Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
HUBUNGAN SIFAT FISIK TANAH TERHADAP PRODUKTIVITAS
BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI DAERAH
TANGKAPAN AIR DANAU TOBA
SKRIPSI
OLEH :
ADVEN BANGUN SIMANUNGKALIT
140301006
AGROTEKNOLOGI- ILMU TANAH
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
Universitas Sumatera Utara
2
HUBUNGAN SIFAT FISIK TANAH TERHADAP PRODUKTIVITAS
BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI DAERAH
TANGKAPAN AIR DANAU TOBA
SKRIPSI
OLEH :
ADVEN BANGUN SIMANUNGKALIT
140301006
AGROTEKNOLOGI- ILMU TANAH
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana
di Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
Universitas Sumatera Utara
3
Judul Penelitian : Hubungan Sifat Fisik Tanah terhadap Produktivitas
Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
di Daerah Tangkapan Air Danau Toba
Nama : Adven Bangun Simanungkalit
Nim : 140301006
Program Studi : Agroteknologi
Disetujui oleh :
Komisi pembimbing
(Ir.Razali, MP.) (Ir. Posma Marbun,MP.)
Ketua Anggota
Mengetahui,
(Dr. Ir. Sarifuddin, MS.)
Ketua Program Studi Agroteknologi
Tanggal Lulus :
Universitas Sumatera Utara
i
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sifat fisik tanah
terhadap produktivitas bawang merah (Allium ascalonicum L.) di daerah
tangkapan air Danau Toba. Penelitian ini dilaksanakan di Sentra kawasan
penanaman bawang merah di daerah sekitaran Danau Toba yaitu Kecamatan
Muara, Kecamatan Bakti Raja, Kecamatan Silahisabungan, Kecamatan Merek,
Kecamatan Haranggaol, dan Pulau Samosir, dengan ketinggian tempat 911-1432
meter diatas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei
yang meliputi studi literatur, penyusunan kuisioner, survei lapangan dan
pengolahan data hasil survei lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat
fisik tanah dan produktivitas bawang merah memiliki korelasi dengan nilai R2 =
50.7. Tekstur tanah yang terbaik untuk budidaya bawang merah di DTA Danau
Toba adalah lempung berpasir.
Kata Kunci : Bawang Merah, Sifat Fisik, Daerah Tangkapan Air Danau Toba
Universitas Sumatera Utara
ii
ABSTRACT
This research aims to to determine the correlation of physical properties
of soil on the productivity of shallots (Allium ascalonicum L.) in Watershed of
Lake Toba. his research was carried out in the center of the shallot planting area
in the area of Lake Toba, Muara District, Bakti Raja District, Silahisabungan
District, Merek District, Haranggaol District, and Samosir Island, which have at
altitude 911 – 1432 meters above sea level. This research used survey methods
which includes literature studies, preparation of the questionnaire, survey around
of Lake Toba and processing data from survey in Lake Toba area. The results
showed that the physical properties of soil and the productivity of shallots had a
correlation with the value of R2 = 50.7. The best soil texture for the cultivation of
shallots in Watershed of Lake Toba is sandy loam.
Keywords : Shallots, Physical properties of soil, Watershed of Lake Toba.
Universitas Sumatera Utara
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Dusun III Pahieme pada tanggal 12 Juni 1995 dari
Ayahanda Jakkon Simanungkalit dan Ibunda Nurlina br. Purba. Penulis
merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.
Penulis memulai pendidikan di SD Negeri 155701 Pahieme 2, lulus tahun
2008, pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Sorkam Barat,
lulus tahun 2011, pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1, Sorkam
Barat lulus tahun 2014. Pada tahun 2014, penulis lulus di Fakultas Pertanian USU
melalui jalur SNMPTN. Penulis memilih Program Studi Agroteknologi, Fakultas
Pertanian dan pada semester VII memilih minat studi Ilmu Tanah.
Penulis mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Tasik Raja-Tasik
Estate, Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara pada bulan Juli- Agustus 2017.
Penulis mulai melakukan penelitian pada bulan Juni 2018.
Universitas Sumatera Utara
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat Nya Penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian ini.
Adapun judul dari Penelitian ini adalah “Hubungan Sifat Fisik Tanah
terhadap Produktivitas Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Daerah
Tangkapan Air Danau Toba.”
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ir.Razali, MP.,dan Ir. Posma Marbun,MP., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dalam penyelesaian Penelitian ini. Ucapan terima kasih juga
ditujukan kepada seluruh staf pengajar, pegawai serta sahabat dan teman di
lingkungan Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara yang telah berkontribusi demi kelancaran studi dan penyelesaian
Penelitian ini.
Penulis menyadari Penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari Pembaca yang bersifat membangun
demi kesempurnaan Penelitian ini. Akhir kata Penulis mengucapkan terimakasih,
semoga Penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Januari 2018
Penulis
Universitas Sumatera Utara
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ............................................................................................ 2
Kegunaan Penelitian ....................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
Survei Tanah .................................................................................................. 3
Bawang Merah ............................................................................................... 4
Sifat Fisik Tanah ............................................................................................ 6
Daerah Tangkapan Air .................................................................................. 10
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 12
Bahan dan Alat ................................................................................................. 12
Metode Penelitian ............................................................................................. 12
Pelaksanaan Penelitian...................................................................................... 12
Tahap Persiapan ................................................................................... 12
Survei Lapangan ................................................................................... 13
Parameter .............................................................................................. 14
Pengolahan Data ................................................................................... 14
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ........................................................................................................... 17
Pembahasan ............................................................................................... 23
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............................................................................................... 26
Saran .......................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 27
LAMPIRAN ............................................................................................................. 30
Universitas Sumatera Utara
vi
DAFTAR TABEL
No. Judul Tabel Halaman
1. Model Pengujian Regresi Linear Berganda pada Tanaman Bawang
Merah di Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba ………………….22
Universitas Sumatera Utara
vii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Lampiran Halaman
1. Pengamatan Tekstur Tanah Terhadap Produktivitas Bawang Merah....…29
2. Pengamatan Bahan Kasar Terhadap Produktivitas Bawang Merah ……30
3. Pengamatan Batuan Permukaan Terhadap Produktivitas Bawang
Merah…………………………………………………………………….31
4. Pengamatan Ketinggian Tempat Terhadap Produktivitas Bawang
Merah ……………………………………………………………………32
5. Pengamatan Kemiringan Lereng Terhadap Produktivitas Bawang
Merah ……………………………………………………………………33
6. Pengamatan Kedalaman Efektif Tanah Terhadap Produktivitas Bawang
Merah ………..…………………………………………………………..34
7. Deskripsi Bawang Merah ……………………………………..………....35
8. Uji Normalitas ……………………………………….………………..…36
9. Uji Heteroskedastisitas …………………....……………………………..36
10. Uji Multikolinearitas …………………………………………………….37
11. Uji Autokorelasi …………………………………………………………37
12. Nilai Koefisien Persamaan Regresi Linear Berganda…………..………..38
13. Sidik Ragam Regresi Linear Berganda…………………………………..38
14. Uji t-parsial Regresi Linear Sederhana ………..………………………..38
15. Kelas Bahan Kasar ...…..………………………………………………..39
16. Kelas Batuan Permukaan ……………………………………..………....39
17. Kelas Kemiringan lereng …………………………….………………….39
18. Kuisioner …………………………….………………..………………...40
Universitas Sumatera Utara
viii
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Gambar Halaman
1. Grafik Hubungan Fraksi Pasir Dengan Produktivitas Bawang Merah…..17
2. Grafik Hubungan BahanKasar Dengan Produktivitas Bawang Merah… 18
3. Grafik Hubungan Batuan Permukaan Dengan Produktivitas Bawang
Merah……………………………………………………………….....…18
4. Grafik Hubungan Ketinggian Tempat Dengan Produktivitas
Bawang Merah………..………………………………………………… 19
5. Grafik Hubungan Kemiringan Lereng Dengan Produktivitas Bawang
Merah....…………………………………………………………….....…20
6. Grafik Hubungan Kedalaman Efektif Tanah Dengan
Produktivitas Bawang Merah……………………………………………20
7. Peta Lokasi Pengambilan Titik Sampel Tanah pada Tanaman
Bawang Merah di DTA Danau Toba……………………………….....…41
8. Foto-Foto Peneliti ……………………………………………………….42
Universitas Sumatera Utara
ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas
sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif.
