View
504
Download
50
Category
Preview:
DESCRIPTION
Karya Tulis Ilmiah
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam kemajuan suatu bangsa .
Karena maju tidaknya suatu negara tergantung pada besar kecilnya kualitas
pendidikan yang ada pada negara tersebut . Sejak zaman dahulu pendidikanlah
yang merupakan bidang terpenting dalam rangka menghendaki kemajuan dalam
kehidupan, sehingga pendidikan lah yang paling diutamakan atau di perhatikan
dengan cara memunculkan gagasan untuk melakukan pengalihan , pelestarian dan
mengembangkan kebudayaan melalui pendidikan. Proses pendidikan bermula dari
unit terkecil yaitu pada saat terbentuknya kelompok sosial yang disebut dengan
keluarga. Yang dimaksud dalam hal ini adalah orang tua yang mendidik anaknya .
Meskipun dalam lingkup yang tidak luas, keluarga lah yang merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan seorang anak.
Dalam proses pendidikan terdapat sebuah tahap yang disebut dengan
pembelajaran. Pembelajaran memiliki kata dasar belajar . Belajar menurut
Slameto (dalam Djamarah, 2002) adalah proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan. Masalah belajar yang berkaitan dengan pendidikan adalah masalah
yang selalu aktual dan dihadapi oleh setiap orang. Maka dari itu banyak ahli-ahli
membahas dan menghasilkan berbagai teori tentang belajar dan bagaimana proses
itu terjadi. Namun, sebagian besar para ahli tidak terlalu memikirkan perbedaan
akan teori teori yang telah dibuat , atau berlomba lomba untuk mencari teori yang
benar benar terjadi, melainkan yang diprioritaskan adalah mengenai pemakaian
teori yang sesuai agar dapat dipraktekkan dalam kehidupan manusia yang
dipengaruhi oleh kebudayaan masing masing .Dalam pendidikan di sekolah ,
kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling utama . Karena
kegiatan belajar mengajarlah yang sangat mempengaruhi berhasil tidaknya tujuan
1
yang ingin dicapai melalui pendidikan . Kegiatan belajar yang memiliki potensi
dan mendapatkan hasil yang maksimal tentu saja didukung oleh keseriusan siswa
sebagai anak didik dan ketekunan guru sebagai pengajar . Jika terjadi hubungan
yang serasi antara guru dan siswa maka dapat dipastikan kegiatan belajar
mengajar dapat terlaksana dengan baik. Kegiatan belajar juga merupakan upaya
untuk merubah suatu hal agar lebih baik dengan sebelumnya . Karena dalam
proses pembelajaran akan terdapat perubahan pola pikir , pola rasa, pola tingkah
laku , dan lain lain. Manusia sangat membutuhkan belajar untuk memahami ilmu.
Komponen lain yang berkaitan dengan pendidikan adalah prestasi belajar .
Prestasi belajar merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan .
Prestasi belajar dapat menentukan tercapai atau tidaknya suatu proses dari
pembelajaran yang dilakukan dalam dunia pendidikan . Prestasi belajar
merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan
usaha- usaha belajar. Dengan adanya prestasi belajar , maka akan diketahui
bagaimana hasil dari suatu aktivitas belajar mengajar yang dilakukan . Jika
hasilnya buruk maka dapat dikatakan terdapat faktor faktor tertentu yang
berkaitan dengan proses pembelajaran . Dalam hal tersebut terdapat beberapa
figur yang penting dan saling mempengaruhi dalam konteks belajar yaitu guru dan
siswa.
Keberadaan prestasi belajar dapat dijadikan sebagai ukuran dan acuan
sumber daya manusia yang berkualitas. Prestasi belajar tidak hanya terdapat di
lingkup sekolah , namun meskipun begitu, prestasi belajar di sekolah lah yang
paling banyak orang mengerti, sehingga masalah yang berkaitan dengan prestasi
belajar di sekolah menjadi masalah yang utama karena pengaruhnya yang cukup
besar dalam kehidupan agar lebih maju.
Dalam Lembaga pendidikan terdapat tiga jenjang yang dimulai dari
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) , dan Sekolah Menengah
Atas (SMA). Sekolah menengah atas (disingkat SMA; bahasa Inggris: Senior
High School), adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal
di Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat). Sekolah
menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 10 sampai kelas
12. (http://www.wikipedia.com) diakses pada tanggal 12 April 2014.
2
Dalam hal ini jenjang SMA sangat menentukan kualitas generasi muda
yang akan datang.Sesuai dengan KTSP 2006, jenjang SMA terbagi menjadi 3
jurusan, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Bahasa, dan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Jurusan tersebut diadasarkan atas minat siswa. Jurusan IPA
mengembangkan Pengetahuan Alam meliputi pendidikan fisika, kimia, biologi .
Jurusan Bahasa menekankan pada pendidikan bahasa indonesia, bahasa asing,
sastra, antropologi . Sementara jurusan IPS mengembangkan Ilmu sosial yang
berhubungan dengan kehidupan manusia di dalam masyarakat , hubungan antar
manusia, dan hubungannya dengan lingkungan yang meliputi mata pelajaran inti
diantaranya ekonomi, geografi, sosiologi. Lingkungan masyarakat dimana anak
didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada
berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan
IPS berusaha membantu peserta didik dalam memecahkan permasalahan yang
dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami
lingkungan sosial masyarakatnya (http://www.socialstudies.org) diakses pada
tanggal 12 April 2014. Pengetahuan sosial bersumber dari masyarakat dan alam
sekitar . Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah agar siswa memiliki
bekal untuk menghadapi suatu persoalan atau permasalahan di dalam
masyarakat . Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS, tampaknya
dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya
tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan
menggunakan berbagai model, metode dan strategi pembelajaran senantiasa terus
ditingkatkan (Kosasih, 1994), agar pembelajaran IPS benar benar mampu
memberikan bekal kepada siswa agar menjadi warga negara yang baik , karena
pembekalan merupakan kunci dari tercapainya tujuan pendidikan.
Pada dasarnya manusia hidup adalah saling membutuhkan, saling
bergantung dengan manusia yang lainnya dapat .Pengalaman atau pengetahuan
yang melekat pada diri seseorang tersebut dapat dirangkum sebagai pengetahuan
sosial (http://www.socialstudies.org) diakses pada tanggal 13 April 2014. Tujuan
lain dari Pendidikan Sosial adalah menyiapkan peserta didik sebagai
anggota masyarakat dan warga Negara yang baik serta memberi dasar
pengetahuan sosial untuk kelanjutan jenjang diatasnya.
3
Di Indonesia , pendidikan pengetahuan sosial menjadi sangat penting
melihat cepatnya pertumbuhan penduduk yang cepat . Perkembangan penduduk
yang amat cepat itu mengakibatkan pertumbuhan kehidupan masyarakat yang
amat kompleks. Perkembangan teknologi dan ilmu membawa timbulnya beraneka
ragam peralatan sehingga pemilihan dan penyajian bahan peralatan yang tepat
dapat menjadi sebuah masalah. Ilmu Sosial yang semakin berkembang juga
merupakan proses masuknya ilmu baru ke dalam pendidikan IPS yang bersifat
dinamis .Jelas sekali bahwa akan banyak pengertian pengertian yang harus
diketahui dan difahami oleh siswa . Untuk merealisasikan hal tersebut diperlukan
berbagai pedoman dan metode pembelajaran yang sesuai agar dalam proses
pembelajaran , siswa dapat lebih mudah memahami . Metode yang sesuai dan
tepat dapat diketahui melalui cara belajar siswa yang menurutnya mudah untuk
memahami teori . Dengan mengetahui cara belajar yang mudah difahami siswa ,
seorang guru dapat menyesuaikan gaya mengajarnya dengan cara cara yang
dilakukan oleh siswa . Cara belajar yang mudah dilakukan oleh siswa itu sering
disebut sebagai gaya belajar.
Gaya belajar merupakan karakteristik atau ciri ciri aktivitas belajar yang
dilakukan seseorang yang menurutnya mudah untuk dilakukan untuk memahami
suatu ilmu. Dalam hal ini penulis tertuju pada ilmu sosial yang meliputi geografi,
ekonomi, dan sosiologi . Gaya belajar setiap individu sangat penting untuk
diketahui untuk mempermudah proses pembelajaran , sehingga akan cepat
memperoleh keberhasilan . Di zaman yang serba modern ini, masih banyak siswa
yang cenderung tidak mengetahui gaya belajarnya sendiri . Diantaranya siswa
siswi SMA Negeri 1 Grati, khususnya kelas XI IPS. Hal ini dapat menghambat
proses pembelajaran baik di rumah, maupun disekolah . Penulis meyakini bahwa
hal ini lah yang menjadi faktor banyaknya ketidakfahaman siswa XI IPS terhadap
ilmu sosial yang ia geluti sendiri. Gaya Belajar terdiri dari gya belajar visual ,
kinestetik, auditori, dan seimbang . Visual merupakan tipe gaya belajar manusia
dimana ia akan lebih mengerti informasi yang disampaikan melalui penglihatan .
