View
228
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
KELAS VII SMP NEGERI 3 SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah syarat menyelesaikan Program Studi Strata II
Program Studi Magister Administrasi Pendidikan
Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh
DWI ATMOKO
NIM. Q 100 140 158
SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ii
HALAMAN PENGESAHAN
KEMAMPUAN MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3
SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh
DWI ATMOKO
Q 100 140 158
Telah dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Magister
Administrasi PendidikanSekolah Pasca Sarjana Universitas Muhammdiyah
Surakarta
Pada hari Rabu, 19 Oktober 2016
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji
1. Prof. Dr. Abdul Ngalim,
M.M.,M.Hum
( Ketua Dewan Penguji )
( ……………………….)
2. Dr. Tjipto Subadi, M.Si.
( Anggota I Dewan Penguji )
( ……………………….)
3. Dr. Ahmad Muhibin, M.Si.
( Anggota II Dewan Penguji )
( ……………………….)
Direktur
1
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
KELAS VII SMP NEGERI 3 SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Dwi Atmoko
Mahasiswa Magister Administrasi Pendidikan Pascasarjana UMS
Email: atmokodwi1980@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa
berkemampuan awal matematika tinggi, sedang dan rendah pada aspek gramatikal,
sosiolinguistik, strategis, dan memahami wacana. Jenis penelitian kualitatif
menggunakan desain etnografi. Tempat penelitian SMP Negeri 3 Sukoharjo. Waktu
penelitian Juli sampai September 2016. Subjek penelitian adalah sembilan siswa
kelas VII H SMP Negeri 3 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2016/2017. Teknik
pengambilan sampel dengan proporsional random sampling. Teknik pengumpulan
data dengan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data
dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validitas data
dengan triangulasi waktu yang membandingkan antara data wawancara berbasis
tugas I dengan data wawancara berbasis tugas II. Hasil penelitian Kemampuan
komunikasi matematis siswa berkemampuan awal matematika: 1) Tinggi : (a)
gramatikal, siswa mampu memenuhi semua indikator kecuali merumuskan definisi
bilangan pecahan; (b) sosiolinguistik, siswa mampu membaca notasi ketaksamaan
pada bilangan bulat dan pecahan untuk indikator yang lain belum terpenuhi; (c)
strategis, siswa hanya mampu memenuhi pada indikator bilangan bulat; (d)
memahami wacana, siswa memenuhi semua indikator kecuali memberikan argument
yang logis pada pecahan. 2) Sedang, (a) gramatikal, siswa mampu memenuhi semua
indikator kecuali merumuskan definisi bilangan pecahan; (b) sosiolinguistik, siswa
mampu memenuhi semua indikator meskipun ada indicator yang belum sempurna;
(c) strategis, siswa mampu memenuhi semua indikator meskipun ada indicator yang
belum sempurna; (d) memahami wacana, siswa mampu memenuhi semua indikator.
3) Rendah : (a) gramatikal, siswa mampu memenuhi semua indikator kecuali
merumuskan definisi bilangan pecahan dan operasi hitung pecahan; (b)
sosiolinguistik, siswa belum mampu memenuhi semua indicator kecuali mampu
membaca notasi ketaksamaan pada bilangan bulat dan pecahan; (c) strategis, siswa
belum memenuhi semua indkator dengan sempurna; (d) memahami wacana, siswa
belum memenuhi semua indicator.
Kata kunci: kemampuan gramatikal, sosiolinguistik, strategis, memahami wacana,
komunikasi matematis
ABSTRACT
The research objective to describe the mathematical communication skills early
mathematical ability students of high, medium and low on the grammatical aspects,
sociolinguistic, strategic, and understand discourse. Qualitative research using
ethnographic design. Where research SMP Negeri 3 Sukoharjo. When the study July
2
to September 2016. The subjects were nine students of class VII H SMP Negeri 3
Sukoharjo Academic Year 2016/2017. The sampling technique with proportional
random sampling. Data collection techniques with in-depth interviews, observation
and documentation. Data analysis techniques with data reduction, data presentation,
and conclusion. The validity of the data by comparing the time triangulation between
data based interview first task with task-based interview data II. The ability to
communicate research results mathematically capable students early mathematics: 1)
Height: (a) the grammatical, students are able to meet all of the indicators except for
a definition of fractions; (b) sociolinguistics, students are able to read notation
inequality integers and fractions for other unmet indikaor; (c) strategic, students were
only able to meet the indicator integers; (d) understand the discourse, the students
meet all the indicators except provide a logical argument on fractions. 2) Average,
(a) the grammatical, students are able to meet all of the indicators except for a
definition of fractions; (b) sociolinguistics, students are able to meet all of the
indicators even though there is a rudimentary indicator; (c) strategic, students are
able to meet all the indicators although no indicator is not perfect; (d) understand the
discourse, students are able to meet all of the indicators. 3) Low: (a) the grammatical,
students are able to meet all of the indicators except for a definition of fractions and
fractional arithmetic operations; (b) sociolinguistics, students have not been able to
meet all the indicators except for being able to read notation inequality integers and
fractions; (c) strategic, students do not meet all indkator perfectly; (d) understand the
discourse, the student has not met all the indicators.
