View
4
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2020
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
80
IMPLEMENTASI STRATEGI ACTIVE LEARNING DALAM
PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS IV MI
BAHRUL ULUM CANDINEGORO WONOAYU SIDOARJO
Sisca Dewi Agustin;
Suharmono Kasiyun;
Syamsul Gufron;
Akhwani.
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
siscadewiagustin@gmail.com;
suharmono@unusa.ac.id;
syamsulghufron@unusa.ac.id;
akhwani@unusa.ac.id.
ABSTRAK
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi strategi active learning
dalam pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV MI Bahrul Ulum Candinegoro Wonoayu
Sidoarjo. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Informan yang diwawancarai meliputi: guru kelas IV dan
tiga siswa kelas IV. Hasil dari penelitian yang penulis lakukan. Implementasi strategi
active learning dalam pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV MI Bahrul Ulum
CandinegoroWonoayu Sidoarjo berdampak positif dan berjalan dengan baik. Adanya
peningkatan kegiatan pembelajaran, siswa lebih aktif dalam artian siswa aktif bertanya,
menjawab pertanyaan, menyampaiakan pendapat, serta mampu memecahkan masalah
yang didiskusikan atas usahanya sendiri. Nilai akademik siswa meningkat, prestasi
akademik sekolah juga meningkat sehingga semua itu berimbas kepada kualitas nilai
lulusan yang semakin baik.
Kata kunci : Implementasi, Strategi Active Learning, Pembelajaran Bahasa
Indonesia.
Pendidikan berguna
meningkatkan kualitas hidup manusia
dalam segala aspek kehidupan.
Semua masyarakat membutuhkan
pendidikan sebagai alat pembudayaan
dan peningkatan kualitas manusia.
Pendidikan sebagai usaha sadar yang
dibutuhkan untuk menjadikan anak-
anak generasi muda demi menunjang
perannya di masa yang akan datang.
Pendidikan merupakan hal yang
penting bagi kehidupan setiap
manusia. Pendidikan ini menjadikan
manusia dari yang belum tahu
menjadi tahu, dari yang belum
mengerti menjadi mengerti.
Pendidikan di Indonesia
sekarang ini menganut dan
berpedoman pada kurikulum yang
baru yaitu kurikulum 2013. Sebagai
pengganti dari kurikulum yang KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2020
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
81
Pendidikan) diharapkan kurikulum
2013 tersebut dapat menjadi pedoman
agar tujuan pendidikan nasional dapat
tercapai secara efektif dan optimal.
Mengacu pada kenyataan yang ada
kedua kurikulum ini yaitu KTSP dan
kurikulum 2013 masih digunakan
disekolah-sekolah. Sejauh ini terdapat
sekolah yang masih mengacu
kurikulum KTSP dan ada yang sudah
mengacu pada kurikulum yang baru
yaitu kurikulum 2013. Perbedaan
penggunaan kurikulum yang dianut
oleh lembaga sekolah di Indonesia
disebabkan oleh faktor keadaan
sekolah, siswa, guru, dan lingkungan
sekitar. Kurikulum 2013 berbeda
dengan kurikulum KTSP. Banyak
aspek dan bagian yang mengalami
perubahan dalam kurikulum yang
baru ini, sehingga dalam proses
penerapan kurikulum 2013 harus
dilakukan dengan penuh keefektifan
dan organisasi yang baik agar
kurikulum yang baru dapat berjalan
dengan baik.
Menurut Crow and Crow
(2004:4) pendidikan tidak hanya
dipandang sebagai sarana untuk
persiapan hidup yang datang. Tetapi
juga untuk kehidupan sekarang yang
dialami individu dalam
perkembangannya menuju ke tingkat
kedewasaannya. Berdasarkan
pengertian tersebut dapat
didefinisikan beberapa ciri
pendidikan yaitu, (a) Pendidikan
mengandung tujuan, kemampuan
untuk berkembang sehingga
bermanfaat untuk kepentingan hidup.
(b) Untuk mencapai tujuan itu,
pendidikan melakukan usaha yang
terencana dalam memilih isi (materi),
strategi dan teknik penilaiannya yang
sesuai. (c) Kegiatan pendidikan
dalam lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat (formal dan non
formal).Untuk itu individu perlu
diberi berbagai kemampuan dalam
pengembangan berbagai hal, seperti :
konsep, prinsip, kreativitas, tanggung
jawab dan ketrampilan.
