View
42
Download
5
Category
Preview:
DESCRIPTION
3,5
Citation preview
Ringkasan Materi Kuliah (RMK)
BAB 3. PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN
BAB 4. RERANGKA KONSEPTUAL-SUATU MODEL
BAB 5. KONSEP DASAR
Mata Kuliah : Teori Akuntansi
DISUSUN OLEH:
Kelompok I
1. Anggraini Puji Lestari (S431208001)
2. Hapsari Tri Bhuwana (S431108001)
3. Ign. Novie Endi Nugroho (S4312008)
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2013
BAB 3
Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan nasional harus direkayasa secara seksama untuk pengendalian
alokasi sumberdaya secara otomatis melalui mekanisme sistem ekonomik yang berlaku.
Pengendalian secara otomatis dicapai dengan ditetapkannya suatu pedoman pelaporan
keuangan yaitu prinsip akuntansi berterima umum (generally accepted accounting
principles) termasuk didalamnya standar akuntansi. PABU menentukan bentuk, isi dan
susunan laporan atau statement keuangan sebagai suatu medium utama atau ciri sentral (a
central feature) pelaporan keuangan. PABU harus ditetapkan atas dasar suatu
“konstitusi” agar akuntansi efektif sebagai teknologi untuk mencapai tujuan ekonomik
negara. Oleh karena itu, perekayasaan akuntansi harus memperhatikan faktor lingkungan
sosial, politik, ekonomi dan budaya negara tempat akuntansi akan diterapkan. Jadi,
perekayasaan akuntansi dilakukan pada tingkat nasional dengan hasil berupa rerangka
konseptual yang berfungsi sebagai semacam konstitusi. Rerangka konseptual tersebut
memuat konsep-konsep pemikiran untuk dijadikan basis dalam menetapkan PABU
(teruatama dalam standar akuntansi) yang harus dilaksanakan pada tingkat perusahaan.
Proses Perekayasaan
Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses akuntansi yang menggambarkan
bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan
ekonomik dan sosial negara.
Proses akuntansi dalam pelaporan keuangan adalah mekanisme tentang
bagaimana pihak-pihak dan sarana-sarana pelaporan bekerja dan saling berinteraksi
sehingga dihasilkan informasi keuangan yang diwujudkan dalam bentuk
laporan/statement keuangan termasuk mekanisme untuk menentukan kewajaran statemen
keuangan.
Perekayasaan akuntansi adalah proses pemikiran logis dan objektif untuk
membangun suatu struktur dan mekanisme pelaporan keuangan dalam suatu negara untuk
menunjang tercapainya tujuan negara. Perekayasaan akuntansi berkepentingan dengan
pertimbangan untuk memilih dan mengaplikasi ideologi, teori, konsep dasar dan
teknologi yang tersedia secara teoritis dan praktis untuk mencapai tujuan ekonomik dan
sosial negara dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomik, politik, dan budaya
negara. Proses perekayasaan akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar. Proses perekayasaan pelaporan keuangan
Pada dasarnya proses perekayasaan ini adalah proses untuk menjawab pertanyaan
mendasar yaitu bagaimana suatu kegiatan operasi perusahaan disimbolkan dalam bentuk
statemen keuangan sehingga orang yang dituju dapat membayangkan operasi perusahaan
secara finansial tanpa harus menyaksikan secara fisis operasi perusahaan.
Perekayasaan Sebagai Proses Deduktif
Hendrikson menguraikan aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam proses
perekayasaan untuk menghasilkan rerangka teoritis akuntansi, yaitu:
1. Pernyataan postulat yang menggambarkan karakteristik unit–unit usaha (entitas
pelapor) dan lingkungannya.
2. Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan yang diturunkan dari pernyataan
postulat.
3. Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pihak yang dituju (pemakai) dan
kemampuan untuk memahami, menginterpretasi, dan menganalisis informasi yang
disajikan.
4. Penentuan atau pemilihan tentang apa yang harus dilaporkan
5. Evaluasi tentang pengukuran dan proses penyajian untuk mengkomunikasi informasi
tentang perusahaan dan lingkungannya.
6. Penentuan dan evaluasi terhadap kendala-kendala pengukuran dan deskripsi unit
usaha beserta lingkungannya.
7. Pengembangan dan penyusunan pernyataaan umum yang dituangkan dalam bentuk
suatu dokumen resmi yang menjadi pedoman umum dalam menyusun standar
akuntansi.
