View
16
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
jiwa komunis keluarga
Citation preview
A. KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KEPERAWATAN JIWA
1. Pengertian Sehat
a. Menurut WHO (Notosoedirjo,2005):
Keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun social, tidak hanya
terbebas dari penyakit/cacat
Pengertian sehat menurut WHO tersebut merupakan kondisi ideal dari sisi
biologis, psikologis dan social. Apakah ada seseorang yang berada dalam kondisi
sempurna secara biopsikososial? Memang sulit untuk mendapatkan seseorang yang
berada dalam kondisi kesehatan yang sempurna, namun yang mendekati pada kondisi
ideal dapat didapatkan.
b. UU. No 23, 1992 tentang kesehatan
Sehat: keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yg memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis
Sehubungan dengan pentingnya dimensi agama dalam kesehatan, maka pada
tahun 1984, WHO menambahkan dimensi agama sebagai salah satu pilar kesehatan.
Sehingga menjadi 4 pilar kesehatan yaitu: 1) sehat sevara jasmani/fisik (biologis); 2)
sehat secara kejiwaan (psikologis/psikiatric); 3) sehat secara social dan 4) sehat
secara spiritual (agama).
1. Agama/spiritual
Fitrah manusia, kebutuhan dasar manusia yang mengandung nilai-nilai moral,
etika dan hukum. Seorang yang taat pada hukum, berarti ia bermoral dan beretika,
seorang yang bermoral dan beretika berarti ia beragama.
2. Organo-Biologik
Fisik/tubuh/jasmani, termasuk perkembangan susunan saraf pusat (otak), yang
perkembangannya memerlukan makanan yang bergizi, bebas dari penyakit yang
kejadiannya sejak dari pembuahan, bayi dalam kandungan, kemudian lahir
sebagai bayi dan seterusnya melalui tahapan anak (balita), remaja, dewasa dan
usia lanjut.
3. Psiko-edukatif
Pendidikan yang diberikan prangtua termasuk pendidikan agama. Orangtua
merupakan tokoh imitasi dan identifikasi anak terhadap orangtuanya>
Perkembangan kepribadian anak melalui dimensi psiko-edukatif ini berhenti pada
usia 18 tahun
4. Sosial-Budaya
Kepribadian manusia juga dipengaruhi oleh kultur budaya dari lingkungan social,
dimana manusia dibesarkan
2. Pengertian Kesehatan Jiwa
a. Menurut UU No.. 3, 1966:
Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik,
intelektual dan emosional yg optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan
selaras dengan orang lain.
Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis (serasi) dan
memperhatikan semua segi-segi dalam kehidupan manusia dan dalam hubungannya
dengan orang lain (social)
Kesehatan jiwa : Kemampuan menyesuaikan diri dg diri sendiri, orang lain,
masyarakat dan lingkungan. Terwujudnya keharmonisan fungsi jiwa dan sanggup
menghadapi problema yang biasa terjadi dan merasa bahagia dan mampu diri
Gangguan Jiwa: Sindroma atau pola perilaku atau psikologik seseorang yg
secara klinis cukup bermakna dan scr khas berkaitan dg suatu gejala “penderitaan”
(distress) dan atau hendaya (impairment/disability) di dalam satu atau lebih fungsi
manusia
3. Ciri Sehat Jiwa
a. Ciri Sehat Jiwa Menurut WHO (Hawari, 2002)
1) Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan
itu buruk baginya
2) Memeperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya
3) Merasa lebih puas memberi daripada menerima
4) Secara relative bebas dari rasa tegang (stress)
5) Berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling memuaskan
6) Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran di kemudian hari
7) Mengarahkan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif
8) Mempunyai rasa kasih sayang yang besar
Bila dicermati secara seksama masing-masing butir kriteria sehat tersebut
diatas bernuansa pesan-pesan moral etik-religius.
b. Ciri Sehat Jiwa Menurut Maslow-Mittlemenn (Notosoedirdjo, 2005):
1) Rasa aman yang memadai
Perasaan aman dalam hubungannya dengan pekerjaan, social dan keluarganya
2) Kemampuan menilai diri sendiri yang memadai
Yang mencakup:
a) harga diri yang memadai, ada nilai yang sebanding pada diri sendiri dan
prestasinya
b) Memiliki perasaan yang berguna
3) Memiliki spontanitas dan perasaan yang memadai dengan orang lain seperti
hubungan persahabatan, cinta, berekspresi yang cukup pada ketidaksukaan tanpa
kehilangan control, kemampuan memahami dan membagi rasa kepada orang lain,
kemampuan menyenangi diri sendiri dan tertawa
4) Mempunyai kontak yang efisien dengan realitas sedikitnya mencakup 3 aspek:
fisik, social dan diri sendiri/internal. Ditandai dengan: 1) tiadanya fantasi yang
belebihan; b) mempunyai pandangan yang realistis dan pandangan yang luas: 3)
kemampuan untuk berubah jika situasi eksternal tidak dapat dimodifikasi
5) Keinginan-keinginan jasmani yang memadai dan kemampuan untuk
memuaskannya ditandai dengan: 1) sikap yang sehat terhadap fungsi jasmani: 2)
kemampuan meperoleh kenikmatan kebahagiaan dari dunia fisik dalam
kehidupan: 3) kehidupan seksual yang wajar: 4) kemampuan bekerja: 5) tidak
adanya kebutuhan yang berlebihan.
