KESALAHAN PENERAPAN KAIDAH EJAAN BAHASA INDONESIA.ppt

Preview:

Citation preview

Presentedby:

FANKYwidjayaLIDYAangel

JULIUSleonardoSONYAmarcelia

KELOMPOK 7

Presented by

Kelompok 7

Kesalahan Penerapan Kaidah:

Kesalahan Pelafalan Kesalahan Penulisan

1. Kesalahan Pelafalan:

Pelafalan Abjad Pelafalan Diftong Pelafalan Kata Serapan Pelafalan Singkatan Pelafalan Kata

2. Kesalahan Penulisan: Penulisan Kata:

Penyukuan Kata Huruf Kapital Huruf Miring Kata Dasar Kata Berimbuhan Kata Ulang Gabungan Kata Kata Ganti Kata Depan Kata Partikel Kata Serapan

Penulisan Angka

Penulisan Tanda Baca:

Tanda Titik Tanda Koma Tanda Pisah Tanda Hubung

1.1 Pelafalan Abjad

Huruf: A B C D E F G H I J dst.

Lafal: A Be bukan Bi Ce bukan Se De E bukan I Ef Ge bukan Ji Ha I bukan Ai Je bukan Jay dst.

1.2 Pelafalan Diftong

Di dalam Bahasa Indonesia terdapat pula diftong yang biasa dieja au, ai dan oi yang biasa dilafalkan sebagai vokal yang diikuti oleh bunyi konsonan w atau y.

Contoh: mau dibaca maw, kalau dibaca kalaw, santai dibaca santay, maia dibaca maya, dsb.

Dalam hal khusus terdapat juga gabungan huruf nk.

Contoh: bank dibaca bang, sanksi dibaca sangsi, dsb.

1.3 Pelafalan Kata SerapanKebanyakan kata serapan bahasa Arab

memiliki ketentuan sbb: Bathin diserap menjadi batin Maghrib diserap menjadi magrib Adzan diserap menjadi azan Patsal diserap menjadi pasal Dzuhur diserap menjadi zuhur, dsb.

1.4 Pelafalan SingkatanKadang-kadang kita ragu untuk melafalkan suatu singkatan

dalam suatu Bahasa Indonesia. Keraguan itu mungkin disebabkan oleh pengaruh lafal bahasa daerah atau lafal bahasa asing.

Contoh: Singkatan Lafal Salah Lafal BenarMCE em se e em ce eAC a se a ceLPG el pi ji el pe geTV ti vi te ve

Namun jika ada singkatan asing yang bersifat internasional, maka singkatan itu tetap dilafalkan seperti aslinya.

Contoh:Singkatan Lafal Salah Lafal BenarUNESCO u nes co yu nes koUNICEF u ni cef yu ni syef

1.5 Pelafalan Kata

Dalam melafalkan kata sehari-hari pun kita juga terkadang salah melafalkannya.

Contoh:Kata Lafal Salah Lafal BenarProduk prodak produkTeknik tehnik teknikLogis lohis logisGerakan gera’an gerakanPendidikan pendidi’an pendidikan

2.1 Penyukuan Kata

Kaidah persukuan diperlukan terutama jika kita harus memenggal sebuah kata dalam tulisan jika terjadi pergantian baris.

Dalam memenggal atau menyukukan kata kita harus membubuhkan tanda hubung (-) di antara suku-suku kata tersebut tanpa menggunakan spasi.

Pada pergantian baris tanda hubung (-) harus dibubuhkan pada ujung baris.

Berikut adalah kaidah penyukuannya:

2.1 Penyukuan Kataa) Penyukuan Dua Vokal yang Berurutan di Tengah KataKalau di tengah kata ada dua vokal yang berurutan, pemisahan

tersebut dilakukan di antara kedua vokal itu.Kata: Bentuk Salah: Bentuk Benar:Lain la- in la-in

b) Penyukuan Dua Vokal yang Mengapit Konsonan di Tengah Kata

Kalau di tengah kata ada konsonan di antara dua vokal, pemisahan tersebut dilakukan sebelum konsonan itu.

