View
240
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
1sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
sustaining
PaRtnERsHiPMEDIA INFORMASI KERJA SAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA
Infrastruktur Perkotaan Penanda Laju
Pertumbuhan Ekonomi
Meneropong Perkembangan Infrastruktur Perkotaan
Inovasi Teknologi Infrastruktur
Perkotaan
Edisi Infrastruktur Perkotaan 2017
2 sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
EditoRialindEks
4
14
10
22
21
24
Fokus
Regulasi
Top Event
Mitra
Inspirasi
Kabar KPBU
Daftar isi18 Ragam Inovasi
Selain pusat pemerintahan, kota juga menjadi
pusat bisnis yang memutar roda perekonomian
masyarakatnya. Agar roda perekonomian ini bisa terus
bergulir, maka dibutuhkan ketersediaan, keterpaduan
dan ke majuan dari infrastruktur perkotaan.
Menyadari pentingnya ketersediaan infrastruktur
perkotaan, setiap kota yang ada di republik ini
beramai-ramai melengkapi infrastrukturnya.
Beberapa infrastruktur yang menjadi pusat perhatian,
pengembangan dan pembangunan suatu kota tersebut
antara lain, ketertaan perumahan/pemukiman, ruang
terbuka hijau (RPTRA) serta taman-taman kota.
Sebagai upaya untuk mendorong ketertarikan
badan usaha swasta berinvestasi melalui skema
KPBU, pemerintah mengembangkan mekanis me
pengembalian investasi bagi badan usaha. Salah
satunya adalah pembayaran ketersediaan layanan atau
disebut juga Availability Payment (AP).
16 Snapshot
Kumpulan foto pengerjaan proyek dengan
skema KPBU di Jakarta.
Lebih dari setengah penduduk dunia tinggal di
perkotaan. Jumlah penduduk ini akan terus bertambah
seiring tren urbanisasi. Akibatnya kota-kota di dunia
akan menghadapi tantangan dalam memberikan
pelayanan kepada penduduknya.
Dibutuhkan pemimpin yang menguasai bidang
konstruksi dan bisa bekerja dengan tulus dan sepenuh
hati seperti Yusid Tohid, Direktur Jenderal Bina
Konstruksi Kementerian PUPR.
Pemerintah mentransformasi PT Sarana Multi
Infrastruktur (PT SMI) menjadi Lembaga Pembiayaan
Pembangunan Indonesia. Kini PT SMI mendapat
perluasan sektor yang dapat dibiayai, bukan hanya
infrastruktur publik, tetapi juga infrastruktur sosial.
Pembukaan Indonesia
Infrastructure Week
2017 dan Konferensi
InfraFinance yang
diikuti 315 partisipan ini
menekankan pentingnya
keterlibatan swasta
dalam pembangunan
infrastruktur.
26 Kolom
Mengelola Transaction Advisor agar menyiapkan proyek menjadi menarik bagi dunia usaha dan bankable.
3sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
EditoRialindEks
Bagi negara-negara maju, ke-
lengkapan infrastruktur dan
segala fasilitasnya bukan
sekadar penanda kemajuan suatu
kota. Akan tetapi, lebih dari pada itu;
kelengkapan infrastruktur dan segala
fasilitasnya juga sebagai pendukung
kemajuan kota tersebut.
Tak heran jika kemudian kota-
kota besar dan maju di dunia, terus
melakukan pembenahan terhadap
infra strukturnya. Pembenahan tersebut
dilakukan dalam berbagai hal, misalnya
pengembangan transportasi massal,
jalan raya, jalan layang, sanitasi,
pengolahan air bersih dan masih banyak
lagi macam-macamnya.
Terkait hal itu, kota-kota besar
di Indonesia, pun turut melakukan
pembenahan, perbaikan serta peleng-
kapan infrastrukturnya guna mendorong
majunya roda perekonomian di dae-
rahnya masing-masing.
Yang menjadi tantangan kemudian
adalah pembiayaan dari pembenahan
dan penambahan infrastruktur ini.
Sebab, dana yang dibutuhkan tidaklah
sedikit. Dengan kata lain, setelah
menyadari dan memiliki kemauan
untuk melakukan pembenahan
infrastruktur, baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah, juga masih
mempunyai tantangan tersendiri.
Dengan memegang ide luhung
dari pendiri bangsa serta prinsip dari
founding father, yaitu gotong royong,
pemerintah terus berkomitmen dalam
pemenuhan infrastruktur di setiap kota
di Indonesia.
Tak ayal jika prinsip serta semangat
gotong royong ini kemudian ditemukan
dalam skema pembiayaan Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha
(KPBU). Artinya, pemerintah pusat,
daerah, Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) serta swasta bergotong royong
untuk pembenahan, pembangunan dan
pemenuhan infrastruktur, dalam hal ini
infrastruktur perkotaan.
Sebab, jika infrastruktur perkotaan-
nya baik, niscaya roda ekonomi di
kota tersebut serta mobilitasnya akan
semakin optimal, cepat serta di akhir
mendapatkan hasil yang bermanfaat
bagi seluruh masyarakat.
Hal itu juga menjadi alasan redaksi
dalam mengetengahkan tajuk sema-
ngat pembenahan, pembangunan serta
pemenuhan infrastruktur dalam su atu
kota.
Dalam hal ini, redaksi mencoba
memotret sudah sejauh mana
pembangunan dan kemajuan infra-
struktur di suatu kota, serta apakah
skema KPBU dengan prinsip gotong
royongnya telah menjadi jawaban
atas tantangan-tantangan yang
dihadapi suatu kota dalam pemenuhan
infrastrukturnya. Selamat membaca.
Salam,Redaksi.
Gotong Royong Membangun Infrastruktur
ISTIMEwA
SUSUNAN REDAKSI
PENANGGUNG JAwABDirektur Kerjasama Pemerintah
Swasta Rancang Bangun
PEMIMPIN REDAKSIAde Hendraputra
DEwAN REDAKSIDadang JusronReghi Perdana
Astu Gagono KendartoNovie Andriani
Mohammad Taufiq RinaldiMuch NurachmadAhmad Yudistira
Dhianti Afifah Nabila YudhyHartono Kurniawan
Fildzah AmalinaElly DamayantyNur wulandari
REDAKTUR PELAKSANAYan Kurniawan
JURNALIS/ASISTEN REDAKTUR PELAKSANAMunib Ansori
ANALISIS BERITA Alia Fachrunnisa
EDIToR Lukman Ajis Salendra
REPoRTERRaflis Rusdi
Thomas Febrian H
PENERJEMAH Khairil Zamarel
FoToGRAFERHari Ambari
ILLUSTRAToR/MEDIA DESIGNERAldrian Agusta
TENAGA PENDUKUNG Lilis Mardiana
ISI DI LUAR TANGGUNG JAwAB PERCETAKAN
FoTo CovER: HARI AMBARI
ALAMAT REDAKSIJalan Taman Surapati
Nomor 2 Jakarta 10310Telepon (021) 31934175, Faksimile (021) 31923813
4 sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
Infrastruktur Perkotaan Penanda Laju Pertumbuhan Ekonomi
fokusfokus
Selain pusat pemerintahan, kota juga menjadi pusat bisnis yang memutar roda perekonomian masyarakatnya. Agar roda perekonomian ini bisa terus bergulir, maka dibutuhkan ketersediaan, keterpaduan dan ke majuan dari infrastruktur perkotaan.
Bagi negara-negara maju di dunia,
kota bukanlah sekadar tempat
tinggal sekelompok penduduk.
Akan tetapi, bagi negara-negara maju
tersebut, kota merupakan sebagai
penanda dari pertumbuhan kehidupan
ekonomi. Kondisi ini kemudian dapat
dilihat di beberapa kota besar yang ada
di dunia yang secara terus menerus
melakukan pembangunan, perbaikan
bahkan pencanggihan infrastruktur
perkotaannya.
Hal itu pulalah yang dilakukan oleh
setiap kota yang ada di Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), yaitu
menjadikan kota sebagai “alat” yang
terus menggulirkan roda perekonomian
di suatu negara dan masyarakatnya.
Sehingga, agar roda perekonomian ini
bisa terus bergulir, maka dibutuhkan
ketersediaan, keterpaduan dan kemaju-
an dari infrastruktur perkotaan.
Sudah barang tentu, keterpaduan
yang dimaksud adalah keterpaduan
antara infrastruktur jalan raya, MRT,
LRT dan lain sebagainya. Tidak heran
jika kemudian, setiap kota yang ada di
Indonesia, seperti DKI Jakarta, Medan,
Bandung, Surabaya dan kota-kota
lainnya berlomba-lomba membangun
kota untuk masa depan.
Terkait hal tersebut Direktur Jenderal
Bina Konstruksi Kementerian PUPR,
Yusid Toyib menyampaikan, bahwa
berdasarkan studi yang dilakukan oleh
world Bank, infrastruktur merupakan
salah satu kunci untuk meningkatkan
produktivitas dan pertumbuhan ekono-
mi. Secara konseptual, infrastruktur
dapat memengaruhi keluaran dalam
pertumbuhan ekonomi melalui dua
cara.
Pertama, secara langsung, karena
layanan infrastruktur masuk sebagai
input dalam produksi, yang mening-
katkan produktivitas dan menggerakan
roda ekonomi. Kedua, melalui pe-
ningkatan faktor produksi keseluruhan
yang mengurangi biaya transaksi dan
biaya lain yang mendorong produksi
yang le bih efisien. “Pembangunan
infrastruktur juga dapat berkontribusi
terhadap kinerja ekonomi seperti tingkat
pertumbuhan gross domestic product
(GDP),” terangnya.
