View
26
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
pembelajaran inkuiri beserta langkah-langkah pembelajarannya
Citation preview
PEMBELAJARAN INOVATIF II
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
Nama Kelompok :
Shinta Hapari Ardani (13030174002)
Windy Margareta Ayu Rosita (13030174003)
Anggraini Dyah Novitasari (13030174013)
Ratih Tri Ayu Dyah P.R. (13030174031)
Malikatun Ngilman Nafi’a (13030174038)
2013 A
PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pembelajaran
Inkuiri” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima
kasih pada Bapak dan Ibu selaku Dosen mata kuliah Pembelajaran Inovatif II yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai media pembelajaran. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan seta kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Surabaya,23 November 2015
Penyusun
A. Tinjauan Umum Model Pembelajaran Inkuiri
a. Pengertian Pembelajaran Inkuiri
Istilah inkuiri berasal dari Bahasa Inggris, yaitu inquiry yang berarti pertanyaan atau
penyelidikan. Lebih lanjut berikut ini dipaparkan beberapa definisi model pembelajaran
inkuiri berdasarkan pendapat beberapa ahli :
1 Phillips (dalam Arnyana, 2007:39) mengemukakan “inkuiri merupakan pendekatan
pembelajaran yang dapat diterapkan pada semua jenjang pendidikan. Pembelajaran
dengan pendekatan ini sangat terintegrasi meliputi penerapan proses sains yang
menerapkan proses berpikir logis dan berpikir kritis”.
2 Syaiful Sagala (2011:196), Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang
berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa yang berperan sebagai
subjek belajar, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri,
mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.
3 Aziz (Ahmad, 2011), Metode inkuiri adalah metode yang menempatkan dan menuntut
guru untuk membantu siswa menemukan sendiri data, fakta dan informasi tersebut dari
berbagai sumber agar dengan kegiatan itu dapat memberikan pengalaman kepada siswa.
Pengalaman ini akan berguna dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah
dalam kehidupannya.
4 Winataputra (1992) menambahkan pengertian pembelajaran berbasis inkuiri adalah
metode yang dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains
sebagai para saintis mempelajari dunia alamiah.
5 Metode inkuiri adalah suatu cara menyampaikan pelajaran dengan penelaahan sesuatu
yang bersifat mencari secara kritis, analisis, dan argumentative (ilmiah) dengan
menggunakan langkah-langkah tertentu menuju kesimpulan (Usman, 1993:124).
6 Metode inkuiri memberikan perhatian dalam mendorong diri siswa mengembangkan
masalah. Sudyna (1986:21) mengemukakan bahwa inkuiri adalah metode mengajar yang
meletakkan dan mengembangkan cara berfikir ilmiah.
Menurut Sanjaya, pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pembelajaran inkuiri
dibangun dengan asumsi bahwa sejak lahir manusia memiliki dorongan untuk
menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di
sekililingnya tersebut merupakan kodrat sejak ia lahir ke dunia, melalui indra penglihatan,
indra pendengaran, dan indra-indra yang lainnya. Keingintahuan manusia terus menerus
berkembang hingga dewasa dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang
dimilikinya akan menjadi bermakna manakala didasari oleh keingintahuan tersebut.
Lebih lanjut, Sochman (susilawati: 2004: 10) mengemukakan bahwa
“Model pembelajaran inkuiri dapat melatih siswa untuk menginvestigasi dan menjalankan
suatu proses yang tidak biasa, mengajak siswa melakukan hal yang serupa seperti ilmuan
dalam usaha mengorganisir pengetahuan dan membuat prinsip-prinsip.”
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode
pembelajaran inkuiri adalah suatu metode pembelajaran yang menekankan siswa dalam
memperoleh informasi dengan cara proses berpikir logis dan analitis untuk memecahkan
suatu masalah. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri adalah suatu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
b. Tujuan Pembelajaran Inkuiri
Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat
mengembangkan didisiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.