Dalam pendidikan juga
terdapat proses pembelajaran,
sedangkan pengertian pembelajaran
adalah kegiatan yang membutuhkan
penataan yang teratur dan sistematis,
karena pembelajaran terkait dengan
apa yang ingin dicapai (tujuan dan
kompetensi yang harus dikuasai),
artinya sebuah proses perencanaan
yang matang, agar implementasinya
dapat dilakukan dengan efektif.
Dalam penyusunan sistem
pembelajaran, guru seharusnya
menciptakan kegiatan belajar
mengajar yang lebih
mempertimbangkan kondisi siswa,
sehingga guru dapat menyusun sistem
pembelajaran yang sesuai. Seorang
guru harus bisa menciptakan suasana
kelas yang dapat memberikan gairah
dan motivasikepada para siswa.
Tidak dapat dipungkiri bahwa
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2020
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
82
kegiatan pembelajaran akan
bermakna bagi siswa jika kegiatan
pembelajaran tersebut mengutamakan
interaksi dan komunikasi yang baik
antara guru dan siswa, artinya
kegiatan pembelajaran yang
dilakukan merupakan tempat bagi
siswa dalam mengembangkan potensi
yang ada dalam dirinya.
Sesuai dengan UU RI No.20
tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan
penjelasan peraturan pemerintahan
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang terkait dengan visi
misi Pendidikan Nasional dan
reformasi pendidikan menyebutkan
bahwa:
Penyelenggaraan pendidikan
dinyatakan sebagai suatu proses
pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat,di mana dalam
proses tersebut harus ada pendidikan
yang memberikan keteladanan dan
mampu membangun kemauan serta
mengembangkan potensi dan
kreativan peserta didik.
Mata pelajaran Bahasa
Indonesia merupakan salah satu mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah
dasar. Guru yang baik harus bisa
menyampaikan materi dengan
mengunakan metode atau alat bantu
agar siswa dapat lebih mudah
memahami materi yang disampaikan.
Adanya materi yang sulit atau tidak
mudah dipahami oleh siswa juga bisa
memunculkan masalah apalagi guru
kurang berkomponen
menyampaikannya. Kerumitan materi
yang akan disampaikan kepada siswa
dapat disederhanakan dengan bantuan
media pembelajaran. Dengan adanya
media siswa dapat lebih mudah
memahami materi yang diajarkan
oleh guru.
Untuk mengatasi problematika
dalam pelaksanaan pembelajaran,
tentu diperlukan strategi
pembelajaran yang dipandang
mampu mengatasi kesulitan guru
melaksanakan tugas mengajar dan
juga kesulitan untuk mengondisikan
siswa. Guru dituntut harus mampu
menggunakan dan memilih strategi
pembelajaran yang tepat untuk
membantu siswanya mencapai hasil
belajar yang maksimal dalam belajar.
Hasil belajar merupakan salah
satu alat yang dapat digunakan untuk
melihat apakah siswa telah
melakukan proses belajar. Hasil
belajar perlu diketahui, sebab sangat
sulit bagi guru untuk menyaksikan
proses belajar. Hasil belajar
dikatakan meningkat jika terjadi
adanya peningkatan kemampuan
yang dikuasai terhadap pelajaran. Hal
ini bisa dilakukan dengan
melihatnilai ulangan yang cenderung
terjadi peningkatan. Pembelajaran
yang berkualitas adalah perolehan
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2020
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
83
nilai hasil belajar siswa. Semakin
tinggi nilai rata-rata hasil belajar
yang diperoleh siswa, maka dapat
dikatakan semakin tinggi tingkat
keberhasilan pembelajaran. Dengan
pembelajaran yang bermutu mampu
menghasilkan niai hasil belajar siswa
yang baik. Nilai hasil belajar siswa
dapat meningkat apabila dalam
mengikuti proses pembelajaran
didalam kelas siswa memperhatikan
pembelajaran, memberikan respon
positif terhadap pembelajaran dan
aktif dalam menggali informasi
tentang materi pembelajaran yang
kurang dikuasinya. Untuk
mengetahui apakah ada hasil yang
diperoleh oleh peserta didik setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran,
maka perlu diadakan evaluasi.
Evaluasi adalah pengumpulan
kenyataan secara sistematis untuk
menetapkan apakah dalam
kenyataannya terjadi perubahan
dalam diri siswa dan menetapkan
sejauh mana tingkat perubahan dalam
pribadi siswa (Daryanto, 1999:1).