8. Perancang bangunan struktur dan format sistem informasi akuntansi untuk
menciptakan, menangkap, mengolah, meringkas, dan menyajikan informasi sesuai
dengan standar atau pinsip akuntansi berterima umum.
Siapa Merekayasa
Badan legislatif pemerintah (dalam hal ini DPR dan MPR) mempunyai peranan penting
dalam proses perekayasaan mengingat rerangka konseptual mempunyai fungsi semacam
undang-undang dasar (konstitusi). Badan legislatif membentuk komite atau tim khusus
yang anggotanya berwawasan dan berpengetahuan akuntansi yang luas dan memadai.
Perekayasa akuntansi harus merupakan tim multi-disipliner agar hasilnya dapat
diandalkan sebagai wahana untuk menjamin tercapainya tujuan sosial dan ekonomik
negara. Sebagai alternatif, penyediaan informasi diserahkan kepada profesi dan pelaku
bisnis (disebut dengan pengaturan sendiri-self regulation). Mengasumsikan bahwa
profesi dan pelaku bisnis adalah pihak yang paling tahu akan kebutuhan pemakai
informasi keuangan.
Aspek Semantik Dalam Perekayasaan
Proses semantik ini tidak lain adalah memilih dan menyimbolkan objek–objek fisis
kegiatan perusahaan yang relevan menjadi objek–objek statemen keuangan sehingga
pihak yang dituju dapat membayangkan operasi perusahaan dari segi keuangan tanpa
harus menyaksikan secara fisis operasi perusahaan.
Proses Saksama
Untuk mencapai kualitas yang tinggi dan andal, proses perekayasaan harus dilakukan
melalui tahap-tahap prosedur yang saksama dan teliti. Berikut ini adalah proses saksama
(due process) yang dilaksanakan FASB dalam menyusun pernyataan resmi:
1. Mengevaluasi masalah
2. Mengadakan riset dan analisis
3. Menyusun dan mendistribusi Memorandum Diskusi (Discussion Memorandum)
4. Mengadakan dengar pendapat umum (public hearing)
5. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan public atas Memorandum Diskusi
6. Menerbitkan draf awal standard ( Exposure Draft ) yang diusulkan
7. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan tentang ED
8. Memutuskan menerbitkan statemen atau tidak
9. Menerbitkan statemen yang bersangkutan.
Konsep informasi akuntansi
Nilai informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan
keyakinan pemakai dalam pengambilan keputusan. Simbol-simbol (elemen-elemen) yang
termuat dalam seperangkat statemen keuangan sebenarnya tidak mempunyai makna kalau
tiap elemen di interpretasi sebagai objek yang berdiri sendiri. Artinya, statemen keuangan
berisi rangkaian elemen-elemen baru dapat ditangkap maknanya kalau bentuk, isi dan
susunannya diartikan secara kontekstual dengan pedoman yang disepakati. Informasi
semantik ini harus ditangkap secara kontekstual melalui tiga komponen sebagai satu
kesatuan, yaitu elemen (objects), ukuran dalam unit moneter (size), dan hubungan
(relationship) antar elemen.
Rerangka konseptual
Dalam perekayasaan akuntansi, jawaban atas pertanyaan perekayasaan akan
menjadi konsep-konsep terpilih yang dituangkan dalam dokumen resmi yang disebut
rerangka konseptual. FASB mendefinisikan rerangka konseptual sebagai beberapa tujuan
dan hal mendasar yang saling berkaitan yang membentuk suatu sistem/rerangka terpadu
yang dapat menghasilkan standar akuntansi yang konsisten dan yang menetapkan sifat,
fungsi, dan keterbatasan pelaporan keuangan dan statemen keuangan. Tujuan dari
rerangka konseptual FASB adalah melayani kepentingan publik dengan menyediakan
struktur dan petunjuk pelaporan akuntansi dan keuangan dalam rangka memfasilitasi
penyediaan informasi keuangan secara objektif yang bermanfaat dalam membantu
bekerjanya pasar modal dan lainnya secara efisien dalam rangka alokasi sumber
ekonomik dalam perekonomian masyarakat.
Tanpa adanya rerangka konseptual sebagai “konstitusi” akan sangat sulit bagi
penyusun standar untuk mengevaluasi argumen bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih
baik dalam menggambarkan realitas ekonomi atau untuk menilai bahwa perlakuan
akuntansi tertentu lebih efektif dari pada perlakuan yang lain dalam rangka mencapai
tujuan sosial atau ekonomik.