Kata: Bentuk Salah: Bentuk Benar:Diseret diser-et

dise-ret

Selain itu karena ng, ny, sy dan kh melambangkan satu konsonan, gabungan huruf itu tidak pernah diceraikan sehingga pemisahan dilakukan sebelum atau sesudah pasangan huruf itu.

Kata: Bentuk Salah: Bentuk Benar:Langit lan-git la-ngit

2.1 Penyukuan Katac) Penyukuan Dua Konsonan Berurutan di Tengah KataKalau di tengah kata ada dua konsonan yang berurutan,

pemisahan tersebut terdapat di antara kedua konsonan tersebut.

Kata Bentuk Salah Bentuk BenarMaksud ma-ksud mak-sud

d) Penyukuan Tiga Konsonan atau Lebih di Tengah Kata

Kalau di tengah kata ada tiga konsonan atau lebih, pemisahan tersebut dilakukan di antara konsonan yang pertama (termasuk ng, ny, sy dan kh) dgn yang kedua.

Kata Bentuk Salah Bentuk BenarAbstrak abs-trak ab-strak

2.1 Penyukuan Katae) Penyukuan Kata yang Berimbuhan dan BerpartikelImbuhan (awalan & akhiran) termasuk yang mengalami

perubahan bentuk dan partikel yang biasanya ditulis serangkai dgn kata dasarnya, dalam penyukuan dipisahkan sebagai satu kesatuan.

Kata Bentuk Salah Bentuk BenarMengukur mengu-kur meng-ukur

f) Penyukuan Nama Orang

Nama orang diusahakan tidak dipenggal atas suku-suku katanya dalam pergantian baris. yang dibolehkan adalah memisahkan nama orang itu atas unsur nama pertama dan unsur nama kedua dan seterusnya.

Nama Bentuk Salah Bentuk Benar

Fanky Widjaya Fanky Wi-djaya Fanky

Wijaya

2.2 Huruf Kapital

a) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kalimat yang berupa petikan langsung.

Bentuk Salah

Adik bertanya: “kapan Kakak pulang?”

Bentuk Benar

Adik bertanya, “Kapan Kakak pulang?”

Ingat! Tanda baca sebelum tanda tanda petik awal adalah tanda koma (,) bukan titik dua (:) dan tanda baca akhir (. ! ?) dibubuhkan sebelum tanda petik penutup.

2.2 Huruf Kapital

b) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dgn hal-hal keagamaan.

Bentuk Salah:Kami bersyukur kepadamu ya tuhan.Bentuk Benar:Kami bersyukur kepada-Mu ya Tuhan.c) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama

nama gelar, jabatan, dan pangkat yang diikuti nama orang.

Bentuk Salah:Pengarang lagu itu adalah presiden SBY.Bentuk Benar:Pengarang lagu itu adalah Presiden SBY.

2.2 Huruf Kapital

d) Kata-kata van, der, den, da, de, di, bin, dan ibnu yang digunakan sebagai nama orang, tetap di tulis dengan huruf kecil.

Bentuk Salah:

Van Den Bosch

Bentuk Benar:

Van den Bosch

e) Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.

Bentuk salah:

Dalam Bahasa Sunda terdapat kata geulis.

Bentuk benar:

Dalam bahasa Sunda terdapat kata geulis.

2.2 Huruf Kapitalf) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,

bulan, hari, dan peristiwa sejarah.Bentuk salah:Pada Bulan Agustus terdapat hari yang sangat bersejarah bagi

bangsaIndonesia.Bentuk benar: Pada bulan Agustus terdapat hari yang sangat bersejarah bagi

bangsaIndonesia.g) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas

geografi.Bentuk salah:Salah satu daerah pariwisata di Jawa Timur adalah gunung BromoBentuk benar:Salah satu daerah pariwisata di Jawa Timur adalah Gunung Bromo

2.2 Huruf Kapitalh) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi

badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan.Bentuk salah:Program Orang Tua Asuh dikampanyekan oleh departemen

pendidikannasional Republik Indonesia.Bentuk benar:Program Orang Tua Asuh dikampanyekan oleh Departemen

PendidikanNasional Republik Indonesia.i) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di

dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan,

kecuali kata partikel yang tidak terletak di posisi awal. Bentuk salah:Idrus mengarang buku Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma Bentuk benar:Idrus mengarang buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma

2.2 Huruf Kapitalj) Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama, gelar,

dan sapaan, kecuali gelar dokter.Bentuk salah:Proyek itu di pimpin oleh drs. Ahdan K.S. Bentuk benar:Proyek itu di pimpin oleh Drs. Ahdan K.S.

k) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, kakak, anda yang dipakai sebagai kata sapaan atau kata ganti.