Selain itu inkuiri dapat mengembangkan nilai dan sikap yang sangat dibutuhkan agar
siswa mampu berpikir ilmiah, seperti :
1 Keterampilan melakukan pengamatan, pengumpulan dan pengorganisasian data
termasuk merumuskan dan menguji hipotesis serta menjelaskan fenomena,
2 Kemandirian belajar,
3 Keterampilan mengekspresikan secara verbal,
4 Kemampuan berpikir logis, dan
5 Kesadaran bahwa ilmu bersifat dinamis dan tentatif.
Menurut Trianto, untuk melaksanakan inkuiri secara maksimal hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah, Pertama, Aspek sosial di dalam kelas dan suasana terbuka yang
mengundang siswa berdiskusi. Hal ini menuntut adanya suasana bebas di kelas, siswa
tidak merasakan adanya tekanan/ hambatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kedua, Inkuiri berfokus hipotesis. Siswa perlu menyadari bahwa pada dasarnya semua
pengetahuan bersifat tentatif (pengetahuan tetap dipertahankan sampai ada yang
membantahnya atau ditemukannya pengetahuan yang baru). Tidak ada kebenaran
yang bersifat mutlak, kebenaran selalu bersifat sementara. Apabila pengetahuan
dipandang sebagai hipotesis, maka kegiatan belajar berkisar sekitar pengujian
hipotesis dengan pengajuan berbagai informasi yang relevan. Inkuiri bersifat open
ended jika ada berbagai kesimpulan yang berbeda dari siswa masing-masing dengan
argumen yang benar. Ketiga, Penggunaan fakta sebagai evidensi (berbentuk data atau
informasi yang berasal dari sumber tertentu). Di dalam kelas dibicarakan validitas dan
reliabilitas tentang fakta sebagaimana dituntut dalam pengujian hipotesis pada
umumnya.
c. Karakteristik Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri mempunyai tiga karakteristik, yaitu :
1 Pembelajaran inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan, artinya pembelajaran ini menempatkan siswa sebagai
subyek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan
menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri
2 Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Aktivitas pembelajaran biasanya
dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh karena itu,
kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam
melakukan inkuiri.
3 Tujuan dari penggunaan strategi inkuiri dalam pembelajaran adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam
inkuiri siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi
bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
d. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuiri
Dalam pembelajaran inkuiri terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh
guru, yaitu sebagai berikut :
1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Telah disebutkan sebelumnya bahwa tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir, karena inkuiri didasari oleh teori kognitif
yang menekankan arti penting proses internal seseorang. Dengan demikian,
pembelajaran inkuiri selain berorientasi pada hasil belajar, juga berorientasi pada
proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dalam pembelajaran inkuiri bukan
ditentukan oleh penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran, tetapi sejauh mana
siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. Pada inkuiri ini yang dinilai
adalah proses menemukan sendiri hal baru dan proses adaptasi yang
berkesinambungan secara tepat dan serasi antara hal baru dengan struktur kognitif
yang telah dimiliki siswa.
2. Prinsip Interaksi
Pada dasarnya, proses pembelajaran adalah proses interaksi, baik interaksi siswa
dengan guru, interaksi siswa dengan siswa, maupun interaksi siswa dengan
lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan
sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur interaksi itu sendiri. Kegiatan
pembelajaran selama menggunakan pendekatan inkuiri ditentukan oleh interaksi
siswa. Keseluruhan proses pembelajaran akan membantu siswa menjadi mandiri,
percaya diri dan yakin pada kemampuan intelektualnya sendiri untuk terlibat secara
aktif. Guru hanya perlu menjadi fasilitator dan mengarahkan agar siswa bisa
mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. Guru juga harus
memfokuskan pada tujuan pembelajaran, yaitu mengembangkan tingkat berpikir yang
lebih tinggi dan keterampilan berpikir kritis siswa.