Kam (1990) menguraikan manfaat rerangka konseptual sebagai berikut:
1. memberi pengarahan atau pedoman kepada badan yang bertanggung-jawab dalam
penyusunan atau penetapan standar akuntansi.
2. menjadi acuan dalam memecahkan masalah-masalah akuntansi yang di jumpai dalam
praktek yang perlakuannya belum diatur dalam standar atau pedoman spesifik.
3. menentukan batas-batas pertimbangan (bounds of judgment) dalam penyusunan
statemen keuangan.
4. meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan dan meningkatkan keyakinan
terhadap statemen keuangan.
5. meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antar perusahaan.
Fundasi (berupa konsep-konsep) dan penalaran-penalaran yang melekat pada rerangka
konseptual itulah yang sebenarnya membentuk teori akuntansi sebagai penalaran logis
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi standar dan praktek yang berjalan dan
mengembangkan (memperbaiki) standar dan praktek di masa datang.
Model
Rerangka konseptual yang dikembangkan oleh FSAB, memuat empat komponen konsep
penting yaitu:
1. Tujuan pelaporan keuangan
2. Kriteria kualitas informasi
3. Elemen-elemen statemen keuangan
4. Pengukuran dan pengakuan
Prinsip Akuntansi Berterima Umum
Rerangka konseptual yang berfungsi semacam konstitusi hanya memuat konsep-konsep
umum yang secara keseluruhan dapat dianggap sebagai konstitusi akuntansi suatu negara.
Pedoman dapat ditentukan secara resmi oleh badan yang berwenang dalam bentuk
standar akuntansi atau dapat juga pedoman-pedoman yang baik dan telah banyak
dipraktekkan dapat digunakan sebagai acuan bila hal tersebut tidak bertentangan dengan
rerangka konseptual atau didukung berlakunya secara autoritatif. Kedua pedoman
tersebut secara keseluruhan membentuk rerangka pedoman operasional yang disebut
generally accepted accounting pronciples/GAAP atau prinsip akuntansi berterima
umum/PABU. PABU akan menjadi kriteria untuk menentukan apakah statemen
keuangan telah menyajikan informasi keuangan dengan baik, benar, dan jujur yang secara
teknis disebut menyajikan secara wajar.
Kriteria kewajaran adalah PABU, bukan SAK karena:
Tidak semua ketentuan perlakuan akuntansi dapat atau telah dituangkan dalam bentuk
standar akuntansi.
Standar akuntansi secara eksplisit dijasikan kriteria dan dinyatakan dalam laporan
auditor, dikhawatirkan terjadi bahwa kewajaran hanyalah bersifat formal bukan
bersifat substantif.
Untuk mencapai kualitas informasi yang tinggi, ukuran kewajaran harus merupakan
suatu rerangka pedoman yang cukup komprehensif meliputi aspek teknis dan
konseptual.
Standar akuntansi keuangan hanya merupakan bagian dari kriteria yang luas yang disebut
dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Tiga Pengertian Penting
Sebenarnya terdapat tiga istilah penting atau konsep penting yang sangat berbeda
maknanya, yaitu:
1. Prinsip akuntansi adalah segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah,
prosedur, metoda dan teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoritis maupun
praktis yang berfungsi sebagai pengetahuan.
2. Standar akuntansi adalah konsep, prinsip, metode, teknik, dan lainnya yang sengaja
dipilih atas dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun standar (atau yang
berwenang) untuk diberlakukan dalam suatu lingkungan / negara dan dituangkan
dalam bentuk dokumen resmi guna mencapai tujuan pelaporan keuangan negara
tersebut.
3. PABU adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan
sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi (yuridis), teoritis, dan
praktis.
Sebagai rerangka pedoman, PABU menetapkan pedoman untuk memperlakukan suatu
objek yang harus dilaporkan menyangkut hal berikut ini:
1. Definisi, dalam hal ini PABU memberi batasan atau definisi berbagai elemen, pos,
atau objek statemen keuangan atau istilah yang digunakan dalam pelaporan keuangan
agar tidak terjadi kesalahan klasifikasi oleh penyusun dan kesalahan interpretasi oleh
pemakai.
