View
869
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanah merupakan bagian permukaan bumi, yang digunakan
untuk berbagai hal. Tempat berdirinya bangunan, hingga
kematian, semua itu dilakukan di tanah. Dalam dunia pertanian
sendiri, tanah digunakan sebagai media tumbuh tanaman,
penyedia unsur hara tanaman, penyedia air dan lai-lain. Untuk
mempelajari tentang tanah harus dimulai satu persatu dari yang
sederhana hingga yang kompleks.
Dalam mengenal suatu tanah, kita perlu melihat tekstur,
struktur dan konsistensi tanah. Ketiga hal tersebut merupakan
awal yang sangat penting bagi ilmu tanah, maka dari itu, perlu
adanya praktikum yang telah dilaksanakan mengenai tekstur,
struktur dan konsistensi tanah.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum tentang tekstur, struktur,
konsistensi tanah adalah membandingkan tekstur,struktur dan
konsistensi tanah pada penggunaan lahan yang berbeda.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat diadakannya praktikum ini adalah untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang dasar-dasar
ilmu tanah dan cara menentukan tekstur, struktur, dan konsistensi
tanah dengan cara yang sederhana dan mudah untuk
dipraktekkan.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Definisi
a. Tekstur tanah
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah atas dasar
perbandingan banyaknya butir – butir pasir, debu, dan liat.
(Hardjowigeno, 1987)
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dari berbagai
golongan besar partikel tanah dalam suatu massa tanah
terutama perbandingan antara fraksi-fraksi liat, lempung, dan
pasir (Subagyo, 1979)
Tekstur tanah ialah keadaan tingkat kehalusan tanah yang
terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan
fraksi pasir debu dan liat yang terkandung pada tanah, dari
ketiga fraksi tanah tersebut, partikel pasir mempunyai ukuran
diameter paling besar yaitu 2-0,05 mm, debu dengan ukuran
<0,002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). ( As
Syakur,2007)
b. Struktur tanah
Struktur merupakan gumpalan kecil dari butir – butir tanah.
Gumpalan struktur ini terjadi karena butir – butir pasir, debu,
dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti
bahan organik, oksida – oksida besi dan lain – lain.
(Hardjowigeno,
1987)
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang
menggambarkan susunan keruangan partikel-partikel tanah
yang bergabung satu dengan yang lainnya membentuk
agregat. (Handayanto dan Sunarminto,
2
2002)
Struktur merupakan gumpalan tanah yang berasal dari
partikel-partikel tanah yang saling merekat satu sama lain
karena adanya perekat misalnya eksudat akar, hifa, jamur,
lempeng, humus, dan lain-lain. (Ariyanto,2009)
c. Konsistensi tanah
Konsistensi adalah daya tahan atau ketahanan tanah
terhadap pengaruh luar yang akan mengubah keadaannya.
(Sarief, 1986)
Soil consistence is a trem used to describe the resistance of a
soil at various moisture contents to mechanical stress or
manipulations. (NYK, 2009)
Konsistensi tanah adalah mencerminkan gaya-gaya adhesi
dan kohesi yang menahan partikel tanah.
(E.Handayanto et al,2009)
1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi :
a. Tekstur tanah
Bahan Induk
Susunan kimia dan mineral bahan indul tidak hanya
mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan, tetapi kadang-
kadang menentukan jenis vegetasi alami yang tumbuh
diatasnya.
Waktu
Banyaknya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah
berbeda-beda
Iklim
Iklim merupakan factor yang amat penting dlam proses
pembentukan tanah. Suhu dan curah hujan juga sangat
3
berpengaruh terhadap intensitas reaksi kimia dan reaksi
fisika dalam tanah.
Topografi
Faktor topografi ini bias dalam dalam bentuk perbedaan
tinggi suatu daratan atau bentuk wilayah suatu daerah
termasuk didalamnya juga perbedaaan kecuraman lereng.
Organisme
Pengaruh organisme dalam proses pembentukan tanah
tidaklah kecil. Akumulasi bahan organik, unsur hara, dan
pembentukan struktur tanah yang stabil sangat dipengaruhi
oleh organisme dalam tanah. Disamping itu unsur nitrogen
dapat diikat oleh organisme ke dalam tanah dari udara
bebas.
(Hardjowigeno, 1987)
b. Struktur tanah
Bahan induk
Variasi penyusun tanah tersebut mempengaruhi
pembentukan agregat-agregat tanah serta kemantapan yang
terbentuk.
