93
MK Batalkan Aturan Sekolah Bertaraf Internasional………8 Kurikulum 2013 Berlaku Penuh 2014………19 Standar Kelulusan Ujian Nasional 5.5…………33 Sejak Lama, Ujian Nasional Sudah Gagal…………73 173 Daerah Belum Tuntaskan Wajar………86 Kebijakan Pendidikan Periode : Januari - April 2013 Data Center Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa Jl. Raya Parung Bogor KM 42, Ds. Jampang, Kec. Kemang, Kab. Bogor 16310, Jawa Barat Telp. 0251-8612044 Fax. 0251-8615016

Kumpulan Berita

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kumpulan Berita

MK Batalkan Aturan Sekolah Bertaraf Internasional………8

Kurikulum 2013 Berlaku Penuh 2014………19

Standar Kelulusan Ujian Nasional 5.5…………33

Sejak Lama, Ujian Nasional Sudah Gagal…………73

173 Daerah Belum Tuntaskan Wajar………86

Kebijakan Pendidikan

Periode :

Januari - April 2013

Data Center

Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa

Jl. Raya Parung Bogor KM 42,

Ds. Jampang, Kec. Kemang,

Kab. Bogor 16310, Jawa Barat

Telp. 0251-8612044

Fax. 0251-8615016

Page 2: Kumpulan Berita

NO JUDUL ARTIKEL PENULIS SUMBER HARI TANGGAL1 Bahasa Daerah Tetap Ada Dalam Kurikulum 2013 Heppy Ratna Antara Kamis 03/01/13

2 ICW : Korupsi Pendidikan Rugikan Negara Rp 138,9 M Riana Afifah Kompas Jumat 04/01/13

3 Wamendikbud Akan Gugurkan Sekolah Bocorkan Soal UN Ruslan Burhani Antara Minggu 06/01/13

4 3 Skenario Amankan Kurikulum Baru Sampai 2015 Riana Afifah Kompas Senin 07/01/13

5 30 Persen SD Dipilih Berdasarkan Kriteria Ini Riana Afifah Kompas Senin 07/01/13

6 Siswa SMA Dikelompokkan Sesuai Minat, Bukan Jurusan Luki Aulia Kompas Senin 07/01/13

7 Tahun Pertama, Kurikulum Baru di 30 Persen SD Riana Afifah Kompas Senin 07/01/13

8 MK Batalkan Aturan Sekolah Bertaraf Internasional Maryati Antara Selasa 08/01/13

9 RSBI Dihapus, Tak Ada Alasan Kualitas Pendidikan Turun Dedi Muhtadi Kompas Sabtu 12/01/13

10Mahfud MD : MK Tak Pernah Sebut RSBI Dihentikan

MendadakSabrina Asril Kompas Minggu 13/01/13

11 Mendikbud Larang Tes Calistung di Ujian Masuk SD Maryati Antara Minggu 13/01/13

12 Uji Publik Kurikulum 2013 Terkesan Dipaksakan Riana Afifah Kompas Minggu 13/01/13

13 Dinas Pendidikan DKI Siapkan Rp804 Miliar Untuk KJP Suryanto Antara Senin 14/01/13

14 Rp 300 M Dana Pendamping BOS SMA/SMK A-208/A-26 Pikiran Rakyat Senin 14/01/13

15 April, Buku Pelajaran Baru Digandakan Riana Afifah Kompas Selasa 15/01/13

16 Pemerintah Sediakan Buku dan CD Pelajaran Ester Lince Napitupulu Kompas Selasa 15/01/13

17 Sains Diajarkan Mulai Kelas IV Sekolah Dasar Ester Lince Napitupulu Kompas Rabu 16/01/13

1820 Ribu Sekolah Terima Peranti Lunak Tata Cara Laporan

BOSA-199/A-88 Pikiran Rakyat Jumat 18/01/13

19 Kurikulum 2013 Berlaku Penuh 2014 Suryanto Antara Sabtu 19/01/13

20 Sekolah Rumah Masih Terkendala Ester Lince Napitupulu Kompas Sabtu 19/01/13

21 1.651 Sekolah Belum Isi PDSS Sonya Helen Sinombor Kompas Minggu 20/01/13

22 Kemdikbud Siapkan Surat Edaran Transisi RSBI Tasrief Tarmizi Antara Senin 21/01/13

23 Sekolah Umum Diminta Terapkan Kurikulum RSBI Ella Syafputri Antara Selasa 22/01/13

24 Pengadaan Barang Jadi Sasaran Korupsi Pendidikan Ester Lince Napitupulu Kompas Kamis 24/01/13

25 Dua Miliar untuk Kurikulum 2013 Benny N Joewono Kompas Jumat 25/01/13

26 Pemerintah Siapkan Payung Hukum Eks RSBI K32-60 Suara Merdeka Jumat 25/01/13

27 Tidak Semua SD Melaksanakan Kurikulum 2013 Ratih Keswara Sindo Jumat 25/01/13

28 RSBI Hilang, Muncul Sekolah Cerdas Istimewa Heri Purwata Republika Sabtu 26/01/13

29 Mulai Juli, Jam Mata Pelajaran Agama Ditambah Fenny Melisa Republika Senin 28/01/13

30Anggaran Kurikulum 2013 Bengkak, Potensi Penyimpangan

Tinggi?Taufik Rachman Republika Selasa 29/01/13

31 Biaya Sekolah Eks RSBI Ditanggung Daerah Neneng Zubaidah Sindo Jumat 01/02/13

32 Ikut SNMPTN, Sekolah Wajib Daftar PDSS Fenny Melisa Republika Jumat 01/02/13

33 Standar Kelulusan Ujian Nasional 5,5 Taufik Rachman Republika Jumat 01/02/13

34 Sekolah Dilarang Jual LKS Taufik Rachman Republika Sabtu 02/02/13

35Disiapkan Soal Khusus UN untuk Anak Berkebutuhan

KhususTaufik Rachman Republika Kamis 07/02/13

36 Lembar Jawaban UN Diberi 'Barcode' Riana Afifah Kompas Jumat 08/02/12

37 Masa Jabatan Kepala Sekolah Dibatasi Neneng Zubaidah Sindo Jumat 08/02/12

38 SD eks RSBI Prioritas Kurikulum Baru Neneng Zubaidah Sindo Jumat 08/02/12

39 Indonesia Kembangkan Buku Digital Interaktif Ester Lince Napitupulu Kompas Senin 11/02/12

40 Kurikulum 2013 Mulai Diterapkan di Lebih 100.000 Sekolah Riana Afifah Kompas Selasa 12/02/13

41 Cara Supaya Tak Ada Kecurangan Ujian Nasional Satwika Movementi Tempo Rabu 13/02/13

42 Kemendikbud Akan Berlakukan Kurikulum 2013 Ruslan Burhani Antara Rabu 13/02/13

43 Ditanggung Pemerintah, Buku Pelajaran Bakal Gratis Riana Afifah Kompas Kamis 14/02/13

44 Ditemukan, 8 Kejanggalan pada Kurikulum 2013 Riana Afifah Kompas Jumat 15/02/13

45 Kurikulum 2013 Hanya di SD Akreditasi A dan B Luki Aulia, Ester LN, Sri Rejeki Kompas Rabu 20/02/13

46 Selain 'Master Teacher', Kini Ada Sekolah Pembina Riana Afifah Kompas Rabu 20/02/13

47 Penerapan Kurikulum 2013 untuk SLB Ditangguhkan A-208/A-88 Pikiran Rakyat Jumat 22/02/13

48 UN dan UNPP 2013 Digelar Bersama K3-60 Suara Merdeka Sabtu 23/02/13

49 Buku untuk 3 Mata Pelajaran SMA Dirombak Total Riana Afifah Kompas Senin 25/02/13

50 Mata Pelajaran Seni Budaya Ditambah 2 Jam Riana Afifah Kompas Rabu 27/02/13

51 Wajib, Pendidikan Kewirausahaan di SMA Ester Lince Napitupulu Kompas Rabu 27/02/13

Periode : Januari - April 2013

Sumber : Republika, Kompas, Suara Merdeka, Antara, Tempo, Sindo, Pikiran Rakyat

DAFTAR ISI : ARTIKEL KEBIJAKAN PENDIDIKAN

Data Center - Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa, April 2013

Page 3: Kumpulan Berita

NO JUDUL ARTIKEL PENULIS SUMBER HARI TANGGAL

52 Mendikbud : UN SD 2013 Tetap Berlangsung Tasrief Tarmizi Antara Minggu 03/03/13

53 Kemendikbud Siapkan Formulasi Baru Distribusi BOSDA Yulianingsih Republika Senin 04/03/12

54Kemenkeu Blokir Anggaran, Penerima Beasiswa Terancam

DOSlamet Riadi Sindo Kamis 07/03/12

55 Format TRIMS Diharapkan Buat Sekolah Lebih Transparan Ratih Keswara Sindo Jumat 08/03/13

56 Ini Perubahan Baru Dalam UN Ratih Keswara Sindo Senin 11/03/13

57 Kemendikbud Tolak Buka Kunci Jawaban UN ke Publik Riana Afifah Kompas Selasa 19/03/13

58 Ratusan Siswa Terancam Tidak Bisa Ikut UN Benny N Joewono Kompas Selasa 19/03/13

59 Kemendikbud Kucurkan Rp 2,7 Triliun Untuk BOPTN 2013 Zita Meirina Antara Jumat 22/03/13

60 KPK Diminta Awasi Kurikulum Luki Aulia, Ester Lince N Kompas Jumat 22/03/13

61 Pendidikan Untuk Semua Tetap Perlu Peran Negara Ester Lince Napitupulu Kompas Rabu 27/03/13

62 Hindari Hal Tak Pantas, Buku Ajar SD Dibuat Kemendikbud Riana Afifah Kompas Sabtu 30/03/13

63Presiden Setujui Kurikulum Baru Mulai Berlaku 15 Juli

MendatangA-156/A-89 Pikiran Rakyat Selasa

02/04/13

64 Buku Kurikulum 2013 Disempurnakan Berulang Kali Riana Afifah Kompas Rabu 03/04/13

65 Anggaran Kurikulum 2013 Masih Bermasalah Riana Afifah Kompas Kamis 04/04/13

66 Naskah Soal UN Braille Tidak 20 Variasi Riana Afifah Kompas Jumat 05/04/13

67 Dipangkas, Jumlah Sekolah Sasaran Kurikulum Baru Riana Afifah Kompas Jumat 12/04/13

68 Disdik DKI Fasilitasi Siswa Disabilitas Laksanakan UN Kurnia Sari Aziza Kompas Jumat 12/04/13

69 Jadwal UN di 11 Provinsi Digeser Juwita Antara Minggu 14/04/13

70 Setiap Kelas Mendapatkan Satu Soal Cadangan UN Riana Afifah Kompas Minggu 14/04/13

71 Sekolah Kekurangan Naskah Soal UN Ester Lince Napitupulu Kompas Senin 15/04/13

72 Ujian Nasional Hari Pertama Mengecewakan Viola Oyong Kompas Senin 15/04/13

73 Sejak Lama, Ujian Nasional Sudah Gagal Sandro Gatra Kompas Selasa 16/04/13

74 Kualitas Kertas Menurun, Pemindaian Eror 25 Persen Benny N Joewono Kompas Rabu 17/04/13

75 UN "Gelombang Kedua" Tetap Kacau Ester Lince Napitupulu Kompas Kamis 18/04/13

76 Proses Tender di Balik Amburadulnya UN 2013 Riana Afifah Kompas Kamis 18/04/13

77 30 Persen Naskah UN di-Foto Copy Yohanes Andrianus Antara Jumat 19/04/13

78 Pencairan Anggaran UN Sempat Terhambat Satya Graha Antara Jumat 19/04/13

79 Siswa Boleh Kerjakan UN di Soal yang Difotokopi Riana Afifah Kompas Jumat 19/04/13

80 UN Tetap Jadi Syarat SNMPTN Riana Afifah Kompas Selasa 23/04/13

81Coba Evaluasi Dulu Manfaat UN untuk Pendidikan

IndonesiaRiana Afifah Kompas Rabu 24/04/13

82 KPK Janji Serius Usut Anggaran Ujian Nasional Nasrullah Nara Kompas Rabu 24/04/13

83 Inilah Kesimpulan Raker Komisi X-Mendikbud Soal UN Luki Aulia Kompas Sabtu 27/04/13

84 BSNP : UN SMA Sah Desi Purnamawati Antara Senin 29/04/13

85 Naskah Ujian Nasional SD Hanya Satu Jenis Kurnia Sari Aziza Kompas Senin 29/04/13

86 173 Daerah Belum Tuntaskan Wajar K32-60 Suara Merdeka Selasa 30/04/13

Sumber : Republika, Kompas, Suara Merdeka, Antara, Tempo, Sindo, Pikiran Rakyat

DAFTAR ISI : ARTIKEL KEBIJAKAN PENDIDIKANPeriode : Januari - April 2013

Data Center - Divisi Pendidikan Dompet Dhuafa, April 2013

Page 4: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013

Bahasa Daerah Tetap Ada Dalam Kurikulum 2013

Sumber : Antara, 3 Januari 2013

Penulis : Heppy Ratna

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh mengatakan mata pelajaran bahasa daerah tetap ada dalam kurikulum 2013.

"Bahasa daerah tetap ada yakni di kolom kurikulum seni budaya dan prakarya," ujar Mendikbud di Jakarta, Kamis.

Menurut Mendikbud, bahasa daerah dan kelompok muatan lokal lainnya tetap terbuka untuk dimasukkan ke kurikulum. "Seni budaya diberi empat jam. Jadi bisa memasukkan bahasa daerah," tambah dia.

Mata pelajaran bahasa daerah, lanjut Nuh, tetap sejajar dengan mata pelajaran yang lain. Kemdikbud akan menyampaikan hal ini ke publik setelah uji publik terumuskan.

"Sekarang banyak yang protes, karena mereka belum jelas mengenai kurikulum baru ini. Kemdikbud akan menyampaikannya ke publik."

Sebelumnya, sejumlah guru menolak rancangan kurikulum 2013 karena meniadakan mata pelajaran mutan lokal bahasa daerah. Bahkan, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menyatakan akan mengirim surat kepada Mendikbud mengenai hal tersebut.

1

Page 5: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 ICW: Korupsi Pendidikan Rugikan Negara Rp 138,9 M

Sumber : Kompas, 4 Januari 2013

Penulis : Riana Afifah

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat ada 40 kasus korupsi di

bidang pendidikan dengan lima modus yang telah mengakibatkan kerugian negara hingga Rp 138,9

miliar sepanjang tahun 2012. Dari 40 kasus ini, setengahnya terjadi di tingkat Dinas Pendidikan

daerah.

Peneliti ICW, Siti Juliantari Rachman, mengatakan bahwa modus yang kerap terjadi dalam korupsi

bidang pendidikan ini berupa laporan kegiatan/proyek/dinas fiktif, mark up anggaran, pungutan liar,

penggelapan dana, dan penyelewengan anggaran. Namun, total kerugian terbesar disebabkan oleh

modus mark up anggaran.

"Transparansi yang masih belum berjalan baik di berbagai tingkat institusi pendidikan ini juga jadi

alasan kenapa mark up anggaran ini masih sering terjadi," kata Tari di Indonesia Education Outlook

2013 di Kantor ICW, Kalibata, Jakarta, Rabu (2/1/2013).

Selanjutnya, berbagai kasus korupsi ini diketahui terjadi nyaris pada semua institusi pendidikan, yaitu

dari Dinas Pendidikan, DPRD, Kanwil Kemenag, perguruan tinggi, hingga sekolah. Untuk sekolah,

tindak korupsi umumnya dilakukan oleh kepala sekolah terkait dengan aliran dana Biaya Operasional

Sekolah (BOS) siswa yang diselewengkan.

"Ini membuktikan kalau korupsi pendidikan ini terjadi dari tingkat paling kecil hingga yang paling

atas," ujar Tari.

Ia mengungkapkan bahwa pihaknya pernah meminta informasi terkait dana BOS dan BOP tahun

2007, 2008, dan 2009 di lima SMP di Jakarta yang diajukan pada 2010 silam karena diduga ada

penyelewengan. Namun, hingga saat ini, tak satu pun sekolah tersebut yang memberikan informasi

tersebut. Akhirnya, kasus ini masih ditangani oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sampai

sekarang.

2

Page 6: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Wamendikbud Akan Gugurkan Sekolah Bocorkan Soal UN

Sumber : Antara, 6 Januari 2013

Penulis : Ruslan Burhani

Banda Aceh (ANTARA News) - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim menyatakan akan menggugurkan sekolah yang membocorkan soal Ujian Nasional 2013 kepada siswa.

"Kami akan menggugurkan sekolah yang terbukti membocorkan soal UN saat pelaksanaan ujian nasional berlangsung," katanya di Banda Aceh, Sabtu.

Musliar menjelaskan meski soal UN tersebut sulit untuk bocor dan beredar kepada siswa, namun pihaknya tetap memberikan peringatan keras kepada seluruh sekolah di seluruh Indonesia agar tidak melakukan kecurangan saat ujian tersebut diselenggarakan.

Ia mengatakan untuk antisipasi kebocoran soal tersebut pihaknya membuat 20 soal yang berbeda-beda dalam setiap ruangan ujian nasional tersebut.

"Artinya, soal yang akan dibuat pada UN kali ini ada 20 model dan soal ini akan berbeda yang diterima oleh satu siswa dengan siswa lainnya yang ada dalam satu ruangan," katanya.

Ia meyakini dengan perbedaan soal tersebut akan mampu menghasilkan lulusan yang lebih baik dan memperkecil kecurangan terhadap ujian yang berlangsung secara nasional itu.

"Dalam pelaksanaanya, UN juga akan dipantau secara ketat sebagai upaya antisipasi dari kecurangan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu," katanya.

Ia mengatakan dengan pembuatan soal yang berbeda-beda tersebut, juga dapat meminimalisir kegiatan kerja sama antara perserta ujian yang diselenggarakan secara serentak itu.

"Kami yakin peserta UN tidak bisa berkompromi dengan peserta lainnya karena soal yang dimilikinya tidak sama," demikian Musliar.

3

Page 7: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 3 Skenario Amankan Kurikulum Baru Sampai 2015

Sumber : Kompas, 7 Januari 2013

Penulis : Riana Afifah

JAMBI, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, menjamin bahwa

kurikulum baru ini akan selesai pada tahun 2015 dan tidak akan terganggu meski ada pergantian

menteri pada kabinet 2014 mendatang. Pasalnya, ada tiga skenario yang membuat kurikulum ini

tidak akan diubah hingga 2015 nanti.

"Kurikulum ini akan diamankan dengan tiga skenario sehingga harus dijalankan sampai selesai," kata

Nuh saat dijumpai di Jambi, Senin (7/1/2013).

Skenario pertama yang dilakukan adalah melalui pendekatan birokrasi. Kurikulum baru ini akan

dilindungi oleh payung hukum berupa Peraturan Pemerintah (PP) bukan sekadar Peraturan Menteri

(Permen) sehingga tidak bisa sewaktu-waktu diganti hanya karena alasan ganti menteri.

"Jadi payung hukumnya ini nanti berupa PP. Kalau Permen, nanti ganti menteri bisa ikut ganti juga,"

jelas Nuh.

Skenario kedua yang sudah dilakukan adalah konsep pelaksanaan bertahap yang diawali oleh kelas I,

IV, VII dan X pada tahun pertama pelaksanaan. Dengan pola seperti ini, kurikulum ini tidak bisa

diputus begitu saja di tengah jalan karena akan menimbulkan kebingungan pada peserta didik.

"Ini sudah ngunci. Contoh begitu masuk kelas I dan IV, tahun depan dia naik kelas II dan V harus

sudah ada kan kurikulum yang sama. Jadi harus dipersiapkan untuk menyesuaikan dan tidak bisa

terputus," ungkap Nuh.

Skenario ketiga adalah masyarakat yang mengamankan keberadaan kurikulum ini agar tidak lagi

diubah sebelum rampung diimplementasikan pada tiap kelas di tiap jenjang pendidikan. Hal ini pula

yang menjadi salah satu faktor penyebab Kemendikbud menggelar uji publik beberapa waktu lalu.

"Ini kenapa kita uji publik? Karena dari partisipasi publik selama ini akan muncul self-belonging. Insya

Allah kurikulum ini tetap jalan," tandasnya.

4

Page 8: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 30 Persen SD Dipilih Berdasarkan Kriteria Ini

Sumber : Kompas, 7 Januari 2013

Penulis : Riana Afifah

JAMBI, KOMPAS.com - Penerapan kurikulum baru pada tingkat Sekolah Dasar (SD) untuk tahap pertama hanya menyasar kepada 30 persen sekolah yang ada di seluruh Indonesia tanpa terbatas pada wilayah, jenis sekolah dan akreditasinya. Sementara pada 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menargetkan 100 persen SD sudah menerapkan kurikulum baru ini.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa sisa 70 persen SD akan dirampungkan pada tahun 2014. Dengan demikian, tidak semua siswa kelas I dan IV bisa langsung merasakan kurikulum baru ini. Bahkan bagi siswa yang sekolahnya tidak masuk dalam kuota tahap awal maka baru akan menggunakan kurikulum baru pada kelas II dan V.

"Sekolah sisanya itu berarti yang sekarang kelas I baru dapat kurikulum baru saat kelas II pada 2014 nanti. Tapi tidak apa," kata Nuh saat dijumpai seusai menghadiri HUT Ke-56 Provinsi Jambi di Gedung DPRD Jambi, Senin (7/1/2013).

"Kami realistis saja. Lebih baik seperti itu daripada tidak sama sekali atau malah dipaksakan," imbuh Nuh. Kriteria pemilihan 30 persen SD yang dijadikan sasaran implementasi tahap awal kurikulum baru pun didasarkan pada tiga hal yaitu wilayah kabupaten/kota, jenis sekolah dan akreditasinya. Masing-masing akan dibagi sesuai proporsi yang sudah disiapkan oleh pihak kementerian.

"Jadi dilihat dalam satu kabupaten/kota ada berapa jumlah SD, itu diambil 30 persennya. Nanti dibagi lagi negeri atau swastanya berapa. Kemudian dilihat lagi akreditasinya apa," jelas Nuh.

Hal ini dilakukan agar penerapan kurikulum baru ini merata di semua wilayah kabupaten/kota dan tidak ada tebang pilih antara sekolah negeri atau swasta dengan akreditasi apapun. Pasalnya, penerapan kurikulum seperti ini sudah semestinya diperuntukkan bagi semua sekolah tanpa pandang bulu.

"Dengan dibagi ini, jadi tersebar. Tidak hanya yang di kota saja yang dapat. Kemudian tidak hanya negeri saja atau akreditasi tertentu saja yang dapat. Representatif pokoknya," ungkap Nuh.

"Akses penerapan kurikulum baru ini harus semuanya. Tapi untuk SD cara ini paling sesuai karena beberapa hal yang masih terbatas. Kami realistis saja," tandasnya.

5

Page 9: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Siswa SMA Dikelompokkan Sesuai Minat, Bukan Jurusan

Sumber : Kompas, 7 Januari 2013

Penulis : Luki Aulia

JAMBI, KOMPAS.com - Keputusan pelaksanaan Kurikulum 2013 sudah final. Pada tahun pertama,

kurikulum baru hanya diberlakukan di 30 persen sekolah dasar/MI kelas I dan IV di setiap

kabupaten/kota di semua provinsi.

”Adapun untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK akan diberlakukan di kelas VII dan X di semua sekolah

tanpa kecuali,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Minggu (6/1) malam, di

Jambi.

”Pertimbangannya 30 persen saja agar proporsional dan tidak menumpuk di perkotaan. Kita juga

realistis karena jumlah SD/ MI sekitar 170.000,” ujar Nuh.

Tim penyusun kurikulum internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta para narasumber

juga memutuskan penyampaian materi pembelajaran tetap sesuai dengan rencana awal, yakni

dengan tematik integratif. Khusus mata pelajaran sains, belum diputuskan apakah akan mulai

diberikan di kelas IV, V, dan VI atau kelas V dan VI saja. Keputusan finalnya akan diserahkan kepada

Komite Pendidikan yang dipimpin wakil presiden.

Peraturan pemerintah

Untuk mengantisipasi agar kurikulum tidak berganti setiap kali berganti menteri, pemerintah

memiliki tiga skenario. Skenario pertama, kurikulum akan ”diamankan” dengan payung hukum

peraturan pemerintah.

”Biasanya kurikulum diatur dengan peraturan menteri sehingga ada istilah ganti menteri ganti

kurikulum. Dengan PP, diharapkan (kurikulum) tidak serta-merta bisa diubah,” kata Nuh.

Skenario kedua, lanjut Nuh, kurikulum diamankan melalui pelaksanaan yang bertahap dimulai dari

kelas I, IV, VII, dan X. Lalu tahun kedua kurikulum baru diberlakukan di kelas II, V, VIII, dan XI. Begitu

seterusnya. Adapun skenario ketiga diharapkan dari masyarakat. Kurikulum akan mampu bertahan

jika masyarakat punya rasa memiliki.

Di dalam kurikulum yang baru juga ditetapkan tidak ada lagi penjurusan di tingkat SMA/MA.

Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad menjelaskan, siswa

dikelompokkan bukan lagi berdasarkan jurusan, melainkan minat IPA, IPS, atau Bahasa. Dengan

peminatan ini, siswa tidak lagi harus mengambil satu bidang tertentu, tetapi bisa mengambil lintas

bidang.

”Misalnya, anak yang minat IPA nanti bisa ambil mata pelajaran IPS atau Bahasa. Begitu pula

sebaliknya. Seperti sistem kredit semester di perguruan tinggi,” kata Hamid.

Nuh kembali menegaskan, bahasa daerah tetap diajarkan di sekolah. Adapun alokasinya waktunya

diserahkan ke setiap sekolah karena Kurikulum 2013 merupakan kurikulum minimal yang butuh

pengayaan dari setiap sekolah.

6

Page 10: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Tahun Pertama, Kurikulum Baru di 30 Persen SD

Sumber : Kompas, 7 Januari 2013

Penulis : Riana Afifah

JAMBI, KOMPAS.com - Setelah dilakukan rapat internal tentang uji publik, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akhirnya memutuskan bahwa kurikulum 2013 tidak akan diterapkan di semua Sekolah Dasar (SD). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa mulai tahun pertama, Juli mendatang, kurikulum baru hanya akan diterapkan pada 30 persen SD di seluruh wilayah Indonesia.

"Sisi sasaran pelaksanaan untuk SD akan dipakai 30 persen saja dulu untuk kelas I dan IV," kata Nuh saat Sosialisasi Kurikulum di Abadi Suite Ballroom, Jambi, Minggu (6/1/2013).

Pemilihan penerapan hanya pada 30 persen SD ini disebabkan jumlah sekolahnya yang cukup banyak yaitu sekitar 148.000 sekolah di seluruh Indonesia. Belum lagi jumlah Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang tercatat sekitar 30.000 sekolah.

Jumlah sekolah ini tentu berbanding lurus dengan jumlah gurunya yang juga tercatat cukup banyak meski hanya kelas I dan IV saja. Sementara dalam bulan Juni, pelatihan guru ditargetkan selesai untuk implementasi bulan Juli.

"Kami realistis saja populasi SD ada 148.000 sekolah belum termasuk MI. Pelatihan guru harus rampung Juni. Sebenarnya bisa dilakukan juga Agustus tapi untuk yang Juli kan tidak mungkin," ujar Nuh.

Kendati demikian, ia menjamin bahwa tidak akan ada diskriminasi sekolah dalam penerapan kurikulum baru ini. Baik sekolah yang ada di kota maupun di pedalaman tetap menjadi sasaran implementasi kurikulum baru pada Juli mendatang.

"Jadi tidak numpuk di kota semua. Negeri dan swasta serta akreditasi apapun juga berhak untuk penerapan kurikulum," jelas Nuh. "Jadi bisa dilihat kalau yang akreditasi A itu lemahnya dimana dan yang lain lemah dimana," imbuhnya.

Sementara untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), kurikulum baru akan diterapkan pada kelas VII dan X untuk semua sekolah di seluruh Indonesia seperti yang sudah dipaparkan dalam konsep uji publik.

"Untuk SMP itu diterapkan di kelas VII seluruh sekolah. Untuk SMA/SMK sasarannya kelas X seluruh

sekolah juga. Hanya SD saja yang 30 persen populasi sekolah," tandasnya.

7

Page 11: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 MK Batalkan Aturan Sekolah Bertaraf Internasional

Sumber : Antara, 8 Januari 2013

Penulis : Maryati

Jakarta (ANTARA News) - Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan Pasal 50 ayat (3) Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur penyelenggaraan Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). "Pasal 50 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bertentangan dengan

UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat," kata Ketua Majelis Hakim Mahkamah

Konstitusi Mahfud MD saat membacakan putusan di Jakarta, Selasa.