3. Prinsip Bertanya
Inkuiri adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan, yaitu pertanyaanpertanyaan
yang dapat dijawab dan mengantarkan pada pengujian dan eksplorasi bermakna.
Selama pembelajaran inkuiri, guru dapat mengajukan suatu pertanyaan atau
mendorong siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri, yang dapat
bersifat open-ended, memberi peluang siswa untuk mengarahkan penyelidikan
mereka sendiri dan menemukan jawaban-jawaban yang mungkin dari mereka sendiri,
dan mengantar pada lebih banyak pertanyaan lain. Oleh karena itu peran yang harus
dilakukan guru dalam pembelajaran inkuiri adalah sebagai penanya. Sebab,
kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah
merupakan sebagian dari proses berpikir.
4. Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses
berpikir (learning how you think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh
otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara
maksimal.
5. Prinsip Keterbukaan
Inkuiri menyediakan siswa beraneka ragam pengalaman konkrit dan pembelajaran
aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang kepada siswa untuk
mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah,
pengambilan keputusan, dan penelitian sehingga memungkinkan mereka menjadi
pebelajar sepanjang hayat. Inkuiri melibat komunikasi yang berarti tersedia suatu
ruang, peluang, dan tenaga bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan dan pandangan
yang logis, obyektif, dan bermakna, dan untuk melaporkan hipotesis mereka. Tugas
guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis
yang diajukannya.
Sehingga peran guru dalam pembelajaran inkuiri adalah :
a. Motivator, memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berfikir.
b. Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan
c. Penanya , menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat
d. Administrator, bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan kelas
e. Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan
f. Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas
g. Rewarder, memberikan penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.
B. Landasan Teori danEmpiris
1. Teori Piaget
Piaget mengemukakan bahwa perkembangan intelektual suatu organisme didasarkan
pada dua fungsi, yaitu fungsi organisasi dan adaptasi. Fungsi organisasi memberikan
organisme kemampuan untuk mensistematikkan atau mengorganisasikan proses-proses
fisik atau prosesproses psikologi menjadi sistem-sistem yang teratur dan berhubungan
(struktur kognitif). Di samping itu, semua organisme lahir dengan kecenderungan untuk
menyesuaikan diri atau beradaptasi denganlingkungannya. Adaptasi tersebut dilakukan
melalui dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses penggunaan
struktur kognitif yang telah ada, dan akomodasi adalah proses perubahan struktur
koginitif. Dalam proses asimilasi, orang menggunakan struktur atau kemampuan yang
sudah ada untuk menanggapi masalah yang dihadapi dalam lingkungannya. Dalam
proses akomodasi, orang melakukan modifikasi struktur kognitif yang sudah ada untuk
menanggapi respon terhadap masalah yang dihadapi dalam lingkungannya.
Adaptasi merupakan suatu keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Jika dalam
proses asimilasi, seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi pada lingkungannya maka
akan terjadi ketidakseimbangan, yaitu ketidaksesuaian atau ketidakcocokan antara
pemahaman saat ini dengan pengalaman baru. Pertumbuhan intelektual merupakan
proses terus-menerus tentang keadaan ketidakseimbangan dan keseimbangan
(disequilibrium –equilibrium). Tetapi bila terjadi keseimbangan kembali, maka individu
itu berada pada tingkat intelektual yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Teori Piaget
tersebut yang mendasari teori konstruktivistik. Menurut teori konstruktivistik,
perkembangan intelektual adalah suatu proses dimana anak secara aktif membangun
pemahamannya dari hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Anak secara
aktif membangun pengetahuannya dengan terus menerus melakukan akomodasi dan
asimilasi terhadap informasi-informasi yang diterima.