Bahan organic tanah
Bahan organic tanah merupakan bahan pengikat setelah
mengalami pencucian. Pencucian tersebut diperapat dengan
adanya organisme tanah.
Vegetasi
Akar tanaman dapat menembus tanah dan membentuk
celah-celah. Disamping itu dengan adanya tekanan akar,
maka butir-butir tanah semakin melekat dan padat.
Organisme tanah
4
Organisme tanah dapat mempercepat terbentuknya agregat.
Selain itu juga mampu berperan langsung dengan membuat
lubang dan menngemburkan tanah.
Waktu
Waktu menentukan semua factor pembentuk tanah berjalan.
Semakin lama waktu berjalan, maka agregat yang terbentuk
pada tanah tersebut makin baik.
Iklim
Iklim berpengaruh pada proses pngeringan, pembasahan,
pembekuan, pencairan. Iklim merupakan factor yang sangat
berpengaruh pada pembentukan agregat tanah.
(Anonymous, 2009)
c. Konsistensi tanah
Kandungan air
- Partikel tanah bergerak lebih mudah jika pada tanah basah,
air berperan sebagai pelumas
- Kekuatan tanah mengikat jika tanah kering
- Tanah menjadi mampat, makin berat diolah jika basah
Tekstur tanah
- Kekuatan tanah meningkat dengan meningkatkan
kandungan liat
- Tanah-tanah berliat lebih kuat disbanding tanah berpasir
Berat jenis tanah
- Makin berat tanah, makin kuat
(Handayanto et al, 2009)
Mineral Tanah
Semakin banyak susunan elemen mineral tanah di dalam
tanah, maka menggambarkan bahwa daya ikat antar partikel
tanah besar dan dengan padatnya susunan elemen mineral
5
tanah maka ketahanan suatu massa tanah akan kuat. Hal ini
dikarenakan kecilnya rongga yang ada. Demikian juga
sebaliknya, semakin sedikit susunan elemen mineral tanah di
dalam tanah, maka menggambarkan bahwa daya ikat antar
partikel tanah kecil dan dengan renggangnya susunan
elemen mineral tanah maka ketahanan suatu massa tanah
akan lemah. (Darmawijaya,
1990)
Bahan Organik Tanah (BOT).
Suatu massa tanah mengandung bahan organik. Plastisitas
tanah yang mengandung banyak bahan organik akan
menurun seiring dengan penurunan kohesi dan sifat lainnya.
Hal ini biasa terjadi pada tanah yang gembur sehingga dapat
dikatakan konsistensi tanah tersebut adalah rendah.
(AAK, 1981)
2.1..................................................................................Da
mpak yang Diakibatkan Tekstur, Struktur, dan Konsistensi
terhadap Sifat Tanah
a. Tekstur tanah
Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir
tanah.
Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-
butir tanah atau adhesi butir-butir tanah dengan benda lain.
Drainase Tanah
Drainase adalah aliran air yang ada di dalam tanah. Tekstur
tanah yang berbeda akan mempunyai drainase yang berbeda
6
pula. Mudah tidaknya air hilang dari tanah menentukan ciri
khas dari drainase tanah tersebut.
Porositas
Bagian yang tidak terisi bahkan padat tanah (terisi oleh udara
dan air).
Jenis Tanah
Setiap masing-masing tanah mempunyai teksturnya sendiri-
sendiri.
Pengolahan
Jika tanahnya lunak maka pengolahan tanah akan lebih
mudah, dan sebaliknya jika tekstur tanahnya keras, maka
akan mempersulit tanah untuk diolah.
(Guswono, 1983)
b. Struktur tanah
Erosi
Struktur tanah akan mempengaruhi tingkat erosi pada
permukaan tanah. Jika struktur tanahnya granuler, maka
tanah permukaan akan semakin cepat terbawa erosi.
(Islami, 1995)
Lengas Tanah
Lengas tanah adalah kadar air di dalam tanah. Apabila
struktur tanah granuler, maka liatnya rendah sehingga kadar
airnya akan tinggi. (Sutanto, 2005)
Perakaran
Apabila struktur granuler, maka akar tanaman akan semakin
mudah menembus tanah. Akar tanaman yang menembus
tanah akan membentuk bidang bidang belah atau retakan
tanah. (Sutanto, 2005)
Perlokasi
7
Perlokasi yaitu pergerakan air di dalam tanah, apabila
strukturnya baik, maka perlokasi juga akan lancar.