Bentuk salah:Silahkan duduk, kak!Bentuk benar:Silahkan duduk, Kak!

2.3 Huruf Miring

a) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.

Bentuk salah:Harian Jawa Pos beredar juga di luar Jawa Timur.Bentuk benar:Harian Jawa Pos beredar juga di luar Jawa Timur.

b) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata-kata ilmiah atau ungkapan bahasa asing.

Bentuk salah:Politik “devide et impera” pernah merajalela di negeri ini.Bentuk benar:Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.

2.4 Kata Dasar

Kata dasar di tulis sebagai satu kesatuan yang berdiri sendiri. Imbuhan pada kata turunan di tulis serangkai dengan kata dasarnya, sementara gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran saja di tulis serangkai dengan kata dasar itu sendiri.

Bentuk salah:

Bertandatangan

Bentuk benar:

Bertanda_tangan

2.5 Kata Berimbuhan

Penulisan kata yang berimbuhan (mendapat awalan dan akhiran) tidak benar kalau di tulis terpisah, bentuk kata turunannya itu harus di tulis serangkai seluruhnya.

Bentuk salah:

Mempertanggung_jawabkan

Bentuk benar:

Mempertanggungjawabkan

2.6 Kata Ulang

Kata ulang di tulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung dan hendaknya tidak menggunakan angka 2. kata ulang bukan hanya berupa pengulangan kata dasar dan pengulangan sebagian kata turunan, tetapi mungkin pula berupa pangulangan kata yang mendapat awalan dan akhiran atau pengulangan yang berubah bunyi.

Bentuk salah:

Jalan2, dibesar2kan, sayur mayur

Bentuk benar:

Jalan-jalan, dibesar-besarkan, sayur-mayur

2.7 Gabungan Kata a) Gabungan kata termasuk kata majemuk, bagian-

bagiannya di tulis terpisah. Kalau salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri

sebagai suatu kata yang mengandung arti penuh, gabungan itu harus di tulis serangkai dengan unsur lainnya.

Bentuk salah:Ibukota Bentuk benar:Ibu_kotab) Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu

kata di tulis serangkai.Bentuk salah:Dari_padaBentuk benar:Daripada

2.7 Gabungan Katac) Kalau salah satu unsur gabungan kata tidak dapat

berdiri sebagai satu kata yang mengandung arti penuh, hanya muncul dalam kombinasi, unsur itu harus di tuliskan serangkai dengan unsur lainnya.

Bentuk salah:Antar_kota Bentuk benar:Antarkota d) Walaupun mengandung arti tertentu, karena

tidak dapat berdiri sendiri, unsur a tidak di tuliskan terpisah dari kata yang mengikutinya.

Bentuk salah:A_susilaBentuk benar:Asusila

2.7 Gabungan Kata

e) Kata bilangan yang berasal dari Bahasa Sansekerta harus di tulis serangakai.

Bentuk salah:

Panca_sila

Bentuk benar:

Pancasila

f) Kata sub, swa, pasca, poli, mono, semi, non, tuna, ultra, dan peri harus selalu di tulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Bentuk salah:

Tuna_rungu

Bentuk benar:

Tunarungu

2.7 Gabungan Katag) Apabila bentuk terikat tersebut di ikuti oleh kata yang

huruf awalnya huruf kapital, di antara kedua unsur itu di bubuhkan tanda hubung (-).

Bentuk salah:Non RRC Bentuk benar:Non-RRC h) Unsur maha dan peri sebagai unsur gabungan kata

ditulis serangkai dengan unsur berikutnya, kecuali jika diikuti oleh kata yang bukan kata dasar (berimbuhan) atau maha atau esa.