Komoditas sayuran ini termasuk berguna sebagai bumbu penyedap makanan yang
bernilai ekonomis tinggi serta mempunyai prospek pasar yang menarik.
Bawang merah disini dikenal dengan nama bawang merah Samosir. Salah
satu sentra produksi bawang merah Samosir adalah di daerah tangkapan air
(DTA) Danau Toba. Hal ini karena agroekologi didaerah tangkapan air danau
Toba (DTA) sangat bersahabat dan mendukung usaha tani bawang merah
Samosir. Kabupaten Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten
Simalungun, dan Kabupaten Tapanuli Utara merupakan wilayah produsen utama
bawang merah Samosir.
Masa keemasan bawang merah Samosir mulai memudar. Belakangan ini
dikarenakan faktor Hama dan Penyakit Tanaman (HPT) petani beralih ke tanaman
bawang merah introduksi. Adapun keunggulan dari bawang merah introduksi
adalah lebih tahan terhadap serangan Hama dan Penyakit Tanaman.
Pertumbuhan tanaman tidak hanya tergantung pada persediaan unsur hara
yang cukup, salah satu faktor penghambat adalah sifat fisik tanah. Tanaman
bawang merah memerlukan kondisi fisik tanah yang baik, disamping
membutuhkan unsur-unsur hara dan bahan organik untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Sifat fisik tanah yang baik membuat akar tanaman tumbuh
dengan bebas, sehingga tanaman mampu berproduksi tinggi. Pentingnya sifat fisik
Universitas Sumatera Utara
2
tanah dalam menunjang pertumbuhan tanaman sering tidak disadari karena
produktivitas tanaman lebih dititikberatkan pada segi kesuburan kimianya.
Berdasarkan uraian di atas Penulis berkeinginan untuk melakukan
penelitian untuk mendapatkan informasi sifat fisik tanah yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan produktivitas bawang merah di daerah tangkapan air
(DTA) Danau Toba.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sifat fisik tanah
terhadap produktivitas bawang merah (Allium ascalonicum L.) di beberapa
wilayah tangkapan air (DTA) Danau Toba.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana pada
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
3
TINJAUAN PUSTAKA
Survei Tanah
Survei tanah adalah usaha untuk mempelajari satuan tanah dalam
lingkungannya. Pelaksanaan survei tanah bertujuan (1) mempelajari sifat-sifat,
penyebaran, dan batas-batas satuan tanah secara alami, (2) mengklasifikasikan
tanah ke dalam satuan tanah tertentu berdasarkan sifat dan genesis tanahnya,
(3) menganalisis dan memetakan satuan tanah dengan mengelompokkan tanah-
tanah yang sama atau hampir sama sifat-sifatnya ke dalam satuan tanah tertentu
(Kabul, 2015).
Tujuan survei tanah dipandang dari dua segi yaitu pertama untuk
memberikan informasi tanah, bentuk wilayah, dan keadaan lain yang perlu
diperhatikan. Kedua untuk menyediakan informasi yang akan membantu
pengambilan keputusan tentang pengguanan lahan dan rencana pengembangan
wilayah yang disurvei, misalnya untuk penentuan areal pertanian, kehutanan, dan
detail pengelolaan budidaya (Hakim dkk, 1986).
Dalam survei tanah dikenal 3 macam metode survei yaitu metode grid
(menggunakan prinsip pendekatan sintetik), metode fisiografi dengan bantuan
interpretasi foto udara (menggunakan prinsip analitik), dan metode grid bebas
yang merupakan penerapan gabungan dari kedua metode survei. Biasanya dalam
metode grid bebas pemeta memilih lokasi titik pengamatan dalam
mengkonfirmasi secara sistematis menarik batas dan menentukan komposisi
satuan peta (Rayes, 2006).
Secara aktual dan potensial penggunaan hasil survei tanah dapat
digunakan oleh petani, penyuluh pertanian, peneliti, perencana pengembangan
Universitas Sumatera Utara
4
wilayah, perencana ruang, perencana kehutanan, biro perencanaan, organisasi
pengembangan, dan para investor. Dalam bidang pertanian survei tanah berguna
untuk meneliti hubungan tanah dan tanaman, daya tahan tanaman terhadap
penyakit yang dihubungkan dengan tingkat kesuburan tanah, respon tanaman
terhadap pemupukan, dan berbagai pencobaan lapang yang sangat erat
hubungannya dengan kondisi tanah yang ditemui pada suatu wilayah. Oleh karena
itu informasi mengenai tanah yang didapat dari survei tanah akan sangat penting
untuk mengetahui kondisi tanah yang ada yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian yang dilakukan (Kabul, 2015).
Bawang Merah
Bawang merah merupakan salah satu dari sekian banyak jenis bawang
yang ada di dunia. Bawang merah ( Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman
musiman yang berbentuk rumpun dan tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 15-
40 cm. Menurut Tjitrosoepomo (2010), bawang merah dapat diklasifikasikan
sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta , Subdivisi :
Angiospermae , Kelas : Monocotyledonae, Ordo : Liliales , Famili : Liliaceae,
Genus : Allium , Spesies : Allium ascalinicum L.
Morfologi fisik bawang merah bisa dibedakan menjadi beberapa bagian
yaitu akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Bawang merah memiliki akar
serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada
kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah dengan diameter akar 2-5 mm
(Sumarni dan Hidayat, 2005).
Batang tanaman bawang merah merupakan batang semu yang berasal dari
modifikasi daun bawang merah. Daun bawang merah bertangkai relatif pendek,
dengan daun berbentuk bulat, berlubang, meruncing pada bagian ujung, dan
Universitas Sumatera Utara
5
memiliki panjang 15 40 cm. daun bewarna hijau tua atau hijau muda. Setelah tua
daun menguning dengan kondisi daun agak rebah tidak setegak daun yang masih
muda dan akhirnya mengering dimulai dibagian ujung tanaman
(Loveless, 1998).
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman yang
memiliki adaptasi luas. Beberapa varietas yang berasal dari dataran rendah
maupun menengah mampu beradaptasi dengan baik di dataran tinggi
(Kusuma dkk, 2009).
Bawang merah dapat tumbuh hampir pada semua jenis tanah dan
menyukai jenis tanah lempung berpasir. Di Indonesia 70 % penanaman dilakukan
pada dataran rendah di bawah 450 meter. Bawang merah membutuhkan banyak
air tetapi kondisi yang basah menyebabkan penyakit busuk. Tanah yang cukup
lembab dan air tidak menggenang disukai oleh tanaman bawang merah
(Rismunandar, 1986).
Jenis tanah yang paling baik untuk budidaya bawang merah adalah tanah
lempung berpasir atau lempung berdebu. pH tanah yang paling sesuai untuk
bawang merah adalah 5,5 – 7,0. Tanah yang terlalu asam dengan pH dibawah 5,5
banyak mengandung aluminium (Al) yang dapat bersifat racun sehingga
menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Sedangkan tanah yang terlalu basa dengan
pH lebih dari 7 banyak mengandung mangan (Mn) yang tidak dapat diserap oleh
tanaman, yang dapat mengakibatkan umbi yang dihasilkan lebih kecil dan
produksi tanaman rendah (Rahayu dan Berlian, 2007).
Universitas Sumatera Utara
6
Sifat Fisik Tanah
Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat
yaitu partikel tanah diameter ≤ 2 mm. Tekstur tanah termasuk salah satu sifat
tanah yang paling sering ditetapkan. Hal ini disebabkan karena tekstur tanah
berhubungan erat dengan pergerakan air dan zat terlarut, udara, pergerakan panas,
berat volume tanah, luas permukaan spesifik, pemadatan tanah, dan lain-lain
(Agus dkk, 2005).
Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang sangat menentukan
kemampuan tanah untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Tektur tanah akan
mempengaruhi kemampuan tanah menyimpan dan menghantarkan air,
menyimpan dan menyediakan hara tanaman. Tanah bertekstur pasir memiliki ciri
yakni kandungan pasir > 70 % dan porositas tanah yang rendah (<40).
(Islami dan Utomo, 1995).