(Sutanto, 2005)
Pengolahan Tanah
Susah tidaknya suaut tanah diolah juga bergantung pada
jumlah kadar air di dalam tanahnya.
(Sutanto, 2005)
Infiltrasi
Infiltrasi yaitu meresapnya air ke dalam tanah. Infiltrasi lebih
cepat terjadi pada tanah yang berdebu daripada tanah yang
liat. (Sutanto, 2005)
Porositas
Porositas adalah nisbah ruang pori terhadap volume bahan
padat yang berperan penting terhadap lengas tanah,
temperatur, unsur hara tanaman, ruang perakaran, dan
pengolahan tanah. Apabila strukturnya granuler maka pori-
porinya semakin besar.
(Sutanto, 2005)
c. Konsistensi tanah
Perakaran tanah
Konsistensi yang tinggi akan menyebabkan akar susah untuk
menembus tanah, begitu juga sebaliknya.
Organisme
Organisme akan semakin mudah hidup jika konsistensi tinggi,
begitu juga sebaliknya.
Pengolahan tanah
Jika konsistensi tinggi, maka energy yang dibutuhkan
semakin besar.
Struktur tanah
8
Perubahan struktur tanah dapat terjadi oleh pengaruh derajat
kohesi dan adhesi dalam suatu massa tanah. Apabila daya
ikat antar partikel tanah dengan air besar, maka dapat
menyebabkan struktur tanah menjadi lebih kompak dan
teguh.
(Sarief,1986)
2.2..................................................................................Pen
garuh Tekstur, Struktur, dan Konsistensi dalam Bidang
Pertanian
a. Pengaruh Tekstur
Tekstur tanah yang terdiri atas fraksi pasir, debu, dan liat
sangat berpengaruh terhadap usaha pertanian. Tanah liat
mengandung bahan organik dan unsur hara yang lebih tinggi
dari pasir dan debu. Dengan demikian tanah yang paling baik
untuk budidaya pertanian adalah tanah yang liat karena lebih
banyak mengandung banyak bahan organik dan mineral. Makin
banyak unsur hara dan air yang diserap tanaman semakin
terjamin kebutuhannya selama proses pertumbuhan dan
produksinya. (Guswono,1983)
Tekstur dan Pengolahan Pertanian saling berhubungan.
Tanah terburuk untuk pengolahan adalah tanah yang
bertekstur dominan pasir. Hal ini disebabkan karena pasir
memiliki porositas yang terlalu besar, sehingga air akan mudah
diserap dan pada waktu yang bersamaan air juga akan dilepas,
sehingga tanah bertekstur pasir memerlukan pengolahan
tersendiri, utamanya terkait pada porositas tanah. sedangkan
tanah terbaik untuk pengolahan adalah tanah bertekstur
lempung. Tanah ini memiliki tekstur berimbang yang saling
9
melengkapi, sehingga pengolahan pada tanah lempung tidak
terlalu intensif.
(Foth,1994)
b. Pengaruh Struktur
Dalam membicarakan struktur tanah, seringkali kita
mendengar istilah agregat tanah. Yang dimaksud agregat tanah
adalah individu dari susunan partikel primer dan partikel
sekunder. Struktur tanah memiliki sifat yang tidak tetap, yang
mana sangat dipengaruhi oleh iklim dan aktivitas biologi, yang
selanjutnya mempengaruhi proses kimia dan fisika di dalam
tanah. Oleh karena itu, kemampuan agregat tanah untuk
bertahan terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan yang
disebut sebagai kemantapan agregat merupakan sifat yang
penting dalam kaitannya dengan pertumbuhan tanaman.
Agregat tersusun sedemikian rupa sehingga mempunyai pori
yang cocok unutk tanaman.
(Guswono,1983)
c. Pengaruh Konsistensi
Dalam mengetahui konsistensi tanah maka terdapat
berbagai manfaat terutama dalam bidang pertanian, yaitu
dapat menentukan cara pengolahan tanah yang baik, dapat
menentukan jenis tanaman yang cocok serta dapat mengetahui
kadar air dalam tanah.
(Guswono,1983)
Makin tinggi tingkat konsistensi tanah, maka pengolahan
pada tanah tersebut akan makin sulit. Sama halnya
sebagaimana pengaruh tekstur dan struktur, konsistensi tanah
juga memengaruhi perakaran tanaman, infiltrasi, serta tingkat
pengolahan tanah. makin tinggi konsistensi suatu tanah, makin
10
terhambat perakaran suatu tanaman dan infiltrasi air, serta
makin sulit pengolahan pada tanah.
