View
227
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
IMPLEMENTASI STRATEGI PENERAPAN KARTU TANDA
PENDUDUK ELEKTRONIK (e-KTP) DI KABUPATEN BINTAN
TAHUN 2011
(Studi Kasus : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Bintan)
ARTIKEL E-JOURNAL
Disusun Oleh :
A S N E T I
NIM : 100565201371
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2014
1
IMPLEMENTASI STRATEGI PENERAPAN KARTU TANDA
PENDUDUK ELEKTRONIK (e-KTP) DI KABUPATEN BINTAN
( Studi Kasus : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Bintan )
A S N E T I
NIM : 100565201371
PEMBIMBING : AFRIZAL, S.IP,M.Si
Dr. OKSEP ADHAYANTO, MH
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi
strategi penerapan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) di Kabupaten
Bintan, dan upaya apa saja yang dilakukan dalam dalam penerapan Kartu Tanda
Penduduk Elektronik (e-KTP) di Kabupaten Bintan. Penelitian ini melihat
implementasi strategi penerapan KTP Elektronik di Kabupaten Bintan melalui
program, anggaran dan prosedur, dimana menggunakan metode kualitatif dan
jenis pengumpulan datanya menggunakan telaah dokumen, wawancara dan
observasi, sedangkan prosedur pengolahan data dan analisis datanya
menggunakan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian didasarkan pada tindakan riil yang dilakukan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan melalui strategik program
yaitu membentuk struktur organisasi dengan nama pokja Kabupaten dan
Kecamatan, sosialisasi, pelaksana program (SDM), penyediaan sarana dan
prasarana serta mobilisasi penduduk. Kemudian program ini kemudian
diimplementasikan melalui komitmen anggaran 15,13% dari RKA Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan.
Dari kegiatan ini telah terealisasi 97,71% dengan berbagai hambatan
diantaranya karena lambatnya distribusi perangkat dari pusat dan hanya satu yang
berfungsi, adanya kerusakan perangkat dan tidak terjangkaunya sebagian
penduduk karena keterlambatan mobile enrollment yang diharapkan mampu
menjadi alternatif pemenuhan target yang ingin dicapai. Dengan demikian
ketidaksiapan pusat menjadi kendala utama, namun harapannya pemerintah
Kabupaten dalam perekrutan pelaksana program juga harus mempertimbangkan
kualifikasi pendidikan yang sesuai karena KTP Elektronik merupakan sistem
informasi yang membutuhkan keterampilan khusus.
Kata Kunci : Implementasi stategi
2
IMPLEMENTATION STRATEGY IMPLEMENTATION OF ELECTRONIC
RESIDENT CARD ( e - KTP ) IN THE DISTRICT BINTAN
(Case Study : Population and Civil Registration Department Bintan )
A S N E T I
NIM : 100565201371
Directer : AFRIZAL, S.IP,M.Si
Dr. OKSEP ADHAYANTO, MH
University Of Maritim Raja Ali Haji
Faculty of Society and Political Science
ABSTRACT This study aims to determine how the implementation of the strategy
implementation Electronic Identity Card ( e-KTP ) in Bintan, and what is being
done in the application of the Electronic Identity Card ( e-KTP ) in Bintan. The
research looked at the implementation of the strategy implementation in Bintan
Electronic ID cards through the program, budgets and procedures, which use
qualitative methods and types of data collection using document review,
interviews and observations, while the data processing procedures and data
analysis using descriptive qualitative.
The results of the study are based on real actions undertaken by the Office
of Population and Civil Registration Bintan through strategic programs that form
the structure of the organization with the name of the working group district and
sub-district, socialization, program implementers ( Human Development
Resources ), the provision of infrastructure and urban sprawl. Then this program
is then implemented through the budget commitment 15.13 % of the Budget
Planning Office of Population and Civil Registration Bintan through the budget
submission strategy changes significantly for the last three months.
Of this activity has been realized 97,71 % with various obstacles such as
the slow pace of the distribution center and the only one that works, the damage
to the device and the inaccessibility of some people because of the delay of mobile
enrollment is expected to be an alternative compliance targets to be achieved.
Thus unpreparedness center is the main constraint, but the government hopes the
district in implementing recruitment programs should also consider the
appropriate educational qualifications as Electronic Identity Card is an
information system that requires special skills.
Keyword : Implementation strategy
3
A. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana yang tertuang di dalam Rencana Strategi (RENSTRA)
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan Tahun 2011-
2015 yang salah satu Program dalam Renstra tersebut adalah Penataan
Administrasi Kependudukan dimana di dalamnya terangkum salah satu
kegiatannya adalah Penerapan e-KTP.
Terdapat banyak hal menarik yang terjadi dalam penerapan e-KTP ini
di Kabupaten Bintan, diantaranya adalah terungkap saat adanya hearing
antara pemerintah Kabupaten Bintan dengan DPRD bahwa ketersediaan
listrik di beberapa kecamatan khususnya di wilayah pesisir tidak terjamin,
sehingga mengganggu proses penerapan program pusat tersebut.
Disamping itu, menurut Hasfi Handra, S.ST (Sekretaris Kecamatan
Bintan Timur), kendala yang saat ini kecamatan hadapi adalah bahwa alat
yang didistribusikan oleh pemerintah pusat sudah 2 (dua) berfungsi, akan
tetapi perekaman yang dilakukan masih bersifat offline, dan kendala lainnya
dikarenakan populasi wajib KTP yang ada di Kecamatan Bintan Timur
sekitar 28.949 jiwa, sementara ketersediaan alat rekam e-KTP hanya 2 (dua)
alat, kami terpaksa meminjam 2 (dua) alat lagi dari 2 Kecamatan yang lain
yakni Kecamatan Mantang dan Bintan Pesisir untuk melakukan upaya
pencapaian target yang telah ditetapkan dari pusat sampai 31 Desember 2011.
