View
222
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
42
LAMPIRAN 1
PRESEDEN NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM
MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA
(VERSI LENGKAP)
43
DAFTAR ISI
Para Pihak dan Latar Belakang
1. Definisi dan Intepretasi
1.1 Definisi
1.2 Interpretasi
2. Kesepakatan Untuk Bekerja Sama
2.1 Para Pihak saling bekerjasama
2.2 Jangka Waktu
2.3 Penelaahan Kinerja
2.4 Maksud untuk terikat secara hukum
3. Proses perencanaan
3.1 Standar kerja
3.2 Komunikasi dan Sosialisasi
3.3 Perangkat pengembangan masyarakat
3.4 Kesinambungan
3.5 Konsultasi dengan badan pemerintah
3.6 Persiapan rencana
3.7 Penggunaan perangkat perencanaan
3.8 Rencana final harus dalam bentuk yang disepakati Para Pihak
3.9 Pengawasan dan evaluasi
4. Peran Pihak A
4.1 Menyediakan dana CSR dan dukungan dalam bentuk barang
4.2 Melakukan pembayaran Dana CSR ke rekening bank yang ditentukan
4.3 Memberikan dukungan kepada Pihak B untuk pengembangan kemampuan
4.4 Menyediakan sumber daya lainnya
4.5 Menyediakan pedoman mengenai anggaran dana CSR dikemudian hari
4.6 Rencana Keselamatan
4.7 Melakukan pencegahan atau menyelesaikan sengketa Masyarakat
5. Peran Pihak B
5.1 Melaksanakan pengelolaan proyek dan menggunakan keterampilan yang professional
5.2 Mengatur anggaran, jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan yang telah disetujui
5.3 Mengatur pembayaran
5.4 Melaporkan dan bertanggung jawab kepada Pihak A
5.5 Memperbolehkan catatan/arsip dan laporan keuangan untuk diaudit oleh Pihak A dan
penasihatnya
5.6 Memastikan setiap pengeluaran kepada pemerintah yang sah dibayar dan dicatat
6. Tata kelola yang baik dan pengambilan keputusan
6.1 Proses pengambilan keputusan
6.2 Komitmen terhadap kode etik berperilaku
6.3 Benturan kepentingan
6.4 Kepatuhan terhadap hukum
44
7. Kontraktor dan pemasok
8. Asuransi
9. Keadaan diluar kendali Para Pihak
10. Pernyataan
10.1 Pernyataan Pihak A
10.2 Pernyataan Pihak B
11. Akibat dari Kesepakatan Mengenai suatu rencana
12. Ketidakmampuan untuk menyetujui atau melaksanakan
13. Penyelesaian sengketa
13.1 Prosedur penyelesaian sengketa
13.2 Hak ke pengadilan untuk mendapatkan putusan sela
14. Pengakhiran
14.1 Pengakhiran karena pelanggaran
14.2 Pengakhiran berdasarkan hasil dari penelaahan kinerja
14.3 Upaya hukum lain tidak terpengaruh
14.4 Akibat pengakhiran
14.5 Pengesampingan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
15. Kerahasiaan
15.1 Informasi rahasia
15.2 Informasi rahasia untuk tetap dirahasiakan
15.3 Kewajiban kerahasiaan akan tetap berlaku dalam hal pengakhiran
16. Hak Kekayaan Intelektual
16.1 Tidak ada pengalihan Hak Kekayaan Intelektual yang sudah ada sebelumnya
16.2 Kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual yang dikembangkan berdasarkan MOU ini
16.3 Kewajiban yang tetap berlaku dalam hal pengakhiran
17. Aset lainnya
18. Ketentuan Umum
18.1 Pemberitahuan
18.2 Hubungan antara Para Pihak
18.3 Pengalihan
18.4 Perubahan
18.5 Pengesampingan
18.6 Keseluruhan perjanjian
18.7 Keterpisahan
18.8 Bahasa
18.9 Salinan
18.10 Hukum yang berlaku
45
Halaman Tandatangan
Schedule Satu : Proses Penelaahan Kinerja, dengan Indikator Berdasarkan Harapan Pihak A atas
Kinerja Pihak B.
Schedule Dua : Anggaran dan Jadwal Pembayaran.
Schedule Tiga: Dukungan Awal yang Telah Disepakati Untuk Pengembangan Kemampuan Pihak B.
Schedule Empat: Proses Pengambilan Keputusan.
46
Lampiran “A” : Kode Etik Berperilaku Pihak A
NOTA KESEPAKATAN UNTUK MERENCANAKAN CSR- DALAM MENDUKUNG
PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA
TANGGAL: _______________________
PIHAK YANG BERKONTRIBUSI DALAM PENDANAAN (“Pihak A”)
Nama : ____________________________________________________
Perwakilan yang Berwenang : ____________________________________________________
Alamat : ____________________________________________________
Kode Pos : ____________________________________________________
Telepon : ____________________________________________________
Alamat email : ____________________________________________________
PIHAK LAINNYA (“Pihak B”)
Nama : ____________________________________________________
Perwakilan yang Berwenang : ____________________________________________________
Alamat : ____________________________________________________
Kode Pos : ____________________________________________________
Telepon : ____________________________________________________
Alamat email : ____________________________________________________
LATAR BELAKANG
A. Para Pihak berkeinginan untuk bekerjasama dalam mengembangkan rencana kegiatan masyarakat
atau prakarsa pengembangan masyarakat yang akan didukung oleh dana tanggung jawab sosial
perusahaan dan kontribusi dalam bentuk barang, non-moneter yang disediakan oleh Pihak A dan
akan dirancang untuk kepentingan masyarakat Indonesia yang dikenal dengan sebutan:
__________________________________________________.
B. [Dalam rangka melaksanakan kewajiban tanggung jawab sosial perusahaan sebagaimana
dipersyaratkan berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas [dan
Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (termasuk peraturan
pelaksanannya)]], Para Pihak menandatangani MOU ini untuk memberikan kerangka yang jelas
mengenai pekerjaan mereka dalam mempersiapkan rencana kegiatan masyarakat atau prakarsa
pengembangan masyarakat untuk masyarakat yang namanya disebutkan di atas.
47
1. DEFINISI AND INTERPRETASI
1.1 Definisi
“Hari Kerja” adalah hari dimana bank-bank umum buka untuk melakukan kegiatan usaha di
[Daerah Khusus Ibukota Jakarta [atau Indonesia]].
“RKM” adalah rencana kegiatan kemasyarakatan yang terdiri dari satu atau lebih proyek
pengembangan masyarakat untuk kepentingan Masyarakat secara keseluruhan atau untuk
kepentingan anggota Masyarakat tersebut sebagaimana akan dijelaskan lebih lanjut dalam
MOU ini.
“Masyarakat” adalah masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Paragraf A Latar Belakang.
“CSR” adalah tanggung jawab sosial perusahaan.
“Dana CSR” adalah uang atau aset lainnya atau keuntungan yang diberikan oleh Pihak A untuk
mendanai dan mendukung pelaksanaan kewajiban Para Pihak berdasarkan MOU ini.
“Hak Kekayaan Intelektual” adalah kerahasiaan know-how, hak paten, merek dagang, merek
jasa, nama dagang, hak desain, hak cipta (termasuk hak dalam perangkat lunak komputer) atau
setiap hak atau kepemilikan yang sejenis dengan hal-hal diatas yang terdapat di berbagai bagian
dunia, baik terdaftar maupun tidak, berserta hak untuk mengajukan pendaftaran hak tersebut,
dan seluruh hak-hak dan bentuk perlindungan yang serupa atau yang memiliki akibat yang
setara atau sama, di b
“MOU” adalah Nota Kesepakatan ini.
“Pihak” adalah pihak dalam MOU ini atau secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak”.