Pasal 50 ayat (3) Undang-Undang Sistem Pendidikan berbunyi: "Pemerintah dan/atau Pemerintah

Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang

pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional". Hakim

Konstitusi menyatakan memahami konsepsi SBI suntuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun

menurut mereka amanat Undang-Undang untuk mencerdaskan bangsa tidak semata-mata dilakukan

dengan mewajibkan penyediaan fasilitas untuk menghasilkan peserta didik dengan kemampuan

setara dengan siswa di negara maju.

"Tetapi pendidikan harus juga menanamkan jiwa dan jati diri bangsa. Pendidikan nasional tidak bisa

lepas dari akar budaya dan jiwa bangsa Indonesia," kata Hakim Konstitusi Anwar Usman. Selain itu,

kata Anwar, pembedaan SBI/RSBI dengan sekolah lain dalam hal sarana dan prasarana, pembiayaan

maupun output pendidikan akan melahirkan perlakuan berbeda pada sekolah dan siswanya.

"Pembedaan perlakuan demikian bertentangan dengan prinsip konstitusi yang harus memberikan

perlakuan yang sama antarsekolah dan antarpeserta didik apalagi sama-sama sekolah milik

pemerintah," katanya. Mahkamah juga menyebutkan bahwa program RSBI/SBI lebih banyak

dimanfaatkan oleh siswa dari keluarga kaya. Beasiswa hanya disediakan untuk menampung anak-

anak sangat cerdas yang jumlahnya tidak banyak.

"Sehingga anak-anak yang tidak mampu secara ekonomi, yang kurang cerdas karena latar belakang

lingkungannya yang sangat terbatas, tidak mungkin bersekolah di SBI/RSBI," kata Anwar. Padahal

pendidikan berkualitas seharusnya bisa dinikmati oleh semua. "Terlebih lagi terhadap pendidikan

dasar, sepenuhnya harus dibiayai oleh negara sebagaimana diamanatkan Pasal 31 ayat (2) UUD

1945," kata Anwar.

Menurut Mahkamah, kewajiban pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan

sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan

menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional juga akan mengikis kebanggaan terhadap

bahasa dan budaya nasional.

"Berpotensi mengurangi jatidiri bangsa yang harus melekat pada setiap peserta didik, mengabaikan

tanggung jawab negara atas pendidikan, dan menimbulkan perlakuan berbeda untuk mengakses

pendidikan yang berkualitas sehingga bertentangan dengan amanat konstitusi." Pengujian atas Pasal

50 ayat (3) UU Sistem Pendidikan tersebut sebelumnya diusulkan oleh sejumlah orang tua murid dan

aktivis pendidikan ke Mahkamah Konstitusi karena dinilai bertentangan dengan UUD 1945. 8

Page 12: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 RSBI Dihapus, Tak Ada Alasan Kualitas Pendidikan Turun

Sumber : Kompas, 12 Januari 2013

Penulis : Dedi Muhtadi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan dikabulkannya gugatan terkait Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI), pemerintah berkewajiban untuk mencabut segala bentuk regulasi dan status

RSBI pada sekolah yang mendapat label tersebut. Pencabutan RSBI ini juga diyakini tidak akan

berpengaruh pada kualitas pendidikan.

Pengamat pendidikan, Darmaningtyas, mengatakan bahwa ada tidaknya RSBI ini tidak membawa

pengaruh besar pada kualitas pendidikan. Pasalnya, sekolah yang memiliki status RSBI saat ini

umumnya merupakan sekolah-sekolah unggulan di daerahnya masing-masing.

"Pencabutan RSBI ini tidak ada kaitan dengan penurunan mutu pendidikan. Jadi saya rasa tidak

masalah," kata Darmaningtyas saat dijumpai usai putusan RSBI di Mahkamah Konstitusi (MK),

Jakarta, Selasa (8/1/2013).

"Karena umumnya yang jadi RSBI ini adalah sekolah unggulan di tiap daerahnya. Jadi tanpa RSBI saja,

kualitas sekolah itu sudah bagus," imbuh Darmaningtyas.

Ia memberi contoh seperti di Jakarta, sekolah seperti SMA Negeri 68, SMA Negeri 8 dan SMA Negeri

70 memang merupakan sekolah unggulan. Sementara di Yogyakarta ada SMA Negeri 3, SMA Negeri 8

dan SMA Negeri 1. Kemudian di Bandung, ada SMA Negeri 3 yang juga merupakan unggulan.

"Itu semuanya sudah ngetop sekolahnya. Mau RSBI atau tidak kualitasnya sudah bagus," jelas

Darmaningtyas.

Saat ini, sekitar 1300-an sekolah RSBI tersebar di seluruh Indonesia. Untuk jenjang Sekolah Dasar

tercatat sebanyak 239 sekolah, untuk Sekolah Menengah Pertama tercatat 356 sekolah dan sisanya

merupakan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan.

Selasa siang, MK mengabulkan permohonan uji materi Pasal 50 Ayat 3 UU Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Dengan dikabulkannya uji materi tersebut, RSBI

dibubarkan oleh MK.

Dalam pembacaan amar putusan, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengatakan Pasal 50

Ayat (3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bertentangan

dengan UUD 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat. Dasar putusan MK menurut

Juru Bicara MK, Akil Mochtar, bisa dibaca di berita Ini Alasan MK Batalkan Status RSBI/SBI.

9

Page 13: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Mahfud MD: MK Tak Pernah Sebut RSBI Dihentikan Mendadak

Sumber : Kompas, 13 Januari 2013

Penulis : Sabrina Asril

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD sepakat bahwa penghapusan rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) tidak bisa dilakukan mendadak. Mahfud memperbolehkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menghapus sistem itu secara bertahap hingga pergantian semester baru.

"MK tidak pernah katakan harus memberhentikannya mendadak. Tidak ada terminal mendadak, ke depan harus ada proses pengaturan bahwa semua bisa berjalan tanpa mengganggu proses pendidikan," ujar Mahfud, Minggu (13/1/2013), dalam jumpa pers di Hotel Bidakara, Jakarta.

Hadir dalam jumpa pers itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh dan Wakil Jaksa Agung Darmono. Mahfud membantah adanya pertentangan antara MK dan Kemendikbud soal keputusan penghapusan RSBI. Ia menceritakan bahwa saat MK memutuskan hal itu, Mendikbud langsung menghubunginya.

"Saya sependapat prosesnya tidak bisa langsung dilakukan di semester ini karena kan masih berjalan," ucap Mahfud.

Ia menjelaskan keputusan MK tentang penghapusan RSBI ini berbeda dengan keputusan MK terkait masa jabatan pimpinan lembaga tertentu. MK pernah menangani kasus gugatan masa jabatan Jaksa Agung Hendarman Supanji yang akhirnya memutuskan bahwa Hendarman harus dicopot begitu MK mengabulkan gugatan itu. "Ini beda dengan kasus jabatan. Perlu ada terminalnya sehingga pada akhir semester dilakukan tidak masalah. Jadi tidak ada perbedaan tafsir soal keputusan RSBI ini," ucap Mahfud.

Terkait dengan anggaran dana RSBI yang sudah ditransferkan ke sekolah-sekolah, Mahfud menyatakan hal tersebut sepenuhnya diserahkan kepada Kemendikbud. Muhammad Nuh pun menyatakan penghapusan RSBI baru dilakukan pada semester baru 2013. "Beliau (Ketua MK) sepakat proses belajar-mengajar tidak serta merta distop begitu saja. Artinya, jalan terus seperti biasa, tetapi mulai penerimaan siswa baru sudah harus menggunakan sistem non-RSBI," kata Nuh.

Untuk siswa yang sudah terlanjur ikut dalam program RSBI, Nuh mengatakan sistem pembelajaran RSBI tetap akan dilakukan hingga semester ini berakhir pada April 2013. "Proses belajar-mengajar bukan ideologi yang haram dan harus distop, tapi tetap berjalan seperti biasa sampai tahun ajaran kemudian."

MK telah menetapkan untuk mengabulkan permohonan uji materi atas Pasal 50 ayat 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur soal Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Dampak dari keputusan itu adalah dihilangkannya RSBI dalam sistem pendidikan di Indonesia. Putusan ini dikeluarkan oleh MK setelah menimbang bahwa keberadaan RSBI dan SBI tidak sesuai dengan konstitusi yang ada.

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan adalah biaya yang mahal mengakibatkan adanya

diskriminasi pendidikan. Selain itu, pembedaan antara RSBI-SBI dan non RSBI-SBI menimbulkan

adanya kastanisasi pendidikan. Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam tiap

mata pelajaran di sekolah RSBI-SBI juga dianggap dapat mengikis jati diri bangsa dan melunturkan

kebanggaan generasi muda terhadap penggunaan dan pelestarian bahasa Indonesia sebagai alat

pemersatu bangsa. 10

Page 14: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Mendikbud Larang Tes Calistung di Ujian Masuk SD

Sumber : Antara, 13 Januari 2013

Penulis : Maryati

Semarang (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh

melarang sekolah melakukan tes membaca, menulis dan berhitung (calistung) untuk siswa yang akan

masuk ke Sekolah Dasar (SD).

"Saya perintahkan kepada kepala dinas pendidikan untuk melarang pihak sekolah dasar melakukan

tes calistung atau membaca, menulis dan berhitung saat masuk SD," katanya di Semarang, Jawa

Tengah, Minggu.

Menurut dia, idealnya membaca, menulis dan menghitung baru diajarkan kepada siswa SD bukan

siswa taman kanak-kanak.

"Taman kanak-kanak itu bukan sekolah. Yang namanya sekolah adalah dimulai SD dan seterusnya"

kata dia serta menambahkan seharusnya membaca, menulis dan berhitung tidak diajarkan kepada

siswa taman kanak-kanak.

Nuh juga meminta SD lebih fleksibel dalam menerima siswa baru, khususnya dalam hal umur.

"Kalau muridnya berumur enam tahun kurang beberapa bulan silahkan diterima," katanya saat

menyosialisasikan Kurikulum 2013 kepada sekitar 350 rektor, pejabat Dinas Pendidikan, kepala

sekolah dan guru se-Jawa Tengah.

11

Page 15: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Uji Publik Kurikulum 2013 Terkesan Dipaksakan

Sumber : Kompas, 13 Januari 2013

Penulis : Riana Afifah

JAKARTA, KOMPAS.com — Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masih terus mempertanyakan pelaksanan uji publik Kurikulum 2013 kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).

"Saya menilai, pelaksanaan uji publik ini kurang ideal sehingga wajar saja jika ada pihak-pihak yang menganggap uji publik sekadar formalitas atau terkesan dipaksakan," ujar anggota Komisi X DPR, Herlini Amran, Minggu (13/1/2013), di Jakarta.

Menurut dia, ada yang mengeluhkan tidak adanya sesi tanya jawab, ada yang merasa terlalu digiring pada power point paparan uji publik. Malah ada yang meragukan utilisasi masukan publik jika silabus atau modul atau bukunya sudah jadi dan lain sebagainya.

Katanya, saat melaksanakan reses bulan lalu dan melakukan serap aspirasi terkait perubahan kurikulum 2013 itu, banyak dari masyarakat, dalam hal ini guru, pengurus sekolah, dan orangtua murid, mempertanyakan persiapan pemerintah terkait pergantian kurikulum ini.

"Banyak yang tidak setuju terhadap pergantian kurikulum 2013 ini. Akan tetapi, saya sangat takjub dengan hasil survei yang 'angka-angkanya' begitu mendukung implementasi Kurikulum 2013 dari pemaparan Mendikbud. Terus terang saya sukar mempercayai validasinya," ungkapnya.

Ia mempertanyakan pihak mana saja yang terlibat dan input apa saja yang sudah diterima Kemdikbud. Penyerapan gagasan dan masukan pihak perguruan tinggi atau lembaga pendidikan terkait secara tertulis dinilai Herlini sangat strategis. Karena itu, pihaknya berharap Kemdikbud bisa memberikan penjelasan lebih detail kepada publik dan Panja Kurikulum 2013 di Komisi X DPR.

"Jangan sampai semua masukan itu ditabulasi saja, sementara konsepsi akhir kurikulum sudah dibuat

duluan," tambahnya.

12

Page 16: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Dinas Pendidikan DKI Siapkan Rp804 Miliar Untuk KJP

Sumber : Antara, 14 Januari 2013

Penulis : Suryanto

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan

bahwa instansi yang dipimpinnya sudah menyiapkan Rp804 miliar untuk dana Kartu Jakarta Pintar

(KJP) tahun ini.

Dana KJP akan didistribusikan dengan besaran sesuai tingkat pendidikan, bagi SMA sederajat,

penerima akan mendapatkan Rp240 ribu, SMP Rp210 ribu, dan SD Rp180 ribu. "Dana yang disiapkan

Rp804 miliar," kata Taufik saat ditemui di Balaikota DKI Jakarta, Senin.

Dana tersebut akan disebarkan ke 332 ribu orang siswa sekolah negeri, swasta dan madrasah. Jumlah

tersebut, menurutnya, didapat dari Pusat Pendataan Perlindungan Sosial (PPLS), sehingga harus

diverifikasi terlebih dahulu.

"Sambil tunggu APBD 2013 diketok, ya kita verifikasi penerima KJP," kata Taufik. Jumlah tersebut bisa

saja mengalami penambahan jika saat verifikasi masih ada siswa usia sekolah, 7-18 tahun yang miskin

dan rentan miskin belum masuk dalam daftar penerima.

"Kalau memang ada tambahan akan kami akomodir. Kami berorientasi pada anak usia sekolah,"

katanya.

Dia menambahkan, jika siswa ingin mendapatkan KJP wajib mengisi data dengan lengkap, dan

merunut pengalaman tahun sebelumnya, ada sekitar 600 siswa yang batal mendapatkan KJP karena

tidak mengisi data diri dengan lengkap.

"Ada 600 anak dari 10 ribu anak karena tidak mengisi kode pos," kata Taufik. Sementara itu,

Gubernur DKI Jakarta menyebutkan bahwa untuk saat ini yang menjadi fokus penerima KJP adalah

anak yang masuk dalam kategori miskin dan rentan miskin.

"Kami fokus di keluarga miskin dan rentan miskin saja dulu," katanya saat bertemu dengan DPD

Provinsi DKI Jakarta di Balaikota.

Dia mengatakan tidak menutup kemungkinan bahwa penerima KJP akan bertambah, karena dilihat

dari penerima sebelumnya, sebagian besar penerima datang dari sekolah swasta.

13

Page 17: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Rp 300 M Dana Pendamping BOS SMA/SMK

Sumber : Pikiran Rakyat, 14 Januari 2013

Penulis : A-208/A-26

BANDUNG, (PRLM).- Pemerintah Provinsi Jawa Barat siapkan Rp 300 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) perubahan sebagai dana pendamping Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA/SMK negeri dan swasta.

Dengan demikian 1.200 siswa SMA/SMK Jabar akan menerima Rp 1.000.000 BOS dari pemerintah pusat dan Rp 250.000 dana pendamping BOS provinsi mulai Juli 2013.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Wahyudin Zarkasyi mengatakan karena diberikan mulai tahun ajaran baru 2013 maka akan mulai diglontorkan Rp. 500.000 dari pemerintah pusat dan Rp. 125.000 untuk dana pendamping.

"Uangnya sudah ada, akan diluncurkan ke sekolah-sekolah. Hanya perlu kami perbaiki mekanisme pencariannya saja agar sekolah tidak dirugikan,” kata Wahyudin di di Dinas Pendidikan Jawa Barat, Jln. Dr. Rajiman, Kota Bandung, Senin (14/1).

Dia mengatakan dana BOS pusat langsung disalurkan ke sekolah. Sementara dana pendamping provinsi untuk sekolah negeri diberikan ke bantuan keuangan dan untuk sekolah swasta diberikan langsung ke sekolah.

14

Page 18: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 April, Buku Pelajaran Baru Digandakan

Sumber : Kompas, 15 Januari 2013

Penulis : Riana Afifah

JAKARTA, KOMPAS.com - April mendatang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)

akan segera mengerjakan penggandaan buku baik untuk guru dan siswa untuk keperluan kurikulum

2013. Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim, mengatakan bahwa saat ini silabus

untuk buku tersebut sudah selesai disusun. Pihaknya kini tengah merencanakan lelang tender untuk

pengerjaan buku yang sedianya dilaksanakan pada awal Maret nanti.

"Tender rencananya sekitar awal Maret. Yang pasti silabus untuk buku ini sudah beres semua," kata

Musliar seusai Rapat Dengar Pendapat di Ruang Rapat Komisi X, DPR RI, Jakarta, Selasa (15/1/2013).

Ia menambahkan setelah selesai lelang untuk buku, pihaknya akan segera beralih pada penggandaan

dan distribusi buku. Sesuai dengan agenda yang disusun, masa kerja untuk penggandaan dan

distribusi buku ini berlangsung selama 80 hari terhitung sejak April.

"Dikerjakan dari April agar Juli sudah bisa dipakai. Masa kerjanya kan sekitar 80 hari. Jadi ya kita

sesuaikan saja," jelas Musliar.

Berdasarkan data dari Kemdikbud, jumlah buku siswa yang akan dicetak sebanyak 57.285.371

eksemplar dengan rincian untuk SD berjumlah 20.930.308 buku, untuk SMP berjumlah 3.332.480

buku, untuk SMA berjumlah 2.141.811 buku dan untuk SMK 1.706.082 buku.

Sementara jumlah buku guru akan digandakan hingga 5.161.978 eksemplar oleh pemerintah. Dengan

rincian, untuk guru SD sebanyak 1.668.358. Kemudian untuk guru SMP sebanyak 3.429.390 buku,

untuk guru SMA sebanyak 34.605 buku dan untuk SMK sebanyak 29.625 buku.

15

Page 19: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Pemerintah Sediakan Buku dan CD Pelajaran

Sumber : Kompas, 15 Januari 2013

Penulis : Ester Lince Napitupulu

JAKARTA, KOMPAS.com- Pemerintah meyakinkan DPR bahwa perubahn Kurikulum 2013 siap dilaksanakan di tahun ajaran baru nanti. Selain membuat strategi penyiapan guru, pemerintah juga menyediakan buku teks untuk siswa dan buku pedoman bagi guru.

"Kurikulum 2013 ini memuat pembelajaran yang sudah diterapkan di sekolah-sekolah yang baik, bahkan yang berstandar internasional. Jadi, sayang kalau siswa tertunda mendapatkan proses pembelajaran yang baik," kata Musliar Kasim, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan, dalam rapat dengar pendapat pemerintah dengan Panitia Kerja (Panja) Kurikulum Komisi X DPR di Jakarta, Selasa (15/1/2013).

Menurut Musliar, untuk buku teks siswa sudah disiapkan. "Sebelum tahuan ajaran baru dimulai, buku teks dan buku pedoman untuk guru siap. Bahkan, kami sudah meyiapkan CD buku teks untuk mengantisipasi kalau pengiriman buku terlambat," jelas Musliar.

Musliar menambahakan, buku yang akan ditulis untuk kelas I SD sebanyak 14 buku dan kelas IV SD 15 buku. Di jenjang SMP 15 buku dan SMA/SMK 14 bukum demikian juga untuk guru.

"Buku yang disediakan pemerintah adalah buku mata pelajaran wajib," kata Musliar.

Khusus untuk di SMA, buku yang disediakan pemerintah pada tahun 2013 ini baru mencakup Bahasa Indonesia, Matematika, dan Sejarah Indonesia. "Ini karena anggaran yang terbatas. Sisanya masih pakai buku lama. Tetapi proses pembelajarannya menyesuiakan dengan Kurikulum 2013," kata Musliar.

Anggaran untuk buku teka siswa, buku guru, dan dokumen kurikulum, kata Musliar, mencapai Rp 1 triiun lebih.

16

Page 20: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Sains Diajarkan Mulai Kelas IV Sekolah Dasar

Sumber : Kompas, 16 Januari 2013

Penulis : Ester Lince Napitupulu

JAKARTA, KOMPAS.com — Pendidikan sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai mata pelajaran tersendiri diajarkan mulai kelas IV hingga VI SD. Adapun di kelas I, II, dan III SD, pendidikan sains diintegrasikan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia secara tematik dan integratif.

"Saat uji publik, masyarakat menginginkan mata pelajaran IPA dimulai kelas IV hingga VI SD. Dukungan juga salah satunya dari narasumber pengembangan Kurikulum 2013, Yohanes Surya," kata Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim dalam rapat dengar pendapat antara pemerintah dan Panitia Kerja (Panja) Kurikulum Komisi X DPR di Jakarta, Selasa (15/1).

Musliar menjelaskan, Kurikulum 2013 bukanlah kurikulum yang baru sama sekali, melainkan pengembangan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku selama ini. "Penyempurnaan Kurikulum 2013, antara lain, mengacu pada Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) serta Programme for International Student Assessment (PISA) dengan menambahkan materi dan kompetensi yang mengacu ke standar yang dilaksanakan negara-negara maju," kata Musliar.

S Hamid Hasan dari Tim Inti Pengembangan Kurikulum 2013 mengatakan, pengintegrasian IPA dengan pelajaran lain di kelas I, II, dan III SD dimaksudkan agar siswa memahami konsep pendidikan IPA dalam kehidupan masyarakat.

Bahasa daerah tetap ada

Dalam Desain Induk Kurikulum 2013 yang diserahkan ke DPR, dinyatakan pelajaran IPA di kelas IV SD alokasi waktunya tiga jam per minggu, sementara dalam pelajaran seni budaya dan prakarya, termasuk juga muatan lokal yang dapat memuat bahasa daerah. Pengajaran bahasa daerah dalam muatan lokal diserahkan ke setiap sekolah atau daerah.

Yohanes Surya, fisikawan dan pendiri Surya Institute, menyambut baik jika akhirnya pelajaran IPA ditetapkan sebagai mata pelajaran sendiri sejak kelas IV SD. "Awalnya pemerintah menginginkan semua mata pelajaran di SD diajarkan secara tematik-integratif. Namun, kami memandang perlu pelajaran IPA diajarkan tersendiri. Kami memperjuangkan setidaknya diajarkan sejak kelas IV SD. Keputusan pemerintah kami sambut baik," kata Yohanes.

Menurut Yohanes, jika IPA tidak diajarkan sejak SD, tidak ada kesempatan bagi siswa yang menyukai sains untuk mendalaminya. Padahal, pembelajaran IPA bagi anak-anak bisa dibuat menarik sehingga sejak dini anak tertantang untuk bisa menjadi ilmuwan sains.

Nuryani Y Rustaman, Ketua Himpunan Sarjana Pendidikan IPA Indonesia, mengatakan, IPA harus diajarkan secara terpisah sejak SD, apalagi kemampuan sains anak Indonesia masih rendah. Jika keluhannya selama ini pelajaran IPA terlalu berat, solusinya materi pelajaran yang perlu diubah dengan banyak praktik sehingga menyenangkan siswa. "Bukan malah dihapus atau diintegrasikan," ungkap Nuryani.

Sebelumnya, Panja Kurikulum DPR mendesak pemerintah segera menyerahkan desain induk dan dokumen resmi Kurikulum 2013. "Pemerintah juga harus berani membuka anggaran soal kurikulum," kata Ferdiansyah, anggota Panja Kurikulum Komisi X DPR.

17

Page 21: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 20 Ribu Sekolah Terima Peranti Lunak Tata Cara Laporan BOS

Sumber : Pikiran Rakyat, 18 Januari 2013

Penulis : A-199/A-88

BANDUNG, (PRLM).- Sebanyak 20 ribu perangkat lunak (software) tata cara pelaporan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sudah disebarkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar).

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, software yang sudah diberikan harus dimanfaatkan sehingga laporan BOS tertata rapi. Dengan begitu, semua orang bisa melihat penggunaan dana BOS tersebut.

"Cara menggunakan software ini sangat mudah. Karena hanya membutuhkan operator dan komputer saja. Kita juga sudah beri pelatihan," kata Heryawan saat ditemui usai peluncuran Dana BOS Triwulan I, Januari-Maret 2013 di Aula Barat, Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (18/1/13).

Dengan begitu, Heryawan juga berharap tidak ada lagi kepala sekolah harus merangkap menjadi sekretaris dan bendahara. Kesalahan dalam laporan keuangan pun dimintanya tak terjadi karena ada software yang bisa menyeragamkan laporan.

"Sofware ini inisiatif Jabar yang sudah didistribusikan. Kalau satu provinsi seragam kan enak sehingga pelaporannya nanti juga akan seragam,” kata Heryawan.

18

Page 22: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Kurikulum 2013 Berlaku Penuh 2014

Sumber : Antara, 19 Januari 2013

Penulis : Suryanto

Malang (ANTARA News) - Mendikbud Mohammad Nuh menegaskan bahwa Kurikulum 2013 akan

berlaku penuh di seluruh Indonesia pada tahun ajaran 2014, sementara tahun ini ditargetkan

pemberlakukannya mencakupi 30 persen wilayah.

"Penerapan yang nggak total itu khusus untuk sekolah dasar atau SD, yakni minimal 30 persen dari

SD yang ada di setiap kabupaten, tapi tahun berikutnya (2014) sudah harus 100 persen," katanya di

Malang, Sabtu.

Setelah berbicara dalam Sosialisasi Kurikulum 2013 di hadapan guru se-Malang Raya di Grha

Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM), ia menjelaskan penerapan minimal 30 persen itu tidak

menutup kemungkinan penerapan dengan jumlah lebih dari itu.

"Kalau ada daerah yang bisa 100 persen seperti Surabaya ya silakan saja, karena penerapan 30

persen itu sifatnya minimal. Penerapan minimal itu kami lakukan karena sumber daya manusia

Kemendikbud yang terbatas, tapi 2014 sudah harus berlaku total dan di seluruh Indonesia," katanya.

Ditanya kriteria 30 persen SD yang akan memberlakukan Kurikulum 2013 itu, ia mengatakan

kriterianya tetap berkeadilan yakni merepresentasikan sekolah negeri dan swasta, serta

merepresentasikan akreditasi A, B, dan C.

"Kita memiliki SD sebanyak 148 ribu, karena kalau 30 persen saja sudah ada 48-49 ribu guru SD yang

harus dilatih untuk melaksanakan Kurikulum 2013. Itu jumlah yang banyak, sehingga kalau lebih dari

itu ada keterbatasan," katanya.

Dalam sosialisasi kurikulum baru di dua lokasi yakni Gresik dan Malang Raya, para guru yang

mengikuti acara itu antara lain menanyakan Bahasa Daerah yang tidak ada dalam Kurikulum 2013.

"Bahasa Daerah itu bisa dimunculkan dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau muatan

lokal, jadi bukan dihilangkan, tapi diserahkan kepada pemerintah daerah setempat atau dinas

pendidikan setempat," katanya.

Mengenai bentuk penerapan Bahasa Daerah oleh daerah setempat, ia mengaku hal itu akan diatur

dalam PP tentang Seni Budaya dan Prakarya serta muatan lokal, kemudian pemerintah daerah dapat

menerbitkan perda atau kepala dinas pendidikan setempat menerbitkan surat edaran. "Tapi, rujukan

surat atau perda itu, namun Bahasa Daerah yang dimaksud bisa berbeda antarkabupaten, karena

misalnya di Jatim saja ada Bahasa Jawa, Bahasa Madura, dan lainnya," katanya.

Dalam sosialisasi itu, para guru umumnya siap melaksanakan kurikulum baru itu, karena Kurikulum

2013 tidak akan membuat guru menjadi sibuk dengan merancang silabus dan pola pembelajaran,

sehingga efektivitas pembelajaran lebih maksimal.

19

Page 23: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Sekolah Rumah Masih Terkendala

Sumber : Kompas, 19 Januari 2013

Penulis : Ester Lince Napitupulu

JAKARTA, KOMPAS.com - Anak-anak usia sekolah yang menempuh pendidikan di sekolah rumah (homeschooling), masih kesulitan untuk menikmati layanan pendidikan seperti anak-anak yang bersekolah formal.

Selain kesulitan untuk berpindah jalur ke sekolah formal agar bisa mengikuti ujian nasional, anak-anak sekolah rumah juga terkendala mengikuti seleksi masuk pergururan tinggi negeri.

"Anak-anak yang memilih jalur pendidikan informal atau sekolah rumah dan nonformal, masih saja menghadapi kendala untuk bisa dilakukan setara dengan anak-anak di sekolah reguler," kata Budi Trikorayanto, Wakil Ketua Umum Asosiasi Sekolah Rumah & Pendidikan Alternatif (Asah Pena) di Jakarta, Sabtu (19/1/2013).

"Kendala urusan administratif seringkali jadi hambatan bagi anak-anak usia sekolah di sekolah rumah untuk bisa pindah jalur ke sekolah formal, ikut ujian nasional sekolah formal, hingga urusan kuliah. Kasihan, jika anak-anak sekolah rumah terus didiskriminasi," tambah Budi Trikorayanto.