Bahkan dibeberapa Kecamatan telah diberlakukan pelayanan seminggu
penuh, namun diperkirakan pencapaian target 100% untuk akhir Desember
4
2011 masih terkendala. Hal ini dibuktikan dengan data sebagaimana dalam
tabel I.1 berikut ini :
Tabel I.1
Jumlah Penduduk, Jumlah Wajib KTP dan Realisasi serta Prosentase
KTP Elektronik Kabupaten Bintan
No. Nama Kecamatan Jumlah
Penduduk
Jumlah
Penduduk
Wajib KTP
Realisasi
Perekaman
e-KTP
%
1 Gunung Kijang 11.712 7.717 6.685 86,63
2 Bintan Timur 42.650 28.949 23.468 81,07
3 Bintan Utara 23.324 15.618 12.392 79,34
4 Teluk Bintan 10.191 7.019 6.333 90,23
5 Tambelan 5.309 3.444 2.771 80,46
6 Teluk Sebong 16.089 10.700 8.824 82,47
7 Toapaya 10.932 7.632 6.163 80,75
8 Mantang 4.039 2.624 2.497 95,16
9 Bintan Pesisir 8.342 5.373 4.546 84,61
10 Seri Kuala Lobam 17.657 12.033 8.588 71,37
Total 150.254 101.109 82.260 97,71
Sumber : Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Bintan (15 Desember 2011)
Sebagai bahan perbandingan yang penulis lakukan, ditemukan bahwa
Pemerintah Kota Tanjungpinang dalam hal ini Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Tanjungpinang dalam penerapan e-KTP pada tahun
2011 sebagaimana yang dikemukakan oleh salah satu staf Kecamatan
Tanjungpinang Kota bahwa hasil perekaman pada tahun 2011 hanya
mencapai + 50 s/d 60% saja dibandingkan dengan Kabupaten Bintan yang
mencapai angka persentase perekaman 97,71%.
Dan ketika Kabupaten Bintan mampu mencapai angka sebagaimana
tabel tersebut di atas, menurut peneliti sebuah apresiasi patut diberikan
kepada stakeholder yang bekerjasama dengan baik, karena peneliti
5
menganggap capaian tersebut cukup baik dengan jangka waktu kurang lebih
tiga bulan.
Berangkat dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas, penulis
akhirnya tertarik untuk mengambil judul “IMPLEMENTASI STRATEGI
PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK ELEKTRONIK (e–KTP)
DI KABUPATEN BINTAN TAHUN 2011 (Studi Kasus : Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan)”.
B. Perumusan Permasalahan
”Bagaimana Implementasi Strategi Penerapan Kartu Tanda
Penduduk Elektronik (e-KTP) Di Kabupaten Bintan Tahun 2011?”
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi strategi
penerapan KTP elektronik (e-KTP) di Kabupaten Bintan tahun 2011.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
mengenai implementasi strategi dalam pemerintahan melalui sistem
teknologi informasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah termasuk
dalam mencapai tujuan yang diinginkan (efektif).
b. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang saran
terhadap pemerintah Kabupaten Bintan dalam rangka implementasi
6
strategi penerapan KTP elektronik untuk melayani masyarakat dibidang
kependudukan.
D. Konsep Teori
1. Implementasi Strategi
a. Elemen Manajemen Strategi
b. Implementasi Strategi
1) Program
2) Anggaran
3) Prosedur
2. Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP)
E. Konsep Operasional
1. Program
Program sesungguhnya berisi antara lain :
a. Struktur organisasi (susunan personalia),
b. Pelaksana Program/staf,
c. Sumber daya (sarana prasarana).
2. Anggaran
Berkaitan dengan penerapan e-KTP, bahwa tahap implementasi
antara lain :
a. Anggaran yang tersedia
b. Pengaturan anggaran
3. Prosedur
Prosedur dijadikan sebagai alat untuk memastikan :
7
a. Konsistensi sistem
b. Mekanisme kerja suatu organisasi
c. Tata kerjanya
F. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan yang bersifat Deskriptif.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi menurut Iskandar (2013:69) merupakan seluruh
subyek penelitian.
b. Sampel
Adapun yang menjadi sampel sebagaimana Tabel I.2 berikut :
Tabel I.2
Jumlah Populasi dan Sampel
No Karakteristik
Responden
Populasi
(orang)
Sampel
(orang)
1
2
3
4
5
Kabid. Kependudukan
Kasi Data
Camat
Kasi Pelayanan
Staf Kecamatan
1
1
10
10
20
1
1
3
3
6
Jumlah 42 14
8
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini, penulis akan melakukannya dengan
terlebih dahulu mengambil data dari :
a. Opini-opini publik
b. Mencari data dari laporan-laporan atau pembahasan layanan melalui
media elektronik (website) ataupun melalui media massa
c. Melakukan wawancara.