1.2 Interpretasi
Judul-judul harus diabaikan dalam menafsirkan MOU ini; rujukan kepada orang harus
mencakup rujukan kepada perusahaan, kemitraan, perseroan terbatas atau bentuk organisasi
lain dan begitu juga sebaliknya; rujukan kepada setiap Pihak harus mencakup penerus,
penerima hak dan penerima pengalihannya; rujukan kepada undang-undang harus dianggap
mencakup seluruh perubahan, pengundangan kembali atau penggantian undang-undang
tersebut dan harus dianggap mencakup seluruh peraturan, proklamasi, ordonansi, dan
anggaran dasar yang dibuat sesuai dengan undang-undang tersebut; rujukan kepada benda
mencakup keseluruhan atau sebagian dari benda tersebut; rujukan kepada setiap perjanjian,
izin atau instrumen atau dokumen apapun harus dianggap mencakup seluruh pendahuluan dan
lampiran dari perjanjian, izin atau instrumen atau dokumen tersebut dan seluruh bagian
daripadanya sebagaimana diubah, ditambah atau digantikan dari waktu ke waktu.
2. KESEPAKATAN UNTUK BEKERJA SAMA
2.1 Para Pihak saling bekerjasama
Para Pihak setuju untuk bekerja sama dalam hubungan yang erat dan kooperatif untuk
mengembangkan RKM untuk, atau satu atau lebih proyek, pengembangan masyarakat didalam
Masyarakat, dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan dalam MOU ini.
48
2.2 Jangka Waktu
Jangka waktu MOU ini akan dimulai pada: ___________________________ dan akan berakhir
pada: ______________________________ kecuali jika MOU ini diakhiri lebih awal melalui
kesepakatan bersama atau berdasarkan Pasal lain dalam MOU ini.
2.3 Penelaahan Kinerja
Pada tanggal penelaahan kinerja sebagaimana ditetapkan dibawah ini, Para Pihak akan
melakukan penelaahan kinerja Pihak B berdasarkan MOU ini. Penelaahan kinerja tersebut akan
memberikan kesempatan kepada kedua belah Pihak untuk (i) menilai kinerja Pihak B, (ii)
memberikan kepada manajemen Pihak B suatu evaluasi perkembangan pekerjaan yang
profesional, dan (iii) mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki secara berkelanjutan oleh
kedua belah Pihak. Para Pihak akan menyepakati aspek-aspek tertentu dari kinerja Pihak B yang
akan dinilai lebih dahulu pada saat penilaian pertama dan proses penelaahan kinerja yang rinci
adalah sebagaimana ditetapkan dalam Schedule Satu.
Tanggal penelaahan kinerja: ___________________________
2.4 Maksud untuk terikat secara hukum
Para Pihak bermaksud untuk terikat secara hukum dalam MOU ini.
3. PROSES PERENCANAAN
3.1 Standar Kerja
Para Pihak setuju untuk menerapkan prinsip-prinsip pengembangan masyarakat yang
profesional dalam pekerjaan perancangan dan perencanaan mereka. Tujuan Para Pihak adalah
untuk merancang setiap prakarsa pengembangan masyarakat yang:
a. memenuhi persyaratan berdasarkan hukum yang berlaku, termasuk prosedur dan
persyaratan lain berdasarkan Undang-Undang tentang Desa, Undang-Undang No.6 Tahun
2014 dan peraturan pelaksananya dan peraturan daerah terkait mengenai kewajiban
tanggung jawab sosial (jika berlaku);
b. didasarkan pada bukti akan kebutuhan di Masyarakat dalam bentuk dan isi yang dapat
diterima oleh Pihak A dan dianggap sejalan dengan nilai-nilai masyarakat adat atau
kelompok adat setempat dan memungkinkan mereka memenuhi aspirasinya untuk
pengembangan sosial dan ekonomi;
c. sesuai dengan kebutuhan usaha dan sumber daya Pihak A dan tepat dengan
mempertimbangkan pengalaman, keterampilan dan keahlian Pihak B;
d. akan mengisi kesenjangan atau melengkapi, tetapi tidak menggantikan, kegiatan
pembangunan oleh pemerintah;
e. sejalan dengan, dan mengembangkan, perencanaan desa yang dikembangkan berdasarkan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM); dan
49
f. memiliki potensi yang wajar untuk meningkatkan kualitas hidup anggota Masyarakat, untuk
mendorong penyuluhan atas kebutuhan masyarakat dan/atau untuk mengurangi
kemiskinan di Masyarakat tersebut dengan cara yang adil dan berkelanjutan.
Secara khusus Para Pihak setuju untuk memastikan bahwa terdapat partisipasi yang luas dari
anggota Masyarakat dalam proses pengidentifikasian kebutuhan Masyarakat dan dalam
menetapkan prioritas.
3.2 Komunikasi dan sosialisasi
a. Para Pihak sepakat untuk membentuk sebuah proses komunikasi yang kokoh dengan
anggota Masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya sehingga memungkinkan Para
Pihak untuk berkomunikasi melalui cara yang jelas dan transparan. Tujuan Para Pihak adalah
untuk memaksimalkan transparansi, menyebarkan informasi yang akurat, memperbaiki
kesalahan informasi, menjelaskan nilai potensial dari proyek-proyek pembangunan dan
mengelola harapan masyarakat. Untuk tujuan ini, alur komunikasi akan dibuat yang
menetapkan suatu aturan yang disepakati untuk menyampaikan informasi yang dibutuhkan
untuk dan dari Para Pihak dan pemangku kepentingan lainnya dan mencakup etika,
kerahasiaan dan persetujuan yang diperlukan untuk komunikasi internal dan eksternal.
b. Pihak B bertanggung jawab dalam mempersiapkan pengurusan kegiatan-kegiatan promosi
yang sebagaimana mestinya berkaitan dengan RKM, termasuk pengumuman di media, dan
akan memastikan bahwa Pihak A menyetujui seluruh kegiatan promosi tersebut tersebut
sebelum dilakukan.
c. Pendanaan komunikasi dan sosialisasi akan dimasukkan dalam anggaran yang disusun
berdasarkan MOU ini.
3.3 Perangkat Pengembangan Masyarakat
Para Pihak mengakui bahwa mereka dapat menggunakan seluruh atau sebagian dari perangkat
pengembangan masyarakat berikut ini, yang mereka yakini sesuai dari waktu ke waktu, dalam
kerangka dan perencanaan kerja berdasarkan MOU ini.
a. Pemetaan Masyarakat, untuk memungkinkan anggota Masyarakat untuk memetakan tata
letak fisik Masyarakat mereka dan berbagi pengetahuan mereka atas anggota Masyarakat
dan jaringan Masyarakat.
b. Analisa dari berbagai lembaga, yang memiliki fungsi didalam, atau mempengaruhi
Masyarakat, untuk mengidentifikasi pemimpin/kepala Masyarakat yang resmi dan
tradisional pada saat ini, proses pengambilan keputusan dan koneksi pengadaan jasa.
c. Analisa Risiko untuk mengidentifikasi risiko terhadap proses perencanaan, termasuk konflik
dan perselisihan yang nyata atau mungkin timbul di dalam Masyarakat dan masyarakat
sekitar yang mungkin perlu ikut dipertimbangkan dalam proses perencanaan.
d. Analisa Pemangku Kepentingan untuk mengidentifikasi orang-orang yang ada dalam
Masyarakat dan dalam konteks yang lebih luas, siapa-siapa yang memiliki kepentingan yang
sah dalam proses perencanaan RKM dan setiap hasil pengembangan proyek.
e. Analisa Sosial-Ekonomi dari Masyarakat dalam konteks yang lebih luas untuk
mengumpulkan data-data pokok mengenai permasalahan yang perlu menjadi fokus untuk
proyek pengembangan, seperti pengetahuan mengenai gizi, kelahiran yang abnormal dan
50
mengakibatkan kematian, gerakan kesetaraan wanita, anak-anak di sekolah, anak-anak
dengan sertifikat kelahiran, layanan kesehatan dan kebutuhan mata pencaharian untuk
kaum muda.
f. Kartu Penilaian Masyarakat untuk membantu memberdayakan anggota Masyarakat untuk
mengawasi proses perencanaan dan menyediakan instrumen akuntabilitas untuk Para
Pihak.
