Laporan Kasus Bph

Preview:

DESCRIPTION

lapkas bph

Citation preview

LAPORAN KASUSBPH

Namira030.08.172

Bedah – RSUD Budhi Asih

PENDAHULUAN

Hiperplasia prostat merupakan salah satu masalah kesehatan utama bagi pria diatas usia 50 tahun dan berperan dalam penurunan kualitas hidup seseorang. Suatu penelitian menyebutkan bahwa sepertiga dari pria berusia antara 50 dan 79 tahun mengalami hiperplasia prostat.

Adanya hiperplasia ini akan menyebabkan terjadinya obstruksi saluran kemih dan untuk mengatasi obstruksi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai dari tindakan yang paling ringan yaitu secara konservatif (non operatif) sampai tindakan yang paling berat yaitu operasi.

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. T Umur : 71 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Kp. Baru No.23 Rt 02/08 Pekerjaan : Tukang ojek Pendidikan : SD Agama : Islam Suku bangsa : Betawi Status : Menikah Tanggal masuk: 12/09/2012 Nomer RM : 828383

ANAMNESIS

Keluhan utama

Keluhan tambahan

Tidak bisa buang air kecil sejak 8 jam sebelum masuk rumah sakit

Nyeri perut bawah

RPS

• Sulit BAK• Pasang DC

1 bulan SMRS

•Hipertensi (-)•DM (-)•Alergi (-)•Penyakit serupa (-)

RPD

•Hipertensi (-)•DM (-)•Alergi (-)•Penyakit serupa (-)

RPK

•Menahan BAK•Merokok•Minum kopi

R.Kebiasaan

Riwayat Pengobatan1 bulan SMRS pasien mengalami keluhan yang sama

Berobat ke RS UKI,

Pasang DC,

dipertahankan selama 7 hari. Kemudian DC dilepas

8 jam SMRS keluh

an timb

ul kemb

ali

PEMERIKSAAN FISIKKesan sakit: Tampak sakit ringan

Kesadaran: Compos mentis

Kesan gizi: Gizi cukup

Keadaan

Umum

TD: 130/90 mmHg

S: 37°C

N: 88x/mnt

RR: 20x/mnt

Tanda Vital

Status generalis Kepala : Normocephali, rambut warna hitam beruban,

distribusi merata, jejas (-) Mata : Konjuntiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),

pupil bulat isokor, reflex cahaya langsung (+/+), reflex cahaya tidak langsung (+/+)

Hidung : deviasi septum (-), konkha oedem (-/-), mukosa hiperemis (-/-), sekret (-/-)

Telinga : Simetris, liang telinga lapang, reflex cahaya membran timpani (+/+), serumen (+/+), sekret (-/-)

Mulut : Tonsil dan faring dalam batas normal Leher : Trakea terletak di tengah, KGB dan tiroid

tidak tampak membesar

Thoraks Jantung : BJ I & II regular, murmur (-),

gallop (-) Paru-paru : Suara napas vesikuler,

ronkhi (-/-), wheezing (-/-) Abdomen: Supel, timpani, nyeri tekan

(-), BU (+) normal Ekstremitas : Akral hangat pada

keempat ekstremitas, edema (-)

Status urologis•NT -/-•NK -/-•Ballotement -/-

CVA

•NT (+)•Buli teraba penuh

SS

•Tanda radang (-)

GE

Rectal Toucher

Prostat

-TSA baik

-Mukosa rektum licin

-Teraba membesar

-Konsistensi kenyal

-Permukaan rata

-Nodul (-)

-Sulcus mediana tidak teraba

-Pool atas tidak teraba

-TBP ±60gr

Feses (-)

lendir (-)

darah (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium (12/09/2012)