Dalam penelitian Kualitatif, terdapat beberapa teknik pengumpulan
data yang digunakan, yaitu :
a. Observasi
b. Telaah Dokumen
c. Wawancara
5. Alat Pengumpulan Data
a. Alat Pengumpulan Data, diantaranya adalah :
1. Data sekunder dari kantor yang bersangkutan
2. Gambar lokasi penelitian (meliputi susunan organisasi)
3. Catatan-catatan lapangan.
4. Dokumentasi.
b. Mengklasifikasikan berbagai gejala dan fator-faktor serta kondisi
yang ada.
c. Mengolah data berdasarkan keterkaitan antara komponen yang ada.
9
d. Mendeskripsikan secara keseluruhan dari hasil wawancara, telaahan
dokumen dan berbagai opini masyarakat serta pedoman dari
berbagai literatur dan buku yang ada.
e. Selanjutnya memaknai hasil deskripsi data sehingga jawaban
terhadap pertanyaan penelitian bisa terungkap.
B. TINJUAN PUSTAKA
1. Implementasi Strategi
a. Elemen Manajemen Strategi
b. Implementasi Strategi
1) Program
2) Anggaran
3) Prosedur
2. Manajemen Strategik
3. Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP)
4. E-Government
5. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)
C. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Bintan
1. Letak geografis.
Kabupaten Bintan terletak antara 20 00 Lintang Utara, 10 20
Lintang Selatan dan 1040 - 1080 00 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten
Bintan keseluruhan berjumlah 59.852.15 Km2, sebahagian besar
wilayahnya merupakan perairan yaitu dengan luas 57. 906.32 Km2 (96%)
10
sedangkan daratan hanya berjumlah 1.946.3 Km2 secara porsentase hanya
berjumlah (4%).
2. Keadaan Pegawai
a. Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel III.1
Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan
No. Tingkat
Pendidikan
Frekwensi
(Orang)
1. SD 0
2. SLTP 1
3. SLTA 17
4. DIPLOMA III 5
5. SARJANA (S1) 9
6. SARJANA (S2) 0
Jumlah 32
Sumber Data : Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Bintan, 2011
b. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
Tabel III. 2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Pada Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan
No. Golongan Jenis Kelamin Jumlah
(Orang) Laki-Laki Perempuan
1.
2.
3.
4.
I
II
III
IV
1
5
9
4
0
4
9
0
1
9
18
4
Jumlah 19 13 32
Sumber Data : Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Bintan, 2011
c. Jumlah Pegawai Berdasarkan Masa Kerja
Tabel III.3
Jumlah Pegawai Berdasarkan Masa Kerja Pada Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan
11
No. Masa Kerja Frekwensi
(Orang)
1. 0 Tahun s/d 4 Tahun 6
2. 5 Tahun s/d 9 Tahun 4
3. 10 Tahun s/d 14 Tahun 4
4. > 15 Tahun 18
Jumlah 32
Sumber data: Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Bintan, 2011
B. Gambaran Umum Bidang Kependudukan Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan
1. Bidang Kependudukan
Bidang Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Bintan terdiri dari :
Seksi Data Kependudukan
Seksi Mobilitas
Seksi Kualitas
12
2. Struktur Organisasi
D. IMPLEMENTASI STRATEGI PENERAPAN KARTU TANDA
PENDUDUK ELEKTRONIK (e-KTP) DI KABUPATEN BINTAN
TAHUN 2011
(Studi Kasus : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Bintan)
A. Analisa Implementasi Strategi Penerapan Kartu Tanda Penduduk
Elektronik (e-KTP) di Kabupaten Bintan Tahun 2011
Kepala
Fungsional Sekretaris
Sub Bag
Penyus Prog
Sub Bag
Umum
Bidang
Kependudukan
Bidang
Pencatatan Sipil
Bidang Pengawasan &
Pengendalian
Seksi Data
Kependudukan
Seksi
Mobilitas
Seksi
Kualitas
Seksi
Pendaftaran
Seksi
Pencatatan Sipil
Seksi
Penyuluhan
Seksi
Pengendalian
Seksi
Pengawasan
13
1. Implementasi Strategi Dari Segi Program
a. Pembentukan Struktur Organisasi dalam bentuk Kelompok Kerja
Ketika dikonfirmasikan kepada Kepala Bidang
Kependudukan Bambang Sugianto, AMP dikemukakan bahwa :
“Walaupun dalam petunjuk dari pusat susunan pokja terdiri dari
banyak pihak terkait, termasuk sekda, tata pemerintahan setda
Kabupaten, dinas perhubungan, Satpol PP dan unsur lainnya,
namun untuk efesiensi, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Bintan merampingkan tanpa mengurangi efektifitas
yang dimungkinkan dapat menghambat pelaksanaan penerapan
e-KTP ini, sehingga kelompok kerja tersebut dianggap mampu
mengakomodir keadaan (wawancara tanggal 14 Maret 2014)”.