Berdasarkan hasil observasi
pendahuluan salah satu strategi yang
yang dapat digunakan untuk
memotivasi dan meningkatkan hasil
belajar Bahasa Indonesia siswa
adalah dengan mengunakan stategi
Active Learning. Meningkatnya nilai
pada siswa kelas IV pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia di Mi
Bahrul Ulum Candinegoro Kec
Wonoayu Kab Sidoarjo mencapai 90-
95. Salah satu pendekatan yang cocok
untuk mengatasi permasalahan ini
adalah strategi active learning.
Dengan strategi ini memungkinkan
siswa berperan secara aktif dalam
proses pembelajaran yang baik dalam
bentuk interaksi antara sisea maupun
siswa yang lainnya dengan guru.
Pembelajaran aktif cenderung
membuat siswa lebih mengingat mati
yang diajarkan, karena pembelajaran
ini merupakan alternatif yang harus
diperhatikan jika kualitas lulusan
ingin menjadi lebih baik.
Penelitian ini merumuskan
masalah penelitian yang akan
dilakukan yaitu : Bagaimana
implementasi penggunaan strategi
Active Learning dalam pelajaran
Bahasa Indonesia di kelas IV MI
Bahrul Ulum CandinegoroWonoayu
Sidoarjo? Dengan tujuan penelitian
untuk mengetahui Implementasi
strategi Active Learning dalam
pelajaran Bahasa Indonesia di kelas
IV MI Bahrul Ulum
CandinegoroWonoayu Sidoarjo.
METODE
Penelitian yang berjudul
“Implementasi Stategi Active
Learning dalam Pelajaran Bahasa
Indonesia di Kelas IV MI Bahrul
Ulum Candinegoro Wonoayu
Sidoarjo” menggunakan jenis
penelitian kualitatif. Penelitian
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2020
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
84
setelah penelitian berada di lapangan.
Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah informasi yang
disampaikan oleh subjek penelitian
pada saat wawancara, tindakan yang
dilakukan oleh subjek penelitian, dan
dokumen yang berkaitan dengan
kegiatan pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan menggunakan
strategi Active Learning di MI Bahrul
Ulum Candinegoro Sidoarjo.
Penelitian dilaksanakan mulai
pada bulan desember 2019. Lokasi
penelitian ini diambil di MI Bahrul
Ulum Candinegoro yang berada di
kecamatan Wonoayu Sidoarjo. Dalam
penelitian ini yang menjadi subjek
penelitian adalah guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia di kelas IV MI
Bahrul Ulum Candinegoro Wonoayu
Sidoarjo. Dalam penelitian ini teknik
pengumpulan data dilakukan dengan
tiga cara yaitu (1) Observasi
Partisipan, teknik ini digunakan
untuk menggali data sumber data
yang berupa peristiwa, tempat atau
lokasi, dan benda serta rekaman
gambar, (2) Wawancara, yaitu
percakapan dengan maksud tertentu.
Penelitian ini, kegiatan wawancara
dilakukan dengan menggunakan
wawancara mendalam (Indepth
Interview) yang diartikan sebagai
teknik pengumpulan data dengan cara
mengadakan tatap muka langsung
dengan informan, dengan maksud
mendapatkan gambaran yang lengkap
tentang topik yang diteliti, dan (3)
Dokumentasi, yaitu catatan peristiwa
yang sudah berlalu yang dapat berupa
tulisan, catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, agenda, gambar, atau
karya-karya monumental dari
seseorang (Sugiono,2008:240).
Teknik ini digunakan untuk
pengumpulan data berupa nilai hasil
belajar Bahasa Indonesia siswa di
kelas IV MI Bahrul Ulum
Candinegoro Wonoayu Sidoarjo.
HASIL
Kurikulum yang diterapkan di
MI Bahrul Ulum Candinegoro
Wonoayu Sidoarjo adalah kurikulum
2013 dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang
menggunakan perpaduan antara
kurikulum SD satu dengan SD yang
lainnya. Proses pembelajaran di MI
Bahrul Ulum Candinegoro Wonoayu
Sidoarjo (pendidikan akademik,
keagamaan dan keterampilan), yang
berarti dalam program pendidikan di
ajarkan secara terjadwal sesuai
dengan alokasi waktu.