3.4 Kesinambungan
a. Para Pihak sepakat bahwa tujuan mereka bersama adalah kebutuhan masyarakat yang
berlandaskan bukti dan oleh karenanya dilaksanakan dengan cara yang dapat menuju
kepada perbaikan yang berkesinambungan di dalam Masyarakat dan akan menghilangkan
kebergantungan kepada Para Pihak secara terus menerus.
b. Pihak B mengakui bahwa Para Pihak akan berpedoman pada kode etik berperilaku, prinsip-
prinsip kesinambungan atau dokumen yang sejenis dari Pihak A dalam bentuk sebagaimana
terlampir pada MOU ini.
c. Pihak B juga mengakui bahwa, untuk meningkatkan efektivitas dan kesinambungan, Pihak
A akan mensyaratkan proses perencanaan dan RKM, dilakukan dengan mempertimbangkan
pengelolaan dampak sosial Pihak A yang ada, keterlibatan masyarakat dan kebijakan dan
praktek perekrutan dan kontrak masyarakat lokal sehingga proyek pengembangan
masyarakat sejalan dan terintegrasi dengan baik dengan kegiatan operasional Pihak A.
3.5 Konsultasi dengan badan pemerintah
a. Para Pihak akan berkonsultasi dengan otoritas Masyarakat terkait dan badan pemerintah
secara berkala sebagaimana mungkin diperlukan untuk memperoleh data terkini mengenai
kondisi sosial dan ekonomi suatu daerah dan untuk memahami dan menyertakan ke dalam
pekerjaan perencanaan mereka seluruh rencana pemerintah yang terkait dan prioritas
pembangunan untuk Masyarakat. Hal ini mencakup mencari informasi dan panduan dari
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (“TNP2K”) dan Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (“TKPKD”) yang terkait untuk memastikan bahwa
prakarsa pengembangan masyarakat yang diatur dalam Perjanjian ini akan tepat sasaran,
untuk mencapai pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan di Masyarakat. Para Pihak
setuju bahwa mereka akan menggunakan setiap informasi dan panduan yang tersedia untuk
mereka dari Basis Data Terpadu TNP2K hanya untuk tujuan pengentasan kemiskinan dan
bukan untuk keuntungan komersial atau tujuan politik
b. Para Pihak akan berusaha untuk memastikan bahwa RKM mereka dapat mengisi
kekosongan atas bantuan-bantuan pemerintah dan sejalan dengan, dan tidak bersaing,
tidak menjadi proyek ganda atau menggantikan proyek-proyek pemerintah.
c. Apabila diyakini tepat dan dapat memperkuat efektivitas pekerjaan pengembangan
Masyarakat yang mereka lakukan, Para Pihak dapat mengadakan perjanjian kerjasama
teknis dengan pemerintah daerah setempat berdasarkan perjanjian tersebut, pemerintah
daerah berkomitmen untuk bekerjasama dengan Para Pihak dan untuk menyediakan tingkat
pendanaan yang disetujui dan/atau dukungan dalam bentuk lain untuk pekerjaan Para Pihak
berdasarkan MOU ini untuk memastikan bahwa proses perencanaan berjalan dengan tepat
waktu dan sesuai anggaran.
51
d. Para Pihak akan membuat diri mereka mengetahui akan ketentuan Undang-Undang Desa
(Undang-Undang No 6 Tahun 2014) dan peraturan pelaksananya, jika berlaku, dan dampak
dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ("PNPM") pada Masyarakat, dan
mencoba, jika dimungkinkan dan dibenarkan, untuk menggunakan fasilitator Masyarakat
yang berkompeten dan berpengalaman dan untuk membangun proses dan struktur
keikutsertaan yang sudah ada di Masyarakat.
e. Jika terdapat Forum CSR setempat, Para Pihak dapat mempertimbangkan untuk bekerja
dengan Forum CSR tersebut dan dengan badan pemerintah daerah dan dengan perusahaan
lain dan organisasi yang aktif di daerah tersebut untuk berbagi informasi dan
mengkoordinasikan perencanaan CSR dalam mendukung proyek pengembangan
masyarakat.
3.6 Persiapan suatu rencana
Para Pihak mengakui bahwa mereka berkeinginan untuk mengembangkan RKM untuk
Masyarakat (dan setiap masyarakat sekitar atau yang terkena dampak sebagaimana disetujui
oleh Para Pihak). RKM harus mencakup penjelasan mengenai prioritas kebutuhan dan
permasalahan, cara yang strategis dan potensial dalam menyelesaikan permasalahan tersebut,
dan program kerja untuk satu atau lebih proyek pengembangan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan dan mengatasi permasalahan tersebut. RKM dapat termasuk atau dapat
berdasarkan atau dapat memberikan kontribusi untuk pengembangan proyek yang sudah
berjalan di dalam Masyarakat.
3.7 Penggunaan perangkat perencanaan
Analisa kerangka kerja logis (LFA) atau perangkat perencanaan proyek yang berorientasi pada
tujuan seperti ZOPP (Objectives-Oriented Project Planning), jadwal kegiatan dan anggaran akan
dipersiapkan untuk masing-masing proyek pengembangan masyarakat yang diusulkan.
Perangkat perencanaan tersebut akan dirancang untuk digunakan sebagai kertas kerja yang
akan diperiksa dan diubah melalui kesepakatan antara Para Pihak, jika diperlukan, dengan
mempertimbangkan perubahan dari Masyarakat atau dalam keadaan tertentu lainnya atau
dalam hal perubahan persyaratan dari Para Pihak sesuai dengan berjalannya proses
perencanaan dan pelaksanaan.
3.8 Rencana final harus dalam bentuk yang disepakati Para Pihak
RKM secara keseluruhan, dan setiap kerangka logis untuk suatu proyek yang tercantum
didalamnya, harus dalam bentuk yang disetujui oleh kedua belah Pihak sebelum RKM dapat
menjadi dasar bagi Para Pihak untuk bernegosiasi dan menandatangani perjanjian tertentu
yang mengikat secara sah untuk melaksanakan sebagian atau seluruh RKM tersebut.
3.9 Pengawasan dan evaluasi
Para Pihak akan memasukkan dalam RKM mereka, suatu proses untuk memungkinkan setiap
proyek diawasi dan dievaluasi sepanjang siklus proyek. Proses ini akan memungkinkan
partisipasi dari pemangku kepentingan dan akan menggabungkan metode tolak ukur baik
secara kuantitatif maupun kualitatif atas hasil pekerjaan dan efektivitasnya.
52
4. PERAN PIHAK A
4.1 Menyediakan dana CSR dan dukungan dalam bentuk barang
Pihak A setuju untuk menyediakan Dana CSR dan kontribusi dalam bentuk barang, non-moneter
yang diperlukan dalam melaksanakan perencanaan RKM berdasarkan MOU ini sesuai dengan
anggaran dan jadwal pembayaran dalam Schedule Dua yang telah disepakati, yang mana
anggaran dan jadwal pembayaran dapat diubah dengan kesepakatan bersama dari waktu ke
waktu. Untuk menghindari keragu-raguan, Dana CSR untuk melaksanakan RKM akan diatur
lebih lanjut dalam perjanjian pelaksanaan tertentu yang akan ditandatangani oleh Para Pihak.
4.2 Melakukan pembayaran Dana CSR ke rekening bank yang ditentukan
Pihak A akan membayar Dana CSR yang dianggarkan ke rekening bank Pihak B yang ditentukan
(Rekening Bank Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.2 (e) di bawah) sesuai dengan
jadwal pembayaran yang disepakati.
4.3 Memberikan dukungan kepada Pihak B untuk pengembangan kemampuan
Pihak A setuju untuk menyediakan dana tambahan atau kontribusi lainnya, seperti pembinaan,
pelatihan usaha dan penyediaan contoh-contoh dokumen, yang diperlukan guna
memungkinkan karyawan dari Pihak B untuk berpartisipasi dalam pelatihan dan
pengembangan kemampuan lainnya yang relevan, atau untuk mengikutsertakan karyawan
Pihak B dalam kegiatan pelatihan internal Pihak A, sepanjang dalam jangka waktu MOU ini,
dengan ketentuan bahwa Pihak B dapat menunjukkan bahwa hal tersebut akan memberikan
manfaat bagi proses perencanaan RKM atau pelaksanaan setiap proyek berdasarkan RKM.