Menurut Budi, dalam UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional jelas-jelas diakui adanya pendidikan di jalur informal, nonformal, dan formal. Bahkan, semestinya anak-anak tidak dihambat untuk bisa berpindah jalur, demi kepentingan anak agar dapat berkembang optimal dalam menjalani pendidikan. Anak-anak sekolah rumah ada yang bersifat tunggal dan bergabung dalam komunitas.

Di Asah Pena terdatat sekitar 4.000 anak usia sekolah. Anak-anak sekolah rumah ini biasanya memilih ikut ujian nasional kesetaraan Paket A, B, dan C, atau setara SD, SMP, dan SMA. Namun, sebenarnya anak-anak ini boleh berpindah jalur ke sekolah formal.

"Selama bersekolah rumah, anak-anak ini tidak memiliki nomor induk siswa nasional atau NISN. Alasan ini yang seringkali membuat sekolah formal menolak siswa sekolah rumah. Bahkan, ada anak homeschooling yang sudah terdaftar di sekolah formal tidak memiliki NISN," ujarnya.

"Akibatnya, si anak tidak bisa didaftarkan ikut ujian nasional. Demi kepentingan anak, seharusnya semua pihak, terutama dinas pendidikan harus mencari solusi yang baik bagi anak," kata Budi yang juga pimpinan di Komunitas Sekolah Rumah Pelangi di Tangerang.

Menurut Budi, anak-anak sekolah rumah yang lulus Paket C atau SMA tidak memiliki kesempatan untuk ikut seleksi nasional masuk perguruan tinggi negri (SNMPTN) jalur undangan, yang mulai tahun ini gratis. Selain tidak memiliki NISN, komunitas sekolah rumah tidak memiliki nomor pokok sekolah nasional (NSPN).

20

Page 24: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Sekolah Rumah Masih Terkendala

Sumber : Kompas, 19 Januari 2013

Penulis : Ester Lince Napitupulu

"Memang anak homeschooling masih bisa ikut yang lewat ujian masuk tertulis, baik yang seleksi mandiri bersama atau jalur mandiri. Syukurnya ujian nasional kesetaraan mulai tahun ini dimajukan di April. Jadi, anak-anak homeschooling bisa mengejar seleksi masuk PTN," kata Budi.

Yanti Sriyulianti, Koordinator Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan (Kerlip), mengatakan, perpindahan jalur bagi anak-anak homeschooling ke sekolah formal lebih mudah ke sekolah swasta. Sebaliknya, untuk sekolah negeri masih terkendala.

"Untuk anak homeschooling memang masih perlu diperjuangkan supaya bisa mendapat NISN. Anak-anak memilih jalur homeschooling ini kan karena merasa cocok dengan pola pembelajaran seperti ini. Semestinya sekolah ramah anak bisa kita ciptakan di jalur apapun," ujar Yanti.

Sekolah rumah bukan hanya melayani anak-anak usia sekolah dari keluarga mampu. Lewat sekolah rumah, anak-anak usia sekolah dari keluarga miskin juga terbantu karena pola pendidikan yang lebih fleksibel.

"Semestinya anak-anak sekolah rumah jangan dicoba untuk diformalkan. Biarkan saja cara ini juga berkembang. Tinggal adakan saja uji kelayakan bagi anak ini untuk bisa sama seperti siswa sekolah formal. Bukan malah dipersulit oleh birokrasi pendidikan yang tidak paham hak-hak anak," kata Budi.

20

Page 25: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 1.651 Sekolah Belum Isi PDSS

Sumber : Kompas, 20 Januari 2013

Penulis : Sonya Helen Sinombor

SEMARANG, KOMPAS.com- Kendati sudah dibuka sejak sebulan lalu, hingga kini 1.651 SMA/MA/SMK di Jawa Tengah belum juga mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Padahal, tanpa pengisian itu, siswa kelas XII di sekolah tersebut tidak akan bisa mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013.

"Dari jumlah keseluruhan 2.663 SMA/MA/SMK di Jawa Tengah, baru 1.012 sekolah yang melakukan pengisian PDSS," ujar Kepala Pusat Humas Universitas Negeri Semarang (Unnes), Sucipto Hadi Purnomo, yang juga ketua tim sosialisasi SNMPTN 2013 dari Unnes, Minggu (20/1/2013) di Semarang.

Kondisi ini diketahui Unnes berdasarkan rekap sementara panitia pusat. Menurut Sucipto, pengisian PDSS di laman http://pdss.snmptn.ac.id dibuka sejak 17 Desember tahun lalu dan akan ditutup 8 Februari mendatang. Tak hanya nilai rapor siswa kelas XII, tetapi juga nilai siswa kelas X dan XI juga harus diisi.

Meski belum setengah dari jumlah sekolah di Jateng yang menginput data ke laman tersebut, jumlah sekolah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan sekolah yang mendaftarkan siswanya pada SNMPTN Jalur Undangan 2012. "Pada tahun lalu, hanya 946 sekolah di Jawa Tengah yang mendaftarkan siswanya ke SNMPTN Undangan," katanya.

Oleh karena itu, Sucipto berharap para kepala sekolah segera mengisi pangkalan data tersebut. Jika tidak segera mengisi pangkalan data tersebut, semua siswa di sekolah tersebut akan tertutup peluangnya untuk mengikuti SNMPTN.

Sucipto juga menginformasikan, dengan mengisi PDSS, kepala sekolah akan mendapatkan password semua siswa yang akan digunakan siswa untuk melakukan verifikasi saat hendak mendaftar. "Pendaftaran oleh siswa memang baru dibuka 1 Februari hingga 8 Maret 2013, namun lebih awal mengisi PDSS tentu lebih baik," tandasnya.

Dia juga menyebut tidak sulit untuk mengisi PDSS sekalipun nilai rapor semua siswa dimasukkan. Asalkan sekolah mempunyai data nilai rapor siswa dalam wujud soft copy, maka tak sampai 10 menit sudah selesai. Lebih lanjut, kata Sucipto, pihaknya juga membuka kesempatan kepada para kepala sekolah yang mengalami kesulitan mengisi PDSS untuk datang ke kantor Badan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPTIK) Unnes, kampus Sekaran.

"Kami siap melakukan pendampingan pengisian pada jam kerja," katanya.

21

Page 26: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Kemdikbud Siapkan Surat Edaran Transisi RSBI

Sumber : Antara, 21 Januari 2013

Penulis : Tasrief Tarmizi

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyiapkan surat edaran

mengenai masa transisi sekolah eks Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).

Draft surat edaran yang saat ini disusun meliputi kelembagaan, pembiayaan, administrasi, aset, dan

proses pembelajaran, kata Mendikbud Mohammad Nuh usai pertemuan dengan para kepala dinas

pendidikan provinsi seluruh Indonesia di Kemdikbud, Jakarta, Senin.

Nuh meminta berbagai masukan dari para kepala dinas pendidikan provinsi mengenai hal ini.

"Tadi sudah saya buatkan draftnya, mereka saya minta memberikan masukan karena kami tidak ingin

membuat surat edaran kontra produktif. Itu malah tidak bisa menyelesaikan persoalan," katanya.

Mendikbud menegaskan, dari sisi kelembagaan sudah tidak boleh lagi menggunakan RSBI.

Oleh karena itu, kata Mendikbud, berbagai urusan administrasi mulai kop surat dan seterusnya

sudah tidak boleh digunakan. Kedua, dari sisi proses pembelajaran tidak boleh mengalami

penurunan.

Sebelum RSBI, di beberapa daerah sudah memiliki sekolah unggulan seperti di Aceh dan Kalimantan

Timur.

"Sebenarnya di daerah-daerah sudah tumbuh semangat menyelenggarakan sekolah unggulan-

sekolah unggulan. Semangat itu yang tidak boleh dihapuskan dan tetap diberikan dorongan kepada

daerah untuk menyelenggarakan,? katanya.

Ia menyebutkan, salah satu persoalan adalah adanya kesan diskriminasi akses pendidikan yang hanya

dapat dinikmati oleh kelompok masyarakat tertentu.

Hal ini, kata Mendikbud, yang harus dijaga supaya tidak menjangkit pada yang berikutnya lagi.

"Oleh karena itu, konsekuensi dari proses pembelajaran tadi tetap bisa berjalan. Maka apa saja yang

sudah ditetapkan programnya di dalam rencana kerja dan anggaran sekolah (RKAS), yang disusun

sampai dengan tahun pelajaran 2012/2013, tetap berjalan," katanya.

22

Page 27: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Sekolah Umum Diminta Terapkan Kurikulum RSBI

Sumber : Antara, 22 Januari 2013

Penulis : Ella Syafputri

Banjarmasin (ANTARA News) - Sekolah umum di Provinsi Kalimantan Selatan diminta menerapkan

kurikulum yang digunakan rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI), dengan cara mengadopsi

kurikulum standar nasional dan kurikulum luar negeri.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kalsel H Ngadimun mengemukakan permintaan itu di Banjarmasin,

Selasa, menindaklanjuti hasil rapat bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemendikbud) 21 Januari 2013.

"Dengan penerapan kurikulum RSBI atau Sekolah Berstandar Internasional (SBI), mutu keluaran

sekolah umum kita juga diharapkan bisa meningkat," tutur mantan Kepala Bidang Pendidikan Dasar

Disdik Kalsel itu.

"Karena bagaimanapun, Kemendikbud menilai hasil RSBI/SBI lebih baik dari sekolah umum

biasa/reguler," lanjutnya kepada wartawan yang tertabung dalam Journalist Parliament Community

(JPC) Kalsel.

Sebagai contoh hasil ujian nasional (UN) RSBI Tahun Pelajaran 2011/2012 lebih baik dari sekolah

umum yang hanya menggunakan standar nasional, baik nilai mapun presentase kelulusan.

Untuk rata-rata nilai UN RSBI Tahun Ajaran 2011/2012 bagi sekolah Menengah Pertama (SMP) 8,90,

Sekolah Menengah Atas Ilmu Pengetahuan Alam (SMA IPA) 8,32, SMA Ilmu Pengetahuan sosial (IPS)

7,95 dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 7,83.

Sedangkan rata-rata nilai UN bagi sekolah nasional pada Tahun Ajaran 2011/2012, untuk SMP 7,47,

SMA IPA 7,2, SMA IPS 7,65 dan SMK 7,57, ungkapnya.

Begitu pula presentase kelulusan UN Tahun Ajaran 2011/2012, untuk RSBI (SMP 98,29%), (SMA IPA

98,28%), (SMA IPS 95,79%) dan SMK 92,6 persen. Sedangkan nasional (SMP 91,56%), (SMA IPA

95,07%), (SMA IPS 88,79%) dan SMK 91,44 persen.

Mengenai pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 5/PUU-X/2012 terkait RSBI, dia

menyatakan, kebijakan Kemendikbud tetap berkomitmen untuk mengembangkan dan meningkatkan

layanan pendidikan yang bermutu kepada semua satuan pendidikan pada semua jenjang.

"Pengembangan dan peningkatkan layanan pendidikan tersebut sesuai rencana program yang sudah

digariskan pemerintah berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku," tandasnya.

Selain itu, berdasar kesepakatan antara MK dan Kemendikbud (13 Januari 2013), kegiatan

pembelajaran pada semua sekolah yang selama ini mendapatkan izin sebagai RSBI, tetap

berlangsung sampai akhir Tahun Pelajaran 2012/2013, demikian Ngadimun.

23

Page 28: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Pengadaan Barang Jadi Sasaran Korupsi Pendidikan

Sumber : Kompas, 24 Januari 2013

Penulis : Ester Lince Napitupulu

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengadaan barang dan jasa untuk sekolah masih jadi sasaran empuk dikorupsi dengan menggunakan anggaran pendidikan. Modus yang sering dilakukan dalam pengadaan barang dan jasa adalah mengintervensi proses pengadaan barang dengan penunjukkan langsung, tender fiktif, ataupun memberikan fee untuk mendapatkan proyek tersebut.

Berdasarkan informasi yang diterima Indonesia Corruption Watch (ICW), seperti dijelaskan Siti Juliantari Rachman dari Divisi Monitoring Pelayanan Publik, di Jakarta, Kamis (24/1/2013), sekolah-sekolah di DKI Jakarta, baik tingkat SD, SMP, maupun SMA/SMK, sering kali mendapatkan kiriman barang berupa meja, kursi, lemari, dan buku-buku pelajaran tanpa adanya permintaan dan perencanaaan terlebih dahulu dari pihak sekolah sepanjang tahun 2012.

Dugaan tersebut sejalan dengan temuan PPATK semester II-2012 yang menyebutkan terdapat 33,3 persen dugaan penyalahgunaan anggaran pendidikan di lingkungan pendidikan DKI Jakarta dengan sumber dana paling banyak disalahgunakan dari dana alokasi khusus (DAK), anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), hibah, serta dana bantuan operasional sekolah (BOS).

Sementara itu, Heru Purnomo, Ketua Forum Musyawarah Guru Jakarta, menyatakan, anggaran

pendidikan rawan dikorupsi karena masih minimnya tranparansi, partisipasi, dan akuntabilitas, baik

di tingkat dinas pendidikan maupun sekolah, dalam tahap perencanaan ataupun penganggaran.

24

Page 29: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Dua Miliar untuk Kurikulum 2013

Sumber : Kompas, 25 Januari 2013

Penulis : Benny N Joewono

MUNTOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, menyiapkan anggaran Rp 2 miliar untuk mendukung pemberlakuan Kurikulum 2013.

"Kami sudah siapkan anggarannya yang akan diajukan melalui dana alokasi khusus mendahului perubahan APBD kabupaten 2013," ujar Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Disdikpora Kabupaten Bangka Barat Amrullah Sidik di Muntok, Jumat (25/1/2013).

Ia menjelaskan, anggaran Rp 2 miliar tersebut akan dialokasikan untuk pengadaan buku bagi siswa tingkat sekolah menengah pertama, pelatihan guru dan kebutuhan lain untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum 2013 berjalan lancar di semua jenjang pendidikan.

Amrullah mengatakan, anggaran tersebut akan digunakan untuk memperbanyak buku sembilan mata pelajaran khusus sekolah menengah tingkat pertama.

"Berdasarkan jumlah siswa kelas 6 saat ini di seluruh Bangka Barat ada sekitar 3.000 orang, jumlah buku yang akan dicetak juga disesuaikan jumlah siswa tersebut karena mereka lah yang akan menggunakan buku itu tahun depan," kata dia.

Dengan harga buku yang diperkirakan sebesar Rp 21.000 per eksemplar, dikalikan sembilan mata pelajaran wajib dikalikan 3.000 siswa, maka anggaran untuk penyediaan buku diperkirakan mencapai Rp 567 juta.

"Belum lagi ditambah buku pelajaran agama, di daerah ini ada enam agama yang bukunya juga harus kami anggarkan melalui dana tersebut," katanya.

Untuk penyediaan buku tingkat sekolah dasar, kata dia, sudah dianggarkan dari pemerintah pusat. "Semua buku SD dikirim langsung dari pusat, baik itu buku pelajaran siswa maupun buku pegangan guru," ujarnya.

Sedangkan untuk sekolah tingkat atas, pihaknya belum ada rencana untuk itu, karena keterbatasan anggaran yang dimiliki daerah pemekaran tersebut. Ia mengatakan, kemungkinan untuk penyediaan buku tingkat SMA pihaknya akan konsultasi dengan Pemprov Babel, jika memungkinkan diharapkan bisa difasilitasi pengadaannya menggunakan APBD Provinsi.

"Saat ini, kami masih menunggu master buku tingkat SMP dari pusat, jika sudah ada akan segera kami lelang pengadaannya dan diharapkan bisa langsung digunakan pada tahun ajaran mendatang," kata dia.

Mengenai target minimal 30 persen sekolah harus sudah melaksanakan kurikilim baru pada tahun

ajaran 2013/2014, pihaknya yakin bisa melebihi target tersebut.

25

Page 30: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Pemerintah Siapkan Payung Hukum Eks RSBI

Sumber : Suara Merdeka, 25 Januari 2013

Penulis : K32-60

JAKARTA - Pemerintah akan segera menyiapkan aturan baru tentang sekolah-sekolah eks RSBI.

Selama ini, kewenangan dan pengelolaan RSBI berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38

Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Salah satu bab dalam PP tersebut mengatur tentang pengelolaan RSBI di bawah pemerintah provinsi,

selain sekolah luar biasa untuk anak-anak berkebutuhan khusus.Dengan dibatalkannya Pasal 50 ayat

3, UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) oleh Mahkamah Konstitusi

(MK) beberapa waktu lalu, secara otomatis semua peraturan yang merupakan turunan dari pasal

tersebut tidak berlaku lagi, termasuk PP 38 Bab RSBI.

Atas dasar itu, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)

memandang perlu aturan hukum baru sebagai pegangan pelaksanaan sekolah-sekolah eks RSBI itu.

”Setelah ini, kita akan menyusun dan merumuskan aturan perubahan PP 38 serta peraturan menteri

(permen) apa yang akan kita keluarkan sebagai turunannya,” ujar Wakil Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim, di Jakarta, Rabu (23/1).

Jika dilihat dari aturan lain dalam UU Sisdiknas yang menyebutkan pengelolaan sekolah-sekolah

jenjang pendidikan dasar dan menengah terletak di bawah pemerintah kabupaten/kota, seharusnya

sekolah eks RSBI langsung di bawah pemerintah daerah. Akan tetapi, pemerintah tidak ingin gegabah

untuk melakukan itu karena akan berdampak pada masalah anggaran.

Musliar menyatakan butuh waktu untuk menyelesaikannya. ”Awalnya sekolah ada di

kabupaten/kota, yang sudah RSBI semestinya diserahkan kepada provinsi. Maka tugas provinsi

membina sekolah RSBI dan SLB. Andaikata langsung dibatalkan dan dikembalikan ke kabupaten/kota,

anggarannya tidak ada. Jadi memang rumit ternyata,” ujarnya.

26

Page 31: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Pemerintah Siapkan Payung Hukum Eks RSBI

Sumber : Suara Merdeka, 25 Januari 2013

Penulis : K32-60

Surat Edaran

Untuk itu, pemerintah mengambil keputusan, sekolah-sekolah eks-RSBI tetap berjalan seperti selama

ini sampai akhir Tahun Pelajaran 2012/2013. Untuk memperkuat itu, dia akan segera menyebarkan

surat edaran. Menurutnya, rumusan surat edaran tersebut telah disetujui oleh semua kepala Dinas

Pendidikan provinsi seluruh Indonesia.

Mantan Rektor Universitas Andalas itu mengatakan, surat edaran tersebut hanya sebagai langkah

antisipasi jangka pendek. Hanya akan berlaku sampai Tahun Pelajaran 2012/2013 selesai. ”Ini untuk

menjamin agar proses pembelajaran tidak terganggu,” tegasnya.

Dia menuturkan, belum semua RSBI diserahkan kewenangannya kepada pemerintah provinsi,

meskipun ada aturan yang menyebutkan RSBI menjadi tanggung jawab provinsi. ”Masih ada yang di

bawah kabupaten/kota. Contohnya di Bali, baru dua kabupaten yang menyerahkan kepada provinsi,”

ungkap Musliar.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menegaskan, pengalihan aset

RSBI dari pemprov ke pemerintah kabupaten/kota tidak bisa serta-merta dapat dilakukan.

Pengalihan aset dan sumber daya sekolah-sekolah eks RSBI membutuhkan waktu sekitar empat

bulan.

”Tidak mudah mengeksekusi ini karena RSBI yang diselenggarakan oleh provinsi cantolannya adalah

Peraturan Pemerintah No 38/2007 tapi PP ini sekarang sudah tidak punya kekuatan hukum lagi,” kata

Nuh.

26

Page 32: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Tidak Semua SD Melaksanakan Kurikulum 2013

Sumber : Sindo, 25 Januari 2013

Penulis : Ratih Keswara

Sindonews.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah memutuskan

pelaksanaan kurikulum 2013 pada tahun ajaran baru 2013/2014 mendatang.

Pelaksanaan akan dilakukan secara bertahap dimulai dari kelas satu di tiap jenjang pendidikan dan

tambahan pada kelas empat untuk jenjang Sekolah Dasar (SD).

"Perkembangan kurikulum 2013 sampai saat ini sudah memasuki masa sosialisasi. Pelaksanaannya

sendiri akan dilakukan mulai 2013/2014 pada kelas satu dan empat untuk SD. Namun untuk jenjang

dasar, hanya akan ada 30 persen sekolah saja di seluruh Indonesia yang langsung menerapkan

kurikulum baru," ujar Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Kadarmanta

Baskara Aji, di Yogyakarta, Jumat (25/1/2013).

Ditemui di ruang kerjanya, Aji menuturkan, SD yang akan melaksanakan kurikulum 2013 mulai

pertengahan tahun ini akan ditentukan kemudian.

Sedangkan untuk jenjang SMP dan SMA/SMK, kurikulum 2013 akan diimplementasikan juga hanya di

kelas satu. Namun tidak seperti SD, semua sekolah untuk kedua jenjang ini serentak melaksanakan

kurikulum 2013 tahun ini juga.

"Mengenai buku panduan kurikulum 2013, dari kementerian sudah menjanjikan akan memberikan

dua macam yakni buku panduan bagi guru dan buku pegangan bagi para siswa. Untuk siswa SD, buku

yang diberikan berdasarkan pelajaran tematik sesuai kurikulum baru, sedangkan untuk SMP dan

SMA/SMK buku pegangan diberikan permata pelajaran. Buku-buku ini pun diberikan secara gratis,"

ungkap Aji.

Dan menjawab kegelisahan masyarakat akan pendidikan sains dan sosial dengan dihilangkannya

mata pelajaran IPA dan IPS, dikatakan Aji, Kemendikbud telah sepakat menghadirkan kembali kedua

mata pelajaran tersebut di kelas empat SD. Ini membuat siswa SD kelas 4-6 akan mendapat delapan

mata pelajaran namun tetap dilaksanakan dengan metode pembelajaran tematik.

"Untuk mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi memang dihilangkan. Alasannya TIK

bukan lagi menjadi mata pelajaran, namun langsung diaplikasikan dan menjadi sarana dalam proses

pembelajaran. Tapi jika memang kebanyakan siswa belum menguasai TIK, masih boleh masuk dalam

pembelajaran yakni pada mata pelajaran muatan lokal," jelasnya.

Disinggung mengenai pelatihan para guru, Aji menuturkan, pelatihan akan dimulai pada Maret 2013

mendatang. Pelatihan akan dilakukan selama enam bulan, namun masing-masing guru hanya akan

menempuh pelatihan selama 52 hari. Untuk aturan bagi para guru sendiri seperti waktu mengajar

minimal selama seminggu, tetap mengikuti aturan yang lama.

27

Page 33: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 RSBI Hilang, Muncul Sekolah Cerdas Istimewa

Sumber : Republika, 26 Januari 2013

Penulis : Heri Purwata

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dibubarkannya Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) tampaknya bakal digantikan sekolah cerdas istimewa. Naskah kajian pengembangan pendidikan khusus cerdas istimewa (CI) sedang digodok di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

Menurut penyusun naskah Sus Budiharto dan Prof Akhmad Fauzy, pendidikan khusus CI ini dilaksanakan tiga program yaitu pengayaan (enrichment), percepatan (acceleration), dan campuran pengayaan dengan percepatan.

"Penyelenggaraan pendidikan ini dapat dilakukan dalam bentuk kelas reguler, kelas khusus, dan satuan pendidikan khusus," kata Sus Budiharto di Yogyakarta, Sabtu (26/1).

Uji publik naskah sekolah cerdas istimewa ini menghadirkan Direktur PKLK Dikmen, Kemendikbud, A Budi Priadi, Prof Indra Djati Sidi (Guru Besar ITB), Prof Eko Supriyanto (Guru Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta), dan Sugiman (Universitas Negeri Semarang).

Sedangkan peserta uji publik adalah guru-guru penyelenggara program pendidikan khusus CI di DIY, praktisi pendidikan, dan sejumlah undangan.

Profesor Akhmad Fauzy mengatakan berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 5 ayat 4, warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.

Kemudian pasal 12 dijelaskan setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing.

Lebih lanjut Fauzy mengatakan kelas khusus diperuntukkan bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa. Namun agar bisa masuk kelas khusus, persyaratannya sangat berat, yaitu Nilai rapor kelas IX rata 8, rata-rata nilai ujian nasional (UN) SMP minimal 8, dan tes kemampuan akademis 8 menggunakan skala 10. Syarat lain, IQ minimal 140.

"Guru yang mengajar di kelas khusus CI juga diseleksi dengan ketat dan fasilitas kelas ada standar minimal," kata Fauzy.

28

Page 34: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Mulai Juli, Jam Mata Pelajaran Agama Ditambah

Sumber : Republika, 28 Januari 2013

Penulis : Fenny Melisa

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementrian Pendidikan dan Budaya

(Kemdikbud) Ibnu Hamad menuturkan penerapkan tambahan jam mata pelajaran (matpel) agama

dari dua jam menjadi empat jam akan diberlakukan pada Juli 2013.

"Tambahan jam mata pelajaran agama diterapkan bersamaan dengan impelementasi kurikulum 2013

sekitar Juli 2013," kata Ibnu dihubungi Senin (28/1).

Ibnu menuturkan implementasi tambahan jam mata pelajaran agama yang rencananya dilakukan

pada tahun ajaran baru tersebut bertujuan untuk meningkatkan karakter anak didik. "Penambahan

jam tersebut untuk meningkatkan karakter siswa dan namanya pun berubah menjadi 'Pendidikan

Agama dan Budi Pekerti'," ujar Ibnu.

Menurut Ibnu, penambahan jumlah jam tersebut merupakan hasil penilaian masyarakat yang

memandang bahwa karakter atau budi pekerti siswa saat ini memprihatinkan. "Sudah beberapa lama

publik menilai siswa kita kurang berkarakter karena terlibat tawuran dan sebagainya. Karena itu,

publik menilai pendidikan agama perlu ditingkat sebagai saran pembentukan karakter dan budi

pekerti," jelas Ibnu.

Sementara itu, pengamat pendidikan, Suparman, menilai penambahan jumlah jam mata pelajaran

agama sangat relevan dengan semangat kurikulum 2013. "Kompetensi inti pertama dalam kurikulum

2013 adalah semangat religius maka saya kira relevan sekali penambahan jam agama," kata

Suparman.

Akan tetapi, lanjut Suparman, bertambahnya jam tatap muka mata pelajaran agama tersebut harus

mengutamakan implementasi kemuliaan akhlak oleh anak didik dalam kehidupan sehari-hari. "Bukan

hanya sekedar hafalan nilai-nilai saja. Misalkan anak mempraktekkan semangat gotong royong untuk

kebersihan lingkungan sebagai wujud dari keimanan," ujarnya.

Menurut Suparman proses pendidikan tidak bisa dilihat hasilnya secara instan. Perlu waktu untuk

melihat hasil pembentukkan karakter melalui pendidikan, baik pendidikan agama maupun

pendidikan yang lainnya. "Tentu semua pihak harus yakin bahwa akan ada perbaikan karakter pasca

perubahan proses pendidikan misalnya dengan adanya penambahan jam belajar," kata Suparman.

29

Page 35: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Anggaran Kurikulum 2013 Bengkak, Potensi Penyimpangan Tinggi?

Sumber : Republika, 29 Januari 2013

Penulis : Taufik Rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Panitia Kerja Kurikulum 2013 DPR mencium adanya potensi

penyimpangan anggaran kurikulum 2013 yang semula pemerintah mengangarkan biaya sebesar

Rp684,4 miliar kemudian secara tiba-tiba membengkak menjadi Rp 1,457 triliun sehingga berpotensi

menjadi mega skandal proyek Hambalang Jilid II.

Sebelumnya pemerintah mengangarkan biaya sebesar Rp 684,4 miliar kemudian secara tiba-tiba

membengkak menjadi Rp 1,457 triliun dengan rincian anggaran pencetakan buku sebesar Rp 1,03

triliun dan biaya pelatihan guru sebesar Rp 422 miliar. Menurut Ferdiansyah, salah satu poin krusial

dari pembengkakan anggaran kurikulum 2013 adalah soal pengadaan buku berisi kompetensi inti dan

dasar mulai dari tingkat SD hingga SMU/SMK.

Anggaran buku ini tambah Ferdiansyah menjadi persoalan serius sekaligus membuktikan

Kemendikbud tidak profesional karena draf pengadaan buku sama sekali tidak memiliki standard dan

manajemen secara profesional, termasuk soal penulisan yang baik, penerbitan produk maupun

distribusi agar mmenuhi standar 3M (murah, mutu dan merata).

"Persoalannya apakah ada keinginan baik pemerintah, khususnya Kemendikbud untuk membuat

buku-buku murah kepada siswa, sehingga orang tua tidak merasa terbebani dengan buku-buku

baru," katanya.

Padahal, tambah Ferdiansyah masih banyak cara yang harus dilakukan dalam rangka efisiensi

anggaran, termasuk pula soal sosialisasi dan pelatihan para guru. Selama ini, tambahnya upaya

peningkatan mutu guru belum sepenuhnya berjalan efektif, khususnya guru-guru yang ada di daerah

pendalaman.