2. Pengukuran / Penilaian, adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada
suatu objek yang terlihat dalam suatu transaksi keuangan.
3. Pengakuan, merupakan pencatatan suatu jumlah rupiah (cost) ke dalam sistem
akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi
dalam laporan keuangan.
4. Penyajian dan Pengungkapan, dalam hal ini penyajian menetapkan tentang cara – cara
melaporkan elemen atau pos dalam seperangkat statemen keuangan agar elemen atau
pos tersebut cukup informatif. Sedangkan pengungkapan berkaitan dengan cara
penjelasan hal-hal informatif yang dianggap penting dan bermanfaat bagi pemakai
selain apa yang dapat dinyatakan melalui statemen keuangan utama.
Autoritas rerangka konseptual
Secara teoritis, rerangka konseptual seharusnya merupakan fondasi rerangka pedoman
PABU. Walaupun demikian, karena rerangka konseptual disusun setelah banyak standar
akuntansi diterbitkan, beberapa versi PABU menempatkan rerangka konseptual pada
tingkat yang kurang autoratif. Tujuannya adalah agar akuntan publik tidak mengganti
standar yang tidak sesuai dengan rerangka konseptual.
Struktur Akuntansi
Bila proses perekayasaan telah selesai serta di aplikasi, rerangka pedoman PABU telah
ditentukan, dan secara operasional pelaporan keuangan telah berlangsung, maka
pengertian akuntansi dan teori akuntansi secara luas dapat dilukiskan dalam suatu
diagram yang disebut dengan struktur akuntansi.
BAB 5
Konsep Dasar
Konsep dasar merupakan abstraksi atau konseptualisasi karakteristik lingkungan tempat
atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Sumber konsep dasar berasal dari:
a. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
Terdapat dua konsep dasar yang diadopsi dari IASC yaitu basis akrual dan usaha
berkelanjut. Berdasarkan studi yang dilakukan Paul Grady mengidentifikasikan
sepuluh konsep dasar yang dianggap melandasi praktik bisnis dan akuntansi Amerika
yaitu struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi, entitas
bisnis spesifik, usaha berlanjut, penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun,
konsistensi antara perioda untuk entitas yang sama, keanekaragaman perlakuan
akuntansi di antara entitas independent, konservatisma, keterandalan data melalui
pengendalian internal, materialitas, ketepatwaktuan dalam pelaporan keuangan
memerlukan taksiran
b. Accounting Principle Board
APB mengidentifikasi tiga belas konsep dasar yang merupakan karakteristik
lingkungan diterapkannya akuntansi yaitu entitas akuntansi, usaha berkelanjut,
pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban, perioda-perioda waktu, pengukuran
dalam unit uang, harga pertukaran, angka pendekatan, pertimbangan, informasi
keuangan umum, statement keuangan berkaitan secara mendasar, substansi daripada
bentuk, materialitas.
c. Wolk, Taerney, dan Dodd
Wolk dan Tearney memberikan daftar empat konsep yang dianggap sebagai postulat
(yaitu usaha berlanjut, perioda waktu, entitas akuntansi, dan unit moneter), sebagai
prinsip berorientasi-masukan (yaitu recognition, matching, conservatism, disclosure,
materiality, dan objectivity), dan sebagai prinsip berorientasi-keluaran (yaitu
comparability, consistency, dan uniformity)
d. Anthony, Hwakins, dan Merchant
Ketiga penulis ini memberikan daftar sebelas konsep yang dijadikan dalam
membahas isi, bentuk, suusnan dan arti penting laporan keuangan. Konsep dasar
tersebut sebagai pelandas laporan neraca (yang terdiri dari konsep pengukuran dengan
unit uang, entitas, usaha berlanjut, kos, aspek ganda), dan sebagai pelandas laporan
laba rugi (yaitu terdiri dari konsep perioda akuntansi, konservatisma, realisasi,
penandingan, konsistensi, materialitas)
e. Paton dan Littleton
Seperangkat konsep dasar yang dikemukakan kedua penulis tersebut merupakan
konsep-konsep dasar yang dikenalkan sebelum sumber-sumber yang disebut
sebelumnya. Konsep yang dikemukan P&L adalah entitas bisnis atau kesatuan usaha,
kontinuitas kegiatan/usaha, penghargaan sepakatan, kos melekat, upaya dan
capaian/hasil, bukti terverifikasi dan objektif, dan asumsi.