Sifat fisik tanah terdiri dari struktur tanah, tekstur tanah, warna tanah,
bahan kasar tanah, batuan permukaan, ketinggian tempat, kemiringan lereng,
kedalaman efektif tanah, dan temperatur tanah yang merupakan bagian dari
kesuburan tanah. Kesuburan tanah adalah potensi tanah untuk menyediakan unsur
hara yang cukup dalam bentuk yang tersedia dan seimbang untuk menjamin
pertumbuhan tanaman yang maksimal (Yamani, 2010).
Bahan Kasar
Bahan kasar adalah merupakan modifier tekstur yang ditentukan oleh
jumlah persentasi kerikil, kerakal, atau batuan pada setiap lapisan tanah diameter
≥ 2 mm. Bahan kasar berpengaruh pada pertumbuhan tanaman karena
Universitas Sumatera Utara
7
pengaruhnya terhadap permeabilitas tanah. Bahan kasar dibedakan menjadi:
sedikit (< 15%), sedang (15 - 35% ), banyak (35 - 60%), sangat banyak (> 60%)
(Djaenudin dkk, 2011).
Bahan kasar tanah memberikan pengaruh terhadap sifat fisik tanah.
Salah satunya adalah terhadap kemampuan tanah dalam menahan air. Adanya
peningkatan persentase bahan kasar tanah menyebabkan penurunan terhadap
kemampuan tanah menahan air. Tanah dengan tekstur tanah liat sampai pasir
dengan peningkatan persentase kenaikan bahan kasar tanah sebesar 10 %
menyebabkan penurunan kemampuan tanah dalam menahan air sebesar 2-3 digit
(in/in) (USDA, 1997).
Bahan kasar yang terdapat dalam tanah menyebabkan peningkatan
porositas, tetapi berpengaruh sangat kecil untuk kapasitas menahan air untuk
keadaan yang jenuh serta adanya bahan kasar pada tanah menyebabkan
peningkatan gerakan air tanah atau perkolasi air dalam tanah (Zhongjie dkk, 2008)
Batuan Permukaan
Batuan yang tersebar diatas permukaan tanah terdiri dari batuan besar
dan batuan kecil. Batuan besar berdiameter lebih besar dari 25 cm (berbentuk
bulat) atau bersumbu memanjang lebih dari 40 cm (berbentuk gepeng), sedangkan
batuan kecil adalah adalah bahan kasar atau batuan berdiameter 7,5 cm sampai 25
cm jika berbentuk bulat, atau sumbu panjangnya berukuran 15 cm sampai 40 cm
jika berbentuk gepeng. Batuan dibedakan menjadi: tanpa (0%) sedikit (< 0-3%),
sedang (3-15% ), banyak (15-90%), sangat banyak (> 90%) ( Arsyad, 2010).
Universitas Sumatera Utara
8
Proses pembentukan tanah salah satunya dipengaruhi oleh kelerengan,
perbedaan kelerengan menyebabkan perbedaan karakteristik tanah. Posisi lereng
berpengaruh terhadap kedalaman solum tanah, kedalaman efektif akar, kepadatan
tanah, porositas tanah, persen perakaran dan persen batuan di dalam profil tanah.
Perbedaan posisi lereng tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap
nilai kerapata partikel. Perbedaan posisi lereng menyebabkan perubahan pada sifat
fisika tanah, semakin meningkatnya posisi lereng akan meningkatkan persen
batuan didalam profil tanah (Nugroho, 2016).
Batuan alam yang sering digunakan dalam pertanian adalah batuan fosfat.
Keberadaan batuan fosfat di Indonesia cukup banyak ditemukan. Batuan fosfat
umumnya terdapat di daerah pegunungan karang. Fosfat alam yang berasal dari
batuan beku umumnya digunakan sebagai bahan baku industri pupuk. Fosfat alam
yang berasal dari batuan endapan atau sedimen yang mempunyai reaktivitas tinggi
dapat digunakan secara langsung sebagai pupuk. Sifat fosfat alam yaitu tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam kondisi asam. Kadar P2O5 dan kelarutannya
bervariasi, ukuran butiran halus sampai kasar, hara P tersedia lambat dan
mengandung hara Ca cukup tinggi (Balai Penelitian Tanah, 2012).
Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat merupakan tinggi rendahnya suatu lokasi (mdpl).
Ketinggian yang sesuai, mendukung pertumbuhan dan produktivitas bawang
merah. Daerah yang paling baik untuk budidaya bawang merah adalah daerah
beriklim kering yang cerah dengan suhu udara 25 -32°C. Daerah yang cukup
mendapat sinar matahari juga sangat diutamakan, dan lebih baik jika lama
penyinaran matahari lebih dari 12 jam (Sumarni dan Hidayat, 2005).
Universitas Sumatera Utara
9
Ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
produksi bawang merah. Semakin tinggi ketinggian tempat maka produksi akan
menurun. Ketinggian tempat yang terbaik untuk budidaya bawang merah di DTA
Danau Toba adalah ketinggian 900 – 1000 m dpl (Hutapea dkk, 2015).
Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng merupakan bentuk bidang permukaan bumi.
Kemiringan lereng salah satu faktor yang perlu diperhatikan, sejak dari penyiapan
lahan pertanian, usaha penanamannya, pengambilan produk-produk serta
pengawetan lahan. Lahan yang mempunyai kemiringan dapat lebih mudah
terganggu atau rusak, lebih-lebih bila derajat kemiringannya besar. Tanah yang
mempunyai kemiringan >15% dengan curah hujan yang tinggi dapat
mengakibatkan longsor tanah. Lereng yang semakin curam dan semakin panjang
akan meningkatkan kecepatan aliran permukaan dan volume air permukaan
semakin besar, sehingga benda yang bisa diangkut akan lebih banyak. Salah satu
upaya untuk mengurangi tingkat bahaya erosi pada kemiringan lahan dengan cara
pembuatan teras (Andrian dkk, 2014).
Menurut Direktorat Jendral Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan(1986)
Kemiringan lereng pada skala petak untuk lahan pertanian memiliki gradien
kemiringan datar (0-8%), landai (>8-15%), agak curam (>15-25%) , curam(>25-
45), dan sangat curam(>45).
Tingkat kemiringan lahan dianggap sebagai salah satu faktor utama yang
mengatur jumlah limpasan dan erosi tanah. Erosi tanah dapat menyebabkan
hilangnya unsur hara dalam tanah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman (Duley, 2010).
Universitas Sumatera Utara
10
Kedalaman Efektif Tanah
Kedalaman efektif tanah adalah tebalnya lapisan tanah dari permukaan
sampai bahan induk atau sampai suatu lapisan dimana perakaran tanaman tidak
dapat atau tidak mungkin menembusnya. Kedalaman tanah ini dapat berpengaruh
pada pertumbuhan tanaman karena pengaruhnya terhadap volume media yang
menyuplai air dan unsur hara serta tempat penetrasi perakaran ( Winarso, 2005 ).
Pengamatan kedalaman efektif dilakukan dengan mengamati penyebaran
akar tanaman. Banyaknya perakaran, baik akar halus maupun akar kasar, serta
dalamnya akar-akar tersebut dapat menembus tanah perlu diamati dengan baik.
Kedalaman tanah dibedakan menjadi: sangat dangkal : < 20 cm, dangkal : 20 - 50
cm,sedang : 50 - 75 cm, dalam : > 75 cm (Ritung dkk, 2007).
Daerah Tangkapan Air (DTA)
Daerah Tangkapan Air (DTA) merupakan wilayah daratan yg terdiri atas
sumber daya alam (tanah, air, dan vegetasi) dan sumber daya manusia yang secara
topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung dan
menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai
(Asdak, 2002).
Pulau Samosir merupakan pulau dalam pulau terluas di dunia memiliki
luas 630 Km2. Luas seluruh daratan yang ada dalam wilayah DTA adalah
4.311,58 Km2. Topografi DTA Danau Toba didominasi oleh perbukitan dan
pegunungan, dengan kelerengan lapangan terdiri dari datar dengan kemiringan (0
– 8 %), landai (8 – 15 %), agak curam (15 – 25 %), curam (25 – 45 %), sangat
curam sampai dengan terjal (> 45 %) (BLHSU, 2012).