Ferdiansyah mengakui, saat ini Panja kurikulum sedang menghimpun masukan dari pelbagai

kalangan mulai dari LSM, praktisi pendidikan, guru besar maupun pengamat sebagai pembobotan

pembahasan materi kurikulum.

"Untuk sementara sudah ada dua opsi dari aspirasi publik yang berkembang di panja. Opsi pertama

kelompok yang menolak dan kedua meminta penundaan. Yang jelas, kesimpulan sementara secara

akademis dan teknis pelaksanaan kurikulum 2013 oleh Kemendikbud yang memaksakan kurikulum

baru dalam jangka waktu enam bulan sangat dirasakan kurang," kata dia.

Ferdiansyah menjelaskan, berdasarkan pengalaman empirik, sejatinya pelaksanaan kurikulum yang

berjalan selama tiga tahun saja masih belum terselesaikan secara tuntas, apalagi kalau cuma enam

bulan waktu yang disediakan.

"Jadi, sangat tidak beralasan bila Mendikbud yang memaksakan pelaksanaan kurikulum pada tahun

ajaran baru 2013/2014.? Saya khawatir kalau waktu yang disediakan hanya enam bulan maka

hasilnya sudah dapat dipastikan kurikulum 2013 hanya produk copy paste dan jangan sampai

pemerintah menjadikan guru sebagai kambing hitam yang dianggap tidak mampu melaksanakan

kurikulum," kata Ferdiansyah.

Karena itu, FPG DPR tidak mau guru dijadikan kambing hitam dan rakyat dijadikan korban dari

kegagalan kebijakan pemerintah.

30

Page 36: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Biaya Sekolah Eks RSBI Ditanggung Daerah

Sumber : Sindo, 1 Februari 2013

Penulis : Neneng Zubaidah

Sindonews.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Muhammad Nuh

mengatakan, proses belajar mengajar bagi sekolah eks RSBI mengacu pada standar nasional

pendidikan (SNP) dan tetap berlangsung sampai akhir Tahun Pelajaran 2012/2013 sesuai dengan

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

Sementara terkait pembiayaan, menurutnya pemerintah provinsi/kabupaten/kota menyediakan

anggaran untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu pada sekolah eks RSBI itu.

Sekolah tidak boleh menarik pungutan dari masyarakat yang terkait dengan program RSBI. Sekolah

menerapkan pengelolaan pembiayaan sekolah reguler dengan manajemen berbasis sekolah.

Masyarakat dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan yang lebih bermutu.

"Pungutan itu memang tidak boleh, tetapi bukan berarti menutup sumbangan masyarakat,

masyarakat boleh berpartisipasi," tegas mantan Rektor ITS ini di Jakarta, Kamis (31/1/2013).

Pada surat edaran lanjut Nuh, juga diatur pembagian tanggung jawab baik pemerintah, pemerintah

provinsi, maupun pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah tetap mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang efisien dan efektif.

Selain itu, pemerintah juga melakukan pembinaan satuan pendidikan sesuai dengan SNP. Adapun

pemerintah provinsi/kabupaten/kota tetap bertanggung jawab membina sekolah eks RSBI.

Semua dokumen penganggaran yang menggunakan nomenklatur RSBI agar dilakukan revisi.

Pemerintah provinsi/kabupaten/kota wajib menyediakan anggaran sekolah untuk menjamin

peningkatan mutu pendidikan di daerah masing-masing.

31

Page 37: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Ikut SNMPTN, Sekolah Wajib Daftar PDSS

Sumber : Republika, 1 Februari 2013

Penulis : Fenny Melisa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) mewajibkan tiap

sekolah yang mengikutsertakan peserta didiknya pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri

(SNMPTN) untuk mengisi Pangkalan Data Sekolah Siswa (PDSS).

Ketua Umum SNMPTN 2013, Profesor Akhmaloka mengatakan pengisian PDSS merupakan syarat

yang harus dipenuhi sekolah selain pemilikan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN).

"Sekolah yang berhak mengikutsertakan siswanya dalam SNMPTN adalah sekolah yang mempunyai

NPSN dan mengisi data prestasi siswa pada PDSS,'' ujar Akhmaloka, Jumat (1/2).

Menurut Akhmaloka pengisian PDSS merupakan tahap pertama tata cara pendaftaran SNMPTN

2013. Kepala sekolah wajib mengisi data sekolah dan data siswa di PDSS melalui laman

www.pdss.snmptn.ac.id.

Setelah pengisian tersebut, kepala sekolah akan mendapatkan password yang akan digunakan siswa

untuk melakukan verifikasi data prestasi akademik. "Pengisian PDSS ditunggu sampai dengan 8

Febuari. Hingga 31 Januari 2013 tercatat 11695 sekolah yang telah mengisi PDSS di 33 provinsi," kata

Akhmaloka.

Akhmaloka menuturkan prestasi siswa yang dimasukan ke dalam PDSS adalah prestasi akademik.

"Pada PDSS harus ada rekam jejak prestasi akademik siswa," kata Akhmaloka.

Akhmaloka mengungkapkan SNMPTN merupakan pola seleksi nasional berdasarkan penjaringan

prestasi akademik dengan menggunakan nilai rapor dan prestasi. Pelaksanaan pendaftaran SNMPTN

2013 yang dilakukan siswa dibuka dari 1 Febuari 2013 hingga 8 Maret 2013.

"Siswa yang berhak mendaftar SNMPTN adalah siswa SMA/SMK/MA/MAK kelas akhir yang mengikuti

UN 2013, memiliki NISN dan terdaftar pada PDSS, memperoleh rekomendasi dari kepala sekolah, dan

memiliki prestasi akademik di sekolah pada semua semester," kata Akhmaloka.

32

Page 38: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Standar Kelulusan Ujian Nasional 5,5

Sumber : Republika, 1 Februari 2013

Penulis : Taufik Rachman

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Standar nilai kelulusan peserta ujian nasional tahun ajaran

2012/2013 sama dengan tahun lalu, yakni 5,5 untuk semua mata pelajaran yang diujikan.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta, Baskara

Aji di Yogyakarta, Jumat, mengatakan aturan kelulusan peserta ujian nasional (UN) sesuai dengan

prosedur operasional standar (POS) UN 2013, masih sama seperti tahun lalu.

"Sesuai dengan POS UN 2013 yang saya terima, termasuk standar nilai kelulusan ujian UN tahun ini

masih tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya,"katanya. Terkait standar nilai kelulusan UN

tersebut, dia optimistis angka kelulusan peserta didik di DIY akan meningkat dibanding tahun lalu.

"Standar nilai di DIY kalau kita perkirakan sudah mencapai nilai 7, oleh karena itu dengan 5,5 saya

kira tidak terlalu memberatkan bagi siswa,"katanya.

Sementara itu, menurut dia, justru yang dirasa memberatkan pada UN tahun ini adalah mekanisme

pelaksanaannya di mana UN sekolah formal dan UN pendidikan kesetaraan (UNPK) akan

dilaksanakan secara bersamaan.

"Kami harus berkoordinasi dengan pihak pelaksana di lapangan yang melibatkan banyak guru sebagai

pengawas karena UN formal dan UNPK dilaksanakan dalam satu hari secara bersamaan sementara

pelaksanaan pagi dan siang orangnya harus berbeda,"katanya.

Untuk saat ini, dia mengatakan, pihaknya masih melakukan penyusunan petunjuk pelaksanaan

(juklak) yang kemudian akan disosialisasikan kepada seluruh sekolah ditingkat kabupaten di DIY.

Pelaksanaan UN untuk sekolah menengah atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) akan

diselenggarakan pada 15-18 April. Sementara sekolah menengah pertama (SMP) akan dilakukan pada

22-25 April dan sekolah dasar (SD) pada 6-8 Mei.

33

Page 39: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Sekolah Dilarang Jual LKS

Sumber : Republika, 2 Februari 2013

Penulis : Taufik Rachman

REPUBLIKA.CO.ID,PANGKAL PINANG--Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung melarang sekolah menjual lembar kerja siswa (LKS) untuk siswanya.

"Penjualan LKS kepada siswa sebenarnya dilarang terkecuali ada laporan terlebih dahulu ke Dinas

Pendidikan Kota Pangkapinang agar tidak terlalu membebani orang tua siswa dari biaya pendidikan,"

kata Kepala Dinas Pendidikan Pangkalpinang, Edison Taher di Pangkalpinang, Sabtu.

Hal dikatakannya terkait banyaknnya penjualan LKS di tingkat sekolah dasar (SD) yang dianggap

terlalu membebani biaya pendidikan siswa di daerah itu.

Ia mengatakan, sebenarnya penggunaan LKS di sekolah itu sebenarnya sangat membantu proses

belajar mengajar bagi siswa. Para siswa akan memiliki banyak kesempatan mealatih kemampuan

pada LKS tersebut.

Namun Edison berharap dengan adanya penjualan LKS tersebut jangan sampai terlalu membebani

para orang tua siswa agar para anak didiknya bisa menyelesaikan pendidikan tanpa harus terbebani

dengan biaya pendidikan yang besar.

Oleh karena itu, Dinas Pendidikan akan mengawasi dan menindaklanjuti terkait penjualan LKS

terhadap siswanya.

"Kami akan tindak lanjuti itu semua dan jika memang benar ada penjualan LKS di sekolah dan tidak

ada laporan ke Dinas Pendidikan maka pemerintah akan megambil tindakan tegas terhdap sekolah

tersebut," ujarnya.

Ia mengatakan, pelaporan rencana penjualan LKS itu merupakan survei yang dilakukan pemerintah

terhadap masyarakat agar tidak membebani biaya pendidikan masyarakat di daerah itu.

Pemerintah saat ini berupaya menyukseskan wajib belajar 15 tahun, sehingga untuk bisa

menyukseskan target pendidikan itu pemerintah terus berupaya membantu meringankan biaya

pendidikan mayarakat di daerah itu.

34

Page 40: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Disiapkan Soal Khusus UN untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Sumber : Republika, 7 Februari 2013

Penulis : Taufik Rachman

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa

Yogyakarta, Baskara Aji menyatakan anak berkebutuhan khusus di seluruh sekolah inklusi di daerah

setempat akan difasilitasi bentuk soal khusus dalam Ujian Nasional 2013.

"Tentu anak-anak yang berkebutuhan khusus (ABK) akan kami perlakukan khusus agar juga dapat

mengikuti Ujian Nasional(UN) secara fair,katanya di Yogyakarta, Kamis. Dia menjelaskan, bagi siswa

penyandang tuna netra mulai SD, SMP, hingga SMA/SMK akan disediakan soal ujian dengan memakai

huruf braille.

"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menyediakan naskah ujian dengan

huruf braille namun hanya untuk SMP dan SMA sementara SD diserahkan kepada kebijakan provinsi

jadi nanti tetap kami siapkan sendiri,"katanya.

Menurut dia kebijakan tersebut efektif mengingat mekanisme pengerjaan soal UN bagi siswa

penyandang tuna netra pada tahun lalu masih dibantu oleh pengawas dengan membacakan soal.

Sementara itu, lanjut dia, bagi penyandang tuna rungu, untuk soal 'listening dalam ujian bahasa

Inggris akan diganti dengan materi 'reading'.

Sedangkan bagi siswa dengan tingkat penglihatan rendah (low vision) khusus untuk tingkat SD akan

disediakan soal ujian dengan huruf cetak lebih besar.

"Soal dengan huruf cetak lebih besar bagi siswa 'low vision' baru bisa diberikan untuk tingkat SD yang

kami sediakan sendiri, karena beruntung mekanisme pembuatan soal SD diserahkan

provinsi,"katanya.

Dia mengatakan, hingga saat ini belum ada kepastian dari Kemendikbud terkait rencana untuk

menyediakan soal khusus bagi siswa 'low vision' di tingkat SMP dan SMA tahun ini. "Penyediaan soal-

soal khusus oleh Jakarta (Kemendikbud) bagi siswa tuna netra mapun tuna rungu memang ada,

namun bagi yang 'low vision' belum ada kepastian,"katanya.

Terkait durasi pengerjaan soal bagi ABK, dia menjelaskan, akan diberikan waktu tambahan 45 menit

untuk setiap materi dengan waktu istirahat 30 menit. "Mekanisme khusus tersebut adalah upaya

untuk memungkinkan mereka setara dengan siswa lainnya karena tetap menggunakan substansi

atau bobot soal yang sama,"katanya.

Sementara itu dia mengatakan pihaknya telah menyebarkan luaskan Prosedur Operasional Standar

(POS) UN sesuai Peraturan Mendikbud ke seluruh sekolah di DIY, termasuk kisi-kisi ujian yang dapat

dijadikan acuan guru agar dapat memberikan materi pelajaran sesuai yang akan diujikan.

35

Page 41: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Lembar Jawaban UN Diberi 'Barcode'

Sumber : Kompas, 8 Februari 2013

Penulis : Riana Afifah

DEPOK, KOMPAS.com - Persoalan kebocoran soal Ujian Nasional (UN) menjadi pekerjaan rumah

yang harus diselesaikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam

penyelenggaraan UN selanjutnya. Untuk mengatasi hal tersebut, Kemdikbud mengeluarkan format

baru untuk naskah soal dan lembar jawaban UN 2013.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud, Khairil Anwar Notodiputro, mengatakan

bahwa tahun ini naskah soal dan lembar jawaban UN dibuat menjadi satu kesatuan sehingga

pembagiannya tidak dilakukan terpisah seperti pada pelaksanaan UN sebelumnya.

"Tahun ini, antara naskah soal dengan lembar jawaban tidak terpisah seperti biasa. Kalau dipisah

malah petaka, karena jawaban anak bisa jadi tidak sesuai antara soal dan lembar jawaban UN," kata

Khairil saat Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2013 di Pusat Pengembangan Tenaga

Pendidikan di Depok, Selasa (12/2/2013).

Ia juga mengingatkan jika ada lembar jawaban yang rusak dan minta penggantian maka naskah

soalnya juga harus diganti begitupula sebaliknya. Dengan demikian, potensi rumor kecurangan pada

UN melalui cara memasukkan kode soal secara acak tidak lagi dapat dilakukan.

Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Teuku Ramli, membenarkan format baru ini.

Bahkan pada lembar jawaban UN tertera barcode yang mengindikasikan kode naskah soal UN.

Nantinya barcode ini akan dipindai oleh alat tertentu saat jawaban UN dikoreksi.

"Jadi tidak perlu lagi siswa memasukkan kode naskah soal karena sudah ada barcode itu," ujar Ramli.

"Jika mau curang dengan menukar lembar jawaban maka saat dikoreksi jawabannya tidak akan

sesuai dengan soal karena ada barcode itu," tandasnya.

Selain penggunaan barcode dan penyatuan naskah soal dengan lembar jawaban UN, Kemdikbud juga

menyiapkan 20 variasi soal pada UN tahun ini sehingga anak-anak bisa berkonsentrasi pada soalnya

masing-masing tanpa perlu melihat pekerjaan temannya.

36

Page 42: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Masa Jabatan Kepala Sekolah Dibatasi

Sumber : Sindo, 8 Februari 2013

Penulis : Neneng Zubaidah

Sindonews.com - Mulai saat ini, masa jabatan Kepala Sekolah (Kepsek) dibatasi. Kalau sebelumnya

jabatan kepsek bisa diperpanjang secara terus menerus.

Maka sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 28 tahun 2010

yang mulai diterapkan satu tahun terakhir, jabatan kepsek maksimal selama dua periode.

"Setiap guru hanya boleh menjabat sebagai kepala sekolah selama dua periode, masing-masing

empat tahun masa jabatan. Kebijakan ini digulirkan agar terjadi regenerasi kepala sekolah," ujar

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Kadarmanta Baskara Aji, di

Yogyakarta, Rabu (6/2/2013).

Menurut Aji, kepsek bisa menambah masa jabatannya jika memenuhi syarat-syarat khusus. Mereka

harus mempunyai kinerja yang sangat istimewa selama menjabat sebagai kepsek. Kepsek tersebut

juga harus mau ditempatkan di sekolah-sekolah yang akreditasinya lebih rendah dibandingkan

sebelumnya.

"Hal itu dilakukan, agar kepsek yang bersangkutan bisa mengangkat kualitas sekolah yang lebih

rendah akreditasinya. Karena pada intinya, kepala sekolah adalah guru yang mendapatkan tambahan

pekerjaan. Jadi kebijakan ini tidak masalah bagi mereka," paparnya.

Aji menambahkan, untuk menjadi kepsek, para guru pun harus melewati sejumlah tahap. Mereka

merupakan guru yang sudah memiliki pengalaman dan mengikuti diklat kepsek. Jabatan itu bisa

dimiliki dalam dua cara. Mereka ditunjuk oleh dinas pendidikan setempat, atau justru guru yang

secara aktif mengajukan diri sebagai kepsek.

"Meski menjadi kepala sekolah, mereka tetap mendapatkan tunjangan. Jam mengajarnya pun

berkurang dari 24 jam menjadi 6 jam per minggu karena tugas kepala sekolah menggkoordinir

sekolah," jelasnya.

37

Page 43: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 SD eks RSBI Prioritas Kurikulum Baru

Sumber : Sindo, 8 Februari 2013

Penulis : Neneng Zubaidah

Sindonews.com - Penerapan kurikulum baru di jenjang sekolah dasar (SD) akan dibatasi kuota 30

persen dengan mayoritas sekolah eks Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang akan

dipakai.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Khairil Anwar Notodiputro

mengatakan, setiap kabupaten kota akan dipilih 30 persen sekolah dari jumlah sekolah yang ada.

Misalnya, di satu kabupaten ada 10 sekolah maka yang akan diambil hanya tiga atau empat sekolah

saja.

Dia melanjutkan, sekolah yang akan dipilih ialah sekolah yang sudah siap untuk melaksanakan

kurikulum yang dilihat dari kelengkapan ruang kelas dan sarana prasarananya. Jika dilihat dari

kriterianya maka sekolah yang dipilih ialah sekolah eks RSBI yang sudah banyak didirikan di

kabupaten kota.

Sayangnya, tidak adanya sekolah eks RSBI di daerah terpencil membuat pelaksanaan kurikulum di

daerah khusus ini akan terkendala. "Kalau mencari 30 persen mudah saja jika di kabupaten kota.

Namun, kalau di daerah terpencil tidak mungkin ada RSBI-nya," katanya ketika dihubungi wartawan,

Jumat (8/2/2013).

Khairil menambahkan, kurikulum baru memang harus didukung oleh budaya sekolahnya yang sudah

bagus. Selain itu, sekolah yang dipilih juga harus didukung oleh kebijakan pendidikan yang dibuat

oleh pemerintah daerah.

Dia menegaskan, jika tidak ada dukungan pemerintah daerah maka Kemendikbud akan kesulitan

untuk melaksanakan kurikulum yang dimulai pada tahun ajaran baru nanti.

Guru Besar Statistik IPB ini menjelaskan, Kemendikbud tidak berani mengambil sampel sekolah yang

belum bermutu bagus karena pada tahap awal ini pemerintah menginginkan program kurikulum ini

berhasil dilakukan.

Keberhasilan ini akan menjadi pembelajaran bagi Kemendikbud untuk melihat indicator dan factor

apa saja yang menjadi penentu keberhasilan yang selanjutnya diverifikasi lebih lanjut di lapangan.

"Jadi kalau ambil sekolah yang katakanlah tidak siaap itu kan seperti mempertaruhkan nasib siswa.

kita tidak mau begitu, siswa harus dilindungi. Jadi sekolah yang siap dulu yang kita terapkan.

Memang sekolah bagus kemungkinan akan berhasil. Dari situ ada proses pembelajaran. Namun

ketika sudah dapat sekolah yang masih belum siap akan kami terus perbaiki," terang Khairil.

Dia menerangkan, sekolah yang akan melaksanakan kurikulum langsung dipilih oleh Kemendikbud

berdasarkan data yang ada. Setelah itu, akan ada tim yang memverifikasi di lapangan.

Kemendikbud akan mengkomunikasikan pilihan itu kepada pemerintah daerah untuk urun rembuk

menentukan pilihan sekolah. Selain melatih guru, ujarnya, pihaknya juga akan melakukan

pendampingan.

38

Page 44: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Indonesia Kembangkan Buku Digital Interaktif

Sumber : Kompas, 11 Februari 2013

Penulis : Ester Lince Napitupulu

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia mengembangkan buku digital interaktif, yang dapat digunakan di komputer tablet. Upaya ini dilakukan pengembang piranti lunak (software) pendidikan di Indonesia, untuk mendukung tumbuhnya budaya belajar tanpa batas di kalangan generasi muda yang berkembang di dunia.

"Perkembangan TIK bermanfaat besar untuk mendukung pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Tapi sayang, para pelajar lebih sering memakai komputer tablet untuk games dan media sosial," kata Direktur Pemasaran PT Pesona Edukasi, Hary Candra, di Jakarta, Senin (11/2/2013).

Peluncuran Buku Digital Interaktif Generasi ke-4 dilakukan pekan lalu. PT Pesona Edukasi, yang merupakan pengembang software asli Indonesia, telah mengekspor software Matematika dan Sains ke 30 negara di dunia.

Pembelajaran dengan software matematika dan sains yang asyik dan menyenangkan, selama ini lebih ditujukan untuk membantu guru. Dengan perkembangan komputer tablet yang semakin terjangkau, PT Pesona Edukasi mengembangkan buku digital interaktif yang bisa dibaca di komputer tablet.

"Bukan buku digital yang memindahkan buku teks seperti buku sekolah elektronik. Dengan buku digital ini, siswa bisa belajar secara menarik, seperti games. Namun materinya, ya seperti yang ada dalam kurikulum," kata Hary.

Sebagai proyek percontohan, PT Pesona Edukasi mengembangkan pemanfaatan content buku digital interaktif matematika dan sains di SMPN 1 Cikini, Jakarta.

Proyek serupa akan dikembangkan di 25 sekolah lainnya yang selama ini sudah menggunakan software Pesona Edukasi.

Bambang Juwono, Managing Director PT Pesona Edukasi, menambahkan, pengembangkan konten pembelajaran sains dan matematika untuk komputer tablet ini baru dikembangkan 2-3 penerbit besar di dunia.

"Kami juga bergegas mengembangkan supaya Indonesia tidak ketinggalan. Pengembangan ini karya anak bangsa. Seharusnya kita bangga mengembangkan produk yang dibuat oleh anak bangga," ujar Bambang.

Untuk dapat mengakses buku digital interaktif di komputer tablet sains dan matematika dari jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK, pelajar dapat membeli voucher. Untuk buku digital satu semester, cukup membeli voucher Rp 40.000.

Wardiman Djojonegoro, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, mengatakan, pemanfaatan TIK untuk pendidikan harus terus diperluas. Ketika tren dunia ke arah pemanfaatan komputer tablet, Indonesia pun harus bisa adaptif.

"Sekolah harus siap dengan trend perubahan TIK. Teknologi sudah tidak dapat dipisahkan dari generasi muda sekarang. Tinggal kita siapkan pemanfaatan yang baik, dengan content yang baik," kata Wardiman.

39

Page 45: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Kurikulum 2013 Mulai Diterapkan di Lebih 100.000 Sekolah

Sumber : Kompas, 12 Februari 2013

Penulis : Riana Afifah

DEPOK, KOMPAS.com - Sebanyak 102.053 sekolah di seluruh Indonesia dari semua jenjang

pendidikan menjadi sasaran dari penerapan kurikulum 2013. Namun untuk jenjang Sekolah Dasar

(SD) hanya 30 persen sekolah dari seluruh SD di Indonesia yang dijadikan tempat pemberlakuan

kurikulum 2013 tahap pertama.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim, mengatakan bahwa kriteria penetapan

sekolah dilihat berdasarkan dari wilayah provinsi dan kabupaten/kota, jenis sekolah negeri dan

swasta, ketersediaan guru dan sarana prasarana, serta status akreditasi.

"Jadi memang tidak ada piloting. Semua kabupaten/kota harus melaksanakan kurikulum 2013," kata

Musliar saat Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan 2013 di Pusat Pengembangkan Tenaga

Pendidikan, Depok, Selasa (12/2/2013).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kemdikbud, jumlah SD yang menerapkan kurikulum 2013

sebanyak 44.609 sekolah. Kemudian pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak

36.434 sekolah dengan jumlah siswa kelas VII sebanyak 3.250.717.

Adapun pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 11.535 sekolah dengan jumlah siswa

kelas X sebanyak 1.420.933. Sedangkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 9.875 sekolah

dengan jumlah siswa kelas X sebanyak 1.131.549.

"Untuk negeri atau swasta sudah ada jumlahya proporsional. Tapi boleh saja diganti, tetapi jangan

sampai menimbulkan kecemburuan kepada sekolah swasta andaikata mereka tidak mendapatkan,"

tandasnya.

Seperti diketahui, penerapan kurikulum 2013 tahap pertama ini menyasar pada kelas I dan kelas IV

jenjang SD. Kemudian untuk jenjang SMP hanya untuk kelas VII dan untuk jenjang SMA/SMK hanya

kelas X saja. Selanjutnya akan diteruskan pada 2014 dan 2015.

40

Page 46: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Cara Supaya Tak Ada Kecurangan Ujian Nasional

Sumber : Tempo, 13 Februari 2013

Penulis : Satwika Movementi

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya mencegah kecurangan,

termasuk kebocoran soal ujian nasional dengan berbagai cara. Pertama, menyatukan lembar

jawaban ujian (LJU).

"Ini untuk mencegah kecurangan siswa yang bertukar lembar jawaban," kata Kepala Badan Penelitian

dan Pengembangan (Balitbang) Mendiknas, Khairil Anwar Notodiputro, saat Rembuk Nasional

Pendidikan dan Kebudayaan di Bojongsari, Depok, Selasa, 12 Februari 2013.

Berikutnya terkait dengan pendistribusian lembar jawaban. Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta,

Taufik Yudi Mulyanto, mengatakan, lembar jawaban disimpan di sekolah yang merupakan pusat

rayon. "Tempat menyimpan soal diamankan oleh polisi dan aparat lainnya," kata dia.

Kemudian, saat soal didistribusikan ke sekolah-sekolah, polisi juga ikut mengawal. "Pengamanan

seperti ini sah-sah saja. Bagaimanapun juga, ujian nasional adalah suatu kegiatan kenegaraan," ucap

Taufik.

Dia mengatakan, pada saat ujian, polisi dan aparat keamanan hanya akan bertugas di luar lingkungan

sekolah. "Pengamanan saat ujian hanya dilakukan oleh penyelenggara," ujarnya.

Adapun terdapat sejumlah sanksi yang ditetapkan, baik bagi peserta maupun pengawas. Anggota

Badan Standardisasi Nasional Pendidikan Indonesia (BSNPI), Teuku Ramli Zakaria, menyebutkan

sejumlah pelanggaran berikut sanksinya.

"Siswa yang saling meminjamkan alat tulis dan tidak membawa kartu ujian tergolong pelanggaran

ringan," kata dia. Sanksi pelanggaran itu adalah teguran secara tertulis.

Berikutnya adalah pelanggaran kategori sedang, yaitu membuat kegaduhan dan membawa telepon

genggam. "Sanksi pelanggaran ini adalah pembatalan ujian," ucap Ramli.

Sedangkan pelanggaran kategori berat adalah membawa sontekan, kerja sama, menyontek, serta

membawa kunci jawaban," kata dia. Sanksi pelanggaran itu adalah dikeluarkan dari ruang kelas dan

dinyatakan tidak lulus.

Ujian Nasional 2013 dijadwalkan dilaksanakan pada 15 April 2013 untuk tingkat sekolah menengah

atas. Sedangkan sekolah menengah pertama pada 22 April 2013 dan sekolah dasar pada 29 April

2013.

41

Page 47: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Kemendikbud Akan Berlakukan Kurikulum 2013

Sumber : Antara, 13 Februari 2013

Penulis : Ruslan Burhani

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memberlakukan Kurikulum

2013 secara bertahap mulai tahun ajaran 2013--2014.

"Kurikulum 2013 akan diberlakukan secara bertahap pada sekolah dasar serta SMP dan SMA mulai

tahun ajaran baru mendatang," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh pada

rapat kerja dengan Komite II DPD RI di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.

Rapat kerja dipimpin oleh Ketua Komite II DPD RI Sulistiyo yang dihadiri anggota DPD RI. Mendikbud

menjelaskan, pada tahun pertama untuk murid kelas satu dan kelas empat sekolah dasar serta kelas

satu SMP dan SMA.

Selanjutnya, pada tahun kedua akan diberlakukan kepada kelas dua dan kelas lima sekolah dasar

serta kelas dua SMP dan SMA, kemudian pada tahun ketiga akan diberilakukan kepada kelas empat

dan kelas enam sekolah dasar serta kelas tiga SMP dan SMA.