Implikasi dari teori piaget dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Memusatkan perhatian pada proses berpikir anak, bukan sekadar hasilnya.
b. Menekankan pada pentingnya peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan
keterlibatannya secara aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran di kelas,
pengetahuan diberikan tanpa adanya tekanan, melainkan anak didorong menemukan
sendiri melalui preses interaksi dengan lingkungannya.
c. Memaklumi adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan
sehingga guru harus melakukan upaya khusus untuk mengatur kegiatan kelas dalam
bentuk individu-individu atau kelompokkelompok kecil.
Berdasarkan teori Piaget, pembelajaran inkuiri cocok bila diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran karena inkuiri menyandarkan pada dua sisi yang sama pentingnya,
yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkontruksi
pengetahuan dan penguasaan materi pelajaran baru. Selain itu, yang dinilai dalam
pembelajaran inkuiri adalah proses menemukan sendiri hal baru dan proses adaptasi
yang berkesinambungan secara tepat dan serasi antara hal baru dengan struktur
kognitif yang telah dimiliki siswa.
2 Teori Gestalt
Teori Gestalt menekankan kepada proses-proses intelektual yang kompleks seperti
bahasa, pikiran, pemahaman, dan pemecahan masalah sebagai aspek utama dalam
proses belajar. Menurut teori Gestalt, belajar adalah proses mengembangkan insight.
Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian di dalam suatu situasi
permasalahan. Belajar terjadi karena kemampuan menangkap makna dan
keterhubungan antara komponen yang ada di lingkungannya.
Prinsip penerapan teori ini adalah :
a. Pembelajaran bukanlah berangkat dari fakta-fakta, akan tetapi mesti berangkat dari
suatu masalah. Melalui masalah tersebut siswa dapat mempelajari fakta.
b. Membelajarkan anak bukanlah hanya mengembangkan intelektual saja, akan tetapi
mengembangkan pribadi anak seutuhnya.
c. Kegiatan belajar akan terjadi manakala dihadapkan pada suatu persoalan yang harus
dipecahkan. Belajar bukanlah menghafal fakta. Melalui persoalan yang dihadapi,
siswa akan mendapat insight yang sangat berguna untuk menghadapi setiap masalah.
d. Pengalaman adalah kejadian yang dapat memberikan arti dan makna kehidupan
setiap perilaku individu. Belajar adalah melakukan reorganisasi pengalaman-
pengalaman masa lalu yang secara terus menerus disempurnakan. Dengan demikian,
proses membelajarkan adalah proses memberikan pengalaman-pengalaman yang
bermakna untuk kehidupan anak.
Inkuiri menyediakan siswa beraneka ragam pengalaman konkrit dan pembelajaran
aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang kepada siswa untuk
mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya.
Dengan demikian, menurut teori Gestalt, pembelajaran inkuiri sangat sesuai bila
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
C. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri
Menurut National Science Education Standard (NRC, 1996) perencanaanpengajaran
inkuiri dapat dilakukan dengan cara :
1. Mengembangkan Kerangka
Kerja jangka panjang (setahun) dan tujuan-tujuan jangka pendek bagi siswanya.
2. Memilih Konten Sains
Mengadaptasi dan merancang kurikulum yang memenuhi minat, pengetahuan,
pemahaman, kemampuan, dan pengalaman siswa.
3. Memilih Strategi Mengajar dan Asesmen
Memilih Strategi Mengajar dan Asesmen yang mendukung pengembangan pemahaman
siswa dan memberikan dampak iringan terhadap masyarakat pebelajar sains.
4. Bekerja Sama sebagai Kolega di Dalam Disiplin, Juga Lintas Disiplin dan Jenjang
Kelas
Dalam hal ini inkuiri menjadi pertanyaan-pertanyaanautentik yang diturunkan dari
pengalaman siswa dan merupakan strategi sentral dalam pengajaran sains.
Gulo dalam Trianto (2009) menyatakan, bahwa kemampuan yang diperlukan untuk
melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut :
1. Mengajukan Pertanyaan atau Permasalahan
Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan. Untuk
meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut dituliskan di papan
tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesa.
2. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang
dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru menanyakan kepada
siswa gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan
yang diberikan.
3. Mengumpulkan Data
Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang dihasilkan
dapat berupa tabel, matrik, atau grafik.
4. Analisis Data
Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan
menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah
pemikiran “benar” atau “salah”. Setelah memperoleh kesimpulan , dari data percobaan,
siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan . Bila ternyata hipotesis itu salah
atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah
dilakukuannya.
5. Membuat Kesimpulan
Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri umum adalah membuat kesimpulan
sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.
Langkah yang diperlukan oleh guru Matematika agar pelaksanaan model pembelaaran
inkuiri beralan efektif :
a. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data
secukupnya,perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan
salah tafsir sehingga arah yangditempuh siswa tidak salah.
b. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan
menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan sejauh
yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk
melangkah ke arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan, atau LKS.
c. Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.
d. Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat siswa tersebut diatas diperiksa
oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa,
sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai.
e. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka
verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk
menyusunnya. Di samping itu perlu diingat pula bahwa induksi tidak menjamin
100% kebenaran konjektur.
f. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal
latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar.
Kelebihan dari Model Penemuan Terbimbing (Inkuiri) adalah sebagai berikut:
a. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.
b. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inkuiri (mencari-temukan)
c. Mendukung kemampuan penyelesaian masalah siswa.
d. Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan
demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan
lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukanya
(Marzano, 1992).
Kelemahan dari Model Penemuan Terbimbing (Inkuiri) adalah sebagai berikut:
a. Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.
b. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan model ini. Di lapangan,
beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah.
c. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. Umumnya topik-topik
yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan Model Penemuan
Terbimbing.
D. Pembelajaran dengan Metode Inkuiri Suchman
Rechard Suchman sebagai tokoh model Latihan Inkuiri ini mengemukakan bahwa tujuan
daripada Latihan Inkuiri ialah mengembangkan keterampilan kognitif dalam melacak dan
mengolah data-data. Di samping itu untuk meningkatkan kemampuan melihat konsep-konsep
logis serta hubungan kausalitas dalam mengolah sendiri informasi secara produktif. Hal tersebut
akan membawa pebelajar-pebelajar kepada suatu pendekatan baru dalam belajar dimana mereka
membangun konsep-konsep melalui analisis episode-episode nyata dan menemukan sendiri
hubungan-hubungan antara berbagai variabel.
Dalam Edi Hendri M., Suchman mengemukakan inti gagasan model inkuiri adalah (1)
siswa akan bertanya (inquire) bila mereka dihadapkan pada masalah yang membingungkan,
kurang jelas atau kejadian aneh (discrepant event); (2) siswa memiliki kemampuan untuk
menganalisis strategi berpikir mereka; (3) strategi berpikir dapat diajarkan dan ditambahkan
kepada siswa, dan (4) inkuiri dapat lebih bermakna dan efektif apabila dilakukan dalam konteks
kelompok.
Berdasarkan uraian pembelajaran inkuiri umum, kita dapat melihat bahwa waktu dan
sumber yang tersedia merupakan permasalahan dalam pembelajaran. Menanggapi permasalahan
ini, Richard Suchman mengembangkan suatu pembelajaran inkuiri yang telah dimodifikasi. Hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Suchman tentang model inkuiri ini menunjukkan bahwa
keterampilan inkuiri siswa meningkat dan motivasi belajarnya juga meningkat.
Dahlan dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa, Suchman berkeyakinan bahwa siswa
akan menyadari tentang proses penyelidikannya dan mereka dapat diajarkan tentang prosedur
ilmiah secara langsung. Selajutnya, Suchman berpendapat tentang pentingnya membawa siswa
pada sikap bahwa semua pengetahuan bersifat tentative.
Pembelajaran inkuiri dengan metode Suchman menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan pada siswa sebagai alternative untuk prosedur pengumpulan data.
