View
135
Download
15
Category
Preview:
Citation preview
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL) ALAS PURWO
EKOLOGI DASAR
ANALISIS VEGETASI METODE NON-FLORISTIK
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Ekologi Dasar
yang dibimbing oleh Prof. Dr. Hj. Mimien Hieni dan Dr. Hadi Suwono, M.Si
Oleh:
Kelompok 8/ Offering B-BB
Tyagita Rochmah F. (109341417217)
Herlina Fitri Astuti (109341417218)
Novi Ayu Lestari N. (109341417222)
Rizki Yudha Sentika (109341417226)
M. Andi Ali Ridho (109341422689)
Vera Tamala (209341420909)
Khairul Yaum (209341420910)
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGIApril 2011
A. Dasar Teori
Taman Nasional Alas Purwo merupakan taman nasional yang terletak di
kecamatan Tegaldelimo dan kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi,
Jawa Timur, Indonesia. Secara umum tipe hutan di kawasan Taman Nasional Alas
Purwo (TNAP) merupakan hutan dataran rendah. Hutan bambu merupakan
formasi yang dominan ±40% dari luas total hutan yang ada. Sampai saat ini
tercatat sedikitnya 584 jenis tumbuhan yang terdiri dari rumput, herba, semak,
liana, dan pohon. Berdasrkan tipe ekosistemnya, hutan di Taman Nasional Alas
Purwo dapat dikelompokkan menjdi hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau atau
mangrove, hutan alam, hutan tanaman, dan padang penggembalaan.
Tumbuhan khas hutan endemik pada taman nasional ini adalah Sawo
Kecik (Manilkara kauki), dan Bambu Manggong (Giganthochloa manggong).
Tumbuhan lainnya adalah Ketepeng (Terminalia cattapa), Nyamplung
(Callophylum inophylum), kebeh (Barringtonia asiatica), dan 13 jenis bambu.
Kajian komunitas tumbuhan atau vegetasi merupakan bagian kajian
ekologi Tumbuhan. Secara garis besar metode analisis dalam ilmu vegetasi dapat
dikelompokkan dalam dua hal yaitu metode destruktif dan metode non-destruktif.
Untuk metode destruktif, dilakukan guna memahami materi organik yang
dihasilkan, sedangkan untuk metode non-destruktif dibedakan menjadi dua
pendekatan yaitu pendekatan floristik dan non-floristik (Syafei, 1990). Dalam
mengkaji suatu vegetasi dapat dilakukan dengan mengamati penampakan luar
atau gambaran umum dari keberadaan vegetasi tersebut tanpa memperhatikan
jenis-jenis tumbuhan yang menyusun vegetasi. Kegiatan yang demikian ini biasa
dikenal sebagai kajian fisiognomi vegetasi non-floristik. Jadi dalam hal ini
pengetahuan mengenai taksonomi dari jenis-jenis tumbuhan penyusun vegetasi
sangat diperlukan, tetapi penggambaran vegetasi dapat didasarkan dari bentuk
hidup (life-form herba, perdu, dan pohon). Disamping itu kajian vegetasi yang
memperhatikan taksonomi jenis-jenis tumbuhan sebagai komponen penyusun
vegetasi adalah kajian floristic (Rohman, 2001).
Metode pendekatan non-floristik merupakan salah satu metode analisis,
vegetasi dengan mengamati penampakan luar atau gambaran umum dari vegetasi
atau tumbuhan dengan tanpa memperhatikan taksonominya (Syafei, 1990). Dalam
metode analisis vegetasi non-floristik setiap karakteristik tumbuhan terbagi
menjadi sifat-sifat yang lebih rinci yang dinyatakan melalui simbol, gambar dan
huruf (Syafei, 1990). Karakteristik dan formasi vegetasi akan berbeda jika berada
pada habitat yang berbeda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan
mikroklimat yang berlaku di suatu habitat tertentu. Oleh karena itu pengukuran
faktor lingkungan penting juga dilakukan untuk mengkaji suatu vegetasi yang
hidup di habitat tertentu. Kekhususan bentang alam sangat mempengaruhi tipe-
tipe vegetasi dia atasnya seperti adanya hutan hujan tropika, savana, praire, kaktus
di padang pasir, dan sebagainya (Syafei, 1990). Karakteristik bentang alam juga
mempengaruhi bentuk hidup yang berbeda.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa dapat menerapkan cara mengkaji vegetasi dengan
menggunakan metode non-floristik.
