View
274
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
7/30/2019 KASUS BPPV
1/20
1
BAB I
PENDAHULUAN
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah vertigo yang timbul
bila kepala mengambil posisi atau sikap tertentu. Serangan vertigo dapat
dicetuskan oleh perubahan sikap, misalnya bila penderita berguling di tempat
tidur, menolehkan kepala, melihat ke bawah, menengadah. BPPV merupakan
vertigo yang berasal dari kelainan perifer terbanyak, paling sering dijumpai di
masyarakat, yaitu sekitar 30%. Wanita agak lebih sering daripada pria.1, 2
Penatalaksanaan BPPV salah satunya adalah Epley maneuver yang sering
dilakukan oleh dokter. Maneuver ini dapat dilakukan olh pasien bersama dokter
maupun di rumah. Tetapi memang untuk pertama kalinya akan lebih aman pada
pasien apabila melakukannya bersama dokter. Manuver Epley memiliki
keefektifan pada BPPV sekitar 80%.2
BPPV bukanlah penyakit yang secara langsung membahayakan jiwa,
tetapi apabila gejalanya sering timbul dapat menimbulkan kecemasan pada pasien.
Manuver Epley adalah serangkaian posisi yang dapat diterapkan pada pasien
BPPV. Pada referat kali ini akan dibahas mengenai maneuver Epley tersebut pada
BPPV.
7/30/2019 KASUS BPPV
2/20
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai, yang sering digambarkan
sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness, unsteadiness) atau rasa
pusing (dizziness). Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang artinya memutar,
merujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan
seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistim keseimbangan.
Asal terjadinya vertigo dikarenakan adanya gangguan pada sistem
keseimbangan tubuh. Bisa berupa trauma, infeksi, keganasan, metabolik, toksik,
vaskuler atau autoimun. Sistem keseimbangan tubuh kita dibagi menjadi dua yaitu
sistem vestibuler (pusat dan perifer) dan non vestibuler (visual : retina, otot bola
mata, dan somatokinetik : kulit, sendi, dan otot). Sistem vestibuler sentral terletak
pada batang otak, serebelum dan serebrum. Sebaliknya sistem vestibuler perifer
meliputi labirin dan saraf vestibular.
Vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ) atau disebut jugaBenign
Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah gangguan keseimbangan perifer
yang sering dijumpai. Gejala yang dikeluhkan adalah vertigo yang datang tiba-
tiba pada perubahan posisi kepala. Beberapa pasien dapat mengatakan dengan
tepat posisi tertentu yang menimbulkan keluhan vertigo. Biasanya vertigo
dirasakan sangat berat, berlangsung singkat hanya beberapa detik saja. Keluhan
dapat disertai mual bahkan sampai muntah, sehingga penderita merasa khawatir
7/30/2019 KASUS BPPV
3/20
3
akan timbul serangan lagi. Hal ini yang menyebabkan penderita sangat berhati-
hati dalam posisi tidurnya. Vertigo jenis ini sering berulang kadang-kadang dapat
sembuh dengan sendirinya. Vertigo pada BPPV termasuk vertigo perifer karena
kelainannya terdapat pada telinga dalam, yaitu pada sistem vestibularis. Dari
vertigo yang berasal dari kelainan perifer maka BPPV ini yang paling sering
dijumpai sekitar 30%. BPPV pertama kali dikemukakan oleh Barany pada tahun
1921. Karakteristik nistagmus dan vertigo berhubungan dengan posisi dan
menduga bahwa kondisi ini terjadi akibat gangguan otolit.
B. EpidemiologiBPPV adalah gangguan keseimbangan perifer yang sering dijumpai, kira-
kira 107 kasus per 100.000 penduduk, dan lebih banyak pada perempuan serta
usia tua (51-57 tahun). Jarang ditemukan pada orang berusia dibawah 35 tahun
yang tidak memiliki riwayat cedera kepala. BPPV sangat jarang ditemukan pada
anak.