6) Mempunyai pengetahuan yang wajar termasuk didalamnya: 1) cukup mengetahui
tentang: motif, keinginan, tujuan, ambisi, hambatan, kompensasi, perasaan rendah
diri: 2) penilaian yang realistis terhadap milik dan kekuarangan;
7) Kepribadian yang utuh dan konsisten maknanya : 1) cukup baik
perkembangannya, kepandaiannya, berminat dalam berbagai aktifitas; 2) memiliki
prinsip moral dan kata hati yang tidak berbeda dengan pandangan kelompok;3)
mampu berkonsentrasi: 4) tidak ada konflik besar dalam kepribadiannya
8) Memiliki tujuan hidup yang wajar hal ini berarti: 1) memiliki tujuan yang sesuai
dan dapat dicapai; 2) mempunyai usaha yang cukup dan tekun mencapai tujuan;
3) tujuan bersifat baik untuk diri sendiri dan masyarakat.
9) Kemampuan untuk belajar dari pengalaman
Tidak hanya mengumpulkan pengetahuan dan kemahiran ketrampilan, tetapi juga
kemauan menerima hal baru yang baik
10) Kemampuan memuaskan tuntutan kelompik
Individu harus: 1) tidak terlalu menyerupai anggota kelompok yang lain; 2)
terinformasi secara memadai, menerima cara yang berlaku dikelompoknya; 3)
kemauan dan dapat menghambat dorongan dan hasrat yang dilarang
kelompoknya.
11) Mempunyai emansipasi yang memadai dari kelompok atau budaya
Hal ini mencakup: 1) kemampuan menganggap sesuatu itu baik dan yang lain
jelek; 2) dalam beberapa hal tergantung dari pandangan kelompok; 3) menghargai
perbedaan budaya
c. Ciri Sehat menurut JAHODA:
1) Sikap positif terhadap diri:
a) Menerima diri
b) Sadar diri
c) Obyektif
d) Merasa berarti
2) Tumbuh kembang dan aktualisasi
a) Berfungsi optimal
b) Adaptif
3) Integrasi ;
a) Ekspresi dan represi
b) Ego yang kuat (stres dan koping)
c) Luar dan dalam (konflik dan dorongan)
4) Otonomi
a) Tergantung dan mandiri seimbang
b) Tanggungjawab terhadap diri sendiri
c) Menghargai otonomi orang lain
5) Persepsi realitas
a) Mau berubah sesuai pengetahuan baru
b) Empati dan menghargai sikap dan perasaan orang lain
6) Environmental mastery (menguasai lingkungan)
a) Sukses
b) Adaptif terhadap lingkungan
c) Dapat mengatasi : kesepian, agresif, frustasi
4. Upaya Kesehatan Jiwa (Dir. Bina Pelayanan Keperawatan Depkes RI)
a. Ditujukan untuk menjamin setiap orang dapat menikmati kehidupan kejiwaan yang
sehat, bebas dari ketakutan, tekanan dan gangguan lain yang dapat mengganggu
kesehatan jiwa
b. Terdiri atas peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan pasien gangguan
jiwa dan masalah psikososial
c. Menjadi tanggungjawab bersama pemerintah dan masyarakat
d. Pemerintah dan masyarakat bertanggungjawab menciptakan kondisi kesehatan jiwa
yang optimal dan menjamin ketersediaan, aksesibilitas, mutu dan pemerataan upaya
kesehatan jiwa
e. Pemerintah berkewajiban untuk mengembangkan upaya kesehatan jiwa keseluruhan,
termasuk akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
5. Keperawatan Jiwa
Keperawatan sebagai bentuk pelayanan professional merupakan bagian integral
yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Hal ini
ditekankan dalam Undang-Undang RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan yang
dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan.
Pelayanan keperawatan yang diberikan adalah upaya mencapai derajad kesehatan
semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan
dalam bidang promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses
keperawatan.