b. Sosialisasi
Menurut Bapak Bambang Sugianto, AMP (Kabid
Kependudukan), bahwa :
“Sosialisasi penerapan e-KTP dalam bentuk tatap muka yaitu
dimulai dari sosialisasi Kabupaten sampai ke tiap kecamatan
diseluruh Kabupaten Bintan, dengan mengundang tokoh agama,
tokoh masyarakat, berbagai organisasi aktif didaerah, lembaga
sosial dan penduduk lainnya untuk datang ditempat yang telah
disediakan kemudian menjelaskan adanya program penerapan
KTP Elektronik di Kabupaten Bintan. Sehingga sosialisasi ini
berlangsung di sepuluh tempat, yakni di sepuluh Kecamatan
yang ada di Kabupaten Bintan”. (wawancara tanggal 08 April
2014)
Disamping sosialisasi secara tatap muka, dari pantauan peneliti
dan hasil wawancara dengan Kasi Data Penduduk Budiana, S.Sos
dikatakan bahwa :
“Sosialisasi penerapan e-KTP disebarkan pula melalui berbagai
media diantaranya, media elektronik melalui suara radio RRI
Tanjungpinang, Baliho dan Spanduk diberbagai tempat strategis,
yang ditempelkan diberbagai tempat. Hal ini dilakukan dalam
rangka memaksimalkan penerapan KTP Elektronik sebagai
kebijakan kependudukan, agar masyarakat ikut andil dan
14
antusias dan paham serta mau untuk mendatangi tempat
pelayanan e-KTP karena melihat langsung ajakan tersebut dan
tidak hanya mendengar dari mulut ke mulut”. (wawancara
tanggal 08 April 2014)
c) Pembentukan Pelaksana Program (Sumber Daya Manusia)
Adapun tugas dan fungsi masing-masing petugas tersebut
adalah :
1) Operator
2) Tenaga Pendukung Pelayanan
3) Petugas Supervisi Teknis
Adapun proses perekrutan ketiga unsur petugas di atas menurut
Kabid Kependudukan Bambang Sugianto, AMP :
“Di serahkan kepada para Camat untuk menunjuknya, dimana
dalam hal ini adalah para staf Kecamatan sendiri dengan kriteria
sebagaimana tersebut di atas. Camat kemudian menyurati Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan mengenai
nama-nama yang bersangkutan, selanjutnya dibuat Surat
Keputusan Bupati. Maka secara personalit setiap petugas, Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan
menyerahkan wewenang kepada Camat untuk
merekomendasikan”. (wawancara tanggal 14 Maret 2014).
d) Penyediaan Sarana dan Prasarana
1. Perangkat yang Disediakan Pemerintah Pusat
2. Perangkat yang Disediakan Pemerintah Kabupaten Bintan
Menurut Kabid Kependudukan “Bambang Sugianto, AMP
:
“sebenarnya target kita dapat mencapai hingga akhir tahun
seandainya alat yang ada, keduanya berfungsi dan tidak
mengalami kerusakan. Disebutkannya, di Kecamatan Bintan
Utara misalnya sudah alat yang tersedia dari pusat hanya 2, di
Kecamatan Bintan Timur target yang paling diharapkan
15
mencapai 100% menjadi lambat juga karena hanya 2 alat
akhirnya meminjam alat dari Kecamatan Mantang dan Bintan
Pesisir (wawancara tanggal 18 Maret 2014)
Sebelum peneliti kembali dari Kabupaten Bintan (10 Mei
2014), mobile enrollment bantuan dari pusat telah terdistribusi di
Kabupaten Bintan, dan ketika peneliti menanyakan hal ini kepada
bapak Bambang Sugianto, AMP, beliau menjelaskan :
“Pengadaan mobile enrollment telah kita rencanakan untuk
setiap kecamatan. Sejak bulan Oktober 2011 telah dipesan
bahkan telah ke gudangnya untuk menjemput, namun menurut
penyelia, aplikasinya belum siap. Karena itu optimisme
mampu mencapai target sepertinya harus tergadai dulu.
Sekalipun demikian, jika dibandingkan dengan beberapa
Kabupaten/Kota di Kepulauan Riau, capaian target Kabupaten
Bintan termasuk bagus (wawancara tanggal 10 April 2014)
e) Mobilisasi Penduduk Wajib KTP Elektronik
Sebagaimana dinyatakan oleh Lurah Kijang Kota Hasan,
S.Sos, bahwa :
“Dalam rangka penerapan KTP Elektronik massal 2011, pihak
Kelurahan hanya kebagian koordinasi mobilisasi penduduk dan
penyampaian surat panggilan wajib KTP Elektronik. Sehingga
staf kelurahan memanfaatkan moment ini untuk mendata
keakuratan data penduduk yang masih tinggal aktif di Kelurahan,
dan yang sudah meninggalkan tempat tanpa pemberitahuan
sebelumnya (wawancara tanggal 15 Maret 2014)
Ketika peneliti mengkonfirmasi hal ini, Kabid Kependudukan
“Bambang Sugianto, AMP menyatakan bahwa :
“Setiap Kecamatan dalam memobilisasi penduduk berbeda-beda
penanganannya. Tergantung Kecamatan itu apakah daerahnya
membutuhkan mobilisasi massal atau tidak dan bagaimana akses
penduduk menuju tempat layanan. Masalahnya banyak
Kecamatan di Kabupaten Bintan seperti Kecamatan Mantang,
Bintan Pesisir, Tambelan dan Teluk Sebong yang penduduknya
berada diperkampungan dan terpencil, maka pihak Kecamatan
16
wajib untuk memberikan akses transportasi darat dan laut untuk
mengangkut penduduk ke tempat pelayanan KTP Elektronik.
Karena itu dalam pemenuhan kebutuhan itu, kami telah
koordinasi dengan Camat dalam pemenuhan anggarannya.
