View
230
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015 i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma tahun 2015 dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam rangka memenuhi akuntabilitas implementasi program dan kegiatan
berdasarkan Rencana Kerja Tahun 2015, disusun dokumen Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma sebagai salah
satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan sumber daya
di lingkungan Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma sepanjang tahun 2015. LAKIP ini berisi
gambaran perkembangan pelaksanaan program dan kegiatan serta capaian sasaran
strategis yang dilaksanakan pada tahun 2015, dan merupakan capaian kinerja tahun
pertama pelaksanaan Rencana Strategis ( Renstra ) Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma
Tahun 2014 - 2018 Banyak hal yang telah dicapai dalam kurun waktu satu tahun pertama
dalam kaitannya dengan Renstra, namun demikian masih terdapat berbagai
permasalahan dan tantangan kedepan yang perlu diselesaikan.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah aktif membantu
tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini, khususnya seluruh
pegawai Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma yang telah bekerja secara maksimal dalam
pelaksanaan kegiatan dan menyediakan data untuk penyusunan LAKIP ini.
Semoga LAKIP Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma dapat memberikan gambaran
kinerja yang telah dicapai selama tahun 2015 dan dapat menjadi masukan bagi
perumusan kebijakan selanjutnya, dan diikuti dengan peningkatan manajemen kinerja
yang lebih baik serta kerja keras oleh seluruh jajaran Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma
untuk upaya perbaikan kinerja yang akan datang.
Mataram, Januari 2016 Direktur Rumah Sakit Jiwa
Mutiara Sukma
Dr. Elly Rosila W, SpKJ,MM Pembina TK I
NIP. 19610131 198801 2 001
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015 ii
D A F T A R I S I
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Ringkasan Eksekutif
i
ii
iii
iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Sejarah Singkat RSJ Provinsi 2
C. Tugas dan Fungsi 3
D. Struktur Organisasi 4
BAB II
BAB III
BAB IV
LAMPIRAN
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU)
B. Rencana Strategis
C. Perjanjian Kinerja
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
B. Pencapaian Indikator Pelayanan
C. Pencapaian Indikator Kinerja Keuangan
D. Pencapaian Indikator Pelaksanaan PPK-BLUD
PENUTUP
Lampiran 1: Peerjanjian Kinerja
Lampiran 2: Rencana Kinerja Tahunan 2015
Lampiran 3: Indikator Kinerja Utama
Lampiran 4: Pengukuran dan Pencapaian Kinerja
6
6
6
10
15
15
16
40
43
48
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015 iii
DAFTAR TABEL
Nomor tabel Judul tabel Halaman
3.1 Gambaran Tingkat Pemanfaatan RSJ Mutiara
Sukma Tahun 2013-2015
16
3.2 Target dan Realisasi Visite Rate RSJ Mutiara
Sukma Tahun 2015
17
3.3 Kunjungan Pasien Rawat Jalan Berdasarkan
status Bayar
18
3.4 Kunjungan Pasien Rawat Inap Berdasarkan
Status Bayar
19
3.5 Pencapaian Kinerja RSJ Mutiara Sukma
Berdasarkan Indikator Mutu
19
3.6 Realisasi Pencapaian Kinerja Pelayanan
Rawat Inap Dibanding Target
20
3.7 Kunjungan Pasien IGD Berdasarkan Status
Bayar
21
3.8 Gambaran Hasi Kegiatan Penjangkauan Klien
Oleh RSJ Mutiara Sukma Melalui Kegiatan
Statis Dan Mobile Tahun 2015
24
3.9 Jenis Kegiatan Yang Diikuti Pasie Rehabilitasi
Tahun 2015
26
3.10
3.11
Puskesmas Dan RSUD Yang diKunjungi Tim
Integrasi S/D Desember 2015
Hasik Kegiatan Mobile Clinic RSJ Mutiara
SukmaSe-NTB Tahun 2015
28
28
3.12
3.13
3.14
3.15
3.16
3.17
3.18
3.19
3.20
3.21
3.22
Hasil Kegiatan Home Visit RSJ Mutiara
SukmaSe-Pulau Lombok Tahun 2015
Distribusi Pasien Pasung Hasil Penjangkauan
Tahun 2011 S/D Desember 2015
Distribusi Pasien Dropping S/D Desember
2015
Sumber Pembiayaan/Anggaran RSJ Mutiara
Sukma Tahun 2013 – 2015
Realisasi Anggaran APBD RSJ Mutiara Sukma
Tahun 2015
Capaian Indikator dan Target Renja 2015
dibandingkan Realisasi
Realisasi Pendapatan RSJ Mutiara Sukma
Tahun 2015
Target dan Realisasi Pendapatan Perunit
Tahun 2015
Cost Recovery RSJ Mutiara Sukma Tahun
2013-2015
Pencapaian Standar Minimal RSJ Mutiara
Sukma Tahun 2015
Hasil Survey Kepuasan Pelanggan di RSJ
Mutiara SukmaTahun 2012-2015
29
30
32
40
41
42
43
44
45
45
46
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015 iv
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah ( LAKIP ) Rumah Sakit Jiwa Mutiara
Sukma disusun dengan maksud memberikan gambaran mengenai pelaksanaan program
dan kegiatan berbasis kinerja , sebagaimana terdapat dalam Penetapan Kinerja Tahun
2015 yang merupakan tahun Kedua pelaksanaan Renstra Rumah Sakit Jiwa Mutiara
Sukma Tahun 2014 - 2018. Laporan ini berisi penetapan kinerja dan akuntabilitas kinerja
,dimana termasuk didalamnya akuntabilitas keuangan, analisis kinerja dan evaluasi
kinerja guna menyajikan informasi yang utuh atas upaya yang telah dilakukan dan tingkat
capaian dari target pada tingkat sasaran program. Dalam penyusunan LAKIP ini disajikan
tentang Indikator Keberhasilan dan Kegagalan dalam pencapaian sasaran, tujuan dan
target yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja,sehingga diperlukan pola
pengukuran kinerja mulai Rencana Strategis dan berakhir sampai dengan pengukuran
kinerja atas sasaran program kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencapaian visi,
misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja ( PK )
Sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Tahun2014 – 2018, Rumah
Sakit Jiwa Mutiara Sukma mempunyai 22 ( dua puluh dua ) sasaran strategis dan 9
(sembilan) tujuan strategis yang kemudian dijabarkan dalam 11 program kegiatan.
Pengukuran kinerja dinilai dari pencapaian kinerja pelayanan dan kinerja
keuangan. Berdasarkan kinerja pelayanan, beberapa indikator mencapai target yang
ditetapkan seperti Penanganan pasien pasung (100%), penanganan penderita HIV/AIDS
(100%), Penanganan Napza (100%), penanganan pasien gangguan jiwa (100%),
pencapaian Visite Rate 0,83% dan BOR (dari 85% yang ditargetkan, tercapai 90,76%).
Berdasarkan kinerja keuangan, tahun 2015 realisasi anggaran Belanja Langsung RSJ
Mutiara Sukma mencapai 92,77% sedangkan realisasi total anggaran mencapai 92,86%,
Untuk pendapatan terealisasi 104,07% atau Rp.10.407.462.425 dari Rp 10.000.000.000
yang ditargetkan.
Dalam pencapaian kinerja tidak terlepas dari hambatan dan permasalahan
maka perlu peningkatan komitmen dan tanggung jawab semua pegawai dalam
melaksanakan tugas masing- masing sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.Laporan
Akuntabilitas Kinerja ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi
dan analisis dalam peningkatan akuntabilitas dan perbaikan kinerja Rumah Sakit Jiwa
Mutiara Sukma pada tahun berikutnya serta menjadi bahan masukan dalam penentuan
kebijakan dalam pengembangan Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah RSJ Mutiara Sukma Tahun
2015 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri PAN dan RB
RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini
merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah kepemerintahan yang baik (good
governance) di Indonesia.
Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah RSJ Mutiara Sukma
Tahun 2015 diharapkan dapat memberikan informasi kinerja yang terukur kepada
pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh RSJ Mutiara
Sukma serta dapat mendorong RSJ Mutiara Sukma didalam melaksanakan tugas
dan fungsinya secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan perundangan,
kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat,
dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi RSJ Mutiara Sukma untuk
meningkatkan kinerjanya, dan hal yang penting adalah memberikan kepercayaan
kepada masyarakat terhadap RSJ Mutiara Sukma di dalam pelaksanaan
program/kegiatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tahun 2015 merupakan tahun kedua implementasi Rencana Strategis
(RENSTRA) Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB Tahun 2014 -2018, yang dilaksanakan
dalam rangka mewujudkan visi Tahun 2014 - 2018 yaitu “ RUMAH SAKIT JIWA
DAMBAAN MASYARAKAT DENGAN MUTU TERKINI “
Rangkaian Program/Kegiatan pada tahun 2015 adalah bagian integral dalam
mendukung pencapaian tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Daerah 2014 – 2018 Pemerintah Provinsi NTB, dan diakumulasikan dalam beberapa
program yaitu : Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan
Sarana Prasarana Aparatur, Program Upaya Kesehatan Masyarakat, Program
Pengadaan, Peningkatan Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit dan Program
Peningkatan Mutu Pelayanan BLUD.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
2
B. SEJARAH SINGKAT RSJ MUTIARA SUKMA
Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma merupakan unsur pelayanan kesehatan
khusus jiwa yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah dan secara teknis operasional berkoordinasi dengan Kepala Dinas
Kesehatan.
RSJ Mutiara Sukma dibangun melalui anggaran tahun 1982/1983, mulai
beroperasi tanggal 27 Oktober 1987 dan diresmikan 27 Januari 1990. Rumah Sakit
Jiwa Pusat Provinsi menjadi Kelas B berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor: 656/Menkes/SK/X/1991 tanggal 30 Oktober 1991 dan di
ditetapkan kembali menjadi kelas B pada 25 Maret 2013 dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor : HK.02.03/I/0548/2013.
Maksud didirikan RSJ Mutiara Sukma adalah sebagai pusat rujukan
pelayanan dan pembinaan kesehatan jiwa bagi 10 (sepuluh) kabupaten/kota yang
ada di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat termasuk rehabilitasi korban
penyalahgunaan Napza, Konseling dan pengobatan HIV/AIDS. Terbitnya UU no.1
tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU no. 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (RS) dan Peraturan Pemerintah No.23 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) serta Peraturan Menteri Dalam Negeri
No.61 tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK-BLUD) yang mengamanatkan semua RS harus menerapkan PPK-
BLU/BLUD. Untuk memenuhi amanat tersebut, RSJ Mutiara Sukma mengusulkan
menjadi PPK BLU/BLUD dan dilaunching pada tahun 2010 dan diperkuat dengan
Surat Keputusan Gubernur NTB No.56 tahun 2011 tanggal 25 Januari 2011. Tahun
2014 menjadi tahun ke-3 bagi RSJ Mutiara Sukma menerapkan PPK-BLUD. Pada
tahun 2015 RSJ Provinsi NTB berubah Nama menjadi RSJ Mutiara Sukma hal ini
berdasarkan Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat No.440-344 tahun 2014.
RSJ Mutiara Sukma telah terakreditasi penuh tingkat dasar untuk ketiga
kalinya berdasarkan sertifikat dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit
No.YM.01.10/III/316/2011. Pengakuan KARS tersebut pada dasarnya adalah
pengakuan telah terpenuhinya standar pelayanan rumah sakit yang meliputi 5 (lima)
pelayanan yang terdiri dari: Administrasi Manajemen, Pelayanan Medis , Pelayanan
Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan dan Rekam Medis. Tahun 2013 RSJ
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
3
Mutiara Sukma telah melaksanakan bimbingan akreditasi dengan standar pelayanan
terbaru dari Joint Commission International (JCI) namun pada tahun 2015 RSJ
Mutiara Sukma belum mampu melaksanakan survei simulasi dan survei penilaian
untuk menjadi RSJ pertama yang terstandar JCI karena kendala pembangunan dan
renovasi bangsal perawatan, kantor dan poliklinik.
C. TUGAS DAN FUNGSI
Berpedoman pada Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat nomor : 8
tahun 2008 tanggal 25 Agustus 2008, yang diubah dengan Perda Provinsi NTB
Nomor 9 tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan
Lembaga Teknis Daerah Provinsi NTB, tugas pokok dan fungsi RSJ Mutiara Sukma
adalah sebagai berikut :
1.Tugas Pokok.
a. Menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.
b. Melaksanakan upaya kesehatan khusus jiwa secara berdayaguna dan
berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan
yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan
kesehatan khusus jiwa, pencegahan penyakit khusus jiwa dan melaksanakan
upaya rujukan kesehatan khusus jiwa dan melaksanakan pelayanan bermutu
sesuai standar pelayanan Rumah Sakit Jiwa Kelas B.
2. Fungsi :
a. Melaksanakan pelayanan pencegahan, pemulihan dan rehabilitasi kesehatan
jiwa.
b. Melaksanakan upaya kesehatan jiwa masyarakat
c. Melaksanakan pelayanan upaya pencegahan, terapi dan rehabilitasi
penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya.
d. Melaksanakan pelayanan rujukan
e. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan
jiwa
f. Melaksanakan pengkoordinasian dan pembinaan Rumah sakit Jiwa
g. Melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas sesuai tugas
pokok dan fungsinya
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
4
D. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat nomor: 8
tahun 2008 tanggal 25 Agustus 2008, yang diubah dengan Perda Provinsi NTB
Nomor 9 tahun 2011, Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah
dan secara teknis operasional berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma merupakan lembaga organisasi pelayanan
kesehatan yang dipimpin oleh Direktur (Esselon III ) dengan empat pejabat struktural.