Peserta Didik MI Bahrul Ulum
Candinegoro Sidoarjo merupakan
komponen terpenting dalam lembaga
pendidikan. Tampa peserta didik,
pimpinan, guru dan karyawan tidak
pernah ada, oleh karena itu peserta
didik harus mendapatkan perhatian
lebih. Untuk mendapatkan peserta
didik yang berkualitas perlu
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2020
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
85
penyaringan yang ketat. Peserta didik
yang sudah ada juga harus benar-
benar mengikuti proses pendidikan
dengan tekun dan tertib, bila inputnya
bagus,diproses dengan benar, maka
output yang didapatkan MI akan baik
dan berkualitas.
Implementasi strategi active
learning terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas IV di MI Bahrul
Ulum Candinegoro Sidoarjo sangat
berjalan dengan baik. Menurut
Suryanto, S.Pd selaku wali kelas IV
MI Bahrul Ulum Candinegoro
Sidoarjo Strategi Active Learning
adalah pembelajaran yang berpusat
pada siswa dan guru hanya sebagai
fasilitator. Maksudnya dalam proses
belajar mengajar siswa yang lebih
aktif untuk berfikir, mencari tahu
serta memahami suatu materi yang
dipelajari secara mandiri. Guru hanya
mengarahkan saja, setelah itu siswa
yang akan berusaha memahami
materi secara mandiri. Adapun
prinsip-prinsip dari strategi Active
Learning yaitu prinsip motivasi,
prinsip latar, prinsip keterarahan
langsung, prinsip pengulangan,
prinsip balikan dan penguatan, dan
yang terakhir prinsip memecahkan
masalah.
Komponen-komponen strategi
active learning menurut peneliti sama
dengan pembelajaran yang lain yaitu
ada kegiatan pendahuluan, menurut B
Hamzah (2007:04) disini guru harus
bisa membuat siswa tertarik dengan
kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan. Selanjutnya ada
pengalaman, menurut Sukandi
(2003:10) maksudnya dalam kegiatan
pembelajaran guru mengaktifkan
semua indera siswa, hal ini dilakukan
agar pembelajaran menjadi lebih
bermakna bagi siswa. adanya ineraksi
antara siswa dengan siswa atau siswa
dengan guru dalam membahas suatu
materi dalam pembelajaran. Adanya
komunikasi atau pengungkapan
pikiran antara siswa dengan siswa
lainnya atau siswa dengan guru
tentang materi yang dipelajari. Yang
terakhir refleksi yaitu adanya umpan
balik yang diberikan siswa terhadap
materi pembelajaran yang telah
dipelajari.
Ciri-ciri dari pembelajaran
strategi Active Learning antara lain,
berpusat pada siswa, maksudnya
siswa lebih banyak berpartisipasi
dalam pembelajaran kemudian dalam
pembelajaran guru hanya
membimbing dan mengarahkan
proses pembelajaran dan yang
terakhir penilaiannya bertujuan untuk
mengukur seberapa besar kemajuan
perkembangan siswa dan hasil
belajarnya.
Adapun kutipan teori
karakteristik active learning menurut
Prof. Dr. T. Reka Joni (Dimyati,
1999:120) mengatakan antara lain:
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2020
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
86
(1) Pembelajaran yang dilakukan
lebih berpusat pada siswa, sehingga
siswa berperan lebih aktif dalam
pengembangan proses belajar
mandiri, siswa perperan serta pada
perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian proses belajar, pengalaman
siswa lebih diutamakan memutuskan
titik tolak kegiatan. (2) Guru adalag
pembimbing dalam terjadinya
pengalaman belajar, guru bukan
satunya sumbur informasi, guru
merupakan salah satu sumber belajar
yang harus memberikan peluang bagi
siswa agar dapat memperoleh
pengetahuan atau keterampilan
melalui usahanya sendiri, dapat
mengembangkan motivasi dari dalam
dirinya, dan dapat mengembangkan
pengalaman untuk membuat suatu
karya. (3) Tujuan kegiatan tidak
hanya untuk sekedar mengajar
standar akademis, selain mencapai
standar akademis, kegiatan
ditekankan mengembangkan
kemampuan siswa secara utuh dan
seimbang. (4) Pengelolahan kegiatan
pembelajaran lebih menekankan pada
kreatifitas siswa, dan memperhatikan
kemajuan siswa untuk menguasai
konsep-konsep dengan baik. (5)
Penilaian dilaksanakan untuk
mengamati, mengatur kegiatan dan
kemajuan siswa serta mengukur
berbagai keterampilan yang tidak
dikembangkan misalnya keterampilan
berbahasa, keterampilan sosial,
keterampilan lainnya serta mengukur
hasil belajar siswa.