Menjelang diberlakukannya kurikulum 2013, menurut dia, akan diberikan pelatihan secara bertahap

kepada para guru dan pnegawas untuk menyerap materi kurikulum 2013 pada April hingga Juli 2013.

"Kemendikbud telah menyiapkan materi kurikulum maupun materi pelatihan untuk guru dan

pengawas," katanya. Menurut dia, tidak ada alasan lagi untuk menunda pemberlakuan Kurikulum

2013 karena sudah disesain untuk diterapkan mulai tahun ajaran 2013--2014.

Sementara itu, Anggota Komite II DPD RI, Darmayanti Lubis, menanyakan sejauhmana urgensi

pemberlakuan Kurikulum 2013, apakah penting atau sudah genting.

"Jika belum genting, saya usulkan agar pemerintah menunda dulu pemberlakukan. Kurikulum 2013

sampai lebih siap dan daerah juga lebih siap," katanya. Darmayanti juga mempertanyakan, apakah

pelatihan guru ini bisa beralan baik dan efektif karena setelah kesejahteraan para guru meningkat,

justru menjadi tidak efektif.

42

Page 48: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Ditanggung Pemerintah, Buku Pelajaran Bakal Gratis

Sumber : Kompas, 14 Februari 2013

Penulis : Riana Afifah

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam penerapan Kurikulum 2013, siswa tidak diharuskan lagi membeli buku pelajaran. Buku-buku pelajaran untuk seluruh jenjang disediakan gratis oleh pemerintah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menanggung penuh pengadaan buku Kurikulum 2013. Pengadaan buku untuk sekolah dasar (SD) ditanggung oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), sementara buku-buku untuk tingkat sekolah menengah pertama dan atas akan ditanggung oleh Dana Alokasi Khusus (DAK). Kabupaten yang tidak memiliki DAK akan ditanggung oleh APBN.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim mengatakan bahwa pengadaan buku yang ditanggung penuh melalui APBN ditujukan bagi siswa jenjang SD. Sedangkan untuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK) menggunakan DAK.

"Pengadaan dan distribusi dilaksanakan oleh pemerintah dan pemerintah kabupaten kota. Untuk SD, semuanya ditanggung pusat," kata Musliar di Jakarta, Kamis (14/2/2013).

Selain masalah biaya, ia juga menegaskan bahwa pengadaan buku hingga distribusinya dapat selesai pada akhir Juni mendatang sehingga pada pekan pertama Juli seluruh siswa yang menjalankan kurikulum baru dapat menggunakannya.

"Ketika tahun ajaran baru, semua buku harus sudah dapat diterima oleh siswa. Distribusi paling tidak selesai Juni," ujar Musliar.

Bagi kabupaten/kota yang menggunakan DAK, kegiatan pengadaan buku diharapkan dapat dimulai pada Maret mendatang sehingga pada akhir Juni dapat selesai. Pasalnya, waktu pengerjaan buku diperkirakan memakan waktu 60-80 hari.

43

Page 49: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Ditemukan, 8 Kejanggalan pada Kurikulum 2013

Sumber : Kompas, 15 Februari 2013

Penulis : Riana Afifah

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Pendidikan bersama Indonesia Corruption Watch (ICW)

menemukan delapan kejanggalan pada kurikulum 2013 yang dijadikan pengganti Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Melihat delapan kejanggalan ini, menunjukkan pemerintah tidak memiliki

mekanisme pasti dalam mengubah kurikulum.

Peneliti ICW, Siti Juliantari Rachman, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan investigasi

terkait proses perubahan kurikulum pendidikan ini. Dari investigasi terhadap berbagai narasumber

ini, ditemukan delapan kejanggalan pada kurikulum 2013 yang menimbulkan berbagai pertanyaan.

"Perubahan kurikulum ini aneh. Selain tergesa-gesa, ada juga kejanggalan dari penyusunannya, guru,

buku bahkan anggaran," kata Tari saat jumpa pers Kejanggalan Kurikulum 2013 di Kantor ICW,

Kalibata, Jakarta, Jumat (15/2/2013).

Kejanggalan pertama adalah pemerintah menggunakan logika terbalik dalam perubahan kurikulum

pendidikan. Pemerintah justru mengubah kurikulum terlebih dahulu baru diikuti dengan revisi

Peraturan Menteri dan Peraturan Pemerintah. "Harusnya kan pemerintah merevisi PP tentang

standar nasional pendidikan dulu baru menyusun kurikulum baru. Ini sekarang standar nasional

pendidikan justru mengikuti kurikulum 2013," jelas Tari.

Kejanggalan kedua adalah pemerintah tidak konsisten dengan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN). Proses perubahan kurikulum ini justru terlihat tidak terencana dan

tidak terstruktur. Akibat perubahan kurikulum di luar RPJMN adalah anggaran yang ikut tidak pasti.

Masalah anggaran ini menjadi kejanggalan ketiga dalam kurikulum 2013 ini. Sudah pernah disebut

bahwa anggaran perubahan kurikulum ini tidak pernah sama. Pada paparan pertama kepada Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR), pemerintah menyebutkan anggaran kurikulum sebesar Rp 684 miliar.

Namun kemudian berubah menjadi Rp 1,4 triliun dan naik kembali menjadi Rp 2,49 triliun.

Kemudian kejanggalan keempat adalah tidak ada evaluasi komprehensif terhadap KTSP yang dapat

menjadi landasan adanya perubahan kurikulum ini. Selanjutnya kejanggalan kelima adalah panduan

kurikulum yang malah membelenggu kreativitas dan inovasi guru serta penyeragaman konteks lokal.

"Semuanya disediakan pusat. Guru jadi terbatas dalam mengembangkan kreativitas dan konteks

lokal kan berbeda tidak bisa diseragamkan," jelas Tari.

Kejanggalan keenam adalan target training master teacher yang terlalu ambisius. Hal ini mengacu

pada durasi pelatihan dan jumlah guru yang akan dilatih cukup besar. Kejanggalan ketujuh adalah

bahan perubahan kurikulum yang disampaikan pemerintah berbeda-beda. "Tidak ada dokumen

pasti. Pemerintah hanya memperlihatkan powerpoint saja yang terus bisa ditambah jika ada

kekurangan. Jadinya dokumen berubah terus tidak pasti," ujar Tari.

Kejanggalan terakhir adalah persiapan buku yang jauh dari selesai. Buku yang disiapkan untuk siswa

dan guru baru selesai 50 persen. Bahkan untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Sekolah Menengah Atas (SMA) buku yang siap baru buku Sejarah dan Matematika saja.

44

Page 50: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Kurikulum 2013 Hanya di SD Akreditasi A dan B

Sumber : Kompas, 20 Februari 2013

Penulis : Luki Aulia, Ester Lince Napitupulu, Sri Rejeki

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurikulum 2013 pada jenjang sekolah dasar hanya akan diterapkan di SD berakreditasi A dan B pada tahun 2013. Adapun SD berakreditasi C akan menerapkan kurikulum baru tersebut mulai tahun 2014. Keputusan terbaru pemerintah tersebut disampaikan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim dalam rapat dengar pendapat dengan Panitia Kerja (Panja) Kurikulum Komisi X DPR, Selasa (19/2), di Jakarta.

Musliar mengatakan, pertimbangan pemilihan sekolah berakreditasi A dan B yang jumlahnya 44.609 sekolah didasarkan atas kesiapan sekolah itu dari sisi akreditasi, ketersediaan guru, dan sarana prasarana. Salah satu anggota panja kurikulum, Dedi Gumelar, mempertanyakan alasan pemerintah hanya memilih SD dengan akreditasi A dan B. Ini dinilai tidak sesuai dengan janji Kemdikbud pada awal-awal pembahasan perubahan kurikulum tahun lalu yang menyatakan bahwa akreditasi tidak menjadi faktor pemilihan sekolah dalam pelaksana Kurikulum 2013. ”Dulu, kan, janjinya semua sekolah dapat kesempatan yang sama,” ujarnya.

Pada kesempatan terpisah, Mendikbud Mohammad Nuh menambahkan, untuk sementara sekolah-sekolah itu saja yang sudah siap. Pemerintah tidak bisa memaksakan sekolah yang belum siap. Kesiapan sekolah juga dipertimbangkan dari prestasi siswa dan sekolah. SD/MI yang terakreditasi A dan B sebanyak 71,5 persen.

Nuh mengatakan, pemilihan sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 diserahkan kepada setiap daerah. Meski demikian, kriteria pemilihan sekolah tersebut harus sudah terakreditasi dan juga harus memiliki guru tetap yang lengkap, yakni kelas I-VI, guru agama, dan guru pendidikan jasmani, olahraga, serta kesehatan.

Dalam pemaparan Musliar disebutkan, sekolah-sekolah pelaksana kurikulum akan mendapat pendampingan dari sekolah inti. Sekolah inti adalah sekolah negeri/swasta yang ditetapkan kabupaten/kota dan sudah memiliki kriteria terakreditasi A dan memiliki guru inti. Sementara itu, sekolah inti akan didampingi oleh sekolah pembina. Sekolah pembina adalah sekolah negeri/swasta yang sudah menerapkan discovery learning dan yang sudah menerapkan metode tematik.

Dipertanyakan Anggota panja kurikulum Zulfadli mempertanyakan pertimbangan dan strategi pemerintah memilih sekolah pembina yang akan mendampingi sekolah-sekolah pelaksana Kurikulum 2013. Karena kriteria yang terlalu tinggi, ia khawatir sekolah-sekolah di daerah akan kesulitan dan tidak ada yang bisa menjadi sekolah pembina.

Keraguan serupa disampaikan Retno Listyarti, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FGSI). Ia mengatakan, waktu pelaksanaan Kurikulum 2013 tinggal empat bulan lagi, tetapi sampai sekarang pemangku kepentingan pendidikan belum pernah melihat dokumen kurikulum yang resmi dan final. ”Jadi kita semua meributkan sesuatu yang barangnya tak jelas, seperti membeli kucing dalam karung,” kata Retno.

Di Magelang, peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI), Jaleswari Pramodhawardani, mengatakan, karena persoalan terorisme semakin luas,

materi terorisme perlu masuk dalam kurikulum. ”Generasi muda saat ini kelompok paling potensial

direkrut jaringan teroris,” ujar Jaleswari dalam seminar nasional di Akademi Militer Magelang. 45

Page 51: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Selain 'Master Teacher', Kini Ada Sekolah Pembina

Sumber : Kompas, 20 Februari 2013

Penulis : Riana Afifah

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain master teacher, untuk menyukseskan penerapan kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memiliki strategi dengan menunjuk sekolah pembina. Sekolah ini akan membantu pelaksanaan kurikulum di semua jenjang sekolah sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya dan meminimalisir kendala implementasi.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim, mengatakan bahwa sekolah pembina akan diajukan oleh kabupaten/kota setempat. Selanjutnya, penentuan dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai kriteria yang ditentukan. Salah satunya terkait akreditasi.

"Kalau ada di kabupaten itu ya diambil dari situ. Tapi kalau tidak ada bisa lintas kabupaten sekolahnya. Tugasnya kan membina tidak perlu ada tiap hari," kata Musliar saat Rapat Dengar Pendapat dengan Panja Kurikulum di Ruang Rapat Komisi X DPR RI, Jakarta, Selasa (19/2/2013).

Sekolah yang dijadikan sekolah pembina juga tidak terbatas pada sekolah negeri saja. Bagi sekolah swasta yang memiliki mutu baik, sarana prasarana memadi dan sudah menerapkan kurikulum yang mempunyai konsep serupa dengan kurikulum baru maka terbuka kesempatan menjadi sekolah pembina. "Bisa saja sekolah swasta. Selama mutu dan sarana prasarananya lebih baik. Kenapa tidak? Sayang kan, mereka mau mengulurkan tangan tapi tidak dimanfaatkan," jelas Musliar.

Ia juga mengungkapkan bahwa akan ada insentif bagi sekolah tersebut tapi belum dibicarakan lebih lanjut. Menurutnya, tanpa ada insentif pun sekolah tersebut tetap mau menjalankan peran sebagai sekolah pembina karena memiliki kebanggaan tersendiri.

"Bagi mereka suatu kebanggaan tersendiri ditunjuk menjadi sekolah pembina," ungkapnya.

46

Page 52: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Penerapan Kurikulum 2013 untuk SLB Ditangguhkan

Sumber : Pikiran Rakyat, 22 Februari 2013

Penulis : A-208/A-88

BANDUNG, (PRLM).- Penerapan kurikulum 2013 untuk jenjang Sekolah Luar Biasa (SLB) akan ditangguhkan. Pelaksanaan akan dilakukan setahun setelah sekolah umum atau tepatnya pada 2014. Ini karena kompleksitasnya kurikulum SLB.

Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar Kemendikbud Dr.Mudjito mengakatan meskipun jumlah siswa SLB sedikit, sekitar 116 ribu, tapi dari jumlah varian kecacatannya banyak ditambah kurikulum kompensatoris yang tidak ada di sekolah umum.

Kurikulum itu merupakan kompensasi dari kecacatan. Misalnya kompensasi untuk anak tunanetra harus ada kompentasi untuk mobilitas jadi kurikulum dicipatakan sendiri di luar kurikulum sekolah standar pada umumnya. "Kalau di SD jumlah siswanya 30 juta bisa dibuat satu kurikulum standar nasional sedangkan di SLB tidak bisa," akunya.

Menurut Mudjito, akan lebih baik jika penerapan kurikulum 2013 di SLB sedikit mundur tapi pada penerapan 2014 dapat dilakukan secara serempak di semua SLB. Saat ini jumlah SLB sekitar 1.700 memang lebih sedikit dari sekolah umum maka penyelesaian pelaksanaan kurikulum bisa lebih cepat selesai.

47

Page 53: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 UN dan UNPP 2013 Digelar Bersama

Sumber : Suara Merdeka, 23 Februari 2013

Penulis : K3-60

SEMARANG - Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dan Ujian Nasional Program Paket (UNPP) tahun 2013 akan digelar bersama. Kondisi itu berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sebelumnya, karena tidak bersamaan, siswa yang tidak lulus bisa mengikuti kedua ujian itu pada waktu berbeda.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bunyamin mengatakan, siswa yang tidak lulus pada Tahun Pelajaran 2011/2012, 2010/2011, dan 2009/2010 hanya memiliki satu pilihan, mau ikut UN atau UNPP pada tahun 2013. "Dari jadwal, kalau tahun lalu UN dulu baru setelah itu UNPP. Akan tetapi, tahun ini UN dan UNPP dilaksanakan bersamaan," ungkap dia disampingi Sekretaris UN Kota Semarang Sutarto, kemarin.

UNPP dulu dikenal dengan nama Ujian Nasional Kejar Paket (UNPK), yakni ujian nasional untuk peserta didik dari jalur pendidikan nonformal yang terbagi atas tiga paket, yaitu A, B, dan C. Pelaksanaan UNPP dibagi sesuai dengan jenjang pendidikan, yakni paket A setara dengan SD/sederajat, paket B setara dengan SMP/sederajat, dan paket C setara dengan SMA/sederajat.

Bunyamin menjelaskan, UN dan UNPP pada tahun ini serentak diselenggarakan pada 15-18 April untuk jenjang SMA dan paket C, kemudian pada 22-25 April untuk jenjang SMP dan paket B, dan 6-8 Mei 2013 untuk jenjang SD dan paket A. ''Meski tanggalnya sama, waktu atau jamnya berbeda. UN dilaksanakan pagi, sedangkan UNPP siangnya,'' tutur Bunyamin.

Dua Periode

Menurutnya, UNPP seperti tahun sebelumnya juga digelar dalam dua periode, yaitu April dan Juli, sehingga jika masih gagal di UN dan UNPP periode pertama, peserta didik dapat ikut pada periode kedua bulan Juli.

"Kami sudah sosialisasikan hal ini ke sekolah-sekolah. Biasanya, sekolah juga tetap mendaftarkan kembali siswanya yang tidak lulus UN hingga tiga tahun sebelumnya. Kalau tidak lulus tahun 2009 ke bawah, ya tidak bisa," katanya.

Pelaksanaan UN dan UNPP yang digelar secara bersamaan merupakan keputusan pemerintah dan mekanisme pelaksanaannya masih sama seperti tahun sebelumnya, hanya waktu pelaksanaannya yang berbeda.

"Sejauh ini, kami masih menghimpun data peserta ujian, baik UN maupun UNPP 2013. Belum ada penetapan daftar nominasi tetap (DNT) peserta ujian, mungkin minggu depan baru bisa kami sampaikan," tandas Bunyamin.

48

Page 54: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Buku untuk 3 Mata Pelajaran SMA Dirombak Total

Sumber : Kompas, 25 Februari 2013

Penulis : Riana Afifah

SURABAYA, KOMPAS.com - Jika di jenjang sekolah dasar pemerintah mengganti semua buku

pelajaran yang akan digunakan pada kurikulum baru, maka untuk jenjang sekolah menengah atas

pemerintah memastikan akan mengganti buku untuk tiga mata pelajaran jelang penerapan

kurikulum baru pada pertengahan Juli mendatang. Ketiga mata pelajaran itu adalah Bahasa

Indonesia, Matematika dan Sejarah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa perubahan buku

pelajaran untuk tiga mata pelajaran di jenjang SMA itu memang dipilih karena terkait materi

nasional. Sementara itu, untuk mata pelajaran lain, buku untuk mata pelajaran lain tidak akan diganti

seluruhnya karena materinya tidak akan banyak berubah.

"Memang yang diambil tiga itu karena materi pembelajaran di SMA tidak banyak berubah. Hanya

masalah penjurusan jadi peminatan saja," kata Nuh di Surabaya, Minggu (24/2/2013).

Nuh meminta agar berbagai pihak tidak perlu khawatir terkait pengadaan buku. Pihak kementerian

telah memperhitungkan dengan baik buku yang harus dipersiapkan untuk berbagai jenjang pada

pelaksanaan kurikulum baru mendatang.

"Konsentrasinya lebih pada jenjang Sekolah Dasar (SD) karena kan sekarang tematik integratif," jelas

Nuh.

Untuk kelas I SD, pihaknya menyediakan delapan tema buku yang akan diperbanyak. Sementara

untuk kelas IV SD, buku yang dipersiapkan terdiri dari sembilan tema. Buku-buku tersebut belum

termasuk buku agama yang juga wajib dimiliki siswa. Rencananya kementerian akan mencetak enam

buku agama yang terdiri dari Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu.

"Akan diperbanyak jadi puluhan juta eksemplar buku-buku ini. Sumber dananya dari APBN dan juga

DAK daerah," tandasnya. Sebelumnya, Indonesia Corruption Watch (ICW) sempat menyoroti masalah

pengadaan buku baru untuk jenjang SMA hanya untuk tiga mata pelajaran saja. Padahal kurikulum

baru sudah akan dilaksanakan pada Juli mendatang.

49

Page 55: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Mata Pelajaran Seni Budaya Ditambah 2 Jam

Sumber : Kompas, 27 Februari 2013

Penulis : Riana Afifah

JAKARTA, KOMPAS.com — Selain mata pelajaran Agama yang mendapat tambahan porsi jam

pertemuan pada kurikulum baru, mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya juga mendapat tambahan

jam menjadi empat jam pertemuan dalam sepekan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh

mengatakan, jam mata pelajaran ini ditambah dua jam agar para siswa memiliki kesempatan untuk

mempertajam kreativitasnya.

Selain itu, muatan lokal yang yang ada dalam kurikulum baru mendatang juga diserahkan

sepenuhnya pada daerah masing-masing. Dengan demikian, mata pelajaran yang dimasukkan ke

dalam muatan lokal bisa beragam, baik pelajaran Bahasa Daerah maupun Seni Tari.

"Namanya saja muatan lokal, jadi biar daerah yang mengisi. Mau tari, bahasa, atau apa saja, ya boleh

saja," kata Nuh saat dijumpai seusai Pemberian Penghargaan "Dokter Kecil-Mahir Gizi" di Gedung A

Kemendikbud, Jakarta, Rabu (27/2/2013).

Namun, penambahan mata pelajaran dalam muatan lokal ini tetap harus mempertimbangkan

substansinya, yaitu menjaga kebudayaan dan peradaban Tanah Air. Hal ini sekaligus membantah

adanya dugaan bahwa kurikulum baru ini hanya fokus pada ilmu pengetahuan.

"Jadi, dimungkinkan sekolah untuk memberi tambahan selama substansinya sesuai. Kurikulum ini

hanya desain minimum," tandasnya.

50

Page 56: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Wajib, Pendidikan Kewirausahaan di SMA

Sumber : Kompas, 27 Februari 2013

Penulis : Ester Lince Napitupulu

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam Kurikulum 2013, pendidikan prakarya dan kewirausahaan diajarkan

kepada semua siswa SMA, MA, dan SMK. Pemberian materi ini, antara lain, untuk menumbuhkan

semangat kewirausahaan sejak dini.

Antonius Tanan, Presiden Universitas Ciputra Entrepreneurship, di Jakarta, Selasa (26/2),

mengatakan, diperkenalkannya pendidikan kewirausahaan secara formal di sekolah merupakan

langkah yang baik untuk menyiapkan lahirnya lebih banyak lagi wirausaha di Indonesia.

”Kewirausahaan pun memang selayaknya diperkenalkan ke semua siswa supaya tidak kalah populer

seperti olimpiade sains,” kata Antonius. Menurut Antonius, pendidikan kewirausahaan secara

pedagogis penuh tantangan. Sebab, pendidikan kewirausahaan ini bisa berhasil jika tidak hanya

sekadar teori.

”Arah pendidikan kewirausahaan yang diinginkan pemerintah ini harus jelas. Kewirausahaan itu

bukan belajar teori lalu diujikan. Justru, pendidikan kewirausahaan harus bisa nyata dialami siswa.

Apakah para guru sudah disiapkan pada paradigma pendidikan kewirausahaan untuk menyiapkan

siswa mampu mandiri menjadi wirausaha atau cuma sekadar tahu,” ujarnya.

Maman Suwarman, guru SMAN 79 Jakarta, mengatakan, para guru perlu pelatihan lewat training of

trainers sebab tidak banyak guru yang paham melaksanakan pendidikan kewirausahaan. ”Materi

kewirausahaan selama ini ada di pelajaran ekonomi. Namun, guru cuma tahu teori,” kata Maman,

penanggung jawab pendidikan kewirausahaan di SMAN 79 Jakarta.

Di SMAN 79 Jakarta, mata pelajaran muatan lokal pendidikan kewirausahaan dikembangkan karena

banyak siswa sekolah ini berasal dari keluarga miskin. Sekolah kemudian membekali siswa dengan

keterampilan membuat limbah kerang menjadi beragam produk kerajinan sekaligus mengajarkan

siswa menjualnya.

Bukan sekadar berdagang

Antonius mengatakan, pendidikan kewirausahaan bukan sekadar siswa bisa berdagang. Justru siswa

harus mampu mengembangkan inovasi dan kreativitas agar mampu mengembangkan produk yang

tak ada di pasaran yang bisa menguntungkan.

”Pendidikan kewirausahaan sekarang ini diarahkan untuk menciptakan entrepreneur yang inovatif

dan kreatif. Karena itu, pemerintah harus memberikan arah yang jelas tujuan dari pendidikan

kewirausahaan di level pendidikan menengah ini supaya semua pihak memahami hakikat yang benar

dari pendidikan kewirausahaan,” kata Antonius.

Jika mencermati kompetensi inti dan dasar mata pelajaran prakarya dan pendidikan kewirausahaan

Kurikulum 2013 yang beredar di kalangan guru, pendidikan lebih ditekankan pada prakarya semata.

Prakarya yang dipelajari di jenjang pendidikan menengah meliputi kerajinan, rekayasa, budidaya, dan

pengolahan. Adapun pendidikan kewirausahaan belum terlihat jelas kompetensinya.

51

Page 57: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Mendikbud: UN SD 2013 Tetap Berlangsung

Sumber : Antara, 3 Maret 2013

Penulis : Tasrief Tarmizi

Magelang (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh mengatakan ujian nasional

tingkat sekolah dasar pada 2013 tetap berlangsung, namun pada 2014 penyelenggaraan UN tersebut

terbuka untuk dievaluasi.

"Sejalan dengan Kurikulum 2013 yang akan diterapkan Juli 2013 esensinya ingin memperkuat

penilaian yang basisnya proses tetapi juga tidak ingin mempertentangkan antara penilaian yang

berbasis proses dengan penilaian yang berbasis output," katanya di Magelang, Sabtu (2/3) malam.

Ia mengatakan hal tersebut di sela acara "Pergelaran Anak Negeri" berupa pementasan wayang kulit

di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Ia mengatakan penilaian berbasis proses dan penilaian berbasis output dua-duanya penting. Oleh

karena itu terbuka untuk dilakukan evaluasi sistem penilaian yang saat digunakan. "Prinsipnya

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak ingin mempertentangkan mana yang penting, proses

atau output. Dua-duanya penting," katanya.

Ia menjelaskan UN itu adalah output, sedangkan rapor adalah proses, penilaian keseharian. Tema

besarnya bagaimana memperkuat dua basis penilaian tersebut. Khusus untuk SD, katanya,

merupakan wajib belajar sembilan tahun.

"Seandainya tidak lulus mau diapakan, oleh karena itu ada pemikiran yang SD dan SMP itu satu

kesatuan sesama pendidikan dasar sembilan tahun sehingga evaluasi outputnya yaitu pada saat SMP

sehingga SD ke SMP itu ibarat kenaikan kelas," katanya. Ia menjelaskan tentang lulusan SD masuk

SMP sebagai kenaikan kelas

"Lulusan SD masuk SMP itu menjadi kelas VII, jadi seperti kenaikan kelas sesama satu jenjang

namanya jenjang pendidikan dasar. Mereka ada yang memiliki pemikiran UN di SD itu sebaiknya

ditiadakan karena ini menjadi satu paket sesama pendidikan dasar," katanya. Namun, katanya, hal itu

tidak diterapkan pada 2013 karena Kurikulum 2013 juga belum diterapkan.

"UN 2013 besok tetap untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK seperti biasanya, hanya yang

membedakan ada 20 variasi soal," katanya. Ia mengatakan UN 2013/2014 terbuka untuk dilakukan

evaluasi, sedangkan hasil evaluasi akan ditetapkan.

52

Page 58: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Kemdikbud Siapkan Formulasi Baru Distribusi BOSDA

Sumber : Republika, 4 Maret 2013

Penulis : Yulianingsih

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Distribusi Biaya Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) dari

pemerintah pusat selama ini diberikan sama rata di seluruh sekolah dasar (SD) di Indonesia.

Karenanya akan digagas sebuah formulasi baru bagi distribusi BOSDA. Formulasi baru ini merupakan

hasil implementasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Bank Dunia.

Formulasi baru distribusi BOSDA tersebut akan dipaparkan ke publik pada seminar hasil program

Basic Education capacity trust fund (BEC-TF) di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada 8-9 Maret

2013 mendatang. Menurut panitia seminar, Prof Badrun KW, kegiatan ini merupakan diseminasi hasil

penelitian Bank Dunia dan Kemendikbud terkait delapan program peningkatan kualitas pendidikan di

Indonesia.

Kedelapan program tersebut kata dia adalah, Took for reporting and information management by

school (TRIMS), wahana aplikasi pendidikan dan informasi yang baik (Wapik), BOSDA, sistem layanan

masyarakat dan penanganan pengaduan program BOSDA, program pengembangan BOSDA, Inisiatif

sekolah aman di Indonesia, clean energy resource to drive advances in schooling di Indonesia dan

bantu sekolahku for Indonesia golden generation. "BOSDA Formula baru ini khusus untuk pendidikan

dasar. Apakah nanti akan dibagi rata lagi, atau yang kaya tidak dapat atau bagaimana. Nanti akan

dipaparkan langsung oleh Kemendikbud," tambahnya.

Ketua Program Studi PEPPPs UNY, Djemari Mardapi mengatakan, diseminasi hasil penelitian Bank

Dunia dan Kemendikbud tersebut dilakukan di lima perguruan tinggi di Indonesia. Kelima perguruan

tersebut adalah, Universitas Andalas, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Yogyakarta,

Universitas Negeri Surabaya, dan Universitas Mataram.

"Semua stake holder kita undang mengikuti kegiatan ini, baik Dinas pendidikan, praktisi pendidikan

hingga anggota DPRD setempat," jelasnya. Djemari telah mengundang 200 perwakilan daerah untuk

mengikuti kegiatan itu.

53

Page 59: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Kemenkeu Blokir Anggaran, Penerima Beasiswa Terancam DO

Sumber : Sindo, 7 Maret 2013

Penulis : Slamet Riadi

Sindonews.com - Forum Mahasiswa Penerima Beasiswa Kemendikbud (FMPBK) mendesak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk segera mencairkan anggaran beasiswa yang berasal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ketua FMPBK Sudiyatmiko Ariwibowo mengatakan semestinya Kemenkeu bersikap proporsional terkait dengan pemblokiran anggaran Kemendikbud sebesar Rp62,1 triliun.

