View
996
Download
138
Category
Preview:
Citation preview
Nama : Asyroqal Bahri Anwar O. ( 201010420311168 )
Kelas : PSIK VD
MODEL TEORI KEPERAWTAN KETHRYN E. BERNAND
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi adalah unik karena keperawatan ditujukan ke berbagai respon
individu dan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapinya. Perawat memiliki berbagai
peran seperti pemberi perawatan, sebagai perawat primer, pengambil keputusan klinik, advokat,
peneliti dan pendidik. Perawat seringkali harus melakukan berbagai peran lebih dari satu dalam
waktu yang bersamaan, sehingga dalam menjalankan tugas tersebut perawat harus mempunyai
kerangka berpikir yang sama.
Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan tentang keperawatan.
Model konseptual keperawatan diharapkan dapat menjadi kerangka berpikir perawat. Sehingga
perawat perlu memahami beberapa konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan
asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan. Salah satunya adalah model keperawatan dari
Kathryn E. Bernand yang berfokus pada inetraksi orangtua dan anak. Dalam beberapa hal
keperawatan yang di terapkan oleh Kethryn E. Bernand berlangsung pada lima syarat pokok
yang akan di jelaskan di bawah.
Profesor Kathryn E. Barnard dan Direktur yang berpusat pada Bayi - University of Washington.
Model interaksi orangtua – anak. Pada 1970-an, ketika Barnard memulai studi pada bayi dan
ibu, ada apresiasi kecil hubungan antara komunikasi awal, sentuh, pertumbuhan otak, dan cara-
cara manusia mengembangkan kapasitas sosial, emosional dan perilaku untuk mengatur diri,
berhubungan dengan orang lain, dan mengalami dunia sebagai tempat yang aman dan dapat
diprediksi.
(Informasi dari Nursingtheory.net)
seorang ahli teori keperawatan yang mengembangkan Kesehatan Anak Model Penilaian
Interaksi. Model nya dan teori adalah hasil dari Proyek Assessment Keperawatan Anak (1.976-
1.979). Barnard percaya bahwa sistem orangtua-bayi dipengaruhi oleh karakteristik individu dari
masing-masing anggota. Mereka karakteristik yang dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan
sistem dengan perilaku adaptif. Interaksi antara orang tua (atau pengasuh) dan anak ditunjukkan
dalam model Barnard berlangsung dengan lima isyarat dan kegiatan:
(1) kejelasan bayi dalam mengirimkan isyarat,
(2) respon bayi terhadap orang tua,
(3) sensitivitas orang tua isyarat anak,
(4) kemampuan orangtua untuk mengenali dan meringankan penderitaan bayi, dan
(5) orang tua sosial, emosional, dan pertumbuhan kognitif - membina kegiatan
Masalah utama dalam pernyataan teori Barnard adalah bahwa perawat memberikan dukungan
untuk sensitivitas ibu dan respon terhadap isyarat bayinya daripada mencoba untuk mengubah
karakteristik nya atau gaya motheringnya.
KASUS
An S umur 5 tahun datang bersama dengan keluarganya, Tn A dan Ny F tanggal 28 oktober 2012
pukul 10.00. An S MRS dengan keluhan nyeri perut. Kelurga Tn A mengatakan bahwa An sering
BAB cair lebih 3 kali sehari. Sebelum MRS An S di obati dengan obat di toko, tapi sakit perut
An S tak kunjung sembuh. Setelah 5 hari merasakan sakit perut An S baru di bawa ke RS. Tn A
mengatakan An S jarang makan karena tidak nafsu makan. An S sering mengis karena sakitnya.
Ketika di Tanya perawat An S tidak mau menjawab, hanya merintih sakit pada perutnya. Tn A
juga mengatakan kalau An S kurang beraktivitas, mulai banyak diam, pernah mengeluh mual dan
mau muntah. An S terlihat merintih dan gelisah karena sakit di perutnya. An S berteriak-teriak
tidak mau makan, tidak mau minum obat, tidak mau ketemu dokter, dan merengek ingin pulang.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE
A. PENGERTIAN.
Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi encer
lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.
Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu keadaan
terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.
. Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana
terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi
buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih
dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah
atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus
B. PENYEBAB
Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut
patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
a) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela, E.
Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus aureus,
comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia makanan (misalnya
keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau asam), gangguan psikis
(ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan sebagainya.
b) Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang mengakibatkan
terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur terutama canalida.
2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:
a) malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan mineral.
b) Kurang kalori protein.
c) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa
faktor yaitu:
1. Faktor infeksi
a) Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri,
infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno virus, rota virus,
astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides)
protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur
(canida albicous).
b) Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media
akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah dua (2) tahun.
2. Faktor malaborsi
Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein.
3. Faktor makanan
4. Faktor psikologis
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotik,
akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam
rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya
bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya
dapat menimbulkan diare pula.
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam
usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut
berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi
hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
1. Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input),
merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak
sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam
laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam
meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan
terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak yang
sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan
penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi
glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40
mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.