Kinestetik merupakan tipe gaya belajar manusia yang akan lebih mudah
memahami informasi melalui pendengaran . Sementara Kinestetik merupakan tipe
gaya belajar manusia yang akan lebih mudah memahami informasi melalui
4
gerakan gerakan yang mereka lihat . Dan seimbang berarti tipe gaya belajar
secara bersamaan yang dimilikii oleh seseorang yang mampu menerima informasi
melalui cara visual ,kinestetik, dan auditori.
Siswa siswi XI IPS SMA Negeri 1 grati pun memiliki gaya belajar yang
bermacam macam . Sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara
menuliskan segalanya dipapan tulis . Dengan begitu mereka bisa membaca untuk
kemudian mencoba memahaminya. Tapi, sebagian siswa lain lebih suka guru
mereka mengajar dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka
mendengarkan untuk bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih
suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang
menyangkut pelajaran tersebut. Cara lain yang juga kerap disukai banyak siswa
adalah model belajar yang menempatkan guru tak ubahnya seorang penceramah.
Guru diharapkan bercerita panjang lebar tentang beragam teori dengan segudang
ilustrasinya, sementara para siswa mendengarkan sambil menggambarkan isi
ceramah itu dalam bentuk yang hanya mereka pahami sendiri.
Selain gaya belajar , yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan faham
tidaknya siswa XI IPS terhadap ilmu sosial adalah gaya mengajar dari guru . Gaya
mengajar yang sesuai dengan dominasi tipe gaya belajar siswa akan meningkatkan
pengetahuan siswa. Serta dengan keselarasan gaya belajar dan gaya mengajar juga
akan memudahkan proses belajar untuk meningkatkan prestasi siswa atau kualitas
siswa yang berguna bagi masyarakat . Untuk mewujudkan kesemuanya itu ,
diperlukan penelitian mengenai Pengaruh Gaya Belajar Siswa XI IPS SMA
Negeri 1 Grati terhadap prestasi mata pelajaran inti IPS agar dapat diketahui gaya
belajar yang mendominasi dan gaya mengajar yang sesuai sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan seimbang .
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh gaya belajar visual terhadap prestasi belajar mata
pelajaran inti jurusan IPS siswa SMAN 1 Grati ?
Bagaimana pengaruh gaya belajar auditori terhadap prestasi belajar mata
pelajaran inti jurusan IPS siswa SMAN 1 Grati ?
5
Bagaimana pengaruh gaya belajar kinestetik terhadap prestasi belajar
mata pelajaran inti jurusan IPS siswa SMAN 1 Grati ?
Bagaimana pengaruh gaya belajar seimbang terhadap prestasi mata
pelajaran inti jurusan IPS siswa SMAN 1 Grati?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar visual terhadap prestasi
akademik siswa SMA Negeri 1 Grati
2. Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar Auditori terhadap prestasi
akademik siswa SMA Negeri 1 Grati
3. Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar kinestetik terhadap prestasi
akademik siswa SMA Negeri 1 Grati
4. Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar seimbang terhadap prestasi
akademik siswa SMA Negeri 1 Grati
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Siswa diharapkan dapat menyesuaikan gaya belajarnya agar dapat
meningkatkan prestasinya dengan mengetahui gaya belajar masing
masing.
2. Bagi guru
Guru diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan
dominasi gaya belajar siswa yang berpengaruh terhadap prestasi belajar
mata pelajaran inti jurusan IPS siswa SMA Negeri 1 Grati.
3. Bagi peneliti
6
Laporan ini dapat dimanfaatkan bagi peneliti sebagai bekal mendidik di
masa yang akan datang.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan untuk mendapatkan informasi pengetahuan .
Belajar menjadi sangat penting untuk mencapai tujuan dalam pendidikan ,
khususnya di sekolah . Karena berhasil tidaknya pendidikan tergantung dari
proses belajar yang dilakukan oleh siswa . Kegiatan belajar menjadi sangat
penting mengingat semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia barat .
sehingga diperlukan upaya untuk memaksimalkan kegiatan belajar agar dapat
melangsungkan kehidupan di era yang serba modern ini. Belajar menurut Slameto
(dalam Djamarah, 2002) adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan..
Sehingga dengan belajar,setiap individu dapat merubah pola pikirnya dan tingkah
lakunya sesuai dengan informasi yang di cerna dan didapat . Hasil dari proses
belajar sangat beranekaragam, ada beberapa siswa yang proses pembelajarannya
cepat ,artinya adalah ketika ia belajar ia langsung bisa memahami apa yang ia
pelajari, ada pula beberapa siswa yang proses pembelajarannya sangat lambat .
Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor faktor tertentu . Adapun faktor faktor
yang mempengaruhi proses belajar terbagi menjadi 2, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
2.1.1 Faktor Internal
Faktor Internal merupakan faktor yang mempengaruhi yang berasal
dari dalam (intern) individu . Faktor Internal yang mempengaruhi proses
pembelajaran meliputi faktor fisiologi dan faktor psikologi .
Faktor Fisiologi
7
Faktor fisiologi merupakan faktor yang berkaitan dengan kondisi
fisik seseorang . Kondisi fisik individu sangat berpengaruh terhadap
proses pembelajaran . Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan
memberikan pengaruh positif terhadap hasil dari sebuah pembelajaran .
Karena individu yang sehat akan mudah untuk menerima informasi
berupa pengetahuan sehingga proses pembelajaran dapat dilaksanakan
secara maksimal . Sebaliknya kondisi fisik yang kurang fit akan
menghambat proses pembelajaran . Selain itu, panca indra yang tidak
berfungsi dengan baik atau kecacatan fisik juga dapat menjadi
hambatan dalam proses belajar . Seperti siswa yang mengalami
kecacatan mata akan sulit untuk menerima pendidikan berupa gambaran
visual, begitu pula orang yang tuli akan sulit menerima pengetahuan
melalui pendengaran .
Faktor Psikologi
Faktor psikologi merupakan faktor yang berkaitan dengan kondisi
psikologi individu . Faktor psikologi yang mempengaruhi salah
satunya adalah tingkat kecerdasan . Kecerdasan merupakan kemampuan
psiko – fisik yang dimiliki oleh seseorang untuk menysuaikan diri
dengan lingkungannya dengan cara yang tepat . Kecerdasan tidak hanya
berkaitan dengan kualitas otak saja , tetapi juga berkaitan dengan
bagaimana organ tubuh lainnya bereaksi . Meskipun begitu, otak lah
yang paling utama sebagai pengendali dan menentukan tingkat
kecerdasan seseorang . Seseorang yang memiliki intelegensi tinggi atau
tingkat kecerdasan tinggi akan lebih mudah memahami informasi yang
disampaikan , begitupula dalam proses belajar. Sebaliknya orang yang
memiliki tingkat kecerdasan rendah akan lebih lambat memahami
sebuah informasi, sehingga masih membutuhkan bantuan dari orang
lain . Adapun menurut standford revision tingkat kecerdasan terbagi
dalam tabel berikut :
Motivasi Intrinsik
8
Motivasi adalah salah satu factor yang memengaruhi keefektifan
kegiatan belajar siswa. Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan
sesuatu . Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di
dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan
menjaga perilaku setiap saat (http://akhmadsudrajat.wordpress.com)
diakses pada tanggal 14 April 2014. Motivasi juga diartikan sebagai
pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan
arah perilaku seseorang. Motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik . Motivasi intrinsik merupakan
motivasi yang berasal dari diri sendiri . Motivasi Ekstrinsik adalah
motivasi atau dorongan yang berasal dari luar . Motivasi intrinsik lebih
efektif dan bertahan lebih lama . Contohnya, seorang anak akan belajar
membaca tanpa disuruh suruh oleh orang tua karena ingin menjadi juara
kelas .
2.1.2 Faktor Eksternal
Faktor Eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi yang
berasal dari luar (Ekstern). Faktor Eksternal yang mempengaruhi proses
pembelajaran meliputi faktor lingkungan keluarga dan sekolah.
Lingkungan Keluarga
Lingkungan Keluarga merupakan tempat dan kondisi yang dapat
berpengaruh terhadap banyak hal . Lingkungan keluarga yang
harmonis merupakan satu satunya cara untuk menciptakan anak yang
memiliki potensi . Siswa yang berasal dari keluarga harmonis
umumnya dapat menjalankan proses belajar dengan normal .
Sebaliknya , siswa yang berasal dari keluarga yang kacau, cenderung
sulit untuk menjalani proses pembelajaran secara stabil, bahkan siswa
tersebt dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran di dalam
kelas, karena pengaruh keluarga yang dibawa ke sekolah . Selain
9
ditinjau dari harmonis tidaknya keluarga, keadaan ekonomi juga salah
satu dari sekian banyaknya masalah di lingkungan keluarga yang
berpengaruh terhadap proses belajar anak . Hal ini berkaitan dengan
kurangnya fasilitas yang digunakan untuk belajar . Namun , rendahnya
ekonomi dapat diatasi dengan semangat belajar atau motivasi .
Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah juga mempengaruhi proses pembelajaran,
karena sekolah merupakan tempat siswa menerima informasi yang
paling utama, yang berasal dari guru . Lingkungan sekolah yang
kumuh dapat mengganggu proses belajar . Sebaliknya , lingkungan
sekolah yang rapi , bersih dan terfasilitasi akan menjadikan proses
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar .
2.2 Pengertian Prestasi Belajar (Akademik)
Prestasi merupakan sebuah pencapaian yang didapat oleh seseorang
setelah melakukan usaha atau menjalani suatu proses . Prestasi belajar merupakan
suatu hasil dari tindakan mengadakan penilaian yang dinyatakan dengan angka
atau lambang- lambang, dimana semua itu mengenai kemajuan atau hasil belajar
siswa selama masa tertentu (http://akhmadsudrajat.wordpress.com) diakses pada
tanggal 14 April 2014. Dalam hal ini, prestasi belajar dapat dijadikan sebagai
simbol atau tanda berhasil tidak nya proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan . Prestasi belajar dapat berupa prestasi Akademik dan Non
Akademik . Prestasi belajar akademik merupakan penilaian terhadap nilai harian
siswa, nilai ulangan , nilai ujian , atau tes yang diberikan guru kepada siswanya .
Tes yang diujikan tersebut dapat berupa angka, lisan, atau pemecahan persoalan .
Prestasi belajar akademik dapat dilihat melalui rapot . Prestasi belajar ini menjadi
dambaan orang tua terhadap anaknya .
2.3 Pedidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
10
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan pengetahuan yang diadopsi dari
pendidikan di Amerika yang disebut dengan Pembelajaran Pendidikan IPS lebih
menekankan pada aspek “pendidikan” dari pada “transfer konsep”, karena dalam
pembelajaran pendidikan IPS peserta didik diharapkan memperoleh pemahaman
terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral,
dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.
2.4 Gaya Belajar
2.4.1 Pengertian Gaya Belajar
Gaya belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif, afektif
dan prilaku psikomotorik sebagai indikator yang bertindak relatif stabil untuk
pembelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar
(http://www.kajianpustaka.com/) 15 April 2014. Jadi gaya belajar dapat diartikan
sebagai ciri ciri atau cara yang paling mudah dan terbiasa dilakukan seseorang
untuk menerima informasi atau pelajaran . Dalam proses pembelajaran , terdapat
perbedaan hasil yang akan diperoleh setelahnya . Ada siswa yang mudah
menerima informasi dari guru melalui penjelasan. Adapula siswa yang lebih
mudah menmahami pelajaran ketika guru itu menuliskannya di papan . Hal ini
dikarenakan perbedaan gaya belajar yang dialami oleh siswa , karena itu, mereka
sering kali menempuh cara yang berbeda untuk menerima informasi atau
pelajaran yang sama. Setiap siswa memiliki gaya belajarnya masing masing ,
siswa tidak mudah menerima informasi yang tidak nyaman bagi mereka.
Dari beberapa definisi gaya belajar di atas dapat disimpulkan bahwa gaya
belajar adalah cara yang dipakai seseorang dalam proses belajar yang meliputi
bagaimana menangkap, mengatur, serta mengolah informasi yang diterima
sehingga pembelajaran menjadi efektif.
2.4.2. Macam-macam Gaya Belajar
Yunita (2011 : 46) mengatakan menurut modalitasnya gaya belajar dibagi
menjadi, yaitu:
1. Visual
11
Gaya Belajar visual atau visual leraners merupakan tipe gaya belajar
seseorang yang lebih mudah mengingat informasi melalui indra penglihatan .
Orang orang yang memiliki gaya belajar visual lebih mengedepankan dan
mengutamakan apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar. Ada
beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya belajar
visual ini. Yaitu, kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual
untuk mengetahuinya atau memahaminya, memiliki kepekaan yang kuat terhadap
warna, memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, terlalu reaktif
terhadap suara, sulit mengikuti anjuran secara lisan,
Ciri-ciri gaya belajar visual ini yaitu :
1. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
2. Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
3. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat
teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
4. Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang
lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
5. Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
6. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
7. Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa terganggu
2. Auditori
Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) tipe gaya belajar seseorang
yang lebih mudah memahami dan mengingat informasi melalui apa yang mereka
dengar . Seseorang yang lebih menyukai gaya belajar ini memiliki indra
pendengar yang tajam . Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar
menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau
pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat
dan memahami informasi itu. Orang yang bergaya belajar auditori memiliki
kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, dan
memiliki kesulitan untuk menulis dan membaca
12
Ciri-ciri gaya belajar Auditori yaitu :
1. Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau
materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
2. Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televise/
radio
3. Cenderung banyak omong
4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik
karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
5. Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis
6. Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
7. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya,
seperti hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll
3. Kinestetik
Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu
yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar
ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti
ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah
menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus
mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya
ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.
Ciri-ciri gaya belajar Kinestetik yaitu :
1. Menyentuh segala sesuatu yang dijumapinya, termasuk saat belajar
2. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
3. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh:
saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya
asyik menggambar
4. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
5. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambang
6. Menyukai praktek/ percobaan
13
7. Menyukai permainan dan aktivitas fisik
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan .
3.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama bulan April 2014 dengan jadwal penelitian sebagai berikut :
NO WAKTU AGENDA1 5 April 2014 Memilih topik dan menentukan judul,
membuat konsep
2 13 April 2014 Mengumpulkan informasi terkait topik
permasalahan
3 14 April 2014 Menyusun kerangka karangan
4 21 April 2014 Penyebaran Angket
5 28 - 29 April 2014 Wawancara
6 30 April 2014 Merangkai hasil penelitian dan pengeditan
7 2 Mei 2014 Penyajian Laporan penelitian
3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Grati, Pasuruan.
SMA Negeri 1 Grati teletak di Jalan Raya Sumurwaru No.32 Nguling.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi
14
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri
1 Grati yang berjumlah 142 siswa . serta guru pengajar Ilmu Pengetahuan
Sosial yang meliputi Ekonomi dan Sosiologi.
3.4.2 Sampel
Sampel penelitian ini adalah 100% dari jumlah populasi, yakni
seluruh siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Negeri 1 Grati yang
berjumlah 4 kelas , diantaranya kelas XI IPS 1 berjumlah 36 siswa, XI IPS
2 berjumlah 34 siswa, XI IPS 3 berjumlah 36, dan XI IPS 4 berjumlah 36
siswa. Sehingga keseluruhan berjumlah 142 siswa beserta 2 guru pengajar
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial .
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Angket / kuesioner
Lembar Angket / kuesioner berjumlah 142 lembar diberikan kepada 142
siswa kelas XI IPS 1,2,3,4 SMA Negeri 1 Grati . Lembar Angket digunakan
untuk menentukan tipe gaya belajar yang dimiliki oleh siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 1 Grati, sehingga dapat diketahui tipe belajar yang mendominasi
yang dimiliki oleh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Grati. Dalam lembar
angket terdapat 10 butir pertanyaan , dan 1 butir pertanyaan bantuan untuk
membantu mencari faktor yang mempengaruhi. Adapun pertanyaan dalam
angket tersebut meliputi :
NO PERTANYAAN OPSI JAWABAN
* Lingkari salahsatu
mata pelajaran yang
Anda tekuni
(Ekonomi/Geografi/Sosiologi)
1 Jika akan menghadapi a. Menghafal materi ulangan sambil
15
ulangan, Anda mudah
hafal jika:
mengucapkannya keras
b. Membolak-balik buku membaca materi
ulangan
c. Berjalan bolak-balik sambil menghafal
2 Saat membaca buku,
Anda sering:
a. Membaca sambil menggerakkan bibir &
mengucapkannya
b. Membacanya dengan tenang, cepat dan
tekun
c. Menelusuri tiap-tiap kata dengan jari
telunjukmu
3 Biasanya pada saat
Anda tidak ada
kegiatan:
a. Bebicara dengan diri sendiri
b. Melamun, menatap ke angkasa
c. Gelisah tak bisa duduk tenang
4 Mana yang paling
sering terjadi saat di
sekolah:
a. Kamu mendengarkan saja waktu guru
menerangkan
b. Kamu memperhatikan wajah guru saat
beliau berbicara
c. Saat guru menerangkan tangan kamu tidak
bisa diam
5 Yang paling Anda
perhatikan saat masuk
ruangan
a. Keadaan ruangan
b. Suara / diskusi-diskusi yang berlangsung
diruangan itu.
c. Aktivitas apa yang sedang berjalan dan
apa yang bisa Anda lakukan diruangan itu.
6 Jika Anda bertemu
dengan orang baru, apa
yang biasanya Anda
perhatikan pertama kali
?
a. Penampilan dan cara berpakaiannya
b. Cara berbicara saat mengucapkan kata-
kata atau suaranya.
c. Cara mereka bertingkah laku atau
berperilaku
7 Saat berbicara, kamu: a. Berbicara dengan cepat
b. Berbicara dengan kecepatan sedang
c. Berbicara dengan kecepatan lambat
16
8 Anda lebih
memahami materi
ketika
a. Guru Anda menulis materi di papan
b. Guru Anda menjelaskan
c. Guru Anda menyuruh Anda diskusi
9 Kalau kamu marah,
biasanya paling
terlihat dari:
a. Ekspresi wajah
b. Intonasi suara
c. Gerak tubuh
10 Tempat yang tidak
Anda sukai :
a.Tempat yang kacau dan tidak tertata rapi.
b.Tempat yang terlalu sunyi.
c.Tempat di mana tidak ada aktivitas bisa
dilangsungkan atau Anda tidak bisa
bergerak bebas di dalamnya.