C. Anatomi dan Fisiologi Alat KeseimbanganAlat vestibuler (alat keseimbangan) terletak di telinga dalam (Iabirin),
terlindung oleh tulang yang paling keras yang dimiliki oleh tubuh. Labirin terdiri
atas labirin tulang dan labirin membran. Labirin membran terletak dalam labirin
tulang dan bentuknya hampir menurut bentuk labirin tulang. Antara labirin
membran dan labirin tulang terdapat perilimfa, sedang endolimfa terdapat di
dalam labirin membran. Berat jenis cairan endolimfa lebih tinggi dari pada cairan
7/30/2019 KASUS BPPV
4/20
4
perilimfa. Ujung saraf vestibuler berada dalam labirin membran yang terapung
dalam perilimfa, yang berada dalam labirin tulang. Setiap labirin terdiri dari 3
kanalis semisirkularis, yaitu kanalis semisirkularis horizontal (lateral), kanalis
semisirkularis anterior (superior) dan kanalis semisirkularis posterior (inferior).
Selain ketiga kanalis ini terdapat pula utrikulus dan sakulus.
Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan menimbulkan perpindahan
cairan endolimfa di labirin dan selanjutnya silia sel rambut akan menekuk.
Tekukan silia menyebabkan permeabilitas membran sel berubah, sehingga ion
kalsium akan masuk ke dalam sel yang menyebabkan terjadinya proses
depolarisasi dan akan merangsang pelepasan neuro-transmiter eksitator yang
selanjutnya akan meneruskan impuls sensoris melalui saraf aferen ke pusat
keseimbangan di otak. Sewaktu berkas silia terdorong ke arah berlawanan, maka
terjadi hiperpolarisasi.
Organ vestibuler berfungsi sebagai transduser yang mengubah energi
mekanik akibat rangsangan otolit dan gerakan endolimfa di dalam kanalis
semisirkularis menjadi energi biolistrik, sehingga dapat memberi informasi
mengenai perubahan posisi tubuh akibat percepatan linier atau percepatan sudut.
Dengan demikian dapat memberi informasi mengenai semua gerak tubuh yang
sedang berlangsung.
Sistem vestibuler berhubungan dengan sistem tubuh yang lain, sehingga
kelainannya dapat menimbulkan gejala pada sistem tubuh bersangkutan. Gejala
yang timbul dapat berupa vertigo, rasa mual dan muntah. Pada jantung berupa
bradikardi atau takikardi dan pada kulit reaksinya berkeringat dingin.
7/30/2019 KASUS BPPV
5/20
5
D. Etiologi
Pada sekitar 50% kasus penyebabnya tidak diketahui (idiopatik). Beberapa
kasus BPPV diketahui setelah mengalami jejas atau trauma kepala leher, infeksi
telinga tengah atau operasi stapedektomi. Banyak BPPV yang timbul spontan,
disebabkan kelainan di otokonial berupa deposit yang berada di kupula bejana
semisirkuler posterior. Deposit ini menyebabkan bejana menjadi sensitif terhadap
perubahan gravitasi yang menyertai keadaan posisi kepala yang berubah.
Penyebab utama BPPV pada orang di bawah umur 50 tahun adalah cedera kepala.
Pada orang yang lebih tua, penyebab utamanya adalah degenerasi sistem
vestibuler pada telinga tengah. BPPV meningkat dengan semakin meningkatnya
usia. Selain itu disebutkan juga bahwa BPPV dapat merupakan suatu komplikasi
dari operasi implant maksilaris.
E. Patofisiologi
Patofisiologi BPPV dapat dibagi menjadi dua, antara lain5,7,9
1. Teori CupulolithiasisPada tahun 1962 Horald Schuknecht mengemukakan teori ini untuk
menerangkan BPPV. Dia menemukan partikel-partikel basofilik yang berisi
kalsiurn karbonat dari fragmen otokonia (otolith) yang terlepas dari macula
utriculus yang sudah berdegenerasi, menempel pada permukaan kupula. Dia
menerangkan bahwa kanalis semisirkularis posterior menjadi sensitif akan
gravitasi akibat partikel yang melekat pada kupula. Hal ini analog dengan keadaan
7/30/2019 KASUS BPPV
6/20
6
benda berat diletakkan di puncak tiang, bobot ekstra ini menyebabkan tiang sulit
untuk tetap stabil, malah cenderung miring. Pada saat miring partikel tadi
mencegah tiang ke posisi netral. Ini digambarkan oleh nistagmus dan rasa pusing
ketika kepala penderita dijatuhkan ke belakang posisi tergantung (seperti pada tes
Dix-Hallpike). Kanalis semisirkularis posterior berubah posisi dari inferior ke
superior, kupula bergerak secara utrikulofugal, dengan demikian timbul nistagmus
dan keluhan pusing (vertigo). Perpindahan partikel otolith tersebut membutuhkan
waktu, hal ini yang menyebabkan adanya masa laten sebelum timbulnya pusing
dan nistagmus.
