View
220
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta
alam. Berkat rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nyalah skripsi ini dapat terwujud.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah bagi Rasulullah Saw, beserta
keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Dalam menyelesaikan skripsi ini, tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang
dihadapi dan dialami penulis, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan
bahan-bahan (data) maupun pembiayaan dan lain sebagainya. Namun berkat
kesungguhan hati dan kerja keras disertai motivasi dan bantuan dari berbagai pihak,
maka segala kesulitan dan hambatan itu dapat diatasi dengan sebaik-baiknya sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sedalam-
dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan atas terselesaikannya skripsi ini. Terutama kepada Bapak Dr.
Khalimi, M.Ag sebagai Dosen Pembimbing, yang telah mengarahkan dan memberikan
bimbingan yang sangat berharga bagi penulis.
Selanjutnya, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan pula
kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidatatullah Jakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hifdayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan tuntunan kepada penulis.
4. Pegawai perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah dan Iman Jama’ yang telah
membantu melengkapi literatur yang penulis perlukan dalam penyelesaian skripsi
ini.
5. Ayahanda (………) dan ibunda (………….), atas kesabaran dan keihklasan
merawat dan mendidik selama ini, dan do’a yang tak henti-hentinya selalu diberikan
kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Kakakku tercinta (……..) yang telah membantu dengan memberikan do’a, semangat
dan dorongan kepada penulis. Dan adikku tersayang (……….) terima kasih untuk
do’anya dan semoga adik tercapai cita-citanya dan menjadi anak yang sholeh.
7. Teman-teman di kelas A Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2003, terima
kasih atas do’a yang diberikan selama ini.
Akhirnya dengan segala keterbatasan, penulis hanya dapat mengembalikan
segalanya kepada Allah SWT, untuk membalas kebaikan mereka. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amiiin
Jakarta, Mei 2008
Penulis
ABSTRAKSI
Iip Nur’afianti, Hubungan Motivasi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak Pada Siswa Kelas V di SDN Curug 2 Cimanggis Depok, Jurusan : Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Mei 2008 Masalah pokok dalam penelitian ini adalah adanya hasil prestasi belajar yang baik akibat pengaruh motivasi orang tua terhadap anaknya dalam menyongsong cita-cita di masa depan. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui sejauh mana pengaruh hubungan motivasi orang tua terhadap prestasi belajar pada siswa. Penelitian ini dilakukan di SDN Curug 2 Cimanggis Depok, dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang ingin mendapatkan gambaran yang sesungguhnya di lapangan dengan mengumpulkan data primer melalui riset dilapangan dan data sekunder dengan melalui riset kepustakaan. Populasi adalah seluruh siswa kelas 5 SDN Curug 2 Cimanggis Depok tahun ajaran 2007-2008. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Dari populasi sebanyak 111 siswa ditentukan sampel sebanyak 20%, sehingga diperoleh sampel sebanyak 20 orang siswa. Setelah diberikan sejumlah angket diperoleh hasil penelitian adanya pengaruh yang tinggi antara hubungan motivasi orang tua terhadap prestasi belajar pada siswa kelas V di SDN Curug 2 Cimanggis Depok.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………......i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………….iii
HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………………v
ABSTRAKSI…………………………………………………………………..vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………….......vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………......ix
DAFTAR TABEL…………………………………………………………......xi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………...1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………...4
C. Metode Pembahasan……………………………………….5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………….5
E. Sistematika Penulisan……………………………………...6
BAB II KAJIAN TEORI……………………………………………….8
A. Motivasi Orang Tua………………………………………..8
1. Pengertian orang tua…………………………………...8
2. Tugas dan tanggung jawab orang tua…………………12
3. Pengertian dan Fungsi motivasi……………………….17
4. Motivasi Orang tua yang harus dilaksanakan…………24
5. Indikator motivasi orang tua yang baik……………….27
B. Prestasi Balajar Siswa…………………………………......28
1. Pengertian Prestasi Belajar Anak…………………....28
2. Macam-macam Prestasi Belajar……………………..32
3. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar………..34
4. Cara Menentukan Prestasi Belajar……………..........38
5. Indikator Prestasi Belajar……………………………39
C. Asumsi / Anggapan Dasar……………………………….39
D. Hipotesis Penelitian……………………………………...40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………..42
A. Tempat dan Waktu………………………………………42
B. Variabel Penelitian………………………………………42
C. Populasi dan Sampel…………………………………….42
D. Teknik Pengumpulan Data……………………………...42
E. Teknik Analisis Data……………………………………44
BAB IV HASIL PENELITIAN……………………………………...46
A. Kondisi pendidikan SDN Curug 2 Cimanggis Depok….46
B. Deskripsi Data…………………………………………. 50
C. Analisis Data……………………………………………53
D. Interprestasi data……………………………………….57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………..60
B. Saran……..……………………………………………..60
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………62
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………63
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Keadaan guru SDN Curug 2 Cimanggis Depok………………...47
2. Tabel 2 Keadaan murid SDN Curug 2 Cimanggis Depok……………….48
3. Tabel 3 Data pemberian motivasi orang tua……………………………..50
4. Tabel 4 Data pendukung prestasi belajar siswa………………………….51
5. Tabel 5 Data nilai prestasi belajar siswa………………………………...51
6. Tabel 6 Data rata – rata pemberian motivasi orang tua SDN Curud 2….53
7. Tabel 7 Data penunjang prestasi hasil belajar siswa kelas V di SDN
Curug 2 Cimanggis Depok……………………………………..54
8. Tabel 8 Tabel rata – rata hasil prestasi belajar siswa SDN Curug 2……55
9. Tabel 9 Analisa statistik korelasi antara pemberian motivasi oleh orang
Tua dengan prestasi belajar siswa kelas V SDN Curug 2 Ci-
manggis Depok…………………………………………………55
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak adalah anugerah Illahi yang biasa disebut buah hati yang dititipkan
Illahirobbi kepada setiap pasangan hidup atau orang tua atas dasar kehendak-Nya
untuk dibesarkan dan dididik dengan sebaik-baiknya dengan penuh perhatian dan
kasih sayang. Setiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya tumbuh menjadi
anak yang baik dan yang terbaik. Tidak ada orang tua yang tega melihat anaknya
hidup menderita, pasti setiap orang tua rela berkorban apapun demi kebahagiaan
anaknya, baik dari segi yang bersifat tenaga, moril ataupun material.
Orang tua adalah penanggung jawab utama dan pertama bagi sang anak
sejak mulai tumbuh dalam benih atau kandungan ibu, sampai sang anak lahir ke
muka bumi dan menjadi seorang bayi, yang kemudian tumbuh menjadi anak-anak,
remaja hingga dewasa. Orangtualah yang berkewajiban dan merasa bertanggung
jawab untuk memlihara anak tersebut, tahap demi tahap sehingga anak berkembang
menjadi mahluk yang dapat berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya.
Peran kasih orang tua tidak pernah mengenal batas sampai kapanpun,
bahkan orang tua adalah pendidik pertama bagi anak di lingkungan keluarga.
Terutama peran seorang ibu sejak ia mengandung, ia akan berusaha menjaga
kandungannya dengan sebaik-baiknya karena ingin agar anaknya lahir dengan baik
dan sehat, seperti pepatah yang berbunyi “kasih ibu sepanjang masa hanya memberi
tak harap kembali”. Dari pepatah tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa
kasih sayang sang ibu terhadap anak-anaknya dilakukan dengan tulus murni dan
1
ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apapun dari anaknya, walaupun pada saat
melahirkan nyawa menjadi taruhannya.
Begitu pula seorang ayah sebagai kepala keluarga pasti juga akan
menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya, hal ini akan terlihat dari usaha sang
ayah dalam bekerja keras mencari nafkah demi untuk mencukupi kebutuhan hidup
keluarganya dan untuk kebaikan anak-anaknya.
Secara tidak sadar banyak orang tua yang menganggap bahwa ia telah
mendidik anaknya bila memasukkan anaknya ke sekolah, padahal kewajibannya
untuk mendidik itu belum cukup dengan memasukkannya ke sekolah saja, karena ia
merupakan penanggung jawab utamanya.
Untuk memahami arti pendidikan berikut ini dikemukakan beberapa
definisi yang diajukan oleh para ahli pendidikan.
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dijelaskan sebagai berikut: “ Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan
bagi peranannya pada masa yang akan datang”.1
Menurut Muhammad Daud Ali adalah sebagai berikut: “Pendidikan
adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan potensi
manusia lain yang dimilikinya kepada orang lain dalam masyarakat.2
Menurut Amir Daien Inderakusuma adalah sebagai berikut: “Pendidikan
adalah suatu usaha yang sadar, yang teratur dan sistematis yang dilakukan oleh
orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar
mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.3
1A. Rajak Husein, Sistem Pendidikan Nasional (Solo: Angkasa, 1995),h. 14
2Mohammad Daud Ali, Lembaga-lembaga Islam Insonesia, (Jakarta: Grafindo, 1995), h.137 3Amir Daien Inderakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983),h.
162
2
Dari ketiga definisi ini dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha
yang dilakukan dengan sengaja yaitu usaha untuk memproses siswa sebagai obyek
yang perlu ditingkatkan potensinya secara sistematis dengan nilai-nilai tertentu
dengan tujuan pendidikan.