Adapun Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma terdiri dari :
a. Direktur
b. Sub Bagian Tata Usaha
1. Urusan Umum dan Perlengkapan
2. Urusan Kepegawaian
3. Urusan keuangan
4. Urusan Perencanaan, Program dan Pelaporan
5. Urusan Kerjasama dan IT
c. Seksie Pelayanan Medik
1. Instalasi gawat darurat
2. Instalasi rehabilitasi mental
3. Instalasi rawat inap
4. Instalasi rawat jalan
5. Instalasi intensif psikiatrik
6. Instalasi terapi dan rehabilitasi narkoba dan HIV/AIDS
7. Instalasi rekam medik
8. Instalasi kesehatan jiwa masyarakat (Keswamas)
d. Seksie Penunjang Medik
1. Instalasi gizi
2. Instalasi laboratorium
3. Instalasi farmasi
4. Instalasi pemeliharaan saran prasarana rumah sakit (IPSPRS)
5. Instalasi pendidikan dan penelitian (Diklit)
e. Seksie Keperawatan
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
5
Bagan Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma seperti dibawah ini:
Gambar 1
Bagan Struktur Organisasi RSJ Mutiara Sukma NTB
DIREKTUR
SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSI PELAYANAN MEDIK SEKSI PENUNJANG MEDIK SEKSI KEPERAWATAN
INSTALASIINSTALASI
INSTALASIINSTALASI
INSTALASIINSTALASI
INSTALASIINSTALASI
INSTALASI
Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara SukmaTahun 2015 6
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA ( IKU )
Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kinerja RSJ Mutiara Sukma,
ditetapkan indikator Kinerja Utama sebagai dasar pengukuran keberhasilan
pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan. Indikator Kinerja
Utama RSJ Mutiara Sukma sebagai berikut :
1. Kepuasan pelanggan meningkat. Untuk mengetahui tingkat apresiasi mutu layanan
oleh pelanggan ( pasien ) yang selanjutnya dipetakan menjadi indeks kepuasan
masyarakat. Nilai IKM yang kemudian digunakan mengevaluasi kinerja masing-
masing unit kerja di lingkungan RS.
2. RSJ Terakreditasi. Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
3. Kerjasama dengan pihak ketiga meningkat. Untuk meningkatkan citra positif dan
menambah pendapatan
4. Visite rate meningkat. Untuk meningkatkan mutu pelayanan.
5. Penduduk miskin gangguan jiwa terlayani. Untuk meningkatkan angka kesehatan
masyarakat miskin yang masih rendah.
B. RENCANA STRATEGIS
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Provinsi
NTB Tahun 2014 – 2018 dituangkan kedalam dokumen Rencana Strategis
(RENSTRA ) Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma Tahun 2014 – 2018 yang berisi
penjabaran visi, misi dan program yang direncanakan dalam kurun waktu lima tahun.
Renstra tersebut berisi strategi pokok dalam penjabaran agenda pembangunan jangka
menengah, serta acuan kerja bagi Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma. Renstra tahun
2014 – 2018 dilaksanakan dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan
dalam penyelenggaran pembangunan lima tahun kedepan.
1. Visi Dan Misi
VISI
Rumah Sakit Jiwa yang merupakan salah satu Lembaga Teknis Daerah (LTD)
Pemerintah Provinsi mempunyai visi :
RUMAH SAKIT JIWA DAMBAAN MASYARAKAT DENGAN MUTU TERKINI
Ada dua kata kunci dalam visi pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh
RSJ Mutiara Sukma 2014- 2018, yaitu:
Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara SukmaTahun 2015 7
Kata ”Dambaan Masyarakat” yang dimaksud adalah, RSJ menjadi harapan dan
kepercayaan masyarakat dalam pengembangan dan penanganan kesehatan jiwa
masyarakat.
Kata ”Mutu Terkini” yang dimaksud adalah pelayanan yang diberikan RSJ
sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
MISI
Untuk mencapai visi tersebut, Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma menetapkan misi
yang diemban sebagai berikut:
1. Meningkatkan ketertiban dan kelancaran pelayanan dan pengelolaan
administrasi perkantoran
Pelayanan yang berkualitas membutuhkan dukungan manajemen dan
administrasi serta kebijakan yang baik, tepat dan akuntabel, baik dibidang
keuangan, pengelolaan aset, perencanaan pelaporan, kepegawaian maupun
urusan rumah tangga RSJ. Pengelolaan administrasi yang baik akan tercermin
dalam performa kerja antara lain peningkatan ketertiban administrasi.
2. Meningkatkan kemudahan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan jiwa dan
Napza secara paripurna dan bermutu standar nasional
Setiap pelayanan yang diberikan khususnya bagi penderita gangguan jiwa,
penyalahgunaan Napza maupun penderita HIV/AIDS dilakukan secara bersama
dalam suatu tim dengan melibatkan multidisiplin ilmu agar pelayanan dapat
diberikan menyeluruh sesuai standar yang berlaku secara nasional. Pelayanan
paripurna akan menciptakan pelayanan yang lebih efektif, efisien, safety serta
terjamin kualitasnya sehingga terbangun brand image dan citra positif RSJ.
3. Meningkatkan ketersediaan fasilitas fisik, peralatan medis dan non medis sesuai
standar untuk menunjang pelayanan
Pelayanan yang baik atau berkualitas harus didukung dengan penyediaan sarana
dan prasarana, bukan hanya dari segi kuantitas tetapi juga dari segi kualitas serta
sejalan dengan kemajuan teknologi dibidang kesehatan dan ilmu kedokteran.
Penyediaan peralatan yang sesuai standar adalah kewajiban yang harus dipenuhi
sebagai salah satu persyaratan penilaian mutu dan klasifikasi suatu RS.
4. Meningkatkan kelancaran dan kemudahan pelayanan keperawatan profesional
untuk mencapai kepuasan pelanggan
Sebagai salah satu organisasi yang bergerak dibidang jasa, RSJ mempunyai
kewajiban untuk memberikan pelayanan terbaiknya termasuk dibidang
Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara SukmaTahun 2015 8
keperawatan. Keperawatan adalah unsur penting dalam pelayanan karena
merupakan tenaga yang langsung terlibat dengan pasien maupun masyarakat.
Peningkatan kualitas pelayanan keperawatan agar lebih profesional diharapkan
akan berkontribusi signifikan pada pencapaian kepuasan pelanggan.
2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah RSJ Mutiara Sukma
Sebagai penjabaran atau penerapan dari misi tersebut di atas maka perlu
menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam periode waktu 2014 -
2018. Sasaran dan tujuan yang ditetapkan pada Renstra 2014 – 2018 ini disusun
Indikator Kinerja Utamanya .Sehubungan dengan penetapan Indikator Kinerja
Utama rumusan sasaran Renstra yang termasuk dalam IKU adalah sasaran
strategis sesuai dengan sasaran yang ditetapkan oleh Rumah Sakit Jiwa Mutiara
Sukma. Oleh sebab itu sasaran dan tujuan yang akan digunakan dalam
penyusunan LAKIP adalah rumusan sasaran Renstra Rumah Sakit Jiwa Mutiara
Sukma Tahun 2014 – 2018.
Dengan demikian rumusan tujuan dan sasaran tersebut sebagai berikut :
a. Tujuan Renstra Tahun 2014 -2018
- Meningkatkan efektivitas pengelolaan administrasi keuangan, aset dan
perlengkapan
- Meningkatkan efektivitas perencanaan, penganggaran, pendataan dan
pelaporan
- Meningkatkan efektivitas pengelolaan administrasi umum, kepegawaian,
unit kerjasama dan IT
- Meningkatakan mutu pelayanan
- Menyediakan pelayanan terjangkau
- Menyediakan ruang perawatan dan perkantoran yang sesuai standar
- Meningkatkan mutu peralatan medis dan nonmedis sesuai standar
- Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
- Meningkatkan kualitas rencana pengembangan keperawatan
b. Sasaran Renstra Tahun 2014 -2018
- Terwujudnya pengelolaan administrasi keuangan yang tertib
- Tersedianya data, informasi dan laporan aset tepat waktu dan akurat
- Tersedianya kebutuhan barang rumah tangga dan perlengkapan kantor
RSJ dengan tertib
- Terwujudnya sistim perencanaan dan penganggaran yang terpadu
Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara SukmaTahun 2015 9
- Tersusunnya dokumen perencanaan dan penganggaran yang akurat dan
tepat waktu
- Tersedianya data dan informasi kinerja yang valid dan tepat waktu
- Terwujudnya administrasi umum perkantoran yang tertib
- Terpenuhinya usulan kebutuhan tenaga kesehatan sesuai standar
- Terkirimnya tenaga untuk peningkatan kompetensi dan profesionalisme
- Terwujudnya kerjasama antara RSJ dengan mitra kerja lintas sektor/
swasta
- Tercapainya pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM)
- Terakreditasinya RSJ sesuai standar versi 2012
- Tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai, mudah diakses dan
sesuai daya beli masyarakat
- Terbentuknya citra positif dan terhapusnya stigma negatif terhadap RSJ
- Tersedia ruang perawatan dan perkantoran yang layak dan sesuai fungsi
ruang
- Terpeliharanya fisik bangunan secara rutin
- Tersedia peralatan medis dan nonmedis yang layak dan sesuai standar
- Terpeliharanya peralatan medis dan non medis
- Terwujudnya pelayanan keperawatan dengan SDM yang kompeten
- Tersedia dan terpeliharanya sarana prasarana kerja keperawatan
- Tersedianya perencanaan keperawatan yang tertib
- Terwujudnya administrasi dan manajemen keperawatan yang tertib dalam
implementasi keperawatan profesional
3. Program Strategis
Beberapa kebijakan strategis diimplementasikan dalam beberapa program.
Adapun program kerja dan kegiatan yang akan dilaksanakan RSJ Mutiara Sukma
pada tahun 2015 adalah :
- Program pelayanan Administrasi perkantoran
1. Kegiatan penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik.
2. Kegiatan penyediaan jasa administrasi dan teknis perkantoran
(penyediaan jasa PTT)
- Program peningkatan sarana prasarana aparatur
1. Pembanguan gedung kantor
(pembangunan IPRS, Laundry dan Finishing Poli kantor).
Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara SukmaTahun 2015 10
2. Program pemeliharaan berkala gedung kantor
(Pemeliharaan Gedung Rehabilitasi mental, dapur dan DAK Bangunan
Kelas III)
- Program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
1. Kegiatan peningkatan kesehatan
(home visite, integrasi, mobile clinic Keswa dan HIV/AIDS, self help group,
jambore dan outing Napza)
2. Kegiatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan
(penanggulangan bencana, dropping pasien, Self Help Group, family
support group Napza/HIV-AIDS, TPKJM dan hotline layanan krisis)
- Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit.
1. Pengadaan alat-alat kesehatan
- Program peningkatan mutu pelayanan kesehatan BLUD
1. Kegiatan pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD
C. PERJANJIAN KINERJA
Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan jangka menengah sebagaimana
diuraikan dalam Rencana Strategis Tahun 2014-2018 di atas, disusunlah Rencana
Kinerja RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015 yang merupakan Perjanjian Kinerja antara
pimpinan dengan bawahan dalam hal ini Gubernur sebagai pengambil kebijakan dengan
pimpinan SKPD sebagai pelaksanan kebijakan yang akan dijadikan tolak ukur dalam
pengukuran kinerja Pemerintah Provinsi NTB. Perjanjian Kinerja untuk mendukung
kegiatan dan program pembangunan dalam Rencana Kinerja yang dialokasikan
pembiayaannya melalui DPA Tahun 2015.
Berikut adalah sasaran strategis dan indikator serta target yang akan dicapai RSJ
Mutiara Sukma pada tahun 2015 :
Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara SukmaTahun 2015 11
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
1 Tersedianya pelayanan kesehatan yang
memadai, mudah diakses dan sesuai
daya beli masyarakt
a) Persentase Pasien Pasung
yang tertangani
b) Persentase pasien gangguan
jiwa tertangani
c) Persentase Napza terlayani
d) Persentase HIV/AIDS
terlayani
e) BOR mencapai standar
nasional
f) Visite Rate
100%
100%
100%
100%
80%
0,50%
2 Tersedia ruang perawatan dan
perkantoran yang layak dan sesuai
fungsi ruang
a) Jumlah gedung yang
dibangun
3 pkt
3 Terpeliharanya fisik bangunan secara
rutin
a) Jumlah gedung terpelihara
2 pkt
4 Tercapainya pelayanan sesuai Standar
Pelayanan Minimal (SPM )
a) Nilai kepuasan masyarakat
tergolong baik
b) Persentase Cost recovery
78
55%
5 Tersedianya peralatan medis dan
nonmedis yang layak dan sesuai
standar
a) Jumlah kegiatan pengadaan
alkes terselenggara
1 keg
1. Tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai, mudah diakses dan sesuai daya
beli masyarakt.
RSJ Mutiara Sukma adalah salah satu institusi kesehatan yang mempunyai kewajiban
meningkatkan kualitas kesehatan baik kesehatan perorangan maupun masyarakat.