Kelebihan pembelajaran
strategi Active Learning adalah siswa
lebih berpartisipasi dalam
pembelajaran, dapat diartikan
pembelajaran berpusat pada siswa.
Kegiatan terasa menyenangkan, siswa
lebih mandiri dalam menggali
pengetahuannya sendiri.
Menggunakan metode dan media
pembelajaran secara bervariasi. Guru
lebih kreatif dalam memilih dan
menggunakan metode pembelajaran.
selain itu juga bisa meningkatkan
kreativitas siswa. Untuk kelemahan
dari strategi belajar aktif sendiri
yaitu, keterbatsan waktu,
membutuhkan persiapan yang matang
dan panjang, pembelajaran kelas
besar yang hasilnya tidak bisa
maksimal, terbatasnya alat peraga
atau media pembelajaran.
Implementasi strategi Active
Learning dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia mempunyai dampak bagi
sekolah, dengan adanya implementasi
pembelajaran Active Learning
berdampak positif bagi sekolah yaitu
adanya peningkatan kualitas kegiatan
pembelajaran. Diantara dampak
positif tersebut adalah adanya
peningkatan kegiatan pembelajaran,
maksudnya disini pembelajaran lebih
bermakna bagi siswa. kemudian
siswa lebih aktif (aktif dalam
bertanya, menjawab pertanyaan,
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2020
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
87
bercurah pendapat, diskusi, debat,
serta menyelesaikan tugas yang
diberikan atas usahanya sendiri),
kreatif dan inovatif. Maksudnya
siswa akan terbiasa belajar aktif dan
memiliki pengetahuan dan wawasan
yang luas. Siswa juga akan lebih
kritis dalam menanggapi dan
memahami materi yang dipelajari.
Nilai akademik siswa meningkat,
prestasi akademik sekolah juga
meningkat sehingga semua itu
berimbas kepada kualitas nilai
lulusan yang semakin baik.
Implementasi strategi Active
Learning juga memiliki kekurangan
yaitu masalah terbatasnya waktu.
Dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia perlu waktu yang lama
misalnya bermain peran,
mempraktikkan drama yang ada pada
buku siswa dan lain-lain. selain itu
ukuran kelas besar menjadikan
pembelajaran tidak maksimal serta
keterbatasan alat peraga atau media
pembelajaran.
Dengan adanya implementasi
strategi active learning pada
pembelajaran Bahasa Indonesia siswa
merasa sangat senang, siswa merasa
lebih mandiri dan giat dalam belajar,
siswa merasa pembelajaran tidak
membosankan sehingga siswa lebih
aktif dalam berpendapat dan
bertanya.
PEMBAHASAN
Setiap sekolah memilliki ciri
khas masing-masing untuk
mempertahankan popularitas, kualitas
serta prestasinya. Mempertahankan
ketiga hal tersebut sangat sulit.
Namun di MI Bahrul Ulum
Candinegoro berhasil
mempertahankan ketiga hal tersebut.
Cara untuk mempertahankan ketiga
hal tersebut dengan cara
meningkatkan kegiatan pembelajaran
melaui implementasi strategi active
learning dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia. Implementasi strategi aktif
merupakan salah satu inovasi dalam
dunia pendidikan dan strategi ini
sudah diterapkan di MI Bahrul Ulum
Candinegoro Sidoarjo. Implementasi
strategi active learning dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia
sudah berjalan dengan baik. Hal ini
dapat dilihat dari segi proses
pembelajaran, perubahan perilaku
siswa kearah yang positif yaitu lebih
aktif, peningkatan nilai akademik dan
lain sebagainya.
Dari segi peserta didik hampir
dari semua siswa bahwasannya lebih
semangat dan giat belajar saat guru
menerapkan strategi active learning.
Siswa lebih mudah memahami materi
yang disampaikan oleh guru dengan
metode-metode yang digunakan oleh
guru. Metode-metode yang
digunakan yaitu metode
pembelajaran dengan audio visual,
metode curah pendapat, metode
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2020
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
88
diskusi kelompok, metode tulis
berantai, metode debat, metode
bermain peran, dan metode simulasi.
Dengan guru menggunakan metode-
metode tersebut siswa tidak bosan
dalam mengikuti pembelajaran.