2. Teori CanalolithiasisTahun 1980 Epley mengemukakan teori canalolithiasis, partikel otolith
bergerak bebas di dalam kanalis semisirkularis. Ketika kepala dalam posisi tegak,
endapan partikel ini berada pada posisi yang sesuai dengan gaya gravitasi yang
paling bawah. Ketika kepala direbahkan ke belakang partikel ini berotasi ke atas
sarnpai 900 di sepanjang lengkung kanalis semisirkularis. Hal ini menyebabkan
cairan endolimfe mengalir menjauhi ampula dan menyebabkan kupula membelok
(deflected), hal ini menimbulkan nistagmus dan pusing. Pembalikan rotasi waktu
kepala ditegakkan kernbali, terjadi pembalikan pembelokan kupula, muncul
pusing dan nistagmus yang bergerak ke arah berlawanan. Model gerakan partikel
begini seolah-olah seperti kerikil yang berada dalam ban, ketika ban bergulir,
kerikil terangkat sebentar lalu jatuh kembali karena gaya gravitasi. Jatuhnya
kerikil tersebut memicu organ saraf dan menimbulkan pusing. Dibanding dengan
teori cupulolithiasis teori ini lebih dapat menerangkan keterlambatan "delay"
7/30/2019 KASUS BPPV
7/20
7
(latency) nistagmus transient, karena partikel butuh waktu untuk mulai bergerak.
Ketika mengulangi manuver kepala, otolith menjadi tersebar dan semakin kurang
efektif dalam menimbulkan vertigo serta nistagmus. Hal inilah yag dapat
menerangkan konsep kelelahan "fatigability" dari gejala pusing.
F. Diagnosis
Diagnosis BPPV dapat ditegakkan berdasarkan5,7 :
1. AnamnesisPasien biasanya mengeluh vertigo dengan onset akut kurang dari 10-20
detik akibat perubahan posisi kepala. Posisi yang memicu adalah berbalik
di tempat tidur pada posisi lateral, bangun dari tempat tidur, melihat ke
atas dan belakang, dan membungkuk. Vertigo bisa diikuti dengan mual.
2. Pemeriksaan fisik
7/30/2019 KASUS BPPV
8/20
8
Pasien memiliki pendengaran yang normal, tidak ada nistagmus spontan,
dan pada evaluasi neurologis normal. Pemeriksaan fisis standar untuk BPPV
adalah : Dix-Hallpike dan Tes kalori.
a. Dix-Hallpike. Tes ini tidak boleh dilakukan pada pasien yangmemiliki masalah dengan leher dan punggung. Tujuannya adalah
untuk memprovokasi serangan vertigo dan untuk melihat adanya
nistagmus. Cara melakukannya sebagai berikut :
o Pertama-tama jelaskan pada penderita mengenai prosedurpemeriksaan, dan vertigo mungkin akan timbul namun
menghilang setelah beberapa detik.
o Penderita didudukkan dekat bagian ujung tempat periksa,sehingga ketika posisi terlentang kepala ekstensi ke belakang
30o40o, penderita diminta tetap membuka mata untuk melihat
nistagmus yang muncul.
o Kepala diputar menengok ke kanan 45o (kalau kanalissemisirkularis posterior yang terlibat). Ini akan menghasilkan
kemungkinan bagi otolith untuk bergerak, kalau ia memang
sedang berada di kanalis semisirkularis posterior.
oDengan tangan pemeriksa pada kedua sisi kepala penderita,
penderita direbahkan sampai kepala tergantung pada ujung
tempat periksa.
o Perhatikan munculnya nistagmus dan keluhan vertigo, posisitersebut dipertahankan selama 10-15 detik.
7/30/2019 KASUS BPPV
9/20
9
o Komponen cepat nistagmus harusnya up-bet (ke arah dahi)dan ipsilateral.
o Kembalikan ke posisi duduk, nistagmus bisa terlihat dalamarah yang berlawanan dan penderita mengeluhkan kamar
berputar ke arah berlawanan.
o Berikutnya manuver tersebut diulang dengan kepala menolehke sisi kiri 45o dan seterusnya.