Bentuk salah:Tuhan Yang Maha_Kuasa; perikemanusiaanBentuk benar:Tuhan Yang Mahakuasa; peri_kemanusiaan

2.8 Kata Ganti

Kata ganti kau, ku, mu, nya yang ada pertaliannya dengan kata engkau, aku, kamu, dia ditulis serangkai dengan kata yang dilekatinya.

Bentuk salah:

Kalau mau, boleh kau_ambil buku itu.

Bentuk benar:

Kalau mau, boleh kauambil buku itu.

2.9 Kata Depan

Kata depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali jika berupa gabungan kata yang sudah padu benar, seperti kepada dan daripada.

Bentuk salah:

Ibu sedang masak didapur.

Bentuk benar:

Ibu sedang masak di_dapur.

2.10 Kata Partikela) Partikel pun dipisahkan dari kata yang

mendahuluinya karena pun sudah hampir seperti kata lepas dan mengandung arti juga.

Bentuk salah:Apapun yang dimakannya, ia tetap kurus.Bentuk benar:Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.b) Kelompok kata berikut sudah dianggap padu dan

ditulis serangkai: adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, dan walaupun.

Bentuk salah:Kendati pun hari hujan, ia tetap pergi ke sekolah.Bentuk benar:Kendatipun hari hujan, ia tetap pergi ke sekolah.

2.10 Kata Partikel

c) Partikel per yang berarti “mulai”, “demi” dan “tiap” ditulis terpisah dari bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.

Bentuk salah:

Anak-anak masuk ke dalam kelas satu persatu.

Bentuk benar:

Anak-anak masuk ke dalam kelas satu per_satu.

2.11 Kata Serapan

Akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh.

Kata asing: Bentuk salah: Bentuk benar:

System sistim sistemEffective effektif efektifAnalysis ananlisa analisisComplex komplek kompleksPatient pasen pasienExport expor eksporQuittance kwitansi kuitansiTraditional tradisionil tradisionalFormal formil formal

3. Angka

a) Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim dipakai angka Arab atau angka Romawi. Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat luas dan isi; satuan waktu; nilai uang, dsb.

Contoh: Jalan Panglima Sudirman 155 Kraksaan

b) Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sbb:

Bentuk salah:

Seratus limapuluh dua

Bentuk benar:

Seratus lima_puluh dua

3. Angkac) Penulisan kata atau bilangan dapat dilakukan

dengan menggunakan angka Romawi, huruf, atau hrurf dan angka dengan diberi tanda hubung atau dengan huruf semuanya.

Bentuk salah:Selamat ulang tahun ke 64 Republik Indonesia.Bentuk benar:Selamat ulang tahun ke-64 Republik Indonesia.

d) Jika lambang bilangan mendapat akhiran –an, di antara keduanya harus digunakan tanda hubung.

Bentuk salah:Kakakku diwisuda dari universitas ini pada tahun 2000an.Bentuk benar:Kakakku diwisuda dari universitas ini pada tahun 2000-an.

3. Angka

e) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang dipakai secara berurutan seperti dalam rincian.

Bentuk salah:Pak Adil memesan 200 ekor ayam.Bentuk benar:Pak Adil memesan dua ratus ekor ayam.

f) Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.

Bentuk salah:150 orang tamu diundang Pak Camat.Bentuk benar:Seratus lima puluh orang tamu diundang Pak Camat.

3. Angka

g) Kecuali di dalam dokumen resmi, seperti cek, kwitansi, akta, dsb bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks.

Bentuk salah:

Jumlah pegawai di perusahaan itu 120 (seratus dua puluh) orang.

Bentuk benar:

Jumlah pegawai di perusahaan itu seratus dua puluh orang.

4.1 Tanda Titik

a) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang dan juga pada akhir singkatan gelar.

Bentuk salah: Bentuk benar:

WS Rendra W.S. Rendra

Ir Ir.

Drs Drs.

DR Dr.

SE S.E.

4.1 Tanda Titikb) Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan

yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri dari tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu titik, sedangkan pada singkatan dengan menggunakan dua huruf kecil tanda titiknya pun ada dua.

Bentuk salah:a.n; d/a; d.k.k.; t.s.b; s/d; u/pBentuk benar:a.n.; d.a.; dkk.; tsb.; s.d.; u.p.c) Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan

jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya.