Untuk membantu dalam belajar, banyak hal yang dapat dilakukan oleh
orang tua antara lain mengontrol, memberi petunjuk dan bimbingan, memberi
motivasi belajar. Motivasi dari orang tua yang sangat dibutuhkan anak, karena
dengan motivasi ini akan timbul kegairahan belajar. Dalam hal ini Ngalim Purwanto
mengemukakan sebagai berikut: Banyak bakat anak tidak berkembang karena tidak
diperolehnya motivasi yang tepat. Jika seseorang memperoleh motivasi yang tepat,
maka lepaslah tenaga yang luar biasa sehingga tercapai hasil yang semula tidak
terduga.4
Kiranya cukup jelas bahwa motivasi mempunyai peranan yang cukup
strategis dalam memacu prestasi belajar anak. Menyadari bahwa pemberian motivasi
belajar ialah orang tua sangat penting maka penulis tertarik untuk mencermati
bagaimana pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar siswa di SDN
Curug 2 Cimanggis Depok. Sehingga skripsi ini diberi judul: “Hubungan Motivasi
Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas V di SDN Curug 2
Cimanggis Depok”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasakan identifikasi masalah tersebut di atas, maka masalah dibatasi
pada :
a. Peran dan fungsi orang tua dalam memberikan motivasi kepada anaknya
dalam belajar guna keberhasilan mencapai prestasi belajar yang baik.
b. Pemberian motivasi orang tua sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak.
4 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), h. 61
3
2. Perumusan Masalah
Maka rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah :
a. Bagaimana motivasi orang tua terhadap siswa di SDN Curug 2 Cimanggis
Depok.
b. Bagaimana Prestasi belajar siswa di SDN Curug 2 Cimanggis Depok.
c. Apakah ada korelasi antara motivasi orang tua dengan prestasi belajar siswa
di SDN Curug 2 Cimanggis Depok.
C. Metode Pembahasan
Metode penelitian yang dipakai dalam penulisan skripsi ini yaitu
menggunakan metode :
1. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data penelitian penulis menggunakan penelitian
pustaka (Libery riset) dan penelitian lapangan (Field riset). Dengan penelitian
kepustakaan penulis ingin memperoleh data tentang konsep data dan teori yang
berkaitan dengan konsep pada judul yang dibahas pada skiripsi ini. Sedangkan
penelitian lapangan untuk memperoleh data mengenai motivasi orang tua dan
prestasi belajar siswa di SDN Curug 2 Cimanggis Depok.
2. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan dilakukan dengan berpedoman pada buku
Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut di atas, maka secara khusus
penelitian ini bertujuan untuk :
a. Memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan Islam
(S.Pd.I)
b. Mendapatkan data secara empiris dan dapat dipercaya tentang adakah
hubungan atau pengaruh antara pemberian motivasi dari orang tua kepada
4
anak sebagai siswa kelas V terhadap prestasi belajarnaya di SDN Curug 2
Cimanggis Depok.
c. Mengkaji pola pendidikan orang tua yang dapat memberiakn motivasi positif
maupun negatif pada anak.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut :
a. Bagi orang tua, sebagai bahan masukan akan tanggung jawabnya dalam
memberikan motivasi yang baik terhadap anak.
b. Bagi guru dan kepala sekolah sebagai bahan masukan yang berguna untuk
kepentingan komunikasi dengan orang tua dan anak didik.
c. Bagi anak agar terjadi perubahan yang lebih baik dalam aktivitas belajar
disekolah dan dapat mencapai prestasi belajar yang baik serta dapat
mencapai cita-cita dengan bakat yang dimilikinya.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dan jelas mengenai
penyusunan proposal skripsi ini, maka penulis menguraikannya dalam sistematika
penulisan sebagai berikut :
Bab I sebagai pendahuluan yang terdiri atas : Latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, Metode pembahasan, Tujuan penelitian dan
manfaat penelitian, sistematika penulisan.
Bab II merupakan kerangka teori yang membahas tentang kajian pustaka
yang terdiri dari dua sub pokok bahasan yaitu : Hubungan pemberian motivasi orang
tua dan prestasi belajar anak sebagai siswa. Bahan dari hasil kajian pustaka,
selanjutnya digunakan untuk menyusun kerangka berpikir yang kemudian
dirumuskan hipotesa penelitian.
Bab III akan membahas tentang waktu dan tempat penelitian, populasi
dan sampel, variable penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.
5
6
Bab IV menjelaskan tentang pelaksanaan dan hasil penelitian yaitu :
Kondisi pendidikan SDN Curug 2 Cimanggis Depok, Deskripsi data, analisa dan
interprestasi data serta ulasan atau pembahasan hasil penelitian.
Bab V berisi kesimpulan dan saran-saran, serta daftar pustaka dan
lampiran-lampiran.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Motivasi Orang tua
1. Pengertian orang tua
Orang tua adalah orang yang pertama kali bertanggung jawab penuh
untuk membesarkan anaknya sehingga tumbuh menjadi besar dan dewasa,
dengan memberikan kasih sayang yang tulus baik berupa moril maupun
material, karena adanya pertalian darah yang erat. Dengan harapan kelak
anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas, berguna bagi keluarga, agama,
bangsa dan negara.
Orang tua dalam hal ini adalah ayah dan ibu yang mempunyai
kedudukan masing-masing. Dimana ayah sebagai kepala keluarga dan ibu
sebagai ibu rumah tangga atau orang tua kedua setelah ayah. Namun pada
hakekatnya keduanya mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama dalam
memelihara, membina, mendidik dan memenuhi kebutuhan anak-anaknya.
Peran kasih orang tua tidak pernah mengenal batas sampai kapanpun,
bahkan orang tua adalah pendidik pertama bagi anak di lingkungan keluarga.
9
Terutama peran seorang ibu sejak ia mengandung, ia akan berusaha menjaga
kandungannya dengan sebaik-baiknya karena ingin agar anaknya lahir dengan
baik dan sehat, seperti kata pepatah yang biasa kita dengar yang berbunyi
“kasih ibu sepanjang masa hanya memberi tak harap kembali”. Dari pepatah
tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kasih sayang sang ibu terhadap
anak-anaknya dilakukan dengan tulus murni dan ikhlas tanpa mengharapkan
imbalan apapun dari anaknya, walaupun pada saat melahirkan nyawa menjadi
taruhannya.
Begitu pula seorang ayah sebagai orang tua kandung laki-laki dan
sekaligus sebagai kepala keluarga pasti juga akan menginginkan yang terbaik
bagi anak-anaknya, hal ini akan terlihat dari usaha sang ayah dalam bekerja
keras mencari nafkah demi untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya dan
untuk kebaikan anak-anaknya, karena ayah merupakansosok manusia yang
sangat diandalkan dalam keluarga. Dalam hal ini Ngalim Purwanto menyatakan,
bahwa peranan ayah dalam pendidikan anak-nakanya yang lebih dominant
adalah sebagai berikut :1
a. Sumber kekuasaan di dalam keluarga.
b. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar.
c. Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga.
d. Pelindung terhadap ancaman dari luar.
e. Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan
1 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,
1991, h. 91-92
10
f. Pendidik dalam segi-segi rasional.
Sebagai kepala keluarga, ayah merupakan salah satu sumber kekuasaan
bagi anggota keluarganya. Sehingga dalam lingkup keluarga yang sangat
potensial untuk memberikan peraturan-peraturan terletak pada sang ayah.
Disinilah sebagai ayah diuji kemampuannya apakah mampu menjadi sumber
kekuasaan di dalam keluarga atau tidak.
Sebagai penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar,
maka ia harus tampil prima bagaimana cara terbaik untuk menghubungkan anak
dan isterinya dengan masyarakat di lingkungannya.
Sebagai pemberi rasa aman dan sebagai pelindung terhadap ancaman
dari luar bagi seluruh anggota keluarga, maka ia harus tampil terdepan diantara
anak dan isterinya, karena ia merupakan orang yang paling bertanggung jawab
terhadap keamanan dan keselamatan keluarganya.
Adapun sebagai hakim dalam keluarga maka ia harus mengadili dan
memberikan jalan keluar sebaik mungkin dalam memecahkan permasalahan
yang ada diantara anggota keluarganya.
Selain itu ayah juga berperan sebagai pendidik dalam segi-segi rasional
terhadap anak. Sebab jika anak tidak diberikan pendidikan sebaik mungkin,
maka pada akhirnya anak akan terjerumus kejalan yang sesat. Maka dari itu
pendidikan merupakan sesuatu yang harus diberikan kepada anak, dan yang
paling pertama adalah masalah keimanan. Hal ini sebagaimana dilaksanakan
oleh Luqman kepada anak-anaknya agar mereka tidak menyekutukan Allah.
Sesuai dengan firman-Nya yang temuat dalam Al-Quran sebagai berikut :
11
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Q.S.Luqman:13).2
Ayat Al-Quran di atas mempunyai pengertian bahwa sebagai orang tua
khususnya bagi seorang ayah dalam memberikan pendidikan kepada anaknya
yang paling pertama harus ditekankan adalah pendidikan keimanan. Dengan
pendidikan keimanan anak akan dapat membedakan antara yang baik untuk
dapat dilaksanakan dan yang buruk untuk ditinggalkan sesuai dengan tingkat
kemampuannya. Keimanan yang tertanam dalam diri anak merupakan salah satu
pondasi kuat untuk menangkal bujuk rayuan syaitan, yang pada akhirnya anak
akan berusaha untuk berbuat amar ma’ruf nahi munkar dalam kehidupan sehari-
hari.