Demikian juga misalnya ada penduduk yang kebetulan ke kota
kecamatan mengurus sesuatu hal dan ingin merekam administrasi
kependudukannya tanpa membawa surat panggilan, telah kami
perintahkan agar dilayani sepanjang yang bersangkutan membawa
KTP lama ataupun KK-nya (wawancara tanggal 20 Maret 2014)
2. Implementasi Strategi dari Segi Anggaran
Pemerintah Kabupaten Bintan menurut Kabid Kependudukan
Bambang Sugianto, AMP; bahwa :
“Pemerintah daerah dalam hal ini Bapak Bupati dan Bapak Wakil
Bupati sangat antusias menanyakan kendala yang dihadapi Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam penerapan KTP
Elektronik, dan beliau tidak sungkan menanyakan ketersediaan
anggaran yang harus disiapkan untuk mengantisipasi kesuksesan
program ini. Namun beliau berpesan bahwa diharapkan seefisien
mungkin karena optimalisasi tidak selalu dilihat dari besarnya
anggaran, namun bagaimana komitmen semua yang menjalankan
program ini untuk bekerjasama dengan baik, apalagi anggaran yang
disediakan hampir secara keseluruhan dianggarkan dalam APBD
Perubahan 2011 (wawancara tanggal 14 Maret 2014)
Adapun anggaran yang disediakan oleh pemerintah melalui Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan, dijabarkan
peneliti berdasarkan program yang telah disebutkan di atas, yaitu
Tabel IV.4
Anggaran Pengaturan dan Pembentukan Struktur Organisasi
Dalam Bentuk Kelompok Kerja
No. Uraian Jumlah Anggaran
(Rp)
1. Honorarium
Tim Pokja Kabupaten :
- Penanggung Jawab
- Ketua
- Sekretaris
- Anggota (15 orang)
Tim Pokja Kecamatan :
27.525.000,-
169.650.000,-
17
- Ketua
- Sekretaris
- Anggota (287 orang)
Total : 197.175.000,-
Seratus Sembilan Puluh Tujuh Juta Seratus Tujuh Puluh Lima Ribu
Rupiah
Sumber : Hasil olahan data sekunder RKAP SKPD Dinas Kependudukan
Dan Pencatatan Sipil Kab. Bintan.2011
Tabel IV.5
Anggaran Sosialisasi
No. Uraian Jumlah Anggaran
(Rp)
1. Sosialisasi Tatap Muka
Tingkat Kabupaten :
Tingkat Kecamatan :
Kecamatan Gunung Kijang
Kecamatan Bintan Timur
Kecamatan Bintan Utara
Kecamatan Teluk Bintan
Kecamatan Tambelan
Kecamatan Teluk Sebong
Kecamatan Toapaya
Kecamatan Mantang
Kecamatan Bintan Pesisir
Kecamatan Seri Kuala Lobam
12.145.000,-
9.000.000,-
12.500.000,-
12.500.000,-
9.000.000,-
13.000.000,-
12.500.000,-
13.000.000,-
11.000.000,-
11.000.000,-
12.500.000,-
2. Sosialisasi Melalui Media Elektronik :
Radio Republik Indonesia Tanjungpinang
20.000.000,-
3. Stiker 1000 lembar 5.000.000,-
4. Leaflet 1000 lembar 5.000.000,-
5. Baliho 5.000.000,-
Total : 163.145.000,-
Seratus Enam Puluh Tiga Juta Seratus Empat Puluh Lima Ribu Rupiah
Sumber : Hasil Olahan dari RKA dan RKAP SKPD Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kab. Bintan. 2011
Tabel IV.6
Anggaran Pelaksanan Program (Sumber Daya Manusia)
No. Uraian Jumlah
Anggaran (Rp)
1. Honorarium
- Operator
- Pelaksana Teknis
- Tenaga Pendukung
Total 256 orang
115.200.000,-
2. Penyimpanan, verifikasi data, foto, dan sidik
jari
. 60.272.000,-
18
Total : 175.472.000,-
Seratus Tujuh Puluh Lima Juta Empat Ratus Tujuh Puluh Dua Ribu
Rupiah
Sumber : Hasil Olahan dari RKAP SKPD Dinas Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil Kab. Bintan. 2011
Tabel IV.7
Anggaran Penyediaan Sarana Dan Prasarana
No. Uraian Jumlah
Anggaran (Rp)
Mobile Enrollment
- Kecamatan Gunung Kijang
- Kecamatan Bintan Timur
- Kecamatan Bintan Utara
- Kecamatan Teluk Bintan
- Kecamatan Tambelan
- Kecamatan Teluk Sebong
- Kecamatan Toapaya
- Kecamatan Mantang
- Kecamatan Bintan Pesisir
- Kecamatan Seri Kuala Lobam
41.350.500,-
41.350.500,-
41.350.500,-
41.350.500,-
41.350.500,-
41.350.500,-
41.350.500,-
41.350.500,-
41.350.500,-
41.350.500,-
41.350.500,-
Total : 330.804.000,-
Tiga Ratus Tiga Puluh Juta Delapan Ratus Empat Ribu Rupiah
Sumber : Hasil Olahan Sekunder dari RKAP SKPD Dinas Kependudukan
Dan Pencatatan Sipil Kab. Bintan.2011
Tabel IV.8
Anggaran Door Prize
No. Uraian Jumlah
Anggaran (Rp)
- Kecamatan Gunung Kijang
- Kecamatan Bintan Timur
- Kecamatan Bintan Utara
- Kecamatan Teluk Bintan
- Kecamatan Tambelan
- Kecamatan Teluk Sebong
- Kecamatan Toapaya
- Kecamatan Mantang
- Kecamatan Bintan Pesisir
- Kecamatan Seri Kuala Lobam
1.500.000,-
2.500.000,-
2.000.000,-
1.300.000,-
1.200.000,-
2.250.000,-
1.200.000,-
800.000,-
900.000,-
1.5000.000,-
Total : 15.150.000,-
Lima Belas Juta Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah
Sumber : Hasil Olahan Sekunder dari RKAP SKPD Dinas Kependudukan
Dan Pencatatan Sipil Kab. Bintan.2011
19
Menurut Kabid Kependudukan “Bambang Sugianto, AMP :
”Kami memang menganggarkan door prize agar partisipasi
masyarakat dalam perekaman ini dapat mencapai target yang telah
ditetapkan oleh pusat. Adapun pelaksanaan pemberian dorr prize ini
sepenuhnya kami serahkan kepada masing-masing kecamatan untuk
membuat semacam nomor undian setelah masyarakat tersebut
melakukan perekaman yang mana nomor undian ini diletakkan di
pintu keluar ruang perekama e-KTP yang diberikan oleh petugas
kepada masyarakat.” (wawancara tanggal 10 April 2014)
Secara umum peneliti berpendapat, bahwa anggaran yang
disediakan oleh pemerintah Kabupaten Bintan dalam rangka penerapan
KTP Elektronik cukup signifikan, karena jika dilihat dari anggaran Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil diluar gaji PNS sebesar
Rp. 5.728.425.000 maka prosentase yang pergunakan untuk penerapan
KTP Elektronik dari Rp. 866.596.000,- adalah 15,13%, sehingga peneliti
berasumsi bahwa pemerintah Kabupaten Bintan berkomitmen
mensukseskan penerapan KTP Elektronik ini. Apalagi anggaran ini,
secara keseluruhan dianggarkan untuk tiga bulan terakhir saja.