Inkuiri Suchman seperti yang dikutip oleh Kardi dalam Trianto(2009) mempunyai
kelebihan, yaitu :
1 Penelitian dapat diselesaikan dalam waktu satu periode pertemuan. Waktu yang singkat
ini memungkinkan siswa dapat mengalami siklus inkuiri dengan cepat, dan pelatihan
mereka akan terampil melakukan inkuiri.
2 Lebih efektif dalam semua bidang di dalam kurikulum.
Perbedaan utama antar inkuiri Suchman dengan Inkuiri umum terletak pada proses
pengumpulan data.
Suchman mengembangkan suatu motode penemuan baru yang menuntun siswa
mengumpulkan data melalui bertanya, maka dari itu model pembelajaran inkuiri menurut
schuman harus memperhatikan:
1. Struktur Sosial Pembelajaran.
Suasana kelas yang nyaman merupakan hal yang penting dalam pembelajaran inkuiri
Suchman karena pertanyaan-pertanyaan harus berasal dari siswa agar proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik. Kerja sama guru dengan siswa, siswa dengan siswa
diperlukan juga adanya dorongan secara aktif dari guru dan teman. Dua atau lebih siswa
yang bekerja sama dalam berfikir dan bertanya, akan lebih baik hasilnya jika dibanding
bila siswa bekerja sendiri.
2. Peran Guru.
Pembelajaran inkuiri Suchman, peran guru memonitor pertanyaan siswa untuk mencegah
agar proses inkuiri, tidak sama dengan permainan tebakan. Hal ini memerlukan dua aturan
penting, yaitu : Pertanyaan harus dapat dijawab “ya” atau “tidak” dan harus diucapkan
dengan suatu cara siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan melakukan
pengamatan; Pertanyaan harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan
guru memberikan jawaban pertanyaan tersebut, tetapi mengarahkan siswa untuk
menemukan jawabannya sendiri.
3. Sintaks Pembelajaran Inkuiri.
Dalam upaya menanamkan konsep , misalnya konsep IPA Biologi pokok bahasan saling
ketergantungan pada siswa, tidak cukup hanya sekedar ceramah. Pembelajaran akan lebih
bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk tahu dan terlibat secara aktif dalam
menemukan konsep-konsep dari fakta-fakta yang dilihat dari lingkungan dengan
bimbingan guru.
E. Tahap/Sintaks Pembejaran InkuiriPada penelitian ini tahapan pembelajaran yang digunakan mengadaptasi dari tahapan
pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Eggen & Kauchak dalam Trianto (2009).
Adapun tahapan pembelajaran inkuiri sebagai berikut:
Fase Perilaku Guru
Fase 1
Menyajikan pertanyaan atau
masalah
Guru membimbing siswa
mengidentifikasi masalah dan masalah
dituliskan di papan. Guru membagi
siswa dalam kelompok.
Fase 2
Membuat hipotesis
Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk curah pendapat dalam
membentuk hipotesis. Guru
membimbing siswa dalam menentukan
hipotesis yang relevan dengan
permasalahan dan memproiritaskan
hipotesis mana yang menjadi prioritas
penyelidikan.
Fase 3
Merancang percobaan
Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk menentukan langkah-
langkah yang sesuai dengan hipotesis
yang akan dilakukan . Guru
membimbing siswa mengurutkan
langkah-langkah percobaan
Fase 4
Melakukan percobaan untuk
memperoleh informasi
Guru membimbing siswa mendapatkan
informasi melalui percobaan
Fase 5
Megumpulkan dan
menganilisis data
Guru memberi kesempatan kepada
setiap kelompok untuk menyampaikan
hasil pengolahan data yang terkumpul.
Fase 6
Membuat kesimpulan
Guru membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan.
Sudjana (1989) menyatakan, ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran
inkuiri, yaitu :
a. Merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa;
b. Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis;
c. Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesis atau
permasalahan;
d. Menarik kesimpulan atau generalisasi; dan
e. Mengaplikasikan kesimpulan.