Keywords: ability grammatical, sociolinguistic, strategic, understand the discourse,
mathematical communication
1. PENDAHULUAN
Kurikulum nasional yang kita kenal dengan kurikulum 2013 dengan
pendekatan saintifiknya mengemukakan bahwa hasil belajar tidak di pandang sebagai
muara akhir, tetapi sebagai tahapan pembelajaran yang menekankan pada
ketrampilan proses. Tahapan pada pembelajaran yang meliputi mengamati, menanya,
menalar ( mengekplorasi ), mencoba ( mengasosiasi ) dan membentuk jejaring (
mengkomunikasikan ) diharapkan dapat dilakukan oleh peserta didik dalam
pembelajaran dengan maksimal sehingga akan memperoleh kompetensi hasil belajar
yang optimal. Kegiatan mengomunikasikan dalam pendekatan saintifik adalah sarana
untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan,
gambar/sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan tersebut dikembangkan agar siswa
memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
3
Matematika merupakan ilmu sarat dengan materi yang dapat memicu
berkembangnya kemampuan penalaran dan kemampuan berkomunikasi. Hal ini
dikarenakan matematika adalah ilmu yang mempunyai karakteristik deduktif
aksiomatik, yang memerlukan kemampuan berpikir dan bernalar untuk
memahaminya. Selain itu matematika adalah bahasa yang universal dengan simbol
yang unik dan terstruktur. Kemampuan bernalar dan berkomunikasi telah tertuang
secara jelas dalam kurikulum 2013 sebagai salah satu kemampuan yang harus
dimiliki oleh setiap siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika. Kenyataan
yang terjadi di lapangan kedua kemampuan ini masih belum berkembang dengan
baik.
Pentingnya kemampuan komunikasi bagi siswa kurang diimbangi dengan
kondisi real di dalam kelas. Pada kenyataannya, siswa hanya diajari untuk menghafal
dan berlatih soal. Maka tidak mengherankan apabila kondisi yang terjadi pada
pendidikan Indonesia situasinya sudah memprihatinkan. Fenomena tersebut nampak
pada proses pembelajaran diantaranya, siswa kesulitan memahami materi dengan
bahasa pada buku-buku teks atau bahasa yang digunakan oleh guru maka sering
dijumpai beberapa siswa menggunakan bahasa informal, gerakan tubuh (gestures)
untuk memahami konsep dan dalam menjelaskan suatu jawaban. Siswa lebih mudah
memahami konsep matematika di saat mereka menggunakan bahasa yang biasa
digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan menggunakan bahasa formal
pada buku teks.
Kemampuan dalam berkomunikasi menjadi salah satu standar proses yang
tercantum dalam prinsip-prinsip pembelajaran matematika yang dinyatakan oleh
National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). Kemampuan komunikasi
matematis di distribusikan ke dalam empat macam aspek kemampuan, yaitu
kemampuan gramatikal, sosiolinguistik, strategis, dan kemampuan memahami
wacana (Olivaries : 1996). Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dari
penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa
berkemampuan awal matematika tinggi kelas VII SMP Negeri 3 Sukoharjo pada
aspek gramatikal, sosiolinguistik, strategis, dan memahami wacana dalam
menyelesaikan soal. (2) Mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa
berkemampuan awal matematika sedang kelas VII SMP Negeri 3 Sukoharjo pada
4
aspek gramatikal, sosiolinguistik, strategis, dan memahami wacana dalam
menyelesaikan soal. (3) Mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa
berkemampuan awal matematika rendah kelas VII SMP Negeri 3 Sukoharjo pada
aspek gramatikal, sosiolinguistik, strategis, dan memahami wacana dalam
menyelesaikan soal.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Sukoharjo, dengan alasan belum
pernah dijadikan tempat penelitian mengenai permasalahan yang sama dengan
penelitian ini. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai September 2016. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan
kemampuan komunikasi matematis siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah
kelas VII SMP Negeri 3 Sukoharjo pada aspek kemampuan gramatikal,
sosiolinguistik, strategis, dan kemampuan memahami wacana dalam menyelesaikan
soal matematika.