"Kemenkeu seharusnya bersikap proporsional dalam pemblokiran anggaran di Kemendikbud. Program beasiswa di Kemendikbud semestinya tidak diblokir karena manfaat dan tujuannya jelas. Akibat pemblokiran ini, ribuan penerima beasiswa terancam drop out," ujar Sudiyatmiko, yang tercatat sebagai penerima Beasiswa Unggulan Kemendikbud melalui siaran pers yang diterima Sindonews, Kamis (7/3/2013).

Menurut mahasiswa Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia (UI) ini, terdapat ribuan penerima beasiswa dari Kemendikbud yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan ragam profesi. "Mereka ada yang berasal dari dosen, pegawai negeri sipil, aktivis, jurnalis, dan lain-lain," ujarnya.

Sudiyatmiko mengatakan, proses seleksi dalam penerimaan beasiswa di Kemendikbud dilakukan secara selektif dan kompetitif. Dia menjamin, proses penerimaan beasiswa dilakukan secara transparan dan akuntabel.

"Merujuk pengalaman kita, proses seleksi beasiswa cukup ketat, transpran dan akuntabel. Jadi tidak ada praktik kongkalikong anggaran," tandas Miko.

Seperti diketahui, Kemenkeu memblokir anggaran Kemendikbud sebesar Rp62,1 triliun atau 84,9

persen. Pemblokiran tersebut dilakukan karena dari 10 program kerja yang diajukan, hanya satu yang

jelas.

Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo menjelaskan, Kementeriannya akan mengkaji

kembali postur anggaran Kemendikbud dan bakal ditindaklanjuti dalam pembahasan dengan Komisi

X DPR.

Menkeu menyebutkan, total anggaran Kemendikbud sebesar Rp73,1 triliun masih perlu dibahas kem-

bali secara menyeluruh, lantaran ada sembilan program kerja yang belum jelas peruntukan karena

sering berubah-ubah.

54

Page 60: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Format TRIMS Diharapkan Buat Sekolah Lebih Transparan

Sumber : Sindo, 8 Maret 2013

Penulis : Ratih Keswara

Sindonews.com - Sejak tahun 2012 lalu, 50 kabupaten/kota se-Indonesia menjadi pilot project pelaksanaan Tool for Reporting and Information Managemen for Schools (TRIMS). Software yang dikembangkan oleh Bank Dunia ini diakui mampu meningkatkan kapasitas sistem manajemen informasi pendidikan di tiap sekolah karena kesederhanaannya.

"Aplikasi ini saya rasa sederhana dan bagus sehingga mudah diterapkan oleh sekolah. Hanya dengan program Windows Excel, tiap sekolah mampu mengsinkronkan data base dengan mudah hingga pelaporan dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi sampai pusat bisa dilakukan dengan cepat," ujar Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Ahmad Zainal Fanani SPd MA, di Yogyakarta, Jumat (8/3/2013).

Menurut Zainal, selama ini pihak pemerintah kabupaten/kota tidak bisa dengan mudah memiliki data sekolah. Seringnya, data bisa diperoleh secara manual dan terkadang penuh rekayasa data demi kebutuhan sekolah.

Namun, dengan aplikasi ini diharapkan akan terjadi keterbukaan publikasi data. Di lain pihak, meski tampak baik, Zainal khawatir jika aplikasi TRIMS tidak bisa menyatu dengan sistem informasi yang sudah ada di sekolah-sekolah DIY.

"Selama ini, beberapa sekolah di DIY memang sudah memiliki atau menggunakan sistem informasi masing-masing. Nanti dengan aplikasi ini apakah bisa cocok menyatu dengan sistem yang sudah digunakan selama ini," ungkapnya.

Untuk DIY sendiri, aplikasi TRIMS sudah dilakukan oleh sekolah-sekolah di Kabupaten Sleman dan Gunung Kidul. Aplikasi TRIMS dibuat berdasarkan format pelaporan yang telah ada sebelumnya sehingga sekolah dapat melakukan input data dengan mudah.

TRIMS juga dilengkapi dengan indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) sehingga data yang diinput oleh sekolah dapat dimanfaatkan untuk menyusun Rencana Pembangunan Sekolah (RPS).

55

Page 61: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Ini Perubahan Baru Dalam UN

Sumber : Sindo, 11 Maret 2013

Penulis : Ratih Keswara

Sindonews.com - Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mulai tahun ini mengubah aturan ruang

ujian dalam Prosedur Operasional Standar (POS) Ujian Nasional (UN).

Hal ini dilakukan agar beban psikologis siswa peserta UN tidak semakin berat dengan aturan tempat

duduk, khususnya bagi siswa yang kebagian tempat duduk kurang dari enam siswa.

"Sebelumnya, ruangan UN memakai aturan 20+1 atau satu kelas berisi 20 peserta UN. Jika ada

kelebihan siswa, maka ditempatkan di ruangan lain. Sekarang, tidak ada lagi jumlah siswa kurang dari

enam ujian dalam satu kelas. Aturan ini merupakan usulan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) yang

disetujui oleh Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)," ungkap Kepala Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Kadarmanta Baskara Aji, di Yogyakarta, Senin

(11/3/2013).

Dijelaskan Aji, aturan baru tersebut pada UN kali ini diubah menjadi 10+ atau 20+. Dalam aturan 10+,

jika jumlah peserta UN berjumlah 21-25 siswa, maka satu ruangan diisi 10 siswa dan kelas lain berisi

11 sampai dengan 15 peserta UN. Sedangkan dalam aturan 20+, jika peserta UN lebih dari 26 orang,

maka satu ruangan ujian diisi 20 siswa. Kelas lain diisi kelebihan siswa mulai dari enam siswa.

"Aturan semacam ini diberlakukan agar siswa tidak merasa terkucilkan saat mengerjakan UN,

terutama siswa di kelas tambahan. Apalagi bila kelas tambahan hanya berisi sedikit siswa, maka

mereka akan terbebani dalam mengikuti ujian karena pengawasan yang ketat dari dua pengawas

ruangan," imbuhnya.

Karenanya, adanya aturan baru tersebut, Aji berharap, siswa dapat lebih konsentrasi dalam

mengikuti ujian. Dengan demikian hasil yang lebih maksimal bisa diraih siswa dalam UN tahun ini.

"Apalagi dalam UN kali ini, siswa dari sekolah lain yang ikut menggabung di sekolah penyelenggara

UN bisa berada di kelas yang sama. Meski di kelas yang sama, Lembar Jawab UN sekolah lain tetap

akan disendirikan sesuai sekolah masing-masing. Aturan ini tentu menguntungkan siswa," jelasnya.

56

Page 62: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Kemendikbud Tolak Buka Kunci Jawaban UN ke Publik

Sumber : Kompas, 19 Maret 2013

Penulis : Riana Afifah

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali

menegaskan penolakan untuk membuka kunci jawaban Ujian Nasional (UN) SMP/MTs tahun 2012 ke

publik. Penegasan ini kembali dilontarkan dalam sidang ajudikasi pertama antara Kemendikbud dan

Indonesia Corruption Watch (ICW) di kantor Komisi Informasi Pusat, Selasa (19/3/2013), menyusul

sengketa permohonan informasi kunci jawaban UN oleh ICW.

Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud, Ibnu Hamad, mengatakan bahwa pihaknya telah

menjawab permohonan ICW mengenai kunci jawaban UN tersebut dan menjelaskan kunci jawaban

tersebut tidak dapat dibuka kepada publik. Namun, ICW menyatakan keberatan atas jawaban dari

Kemdikbud tersebut.

"Semua proses penyelesaian surat jawaban kepada ICW telah dijawab oleh Kemdikbud dengan batas

waktu yang ditentukan," kata Ibnu saat sidang.

Kemendikbud beralasan tidak dapat mengeluarkan kunci jawaban UN tersebut kepada publik karena

dokumen tersebut merupakan informasi yang dikecualikan dan tertera dalam payung hukum berupa

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 50 Tahun 2011 tentang Layanan Informasi Publik

di Lingkungan Kemdikbud pasal 12 ayat 3 huruf f.

Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Teuku Ramli Zakaria juga mengatakan bahwa

jika kunci jawaban UN dilepas ke publik maka akan merusak pengembangan bank soal yang

membuat butir soal yang kunci jawabannya sudah dilepas ke publik tidak bisa digunakan lagi.

"Kunci jawaban UN dapat dibuka jika terjadi perubahan materi kurikulum di mana materi tersebut

sudah tidak lagi terdapat pada kurikulum," jelas Ramli.

57

Page 63: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Ratusan Siswa Terancam Tidak Bisa Ikut UN

Sumber : Kompas, 19 Maret 2013

Penulis : Benny N Joewono

MAKASSAR, KOMPAS.com - Ratusan siswa di puluhan sekolah di Makassar, Sulawesi Selatan terancam tidak dapat mengikuti Ujian Nasional (UN) disebabkan masalah akreditasi yang belum terselesaikan. "Ada puluhan sekolah terdiri dari SMP, SMA/MA belum terakreditasi, hal itu sesuai peraturan perundang-undangan bila belum terakreditasi tidak bisa mengikuti UN," kata Ketua Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/Madrasah Sulsel, HM Adnan Siara di Makassar, Senin (18/3/2013).

Berdasarkan data Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/Madrasah Provinsi Sulsel, sebanyak 36 Sekolah Menegah Pertama (SMP) dari 75 SMP yang ada di Makassar tidak terakreditasi. Sementara Sekolah Menengah Atas (SMA) terdapat 17 dari 28 SMU tidak terakreditasi. Begitupun dengan Madrasah Aliyah (MA) terdapat 8 MA dari 26 MA tidak terakreditasi, yang diperkirakan memiliki ribuan siswa.

Menurutnya, sekolah yang tidak terakreditasi ini tersebut bila ingin menggelar UN harus berafiliasi dengan sekolah negeri yang terakreditasi A atau ikut ujian bersama. "Nanti pada saat penerimaan ijazahnya tentunya kepala sekolah tempat melakukan UN yang bertandatangan jadi bukan kepala sekolah sekolah yang tidak terakreditasi," ungkapnya.

Ia menambahkan meskipun masih ada sekolah yang belum terakreditasi dan ingin menggelar UN, kata dia, secepatnya bermohon ke Badan Akreditasi secara tertulis untuk mendapatkan rekomendasi terkait sekolah tersebut akan segera melakukan proses akreditasi. "Karena masa berlaku akreditasi setiap 5 tahun sekali setelah itu kembali mengajukannya ke badan akrediatasi secara tertulis itu kami akan keluarkan surat rekomendasi agar tetap melaksanakan UN dengan tanpa melanggar UU," jelasnya.

Berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 61 BAB XV (poin 2) disebutkan, ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi.

Sedangkan UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional BAB XX ketentuan pidana pasal 67 ayat (10) disebutkan perseorangan, organisasi atau penyelenggara pendidikan yang memberikan ijazah, sertifikat, kompetensi, gelar akademik, profesi atau vokasi tanpa hak, dipidana penjara paling lama 10 tahun dan denda subsider Rp 1 Miliar.

Dengan adanya peraturan tersebut menjelang UN yang akan di ikuti ditingkat SD/MI,SMP/MTs,SMA/MA, SMK dan SLB direncanakan pada pertengahan April-Mei 2013 terancam tidak dapat diikuti sejumlah sekolah yang belum terakreditasi serta yang belum memperpanjang masa akreditasinya. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar Mahmud BM mengaku sejumlah sekolah belum mengakui jika belum memperpanjang akreditasi dan beberapa lainnya belaum mengurus akreditasi.

Ia mengatakan, dalam waktu dekat semua Kepala Sekolah (Kepsek) yang tidak atau belum terakreditasi sekolahnya agar secepatnya menyelesaikan sebelum UN digelar. "Jika tidak secara otomatis siswa sekolah tersebut tidak diperbolehkan mengikuti UN."

Anggota DPRD Makassar Komisi D membidangi Kesra Suwarno Sudirman meminta agar persolan ini

segera di selesaikan pihak terkait karena menyangkut masalah pendidikan. "Disdik dan pihak terkait

harus tegas dalam hal pendidikan, ratusan siswa nantinya terancam tidak ikut UN kalau permasalahn

ini tidak diselesaikan secepatnya," katanya. 58

Page 64: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Kemdikbud Kucurkan Rp2,7 Triliun Untuk BOPTN 2013

Sumber : Antara, 22 Maret 2013

Penulis : Zita Meirina

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan mengucurkan

dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) 2013 senilai 2,7 Triliun untuk 93

perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia.

"Dari total dana BOPTN 2013 sebanyak Rp500 miliar akan dialokasikan untuk dana penelitian," kata

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh kepada pers, di Jakarta, Jumat.

Nantinya, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi yang akan mengelola dana tersebut.

BOPTN merupakan bantuan biaya dari pemerintah kepada perguruan tinggi negeri untuk membiayai

keberlangsungan biaya operasionalnya. Dengan bantuan itu diharapkan masyarakat dapat

mengenyam pendidikan tinggi tanpa harus dibebankan biaya perkuliahan yang tinggi.

Dalam penjelasan terkait besaran alokasi BOPTN, Mohammad Nuh menegaskan kembali perbedaan

pertimbangan penentuan jumlah alokasi BOPTN dengan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di

jenjang Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas.

Menurut dia, PTN memiliki Tridharma sebagai acuan kewajiban PTN. Tridharma itu mencakup

pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Mengacu pada Tridharma itu, maka

pendekatannya juga berbeda.

Permendikbud No 58 Tahun 2012 tentang BOPTN menyatakan secara rinci pertimbangan penentuan

jumlah alokasi BOPTN.

Cakupan alokasi pos penggunaan BOPTN adalah pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, biaya pemeliharaan pengadaan, penambahan bahan praktikum/kuliah, bahan pustaka,

penjaminan mutu, pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan, pembiayaan langganan daya dan jasa,

pelaksanaan kegiatan penunjang, pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam

pembelajaran, honor dosen pegawai negeri sipil, pengadaan dosen tamu.

59

Page 65: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 KPK Diminta Awasi Kurikulum

Sumber : Kompas, 22 Maret 2013

Penulis : Luki Aulia, Ester Lince Napitupulu

KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi diminta memantau pengelolaan anggaran Kurikulum

2013 sebesar Rp 2,49 triliun. Jumlah anggaran ini, yang meningkat dari sebelumnya Rp 684 miliar,

dinilai Koalisi Tolak Kurikulum 2013 rawan diselewengkan.

Febri Hendri dari Monitoring Pelayanan Publik di Indonesia Corruption Watch (ICW) yang tergabung

dalam Koalisi Tolak Kurikulum 2013 mengatakan, peningkatan anggaran itu dikhawatirkan hanya

berorientasi proyek. Alasannya, dari anggaran Rp 2,49 triliun, lebih dari setengahnya dialokasikan

untuk pengadaan buku, yakni Rp 1,3 triliun.

”Pengadaan buku, yang dijadwalkan pemerintah awal Maret, sampai saat ini juga belum

berlangsung,” kata Febri seusai bertemu pimpinan KPK, Kamis (21/3), di kantor KPK, Jakarta.

Siti Juliantari Rachman dari ICW menambahkan, buku sudah harus didistribusikan ke sekolah pada

Juli 2013. Waktu tiga bulan untuk proses finalisasi penulisan dan pengadaan buku dinilai sangat

mepet sehingga harus dipantau prosesnya.

Pengamat pendidikan Romo Benny yang ikut ke KPK mengatakan, pemantauan anggaran Kurikulum

2013 bentuk partisipasi dan pengawasan masyarakat untuk mencegah praktik korupsi.

Dharma Hutauruk, Ketua Kompartemen Buku dari Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), mengatakan,

pemerintah bisa melibatkan penerbit buku berpengalaman anggota Ikapi.

Menanggapi hal ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menjelaskan, anggaran

Rp 2,491 triliun berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013. Anggaran itu

tersusun atas anggaran melekat Rp 1,74 triliun (69,9 persen) dan anggaran tambahan Rp 751,4 miliar

(30,1 persen). ”Semua diketahui Komisi X DPR. Tidak mungkin membuat anggaran tanpa

pembahasan dengan DPR karena ini APBN,” ujarnya.

Penggunaan anggaran terbesar untuk penggandaan buku 72,8 juta eksemplar Rp 1,2 triliun dan

pelatihan guru Rp 1,09 triliun. ”Harga satuan buku untuk pencetakan dan pengiriman untuk SD Rp

7.000-Rp 8.000, sedangkan untuk SMP dan SMA Rp 17.000-Rp 20.000,” kata Nuh.

60

Page 66: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Pendidikan untuk Semua Tetap Perlu Peran Negara

Sumber : Kompas, 27 Maret 2013

Penulis : Ester Lince Napitupulu

JAKARTA, KOMPAS.com- Pembanguan pendidikan pascatuntasnya pendidikan untuk semua atau education for all pada 2015 haruslah mengarah pada pendidikan yang semakin inklusif dan transparan.

Pemerintah harus berkomitmen untuk melaksanakan "pendidikan untuk semua" yang mencakup semua jenis, jenjang, dan jalur pendidikan dengan menyadari bahwa pendidikan sebagai hak asasi setiap warga negara. Karena itu, peran negara harus menjadi terdepan dalam menyediakan akses dan mutu pendidikan bagi semua warga negara.

Demikian pernyataan bersama organisasi guru dunia Education International (EI) dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) terkait "pendidikan untuk semua" pasca 2015. Pernyataan tersebut disampaikan Presiden EI Susan Hopgood dan Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Sulistiyo kepada Pemerintah Indonesia melalui Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan Kuntoro Mangkusubroto di sela-sela acara 4th Meeting High Level Panel of Eminent Persons On Post-2015 Develompen Agenda di Bali.

Sejumlah perwakilan EI yang terdiri dari Presiden EI, Senior Koordinator EI Dennis Sinyolo, Koordinator EI Antonio Wulff, dan Koordinator Regionional EI Asia Pasifik Angelo Gavriealatos, bersama PGRI mengadakan pertemuan di Bali sejak 25 Maret.

Kepada wartawan di Jakarta, Rabu (27/3/2013), Sulistiyo mengatakan, dalam pernyataan bersama EI dan PGRI menyepakati bahwa pendidikan tetaplah sebagai prioritas dalam merancang agenda pembangunan global pasca-2015. Pemerintah dan pemerintah daerah harus memberikan jaminan perluasan akses dan peningkatan mutu pendidikan di semua jalur dan jenjang pendidikan mulai anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah umum dan kejuruan, serta pendidikan tinggi.

Susan Hopgood mendorong Pemerintah Indonesia supaya tetap berkoitmen untuk meningkatkan pendidikan pasca-2015. Pencapaian pendidikan untuk semua perlu terus ditingkatkan, bukan hanya di jenjang pendidikan dasar, tetapi juga di jenjang pendidikan menengah hingga tinggi.

Negara harus tetap menjamin hak dan akses terhadap pendidikan berkualitas untuk semua. Privatisasi dan kemitraan swasta-publik bukanlah solusi untuk pendidikan berkualitas bagi semua. Negara harus mengambil tanggung jawab secara serius dalam menyediakan pendidikan berkualitas untuk semua.

Sebab, pendidikan bukan saja merupakan barang publik dan hak dasar. Pendidikan juga merupakan katalis bagi pencapaian semua tujuan pembangunan global lainnya.

Pendidikan dapat mendorong berkembangnya potensi manusia. Karena itu, pendidikan harus menjadi pusat dari setiap kerangka pembangunan global baru.

61

Page 67: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Hindari Hal Tak Pantas, Buku Ajar SD Dibuat Kemendikbud

Sumber : Kompas, 30 Maret 2013

Penulis : Riana Afifah

KENDAL, KOMPAS.com - Selama ini pembuatan buku ajar untuk jenjang pendidikan dasar diserahkan pada pihak ketiga. Namun pada kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memilih membuat sendiri.

Hal tersebut bertujuan agar masalah substansi isi dapat dikontrol langsung dan mencegah munculnya hal-hal yang tidak sepantasnya masuk dalam buku ajar siswa. Namun dalam perjalanannya, ada tiga hal yang harus dipertimbangkan.

"Jadi ada tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam buku ajar siswa dan tidak boleh terlewat," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh saat dijumpai di Kantor Bupati Kendal, Jumat (29/3/2013).

Hal pertama yang menjadi pertimbangan adalah buku yang dicetak tidak boleh miskonsep. Yang dibahas dalam buku tersebut harus sesuai dengan metode yang diusung oleh kurikulum baru, yaitu tematik integratif yang mengedepankan kompetensi dasar seperti tingkah laku, skill dan pengetahuan.

Hal kedua yang dipertimbangkan adalah isi buku ajar tersebut tidak boleh menimbulkan kontroversi. Misalkan saja, dalam buku PPKn dijelaskan mengenai presiden Republik Indonesia yang disertai gambar tapi tidak lengkap sehingga menimbulkan kebingungan dan berujung kontroversi.

"Contoh saja, yang ditampilkan hanya gambar Bung Karno, Habibie dan SBY. Nah itu tidak boleh seperti itu, Bu Meganya mana, Gus Dur dan Soeharto juga mana," ujar Nuh.

"Untuk buku agama juga harus diperiksa, untuk Kong Hu Cu harus ada. Tidak boleh terlewatkan," imbuhnya.

Hal ketiga yang penting dalam masalah pengadaan buku ini adalah meminimalisir kesalahan teknis cetak. Untuk itu, pemantauan intensif dan pemilihan perusahaan harus yang terpercaya dan berpengalaman. Pasalnya, buku yang salah cetak ini akan menimbulkan masalah ke depannya.

62

Page 68: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Presiden Setujui Kurikulum Baru Mulai Berlaku 15 Juli Mendatang

Sumber : Pikiran Rakyat, 2 April 2013

Penulis : A-156/A-89

JAKARTA, (PRLM).-Di tengah polemik seputar kurikulum pendidikan baru, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono merestui pemberlakuan kurikulum tersebut mulai 15 Juli 2013. Untuk itu, Presiden memerintahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar segera menyusun jadwal dan materi pelatihan guru dan mencetak buku sebagai persiapan kurikulum baru tersebut.

Mendikbud, M. Nuh mengatakan itu dalam konferensi pers seusai Rapat Terbatas membahas perubahan kurikulum pendidikan yang berlangsung di Kantor Presiden, Jln. Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (2/4). Nuh mengaku lega karena Presiden SBY telah menyetujui kurikulum pendidikan baru tersebut baik dari segi isi, konsep, metodologi, proses pembelajaran, evaluasi, hingga materi dari kurikulum tersebut.

Nuh mengatakan, pihaknya akan merampungkan draft persiapan detail implementasi kurikulum sesuai yang diperintahkan presiden itu, pekan depan. Setelah itu, tahapan pelaksanaan kurikulum sudah dapat dilakukan di seluruh Indonesia.

Presiden hanya berpesan agar penerapan kurikulum baru ini tidak membebani masyarakat. Oleh karena itu, Nuh menjamin bahwa peserta didik tidak akan dibebani dengan biaya pengadaan buku.

“Beliau (presiden) sambut baik. Beliau berpesan agar siapkan dengan matang mulai dari pelatihan guru, penyiapan buku, dan monitoring. Dan pastikan implementasinya tidak membebani masyarakat. Pastikan buku ini dibagikan secara cuma-cuma atau gratis pada siswa,” ujarnya.

Pemerintah menyadari bahwa pelaksanaan kurikulum baru ini tidak bisa serentak mengingat luas wilayah dan jumlah siswa di Indonesia sangat besar. Oleh karena itu, implementasi kurikulum akan diterapkan secara bertahap dan terbatas. Bertahap dan terbatas itu maknanya tidak semua siswa akan menjalani kurikulum baru.

Untuk tahap awal, kurikulum baru akan diterapkan bagi siswa sekolah dasar (SD) kelas 1 dan kelas 4; siswa kelas 1 sekolah menengah pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs); dan siswa kelas 1 sekolah menengah atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA).

Untuk tahap awal ini, Kemendikbud akan menentukan sekolah di tiap provinsi yang wajib menerapkan kurikulum baru tersebut. Kemudian, para guru di sekolah terpilih itu akan mengikuti pelatihan. “Sekolahnya kita pilih, lalu gurunya yang ikut pelatihan,” ujarnya.

Berdasarkan hasil analisis statistik, Kemendikbud mengusulkan kurikulum baru tersebut diimplementasikan di 30 sekolah dasar (SD) per kabupaten/kota. Angka 30 itu setara dengan 10 persen populasi sekolah. Kemudian implementasi kurikulum baru itu diterapkan secara bertahap hingga mencakup seluruhnya pada tahun 2015.

63

Page 69: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Presiden Setujui Kurikulum Baru Mulai Berlaku 15 Juli Mendatang

Sumber : Pikiran Rakyat, 2 April 2013

Penulis : A-156/A-89

Bagi Nuh, inti dari kurikulum baru tersebut adalah konsep segitiga utuh yang diterapkan dalam materi pendidikan. Segitiga utuh tersebut meliputi kegiatan kurikuler, ekstrakurikuler, dan co-kurikuler. Ketiga aspek itu saling berkaitan yang diharapkan dapat membangun pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Untuk membangun sikap, pemerintah menyadari tidak dapat dibangun hanya dengan metode belajar di dalam kelas. Oleh karena itu, melalui konsep segitiga utuh itu, kurikulum baru mewajibkan kegiatan ekstrakurikuler Pramuka.

Dalam sambutannya ketika membuka rapat terbatas, presiden mengatakan bahwa perubahan kurikulum pendidikan sangat dinamis sesuai perkembangan dunia di era globalisasi dan transformasi kehidupan nasional. Sehingga, kata dia, perubahan kurikulum tidak boleh dikatakan mengada-ada.

Jika memang memiliki urgensi dan tujuan yang benar, perubahan kurikulum itu diperbolehkan. “Saya juga tahu untuk menuju ke kurikulum baru ini, latar belakarng dan landasannya utuh,memiliki urgensi dan memang diperlukan,” ujarnya.

Presiden menambahkan, perubahan kurikulum ini dilakukan dengan harapan agar dapat mencegah

adanya ketidakcocokan antara kualitas hasil didik dengan pasar tenaga kerja. “Jangan sampai

lembaga pendidikan menghasilkan lulusan dengan pengetahuan dan keterampilan tertentu yang

tidak klop dengan apa yang diperlukan oleh pasar tenaga kerja,” tuturnya.

63

Page 70: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Buku Kurikulum 2013 Disempurnakan Berulang Kali

Sumber : Kompas, 3 April 2013

Penulis : Riana Afifah

JAKARTA, KOMPAS.com - Buku tematik integratif, yang nantinya akan digunakan untuk para siswa Sekolah Dasar (SD) pada kurikulum baru, telah mengalami penyempurnaan hingga naskah ketujuh. Buku tersebut akan diterapkan pada pertengahan Juli mendatang.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim mengatakan bahwa penyempurnaan berulang kali ini untuk menghasilkan tulisan yang baik. Pasalnya, buku tematik terpadu ini baru pertama kali ditulis di Indonesia, khususnya oleh pemerintah.

"Jadi memang perlu dilakukan penulisan dan pengulasan berulang kali. Saat ini naskah yang masuk ke tim penyempurnaan telah masuk ke penulisan naskah ketujuh," kata Musliar di Jakarta, Rabu (3/4/2013).

"Semoga penulisan naskah ketujuh ini akan menghasilkan buku yang kita harapkan," ujar Musliar.

Penulisan buku kurikulum ini, lanjutnya, melibatkan banyak penulis dari berbagai kalangan yang memang ahli dan tentu saja tidak ketinggalan para guru. Para penulis ini awalnya menulis terpisah kemudian baru disatukan untuk kemudian dikirim ke reviewer.

"Setelah dilakukan review, naskah dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki," jelas Musliar.

"Nanti kalau sudah di-review, diperbaiki lalu diulas baru masuk tahap editing. Setelah itu baru disempurnakan," ungkapnya.

Pascatahap penyempurnaan, naskah akan dicetak dan kemudian dibaca oleh para reviewer dan orang-orang yang memiliki kapasitas untuk dapat memberikan kritik dan saran terhadap buku itu.

"Proses ini akan dilalui semua dan harapannya penulisannya dapat selesai sesuai target pada 20 April nanti," tandasnya.

64

Page 71: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Anggaran Kurikulum 2013 Masih Bermasalah

Sumber : Kompas, 4 April 2013

Penulis : Riana Afifah

JAKARTA, KOMPAS.com — Kurikulum 2013 sedianya tetap akan berjalan pada pertengahan Juli mendatang. Padahal, masih banyak hal yang belum selesai dipersiapkan, termasuk anggaran, lantaran perbedaan nominal yang muncul pada beberapa kali rapat kerja dengan Panitia Kerja (Panja) Kurikulum DPR RI.

