View
213
Download
16
Category
Preview:
DESCRIPTION
analisis kimia
Citation preview
Reaksi pembentukan senyawa Kompleks:1. Titrimetri; titrasi kompleksometri2. Gravimetri; penentuan Ni2+ dengan Dimetil glioksima3. Spektrofotometri; penentuan Fe2+ dengan orto-fenantrolin
Gambar 1. Struktur nikel dimetil glioksima (Godycki & Rundle, 1953).
Dalam larutan berair (Bassett et al., 1978):M(H2O)n + L M(H2O)(n-1)L + H2OKeterangan: L = ligann = bilangan koordinasi dari ion logam
Senyawa Kompleks Senyawa koordinasi/senyawa kompleks adalah senyawa yang
terbentuk melalui ikatan koordinasi, yakni ikatan kovalen koordinasi antara ion/atom pusat dengan ligan (gugus pelindung) (Chang, 2004).
Ikatan koordinasi Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen di mana
pasangan elektron yang dipakai bersama hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang satu lagi tidak menyumbangkan elektron. Ikatan kovalen koordinasi hanya dapat terjadi jika salah satu atom mempunyai pasangan elektron bebas (Hahab, 2012).
Bilangan Koordinasi Bilangan Koordinasi adalah jumlah dari ligan yang terikat
langsung dengan ion logam pusat (Fathana, 2012).
Jenis-jenis Ligan (Bassett et al., 1978): 1. Monodentat, ligan yang hanya memiliki satu pasangan elektron bebasContoh: NH3, H2O
Bidentat, ligan yang memiliki dua pasangan elektron bebasContoh:
Gambar 2. Struktur etilendiamin (Miessler & Tarr, 2003)Gambar 3. Struktur orto-fenantrolin (Miessler & Tarr, 2003) Polidentat, ligan yang memiliki banyak pasangan elektron bebasContoh: EDTA
Gambar 4. Strutur EDTA (Miessler & Tarr, 2003)
Gambar 5. Porphirine, agen pengkhelat yang ditemukan di alam (Miessler & Tarr, 2003)
N
NH NH
N
EDTA (ethylen diamine tetra acetate)Gambar 6. struktur EDTA (I) bentuk zwitter ion (Bassett et al., 1978):
Gambar 7. Struktur EDTA dengan ion divalen (Bassett et al., 1978)
Sifat fisik Natrium EDTA
Sumber: Material Safety Data Sheet (MSDS) science lab.com chemicals & Laboratory Equipment
Sifat Fisik Keterangan
Wujud Padatan kristalin
Warna Putih
Berat molekul 426,23 g/mol
pH (1% dalam air) 11,3
Spesifik gravitas 0,77
Kelarutan Larut dalam air dingin
Reaksi ion logam dengan EDTA (Bassett et al., 1978):
M2+ + H2Y2- MY2- + 2H+
Untuk kation lain:M3+ + H2Y2- MY- + 2H+
M4+ + H2Y2- MY + 2H+
Mn+ + H2Y2- (MY) (n-4)+ + 2H+
Contoh agen pengkompleks lain:
Gambar 8. (a) Asam nitriloasetat (III) NTA, (b) trans-1,2-diaminosikloheksana (CDTA), (c) etilen glikol bis (2-aminoetil eter) N,N,N’,N’, asam tetra asetat (EGTA) (Bassett et al., 1978)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan kompleks (Bassett et al., 1978):1. kemampuan logam untuk membentuk senyawa kompleks
Klasifikasi Scwarzenbach:a. Kation dengan konfigurasi gas mulia; logam alkai, alkali tanah, dan
aluminium.b. Kation dengan subkulit d yang terisi penuh; tembaga (I), perak (I), dan
emas (I)c. Ion logam transisi dengan subkulit d yang tidak terisi penuh
2. Karakteristik ligana. Kekuatan liganb. Sifat-sifat khelatc. Efek sterik
Kompleksometri metode titrasi yang didasarkan pada reaksi pembentukan ion atau senyawa kompleks
Jenis-jenis titrasi kompleksometri (Bassett et al., 1978):1. Titrasi langsung Larutan sampel yang mengandung ion logam dititrasi langsung oleh larutan
standar EDTA Dilakukan untuk ion logam yang reaksinya dengan EDTA cepat dan terdapat
indikator yang sesuai dengan ion logam tersebut. Contoh: penentuan kadar nikel(II) dengan indikator murexide
2. Titrasi KembaliDilakukan untuk ion logam yang membentuk
endapan pada pH titrasi, atau ion logam yang mebentuk kompleks inert, atau tidak ada indikator yang sesuai