Hematologi Hasil Nilai normal Interpretasi

Leukosit 14.30 ribu/µL 3.8- 10.6 ↑

Hemoglobin 11.4 g/dL 13.2 – 17.3 ↓

Hematokrit 35 % 40 – 52 ↓

Trombosit 396 ribu/µL 150 – 440 dbn

Faal hemostasis

Hasil Nilai normal Interpretasi

Waktu perdarahan

3.00 menit 1 – 6 dbn

Waktu pembekuan

13.00 menit 5 – 15 dbn

Hati Hasil Nilai normal Interpretasi

AST / SGOT 19 <33 dbn

ALT / SGPT 15 <50 dbn

Albumin 3.5 g/dL 3.2 – 4.6 dbn

Metabolisme karbohidrat

Hasil Nilai normal Interpretasi

GDS 129 mg/dL <110 ↑

Ginjal Hasil Nilai normal Interpretasi

Ureum 20 mg/Dl 17 – 49 dbn

Kreatinin 0.85 mg/dL <1.2 dbn

Asam urat 6.7 mg/dL <7 dbn

Elektrolit serum Hasil Nilai normal Interpretasi

Natrium (Na) 137 mmol/L 135 – 155 Dbn

Kalium (K) 4.2 mmol/L 3.6 – 5.5 Dbn

Klorida (Cl) 102 mmol/L 98 – 109 Dbn

ImunoserologiPenanda Tumor

Hasil Nilai Normal Interpretasi

PSA Total 14.30 ng/mL 0.21 – 6.77 ↑

Urinalisis Hasil Nilai normal Interpretasi

Warna Kemerahan Kuning

Kejernihan Keruh Jernih

Glukosa Negatif Negatif Dbn

Bilirubin Negatif Negatif Dbn

Keton Negatif Negatif dbn

Ph 7.0 4.6 – 6 dbn

Berat jenis 1.025 1.005 – 1.030 dbn

Albumin urin Negatif Negatif dbn

Urobilinogen 0.2 EU/dL 0.1 – 1 dbn

Nitrit Negatif Negatif dbn

Darah 3+ Negatif

Esterase leukosit Negatif Negatif dbn

Sedimen urin Hasil Nilai normal Interpretasi

Leukosit 6-8 <5 ↑

Eritrosit Penuh <2

Epitel Positif Positif dbn

Silinder Negatif Negatif dbn

Kristal Negatif Negatif dbn

Bakteri Negatif Negatif dbn

Jamur Negatif Negatif dbn

USG Abdomen (19/09/2012)

- Hepar : Besar dan bntuk normal, permukaan regular. Echostruktur parenchim homogen. Pembuluh darah normal. Tak tampak SOL / kalsifikasi.

- Kantung Empedu : Besar dan bentuk normal, dinding tipis regular. Tidak tampak batu maupun sludge.

- Lien : Besar dan bentuk normal, echostruktur homogen. Tak tampak lesi fokal / SOL. Vena lienalis tidak melebar.

- Pankreas : Besar dan bentuk normal, echostruktur parenchim homogen. Ductus pancreatikus tidak melebar, tak tampak lesi fokal / SOL.

- Aorta : Bentuk dan kaliber normal, tak tampak pembesaran pada KGB para aorta.

- Ginjal kanan : Besar dan bentuk normal, permukaan regular. Batas cortex dan medulla jelas. Sistem pelviocalises normal. Tak tampak batu maupun kalsifikasi.

- Ginjal kiri : Besar dan bentuk normal, permukaan regular. Batas cortex dan medulla jelas. Sistem pelviocalises normal, tak tampak batu / SOL. Tampak lesi anechoic dengan posterior enhanchementukuran 0.86 x 1.21 cm.

- Buli – buli : Besar dan bentuk normal, dinding menebal irregular ukuran 0.77 cm, tak tampak bayangan hyperechoik atau posterior ancoustic shadow.

- Prostat : Membesar dengan volume 52.58 cm3. Echostruktur parenchim norma, tak tampak lesi maupun kalsifikasi.