Kewajiban RSJ Mutiara Sukma tersebut diwujudkan dengan melaksanakan program
Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan berupa peningkatan kesehatan
masyarakat dan penanggulangan masalah kesehatan. Program dan kegiatan Upaya
Kesehatan Masyarakat merupakan wujud kepedulian RSJ Mutiara Sukma pada
Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara SukmaTahun 2015 12
masalah kesehatan terutama kesehatan jiwa yang bersifat upaya preventif, promotif
dan kuratif.
Kegiatan-kegiatan tersebut ditujukan bagi masyarakat gangguan jiwa yang kurang
mampu terutama pasien yang mengalami pemasungan, sulit mengakses pelayanan
kesehatan jiwa karena kondisi geografis dan kekurangan sumber daya serta daerah
dengan angka gangguan jiwa tinggi dan ketaatan berobat rendah. Selain itu kegiatan
ini juga ditujukan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan kemampuan mereka
dalam menangani pasien gangguan jiwa, serta mensosialisasikan atau melakukan
pendekatan kepada pihak-pihak terkait maupun stakeholder untuk mendukung
mensukseskan program kesehatan jiwa.
2. Tersedia ruang perawatan dan perkantoran yang layak dan sesuai fungsi ruang
Setiap tahun jumlah pasien yang menjalani perawatan cenderung mengalami
peningkatan, yang ditunjukkan dengan peningkatan kunjungan, baik kunjungan rawat
jalan, peningkatan BOR (Bed Occupancy Rate), peningkatan kunjungan IGD dan unit
lainnya. Peningkatan jumlah pasien dan volume pekerjaan yang meningkat
menyebabkan ruang yang ada sudah tidak memenuhi syarat dan tidak layak termasuk
keamanan dan kenyamanannya. Untuk memenuhi kebutuhan pengembangan
pelayanan rumah sakit, dan mengantipasi kerusakan yang lebih berat serta untuk
keamanan pasien dan karyawan dari kecelakaan serta mempertimbangkan jumlah
kasus gangguan jiwa di NTB, maka dibuatlah masterplan rumah sakit yang
pembangunannya direncanakan bertahap. Pembangunan ataupun renovasi maupun
perluasan bangsal akan mengubah konsep bangunan jiwa kustodial menjadi konsep
bangunan pelayanan kesehatan jiwa modern dengan pendekatan kekeluargaan.
Perubahan konsep tersebut membutuhkan pembiayaan yang cukup besar, namun
RSJ Mutiara Sukma cukup mendapat dukungan dari Pemerintah Pusat untuk
peningkatan kualitas sarana dan prasarananya. Sejak tahun 2010 RSJ Mutiara Sukma
mendapat dukungan DAK untuk renovasi dan perluasan bangunan kelas III dan
peralatannya. Pemerintah Daerah juga memberikan dukungan walaupun dengan
jumlah terbatas karena keterbatasan anggaran daerah. Tahun 2014 RSJ Mutaiara
Sukma kembali mendapat DAK dan digunakan untuk pembangunan 1 ruang
perawatan kelas III geriatri, sedangkan pada tahun 2015 RSJ Mutiara Sukma
Mendapatkan DAK untuk pembangunan Ruang Perawatan Dahlia sesuai dengan
Masterplan dan diselesaikan proses akhir atau finishing dari gedung poli kantor.
Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara SukmaTahun 2015 13
3. Terpeliharanya fisik bangunan secara rutin
Dalam meningkatan kualitas pelayanan kepada konsumen RSJ Mutiara Sukma tetap
melakukan perbaikan sarana dan prasarana dimana pada tahun 2015 RSJ Mutiara
Sukma diberikan dukungan anggaran untuk melakukan renovasi dua buah gedung
yakni gedung rehabilitasi medik dan gedung dapur gizi sehingga dengan adanya
pemeliharaan bangunan akan meremajakan bangunan dan mencegah bangunan
mengalami kerusakan lebih berat. Peningkatan kualitas pemeliharaan sarana
prasarana RSJ Mutiara Sukma dilakukan melalui program peningatan sarana
prasarana aparatur dengan kegiatan pembangunan ruang perawatan, pemeliharaan
berkala gedung kantor dan program peningkatan mutu pelayanan kesehatan BLUD.
4. Tercapainya pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM )
Evaluasi Kegiatan Peningkatan mutu pelayanan kesehatan badan layanan umum
daerah (BLUD) salah satunya dilakukan melalui evaluasi standar pelayanan minimal
(SPM), dimana Penilaian pemantapan penerapan SPM dilakukan melalui survei
terhadap parameter yang telah ditetapkan dalam SPM. Beberapa indikator yang
penting dalam penilaian pencapaian BLUD adalah pencapaian cost recovery.
Indikator ini menggambarkan tingkat kemandirian RSJ Mutiara Sukma sebagai PPK-
BLUD atau menggambarkan kemampuan rumah sakit dalam membiayai diri sendiri
atau seberapa besar tingkat kemandiriannya. Semakin besar cost recovery ratenya,
menunjukkan bahwa semakin mandiri suatu rumah sakit. Selain cost recovery,
indikator penting lain adalah pencapaian pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal
(SPM). Pada tahun 2015 RSJ Mutiara Sukma nilai kepuasan masyarakat tergolong
baik. Pencapaian indikator cost recovery dipengaruhi pendapatan fungsional dan
besar biaya operasional. Pendapatan fungsional RSJ Mutiara Sukma diperoleh dari
pelayanan yang diberikan oleh unit-unit yang berperan sebagai cost center dan
revenue center. Cost center merupakan unit yang tidak memberikan kontribusi
langsung ke pendapatan rumah sakit. Unit yang masuk kedalam cost center di RSJ
Mutiara Sukma adalah unit rekam medis, bagian administrasi (urusan perlengkapan,
keuangan, perencanaan dan pelaporan, kepegawaian dan unit kerjasama), bagian
manajemen (direktur, kepala seksi dan kepala sub bagian tata usaha) dan instalasi
gizi (jika tidak melayani konsultasi gizi).
5. Tersedianya peralatan medis dan nonmedis yang layak dan sesuai standar
Tuntutan masyarakat akan pelayanan bermutu mengharuskan suatu institusi yang
bergerak dibidang penyediaan jasa apalagi institusi publik untuk terus melakukan
Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara SukmaTahun 2015 14
inovasi, terobosan, perbaikan serta selalu memperbaharui kemampuan sesuai ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan terkini. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
di rumah sakit yang mempunyai karateristik dan organisasi yang sangat komplek,
harus berpedoman pada standar yang berlaku dan terkini pula sehingga memuaskan
pelanggan. Beberapa program kegiatan direncanakan pada tahun 2015 adalah
program pengadaan peralatan medis dan nonmedis yang layak dan sesuai standart
pada tahun 2015 RSJ Mutiara Sukma 2 paket yaitu peralatan medis antara lain
General X-Ray- 40 ma, dan Bed patient, sedangkan peralatan nonmedis pengadaan
alat rumah tangga yaitu alat-alat dapur dan laundry. Kegiatan pengadaan tersebut
untuk meningkatkan kualitas dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang
sesuai standar.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
15
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Secara umum Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma telah melaksanakan tugas dalam
rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD ) Provinsi NTB Tahun 2014 – 2018.
Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara
realisasi dengan target kinerja. Pengukuran capaian kinerja RSJ Mutiara Sukma
didasarkan pada realisasi pencapaian indikator dan target program kegiatan yang
telah ditetapkan dalam Renstra 2014-2018, Renja 2015 dan Rencana Bisnis
Anggaran (RBA) 2015. Pencapaian sasaran strategis terhadap indikator kinerja
tahun 2015 mengacu pada rencana kerja tahunan dan penetapan kinerja :
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Tersedianya pelayanan
kesehatan yang memadai,
mudah diakses dan sesuai
daya beli masyarakat
a) Persentase Pasien Pasung
yang tertangani
b) Persentase pasien
gangguan jiwa tertangani
c) Persentase Napza
terlayani
d) Persentase HIV/AIDS
terlayani
e) BOR mencapai standar
nasional
f) Visite Rate
100%
100%
100%
100%
80%
0,50%
100%
100%
100%
100%
90,76%
0,83%
2 Tersedia ruang perawatan dan
perkantoran yang layak dan
sesuai fungsi ruang
a) Jumlah gedung yang
dibangun
3 pkt 3 pkt
3 Terpeliharanya fisik bangunan
secara rutin
a) Jumlah gedung terpelihara
2 pkt 2 pkt
4 Tercapainya pelayanan sesuai
Standar Pelayanan Minimal
(SPM )
a) Nilai kepuasan
masyarakat tergolong baik
b) Persentase Cost recoveri
78
55%
78,65
68,16
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
16
5 Tersedianya peralatan medis
dan non medis yang layak
dan sesuai standar
a) Jumlah kegiatan
pengadaan alkes
terselenggara
1 keg 1 keg
B. Pencapaian sasaran strategis terhadap indikator kinerja
tahun 2015 mengacu pada rencana kerja tahunan dan
penetapan kinerja
1. Tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai, mudah diakses dan
sesuai daya beli masyarakat
a. Kegiatan Penanganan Pasien Pasung
Penemuan dan penanganan pasung mulai digiatkan sejak
pencangangan Program Nasional “Indonesia Bebas Pasung 2010” yang
kemudian berlanjut dengan “Indonesia Bebas Pasung 2018” yang
dijalankan di NTB menjadi “NTB Bebas Pasung 2018”. Kegiatan ini
difokuskan pada penjangkauan pasien pasung untuk mendapat
penanganan di Puskesmas ataupun perawatan lanjutan di RSJ. Estimasi
pasien pasung di NTB semula 319 orang didasarkan pada estimasi WHO
yang memperkirakan 1% dari pasien yang mengalami gangguan jiwa
berat mengalami tindakan pemasungan, sedangkan prevalensi gangguan
jiwa berat di NTB menurut Riskesdas 2007 adalah 0,99% (dibulatkan
menjadi 1%) dari jumlah penduduk 15 tahun ke atas atau sekitar 31.820
orang. Akan tetapi berdasarkan hasil Riskesdas 2013, estimasi pasien
pasung bertambah menjadi 1409 orang karena peningkatan estimasi
gangguan jiwa di Provinsi NTB. Kegiatan ini ditargetkan tuntas pada
tahun 2018.
Penyisiran atau penjangkauan langsung pasien pasung mulai
dilaksanakan tahun 2011 dan tercatat ada 12 Orang Dengan Masalah
Kejiwaan (ODMK) di 6 kabupaten yang mengalami pemasungan. Tahun
2012, penjangkauan dilakukan di 10 kabupaten/kota, dan berhasil
menjangkau 78 pasien pasung. Tahun 2013 tercatat lonjakan
penjangkauan pasung yang sangat signifikan yakni sebesar 325,64%
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
17
atau 254 pasien pasung sehingga total pasung yang ditangani s.d.
Desember 2013 adalah 332 pasien pasung. Untuk tahun 2014, RSJ
Mutiara Sukma berhasil menemukan dan menjangkau 70 pasien pasung,
sehingga total pasien pasung yang berhasil ditemukan adalah 402 pasien
pasung. Untuk tahun 2015 RSJ Mutiara Sukma dapat menjangkaun 89
pasien pasung sehingga total sampai bulan desember 2015 sebayak 491
pasien pasung.
Semua pasien pasung yang ditemukan mendapat penanganan dari
RSJ Mutiara Sukma (100% tertangani). Pelaksanaan “NTB Bebas
Pasung” yang didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/kota dan Dinas Kesehatan serta masyarakat adalah faktor
yang mempengaruhi pencapaian positif kegiatan tersebut. Berikut
distribusi pasien pasung yang ditangani sampai Desember 2015
berdasarkan wilayah :
Tabel 3.13.
Distribusi Pasien Pasung Hasil Penjangkauan Tahun 2011 s.d. Desember 2015
No Wilayah/PKM Jumlah
(org) Keterangan
1 Mataram 27 Selagalas, Cakranegara, Ampenan,
Pagesangan, Pagutan, karang
pule,karang Taliwang, Selaparang, Kota
Mataram.
2 Lombok Barat 43 Sekotong, Lembar, Kekait, Labuapi,
Batu Layar, Narmada, Gerung, Kuripan,
Gunung Sari,Lingsar,
Meninting,Penimbung,
Sedau,Parampuan.