2. Agar mahasiswa dapat menerapkan analisis vegetasi dengan menggunakan
metode non-floristik.
C. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
sebagai berikut:
1. Alat
- Roll meter
- Kompas bidik
- Gunting
- Bendera
- Kuadran
- Alat tulis
- Data pengamatan
2. Bahan
- Tali rafia
- Plastik
- Jenis tanaman yang terdapat dimasing-masing kuadran
D. Prosedur Kerja
Adapun langkah/ prosedur kerja yang kami lakukan pada kegiatan
praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1 Membuat garis lurus sejajar dengan garis pantai sepanjang 500 m
2Berdasarkan garis tersebut, membuat garis transek menuju arah daratan dan masuk ke hutan sepanjang 10 m sebanyak 25 plot
3 Masing-masing garis transek dibuat petak cuplikan /amatan dengan metode kuadrat
4 Pada setiap petak cuplikan dicatat penampakan setiap tumbuhan
5 Pada setiap petak cuplikan dicatat penampakan setiap tumbuhan
6 Mencatat data yang deperoleh.
E. Data
1. Stasiun 5 (Kelompok 5)
Tabel 1. Hasil Pengamatan Metode Non-Floristik pada Stasiun 5
Plot ke- No Nama spesies Rumus Jumlah
1 1.
2.
Barringtonia asiatica
Oplismenus sp.
T,2,I,D,B,X,T
H,6,B,Z,E,G,L
2
5
2 1. Barringtonia asiatica T,2,I,D,B,X,T 1
3 1.
2.
Oplismenus sp.
Hibiscus tiliaceus
H,6,B,Z,E,G,L
T,4,B,D,B,X,L
10
1
4 1.
2.
Barringtonia asiatica
Callopium ilopilum
T,2,I,D,B,X,T
H,6,B,E,B,F,L
3
3
5 1.
2.
3.
4.
5.
Callopium ilopilum
Tabernaemontana pandacaculi
Hibiscus tiliaceus
Allopilus cobe
Tabernaemontana pandacaculi
H,6,B,E,B,F,L
H,6,B,E,B,X,L
T,4,B,D,B,X,L
T,4,B,E,M,X,L
T,2,B,E,B,X,L
1
2
1
1
1
6 1.
2.
3.
4.
Tabernaemontana pandacaculi
Hibiscus tiliaceus
Hermandia peltata
Pongania epinata
H,6,B,E,B,X,L
T,4,B,D,B,X,L
H,6,I,E,B,X,L
T,2,B,E,V,L
1
1
10
1
7 1.
2.
3.
Tabernaemontana pandacaculi
Pongania epinata
Tabernaemontana pandacaculi
H,6,B,E,B,X,L
T,2,B,E,V,L
T,2,B,E,B,X,L
10
1
5
8 1.
2.
3.
4.
Pongania epinata
Tabernaemontana pandacaculi
Callopium ilopilum
Leea angulata
T,4,B,E,V,L
H,6,B,E,B,X,L
H,6,B,E,B,F,L
H,6,B,E,M,X,L
1
2
4
4
9 1.
2.
3.
Callopium ilopilum
Hibiscus tiliaceus
Allopilus cobe
H,6,B,E,B,F,L
T,4,B,D,B,X,L
H,6,B,E,M,X,L
3
1
1
10 1.
2.
3.
Callopium ilopilum
Hibiscus tiliaceus
Allopilus cobe
H,6,B,E,B,F,L
T,4,B,D,B,X,L
H,6,B,E,M,X,L
3
1
1
11 1.
2.
3.
4.
Tabernaemontana pandacaculi
Callopium ilopilum
Leea angulata
Hibiscus tiliaceus
T,2,B,E,B,X,L
H,6,B,E,B,F,L
H,6,B,E,M,X,L
T,4,B,D,B,X,L
1
7
1
1
12 1.
2.
Tabernaemontana pandacaculi
Callopium ilopilum
T,2,B,E,B,X,L
H,6,B,E,B,F,L
6
22
13 1.
2.
3.
Tabernaemontana pandacaculi
Tabernaemontana pandacaculi
Callopium ilopilum
T,2,B,E,B,X,L
H,6,B,E,B,X,L
H,6,B,E,B,F,L
5
20
4
14 1. Callopium ilopilum H,6,B,E,B,F,L 5
15 1.
2.
Callopium ilopilum
Leea angulata
H,6,B,E,B,F,L
H,6,B,E,M,X,L
7
2
16 1.
2.
3.