Yusid memaparkan, perkiraan se-
cara empiris dari penelitian terkini
mem perlihatkan dengan adanya pe-
ning katan sebesar 1-2% terhadap
infrastruktur fisik, secara tidak te-
tap meningkatkan pertumbuhan
GDP su atu negara sebesar 1-2%
juga. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh
Asian Development Bank yang me-
nyatakan bahwa infrastruktur yang
terutama berhubungan dengan
sektor transportasi memiliki dampak
yang positif dan signifikan dalam
meningkatkan produktivitas dan
mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Contohnya peningkatan jalan ber-
Kegiatan masyarakat di RPTRA Kalijodo
5sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
fokusfokus
aspal sebesar 10% dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi lebih dari 5%,”
paparnya.
Begitu pula dengan penyediaan
infrastruktur yang mendukung tek-
nologi informasi dan komunikasi,
peningkatan sebesar 10% dari
jumlah sambungan telepon dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi
lebih dari 1%. “Di era digital saat ini,
peningkatan 10% fasilitas internet
dapat meningkatkan pertumbuhan
eko nomi sebesar 2%,” jelasnya.
Iklim Investasi
Mengenai cara mendorong ik-
lim investasi dalam penyediaan infra-
struktur perkotaan, Yusid menerangkan
berdasarkan sistem yang dibangun
Infra Scope pada tahun 2014, se-
tidaknya ada enam atribut utama
mendorong penyediaan infrastruktur
khususnya melalui skema KPBU, yaitu
kerangka legal dan regulasi, kerangka
kelembagaan, kematangan operasional,
kondisi iklim investasi, fasilitas finansial
dan kesiapan daerah.
“Untuk hal ini, pemerintah telah me-
lakukan berbagai upaya untuk mem-
bangun kerangka legal dan regulasi
HARI AMBARI
Kegiatan masyarakat di RPTRA Kalijodo
6 sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
yang kokoh melalui paket-paket
kebijakan ekonomi,” jelasnya.
Ia menambahkan, soal mendorong
iklim investasi juga telah dipaparkan
dalam paket kebijakan ekonomi yang
spesifik. Dalam paket kebijakan itu
diterangkan bahwa untuk mendorong
investasi infrastruktur perkotaan antara
lain ada di paket kebijakan ekonomi
13, yakni percepatan penyediaan pe-
rumahan untuk masyarakat ber-
penghasilan rendah dengan harga
terjangkau. Hal itu dilakukan melalui
penyederhanaan regulasi dan tahap-
an untuk melakukan penyediaan pe-
rumahan, dimana semula ada 33
perizinan dan tahapan, menjadi 11
perizinan dan tahapan. Hal ini dapat
dilakukan melalui proses penghilangan
atau penggabungan beberapa tahapan.
Dengan pengurangan regulasi dan
tahapan birokrasi tersebut, diharapkan
biaya untuk perizinan penyediaan pe-
rumahan berkurang sebesar 70%.
Dari sisi kerangka kelembagaan,
telah dibentuk lembaga-lembaga dalam
rangka mendukung investasi infra struk-
tur seperti PT Penjaminan Infrastruktur
Indonesia (PT PII), PT Sarana Multi
Infrastruktur (PT SMI), PT Sarana Multi
Griya (PT SMG), dan lainnya. “Dalam
penyediaan infrastruktur, permasalahan
seperti pembebasan lahan dapat diatasi
melalui pembentukan lembaga seperti
Lembaga Manajemen Aset Negara
(LMAN),” ujarnya.
Sehingga secara kelembagaan,
lanjutnya, sebenarnya sudah sangat
mendukung dalam mendorong iklim
investasi. Kemudian apabila dipandang
dari sisi fasilitas finansial yang dapat
disediakan oleh pemerintah, fasilitas
seperti Project Development Fund
(PDF), Viability Gap Fund (vGF), PINA
(Pembiayaan Infrastruktur Non APBN),
bahkan pola pembiayaan investasi
seperti Availability Payment (AP) telah
dikembangkan oleh pe merintah untuk
menambah kapasitas pembiayaan.
Namun, menurut Yusid, masih ada
beberapa aspek yang masih perlu
untuk ditingkatkan seperti kematangan
operasional (baik dari tahapan pe-
rencanaan, transaksi, hingga operasi-
onal dan pemeliharaan) dalam pe-
lak sanaan investasi infrastruktur
serta tentunya kesiapan daerah
baik pemerintah daerah maupun
kabupaten/kota dalam implementasi
investasi infrastruktur di daerah yang
bersangkutan.
Jika menilik kembali ke aspek ke-
matangan operasional, kapasitas
ASN (Aparatur Sipil Negara) dalam
menyiapkan dan mentransaksikan
inves tasi infrastruktur, khususnya
KPBU, masih perlu ditingkatkan. “Pe-
ngembangan kapasitas ASN, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah
fokusfokus
BINAKoNSTRUKSI.PU.Go.ID
PERUMNAS.Co.ID
Yusid Toyib
Infrastruktur rumah susun
daerah, tentu harus dilakukan dalam
rangka mendorong iklim investasi
infrastruktur,” imbuhnya.
Pentingnya Skema KPBU
Menyadari akan pentingnya
skema KPBU dalam pembangunan
infrastruktur perkotaan Pemerintahan
Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan
Pemprov lainnya terus menggiatkan
pembangunan infrastruktur mengguna-
kan skema pembiayaan kerja sama
pemerintah dan badan usaha. Sebab,
tanpa bekerja sama atau bergotong
royong, infrastruktur kota cerdas dan
kota hijau itu niscaya bisa tercapai.
Komitmen itu kemudian tampak
dalam kegiatan pengarahan “Kick-
Off Meeting Simpul KPBU dalam Pe-
nyediaan Infrastruktur” yang digelar di
Balai Agung, Balai Kota, Kamis (12/10),
yang diikuti jajaran Kementerian, Satu-
an Kerja Perangkat Daerah (SKPD),
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD), dan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD). Dalam kegiatan ini
Pemprov DKI Jakarta memandang
bahwa pembangunan infrastruktur
diperlukan untuk meningkatkan per-
tumbuhan dan pemerataan ekonomi,
membuka banyak lapangan kerja, serta
meningkatkan daya saing kota Jakarta
untuk menyejajarkan diri dengan kota-
kota besar lain di dunia.
Tingginya kebutuhan dana dalam
penyediaan infrastruktur tersebut serta
7sustaining PaRtnERsHiP Edisi transPortasi Massal PErkotaan 2017
fokusfokus
HARI AMBARI
ISTIMEwA
Saefullah
Infrastruktur jalan tol
8 sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
fokusfokus
terbatasnya kapasitas fiskal yang ada
dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) setiap tahunnya
inilah yang kemudian mendorong
Pemprov DKI Jakarta menjajaki kerja-
sama pemerintah dengan badan usaha
(KPBU) dalam rangka menambah
sumber pendanaan pembangunan.
Bentuk keseriusan Pemprov DKI
dalam menerapkan skema KPBU
untuk menjalankan program kerja
pembangunan infrastrukturnya kemu-
dian dapat terlihat dalam kegiatan
pengarahan Kick-Off Meeting Simpul
KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur di
Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (12/10).
Dalam pengarahan tersebut, Se-
kretaris Daerah (Sekda) Pemprov
DKI Jakarta, Saefullah, menerangkan
dirinya sangat mendorong upaya-upaya
percepatan penyediaan infrastruktur
dengan pembiayaan pembangunan
alternatif yang bersumber selain APBD.
Safeullah menambahkan, penting-
nya skema KPBU ini kemudian didukung
dengan adanya Keputusan Gubernur
Nomor 1711 Tahun 2017 tentang Pem-
bentukan Simpul Kerjasama Peme rintah
Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
dengan Badan Usaha dalam Penyedia -
an Infrastruktur (Simpul KPBU).
ISTIMEwA
9sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
fokusfokus
HARI AMBARI
“Simpul KPBU ini nantinya akan
berperan dalam membantu gubernur
melakukan perumusan kebijakan dan/
atau sinkronisasi dan/atau koordinasi
dan/atau pengawasan, dan/atau eva-
luasi terhadap kegiatan/proyek KPBU
yang akan dirintis oleh Pemprov DKI
Jakarta,” tuturnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, per-
cepatan penyediaan infrastruktur ini
tidak lagi bisa ditunda-tunda, karena
penundaan yang dilakukan hanya
menyebabkan semakin tingginya
cost proyek tersebut. “Prinsip KPBU
yang berpegang kepada ke mitraan,
kemanfaatan, bersaing, pe ngendalian
dan pengelolaan risiko, efektif, dan
efisien diharapkan dapat mendorong
kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta
dengan badan usaha yang saling
bersinergi,” tandasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh
Kepala Sub Direktorat Standardisasi
dan Kelembagaan Direktorat Bina
Penataan Bangunan, Ir. Johannes
wahju Kusumosusanto, MUM, bahwa
penataan bangunan yang berkaitan
dengan perencanaan tata ruang kota
dan lingkungannya merupakan hal
penting melibatkan semua pihak. Di
dalam tata ruang kota sudah ada
zonasi yang harus ditaati dan dapat
diterjemahkan lebih rinci termasuk
penataan bangunannya.