Universitas Sumatera Utara
11
Kondisi kelerengan lapangan pada DTA Danau Toba ini dapat
digambarkan sebagai berikut : a. Pada bagian utara Kawasan Danau Toba
merupakan bagian dari Tanah Karo ; b. Bagian Timur dan Tenggara merupakan
bagian dari Tanah Tobasa yang memiliki relief datar hingga bergunung; c. Bagian
Selatan merupakan dataran hingga wilayah berbukit ke arah batas DTA;
d. Di bagian Barat merupakan dataran dan perbukitan hingga bergunung, dengan
lereng terjal ke arah tepi danau, seperti di sekitar Tele, Silalahi dan Tongging; e.
Pulau Samosir memiliki dataran yang relatif luas disekeliling tepian Danau Toba
dengan kemiringan < 3% (LPITB, 2001).
Universitas Sumatera Utara
12
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sentra kawasan penanaman bawang merah di
daerah sekitaran Danau Toba yaitu Kecamatan Muara, Kecamatan Bakti Raja,
Kecamatan Silahisabungan, Kecamatan Merek, Kecamatan Haranggaol, Pulau
Samosir dan Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan
laut pada bulan 09 Juni 2018 sampai dengan 24 Agustus 2018.
Bahan dan Alat Penelitian.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, kantong
plastik, label, dan karet gelang.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS, Bor Tanah,
Klinometer, Pisau, Kamera dan alat tulis serta alat bantu lainnya yang mendukung
penelitian.
Metode Penelitian
Pengambilan contoh tanah dan tanaman menggunakan metode Random
Sampling pada 3 populasi yang dipilahkan berdasarkan tingkat produksi tanaman
yaitu produksi tinggi, produksi sedang dan produksi rendah. Setiap populasi
dilakukan pengamatan dan pengambilan 10 sampel tanah.
Pelaksanaan Penelitian
Tahap Persiapan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan, terlebih dahulu dilakukan
konsultasi dengan komisi pembimbing penyusunan usulan penelitian. Kegiatan
Universitas Sumatera Utara
13
persiapan awal yang dilakukan berupa studi literarur, penyusunan kuisioner dan
pembuatan peta lokasi penelitian
Survei lapangan
Survei lapangan dilakukan dengan mengunjungi lokasi –lokasi area
penanaman bawang merah Samosir di DTA Danau Toba, kemudian diambil data
lokasi geografis dengan menggunakan GPS serta melakukan tanya jawab dengan
petani dengan menggunakan kuisioner.
Pengamatan dilakakuan di 30 lokasi, dimana 10 lokasi dilakukan pada
kategori produksi tinggi (>7,5 ton/ha), 10 lokasi pada kategori produksi sedang
(4,5-7,5 ton/ha), dan 10 lokasi pada kategori produksi rendah (<4,5 ton/ha).
Parameter
Adapun parameter yang diamati:
Tekstur Tanah yaitu dengan metode Hydrometer.
Bahan Kasar yaitu mengayak tanah dengan menggunakan saringan 10
mesh.
Batuan Permukaan yaitu diamati dengan melihat ada tidaknya batu- batu
kecil atau besar yang tersebar pada permukaan tanah di lokasi penelitian.
Ketinggian Tempat yaitu dengan menggunakan GPS.
Kemiringan Lereng yaitu dengan menggunakan Klinometer.
Kedalaman Efektif Tanah yaitu melakukan pengeboran sebatas mungkin
ketika tanah sudah mulai keras atau dengan kata lain sulit untuk di bor
lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
14
Pengolahan Data
Untuk melihat hubungan masing-masing parameter maka dilakukan
analisis regresi.
Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan analisis regresi perlu dilakukan uji asumsi klasik. Uji
asumsi klasik berguna untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam
penelitian layak diuji atau tidak. Kelayakan model regresi dapat terlihat dari data
yang dihasilkan terdistribusi normal, serta tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas, multikolinearitas dan autokorelasi dalam model regresi yang
digunakan. Jika keseluruhan syarat tersebut terpenuhi berarti model regresi telah
layak digunakan.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel tidak bebas dan variabel bebas memiliki data yang terdistribusi normal
atau tidak. Dalam pembahasan ini akan digunakan uji one sample Kolmogorov –
Sminov dengan menggunakan taraf signifikan 0,05. Data dinyatakan berdistribusi
normal jika signifikan dan nilai uji one sample Kolmogorov – Sminov > 5% .
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui adanya
ketidaksamaan satu pengamatan ke pengamatan yang lain pada model regresi.
Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala
heteroskedastisitas atau biasa disebut homoskedastisitas. Metode pengujian yang
digunakan adalah uji Glejser. Uji glejser dilakukan dalam meregresikan nilai
absolut residual terhadap variabel independen lainnya. Jika nilai signifikansi
Universitas Sumatera Utara
15
antara variabel independen dengan nilai mutlak residual lebih dari 0,05 maka
tidak terjadi gejala heterokedastisitas.
Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang
harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Uji
Multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai variasi faktor inflasi (VIF) dan
nilai toleransi pada model regresi. Model regresi yang baik ialah tidak terjadi
multikolinearitas yang dibuktikan dengan nilai VIF < 10 dan nilai toleransi > 0,1.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan
pengamatan lain dalam model regresi. Pada penelitian ini, uji autokorelasi yang
digunakan adalah uji runs test. Model regresi dikatakan bebas dari gejala
autokorelasi apabila Signifikansi dua arah > 0,05. Selain uji runs test, untuk
mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat juga dilakukan dengan Durbin-
Watson (d) yaitu dengan membandingkan nilai tabel durbin Watson. Prasyarat
yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi.
Metode uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika dU <d < 4-dU maka H0 terima, artinya tidak terjadi autokorelasi.
Jika d < dL atau d > 4-dL maka H0 tolak, artinya terjadi autokorelasi.
Jika, dL < d < dU atau 4-dU < d < 4-dL, maka tidak dapat disimpulkan
(Priyatno, 2013).
Universitas Sumatera Utara
16
Dari analisis statistik dilihat bahwa data terdistribusi normal. Model
regresi layak digunakan (Lampiran 8-11).
Universitas Sumatera Utara
17
`HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tekstur Tanah
Tekstur tanah pada masing-masing lokasi penelitian bawang merah di
Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba adalah Lempung Berpasir
(Lampiran 1). Grafik hubungan fraksi pasir dengan produktivitas bawang merah
dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Grafik Hubungan Fraksi Pasir Dengan Produktivitas Bawang Merah
Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa grafik hubungan fraksi pasir
dengan produktivitas bawang merah kategori rendah, sedang dan tinggi memiliki
pola grafik yang jelas. Semakin meningkat % fraksi pasir produktivitas juga
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa fraksi pasir memiliki hubungan dengan
produktivitas bawang merah.
Bahan Kasar
Persentase bahan kasar pada masing-masing lokasi penelitian bawang
merah di Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba adalah kategori banyak
(Lampiran 2). Grafik hubungan bahan kasar dengan produktivitas bawang merah
dapat dilihat pada Gambar 2.
Universitas Sumatera Utara
18
Gambar 2. Grafik Hubungan Bahan Kasar Dengan Produktivitas Bawang Merah
Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa grafik hubungan bahan kasar
dengan produktivitas bawang merah kategori rendah, sedang dan tinggi tidak
memiliki pola grafik yang jelas. Hal ini menunjukkan bahwa bahan kasar tidak
memiliki hubungan dengan produktivitas bawang merah.
Batuan Permukaan
Persentase batuan permukaan pada masing-masing lokasi penelitian
bawang merah di Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba adalah kategori
sedang (Lampiran 3). Grafik hubungan batuan permukaan dengan produktivitas
bawang merah dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Grafik Hubungan Batuan Permukaan Dengan Produktivitas Bawang
Merah
Universitas Sumatera Utara
19
Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa grafik hubungan batuan
permukaan dengan produktivitas bawang merah kategori rendah, sedang dan
tinggi tidak memiliki pola grafik yang jelas. Hal ini menunjukkan bahwa batuan
permukaan tidak memiliki hubungan dengan produktivitas bawang merah.
Ketinggian Tempat
Data Ketinggian Tempat pada masing-masing lokasi penelitian bawang
merah di Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba adalah 911-1432 mdpl
(Lampiran 4). Grafik hubungan ketinggian tempat dengan produktivitas bawang
merah dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Grafik Hubungan Ketinggian Tempat Dengan Produksi Bawang Merah
Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat bahwa grafik hubungan ketinggian
tempat dengan produktivitas bawang merah kategori rendah, sedang dan tinggi
tidak memiliki pola grafik yang jelas. Hal ini menunjukkan bahwa ketinggian
tempat tidak memiliki hubungan dengan produktivitas bawang merah.