(Gliessman,2000)
11
Tanah diletakkan di atas tangan ( 1 sendok makan)
Rasakan perbandingan dominan pasir, debu, atau liat
Amati dan hasil pengamatan dicatat pada table yang telah disediakan
BAB III
METODOLOGI
3.1..................................................................................Alat
dan Bahan
3.1.1 Alat
Jangka Sorong, spidol, papan tulis, piring
3.1.2 Bahan
Sampel tanah dan air
3.2..................................................................................Alur
Kerja (Diagram Alir)
a. Penentuan tekstur tanah secara feeling method
Uraian kerja :
1. Menyiapkan
sampel tanah (3 contoh tanah, yang dominan berpasir,
dominan debu, dan dominan liat) dan air.
2. Ambil sedikit tanah (kira-kira 1 sendok makan) contoh
masing-masing secara terpisah, letakkan ditelapak tangan
lalu beri sedikit air, lalu gosok-gosok pada telapak tangan.
12
Sampel Tanah
Ditambah sedikit air
Penyiapan sampel agregat (lempeng, gumpal membulat,
gumpal bersudut, tiang) dan jangka sorong
Pengukuran panjang, lebar dan tinggi
Hasil pengukuran dicatat dalam table yang telah disediakan
Rasakan dan kemudian tafsirkan seberapa banyak
kandungan pasir, debu, dan liat dengan merasakan tingkat
kekerasannya.
3. Memijit-mijit tanah dan menggulungnya menjadi bola,
kemudian menafsirkan berapa besar kandungan liat yang
ada dengan merasakan lekat tidaknya tanah tersebut,
4. Ditambah sedikit air lagi sampai tanah itu bisa digulung,
dibuat gulungan dengan diameter ½ cm dan panjangnya
sekitar 5cm.
Perlu diperhatikan : apakah tanah bisa digulung atau
tidak, dan bila dibengkokkan patah atau tidak.
o Tanah yang mudah digulung menandakan partikel pasir
banyak
o Tanah yang bisa di gulung menunjukkan jumlah partikel
liat banyak
o Tanah yang mudah patah menandakan pengaruh sifat
pasir masih cukup besar
o Yang tidak patah menunjukkan bahwa sifat liat
mendominasi tanah ini dan sifat pasir sangat kecil.
b. Penentuan struktur tanah
Uraian kerja :
13
Penyiapan alat dan bahan
Ambil tanah (tanah hutan produksi & hutan semusim) secukupnya dan diletakkan di tangan
serta pemberian air secukupnaya
Dipijit dengan ibu jari dan telunjuk
Dipijat dan rasakan (merasakan kelekatan dengan cara menempel dan melepas ibu jari)
Buat gulungan dan bentuk
cincin
Tentukan plastisitas
Hasil pengamatan kelekatan & plastisitas
dicatat di tabel pengamatan
1. Menyiapkan contoh tanah yang akan digunakan dalam
praktikum, seperti : lempeng, gumpal membulat, gumpal
bersudut, dan tiang,
2. Mempersiapkan alat yang digunakan dalam hal ini jangka
sorong dan alat tulis,
3. Mengukur panjang, lebar, dan tinggi dari struktur tanah
tersebut dengan menggunakan jangka sorong,
4. Mencatat hasil pengamatan.
c. Penentuan konsistensi tanah dalam keadaan basah
14
Uraian kerja :
1. Ambillah agregat kemudian semprotlah dengan air
sampai basah, kemudian lakukan :
pijit-pijit denga ibu jari dan telunjuk : rasakan bagaimana
kelengketannya dengan merasakan menempel dan
melepas ibu jari dan telunjuk,
Buatlah gulungan pita tanah dengan diameter sekitar
0.5cm dan panjang 5cm, kemudian bengkokkan sehingga
kedua ujungnya bertemu : perhatikan apakah gulungan
itu patah atau tidak. Inilah yang dinamakan plastisitas
tanah.