Berikut adalah gambaran Dix-Hallpike cdk
Gambar Uji Dix-Hallpike
Pada orang normal nistagmus dapat timbul pada saat gerakan provokasi ke
belakang, namun saat gerakan selesai dilakukan tidak tampak lagi nistagmus.
Pada pasien BPPV setelah provokasi ditemukan nistagmus yang timbulnya
lambat, 40 detik, kemudian nistagmus menghilang kurang dari satu menit bila
7/30/2019 KASUS BPPV
10/20
10
sebabnya kanalitiasis, pada kupulolitiasis nistagmus dapat terjadi lebih dari satu
menit, biasanya serangan vertigo berat dan timbul bersamaan dengan nistagmus.3
b. Tes kalori
Tes kalori ini dianjurkan oleh Dick dan Hallpike. Pada cara ini dipakai 2
macam air, dingin dan panas. Suhu air dingin adalah 30oC, sedangkan suhu air
panas adalah 44oC. volume air yang dialirkan kedalam liang telinga masing-
masing 250 ml, dalam waktu 40 detik. Setelah air dialirkan, dicatat lama
nistagmus yang timbul. Setelah telinga kiri diperiksa dengan air dingin, diperiksa
telinga kanan dengan air dingin juga. Kemudian telinga kiri dialirkan air panas,
lalu telinga dalam. Pada tiap-tiap selesai pemeriksaan (telinga kiri atau kanan atau
air dingin atau air panas) pasien diistirahatkan selama 5 menit ( untuk
menghilangkan pusingnya).
G. Diagnosis Banding
1. Vestibular Neuritis
Vestibular neuronitis penyebabnya tidak diketahui, pada hakikatnya
merupakan suatu kelainan klinis di mana pasien mengeluhkan pusing berat
dengan mual, muntah yang hebat, serta tidak mampu berdiri atau berjalan. Gejala-
gejala ini menghilang dalam tiga hingga empat hari. Sebagian pasien perlu
dirawat di rumah sakit untuk mengatasi gejala dan dehidrasi. Serangan
menyebabkan pasien mengalami ketidakstabilan dan ketidakseimbangan selama
beberapa bulan, serangan episodik dapat berulang. Pada fenomena ini biasanya
tidak ada perubahan pendengaran.
7/30/2019 KASUS BPPV
11/20
11
2. LabirintitisLabirintitis adalah suatu proses peradangan yang melibatkan mekanisme
telinga dalam. Terdapat beberapa klasifikasi klinis dan patologik yang berbeda.
Proses dapat akut atau kronik, serta toksik atau supuratif. Labirintitis toksik akut
disebabkan suatu infeksi pada struktur didekatnya, dapat pada telinga tengah atau
meningen tidak banyak bedanya. Labirintitis toksik biasanya sembuh dengan
gangguan pendengaran dan fungsi vestibular. Hal ini diduga disebabkan oleh
produk-produk toksik dari suatu infeksi dan bukan disebabkan oleh organisme
hidup. Labirintitis supuratif akut terjadi pada infeksi bakteri akut yang meluas ke
dalam struktur-struktur telinga dalam. Kemungkinan gangguan pendengaran dan
fungsi vestibular cukup tinggi. Yang terakhir, labirintitis kronik dapat timbul dari
berbagai sumber dan dapat menimbulkan suatu hidrops endolimfatik atau
perubahan-perubahan patologik yang akhirnya menyebabkan sklerosi labirin.3
3. Penyakit MenierePenyakit Meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum
diketahui, dan mempunyai trias gejala yang khas, yaitu gangguan pendengaran,
tinitus, dan serangan vertigo. Terutama terjadi pada wanita dewasa.3
H. Penatalaksanaan
BPPV dengan mudah diobati. Partikel dengan sederhana perlu dikeluarkan
dari kanal semisirkular posterior dan mengembalikannya ke mana mereka berasal.