Kemiringan Lereng
Persentase kemiringan lereng pada masing-masing lokasi penelitian
bawang merah di Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba adalah kategori datar
Universitas Sumatera Utara
20
dan landai (Lampiran 5). Grafik hubungan kemiringan lereng dengan
produktivitas bawang merah dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Grafik Hubungan Kemiringan Lereng Dengan Produktivitas Bawang
Merah
Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat grafik hubungan kemiringan lereng
dengan produktivitas bawang merah kategori rendah, sedang dan tinggi tidak
memiliki pola grafik yang jelas. Hal ini menunjukkan bahwa kemiringan lereng
tidak memiliki hubungan dengan produktivitas bawang merah.
Kedalaman Efektif Tanah
Data kedalaman efektif tanah pada masing-masing lokasi penelitian
bawang merah di Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba adalah kategori
sedang dan dalam ( Lampiran 6). Grafik hubungan kedalaman efektif tanah
dengan produktivitas bawang merah dapat dilihat pada Gambar 6.
Universitas Sumatera Utara
21
Gambar 6. Grafik Hubungan Kedalaman Efektif Tanah Dengan Produktivitas
Bawang Merah
Berdasarkan Gambar 6 dapat dilihat dilihat grafik hubungan kedalaman
efektif tanah dengan produktivitas bawang merah kategori rendah, sedang dan
tinggi tidak memiliki pola grafik yang jelas. Hal ini menunjukkan bahwa
kedalaman efektif tanah tidak memiliki hubungan dengan produktivitas bawang
merah.
Analisis Regresi Linear Berganda
Berdasarkan Lampiran 12 dilihat bahwa nilai R Square sebesar 0.507. Hal
ini mengandung arti bahwa variabel-variabel independen secara simultan dapat
menerangkan produktivitas bawang sebesar 50.7% dan sisanya sekitar 49,3%
dipengaruhi oleh variabel lain.
Berdasarkan Lampiran 13 dilihat bahwa tingkat signifikansi adalah 0,007
dengan F hitung sebesar 3,938. Artinya dapat disimpulkan bahwa ada variable
bebas secara bersama-sama (simultan) fraksi pasir, bahan kasar, batuan
permukaan, kemiringan lereng, ketinggian tempat dan kedalaman efektif tanah
berpengaruh nyata terhadap produktivitas bawang merah.
Berdasarkan Lampiran 14 dilihat bahwa variabel fraksi pasir berpengaruh
nyata terhadap produktivitas bawang merah di Daerah Tangkapan Air (DTA)
Universitas Sumatera Utara
22
Danau Toba. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi fraksi pasir <0,05 yaitu
0.010.
Tabel 1. Model Pengujian Regresi Linear Berganda pada Tanaman Bawang
Merah di Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba
Variabel Koefisien Regresi
(konstanta) -119.086
Pasir (%) 1.964*
Bahan Kasar (%) -.218
Batuan Permukaan (%) -1.019
Ketinggian Tempat (mdpl) 0.003*
Kemiringan Lereng (%) 0.095*
Kedalaman Efektif Tanah (cm) 0.006*
Keterangan: * variable bebas berpengaruh positif terhadap produktivitas
Berdasarkan Tabel 1 dapat dibentuk persamaan regresi yang dihasilkan
oleh semua variabel yang telah bebas multikolinearitas dalam memprediksi
produktivitas bawang merah yakni sebagai berikut:
Y= -119.086 + 1.964 fraksi pasir – 218 bahan kasar - 1.019 batuan permukaan +
0.003 ketinggian tempat + 0.095 kemiringan lereng + 0.006 kedalaman
efektif tanah
Persamaan regresi linear berganda daengan variabel dependen (Y)
produktivitas dan variabel independen (X) sebanyak 6 variabel. Persamaan ini
untuk memperkirakan besar pengaruh variabel independen terhadap perubahan
satuan nilai variabel dependen jika masing-masing variabel independen dinaikkan
1 satuan sedangkan variabel independen lainnya dianggap tetap.
Model persamaan diatas dapat diartikan bahwa penambahan satu nilai
fraksi pasir akan meningkatkan nilai produktivitas bawang merah sebesar 1.964
satuan, penambahan satu satuan nilai ketinggian tempat akan meningkatkan nilai
produktivitas bawang merah sebesar 0.003 satuan, penambahan satu satuan nilai
kemiringan lereng akan meningkatkan nilai produktivitas bawang merah sebesar
Universitas Sumatera Utara
23
0.095 satuan, penambahan satu satuan nilai kedalaman efektif tanah akan
meningkatkan nilai produktivitas bawang merah sebesar 0.006.
Berdasarkan model persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
4 variabel yang berpengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas bawang
merah di Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba yakni fraksi pasir,
ketinggian tempat, kemiringan lereng, kedalaman efektif tanah.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian (Lampiran 12) hasil koefisien determinasi
sifat fisik tanah berpengaruh sebesar 50.7%. Hal ini menunjukkan bahwa fraksi
pasir, bahan kasar , batuan permukaan, ketinggian tempat, kemiringan lereng, dan
kedalaman efektif tanah secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
produktivitas bawang merah di Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba. Hal
ini disebabkan oleh sifat fisik tanah di Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba
bagus untuk pertumbuhan bawang merah. Berdasarkan analisis tanah diperoleh
hasil bahwa tanah di DTA Danau Toba memiliki sifat fisik tanah yang baik, tetapi
memiliki sifat kimia yang jelek karena unsur hara mudah tercuci. Sifat fisik tanah
merupakan bagian dari kesuburan tanah untuk menentukan kemampuan tanah
dalam menunjang pertumbuhan tanaman. Hal ini didukung oleh literatur Yamani
(2010) yang menyatakan bahwa sifat fisik tanah mempengaruhi produktivitas
tanaman bawang merah. Sifat fisik tanah merupakan bagian dalam kesuburan
tanah dalam menentukan kemampuan tanah.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa bahan kasar, batuan
permukaan, ketinggian tempat, kemiringan lereng, dan kedalaman efektif tanah
tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas bawang merah di Daerah
Universitas Sumatera Utara
24
Tangkapan Air (DTA) Danau Toba. Hal ini menunjukkan bahwa faktor tersebut
tidak menjadi penghambat untuk tanaman bawang merah di Daerah Tangkapan
Air (DTA) Danau Toba. Hal ini dikarenakan tanaman bawang merah merupakan
tanaman yang mudah beradaptasi. Hal ini didukung oleh literatur Kusuma dkk,
(2009) yang menyatakan bahwa bawang merah (Allium ascalonicum L.)
merupakan tanaman yang memiliki adaptasi luas. Beberapa varietas yang berasal
dari dataran rendah maupun menengah mampu beradaptasi dengan baik di dataran
tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian (Lampiran 14) diperoleh bahwa hanya fraksi
pasir berpengaruh signifikan terhadap produktivitas bawang merah di Daerah
Tangkapan Air (DTA) Danau Toba. Hal ini membuktikan bahwa fraksi pasir
berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan bawang merah di Daerah
Tangkapan Air (DTA) Danau Toba. Tanah yang dominan pasir bagus untuk
perkembangan umbi dan juga pelolosan air sehingga umbi tidak membusuk.
Sebaliknya tanah yang dominan liat akan menghambat pertumbuhan umbi.
Disamping untuk pertumbuhan umbi tanah berpasir berguna untuk memudahkan
pemanenan bawang merah. Hal ini didukung oleh literatur Rismunandar (1986)
yang menyatakan bahwa bawang merah dapat tumbuh hampir pada semua jenis
tanah dan menyukai jenis tanah lempung berpasir. Bawang merah membutuhkan
banyak air tetapi kondisi yang basah menyebabkan penyakit busuk. Tanah yang
cukup lembab dan air tidak menggenang disukai oleh tanaman bawang merah.
Universitas Sumatera Utara
25
`KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Tekstur tanah berpengaruh terhadap produktivitas bawang merah
(Allium ascalonicum L.) di daerah tangkapan air (DTA) Danau Toba. Tekstur
tanah paling baik adalah lempung berpasir yakni kandungan fraksi pasir sekitar
69-76%. Lebih atau kurang dari 69-76% dapat menurunkan produksi bawang
merah (Allium ascalonicum L.).