Lebih lanjut ia menyebutkan kota
yang dapat menjadi contoh dan acuan
adalah Melbourne di Australia yang
sudah ideal. “Bukan bermaksud untuk
membandingkan, tapi hal itu penting
agar dapat mendekati gambaran
perencanaan sebuah kota. Penataan
kota tak dapat diingkari akan berhadapan
dengan laju ledakan penduduk di
sebuah kota,” ujarnya kepada tim maja-
lah Partnership di Jakarta (3/11).
Pernyataan ini senada dengan apa
yang disampaikan oleh Yusid Toyib,
bahwa segala sesuatunya harus
berdasarkan pada value for money
(vfM) yang dapat diperoleh melalui
kerja sama dengan badan usaha/
swasta.
Prinsip kerja sama yang dimaksud,
yaitu pertama ekonomis, yakni
mengurangi biaya dari sumber daya
yang digunakan, namun tetap menjaga
kualitas yang dikehendaki. Kedua,
efisiensi, yakni meningkatkan output
berdasarkan pada input yang sudah
tersedia, ataupun meminimalisasi
input untuk mendapatkan output yang
diinginkan. Dan terakhir yang ketiga,
efektivitas, yakni tingkat kesuksesan
pencapaian outcome yang diinginkan
dari sebuah aktivitas. “Skema KPBU
dikatakan tepat digunakan apabila
ketiga kriteria di atas dapat tercapai,”
tandasnya.
Proyek pembangunan LRT.
10 sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
toP EvEnttoP EvEnt
Menyadari akan pentingnya
ketersediaan infrastruktur
perkotaan, tak dapat dipungkiri
kemudian setiap kota yang ada di
republik ini beramai-ramai melengkapi
infrastrukturnya. Beberapa infrastruktur
yang menjadi pusat perhatian, pe-
ngembangan dan pembangunan suatu
kota tersebut antara lain, ketertaan
perumahan/pemukiman, ruang terbuka
hijau (RPTRA) serta taman-tama
kotanya.
Selain itu, yang tidak kalah penting -
nya untuk turut diperhatikan ada-
lah mengenai pengelolaan air limbah,
management pintu airnya dan pe-
ngelolaan limbah-limbah industri juga
limbah rumah tangga yang ada di
suatu kota. Yang menjadi pertanyaan
kemudian adalah bagaimana dengan
perkembangan pembangunan infra-
struktur tersebut?
Untuk meneropong perkembangan
pembangunan infrastruktur, Direktur
Jenderal Bina Konstruksi Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR), Yusid Toyib, menyam-
paikan bahwa smart city dan pe-
nerangan jalan umum (PJU) dapat
memberikan nilai tambah (added
value) dalam tersedianya ruang inovasi
Meneropong Perkembangan Infrastruktur PerkotaanMenyadari pentingnya ketersediaan infrastruktur perkotaan, setiap kota yang ada di republik ini beramai-ramai melengkapi infrastrukturnya. Beberapa infrastruktur yang menjadi pusat perhatian, pengembangan dan pembangunan suatu kota tersebut antara lain, ketertataan perumahan/pemukiman, ruang terbuka hijau (RPTRA) serta taman-taman kota.
HARI AMBARI
Monitoring di dalam Jakarta Smart City
11sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
toP EvEnttoP EvEnt
bagi swasta untuk mengembangkan
teknologi. Inovasi yang diharapkan
mampu mencapai prinsip efisiensi dan
efektivitas.
Nilai tambah juga bisa didapatkan
melalui kemampuan dan pengalaman
badan usaha/swasta dalam menge-
lola dan memelihara infrastruktur.
Sehingga investasi infrastruktur yang
berjangka panjang dapat tercapai.
“Lain halnya jika skema KPBU
diterapkan pada pembangunan infra-
struktur perumahan rakyat, yang
memiliki karakteristik berbeda dengan
pembangunan infra struktur smart city
dan PJU,” tuturnya.
Dengan menggunakan KPBU pada
pembangunan infrastruktur perumahan
rakyat, sektor swasta sebagai sumber
pendanaan alternatif dapat memberikan
tambahan kemampuan fiskal dalam
pembangunan infrastruktur.
Sumber pendanaan yang berasal
dari swasta dapat memberikan ruang
fiskal tambahan bagi pemerintah
sehingga dapat alokasi fiskal dalam
pembangunan infrastruktur tidak ter-
fokus pada satu infrastruktur saja.
“Sebagai contoh, dalam membiayai
suatu pembangunan infrastruktur pe-
rumahan rakyat, pemerintah mem-
punyai anggaran sebesar Rp150 miliar
dalam membangun satu gedung rumah
susun,” katanya.
Apabila pemerintah mengerahkan
seluruh kapasitas fiskal yang dimiliki,
lanjutnya, maka rumah susun yang
terbangun hanya satu gedung rumah
susun. Namun, dengan keikutsertaan
swasta dalam pembiayaan infrastruk-
tur, ambil saja sebesar Rp75 miliar
atau sekitar 50 persen pendanaan.
“Maka pemerintah masih mempunyai
ruang fiskal yang dapat digunakan
untuk membiayai satu lagi gedung
rumah susun. Sehingga skema KPBU
dapat dikatakan secara tidak langsung
dapat mempercepat pembangunan
infrastruktur,” tutupnya.
Untuk pengelolaan infrastruktur per-
kotaan, Direktur Keterpaduan Infra-
struktur Permukiman Kementerian
PUPR, Dwityo Akoro Soeranto me-
ngatakan untuk penanganan rumah
tinggal kumuh, sanitasi, dan limbah
domenstik di sebuah kota, pihak Direk-
tur Jenderal Cipta Karya memberikan
fasilitas pembinaan dan pengaturan
di daerah. Sedangkan tugas untuk
pengaturan hal itu tetap merupakan
wewenang pemerintah daerah.
“Tetapi karena kemampuan peme-
rintah daerah dalam menyediakan
infrastruktur terbatas, dalam hal ini
kami dari Direktorat Jenderal Cipta
Karya, apalagi bila hal itu strategis
seperti Instruksi Presiden dalam
rangka standar minimal mulai dari
perencanaan pembangunan, penyiapan
pedoman yang terkait dengan
infrastruktur pemukiman, penyiapan
rancangan peraturan daerah, kita akan
memfasilitasinya,” ujarnya.
Lebih lanjut Dwityo Akoro Soeranto
menjelaskan pentingnya komunikasi
infastruktur di perkotaan termasuk ketika
membuat jalanan hingga pemukiman.
Untuk itu, sudah ada tools – semacam
alat – untuk melakukan keterpaduan
sebagaimana yang sudah termaktub
di dalam Peraturan Pemerintah No 14
tahun 2016 tentang penyelenggaraan
perumahan dan pemukiman, juga soal
hunian dan lingkungan, yang menjadi
amanat bagi Pemda.
“Jadi kalau penyediaan perumahan
di Cipta Karya pada satu kota, kita harus
patuhi Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
dalam hal ini yang telah dibuat oleh
Pemda, kita dapat memfasilitasi dari
pedoman yang ada itu selain membuat
percontohannya,” terangnya.
Smart City
Mengenai smart city atau kota cer-
das, hal senada juga disampaikan
pengamat tata kota dari Universitas
Trisakti, Nirwono Joga. Beliau me-
nyampaikan bahwa untuk meraih pre-
dikat sebagai smart city, sebagai mana
kota lain seperti Hongkong, London,
Berlin ataupun New York, tampaknya
Jakarta harus melakukan banyak
perubahan.
“Smart city adalah sebuah kota yang
memiliki agenda untuk memikirkan
masa depan sebuah kota dalam jangka
panjang,” imbuhnya dalam peluncuran
buku yang digelar di Kementerian PUPR
(19/10).
Lebih lanjut Nirwono menerangkan,
smart city merupakan konsep pe-
rencanaan kota memanfaatkan per-
Yusid ToyibDirektur Jenderal Bina Konstruksi,
Kementerian PUPR
Maka pemerintah masih mempunyai ruang fiskal yang dapat digunakan untuk membiayai satu
lagi gedung rumah susun. Sehingga skema KPBU dapat dikatakan secara tidak langsung dapat mempercepat
pembangunan infra struktur.
PNJ.AC.ID
12 sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
toP EvEnttoP EvEnt
kembangan teknologi yang membuat
hidup lebih mudah, sehat dengan tingkat
efisiensi dan efektifitas yang tinggi.
Sedangkan green city, menurutnya
adalah konsep upaya pengembangan
lingkungan kota menjadi lahan hijau
yang alami sehingga menyelaraskan
kehidupan manusia dengan ling-
kungannya. “Artinya, pembangunan kota
haruslah memiliki prinsip pembangunan
kota yang memenuhi kebutuhan saat
ini tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan untuk generasi di masa
depan,” terangnya.
Yang menarik justru adalah ba-
gaimana syarat penting dalam mem-
bangun kota cerdas berkelanjutan.
Atribut kota cerdas berkelanjutan yang
dimaksud adalah smart green planning
and design, smart green open space,
smart green transportation, smart green
waste, smart green water, smart green
building, smart green energy, smart
green community, smart green eco-
nomy dan smart green government.
Kelebihan Skema KPBU
Skema Public-Private Partnership
(PPP) atau yang dikenal sebagai kerja
sama pemerintah dengan badan usaha
(KPBU) di Indonesia, menurut Yusid
Toyib memiliki kelebihan. Hal tersebut
dapat dilihat dari skema yang dapat
menggerakkan sumber pembiayaan
dan pendanaan tambahan dalam
penyediaan infrastruktur.