Kesan : 1. Cyst ren sinistra

2. Hypertrophy Prostat et Cystitis Chronic

RESUME Seorang laki-laki 71 tahun datang dengan keluhan tidak

bisa buang air kecil sejak 8 jam SMRS. Gangguan berkemih sudah dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Pada awalnya pasien merasa sulit berkemih sehingga harus mengejan bila ingin berkemih. Pasien mengaku pancaran kencing melemah dan terputus-putus, serta adanya urin yang menetes diakhir berkemih. Pasien juga mengeluh adanya rasa tidak puas setelah berkemih. Selain itu terdapat rasa nyeri saat berkemih, dengan warna urin agak keruh kemerahan. Frekuensi berkemih pasien meningkat pada malam hari, pasien dapat terbangun 5x untuk berkemih. Pasien pernah mengalami keluhan yang sama yaitu tidak bisa buang air kecil 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan supra symphisis, buli teraba penuh, dan pada rectal toucher didapatkan prostat teraba membesar, konsistensi kenyal, permukaan rata, tidak nyeri, tidak ada nodul, TBP ±60gr.

DIAGNOSIS KERJA

BENIGN PROSTATE HYPERTROPHY( BPH )

DIAGNOSIS BANDING

KARSINOMA PROSTAT

PENATALAKSANAAN

Pasang DC No.18 Fr Persiapan operasi TUR-P Toleransi operasi Cefspan 100mg 2x1

PROGNOSIS

Ad vitam : Bonam Ad fungsionam : Bonam Ad sanationam : Dubia ad bonam

ANALISIS KASUS

ANAMNESIS

• Penyakit pria tua• 50% usia 60 tahun, 80% usia 80 tahun• Testosteron ↓ estrogen : testosteron ↑

♂ 71 tahun

•Penyempitan uretra pars prostatika karena didesak oleh prostat yang membesar•oOot-otot buli yang mengalami kepayahan/fatigue (dekompensasi) karena harus berkontraksi terus-menerus untuk mengeluarkan urin dari buli-buli

Tidak bisa BAK 8 jam SMRS

• Akibat buli-buli penuh terisi urin yang tidak bisa keluar karena penyempitan uretra akibat pembesaran prostat.

Nyeri perut bawah

• Intermittency• otot detrusor gagal berkontraksi dengan

cukup lama untuk melawan tahanan (resistensi) di uretra sehingga kontraksinya terputus-putus

BAK sering tidak lancar

atau terputus-putus

• Dysuria• Inflamasi buli

Nyeri saat berkemih

• Frecuency• Hipersensitivitas otot detrusor atau karena

pengosongan yang tidak lengkap pada tiap miksi sehingga interval antar miksi menjadi lebih pendek

• Frekuensi miksi meningkat terutama pada malam hari (nokturia) disebabkan karena tonus sfingter uretra berkurang selama tidur.

Sering BAK

• Poor stream• Otot detrusor gagal berkontraksi dengan

cukup kuat

Pancaran urin melemah

• Terminal dribbling• Masih adanya sisa urine yang belum

sepenuhnya dikeluarkan, karena adanya hambatan untuk mengeluarkannya secara keseluruhan.

Menetes diakhir

berkemih

PEMERIKSAAN FISIK

Rectal Toucher TSA baik, mukosa rectum licin Teraba prostat membesar, kenyal,

permukaan rata, nodul (-), NT (-), sulcus mediana tidak teraba, pool atas tidak teraba, TBP ±60g

menunjukkan pembesaran prostat jinak

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Leukosit darah ↑, urin keruh, leukosit urin meningkat -> ISK

Hb ↓, eritrosit urin penuh hematuri.(BPH, ISK, ataupun karena pemasangan kateter.)

PSA ↑ kecurigaan kearah Ca prostat. PSA yang ↑ juga bisa disebabkan karena infeksi saluran kemih perlu pemeriksaan lanjutan yaitu biopsy prostat.

USG kesan Hipertrofi Prostat

DIAGNOSIS KERJA

BPH

AnamnesisPemeriksaan

FisikPemeriksaan Penunjang

DIAGNOSIS BANDING

Karsinoma prostatPada stadium permulaan karsinoma prostat tidak memberikan gejala atau tanda klinis. Biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan colok dubur dengan kelainan konsistensi, yaitu bagian prostat yang keras, permukaan tidak rata, nodul, dan asimetri.Dari pemeriksaan USG didapatkan kesan hipertrofi prostat, namun hasil pemeriksaan penunjang didapatkan PSA yang meningkat. Untuk itu masih dibutuhkan pemeriksaan biopsi prostat.