Saran
1. Tidak disarankan menanam bawang merah (Allium ascalonicum L.) pada
lahan selain tekstur lempung berpasir.
2. kandungan fraksi pasir untuk bawang merah (Allium ascalonicum L.)
sekitar 69-76%.
Universitas Sumatera Utara
26
DAFTAR PUSTAKA
Agus, F.,Yusrial., Sutono. 2005. Penetapan Tekstur Tanah. Balai Penelitian
Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF). Bogor. Indonesia.
Andrian., Supriadi., Marpaung Purba. 2014. Pengaruh Ketinggian Tempat dan
Kemiringan Lereng terhadap Produksi Karet (Hevea brasiliensis Muell.
Arg.) di Perkebunan Hapesong PTPNIII Tapanuli Selatan.
FP.USU.Medan.
Arsyad, S. 2010. Konvervasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.
Asdak, C. 2002. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. UGM Press.
Yogyakarta.
Balai Penelitian Tanah. 2012. Fosfat Alam Sumber Pupuk P yang Murah. Warta
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. 3 hlm.
Badan Lingkungan Hidup Sumatera Utara(BLHSU). 2012. Daya Tampung
Pencemaran Danau Toba. Medan.
Direktorat Jendral Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan. 1986. Pedoman Penyusunan
Pola Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah. Departemen Kehutanan.
Jakarta.
Duley, L.F.B. 2010. The Effect Of The Degree Of Slope On Run-Off And Soil
Erosion. Department of Agronomy. Kansas Agricultural Experiment
Station
Djaenudin, D., Marwan, H., Subagjo, H., dan A. Hidayat. 2011. Petunjuk Teknis
Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Balai Besar Litbang
Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Bogor. 36p.
'
Hakim, N., Yusuf, N., A.M Lubis., Sutopo, G., M. Amin., Go Ban Hong,
H.H Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.
Lampung.
Hutapea, R..F., Nasution, Z., Razali. 2015. Lokasi Penanaman Bawang Merah
Lokal Samosir Berdasarkan Ketinggian Tempat di Daerah Tangkapan Air
Danau Toba. Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597 Vol.4.
No.1. Desember 2015. (561) :1713 – 1720 1713.
Islami, T dan W.H. Utomo. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP
Semarang Press. Semarang. 297 hlm.
Kabul, A. 2015. Survei Tanah; Evaluasi dan Perencanaan Penggunaan Lahan.
Edisi 2. GRAHA ILMU. Bandar Lampung.
Universitas Sumatera Utara
27
Kusmana, R. S. Basuki dan H. Kurniawan. 2009. Uji adaptasi lima varietas
bawang merah asal dataran tinggi dan medium pada ekosistem dataran
rendah Brebes. J. Hort. 19(3):281-286.
Lembaga Penelitian Institut Teknologi Bandung (LPITB). 2001. Kajian Teknis
Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kawasan Danau Toba (KTPSDA & PLHDT).
Loveless, R.A. 1998. Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropika.
Geramedia. Jakarta. 86 hal.
Nugroho,Y. 2016. Effect Of Slope Position To Soil Physical Properties. Jurnal
Hutan Tropis Volume 4 No. 3. ISSN 2337-7771. E-ISSN 2337-7992.
November 2016.
Priyatno, D. 2013. Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS.
Gava Media. Yogyakarta.
Rahayu dan Berlian. 2007. Bawang Merah. Cetakan XIV. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Rayes, L.M. 2006. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. ANDI press.
Malang
Rismunandar. 1986. Membudidayakan Lima Jenis Bawang. Sinar Baru. Bandung.
Ritung, S., Wahyunto, Agus F., Hidayat H. 2007. Panduan Evaluasi Kesesuaian
Lahan dengan Contoh Peta Arahan Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh
Barat. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF).
Bogor. Indonesia
Sumarni, N., dan A. Hidayat. 2005. Budidaya Bawang Merah. Balai Penelitian
Tanaman Sayuran. Bandung.
Tjitrosoepomo, G. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. UGM Press.
Yogyakarta.
United States Department of Agriculture (USDA). 1997. National Engineering
Handbook: Irrigation Guide. Page 2-2.
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah:Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava
Media. Jogjakarta. 269 hal.
Yamani, A. 2010. Kajian Tingkat Kesuburan Tanah Pada Hutan Lindung Gunung
Sebatung Di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. Fakultas
Kehutanan Unlam. Jurnal Hutan Tropis. Banjarbaru.
Universitas Sumatera Utara
28
Zhongjie, S., W. Yanhui, Y. Pengtao, X. Lihong, X. Wei, dan G. Hao. 2008.
Effect of rock fragments on the percolation and evaporation of forest soil
in Liupan Mountains China. Acta Ecologica Sinica. 28(12):6090–6098.
Universitas Sumatera Utara
29
Lampiran 1. Pengamatan Tekstur Tanah Terhadap Produktivitas Bawang
Merah
Sampel Kecamatan Lintang Bujur
Fraksi Tanah
Tekstur Produktivitas
(ton/ha) % Debu %Liat % Pasir
1 Silahisabungan 445606 309865 16 10 74 Lempung
Berpasir 1.6
2 Sianjur
Mulamula 489301 269583 17 12 71
Lempung
Berpasir 1.7
3 Pangururan 465708 297356 20 11 69 Lempung
Berpasir 2
4 Bakti Raja 483905 258409 19 10 71 Lempung
Berpasir 2.7
5 Palipi 479982 273552 18 10 72 Lempung
Berpasir 2.7
6 Simanindo 462179 281620 21 10 69 Lempung
Berpasir 2.8
7 Sianjur
Mulamula 458114 288856 20 10 70
Lempung
Berpasir 3.3
8 Simanindo 472716 303292 17 14 69 Lempung
Berpasir 3.8
9 Silahisabungan 446500 309542 20 10 70 Lempung Berpasir
3.8
10 Sianjur
Mulamula 457896 289048 16 12 72
Lempung
Berpasir 4.2
11 Simanindo 472451 303415 18 10 72 Lempung
Berpasir 4.7
12 Simanindo 472391 303408 14 16 70 Lempung
Berpasir 5
13 Sianjur Mulamula
485327 288701 17 12 71 Lempung Berpasir
5
14 Silahisabungan 446268 309752 18 10 72 Lempung
Berpasir 5
15 Bakti Raja 480199 256890 17 13 70 Lempung
Berpasir 5
16 Merek 446656 323121 21 10 69 Lempung
Berpasir 5
17 Nainggolan 472544 303447 19 10 71 Lempung Berpasir
6.3
18 Sianjur
Mulamula 461042 284589 15 12 73
Lempung
Berpasir 6.9
19 Haranggaol
Horison 463157 319018 16 10 74
Lempung
Berpasir 7.5
20 Merek 447207 323445 21 10 69 Lempung
Berpasir 7.5
21 Silahisabungan 445596 310078 15 10 75 Lempung Berpasir
8
22 Palipi 479967 273752 21 10 69 Lempung
Berpasir 8.1
23 Silahisabungan 447331 313153 15 10 75 Lempung
Berpasir 9.4
24 Onan Runggu 491555 269171 19 10 71 Lempung
Berpasir 10
25 Silahisabungan 447172 313461 13 11 76 Lempung
Berpasir 10
26 Muara 490685 258047 15 11 74 Lempung
Berpasir 10
27 Haranggaol
Horison 465369 317173 11 13 76