3. Implementasi Strategi dari segi Prosedur
Implementasinya secara strategis dipusatkan pelayanan
perekamannya di Kecamatan dengan proses/proseduralnya sebagaimana
langkah-langkah berikut ini :
a. Penyampaian surat panggilan dengan jadwal dan waktu tertentu.
b. Beberapa Desa/Kelurahan mengumpulkan warganya untuk diangkut
ke tempat pelayanan dengan kendaraan yang difasilitasi pemerintah
Kecamatan.
c. Penduduk mendaftar dan menyerahkan surat panggilan kepada
petugas, petugas mencocokkan dengan daftar penduduk dan
selanjutnya memberi tanda lingkaran pada nama yang sesuai surat
panggilan serta memberi nomor antrian.
20
d. Petugas menyerahkan surat panggilan kepada operator untuk
verifikasi biodata penduduk, kemudian memanggil sesuai dengan
nomor antrian hingga 10 orang untuk duduk diruang tunggu yang
telah disediakan. Jika ada masyarakat yang belum datang, dapat
diganti dengan nomor antrian berikutnya.
e. Operator kemudian memulai proses dgn terlebih dahulu
memverifikasi nama dan biodata, menanyakan cacat/tidak. Jika
normal dan sesuai, operator kemudian mengambil foto Penduduk
dengan backround merah jika tahun kelahiran ganjil dan background
biru jika tahun kelahiran genap. Jika cacat maka difoto dgn
memperlihatkan kecacatannya. (angkat tangan yg cacat).
f. Operator kemudian mempersilahkan penduduk untuk tanda tangan,
dan jika yang bersangkutan tidak bisa tanda tangan, operator dapat
memandu penduduk dengan membubuhkan garis datar dari kiri
kekanan pada signature Pad.
g. Selanjutnya perekaman sidik jari dengan urutan : 4 tangan kanan
(telunjuk,tengah, manis dan kelingking) secara bersamaan, 4 tangan
kiri, kemudian jempol kanan dan jempol kiri bersamaan. Jika cacat
tanpa tangan tidak perlu, atau sebahagian saja Kemudian perekaman
iris mata. Operator mengarahkan penduduk agar benar-benar
mengkondisikan kornea mata terlihat secara keseluruhan, operator
merekam iris mata penduduk dengan jarak kurang lebih 5 cm.
h. Operator melakukan verifikasi kembali dengan cara merekam sidik
jari telunjuk kanan dan telunjuk kiri.
i. Operator kemudian meminta pengesahan dengan cara membubuhkan
kembali tanda tangan secara elektronik sebagai bukti persetujuan
kebenaran data yang bersangkutan.
j. Operator kemudian melakukan pengiriman data dan menyimpannya
dalam database Kecamatan, kemudian dikirim ke Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil, data kemudian diterima oleh
Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil selanjutnya akan diprint
out.
Dengan realisasi sebesar 15,13%, dalam waktu 2 bulan lebih,
peneliti berasumsi antusiasme masyarakat dan komitmen pemerintah dan
aparatur sesungguhnya sangat siap baik dari sisi sumber daya
manusianya maupun dari sisi anggaran. Sepakat dengan Kasi Data
Kependudukan menyatakan, kesiapan itu sebenarnya telah ada sejak
bulan Mei 2011, dimana menurut Budiana, S.Sos, bahwa sejak sosialisasi
kita sudah merancang program dan anggarannya, sehingga pada saat
21
penggodokan APBDP kita mampu meyakinkan DPRD agar memberikan
ruang untuk Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil dapat
mensukseskan penerapan KTP Elektronik ini. Sekalipun realisasinya
belum mencapai target, namun kami akan berupaya keras untuk tidak
menyia-nyiakan waktu yang sisa sedikit ini untuk melayani masyarakat.
Sekalipun misalnya untuk tahun 2012 masyarakat harus membayar dalam
rangka penerbitan KTP Elektronik, tapi tidak tertutup kemungkinan akan
kami berikan konpensasi. Saat ini kami lagi merancang Peraturan Daerah
(Perda) untuk KTP Elektronik, dan mudah-mudahan tidak memberatkan
masyarakat.