Sebagai ayah selain berperan untuk memberikan pendidikan keagamaan
kepada anak-anaknya, juga sangat berperan untuk memberikan pengajaran
dalam arti luas, sehingga anak memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan
dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya.3 Selain
2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya, (Jakatra: PT. Syaamil Cipta
Media, 2006), h. 412 3 Zakiah Darazat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1991), h. 34
12
pengetahuan agama, pengetahuan umum juga sangat dibutuhkan anak dalam
rangka untuk kemaslahatan dunia, sedangkan agama dibutuhkan dalam rangka
untuk kemaslahatan di akhirat nanti. Agar kemaslahatan di dunia dan diakhirat
dapat tercapai, maka ilmu keagamaan maupun ilmu pengetahuan sama-sama
dibutuhkan oleh anak.
Orang tua disebut juga sebagai pendidik kodrat. Namun karena pihak
orang tua tidak mempunyai kemampuan baik dari segi waktu dan sebagainya,
maka mereka menyerahkan sebagian tanggung jawabnya kepada orang lain yang
berkompeten untuk melaksanakan tugas mendidik.
Secara tidak sadar banyak orang tua yang menganggap bahwa ia telah
mendidik anaknya bila memasukkan anaknya ke sekolah, padahal kewajibannya
untuk mendidik itu belum cukup dengan memasukkannya ke sekolah saja,
karena ia merupakan penanggung jawab utamanya.
2. Tugas dan tanggung jawab orang tua
Sebelum anak dewasa, orang tua berkewajiban untuk mendidik anaknya
dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan. Seperti anak diajari
berbicara, diajari berhitung, diajari membaca dan sebagainya.
Ketika anak mencapai usia belajar, maka orang tua harus bertanggung
jawab memasukkan anknya ke sekolah dan membiayai pendidikannya di
sekolah. Terhadap hal ini Abu Ahmadi mengemukakan sebagai berikut :
“Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan grup, dan merupakan kelompok sosial individu yang pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya. Dan keluarga sudah barang tentu yang pertama menjadi tempat untuk mengadakan sosialisasi anak-anak. Ibu, ayah dan saudara-saudaranya
13
adalah orang yang pertama dimana anak mengadakan kontak sosial dan pertama pula untuk mengajarkan hal-hal tertentu kepada anak itu sampai anak memasuki sekolah”.4
Dari keterangan ini dapat diketahui bahwa orang tua memegang peran
penting dalam pendidikan anaknya. Setelah anak masuk sekolah bukan berarti
tugas dan tanggung jawab orang tua mendidik anak berakhir, karena sekolah
tidak mungkin dapat membina anak dengan baik tanpa dukungan orang tua, dan
alokasi waktu yang tersedia di sekolah sangat terbatas.
Tanggung jawab orang tua khususnya ayah dalam merawat, mengasuh
dan mendidik anak, diharapkan pada akhirnya dapat membentuk anak menjadi
insan kamil (manusia yang sempurna). Baik sempurna dalam melaksanakan
perintah dalam kehidupan sehari-hari maupun melaksanakan perintah
(peraturan-peraturan) yang berlaku didalam lingkungan masyarakat sekitarnya.
Allah SWT berfirman :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. At-Tahrim :6)5
4 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1992), h.103 5 Departemen Agama RI, OP. Cit, h. 951
14
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kita harus memelihara diri
kita dan keluarga kita dari api neraka. Oleh karena itu pendidikan agama sangat
penting untuk diberikan kepada anak sedini mungkin. Agar mereka tidak
terjerumus kepada perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama.
Peran orang tua dalam membina anak pada garis besarnya terbagi dua
yaitu mensejahterakan kebutuhan fisik dan kebutuhan mental rohani. Terhadap
hal ini redaktur majalah keluarga mengemukakan sebagai berikut : Diantara
bentuk perwujudan tanggung jawab dalam membina anak adalah dengan
mensejahterakan kehidupan mereka. Semua nara sumber sependapat bahwa
kesejahteraan anak itu meliputi segi fisik (jasmani) dan mental (rohani).6
Tanggung jawab dalam segi mental rohani merupakan masalah penting
karena kualitas pribadi anak merupakan hasil dari pembinaan mental rohaninya.
Salah satu bagian dari tanggung jawab pembinaan mental rohani anak adalah
menyekolahkan anak ke sekolah.
Untuk membina mental rohani anak di sekolah tidak memadai waktu dan
kemampuan guru yang harus melayani jumlah siswa yang cukup banyak. Karena
itu untuk memperoleh prestasi belajar yang baik maka orang tua harus
membantu anak dengan masalah-masalah yang dihadapinya. Adanya tanggung
jawab bersama antara sekolah dengan keluarga dikemukakan oleh Abu Ahmadi
sebagai berikut :
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengetahui bahwa sekolah dan keluarga itu membagi tanggung jawab untuk mendidik anak. Satu pendapat yang
6 Redaktur Majalah Keluarga, No. 207, 1989, h. 10
15
ekstrim mengatakan bahwa tiap-tiap grup itu harus mengetahui keluarga tiap-tiap anak. Misalnya mengadakan diskusi, konferensi dengan orang tuanya untuk kemajuan si anak, disamping itu juga untuk memberanikan orang tua dan untuk mengunjungi sekolah dan sebagainya.7
Tanggung jawab orang tua dalam membina anaknya antara lain
membantu kesulitan belajar anaknya, mengontrol hasil belajar anaknya,
memberi saran dan petunjuk dalam belajar. Bantuan yang paling penting adalah
memberi motivasi belajar agar anaknya belajar dengan sungguh-sungguh dan
serius.
Dalam memberi motivasi kepada anaknya, orang tua dalam memberi
motivasi, maka tinggal menentukan teknik yang digunakannya, yaitu apakah
dengan cara memberi hadiah atau dengan cara memberi hukuman atau denga
cara kompetensi (persaingan). Melalui pilihan cara ini anak diberi motivasi agar
belajar lebih baik lagi, biasanya orang tua tahu dengan kelemahan anak karena
itu mereka dapat memilih cara pemberian motivasi yang benar.
Dari devinisi di atas motivasi adalah suatu dorongan yang timbul dari
diri suatu individu baik dari dalam maupun dari luar yang terbagi dalam dua
macam motivasi : intrinsik dan ekstrinsik.
Untuk membangkitkan motivasi seorang anak maka diperlukan peranan
orang tua agar motivasi dalam diri anak dapat mencapai tujuan yang maksimal.
Maka sintesis dari motivasi yang diberikan oleh orang tua adalah agar anak
7 Abu ahmadi, Sosiologi Pendidikan (Surabaya: PT.Bina Ilmu,1982), h. 106
16
memiliki rasa tanggung jawab, disiplin yang tinngi, memiliki rasa percaya diri,
kepribadian yang baik dan memiliki kemampuan bekerja keras.
Adapun kewajiban-kewajiban orang tua (terutama ayah) terhadap anak
antara lain sebagai berikut :
1). Orang tua hendaknya memberi nama anak-anaknya dengan nama yang baik.
2). Memberikan pendidikan kepada anak-anaknya.
3). Memperlakukan dengan adil diantara anak-anaknya
4). Menolong mereka untuk berbuat kebaikan dan tidak segera menindak dengan
keras terhadap kenakalan anak-anaknya.8
Pada hakekatnya setiap orang tua mengharapkan anak-anaknya kelak
akan tumbuh dan berkembang supaya menjadi anak yang baik, memberikan
ilmu pendidikan yang benar, memperlakukan anak yang seadil-adilnya tanpa
membedakan yang satu dengan yang lainnya serta selalu menolong anak untuk
berbuat kebaikan. Mendidik sopan santun terhadap anak harus dilakukan sedini
mungkin, mengajarkan sopan santun termasuk pembentukan budi pekerti atau
akhlak mulia.
Akhlak terpuji bagi anak selalu didambakan oleh setiap orang tua. Oleh
karena itu maka sebagai orang tua berkewajiban untuk memberikan bimbingan
kepada anak secara terus-menerus, baik bersopan santun maupun tingkah laku
sehari-hari karena hal tersebut pada umumnya akan dilihat, ditiru dan diikuti
oleh anak-anaknya. Semua itu merupakan tugas dan tanggung jawab orang tua
8 Hussein, Bahreisy, Ajaran Akhlak, (Surabaya : Al-Ikhlas. 1980), h. 87
17
selaku pendidik utama dan pertama sebelum anaknya dimasukkan ke lembaga
pendidikan.
3. Pengertian dan fungsi motivasi
a. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motive yang artinya segala sesuatu
yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Dari
pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa motif adalah rangsangan
atau dorongan daya yang membangkitkan seseorang untuk melakukan
sesuatu.
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, istilah motivasi merupakan
istilah yang menunjukkan kepada seluruh proses gerakan itu, termasuk
situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah
laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari
gerakan atau perbuatan.