3 Lombok Tengah 79 Kopang, Jonggat, Sengkol, Teratak, Aik
Bukak, Pringgarata, Batu Jai, Praya,
Batukliang, Darmaji, Janapria, Aik
Darek, Kuta, Penujak, Mujur,
Pengadang, Batu Jangkih, Penujak
Darek, Bagu
4 Lombok Utara 39 Tanjung, Bayan, Santong, Kayangan,
Gangga
5 Lombok Timur 96 Dasan Lekong, Wanasaba, Keruak,
Aikmel, Terara, Kalijaga, Pohgading,
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
18
Sambelia, masbagik, Pringgasela,
selong, Sakra, Sikur, Suralaga, Suela
Batuyang,Montong Betok, Labuhan
Haji, Lepak, Rising, Lendang Nangka
6 Sumbawa 39 Alas-Mapin, Moyo, Utan, Rhee,
Empang, Plampang, Maronge, Lantung,
Ropang, Lenangguar, Lunyuk, Orong
Telu,Unter Iwis,Batu Lanteh,
Tarano,Unit I, Unit II
7 Sumbawa Barat 12 Labu Lalar-Taliwang, Seteluk,Brang
Ene, Seteluk, Pototano
8 Dompu 28 Woja, Dusun O’O, Pajo, Pelat,
Manggalawe, Hu’u, Pekat,Rasabou,
Dompu Timur, Dompu Kota, Dompu
Barat, Soriutu
9 Kab.Bima 114 Woha, Sape, Mambanae, Lambu,
Madapangga, Palibelo, Langgudu, Sila,
Parado, Ngali, Wawo,Rato Ambalawi,
Doridongga, Bumi Pajo, Monta, Mpa,
Kole, Rite, Tolowata, Talapiti, nipa,
Mawu, Pai, Kilo, Soromansi,
Sampunggu, Sai, Wonto, Bolo, Sondo
Sia, Ngembe, Rasa Bou, Wera
10 Kota Bima 17 Mpuda, Rasanae, Asakota, Raba,
Jatibaru, Mpudi, Kumbe,Rasanae Timur
Jumlah 491 Sumber : Instalasi Keswamas 2015
Selain berperan dalam penanganan pasien pasung, RSJ Mutiara
Sukma juga aktif mengupayakan pemberdayaan pasien pasung setelah
menjalani perawatan di RSJ Mutiara Sukma. Kegiatan tersebut dilaksanakan
bekerjasama dengan lintas sektoral seperti tokoh masyarakat, dinas sosial,
dinas ketenagakerjaan dan transmigrasi, perangkat desa, kader dan lain-
lain, dengan tujuan agar pasien setelah kembali ke keluarganya mampu
kembali bekerja secara mandiri dan tidak menjadi beban keluarga atau
masyarakat.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
19
b. Persentase pasien gangguan jiwa tertangani (Rawat jalan dan Rawat
Inap)
Pelayanan Rawat Jalan
Dalam 3 (tiga) tahun terakhir, kunjungan rawat jalan
cenderung mengalami peningkatan. Tahun 2013 tercatat jumlah
kunjungan sebesar 18.005 kunjungan dan meningkat ditahun 2014
sebesar 21,68% atau menjadi 21.927 kunjungan dan meningkat lagi
pada tada tahun 2015 sebesar 67,55% atau 36.740 kunjungan .
Berikut gambaran perkembangan kunjungan rawat jalan di RSJ
Mutiara Sukma :
0
10,000
20,000
30,000
40,000
2013 2014 2015
18,008 21,927
36,740kunjungan
TAHUN
Gambar 3.1. PERKEMBANGAN KUNJUNGAN RAWAT JALAN TAHUN 2013 s.d. 2015
Tahun 2015 merupakan tahun kedua pelaksanaan JKN,
sehingga terjadi perubahan pada status bayar pasien terutama
pasien Askes dan Jamkesmas, yang berubah menjadi Pasien BPJS.
Perubahan tersebut menyebabkan perubahan pada komposisi
pasien berdasarkan cara bayar. Berikut komposisi kunjungan
pasien rawat jalan berdasarkan status pembayaran:
Tabel 3.3
Kunjungan Pasien Rawat Jalan Berdasarkan Status Bayar
STATUS BAYAR 2013 2014 2015
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Umum 3,390 18,83 3,748 17,11 4,028 10,96
Askes 2,007 11,15 - - - -
Jamkesdamas/da /
prov/BPJS/Bansos 12,608 70,01 18,161 82,89 32,712 89,04
TOTAL 18.005 100 21,927 100 36,740 100
Sumber : Rekam Medik RSJ Mutiara Sukma 2015
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
20
Pada tabel di atas terlihat bahwa, sebagian besar kunjungan
rawat jalan adalah pasien BPJS yakni 89,04%. Peningkatan
kunjungan antara lain disebabkan oleh dukungan kegiatan
ekstramural (luar gedung) RSJ Mutiara Sukma dalam menjalin
kerjasama dengan semua pihak, promosi dan sosialisasi-sosialisasi
langsung maupun tidak langsung.
Kunjungan rawat jalan, sebagian besar pasien yang
berkunjung adalah pasien lama (94,46%) dan lebih dominan laki-laki
(55,23%), berada pada kelompok umur remaja dewasa (25-44th)
sebanyak 47,57%. Seperti pada tahun 2014, rujukan terbanyak
rawat jalan tetap berasal dari Puskesmas Kota Mataram (31,0%)
dan Kab.Lobar (29,22%).
Jumlah kunjungan berdasarkan diagnosa masih sama dengan
tahun-tahun sebelumnya yakni terbanyak adalah skizofrenia,
gangguan psikotik akut dan sementara (39,67%). Untuk tingkat
pendidikan, jika pada tahun 2014, pendidikan SMA/sederajat
(31,74%) lebih tinggi dibandingkan SD/sederajat (29,43%), maka
pada tahun 2015 sebaliknya, pendidikan SMA/sederajat (30,24%)
lebih tinggi dibandingkan SD/sederajat (29,97%). Untuk distribusi
berdasarkan jenis pekerjaan, ditahun 2015 sama dengan tahun
2014 yang sebagian besar tetap terdistribusi pada kelompok tidak
bekerja (56,15%).
Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan rawat inap terdiri dari pelayanan PHCU, kelas I, II
dan III yang terbagi dalam 5 ruang perawatan untuk pasien
gangguan jiwa dan 1 ruangan perawatan untuk melayani pasien
Napza. Dalam 3 (tiga) tahun terakhir jumlah kunjungan rawat inap
cenderung fluktuatif. Tahun 2013 jumlah kunjungan 1,225 orang,
namun kembali meningkat tahun 2014 dengan 1,270 orang,
sedangkan pada tahun 2015 ada sedikit peningkatan yakni 1,296
orang.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
21
Seperti pada kunjungan rawat jalan, pemberlakuan JKN
mengubah komposisi pasien berdasarkan status bayar menjadi
pasien umum dan pasien BPJS. Untuk tahun 2015 sebagian besar
pasien rawat inap adalah pasien BPJS. Berikut gambaran komposisi
pasien berdasarkan status pembayaran :
Tabel 3.4.
Kunjungan Pasien Rawat Inap Berdasarkan Status Bayar
STATUS BAYAR 2013 2014 2015
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Umum 217 17,71 303 23,86 302 23,30
Askes 78 6,37 - - - -
Jamkesmas/da/Prov/
BPJS /Bansos 930 75,92 967 76,14 994 76,70
TOTAL 1,225 100 1,270 100 1,296 100
Sumber : Rekam Medik RSJ Mutiara Sukma 2015
Selain indikator peningkatan jumlah kunjungan, kinerja rawat
inap dapat dilihat dari pencapaian indikator mutu, yakni BOR, ALOS,
TOI dan indikator mutu lainnya. Gambaran pencapaian kinerja rawat
inap berdasarkan indikator mutu RSJ Mutiara Sukma 3 (tiga) tahun
terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.5
Pencapaian Kinerja RSJ Mutiara Sukma Berdasarkan Indikator Mutu
2013 2014 2015
1 BOR(Bed Occupancy Rate) 92.2% 86.1% 90,76%
2 ALOS(Average Length Of Stay) 16 hari 14,5 hari 17,8 hari
3 BTO (Bed Turn Over) 21,5 kali 22,87 kali 19,64 kali
4 TOI (Turn Over Interval) 1,3 hari 2,2 hari 1,71 hari
5 NDR (Nett Death Rate) 0 0 0
6 GDR (Gross Death Rate) 0 0 0
7 Jumlah TT 100 100 100
8 Hari Perawatan 33,640 31,437 34,994
8 Lama Perawatan 34,466 33,243 33,131
NO INDIKATORTAHUN
Sumber : Rekam Medik RSJ Mutiara Sukma 2015
Pencapaian BOR suatu RS sangat dipengaruhi oleh hari
perawatan. Pada tabel diatas terlihat bahwa BOR tahun 2015
mengalami peningkatan, karena hari perawatan yang mengalami
peningkatan. Dilihat dari target dan standar nasional, pencapaian
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
22
BOR RSJ Mutiara Sukma telah melampaui target. Kerja keras serta
kerjasama yang baik semua pihak dan dukungan kegiatan
ekstramural (luar gedung) RSJ Mutiara Sukma dalam
mensosialisasikan dan mempromosikan pelayanan kesehatan jiwa
adalah faktor-faktor yang mendukung pencapaian target kinerja.
Berikut gambaran target dan realisasi capaian kinerja rawat inap
RSJ Mutiara Sukma :
Tabel 3.6 Realisasi Pencapaian Kinerja Pelayanan Rawat Inap Dibanding Target
NO INDIKATOR TARGET 2015 REALISASI
1 BOR 85.00% 90,76%
(Bed Occupancy Rate)
2 ALOS <42 hari 17,8 hari(Average Length Of Stay)
3 BTO 40 kali 19,64 kali(Bed Turn Over)
4 TOI 3 hari 1,71hari(Turn Over Interval)
5 NDR 0/1000 pasien 0/1000 pasien(Nett Death Rate)
6 GDR 0/1000 pasien 0/1000 pasien(Gross Death Rate)
Sumber : Rekam Medik RSJ Mutiara Sukma 2015
Kunjungan tahun 2015 dilihat dari jenis kunjungan hampir
sama dengan tahun 2014 yakni sebagian besar pasien lama
(66,28%). Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, pasien laki-laki
tetap dominan (69,68%). Tahun 2015 rujukan terbanyak berasal dari
Lombok Timur (26,10%) dan Lombok Tengah (21,48%), Untuk
kelompok umur tetap berada pada kelompok umur 25-44 tahun
(59,49%) dengan tingkat pendidikan terbanyak adalah SMA
(33,49%) dengan diagnosa terbanyak sama dengan tahun
sebelumnya yakni skizofrenia, gangguan skizofital, psikotik akut dan
sementara (73,23%).
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
23
c. Persentase Napza terlayani
Pelayanan Napza
Selain melayani pasien gangguan jiwa, tugas pokok lain RSJ
Mutiara Sukma adalah penanganan pasien penyalahgunaan Napza.
Penanganan Napza menjadi salah satu indikator kinerja dalam Renstra
dan Renja. RSJ Mutiara Sukma adalah satu-satunya rumah sakit yang
memiliki unit khusus terapi dan rehabilitasi penyalahgunaan Napza di
NTB yang dinamakan One Stop Centre (OSC) Wisma Anggrek dan
satu-satunya institusi pelayanan yang ditunjuk sebagai penerima wajib
lapor (IPWL) bagi Orang Dengan Penyalahgunaan Napza (ODPGN).
Berdasarkan laporan dari unit OSC, tahun 2015 jumlah kasus
penyalahgunaan Napza yang ditangani di RSJ Mutiara Sukma adalah
284 kasus, meningkat sebesar 55,19% dibandingkan tahun 2014.
Peningkatan disebabkan oleh meningkatnya ODPGN yang menjalani
rawat jalan. Semua kasus yang datang ke RSJ Mutiara Sukma
mendapat penanganan (100% tertangani). Berikut gambaran kasus
narkoba yang menjalani perawatan di unit OSC RSJ Mutiara Sukma 3
(tiga) tahun terakhir :
381
183
284
0
100
200
300
400
2013 2014 2015
Kalau pada 2 (dua) tahun terakhir penggunaan zat selain
psikotropika aktif, zat adiktif dan polidrug (penyalahgunaan obat-obatan
medis berlebihan yang adiktif) banyak ditemukan, maka kondisi
berbeda terjadi pada tahun 2015. Berdasarkan laporan OSC, pengguna
zat tropika aktif dan narkoba (shabu dan ganja) adalah kasus terbanyak
di tahun 2015 yakni 68,7% pengguna shabu.
Gambar 3.3. Jumlah Kasus Napza yang Datang dan Ditangani RSJMS
Tahun 2013-2015
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
24
Kasus yang dirawat sebagian besar adalah kasus dengan jenis
kelamin laki-laki (100%), berpendidikan SMA/sederajat (51,41%) dan
merupakan usia produktif (16-49th). Kasus yang terjadi ditahun 2014
dan tahun 2015 hampir sama yakni mayoritas pengguna zat tropika
aktif jenis shabu. Penemuan ini perlu mendapat perhatian dari semua
pihak mengingat bahaya dari penggunaannya dan sebagian besar
penggunanya masih berusia produktif.
d. Persentase HIV/AIDS terlayani
Pelayanan HIV/AIDS di Unit Voulentary Counseling Testing (VCT) Bale
Matahari
Salah satu indikator pelayanan yang terdapat dalam Renstra dan
Renja RSJ Mutiara Sukma adalah persentase penanganan HIV/AIDS.
Pelayanan HIV/AIDS di RSJ Mutiara Sukma dilaksanakan di unit VCT
(Voluntary Counseling and Testing) Bale Matahari. Berdasarkan
laporan dari unit VCT Bale Matahari, jumlah klien yang menjalani test
dalam 3 (tiga) tahun terakhir. Tahun 2013 jumlah klien yang menjalani
test adalah 1596 klien, meningkat 4,4% menjadi 1667 klien tahun 2014
dan menurun ditahun 2015 sebesar 19,8% menjadi 1337 klien. Berikut
gambaran jumlah klien yang menjalani test di unit VCT RSJ Mutiara
Sukma dalam 3 (tiga) tahun terakhir:
1596
47
1667
0
1337
00
500
1000
1500
2000
2013 2014 2015
BARU
LAMA
Dari 1337 klien menjalani test, jumlah klien yang ditemukan positif
HIV adalah 13 orang, naik dibanding tahun 2014 dengan 8 orang.