Tabel.1 Angket Kuesioner
Untuk menentukan tipe gaya belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1
Grati yang diperoleh melalui angket , penulis menggunakan pertanyaan dan
opsi jawaban yang masing masing terarah ke salah satu tipe gaya belajar . Opsi
jawaban tersebut didasarkan atas indikator tipe gaya belajar visual, auditori,
dan kinestetik yang telah di jelaskan di landasan teori . Opsi jawaban A
merupakan ciri dari tipe gaya belajar visual (Xv). Opsi jawaban B merupakan
ciri dari tipe gaya belajar Auditori (XA) . Opsi Jawaban C merupakan ciri dari
tipe gaya belajar kinestetik (XK) . Sehingga opsi jawaban yang paling banyak di
pilih oleh subyek penelitian itulah yang menjadi acuan untuk menentukan tipe
gaya belajar . Apabila terdapat kesamaan jumlah opsi jawaban yang dipilih
oleh subjek penelitian, maka disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki
gaya belajar yang seimbang antara jumlah opsi jawaban yang sama . Misalnya
siswa X melingkari opsi jawaban A sebanyak 5 kali dan melingkari opsi
jawaban B sebanyak 5 kali . Maka siswa A tersebut memiliki gaya belajar
Visual Auditori . Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan jika,
∑A > ∑B dan ∑C Xv
∑B > ∑A dan ∑C Xa
17
∑C > ∑A dan ∑C Xk
∑A = ∑B > ∑C Xva
∑B = ∑C > ∑A Xak
∑C = ∑A > ∑B X vk
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh infoermasi mengenai gaya
mengajar dari guru mata pelajaran IPS kelas XI IPS yang terkait dengan gaya
belajar siswa . Adapun Narasumber yang penulis wawancarai adalah sebagai
berikut :
a. Drs. Sriatun sebagai guru Sosiologi SMA Negeri 1 Grati
b. Endriajid sebagai guru Ekonomi SMA Negeri 1 Grati
Dalam wawancara , penulis memberikan beberapa pertanyaan kepada
narasumber, diantaranya :
1. Apakah Anda tahu mengenai gaya belajar siswa?
2. Bagaimana gaya belajar yang paling disukai siswa , menurut Anda?
3. Jika ia, menurut Anda Apakah penting seorang guru mengetahui gaya
belajar siswa ?
4. Bagaimana metode mengajar yang sering Anda lakukan di kelas XI IPS ?
(Disuksi , Menulis di Papan, atau menerangkan) ?
5. Metode mengajar seperti apa yang menurut Anda cocok untuk mata
pelajaran yang Anda ajarkan ? Alasan ?
6. Apa solusi Anda untuk mengatasi perbedaan gaya belajar ?
3. Dokumentasi
18
Dokumentasi dilakukan untuk mengetahui nilai Ulangan raport semester I
mata pelajaran inti jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Grati yang meliputi nilai ekonomi , geografi, sosiologi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
NO
MAPEL JUMLAH OPSI (∑) TIPE GAYA BELAJAR∑A ∑B ∑C Xv Xa Xk Xva Xvk Xak
1 Sosiologi 3 3 42 Geografi 1 6 33 Ekonomi 4 5 14 Geografi 2 6 25 Ekonomi 0 6 46 Sosiologi 2 4 47 Ekonomi 2 5 38 Ekonomi 3 4 39 Geografi 5 1 410 Ekonomi 2 5 311 Ekonomi 3 3 412 Geografi 2 4 413 Sosiologi 4 3 314 Geografi 3 4 315 Ekonomi 5 3 216 Ekonomi 4 5 117 Geografi 4 4 218 Sosiologi 1 5 419 Ekonomi 6 3 120 Sosiologi 4 4 221 Ekonomi 4 2 422 Geografi 2 1 723 Geografi 3 4 324 Geografi 4 4 225 Geografi 2 1 726 Geografi 5 5 027 Geografi 3 5 228 Geografi 1 5 429 Geografi 3 3 430 Ekonomi 6 2 231 Sosiologi 4 4 232 Sosiologi 1 5 333 Ekonomi 5 2 334 Ekonomi 3 4 335 Sosiologi 4 4 236 Ekonomi 4 3 3
19
JUMLAH 7 14 5 7 1 24.1 Tipe Gaya Belajar Siswa dari Hasil Angket4.1.1 Gaya Belajar Siswa kelas XI IPS 1
Tabel. 2 Tipe Gaya Belajar Siswa Kelas XI IPS 1Deskripsi
Dari 36 siswa yang dijadikan sebagai responden kelas XI IPS 1, diketahui
bahwa jumlah siswa yang memiliki gaya belajar umum yaitu visual (Xv) sebanyak
7 siswa, auditori (Xa) sebanyak 14 siswa , Kinestetik (Xk) sebanyak 5 siswa, dan
terdapat siswa yang memiliki gaya belajar seimbang sebanyak 10 siswa yang
meilputi Visual Auditori (Xva) sebanyak 7 siswa , Visual kinestetik (Xvk)
sebanyak 1 siswa , dan Auditori kinestetik (Xak) sebanyak 2 siswa . Sehingga
dapat disimpulkan bahwa gaya belajar yang paling mendominasi di kelas XI IPS 1
adalah gaya belajar auditori dengan jumlah 14 siswa . Dan gaya belajar umum
yang minimal adalah gaya belajar kinestetik , sementara gaya belajar seimbang
yang minimum adalah gaya belajar visual kinestetik (Xvk).
20
4.1.2 Gaya Belajar Siswa kelas XI IPS 2NO
MAPEL JUMLAH OPSI (∑) TIPE GAYA BELAJAR∑A ∑A ∑A Xv Xa Xk Xva Xvk Xak
1 Sosiologi 4 6 02 Ekonomi 3 7 03 Geografi 6 2 24 Sosiologi 3 4 35 Geografi 3 5 26 Sosiologi 1 5 47 Geografi 1 4 58 Geografi 3 4 39 Sosiologi 6 3 110 Geografi 4 4 211 Sosiologi 2 8 012 Geografi 4 6 013 Sosiologi 4 6 014 Sosiologi 3 4 315 Ekonomi 2 5 316 Geografi 7 3 017 Ekonomi 7 3 018 Sosiologi 6 2 219 Ekonomi 2 5 320 Geografi 2 4 421 Geografi 3 4 322 Geografi 4 6 023 Geografi 6 4 024 Geografi 4 5 125 Sosiologi 3 4 326 Ekonomi 5 5 027 Sosiologi 3 5 228 Geografi 1 3 629 Sosiologi 2 5 330 Ekonomi 3 4 331 Ekonomi 3 4 332 Ekonomi 2 3 533 Geografi 4 5 134 Ekonomi 4 6 0
JUMLAH 6 22 3 2 0 1
Tabel. 3 Tipe Gaya Belajar Siswa Kelas XI IPS 2
21
Deskripsi Teori
Dari tabel tersebut dapat dijabarkan bahwa dari 36 siswa kelas XI IPS 2,
terdapat 31 siswa yang emiliki tipe gaya belajar umum meliputi 6 siswa memiliki
tipe gaya belajar visual (Xv), 22 siswa memiliki tipe gaya belajar auditori (Xa) , 3
siswa memiliki tipe gaya belajar kinestetik (Xk) , 3 siswa memiliki tipe gaya
belajar seimbang meliputi 2 siswa yang bertipe gaya belajar visual auditori (Xva) ,
1 siswa bertipe gaya belajar auditori kinestetik (Xak). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa siswa kelas XI IPS 2 cenderung memiliki tipe gaya belajar umum yaitu
auditori (Xa) , dan tipe gaya belajar umum yang minimum adalah kinestetik dan
gaya belajar seimbang yang minimum adalah visual auditori.
22
4.1.3 Gaya Belajar Siswa kelas XI IPS 3NO
MAPEL JUMLAH OPSI (∑) TIPE GAYA BELAJAR∑A ∑B ∑C Xv Xv Xv Xva Xvk Xak
12 Sosiologi 4 3 3 V3 Sosiologi 5 4 1 V4 Ekonomi 2 6 2 A5 Geografi 5 3 2 V6 Geografi 3 3 4 K7 Sosiologi 1 6 3 A8 Geografi 4 4 2 Va9 Ekonomi 5 4 1 V10 Geografi 4 2 4 Vk11 Geografi 4 3 3 V12 Sosiologi 4 3 3 V13 Sosiologi 4 2 4 Vk14 Ekonomi 2 5 3 A15 Sosiologi 7 1 2 V16 Geografi 3 6 1 A17 Ekonomi 4 6 A18 Geografi 5 4 1 V19 Ekonomi 3 3 4 K20 Ekonomi 4 5 1 A21 Ekonomi 5 2 3 V22 Geografi 4 4 2 Va23 Geografi 3 4 3 A24 Sosiologi 2 3 5 K25 Ekonomi 1 5 4 A26 Geografi 4 3 3 V2728 Ekonomi 1 9 A29 Geografi 1 4 5 K3031 Ekonomi 3 4 3 A32 Geografi 5 3 2 V33 Geografi 5 3 2 V3435 Sosiologi 4 4 2 vk36
JUMLAH 12 10 4 3 2
Tabel. 4 Tipe Gaya Belajar Siswa Kelas XI IPS 3
23
Deskripsi Teori
Dari 36 angket yang disebar di kelas XI IPS 3 , terdapat 5 angket yang
abstein , karena tidak melingkari beberapa pertanyaan dalam angket . Sehingga
24
terdapat 32 siswa yang digunakan sebagai subjek penelitian di kelas XI IPS 3.