2. Kemudian uraikan sifat konsistensi tanah dalam keadaan
basah.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1..................................................................................Ga
mbar Macam-Macam Struktur dan Segitiga Struktur
a.Macam-macam struktur tanah
Gambar 1. Gumpal bersudut Gambar 2. Gumpal
membulat
b.Segitiga Tekstur
16
Gambar 3. Segitiga Tekstur tanah
4.2..................................................................................Tab
el Pengamatan
Tabel 1. Pengamatan Tekstur Tanah
Piring Tekstur
A
Sangat Plastis
Lempung Berliat
Sangat Lekat
B
Agak Plastis
Pasir
Agak Lekat
C
Sangat Plastis
Pasir
Berlempung
Sangat Lekat
Tabel 2. Pengamatan Struktur Tanah
Struktur Panjang
(cm)
Lebar (cm) Tinggi
(cm)
Gumpal
Bersudut
7,23 6,45 6,33
Gumpal
Membulat
4,33 3,35 2,99
Lempeng 6,55 6,40 0,46
Tiang 7,33 5,63 3,33
17
Tabel 3. Pengamatan Konsistensi tanah
Lokasi Tekstur Konsistensi
Hutan
Produksi
Tanah Liat Berpasir Agak Lekat
Sangat Plastis
Komposit
Semusim
Tanah Liat Berpasir Lekat
Plastis
4.3..................................................................................Ana
lisa dan Interpretasi
a.Tekstur tanah
Dalam melakukan pengamatan tekstur tanah melalui cara
feeling method yang telah dilakukan, terdapat tiga jenis tekstur
tanah, yaitu piring A (lempung berliat), piring B (pasir), dan
piring C (pasir berlempung). Pada tanah piring A dapat
dikatakan lempung berliat karena adanya ciri-ciri rasa agak
kasar, membentuk bola agak teguh bila kering, membentuk
gulungan bila dipirid dan gulungan mudah hancur serta daya
lekat yang sedang.
Tanah piring B dikatakan bertekstur pasir, karena ada rasa
kasar jelas, tidak membentuk bola dan gulungan, serta tidak
melekat. Sedangkan untuk tanah di piring C adalah tanah yang
bertekstur pasir berlempung dengan ciri-ciri rasa kasar sangat
jelas, membentuk bola yang mudah sekali hancur, serta sedikit
18
sekali melekat. Perbedaan tekstur antar piring tersebut, dapat
dikarenakan karena sampel tanah yang diambil pada lahan
yang berbeda pula, sehingga menentukan tekstur yang terjadi.
b.Struktur tanah
Pada pengamatan struktur tanah pada bentuk dan susunan
atau tipe terdapat empat jenis tanah yang mempunyai struktur
berbeda, yaitu tanah yang berstruktur gumpal bersudut,
gumpal membulat, lempeng dan tiang. Dalam melakukan
pengamatan struktur tanah tersebut, dibutuhkan alat bantu
ukur yaitu jangka sorong. Hal yang kami ukur atau amati adalah
panjang, lebar dan tinggi yang tertera pada tabel 2. Panjang,
lebar serta tinggi pada bentuk/tipe tanah dapat menunjukkan
baik tidaknya struktur tanah sebagai contoh pekembangan dari
struktur tanah atau agregat tanah yang sempurna yang mampu
memperbaiki sistem aerasi atau gerakan-gerakan air.
(Hardjowigeno, 2003)
c. Konsistensi Tanah
Pada pengamatan konsistensi tanah, hal yang diamati
adalah kelekatannya, tingkat plastisitasnya dan keadaan tanah
dengan kondisi basah. Pada uji kelekatan tanah dari hutan
produksi mempunyai tingkat kelekatan agak lekat (setelah
ditekan, material tanah masih terlihat pada ibu jari dan
telunjuk, tetapi kemudian mudah lepas sehingga menjadi bersih
), sedangkan untuk tanah yang berasal dari komposit semusim,
tingkat kelekatannya adalah lekat ( setelah ditekan, material
tanah masih melekat pada ibu jari dan telunjuk, dan sulit untuk
dilepaskan, ada kecenderungan untuk merekatkan). Daya lekat
tersebut merupakan kualitas adhesi material tanah dengan
bahan lainnya yang ditunjukkan dengan kekuatan
kelekatannya.
19
Pada uji tingkat plastisitas, tanah dari hutan produksi
mempunyai tingkat sangat plastis ( bisa dibentuk gulungan
dan bisa menjadi cincin, perubahan bentuk massa tanah bisa
terjadi dengan tekanan yang kuat ), sedangkan untuk tanah
dari komposit semusim mempunyai tingkat plastis (bisa
digulung menjadi cincin tetapi beberapa detik kemudian cincin
tersebut akan putus). Hutan produksi mempunyai tingkat
konsistensi yang sangat plastis dibandingkan dengan lahan
komposit semusim, hal ini dikarenakan keadaan tanah dalam
kondisi basah sehingga kandungan air di dalamnya ikut
berpengaruh terhadap konsistensi yang dipengaruhi oleh
vegetasi yang hidup atau mati di lahan hutan produksi
tersebut.