F. Asesmen dan Evaluasi
Penilaian Terhadap Diskusi
Inkuiri Berorientasi Diskoveri
Keterangan :
a) 1,2, dan 3 menunujukkan respons positif
b) 1 adalah respon yang paling positif
c) 4 adalah respon netral
d) 5, 6, dan 7 menunjukkan respon negatif
e) 7 adalah respon paling negatif
Tugas Lingkungan
1. Definisi yang jelas fokus inkuiri 1 2 3 4 5 6 7
2. Pertanyaan-pertanyaan faktual dinyatakan secara jelas 1 2 3 4 5 6 7
3. Analisis obyektif tiap hipotesis dengan pennyajian bukti 1 2 3 4 5 6 7
4. Analisis obyektif tiap hipotesis dengan pennyajian logis 1 2 3 4 5 6 7
5. Hipotesis akhir refleksi hasil-hasil pengujian hipotesis 1 2 3 4 5 6 7
dan pengumpulan informasi
Lingkungan Interpersonal
1. Kerja sama lawan persaingan 1 2 3 4 5 6 7
2. Tingkat kebebasan berbicara mengemukakan pendapat 1 2 3 4 5 6 7
3. Keluwesan untuk mengatur dan keteraturan 1 2 3 4 5 6 7
4. Kepemimpinan efektif tiap orang mengerjakan tugas tertentu 1 2 3 4 5 6 7
5. Penggunaan optimal sumber-sumber anggota 1 2 3 4 5 6 7
Komentar :
Penilaian Diskusi Inkuiri Berdasarkan Kebijakan
Catatan :
a) 1,2, dan 3 menunujukkan respons positif
b) 1 adalah respon yang paling positif
c) 4 adalah respon netral
d) 5, 6, dan 7 menunjukkan respon negatif
e) 7 adalah respon paling negatif
Lingkungan Tugas
1. Definisi masalah yang jelas 1 2 3 4 5 6 7
2. Penyelidikan secara sistematis dan logis tentang masalah 1 2 3 4 5 6 7
3. Analisis obyek masalah dengan penyajian bukti 1 2 3 4 5 6 7
4. Diagnosis yang kuat terhadap masalah melalui pemikiran 1 2 3 4 5 6 7
5. Solusi-bersifat alternatif 1 2 3 4 5 6 7
6. Solusi- derajat keterkaitan dengan temuan permulaan 1 2 3 4 5 6 7
7. Solusi- refleksi potensi kelompok 1 2 3 4 5 6 7
Lingkungan Interpersonal
1. Kerja sama sebagai lawan persaingan 1 2 3 4 5 6 7
2. Derajat kebebasan berbicara dan mengajukan pendapat 1 2 3 4 5 6 7
3. Keluwesan untuk mengatur dan keteraturan 1 2 3 4 5 6 7
4. Kepemimpinan efektif, tiap anggota melakukan tugas tertentu 1 2 3 4 5 6 7
5. Pemberdayaan optimal sumber-sumber anggota 1 2 3 4 5 6 7
Daftar centang ini perlu dilaksanakan oleh guru agar menguasai prosedur pelaksanaan strategi
inkuiri dan dapat menilai orang lain, apakah dia telah melaksanakan strategi inkuiri secara tepat
dan cermat.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri
1. Kelebihan
Setiap model pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar memiliki kelebihan
dan kekurangan. Model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki kelebihan tertentu. Kelebihan
model pembelajaran inkuiri terbimbing yang dikemukakan oleh Bruner (Wartono, 2003) yaitu :
a. Model pembelajaran inkuiri meningkatkan potensi intelektual siswa. Hal ini dikarenakan
siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari permasalahan
yang diberikan dengan pengamatan dan pengalaman sendiri.
b. Ketergantungan siswa terhadap kepuasan ekstrinsik bergeser kearah kepuasan intrinsik.