4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh:
- Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang
bertambah hebat.
- Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer
ini diberikan terlalu lama.
- Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik
karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi
jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan
perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.
D. MANIFESTASI KLINIS DIARE
1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial dan
wiata.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat
banyaknya asam laktat.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-
ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung
cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora komatus)
sebagai akibat hipovokanik.
7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam.
(Kusmaul).
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan tinja
a) Makroskopis dan mikroskopis
b) PH dan kadar gula dalam tinja
c) Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH
dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.
E. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada
elektro kardiagram).
4. Hipoglikemia.
5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan
vili mukosa, usus halus.
6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan.
F. DERAJAT DEHIDRASI
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan:
a. Kehilangan berat badan
1) Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%.
2) Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%.
3) Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10%
b. Skor Mavrice King
Bagian tubuh
Yang diperiksa
Nilai untuk gejala yang ditemukan
0 1 2
Keadaan umum
Kekenyalan kulit
Mata
Ubun-ubun besar
Mulut
Denyut nadi/mata
Sehat
Normal
Normal
Normal
Normal
Kuat <120
Gelisah, cengeng
Apatis, ngantuk
Sedikit kurang
Sedikit cekung
Sedikit cekung
Kering
Sedang (120-140)
Mengigau, koma,
atau syok
Sangat kurang
Sangat cekung
Sangat cekung
Kering & sianosis
Lemas >40
Keterangan
- Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan
- Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang
- Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi bera
c. Gejala klinis
Gejala klinisGejala klinis
Ringan Sedang Berat
Keadaan umum
Kesadaran
Rasa haus
Sirkulasi
Nadi
Respirasi
Pernapasan
Kulit
Uub
Baik (CM)
+
N (120)
Biasa
Agak cekung
Agak cekung
Biasa
Normal
Normal
Gelisah
++
Cepat
Agak cepat
Cekung
Cekung
Agak kurang
Oliguri
Agak kering
Apatis-koma
+++
Cepat sekali
Kusz maull
Cekung sekali
Cekung sekali
Kurang sekali
Anuri
Kering/asidosis
G. KEBUTUHAN CAIRAN ANAK
Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60 % air dan 40 % zat padat seperti protein,
lemak dan mineral. Pada anak pemasukan dan pengeluaran harus seimbang, bila
terganmggu harus dilakukan koreksi mungkin dengan cairan parentral, secara matematis
keseimbangan cairan pada anak dapat di gambarkan sebagai berikut :
Umur Berat Badan Total/24 jam
Kebutuhan
Cairan/Kg BB/24
jam
3 hari
10 hari
3 bulan
3.0
3.2
5.4
250-300
400-500
750-850
80-100
125-150
140-160
6bulan
9 bulan
1 tahun
2 tahun
4 tahun
6 tahun
10 tahun
14 tahun
18 tahun
7.3
8.6
9.5
11.8
16.2
20.0
28.7
45.0
54.0
950-1100
1100-1250
1150-1300
1350-1500
1600-1800
1800-2000
2000-2500
2000-2700
2200-2700
130-155
125-165
120-135
115-125
100-1100
90-100
70-85
50-60
40-50
Whaley and Wong (1997), Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil 1998), Suharyono,
Aswitha, Halimun (1998) dan Bagian Ilmu Kesehatan anak FK UI (1988), menyatakan
bahwa jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak di bawah 2 tahun
adalah sebagai berikut :
Derajat Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah
Ringan
Sedang
Berat
50
75
125
100
100
100
25
25
25
175
200
250
Keterangan :
PWL : Previous Water loss (ml/kg BB)
NWL : Normal Water losses (ml/kg BB)
CWL : Concomitant Water losses (ml/kg BB)
H. PATHWAYS
Faktor infeksi Faktor malabsorbsi Gangguan peristaltik
Endotoksin Tekanan osmotik ↑ Hiperperistaltik Hipoperistaltik
merusak mukosa
usus Pergeseran cairan Makanan tidak Pertumbuhan bakteri
dan elektrolit ke sempat diserap
lumen usus Endotoksin berlebih
Hipersekresi cairan
dan elektrolit
Isi lumen usus ↑
Rangsangan pengeluaran
Hiperperistaltik
Diare
Gangguan keseimbangan cairan Gangguan keseimbangan elektrolit
Kurang volume cairan (dehidrasi) Hiponatremia
Hipokalemia
Pusing, lemah, letih, sinkope, anoreksia, Penurunan klorida serum
mual, muntah, haus, oliguri, turgor kulit
kurang, mukosa mulut kering, mata dan Hipotensi postural, kulit dingin, ubun-
ubun cekung, peningkatan suhu tremor
tubuh, penurunan berat badan kejang, peka rangsang, denyut jantung
cepat dan lemah
(Horne & Swearingen, 2001; Smeltzer & Bare, 2002
I. PENTALAKSANAAN
a. Mengkaji beberapa syarat utama dari teori keperawatan Kathryn E. Bernand
(1) kejelasan bayi dalam mengirimkan isyarat,
- Identifikasi tingkah laku bayi
- identifikasi ekspresi bayi
(2) respon bayi terhadap orang tua,
- Reaksi bayi terhadap perhatian orangtua
- sikap bayi saat menerima stimulus dari orangtua
- sikap bayi saat menerima perawatan dari orangtua
(3) sensitivitas orang tua isyarat anak,
- Identifikasi pengetahuan orangtua tentang reaksi bayi
- menilai tingkat respon orangtua terhadap isyarat bayi
(4) kemampuan orangtua untuk mengenali dan meringankan penderitaan bayi,
- Identifikasi pengetahuan orangtua dalam mengenal dan memberikan perwatan
(5) orang tua sosial, emosional, dan pertumbuhan kognitif - membina kegiatan
- Identifikasi kegiatan sehari hari orangtua
- idenifikasi respon emosional orangtua terhadap bayi
- identifikasi perawatan orangtua dalam tumbuh kembang bayi
b. Diagnosa keperawatan
- Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, tidak mengenal
lingkungan, prosedur yang dilaksanakan.