Suatu konsep dasar acapkali merupakan turunan atau konsekuensi logis dari konsep dasar
yang lain sehingga terjadi perbedaan tentang banyaknya kon sep-konsep yang masuk
dalam seperangkat konsep dasar.
Kesatuan usaha
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan
usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya
terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan
kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
Batas kesatuan
Akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai kesatuan ekonomik daripada kesatuan
yuridis. Batas kesatuan ekonomik adalah kendali (control) oleh suatu manajemen. Oleh
karena itu, untuk menentukan kesatuan usaha sebagai pusat pertanggungjawaban
keuangan, pertimbangan akuntansi adalah apakah secara ekonomik satu kegiatan usaha
atau lebih dapat dianggap berdiri sendiri sebagai satu kesatuan.
Pengertian ekuitas
Dengan sudut pandang kesatuan usaha, secara konseptual ekuitas atau modal merupakan
utang atau kewajiban perusahaan kepada pemilik. Hal ini tidak sesuai dengan
pendefinisian secara struktural bahwa ekuitas adalah hak residual pemilik terhadap aset
bersih sebagaimana didefinisi dalam rerangka konseptual FASB.
Pengertian pendapatan
Dengan konsep kesatuan usaha, semua sumber ekonomik yang dimiliki atau dikuasai
oleh perusahaan merupakan aset perusahaan bukan aset pemilik. Kalau ada aliran aset
masuk (misalnya kas) yang terjadi karena perusahaan menjual barang atau menyerahkan
jasa maka aset perusahaan akan bertambah. Kas masuk itulah yang disebut pendapatan.
Tambahan aset ini pada akhirnya nanti akan dikembalikan kepada pemilik kalau
perusahaan tidak diteruskan atau dilikuidasi. Ini berarti bahwa pada saat kas masuk
sebagia pendapatan, perusahaan sebenarnya mempunyai hutang kepada pemilik yang
pada saatnya nanti harus dikembalikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pendapatan menambah ekuitas (utang kesatuan usaha kepada pemilik). Dengan demikian
definisi pendapatan menurut FASB sama dengan konsep kesatuan usaha.
Pengertian biaya
Penyerahan produk dalam rangka menciptakan pendapatan, menyebabkan aset (sediaan
barang) berkurang. Berkurangnya aset (sebesar kos barang terjual) inilah yang disebut
biaya. Seandainya semua asset (setelah dikurangi utang) harus dikembalikan kepada
pemilik, jumlah rupiah yang kembali kepada pemilik akan berkurang sebesar biaya
tersebut. Pada saat terjadi utang kepada pemilik berkurang dan pemilik harus
menanggung biaya tersebut karena kesatuan usaha dapat dikatakan bertindak untuk
kepentingan pemilik. Dapat dikatakan bahwa biaya mengurangi ekuitas. Dengan kata
lain, pendapatan, biaya, untung, dan rugi merupakan penyebab perubahan ekuitas. Jadi
definisi biaya oleh FASB sama dengan konsep kesatuan usaha.
Sistem berpasangan
Hubungan bisnis antara manajemen dan pemilik mengakibatkan manajemen harus selalu
mempertanggungjawabkan aset yang dikelolanya dan sumber aset tersebut. Ini berarti
bahwa pengaruh transaksi terhadap hubungan bisnis dan posisi keuangan (termasuk
utang-piutang dengan pemilik serta pihak lainnya) harus selalu ditunjukkan. Untuk
melaksanakan hal ini dengan mudah dan nyaman, digunakan sistem berpasangan
Persamaan akuntansi
Pelaporan keuangan harus menunjukkan hubungan antar manajemn dengan penyedia
dana (investor dan kreditur). Pertanggungjawaban manajemen kepada penyedia dana
menuntut agar aset yang dipercayakan kepada manajemen selalu ditunjukkan sumber atau
asalnya. Hubungan fungsional inilah yang disebut persamaan akuntansi. Persamaan
akuntansi merupakan cara merepresentasi sistem berpasangan. Persamaan akuntansi
dinyatakan sebagai berikut :
A = K + E + P – B + I – D
A = Aset
K = Kewajiban
E = Ekuitas
P = Pendapatan
B = Biaya
I = Investasi kepada pemilik
D = Distribusi ke pemilik
Artikulasi
Dengan artikulasi akan selalu dapat ditunjukkan bahwa laba dalam statement laba-rugi
akan sama dengan laba dalam statement perubahan ekuitas dan jumlah rupiah ekuitas
akhir dalam statemnet perubahan perubahan ekuitas akan sam dengan jumlah rupiah
ekuitas dalam neraca. Dengan demikian posisi keuangan awal digabung dengan
perubahan akan menghasilkan posisi keuangan akhir. Bila dikaitkan dengan fokus
pengukuran, pendefinisian pendapatan dan biaya (dengan sendirinya laba) sebagai
perubahan aset atau kewajiban sering disebut dengan pendekatan aset-kewajiban
sedangkan pendefinisian, pengakuan, dan pengukuran pendapatan dan biaya (dengan
sendirinya laba) sehingga perubahan aset dan kewajiban dianggap sebagai akibat atau
produk samping pengukuran pendapatan dan biaya disebut dengan pendekatan
pendapatan-biaya.