Dukungan peningkatan kemampuan awal adalah sebagaimana ditetapkan dalam Schedule Tiga.
Pada saat kapanpun, Pihak A dapat, namun tidak berkewajiban untuk mengabulkan setiap
permintaan dari Pihak B untuk memberikan dukungan peningkatan kemampuan tambahan.
Setiap permintaan untuk pendanaan tersebut harus dimintakan paling lambat tujuh hari
sebelum pelatihan atau pengembangan kemampuan apapun.
4.4 Menyediakan sumber daya lainnya
Pihak A setuju bahwa Pihak A akan memberikan manfaat secara penuh akan pengetahuan
teknis dan bisnis, keterampilan dan pengalaman yang dimilikinya untuk perancangan RKM yang
diusulkan yang pada saat kapanpun dan dimanapun hal tersebut diyakininya wajar untuk
diberikan dan hal tersebut diperbolehkan berdasarkan hukum dan peraturan yang terkait atau
perjanjian apapun (termasuk anggaran dasar atau akta pendiriannya) dimana pihak tersebut
adalah pihak atau subyek.
4.5 Menyediakan pedoman mengenai anggaran dana CSR di kemudian hari
Pihak A setuju bahwa ia akan menyediakan pedoman mengenai jumlah dana CSR yang dapat
disediakan oleh Pihak A dan/atau sumber lainnya untuk mendukung proyek pengembangan
masyarakat yang telah disetujui berdasarkan RKM, jika dan pada saat yang tepat selama proses
perencanaan, untuk memastikan bahwa Para Pihak dapat memasukan pendanaan CSR yang
mungkin tersedia di kemudian hari kedalam proses perencanaan.
53
4.6 Rencana Keselamatan
Pihak A, dengan berkonsultasi dengan Pihak B, akan menyusun rencana keselamatan yang
sesuai jika dan ketika pekerjaan Para Pihak berdasarkan MOU ini adalah dalam wilayah yang
terkena dampak konflik.
4.7 Melakukan pencegahan atau menyelesaikan sengketa Masyarakat
Pihak A akan, dengan bantuan dari Pihak B jika diperlukan, melaksanakan pencegahan atau
menyelesaikan setiap konflik yang nyata atau mungkin akan timbul atau perselisihan di dalam
Masyarakat atau dengan pemangku kepentingan lainnya dalam kaitannya dengan proses
perencanaan RKM.
5. PERAN PIHAK B
5.1 Melaksanakan pengelolaan proyek dan menggunakan keterampilan yang profesional
Pihak B yang akan menjadi penanggung jawab utama dalam pengelolaan proyek berdasarkan
MOU ini. Pihak B akan merancang dan mengelola proses perencanaan RKM yang menggunakan
perangkat pengembangan masyarakat yang sesuai dan menerapkan prinsip-prinsip dan praktek
pengembangan masyarakat yang professional. Pihak B akan memberikan manfaat secara
penuh atas pengetahuannya mengenai Masyarakat dan keterampilan dan pengalamannya
dalam pengembangan masyarakat dan bantuan sosial dalam keikutsertaannya dalam
perencanaan yang ditetapkan berdasarkan MOU ini.
5.2 Mengatur anggaran, jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan yang telah disetujui
a. Pihak B akan, dengan berkonsultasi secara intensif dengan Pihak A, mempersiapkan dan
mengatur anggaran, jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan yang telah disepakati untuk
proses perencanaan berdasarkan MOU ini. Jadwal pembayaran akan mencakup dukungan
dalam bentuk barang yang diberikan oleh Pihak A.
b. Jadwal pembayaran akan dirancang untuk menjamin bahwa Pihak B diberikan dana yang
cukup pada saat atau segera setelah penandatanganan MOU ini untuk memungkinkan Pihak
B mengerahkan karyawan dan sumber daya yang diperlukan untuk memungkinkan Pihak B
dapat mulai melakukan kewajibannya berdasarkan MOU ini sesuai dengan jadwal kegiatan.
Jadwal pembayaran akan dirancang untuk memberikan dana dimuka yang diperlukan untuk
pengeluaran Pihak B, kecuali untuk pembayaran akhir dapat dilakukan dengan persyaratan
yakni sampai Pihak B memberikan laporan proyek akhir dan laporan keuangan dalam format
yang disetujui oleh Pihak A.
c. Setiap anggaran, jadwal pembayaran dan jadwal kegiatan dapat diubah dengan
kesepakatan antara Para Pihak, jika diperlukan dari waktu ke waktu, untuk mencerminkan
perubahan keadaan atau maksud dari Para Pihak.
d. Jumlah keseluruhan dana tunai CSR yang dialokasikan untuk perencanaan kegiatan RKM
berdasarkan MOU ini sebagai anggaran awal adalah sebesar Rp_______________________.
Kontribusi dalam bentuk barang dan kontribusi non-moneter adalah sebagaimana
ditetapkan dalam anggaran dalam Schedule Dua.
54
e. Setelah penandatanganan MOU ini, Pihak B akan memberikan kepada Pihak A, rincian
rekening bank khusus milik Pihak B, yang akan digunakan untuk menutupi biaya yang
dikeluarkan dalam melaksanakan perannya berdasarkan MOU ini (“Rekening Bank Khusus”).
Pihak B akan memastikan bahwa Rekening Bank Khusus tersebut hanya digunakan untuk
Dana CSR yang diberikan oleh Pihak A tersebut berdasarkan MOU ini dan bahwa Dana CSR
Pihak A tidak bercampur dengan uang milik Pihak B atau uang milik pihak ketiga.
f. Pihak A mengakui bahwa Pihak B akan membutuhkan dana yang cukup untuk mencukupi
pengeluaran dalam melaksanakan perannya berdasarkan MOU ini, termasuk pengeluaran
untuk gaji karyawan, konsultan dan kegiatan pengurusan dan administrasi yang wajar. Oleh
karena itu, Para Pihak setuju bahwa Pihak B berhak untuk memasukkan dalam anggaran
suatu jumlah yang disepakati sebagai biaya administrasi overhead, manajemen dan
pemeliharaan sebesar [*]% dari keseluruhan jumlah anggaran. Kecuali disetujui lain oleh
Pihak A, Para Pihak dengan ini setuju bahwa segala kelebihan biaya tersebut yang tidak
termuat dalam anggaran yang telah disetujui tetapi timbul dengan cara bagaimanapun oleh
Pihak B dalam melaksanakan perannya berdasarkan MOU ini akan ditanggung sendiri oleh
Pihak B.
g. Namun, untuk menghindari keragu-raguan, tidak ada dalam MOU ini yang dapat
diinterpretasikan sehingga memperbolehkan Pihak B memberikan keuntungan apapun baik
dalam bentuk gaji, imbalan, honor, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada
para anggotanya, Pembina/ Pendiri, Pengurus atau Pengawas (sebagaimana relevan) yang
berasal dari pelaksanaan perannya berdasarkan MOU ini kecuali hal tersebut diperbolehkan
berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku dan disetujui oleh Pihak A terlebih dahulu.
5.3 Mengatur pembayaran
a. Kecuali Pihak A menginstruksikan lain, Pihak B, dalam perannya sebagai manajer proyek
akan membayar kontraktor dan pemasok pihak ketiga dari Dana CSR yang ditempatkan oleh
Pihak A ke Rekening Bank Khusus, dengan ketentuan Pihak B hanya melakukannya
berdasarkan faktur yang sah untuk kemudian disimpan dalam pembukuan Pihak B dan
dapat diperiksa, disalin dan diaudit sebagaimana dipersyaratkan dalam MOU ini.
b. Kecuali diinstruksikan lain oleh Pihak A, semua faktur harus menyebutkan nama Masyarakat
dan proyek pengembangan masyarakat yang relevan, ditujukan kepada Pihak B dan secara
jelas menyatakan tujuan dari pembayaran tersebut.