“Selain itu, skema KPBU yang
dipersiapkan dengan baik maka akan
meningkatkan daya tarik pendanaan
swasta sehingga menciptakan per-
saingan yang diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pemilihan pro-
yek,” imbuhnya.
Dari aspek ketersediaan layanan,
skema KPBU dapat menyediakan
layanan ketika pemerintah merasa tidak
mampu menyediakan layanan yang
setiap saat terus bertumbuh. Lebih
lanjut, penerapan PPP di beberapa
negara memperlihatkan skema PPP
dapat mengelola konstruksi relatif
lebih baik dibandingkan pengadaan
pemerintah secara tradisional, dengan
hasil proyek yang lebih sering tepat
waktu dan tepat biaya.
Kontrak KPBU pada investasi
jangka panjang dapat memastikan
aset terpelihara dengan kondisi baik
dan dapat digunakan. Selain itu sektor
swasta juga akan terus termotivasi untuk
berinovasi dan terus mengoptimalkan
HARI AMBARI
Anak-anak sedang bermain skateboard di RPTRA Kalijodo
13sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
toP EvEnttoP EvEnt
aset yang dimiliki. Sehingga skema
KPBU merupakan salah satu cara untuk
mengenal dan mengadaptasi teknologi
dan inovasi yang dimiliki sektor swasta
dalam menyediakan layanan publik
melalui efisiensi.
Penggunaan skema KPBU juga
diharapkan dapat meningkatkan
daya saing suatu negara. Dengan
menggunakan skema KPBU, sektor
swasta lokal akan berkembang melalui
kerja sama atau joint venture dengan
perusahaan internasional. “Akhirnya,
pemerintah dapat memperoleh value
for money jangka panjang melalui
transfer risiko yang tepat kepada sektor
swasta sepanjang umur proyek – dari
perencanaan hingga operasi dan
perbaikan,” terangnya.
Namun, terusnya, skema KPBU tidak
selalu memberikan keuntungan melalui
kelebihan yang dimilikinya. Apabila
KPBU tidak dikelola dengan baik,
dan tidak didukung dengan kerangka
regulasi dan kelembagaan yang baik,
justru akan memberikan kerugian
dalam penyediaan infrastruktur. Dari
segi finansial, apabila tidak dikelola dan
dikendalikan dengan baik, skema KPBU
justru akan menyebabkan pemerintah
melewati kapasitas anggaran dan
menyebabkan biaya membengkak.
Lebih lanjut, jika dipandang dari
aspek risiko, pemerintah dihadapkan
pada risiko finansial apabila prinsip
alokasi risiko yang baik tidak tercapai.
Risiko-risiko yang tidak teridentifikasi
pada saat pengalokasian risiko justru
akan menjadi liabilitas bagi pemerintah
sehingga menjadi risiko finansial.
Sehingga dapat dikatakan pe-
nyelenggaraan skema KPBU tidak
mudah, rendahnya sumber daya
dan kemampuan yang dimiliki sektor
pemerintah dalam menstrukturkan
dan mengelola KPBU menjadi kru-
sial. Rendahnya kapasitas sektor
pemerintah justru akan menyebabkan
gagalnya implementasi KPBU dengan
tidak tercapainya prinsip efektivitas dan
efisiensi pembangunan infrastruktur.
“Kerangka regulasi, kelembagaan,
serta lemahnya kapasitas sumber daya
dan kemampuan sektor pemerintah
justru menyebabkan timbulnya sifat
oportunisme dari sektor swasta, re-
negosiasi yang terus berulang terjadi,
dan akhirnya menyebabkan biaya
transaksi dengan implementasi KPBU
justru menjadi tinggi,” pungkasnya.
Soal skema KPBU guna me nyi-
nergikan badan usaha milik pemerintah
serta badan usaha swasta, Direktur
Keterpaduan Infrastruktur Permukiman
Kementerian PUPR, Dwityo Akoro
Soeranto, menyebutkan untuk limbah,
misalnya, ada tahapan bagaimana
pada pengangkutan sampah hingga
pembuangan akhir agar swasta tertarik
tentu harus diciptakan iklim yang layak
untuk bisnis. Tentu harus ada kebijakan
regulasi sehingga layak secara finansial
agar pihak swasta tergiur karena
mendatangkan dana.
Dia menyebut perlunya regulasi
selain penjajakan untuk mitra bisnis
agar skema KPBU dapat segera
terlaksana, sebagaimana yang telah
dilakukan untuk proyek pengadaan air
minum, misalnya.
Untuk pengelolaan air minum
memang sudah dilakukan kerja sama
dengan swasta, seperti di beberapa
kota termasuk di Jawa Timur terutama di
Umbulan, Lampung, Tangerang, Bekasi,
juga di Semarang Barat. “Bagaimana
pun juga orientasi mereka (badan usaha
swasta) adalah profit, jadi harus ada
langkah yang perlu diambil agar badan
usaha atau swasta agar mereka tertarik,
kalau tidak mereka tak akan mau, karena
pedomannya bisnis,” tuntasnya.
Penggunaan skema KPBU juga diharapkan dapat
meningkatkan da ya saing suatu negara untuk mengembangkan sektor swasta lokal melalui kerja
sama atau joint venture dengan perusahaan
internasional.
HARI AMBARI
Petugas Jakarta Smart City sedang melakukan pemantauan
14 sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
REgulasiREgulasi
Dalam upaya penyediaan infra-
struktur, pemerintah men-
dorong penggunaan APBN/
APBD yang lebih efektif, akuntabel
dan berkesinambungan. Dalam me-
laksanakan upaya tersebut, pemerintah
mengembangkan skema Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha
(KPBU) dalam penyediaan infrastruktur.
Melalui skema KPBU tersebut,
pemerintah mendorong keterlibatan
badan usaha swasta untuk berinvestasi
dan bekerja sama dengan pemerintah
untuk menyediakan infrastruktur yang
lebih baik bagi masyarakat.
Sebagai upaya untuk mendorong
ketertarikan badan usaha swasta
berinvestasi melalui skema KPBU,
pemerintah mengembangkan mekanis-
me pengembalian investasi bagi badan
usaha. Salah satu mekanisme baru
untuk pengembalian investasi bagi
badan usaha sebagaimana telah diatur
dalam Peraturan Presiden Nomor
38 Tahun 2015 adalah pembayaran
ketersediaan layanan atau disebut juga
Availability Payment (AP).
Melalui AP, Penanggung Jawab Pro-
yek Kerjasama (PJPK) dimungkinkan
untuk memperoleh layanan infrastruk-
tur tanpa harus menyediakan dana
sebelum proyek beroperasi. Dengan
skema AP diharapkan proyek-proyek
infrastruktur yang kurang layak secara
finansial (misalkan infrastruktur sosial)
dapat dikembangkan dan dilaksanakan
dengan skema KPBU. Skema AP juga
dapat mengurangi ketergantungan
terhadap pendapatan proyek KPBU dari
tarif saja, namun melalui pembayaran
dari pemerintah. Dalam hal pendapatan
proyek bersumber dari pembayaran
pemerintah, maka risiko pendapatan
atas proyek kerja sama akan lebih kecil
Penyediaan Infrastruktur Dengan Availability Payment
Sebagai upaya untuk mendorong ketertarikan badan usaha swasta berinvestasi melalui skema KPBU, pemerintah mengembangkan mekanis me pengembalian investasi bagi badan usaha. Salah satunya adalah pembayaran ketersediaan layanan atau disebut juga Availability Payment (AP).
ISTIMEwA
Pembangunan tower Rumah Sakit Kanker Dharmais ditawarkan dengan skema KPBU
15sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
REgulasiREgulasi
bagi badan usaha.
Penggunaan skema AP dalam me-
ngembalikan investasi badan usaha
bukan merupakan hal yang baru di
dunia internasional. Australia dan
Jepang contohnya, yang telah mulai
mengenal dan memanfaatkan Public-
Private Partnership (PPP) lebih da-
hulu, membangun infrastruktur sosial
seperti rumah sakit, penjara dan seko-
lah didasarkan pada pembayaran
untuk ketersediaan dan kinerja layanan.
Pembayaran untuk ketersediaan dan
kinerja layanan utamanya digunakan
da lam penyediaan infrastruktur
yang pengembalian investasinya ti-
dak bersumber dari pembayaran oleh
pengguna atas tarif layanan yang be-
sarannya ditetapkan oleh pemerintah.
Sebagai aturan pelaksana dari
Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2015,
Menteri Keuangan telah mengeluarkan
PMK No. 260/PMK.08/2016 tentang
Tata Cara Pembayaran Ketersediaan
Layanan pada Proyek Kerjasama Pe-
merintah dengan Badan Usaha Dalam
Penyediaan Infrastruktur (PMK AP).
Peraturan mengenai AP ini merupakan
peraturan kedua dan mencabut
peraturan terdahulu yaitu PMK No. 190/
PMK.08/2015. Peraturan ini berlaku
bagi proyek KPBU yang dilaksanakan
oleh pemerintah pusat melalui Menteri/
Kepala Lembaga selaku PJPK.