Subjek penelitian ini adalah Sembilan siswa kelas VII SMP Negeri 3
Sukoharjo tahun pelajaran 2016/2017, yang terdiri dari tiga siswa berkemampuan
awal matematika tinggi, tiga siswa berkemampuan awal matematika sedang, dan tiga
siswa berkemampuan awal matematika rendah. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah proporsional random sampling, dimana
penentuan sampel memiliki karakteristik sendiri-sendiri dari populasi yang ada.
(Sutama,2015:101)
Data dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis siswa
pada aspek kemampuan gramatikal, sosiolinguistik, strategis, dan kemampuan
memahami wacana dalam menyelesaikan soal. Data ini berupa kata-kata tertulis dan
lisan. Kata-kata tertulis diperoleh dari hasil pengerjaan tugas untuk mengetahui
karakteristik kemampuan komunikasi matematis siswa. Sedangkan kata-kata lisan
diperoleh dari hasil wawancara berbasis tugas yang dilakukan kepada subjek
penelitian.Sumber data dalam penelitian ini adalah catatan lapangan, dan hasil
transkrip wawancara berbasis tugas mengenai kemampuan komunikasi matematis
siswa pada aspek kemampuan gramatikal, sosialingistik, strategis, dan kemampuan
memahami wacana dalam menyelesaikan soal beserta rekaman audio visualnya.
5
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara
mendalam, observasi dan dokumentasi. Wawancara mendalam menggunakan teknik
“the first order understanding and second order understanding” sebuah proses
wawancara yang digunakan pemahaman pertama dan pemahaman kedua di mana
para peneliti memberikan kesempatan individu sebagai subjek penelitian untuk
menafsirkan pertanyaan yang diajukan oleh peneliti (Tjipto Subadi, 2013).
Wawancara mendalam dan observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang
informasi kemampuan komunikasi matematis pada materi bilangan.
Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Validitas data dilakukan dengan triangulasi waktu yang
membandingkan antara data wawancara berbasis tugas I dengan data wawancara
berbasis tugas II.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini sebagai berikut : 1) Kemampuan komunikasi matematis
siswa berkemampuan awal matematika tinggi, yaitu: (a) pada kemampuan
gramatikal, siswa mampu merumuskan definisi bilangan bulat dengan tepat namun
untuk bilangan pecahan siswa belum mampu merumuskan definisi dengan tepat;
siswa mampu menggunakan notasi ketaksamaan baik pada bilangan bulat maupun
pecahan; dan mampu menggunakan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian pada bilangan bulat maupun pecahan; (b) pada kemampuan
sosiolinguistik, siswa mampu menyatakan beberapa bahasa/simbol bilangan ke
dalam kalimat sehari-hari; tidak dapat menyatakan permasalahan kehidupan sehari-
hari dengan simbol, gambar bahasa/kalimat matematika, dan dapat membaca notasi
ketaksamaan pada bilangan bulat dan pecahan; (c) pada kemampuan strategis, siswa
tidak menuliskan informasi tentang apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal
pecahan; mampu mendeskripsikan strategi penentuan selisih dengan tepat dan tidak
mampu mendeskripsikan strategi penyelesaian soal pecahan; dan siswa mampu
melakukan evaluasi hanya pada soal bilangan bulat tidak mampu pada soal bilangan
pecahan; (d) pada kemampuan memahami wacana, siswa memberikan respon positif
terhadap permasalahan yang diberikan; memberikan pendapat pada soal bilangan
bulat dengan diikuti argumen yang logis, sedangkan pada soal pecahan tidak diikuti
dengan argumen logis; dapat membuat soal yang melibatkan operasi penjumlahan,
6
pengurangan, perkalian, dan pembagian pada bilangan bulat maupun pecahan secara
bersamaan.2) Kemampuan komunikasi matematis siswa berkemampuan awal
matematika sedang, yaitu: (a) pada kemampuan gramatikal, siswa mampu
merumuskan definisi dengan tepat hanya pada bilangan bulat untuk bilangan pecahan
siswa belum mampu; mampu menggunakan notasi ketaksamaan pada bilangan bulat
dan pecahan secara tepat; dan dapat menggunakan operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian baik pada bilangan bulat maupun pada
pecahan; (b) pada kemampuan sosiolinguistik, siswa dapat menyatakan beberapa