4. Hambatan dan Kendala yang di hadapi dalam Penerapan KTP
Elektronik (e-KTP) di Kabupaten Bintan Tahun 2011
a. Waktu yang diberikan pusat sangat singkat, kemudian tidak disertai
dengan pendistribusian alat yang maksimal.
b. Mobilisasi penduduk di beberapa Kecamatan sangat sulit, seperti di
Kecamatan Mantang, Bintan Pesisir dan Tambelan, membutuhkan
biaya yang sangat mahal.
c. Kondisi geografis Kabupaten Bintan tidak memungkinkan untuk
membuat kebijakan yang sifatnya menyatukan satu pelayanan.
d. Kehidupan masyarakat kita di Kecamatan terpencil sarat dengan
ketidaktahuan dan ketidaksadaran akan pentingnya administrasi
kependudukan.
22
E. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan pada Bab terdahulu, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Implementasi Strategi dari segi Program yang dilakukan oleh pemerintah
Kabupaten Bintan dalam penerapan KTP Elektronik (e-KTP) adalah :
pembentukan struktur organisasi dalam bentuk kelompok kerja yang
terdiri atas pokja Kabupaten dan Pokja Kecamatan, Sosialisasi, Pelaksana
Program (Sumber Daya Manusia), penyediaan sarana dan prasarana serta
mobilitas penduduk. Kelima program ini merupakan tanggungjawab
teknis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan yang
dibebankan khusus kepada Bidang Kependudukan. Secara umum
program ini terlaksana dengan baik, mendapat apresiasi dari masyarakat,
komitmen dari aparatur yang tinggi walau dengan perangkat yang minim.
Kesederhanaan juga terlihat dalam penyusunan pokja, perekrutan sumber
daya manusia, dimana Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Bintan meminimalisir banyak pihak tanpa mengurangi
pencapaian tujuan. Sehingga tepatlah kiranya jika dikatakan bahwa
program merepresentasikan penggunaan sumber daya terbaik yang paling
mungkin digunakan, memperhatikan prioritas dan dampaknya jelas,
seimbang, sederhana dan dipastikan dapat dilakukan dengan tindakan
yang riil.
23
2. Implementasi strategi dari segi anggaran, pemerintah Kabupaten Bintan
telah berupaya menyiapkan seluruh anggaran yang dibebankan kepada
daerah sesuai dengan juklak dan juknis dari pusat melalui RKA
Perubahan dengan jumlah yang signifikan, yaitu sebesar
Rp. 866.596.000,- atau sekitar 15,13% dari anggaran satu tahun Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan, yang mana
anggarannya untuk tiga bulan (Oktober, Nopember, Desember).
Dampaknya aparatur bekerja dengan giat, masyarakat antusias dengan
fasilitas yang disediakan. Sehingga disimpulkan bahwa pemerintah
Kabupaten Bintan berkomitmen mensukseskan program ini. Dari
kenyataan ini maka tidak salah jika dinyatakan bahwa anggaran
merupakan bentuk nyata komitmen organisasi dalam
mengimplementasikan program yang telah diformulasikan sebelumnya.
3. Implementasi strategi dari segi prosedur penerapan KTP Elektronik di
Kabupaten Bintan dimulai dari Kelurahan/Desa dalam bentuk mobilisasi
dan penyampaian surat undangan, kemudian ke Kecamatan mendaftarkan
diri untuk perekaman penduduk, melakukan antrian pemanggilan nama,
kemudian verifikasi data, pengambilan foto, tanda tangan, sidik jari, iris
mata, kemudian verifikasi sidik jari telunjuk selanjutnya tanda tangan
untuk pernyataan atas kebenaran data yang bersangkutan. Selanjutnya
menunggu proses pencetakan KTP Elektronik. Untuk regular KTP
Elektronik, pencetakannya akan dilakukan oleh pihak Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bintan. Tahapan dalam
24
prosedur ini secara teknis menurut peneliti telah dilakukan dengan baik
oleh aparatur, dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat sehingga
pola penerapan KTP Elektronik ini berdampak pada mindset penduduk
akan manajemen perubahan yang dilakukan oleh pemerintah. Masyarakat
pada akhirnya mengerti tujuan dilakukannya kebijakan itu, sehingga
standarisasi yang diberlakukan tidak menimbulkan pertanyaan. Dengan
demikian prosedur pada dasarnya merupakan proses kerja yang
sistematis dan teratur, menetapkan hubungan timbal balik antara satuan
kerja sekaligus menggambarkan tujuan penerapan KTP Elektronik itu
dilaksanakan, sehingga paradigma governance atau hubungan antara
pemerintah dan masyarakat dapat berjalan dengan baik. Dan ini
dampaknya terlihat pada pencapaian target yang cukup baik dengan
realisasi 97,71% dalam jangka waktu kurang lebih 3 bulan.
B. Saran
Agar penerapan KTP Elektronik di Kabupaten Bintan dapat berjalan
lebih optimal dan efisien, disarankan :
1. Program yang akan dilaksanakan mempertimbangkan sumberdaya dan
karakteristik daerah, sehingga pada saat perumusan strategi pemakaian
sumberdaya tidak berlebihan ataupun sebaliknya menghilangkan
sumberdaya yang semestinya ada. Hal ini akan berpengaruh pada saat
pengimplementasian strategi, akibatnya orang yang berkompeten ikut
melakukan intervensi tidak punya kapasitas. Karena itu jumlah anggota
dalam setiap program disesuaikan dengan kebutuhan. Kemudian program
25
yang direncanakan hendaknya selalu dikoordinasikan dengan pihak pusat
ataupun SKPD terkait agar sinkronisasi dan kebutuhan semua pihak
dapat terakomodir. Dalam hal ini terjadi ketika penyediaan perangkat dan
sarana prasarana saling memaksakan keinginan.