5.4 Melaporkan dan bertanggung jawab kepada Pihak A
Pihak B akan menyimpan catatan yang terpisah dan akurat atas pekerjaan yang dilakukan
berdasarkan MOU ini (termasuk namun tidak terbatas pada seluruh faktur-faktur, surat-surat,
persetujuan-persetujuan, lisensi-lisensi, korespondensi dalam bentuk email dan dokumen
lainnya yang terkait dengan Proyek). Pihak B juga akan memiliki laporan keuangan yang dibuat
sesuai dengan prinsip akuntansi standar yang secara umum berlaku di Indonesia untuk
mencatat semua transaksi-transaksi keuangan yang dilaksanakan berdasarkan MOU ini dan
akan memastikan bahwa semua faktur dan kwitansi disimpan dalam pembukuan proyek. Pihak
B akan memberikan laporan proyek periodik secara berkala dan laporan keuangan pada waktu
yang disepakati dan dalam bentuk yang disetujui oleh Pihak A. Laporan proyek akan
menguraikan kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan dan laporan keuangan akan
membuktikan semua pengeluaran dari Dana CSR Pihak A selama periode pelaporan.
55
5.5 Memperbolehkan catatan/arsip dan laporan keuangan untuk diaudit oleh Pihak A dan
penasihatnya
Pihak B akan membuat semua korespondensi, catatan, laporan, faktur, laporan keuangan dan
dokumen lainnya dan catatan elektronik yang dihasilkan dalam menjalankan pekerjaan
berdasarkan MOU ini tersedia untuk dapat diperiksa, disalin dan diaudit oleh Pihak A,
akuntannya dan penasihat profesionalnya, pada setiap saat dan dari waktu ke waktu. Pihak A
akan memberikan pemberitahuan yang wajar kepada Pihak B mengenai keinginannya untuk
memeriksa, menyalin atau mengaudit dokumen-dokumen atau catatan elektronik tersebut dan
akan, sepanjang dapat dilakukan, melaksanakan pemeriksaan tersebut selama jam kerja.
Apabila Pihak A mensyaratkan Pihak B untuk menyediakan laporan keuangan yang telah diaudit
kepada Pihak A, maka Pihak A akan memastikan bahwa anggaran yang akan disetujui untuk
proyek sudah mencakup dana cukup untuk membayar biaya yang diperlukan Pihak B dalam
menyediakan laporan keuangan yang telah diaudit secara professional tersebut.
5.6 Memastikan setiap pengeluaran kepada pemerintah yang sah dibayar dan dicatat
Para Pihak setuju untuk memasukan dalam anggaran pendanaan setiap pajak, retribusi atau
pengeluaran kepada pemerintah (jika ada) yang secara sah dipersyaratkan untuk dibayar
sehubungan dengan perencanaan kerja yang dilaksanakan berdasarkan MOU ini. Pihak B,
dengan menggunakan Dana CSR Pihak A, akan membayar pajak, retribusi atau biaya lainnya
tersebut (jika ada) kepada pejabat berwenang terkait dan akan memastikan bahwa seluruh
pembayaran tersebut diakui secara tertulis dengan benar dan tepat waktu dan dimasukan
secara benar dalam laporan keuangan.
6. TATA KELOLA YANG BAIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
6.1 Proses pengambilan keputusan
a. Para Pihak sepakat untuk mengatur serangkaian rapat rutin sepanjang jangka waktu MOU
ini untuk tujuan membahas dan mengambil keputusan tentang, proses perencanaan RKM,
dan hal-hal lain yang timbul berdasarkan MOU ini.
b. Rapat yang dilaksanakan oleh orang-orang dari Pihak A dan Pihak B yang terlibat dalam
pengurusan sehari-hari dari proses perencanaan RKM akan dilakukan paling sedikit dua kali
seminggu.
c. Orang-orang dari Pihak A dan Pihak B yang terlibat dalam proses perencanaan sehari-hari
juga akan mengadakan rapat bersama dengan atasan langsung mereka paling sedikit satu
kali seminggu.
d. Semua yang disebutkan di atas akan mengadakan rapat, bersama dengan manajer yang
lebih tinggi dari masing-masing Pihak A dan Pihak B dan setiap pemangku kepentingan
terkait lainnya, paling sedikit satu kali setiap bulannya.
e. Keputusan akan diambil melalui musyawarah mufakat dan dibuat secara tertulis. Berita
acara dari setiap rapat akan diedarkan ke peserta rapat untuk diperiksa, diubah jika perlu
dan ditandatangani apabila sudah benar.
f. Rapat-rapat dapat diselenggarakan secara langsung atau melalui telepon atau video
konferensi, sebagaimana disepakati dari waktu ke waktu oleh Para Pihak.
56
g. Rincian dari proses pengambilan keputusan, tempat rapat dan nama dan jabatan dari
mereka yang akan terlibat dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagaimana
ditetapkan dalam Schedule Empat.
6.2 Komitmen terhadap kode etik berperilaku
Para Pihak sepakat untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap kode etik bertindak dan
berperilaku dan memastikan bahwa kode etik bertindak diimplementasikan dan kode etik
berperilaku digalakan melalui pelatihan dan pengamatan karyawan yang patut dan
sebagaimana mestinya.
6.3 Benturan Kepentingan
Jika, pada setiap saat sepanjang jangka waktu MOU ini, salah satu pihak berkesimpulan dengan
dasar yang cukup bahwa dirinya atau Pihak lain, atau salah satu anggota, direktur, manajer,
karyawan, konsultan mereka atau pemangku kepentingan lain, terkena dampak atas suatu
benturan kepentingan yang mengancam, atau mungkin mengancam, reputasi atau
keberlangsungannya dari proses perencanaan RKM atau reputasi dari salah satu Pihak, maka
Pihak yang terkena dampak harus melakukan semua usaha yang ia bisa lakukan untuk
mengatasi atau menyelesaikan benturan kepentingan tersebut sesegera mungkin.
6.4 Kepatuhan terhadap hukum
Para Pihak akan membuat diri mereka sendiri sadar dengan hukum yang berlaku dan
memastikan bahwa perbuatan mereka yang dilakukan berdasarkan MOU ini adalah sah. Pihak
B mengakui dan setuju bahwa perbuatan mereka berdasarkan MOU ini dapat, dalam beberapa
hal, diatur oleh hukum yurisdiksi asing yang berlaku terhadap Pihak A dan pengurusnya,
termasuk antara lain undang-undang mengenai praktek-praktek korupsi, perlakuan terhadap
anak-anak dan privasi.
7. KONTRAKTOR DAN PEMASOK
a. Jika diperlukan, Pihak B, sebagai manajer proyek, adalah pihak utama yang bertanggung
jawab untuk pengadaan kontraktor dan pemasok. Seluruh perikatan dilakukan oleh Pihak B
akan dilaksanakan berdasarkan standar pengadaan yang wajar yang dapat diterima oleh
Pihak A.
b. Secara khusus, Pihak B akan melakukan uji tuntas kelayakan terhadap calon kontraktor dan
pemasok sehingga memastikan bahwa mereka dipilih secara hati-hati atas dasar bahwa
mereka berkompeten untuk melakukan pekerjaan atau penyediaan barang dan jasa yang
dibutuhkan, memiliki reputasi yang baik, bebas dari benturan kepentingan atau praktek-
praktek korupsi dan tidak akan membuat Para Pihak menjadi dalam masalah.