Selanjutnya menurut M. Alisuf Sabri, motivasi adalah suatu yang
menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong untuk
memenuhi sesuatu kebutuhan dan sesuatu yang dijadikan motivasi itu
merupakan suatu kepuasan yang telah diterapkan individu sebagai suatu
kebutuhan akan tujuan nyata yang ingin dicapai.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, motivasi diartikan sebagai
“Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar
untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu. Usaha yang dapat
18
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan
sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakunya atau mendapat
kepuasan dengan perbuatannya.10
Sehubungan dengan motivasi belajar, teori Behavior yang
dikemukakan oleh Waston sebagai berikut : Pengetahuan harus bersifat
positif sehingga objeknya harus dapat diamati ialah berupa tingkah laku.
Tingkah laku ialah reaksi organisme sebagai keseluruhan sebagai perangsang
dari luar.11
Dari beberapa devinisi yang dikemukakan dapat diketahui bahwa
istilah motivasi itu berhubungan dengan kekuatan yang timbul dalam diri
manusia untuk melakukan sesuatu karena dipengaruhi oleh rangsangan-
rangsangan. Rangsangan itu ada yang timbul dari diri sendiri karena naluri
atau karena dipengaruhi oleh pengaruh luar baik berupa saran, hukuman atau
ganjaran.
Melihat sumber yang mempengaruhi lahirnya motif, motivasi itu
dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu : motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah motif yang berasal dari diri sendiri,
terhadap hal ini Amir Daien Indrakusuma mengemukakan sebagai berikut :
“Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ialah motivasi yang berasal dari
10 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka 1988), h. 389
11 Roestiah NK, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: PT. Bina Aksara,1986), h. 146
19
dalam diri anak itu sendiri”.12 Faktor yang menimbulkan motivasi intrinsik
antara lain : adanya kebutuhan, adanya pengetahuan tentang kemajuan
sendiri dan adanya aspirasi atau cita-cita. Ketiga faktor inilah yang
melahirkan motivasi pada anak.
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang lahir karena adanya
dorongan atau pengaruh yang datang dari luar. Terhadap hal ini Amir Daien
mengemukakan sebagai berikut : “Yang dimaksud motivasi ekstrinsik ialah
motivasi atau tenaga-tenaga pendorong yang berasal dari luar diri anak.
Motivasi ini ada pula yang menyebutnya incetive atau perangsang”. Motivasi
ekstrinsik terdiri dari beberapa kategori , yaitu ganjaran, hukuman dan
persaingan atau kopetisi.
Ganjaran merupakan motivator yang bersifat ekstrinsik, karena itu
ganjaran merupakan alat pendidikan represif yang bersifat positif. Ganjaran
sebagai alat motivasi dapat menjadikan pendorong bagi anak-anak untuk
belajar lebih baik dan lebih giat lagi.
Hukuman dapat menjadi motivator yang bersifat ekstrinsik, yaitu bila
seorang anak mendapat hukuman karena nakal atau lalai maka ia tidak akan
mengulangi kembali kesalahan yang telah dilakukan sehingga dengan
adanya hukuman tersebut dapat mendorong anak berbuat baik dan positif.
Setiap manusia membutuhkan penghargaan dan kedudukan sebab
penghargaan dan kedudukan itu penting bagi pertumbuhan dan
12 Amir Daien Indrakusumah, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: PT. Usaha Nasional, 1983), h. 162
20
perkembangan. Untuk memperoleh kedudukan dan penghargaan diperlukan
usaha yang serius karena mereka harus bersaing dengan sesamanya. Usaha
yang dilakukan untuk memperoleh kedudukan dan penghargaan didorong
oleh berkompetisi.
Menurut Gibson, Ivancevich dan Donnelly, dalam bukunya
Organization, mengemukakan sebagai berikut : Motivasi adalah suatu
konsep yang dapat digunakan ketika memulai dan berprilaku secara
langsung sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemimpin.13
Dari keterangan ini dapat diketahui bahwa persaingan atau kompetisi
merupakan daya dorong atau motivasi untuk mencapai sesuatu.
Dilihat dari tujuan suatu motif, maka motivasi dapat digolongkan ke
dalam beberapa golongan. Berikut ini penggolongan yang dikemukakan oleh
Sarlito Wirasan Sarwono ; Sebenarnya banyak penggolongan motif menurut
para ahli dari yang hanya mengenal satu motif seperti K. Goldstein (1939)
yang hanya mengenal motif pertanyaan diri sendiri, sampai kepada yang
membuat dua motif seperti H.A. Murray (1938). Tetapi disini akan ditelaah
satu cara penggolongan motif saja yaitu yang dibuat oleh W.I. Thomas
(1923) sebagai berikut:
1). Motif rasa aman yaitu motif dasar dan primer, yang meliputi kebutuhan
akan rasa aman dan terhindar dari bahaya. Tergolong ke dalam motif ini
adalah motif yang didasri oleh kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut :
13 James L. Gibson, John M. Ivancevich dan James H. Donnely, Organization, (Texas: Businnes
Publication Inc, 1985), h. 100
21
a). Kebutuhan fisiologis, misalnya lapar, haus, kebutuhan seksual.
Kebutuhan ini timbul sewaktu-waktu secara periodic dan ia akan reda
sendiri jika sudah dipenuhi. Dalam keadaan ekstreem, kebutuhan ini
menjadi vital dan bisa membahayakan bila tidak dipenuhi
kebutuhannya.
b). kebutuhan akan keselamatan, yaitu kebutuhan untuk melindungi diri
dari ancaman bahaya baik dari luar maupun dari diri sendiri.
c). kepercayaan dan kesesuaian diri dengan lingkungan. Kebutuhan ini
timbul karena manusia sering tidak cukup mengetahui gejala-gejala
alam disekelilingnya dantidak bisa menguasai gejala-gejala tersebut
sehingga manusia menyusun sistim kepercayaan seperti motis,
legenda dan sebagainya.
2). Motif respon, berasal dari kebutuhan akan keselamatan kemudian
berkembang dan menjadi motif sendiri. Motif respon merupakan
keinginan untuk berhubungan dengan manusia lain secara intim dan
bersahabat. Motif ini bersifat terus-menerus dan ada pada setiap saat.
Termasuk dalam motif ini adalah kasih sayang, cinta romantis, sosialitas
dan sebagainya.
3). Motif pengalaman baru adalah variasi seksual, keingintahuan, percaya
diri, motif untuk menyimpang dan dominasi.
4). Motif pengenalan diri didasarkan oleh kebutuhan yang dipandang oleh
masyarakat sebagai orang yang unik yaitu punya kepribadian sendiri,
22
termasuk ke dalam motif ini adalah : harga diri, status, prestise dan
sebagainya.
Dari golongan menurut tujuannya ini dapat diketahui betapa
pentingnya model motif manusia yang dapat dijadikan sebagai pendorong
untuk memacu anak belajar. Anak dapat diancam dan diberi
imbalan melalui pemberdayaan faktor-faktor yang dapat dijadikan sebagai
motivatornya.
b. Fungsi Motivasi
Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah
siswa menjadi tekun dalam proses belajar, dan dengan motivasi itu pulalah
kualitas hasil belajar siswa juga kemungkinannya dapat diwujudkan. Sisiwa
yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti
akan tekun dan berhasil belajarnya. Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab
adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut :
1). Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan.
2). Penentu arah perbuatan yakni kea rah tujuan yang hendak dicapai.
3). Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai
motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin
dicapai.
Berdasarkan arti dan fungsi motivasi di atas dapat disimpulkan
bahwa motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu
perbuatan tetapi juga merupakan penentu suatu hasil perbuatan. Sejalan
23
dengan arti dan fungsi motivasi tersebut dalam agama islam ada sejenis
motivasi yang arti dan fungsinya sama yaitu “niat”, seperti yang
dikemukakan oleh Rosulullah SAW dalam sebuah hadits “Sesungguhnya
amal itu tergantung dari niatnya, dan setiap orang pasti akan mendapatkan
sesuatu (balasan perbuatan) sesuai dengan niatnya.”
Dengan demikian niat itu sama dengan motivasi akan mendorong
orang untuk bekerja atau melakukan sesuatu perbuatan dengan sungguh-
sungguh (tekun) dan selanjutnya niat/motivasiitu pulalah yang akan
menentukan pahala/balasan sebagai hasil perbuatannya.
4. Motivasi orang tua yang harus dilaksanakan
Motivasi orang tua yang harus dilaksanakan dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a. Motivasi yang bersifat material, diantaranya :
1). Orang tua dapat memberikan buku-buku kepada anak sebagai pedoman
atau bahan masukan untuk belajar. Mungkin dengan adanya buku-buku,
pada saat waktu luang anak dengan kegiatan membaca. Dengan demikian
anak akan memperoleh wawasan atau ilmu pengetahuan baru dengan
membaca. Hal ini berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar anak di
sekolah.
2). Orang tua menyediakan media-media yang dibutuhkan oleh anak dalam
meningkatkan prestasi belajarnya. Media tersebut bukan saja keperluan
belajar yang primer saja seperti buku dan alat tulis lainnya, tetapi juga
bagi orang tua yang mampu dapat menyediakan media elektronik seperti
24
computer. Dengan teknologi komputer dapat mengasah fungsi
psikomotorik anak.
b. Motivasi yang bersifat non material
1). Orang tua memberikan bimbingan yang baik kepada anak, bahkan dari hal-
hal yang sederhana. Membimbing anak bisa dilakukan dengan nasehat-
nasehat, nasehat tersebut dapat diberikan misalnya pada saat sambil
menyaksikan atau nonton televise, saat makan bersama, dan sebagainya.