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa 27 siswa yang memiliki tipe gaya gaya
belajar umum , meliputi 12 siswa memiliki tipe gaya belajar visual (Xv) , 11 siswa
bertipe gaya belajar auditori (Xa), 4 siswa memiliki tipe gaya belajar kinestetik
(Xk) , 5 siswa memiliki tipe gaya belajar seimbang meliputi 3 siswa yang bertipe
gaya belajar visual auditori (Xva) , dan 2 siswa memiliki tipe gaya belajar visual
kinestetik (Vk), dan tidak ada siswa yang memiliki tipe gaya belajar Auditori
kinesetik (Xak) . Sehingga, berdasarkan penjelasan tersebut diketahu bahwa siswa
kelas XI IPS 3 cenderung memiliki tipe gaya belajar umum yaitu Visual (Xv) ,
dan tipe gaya belajar umum yang minimum adalah kinestetik (Xk), tipe gaya
belajar seimbang yang minimum adalah auditori kinestetik (Xak).
4.1.4 Gaya Belajar Siswa kelas XI IPS 4
NO MAPEL JUMLAH OPSI (∑) TIPE GAYA BELAJAR∑A ∑B ∑C Xv Xa Xk Xva Xvk Xak
25
1 Geografi 2 4 42 Geografi 4 5 13 Sosiologi 4 5 14 Geografi 2 5 35 Sosiologi 5 4 16 Ekonomi 4 4 27 Sosiologi 2 1 78 Ekonomi 4 4 29 Ekonomi 2 4 410 Geografi 3 6 111 Geografi 4 2 412 Geografi 4 5 113 Geografi 6 414 Sosilogi 4 4 215 Geografi 3 5 216 Geografi 2 4 417 Geografi 3 5 218 Geografi 2 3 519 Sosiologi 7 320 Sosiologi 2 4 421 Geografi 5 2 322 Geografi 4 4 223 Sosiologi 4 4 224 Ekonomi 5 1 425 Geografi 3 4 326 Geografi 3 4 327 Geografi 2 828 Geografi 2 4 429 Sosiologi 4 3 330 Geografi 6 2 231 Ekonomi 6 2 232 Geografi 7 333 Geografi 5 3 234 Sosiologi 4 5 135 Geografi 3 3 436 Geografi 3 5 2
JUMLAH 10 12 3 5 1 5Tabel. 5 Tipe Gaya Belajar Siswa Kelas XI IPS 4
Deskripsi Teori Dari 36 responden, dapat diketahui bahwa 10 siswa kelas XI IPS 4
memiliki tipe gaya belajar umum meliputi 10 siswa yang bergaya belajar Visual
26
(Xv), 12 siswa memiliki tipe gaya belajar auditori (Xa), 3 siswa memiliki tipe
gaya belajar kinestetik (Vk), dan 11 siswa memiliki tipe gaya belajar yang
seimbang yang terdiri dari 5 siswa bertipe gaya belajar visual auditori (Xva) , 1
siswa memiliki tipe belajar visual kinestetik (Xvk) , dan 5 siswa memiliki tipe
gaya belajar auditori kinestetik (Xak) . Berdasarkan penjabaran tersebut ,
disimpulkan bahwa kelas XI IPS 4 cenderung memiliki tipe gaya belajar umum
yaitu Auditori dan tipe gaya belajar siswa umum yang minimum adalah kinestetik
serta gaya belajar seimbang yang minimum adalah visual kinestetik (Xvk).
4.1.5 Tipe Gaya Belajar XI IPS Keseluruhan
27
Berdasarkan ke 4 tabel yang menunjukkan gaya belajar yang dominan dan gaya
belajar yang minimum dari tiap tiap kelas , diperoleh :
1. Tipe gaya belajar umum
∑Xv= 35 siswa
∑Xa= 58 siswa
∑Xk= 15 siswa
2. Tipe gaya belajar seimbang
∑Xva= 17 siswa
∑Xvk= 4 siswa
∑Xak = 8 siswa
∑X abstein = 5 siswa
Sehingga apabila diubah dalam bentuk diagram lingkaran akan terbentuk sebagai
berikut :
Gambar 1. Diagram Tipe Gaya Belajar siswa kelas XI IPS
24.60%
40.80%
10.60%
12.00%
2.80%5.60% 3.60%
Diagram Tipe Gaya Belajar
VAKVAVKAKAbstein
Berdasarkan perolehan tersebut dinyatakan bahwa siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 1 Grati cenderung memiliki tipe gaya belajar umum yaitu auditori
dengan jumlah 40,80 % atau 58 siswa dari 142 siswa . Kecenderungan ini
menyatakan bahwa sebagian besar kelas XI IPS 4 lebih memahami materi atau
informasi dari guru melalui penjelasan dari guru . Pernyataaan dalam angket yang
28
mengarah ke gaya belajar auditori adalah opsi jawaban A , diantaranya siswa lebih
suka membolak balik buku ketika menghadapi ulangan, dan siswa tidak menyukai
suasana yang tenang dan terlalu sunyi . Beberapa siswa memiliki tipe gaya
belajar umum yang jumlahnya minimum yaitu 10,60% atau 15 siswa dari 142
siswa. Tipe gaya belajar tersebut adalah kinestetik , jika dilihat dari pernyataan
angket yang mengarah ke gaya belajar kinestetik maka 15 siswa tersebut lebih
memahami informasi atau pengetahuan dari guru melalui kegiatan diskusi , siswa
tersebut akan sulit jika guru menjelaaskan pelajaran melalui ucapan dan akan
merasa bosan berlama lama di kelas . Siswa kelas XI IPS yang memiliki gaya
belajar kinestetik tentunya memerlukan perhatian khusus dari guru karena tipe
gaya belajar seperti ini sangat minim di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Grati .
Sebesar 20,4 % atau sebanyak 29 siswa dari 142 siswa memiliki gaya
belajar seimbang yang meliputi 12% Visual Auditori, 2,8% Visual Kinestetik,
5,6% Auditori Kinestetik . Hal ini menandakan bahwa ada 29 siswa yang
memahami materi pelajaran dengan 2 tipe metode pembelajaran . Tipe gaya
belajar seimbang yang minimum adalah visual kinestetik yaitu sebesar 2,8%
siswa atau 4 siswa yang memiliki gaya belajar visual kinestetik, artinya siswa
tersebut lebih mudah memahami materi melalui gaya visual atau gambaran berupa
tulisan tulisan yang berada di papan seperti yang terdapat pada pernyataan
responden dalam angket dan lebih mudah menerima informasi melalui kegiatan
diskusi . Siswa kelas XI IPS 4 yang memiliki gaya belajar visual kinestetik juga
memberikan pernyataan bahwa mereka tidak bisa diam jika berlama lama di
dalam kelas , sehingga diperlukan kegiatan khusus untuk memaksimalkan
kegiatan belajar mengajar bagi siswa siswi yang memiliki gaya belajar visual
kinestetik .
4.2 Hasil Wawancara
4.2.1 Hasil Wawancara dengan Guru Sosiologi
29
Guru pengajar sosiologi kelas XI IPS yang menjadi narasumber untuk
penelitian bernama Ibu Drs. Sriatun, beliau mengatakan bahwa gaya belajar
sangat penting untuk diketahui siswa dan guru . Karena apabila seorang guru
tidak mengetahui gaya belajar siswa , maka guru akan kesulitan untuk
menentukan gaya mengajar yang sesuai dengan gaya belajar siswa yang dapat
memudahkan siswa untuk memahami informasi / pelajaran . Dalam mengajar
sosiologi, bu Sriatun menggunakan berbagai metode mengajar , karena
menurutnya setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda beda. Kadangkala ia
mengajar dengan cara menjelaskan, menulis materi di papan, dan membentuk
kelompok belajar agar siswa dapat berdiskusi, dan banyak gaya mengajar lain
yang diterapkan oleh Ibu Sriatun . Ibu Sriatun cenderung menggunakan Metode
Mengajar secara kinestetik yaitu melalui diskusi/discovery . Karena dengan
diskusi siswa dituntut untuk memecahkan suatu persoalan . Alasan bu Sriatun
cenderung menggunakan gaya mengajar seperti ini adalah karena mengarah
dengan tujuan dari pembelajaran sosiologi. Sosiologi menuntut seorang siswa
dapat memecahkan suatu kasus atau permasalahan , karena itulah bu Sriatun
memutuskan untuk cenderung menggunakan gaya mengajar diskusi / problem
berperan aktif untuk menyuarakan pendapat nya . Untuk siswa yang memiliki
karakter pendiam , menurut bu Sriatun dapat memperoleh prestasi melalui
ulangan ulangan . karena kadangkala ada siswa yang bisa meraih nilai yang baik
melalui ulangan , atau melalui keaktifannya dalam berdiskusi .