2. Anggaran KTP Elektronik harus dipastikan dapat terserap maksimal
dengan memperjelas barang yang ada dan anggaran yang telah
disediakan. Ketika anggaran tersedia, barang belum dipastikan ada, tentu
akan mengalami kendala saat pencairannya, begitupun prediksi anggaran
juga harus dipertimbangkan maksimal agar fluktuasi harga (dollar) bisa
ditolerir. Akibatnya penyerapan anggaran tidak tercapai, sehingga
berpengaruh pada optimalisasi program.
3. Prosedur yang dilakukan sekalipun telah baik, namun sebaiknya
ditempat-tempat pelayanan membuat skema prosedur pelayanan KTP
Elektronik, sehingga masyarakat semakin memahami dan mengerti
tatacara yang akan dilaluinya. Kemudian ditempat-tempat pelayanan
sebaiknya ada petugas khusus untuk mengarahkan antrian sehingga
masyarakat yang dilayani tidak saling menunggu sehingga efektifitas dan
efisiensi waktu dalam pelayanan dapat lebih oftimal, dengan demikian
dapat menambah jumlah target pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU - BUKU
Amin Wijaya Tunggal., 2010 Manajemen Strategik, Jakarta. Harvarindo Azhari dan Idham, 2002, Good Governance dan Otonomi Daerah, UGM
Yogjakarta Bungin, Burhan., 2008. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik dan Ilmu Sosial lainnya, Jakarta, Kencana Cahyana Ahmadjayadi, 2004. Sistem Informasi Kepemerintahan Abad 21, Jakarta
Kominfo Crown Dirgantoro,. 2004,. Manajemen Stratejik., Jakarta., Grasindo Falih Suaedi, 2010., E-Government sebagai Sarana Revitalisasi Birokrasi.,
Yogyakarta Graha Ilmu. Fitri Kurniawan dan Muliawan., 2008. Manajemen Strategik dalam Organisasi.
Yogyakarta, MedPress Hasibuan, M. 2005, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta Bumi
Aksara Hunger dan Wheelen, 2003. Manajemen Strategis., Yogyakarta,. Penerbit Andi Iwan Purwanto, 2008. Manajemen Strategi. Bandung, CV. Yrama Widya Karhi Nisjar dan Winardi, 1997., Manajemen Strategik. Bandung. Mandar Maju Nawawi, 2003. Manajemen Startegik Organisasi Non Frofit Bidang
pemerintahan, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. Nugroho, Riant. 2003. Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi.
Jakarta: PT. Alexmedia Competindo. Rangkuti, 2001, Analisis SWOT Tehnik Membedah Kasus Bisnis : Reorientasi
Konsep Perencanaan Strategi untuk Menghadapi Abad 21. Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Riyadi, Bratakusumah, D.S, 2004. Perencanaan Pembangunan Daerah, Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
Salusu, 2004. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit, Jakarta. PT. Grasindo
Setiawan H.P., dan Zulkieflimansyah., 2007. Manajemen Strategi (Buku Seri Manajemen)., Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Silih Agung Wesasa, 2005, Strategi Publik Relations., Jakarta, Gramedia Pustaka Utama
Sukanto R., 2003., Manajemen Strategi. Yogyakarta, BPFE
Tjiptoherijanto, Kelembagaan Kependudukan Era Otonomi Daerah, Jurnal Administrasi Negara, 2005.
Wahab, Solichin A. 1991. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan, Bumi Aksara Jakarta.
Wibawa, Samodra. 1994. Kebijakan Publik, Intermedia Jakarta. Widodo, Improvisasi Manajemen Strategis Sektor Publik, Jurnal Administrasi
Negara-volume iii\vol.iii, no.1, 2000. Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta: Media
Pressindo. ................................, 2011. Pedoman Teknik Penulisan Usulan Penelitian dan
Skripsi serta Ujian Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UMRAH Tanjungpinang.
B. INTERNET PT.Unisystem Utama, Penerapan Teknologi Tepat Guna mendukung Pelayanan
Administrasi Kependudukan (www.unigov.unisystem.co.id) diakses 14 September 2011
Slamet Mulyo, Jurnal “Enkripsi RC4 sebagai Security pada Database Aplikasi SIAK. www.mercubuana.ac.id diakses 14 September 2011
PT. Telematika, SIMDUK, www.telematika.co.id diakses 14 September 2011 CV. Artha Mitra Pratama, Sintap (Sistem Informasi Satu Atap) www.ampmulti.com diakses 14 September 2011 Kemendagri (2011) Kartu Tanda Pendudukan Elektronik (e-KTP)
http://www.ektp.com, diakses tanggal 15 September 2011 Wikipedia http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen Strategi/ diakses,
22 Oktober 2011 C. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 Tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan
Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Governmet
Keputusan Menteri Komunikasi dan Informasi No. 57 Tahun 2003 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, Edisi kelima Tahun 2007 Rnstra Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bintan Tahun 2011 Prosedur Standar Operasional Penerepan Kartu Tanda Penduduk Elektronik
Tahun 2011. Kementerian Dalam Negeri RI-Direktorat Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
Jakarta, 2011
Recommended