2). Orang tua sebaiknya terlebih dahulu mengenalakan pemahaman mengenai
pembelajaran agama sebagai bekal dan pedoman penting bagi setiap
manusia (tua, muda, anak-anak maupun dewasa) dalam menjalani
kehidupan sehari-hari karena agar tujuan hidup dapat terlaksana dengan
baik maka tidak lepas dengan penegakkan syariah agama. Disinilah
sebagai orang tua sebaiknya memberikan pemahaman tersebut, contoh
misalnya saja dalam belajar dijelaskan bahwa belajar itu penting dan wajib
sesuai dengan hadits nabi yang berbunyi :
Artinya : “Menuntut ilmu wajib hukumnya bagi setiap muslim laki-laki dan
muslim perempuan.” (H.R. Bukhori Muslim)
Dari hadits tersebut dijelaskan bahwa belajar itu penting untuk masa depan
kita, karena dengan belajar manusia akan tumbuh dengan cerdas dan akan
25
menjadi manusia yang berguna sehingga dapat meraih masa depan yang
cemerlang.
Apabila motivasi orang tua tersebut dapat terlaksana maka prestasi
belajar anak akan semakin meningkat. Karena orang tua adalah pendidik
informal utama dan pertama bagi pelajar sebagai anak.
Menurut Dorothy Law Nolte, 1945 mengatakan “jika anak dibesarkan dengan celaan ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan denga cemoohan, ia belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dengan hinaan, ia belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan teloransi, ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan kasih saying dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan”.14 Dorothy Law Nolte memang bukan seorang pakar pendidik anak, tetapi puisi
yang ia tuliskan menggambarkan tentang sebuah pola pendidikan dan hasilnya.
Dari sinilah maka orang tua harus pandai memilih motivasi mana dan
bagaimana yang terbaik yang harus diberikan kepada anaknya dalam rangka
meningkatkan prestasi balajarnya.
5. Indikator motivasi orang tua yang baik
Orang tua yang baik adalah orang tua yang sanggup memainkan peranan
dirinya sebagai orang tua seoptimal mungkin di mata anak-anaknya. Peranan
yang optimal itu ditandai salah satunya dengan kemampuannya dalam
memunculkan apa yang dalam teori pengetahuan disebut success factors.
Beberapa indikator motivasi orang tua yang baik, antara lain :
14 Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, PAUD Investasi Masa Depan Bangsa, (Jakarta:
2006), h. 39.
26
a. Orang tua dapat memberikan buku-buku kepada anak sebagai pedoman atau
bahan masukan untuk belajar. Mungkin dengan adanya buku-buku, pada saat
waktu luang anak dengan kegiatan membaca. Dengan demikian anak akan
memperoleh wawasan atau ilmu pengetahuan baru dengan membaca. Hal
ini berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar anak di sekolah.
b. Orang tua menyediakan media-media yang dibutuhkan oleh anak dalam
meningkatkan prestasi belajarnya. Media tersebut bukan saja keperluan
belajar yang primer saja seperti buku dan alat tulis lainnya, tetapi juga bagi
orang tua yang mampu dapat menyediakan media elektronik seperti
computer. Dengan teknologi komputer dapat mengasah fungsi psikomotorik
anak.
c. Orang tua memberikan bimbingan yang baik kepada anak, bahkan dari hal-
hal yang sederhana. Membimbing anak bisa dilakukan dengan nasehat-
nasehat, nasehat tersebut dapat diberikan misalnya pada saat sambil
menyaksikan atau nonton televise, saat makan bersama, dan sebagainya.
d. Orang tua sebaiknya terlebih dahulu mengenalakan pemahaman mengenai
pembelajaran agama sebagai bekal dan pedoman penting bagi setiap manusia
(tua, muda, anak-anak maupun dewasa) dalam menjalani kehidupan sehari-
hari karena agar tujuan hidup dapat terlaksana dengan baik maka tidak lepas
dengan penegakkan syariah agama. Disinilah sebagai orang tua sebaiknya
memberikan pemahaman tersebut.
27
B. Prestasi Belajar Siswa
1. Pengertian prestasi belajar
Prestasi adalah daya penggerak yang memotivasi semangat seseorang,
karena kebutuhan berprestasi mendorong seseorang mengembangkan kreatifitas
dan pengaktualan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi
mencapai prestasi yang maksimal. Orang akan antisius berprestasi tinggi,
asalkan kemampuan untuk itu diberikan kesempatan. Seseorang menyadari
bahwa dengan mencapai prestasi yang tinggi akan dapat memperoleh reward
(hadiah) yang besar.
Ashar Suntoyo berpendapat bahwa seseorang yang memiliki kebutuhan
berprestasi yang lebih tinggi lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan dimana
mereka memiliki tanggung jawab pribadi, akan memperoleh balikan dan tugas-
tugas pekerjaannya memiliki resiko yang sedang.15
Prestasi merupakan hasil dari suatu kegiatan atau aktivitas manusia,
seperti yang terdapat dalam kamus besar Bahasa Indonesia bahwa prestasi
adalah hasil yang telah dicapai dari yang pernah dilakukan atau dikerjakan.
Banyak kegiatan yang dijadikan sarana untuk mendapatkan prestasi tergantung
profersi masing–masing individu, dalam pendidikan prestasi merupakan hasil
kegiatan belajar siswa yang berupa nilai-nilai, seperti pendapat para ahli berikut
ini, yaitu prestasi adalah ”penilaian pendidikan tentang perkembangan dan
15 Ashar Sunyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi (Jakarta: UI Press, 2001), h. 133.
28
kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang
disajikan serta nilai-nilai dalam kurikulum.16
Hakekat prestasi siswa menurut para ahli sebagai berikut :
Dalam bukunya yang berjudul Prestasi Belajar dan Kompetensi
Guru, Syaiful Bahri Djamarah mengutip pendapat beberapa ahli tentang prestasi,
yaitu sebagai berikut:
a. W.J.S. Poerwadarminto berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dilakukan, dikerjakan).
b. Mas’ud Khasan Abdul Qahar berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian
yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati
yang diperoleh dengan jalan keulatan kerja.
c. Nasrun Harahap memberikan batasan bahwa prestasi adalah penilaian
pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang
c. berkenaan dengan penguasaan bahan belajar kepada mereka serta nilai-
nilai yang terdapat dalam kurikulum.17
Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi
adalah hasil dari sesuatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara
individu maupun kelompok dalam bidang tertentu.
16 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional,
1994), h. 20. 17 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional,
1994), h. 19-21.
29
Menurut Utami Munandar prestasi adalah perwujudan atau hasil dari
bakat dan kemampuan seseorang.18 Pendapat tersebut dapat menerangkan bahwa
prestasi merupakan suatu hasil yang telah dicapai oleh seseorang karena
melakukan suatu kegiatan. Tinggi rendahnya prestasi yang dimiliki seseorang
dapat berubah sesuai dengan kemampuan seseorang saat melakukan perbuatan
atau kegiatan yang dibebankan kepadanya.
Jadi prestasi adalah hasil yang dicapai seseorang dari yang pernah
dikerjakan sesuai dengan masing-masing individu. Bagi siswa prestasi yang
diperoleh merupakan hasil dari kegiatan belajar termasuk dalam pemanfaatan
sarana belajar.
Prestasi belajar merupakan prestasi siswa yang telah melakukan kegiatan belajar dalam jangka waktu tertentu dan memperoleh nilai yang diberikan guru. Senada dengan itu Ign Masidjo mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian guru terhadap siswa untuk mengetahui seberapa jauh pnguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.19
Penilaian belajar harus bersifat terukur dan dapat dilakukan dengan
melalui tes, seperti yang dikemukakan D.C Marquis bahwa prestasi belajar
adalah “kemampuan yang telah menyatu dan dapat diukur melalui tes”.20
Sejalan dengan itu ahli lain mengatakan bahwa “penilaian tidak bersifat edukatif
danbiasanya dibuktikan dengan angka-angka sebagai indikasi dari hasil
18 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak, (Jakarta: Gramedia, 1984), h.
162. 19 Ign. Masidjo, Penelitian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius,
1995), h. 26. 20 Donald C. Marqius, Pshycology, (New York: Hend Hold Coy, 1997), h. 158.
30
belajar.21 Jadi prestasi belajar diperoleh dari tes-tes dan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru mata pelajaran yang berbentuk penilaian.
Dari beberapa pengertian para ahli tersebut di atas mengenai prestasi
belajar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah penilaian-
penilaian terhadap tingkat penguasaan yang dicapai siswa yang bersifat edukatif
yang dibuktikan dengan angka-angka, data-data prestasi dari setiap mata
pelajaran yang dikumpulkan kemudian disusun menjadi sebuah raport dan
dilaporkan kepada orang tua siswa setiap akhir semester.
2. Macam-macam prestasi belajar
Baik tidaknya pretasi belajar individu tergantung kepada bermacam-
macam factor, antara lain :
a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor
individual, seperti pertumbuhan dan kematangan, kecerdasan, latihan,
motivasi dan factor pribadi.
b. Faktor yang ada di luar individu yang disebut factor social, seperti keluarga,
guru, alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar, lingkungan dan
kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.