Berdasarkan PMK AP, kriteria Proyek
KPBU yang dapat menggunakan me-
kanisme AP adalah sebagai berikut:
a. Proyek infrastruktur ekonomi mau pun
sosial yang memiliki manfaat besar
bagi masyarakat selaku pengguna
layanan;
b. Proyek sebagaimana dimaksud
pada huruf a yang pengembalian
investasinya tidak bersumber dari
pembayaran oleh pengguna atas tarif
layanan yang besarannya ditetapkan
oleh pemerintah;
c. Dalam hal proyek KPBU mendapat-
kan pemasukan dari pembayaran
oleh pengguna atas tarif layanan
sebagaimana dimaksud dalam huruf
b, maka PJPK tidak dapat mem-
perhitungkan jumlah pemasukan
dari pembayaran pengguna layanan
tersebut untuk melaksanakan pem-
bayaran ketersediaan layanan ke-
pada Badan Usaha Pelaksana; dan
d. pengadaan badan usaha-nya di-
lakukan melalui tahapan pemilihan
yang adil, terbuka dan transparan,
serta memperhatikan prinsip
persaingan usaha yang sehat.
Pelaksanaan pembayaran AP sendiri
dilaksanakan setelah infrastruktur yang
disediakan oleh badan usaha telah da-
pat dioperasikan. Sebelum dioperasikan,
infrastruktur sendiri akan diuji untuk
dipastikan bahwa infrastruktur telah
me menuhi spesifikasi keluaran (output
specification) sebagaimana diatur da-
lam perjanjian KPBU. Pembayaran
melalui AP dilaksanakan mengacu
kepada pemenuhan indikator kinerja
layanan (performance indicator) yang
telah ditetapkan dan diatur dalam per-
janjian KPBU.
Skema KPBU dengan pengembalian
investasi badan usaha melalui AP
menjadi terobosan penting dalam upaya
penyediaan infrastruktur di Indonesia.
Melalui skema AP, pemerintah tidak
dibebani dengan belanja modal, karena
pemerintah baru akan mengeluarkan
anggaran setelah layanan infrastruktur
dapat dinikmati. Dengan berfokus pada
layanan yang diberikan, badan usaha
akan menyediakan infrastruktur dengan
kualitas yang terjaga. Namun demikian
dalam penerapan skema AP perlu
memperhatikan kemampuan keuangan
dan kesinambungan fiskal negara.
ISTIMEwA
Pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Sam Ratulangi Manado dilaksanakan dengan skema KPBU.
16 sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
snaPsHotsnaPsHot
Proses pembangunan infrastruktur perkotaan seperti underpass Kartini, Jakarta Selatan. sedang digalakkan pemerintah
Provinsi DKI Jakarta agar selesai tepat waktu.
Para pekerja
sedang melakukan
pembangunan
underpass Kartini, di
Jakarta Selatan.
HARI AMBARI
HARI AMBARI
17sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
snaPsHotsnaPsHot
Para pekerja
sedang melakukan
pembangunan
kerangka fondasi mass
rapid transit (MRT) di
Jakarta.
Jalur mass rapid transit (MRT) yang hampir selesai di Jakarta Selatan. MRT tersebut merupakan
salah satu fasilitas perkotaan yang mampu mendukung mobilitas masyarakat Jakarta.
HARI AMBARI
HARI AMBARI
18 sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
Ragam inovasi
Seiring dengan kebutuhan pe-
ningkatan pelayanan, kota-kota
dengan jargon kota pintar atau
smart city mulai bermunculan. Kota-
kota di seluruh dunia berlomba-lomba
berbenah dalam mengimplementasikan
teknologi untuk keseharian aktivitas
kehidupan kota sehari-hari.
Definisi Kota Pintar
Apakah yang dimaksud dengan
kota pintar? Apa hal yang harus
dimiliki satu kota agar dianggap
sebagai kota yang pintar? Beberapa
pihak kemudian berusaha menjawab
hal ini dengan mengeluarkan definisi
kota pintar.
Perusahaan teknologi IBM, men-
definisikan kota pintar sebagai satu
kota yang memanfaatkan semua
interkoneksi informasi yang ada saat
ini secara optimal untuk memahami,
mengontrol dan, mengoptimalkan ter-
batasnya sumber daya yang ada.
Perusahaan teknologi lainnya,
CISCo menyatakan kota pintar adalah
kota yang mengadopsi solusi terukur
berdasarkan keunggulan teknologi
informasi dan komunikasi untuk me-
ningkatkan efisiensi, mengurangi
biaya dan menaikkan kualitas hidup
penggunanya.
Pencarian pada berbagai sumber
menemukan bahwa sampai saat ini
belum ada definisi kota pintar yang solid,
seperti diilustrasikan definisi-definisi
di atas. Namun ada benang merah
yang menghubungkan definisi-definisi
tersebut yaitu pelayanan, teknologi
informasi dan komunikasi, kinerja baik,
efisiensi sumber daya, aktivitas, solusi,
penduduk dan kota.
Lebih dari setengah penduduk dunia tinggal di perkotaan. Jumlah penduduk ini akan terus bertambah seiring tren urbanisasi yang terus terjadi. Akibat dari pertumbuhan penduduk ini, kota-kota di dunia akan menghadapi tantangan pelayanan yang harus diberikan kepada penduduknya.
Smart City, Trend dan Benchmark di Dunia
19sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
Ragam inovasi
Sebagai salah satu pendukung
pernyataan di atas, sebuah background
paper yang dikeluarkan pemerintah
Inggris mengenai kota pintar
menjelaskan bahwa tidak ada definisi
absolut untuk sebuah kota pintar, tidak
ada titik akhir, tapi sebagai sebuah
proses atau seri dimana kota menjadi
lebih layak ditinggali, resilien dan
mampu merespona tantangan.
Berdasarkan pendapat-pendapat ter-
sebut, satu hal yang dapat disimpulkan
adalah perjalanan menuju kota pintar
adalah satu proses penggunaan sum -
ber daya yang lebih efisien (meng-
gunakan interaktivitas teknologi infor-
masi dan komunikasi) agar kualitas
hidup kota tersebut meningkat.
Adapun kesimpulan dan definisi-
definisi tersebut mungkin akan tetap
bervariasi namun semuanya tetap
mengarah pada peningkatan kualitas
hidup di kota tersebut.
Kota-Kota Pintar di Dunia
Pada 2017, Kota New York men-
dapatkan peringkat nomor 1 pada daf-
tar kota pintar pada laporan “Cities in
Motion Index 2017” yang dikeluarkan
oleh IESE Center for Globalization and
Strategy, dari IESE Business School.
Laporan ini disiapkan sebagai alat
untuk kota, wali kota, perusahaan, dan
pihak terkait yang ingin meningkatkan
kualitas hidup warga kota. Laporan
ini juga menganalisis semua aspek
yang mendukung keberlanjutan dan
kua litas hidup di 180 kota dunia.
Adapun lima daftar kota pintar terbaik
dunia adalah:
1. New York, Amerika Serikat
2. London, Inggris
3. Paris, Prancis
4. Boston, Amerika Serikat
5. San Fransisco, Amerika Serikat
Adapun Jakarta pada list ini ter-
letak pada posisi 156. Posisi-posisi di-
dapatkan berdasarkan penelitian oleh
IESE Center for Globalization and
Strategy berdasarkan perhitungan meli-
puti 10 dimensi penting dan indikator-
indikator seperti sumber daya manusia,
manajemen publik, kohesi sosial,
ekonomi, dan lain-lain.
Berikut merupakan contoh solusi
yang ditawarkan kota pintar di negara
lain yang bisa menjadi rujukan untuk
mengembangkan kota-kota pintar di
Indonesia.
New York, Amerika SerikatStrategi dan inovasi pelaksanaan
kota pintar New York ini berada di bawah
“Mayor’s office of Technology and
Innovation”. Gerakan ini memiliki jargon
strategi Smart City, Equitable City atau
”Kota Pintar, Kota yang Adil.”
New York menggunakan teknologi
digital untuk mengurangi biaya dan
konsumsi, teknologi digital juga mem-
buat pemerintah kota untuk berinteraksi
secara lebih aktif dengan warga kota.
Semenjak 2010, Departemen Trans-
portasi kota New York mengontrol
lampu merah dan lalu lintas secara
langsung yang berpusat di kota
Manhattan. 300 sensor, kamera dan alat
lainnya memberi masukkan pada puat
pengontrol lalu lintas untuk mengatur
pola lampu perempatan pada 270 blok
wilayah. Hal ini menghasilkan 10%
peningkatan wak tu lalu lintas.
LinkNYC adalah sistem yang men-
cakup 7.500 struktur komunikasi publik
berteknologi tinggi di 5 wilayah New
York. Setiap struktur ini menyediakan
jaringan wifi ultra-cepat pada radius
150 kaki dan bisa melayani 256
pengguna sekaligus. Sistem ini juga
menyediakan telepon domestik gratis,
telepon darurat 911 dan colokan pengisi
catudaya telepon seluler gratis. Inovasi-
inovasi lainnya dapat dilihat pada tautan
pemerintah kota New York.