4.2.2 Hasil Wawancara dengan Guru Ekonomi
Selain guru sosiologi, penulis juga mewawancarai guru ekonomi yang
bernama bapak Endriyajid, S.Pd. Terkait dengan gaya belajar , beliau berpendapat
bahwa gaya belajar sangat penting untuk diketahui oleh guru , karena dengan
mengetahui gaya belajar siswa, seorang guru dapat menyesuaikan gaya belajarnya
. Saat ditanya mengenai gaya belajar siswa XI IPS pada umumnya , bapak
Endriyajid mengatakan bahwa siswa kelas XI IPS cenderung lebih menyukai
belajar sambil bermain. Yang dimaksud bermain dalam hal ini adalah
pembelajaran yang diselingi dengan gurauan . Bapak Endriyajid mengatakan
30
bahwa metode mengajar ekonomi yang seharusnya dilakukan atau sesuai standart
adalah dengan NHT (Number Hat Together).
“NHT ya sama seperti diskusi,hanya saja setiap siswa dalam kelompok dikasi nomor atau angka angka , kemudian nomor atau angka yang ditunjuk akan diberi pertanyaan” ,jelasnya .
Namun, selama mengajar di kelas XI IPS, bapak Endriyajid lebih sering
menggunakan metode mengajar auditori yaitu dengan ceramah . Alasanya adalah
karena kondisi siswa kelas XI IPS yang menurutnya tidak sesuai atau tidak akan
berhasil memahami materi melalui metode mengajar NHT . Saat ditanya seputar
NHT , bapak Endriyajid menegaskan bahwa ia hanya melakukan metode
mengajar NHT pada saat Lesson Study , sehingga setidaknya siswa pernah
melakukan pembelajaran NHT yang sesuai dengan standart mata pelajaran
ekonomi. Mengenai prestasi belajar ekonomi , bapak Endriyajid mengungkap
bahwa prestasi siswa kelas XI IPS sudah berada dalam garis rata rata , artinya
tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Meskipun begitu, terdapat beberapa
siswa yang sudah mencapai hasil maksimal dari pelajaran ekonomi . Saat ditanya
mengenai karakter atau gaya belajar siswa yang dimaksud bapak Endriyajid
tersebut , ia mengatakan,
“Biasanyaa siswa yang mendapat nilai tinggi ya selalu mengikuti pembelajaran dengan baik, saat saya memberi tugas, mereka selalu berusaha mengerjakan dan tekun, saat saya menjelaskan mereka selalu mendengarkan , ya intinya mereka dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Sebaliknya juga siswa yang biasanya mendapatkan nilai rendah , mereka tidak mampu mengikuti apa yang saya lakukan atau ajarkan dan terlihat malas.”
Penjelasan dari bapak Endriyajid memberikan pernyataan bahwa siswa yang memperoleh nilai tertinggi umumnya dapat mengikuti semua metode pembelajarn dengan baik . Siswa yang dimaksud tersbut dapat dikatan sebagai siswa yang memiliki gaya belajar seimbang . Sebaliknya siswa yang memiliki nilai rendah ditempati oleh siswa siwsi yang malas atau yang tidak mampu mengikuti metode pembelajaran yang diajarkan oleh bapak Endriyajid secara maksimal.
4.3 Pengaruh Tipe Gaya Belajar terhadap nilai akademik siswa
31
Untuk mengetahui pengaruh tipe gaa belajar terhadap nilai akademik siswa
(mata pelajaran IPS), penulis menggunakan sampel 100% dari populasi yaitu
sejumlah 142 siswa meliputi 127 siswa yang diketahui hubungan antara gaya
belajar dan rata rata nilai pelajaran IPS semester 1 tahun 2014 , 11 siswa tidak
diketahui nilai rapot dan 4 siswa tidak diketahui gaya belajarnya.
4.3.1 Gaya Belajar Visual
N
O
NILAI TINGKATAN Frekuensi % Xi F.Xi
1 75-77 Sangat kurang - 0% 76 0
2 78-80 Kurang baik 12 36,4 % 79 948
3 81-83 Sedang 11 33,3 % 82 902
4 84-86 Cukup baik 9 27,3 % 85 765
5 87-89 Baik 1 3 % 88 88
6 89-91 Sangat baik 0 % 91 0
JUMLAH (∑) 33 100 % 2703
Tabel 6. Distribusi Frekuensi nilai akademik siswa gaya belajar visual
Mean = ∑ (F. Xi) / ∑ F = 2703 / 33 = 81,9
Siswa kelas XI IPS yang memiliki gaya belajar visual cenderung
memiliki nilai prestasi akademik dengan tingkatan kurang baik yaitu dari 78 –
80 dengan frekuensi 12 siswa dari 33 siswa yang memiliki gaya belajar
visual dan diketahui nilai akademiknya . Frekuensi terbanyak tersebut
menjadi nilai akademik minimum dari tipe gaya belajar visual . Terdapat
perbedaan tipis antara frekuensi tingkatan kurang baik dan tingkatan sedang
yaitu sebesar 3,1 % atau 1 angka . Jika dilihat dari frekuensi dalam tabel ,
semakin tinggi nilai yang diperoleh siswa kelas XI IPS , maka semakin
sedikit pula frekuensinya . Nilai maksimal dari siswa kelas XI IPS yang
memilikigaya belajar visual adalah antara 87- 89 dengan frekuensi 1 siswa .
4.3.2 Gaya Belajar Auditori
32
N
ONILAI TINGKATAN frekuensi % Xi F.Xi
1 75-77 Sangat kurang 4 7,5 % 76 304
2 78-80 Kurang baik 8 15,1 % 79 632
3 81-83 Sedang 27 51 % 82 2214
4 84-86 Cukup baik 12 22,6 % 85 1020
5 87-89 Baik 2 3,8 % 88 176
6 89-91 Sangat baik 0 % 91 0
JUMLAH (∑) 53 100 % 4346
Tabel 7. Distribusi Frekuensi nilai akademik siswa gaya belajar auditori
Mean= ∑ (F . Xi) / ∑ F = 4346 / 53 = 82
Siswa kelas XI IPS yang memiliki tipe gaya belajar auditori
cenderung memiliki nilai rata rata prestasi mata pelajaran IPS antara 81 – 83
dengan tingkatan sedang dan memiliki frekuensi 27 dari 53 siswa yang
memiliki tipe gaya belajar auditori atau sebesar 51 % . Kecenderungan nilai
yang dimiliki oleh siswa bertipe gaya belajar auditori ini bukan merupakan
nilai minimum dari perolehan siswa yang bertipe gaya belajar auditori .
Melainkan , nilai minimum / terendah yang dimiliki oleh siswa bertipe gaya
belajar auditori adalah antara 75 – 77 dengan tingkatan terendah/ sangat
kurangdengan frekuensi 4 siswa. Nilai maximum yang diperoleh siswa
bertipe gaya belajar auditori adalah antara 87 – 89 dengan tingkatan baik dan
jumlah frekuensi 2 atau sebesar 3,8 % . Jika dibandingkan dengan gaya
belajar visual, maka siswa yang memiliki gaya belajar auditori memiliki nilai
minimum yang lebih rendah dan nilai maksimum yang lebih tinggi .
4.3.3 Gaya Belajar Kinestetik
33
N
ONILAI TINGKATAN F % Xi F. Xi
1 75-77 Sangat kurang 1 7,7 % 76 76
2 78-80 Kurang baik 4 30,8 % 79 316
3 81-83 Sedang 5 38,5 % 82 410
4 84-86 Cukup baik 3 23 % 85 255
5 87-89 Baik 0 % 88 0
6 89-91 Sangat baik 0% 91 0
JUMLAH (∑) 13 100 % 1057
Tabel 8. Distribusi Frekuensi nilai akademik siswa gaya belajar kinestetik
Mean = ∑ (F. Xi) / ∑ F = 1057 / 13 = 81,3
Siswa kelas XI IPS yang memiliki gaya belajar kinestetik cenderung
memiliki nilai rata rata mata pelajaran IPS antara 81 – 83 dengan tingkatan
sedang dan memiliki frekuensi 5 atau sebesar 38,5 % dari siswa yang
memiliki gaya belajar kinestetik . Kecenderungan nilai tersebut sama dengan
siswa yang memiliki tipe gaya belajar auditori . Sementara nilai minimum
yang diperoleh siswa yang bertipe gaya belajar kinestetik berkisar antara 75 –
77 dengan frekuensi 1 siswa, nilai tersebut berada pada tingkatan terendah /
sangat kurang . Nilai minimum tersbeut sama dengan nilai minimum dari
gaya belajar auditori. Sebaliknya , nilai maximum dari siswa yang bertipe
gaya belajar kinestetik adalah antara 84 – 86 . Nilai maximum gaya belajar
kinestetik lebih rendah daripada nilai maximum dari gaya belajarr visual
maupun auditori . Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa yang memiliki gaya
belajar kinestetik cenderung memiliki nilai yang lebih rendah daripada siswa
yang memiliki gaya belajar visual ataupun auditori .
