View
65
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
Laporan ITPer Minggu-1 - Kelompok A6 - Senin
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU TANAMAN PERKEBUNAN (AGH341)
PEMELIHARAAN TBM KELAPA SAWIT
Kelompok A6 :
Iskandar Zulkarnaen A24100023
Amanda Sari Widyanti A24100050
Fanny Sukma A24100052
Ramdana A24100140
Rizky Paramita Sasti A24100151
Yulisda Eka Wardani A24100189
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit belum menghasilkan terhitung mulai dari
penanaman bibit kelapa sawit di lahan (0 tahun) hingga tanaman mulai pertama
berbunga (3-4 tahun). Pada periode ini, pemeliharaan tanaman sangat menentukan
keberhasilan kegiatan pemeliharaan tanaman kedepannya. Salah satu kegiatan
terpenting dalam pemeliharaan tanaman kelapa sawit TBM adalah pengendalian
gulma. Program pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit terutama TBM
difokuskan pada daerah piringan. Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan
usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dan mengurangi daya saing
gulma. Pengendalian gulma di daerah piringan perlu dilakukan untuk mengurangi
kompetisi penyerapan unsur hara dengan tanaman kelapa sawit, terutama pada
TBM yang perakarannya masih halus dan terkonsentrasi dalam piringan atau
dekat batangnya. Selain itu, pengendalian gulma pada perkebunan kelapa sawit
TBM juga ditujukan agar mempermudah kontrol pemupukan.
Kegiatan pengendalian di daerah piringan kelapa sawit harus dilakukan
dengan hati-hati, yaitu dengan tidak mencangkul terlalu dalam ke dalam piringan
agar akar sawit yang dangkal tidak rusak. Daerah piringan sawit harus memenuhi
kriteria W0 yang artinya areal bersih dari gulma maupun Legume Cover Crop
(LCC). Gulma dan LCC yang berada di radius piringan (± 1.5m) harus
dibersihkan sampai pada akarnya.
Kegiatan lain yang perlu dilakukan selain mengendalikan gulma di areal
piringan adalah sanitasi atau membersihkan pohon. Pembersihan pohon dapat
dilakukan dengan menunas. Menunas di sini diartikan sebagai pekerjaan
memotong daun-daun tua tanaman kelapa sawit yang tidak bermanfaat lagi bagi
tanaman. Sanitasi ini juga bertujuan untuk mempermudah pemeliharaan dan
mengefektifkan pemanfaatan unsur hara. Penunasan dapat dilakukan dengan alat
bantu berupa dodos (cnisel) untuk tanaman yang masih pendek. Prinsip kerjanya
adalah dengan memotong pelepah daun terbawah.
2. Tujuan
Praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat memelihara kelapa sawit TBM
mencakup pengendalian dan penentukan jenis gulma di piringan pokok (circle
weeding) kelapa sawit serta melaksanakan sanitasi pada kelapa sawit TBM.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tamanan
penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan karena
berbagai kegunaannya. Pada budidaya kelapa sawit salah satu kegitan yang
perudiperhatikan adalah pemeliharaan tanaman (Ditjenbun, 2008). Kegiatan
pemeliharaan tanaman kelapa sawit belum menghasilkan meliputi, penyiangan
gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pemeliharaan LCC, kastrasi
dan penyerbukan (Perdana, 2009)
Tjitrosoedirdjo et al. (1984) menyatakan bahwa gulma didefinisikan
sebagai tumbuhan yang tumbuh di tempat yang tidak dikehendaki oleh manusia
atau tumbuhan yang kegunaannya belum diketahui. Menurut Pahan (2008)
kehadiran gulma di perkebunan kelapa sawit dapat menurunkan produksi akibat
bersaing dalam pengambilan air, hara, sinar matahari, dan ruang hidup. Gulma
juga dapat menurunkan mutu produksi akibat terkontaminasi oleh bagian gulma,
mengganggu pertumbuhan tanaman, menjadi inang bagi hama, mengganggu tata
guna air, dan meningkatkan biaya pemeliharaan.