PENATALAKSANAAN

Terapi pilihan pada pasien BPH yang mengalami retensi urine, hasil lebih baik, dengan masa pemulihan yang lebih cepat.

Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi saluran kemih pada pasien.

OPERATIF TUR Prostat

Cefspan 100mg 2x1

PROGNOSIS

Ad BonamDiagnosis dan pemilihan terapi yang tepat menghilangkan keluhan BAK pada pasien. Selain itu pasca operatif prostat memilki tingkat kekambuhan yang rendah.

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

BPH pertumbuhan berlebihan dari sel-sel prostat yang tidak ganas. Pembesaran prostat jinak akibat sel-sel prostat memperbanyak diri melebihi kondisi normal, yang biasanya dialami laki-laki berusia diatas 50 tahun.

ANATOMI

EPIDEMIOLOGI

Penyakit pada pria tua 1/3 pria tua Usia 60 tahun 50% Usia 80 tahun 80%

ETIOLOGITeori dehidrotestosteron

Interaksi stroma-epitel

Ketidakseimbangan antara estrogen dan testosteron

Berkurangnya kematian sel prostat

Teori sel stem

PATOFISIOLOGI

GAMBARAN KLINIS1. Gejala pada saluran kemih bagian

bawah (LUTS)Gejala Obstruktif Gejala Iritatif

Hesistency harus menunggu pada permulaan berkemih

Frequency bertambahnya frekuensi berkemih

Poor stream pancaran urin yang melemah

Nokturia sering berkemih malam hari

Intermittency miksi terputus Urgency miksi sulit ditahan

Terminal dribbling menetes pasa akhir berkemih

Dysuria nyeri saat berkemih

Sensation of incomplete bladder emptying rasa belum puas setelah berkemih

IPSS (International Prostate Symptoms Score)

2. Gejala pada saluran kemih bagian atasBerupa gejala obstruksi antara lain nyeri pinggang, benjolan di pinggang (merupakan tanda dari hidronefrosis), atau demam (merupakan tanda dari infeksi atau urosepsis).

3. Gejala di luar saluran kemih Kadang pasien datang ke dokter mengeluhkan adanya hernia inguinalis atau haemorrhoid. Timbulnya kedua penyakit ini mungkin karena sering mengejan pada saat miksi sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan intra abdominal.

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan buli-buli yang terisi penuh dan teraba massa di daerah supra simfisis akibat retensi urin.

Pada pemeriksaan Rectal Toucher diperhatikan tonus sfingter ani mukosa dan ampula rektum keadaan prostat, antara lain: apakah batas atas

teraba, adanya nodul, krepitasi (adanya batu prostat bila teraba krepitasi), konsistensi prostat, simetri antar lobus,dan batas prostat.

Derajat BPH berdasarkan Gambaran Klinik

Derajat Colok dubur Sisa volume urin

I

Penonjolan prostat, batas

atas mudah diraba (< 1cm

pada rectum)

< 50 ml

II

Penonjolan prostate jelas,

batas atas dapat dicapai (1-

2 cm pada rectum)

50 - 100 m

III

Batas atas prostat tidak

dapat diraba (2-3 cm pada

rectum)