4.4..................................................................................Hub
ungan dan Manfaat Praktikum dalam Bidang Pertanian di
Lapang
Dengan kita melakukan praktikum dasar ilmu tanah tentang
tekstur, struktur, serta konsistensi tanah maka kita akan
mengetahui hal-hal yang penting untuk membudidayakan suatu
tanaman yang berhubungan dengan media tanam.
Tekstur tanah sangat mempengaruhi usaha pertanian dimana
tekstur tanah yang kasar, tidak dapat menjadi media tanam yang
baik. Tekstur tanah yang halus, dapat menjadi media tanam,
tetapi kurang baik karena mempengaruhi kuat tidaknya
perakaran. Pengaruh struktur tanah terhadap pertumbuhan terjadi
secara langsung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada
umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman lebih tinggi
dibandingkan struktur tanah yang padat. Konsistensi tanah sendiri
juga berpengaruh pada media tanam suatu tanaman, dengan
20
mengetahui kemantapan suatu tanah dan kegemburan tanah,
sehingga dapat diolah dengan baik.
21
BAB V
PENUTUP
5.1..................................................................................Kes
impulan
Pada piring A, kandungan pasir dan debu hampir sama besar
dibanding dengan liat. Pada piring B, kandungan pasirnya
dominan. Pada piring C, kandungan pasirnya lebih besar
dibanding dengan daripada kandungan liat dan debunya.
Pada pengamatan struktur tanah terdapat empat jenis struktur
tanah yang berbeda, yakni gumpal membulat, gumpal bersudut,
lempeng dan tiang.
Tingkat kelekatan hutan produksi sangat lekat, sedangkan
pada tanah semusim agak kurang lekat. Tanah dari hutan
produksi maupun dari hutan semusim mempunyai tingkat
plastisitas yang agak plastis.
5.2..................................................................................Sar
an
a. Dengan mengetahui deskripsi tentang tekstur, struktur dan
konsistensi tanah, maka diharapkan kita dapat menjaga dan
mempertahankan keaslian dari tanah yang masih alami, dan
melakukan pelestarian tanah.
b. Penyampaian materi dalam praktikum jangan terlalu cepat.
22
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1981. Tanah dan Pertanian. Kanisus Yogyakarta.
Anonymous.2009.www.bwn123.wordpress.com. Diakses 10 oktober
2009
Ariyanto.2009.Struktur Tanah.Lecture Note. Universitas Negeri
Sebelas Maret
As-Syakur.2007.www. as syakur.blogspot.com/tekstur tanah. Diakses
10 oktober 2009
Brady,NYK.1974.The Nature and Properties of Soil. Mac Millan
Publishing Inc.NY
Darmawijaya. 1990. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Media Tanah. Jakarta:
Sarana Perkasa.
Foth, Henry D. 1994. Fundamentals of Soil Science. New York: John
Whilley and Sons, Inc.
Gliessman, R.Stephen.2000. AGROECOLOGY Ecological Processes in
Sustainable Agriculture. CRC Press LLC., Florida
Guswono, S. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Kanisus Yogyakarta.
Handayanto dan Sunarmanto.2002. Kajian Struktur Tanah Lapis Olah.
UGM.3(1):10-17
Handayanto et al.2009. Dasar Ilmu Tanah. FP UB. Malang
Handayanto,Utami & Ismunandar.2009.Dasar Ilmu Tanah.FP
UB.Malang
Hardjowigeno, Dr. Ir. Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Jakarta: PT
Mediatama Sarana Perkasa.
Islami, Titik, dan Utomo, Wadi Hadi. 1995. Hubungan Tanah, Air, dan
Tanaman. Semarang: IKIP Semarang Press.
23
Subagyo. 1979. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Erlangga.Jakarta
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Kanisus.Yogyakarta
Syarief.1986.Konservasi Tanah dan Air. Pustaka Buana. Bandung
LAMPIRAN
Alat praktikum
Gambar 1. Jangka Sorong
Bahan praktikum
24
Gambar 2. Air Gambar 3.
Tanah A
Gambar 4. Tanah B Gambar 5.
Tanah C
Gambar 6. T. hutan Produksi Gambar 7. T.
komposit semusim
25
Recommended