Beberapa manuver yang dapat dilakukan, antara lain3,5,7,10:
1. Canalith Reposisi Prosedur (CRT)/Epley manuver :
7/30/2019 KASUS BPPV
12/20
12
CRP adalah pengobatan non-invasif untuk penyebab paling umum dari
vertigo, terutama BPPV, CRP pertama kali digambarkan sebagai pengobatan
untuk BPPV di tahun 1992. Saat ini CRP atau maneuver Epley telah digunakan
sebagai terapi BPPV karena dapat mengurangi gejala BPPV pada 88% kasus.
CRP membimbing pasien melalui serangkaian posisi yang menyebabkan
pergerakan canalit dari daerah di mana dapat menyebabkan gejala (yaitu, saluran
setengah lingkaran dalam ruang cairan telinga dalam) ke daerah telinga bagian
dalam dimana canalit tidak menyebabkan gejala (yaitu, ruang depan). Canalit
biasanya berada pada organ telinga bagian dalam yang disebut organ otolith,
partikel kristal ini dapat bebas dari organ otolith dan kemudian menjadi
mengambang bebas di dalam ruang telinga dalam.
Dalam kebanyakan kasus BPPV canalit bergerak di kanal ketika posisi
kepala berubah sehubungan dengan gravitasi, dan gerakan dalam kanal
menyebabkan defleksi dari saraf berakhir dalam kanal (cupula itu). Ketika saraf
berhenti dirangsang, pasien mengalami serangan tiba-tiba vertigo.
Berdasarkan penelitian meta analisis acak terkendali CRP memiliki tingkat
efektivitas yang sangat tinggi. CRP telah diuji dalam berbagai percobaan
terkontrol, dalam studi ini, 61-80% dari pasien yang diobati dengan CRP memiliki
resolusi BPPV dibandingkan dengan hanya 10-20% dari pasien dalam kelompok
kontrol. Berdasarkan temuan dari tinjauan sistematis literatur, American Academy
of Neurology menyimpulkan bahwa CRP adalah "merupakan terapi yang efektif
dan aman yang ditetapkan yang harus ditawarkan untuk pasien dari segala usia
dengan BPPV kanal posterior (Level rekomendasi A)". Selain itu, American
7/30/2019 KASUS BPPV
13/20
13
Academy of Otolaryngology - Bedah Kepala dan Leher Foundation, membuat
rekomendasi bahwa "dokter harus memperlakukan pasien dengan BPPV kanal
posterior dengan Manuver reposisi partikel".
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yoon Kyung Kim dan teman-
teman ditunjukkan bahwa untuk mengontrol gejala BPPV maka diperlukan
pelaksanaan maneuver Epley 1,97 kali. Hal ini membuktikan bahwa maneuver
Epley marupakan maneuver yang paling efektif pada BPPV.
Terdapat sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ronald dengan
menggunakan subyek sebanyak 40 pasien dengan BPPV dirawat dengan
menggunakan prosedur reposisi canalith (maneuver Epley) dibandingkan dengan
pembiasaan latihan vestibular untuk menentukan pendekatan pengobatan yang
paling efektif. Dua puluh pasien tambahan dengan BPPV tidak diobati dan
menjadi kelompok kontrol. Intensitas dan durasi gejala dimonitor selama periode
3 bulan. Semua pasien telah menunjukkan pengurangan gejala-gejala di kelompok
perlakuan. Prosedur reposisi canalith tampaknya memberikan resolusi gejala
dengan perlakuan yang lebih sedikit, tetapi hasil jangka panjangnya bagus, efektif
dalam mengurangi BPPV. Sejumlah besar pasien dalam kelompok kontrol (75%)
terus punya vertigo.
Indikasi Canalith Reposisi Prosedur (CRT)/Epley manuver
5,7
:
1. Episode berulang pusing dipicu BPPV.2. Positif menemukan gejala dan nistagmus dengan pengujian posisi
(misalnya, uji Dix-Hallpike).