Lempung
Berpasir 12.5
28 Pangururan 466879 290968 16 11 73 Lempung
Berpasir 15
29 Silahisabungan 446021 309805 15 11 75 Lempung
Berpasir 16.3
30 Simanindo 460822 284941 13 13 74 Lempung
Berpasir 16.7
Universitas Sumatera Utara
30
Lampiran 2. Pengamatan Bahan Kasar Terhadap Produktivitas Bawang
Merah
Sampel Kecamatan Lintang Bujur Nilai
(%) Kriteria
Produktivitas
(ton/ha)
1 Silahisabungan 445606 309865 57 b 1.6
2 Sianjur
Mulamula 489301 269583 58 b 1.7
3 Pangururan 465708 297356 56 b 2
4 Bakti Raja 483905 258409 60 b 2.7
5 Palipi 479982 273552 59 b 2.7
6 Simanindo 462179 281620 57 b 2.8
7 Sianjur
Mulamula 458114 288856 55 b 3.3
8 Simanindo 472716 303292 58 b 3.8
9 Silahisabungan 446500 309542 54 b 3.8
10 Sianjur
Mulamula 457896 289048 52 b 4.2
11 Simanindo 472451 303415 56 b 4.7
12 Simanindo 472391 303408 54 b 5
13 Sianjur
Mulamula 485327 288701 47 b 5
14 Silahisabungan 446268 309752 49 b 5
15 Bakti Raja 480199 256890 50 b 5
16 Merek 446656 323121 48 b 5
17 Nainggolan 472544 303447 47 b 6.3
18 Sianjur
Mulamula 461042 284589 57 b 6.9
19 Haranggaol
Horison 463157 319018 55 b 7.5
20 Merek 447207 323445 58 b 7.5
21 Silahisabungan 445596 310078 52 b 8
22 Palipi 479967 273752 56 b 8.1
23 Silahisabungan 447331 313153 57 b 9.4
24 Onan Runggu 491555 269171 47 b 10
25 Silahisabungan 447172 313461 56 b 10
26 Muara 490685 258047 55 b 10
27 Haranggaol
Horison 465369 317173 58 b 12.5
28 Pangururan 466879 290968 57 b 15
29 Silahisabungan 446021 309805 48 b 16.3
30 Simanindo 460822 284941 51 b 16.7 Keterangan: s(sedikit); sd(sedang); b(banyak); sb(sangat banyak)
Universitas Sumatera Utara
31
Lampiran 3. Pengamatan Batuan Permukaan Terhadap Produktivitas
Bawang Merah
Sampel Kecamatan Lintang Bujur Nilai
(%) Kriteria
Produktivitas
(ton/ha)
1 Silahisabungan 445606 309865 12 sd 1.6
2 Sianjur Mulamula 489301 269583 8 sd 1.7
3 Pangururan 465708 297356 6 sd 2
4 Bakti Raja 483905 258409 8 sd 2.7
5 Palipi 479982 273552 8 sd 2.7
6 Simanindo 462179 281620 6 sd 2.8
7 Sianjur Mulamula 458114 288856 7 sd 3.3
8 Simanindo 472716 303292 6 sd 3.8
9 Silahisabungan 446500 309542 7 sd 3.8
10 Sianjur Mulamula 457896 289048 9 sd 4.2
11 Simanindo 472451 303415 7 sd 4.7
12 Simanindo 472391 303408 7 sd 5
13 Sianjur Mulamula 485327 288701 8 sd 5
14 Silahisabungan 446268 309752 9 sd 5
15 Bakti Raja 480199 256890 7 sd 5
16 Merek 446656 323121 6 sd 5
17 Nainggolan 472544 303447 10 sd 6.3
18 Sianjur Mulamula 461042 284589 10 sd 6.9
19 Haranggaol
Horison 463157 319018 11 sd 7.5
20 Merek 447207 323445 6 sd 7.5
21 Silahisabungan 445596 310078 12 sd 8
22 Palipi 479967 273752 6 sd 8.1
23 Silahisabungan 447331 313153 12 sd 9.4
24 Onan Runggu 491555 269171 7 sd 10
25 Silahisabungan 447172 313461 12 sd 10
26 Muara 490685 258047 10 sd 10
27 Haranggaol
Horison 465369 317173 12 sd 12.5
28 Pangururan 466879 290968 11 sd 15
29 Silahisabungan 446021 309805 11 sd 16.3
30 Simanindo 460822 284941 8 sd 16.7
Keterangan: t(tanpa); s(sedikit); sd(sedang); b(banyak); sb(sangat banyak)
Universitas Sumatera Utara
32
Lampiran 4. Pengamatan Ketinggian Tempat Terhadap Produktivitas
Bawang Merah
Sampel Kecamatan Lintang Bujur Ketinggian
Tempat (mdpl)
Produktivitas
(ton/ha)
1 Silahisabungan 445606 309865 1115 1.6
2 Sianjur
Mulamula 489301 269583 1012 1.7
3 Pangururan 465708 297356 932 2
4 Bakti Raja 483905 258409 917 2.7
5 Palipi 479982 273552 941 2.7
6 Simanindo 462179 281620 911 2.8
7 Sianjur
Mulamula 458114 288856 1028 3.3
8 Simanindo 472716 303292 911 3.8
9 Silahisabungan 446500 309542 999 3.8
10 Sianjur
Mulamula 457896 289048 1059 4.2
11 Simanindo 472451 303415 917 4.7
12 Simanindo 472391 303408 925 5
13 Sianjur
Mulamula 485327 288701 1017 5
14 Silahisabungan 446268 309752 1025 5
15 Bakti Raja 480199 256890 930 5
16 Merek 446656 323121 1426 5
17 Nainggolan 472544 303447 930 6.3
18 Sianjur
Mulamula 461042 284589 1017 6.9
19 Haranggaol
Horison 463157 319018 1053 7.5
20 Merek 447207 323445 1432 7.5
21 Silahisabungan 445596 310078 1103 8
22 Palipi 479967 273752 975 8.1
23 Silahisabungan 447331 313153 929 9.4
24 Onan Runggu 491555 269171 916 10
25 Silahisabungan 447172 313461 939 10
26 Muara 490685 258047 959 10
27 Haranggaol
Horison 465369 317173 944 12.5
28 Pangururan 466879 290968 1009 15
29 Silahisabungan 446021 309805 1051 16.3
30 Simanindo 460822 284941 1389 16.7
Universitas Sumatera Utara
33
Lampiran 5. Pengamatan Kemiringan Lereng Terhadap Produktivitas
Bawang Merah
Sampel Kecamatan Lintang Bujur Nilai
(%) Kriteria
Produktivitas
(ton/ha)
1 Silahisabungan 445606 309865 3 d 1.6
2 Sianjur Mulamula 489301 269583 2 d 1.7
3 Pangururan 465708 297356 1 d 2
4 Bakti Raja 483905 258409 3 d 2.7
5 Palipi 479982 273552 15 l 2.7
6 Simanindo 462179 281620 8 d 2.8
7 Sianjur Mulamula 458114 288856 1 d 3.3
8 Simanindo 472716 303292 5 d 3.8
9 Silahisabungan 446500 309542 7 d 3.8
10 Sianjur Mulamula 457896 289048 11 l 4.2
11 Simanindo 472451 303415 1 d 4.7
12 Simanindo 472391 303408 10 l 5
13 Sianjur Mulamula 485327 288701 4 d 5
14 Silahisabungan 446268 309752 4 d 5
15 Bakti Raja 480199 256890 1 d 5
16 Merek 446656 323121 15 l 5
17 Nainggolan 472544 303447 14 l 6.3
18 Sianjur Mulamula 461042 284589 4 d 6.9
19 Haranggaol
Horison 463157 319018 2 d 7.5
20 Merek 447207 323445 8 d 7.5
21 Silahisabungan 445596 310078 15 l 8
22 Palipi 479967 273752 10 l 8.1
23 Silahisabungan 447331 313153 13 l 9.4
24 Onan Runggu 491555 269171 1 d 10
25 Silahisabungan 447172 313461 15 l 10
26 Muara 490685 258047 10 l 10
27 Haranggaol
Horison 465369 317173 3 d 12.5
28 Pangururan 466879 290968 5 d 15
29 Silahisabungan 446021 309805 15 l 16.3
30 Simanindo 460822 284941 14 l 16.7
Keterangan: d(datar); l(landai); ac(agak curam); c(curam); sc(sangat curam)
Universitas Sumatera Utara
34
Lampiran 6. Pengamatan Kedalaman Efektif Tanah Terhadap Produktivitas
Bawang Merah
Sampel Kecamatan Lintang Bujur Nilai
(cm) Kriteria
Produktivitas
(ton/ha)
1 Silahisabungan 445606 309865 65 sd 1.6
2 Sianjur
Mulamula 489301 269583 120 dl 1.7
3 Pangururan 465708 297356 120 dl 2
4 Bakti Raja 483905 258409 110 dl 2.7
5 Palipi 479982 273552 95 dl 2.7
6 Simanindo 462179 281620 100 dl 2.8
7 Sianjur
Mulamula 458114 288856 110 dl 3.3