Seoul, Korea SelatanSeoul adalah kota cetak biru, petunjuk
pengembangan kota sekaligus tempat
Eropa Barat Eropa Timur Amerika Latin Asia-Pasifik
1. London, Inggris2. Paris, Prancis3. Berlin, Jerman4. Amsterdam, Belanda5. Zurich, Switzerland
1. Praha, Republik Ceko2. Tallin, Estonia3. Warsawa, Polandia4. Budapest, Hungaria5. Ljubljana - Slovenia
1. Buenos Aires2. Santiago, Cile3. Mexico city, Meksiko4. Medellin, Kolumbia5. Montevideo - Uruguay
1. Seoul, Korea Selatan2. Tokyo, Jepang3. Singapura, Singapura4. Hongkong, Tiongkok5. Taipei, Taiwan
Timur Tengah Afrika Amerika Utara Oceania
1. Abu Dhabi, Uni Emirat Arab2. Dubai, Uni Emirat Arab3. Tel Aviv, Israel 4. Jerusalem, Palestina5. Haifa, Israel
1. Cape Town, Afrika Selatan2. Tunis, Tunisia3. Johannesburg, Afrika Selatan4. Durban, Afrika Selatan5. Kairo, Mesir
1. New York, Amerika Serikat2. Boston, Amerika Serikat3. San Fransisco, Amerika Serikat4. Washington DC, Amerika Serikat5. Toronto, Kanada
1. Melbourne, Australia2. Sidney, Australia3. Auckland, Selandia Baru
dAfTAr 5 kOTA PinTAr TErBAik mEnUrUT dAErAh:
20 sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
eksperimen untuk pengembangan kota
pintar. Hampir semua sendi kehidupan
kota Seoul dipandu teknologi digital,
mulai dari transportasi publik sampai
sistem peringatan dini.
Pada tahun 2012, Kota Seoul
membagikan gawai tangan kedua
kepada keluarga dengan pendapatan
ren dah. Penduduk kota dianjurkan
untuk menyumbangkan gawai lama
mereka saat membeli gawai yang baru
dan mendapatkan potongan pajak untuk
setiap gawai yang didonasikan.
Penduduk dan pengusaha lalu di-
anjurkan mengakses tautan infor masi
kota untuk mencari pekerjaan baru dan
kesempatan bisnis yang baru. Pada
Maret 2013, menggunakan fitur GPS
pada gawai, Pemerintah Metro Seoul
mulai menawarkan info lowongan
pekerjaan di sekitar tempat tinggal pen-
duduk dengan gawai tersebut.
Transportasi publik di Seoul meng-
gunakan teknologi oLEv (Online
Electric Vehicle Technology) pada
bus-bus mereka. Bus-bus elektrik ini
mampu mengisi ulang catudaya mereka
saat berjalan di atas jalur tersebut.
Listrik dialirkan melalui sebuah kabel
bawah tanah, dan menciptakan medan
magnet. Sebuah alat pene rima pada
bus oLEv kemudian menerima dan
mengubah medan magnet itu sebagai
listrik. Total panjang dari jalur pengisi
listrik ini hanyalah 10-15% dari panjang
jalan, sehingga hanya sedikit bagian
jalan yang perlu dibuat ulang untuk
mengakomodasi kabel tersebut.
Tallin, EstoniaTallin, sebuah kota kecil yang me-
rupakan ibu kota Estonia, memilki luas
159.2 km2 dengan populasi sekitar
417 ribu orang. Kota ini pernah masuk
daftar 10 kota digital terbaik di dunia.
Kota dengan suasana campuran abad
pertengahan, suasana Baltik, dan sisa-
sisa kejayaan Uni Soviet ini merupakan
tempat lahirnya Skype.
Penduduk Tallin sangat bergantung
pada internet dan kartu identitas
elektronik yang mereka miliki. Dengan
kartu tersebut, penduduk Tallin bisa
transportasi publik dengan gratis,
bahkan pemilihan umum di negara
Estonia dapat dilakukan melalui situs
internet Estonia adalah negara pertama
di dunia yang menggunakan voting
elektronik untuk memilih parlemennya.
Tentu saja kartu identifikasi ini juga bisa
digunakan untuk keperluan perbankan,
dan lain-lain.
Pengiriman pos juga menggunakan
teknologi berbasis jaringan. Pengiriman
paket dilakukan di sebuah kantor pos
elektronik, di mana penduduk Tallin
mengirimkan pesan singkat untuk
mendapatkan kode yang digunakan
untuk membuka loker pos. Paket
masuk ke dalam loker, kemudian
mulailah perjalanannya menuju lokasi
tujuan.
Parkir mobil juga menggunakan
sistem digital, dimana biaya parkir
muncul pada tagihan telepon seluler
bulanan, setelah pengguna parkir
mengirimkan nomor plat mobil dan kode
area parkir yang ditempati.
insPiRasiinsPiRasi
HARI AMBARI
21sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
insPiRasiinsPiRasi
Pada era kepemimpinan Presiden Joko widodo dan
wakil Presi den Jusuf Kalla, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) adalah salah
satu kementerian yang paling sibuk.
Hal itu disebabkan karena pada saat ini, Indonesia banyak
melakukan pembangunan di segala lini, baik pembangunan
infrastruktur fasilitas umum seperti jembatan, jalan layang, jalan
raya, jalan tol dan pembangunan-pembangunan lainnya. oleh
karena itu, agar pembangunan tersebut dapat berjalan dengan
lancar, sesuai dengan target serta tepat waktu, dibutuhkan
orang-orang atau pemimpin yang mumpuni pada bidangnya.
Sudah barang tentu, selain di butuhkan orang ahli atau
pemimpin yang menguasai bidang konstruksi juga dibutuhkan
pemimpin yang bisa bekerja dengan tulus dan sepenuh hati
seperti seorang Yusid Tohid. Jenis pemimpin semacam ini di-
butuhkan, sebab dalam melakukan kerja-kerja konstruksi,
khususnya pem bangunan di Indonesia, Yusid Tohid merupakan
salah satu sosok yang tepat.
Hal itu dapat dilihat dari sepak terjang Yusid dalam
menjalankan kerja dan kinerjanya yang selalu berupaya dalam
menjalankan sekaligus menik mati segala persoalan dan juga
keberhasil an dari kerja-kerjanya.
Jika dilihat dari awal mula memulai karir, sejak muda Yusid
mengawali karirnya di Kementerian Pekerjaan Umum (dulu)
sekarang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Sebagai Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR,
RI, ia menyadari dalam kurun waktu belakangan ini dunia
konstruksi banyak menghadapi tantangan.
Tantangan itu adalah menyediakan infrastruktur di Tanah
Air, baik gedung, jalan raya, jembatan, jalan tol dan infrastruktur
lainnya dengan pembiayaan yang tepat. Tantangan lainnya,
bagaimana kuantitas dan kualitas konstruksi di Indonesia bisa
memenuhi kebutuhan konstruksi di dalam negeri.
Tidak cukup sampai di situ, selain membangun infra struktur
secara fisik, kota-kota besar di Indonesia juga membutuhkan
ketersediaan infra struk tur yang ramah lingkungan (green
building), yaitu bangunan yang mampu beroperasi dengan
pencahayaan alami, memiliki pertukaran udara yang baik dan
minim dalam penggunaan daya listrik. Kebutuhan semacam
ini harus di lakukan agar memberikan rasa nyaman bagi
penghuninya.
Tidak hanya itu, pemenuhan in frastruktur yang menerapkan
kemajuan iptek tidak kalah pentingnya. Sebab, secara
langsung maupun tidak langsung infrastruktur semacam ini
sangat dibutuhkan oleh sebuah kota dalam mendukung laju
pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Artinya, konstruksi
yang ramah lingkungan dan mengedepankan iptek tentunya
didukung dengan kerja dan kinerja yang tulus serta sepenuh
hati menjadi semacam kunci mencapai keberhasilan.
Untuk persoalan ini, ia berharap dengan pe nerapan skema
KPBU da pat mempercepat pembangunan in frastruktur dan
meningkatkan kualitas serta keberlanjutan dari layanan dan
infrastruktur yang disediakan.
Yusid ToyibDirektur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PuPR, Ri
Bekerja dengan Tulus dan Sepenuh HatiAgar pembangunan dapat berjalan lancar, dibutuhkan orang atau pemimpin yang mumpuni. Pemimpin yang menguasai bidang konstruksi dan bisa bekerja dengan tulus dan sepenuh hati seperti Yusid Tohid.
22 sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
mitRamitRa
Sejalan dengan rencana Pemerintah RI untuk mentransformasi PT SMI menjadi Lembaga Pembiayaan Pembangunan Indonesia (LPPI), PT SMI mendapat perluasan sektor yang dapat dibiayai, yaitu bukan hanya infrastruktur publik, tetapi juga infrastruktur sosial.
PT Sarana Multi Infrastruktur atau
yang dikenal dengan sebutan PT
SMI memiliki peran aktif dalam
melakukan pembiayaan infrastruktur
di Indonesia dan membantu persiapan
proyek infrastruktur, baik yang dilakukan
melalui layanan konsultasi maupun
pe ngembangan proyek bagi proyek-
proyek infrastruktur di Indonesia.
PT SMI memiliki mandat untuk men-
dukung percepatan pengembangan
infrastruktur, dengan fokus Program
Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS)
yang mengikutsertakan berbagai insti-
tusi keuangan, baik swasta maupun
multilateral.
Sejalan dengan rencana Pemerintah
RI untuk mentransformasi PT SMI
menjadi Lembaga Pembiayaan Pem-
bangunan Indonesia (LPPI), PT SMI
PT Sarana Multi Infrastruktur
Proyek SPAM Umbulan
PTSMI.Co.ID
PTSMI.Co.ID
Proyek RSUD Karangasem
23sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
mendapat perluasan sektor yang dapat
dibiayai, yaitu bukan hanya infrastruktur
publik, tetapi juga infrastruktur sosial.