Dalam belajar pemahaman merupakan factor yang penting. Sehingga
dengan belajar diharapkan siswa dapat memahami hubungan antara pengetahuan
dan pengalaman. Dengan belajar individu atau organisme memegang peranan
21 Winarno Surachmad, Pengantar Interaksi Mengejar Belajar Dasar dan Teknik Metodologi
Pengajaran, (Bandung: Tarsito, 1992), h. 82.
31
yang sangat sentral, karena belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif dan
mekanisme saja, tetapi dilakukan secara sadar, bermotif dan bertujuan.
Setelah mengetahui makna kata prestasi dan belajar maka dapat
dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh yang berupa
kesuksesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil
dari kreativitas dalam belajar.
Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa prestasi belajar adalah
“Penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari
di Sekolah yang menyangkut pengetahuan, kecakapan atau keterampilan yang
dinyatakan sesudah hasil penelitian.
Menurut Permana Ahmadi prestasi belajar adalah “tingkat keberhasilan
siswa dalam mempelajari materi di Sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor
yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah mata pelajaran”.22
Wujud prestasi belajar digunakan dalam kegiatan pengajaran di Sekolah
adalah nilai raport. Nilai raport dalam penelitian ini adalah jumlah nilai raport
kelas 5 selama satu tahun. Jumlah nilai raport tersebut mencerminkan
kemampuan belajar siswa dalam mengikuti berbagai macam mata pelajaran
selama satu tahun.
Untuk memperoleh prestasi di Sekolah siswa mwmwrlukan bantuan dan
perhatian orang tua agar dapat menangkap atau mengikuti apa yang diajarkan
gurunya di Sekolah. Jika belajar di Sekolah dipandang sebagai persiapan hidup
22 Permana Ahmadi, Pengukuran dan Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Lembaga Pembina UGM, 1998), h. 5.
32
di kemudian hari mempunyai arti bagi individu yang bersangkutan maupun
masyarakat, maka prestasi belajar meliputi ruang lingkup yang sangat luas dan
bervariasi.
Sebenarnya prestasi belajar pada tahap terakhir merupakan
perkembangan kepribadian yang menjadi tujuan terakhir dari proses pendidikan
dan pengajaran itu. Tetapi tujuan itu dicapai melalui interaksi siswa dengan
kurikulum yang ada.
Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu proses
perubahan yang menggambarkan tingkat kemampuan penguasaan, pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, sikap serta penguasaan diri dalam belajar yang
ditunjukan dengan nilai atau hasil tes yang diberikan guru yang kemudian hasil
tes tersebut dituangkan dalam raport.
Orang tua yang menginginkan anaknya mempunyai perubahan untuk
berprestasi diharapkan agar memperhatikan dan memperkecil factor-faktor
penghambat serta berusaha melengkapi factor-faktor pendukungnya.
3. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Aktivitas belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai factor, baik
factor yang berasal dari dirinya (internal) maupun yang berasal dari luar dirinya
(eksternal). Aktifitas belajar yang dicapai siswa pada hakekatnya merupakan
interaksi antara dua factor tersebut.
Oleh karena itu, pengenalan orang tua terhadap factor yang dapat
mempengaruhi aktifitas belajar siswa penting sekali artinya dalam rangka
33
membantu siswa dalam melakukan aktifitas belajar yang seoptimal mungkin
sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Adapun factor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut :
- Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)
a. Faktor jasmani (fisiologi), baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh termasuk factor ini ialah panca indera yang berfungsi
sebagaimana mestinya seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau
perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang
membawa kelainan tingkah laku.
b. Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh,
terdiri dari :
1). Faktor in-efektif, yang meliputi factor potensial, yaitu kecerdasan dan
bakat serta factor kecakapan nyata yaitu aktifitas yang dimiliki.
2). Faktor non in-efektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penguasaan
diri.
- Faktor yang berasal dari luar ( eksternal)
c. Faktor sosial yang terdiri dari :
1). Lingkungan sekolah
2). Lingkungan masyarakat
3). Lingkungan kelompok
d. Fator budaya seperti adapt istiadat, ilmu pengetahuan dan kesenian.
34
e. Faktor lingkungan fisik seperti lingkungan rumah dan fasilitas belajar.
f. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.
Faktor dari lingkungan sekolah yang mempengaruhi belajar antara lain:
kondisi ruangan, jumlah siswa, kondisi guru, kondisi peralatan belajar mengajar,
alat peraga, cara guru mengajarnya dan manajemennya. Terhadap hal ini Ngalim
Purwanto mengemukakan sebagai berikut :
Pengaruh factor lingkungan sekolah seperti guru, cara mengajarnya, alat
yang digunakannya, lingkungan/susunan belajarnya, kesempatan yang tersedia
dan motivasi sosialnya.
Dari keterangan ini dapat diketahui bahwa factor lingkungan sekolah
berpengaruh terhadap aktivitas belajar dan prestasinya.
Faktor lingkungan yang paling dominant dalam mempengaruhi
pendidikan anak adalah keluarga. Kondisi lingkungan keluarga berbeda-beda
baik dilihat dari kondisi social ekonominya, status sosialnya maupun kondisi
intelektualnya. Bila diperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi proses
belajar, maka pada garis besarnya kendala yang timbul bersumber dari tiga
factor pula yaitu dari kondisi individu itu sendiri, dari lingkungan sekolah dan
dari lingkungan social atau masyarakat termasuk keluarga.
Penghambat prestasi belajar yang bersumber dari individu cukup banyak
antara lain : kematangan, kecerdasan, kemalasan, motivasi, kesehatan dan factor
bawaan. Terhadap hal ini Ngalim Purwanto mengemukakan sebagai berikut :
35
Faktor penghambat dalam belajar antara lain kematangan yang belum
cukup, kecerdasan yang rendah, kemalasan, motivasi yang rendah, kondisi fisik
yang sakit dan factor bawaan seperti tingkat IQ yang rendah.
Faktor guru ini dijelaskan oleh 1 Jumhur sebagai berikut : Guru
merupakan factor penting yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar,
karena itu guru harus menguasai prinsip-prinsip belajar, disamping menguasai
materi yang diajarkannya.
Dari keterangan ini dapat diketahui bahwa kondisi guru dapat menjadi
penghambat dalam belajar. Guru ada yang disenangi oleh siswa ada juga yang
membuat siswa merasa takut dan jenuh, karena pribadi guru itu berbeda-beda
yaitu ada yang baik, ada yang galak, ada yang dapat memberikan penjelasan
secara jelas dan ada guru yang Cuma memberi perintah untuk mencatat saja.
Belajar dalam ruang yang sempit karena jumlah siswa yang terlalu
banyak dan dengan cuaca yang panas akan menjadi kendala juga dalam proses
belajar mengajar. Sekolah yang peralatan belajarnya kurang, dapat menjadi
penghambat dalam belajar. Seperti kekurangan buku pelajaran akan menyulitkan
guru dalam memberi penjelasan. Kekurangan alat belajar dapat menjadi
penghambat dalam proses belajar mengajar, sehingga prestasi yang diharapkan
akan sulit untuk dicapai.
Seorang anak yang belum memenuhi kewajibannya kepada sekolah
seperti membayar SPP, akan merasa takut atau malu dalam belajar karena
biasanya kebijakkan sekolah yang cukup ketat, sehingga bila seorang siswa yang
36
belum memenuhi kewajibannya, lebih baik bolos dari pada terkena hukuman.
Hal ini juga dapat menjadi penghambat keberhasilan prestasi siswa dalam proses
belajar mengajar.
Lingkungan keluarga dapat menjadi penghambat balajar anak yaitu bila
keluarga yang kurang memperhatikan kebutuhan belajar anak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa aktivitas belajar seseorang berbeda-beda hal ini dikarenakan
oleh factor pendukungnya. Aktivitas belajar anak akan tercapai dengan baik bila
factor pendukungnya baik pula. Factor- factor pendukung dari dalam diri anak
sendiri maupun factor-faktor yang datang dari luar yaitu lingkungan sekolah
maupun lingkungan social masyarakatnya.
Seberapa besar keberhasilan siswa dalam aktivitas belajar dapat dilihat
dari kehadiran anak di sekolah, aktif dalam kegiatan belajar mengajar,
kegemaran atau hobi yang positif dan memiliki kepribadian yang baik dalam
kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah.
4. Cara menentukan prestasi belajar
Banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk menentukan prestasi
belajar, diantaranya yaitu dengan evaluasi dari guru. Setelah siswa melakukan
proses belajar secara rutin, maka untuk mengetahui apakah hasil belajar yang
dilakukan oleh siswa tersebut berhasil atau tidak maka guru melakukan evaluasi
dengan berbagai cara diantaranya dilakukan dengan :
37
- Tes lisan
- Tulisan
- Pilihan Ganda
- Esai, dan lain-lain.
Dengan adanya evaluasi seperti yang dilakukan di atas maka dapat diukur sejauh
mana kemampuan siswa dalam menerima pelajaran di sekolah.
5. Indikator prestasi belajar
Sampai saat ini masalah yang paling mendasar dalam system pendidikan
nasional adalah efisiensi dalam menejemen pendidikan. Oleh karena itu berbagai
ukuran efisiensi dan optimasi dalam manajemen pendidikan perlu dipantau dan
dievaluasi secara terus menerus dan dalam waktu yang teratur.