Untuk tujuan ini, jika dipersyaratkan oleh Pihak A, kontraktor dan pemasok terkait akan
memberikan kepada Pihak A pernyataan tertulis yang mengkonfirmasikan bahwa syarat ini
telah terpenuhi.
c. Para Pihak mengakui bahwa penunjukan kontraktor dan pemasok dapat tunduk kepada
persyaratan tender yang diatur oleh undang-undang atau kebijakan internal Pihak A (atau,
dalam hal Pihak A adalah Badan Usaha Milik Negara, tunduk kepada persyaratan tender
57
sebagaimana diatur dalam peraturan Kementerian Badan Usaha Milik Negara). Mereka
menyetujui untuk mematuhi persyaratan tersebut dari waktu ke waktu.
d. Para Pihak akan berusaha menyediakan pekerjaan kepada kontraktor dan pemasok
masyarakat setempat sejauh diperbolehkan berdasarkan kebijakan perekrutan dan
perikatan Pihak A dari waktu ke waktu.
e. Pihak B setuju bahwa Pihak A berhak untuk berpartisipasi dalam proses pemilihan dan
membuat keputusan akhir dalam pemilihan seluruh kontraktor dan pemasok apabila nilai
kontrak melebihi [*] Rupiah atau jumlah lain yang disepakati antara pihak dari waktu ke
waktu.
f. Kecuali jika disetujui sebaliknya, semua kontrak akan ditandatangani oleh Pihak B dan
kontraktor atau pemasok. Untuk menghindari keragu-raguan, Pihak B mengakui bahwa ia
tidak berwenang untuk menandatangani kontrak apapun atas nama, atau sebagai agen,
Pihak A.
g. Pihak B akan memastikan bahwa kontraktor dan pemasok yang ditunjuk akan memberikan
jaminan yang tepat dan cukup dan/atau asuransi berkenaan dengan pekerjaan yang
diberikan kepadanya.
8. ASURANSI
Pihak B setuju untuk memperoleh dan mempertahankan secara terus-menerus sepanjang
jangka waktu MOU ini, polis asuransi yang secara wajar diperlukan untuk ditutup dalam
kaitannya dengan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan MOU ini. Pihak B juga mengakui
bahwa manfaat dari asuransi (termasuk namun tidak terbatas kepada uang pertanggungan)
adalah untuk kepentingan masyarakat dan sepanjang dimungkinkan, untuk menutup kerugian
yang ditanggung oleh Pihak manapun terkait dengan objek yang diasuransikan.
9. KEADAAN DILUAR KENDALI PARA PIHAK
Suatu Pihak tidak akan dianggap melanggar MOU ini jika Pihak tersebut gagal untuk memenuhi
kewajibannya berdasarkan MOU ini (selain kewajiban untuk menyediakan dana) karena suatu
peristiwa yang terjadi atau keadaan yang timbul di luar kendali mereka secara wajar dan tidak
dapat diprediksi. Pihak yang terkena dampak harus mengerahkan upaya yang wajar dalam
mengatasi peristiwa atau keadaan tersebut sehingga dapat melanjutkan kewajibannya
sesegera mungkin. Jika Pihak tersebut tidak dapat melanjutkan kinerjanya dalam waktu tiga
bulan atau pada waktu lain yang disepakati, Pihak lain dapat, namun tidak wajib, mengakhiri
MOU ini.
58
10. PERNYATAAN
10.1 Pernyataan Pihak A
Pihak A menyatakan kepada Pihak B bahwa:
a. Pihak A didirikan secara sah berdasarkan hukum negara _______________________dan
memiliki dan terus memiliki hak yang sah dan kekuasaan dan kewenangan secara penuh
yang diperlukan untuk menandatangani dan melaksanakan MOU ini dan untuk melakukan
secara penuh kewajibannya berdasarkan MOU ini;
b. Pihak A telah memberikan kepada Pihak B salinan yang terkini dan benar dari anggaran
dasarnya yang terkini dan lengkap;
c. MOU ini telah ditandatangani secara sah dan sebagaimana mestinya oleh Pihak A dan
karenanya merupakan kewajiban yang sah dan mengikat Pihak A dan dapat dilaksanakan
terhadap Pihak A sesuai dengan ketentuan dalam MOU ini;
d. Dana CSR dan kontribusi dalam bentuk barang, kontribusi non-moneter yang akan
disediakan untuk proses perencanaan RKM berdasarkan MOU ini akan diberikan secara sah
dan sesuai dengan proses kewenangan internal perusahaan; dan
e. dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU ini tidak akan menimbulkan
benturan kepentingan yang nyata atau potensial atau pelanggaran terhadap setiap
peraturan atau perjanjian dimana ia tunduk atau pada prinsip kode etik lainnya.
10.2 Pernyataan Pihak B
Pihak B menyatakan kepada Pihak A bahwa:
a. Pihak B didirikan secara sah berdasarkan hukum Republik Indonesia dan memiliki dan terus
memiliki hak yang sah dan kekuasaan dan kewenangan secara penuh yang diperlukan untuk
menandatangani dan melaksanakan MOU ini dan untuk melakukan secara penuh
kewajibannya berdasarkan MOU ini;
b. Pihak B telah memberikan kepada Pihak A salinan yang benar dari anggaran dasarnya yang
terkini dan lengkap dan persetujuan atas anggaran dasarnya dari Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Indonesia;
c. MOU ini telah ditandatangani secara sah dan sebagaimana mestinya oleh Pihak B dan
karenanya merupakan kewajiban yang sah dan mengikat Pihak B dan dapat dilaksanakan
terhadap Pihak B sesuai dengan ketentuan dalam MOU ini;
d. Pihak B memiliki pengetahuan pengembangan masyarakat, keterampilan dan pengalaman
yang diperlukan dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU ini termasuk dalam
berurusan dengan masyarakat yang menjadi tujuan (ketika diminta oleh Pihak A, Pihak B
akan memberikan dokumen yang cukup untuk mendukung pernyataan ini); dan
e. dalam melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU ini tidak akan menimbulkan
benturan kepentingan yang nyata atau potensial atau pelanggaran terhadap setiap
peraturan atau perjanjian dimana ia tunduk atau pada prinsip kode etik lainnya.
59
11. AKIBAT DARI KESEPAKATAN MENGENAI RENCANA
a. Jika pada setiap waktu sepanjang dalam jangka waktu MOU ini kedua belah Pihak telah
setuju bahwa mereka telah mengembangkan RKM yang mereka inginkan untuk
dilaksanakan, mereka akan meneruskan dengan bernegosiasi dengan itikad baik ketentuan-
ketentuan suatu perjanjian berdasarkan perjanjian tersebut mereka akan bekerja bersama
untuk melaksanakan RKM. Pihak A dapat mengatur waktu yang wajar mengenai kapan
negosiasi atas perjanjian tersebut akan dilaksanakan.
b. Untuk menghindari keragu-raguan, Pihak A tidak berkewajiban untuk melaksanakan atau
menyediakan dana untuk melaksanakan RKM atau proyek pengembangan masyarakat
apapun yang dimaksud dalam RKM, hingga Para Pihak telah menyetujui dan
menandatangani suatu perjanjian tertentu dan secara sah terikat untuk melaksanakan RKM.
c. Tidak ada dalam MOU ini yang mewajibkan Para Pihak untuk setuju untuk bekerja sama
dalam melaksanakan RKM yang telah disetujui.
d. Jika Para Pihak tidak dapat, dalam jangka waktu yang ditentukan oleh Pihak A, atau, jika
tidak ada waktu yang ditentukan, dalam waktu yang wajar, mencapai perjanjian yang
mengikat secara pasti untuk melaksanakan RKM yang telah disetujui, Pihak A dapat
memberikan pemberitahuan tertulis kepada Pihak B yang akan mengakhiri MOU ini secara
otomatis pada tanggal pemberitahuan tersebut, dimana kemudian Pihak A berhak untuk
bekerja dengan organisasi yang lain untuk melaksanakan RKM yang dikembangkan oleh
Para Pihak berdasarkan MOU ini.
12. KETIDAKMAMPUAN UNTUK MENYETUJUI ATAU MELAKSANAKAN
Jika, selama dalam jangka waktu MOU ini:
a. kedua belah Pihak menyetujui secara tertulis untuk mengakhiri kerja sama berdasarkan
MOU ini; atau
b. Pihak A dengan pemberitahuan tertulis 7 (tujuh) Hari Kerja sebelumnya kepada Pihak B
bahwa, dikarenakan alasan operasional yang tidak terduga atau alasan lainnya yang
berkaitan dengan urusan usahanya atau karena setiap kejadian yang terjadi diluar
kekuasaannya dan tidak dapat diprediksi, sehingga Pihak A tidak lagi berada dalam posisi
dimana ia dapat menjamin pemberian Dana CSR untuk melaksanakan RKM dalam
Masyarakat,
maka MOU ini akan berakhir secara otomatis pada tanggal kesepakatan tertulis tersebut atau
tanggal pengakhiran yang disebutkan dalam pemberitahuan dari Pihak A tersebut,
sebagaimana terjadi. Pihak A akan mengganti seluruh pengeluaran yang wajar hingga tanggal
pemberitahuan tersebut yang dikeluarkan oleh Pihak B sesuai dengan dengan anggaran yang
telah disetujui, bersamaan dengan setiap biaya yang disetujui oleh Para Pihak yang harus
merupakan pengeluaran yang wajar yang diperlukan dalam mengakhiri kegiatan ini.