- Kecemasan keluarga berhubungan dengan krisis situasi atau kurangnya
pengetahuan.
c. Intervensi
1) Fokus perawat sesuai teori Kathryn E. Bernand
(1) kejelasan bayi dalam mengirimkan isyarat,
- mengidentifikasi tingkah laku bayi
- mengidentifikasi ekspresi bayi
(2) respon bayi terhadap orang tua,
- mengidentifikasi Reaksi bayi terhadap perhatian orangtua
- mengidentifikasi sikap bayi saat menerima stimulus dari orangtua
- mengidentifikasi sikap bayi saat menerima perawatan dari orangtua
(3) sensitivitas orang tua isyarat anak,
- mengidentifikasi pengetahuan orangtua tentang reaksi bayi
- memberikan penyuluhan kepada orangtua tentang identifikasi reaksi bayi untuk
mengetahui kondisi bayi
- mengidentifikasi menilai tingkat respon orangtua terhadap isyarat bayi
(4) kemampuan orangtua untuk mengenali dan meringankan penderitaan bayi,
- memberikan pengetahuan pada orangtua dalam mengenal dan memberikan
perwatan pada bayi
(5) orang tua sosial, emosional, dan pertumbuhan kognitif - membina kegiatan
- mengidentifikasi kegiatan sehari hari orangtua
- mengidentifikasi respon emosional orangtua terhadap bayi
- mengidentifikasi perawatan orangtua dalam tumbuh kembang bayi
- memberikan penyuluhan pad aorangtua terhadap tumbuh kembang bayi
2) Tingkatkan dan pantau keseimbangan cairan dan elektrolit
- Pantau cairan IV
- Kaji asupan dan keluaran
- Kaji status hidrasi
- Pantau berat badan harian
- Pantau kemampuan anak untuk rehidrasi
- Melalui mulut
3) Cegah iritabilitas saluran gastro intestinal lebih lanjut
- Kaji kemampuan anak untuk mengkonsumsi melalui mulut (misalnya:
pertama diberi cairan rehidrasi oral, kemudian meningkat ke makanan biasa
yang mudah dicerna seperti: pisang, nasi, roti atau asi.
- Hindari memberikan susu produk.
- Konsultasikan dengan ahli gizi tentang pemilihan makanan.
4) Cegah iritasi dan kerusakan kulit
- Ganti popok dengan sering, kaji kondisi kulit setiap saat.
- Basuh perineum dengan sabun ringan dan air dan paparkan terhadap udara.
- Berikan salep pelumas pada rektum dan perineum (feses yang bersifat asam
akan mengiritasi kulit).
5) Ikuti tindakan pencegahan umum atau enterik untuk mencegah penularan infeksi
(merujuk pada kebijakan dan prosedur institusi).
6) Penuhi kebutuhan perkembangan anak selama hospitalisasi.
- Sediakan mainan sesuai usia.
- Masukan rutinitas di rumah selama hospitalisasi.
- Dorong pengungkapan perasaan dengan cara-cara yang sesuai usia.
7) Berikan dukungan emosional keluarga.
- Dorong untuk mengekspresikan kekhawatirannya.
- Rujuk layanan sosial bila perlu.
- Beri kenyamanan fisik dan psikologis.
8) Rencana pemulangan.
- Ajarkan orang tua dan anak tentang higiene personal dan lingkungan.
- Kuatkan informasi tentang diet.
- Beri informasi tentang tanda-tanda dehidrasi pada orang tua.
- Ajarkan orang tua tentang perjanjian pemeriksaan ulang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2002. Buku Saku Keperawatan
Pediatik, Jakarta, EGC
2. Sachasin Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatik. Alih bahasa :
Manulang R.F. Jakarta, EGC
5. Arjatmo T. 2001. Keadaan Gawat yang mengancam jiwa, Jakarta gaya baru
6. http://www.nurses.info/nursing_theory.htm
7. http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Barnard
Recommended