Penerapan asuhan keperawatan di rumah sakit jiwa memang sedikit berbeda
dengan RSU. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik
penderita yang dilayani yaitu pasien di RSJ merupakan orang yang sedang mengalami
gangguan jiwa. Proses pengobatan gangguan jiwa memerlukan waktu yang lama,
disamping itu asuhan keperawatan yang dilakukan sangat menetukan keberhasilan
pengobatan (Keliat, 1998)
Hasil evaluasi terhadap dokumentasi di 2 RSJ yang besar, ditemukan kurang dari
40% pelaksanaan asuhan keperawatan belum memenuhi kriteria sesuai standar asuhan
yang baik. Kondisi ini tentunya tidak boleh memupuskan motivasi dalam merawat pasien
dengan gangguan jiwa (Keliat, 1998).
Motivasi untuk merawat klien dengan masalah kesehatan jiwa adalah:
1. Gangguan jiwa tidak merusak seluruh kepribadian dan perilaku manusia
2. Perilaku manusia selalu dapat diarahkan pada respon yang baru
3. Perilaku manusia selalu dipengaruhi faktor yang menimbulkan tekanan sosial,
dikuatkan atau dilemahkan
6. Peran Perawat dalam Kesehatan Jiwa
1. Mekanisme utama yang mendorong sistem social (Parson, 1951, dalam The Bride to
Profesional Nursing Practice, Cresia, 2001)
2. Set perilaku unik menggambarkan posisi yang merefleksikan domain personal, social
ayau okupasi
3. Pola perilaku tersebut dimanifestasikan ke dalam penampilan melaksanakan tugas
dan kewajiban
4. Pembentukan peran perawat dipengaruhi oleh karakteristik organisasi, individu
perawat dan interaksi perawat dengan yang terlibat dalam set peran tersebut
5. Peran professional unik karena dipengaruhi oleh kode etik yang membantu
memperlihatkan secara tajam perilaku professional dan sebagai kerangka dari harapan
peran tersebut.
Semua peran perawat tersebut dapat dilaksanakan dalam memberikan pelayanan
keperawatan jiwa, baik pada institusi sarana kesehatan RS, Puskesmas maupun praktik
mandiri/swasta. Untuk melaksanakan perasn tersebut dipersiapkan perawat yang
memiliki kompetensi dan kewenangan untuk melaksanakannya (registrasi, sertifikasi dan
lisensi).
7. Pemeliharaan Kesehatan Jiwa Diri Sendiri
a. Solitude (nyepi)
Perlu waktu utk diri sendiri utk memahami apa yang terjadi waktu bersama orang
lain
Bukan fisikal, sama dengan “time out”
Menghindari dituntut dan menuntut orang lain
b. Kesehatan diri sendiri (Personal Physical Health)
Makanan yang sehat
Istirahat yang cukup
Olahraga
c. Solitude (nyepi)
Perlu waktu utk diri sendiri utk memahami apa yang terjadi waktu bersama orang
lain
Bukan fisikal, sama dengan “time out”
Menghindari dituntut dan menuntut orang lain
d. Kesehatan diri sendiri (Personal Physical Health)
Makanan yang sehat
Istirahat yang cukup
Olahraga
e. Merawat dengan memperhatikan tanda-tanda stres internal (ettending to internal
stress signals)
Setiap orang pernah marah, karena hal yang kecil
Penting bagi perawat untuk mengenal dan berespon pada tanda-tanda stresnya
A. KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DAN BALITA
1. PENGERTIAN
Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sedangakan
perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dan tingkat
yang paling rendah dan kompleks melalui proses maurasi dan pembelajaran (Whalex dan
Wone, 2000)
Tumbuh kembang adalah suatu proses, dimana seseorang anak tidak hanya
tumbuh menjadi besar tetapi berkembang menjadi lebih terampil yang mencakup dua
eristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan.
a. Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalalm julmla besar,
ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur berat, panjang,
umur tulang dan keseimbangan elektrolit.
b. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tibuh yang lebih kompleks, dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai
hasil antara lain proses pematangan termasuk perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah lau sebagai hasil dengan lingkungan. Untuk terciptanya tumbuh kembang
yang optimal tergantung pada potensi biologis, psikosoisal dan perilaku yang
merupakan proses yang unik dan hasil akhir berbeda- beda yang member cirri
tersendiri pada setiap anak.
2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG
a. Factor keturunan (herediter)
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbang anak melalui
instruksi genetic dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, gangguan
pertumbuhan selain disebabkan leh kelainan kromosom (contoh : syndrome Down,
Syndrom Turner) juga disebabkan oleh factor lingkungan yang kurang memadai.