Selanjutnya menurut Hakim (2007) kelapa sawit mempunyai masalah
gulma yang tinggi sebab salah satu faktornya adalah jarak tanam tanaman ini lebih
lebar, sehingga penutupan tanah oleh kanopi lambat membuat cahaya matahari
leluasa mencapai permukaan tanah yang kaya dengan potensi gulma. Pahan
(2008) menyatakan terdapat tiga jenis gulma yang harus dikendalikan, yaitu
ilalang di piringan dan gawangan,rumput di piringan, dan anak kayu di gawangan.
Ilalang di gawangan dan piringan efektif dikendalikan secara kimia dengan teknik
sesuai dengan populasi ilalang yang ada. Gulma rumput di piringan dapat
dikendalikan baik secara manual maupun kimia Tujuan pengendalian rumput di
piringan adalah mengurangi kompetisi unsur hara, karena akar halus tanaman
masih berada di sekitar piringan/pokok, untuk memudahkan kontrol pemupukan
dan memudahkan pengambilan brondolan (Perdana, 2009).
BAHAN DAN METODE
1. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah tanaman kelapa sawit TBM
(5 pohon). Alat yang digunakan yaitu sabit 3 buah, cangkul 2 buah, golok/parang
1 buah, dan 1 buah dodos yang dipergunakan oleh dua kelompok.
2. Metode Kerja
Setiap kelompok mendapatkan 5 pohon kelapa sawit TBM untuk
dipelihara dengan melakukan circle weeding. Setiap kelompok membersihkan
gulma di piringan kelapa sawit TBM dengan jari-jari 1 meter hingga kondisi W0
dengan menggunakan alat cangkul, sabit ataupun golok/parang dengan
sebelumnya menentukan nama jenis gulma dan gulma dominan yang ada di dalam
piringan. Selain itu, juga dilakukan penunasan pada pelepah yang telah kering dan
menempel pada permukaan tanah dengan dodos. Penunasan harus dilakukan
mepet batang. Kemudian mencatat waktu mulai dan waktu selesai bekerja untuk
menghitung prestasi kerja untuk seluruh kegiatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
1. Waktu kerja : 36 menit = 0,6 jam
2. Prestasi kerja : (1 HK = 1 orang bekerja 7 jam kerja)
a. Mulai bekerja pukul : 08.10, selesai bekerja pukul : 08.46
b. Lama bekerja : 0,6 jam x 6 orang x (1 HK/7 jam) = 0,51 HK
c. Tanaman yang di circle weeding : 5 pokok/ 0,51 HK = 9,8 pokok/HK =
13,88 ha/HK
(bila 1 ha = 136 pokok)
3. Penutupan gulma pada circle weeding :
a. Sawit 1 : 90%
b. Sawit 2 : 75%
c. Sawit 3 : 80%
d. Sawit 4 : 95%
e. Sawit 5 : 90%
4. Gulma yang menutupi circle weeding : Axonopus compressus, Tetracera
indica, Cleome rutidosperma, Borreria alata, Imperata cylindrica, Asystasia
intrusa.
2. Pembahasan
Piringan atau bokoran adalah lingkaran dengan radius 1,0-1,5 meter yang
mengelilingi pohon tanaman. Piringan dibuat dan dipelihara agar selalu dalam
keadaan bersih dari gulma untuk memudahkan pelaksanaan berbagai kegiatan
perawatan tanaman kelapa sawit. Radius piringan atau bokoran yang semula
hanya sekitar 60 cm secara perlahan diperbesar sampai 1,5 meter sesuai dengan
umur tanaman. Pembuatan piringan ini yang paling utama adalah membersihkan
gulma yang tumbuh di sekitar pohon tanaman kelapa sawit. Pemeliharaan
piringan dapat dilakukan dengan dikoret, dibabat atau disemprot dengan
herbisida. Pemeliharaannya harus dilakukan secara berkala sesuai dengan
kebutuhan, seperti sebelum pemupukan.