60
13. PENYELESAIAN SENGKETA
13.1 Prosedur penyelesaian sengketa
Jika timbul sengketa antara Para Pihak yang tidak dapat diselesaikan melalui perundingan
dengan itikad baik (musyawarah mufakat) antara perwakilan yang berwenang dari masing-
masing Para Pihak, maka:
a. sengketa pertama-tama harus diselesaikan oleh manajemen eksekutif yang paling senior
dari masing-masing Pihak A dan Pihak B;
b. jika sengketa tidak dapat diselesaikan oleh manajemen eksekutif senior, salah satu Pihak
dapat meminta seorang independen yang dihormati yang tidak terlibat dalam proses
perencanaan CAP atau dalam sengketa, dan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak,
untuk diangkat sebagai mediator untuk membantu Para Pihak menyelesaikan sengketa
secara damai melalui negosiasi; dan
c. jika sengketa tersebut tidak dapat diselesaikan oleh mediator dalam waktu tiga bulan sejak
pengangkatan mediator atau pada waktu lain yang disepakati oleh Para Pihak, Para Pihak
setuju untuk mengajukan sengketa ke pengadilan __________________ di
_________________.
13.2 Hak ke pengadilan untuk mendapatkan putusan sela
MOU ini tidak menghalangi suatu Pihak untuk ke pengadilan untuk meminta putusan sela atau
penetapan hukum yang penting pada saat kapanpun.
14. PENGAKHIRAN
14.1 Pengakhiran karena pelanggaran
Suatu Pihak dapat mengakhiri MOU ini dengan memberikan pemberitahuan tertulis paling
lambat 7 (tujuh) Hari Kerja sebelumnya kepada Pihak lainnya jika:
a. Pihak lainnya tidak memenuhi kewajibannya yang material berdasarkan MOU ini dan tidak
melakukan perbaikan terhadap kegagalan tersebut dalam waktu satu bulan (atau periode
lain yang ditentukan dalam pemberitahuan) sejak penerimaan pemberitahuan dari Pihak
lain yang mengharuskannya memperbaiki kegagalan tersebut;
b. Pihak lainnya, atau anggota, direktur, manajer, karyawan atau konsultannya, terlibat dalam
tindakan yang dapat mungkin merusak, atau merusak, reputasi suatu Pihak atau
mengancam akan membawa, atau membawa, proses perencanaan RKM ke dalam suatu
masalah, atau melakukan tindakan lainnya yang mengakibatkan manfaat dari RKM tidak
dapat dicapai;
c. Pihak lainnya menjadi pailit, insolven, sedang dalam proses memperoleh, atau sudah
memperoleh atau dikabulkan, keputusan pengadilan untuk penangguhan kewajiban
pembayaran atau memulai proses likuidasi atau proses lain yang serupa;
d. suatu Pihak dapat menunjukkan alasan yang wajar untuk meyakini bahwa Pihak lainnya,
atau anggota, direktur, manajer, karyawan atau konsultannya, telah melakukan penipuan
atau korupsi, baik yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan berdasarkan MOU ini
atau lainnya.
61
14.2 Pengakhiran berdasarkan hasil penelaahan kinerja
Pihak A dapat, dengan pemberitahuan tertulis paling lambat 7 (tujuh) Hari Kerja sebelumnya
kepada Pihak B, mengakhiri MOU ini, jika, berdasarkan hasil dari setiap penelaahan kinerja
Pihak B, Pihak A memiliki alasan yang mendasar untuk meyakini bahwa Pihak B tidak memiliki
standar yang cukup tinggi, kompetensi, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang
dibutuhkan untuk melaksanakan kewajibannya berdasarkan MOU ini.
14.3 Upaya hukum lain tidak terpengaruh
Hak untuk mengakhiri MOU ini berdasarkan Pasal ini merupakan tambahan pada setiap upaya
hukum yang diberikan berdasarkan hukum Indonesia atau hukum yang berlaku lainnya kepada
Pihak yang ingin mengakhiri.
14.4 Akibat pengakhiran
Jika MOU ini diakhiri untuk alasan apapun:
a. dalam waktu satu bulan sejak tanggal pengakhiran, Pihak B harus memberikan kepada Pihak
A laporan akhir yang lengkap dan rinci tentang pekerjaan yang telah dilakukan berdasarkan
MOU ini dan bukti seluruh Dana CSR yang diberikan oleh Pihak A serta telah dipergunakan
oleh Pihak B namun belum diperhitungkan, bersama-sama dengan asli dari semua dokumen
pendukungnya;
b. Pihak B harus memastikan bahwa seluruh atau setiap koresponden, catatan, laporan, faktur,
akun keuangan dan dokumen dan catatan elektronik lain yang asli yang dihasilkan dalam
kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan MOU ini diberikan kepada Pihak A atau
disimpan atau diperlakukan sesuai kesepakatan dengan Pihak A;
c. Pihak B dapat menyimpan salinan dokumen-dokumen sebagaimana secara wajar diperlukan
untuk memenuhi persyaratan tata kelola internal dan untuk memungkinkan Pihak B
mendapatkan, untuk tujuan pengembangan kemampuan dan pelatihan, manfaat dari
pembelajaran profesional yang diperoleh melakukan pekerjaannya berdasarkan MOU ini;
d. Pihak A dan Pihak B harus memastikan bahwa setiap tagihan pihak ketiga yang masih
terhutang telah dibayar;
e. jika diperlukan, Pihak A akan mengganti seluruh pengeluaran yang wajar, hingga tanggal
pengakhiran, yang ditanggung oleh Pihak B sesuai dengan anggaran yang telah disepakati
bersama dengan biaya yang disepakati diantara Para Pihak yang harus merupakan
pengeluaran yang wajar yang diperlukan dalam mengakhiri kegiatan berdasarkan MOU ini
dengan ketentuan pengakhiran dimintakan oleh Pihak A; dan
f. Pihak B harus mengembalikan Dana CSR yang tidak digunakan kepada Pihak A atau
menggunakannya untuk tujuan yang telah disepakati dengan Pihak A.
14.5 Pengesampingan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Untuk tujuan pengakhiran MOU ini, Para Pihak secara tegas setuju untuk mengesampingkan
ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sepanjang bahwa Para Pihak
menyetujui untuk tidak meminta persetujuan dari pengadilan atau mengharuskan Pihak lainnya
untuk mendapatkan persetujuan dari pengadilan agar pengakhiran MOU ini menjadi efektif.
62
15. KERAHASIAAN
15.1 Informasi rahasia
Para Pihak mengakui bahwa selama proses kerjasama berdasarkan MOU ini mereka akan saling
bertukar informasi rahasia. Secara khusus, Pihak B mengakui bahwa Pihak B dapat diberikan
informasi rahasia mengenai bisnis dan keuangan dari Pihak A, termasuk informasi tentang
keterlibatannya dengan Masyarakat dan pemasok dan kontraktor setempat dan keputusan
internalnya terkait dengan kegiatan CSR yang berpotensi dan anggarannya. Syarat dan
ketentuan dalam MOU ini juga diklasifikasikan sebagai rahasia (commercial-in-confidence).