4.3.4 Gaya Belajar Seimbang
34
N
ONILAI TINGKATAN F % Xi F. Xi
1 75-77 Sangat kurang 2 7,1 % 76 152
2 78-80 Kurang baik 7 25 % 79 553
3 81-83 Sedang 11 39,3 % 82 902
4 84-86 Cukup baik 6 21,4 % 85 510
5 87-89 Baik 1 3,6 % 88 88
6 89-91 Sangat baik 1 3,6 % 91 91
JUMLAH (∑) 28 100 % 2296
Tabel 9. Distribusi Frekuensi nilai akademik siswa gaya belajar seimbang
Mean = ∑ (F . Xi) / ∑ F = 2296 / 28 = 82
Jika dilhat dari tabel gaya belajar seimbang , maka terdapat perbedaan antara
perolehan hubungan antara nilai dari siswa yang memiliki gaya belajar seimbang
dan gaya belajar umum . Frekuensi siswa dari gaya belajar umum terpusat di
beberapa titik sehingga ada beberapa tingkatan yang memiliki nilai 0 % .
Sebaliknya frekuensi gaya belajar seimbang tersebar dari tiap tiap tingkatan
dimulai dari tingkatan terendah sampai tingkatan teratas . Sehingga gaya belajar
seimbang memiliki nilai minimum yang paling rendah dan nilai maximum yang
paling tinggi . Sementara kecenderungan nilai rata rata siswa kelas XI IPS yang
bertipe gaya belajar seimbang terpusat di kisaran nilai antara 81 – 83 dengan
frekuensi 11 siswa atau sebesar 39,3 % dari siswa yang bertipe gaya belajar
seimbang. Tersebarnya nilai rata rata tersebut menmberikan kesimpulan bahwa
siswa yang memiliki gaya belajar seimbang memiliki kemungkinan untuk
memperoleh nilai yang sangat rendah , sedang , atau sangat tinggi .
4.4 Pengaruh gaya belajar siswa terhadap nilai prestasi akademik
Berdasarkan pengolahan data nilai rata rata mapel IPS dan
perbandingannya dengan tipe gaya belajar maka diperoleh nilai maksimal dan
nilai maksimum dari masing masing tipe gaya belajar siswa kelas XI IPS yang
dirangkum dalam tabel berikut :
35
NO VARIABEL MIN MAX Mean
1 Gaya Belajar Visual 78 89 81,9
Auditori 75,3 88,6 82
Kinestetik 76,3 85 81,3
Seimbang 76,3 90,3 82
2 Nilai Rapot 75,3 90,3
Tabel. 10 Nilai Maximum,minimum, dan mean tipe gaya balajar
Dari tabel diatas, di ketahui bahwa nilai teratas di miliki oleh siswa yang
memiliki gaya belajar seimbang dengan skor tertinggi 90,3 . Sehingga dapat
dikatakan bahwa gaya belajar seimbang berpengaruh positif terhadap prestasi
belajar siswa kelas XI IPS. Namun ada beberapa siswa yang memiliki gaya belajar
seimbang dan memiliki skor terendah . Hal ini menandakan bahwa siswa yang
memiliki gaya bealajar seimbang akan dimungkinkan untuk mendapatkan nilai
yang sangat baik atau sangat kurang baik . Siswa kelas XI IPS yang memiliki
gaya belajar seimbang memiliki kesempatan untuk menjadi yang terbaik atau
yang terburuk . Sesuai dengan pernyataan bapak Endriyajid bahwa siswa yang
memiliki prestasi tertinggi adalah siswa yang mampu mengikuti semua metode
yang diajarkannya dengan baik . Penulis mengartikan siswa tersebut adalah siswa
yang memiliki gaya belajar seimbang karena mereka mampu mengontrol atau
mengikuti proses pembelajaran dengan metode apapun . Tipe gaya belajar
seimbang ini merupakan minoritas di kelas XI IPS . Karena frekuensinya tidak
lebih dari gaya belajar umum yang telah dijelaskan pada halaman sebelumnya .
Jadi , siswa siswi kelas XI IPS yang memiliki nilai tertinggi memiliki tipe gaya
belajar seimbang yang minoritas .
Pengaruh gaya belajar umum Visual ternyata berbanding terbalik dengan
prestasi belajar siswa kelas XI IPS . Dari 127 siswa yang diketahui gaya belajar
dan nilai akademiknya, terdapat 33 siswa yang memiliki tipe gaya belajar visual .
Jika dikaitkan dengan gaya mengajar guru kelas XI IPS , maka siswa yang bertipe
gaya belajar visual ini akan kesulitan untuk memhami informasi sehingga nilai
akademiknya diperkirakan lebih rendah . Karena berdasarkan hasil wawancara
guru mata pelajaran kelas XI IPS umumnya menggunakan metode auditori
36
(penjelasan/ceramah) dan kinestetik (diskusi), dan jarang menggunakan metode
visual . Namun ternyata setelah dilihat , nilai rata rata siswa yang bergaya belajar
visual yaitu lebih tinggi daripada niali rata rata siswa yang memiliki gaya belajar
auditori maupun kinestetik . Rata rata siswa yang bertipe gaya belajar visual
adalah 81,9 . Begitupula jika dilihat dari nilai minimum dan maksimum dari siswa
yang memiliki tipe gaya belajar visual tidak lebih rendah dari nilai minimum dan
maksimum tipe gaya belajar lain. Pernyataan tersebut dapat memberikan
kesimpulan bahwa tipe gaya belajar visual tidak berpengaruh terdapat prestasi
akademik siswa kelas XI IPS . Mungkin ada faktor faktor lain yang menyebabkan
hal ini terjadi yang belum penulis ketahui .
Tidak hanya tipe gaya belajar visual , ternyata tipe gaya belajar kinestetik
juga berbanding terbalik dengan prestasi akademik siswa kelas XI IPS . Hasil
wawancara dengan guru mata pelajaran IPS memberikan pernyataan bahwa
metode mengajar kinestetik lah yang lebih sering digunakan dalam proses
pembelajaran mata pelajaran IPS . Karena Ilmu Pengetahuan Sosial menuntut
seorang siswa agar dapat memecahkan masalah dan berperan aktif untuk
menyuarakan ide dan pendapatnya melalui kegiatan diskusi seperti yang
disimpulkan oleh guru mata pelajaran sosiologi, Ibu Sriatun . Berdasarkan
pengelolaan data, nilai rata rata dari siswa yang memiliki tipe gaya belajar
kinestetik ternyata tidak lebih tinggi daripada gaya belajar visual yang jarang
sekali guru IPS ajarkan sebagai metode mengajar . Nilai rata rata siswa yang
bertipe gaya belajar kinestetik adalah 81,3. Sehingga dapat dikatakan bahwa tipe
gaya belajar kinestetik tidak berpengaruh positif terhadap nilai akademik siswa
kelas XI IPS.
Tipe gaya belajar auditori yang menjadi kecenderungan gaya belajar siswa
kelas XI IPS memiliki rata rata tertinggi yang sama dengan siswa yang memiliki
gaya belajar seimbang, yaitu 82 . Tipe gaya belajar auditori yang dimiliki
sebagian besar siswa sesuai dengan metode mengajar guru IPS , yaitu guru mata
pelajaran ekonomi yang lebih sering menggunakan metode mengajar auditori .
Sehingga terjadi keterkaitan atau interaksi yang sesuai yang mengakibatkan
terciptanya proses belajar mengajar yang maksimal . Dalam hal ini , dapat
37
disimpulkan bahwa gaya belajar auditori sangat berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Grati .
BAB V
38
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh gaya belajar terhadap
prestasi akademik mata pelajaran inti IPS yang telah dibahas, maka penulis
menyimpulkan bahwa :
1. Siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Grati cenderung memiliki tipe gaya belajar
umum Auditori dengan presentase 40,80 % dari 142 responden . Tipe gaya
belajar umum yang minimum adalah tipe gaya belajar kinestetik dengan
presentase10,60 %.
2. Guru mata pelajaran IPS kelas XI IPS cenderung menggunakan metode
mengajar auditori dan kinestetik
3. Gaya belajar visual berbanding terbalik dengan prestasi akademik siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 1 Grati. Meskipun guru IPS jarang menggunakan
metode mengajar visual , tetapi nilai rata rata siswa yang bertipe gaya belajar
visual tidak lebih rendah dari siswa yang bertipe gaya belajar kinestetik, yaitu
sebesar 81,9.
4. Gaya Belajar Auditori berpengaruh positif atau berbanding lurus terhadap
prestasi siswa kelas XI IPS. Nilai rata rata siswa yang memiliki tipe gaya
belajar visual lebih tinggi dari gaya belajar visual maupun kinestetik , yaitu
82.