Kontinuitas usaha
Konsep kontinuitas usaha menyatakan bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala,
atau rencana pasti dimasa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi
maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus
sampai waktu yang tidak terbatas.
Arti penting laporan periodik
Pelaporan keuangan lebih berkepentingan dengan daya melaba (earning power)
perusahaan. Untuk suatu perioda, tingkat mendapatkan laba dengan tingkat sumber
ekonomik tertentu disebut dengan tingkat imbalan investasi. Tingkat imbalan tersebut
dapat diukur secara periodik.
Kedudukan laporan laba-rugi
Penggalan pendapatan dan biaya untuk suatu perioda dituangkan dalam laporan laba-rugi
periodic sehingga laporan laba-rugi dipandang sebagai laporan yang paling penting dalam
pelaporan keuangan karena tingkat laba dalam rangka menilai kemampuan mendapatkan
laba.
Fungsi neraca dan penilaian elemennya
Dengan konsep kontinuitas usaha tujuan pelaporan pos neraca adalah untuk menunjukkan
sisa potensi-potensi jasa atau sumber-sumber ekonomik yang belum dikonsumsi (menjadi
biaya) dalam tahun yang berakhir pada tanggal neraca. Dengan kata lain, neraca
berfungsi untuk menunjukkan potensi jasa yang masih dimiliki/dikuasai kesatuan usaha
untuk menghasilkan pendapatan dalam perioda-perioda berikutnya. Oleh karena itu
proses penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada tiap pos neraca bukanlah
merupakan proses penilaian harga jual tetapi merupakan pengukuran sisa potensi jasa
yang direpresentasi oleh kos yang melekat padanya sehingga akuntansi menilai pos-pos
neraca pada umumnya berdasarkan kos historis.
Keterbatasan informasi akuntansi
Informasi akuntansi hanya merupakan sebagian dari informasi yang mungkin dibutuhkan
untuk pengambilan keputusan oleh pihak eksternal dan manajemen.
Kos melekat
Konsep ini menyatakan bahwa kos melekat pada obyek yang direpresentasinya sehingga
kos bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali
mengikuti objek yang dilekatinya. Dasar pikiran konsep ini adalah tujuan
pengelompokan, pemecahan, dan penggabungan kosa adlah untuk mengikuti aliran upaya
(effort) dalam menyediakan produk atau jasa. Kos melekat dilandasi oleh konsep kos
yang disebut kos terkandung yaitu kos yang benar-benar terkandung dalam suatu objek
atau produk sebagai pasangan kos penggantian yaitu kos seandainya objek tersebut tidak
ada dan harus diadakan sehingga maknanya sama dengan kos kesempatan.
Saat pengakuan nilai tambah
Konsep dasar kos melekat diperlukan karena dalam mengikuti aliran fisis tersebut harus
ada anggapan bahwa tiap kos mempunyai daya saling mengikat bila digabungkan dengan
kos lain secara tepat. Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting terhadap saat
pengakuan tambahan manfaat produk fisis yang dihasilkan. Kalau kos produk harus
menunjukkan nilai, maka ke dalam kos produk tersebut harus dimasukkan jumlah rupiah
nilai yang merupakan tambahan manfaat yang melekat pada produk sebagai akibat proses
produksi itu.