Bicara mengenai bisnis utama, PT
SMI melakukan pembiayaan di bidang
infrastruktur. Sebagai perusahaan
pembiayaan infrastruktur, kegiatan
ope rasional PT SMI tunduk pada
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
100/PMK.010/2009 yang antara lain
mengatur lingkup objek pembiayaan
yang terdiri dari infrastruktur
transportasi, jalan, pengairan, air
minum, air limbah, telekomunikasi,
ketenagalistrikan, minyak dan gas bumi,
serta infrastruktur lain atas persetujuan
Menteri Keuangan.
Selanjutnya, sektor-sektor yang
dapat dibiayai oleh PT SMI, antara
lain jalan tol dan jembatan, tranportasi,
minyak dan gas, telekomunikasi, peng-
olahan limbah, kelistrikan, irigasi, air
minum, infrastruktur sosial, efisiensi
energi serta rolling stock kereta api.
Untuk rencana strategisnya, per-
usa haan ini menjadi acuan bagi
arah perkembangan usaha PT SMI
agar dapat semakin meningkatkan
sumbangsihnya bagi perkembangan
infrastruktur nasional. Semua hal itu
tentunya dilakukan dengan mengacu
pada potensi sektor infrastruktur nasio-
nal jangka panjang, PT SMI telah
menyusun tahap-tahap dan target
perkembangan bisnisnya ke dalam
tiga fase berikut. Tahap satu meliputi
membangun fondasi korporasi yang
kuat. Untuk tahap dua, mengembangkan
bisnis PT SMI melalui multi pelayanan
di sektor infrastruktur. Tahap yang
terakhir menjadi sebuah perusahaan
yang memberikan so lusi total di
bidang pembangunan infrastruktur di
Indonesia.
Rencana strategis perkembangan
bis nis ini menjadi acuan bagi arah
perkembangan usaha PT SMI ke depan,
agar dapat semakin meningkatkan
sum bangsihnya bagi perkembangan
mitRamitRa
infrastruktur nasional dalam jangka
panjang.
Beberapa proyek yang ditangani
PT SMI adalah pembiayaan daerah
untuk pengembangan Rumah Sakit
Umum Karangasem di Kabupaten
Karangasem, penyiapan proyek (pro-
ject development facility) untuk
SPAM Umbulan di Kabupaten Pa-
su ruan, proyek jalan tol Cikopo-
Palimanan, proyek terminal kontainer
Palaran di Samarinda, Kalimantan
Timur, proyek jalan tol Palembang-
Indralaya, proyek Pembangkit Listrik
Tenaga Uap Molotabu di Gorontalo,
proyek Pembangkit Listrik Tenaga
Gas Tanjung Uncang di Batam, dan
proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Tenayan, di Pekanbaru, Riau.
PTSMI.Co.ID
PTSMI.Co.ID
PTSMI.Co.ID
Proyek PLTG Tanjung Ucang
Proyek terminal kontainer Palaran
Proyek jalan tol Cikopo-Palimanan
24 sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
kabaR kPbukabaR kPbu
Kamar Dagang dan Industri
Indonesia (KADIN) bersama
dengan Kementerian PPN/
Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) dan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat mengadakan acara Indonesia
Infrastructure Week (IIw) 2017, di Balai
Sidang Jakarta Convention Center,
Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), 8-
10 November 2017.
Acara tahunan yang telah dilak-
sanakan sebanyak lima kali ini di-
selenggarakan untuk mempertemukan
profesional industri, pemerintah se-
bagai pembuat kebijakan, investor,
pengacara, konsultan dan pemangku
kepentingan lainnya untuk membahas
peluang dan tantangan terbaru dalam
sektor masing-masing. Acara IIw 2017
sendiri terdiri dari berbagai konferensi,
yaitu InfraFinance, InfraPorts, InfraRail,
InfraTraffic dan Special Economic &
Industrial Zones (SEIZ).
Acara IIw 2017 dibuka pada 8
November 2017, dengan sambutan
pertama disampaikan oleh Rosan
Roeslani, Ketua Umum KADIN. Rosan
menyampaikan, tahun ini, exhibitor
dalam IIw 2017 naik secara drastis
dari sekitar 180 partisipan tahun lalu
menjadi 315 pada tahun ini dan sangat
menyambut baik antusiasme dari
pihak yang mengikuti acara ini. Selain
itu, Rosan menekankan pentingnya
keterlibatan swasta dalam pembangun-
an infrastruktur dan berharap bahwa
perusahaan yang tadinya hanya
berkecimpung sebagai kontraktor
dan sub-kontraktor mau terlibat lebih
jauh sebagai investor dalam rangka
mendukung percepatan pembangunan
infrastruktur di Indonesia.
Selanjutnya, keynote speech di-
sampaikan oleh perwakilan Menteri
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Bambang Brodjonegoro, menyuarakan pentingnya pembangunan infrastruktur sebagai salah satu indikator negara maju, dan untuk memperbaiki tingkat pertumbuhan ekonomi dan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia.
Pembukaan Indonesia Infrastructure Week 2017 dan Konferensi Infrafinance
HARI AMBARI
Sugihardjo, Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan.HARI AMBARI
Menteri PPN mengunjungi Booth Kantor Bersama KPBU.
HARI AMBARI
Diskusi panel Seeking Financial Success with Alternative Funding for Infrastructure.
25sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
kabaR kPbukabaR kPbu
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rak-
yat, yang diwakilkan oleh Dr. Dadang
Rukmana, SH, CES, DEA, Sekretaris
Badan Pengembangan Infrastruktur
wilayah yang mengutarakan bahwa
acara ini turut menghargai para pelaku
konstruksi dan sebagai wadah bagi
para pelaku konstruksi untuk turut
berpartisipasi dalam percepatan pem-
bangunan infrastruktur yang sangat
penting bagi peningkatan daya saing,
pertumbuhan perekonomian dan men-
gurangi ketimpangan di Indonesia.
Terakhir, ditutup oleh keynote speech
Bambang Brodjonegoro, Menteri Pe-
rencanaan Pembangunan Nasional
(PPN)/Bappenas yang menyuarakan
pentingnya pembangunan infrastruktur
sebagai salah satu indikator negara
maju, dan untuk memperbaiki tingkat
pertumbuhan ekonomi dan Gross
Domestic Product (GDP) Indonesia.
Acara selanjutnya adalah Konferensi
InfraFinance, sebagai wadah pem-
bahasan creative financing melalui
berbagai macam skema dan dari sudut
pandang berbagai pihak, baik dari
sektor publik maupun swasta.
Acara dilaksanakan dengan konsep
diskusi panel dengan stakeholders di
bidang keuangan sebagai pembicara,
seperti Director General Asian Deve-
lopment Bank, Presiden Direktur PT
Danareksa Capital, Partner PwC Indo-
nesia, Partner Hogan Lovells, Presiden
Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur,
Sekretaris Jenderal Kementerian Per-
hubungan, dan Deputi Bidang Sarana
dan Prasarana Bappenas.
Konferensi ini dibagi menjadi tiga
sesi, dimana sesi pertama mem-
bahas progress, implementasi dan
permasalahan dalam pembiayaan infra-
struktur, lalu sesi kedua membahas
masa depan pembiayaan infrastruktur
dan diakhiri dengan sesi ketiga yang
membahas identifikasi pasar utama
infrastruktur di Indonesia dan diskusi
dengan pemimpin industri. HARI AMBARI
HARI AMBARI
HARI AMBARI
Penyerahan sertifikat kepada Ramesh Subramaniam selaku Keynote Speaker.
Ibu Emma Sri Martini, Presiden Direktur PT SMI.
Bambang Brodjonegoro, Menteri Pe rencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas
26 sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
kolomkolom
infrastruktur bagi masyarakat.
Namun untuk menyediakan infra-
struktur yang besar, diperlukan pula
biaya yang besar. Kebutuhan pen-
danaan untuk pembangunan infra-
struktur periode 2015-2019 sebesar
Rp. 4.796,2 Triliun. Di mana dari ke-
butuhan tersebut, pemerintah hanya
mampu memenuhi Rp. 1.978,6 Triliun
atau sekitar 41,3% dari pendanaan
yang dibutuhkan. BUMN diharapkan
dapat berkontribusi Rp. 1.066, 2 Triliun
atau 22,2% dan partisipasi swasta
diharapkan dapat berkontribusi sebesar
Rp. 1.751,5 Triliun 36,5% (Bappenas,
JICA 2014). Partisipasi swasta dapat
di tempuh melalui berbagai skema,
salah satunya adalah Public Private
Partnership (PPP) atau dalam termi-
nologi regulasi di Indonesia disebut
Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha (KPBU) dalam penyediaan Infra-
struktur untuk kepentingan umum.
Dalam skema kerja sama ini pe-
merintah baik pusat mupun daerah
sebagai pihak yang membutuhkan
infrastruktur, melakukan proses pe-
ren canaan dan penyiapan proyek
infrastruktur yang dibutuhkan. Dalam
penyiapan ini, dilakukan kajian baik dari
aspek hukum, kelembagaan, ekonomi,
finansial, teknis, lingkungan, sosial,
risiko, bentuk kerjasama, pengadaan,
dan kebutuhan atas dukungan pe-
merintah serta jaminan pemerintah.
Dalam bahasa sederhana pemerintah
melakukan “packaging” dan proses
transaksi agar proyek diminati oleh pihak
swasta. Agar “packaging” dan transaksi
berjalan dengan baik, pemerintah
memerlukan Transaction Advisor yang
sangat kompeten. Transaction Advisor
menyiapkan proyek menjadi menarik
bagi dunia usaha dan bankable. world
Bank dan ADB berpendapat Transaction
Advisor sebaiknya digunakan sejak
tahapan identifikasi proyek sampai
dengan kontrak PPP ditandatangani.