Gulma (tumbuhan penganggu) adalah tumbuhan yang termasuk bangsa
rumputan yang merupakan pengganggu bagi kehidupan tanaman utama. Gulma
harus secepatnya dikendalikan, karena gulma sangat mengganggu tanaman dalam
mengambil hara, sehingga mengakibatkan turunnya hasil budidya. Selain itu juga
merugikan manusia, karena gulma ada yang mengandung racun. Jenis-jenis gulma
yang tumbuh pada lahan pertanaman kelapa sawit banyak macamnya. Secara garis
besar, jenis-jenis gulma tersebut dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu
golongan gulma berbahaya dan golongan gulma lunak.
Pemangkaasan daun dimaksudkan untuk membuang daun-daun yang
sudah tua. Pemangkasan daun pada kelapa sawit harus dilakukan, karena tidak
mudah rontok meskipun sudah tua atau kering, terkadang baru rontok setelah
beberapa tahun kemudian. Pemangkasan dilakukan sejak tanaman belum
mengahsilkan dan diteruskan hingga tanaman sudah menghasilkan. Pemankasan
dilakukan secara teratur sesuai perkembangan atau umur tanaman. Berikut ini
adalah beberapa manfaat pemangkasan daun bagi tanaman kelapa sawit: (a)
memudahkan pemanenan tandan buah yang berada pada ketiak daun, (b)
memudahkan pemeliharaan, (c) memprbaiki peredaran udara, (d) memperlancar
penyerbukan secara alami, dan (e) memudahkan pengendalian penyakit.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Pemeliharaan tanaman kelapa sawit meliputi beberapa aspek diantaranya
pengendalian gulma dan sanitasi pada kebun kelapa sawit. Pengendalian gulma
pada kebun kelapa sawit ditujukan agar hara yang berasal dari pupuk ataupun dari
tanah dapat diserap secara optimal oleh tanaman kelapa sawit. Selain itu,
pengendalian gulma juga akan mempermudah kegiatan pemeliharaan lainnya.
Sanitasi pada kebun kelapa sawit juga aspek yang perlu diperhatikan. Sanitasi
yang dilakukan pada praktikum ini adalah penunasan, yaitu membuang daun-daun
yang tidak bermanfaat atau bahkan dapat menjadi inang dari suatu penyakit.
Sanitasi juga akan mempermudah kegiatan pemeliharaan serta mengefektifkan
penyerapan hara karena hara hanya akan disalurkan pada bagian tanaman yang
kondisinya baik
2. Saran
Secara keseluruhan praktikum sudah berjalan dengan cukup baik, alat-alat
yang digunakan sudah cukup meski ada beberapa sabit dan golok yang kurang
tajam sehingga perlu diasah sebelum digunakan. Sedangkan dari segi teknis yang
kurang adalah pembagian lahan untuk masing-masing kelompok hendaknya sudah
ditentukan sebelum praktikum, sehingga praktikan dapat langsung melakukan
pemeliharaan setelah sampai di tempat praktikum tanpa harus menunggu lama.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian. 1987. Pedoman Bercocok Tanaman
Kelapa Sawit. Jakarta.
Ditjenbun. 2008. Pendataan Kelapa Sawit Tahun 2008 secara Komprehensif dan
Objektif. http://ditjenbun.deptan.go.id. [19 Februari 2013].
Hakim, M. 2007. Agronomis dan Manajemen Kelapa Sawit : Buku Pegangan
Agronomis dan Pengusaha Kelapa Sawit. Lembaga Pupuk Indonesia.
Jakarta. 305 hal.
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 412 hal.
Perdana, Eky. 2009. Pengendalian Gulma Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
di Kebun Bukit Pinang, PT Bina Sains Cemerlang, Minamas Plantation
Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan. Skripsi. Program
Sarjana Institut Pertanian Bogor. 48 hal.
Tjitrosoedirdjo, S., I.H. Utomo, dan J. Wiroatmodjo. 1984. Pengelolaan Gulma di
Perkebunan. PT Gramedia. Jakarta. 194 hal.
LAMPIRAN
Sebelum dilakukan circle weeding Setelah dilakukan circle weeding
Penunasan/sanitasi menggunakan dodos
Recommended