bahasa/simbol bilangan ke dalam kalimat sehari-hari; dapat menyatakan beberapa
permasalahan kehidupan sehari-hari dengan kalimat matematika tetapi belum dapat
menyatakan permasalahan tentang selisih dan pecahan ke dalam gambar matematis;
mampu menarik kesimpulan pada soal bilangan bulat dan pecahan; dan dapat
membaca notasi ketaksamaan pada bilangan bulat dan pecahan; (c) pada kemampuan
strategis, siswa menuliskan informasi tentang apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan dari soal bilangan bulat maupun pada soal pecahan; mampu
mendeskripsikan strategi penentuan selisih dengan tepat dan dapat mendeskripsikan
strategi penyelesaian soal pecahan meskipun tidak tepat; (d) pada kemampuan
memahami wacana, siswa memberikan respon positif terhadap permasalahan yang
diberikan; memberikan pendapat pada soal bilangan bulat maupun bilangan negative
dengan diikuti argumen yang logis; mampu membuat soal yang melibatkan operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian pada bilangan bulat maupun
pecahan secara bersamaan. 3) Kemampuan komunikasi matematis siswa
berkemampuan awal matematika rendah, yaitu: (a) pada kemampuan gramatikal,
siswa belum mampu merumuskan definisi bilangan pecahan namun untuk bilangan
bulat siswa telah mampu, dapat menggunakan notasi ketaksamaan pada bilangan
positif maupun negative dengan tepat, dan mampu menggunakan operasi perkalian,
pembagian, penjumlahan, pengurangan pada bilangan pecahan untuk bilangan bulat
siswa hanya mampu menggunakan operasi perkalian dan pembagian; (b) pada
kemampuan sosiolinguistik, siswa belum mampu menyatakan bahasa/simbol
matematika ke dalam kalimat sehari-hari, belum dapat menyatakan permasalahan
kehidupan sehari-hari dengan simbol, gambar bahasa/kalimat matematika, belum
menarik kesimpulan pada soal pecahan, namun mampu membaca notasi
7
ketaksamaan pada bilangan bulat dan pecahan; (c) pada kemampuan strategis, siswa
menuliskan informasi tentang apa yang diketahui dari soal bilangan bulat meskipun
ada beberapa bagian yang tidak tepat dan tidak menuliskan informasi tentang apa
yang diketahui dan ditanyakan pada soal pecahan, dapat mendeskripsikan strategi
penentuan selisih meskipun tidak tepat, tetapi tidak mampu menjelaskan strategi
penyelesaian soal pecahan; (d) pada kemampuan memahami wacana, siswa tidak
memberikan respon positif terhadap permasalahan yang diberikan, memberikan
pendapat pada soal pecahan tetapi tidak diikuti dengan argumen yang logis.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan , maka penulis
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Siswa berkemampuan awal matematika tinggi memiliki kemampuan
komunikasi matematis pada masing-masing aspek seperti berikut ini.
a. Pada kemampuan gramatikal, siswa mampu merumuskan definisi bilangan
bulat dengan tepat namun untuk bilangan pecahan siswa belum mampu
merumuskan definisi dengan tepat , siswa mampu menggunakan notasi
ketaksamaan baik pada bilangan bulat maupun pecahan; dan mampu
menggunakan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian
pada bilangan bulat maupun pecahan.
b. Pada kemampuan sosiolinguistik, siswa mampu menyatakan beberapa
bahasa/simbol bilangan ke dalam kalimat sehari-hari; tidak dapat
menyatakan permasalahan kehidupan sehari-hari dengan simbol, gambar
bahasa/kalimat matematika, dan dapat membaca notasi ketaksamaan pada
bilangan bulat dan pecahan.
c. Pada kemampuan strategis, siswa tidak menuliskan informasi tentang apa
yang diketahui dan ditanyakan pada soal pecahan; mampu mendeskripsikan
strategi penentuan selisih dengan tepat dan tidak mampu mendeskripsikan
strategi penyelesaian soal pecahan; dan siswa mampu melakukan evaluasi
hanya pada soal bilangan bulat tidak mampu pada soal bilangan pecahan
d. Pada kemampuan memahami wacana, siswa memberikan respon positif
terhadap permasalahan yang diberikan; memberikan pendapat pada soal
8
bilangan bulat dengan diikuti argumen yang logis, sedangkan pada soal
pecahan tidak diikuti dengan argumen logis; dapat membuat soal yang
melibatkan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian
pada bilangan bulat maupun pecahan secara bersamaan.