Anggota Panja Kurikulum Komisi X DPR RI, Raihan Iskandar, mengatakan, permasalahan anggaran ini ditakutkan dapat menghambat penerapan Kurikulum 2013 jika dipaksakan untuk dilaksanakan pada Juli, yang hanya tinggal tiga bulan lagi.

"Sepertinya kondisi kita tidak sampai pada darurat pendidikan kok, yang jika tidak dilaksanakan Juli besok akan terjadi sesuatu hal yang mengancam secara serius bangsa ini," ujar Raihan saat dihubungi, Kamis (4/4/2013).

Beberapa perbedaan anggaran didapatinya dalam dua dokumen yang pernah dibuat oleh Kemdikbud, yaitu dokumen anggaran kurikulum dan anggaran kurikulum dalam APBN 2013. Pada dokumen anggaran kurikulum tercantum Rp 631,4 miliar sementara dalam APBN sebesar Rp 751,4 miliar.

Begitu pula untuk pelatihan guru, terdapat perbedaan nominal anggaran pada dua dokumen, yaitu pada rekap anggaran Kurikulum 2013 tercatat sebesar Rp 1.094.855.974.000 dan anggaran pelatihan sebesar Rp 1.095.784.864.000.

"Dari perbedaan-perbedaan ini, kita butuh kepastian dokumen mana yang sebenarnya akan dipakai sebagai acuan anggaran pengembangan Kurikulum 2013?" ungkap Raihan.

"Tapi kita tunggu saja hasil dari konsultasi Kemdikbud dengan BPKP terkait pola anggaran ini. Hasilnya akan kita bahas kembali di rapat Panja dan Raker," tandasnya.

65

Page 72: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Naskah Soal UN Braille Tidak 20 Variasi

Sumber : Kompas, 5 April 2013

Penulis : Riana Afifah

JAKARTA, KOMPAS.com - Seperti tahun lalu, soal Ujian Nasional (UN) 2013 juga akan tersedia dalam format huruf braille bagi para peserta ujian yang menyandang tunanetra. Namun untuk variannya, soal UN dengan huruf braille ini tidak akan dibuat sebanyak 20 paket.

Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Aman Wirakartakusumah mengatakan bahwa soal UN dengan format huruf braille ini tetap akan mengambil satu varian dari 20 paket yang ada. Namun, memang sengaja hanya dicetak satu varian saja untuk soal UN khusus ini.

"Kan kita lihat dulu juga kebutuhannya berapa. Kalau dihitung yang ada saat ini, tidak perlu dibuat 20 variasi soal untuk yang braille, tapi tetap mengambil salah satu varian dari 20 paket itu," kata Aman saat jumpa pers tentang Pelaksanaan UN 2013 di Gedung C Kemdikbud, Jakarta, Jumat (5/4/2013).

Kendati demikian, pihaknya tetap mengambil langkah antisipatif terhadap untuk peserta UN berkebutuhan khusus ini. Bagi yang ada di daerah terpencil dan terkendala pada pengiriman soalnya maka tetap akan menggunakan soal UN biasa namun akan disediakan satu pendamping.

"Kalau untuk yang tunarungu masih bisa. Tapi untuk yang tunanetra atau tunadaksa akan disediakan pendamping," ujar Aman.

"Khusus untuk yang tunanetra, kalau memang terpaksa pakai soal biasa maka ada tambahan waktu dalam mengerjakannya," imbuhnya.

Tambahan waktu yang diberikan, lanjutnya, selama 40 menit untuk pengerjaan dan jeda selama 30 menit. Jeda ini diperlukan karena dengan soal UN tanpa huruf braille ini, seorang pendamping akan membacakan isi soal dan jawaban pada peserta tersebut.

"Jadi nanti dibacakan soalnya. Itu kan perlu jeda ya, nanti diberi 30 menit. Lalu untuk pengerjaannya

akan ada tambahan waktu juga. Intinya kami tidak mau menyulitkan karena semua anak berhak

untuk ikut UN," tandasnya.

66

Page 73: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Dipangkas, Jumlah Sekolah Sasaran Kurikulum Baru

Sumber : Kompas, 12 April 2013

Penulis : Riana Afifah

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski muncul banyak penolakan dari beberapa kalangan, Kurikulum 2013 tetap akan berjalan sesuai dengan rencana awal. Hanya, kali ini jumlah sekolah yang menjadi sasaran dari penerapan kurikulum mengalami penurunan jumlah dari target awal.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan bahwa sejak awal, penerapan kurikulum baru ini bertahap dan terbatas. Bertahap dalam artian tidak langsung menyasar ke semua kelas di tiap jenjang pendidikan. Terbatas berarti jumlah sasaran penerapan disesuaikan dengan sumber daya yang ada.

"Dari awal kan sudah dijelaskan pelaksanaan kurikulum itu bertahap dan terbatas. Tapi kali ini tidak lagi 30 persen seperti rencana awal," kata Nuh di Kemdikbud, Jakarta, Jumat (12/4/2013).

Sasaran sekolah untuk jenjang sekolah dasar (SD) pada rencana awal penerapan kurikulum diberi kuota 30 persen untuk tiap daerah. Adapun kuota untuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK) disediakan 100 persen.

"Tapi karena ada keterbatasan sumber daya, kami tentukan saja jumlahnya sekarang lebih sedikit. Ini realistis saja," ucap Nuh.

Ia mengungkapkan bahwa turunnya jumlah sekolah yang menjadi sasaran penerapan kurikulum baru ini dipengaruhi juga dengan keputusan untuk tidak menggunakan dana anggaran khusus (DAK) yang menginduk pada anggaran pendapatan belanja daerah (APBD).

"Awalnya kan ada yang pakai DAK. Tapi kami mau kendali di awal ada di pusat semua. Jadi, realistis dikurangi, dengan anggaran semua berasal dari pusat," ungkap Nuh.

Dengan demikian, jumlah SD yang akan menjalankan kurikulum baru pada Juli mendatang hanya 7.458 sekolah dari total sekitar 148.000 sekolah di seluruh Indonesia atau setara dengan lima persen dari jumlah keseluruhan. Untuk SMP, hanya menyisakan 2.580 atau tujuh persen dari semua sekolah yang menjadi sasaran.

Sementara itu, jumlah untuk SMA dan SMK tetap diberlakukan penuh sebesar 100 persen. Untuk SMA sebanyak 11.572 sekolah, dan untuk SMK sebanyak 10.685 sekolah. "Semua sekolah yang jadi sasaran ini tidak hanya negeri, tapi juga swasta," tandasnya.

67

Page 74: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Disdik DKI Fasilitasi Siswa Disabilitas Laksanakan UN

Sumber : Kompas, 12 April 2013

Penulis : Kurnia Sari Aziza

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pendidikan DKI Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, pihak Dinas Pendidikan DKI telah menyiapkan segala persiapan untuk melaksanakan Ujian Nasional pada Senin (15/4/2013) mendatang, termasuk bagi peserta didik disabilitas atau inklusif. Mereka akan disediakan soal UN dengan menggunakan huruf braile. Tercatat, peserta didik yang mengikuti UN dengan jenis ketunaan tuna netra sebanyak tiga siswa.

"Dua siswa melaksanakan UN di SMA Negeri 66 dan siswa lainnya di SMA Negeri 112 Jakarta Barat," kata Taufik, di Jakarta, Jumat (12/4/2013).

Tahun ini, kata Taufik, naskah UN dicetak oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sehingga pengiriman naskah juga ditanggung oleh pihak kementerian. Pemenang tender pencetakan naskah ujian nasional (UN) untuk tahun ajaran 2012/2013 yakni PT Temprina Media Grafika, berada di Surabaya, Jawa Timur. Rencananya pengiriman naskah UN akan tiba melalui jalur darat di Jakarta pada Sabtu (13/4/2013).

"Lima universitas yang telah ditunjuk sebagai penanggung jawab untuk menerima naskah UN tersebut," kata Taufik.

Kelima universitas itu antara lain, Universitas Indonesia (UI) untuk wilayah Jakarta Pusat, Universitas Tarumanagara untuk Jakarta Barat, Universitas Pancasila untuk Jakarta Selatan, Universitas Jayabaya untuk Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, serta Universitas Negeri Jakarta (UNJ) untuk Jakarta Timur.vKemudian naskah UN akan langsung didistribusikan ke 28 rayon yang tersebar di lima wilayah.

Taufik menjelaskan, naskah UN untuk Kepulauan Seribu akan dikirim satu hari sebelum pelaksanaan UN, yaitu pada 14 April 2013. Naskah akan diantar oleh petugas dari Suku Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Seribu melalui Pelabuhan Marina Ancol, Jakarta Utara. Hanya ada dua pulau yang melaksanakan UN di Kepulauan Seribu, yaitu Pulau Tidung dan Pulau Pramuka.

"Juga hanya ada dua sekolah yang akan melaksanakan UN di sana, SMA 69 di Pulau Tidung dan SMK 61 di Pulau Pramuka," kata mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI itu.

UN untuk tingkat SMA dan SMK akan digelar selama empat hari dari 15-18 April. Sementara

kelulusan diumumkan pada 24 Mei 2013. Di seluruh wilayah DKI, ada 127.000 siswa peserta UN yang

berasal dari 1.079 sekolah, yaitu 499 SMA dan 580 SMK. Pada tahun lalu, tingkat kelulusan untuk

SMA/MA mencapai 99,65 persen atau sebanyak 54.276 siswa dinyatakan lulus dari jumlah peserta

sebanyak 54.466 siswa.

68

Page 75: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Jadwal UN di 11 Provinsi Digeser

Sumber : Antara, 14 April 2013

Penulis : Juwita

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggeser jadwal ujian di sebelas provinsi kawasan Indonesia Tengah menjadi Kamis (22/4) yang awalnya mulai Senin esok (15/4). "Kami memohon maaf sebesar-besarnya karena ini murni persoalan teknis," kata Menteri Pendidikan Muhammad Nuh saat Jumpa Pers UN 2013 di Jakarta, Minggu. Nuh menjelaskan dari enam perusahaan percetakan pemenang tender soal UN 2013, satu perusahaan masih menghadapi kendala teknis, yakni PT Galia Printing Indonesia. "Tadi, Pak Presiden telepon saya menanyakan kapan UN akan dimulai, saya menyampaikan ada persoalan teknis di sebelas provinsi," katanya. Kesebelas provinsi itu adalah Kalimantan Selatan, Kalimatan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo dan Sulawesi Barat. "Kami melakukan investigasi, menjelaskan kepada publik duduk perkaranya kok lambat pengirimannya karena atensi yang sangat khusus untuk UN ini, terutama merampungkan kawasan Indonesia tengah," katanya. Setelah melakukan investigasi, Nuh menjelaskan kendala teknis, berupa memasukkan soal ke amplop sesuai dengan tipe nomor, mata pelajaran serta dimasukkan ke kotak untuk didistribusikan ke sekolah-sekolah. Nuh memastikan soal-soal dari ketiga kawasan Indonesia --barat, tengah dan timur-- berbeda satu sama lain. Direktur Utama PT Galia Printing Indonesia Hamzah Lukman meminta maaf atas keterlamabatan pengiriman soal UN yang seharusnya sudah siap tiga hari sebelum Ujian Nasional diselenggarakan. "Kita punya banyak bahan materi tidak tertampung, agak terhambat tapi kami berkomitmen untuk menambah tenaga dan bekerja 24 jam," katanya. Jadwal UN SMA/SMK/MA di 11 provinsi bergeser dari Senin (15/4) menjadi Kamis (22/4) untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selasa (16/4) menjadi Selasa (23/4) untuk Bahasa Inggris, Fisika (IPA), Ekonomi (IPS), Bahasa Asing (Bahasa) dan Tafsir (MA). Rabu (17/4) menjadi Jumat (19/4) untuk Matematika, dan Kamis (18/4) menjadi Kamis (25/4) untuk imia dan Biologi (IPA), Sosiologi dan Geografi (IPS), Antropologi dan Sastra Indonesia (Bahasa) serta Fikih dan Hadis (MA).

69

Page 76: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Setiap Kelas Mendapatkan Satu Soal Cadangan UN

Sumber : Kompas, 14 April 2013

Penulis : Riana Afifah

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mengantisipasi naskah soal Ujian Nasional (UN) 2013 atau Lembar Jawaban UN yang rusak atau cacat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyediakan satu soal cadangan untuk masing-masing kelas di tiap sekolah.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud, Khairil Anwar Notodiputro, mengatakan bahwa cadangan soal ini harus ada di tiap sekolah. Namun untuk jumlah memang sengaja tidak dicetak banyak dengan jumlah tertentu karena sifatnya menyesuaikan.

"Untuk jumlah, beragam di tiap daerah karena kami sesuaikan dengan jumlah kelas dan jumlah sekolah yang ada di situ. Yang pasti untuk masing-masing kelas kami sediakan satu soal. Jadi jika satu sekolah punya 10 kelas, maka jumlah soal cadangannya ada 10," kata Khairil di Kemdikbud, Jakarta, Minggu (14/4/2013).

Jika naskah soal UN atau LJUN yang mengalami salah cetak ternyata cukup banyak, maka pengawas diperbolehkan untuk menggandakan naskah soal dan LJUN untuk kemudian digunakan siswa. Untuk masalah barcode yang ada di paket soal dan LJUN, ia menjelaskan bahwa nanti akan ada laporan tersendiri.

"Jadi kalau sangat terpaksa bisa difotokopi. Nanti ada pengecualian dan laporan karena kan berhubungan dengan barcode," kata Khairil.

Kendati demikian, ia berharap naskah soal UN dan LJUN yang mengalami salah cetak atau rusak tidak

banyak sehingga cadangan yang disediakan tidak perlu terpakai. Ia juga yakin bahwa percetakan

telah berbuat sebaik mungkin agar UN ini berjalan lancar dengan naskah soal dan LJUN yang layak

pakai. "Semoga tetap lancar dan cadangan soal tidak perlu digunakan karena itu hanya untuk berjaga

saja," katanya.

70

Page 77: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Sekolah Kekurangan Naskah Soal UN

Sumber : Kompas, 15 April 2013

Penulis : Ester Lince Napitupulu

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluhan kekurangan soal pada hari pertama UN SMA/SMALB/SMK/MA, Senin (15/4/2013) terjadi di berbagai daerah. Sekolah terpaksa mengambil kebijakan untuk memfotokopi soal agar siswa tidak dirugikan.

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo mengatakan, pihaknya mendapat berbagai pengaduan dari pengurus-pengurus PGRI di daeah. Tak hanya kekurangan naskah soal UN, mutu kertas lembar jawaban UN (LJUN) juga dikeluhkan.

Di Sumatera Barat, dilaporkan untuk tiap kabupaten/kota mengalami kekurangan naskah soal minimal satu sekolah. "Minimal satu sekolah tidak dapat naskah soal sama sekali. Ada yang tidak lengkap, kurang satu sampul besar (isi 20 soal)," kata Zainal Akil, pengurus PGRI di Sumatera Barat.

Menurut Zaianal, kekurangan soal ditanggulangi dengan memfotocopi. Cara ini ditempuh agar siswa tetap bisa ujian sesuai jadwal. Dari Aceh, muncul keluhan soal mutu kertas LJUN yang kurang bagus karena tipis dan kasar. "Jika anak-anak ingin memperbaiki dengan menggunakan penghapus hurufnya hilang. Anak-anak jadi dirugikan," kata Ketua PGRI Aceh Ramli Rasyid.

Rifa, pimpinan Sekolah Global Mandiri, Cibubur, Kabupaten Bogor, melaporkan pada UN hari pertama, sekolah kekurangan dua naskah soal UN karena ada naskah soal yang rusak. "Untung masih ada soal cadangan. Jadi siswa tetap bisa dapat naskah soal yang asli," ujar Rifa.

Selain itu, kata Rifa, ada lembar integritas yang harus diisi pengawas juga kurang satu lembar. "Kami prihatin dengan persoalan dalam pelaksanaan UN yang sangat parah tahun ini. Kami melihat, semakin tahun, kinerja Mendikbud dan jajarannya justru semakin buruk. Mendikbud harus mau mendengarkan kritikan dan masukan dari berbagai pihak yang peduli pada kemajuan pendidikan di negeri ini," kata Sulistiyo.

71

Page 78: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Ujian Nasional Hari Pertama Mengecewakan

Sumber : Kompas, 15 April 2013

Penulis : Viola Oyong

JAKARTA, KOMPAS.com — Ujian nasional (UN) hari pertama siswa sekolah menengah atas (SMA),

Senin (15/4/2013), diwarnai dengan keluhan lembar jawab ujian nasional (LJUN) yang berkualitas

rendah sehingga mudah sobek.

Peserta UN mengeluh soal kualitas LJUN yang sangat tipis sehingga mudah sobek. Arita Gloria Zulkifli (16), seorang siswa SMA Charitas, merasa kecewa dengan kualitas LJUN yang tidak layak.

"Kami mendapat selembar kertas selevel kertas HVS yang biasa saya gunakan untuk coret-coret. Bahkan, ketika bulatan yang dipilih dihapus, cetakannya ikut terhapus. Beberapa nomor yang saya hapus nyaris bolong kertasnya ketika hendak dibulatkan kembali. Bukan itu kualitas yang kami harapkan," ujarnya.

Bayangkan betapa riskannya LJUN tersebut. Padahal, siswa selalu diwanti-wanti agar LJUN tetap rapi dan tidak bolong karena setiap LJUN sudah dilengkapi dengan barcode yang disesuaikan dengan barcode lembar soal masing-masing siswa.

"Awalnya saya mengira hanya saya yang bernasib buruk mendapat lembar jawab yang tipis, tapi ternyata semua juga mengalami hal yang sama. Kami hanya takut usaha keras belajar kami berpotensi gagal karena kualitas LJUN yang buruk. Apa anggaran sejumlah miliaran rupiah tidak cukup untuk memberikan kami kualitas kertas yang lebih baik?" ujar Arita penuh kekecewaan.

Pengawas UN tidak dapat berbuat banyak. Guru-guru hanya bisa berpesan agar lembar jawab peserta UN tidak rusak dan dapat terbaca komputer. Sejumlah siswa mengaku kualitas lembar jawab try out lebih baik daripada lembar jawab UN yang mereka dapatkan.

72

Page 79: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Sejak Lama, Ujian Nasional Sudah Gagal

Sumber : Kompas, 16 April 2013

Penulis : Sandro Gatra

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar 48 tahun lamanya, warga negara Indonesia mengenal ujian

kelulusan. Namanya bermacam-macam, tetapi mengusung tujuan yang sama, yaitu lulus dari jenjang

satu untuk melanjutkan ke jenjang lainnya. Ironisnya, tak satu pun dinilai berhasil memperbaiki

kualitas pendidikan Indonesia.

Penasihat Ikatan Guru Indonesia (IGI), Itje Chodijah, mengatakan bahwa sekian lama ujian penentu

kelulusan ini hanya memenuhi agenda pemerintah untuk melanjutkan proyek dengan aliran dana

yang besar. "Kalau dibilang keberhasilan UN itu keberhasilan seperti apa? Lulus semua itu dibilang

berhasil? Itu hanya keberhasilan semu. Sejak lama, UN ini sudah gagal," kata Itje saat dijumpai seusai

jumpa pers pelaksanaan UN di Kantor ICW, Jakarta, Selasa (16/4/2013).

Seperti diketahui, Ujian Nasional (UN) yang dikenal sekarang berawal dengan nama Ujian Negara

pada tahun 1965-1971, lalu sempat diambil alih oleh sekolah dan disebut Ujian Sekolah pada tahun

1972-1979. Mulai tahun 1980-2000, Ujian Sekolah diganti oleh Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional

(Ebtanas) dengan dalih mengendalikan mutu pendidikan nasional dan kembali dijalankan oleh pusat.

Memasuki periode 2001-2004, Ebtanas berubah nama menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN).

Kemudian, mulai 2005 hingga saat ini, nama UN yang digunakan dengan perbedaan aturan seperti

adanya nilai batas kelulusan untuk tiap mata pelajaran dan rata-rata nilai serta menggabungkan

dengan akumulasi nilai rapor dan ujian sekolah.

"Tapi, pada dasarnya, mau seperti apa pun, UN ini nggak penting. Kalau dibilang nasional, standar

pendidikan seperti apa yang dipakai? Standar sekolah kota pastinya," ujar Itje. Hal ini tentu tidak adil

bagi daerah-daerah di luar ibu kota atau di luar Pulau Jawa yang memiliki standar pendidikan jauh

berbeda. Saat dibilang merata dan diberikan kisi-kisi yang sama, pada kenyataannya, hal tersebut

sulit berjalan karena UN ini tidak hanya terbatas pada standar materi ujian.

"Sekarang soalnya sama semua. Tapi, pengajarnya yang mengajarkan materi itu kemampuannya

tidak sama, lalu anaknya yang diuji. Coba bayangkan saja logikanya seperti apa," ungkap Itje. Untuk

itu, ia memberi saran agar tiap unsur pendidikan baik guru, kepala sekolah, maupun pengawas

distandardisasi terlebih dahulu. Apabila standar minimumnya tercapai dan ada patokan yang pasti,

anak-anak berhak diuji sesuai dengan standar yang ada.

"Jadi, UN boleh saja selama semuanya sudah standar. Ya guru, kepala sekolah, pengawas, dan

sekolahnya sendiri," ujarnya.

Pada kenyataannya, pemerintah sendiri mengklasifikasikan sekolah dengan sekolah unggulan,

sekolah standar nasional, sekolah reguler, sekolah satu atap, dan lain-lain. "Tapi, saat ujiannya

disamakan, masuk akal atau tidak seperti itu," ungkapnya. "Jadi, di luar penundaan UN dan teknis

lainnya, ujian seperti ini sudah tidak penting. Siswa belajar hanya untuk ujian, bukan untuk

menguasai suatu hal," tandasnya.

73

Page 80: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Kualitas Kertas Menurun, Pemindaian Eror 25 Persen

Sumber : Kompas, 17 April 2013

Penulis : Benny N Joewono

PALEMBANG, KOMPAS.com — Kertas lembar jawaban ujian nasional (LJUN) tingkat SMA dan sederajat kualitasnya menurun dibandingkan kondisi tahun lalu, sehingga pemindaian sempat mengalami eror sebanyak 25 persen, demikian dikatakan Ketua Panitia Ujian Nasional Palembang, Zulkifli.

Zulkifli saat dijumpai di Sekretariat panitia UN Palembang, Rabu, mengakui sempat terjadi eror karena kertas yang agak tipis, sehingga mudah terlipat. Meski demikian, kata dia, hambatan tersebut dapat diatasi dengan memotong bagian yang terlipat dan meluruskannya. "Tidak perlu khawatir semua lembar jawaban peserta ujian pasti akan terbaca," kata Zulkifli, Rabu (17/4/2013).

Ia mengatakan, untuk pemindaian, panita Ujian Nasional tingkat SMA dan sekolah sederajat di Sumsel telah menyediakan enam alat pemindai jawaban dengan kapasitas 5.000 lembar per jam.

"Kami juga menyiapkan dua pemindai cadangan agar bisa mengejar target merampungkan lembar jawaban ujian nasional (LJUN) sebelum 1 Mei," katanya.

Distribusi LJUN dari rayon 11 kabupaten dan empat kota di Sumsel sendiri diperkirakan lengkap sesuai jadwal pada Jumat (19/4/2013) ini. Sementara itu, LJUN sudah mulai masuk ke sekretariat untuk dipindai sejak Senin sore (15/4/2013). "Sebagian besar lembar jawaban dari daerah sudah masuk dan diterima tim penerima LJUN," jelasnya.

"Selanjutnya amplop-amplop berisikan LJUN itu dicek lalu serah terima dengan petugas untuk diterima tim labelling yang memeriksa isi amplop, disesuaikan dengan daftar peserta ujian," katanya.

Pantauan Antara, pelaksanaan UN hingga Rabu atau hari ketiga ini berjalan lancar, dan belum ada keluhan para siswa yang sedang menjalani ujian akhir tersebut.

Erik, salah satu siswa MAN 3 Palembang yang juga peserta UN mengaku mempunyai keyakinan bisa melalui proses pengisian soal-soal ujian dengan baik karena sudah mempersiapkan diri sejak jauh hari.

Diakuinya, situasi dan kondisi selama tiga hari menjalani UN sejak Senin hingga Rabu ini memang jauh berbeda dibandingkan UN tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, hal ini disampaikannya berdasarkan pengakuan alumni yang lebih dahulu lulus.

"Kalau peserta UN tahun lalu soal ujian semua mata pelajaran sama, sedangkan tahun ini sama sekali berbeda karena soal diberikan antara siswa satu dengan lainnya dalam satu kelas berbeda, jadi tidak ada kesempatan untuk saling memberi tahu," katanya.

Namun demikian, kata dia, siswa SMA dan sekolah sederajat tingkat akhir yang sedang menjalani

ujian nasional sekarang ini patut bersyukur karena pelaksanaan UN sesuai jadwal.

74

Page 81: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 UN "Gelombang Kedua" Tetap Kacau

Sumber : Kompas, 18 April 2013

Penulis : Ester Lince Napitupulu

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyelenggaran ujian nasional (UN) di 11 provinsi yang ditunda dan dimulai Kamis (18/4/2013) di sejumlah daerah masih kacau. Distribusi soal masih jadi masalah utama sehingga pelaksanaan UN "Gelombang Kedua" ini tidak mulus.

Kasmawati, pengajar di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, mengatakan, UN SMA/SMK yang tertunda di daerah ini berlangsung mulai Kamis ini, sesuai jadwal yang ditetapkan Kemendikbud. Pelaksanaan UN di daerah ini tidak bisa dimulai Senin kemarin karena naskah soal yang belum tiba hingga hari H ujian.

"Pelaksanaan UN SMA/SMK/MA memang sudah bisa dimulai hari ini, tapi ada satu sekolah yang tidak mendapat naskah soal," papar Kasmawati.

Sementara itu, di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang juga memulai UN pada Kamis ini, terpaksa mengundurnya ke siang hari, mulai pukul 13.00 Waktu Indonesia Tengah. Pelaksanaan UN di NTB juga mundur akibat distribusi naskah soal yang kacau.

"Bagaimana anak mau mendapatkan hasil UN yang maksimal kalau mereka secara psikis dan fisik mulai jenuh. Penyelenggaraan UN tahun ini sangat kacau," kata Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo.

75

Page 82: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Proses Tender di Balik Amburadulnya UN 2013

Sumber : Kompas, 18 April 2013

Penulis : Riana Afifah

JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek pendidikan selalu memakan anggaran yang besar, dari rehabilitasi

gedung sekolah, pelatihan guru, persiapan kurikulum hingga Ujian Nasional (UN). Namun, kepada

siapa anggaran besar tersebut sebenarnya diperuntukkan? Bagi anak-anak Indonesia atau justru bagi

para perusahaan yang sibuk berebut peluang?

Anggaran UN mencapai Rp 94,8 milyar dan penyelenggaraannya kacau. Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemendikbud) menyebutkan PT Ghalia Printing Indonesia tidak bisa menyelesaikan

tugasnya tepat waktu. Pihak kementerian berjanji akan segera menelusuri akar masalahnya.

"Kami akan lakukan investigasi mendalam. Pertama wilayah proses pengadaan atau tender akan di-

review. Apakah ada dugaan main-main di situ. Kedua, dari sisi pelaksana dan investigasi dari sisi

percetakannya sendiri," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, saat jumpa pers

di Kemdikbud, Jakarta, Rabu (17/4/2013) sore.

Berdasarkan data yang dihimpun, UN 2013 kali ini melibatkan enam percetakan untuk pengerjaan

enam paket. Paket I jatuh pada PT Balebat Dedikasi Prima dengan nilai tender Rp 12,9 milyar dengan

oplah pengerjaan 91.280.560 eksemplar untuk empat provinsi yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Riau dan Banten. Sementara Harga Perkiraan Sementara (HPS) adalah Rp 17,4 milyar. PT Balebat

Dedikasi Prima sendiri mendapatkan paket I ini tanpa harus bersaing dengan peserta tender lain.

Paket II dengan nilai HPS Rp 17,6 milyar jatuh ke PT Pura Barutama dengan nilai tender Rp 14,5

milyar dan oplah pengerjaan 96.889.120 eksemplar untuk empat provinsi yaitu Jawa Tengah, Jambi,

Bengkulu dan D.I Yogyakarta. Untuk paket ini, perusahaan yang ada di Kudus ini berhasil

mengalahkan PT Perca, PT Jasuindo Tiga Perkasa dan PT Ghalia Indonesia Printing yang memberikan

penawaran lebih murah.

Paket III dengan nilai HPS sebesar Rp 27,1 milyar dimenangkan oleh PT Ghalia Indonesia Printing

dengan nilai tender Rp 22,5 milyar dan oplah pengerjaan 106.575.200 eksemplar untuk 11 provinsi.