Kenaikan temuan klien positif disebabkan wilayah penjangkauan yang
semakin luas sehingga klien yang terjaring untuk menjalani tes semakin
Gambar 3.4. JUMLAH KLIEN KLINIK VCT 2013-2015
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
25
banyak. Berikut gambaran jumlah pasien positif HIV yang dilaporkan
unit VCT Bale Matahari RSJ Mutiara Sukma:
1643
24
1667
8
1337
13
0
500
1000
1500
2000
2013 2014 2015
TEST
POSITIF AIDS
Dari 13 klien positif HIV, 8 orang klien adalah laki-laki dan 5 klien
perempuan. Klien yang ditemukan positif oleh RSJ Mutiara Sukma
semuanya dapat ditangani atau 100% tertangani.
Penjangkauan klien atau penemuan kasus oleh RSJ Mutiara
Sukma dilakukan dengan 2 cara yakni melalui kegiatan statis (datang
ke RSJMS) dan mobile (diluar gedung RSJMS), berikut rincian hasil
kedua kegiatan tersebut :
Tabel 3.8.
Gambaran Hasil Kegiatan Penjangkuan Klien oleh RSJ Mutiara Sukma Melalui Kegiatan Statis dan Mobile Tahun 2015
NO NAMA KEGIATAN JUMLAH KUNJUNGAN
TOTAL LAKI-LAKI PEREMPUAN
(1) (2) (3) (4) (5)
1 klien yang datang sendiri (statis) 177 104 281
2 klien yg datang atas rujukan (statis):
a. Klinik/Praktek dokter swasta 0 0 0
b. PITC 4 2 6
c. Yayasan peduli anak 8 5 13
d. Penjangkauan Inset 0 7 7
e. PKBI 0 0 0
f. RSJ 122 14 136
g. KKP Lembar 0 0 0
Jumlah Kegiatan Statis (1+2) 311 132 443
Gambar 3.5. JUMLAH PASIEN IKUT TEST DAN POSITIF HIV/AIDS 2013-2015
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
26
(1) (2) (3) (4) (5)
3 Mobile VCT :
Lapas
Lapas Mataram 303 29 332
Lapas Lobar 0 0 0
Lapas Loteng 24 0 24
Lapas Lotim 0 0 0
Lapas Sumbawa 0 0 0
Lapas Dompu 0 0 0
Lapas Bima 0 0 0
KPP Lembar 43 0 43
Daerah Gomong mataram 14 6 20
Daerah Gegutu 12 12 24
Kantor Pengadilan mataram 8 5 13
Qunci Villas(lobar) 136 37 173
STIKes Mataram 8 17 25
Yayasan PSBR (Lobar) 30 48 78
Yayasan Paramita 94 47 141
Ponpes 13 15 28
Jumlah Kegiatan Mobile 685 216 901
TOTAL (statis+mobile) 996 348 1344 Sumber : Unit VCT Bale Matahari RSJ Mutiara Sukma 2015
Dari tabel di atas terlihat bahwa penjangkauan klien dengan kegiatan
mobile lebih tinggi (67,03%) dibandingkan dengan kegiatan statis (32,96%)
dan tempat penjangkauan beresiko yang paling banyak klien menjalani tes
adalah di LAPAS Mataram.
Seperti pada kasus narkoba, klien yang terinfeksi HIV dan kasus AIDS
merupakan klien berusia produktif yakni kelompok usia 20-24 th (38,46%) dan
25-49th (61,53%), berada pada tingkat pendidikan tinggi SMA/sederajat
(76,92%) dan PT (23,08%) dan dominan berjenis kelamin laki-laki (61,53%).
Hal yang menarik data temuan kasus positif HIV/AIDS adalah pada distribusi
klien berdasarkan faktor resiko, karena sebagian klien adalah klien
heteroseksual (69,23%). Kondisi ini patut mendapat perhatian serius dari
semua pihak mengingat ekses yang dapat ditimbulkan bagi masyarakat luas.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
27
e. Visite Rate
Visite rate merupakan salah satu indikator untuk menilai tingkat
keberhasilan rumah sakit yang menggambarkan tingkat utilisasi/ pemanfaatan
rumah sakit oleh masyarakat. Berikut gambaran tingkat pemanfaatan RSJ
Mutiara Sukma 3 (tiga) tahun terakhir:
Tabel 3.1.
Gambaran Tingkat Pemanfaatan RSJ Mutiara Sukma Tahun 2013-2015
Uraian 2013 2014 2015
Total Kunjungan RS 21,023 24,667 39,645
Jumlah penduduk NTB (jiwa) 4,57jt 4,63jt 4,77jt
Visite rate RSJ (kali) 0,0046 0,0053 0,0083
Sumber : Rekam Medik RSJ Mutiara Sukma 2015
Visite rate sangat dipengaruhi oleh jumlah kunjungan dan populasi
penduduk. Untuk tahun 2015, visite rate RSJ Mutiara Sukma mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2014 bahkan melampaui target. Pencapaian
visite rate RSJ Mutiara Sukma tahun 2015 apabila dibandingkan dengan
standar nasional yakni 1,5 kali maka visite rate RSJ Mutiara Sukma masih
belum mencapai standar (untuk rumah sakit khusus belum ada standar baku).
Berikut gambaran capaian visite rate RSJ Mutiara Sukma tahun 2015
dibandingkan target :
Tabel 3.2.
Target dan Realisasi Visite Rate RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
Visite Rate Angka visite rate
(kali) Ket
Capaian 2015 0,0083 Capaian lebih tinggi
dari target, namun
belum mencapai
standar nasional
Target tahun 2015 0,0050
Standar nasional 1,5
Sumber : Rekam Medik RSJ Mutiara Sukma 2015
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
28
C. Tersedianya ruang perawatan dan perkantoran yang layak
dan sesuai fungsi ruang
Dalam program peningkatan sarana dan prasarana aparatur RSJ Mutiara
Sukma melaksanakan kegiatan dalam bentuk pembangunan gedung kantor yang
terdiri dari 3 paket yakni :Pembangunan IPRS dan Laundry , finishing poliklinik
dan kantor dan yang terakhir adalah jasa konsultasi perencanaan landscape,
jalan dan selasar. Dalam proses pelaksanaan 3 paket tersebut sudah terlaksana
semua dengan realisasi fisik 100% dan realisasi keuangan 82,58%.
D. Terpeliharanya fisik bangunan secara rutin
Dalam program peningkatan sarana dan prasarana aparatur RSJ Mutiara
Sukma melaksanakan kegiatan dalam bentuk pemeliharaan rutin/berkala gedung
kantor dimana kegiatan tersebut terdapat 2 paket kegiatan pemeliharaan gedung
rehabilitasi mental dan dapur gizi serta renovasi dan perluasan bangunan kelas III
DAK . Dalam proses pelaksanaannya 2 paket kegiatan tersebut sudah terlaksana
dengan realisasi fisik 100% dan realisasi keuangan sebesar 90,02%.
E. Pencapaian Indikator Pelayanan Lain di RSJMS
Indikator pelayanan yang tercantum dalam Renstra 2015-2018, Renja 2015
dan RBA 2015 adalah pencapaian angka visite rate, jumlah kunjungan rawat
jalan, rawat inap, IGD, persentase Bed Occupancy Rate (BOR), persentase
pasien gangguan jiwa, Napza dan HIV/AIDS tertangani serta pencapaian kinerja
pelayanan lainnya sebagai pendukung, seperti pelayanan Keswamas dan unit
penunjang.
1. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Tahun 2015, kunjungan ke IGD mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2014. Tahun 2013 tercatat jumlah kunjungan ke IGD sebanyak 1,793
kunjungan, ditahun 2014 menurun menjadi 1483 kunjungan, pada tahun 2015
mengalami peningkatan lagi sebanyak 1609 kunjungan. Berikut gambaran
kunjungan pasien ke IGD 3 (tiga) tahun terakhir :
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
29
1793
14831609
0
500
1000
1500
2000
2013 2014 2015
Seperti pada rawat jalan dan rawat inap, pasien dengan status pasien
BPJS masih merupakan pasien dominan dengan pencapaian 64,39%.
Berikut rincian kunjungan pasien berdasarkan status pembayaran:
Tabel 3.7.
Kunjungan Pasien IGD Berdasarkan Status Bayar
STATUS BAYAR 2013 2014 201z
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Umum 481 26,83 407 27,44 573 35,61
Askes 106 5,91 - - - -
Jamkesmas/da/Prov
/ BPJS 2,206 67,26 1,076 72,56 1036 64,39
TOTAL 1,793 100 1,483 100 1609 100
Sumber : Rekam Medik RSJ Mutiara Sukma 2015
Pasien yang paling banyak datang ke IGD adalah pasien dengan status
Darurat Tidak Gawat (DTG) sebesar 77,25% dan sebagian besar pasien
menjalani perawatan lanjutan (rawat inap) yakni 70,48%, dan 26,79% yang
menjalani rawat jalan serta 1,37% yang menolak dirawat. Berdasarkan
diagnosa, kunjungan terbanyak adalah skizofrenia paranoid 40,09%,
sedangkan berdasarkan asal rujukan, pasien umum/langsung/ tanpa rujukan
merupakan rujukan terbanyak yakni 69,92%. Pasien terbanyak di IGD adalah
pasien lama 58,61%, dan pasien laki-laki adalah pasien yang dominan
67,31%, dengan kelompok umur terbesar berada pada kelompok umur 25-
44th yakni 56,56% dan belum bekerja 82,22%.
Gambar 3.2. KUNJUNGAN PASIEN IGD 2013-2015
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
30
2. Pelayanan Rehabilitasi Mental
Rehabilitasi mental adalah tahapan akhir dari perawatan pasien rawat
inap dan melatih kemandirian bagi pasien day care. Pelayanan rehabilitasi
mental dikoordinir oleh instalasi rehabilitasi mental. Tujuannya untuk
mempersiapkan pasien kembali ke keluarga dan masyarakat dengan
memberikan beberapa terapi secara psikologis dan membekali mereka
dengan berbagai keterampilan agar siap kembali ke masyarakat dan mampu
kembali produktif dan berkarya, sehingga tidak menjadi beban bagi
masyarakat dan keluarganya. Berikut gambaran kegiatan yang diikuti pasien
saat mengikuti tahapan rehabilitasi selama tahun 2015:
Tabel 3.9.
Jenis Kegiatan yang Diikuti Pasien Rehabilitasi Tahun 2015
No Jenis Terapi
Cara Bayar
Jumlah % Umum Jamkesmas/BPJS
(1) (2) (3) (5) (6) (7)
1. 2. 3. 4. 5.
Terapi aktifitas kelompok Terapi gerak Terapi rileksasi Terapi religius Terapi bermain
0 0 0 0 0
4,088 5,811 1,365 1,259
0
4,088 5,811 1,365 1,259
0
25.0 35.6 8.4 7.7 0
6.
Terapi kerja : Terapi pertanian Terapi perikanan Terapi melukis Terapi kerajinan tangan
0 0 0 0
3,232
90 386 100
3,232
90 386 100
19,8 0,6 2,4 0,6
TOTAL 0 16,331 16,331 100
Sumber : Instalasi Rehabilitasi RSJ Mutiara Sukma 2015
Jenis terapi yang dijalani pasien di unit rehabilitasi ditentukan
berdasarkan skrining awal saat pasien pertama kali dikirim ke unit rehabilitasi,
namun selanjutnya pasien tetap diperkenankan mengikuti semua terapi jika
mampu. Jenis terapi yang banyak diikuti pasien sama antara tahun 2015 dan
tahun 2014 yakni terapi gerak, pertanian dan aktifitas kelompok.
Jumlah pasien yang mengikuti kegiatan rehabilitasi tahun 2015
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014, yakni dari 20,891 kunjungan
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
31
turun menjadi 16,331 kunjungan ditahun 2015 atau turun 21,82%. Sebagian
besar pasien yang mengikuti terapi di unit rehablitasi adalah pasien
jamkesmas (100%) dan sebagian besar adalah pasien lama (100%).
Permasalahan yang masih dihadapi pada pelaksanaan kegiatan rehabilitasi
adalah ketersediaan instruktur masing-masing terapi yang masih terbatas.
Perencanaan dan usulan pengadaan tenaga sesuai kebutuhan terus
diupayakan oleh pihak manajemen atau direksi.
3. Pencapaian kinerja pelayanan ekstramural
Pelayanan kesehatan jiwa yang dilakukan RSJ Mutiara Sukma dilakukan
dalam gedung (intramural) dan di luar gedung (ekstramural). Kegiatan di
dalam gedung merupakan kegiatan rutin, sedangkan kegiatan ekstramural
adalah pelayanan langsung ke masyarakat yang dikoordinir oleh instalasi
kesehatan jiwa masyarakat (Keswamas). Dalam pelaksanaannya Instalasi
Keswamas membentuk suatu tim yang disebut Tim Keswamas yang
beranggotakan 4-5 orang terdiri dari psikiater, dokter umum, psikolog dan
perawat, dengan difasilitasi oleh dokter, perawat atau petugas Puskesmas
setempat. Kegiatan tersebut bekerjasama dengan dinas kesehatan dan
Puskesmas dalam penentuan daerah tujuan kegiatan.
Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat umum dan klien gangguan
jiwa yang secara geografis sulit mengakses pelayanan kesehatan jiwa atau
daerah-daerah yang angka gangguan jiwanya tinggi namun kepatuhan
berobatnya rendah serta pasien yang dipasung oleh keluarga atau
masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini secara umum adalah meningkatkan
peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan jiwa komunitas dan
mengaktifkan Puskesmas sebagai gate keepers pelayanan kesehatan jiwa di
daerah. Sedangkan secara khusus kegiatan ini dimaksudkan untuk
memberikan pelayanan langsung dan advokasi kepada masyarakat, dan
membantu Puskesmas dalam pengembangan model pelayanan kesehatan
jiwa sesuai kondisi dan situasi setempat.
Bentuk kegiatan ekstramural yang dilakukan RSJ Mutiara sukma adalah
mobile clinic, home visit, integrasi, dropping, temu konsultasi, Layanan ACT
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
32
mobile hotline layanan krisis, Self Help Group (SHG), penjangkauan pasien
pasung, dan penanganan korban gangguan jiwa akibat bencana serta
sosialisasi melalui leaflet, media massa, majalah, dan pameran. Kegiatan
mobile clinic.
● Kegiatan integrasi dan mobile clinic kesehatan jiwa
Pelayanan ekstramural integrasi pada tahun 2015 fokus dilaksanakan di
Puskesmas dengan pertimbangan efektifitas pelayanan. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan tentang
masalah kesehatan jiwa dan penanganannya, serta mampu berperan aktif
mendorong pemberdayaan masyarakat dalam penanganan kesehatan jiwa.
Sasaran kegiatan ini adalah dokter dan petugas kesehatan dengan bentuk
kegiatan berupa penyuluhan dan bimbingan tentang pelayanan kesehatan
jiwa. Jumlah Puskesmas yang berhasil dikunjungi pada tahun 2015 adalah 20
Puskesmas se-NTB. Berikut 20 Puskesmas yang dikunjungi tim integrasi:
Tabel 3.10.
Puskesmas dan RSUD yang Dikunjungi Tim Integrasi
s.d. Desember 2015
No Wilayah Puskesmas, RSUD
1 Lombok Barat Labuapi, Banyumulek
2 Lombok Tengah Penujak,Pengadang
3 Lombok Utara Gangga, Senaru
4 Lombok Timur Lendang nagka, Kota Raja
5 Sumbawa Rhee, Unit 2 Seketeng.
6 Sumbawa Barat Tano, Taliwang
7 Kab.Bima Bolo, Wera
8 Kota Bima Paruga,Rasanae Timur
9 Dompu Kempo,Calabae
10 Kota Mataram Kota Mataram,Karang Pule,Pejeruk Sumber : Instalasi Keswamas 2015
Kegiatan integrasi dilaksanakan bersama dengan kegiatan mobile clinic
kecuali Kota Mataram karena di Kota Mataram tidak ada kegiatan mobile
clinic. Berikut hasil kegiatan mobile clinic selama tahun 2015 :
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
33
Tabel 3.11. Hasil Kegiatan Mobile Clinic RSJ Mutiara Sukma Se-NTB Tahun 2015
NO. LOKASI April Mei Sept TOTAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Lobar
Loteng
Lombok Utara
Lotim
Sumbawa Barat
Sumbawa
Bima
Kota Bima
Dompu
Kota Mataram
14
14
48
36
13
1
12
12
29
14
47
24
16
1
12
12
43
28
95
60
29
JUMLAH 125 25 130 280 Sumber: Instalasi Keswamas 2015
Jumlah pasien hasil kegiatan mobile clinic tahun 2015 mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2014 dengan 383 pasien atau menurun
26,63% ditahun 2015. Penurunan ini salah satunya disebabkan oleh keluarga
pasien yang sudah koperatif untuk menjemput anggota keluarganya jika
sudah ada instruksi untuk bisa dipulangkan.
● Kegiatan home visit
Untuk kegiatan home visit, seperti pada tahun-tahun sebelumnya,
kegiatan ini hanya dilaksanakan di Pulau Lombok dengan semua kabupaten
dan kota. Kegiatan tersebut lebih difokuskan pada penanganan pasien
pasung dengan melakukan kunjungan ke rumah pasien pasung baik yang
pernah dirawat namun tidak pernah lagi menjalani perawatan setelah kembali
ke rumah atau kasus pasung yang baru. Berikut hasil kegiatannya :
Tabel 3.12.
Hasil Kegiatan home visit RSJ Mutiara Sukma Se-Pulau Lombok
Tahun 2015
NO. LOKASI Feb Mar April Mei Agst Sept
Nov Total
1.
2.
3.
4.
5.
Lobar
Loteng
Lotim
Kota Mataram
Lombok Utara
5
4
7
4
3
8
3
4
2
4
1
2
4
7
13
1
11
16
29
1
11
JUMLAH 5 15 11 3 11 2 26 68
Sumber : Instalasi Keswamas 2015
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
34
● Kegiatan Dropping
Kegiatan dropping adalah upaya RSJ Mutiara Sukma untuk
mengembalikan pasien ke keluarganya setelah selesai menjalani perawatan
dan tidak mampu dijemput kembali oleh keluarganya. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan
merupakan kewajiban RSJ Mutiara Sukma untuk mengembalikan pasien ke
keluarganya. Selama tahun 2015, jumlah pasien yang di dropping adalah 33
orang, dengan rincian :
Tabel 3.14.
Distribusi Pasien Dropping s.d. Desember 2015
No Wilayah/PKM Jumlah
(org) Puskesmas
1 Lombok Barat 1 Jembatan Kembar,
2 Lombok Tengah 4 Teratak, Mantang,Pringgarata
3 Lombok Timur 17 Terara, Rensing, Jerowaru,
Kalijaga,Wanasaba,Labuan Lombok
4 Lombok Utara 1 Bayan
5 Sumbawa 3 Unit 1,Labuan badas, Lopok
6 Sumbawa Barat -
7 Kab Bima 4 Ngali, Wera, Sape
8 Bima 1 Panana nae
9 Dompu 1 Cala bae,
10 Jakarta 1 Dinsos DKI Jakarta
Jumlah 33 Sumber : Instalasi Keswamas 2015
● Kegiatan penanganan gangguan jiwa korban bencana/konflik
Untuk tahun 2015, kegiatan tersebut tidak dilaksanakan karena tidak
ada kejadian bencana atau konflik selama tahun 2015, sehingga pencapaian
indikator kegiatan ini 0%.
● Kegiatan Accertive Community Therapy (ACT)
Kegiatan ACT atau terapi komunitas adalah bentuk terapi yang
berusaha memanipulasi lingkungan untuk keuntungan pasien di lingkungan
sosialnya. Pendekatan ini biasanya digunakan pada kasus penyalahgunaan
Napza atau individu dengan gangguan/ketidakmampuan fungsi normal
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
35
kehidupannya atau keluarga yang tidak mampu melakukan perawatan
terhadap pasien yang mengalami masalah kejiwaan di masyarakat.
Program ACT didesain untuk menurunkan hospitalisasi, meningkatkan
kemandirian, fungsi dan produktifitas individu serta memberi support pada
keluarga. Dalam pelaksanaannya terapi ini membutuhkan tim yang terdiri dari
multidisiplin ilmu seperti psikiater, dokter, perawat dan seorang koordinator.
Bentuk layanan yang diberikan adalah :
- Layanan ACT statis : dilakukan di poliklinik RSJ Mutiara Sukma,
dengan sasaran pasien dengan frekuensi rawat jalan tinggi, pasien
pasung dan keluarganya
- Layanan ACT mobile : dengan kunjungan pada pasien, keluarga dan
masyarakat sekitarnya
Untuk mendukung Layanan ACT mobile, RSJ Mutiara Sukma membuka
hotline layanan krisis yang bisa diakses 24 jam oleh keluarga pasien ODMK,
keluarga pasung, petugas kesehatan atau masyarakat umum. Penyediaan
hotline layanan krisis 24 jam dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat
melaporkan temuan pasung atau kejadian yang berkaitan dengan kejiwaan
yang membutuhkan penanganan secepatnya.
Tahun 2015 RSJ Mutiara Sukma menargetkan layanan ACT mobile
dilaksanakan sebanyak 10 kali dan terealisasi 7 kali. Realisasi layanan ACT
mobile sangat dipengaruhi oleh keaktifan masyarakat dalam mengadukan
kasus gangguan jiwa yang ditemukan di masyarakat. Kedepannya sosialisasi
hotline layanan krisis dan kerjasama dengan kelompok masyarakat pemerhati
gangguan jiwa, tokoh masyarakat, tokoh agama dan unsur kunci di
masyarakat perlu ditingkatkan, guna memotivasi dan mendorong peran aktif
mereka dalam layanan ACT mobile.
● Kegiatan Selp Help Group (SHG) kesehatan jiwa
Kegiatan SHG adalah kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan
pemberdayaan masyarakat dalam menangani gangguan jiwa di masyarakat
dengan membentuk suatu kelompok yang disebut kelompok swabantu. Unsur
kelompok SHG adalah penderita gangguan jiwa dan keluarganya serta
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
36
pemerhati gangguan jiwa yang dibina oleh tim Community Mental Health
Nursing (CMHN) yang ada di Puskesmas setempat dan tim ACT RSJ Mutiara
Sukma.
Untuk tahun 2015, kegiatan ini dilaksanakan 2 (kali) di RSJ Mutiara
Sukma dengan dikuti oleh 20 orang anggota kelompok swabantu untuk 1 kali
pertemuan. Untuk tahun mendatang kegiatan ini diharapkan dapat
dilaksanakan di luar RSJ Mutiara Sukma agar lebih efektif dalam menjangkau
sasaran.
● Kegiatan ekstramural lainnya
Kegiatan lain yang dilaksanakan Instalasi Keswamas adalah workshop
dan temu konsultasi kesehatan jiwa, serta penyebaran bulletin/ majalah dan
leaflet yang ditujukan bagi masyarakat umum, kelompok beresiko, tokoh
agama/tokoh masyarakat dan institusi swasta maupun pemerintah. Kegiatan
ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan keberadaan RSJ Mutiara Sukma,
mendapat dukungan dalam pelaksanaan pelayanan program kesehatan jiwa
dan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat serta bentuk
keseriusan RSJ Mutiara Sukma dalam mendukung program pemerintah
dibidang kesehatan.
Khusus untuk klien Napza dan HIV/AIDS yang menjalani perawatan atau
pernah dirawat di RSJ Mutiara Sukma, temu konsultasi diadakan dalam
bentuk Family Support Group (FSG) dengan melibatkan keluarganya.
Kegiatan outing yang merupakan bagian dari terapi juga dilaksanakan khusus
untuk klien Napza.
Setiap tahun RSJ Mutiara Sukma berusaha melakukan terobosan atau
inovasi pelayanan terutama pelayanan ekstramuralnya sebagai salah satu
upaya mendukung program “generasi emas” Pemerintah Daerah Provinsi
NTB dan SDM berdaya saing. Terbatasnya sumber daya yang tersedia
seperti kendaraan operasional, alokasi anggaran dan SDM adalah beberapa
hambatan yang dihadapi tim dalam melaksanakan kegiatan ekstramural.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
37
Untuk itu, dukungan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat sangat
diharapkan.
4. Pelayanan Penunjang
Kegiatan pelayanan penunjang medis merupakan kegiatan yang
sifatnya membantu pelayanan medis untuk menegakkan diagnosa dan
rehabilitasi medik pasien serta menunjang kegiatan pelayanan lainnya.
Kegiatan penunjang yang tersedia di RSJ Mutiara Sukma adalah pelayanan
psikometri, laboratorium, farmasi, radiologi, elektromedik, gigi dan mulut.
● Pelayanan Elektromedik
Pelayanan elektromedik dalam 2 (dua) tahun terakhir mengalami
penurunan. Berdasarkan laporan dari unit elektromedik, jumlah kunjungan
tahun 2013 sebanyak 735 kunjungan dan menurun tahun 2014 menjadi 615
kunjungan, pada tahun 2015 kembali mengalami penurunan 404 Kunjungan.
Penurunan kunjungan salah satunya disebabkan oleh tidak adanya kerjasama
RSJ Mutiara Sukma dengan pihak luar dan rujukan dari RS lain.
Kunjungan pasien tahun 2015 berdasarkan status pembayaran
sebagian besar merupakan pasien BPJS (67,57%), sedangkan pemeriksaan
yang paling banyak adalah pemeriksaan infra red radiator (30,45%) dan
electrical stimulation (30,45%), pemeriksaan paling sedikit adalah EEG
(12,38%).
Ketenagaan di unit pelayanan elektromedik adalah 3 orang fisioterapis
yang merangkap sebagai tenaga administrasi. Unit rehabilitasi
medik/elektromedik sudah memiliki beberapa alat canggih seperti EEG dan
brainstimulator for ADHD.
●Pelayanan Psikometri
Pelayanan psikometri dilaksanakan di poli psikologi dan poli pskiatri anak
“Mental Sehat Ceria”(poli MSC)”. Selain pelayanan tes psikometri, di poli MSC
juga melayani anak-anak berkebutuhan khusus seperti autisme, retardasi
mental, dan epilepsi yang berindikasi ke kelainan mental.
Berdasarkan laporan dari unit psikometri, jumlah pemeriksaan tahun 2015
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014. Dari 1,162 pemeriksaan
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
38
tahun 2014, menjadi 548 pemeriksaan tahun 2015 atau menurun sebesar
52,83%. Penurunan jumlah pemeriksaan yang sangat bermakna tersebut
disebabkan oleh tidak ada permintaan tes pejabat publik untuk mendapatkan
surat keterangan sehat jiwa.