2. Siswa berkemampuan awal matematika sedang memiliki kemampuan
komunikasi matematis pada masing-masing aspek seperti berikut ini.
a. Pada kemampuan gramatikal, siswa mampu merumuskan definisi bilangan
bulat secara tepat namun untuk soal bilangan pecahan siswa belum mampu;
dapat menggunakan notasi ketaksamaan pada bilangan bulat dan pecahan
secara tepat; dan dapat menggunakan operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian baik pada bilangan bulat mapun pada pecahan.
Terdapat temuan lain pada aspek gramatikal, yaitu: ada siswa yang belum
mampu menggunakan operasi perkalian, pembagian, penjumlahan dan
pengurangan pada pecahan.
b. Pada kemampuan sosiolinguistik, siswa dapat menyatakan beberapa
bahasa/simbol bilangan ke dalam kalimat sehari-hari; dapat menyatakan
beberapa permasalahan kehidupan sehari-hari dengan kalimat matematika
tetapi belum dapat menyatakan permasalahan tentang selisih dan pecahan ke
dalam garis bilangan; dapat menarik kesimpulan pada soal bilangan bulat dan
pecahan; dan dapat membaca notasi ketaksamaan pada bilangan bulat dan
pecahan. Terdapat temuan lain pada aspek sosiolinguistik, yaitu ada belum
mampu menarik kesimpulan pada persoalan bilangan bulat.
c. Pada kemampuan strategis, siswa menuliskan informasi tentang apa yang
diketahui dari soal bilangan bulat dengan tepat.; dapat mendeskripsikan
strategi penentuan selisih dengan tepat dan dapat mendeskripsikan strategi
penyelesaian soal pecahan meskipun tidak sampai pada hasil akhir yang
tepat; dan siswa dapat melakukan evaluasi pada soal bilangan bulat maupun
bilangan pecahan..
d. Pada kemampuan memahami wacana, siswa memberikan respon positif
terhadap permasalahan yang diberikan; memberikan pendapat pada soal
bilangan bulat dan bilangan pecahan dengan diikuti argumen yang logis;
9
siswa mampu membuat soal pada bilangan bulat dan pecahan yang
melibatkan keempat operasi sekaligus.
3. Siswa berkemampuan awal matematika rendah memiliki kemampuan komunikasi
matematis pada masing-masing aspek seperti berikut ini.
a. Pada kemampuan gramatikal, siswa mampu merumuskan definisi bilangan
bulat tepat tetapi belum mampu merumuskan definisi bilangan secara tepat;
dapat menggunakan notasi ketaksamaan pada beberapa bilangan bulat dan
dapat menggunakan beberapa operasi pada bilangan bulat dan pecahan.
Terdapat temuan lain pada aspek gramatikal, yaitu: (1) ada siswa yang belum
dapat menggunakan notasi ketaksamaan pada bilangan bulat negatif; (2) ada
siswa yang dapat menggunakan notasi ketaksamaan pada pecahan.
b. Pada kemampuan sosiolinguistik, siswa belum dapat menyatakan
bahasa/simbol matematika ke dalam kalimat sehari-hari; belum dapat
menyatakan permasalahan kehidupan sehari-hari dengan simbol, gambar
bahasa/kalimat matematika; tidak menarik kesimpulan pada soal pecahan; dan
dapat membaca notasi ketaksamaan pada bilangan bulat dan pecahan. Terdapat
temuan lain pada aspek sosiolinguistik, yaitu: (1) ada siswa yang menarik
kesimpulan pada persoalan bilangan bulat meskipun tidak tepat, dan ada siswa
yang belum menarik kesimpulan pada persoalan bilangan bulat; (2) ada siswa
yang terbalik dalam pembacaan notasi ‘lebih dari’ dan ‘kurang dari’ apabila
berdiri sendiri-sendiri, tetapi dapat membacanya secara tepat ketika telah
digunakan untuk membandingkan dua bilangan.