8 Simanindo 472716 303292 85 dl 3.8
9 Silahisabungan 446500 309542 50 sd 3.8
10 Sianjur
Mulamula 457896 289048 110 dl 4.2
11 Simanindo 472451 303415 85 dl 4.7
12 Simanindo 472391 303408 120 dl 5
13 Sianjur
Mulamula 485327 288701 110 dl 5
14 Silahisabungan 446268 309752 75 sd 5
15 Bakti Raja 480199 256890 110 dl 5
16 Merek 446656 323121 80 dl 5
17 Nainggolan 472544 303447 60 sd 6.3
18 Sianjur
Mulamula 461042 284589 110 dl 6.9
19 Haranggaol
Horison 463157 319018 90 dl 7.5
20 Merek 447207 323445 80 dl 7.5
21 Silahisabungan 445596 310078 70 sd 8
22 Palipi 479967 273752 80 dl 8.1
23 Silahisabungan 447331 313153 65 sd 9.4
24 Onan Runggu 491555 269171 70 sd 10
25 Silahisabungan 447172 313461 65 sd 10
26 Muara 490685 258047 110 dl 10
27 Haranggaol
Horison 465369 317173 60 sd 12.5
28 Pangururan 466879 290968 120 dl 15
29 Silahisabungan 446021 309805 60 sd 16.3
30 Simanindo 460822 284941 110 dl 16.7 Keterangan: d(dangkal); sd(sedang); dl(dalam)
Universitas Sumatera Utara
35
Lampiran 7. Deskripsi Bawang Merah
Nama : Bawang Merah
Umur : - mulai berbunga 52 hari
- panen (60% batang melemas) 70 hari
Tinggi tanaman : 26,9 – 41,3 cm
Kemampuan berbunga (alami) : Mudah
Banyak anakan : 6 - 12 umbi per rumpun
Bentuk daun : Silindris, berlubang
Warna daun : Hijau
Banyak daun : 22-43 helai
Bentuk bunga : Seperti payung
Warna bunga : Putih
Banyak buah/tangkai : 90 - 120 (107)
Banyak bunga/tangkai :60-80 (65)
Banyak tangkaibunga/rumpun : 2- 4
Bentuk biji : Bulat, gepeng dan berkeriput
Warna biji : Hitam
Bentuk umbi : Lonjong, bercincin kecil pada leher cakram
Warna umbi : Merah muda
Produksi umbi : 9,9 ton per hektar umbi kering
Susut bobot umbi (basah-kering) : 21,4%
Ketahanan terhadap penyakit : Cukup tahan terhadap penyakit busuk umbi
(Botrytis allii)
Kepekaan terhadap penyakit : Peka terhadap busuk ujung daun
(Phytopthoraporri)
Peneliti : Hendro Sunarjono, Prasodjo, Darliah dan Nasran Horizon Arbain
Universitas Sumatera Utara
36
Lampiran 8. Uji Normalitas
Residual yang Tidak
Distandarkan
N 30
Parameter Normala,,b
Rata-Rata .0000000
Simpangan Baku 2.95419982
Perbedaan Ekstrim
Mutlak .128
Positif .128
Negatif -.066
Kolmogorov-Smirnov Z .702
Uji dua arah .708
Lampiran 9. Uji Heteroskedastisitas
Model
Koefisien yang Tidak
Distandarkan
Koefisien yang
Distandarkan
t
Sig. B
Std.
Kesalahan Beta
1 (Constant) 7.769 27.829 .279 .783
Fraksi Pasir(X1) -.220 .437 -.257 -.504 .619
Bahan Kasar(X2) .049 .101 .101 .488 .630
Batuan Permukaan(X3) .435 .461 .487 .942 .356
Ketinggian Tempat(X4) .004 .003 .269 1.263 .219
Kemiringan Lereng(X5) -.005 .083 -.014 -.064 .950
Kedalaman Efektif
Tanah(X6)
.001 .019 .017 .076 .940
Universitas Sumatera Utara
37
Lampiran 10. Uji Multikolinearitas
Model
Koefisien yang Tidak
Distandarkan
Koefisien
yang
Distandarkn
T Sig.
Kolinearitas
Statistik
B Std. Error Beta Toleransi VIF
1 (Constant) -119.086 44.776 -2.660 .014
Pasir(X1) 1.965 .702 1.067 2.797 .010 .147 6.793
Bahan Kasar(X2) -.218 .162 -.208 -1.346 .191 .898 1.114
Batuan
Permukaan(X3)
-1.019 .742 -.530 -1.373 .183 .144 6.953
Ketinggian
Tempat(X4)
.004 .005 .136 .852 .403 .844 1.185
Kemiringan
Lereng(X5)
.095 .133 .120 .714 .483 .764 1.309
Kedalaman Efektif
Tanah(X6)
.006 .031 .032 .197 .845 .798 1.254
Lampiran 11. Uji Autokorelasi
Residual yang Tidak Distandarkan
Nilai Tes -.25291
Uji < Nilai Tes 15
Uji >= Nilai Tes 15
Total Uji 30
Jumlah Runs 16
Z .000
Uji Dua Arah 1.000
Universitas Sumatera Utara
38
Lampiran 12. Nilai Koefisien Persamaan Regresi Linear Berganda
Model R R2
R2
yang
Disesuaikan
Standar
Kesalahan
Estimasi
1 .712a 0.507 0.378 3.31723
Lampiran 13. Sidik Ragam Regresi Linear Berganda
Model
Jumlah
Kuadrat df
Rata-
Rata
Kuadrat F Sig.
1 Regresi 260.003 6 43.334 3.938 .007a
Residual 253.092 23 11.004
Total 513.095 29
Lampiran 14. Uji t-parsial Regresi Linear Berganda
Variabel t-hitung Sig.
(Constant) -2.660 .014
Fraksi Pasir(%) 2.797 .010
Bahan Kasar(%) -1.346 .191
Batuan Permukaan(%) -1.373 .183
Ketinggian Tempat(mdpl) .852 .403
Kemiringan Lereng(%) .714 .483
Kedalaman Efektif Tanah(cm) .197 .845
Universitas Sumatera Utara
39
Lampiran 15. Kelas Bahan Kasar
No Bahan Kasar Keterangan
1 <15% Sedikit
2 15-35% Sedang
3 35-60% Banyak
4 >60% Sangat Banyak
Sumber: Djaenudin dkk, (2011).
Lampiran 16. Kelas Batuan Permukaan
No Batuan Permukaan Keterangan
1 0% Tanpa
2 <0-3% Sedikit
3 3-15% Sedang
4 15-90% Banyak
5 >90% Sangat Banyak
Sumber: Arsyad, (2010).
Lampiran 17. Kelas Kemiringan Lereng
Kelas Kemiringan Keterangan
I 0-8% Datar
II >8-15% Landai
II >15-25% Agak Curam
IV >25-45% Curam
V >45% Sangat Curam
Sumber: Direktorat Jendral Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan,(1986)
Universitas Sumatera Utara
40
Lampiran 18. Kuisioner
I. Lokasi
1. Desa : ........................................
2. Kecamatan : ........................................
Lintang/Bujur : ........................................LU/BT
Ketinggian Tempat : ........................................(m dpl)
II. Nama Responden
Luas Lahan : ........................................(ha/rante)
Produksi (basah/kering) : ........................................(kg/ton/ha)
Masa Tanam : ........................................
Jumlah Bibit Yang Ditanam : ........................................
Varietas : ........................................
Pupuk yang Dipakai :1.............
2..............
3..............
Dosis Pupuk :1.............
2.............
3.............
Pemanenan : ...............(hari)
III. Parameter
Tekstur Tanah : ................................
Kedalaman Efektif : ................................(cm)
Persentase Bahan Kasar : ................................(%)
Persentase Batuan : ................................(%)
Ketinggian Tempat : ................................(m dpl)
Kemiringan Lereng : ................................(%)
Universitas Sumatera Utara
41
Lampiran 19 . Peta Lokasi Pengambilan Titik Sampel Tanah pada Tanaman
Bawang Merah di DTA Danau Toba
Universitas Sumatera Utara
42
Lampiran 20. Foto-foto Peneliti
Pengeboran Tanah Pengamatan Persentase Batuan
Pengukuran Kemiringan Lereng Analisis Tekstur Tanah
Universitas Sumatera Utara