 Aning Nurhayati, S.T. Guru Bdng Studi
30 Cherry Agustiari, SE TUKeuangan
31 Sri Wahyuningsih TU Administrasi
32 Milawati TUKeuangan
33 Nurhayati Koperasi
34 !wan Maulana Kebersihan
35 Sugiyanto Kearn an an
36 M. Dalih Penjaga Sekolah
STRUKTUR ORGANISASI
YAYASAN AL-KAHFI H. Nur Zam Zam, M.Ag.
I KETUA PENGURUS
Ors. H. Sukman Hermawan
I KEPALA SEKOLAH
SDIT Al·KAHFI KOMITE SEKOLAH
Dra. H. tuthfiati H. Ahmad Zulfahmi
I I I TU Keuangan TU Adminlstrasi Perpustakaan IT/Umum
Cherry A. SE Sri Wahyuningsih Haqi Nazili, S. Korn
Wk. Kepala Sekolah Wk. Kepala Sekolah
Bid. Kurikulum & Sarana Bid. Agama & Kesiswaan
Dina Alfina, S.Ag H. lsmet lskandar, S;Ag
Staff Kurlkulum & Sarana Staff Agama & Kesiswaan Rini Dwi Wahyuningsih, S.Pd Mardisam, S.Pd.I
I -1
GURUKElAS GURU BID. STUDY
I I
KEBERSIHAN KEAMANAN PENJAGA SEKOLAH
SISWA SISWI SDIT AL-KAHFI
Recommended