Transaction Advisor diperlukan untuk
melengkapi lemahnya kompetensi
aparat pemerintah dalam melakukan
perencanaan, penyiapan, dan transaksi
proyek PPP. Kalaupun aparat pemerin -
tah memiliki pengalaman dan kompe-
tensi memadai dalam penyiapan proyek,
kehadiran dari Transaction Advisor tetap
diperlukan dan bermanfaat karena
beberapa alasan sebagai berikut:
• Transaction Advisor yang memiliki
pengalaman sejenis pada instansi
atau negara lain dapat membagi
pengetahuan dan pengalamannya,
termasuk dari kegagalan, sehingga
dapat melindungi pemerintah dari
biaya penyiapan yang tinggi serta
kesalahan yang tidak diperlukan;
• Transaction Advisor memiliki peng-
alaman manajerial yang memadai
serta kemampuan mengelola tim
yang lebih koordinatif dan baik;
• Transaction Advisor melegitimasi
penyiapan proyek yang lebih
baik dan profesional yang dapat
meningkatkan kepercayaan investor
dan publik; dan
• Transaction Advisor dapat me-
nular kan pengalaman dan penge-
tahuannya kepada aparat pemerin-
tah (knowledge transfer).
Namun demikian, mengelola Tran-
saction Advisor, termasuk memilih di
dalamnya, menjadi isu sendiri yang harus
dilakukan dengan baik oleh pemerintah.
Tidak mampu mengelola dan salah
memilih Transaction Advisor, justru
kontra produktif dengan tujuan yang
diharapkan. Alih-alih mengharapkan
proyek disiapkan dengan baik, menarik
bagi investor dan bankable, justru
penyiapan proyek tersandera dengan
kualitas pekerjaan yang tidak memadai.
oleh karenanya aparat pemerintah
perlu dibekali dengan kemampuan
Mengelola Transaction Advisor
Oleh
Reghi Perdana
Direktorat Kerjasama Pemerintah Swasta dan Rancang BangunKementerian PPN/Bappenas
DoK PRIBADI
Tak dipungkiri lagi bahwa
infrastruktur merupakan hal
pen ting dalam membangun ke-
sejahteraan bangsa. Infrastruktur yang
baik akan mempermudah arus lalu
lintas barang dan jasa, memperkecil
disparitas harga antar wilayah, dan
meningkatkan daya beli. Infrastruktur
yang baik, meningkatkan investasi,
produktivitas dan penyerapan tena-
ga kerja. Infrastruktur yang baik,
mempermudah arus komunikasi dan
informasi menjadi lebih baik. Infrastruk-
tur yang baik mempermudah masyarakat
atas akses kesehatan, pendidikan,
dan pelayanan pemerintahan yang
lebih baik. Banyak literasi mengatakan
semakin banyak infrastruktur dibangun,
semakin besar pertumbuhan ekonomi
dan kesejahteraan dapat tercapai. oleh
karenanya, pemerintah saat ini begitu
giat membangun dan menyediakan
27sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
kolomkolom
mengelola dan memilih Transaction
Advisor. Mengelola Transaction Advisor
meliputi perencanaaan, procurement,
pelaksanaan, dan pengendalian Tran-
saction Advisor. “Good Practice Guide
on Using High Quality Transaction
Advisors” yang disusun oleh oECD,
merupakan salah satu literatur yang
dapat kita pelajari. Pedoman ini
mensarikan beberapa best practice
di negara-negara yang sudah mapan
KPBU-nya baik pada fase perencanaan,
procurement, maupun pelaksanaan
pekerjaan Transaction Advisor.
Pada tahap perencanaan pemerin-
tah harus memastikan mengalokasikan
anggaran untuk penyiapan proyek,
termasuk untuk penyediaan Transaction
Advisor. Dalam konteks Indonesia,
memang terdapat fasilitas penyiapan
proyek yang diberikan pemerintah
baik melalui Kementerian Keuangan
maupun melalui Kementerian Peren-
canaan Pembangunan Nasonal, na-
mun fasilitas tersebut hanya diberikan
secara terbatas untuk proyek ter-
tentu. Kementerian/Lembaga dan Pe-
merintah Daerah pemilik proyek dapat
mengalokasikan anggaran untuk
penyiapan proyek. oleh karenanya, agar
anggaran dapat dialokasikan, proyek
yang akan dilaksanakan harus sesuai
dengan rencana pembangunan yang
telah ditetapkan. Dalam hal pemerintah
memerlukan bantuan pihak lain, terdapat
beberapa bantuan yang diberikan
lembaga multilateral seperti world Bank
melalui Global Infrastructure Facility
atau Asian Development Bank melalui
the Asia Pacific Project Preparation
Facility.
Pada tahapan procurement, me-
nentu kan lingkup pekerjaan dari
Tran saction Advisor merupakan hal
utama yang harus dilakukan. Apakah
Transaction Advisor mengerjakan
seluruh proses dari penyusunan studi
pendahuluan, penyusunan business
case, sampai dengan transaksi atau
hanya pada tahapan tertentu saja.
Lingkup pekerjaan, akan menentukan
struktur dan tenaga ahli seperti apa
yang diperlukan.
Terkait dengan tenaga ahli yang
diperlukan, paling tidak Transaction
Advisor memiliki seorang team leader,
tenaga ahli hukum, tenaga ahli finansial,
dan tenaga ahli teknis sesuai dengan
kebutuhan masing-masing proyek.
Tenaga ahli lainnya, seperti tenaga ahli
pengadaan, tenaga ahli lingkungan,
tenaga ahli sosial dan lain sebagainya
adalah pilihan yang dapat disertakan.
Hal yang perlu dipertimbangkan pula
dalam tahapan ini adalah kombinasi
antara pengalaman internasional
dengan pengetahuan lokal. Banyak
Transaction Advisor dengan reputasi
dan pengalaman internasional, namun
lemah dalam memahami konteks lokal.
Terkait dengan hal tersebut, kom-
binasi antara tenaga ahli internasional
dan tenaga ahli lokal merupakan
pilihan terbaik. Selain itu kombinasi
akan meningkatkan kompetensi tenaga
ahli lokal melalui alih pengetahuan
(knowledge transfer). Pemilihan Tran-
saction Advisor dengan tender lebih
memberikan kesempatan untuk
mem bandingkan kualitas di antara
Transaction Advisor peserta tender dan
mencari yang terbaik di antara. Hanya
saja memilih peserta berdasarkan
pe nawaran terendah sangat tidak
dianjurkan. Evaluasi kualitas (Quality
Based Selection) merupakan pilihan
terbaik, atau setidak tidaknya gabungan
kualitas dan biaya dimana unsur kualitas
memiliki porsi terbesar dalam penilaian
(Quality and Cost Based Selection).
Memantau dan mengendalikan
pe laksanaan pekerjaan Transaction
Advisor, bukanlah perkara mudah.
Bahkan bisa jadi fase inilah fase
tersulit dibandingkan perencanaan dan
procurement. Pemerintah pemilik proyek
harus memastikan bahwa Transaction
Advisor bekerja sesuai dengan ouput
pekerjaan yang telah ditetapkan di dalam
perjanjian dengan kualitas pekerjaan
yang memadai, dimana proyek yang
sedang disiapkan menarik bagi dunia
usaha dan bankable.
Langkah awal sederhana namun
memiliki dampak signifikan adalah
penyediaan ruang kerja (kantor) dan
perlengkapannya yang memadai.
Dengan berada pada lokasi yang
kita tentukan, kepastian bahwa te-
naga ahli bekerja penuh waktu dan
mendedikasikan untuk proyek yang kita
inginkan akan lebih terjaga.
Di samping itu iterasi dalam proses
diskusi dalam membangun proyek
akan terjadi lebih efektif dan cepat
dilakukan. Peran aktif pemilik proyek
pun sangat diharapkan. Pengendalian
melalui berbagai pertemuan berkala
baik formal dan informal merupakan
hal yang sangat disarankan. Sangat
tidak dianjurkan, pemilik proyek pasif
dan hanya menerima laporan akhir
dari Transaction Advisor. Isu penting
selanjutnya adalah kemampuan personil
pemilik proyek menjadi penyeimbang
diskusi serta kemampuan menilai hasil
pekerjaan Transaction Advisor. oleh
karenanya capacity building sangat
diperlukan. Di samping itu bekerja
dalam sebuah tim merupakan hal yang
sangat disarankan.
Praktik di Australia mengenal adanya
Shadow Team. Shadow Team terdiri
dari personil yang strukturnya serupa
dengan struktur Transaction Advisor
yang bertugas mencermati dan menjadi
mitra diskusi masing-masing tenaga ahli
dari Transaction Advisor. Shadow team
tidak harus memiliki level kemampuan
yang sama dengan Transaction Advisor,
tetapi paling tidak memahami PPP
secara baik dan mengetahui dampak
dari apa yang dilakukan oleh Transaction
Advisor. Dalam hal performa belum
tercapai sesuai harapan, pada fase ini
proses konsultasi dan negosiasi dapat
dilakukan antara pemilik proyek dengan
Transaction Advisor. Termasuk jika
diperlukan pergantian tenaga ahli yang
performanya belum sesuai dengan
harapan.
28 sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 201728 sustaining PaRtnERsHiP Edisi infrastruktur PErkotaan 2017
Recommended