Dari segi guru di MI Bahrul
Ulum Candinegoro menerapkan
strategi active learning dalam
kegiatan pembelajaran. Karena
menurut guru strategi ini sangat
cocok diterapkan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia. Untuk
persiapannya sendiri biasanya guru
membuat RPP terlebih dahulu, dalam
pembuatan RPP ini guru harus
memodifikasi suatu pembelajaran
yang menarik dan mengaktifkan
siswanya. Untuk merencanakan suatu
pembelajaran yang menarik dan aktif
guru harus lebih kreatif dalam
memilih strategi, metode serta media
pembelajaran yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran. Ketiga
hal tersebut sangat penting untuk
menciptakan pembelajaran yang
menarik dan aktif. Ketiga hal tersebut
juga harus disesuaikan dengan materi
yang akan dipelajari. Jadi
keberhasilan suatu pembelajaran
yang aktif ada pada perencannan
yang matang yang dibuat oleh guru.
Setelah pembuatan RPP dan
pembuatan media guru tinggal
mengaplikasikan rencana yang telah
dibuat.
Dari segi situasi mengajar
kegiatan pembelajaran guru biasanya
menggunakan beberapa metode yang
bisa mengaktifkan siswa seperti CTL
(Contextual Teaching and Learning),
PAKEM, diskusi kelompok, bermain
peran (role play), praktik
(eksperimen) dan lain-lain. Setiap
harinya beliau menggunakan metode
yang berbeda-beda tetapi tetap sesuai
dengan materi yang dipelajari.
kemudian dari berbagai metode
tersebut dipilih, kemudian beliau
membuat rencana pembelajaran
dengan metode yang telah dipilih dan
disesuaikan dengan tema yang akan
dipelajari. Kemudian untuk
pengenalan strategi active learning
kepada siswa dilakukan dengan
menjelaskan langkah-langkah
kegiatan pembelajaran sebelum
pembelajaran dimulai.
Implementasi active learning
dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia di MI Bahrul Ulum
Candinegoro Sidoarjo berdampak
positif bagi sekolah. Siswa akan
terbiasa belajar aktif dan memiliki
pengetahuan dan wawasan yang luas.
Siswa juga akan lebih kritis dalam
menanggapi dan memahami materi
yang dipelajari. nilai akademik siswa
meningkat, prestasi akademik sekolah
juga meningkat sehingga semua itu
berimbas kepada kualitas nilai
lulusan yang semakin baik.. Menurut
Lepiyanto Agil (2017) Kriteria
pembelajaran aktif adalah siswa
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2020
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
89
melakukan sesuatu dan memikirkan
apa yang mereka lakukan seperti
:Menulis, berdiskusi, berdebat.
memecahkan masalah, mengajukan
pertanyaan, menjawab pertanyaan,
menjelaskan, menganalisis,
mensintesa dan mengevaluasi.
Menurut Hamzah B (2011:76)
Pembelajaran aktif tidak bisa berjalan
secara hampa tanpa intervensi dari
guru dalam menerapkan berbagai
metode pembelajaran. Beberapa
metode pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam strategi ini dapat
dipilih dalamgambaran metodenya
yaitu: (1) Metode pembelajaran
dengan audio visual. (2) Metode
curah pendapat. (3) Metode studi
kasus. (4) Metode demonstrasi. (5)
Metode penemuan. (6) Metode
jigsaw. (7) Metode kegiatan
lapangan. (8) Metode ceramah. (9)
Metode diskusi kelompok. (10)
Metode pembicara tamu (11) Metode
tulis berantai. (12) Metode debat.
(13) Metode bermain peran (14)
Metode simulasi. (15) Metode tugas
proyek. (16) Metode presentasi. (18)
Metode penilaian sejawat. (19)
Metode bola salju. (20) Metode
kunjung karya.