7/30/2019 KASUS BPPV
14/20
14
Keterbatasan Canalith Reposisi Prosedur (CRT)/Epley manuver:
1. Penggunaan CRP pada pasien tidak memiliki BBPV (diagnosis yangsalah).
2. Salah kinerja masing-masing komponen CRP. Prosedur manuver Epley:
Gambar 1. Manuver Epley
http://2.bp.blogspot.com/_MCdLOttsqWw/Ssmr2DUq23I/AAAAAAAADEU/glfn3R4SjUk/s1600-h/manuver+epley2.jpghttp://1.bp.blogspot.com/_MCdLOttsqWw/Ssmr1hoLqRI/AAAAAAAADEM/4SX_O_imM70/s1600-h/manuver+epley1.jpghttp://2.bp.blogspot.com/_MCdLOttsqWw/Ssmr2DUq23I/AAAAAAAADEU/glfn3R4SjUk/s1600-h/manuver+epley2.jpghttp://1.bp.blogspot.com/_MCdLOttsqWw/Ssmr1hoLqRI/AAAAAAAADEM/4SX_O_imM70/s1600-h/manuver+epley1.jpghttp://2.bp.blogspot.com/_MCdLOttsqWw/Ssmr2DUq23I/AAAAAAAADEU/glfn3R4SjUk/s1600-h/manuver+epley2.jpghttp://1.bp.blogspot.com/_MCdLOttsqWw/Ssmr1hoLqRI/AAAAAAAADEM/4SX_O_imM70/s1600-h/manuver+epley1.jpg7/30/2019 KASUS BPPV
15/20
15
- Pertama posisi duduk, kepala menoleh ke kiri ( pada gangguankeseimbangan / vertigo telinga kiri ) (1)
- Kemudian langsung tidur sampai kepala menggantung di pinggir tempattidur (2), tunggu jika terasa berputar / vertigo sampai hilang, kemudian
putar kepala ke arah kanan (sebaliknya) perlahan sampai muka
menghadap ke lantai (3), tunggu sampai hilang rasa vertigo.
- Kemudian duduk dengan kepala tetap pada posisi menoleh ke kanan dankemudian ke arah lantai (4), masing-masing gerakan ditunggu lebih
kurang 3060 detik.
- Dapat dilakukan juga untuk sisi yang lain berulang kali sampai terasavertigo hilang.
Manuver Epley di rumah:
Prosedur ini lebih efektif dari prosedur di ruangan, karena diulang setiap
malam selama seminggu. Metode ini (untuk sisi kiri), seseorang menetap pada
posisi supine selama 30 detik dan pada posisi duduk tegak selama 1 menit.
Dengan demikian siklus ini membutuhkan waktu 2 menit. Pada dasarnya 3
siklus hanya mengutamakan untuk beranjak tidur, sangat baik dilakukan pada
malam hari daripada pagi atau siang hari, karena jika seseorang merasa pusing
setelah latihan ini, dapat teratasi sendiri dengan tidur.
4,5,7
Ada beberapa masalah yang timbul dengan metode lakukan sendiri, antara
lain:
a. Jika diagnosis BPPV belum dikonfirmasi, metode ini tidak berhasil dandapat menunda penanganan penyakit yang tepat.
7/30/2019 KASUS BPPV
16/20
16
b. Komplikasi seperti perubahan ke kanal lain dapat terjadi selamamaneuver Epley, yang lebih baik ditangani oleh dokter daripada di
rumah.
c. Selama maneuver Epley sering terjadi gejala neurologis dipicu olehkompresi pada arteri vertebralis.
Operasi dilakukan pada sedikit kasus pada pasien dengan BPPV berat.
Pasien ini gagal berespon dengan manuver yang diberikan dan tidak terdapat
kelainan patologi intrakranial pada pemeriksaan radiologi. Gangguan BPPV
disebabkan oleh respon stimulasi kanalis semisirkuler posterior, nervus
ampullaris, nervus vestibuler superior, atau cabang utama nervus vestibuler. Oleh
karena itu, terapi bedah tradisional dilakukan dengan transeksi langsung nervus
vestibuler dari fossa posterior atau fossa medialis dengan menjaga fungsi
pendengaran.
Prognosis setelah dilakukan CRP (canalith repositioning procedure)
biasanya bagus. Remisi dapat terjadi spontan dalam 6 minggu, meskipun beberapa
kasus tidak terjadi. Dengan sekali pengobatan tingkat rekurensi sekitar 10-25%.
CRP/Epley maneuver terbukti efektif dalam mengontrol gejala BPPV dalam
waktu lama.