Siswa yang telah berhasil menemukan sendiri sampai dapat memecahkan masalah yang ada
akan meningkatkan kepuasan intelektualnya yang datang dari dalam diri siswa.
c. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat penyelidikan karena terlibat langsung dalam
proses penemuan.
d. Belajar melalui inkuiri dapat memperpanjang proses ingatan. Pengetahuan yang diperoleh
dari hasil pemikiran sendiri akan lebih mudah diingat.
e. Belajar dengan inkuiri, siswa dapat memahami konsep-konsep sains dan ide-ide dengan
baik.
f. Pengajaran menjadi terpusat pada siswa, salah satu prinsip psikologi belajar menyatakan
bahwa semakin besar keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, maka semakin besar
pula kemampuan belajar siswa tersebut. Dalam pembelajaran inkuiri tidak hanya ditujukan
untuk belajar konsep-konsep dan prinsip-prinsip saja tetapi juga belajar pengarahan diri
sendiri, tanggung jawab, komunikasi dan sebagainya.
g. Proses pembelajaran inkuiri dapat membentuk dan mengembangkan konsep diri siswa.
Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran inkuiri lebih besar, sehingga memberikan
kemungkinan kepada siswa untuk memperluas wawasan dan mengembangkan konsep diri
secara baik.
h. Tingkat harapan meningkat, tingkat harapan merupakan bagian dari konsep diri. Ini berarti
bahwa siswa memiliki keyakinan atau harapan dapat menyelesaikan tugasnya secara
mandiri berdasarkan pengalaman penemuannya.
i. Model pembelajaran inkuiri dapat mengembangkan bakat. Manusia memiliki berbagai
macam bakat, salah satunya adalah bakat akademik, semakin banyak kebebasan dalam
proses pembelajaran maka semakin besar kemungkinan siswa untuk mengembangkan
bakatbakat lainnya, seperti kreatif, social, dan sebagainya.
j. Model pembelajaran inkuiri dapat menghindarkan siswa belajar dengan hafalan.
Pembelajaran inkuiri menekankan kepada siswa untuk menemukan makna lingkungan
sekelilingnya.
k. Model pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencerna dan
mengatur informasi yang didapatkan.
2. Kelemahan
Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran inkuiri terbimbing juga memiliki kekurangan.
Adapun kekurangan dari model pembelajaran inkuiri terbimbing, yaitu:
a. Model pembelajaran inkuiri mengandalkan suatu kesiapan berpikir tertentu siswa-siswa
yang mempunyai kemampuan berpikir lambat bisa kebingungan dalam berpikir secara luas
membuat abstraksi, menemukan hubungan antara konsep-konsep dalam suatu mata
pelajaran, atau menyusun apa yang telah mereka peroleh secara tertulis atau lisan. Siswa
siswa yang mempunyai kemampuan berpikir tinggi bisa memonopoli model pembelajaran
penemuan, sehingga menyebabkan frustasi bagi siswa-siswa lain.
b. Tidak efisien, khususnya untuk mengajar siswa yang berjumlah besar sebagai contoh
banyak waktu yang dihabiskan untuk membantu seorang siswa dalam menemukan teori-
teori tertentu.
c. Harapan-harapan dalam model pembelajaran ini dapat terganggu oleh siswa-siswa dan
guru-guru yang telah terbiasa dengan pengajaran tradisional.
d. Pada bidang sains membutuhkan banyak fasilitas untuk menguji ide-ide.
DAFTAR PUSTAKA
Nuryani Y. Rustaman. 2005. Perkembangan Penelitian Pembelajaran InkuiriDalam
Pendidikan Sains. (Online),(http://file.upi.edu, diunduh tanggal 21 November 2015)
http://digilib.uinsby.ac.id/.pdf
Jinan, Sahid. 2004. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri. (Online),
(https://www.academia.edu, diunduh tanggal 22 november 2015)
Recommended