5. Gaya belajar kinestetik berbanding terbalik dengan prestasi akademik siswa
kelas XI IPS SMA Negeri 1 Grati. Meskipun guru mata pelajaran IPS sering
menggunakan metode mengajar kinestetik, nilai rata rata siswa yang bertipe
gaya belajar kinestetik tidak lebih tinggi dari siswa yang bergaya belajar
visual ataupun auditori.
6. Gaya belajar seimbang sangat berpengaruh terhadap prestasi akademik siswa
kelas XI IPS . Karena nilai tertinggi dari masing maisng kelas cenderung
dimiliki oleh siswa yang bertipe gaya belajar seimbang . Nilai maximal dan
nilai minimal dari nilai rata rata siswa kelas XI IPS dimiliki oleh siswa yang
bertipe gaya belajar seimbang . Jadi, siswa kelas XI IPS yang bertipe gaya
39
belajar seimbang memiliki kemungkinan mendapatkan nilai akademik yang
sangat tinggi ataupun sangat rendah .
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis jelaskan , maka penulis
mencoba memberikan saran atau masukan agar dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bagi pihak pihak yang membutuhkan , diamtaranya :
1. Bagi Siswa kelas XI IPS
Penulis menyarankan agar siswa mampu mengetahui gaya belajarnya
sendiri dan mencoba menggunakan gaya belajar lain agar dapat mengetahui
informasi atau pengetahuan melalui cara atau metode apapun serta dapat
menyeimbangkan kemampuan mengolah informasi melalui metode yang
berbeda beda .
2. Bagi Guru
Penulis menyarankan agar guru dapat mengetahui / memahami kondisi di
kelas XI IPS yang cenderung memiliki gaya belajar auditori (lebih banyak
bicara) serta tetap menggunakan metode mengajar dominan Auditori,
selebihnya tipe gaya belajar visual dan kinestetik . Selain itu, guru juga
diharapkan dapat memberikan perhatian khusus terhadap siswa yang bertipe
gaya belajar minoritas yaitu kinestetik .
3. Bagi penelitian lain
Penulis menyarankan bagi pihak yang akan melakukan penelitian
pengaruh belajar terhadap prestasi siswa agar mencari faktor faktor lain yang
mengakibatkan berpengaruh atau tidaknya suatu tipe gaya belajar prestasi
akademik siswa IPS.
DAFTAR PUSTAKA
40
41
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Penulis 1
42
Muhammad Farich Ali Ridwan, laki laki kelahiran Pasuruan 12 desember 1996.
Laki laki yang memiliki postur tubuh atletis ini memiliki nama panggilan Farich .
Farich kini bertempat tinggal di sebuah desa di kecamatan Grati, yaitu Plososari
RT 02 RW 01. Laki laki yang terlihat jangkung dengan perawakan tinggi ini
pernah mengenyam pendidikan di SD Negeri Plososari 1 , SMP Negeri 2 Grati,
hingga pada tahun 2014 ia duduk dibangku SMA kelas XI, tepatnya di SMA
Negeri 1 Grati . Farich yang merupakan anak pertama ini pernah berturut turut
meraih prestasi semenjak ia berada dibangku sekolah dasar . Farich sangat
menyukai olahraga yaitu Sepak Bola. Namun kegemarannya itu berbeda jauh
dengan cita cita nya. Semenjak kecil, Farich memiliki cita cita menjadi pengusaha
mabel . Farich beranggapan bahwa menjadi pengusaha mabel itu sangat terjamin
karena pesanan mabel selalu ada. Jokowi merupakan salah satu tokoh idola bagi
Farich . Menurutnya, Jokowi adalah sosok yang sederhana , bejo, jujur, dan apa
adanya . Mengenai gaya belajar, Farich memiliki tipe gaya belajar kinestetik ,
pantas saja dia sangat menyukai olahraga dan terkesan tak bisa diam saat proses
belajar mengajar di dalam kelas cukup lama .
Lampiran 2. Biografi Penulis II
Alfi Jauharo, kelahiran medan 5
november 1997 . Teman akrabnya sering
memanggilnya Alfi . Alfi kini bertempat
tinggal di dusun kr. Asem RT 05 RW 02 ,
43
kec. Rejoso, bersama kedua saudara kandungnya dan kedua orang tuanya . Anak
kedua dari tiga bersaudara ini merupakan lulusan dari SD Negeri 1 Rejoso , SMP
Negeri 2 Grati, hingga pada tahun 2014 ini ia berstatus sebagai pelajar kelas XI di
SMA Negeri 1 Grati . Perempuan yang berkulit sawo matang dengan tinggi 155
cm ini sangat menyukai Ilmu kebumian, psikologi , dan filsafat. Selain itu, dia
juga menyukai dunia kepenulisan . Dia merupakan aktivis pramuka. Karena
menurutnya pramuka itu menyenangkan dan menciptkan jiwa kemandirian bagi
seseorang . Berkaitan dengan gaya belajar , ia memiliki gaya belajar auditori
kinestetik . Mondar mandir adalah kebiasannya saat belajar . Tokoh idola yang
menjadikan inspirasi bagi Alfi adalah nabi Muhammad SAW. Karena menurutnya
beliaulah yang sangat pantas dijadikan sebagai teladan bagi seluruh umat islam
Lampiran. 3 Angket Kuesioner
ANGKET PENELITIAN
44
GAYA BELAJAR SISWA XI IPS
Identitas RespondenAbsent : ...........................Kelas : ...........................
Lingkari salah satu mata pelajaran yang Anda tekuni : (Ekonomi/Sosiologi/Geografi) Mohon Lingkari jawaban yang sesuai dengan kondisi Anda, dibawah ini :
1. Jika akan menghadapi ulangan, Anda mudah hafal jika:a. Menghafal materi ulangan sambil mengucapkannya kerasb. Membolak-balik buku membaca materi ulanganc. Berjalan bolak-balik sambil menghafal
2. Saat membaca buku, Anda sering:a. Membaca sambil menggerakkan bibir & mengucapkannyab. Membacanya dengan tenang, cepat dan tekunc. Menelusuri tiap-tiap kata dengan jari telunjukmu
3. Biasanya pada saat Anda tidak ada kegiatan:a. Bebicara dengan diri sendirib. Melamun, menatap ke angkasac. Gelisah tak bisa duduk tenang
4. Mana yang paling sering terjadi saat di sekolah:a. Kamu mendengarkan saja waktu guru menerangkanb. Kamu memperhatikan wajah guru saat beliau berbicarac. Saat guru menerangkan, tangan kamu tidak bisa diam
5. Yang paling Anda perhatikan saat masuk ruangana. Keadaan ruanganb. Suara / diskusi-diskusi yang berlangsung diruangan itu.c. Aktivitas apa yang sedang berjalan dan apa yang bisa Anda lakukan diruangan itu.
6. Jika Anda bertemu dengan orang baru, apa yang biasanya Anda perhatikan pertama kali ?a. Penampilan dan cara berpakaiannyab. Cara berbicara saat mengucapkan kata-kata atau suaranya.c. Cara mereka bertingkah laku atau berperilaku
7. Saat berbicara, kamu:a. Berbicara dengan cepat b. Berbicara dengan kecepatan sedang c. Berbicara dengan kecepatan lambat
8. Anda lebih memahami materi ketika a. Guru Anda menulis materi di papanb. Guru Anda menjelaskanc. Guru Anda menyuruh Anda diskusi
9.Kalau kamu marah, biasanya paling terlihat dari:a. Ekspresi wajahb. Intonasi suarac. Gerak tubuh
10. Tempat yang tidak Anda sukai :a.Tempat yang kacau dan tidak tertata rapi.b.Tempat yang terlalu sunyi. c.Tempat di mana tidak ada aktivitas bisa dilangsungkan atau Anda tidak bisa bergerak bebas di dalamnya.
Lampiran 4. Tabel Nilai Akademik Mata pelajaran IPS dan Gaya BelajarKelas XI IPS 1
45
Abs
N.E N.G N.S MEANGAYA
BELAJAR1 79 77 75 77 K2 79 87 80 82 A3 79 87 80 82 A4 82 86 82 83,33333333 A5 78 83 84 81,66666667 A6 81 85 78 81,33333333 Ak7 80 89 79 82,66666667 A8 82 82 79 81 A9 82 87 81 83,33333333 V
10 80 85 81 82 A11 82 78 78 79,33333333 Va12 82 88 82 84 Ak13 83 92 82 85,66666667 V14 79 87 80 82 A15 79 85 80 81,33333333 V16 80 87 80 82,33333333 A17 Va18 79 82 84 81,66666667 A19 79 84 76 79,66666667 V20 77 75 77 76,33333333 Va21 80 84 84 82,66666667 Vk22 86 75 78 79,66666667 K23 80 82 75 79 A24 78 78 76 77,33333333 Va25 K26 80 78 78 78,66666667 Va27 78 75 77 76,66666667 A28 K29 79 82 77 79,33333333 K30 81 83 81 81,66666667 V31 78 83 77 79,33333333 Va32 81 82 78 80,33333333 A33 81 85 79 81,66666667 V34 80 89 79 82,66666667 A35 81 84 79 81,33333333 Va36 79 84 80 81 V
46
Recommended