Dari beberapa latihan, umumnya yang dilakukan pertama adalah CRT atau
Semont Liberatory, jika masih terasa ada sisa baru dilakukan Brand-Darroff
exercise. Pada sebuah penelitian disebutkan bahwa dalam setelah pelaksanaan
maneuver-manuver terapi BPPV tidak perlu dilakukan pembatasan terhadap gerak
tubuh maupun kepala. Epley maneuver sangat sederhana, mudah dilakukan, hasil
7/30/2019 KASUS BPPV
17/20
17
yang diharapkan untuk mengurangi gejala cepat muncul, efektif, tidak ada
komplikasi, dan dapat diulang beberapa kali setelah mencoba pertama kali
sehingga sangat dianjurkan kepada orang yang menderita BPPV.
2. Latihan Semont Liberatory :
Gambar 2. Manuver Semont Liberatory
Keterangan Gambar :
- Pertama posisi duduk (1), untuk gangguan vertigo telinga kanan, kepalamenoleh ke kiri.
- Kemudian langsung bergerak ke kanan sampai menyentuh tempat tidur(2) dengan posisi kepala tetap, tunggu sampai vertigo hilang (30-6- detik)
- Kemudian tanpa merubah posisi kepala berbalik arah ke sisi kiri (3),tunggu 30-60 detik, baru kembali ke posisi semula. Hal ini dapat
dilakukan dari arah sebaliknya, berulang kali.
Latihan ini dikontraindikasikan pada pasien ortopedi dengan kasus fraktur
tulang panggul ataupun replacement panggul.
4. Latihan Brandt Daroff
7/30/2019 KASUS BPPV
18/20
18
Latihan Brand Daroff merupakan suatu metode untuk mengobati BPPV,
biasanya digunakan jika penanganan di praktek dokter gagal. Latihan ini 95%
lebih berhasil dari pada penatalaksanaan di tempat praktek. Latihan ini dilakukan
dalam 3 set perhari selama 2 minggu. Pada tiap-tiap set, sekali melakukan
manuver dibuat dalam 5 kali. Satu pengulangan yaitu manuver dilakukan pada
masing-masing sisi berbeda (membutuhkan waktu 2 menit).
Cara latihan Brand-Darroff :
Gambar 3. Manuver Brand-Darroff
Hampir sama dengan Semont Liberatory, hanya posisi kepala berbeda,
pertama posisi duduk, arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan,
kemudian balik posisi duduk, arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi
kiri, masing-masing gerakan ditunggu kira-kira 1 menit, dapat dilakukan berulang
kali, pertama cukup 1-2 kali kiri kanan, besoknya makin bertambah.
7/30/2019 KASUS BPPV
19/20
19
5. Manuver Rolling / BarbequeLima sampai 10% BPPV disebabkan oleh varian semisirkular horizontal.
Manuver ini merupakan salah satu cara yang efektif untuk BPPV. Untuk
Rolling/Barbeque maneuver, dilakukan dengan cara berguling sampai 360o, mula-
mula posisi tiduran kepala menghadap ke atas, jika vertigo kiri, mulai berguling
ke kiri ( kepala dan badan ) secara perlahan-lahan, jika timbul vertigo, berhenti
dulu tapi jangan balik lagi, sampai hilang, setelah hilang berguling diteruskan,
sampai akhirnya kembali ke posisi semula.
7/30/2019 KASUS BPPV
20/20
20
BAB III
PENUTUP
Vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ) atau disebut jugaBenign
Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah gangguan keseimbangan perifer
yang sering dijumpai. Gejala yang dikeluhkan adalah vertigo yang datang tiba-
tiba pada perubahan posisi kepala. Vertigo merupakan keluhan yang sering
dijumpai, yang sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil
(giddiness, unsteadiness) atau rasa pusing (dizziness). Patofisiologi BPPV dapat
dibagi menjadi dua, antara lain teori cupulolithiasis dan teori canalolithiasis.5,7,9
BPPV dengan mudah diobati. Partikel dengan sederhana perlu dikeluarkan
dari kanal semisirkular posterior dan mengembalikannya ke mana mereka berasal.
Salah satu manuver yang dapat dilakukan adalah Canalith Reposisi Prosedur
(CRT)/Epley manuver. Saat ini CRP atau maneuver Epley telah digunakan
sebagai terapi BPPV karena dapat mengurangi gejala BPPV pada 88% kasus.
Prosedur reposisi canalith tampaknya memberikan resolusi gejala dengan
perlakuan yang lebih sedikit, tetapi hasil jangka panjangnya bagus, efektif dalam
mengurangi BPPV.
Recommended