15.2 Informasi rahasia untuk tetap dirahasiakan
Masing-masing Pihak setuju untuk menjaga rahasia, dan tidak menggunakannya untuk
kepentingannya sendiri atau untuk merugikan Pihak lainnya atas informasi rahasia apapun yang
diungkapkan kepadanya oleh Pihak lainnya. Namun, masing-masing Pihak berhak untuk
mengungkapkan informasi rahasia Pihak lain dalam hal:
a. antara ia dengan konsultan professionalnya;
b. dalam hal Pihak A, antara ia dan anggota lain dari grup perusahaannya;
c. dalam hal Pihak A, terhadap bursa efek manapun dimana peraturan mensyaratkan adanya
pengungkapan rahasia;
d. dalam hal Pihak B, dalam hal Pihak B adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang
merupakan bagian dari jaringan organisasi non-pemerintah, antara ia dengan anggota lain
dari jaringan itu, namun hanya apabila pengungkapan tersebut dibutuhkan oleh Pihak B
dalam rangka melakukan kewajibannya berdasarkan MOU ini; atau
e. sebagaimana dipersyaratkan dalam Undang-Undang
15.3 Kewajiban kerahasiaan akan tetap berlaku dalam hal pengakhiran
Kewajiban kerahasiaan dalam MOU ini akan tetap berlaku setelah tanggal pengakhiran MOU
ini kecuali informasi tersebut tidak lagi menjadi rahasia, bukan karena kesalahan dari Pihak yang
berkewajiban menjagakerahasiaan.
16. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
16.1 Tidak ada pengalihan Hak Kekayaan Intelektual yang sudah ada sebelumnya
Setiap Hak Kekayaan Intelektual, know-how, hasil, data, penemuan dan informasi yang dimiliki
oleh salah satu Pihak (atau dimiliki oleh pihak ketiga, tetapi salah satu Pihak memiliki hak untuk
mengungkapkan atau men-sub-lisensikan) sebelum tanggal MOU ini, akan tetap menjadi milik
Pihak tersebut (atau, mungkin, milik pihak ketiga). Tidak ada hak, hak milik atau kepentingan
apapun di atau pada Hak Kekayaan Intelektual milik suatu Pihak yang sudah ada dialihkan oleh
MOU ini.
63
16.2 Kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual yang dikembangkan berdasarkan MOU ini
Semua Hak Kekayaan Intelektual, know-how, hasil, data, penemuan dan informasi yang
dikembangkan oleh salah satu Pihak hanya dalam pelaksanaan kewajibannya berdasarkan
MOU ini, dan semua dokumen terkait, catatan elektronik, data, preseden, rencana, spesifikasi
dan materi yang sejenis, kecuali disepakati lain oleh Para Pihak, akan menjadi milik bersama
Para Pihak ketika dipersiapkan atau dibuat, dan harus segera diberitahukan kepada pihak
lainnya.
16.3 Kewajiban yang tetap berlaku dalam hal pengakhiran
Meskipun terdapat hal-hal yang bertentangan dalam MOU ini, kewajiban masing-masing Pihak
berdasarkan Pasal 16 ini akan tetap berlaku walaupun MOU ini berakhir.
17. ASET LAINNYA
Setelah pengakhiran MOU ini, setiap aset (selain Hak Kekayaan Intelektual) yang telah dibuat
atau diperoleh untuk tujuan pelaksanaan kewajiban dari suatu Pihak berdasarkan MOU ini akan
dialihkan kepada Masyarakat kecuali Para Pihak setuju bahwa akan lebih baik jika aset tersebut
dialihkan ke Pihak B untuk digunakan dalam kegiatan pengembangan masyarakat yang
dilakukan Pihak B dimasa yang akan datang.
18. KETENTUAN UMUM
18.1 Pemberitahuan
Pemberitahuan yang diberikan berdasarkan MOU ini harus dibuat secara tertulis dan ditulis
dalam Bahasa Indonesia dan [Inggris]. Pemberitahuan dapat diberikan secara langsung, dengan
pos prabayar tercatat atau melalui fax atau email ke perwakilan yang berwenang ke alamat
yang diberikan di bawah ini (sebagaimana dapat diperbarui oleh suatu Pihak dari waktu ke
waktu secara tertulis). Pemberitahuan dianggap telah diterima pada tanggal pengiriman jika
dikirim melalui fax atau email (kecuali jika dikirim setelah pukul 04:00 sore, yang dalam hal ini
dianggap diterima pada Hari Kerja berikutnya) atau pada tiga Hari Kerja setelah pengiriman jika
dikirim melalui pos prabayar tercatat.
64
Pihak A : _____________________________________________
Nama Perwakilan yang Berwenang : _____________________________________________
Alamat : _____________________________________________
Kode Pos : _____________________________________________
Telepon : _____________________________________________
Faksimili : _____________________________________________
Alamat email : _____________________________________________
Pihak B : _____________________________________________
Nama Perwakilan yang Berwenang : _____________________________________________
Alamat : _____________________________________________
Kode Pos : _____________________________________________
Telepon : _____________________________________________
Faksimili : _____________________________________________
Alamat email : _____________________________________________
18.2 Hubungan antara Para Pihak
MOU ini tidak menimbulkan suatu hubungan kemitraan atau hubungan kerja atau keagenan
antara Para Pihak. Para Pihak harus memastikan bahwa karyawan mereka tidak menyatakan
bahwa mereka dapat mewakili atau mengikat Pihak lainnya.
18.3 Pengalihan
Suatu Pihak tidak diperbolehkan untuk mengalihkan MOU ini kecuali jika telah memperoleh
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak lainnya.
18.4 Perubahan
Setiap perubahan ketentuan dalam MOU ini harus dilakukan secara tertulis dan ditandatangani
oleh kedua belah Pihak.
18.5 Pengesampingan
Setiap pengesampingan suatu hak berdasarkan MOU ini harus dilakukan secara tertulis dan
ditandatangani oleh Pihak yang memberikan pengesampingan.
65
18.6 Keseluruhan Perjanjian
MOU ini berisikan seluruh kesepakatan dan perjanjian antara Para Pihak sehubungan dengan
pokok MOU ini dan menggantikan dan membatalkan setiap dan seluruh perjanjian lisan dan
tertulis atau pernyataan sebelumnya.
18.7 Keterpisahan
Jika terdapat ketentuan dalam MOU ini yang tidak sah, bertentangan dengan hukum atau tidak
dapat dilaksanakan, maka ketentuan tersebut dapat dipisahkan tanpa mempengaruhi
keberlakuan ketentuan lainnya dalam MOU ini.
18.8 Bahasa
a. MOU ini dapat ditandatangani dalam format bilingual (Bahasa Inggris-Bahasa Indonesia).
Jika versi Bahasa Indonesia dalam MOU ini belum dipersiapkan, versi Bahasa Inggris dari
MOU ini dapat ditandatangani terlebih dahulu, dan ketika versi Bahasa Indonesia MOU ini
telah tersedia, Para Pihak akan menandatangani sebagaimana mestinya.
b. Para Pihak setuju bahwa, jika MOU ditandatangani dalam format bilingual, dan jika terjadi
ketidaksesuaian antara versi Bahasa Indonesia dan versi Bahasa Inggris dari setiap bagian
dalam MOU ini, versi Bahasa Indonesia yang akan berlaku.]
18.9 Salinan
Jika Para Pihak menandatangani dua salinan identik dari MOU ini, salinan yang ditandatangani
secara bersama-sama merupakan satu dokumen hukum yang sah.
18.10 Hukum yang berlaku
Hukum yang berlaku untuk MOU ini adalah hukum Indonesia.
DENGAN DEMIKIAN masing-masing dari Para Pihak telah menyebabkan MOU ini ditandatangani oleh
para wakil yang diberi wewenang pada tanggal sebagaimana ditetapkan di atas.
Nama : _____________
Jabatan : _____________
Nama : _____________
Jabatan : _____________
66
SCHEDULE SATU
Proses Penelaahan Kinerja, dengan Indikator Berdasarkan Ekspektasi Pihak A atas Kinerja Pihak B.
SCHEDULE DUA
Anggaran dan Jadwal Pembayaran
SCHEDULE TIGA
Dukungan Awal yang Telah Disepakati Untuk Peningkatan Kemampuan Pihak B.
SCHEDULE EMPAT
Proses Pengambilan Keputusan
Lampiran ‘A’ : Kode Etik Berperilaku Pihak A
Recommended