1) Seks : kecukupan dan perkembangan pada anak lai-laki berbeda dengan
perempuan
2) Ras : ras/suku nbangsa dapat mempengaruhi tumbang anak, beberapa suku bangsa
memiliki karakteristik.
b. Factor lingkungan
1) Lingkungan internal
a) Intelegensi
Pada umumnya intelegensi tinggi, perkembangan lebih baik dibandingkan jika
intelegensi rendah.
b) Hormon
Ada 3 hormon yang mempengaruhi anak yaitu somatotropik untuk
pertumbuhan tinggi badan terutama pada masa kanak-kanak, hormone tiroid
menstimulasi pertumbuhan sel inerstitiil testis, memproduksi testosterone dan
ovarium, memproduksi estrogen yang mempengaruhi perkembangan alat
reproduksi
c) Emosi
Hubungan yang hangat dengan orang tua, saudara, teman sebaya serta guru
berpengaruh terhadap perkembangan emosi, social, intelektual anak, cara anak
berinteraksi dengan keluarga akan mempengaruhi interaksi anak di luar
rumah.
2) Lingkungan eksternal
a) Kebudayaan
Budaya keluarga/masyarakat mempengaruhi bagaimana anak
mempersepsikan dan memahami kesehatan berperilaku hidup sehat.
b) Status social ekonomi
Anak yang berbeda dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang social
ekonomi yang rendah serta banyak punya keterbatasan untuk memenuhi
kebutuhan primernya.
c) Nutrisi
Untuk tumbang anak secara optimal memerlukan nutrisi adekuat yang didapat
dari makanan bergizi.
d) Iklim/cuaca
Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan anak.
e) Olahraga/latihan fisik
Olahraga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan psikososial anak.
f) Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, sulung, anak tengah, anak bungsu akan
mempengaruhi pola anak setelah diasuh dan dididik dalam keluarga.
3. PERIODE PERKEMBANGAN
Menurut Donna, L Wong (2000) perkembangan anak secara umum terdiri dari :
a. Periode prenatal
Terjadi pertumbuhan yang cepat dan sangat penting karena terjadi pembetukan organ
dan system orga anak, selain itu hubungan antara kondisi itu member dampak pada
pertumbuhannya.
b. Periode bayi
Periode ini terdiri dari neonates (0-28 hari) dan bayi (28-12 hari). Pada periode ini,
pertumbuhan dan perkembangan yang cepata terutama pada aspek kognitif, motorik
dan social.
c. Periode kanak-kanak awal
Terdiri atas usia anak 1-3 tahun yang disebut toddler dan prasekolah (3-6 tahun).
Toddler menunjukkan perkembangan motorik yang lebih lanjut pada usia prasekolah.
Perkembangan fisik lebih lambat dan menetap.
d. Periode kanak-kanak pertengahan
Periode ini dimulai pada usia 6-11 tahun dan pertumbuhan anak laki-laki sedikit lebih
meningkat dari pada perempuan dan perkembangan motorik lebih sempurna.
e. Periode kanak-kanak akhir
Merupakan fase transisi yaitu anak mulai masuk usia remaja pada usia 11-18 tahun.
Perkembangannya yang mencolok pada periode ini adalah kematangan identitas
seksual dengan perkembangannya organ reproduksi.
4. PERKEMBANGAN ANAK BALITA
Periode penting dalam tumbang anak adalah masa balita. Perkembangan
kemampuan berbahasa, kreativitas, keadaan social emosional dan intelegensi berjalan
sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral
serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa-masa ini. Sehingga setiap
kelainan/penyimpangan seksual apapun, apabila tidak terdeteksi dan tidak ditangani
dengan baik maka akan mengurangi kualitas perkembangan.
Krasenburg,dkk (1981) melalui DDST (Denver Development Screening Test)
mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan
anak balita yaitu :
a. Personal social (kepribadian/tingkah laku social)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungan.
b. Fine Motor Adaptif (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk melakukan gerakan yang
melibatkan bagian tubuh dan dilakukan otot-otot kecil memerlukan koordinasi yang
cermat, missal : keterampilan menggambar.
c. Language (bahasa)
Kemampuan untuk member respon terhadap suara, mengikuti perintah berbicara
spontan.
d. Gross Motor (Motorik Kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Beberapa “milestone”
pokok yang harus diketahui dalam mengikuti taraf perkembangan secara awal.
Milestone adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak umur tertentu,
misalnya :
a) 4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian
b) 10-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh ke arah suara
c) 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya
d) 26 minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
e) 9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan dengan jari
telunjuk dan ibu jari
f) 13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal
DAFTAR PUSTAKA
Hawari, 2002. Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi, FKUI Jakarta
Notosoedirdjo, M, 2005. Kesehatan Mental, Konsep dan Penerapan. UMM Press,
Malang
Yosep, 2011. Keperawatan Jiwa. Refika Aditama, Bandung
ditambah dengan:
Materi Konas Keperawatan Kesehatan Jiwa IV, Bandu
Carpenito,Lynda Juall.2000.Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8.Jakarta:EGC
Soetjiningsih.1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta:EGC
Wong,Donna L.2003.Pedoman Klinis Keperawatan Pediatri.Jakarta:EGC
Recommended