Sampel direaksikan dengan EDTA yang berlebih kemudian sisa EDTA dititrasi kembali dengan larutan ion logam tertentu
3. Titrasi penggantian / substitusiSampel direaksikan/ disubstitusikan dengan
ion logam lain yang merupakan senyawa kompleks dengan EDTA
Dilakukan untuk ion logam yang tidak bereaksi dengan indikator, atau untuk ion logam yang membentuk kompleks EDTA yang lebih stabil daripada logam lain seperti magnesium dan kalsium
Contoh: penentuan kadar kalsium dengan indikator EBT
Contoh: Ca-EDTA lebih stabil dari Mg-EDTACa2+ tidak bereaksi dengan EBTMg2+ bereaksi dengan EBT, maka
Ca2+ + MgY2- CaY2- + Mg2+
Mg2+ + HIn2- MgIn- + H+
Saat titik akhir: MgIn- + H2Y2- MgY2- + HIn2- + H+
4. Titrasi alkalimetriDidasarkan pada dilepaskannya dua ekivalen ion hidrogen dari reaksi ion logam dengan EDTAMn+ + H2Y2- (MY) (n-4)+ + 2H+
5. Metode lainDidasarkan pada kestabilan komplekso dengan ligan lainContoh Ag(CN)2
- lebih stabil daripada Ni(CN)42-
Ni(CN)42- + 2 Ag+ 2Ag(CN)2- + Ni2+
Ni2+ dititrasi oleh larutan EDTA standarNi2+ + H2Y2- NiY2- + 2H+
Hal-hal yang dapat meningktkan selektivitas EDTA (Bassett et al., 1978):1. Mengontrol pH2. Menggunakan agen penopeng (masking agent); ion sianida (CN-) yang
mebentuk kompleks yang stabil dengan kation Cd, Zn, Hg(II), Cu, Co, Ni, Ag3. Menggunakan demasking agent formaldehid-asam asetat untuk kompleks
sianida Zn dan Cd4. Pemisahan dengan pengendapan5. Ekstraksi pelarut6. Pemilihan indikator7. Pemisahan anion pengganggu
Indikator ion logam
Pemilihan indikator berdasarkan pada (Bassett et al., 1978):1. perubahan warna dari bentuk kompleks dengan ion logam menjadi bentuk
bebas harus jelas2. Reaksi warna spesifik dan selektif3. Kompleks ion logam dengan indikator harus kurang stabil dibandingkan
kompleksnya dengan EDTA agar titik akhir dapat diamati4. Perbedaan warna bentuk terikat dengan bentuk bebas harus konstan5. Indikator harus sensitif pada ion logam. Pada konsentrasi ion logam yang
sangat kecil dapat menunjukkan perubahan warna yang jelas
Jenis-jenis indikator ion logam (Bassett et al., 1978)Eriochrome Black TH2In-HIn2-In3-
pH< 5,5 7-11 11,5 merah biru jingga kuningTitrasi dilakukan pada pH = 10Dapat digunakan untuk titrasi langsung penentuan kadar Zn2+, Mg2+ , Mn2+
Gambar (belum)
Murexide
H4In- H3In2-H2In3-
pH < 9 9-11 >11Ungu Ungu ungu biruMerah
Dapat digunakan pada titrasi langsung penentuan kadar Ni2+ dan Ca2+
Titrasi dilakukan pada pH 12-13 dengan perubahan warna dari merah ke ungu
(gambar belum)
Xylenol Orange Dapat digunakan pada titrasi langsung penentuan Pb, Cd, Zn, Co
pada pH = 5-6, dan Bi(III) pH = 1-2
Gambar (belum)
Kalmagit
H3D H2D- HD2- D3-
Merah Merah biru jelas jingga kemerahanTerangterang
Gambar (belum)
Penetapan Konsentrasi EDTA(liat d jurnal, bikin bagan alirnya ^^)
Reaksi:Zn2+ + HIn2- ZnIn- + H+
Zn2+ + H2Y2- ZnY2- + 2H+
ZnIn- + H2Y2- ZnY2- + HIn2- + H+
Merah biru jelasAnggur
Saat titik ekivalen:Mmol ZnSO4 = mmol EDTA
Contoh titrasi kompleksometriPenentuan kadar Ni2+
Sampel garam Ni2+
Timbang ± 0,7 gLarutkan dalam labu ukur 250 mLTambahkan 10 mL larutan NH4Cl 1 M + murexide
Netralkan dengan NH4OH hingga larutan berwarna kuning
Titrasi dengan larutan EDTA standar hingga terbentuk warna jinggaTambah 10 mL NH4OH pekat
Titrasi dilanjutkan hingga terbentuk warna ungu
(tolong dibikin bagan alir ^^)
Reaksi:Ni2+ + H2In3- NiIn3- + 2H+
Ni2+ + H2Y2- NiY2- + 2H+
NiIn3- + H2Y2- NiY2- + H2In3-
Jingga ungu-birumerah
Saat titik ekivalen:mmol Ni = mmol EDTA
Video titrasi komplekso
Recommended