c. Pada kemampuan strategis, siswa menuliskan informasi tentang apa yang
diketahui dari soal bilangan bulat dengan cara menyalin soal tetapi ada
beberapa bagian yang tidak tepat dan tidak menuliskan informasi tentang apa
yang diketahui dan ditanyakan pada soal pecahan; dapat mendeskripsikan
strategi penentuan selisih meskipun tidak tepat, tetapi tidak dapat menjelaskan
strategi penyelesaian soal pecahan; Terdapat temuan lain pada aspek strategis,
yaitu: (1) ada siswa yang tidak melakukan evaluasi terhadap soal bilangan bulat
dan ada siswa yang melakukan evaluasi secara tepat.
d. Pada kemampuan memahami wacana, siswa tidak memberikan respon positif
terhadap permasalahan yang diberikan; siswa memberikan pendapat pada soal
10
pecahan tetapi tidak diikuti dengan argumen yang logis. Terdapat temuan lain
pada aspek memahami wacana, yaitu: (1) ada siswa yang memberikan pendapat
pada soal bilangan bulat dengan diikuti argumen logis tetapi ada juga yang
tidak diikuti dengan argumen logis; (2) ada siswa yang dapat membuat soal
dengan melibatkan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian secara terpisah, tetapi ada juga siswa yang tidak dapat menyusun
soal sama sekali baik secara terpisah maupun dengan melibatkan keempat
operasi bilangan sekaligus.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Mahmudi.2009.Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika.Jurnal MIPA
UNHALU. Vol.8. No.1. 1-9.
Ayu Handayani.2014. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Melalui
Pendekatan PMR. Jurnal FMIPA UNP.Vol 3.No 2
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif-Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta, Kencana: 2010)
Depdikbud.2013.Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Matematika
(Peminatan) Melalui Pendekatan Saintifik.Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Direktorat PSMA.
Kongthip, Y., Inprasitha, M., Pattanajak, A., & Inprasitha, N.2012. Mathematical
Communication by 5th Grade Student’s Gestures in Lesson Study and Open
Approach Context. Thailand:SciRes.
Kosko, K.W. dan Wilkins, J.L.M.2011.Mathematical Communication and Its
Relation to The Frequency of Manipulative Use.International Electronic
Journal of Mathematics Education. Vol.5. No.2. 79-90.
Miles, M.B dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.Terj. Tjetjep Rohendi
Rohidi. Jakarta : UI Press.
Moleong, L.J.2009. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
National Council of Teachers of Mathematics (NCTM).2000. Principles and
Standards for School Mathematics. Reston VA: NCTM.
Olivares, R.A. 1996. Communication in Mathematics for Students with Limited
English Proficiency,hlm.221-230. dalam Portia C Elliot dan Margaret J
(edt).Communication in Mathematics K-12 and Beyond. Reston VA:NCTM.
11
Ontario Ministry of Education.2010.Capacity Building Series.Ontario:The Literacy
and Numeracy Secretariat.
Pugalee, D.K dan Lim, L.2004.Using Journal Writing to Explore “They
Communicate to Learn Mathematics and They Learn to Communicate
Mathematically”.Tersedia di: oar.nipissingu.ca/pdfs/v722.pdf, diakses pada 15
April 2016.
Sugiyono.2011.Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D).Bandung:Alfabeta.
Sutama. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Kartasura:FairuzMedia.
Tjipto Subadi, 2013. “Macrothink Institute ; International Journal of Education,
Vol.5, No. 2, Juni 2013, p. 104-106.
Tolstylkh, O. Dan Khomutova, A. Developing The Communicative Competence of
The University Teaching Staf: An Integrated-Skill Approach. Journal of
General and Proffesional Education. Vol.2. No.2. 38-43.
Van De Walle, J.A. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah (Jilid I).
Terjemahan Suyono. Jakarta: Erlangga.
Wahid Umar. 2012. Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis Dalam
Pembelajaran Matematika. Jurnal Ilmiah program Studi Matematika STKIP
Siliwangi Bandung. Vol.1. No. 1. 1-9.
Zavy Sulthani.2012.Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Unggulan dan
Siswa Kelas Reguler Kelas X SMA Panjura Malang Pada Materi Logika
Matematika.Malang: Universitas Negeri Malang.
Recommended