Berdasarkan asal rujukan sebagian besar kunjungan di poli psikologi
adalah Rawat inap sebesar 11,13% dan rujukan dari poliklinik sebesar
88,86% dengan status pembayaran terbanyak pembayaran umum sebesar
99,08%. Jenis pemeriksaan sebagian besar adalah tes MMPI (85,40%).
Untuk pelayanan poli MSC, jumlah kunjungan tahun 2015 sebanyak 1808
kunjungan mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebayak 886 kunjungan.
Pemeriksaan terbanyak ditahun 2015 yakni pemeriksaan fisik dan mental
(66,18%) dan test IQ (6,36%).
●Pelayanan gigi dan mulut
Poliklinik gigi dan mulut tidak membuka pelayanan dikarenakan adanya
kegiatan Finishing poliklinik yang merupakan kegiatan lanjutan dari renovasi
dan perluasan poliklinik dan gedung kantor.
●Pelayanan Farmasi
Tahun 2015 adalah tahun kedua pemberlakuan JKN yang menyebabkan
perubahan pada status pembayaran pasien, baik yang rawat inap maupun
rawat jalan. Salah satu implikasinya adalah dalam kefarmasian, sebelum
pemberlakuan BPJS, penggunaan obat bagi pasien IGD masih dapat diklaim
tersendiri, tetapi setelah pemberlakuan BPJS penggunaan obat di IGD tidak
lagi diklaim tersendiri tetapi menjadi satu dengan status rawat pasien, apakah
rawat jalan atau rawat inap. Kegiatan pelayanan Farmasi di RSJ Mutiara
Sukma meliputi penyediaan obat bagi pasien rawat jalan, rawat inap dan bagi
kegiatan ekternal RSJ Mutiara Sukma seperti kegiatan penanggulangan
bencana dan pasung bagi pasien umum dan pasien dengan jaminan.
Pelayanannya berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang
bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
Berdasarkan laporan dari instalasi farmasi, sebagian besar obat di RSJ
Mutiara Sukma dipergunakan untuk pasien BPJS baik dari rawat jalan
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
39
maupun rawat inap. Jenis obat yang disediakan terdiri dari obat generik dan
obat non generik. Untuk obat generik sebanyak 128 item atau 53% dan obat
non generik 113 item atau 47%. Semua resep yang masuk ke unit farmasi
terlayani (100%).
Obat-obatan yang dipergunakan adalah obat anti psikotik 44 jenis tahun
2015 lebih banyak daripada 2014 dengan 38 jenis, anti depresi 13 jenis tahun
2014 dan 10 jenis tahun 2013, anti mania 5 jenis tahun 2015 dan 4 jenis di
tahun 2013, anti epilepsi/konkulsi 10 jenis tahun 2015 dan 9 jenis di tahun
2013, anti anxietas 22 jenis tahun 2014 dan 23 jenis di tahun 2013, anti
parkinson 8 jenis tahun 2014 dan 7 jenis di tahun 2013, neurotropik 10 jenis
tahun 2014 dan 5 jenis di tahun 2013, anti ADHD 1 jenis tahun 2014 dan 1
jenis di tahun 2013. Selain obat jiwa, farmasi juga menyediakan obat umum
sebanyak 120 jenis tahun 2015 dan 104 jenis tahun 2013 serta BAHKP 34
jenis tahun 2015 dan 104 jenis di tahun 2014. Golongan obat demensia yang
pertama kali diadakan tahun 2013 sebanyak 1 jenis menjadi 3 jenis di tahun
2014 masih sama ditahun 2015 ada 3 jenis obat dimentia. Secara umum
penggunaan jenis obat di tahun 2015 mengalami peningkatan dibandingkan
tahun 2014, yang disebakan oleh adanya perubahan kebijakan penggunaan
obat-obatan di RS.
Jumlah kunjungan di unit farmasi dihitung berdasarkan jumlah kertas
resep yang dilayani. Jumlah kunjungan berdasarkan jumlah kertas resep
tahun 2015 adalah 68,634, kunjungan, meningkat 22,5% dibandingkan tahun
2014. Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan jumlah pasien.
Berdasarkan jumlah resep yang ditulis oleh dokter, tahun 2015 adalah
227.171 resep, meningkat 21,41% dibanding tahun 2014 dengan 178,513
resep.
●Pelayanan Radiologi
Pelayanan Radiologi tidak membuka pelayanan dikarenakan adanya
kegiatan Finishing poliklinik yang merupakan kegiatan lanjutan dari renovasi
dan perluasan poliklinik dan gedung kantor.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
40
●Pelayanan Laboratorium
Jumlah pemeriksaan di Laboratorium tahun 2015 adalah 9,893
pemeriksaan, mengalami penurunan sebesar 28,54% dibandingkan tahun
2014 dengan 13,845 pemeriksaan. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya
peningkatan yang signifikan disebabkan oleh adanya kerjasama dengan pihak
luar seperti tes CPNS dan pelamar kerja lainnya untuk pemeriksaan bebas
Narkoba.
Kunjungan ke unit pelayanan laboratorium RSJ Mutiara Sukma untuk
tahun 2015 terbanyak berasal dari poliklinik (81,83%). Selain dari poliklinik,
kunjungan juga berasal dari IGD (1,56%), Intensif (10,04%) dan rawat inap
(6,55%). Sedangkan jenis pemeriksaan terbanyak adalah pemeriksaan
narkoba (78,12%).
Berdasarkan status pembayaran, terbanyak adalah Umum (83,01%)
dan sisanya adalah pasien BPJS (16,98%). Pelayanan di unit laboratorim
masih ada kendala seperti mikroskop dan alat pemeriksaan kimia klinik masih
kurang dan fungsi ruang yang sudah tidak sesuai dengan volume pelayanan.
5. Standarisasi pelayanan melalui akreditasi
Sejak tahun 2012, RSJ Mutiara Sukma telah melakukan persiapan
standarisasi pelayanan berdasarkan standar akreditasi terbaru yakni standar
versi 2012 KARS dan pada tahun 2013 RSJ Mutiara Sukma mengadakan
bimbingan teknis dan ditahun 2014 semua persiapan sudah dilakukan
semuanya. Tahun 2015 RSJ Mutiara Sukma melaksanakan BIMTEK KARS.
Berikut progres akreditasi RSJ Mutiara Sukma.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
41
Sumber : Sekretaris akreditasi RSJMS 2015
F. PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEUANGAN
1. Pencapaian Kinerja Berdasarkan Realisasi Anggaran
Sumber pembiayaan kegiatan RSJ Mutiara Sukma tahun 2015 berasal
dari pendapatan fungsional BLUD dan APBD subsidi termasuk Dana Alokasi
Khusus (DAK). Sedangkan dana Tugas Pembantuan (TP) untuk tahun 2015
tidak diperoleh.
Alokasi anggaran RSJ Mutiara Sukma secara total dalam 3 (tiga) tahun
terakhir mengalami peningkatan, tetapi apabila dicermati, belanja yang
konsisten meningkat adalah Belanja Tidak Langsung (BTL), sedangkan
Belanja Langsung (BL) cenderung fluktuatif. Berikut gambaran pembiayaan
RSJ Mutiara Sukma berdasarkan sumbernya:
KELOMPOK
KEBIJAKAN PEDOMAN/PANDUAN SPO DOKUMEN LAIN TOTAL
JML
CAPAIAN
% JML
CAPAIAN % JML
CAPAIAN
% JML
CAPAIAN
%
APK 10 10 100 12 12 100 24 24 100 11 7 64 91 %
HPK 14 14 100 16 16 100 22 22 100 24 17 71 94 %
AP 38 35 92 7/10
5/10 88 52 40 77 9 5 56 78 %
PP 13 13 100 1/14
1/13 93 39 39 100 10 7 70 91 %
MPO 45 %
PPK 7 7 100 1 1 100 37 20 54 13 8 62 80 %
PMKP 38 38 100 1 1 100 8 8 100 36 5 14 79 %
PPI 18 18 100 2/13
2/12 92 41 39 95 30 6 20 77 %
TKP 16 4 19 95 45 %
MFK 8 8 100 1/6 1/5 85 20 20 100 90 67 74 90 %
MKI 9 4 44 7 1 14 13 8 62 28 8 29 37 %
KPS 100 20 3 15 8 5 63 19 2 11 47 %
SKP 6 6 100 7 7 100 38 38 100 9 8 89 97 %
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
42
Tabel 3.15. Sumber Pembiayaan/Anggaran RSJ Mutiara Sukma
Tahun 2013-2015
TAHUN APBD APBN
(TP) JUMLAH Belanja Tidak
Langsung Belanja Langsung
2013 13.113.218.700 10.879.715.000 1.000.000.000 24.992.933.700
2014 14.001.313.000 21.379.715.000 0 35.381.028.000
2015 16.660.432.098 31.929.206.502 0 48.589.629.600
Sumber : Bagian keuangan dan Perencanaan RSJMS 2015
Peningkatan belanja tidak langsung pada tabel di atas disebabkan oleh
bertambahnya jumlah pegawai karena mutasi, kenaikan gaji dan tunjangan.
Sedangkan penurunan belanja langsung disebabkan oleh penurunan alokasi
subsidi dari Pemerintah Daerah dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Berikut
gambaran realisasi anggaran RSJ Mutiara Sukma tahun 2015
Tabel 3.16. Realisasi Anggaran APBD RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
NO
URAIAN ANGGARAN
SETELAH PERUBAHAN
REALISASI SISA
ANGGARAN %
A BELANJA TIDAK LANGSUNG
16.660.423.098
15.501.162.476
1.159.260.622
93,04
A Gaji dan tunjangan
12.085.313.098
11.139.334.446
945.978.652
92,17
B Tambahan penghasilan PNS
4.575.110.000
4.361.828.030
213.281.970 95,34
B BELANJA LANGSUNG
31.929.206.502
29.620.107.841
2.309.098.661 92,77
1 Program Pelayanan Administrasi
87.400.000
83.800.000 3.600.000 95,88
Perkantoran
a Penyediaan jasa komunikasi
24.000.000
20.400.000
3.600.000 85,00
b Penyediaan jasa administrasi
63.400.000
63.400.000
0
100,00
dan teknis perkantoran
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
11.796.365.800 10.349.421.650 1.446.944.150 87,73
a Pembangunan Gedung kantor 3.626.794.500 2.994.890.000 631.904.500 82.58
b Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
8.169.571.300 7.354.531.650 815.039.650 90,02
3 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 738.625.202 633.113.890 105.511.312 85,72
a Peningkatan Kesehatan Masyarakat 268.429.000 256.152.082 12.276.918 95,43
b Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
470.196.202 376.961.808 93.234.394 80,17
4 Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan prasarana Rumah sakit
3.290.750.000 3.248.480.350 6.269.650 99,81
a Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit.
3.290.750.000 3.248.480.350 6.269.650 99,81
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
43
5 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD
16.016.065.500 15.269.291.951 746.773.449 95,34
a Pelayanan dan Pendukung Pelayanan BLUD
16.016.065.500 15.269.291.951 746.773.449 95,34
TOTAL SKPD 48.589.629.600 45.121.270.317 3.468.359.283 92,86
Sumber : Bagian Keuangan RSJ Mutiara Sukma 2015
Realisasi total belanja RSJ Mutiara Sukma tahun 2015 (92,86%) lebih
Rendah dibandingkan tahun 2014 (94,52%). Berbeda dengan tahun 2014
yang realisasi belanja langsung lebih tinggi dari belanja tidak langsungnya,
maka sebaliknya di tahun 2015, realisasi belanja tidak langsungnya (93,04%)
lebih besar dibandingkan belanja langsung (92,86%). Realisasi anggaran RSJ
Mutiara Sukma tergolong baik karena hampir semua kegiatan dapat
dilaksanakan. Berikut gambaran pencapaian indikator dan target Renja 2015
dibandingkan realisasi :
Tabel 3.17.
Capaian Indikator dan Target Renja 2015 dibandingkan Realisasi
PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR TARGET REALISASI KET
Program pelayanan administrasi perkantoran
Penyediaan jasa komunikasi
Jumlah kegiatan penyediaan jasa komunikasi terselenggara
1 keg 1 keg 7 bln
Penyediaan jasa administrasi dan teknis perkantoran
Jumlah kegiatan penyediaan jasa administrasi dan teknis perkantoran terselenggara
1 keg 1 keg 12 bln
Program peningkatan sarana prasarana aparatur
Pembangunan gedung kantor (IRRS dan Laundry), Pagar geriatri
Jumlah gedung ruang perawatan dibangun
3 paket 3 paket 3 paket
Pemeliharaan bangunan rehabilitasi medic dan DAK kelas III
Jumlah gedung terpelihara 2 paket 2 paket 2 paket
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Peningkatan kesehatan masyarakat
Visite rate
% pasung tertangani
% gangguan jiwa
tertangani
% BOR
% Napza tertangani
% HIV/AIDS
0,006 100% 100%
75% 100% 100%
0,0046 100% 100%
90,76% 100% 100%
Program peningkatan dan penanggulangan masalah kesehatan
Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana RS.