Implementasi active learning
memiliki kendala dalam
penerapannya yaitu masalah
terbatasnya waktu. Menurut Heheoye
(2016) kelemahan-kelemahan alam
penerapan pendekatan active learning
adalah: (1) Keterbatasan waktu yaitu
waktu yang disediakan untuk
pembelajaran sudah ditentukan
sebelumnya, sehingga untuk kegiatan
pembelajaran yang memakan wktu
lama akan terputus menjadi dua atau
lebih pertemuan. (2) Kemungkinan
bertambahnya waktu untuk persiapan
yaitu waktu yang digunakan untuk
persiapan kegiatan akan bertambah,
baik waktu untuk merancang kegiatan
maupun untuk mempersiapkan agar
peserta didik siap untuk melakukan
kegiatan. (3) Ukuran kelas yang besar
yaitu kelas yang memunyai jumlah
peserta didik yang relatif banyak
akan mempersulit terlaksananya
kegiatan pembelajaran dengan active
learning. Kegiatan diskusi tidak akan
dapat memperoleh hasil yang
optimal. (4) Keterbatasan materi,
peralatan dan sumberdaya yaitu
keterbatasan materi, peralatan yang
digunakan untuk melakukan kegiatan
pembelajaran, serta sumberdaya akan
menghambat kelancaran penerapan
active learning dalam pembelajaran.
(5) Resiko penerapan active learning
yaitu hambatan terbesar adalah
keengganan pendidik untuk
mengambil berbagai resiko
diantaranya resiko peserta didik
tiodak akan berpartisipasi,
menggunakan kemampuan berpikir
yang lebih tinggi atau mempelajari
konten yang cukup. Pendidik takut
untuk dikritik dalam mengajar,
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2020
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
90
merasa kehilangan kendali kelas,
serta keterbatasan keterampilan.
KESIMPULAN
Implementasi strategi active
learning pada pembelajaran Bahasa
Indonesia di MI Bahrul Ulum
Candinegoro Sidoarjo sudah berjalan
dengan baik, dimana guru
menggunakan beberapa metode yang
bervariasi sesuai dengan karakteristik
materi dan siswa yang akan diajar.
Dalam implementasi strategi belajar
aktif dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia metode yang diterapkan
adalah metode sosial drama, metode
pembelajaran dengan audio visual,
metode project based learning,
metode snowball, dan metode
bermain peran. Dari penggunaan
metode yang bervariasi tersebut
membuat kegiatan pembelajaran
menarik dan siswa lebih banyak
pertartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran. Implementasi active
learning dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia di MI Bahrul Ulum
Candinegoro Sidoarjo berdampak
positif bagi sekolah. Diantara dampak
positif tersebut adalah adanya
peningkatan kegiatan pembelajaran,
maksudnya disini pembelajaran lebih
bermakna bagi siswa. kemudian
siswa lebih aktif, dalam artian siswa
aktif bertanya, menjawab pertanyaan,
menyampaiakan pendapat,
mengkritisi topik yang dibahas, serta
mampu memecahkan masalah yang
didiskusikan atas usahanya sendiri.
Selain itu siswa menjadi kreatif dan
inovatif. Nilai akademik siswa
meningkat, prestasi akademik sekolah
juga meningkat sehingga semua itu
berimbas kepada kualitas nilai
lulusan yang semakin baik.namun,
selain itu implementasi belajar aktif
juga memiliki kendala dalam
penerapannya yaitu masalah
terbatasnya waktu, masalah kelas
besar yang mempersulit kegiatan
pembelajaran berjalan secara
maksimal, serta terbatasnya alat
peraga atau media pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Agil Lepiyanto, Bevo Wahono dan
Nur Ana Masruroh:
Pembelajaran Aktif
Inifatif,Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAIKEM)
https://duniagil.wordspress.com
/2011/03/07/38/, diakses 4
januari 2017 jam 20.45
WIB.Crow, A dan Crow, L.
2004. Psycologi Pendidikan.
Nur Cahaya. Yogyakarta.
Dimyati dkk. 2005. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
ALPEN: Jurnal Pendidikan Dasar
Volume 4, No. 2, Juli-Desember 2020
pISSN 2580-6890
eISSN 2580-9075
91
Heheoye, Active Learning : Suatu
Pendekatan Dalam
Pembelajaranhttps://heheoye.w
ordpress.com/2011/06/22/active
-learning-suatu-pendekatan
dalam-pembelajaran/, diakses
23 November 2016 jam 20.35
WIB.
Hamzah B. Uno dan Nurdin
Mohamad, 2011. Belajar
dengan pendekatan
pembelajaran Aktif Inofatif
Lingkungan Kreatif Efektif
Menarik. Jakarta : Bumi Aksa.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung:Alfabeta.
Sukandi. 2003. Belajar Aktif dan
Terpadu, Apa, Mengapa dan
Bagaimana. Surabaya: Duta
Graha Pustaka.
Undang_undang RI No.20 tahun
2003. 2006. Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
(Sisdiknas).
Recommended