Dalam skripsi ini indicator disimpulkan dalam bentuk raport. Raport
diberikan kepada siswa setiap akhir semester. Dalam raport dijelaskan hasil nilai
belajar siswa dari semua mata pelajaran yang telah diterima. Baik nilai harian
maupun nilai ulangan-ulangan semester atau THB semua hasil tersebuat tertuang
dalam bentuk nilai dan tertulis di buku raport tersebut. Jadi raport harus dimiliki
oleh setiap siswa.
C. Asumsi / Anggapan Dasar
Dalam memacu anak giat belajar, orang tua harus memberikan motivasi
sesuai dengan kondisi anak yaitu anak ada yang menjadi aktif bila diberi ganjaran,
ada yang menjadi aktif bila diancam dengan hukuman, ada juga yang menjadi aktif
bila dirangsang dengan persaingan.
38
Motivasi orang tua akan sangat berperan terutama dalam bentuk materil
dan non materil, karena dengan adanya motivasi ini akan mempengaruhi semangat
belajar anak. Semakin tinggi motivasi yang diberikan orang tua maka semakin tinggi
pula semangat belajar anak guna mencapai prestasi yang baik. Begitu pula
sebaliknya, semakin rendah motivasi yang diberikan orang tua maka semangat
belajar anak akan semakin rendah pula. Untuk itu diduga terdapat hubungan antara
pemberian motivasi oleh orang tua dengan prestasi belajar anak sebagai siswa.
Dalam memberikan motivasi, orang tua harus konsekwen yaitu harus
menepati janji sebab bila orang tua tidak menepati janji, maka untuk selanjutnya
pemberian motivasi oleh orang tua menjadi tidak ditanggapi. Bila orang tua
menepati janjinya baik yang bersifat ganjaran ataupun yang bersifat hukuman maka
anak akan merasakan bahwa ia harus sungguh-sungguh belajar.
Pemberian motivasi harus disertai oleh control secara berkesinambungan
sehingga pengaruh pemberian itu dirasakan terus oleh anak. Disamping itu orang tua
harus membantu belajar anak di rumah sebab salah satu kemungkinan lemahnya
belajar anak adalah karena potensi yang dimiliki anak sangat lemah. Dengan
bantuan yang diberikan oleh orang tua maka anak akan timbul kepercayaan dirinya
untuk dapat bersaing dengan kawan-kawannya.
D. Hipotesis Penelitian
Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi orang tua
dengan prestasi belajar siswa.
39
Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi orang tua
dengan prestasi belajar siswa.
45
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian dilakukan di SDN Curug 2 yang terletak di jalan Pondok
Cibubur Komplek Pertamina Kelurahan Curug Kecamatan Cimanggis Depok.
2. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2008 sampai dengan Mei
2008.
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Pemberian motivasi oleh orang tua adalah variabel bebas = variabel x
2. Prestasi belajar siswa sebagai variabel terikat = variabel y
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian
ini berjumlah 664 siswa dari seluruh siswa kelas V SDN Curug 2 Cimanggis Depok.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V
sebanyak 111 siswa. Sampel ini diambil secara purposive sampling karena
merupakan sampel bertujuan.
46
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan
instrument angket (kuisioner). Angket tentang pemberian motivasi oleh orang tua
dan prestasi belajar masing-masing 20 item, masing-masing item disediakan empat
alternatif jawaban dengan pemberian skor sebagai berikut :
No Alternatif Skor
Pernyataan + Pernyataan –
1. Sangat Sering (SS) 4 1
2. Sering (S) 3 2
3. Jarang (J) 2 3
4. Tidak Pernah (TP) 1 4
47
KISI – KISI INSTRUMEN
No Variabel Dimensi Indikator
Variabel Variabel Positif Negatif Jumlah
1 Pemberian 1. Ekstrinsik - Perhatian 1, 2, 4 3, 5, 6 6
Motivasi orang orang tua
tua (variable x) - Pemberian 8, 10 7, 9, 11 5
diukur skala hadiah
sikap - Pemberian 14, 6 12, 13, 5 5
hukuman
- Pelayanan 17, 18, 20 4
orang tua 19
20
2 Variabel y 2. Aktvitas - Merencana- 1, 2 3, 4, 5 5
aktivitas belajar Belajar kan belajar
anak (diukur - Menyiap- 6, 8 7, 9, 10 5
dengan skala kan buku
perilaku) - Mengerja- 11, 13 12, 14 5
kan tugas 15
atau PR
- Waktu anak 16, 17 18, 20 5
belajar 19
20
E. Teknik Analisa Data
48
Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diimterorestasikan.
Dalam proses ini digunakan statistic yang salah satu fungsi pokoknya
adalah menyederhanakan data penelitian. Setelah data terkumpul kemudian data
dikelompokkan dan ditabulasikan sesuai dengan variable masing-masing, yaitu :
Variabel x (variabel bebas), yaitu pemberian oleh orang tua.
Variabel y (variabel terikat), yaitu aktivitas belajar anak.
Untuk mengukur kegiatan hubungan antara x dan y, digunakan rumus
koefisien korelasi sebagai berikut :
N ( ∑xy) – (∑x)(∑y)
rxy =
{N∑x2 _ (∑x)2} {N∑y2 – (∑y)2 }
Keterangan :
r xy = Angka indeks korelasi antara variabel x dan y
∑x = Jumlah skor x
∑y = Jumlah skor y
∑xy = Jumlah perkalian x dan y
N = Jumlah responden
∑x2 = Jumlah kuadrat skor x
∑y2 = Jumlah kuadrat skor y
Variabel x (variabel bebas)
BAB 1V
HASIL PENELITIAN
A. Kondisi Pendidikan SDN Curug 2
1. Sejarah berdirinya SDN Curug 2
Awal berdirinya SDN Curug 2 bernama SDN INPRES yang didirikan
pada tahun 1977 -1978, dengan tanah seluas 1012 m2. Tanah tersebut adalah
hibah dari PERTAMINA. Jumlah lokal SDN INPRES sebanyak 7 lokal yang
digunakan untuk ruang kelas atau ruang belajar siswa, lalu ditambah 3 lokal dari
hasil swadaya wali murid. 3 lokal hasil swadaya wali murid tersebut yaitu terdiri
dari :
- Ruang Drum Band
- Ruang Perpustakaan
- Ruang guru dan kantor Kepala Sekolah
Perhatian dan kepedulian wali murid terhadap lokal pendidikan sangatlah
positif, sehingga hasil swadaya wali murid setiap tahun semakin meningkat dan
lokal SDN Curug 2 pun semakin bertambah. Saat ini SDN Curug 2 mampu
memiliki lokal ibadah sendiri yaitu berupa Musholla serta kantin, ruang
komputer dan kamar mandi.
Adapun ekstrakulikuler unggulan SDN Curug 2 saat ini yaitu Pramuka dan
Drum Band.
46
2. Letak Geografis (lokal) dan Sarana Prasarana SDN Curug 2
a. Letak Geografis SDN Curug 2
SDN Curug 2 terletak di Komplek Pertamina kelurahan Curug kecamatan
Cimanggis Depok. Disebelah kanan berbatasan dengan Komplek Pertamina,
sebelah kiri berbatasan dengan SDN Curug 5, di depan berbatasan dengan
Komplek Pertamina dan di belakang berbatasan dengan Perumahan Pondok
Cibubur.
b. Sarana dan Prasarana SDN Curug 2
Sarana dan Prasarana yang dimiliki SDN Curug 2 yaitu : Ruang kelas,
ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang komputer, ruang Drum band, ruang
UKS, ruang kantin, Lapangan Upacara, Lapangan olah raga, Musholla dan
kamar mandi.
3. Keadaan guru dan murid SDN Curug 2 Cimanggis Depok
Keadaan guru dan murid di SDN Curug 2 Cimanggis Depok dapat
dikemukakan dalam tabel sebagai berikut :
a. Guru
Tabel 1
Keadaan Guru SDN Curug 2
Status Guru Jumlah Jumlah Guru
Keseluruhan
Pegawai Negeri 14 21
Guru Kontrak 7
atau
Guru Bantu
47
b. Murid
Tabel 2
Keadaan murid SDN Curug 2
Kelas Pembagian Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Kelas Perkelas Keseluruhan
I A 40 119
B 40
B 39
II A 40 118
B 39
C 39
III A 39 117
B 39
C 39
IV A 39 116
B 39
C 38
V A 37 111
B 37
C 37
VI A 42 83
B 41
Jumlah seluruh siswa SDN Curug 2 664
48
4. Struktur Organisasi SDN Curug 2
49
B. Deskripsi Data
Data Penelitian ini diambil dari siswa kelas V, dengan sample sebanyak
kurang lebih 20 %. Data penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut
1. Pemberian motivasi oleh orang tua
Data tersebut akan dianalisa dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 3
(Data pemberian motivasi orang tua)
ITEM FREKWENSI (F)
SS S J TP
1 10 5 3 2
2 9 9 2 -
3 11 7 1 1
4 16 3 1 -
5 7 10 3 -
6 13 5 1 1
7 10 8 2 -
8 11 8 - 1
9 13 6 1 -
10 9 10 1 -
11 13 7 - -
12 14 6 - -
13 13 7 - -
14 16 4 - -
15 15 5 - -
Maksud dari tabel ini untuk mengetahui sejauh mana pemberian motivasi
orang tua terhadap siswa di SDN Curug 2 Cimanggis Depok.