Bukti terverifikasi dan objektif
Setiap transaksi keuangan harus didukung oleh bukti transaksi yang kuat dan sah. Bukti
transaksi dapat timbul karena adanya transaksi pertukaran antara kesatuan usaha dengan
pihak luar (pihak independen) atau karena diciptakan oleh pihak internal perusahaan atas
dasar kebijakan.
Laba akuntansi versus ekonomik
Karena perbedaan konsep dasar, pengertian dan tujuan, laba akuntansi dapat berebda
maknanya dengan laba ekonomik atau laba material yang sering digunakan dalam
ekonomika atau perpajakan.
Kos aktual
Dalam membandingkan upaya dengan hasil, akuntansi hanyalah menandingkan upaya
yang benar-benar telah dilakukan oleh suatu kesatuan usaha sehingga laba yang diperoleh
adalah selisih biaya dan pendapatan yang diukur dengan kos yang sesungguhnya terjadi.
Artinya kos tersebut timbul karena transaksi, kejadian, atau upaya yang nyata-nyata
dilakukan. Untuk mengakui kos harus ada transaksi masa lalu. Dengan kata lain, biaya
sesungguhnya adalah biaya yang terjadi akibat suatu kegiatan yang nyata sehingga kos
hipotesis atau asumsian tidak diakui.
Asas akrual atau himpun
Karena akuntansi mendasarkan diri pada konsep upaya dan hasil dalam menentukan
besarnya laba, akuntansi tidak membatasi pegertian biaya atau pendapatan pada biaya
yang telah dibayar atau pendapatan yang telah diterima. Akibat suatu transaksi tertentu
yang telah terjadi berjalannya waktu sudah dapat menjadi dasar untuk mengakui biaya
atau pendapatan. Asas akrual dalah asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang
menyatakan bahwa pendapatan diakui pada saat hak kesatuan usaha timbul lantaran
penyerahan barang atau jasa ke pihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul
lantaran penggunaan sumber ekonomik yang melekat pada barang dan jasa yang
diserahkan tersebut.
Pengertian depresiasi
Penentuan besarnya depresiasi tidak bergantung pada besarnya laba perusahaan walaupun
besarnya biaya depresiasi akan mempengaruhi besarnya laba periodik. Dengan kata lain,
besarnya laba perusahaan tidak boleh mempengaruhi besarnya depresiasi oleh karena
laba merupakan hasil akhir akibat penyerahan barang yang di dalamnya melekat berbagai
macam jasa termasuk jasa aset tetap. Laba ditentukan dengan mengurangkan semua biaya
termasuk depresiasi terhadap jumlah rupiah pendapatan.
Substansi daripada bentuk
Konsep ini menyatakan bahwa dalam menetapkan suatu konsep di tingkat perekayasaan
atau dalam menetapkan standar di tingkat penyusun standar, akuntansi akan menekankan
makna atau substansi ekonomik suatu objek atau kejadian daripada makna yuridisnya
meskipun makna yuridis mungkin menghendaki atau menyarankan perlakuan akuntansi
yang berbeda.
Konservatisma
Konservatisma adalah sikap atau aliran dalam menghadapi ketidakpastian untuk
mengambil tindakan atau keputusan atas dasar outcome yang terjelek dari ketidakpastian
tersebut. Kalau akuntansi menganut konsep dasar konservatisma, dalam menyikapi
ketidakpastian, akuntansi akan menentukan pilihan perlakuan atau prinsip akuntansi yang
didasarkan pada munculan yang dianggap kurang menguntungkan.
Pengendalian internal menjamin keterandalan data
Konsep ini menyatakan bahwa sistem pengendalian internal yang memadai merupakan
sarana untuk mendapatkan keterandalan informasi yang tinggi. Objektivitas dalam
akuntansi bukan merupakan objektivitas mutlak dan akuntansi mengakui adanya taksiran-
taksiran sehingga keterandalan data hanya dapat dijamin kalau kesatuan usaha
mempunyai sistem pengendalian internal yang memadai.
Manfaat konsep dasar
Konsep dasar lebih banyak manfaatnya bagi penyusun standar dalam berargumen untuk
menentukan konsep, prinsip, metoda atau teknik yang akan dijadikan standar. P&L
menegaskan bahwa penyusunan standar harus dilandasi oleh pemikiran atau penalaran
yang jelas dan jernih. Gagasan tersebut sejalan dengan yang dikatakan Kam (1990) yang
menyatakan bahwa praktik yang sehat harus dilandasi oleh teori yang sehat pula.
Recommended