Pengadaan alat-alat kesehatan Rumah sakit
Tersedianya jumlah
alat-alat kesehatan
2 Paket 2 Paket
2 Paket
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
44
Program Peningkatan mutu pelayanan kesehatan BLUD
Pelayanan dan pendukung BLUD
% Cost recovery
Jumlah kegiatan
BLUD terlaksana
100%
54% 100%
(59 item)
78,61% 95,34% (49 item)
2 Pencapaian Kinerja Berdasarkan Target Pendapatan
Penerapan PPK-BLUD pada tahun 2012 menyebabkan perubahan pada
mekanisme Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kalau pada tahun sebelum
penerapan PPK-BLUD pendapatan RSJ Mutiara Sukma diperoleh dari
retribusi pelayanan, maka setelah menjadi BLUD berubah menjadi
pendapatan BLUD (lain-lain pendapatan asli daerah yang sah). Semua
pendapatan BLUD yang diperoleh tidak melalui mekanisme penyetoran tetapi
langsung dikelola sendiri untuk kegiatan operasional rumah sakit. Berikut
gambaran realisasi pendapatan RSJ Mutiara Sukma tahun 2015 :
Tabel 3.18.
Realisasi Pendapatan RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015 TARGET REALISASI/
(Rp) PENERIMAAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH 10,000,000,000.00 10,407,462,425.00 104.07
LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI
DAERAH YANG SAH
1 Penerimaan lain-lain - - -
2 Pendapatan BLUD 10,000,000,000.00 10,407,462,425.00 104.07
NO URAIAN %
Sumber : Bagian Keuangan RSJ Mutiara Sukma 2015
Realisasi pendapatan yang melampaui taget disebabkan oleh
peningkatan jumlah kunjungan.
G. PENCAPAIAN INDIKATOR PELAKSANAAN PPK- BLUD
Beberapa indikator yang penting dalam penilaian pencapaian BLUD adalah
pencapaian cost recovery. Indikator ini menggambarkan tingkat kemandirian
RSJ Mutiara Sukma sebagai PPK-BLUD atau menggambarkan kemampuan
rumah sakit dalam membiayai diri sendiri atau seberapa besar tingkat
kemandiriannya. Semakin besar cost recovery ratenya, menunjukkan bahwa
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
45
semakin mandiri suatu rumah sakit.. Selain cost recovery, indikator penting lain
adalah pencapaian pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Pencapaian indikator cost recovery dipengaruhi pendapatan fungsional
dan besar biaya operasional. Pendapatan fungsional RSJ Mutiara Sukma
diperoleh dari pelayanan yang diberikan oleh unit-unit yang berperan sebagai
cost center dan revenue center. Cost center merupakan unit yang tidak
memberikan kontribusi langsung ke pendapatan rumah sakit. Unit yang masuk
kedalam cost center di RSJ Mutiara Sukma adalah unit rekam medis, bagian
administrasi (urusan perlengkapan, keuangan, perencanaan dan pelaporan,
kepegawaian dan unit kerjasama), bagian manajemen (direktur, kepala seksi
dan kepala sub bagian tata usaha) dan instalasi gizi (jika tidak melayani
konsultasi gizi).
Unit-unit yang masuk ke unit revenue center adalah unit rawat inap, rawat
jalan (elektromedik, radiologi, gigi dan mulut, pendaftaran/karcis, poli jiwa, poli
syaraf, psikometri), farmasi, laboratorium, IPRS, unit terapi dan rehabilitasi
narkoba dan HIV/AIDS, Diklit, rehabilitasi mental dan unit keswamas (dari
kegiatan mobile clinic). Gambaran pencapaian pendapatan secara rinci menurut
unitnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.19.
Target dan Realisasi Pendapatan Per Unit
Tahun 2015
NO. UNIT/INSTALASI TARGET
(Rp)
REALISASI
(Rp) %
(1) (2) (3) (4) (5)
I. Pendapatan Langsung
Instalasi
1 Rawat Jalan 169.634.000 190.032.000 112.02
2 Rawat Inap (perawatan) 297.897.000 339.714.000 114.04
3 IGD 57.000.000 31.492.500 55.25
HCU 42.485.000 28.320.000 66.66
4 Farmasi 351.090.000 656.905.800 187.10
5 Laboratorium (rutin+narkoba) 558.282.500 286.587.500 51.33
6 Elektromedik 25.035.000 6.310.000 25.20
7 Psikometri/psikologi 211.495.000 136.415.000 64.50
8 Poli Gigi dan Mulut 15.530.000 20.000 0.13
9 Radiologi 44.080.000 325.000 0.74
10 Rehabilitasi Mental 1.300.000 14.100.000 1084.6
11 IPRS 15.295.000 38.091.000 249.04
JUMLAH 1 1.789.123.500 1.728.321.800 96.60
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
46
II. Lain-Lain Non Instalasi
1 Diklit 73.240.000 212.232.500 289.78
2 Pendapatan Lain-lain 28.269.653 302.074.730 1068.5
JUMLAH 2 101.509.653 514.307.280 506.6
III. Pendapatan dengan jaminan
1 Pendapatan
Jamkesmas/Askes/BPJS 8.109.366.847 8.164.842.345 100.68
2 Pendapatan
Bansos/Jamkesda - - -
JUMLAH 3 8.109.366.847 8.164.842.345 100.68
JUMLAH 1+2+3 10.000.000.000 10.407.462.425 104.07 Sumber : Bagian Keuangan dan Rekam Medik RSJ Mutiara Sukma 2015
Data pendapatan di atas, dipergunakan untuk penghitungan Cost
recovery rate. Berikut gambaran cost recovery RSJ Mutiara Sukma sejak
menjadi PPK-BLUD (2012-2015) :
Tabel 3.20.
Cost Recovery RSJ Mutiara SukmaTahun 2013-2015 TAHUN PENERIMAAN FUNGSIONAL
(Rp)
BIAYA OPERASIONAL
(Rp)
COST
RECOVERY (%)
2013 6.770.815.297,00 12.964.410.338,00 52,20
2014 12.268.796.251,82 31.322.759.941,00 39,16
2015 10.407.462.425,00 15.269.291.951,00 68,16 Sumber : bagian keuangan RSJ Mutiara Sukma 2015
Untuk evaluasi pelaksanaan SPM dilakukan melalui survei yang
dilaksanakan 1 kali setahun. Pencapaian yang ditetapkan untuk SPM adalah
bahwa 100% SPM mencapai target atau dengan kata lain, semua parameter
yang tercantum dalam SPM tercapai sesuai target. Berikut hasil evaluasi SPM
RSJ Mutiara Sukma tahun 2015 :
Tabel 3.21. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
No. Unit yang Disurvei Jumlah Parameter
Jumlah Parameter
Belum Tercapai
Pencapaian (%)
1 Instalasi Gawat Darurat 8 2 75
2 Rawat Jalan 5 1 80
3 Rawat Inap 13 3 76, 92
4 Rehabilitasi Mental 4 1 75
5 Pelayanan Psikologi 4 1 75
6 Pelayanan Laboratorium 3 1 66,6
7 Pelayanan Farmasi 3 - 100
8 Pelayanan Gizi 3 - 100
9 Pelayanan Keluarga Miskin 1 - 100
10 Rekam Medik 4 - 100
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
47
11 Pengolah Limbah 2 - 100
12 Administrasi 9 1 88,89
13 Ambulance/kereta jenazah 2 - 100
14 Pemulasaraan jenazah 1 1 0
15 IPSRS 4 1 75
16 Laundry 2 1 50
17 PPI 3 1 66,67
18 Pelayanan Napza,HIV/AIDS 6 1 83,33
19 Keamanan 3 1 66,67
20 Keswamas 2 - 100
21 PHCU 5 3 40
TOTAL 87 19 78,65 Sumber : Tim Survei RSJ Mutiara Sukma2015
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari 87 parameter yang
tercantum dalam SPM, jumlah parameter yang tidak mencapai target adalah
19 parameter atau 21,34% dan parameter yang tercapai adalah 78,65% atau
68 parameter. Akan tetapi apabila dilihat per unit pelayanan, dari 21 unit
pelayanan yang ada di SPM, hanya 7 unit (33,33%) pelayanan yang SPMnya
tercapai seluruhnya, dengan kata lain sebagian besar SPM unit pelayanan
belum mencapai target (66,67%).
Untuk capaian kepuasan masyarakat, berikut hasil survei yang
dilaksanakan di RSJ Mutiara Sukma selama 4 (empat) tahun terakhir :
Tabel 3.22.
Hasil Survei Kepuasan Pelanggan di RSJ Mutiara Sukma 2012-2015
Tahun Unit/Instalasi Target Hasil Survei Kategori
2012
Rawat Inap >90 79,91 Baik
Rawat Jalan >82 74,71 Baik
IGD >70 74,3 Baik
Rehablitasi Mental >80 79,91 Baik
Psikologi >80 74,71 Baik
Laboratorium >80 74,71 Baik
2013
Rawat Inap >90 79.78 Baik
Rawat Jalan >85 76,39 Baik
IGD >70 74,88 Baik
Rehablitasi Mental >90 79,78 Baik
Psikologi >90 76,39 Baik
Laboratorium >80 76,39 Baik
2014 Rawat Inap >90 80,19 Baik
Rawat Jalan >90 77,08 Baik
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
48
IGD >70 81,63 Baik
Rehablitasi Mental >90 80,19 Baik
Psikologi >90 77,08 Baik
Laboratorium >80 77,08 Baik
2015
Rawat Inap >90 80,19 Baik
Rawat Jalan >90 79,04 Baik
IGD >70 81,63 Baik
Rehablitasi Mental >90 80,19 Baik
Psikologi >90 79,04 Baik
Laboratorium >80 79,04 Baik Sumber : Tim Survei RSJ Mutiara Sukma 2015
Hasil survei di atas menunjukkan bahwa sebagian hasil survei
kepuasan masyarakat belum mencapai target. Kondisi ini disebabkan oleh
ketersediaan ruang pelayanan yang terbatas, menyebabkan waktu tunggu
lama. Selain itu, keterbatasan ketenagaan juga menjadi salah satu faktor
kepuasan masyarakat belum mencapai target. Penambahan dan perbaikan
sarana prasarana dan ketenagaan terutama tenaga spesialis dan tenaga
kesehatan lain perlu diupayakan oleh pihak manajemen guna peningkatan
mutu sehingga tercapai kepuasan masyarakat.
Penerapan PPK-BLUD bukan berarti menghilangkan tanggung jawab
Pemerintah Pusat maupun Daerah terutama dalam pembiayaan program-
program kesehatan jiwa dan belanja investasi. Sebagai daerah yang
menjadikan kesehatan sebagai program prioritas dengan salah satu misinya
dibidang kesehatan, maka program kesehatan jiwa perlu mendapat
dukungan karena kesehatan jiwa integral dengan kesehatan secara
menyeluruh. Selain itu, untuk mendukung terwujudnya “generasi emas”,
NTB membutuhkan SDM yang sehat jiwa dan raga sehingga mampu
bersaing. Untuk itu, dukungan Pemerintah Pusat dan Daerah masih sangat
dibutuhkan.
Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Barat
LAKIP RSJ Mutiara Sukma Tahun 2015
48
BAB IV
PENUTUP
Dalam rangka penyampaian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
SKPD selama tahun 2015, Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma menyusun Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2015 sebagai cerminan dari hasil
kinerja Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma selama satu tahun, yang diukur melalui
pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja
.Pengukuran kinerja Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma selama tahun 2015, mencakup
penilaian tingkat pencapaian target indikator kinerja sasaran dari masing-masing indikator
kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) dan
Penetapan Kinerja.
Berdasarkan hasil evaluasi dari seluruh indikator kinerja sebagian besar target
indikator kinerja mampu dicapai hanya tiga Indikator kinerja yang tidak tercapai yaitu
pelaksanaan penanggulangan bencana jiwa, Kinerja pelayanan ditinjau dari pencapaian
BOR dengan 90,76% melampaui target (75%) dan standar nasional (75-85%).
Peningkatan kinerja pelayanan juga ditunjukkan dengan peningkatan angka kunjungan
rawat jalan, IGD, target penanganan Napza dan HIV/AIDS dapat dicapai 100%. Selain itu
semua pasien pasung yang ditemukan mendapat penanganan dari RSJ Mutiara Sukma
(100% tertangani). Pelaksanaan “NTB Bebas Pasung” yang didukung penuh oleh
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/kota dan Dinas Kesehatan serta masyarakat
adalah faktor yang mempengaruhi pencapaian positif kegiatan tersebut.
Dari segi keuangan peningkatan kinerja ditunjukkan dengan pencapaian kinerja
dari segi pencapaian target pendapatan, terealisasi 104,07% atau tercapai
Rp.10.407.462.425 dari Rp.10.000.000.000 yang ditargetkan, sedangkan realisasi
keuangan Belanja Langsung 92,77% dan realisasi anggaran total tercapai 92,86%.
Dalam penerapan PPK BLUD implementasinya belum semuanya berjalan optimal
hal ini disebabkan adanya kendala baik dilingkungan internal maupun eksternal BLUD.
Dimana masih terbatasnya kualitas dan kwantitas sumber daya manusia yang
memahami operasional BLUD. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, RSJ Mutiara
Sukma mengupayakan peningkatan pengawasan pelaksanaan kegiatan, pembangunan
budaya kerja yang kondusif, penegakan disiplin pegawai dan diimbangi dengan
peningkatan kesejahteraan pegawai guna mengoptimalkan setiap sumber daya dalam
rangka mewujudkan tujuan telah ditetapkan.
Dengan tersusunnya LAKIP ini, diharapkan hasil evaluasinya akan menjadi
masukan dan pemacu pada pencapaian indikator kinerja pada tahun berikutnya. Semoga
laporan ini bermanfaat.
Recommended