Pada paket ini, PT Ghalia Indonesia Printing menjadi pemenang setelah pemenang tender yang

seharusnya mundur karena telah memegang paket pengerjaan lain. Adapun pesaing dari perusahaan

ini adalah PT Aneka Ilmu, PT Balebat Dedikasi Prima dan PT Jasuindo Tiga Perkasa yang menawarkan

harga lebih murah.

Paket IV dengan HPS sebesar Rp 21,1 milyar berhasil dimenangkan PT Jasuindo Tiga Perkasa dengan

nilai tender Rp 13,7 milyar dan oplah pengerjaan 102.258.720 eksemplar untuk lima provinsi yaitu

Jawa Timur, Maluku, Papua, Maluku Utara dan Papua Barat. Perusahaan asal Sidoarjo ini menang

tanpa lawan untuk paket ini.

Paket V dengan HPS sebesar Rp 19,6 milyar disabet oleh PT Karsa Wira Utama dengan nilai tender Rp

16,3 milyar dan oplah pengerjaan 103.943.600 untuk tiga provinsi yaitu Jawa Barat, Kepulauan Riau

dan Bangka Belitung. Perusahaan ini menang atas PT Temprina Media Grafika, PT Ghalia Indonesia

Printing dan PT Jasuindo Tiga Perkasa yang menawarkan harga lebih murah.

76

Page 83: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Proses Tender di Balik Amburadulnya UN 2013

Sumber : Kompas, 18 April 2013

Penulis : Riana Afifah

Paket VI dengan HPS sebesar Rp 17,3 milyar dimenangkan PT Temprina Media Grafika dengan nilai

tender Rp 14,7 milyar dan oplah pengerjaan 90.077.760 eksemplar untuk enam provinsi yaitu DKI

Jakarta, Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Perusahaan

milik Jawa Pos ini menang atas PT Perca, PT Ghalia Indonesia Printing, PT Balai Pustaka dan Perum

Percetakan Negara RI yang menawarkan harga lebih murah.

Kekacauan paket III

Dari enam paket tersebut, kekacauan masif muncul pada paket III yang dikerjakan oleh PT Ghalia

Indonesia Printing. Sebanyak 11 provinsi tertunda pelaksanaan UN karena perusahaan ini

kekurangan tenaga sehingga pengepakan naskah soal tersendat. Hal yang harusnya tidak terjadi pada

agenda sebesar ini.

Semestinya yang memperoleh pengerjaan paket III ini adalah PT Balebat Dedikasi Prima atau PT

Jasuindo Tiga Perkasa. Namun sesuai aturan, satu perusahaan dilarang memegang dua paket

sekaligus sehingga PT Ghalia Indonesia Printing yang berhak mendapat tender.

Yang mengherankan, perusahaan yang ada di Rancamaya, Bogor ini mampu mengalahkan PT Aneka

Ilmu yang ada di Semarang. Padahal PT Aneka Ilmu adalah perusahaan percetakan besar yang telah

meraih ISO 9001-2000 meski juga sempat bermasalah dengan Panwaslu Kota Semarang terkait

pencetakan surat suara pada 2009 lalu. Sementara itu, PT Ghalia Indonesia Printing juga diketahui

sempat ditegur oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 silam.

Inspektorat Jenderal Kemdikbud melalui Inspektur Jenderal, Haryono Umar, mengatakan bahwa

investigasi telah dilakukan jauh sebelum UN dimulai. Saat itu, berbagai LSM dan media menyoroti

para pemenang tender pengadaan UN yang berhasil mendapat proyek padahal harga yang

ditawarkan paling mahal.

"Dari situ kita respon, kita cari informasinya dan pertanyakan, sekaligus membentuk tim investigasi,"

ujar Haryono.

"Tim itu masih berjalan. Tapi karena balitbang sedang sibuk mengelola UN, kegiatan investigasi agak

tersendat," tandasnya.

76

Page 84: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 30 Persen Naskah UN di-Foto Copy

Sumber : Antara, 19 April 2013

Penulis : Yohanes Adrianus

Kupang (ANTARA News) - Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Nusa Tenggara Timur,

Klemens Meba, mengatakan 30 persen naskah Ujian Nasional (UN) SMA/MA/SMA Luar Biasa yang

digunakan siswa peserta di provinsi kepulauan itu adalah foto copy.

"Ini karena naskah UN yang disalurkan dari pusat tidak bisa memenuhi kebutuhan peserta UN di

seluruh sekolah yang ada di daerah ini," kata Klemens, di Kupang, Jumat.

Bahkan, lanjut dia, khusus untuk Kota Kupang--adalah ibu kota provinsi Nusa Tenggara Timur--justru

mengalami kekurangan naskah dan harus menggunakan naskah foto copy sebanyak 50 persen.

Penggunaan naskah UN dengan foto copy tersebut, didasari oleh edaran yang dikeluarkan oleh

Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, bernomor :

3868/G/EP/2013 tanggal 17 April 2013, yang ditandatangani oleh Kepala Badan Khairil Anwar

Notodiputro.

Dalam edaran itu, lanjut dia, disebutkan bahwa penggandaan naskah UN harus sesuai dengan

kebutuhan setiap sekolah, dengan pola variasi soal agar setiap peserta ujian dalam satu ruangan

akan mendapatkan soal yang berbeda.

Menurut Klemens, setiap siswa akan menggunakan lembar jawaban foto copy dan selanjutnya akan

ditransfer hasil jawaban setiap siswa itu ke lembaran asli oleh tim pengawas independen yang

melibatkan unsur perguruan tinggi dari Universitas Negeri Nusa Cendana (Undana) Kupang, selaku

panitia pengawas independen pelaksanaan UN di Nusa Tenggara Timur.

77

Page 85: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Pencairan Anggaran UN Sempat Terhambat

Sumber : Antara, 19 April 2013

Penulis : Satya Graha

Jakarta (ANTARA News) - Proses pencairan dana penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) sempat

terhambat karena alokasi anggaran untuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkena blokir,

kata Wakil Menteri Keuangan, Anny Ratnawati

"Kegiatan tersebut masuk dalam kegiatan yang diblokir atau dibintang karena belum mendapatkan

persetujuan Komisi X DPR RI dan belum dilengkapi data dukung berupa TOR dan RAB," katanya

dalam pemaparan di Jakarta, Jumat.

Anny menjelaskan, dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun 2013, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan memperoleh pagu anggaran Rp73,08 triliun, namun 84,9 persen dari

anggaran tersebut diblokir.

Anggaran itu mengalami pemblokiran karena sampai penetapan Keputusan Presiden No. 37/2012

tentang RAPBN 2013 dan penyerahan DIPA kepada Presiden pada Desember 2012, belum

mendapatkan persetujuan Komisi X DPR RI serta belum dilengkapi TOR serta RAB.

"Sedangkan sisa anggaran Rp11,01 triliun atau 15,1 persen tidak diblokir karena merupakan kegiatan

yang harus dibayarkan dan disediakan awal tahun yaitu pembayaran gaji dan operasional

perkantoran," katanya.

Sebanyak Rp543,44 miliar dari anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan dana

untuk kegiatan UN dengan target peserta 14.080.619 siswa dan unit biaya Rp39.000 per siswa.

Namun setelah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membahasnya dengan Komisi X DPR RI,

DPR RI menyetujui penetapan dana penyelenggaraan UN Rp644,27 miliar dengan target peserta

12.223.453 siswa dan unit biaya Rp53.000 per siswa.

Buka Blokir

Anny menjelaskan pula bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kemudian mengusulkan

pembukaan blokir anggaran UN Rp543,44 miliar mengacu pada sasaran dan unit biaya dalam

Keppres No. 37/2012.

Direktur Jenderal Anggaran, lanjut dia, pada 13 Maret 2013 mengesahkan revisi anggaran, termasuk

pembukaan blokir anggaran penyelenggaraan UN sebesar Rp543,44 miliar, karena kontrak

percetakan soal ujian paling lambat ditandatangani 11 Maret 2013.

"Dengan demikian, pada dasarnya tidak terdapat keterlambatan signifikan untuk penandatangan

kontrak percetakan soal ujian," ujar Anny.

Menurut Direktur Jenderal Anggaran, Herry Purnomo, ketika Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan mendapat izin pembukaan blokir anggaran UN, kontrak untuk pengadaan telah siap.

Sementara soal anggaran Rp100,828 miliar yang belum bisa dicairkan, Herry mengatakan,

keputusannya masih menunggu persetujuan Komisi X DPR. "Itu katanya untuk ujian SD, karena ujian

SD belum berlangsung," ujarnya.

78

Page 86: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Siswa Boleh Kerjakan UN di Soal yang Difotokopi

Sumber : Kompas, 19 April 2013

Penulis : Riana Afifah

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagian siswa di beberapa wilayah pada tahun ini terpaksa mengerjakan

Ujian Nasional (UN) langsung di atas naskah soal fotokopian lantaran naskah soal asli beserta lembar

jawab yang sampai ke sekolahnya tak sesuai jumlahnya. Untuk menjawab persoalan ini, Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan bahwa naskah soal boleh difotokopi

dengan pengamanan ketat dan para siswa yang mengalami kekurangan soal serta lembar jawab bisa

mengerjakan langsung di atas naskah fotokopian tersebut.

"Anak-anak langsung saja menjawab di naskah. Misalnya jawaban A, ya langsung dibunderin atau

disilang saja," kata Nuh saat dijumpai di Kemendikbud, Jakarta, Kamis (18/4/2013).

Setelah anak-anak mengisi jawaban di atas naskah soal, nantinya jawaban tersebut akan dipindahkan

ke lembar jawab yang terkomputerisasi oleh tiga elemen, yaitu pihak kepolisian, dinas, dan

universitas, sehingga saat dikoreksi tetap dilakukan menggunakan alat pemindai. Langkah ini tentu

menuai kontroversi tersendiri karena rawan kecurangan dan berpotensi merugikan siswa.

"Kalau semua serba enggak percaya, ya enggak akan selesai. Yang pasti sudah dipastikan yang

mindahkan tidak main-main," ujar Nuh.

"Ada masalah seperti ini, harus cari solusi, kalau sudah seperti ini harus diapain coba. Kalau terus

dipersalahkan tidak akan selesai," tandasnya.

Seperti diketahui, akibat lalainya percetakan, naskah soal UN beserta lembar jawab yang ada di

beberapa wilayah mengalami kekurangan. Bahkan tidak sedikit yang soalnya tertukar, misalkan

untuk SMA menjadi soal SMK atau untuk jurusan IPA menjadi naskah soal jurusan IPS.

79

Page 87: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 UN Tetap Jadi Syarat SNMPTN

Sumber : Kompas, 23 April 2013

Penulis : Riana Afifah

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski pelaksanaan ujian nasional (UN) tahun ini penuh kekacauan, ujian

ini tetap dijadikan salah satu patokan bagi siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan

tinggi negeri melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan bahwa tidak akan ada perubahan

sehingga hasil UN tetap dijadikan salah satu syarat penilaian apakah siswa layak diterima di

universitas yang ditujunya. Namun, ia tetap menyerahkan pada pihak panitia SNMPTN mengenai hal

ini.

"Masih tetap digunakan. Tapi, jika ingin lebih jelas apakah PTN mau atau tidak, bisa langsung

ditanyakan kepada panitia," kata Nuh, di Jakarta, Selasa (23/4/2013).

Secara terpisah, Ketua Panitia Pelaksana SNMPTN 2013 Akhmaloka mengatakan bahwa pihaknya

masih akan menjalankan kesepakatan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait

dengan syarat masuk perguruan tinggi negeri yang menggunakan UN sebagai salah satu syarat

masuknya.

"Sampai saat ini, insya Allah masih tetap sama dan tidak ada berpengaruh banyak," ujar Akhmaloka.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud Djoko Santoso mengatakan bahwa

UN ini merupakan syarat perlu. Selain UN, ada hal lain yang juga patut dipertimbangkan oleh pihak

perguruan tinggi dalam menerima mahasiswa baru. Untuk itu, ia meminta agar tak perlu membesar-

besarkan masalah.

"Kalau dalam ilmu matematika, UN ini syarat perlu. Memang diperlukan, tapi tidak bergantung dari

situ saja. Kan ada nilai rapor tiap semester yang bisa lihat perkembangan siswa ini," ungkap Djoko.

80

Page 88: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Coba Evaluasi Dulu Manfaat UN untuk Pendidikan Indonesia

Sumber : Kompas, 24 April 2013

Penulis : Riana Afifah

JAKARTA, KOMPAS.com - Kisruh Ujian Nasional (UN) pada tahun ini ternyata membuat sejumlah

profesor dan guru besar ikut angkat bicara. Menurut para guru besar ini, UN sebaiknya tak perlu

diteruskan apabila tidak menunjukkan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia secara signifikan.

Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Sunaryo, mempertanyakan apakah UN selama ini

telah memberikan manfaat terhadap peningkatan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Apabila

UN memang berkontribusi besar dalam peningkatan kualitas pendidikan maka tidak masalah untuk

dilanjutkan.

"Tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satunya adakah persamaan persepsi antara

penyelenggara, pemerintah dan sasaran UN tentang UN ini," kata Sunaryo saat bertemu dengan

Ketua Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (24/4/2013).

Menurutnya, tanpa ada kesamaan persepsi ini maka UN tak akan berjalan sesuai dengan tujuan yang

diusung oleh pemerintah. Pasalnya, selama ini UN dianggap pemerintah sebagai alat tolok ukur

untuk meningkatkan kualitas pendidikan namun pada anak-anak yang menjalankan UN, ujian ini

hanya dijadikan instrumen kelulusan yang ditakuti.

Hal lainnya adalah tidak adanya feedback dari penyelenggara dan pemerintah terhadap masukan

yang selama ini muncul dari masyarakat. Tidak hanya itu, penyelenggara dan pemerintah juga tidak

pernah mengumumkan ke publik hasil perbandingan UN jika memang disebut sebagai pemetaan.

"Feedback apa yang sudah diberikan. Barangkali belum ada feedback yang disumbangkan UN untuk

peningkatan mutu pendidikan hingga saat ini," tandasnya.

Masukan yang baik

Menanggapi kedatangan para akademisi ini, Ketua MK Republik Indonesia (RI), Akil Muchtar,

menyatakan saat ini, MK tidak dalam posisi untuk memberikan pandangan atau sikap terkait masalah

ini. Namun demikian, Akil mengakui bahwa pertemuan ini memberi masukan kepada MK jika suatu

saat harus mengeluarkan putusan atas pengaduan yang masuk tentang UU terkait UN.

"Sebenarnya kami tidak pada posisi memberi pandangan atau sikap. Karena semua materi yang

masuk di MK ini berkaitan dengan Undang-undang dan harus diujimaterikan dulu. Jadi jika kami

keluarkan sikap atau pernyataan sekarang tanpa uji materi maka akan jadi preseden," kata Akil.

"Kami menampung masukan saja dari stakeholder pendidikan. Kami terima semua masukan seluas-

luasnya. Posisi MK sama dengan dosen dan masyarakat sipil. Jadi kembali lagi, suatu kebijakan tidak

sesuai dengan undang-undang, maka bisa kita batalkan," imbuh Akil.

Namun, Akil membuka kesempatan jika para profesor dan para guru besar tersebut ingin

memasukkan laporan karena melihat pelanggaran UU dalam penyelenggaraan UN tahun ini.

81

Page 89: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 KPK Janji Serius Usut Anggaran Ujian Nasional

Sumber : Kompas, 24 April 2013

Penulis : Nasrullah Nara

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad

mengatakan, KPK memandang karut-marut penyelenggaraan ujian nasional (UN) sebagai masalah

serius. Setiap tahun, dana negara bernilai ratusan miliar tersedot untuk hajatan tersebut, tetapi

penyelenggaraannya makin buruk disertai munculnya dugaan penyimpangan anggaran pengadaan

soal.

Berbicara kepada Kompas di Jakarta, Selasa (23/4/2013), Abraham mengungkapkan, laporan dari

masyarakat terus mengalir ke KPK seputar dugaan penyimpangan anggaran pengadaan soal UN. Hal

itu terindikasi dari terlambatnya pendistribusian soal, kurangnya jumlah soal, dan buruknya kualitas

fisik kertas lembaran soal. Salah satu lembaga yang memberi laporan kepada KPK tersebut adalah

Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra).

"Tentu saja laporan masyarakat seputar penyelenggaraan kegiatan yang menggunakan anggaran dari

negara akan kami seriusi," ujar Abraham.

Ia mengatakan, pihak-pihak yang akan diselidiki mencakup pejabat Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan selaku pemegang otoritas serta perusahaan percetakan yang terlibat, mulai dari proses

tender pengadaan hingga pendistribusian soal ke daerah-daerah.

Menurut situs resmi Kemdikbud, terdapat enam perusahaan pemenang tender pencetakan soal UN.

Pertama, PT Ghalia Indonesia Printing untuk sebanyak 106.575.200 eksemplar dengan nilai kontrak

Rp 22,5 miliar dengan tujuan 11 provinsi, yakni Kalsel, Kaltim, Sulut, Sulteng, Sulsel, Sulbar, Sultra,

Bali, NTB, NTT, dan Gorontalo.

Kedua, PT Karsa Wira Utama (103.943.600 eksemplar) dengan nilai kontrak Rp 16,4 miliar untuk tiga

provinsi, yakni Jabar, Babel, dan Kepri. Ketiga, PT Temprina Media Grafika (90.077.760 eksemplar)

dengan nilai kontrak Rp 14,7 miliar untuk enam provinsi, yakni DKI Jakarta, Aceh, Sumsel, Lampung,

Kalbar, dan Kalteng.

Keempat, PT Pura Barutama (96.889.120 eksemplar) dengan nilai kontrak Rp 14,5 miliar untuk empat

provinsi, yakni Jateng, DIY, Jambi, dan Bengkulu. Kelima, PT Jaswindo Tiga Perkasa (102.258.720

eksemplar) dengan nilai kontrak Rp 13,7 miliar untuk lima provinsi, yakni Jatim, Maluku, Maluku

Utara, Papua, dan Papua Barat

Keenam, PT Balebat Dedikasi Prima (91.280.560 eksemplar) dengan nilai kontrak Rp 12,9 miliar untuk

Provinsi Sumut, Sumbar, Riau, dan Banten.

82

Page 90: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Inilah Kesimpulan Raker Komisi X-Mendikbud Soal UN

Sumber : Kompas, 27 April 2013

Penulis : Luki Aulia

JAKARTA, KOMPAS.com — Rapat kerja Komisi X DPR dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Mohammad Nuh beserta jajarannya yang berlangsung Jumat kemarin sejak pukul 14.30 WIB hingga

pukul 00.30 berlangsung alot saat penyusunan kesimpulan hasil rapat kerja.

Pembahasan untuk bagian kesimpulan saja menghabiskan waktu satu jam dengan 10 menit rehat. Seusai rehat pun, masih terjadi perdebatan dan perbedaan pendapat. Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak sependapat dengan satu poin pada kesimpulan.

Berikut kesimpulan lengkap hasil rapat kerja khusus tentang ujian nasional (UN).

I. Sikap Komisi X dan Kemdikbud terhadap pelaksanaan UN tingkat SMA dan sederajat.

1. Menyesalkan pelaksanaan UN tingkat SMA dan sederajat tahun 2013 yang tidak dilaksanakan secara serentak di seluruh daerah sehingga berpotensi melahirkan ketidakadilan dan memberikan dampak psikologis terhadap peserta ujian dan implikasi anggaran.

2. Hasil UN SMA dan sederajat tahun 2013 yang akan dijadikan sebagai syarat kelulusan dan persyaratan masuk PTN perlu dipertimbangkan kembali dengan kajian mendalam.

Terhadap poin kedua tersebut, F-PKS dan F-PPP memberi catatan. PKS berpendapat bahwa hasil UN SMA dan sederajat tahun 2013 tidak dapat dijadikan syarat kelulusan dan persyaratan masuk PTN. Sementara F-PPP berpendapat masih memerlukan waktu untuk mengambil keputusan karena UN tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

II. Komisi X DPR RI mendesak Mendikbud RI untuk:

1. Melakukan evaluasi secara menyeluruh dan mengambil langkah tegas terhadap pengambil kebijakan, pelaksana, dan pengawasan pengadaan dan distribusi naskah UN 2013.

2. Segera menyelesaikan investigasi proses pelaksanaan pengadaan naskah UN tahun 2013 dan menyerahkan hasil investigasi tersebut secara resmi kepada Komisi X.

3. Menyampaikan laporan pelaksanaan dan evaluasi UN tahun 2013 setiap jenjang pendidikan secara komprehensif, paling lambat satu bulan setelah seluruh pelaksanaan UN tahun 2013 selesai.

III. F-PKS meminta ada audit investigasi dari Badan Pemeriksa Keuangan III. Komisi X mendesak Mendikbud untuk meninjau kembali Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, utamanya terkait dengan tugas, wewenang, dan peran Badan Standar Nasional Pendidikan dalam menyelenggarakan UN.

IV. Dalam rangka pengawasan, evaluasi pelaksanaan UN tahun 2013, dan landasan pengambilan

kebijakan UN tahun 2014, Komisi X dan Kemdikbud sepakat membentuk Panitia Kerja Evaluasi

Pelaksanaan UN Tahun 2013.

83

Page 91: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 BSNP: UN SMA Sah

Sumber : Antara, 29 April 2013

Penulis : Desi Purnamawati

Jakarta (ANTARA News) - Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menyatakan Ujian Nasional

(UN) SMA sederajat Tahun Pelajaran 2012/2013 sah, meskipun dalam jadwal pelaksanaannya

bergeser di sejumlah provinsi.

"Pelaksanaan UN SMA sederajat Tahun Pelajaran 2012/2013 telah mengikuti prosedur yang

ditetapkan maka pelaksanaan UN adalah sah," kata Kepala BSNP, Aman Wirakartakusumah, di

Jakarta, Senin.

Aman menyatakan, pengesahan pelaksanaan UN tersebut, setelah mendapatkan konfirmasi dari

Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN) dan berdasarkan berbagai bahan acuan.

Sebelumnya pelaksanaan UN tingkat SMA sederajat Tahun 2012/2013 di 11 provinsi bergeser dari

jadwal semula pada 15 April 2013 menjadi 19 April 2013 dengan alasan pengepakan naskah soal di

percetakan mengalami kendala teknis.

Namun, dikhawatirkan pergeseran jadwal ujian tersebut menimbulkan kebocoran soal.

Aman menguraikan bahwa proses pelaksanaan UN yang bergeser di 11 provinsi, sehingga terjadi

penggandaan soal yang sudah diamankan dan secara proses sudah memenuhi prosedur.

Untuk mengurangi kemungkinan kebocoran soal, maka dibuat surat edaran ke seluruh provinsi

bahwa naskah UN di simpan secara baik dan aman serta rahasia di masing-masing provinsi.

Senada dengan Aman, Ketua MRPTN Idrus Paturusi mengatakan setelah dilakukan konsolidasi

dengan beberapa rektor lainnya yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan UN, walaupun pada

hari pertama ditemukan beberapa kendala namun secara umum berjalan sesuai yang diharapkan.

"Maka saya menyatakan semua telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur operasi standar," kata

Idrus.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim mengatakan, pihaknya berani menyatakan

UN tersebut sah karena sudah sesuai prosedur standar dan tidak terjadi kebocoran, sebab soal

berbeda antara wilayah timur dan tengah.

Sementara itu, investigasi juga sudah dilakukan oleh inspektorat jenderal pendidikan dan diharapkan

selesai pekan ini.

84

Page 92: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013 Naskah Ujian Nasional SD Hanya Satu Jenis

Sumber : Kompas, 29 April 2013

Penulis : Kurnia Sari Aziza

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah siswa SMA dan SMP, pekan depan tepatnya pada 6-8 Mei 2013 giliran siswa SD yang akan melaksanakan ujian nasional (UN). Tercatat sebanyak 153.449 siswa SD DKI sebagai peserta UN tahun ini. Berbeda dengan siswa SMP dan SMA yang mengerjakan soal dari 20 jenis soal yang berbeda, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, untuk siswa SD akan mengerjakan soal yang serupa dan sejenis.

"Untuk soal UN tingkat SD hanya dibuat satu jenis saja," kata Taufik, kepada wartawan, di Balaikota Jakarta, Senin (29/4/2013).

Untuk substansi soal UN SD dibuat oleh Pemerintah Pusat sebanyak 25 persen dan Pemerintah Daerah 75 persen. Taufik mengatakan, apabila naskah UN untuk siswa SMA dan SMP dicetak oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maka untuk naskah soal SD dicetak oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Pengadaan naskah soal UN pun telah mendapatkan pemenang melalui lelang terbuka, dan dimenangkan oleh PT Pura Bharuna, Kudus, Jawa Tengah.

Dokumen UN untuk siswa SD akan dikirim dari Kudus, Jawa Tengah, pada Jumat (3/5/2013) malam. Sehingga dokumen tersebut akan tiba di Jakarta pada Sabtu (4/5/2013) pagi, sekitar pukul 06.00 WIB. Dokumen tersebut akan langsung didistribusikan ke rayon dengan penjagaan ketat dari pihak kepolisian.

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta, sebanyak 153.449 siswa dari 3.548 sekolah akan mengikuti UN. Mereka terdiri dari 141.076 siswa SD di 3.060 sekolah dan 12.373 siswa MI di 488 sekolah. Kemudian untuk siswa dengan kekhususan dari SDLB yang akan mengikuti UN, yakni sebanyak 126 siswa, terdiri dari 1 siswa tunanetra dan 125 siswa tuna rungu.

Hingga Senin (29/4/2013), belum ada laporan adanya siswa yang tersangkut masalah hukum. Mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI itu pun mengharapkan pelaksanaan UN tingkat SD tidak ada hambatan sama seperti saat pelaksanaan UN SMA dan SMP.

"Sampai saat ini, belum ada laporan anak yang berurusan dengan hukum," kata Taufik.

85

Page 93: Kumpulan Berita

DATA CENTER – DIVISI PENDIDIKAN DOMPET DHUAFA 2013

173 Daerah Belum Tuntaskan Wajar

Sumber : Suara Merdeka, 30 April 2013

Penulis : K32-60

JAKARTA - Meski secara nasional program Wajib Belajar (Wajar) Sembilan Tahun sudah tuntas dengan mencapai angka partisipasi kasar (APK) 99,47%, masih ada 173 kabupaten/kota yang belum menuntaskan program tersebut. APK di 173 daerah itu masih di bawah 95%. ”Di 173 kabupaten/kota yang belum tuntas ini, masih ada 138.560 anak usia 13-15 yang belum mendapatkan layanan pendidikan setingkat SMP secara memadai,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, saat penandatanganan bantuan dari Pemerintah Australia untuk Indonesia, di Gedung Kemdikbud, kemarin.

Untuk memenuhi program tersebut, Kemdikbud masih memiliki tanggung jawab untuk menyediakan sekitar 4.330 ruang kelas baru. ”Atau setara dengan 1.516 sekolah baru,” imbuhnya.

Dengan perjanjian tersebut, Pemerintah Australia melalui Australia Indonesia Basic Education Program kembali membantu Pemerintah Indonesia untuk membangun 1.406 SMP atau setara dengan 300.000 bangku SMP baru, melalui program Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia (KPAI)

Besar bantuan yang akan diberikan Australia sekitar 500 juta dolar Australia untuk lima tahun ke depan. Pada 2012 (tahun pertama implementasi), program tersebut telah menyelesaikan pembangunan 451 sekolah. Tahun ini, ditargetkan pembangunan 307 sekolah, terdiri atas 160 sekolah baru dan 147 SD-SMP satu atap.

Daerah Terpencil

Direktur Pembinaan SMP Kemdikbud Didik Suhardi mengatakan, daerah yang belum menuntaskan APK sebagian besar terletak di daerah terpencil. Namun ironisnya, masih ada beberapa daerah di Pulau Jawa yang belum mencapai target APK. ”Di Pulau Jawa, misalnya Indramayu, Sukabumi, dan Lebak yang masih belum menuntaskan wajib belajar,” ungkapnya.

Menurutnya, dari anggaran sektor pendidikan, Kemdikbud mengalokasikan sekitar Rp 500 miliar untuk pembangunan ruang kelas baru. ”Khusus daerah tertinggal, perlu afirmasi, selain bangunan fisik juga diperlukan ketersediaan guru. Guru menjadi sangat penting. Untuk itu, harus disiapkan dan dipastikan sebelum bangunan fisik itu selesai, sudah ada kepastian ketersebaran guru,” ungkapnya.

Head of AusAID Indonesia Jacqui de Lacy menuturkan, kemitraan Australia-Indonesia ini untuk membangun sekolah-sekolah di wilayah terpencil dan sulit terjangkau. ”Ini untuk membuka akses dan memastikan agar anak Indonesia dapat melanjutkan pendidikan ke SMP,” ujarnya.

Menurutnya, untuk anak dapat tetap mendapatkan pendidikan berkualitas, peran sekolah dan para pemimpin sekolah menjadi sangat penting. ”Kita juga akan berikan pelatihan kepada kepada sekolah,” ujarnya.

86