Bentuk salah:Tebal buku itu 1235 halaman.Bentuk benar:Tebal buku itu 1.235 halaman.

4.1 Tanda Titik

d) Apabila angka tidak menyatakan jumlah, tanda titik tidak perlu digunakan, seperti nomor telepon, tahun, nomor rekening, dsb.

Bentuk salah:Tahun 1.990; halaman 1.234; NIP 123.456.787Bentuk benar:Tahun 1990; halaman 1234; NIP 123456787e) Tanda titik tidak digunakan pada singkatan yang

terdiri atas huruf-huruf awal kata, atau suku kata dan pada singkatan yang dieja, judul karangan.

Bentuk salah:The Lord Of The Rings.Bentuk benar:The Lord Of The Rings

4.1 Tanda Titik

f) Tanda titik tidak digunakan di belakang alamat pengirim dan tanggal surat dan dibelakang nama dan alamat penerima surat.

Bentuk salah:

Jakarta, 10 Agustus 2008.

Bentuk benar:

Jakarta, 10 Agustus 2008

4.2 Tanda Koma

a) Tanda koma harus digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

Bentuk salah:Saya membeli buku, pensil dan penggaris.Bentuk benar:Saya membeli buku, pensil, dan penggaris.b) Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan

kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului kata tetapi, melainkan, dan sedangkan.

Bentuk salah:Dia sangat pandai tetapi sangat ceroboh.Bentuk benar:Dia sangat pandai, tetapi sangat ceroboh.

4.2 Tanda Koma

c) Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.

Bentuk salah:Karena sering tidur malam dia sering mengantuk di kelas.Bentuk benar:Karena sering tidur malam, dia sering mengantuk di kelas.d) Tanda koma harus digunakan di belakang kata atau

ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat.

Bentuk salah:Jadi setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.Bentuk benar:Jadi, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

4.2 Tanda Koma

e) Tanda koma harus digunakan di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.

Bentuk salah:O! kalau begitu saya setuju.Bentuk benar:O, kalau begitu, saya setuju.

f) Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Bentuk salah:Murid menyapa:”Selamat pagi, Pak!”Bentuk benar:Murid menyapa,”Selamat pagi, Pak!”

4.2 Tanda Koma

g) Tanda koma digunakan di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal.

Bentuk salah:

Bandung 10 April 2009

Bentuk benar:

Bandung, 10 April 2009

h) Tanda koma digunakan diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakan dari singkatan nama keluarga.

Bentuk salah:

Paijo Suparman S.E.

Bentuk benar:

Paijo Suparman, S.E.

4.2 Tanda Komai) Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan

tambahan dan keterangan aposisi.

Bentuk salah:

Di daerah kami misalnya masih banyak warga yang buta huruf.

Bentuk benar:

Di daerah kami, misalnya, masih banyak warga yang buta huruf.

j) Tanda koma tidak boleh digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.

Bentuk salah:

Ia tetap gembira, walaupun tidak mempunyai uang.

Bentuk benar:

Ia tetap gembira walaupun tidak mempunyai uang.

4.3 Tanda Hubung

a) Tanda hubung dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.

Contoh: tiga-puluh-dua pertiga (32/3), tiga-puluh dua-pertiga (30 2/3).

b) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan:1. se- dengan kata berikut yang dimulai dengan kapital, contoh: se-Indonesia2. ke- dengan angka, contoh: ke-13. angka dengan –an contoh: 30-an4. singkatan huruf kapital dengan kata atau imbuhan, contoh:KTP-nya5. unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing, contoh: meng-copy

4.4 Tanda Pisah

Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar kalimat, menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.

Bentuk salah:

Pemerintah Orde Baru tahun 1966-sekarang.

Bentuk benar:

Pemerintah Orde Baru tahun 1966 --- sekarang.

4.5 Tanda Petik

Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung judul syair karangan istilah yang mempunyai arti khusus atau kurang di kenal. Yang di apitnya tidak perlu huruf kapital semua tetapi cukup huruf kapital pada awalnya.

Bentuk salah:

Sajak ”AKU” karangan Chairil Anwar.

Bentuk benar:

Sajak “Aku” karangan Chairil Anwar.

TERIMAkasi

h

Kelompok 7

Recommended