50
2. Prestasi belajar siswa
Data tersebut akan dianalisa dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4
Data pendukung prestasi belajar siswa
ITEM FREKWENSI
SS S J TP
16 12 8 - -
17 10 9 1 -
18 13 7 - -
19 16 4 - -
20 9 8 3 -
21 18 1 1 -
22 19 1 - -
23 15 5 - -
24 18 2 - -
25 15 3 1 1
Maksud dari tabel ini untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa
di SDN Curug 2 Cimanggis Depok.
Adapun data tentang nilai prestasi belajar siswa di SDN Curug 2
sebagai berikut :
51
Tabel 5
Data nilai prestasi belajar siswa
No Responden Nilai
1 82
2 85
3 89
4 80
5 78
6 82
7 73
8 75
9 89
10 96
11 73
12 80
13 85
14 89
15 84
16 72
17 78
18 72
19 80
20 85
Jumlah Nilai 1627
Nilai rata-rata 1627 : 20 81,35
Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara dengan wali kelas kelas V di SDN
Curug 2 Cimanggis Depok pada 14 – 17 April 2008.
52
C. Analisa Data
1. Analisa data pemberian motivasi oleh orang tua
Setelah data variabel x dan variabel y telah dieskripsikan di atas, maka
selanjutnya akan dianalisa sebagai berikut :
Tabel 6
Data rata-rata pemberian motivasi orang tua siswa SDN Curug 2
Cimanggis Depok
ITEM Frekwensi (F) Perjanjian Jumlah Persentase
Skor
SS 180 5 900 60 %
S 98 4 392 30 %
J 15 3 45 7 %
TP 5 2 10 3 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa rata-rata skor
motivasi oleh orang tua terhadap siswa kelas V di SDN Curug 2 Cimanggis
Depok adalah sebagai berikut :
SS & S = 90 %
J & TP = 10 %
Dengan demikian berdasarkan tabel tersebut di atas dapat dikemukakan
bahwa sebagian terbesar orang tua (90%) sering memberikan motivasi kepada
anaknya dan orang tua yang jarang atau tidak pernah memberikan motivasi
kepada anaknya prosentasinya kecil (10%).
2. Analisa prestasi hasil belajar siswa
Data penunjang prestasi belajar siswa di SDN Curug 2 Cimanggis Depok
dapat diuraikan dalam analisa tabel berikut
53
Tabel 7
Data penunjang prestasi hasil belajar siswa kelas V di SDN Curug 2
Cimanggis Depok
ITEM Frekwensi (F) Perjanjian Jumlah Persentase
Skor
SS 145 5 725 60 %
S 48 4 192 30 %
J 6 3 18 1,5 %
TP 1 2 2 0,5 %
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa rata-rata hasil
prestasi belajar siswa kelas V di SDN Curug 2 Cimanggis Depok adalah sebagai
berikut :
SS & S = 98 %
J & TP = 2 %
Berdasarkan tabel tersebut dapat dikemukakan bahwa sebagian besar
siswa (98 %) mengadakan penunjang prestasi belajar yang sangat baik dan
siswa yang penunjang prestasi belajarnya kurang prosentasinya kecil (2%) saja.
54
Tabel 8
Tabel rata-rata hasil prestasi belajar siswa di SDN Curug 2
Cimanggis Depok
Tingkat Prestasi Skor Nilai Frekwensi
Baik 80 – 100 20
Cukup 68 – 79 -
Kurang 50 – 67 -
Berdasarkan tabel di atas dapat dikemukakan bahwa nilai prestasi belajar
siswa rata-ratanya baik (92,35).
3. Analisa statistik korelasi antara pemberian motivasi oleh orang tua dengan
prestasi belajar siswa kelas V di SDN Curug 2 Cimanggis Depok.
Tabel 9
VARIABEL
N 20
∑xy 110271
∑x 1349
∑y 1627
∑x2 91349
∑y2 133177
Perhitungan korelasi variabel x (pemberian motivasi oleh orang tua) dan
y (prestasi belajar siswa) dilakukan dengan rumus korelasi Product Moment
sebagai berikut :
55
N ( ∑xy) – (∑x)(∑y)
rxy =
{N∑x2 _ (∑x)2} {N∑y2 – (∑y)2 }
rx y = 20 (110271) – (1349) (1627)
20 . 91349 – (1349) 2 (20 . 133177) – (1627) 2
rxy = 2205420 – 2194823
( 1826980 – 1819801 ) ( 2663540 – 2647129 )
rxy = 10597
( 7179 ) ( 16411 )
rxy = 10597
117814569
rxy = 10597 = 0,976
10854,25
Berdasarkan perhitungan data yang dilakukan, didapatkan hasil angka
korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak bertanda negative, maka di antara
kedua variabel tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah).
Dengan memperhatikan besarnya rxy yaitu 0,976 yang besarnya berkisar antara
0,90 – 1,00 berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sangat kuat atau sangat tinggi.
D. Interprestasi Data
Jika di interprestasikan dengan berkonsultasi pada tabel nilai “r” maka
df = N – r
= 20 – 2
= 18
Tabel nilai “r” Product momen dengan df sebesar 18 pada taraf
signifikansi 5% diperoleh rtabel = 0,444 ; sedangkan pada taraf signifikansi 1%
56
diperoleh rtabel = 0,561. Karena rxy atau ro pada taraf signifikansi 5% lebih besar
dari rtabel atau rt, maka pasa taraf signifikansi 5% hipotesa 0 ditolak, sedangkan
hipotesa alternatif disetujui / diterima, berarti memang terdapat korelasi positif
yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Dan pada taraf signifikansi 1%
nilai rxy atau ro juga lebih besar dari rtabel atau rt (0,976 > 0,561), maka pada taraf
ini pun hipotesa alternatif disetujui atau diterima. Ini berarti pada taraf
signifikansi 1% terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan
variabel Y.
Dari interprestasi di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Pemberian motivasi orang tua
Dari hasil interprestasi terbukti bahwa orang tua siswa di SDN Curug 2
Cimanggis Depok sering memberikan motivasi terhadap anaknya dengan
harapan agar anaknya menjadi siswa yang baik dan berprestasi.
2. Prestasi belajar Siswa
Berdasarkan data interprestasi tersebut dapat dikemukakan bahwa
prestasi siswa di SDN Curug 2 Cimanggis Depok rata-rata cukup baik
karena orang tuanya sering memberikan motivasi, sehingga siswanya sendiri
terdorong untuk melakukan kegiatan prestasi yaitu :
11 Buku-buku yang diberikan orang tua membantu prestasi belajar saya
12 Di rumah saya selalu mengulangi pelajaran yang telah dipelajari di
sekolah
13 Saya senang belajar di sekoalah
14 Saya memperhatikan ibu / bapak guru saat menerangkan pelajaran
15 Saya patuh jika disuruh belajar di rumah
16 Saya mengerjakan PR walaupun tidak punya buku
17 Saya ingin sekolah sampai ke perguruan tinggi
18 Saya selalu mengikuti pelajaran dengan tekun
19 Saya ingin meraih prestasi terbaik di Sekolah
20 Saya selalu konsentrasi saat belajar di kelas
57
58
3. Korelasi antara pemberian motivasi orang tua dengan prestasi belajar siswa
Dari interprestasi di atas dapat disimpulkan bahwa terdapatkorelasi atau
hubungan yang positif dan sangat kuat atau sangat tinggi antara variabel X
(motivasi orang tua) dan variabel Y (prestasi belajar siswa) di SDN Curug 2
Cimanggis Depok.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Orang tua siswa SDN CURUG 2 banyak atau sering sekali memberikan
motivasi terhadap putera-puterinya.
2. Prestasi belajar siswa SDN Curug 2 rata-rata baik hal itu kemungkinan
disebabkan karena adanya motivasi orang tua sehingga siswa terdorong untuk
melakukan penunjang prestasi belajar.
3. Pemberian motivasi orang tua ada korelasi yang signifikan terhadap prestasi
belajar siswa, karena orang tuanya sering memberikan motivasi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
sebagai sumbang pikir peneliti untuk dijadikan sebagai bahan masukan dan saran-
saran, antara lain :
1. Orang tua
Orang tua senantiasa lebih meningkatkan pola bimbingan dan
perhatiannya untuk memberikan motivasi agar anak tetap mempunyai prestasi
belajar disekolah atau agar prestasi belajar anak di sekolah semakin meningkat.
2. Anak sebagai siswa
Lebih meningkatkan prestasi belajarnya guna menghasilakan prestasi
belajar yang baik dan memuaskan di sekolah.
61
3. Guru dan Kepala Sekolah
Agar lebih meningkatkan kinerjanya dalam mengajar dan membimbing
anak dengan memberikan bimbingan secara berkesinambungan dan sekaligus
lebih sering berkoordinasi atau berkomunikasi dengan orang tua siswa agar lebih
memberikan motivasi semaksimal mungkin terhadap putera-puterinya. Karena
anak yang mendapatkan motivasi yang baik dari orang tuanya akan
menghasilkan prestasi belajar yang sangat baik pula dibandingkan dengan anak
yang tidak pernah atau kurang mendapatkan motivasi dari orang tuanya.
Recommended