100 m

IV Prostat teraba > 3cm pada

rectum

Retensi urin total

PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Laboratorium

2. Pemeriksaan Pencitraan

3. Pemeriksaan Lain

Sedimen

Urin

Kultur Urin

Pemeriksaan darah

PSA

BNO-IVP

USG

Residual UrinUroflowmetri

DIAGNOSIS BANDING

Striktur uretra Batu Buli Prostatitis Akut Karsinom prostat

PENATALAKSANAAN

Tatalaksana

Watchfull waiting

Terapi bedah

Tiidakan Invasif

minimal

Medika mentosa

1. Watchfull waiting keluhan ringan yang tidak

mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien tidak diberikan terapi apapun

hanya diberikan anjuran mengenai hal yang dapat memperburuk keluhan

2. Medika mentosa Penghambat receptor adrenergik Penghambat 5 -reduktase Fitofarmaka

3. Terapi Bedah Prostatektomi terbuka

Prostatektomi Endourologi a. TURP

b. TUIP

4. Tindakan Invasif minimal a. Trans urethral microwave

thermotherapy (TUMT) b. Trans urethral ballon dilatation

(TUBD) c. Trans urethral needle ablation

(TUNA) d. Stent urethra dengan prostacath

PROGNOSIS

Lebih dari 90°% pasien mengalami perbaikan sebagian atau perbaikan dari gejala yang dialaminya.

Sekitar 10 – 20% akan mengalami kekambuhan penyumbatan dalam 5 tahun.

KESIMPULAN

Prostat adalah organ fibromuskular dan glandular yang terletak di sebelah inferior buli-buli, di depan rectum dan membungkus uretra posterior. beratnya kurang lebih 20 gram dengan ukuran 4 x 3 x 2.5 cm.

BPH merupakan penyakit pada pria tua dan jarang ditemukan pada usia sebelum 40 tahun. semua pria yang sehat diatas 40 tahun cenderung untuk menderita hipertrofi prostat, 10% dari mereka disertai dengan gangguan-gangguan miksi kelak dikemudian hari. merupakan kelainan kedua tersering di klinik urologi setelah batu saluran kemih. Etiologi dari BPH masih belum diketahui pasti karena melibatkan banyak faktor dan dikontrol oleh system endokrin.

Tidak semua pasien hiperplasia prostat perlu menjalani tindakan medik. Kadang-kadang mereka yang mengeluh LUTS ringan dapat sembuh sendiri tanpa mendapatkan terapi apapun.

Tujuan terapi pada hiperplasia prostat adalah: (1) memperbaiki keluhan miksi, (2) meningkatkan kualitas hidup, (3) mengurangi obstruksi infravesika, (4) mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal ginjal, (5) mengurangi volume residu urin, dan (6) mencegah progresifitas penyakit. Hal ini dapat dicapai dengan cara medikamentosa, pembedahan, atau tindakan endourologi yang kurang invasif. 2

DAFTAR PUSTAKA

Tanagho, Emil A ; McAninch, Jhon W. Benign Prostatic Hyperplasia ; at Smith’s General Urology. 17 th edition. Mc Graw Hill : Lange ; California.2008, p 348.

Purnomo, B. Basuki. Hiperplasia Prostat; Di dalam Dasar-Dasar Urologi. Edisi 2. Penerbit Sagung Seto : Jakarta. 2009, p 69-85.

Scanlon, Valerie C. 2007. Essentials of Anatomy and Physiology 5th Edition. Philadelphia: F. A. Davis Company.

Benign Prostate Hyperplasia, Available at http://emedicine.medscape.com/article/437359-overview

Roehrborn CG and McConnell JD. Etiology, pathophysiology, epidemiology, and natural history of benign prostatic hyperplasia. In : LR, Novick AC, Partin AW , and Peters CA (editor). Campbell’s urology. Phyladelphia: Saundes, 2002: 1297-1336.

Benign Prostatic Hyperplasia, Available at http://en.wikipedia.org/wiki/Benign_prostatic_hyperplasia

Rahardjo, Djoko. PROSTAT Kelainan-kelainan Jinak, Diagnosis dan Penanganan. Cetakan Pertama, Penerbit : Subbagian urologi Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.1999. 15-60.

Benign Prostatic Hyperplasia, Available at http://www.urolog.nl/urolog/php/patients.php?doc=bph&lng=en De Jong, Wim ; Sjamsuhidajat R. Prostat; di dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.

Penerbit EGC: Jakarta , 2004, p 782.

THANKYOU

Recommended