Piper coceba
Firus sephca
Ficus hispida
H,6,B,E,B,Z,L
T,4,B,D,B,X,L
H,6,B,E,B,Z,L
1
1
2
17 1.
2.
Tabernaemontana pandacaculi
Callopium ilopilum
T,4,B,E,B,X,L
T,4,B,E,B,F,L
1
2
18 1.
2.
Tabernaemontana pandacaculi
Callopium ilopilum
T,4,B,E,B,X,L
T,4,B,E,B,F,L
2
2
19 1.
2.
Tabernaemontana pandacaculi
Callopium ilopilum
T,4,B,E,B,X,L
T,4,B,E,B,F,L
4
2
20 1.
2.
Tabernaemontana pandacaculi
Striplus aster
H,6,B,E,B,X,L
S,6,B,E,M,Z,L
5
2
21 1.
2.
Turnera subulata
Pipper cobeba
S,6,P,E,M,Z,L
H,6,P,E,M,Z,L
4
2
22 1.
2.
3.
Tabernaemontana pandacaculi
Tabernaemontana pandacaculi
Pipper cobeba
S,4,B,E,B,X,L
T,2,B,E,B,X,L
H,6,P,E,M,Z,L
11
1
10
23 1.
2.
Pongania epinata
Tabernaemontana pandacaculi
T,4,B,E,V,L
S,4,B,E,B,X,L
1
10
24 1. Tabernaemontana pandacaculi S,4,B,E,B,X,L 10
25 1.
2.
Tabernaemontana pandacaculi
Tabernaemontana pandacaculi
S,4,B,E,B,X,L
T,2,B,E,B,X,L
10
5
2. Stasiun 6 (Kelompok 6)
Tabel 2. Hasil Pengamatan Metode Non-Floristik pada Stasiun 6
Plot ke- No Nama spesies Rumus Jumlah
1 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Scaifola takada
Tabernaimuntana pandacacui
Alopilus cobe
Poaceae sp. 1
Poaceae sp. 2
Spinifex ilicifolius
Baringtonia aciatica
SL20BEMX
SL10BEMZ
SL25BEBX
HLPEGZ
HL5PEGZ
HL10PEGX
TL7BEBX
22
8
2
80
90
75
8
2 1.
2.
3.
4.
Poaceae sp. 2
Pandanus tektorius
Scaifola takada
Hibiscus tiliacius
HL5PEGZ
HL15BEGZ
SL2BEMX
ST3BEBZ
85
1
1
1
3 1.
2.
3.
4.
5.
Poaceae sp. 2
Lea angulata
Hernandia peltata
Baringtonia aciatica
Hibiscus tiliaceus
HL5PEGZ
SL3PEMZ
HL25BEBZ
TL3BEBX
ST7BEBZ
1
22
1
2
1
4 1.
2.
3.
Tabernaimuntana pandacacui
Hernandia peltata
Kalopilum inopilum
SL10BEMZ
HLBEBZ
SL20BEMZ
4
1
1
5 1.
2.
3.
4.
Alopilus cobe
Alstonia spestabilis
Hernandia peltata
Scaifola takada
L25BEBX
TL7BEMX
HLBEBZ
SL20BEMX
2
4
15
1
5.
6.
7.
Scaifola takada
Tetrasera scanden
Tabernaimuntana pandacacui
HL5PEGZ
HL10BEMZ
SL10BEMZ
11
1
7
6 1.
2.
3.
4.
Tetrasera scanden
Tabernaimuntana pandacacui
Alstonia spestabilis
Casearia
HL10BEMZ
SL10BEMX
TLBEMX
HL30PEMX
33
1
6
1
7 1.
2.
3.
Alstonia spestabilis
Casearia
Tetrasera scanden
TLBEMX
HL30PEMX
HL10BEMZ
2
2
1
8 1.
2.
3.
4.
Kalopilum inopilum
Vitis
Tabernaimuntana pandacacui
Lea angulata
SL20BEMZ
SL20BEMZ
SL10BEMX
HL15BEMZ
3
1
2
2
9 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Alopilus cabe
Tabernaimuntana pandacacui
Vitis
Casearia
Jamur 1
Jamur 2
SL10BEBX
SL10BEMX
SL20BEMZ
ML2TSQ
ML1PSQ
MLPSQ
3
19
2
2
1
2
10 1.
2.
3.
4.
5.
Alstonia spestabilis
Tabernaimuntana pandacacui
Vitis
Alopilus cabe
Lea angulata
TLBEMX
SLBEMX
SLBEMZ
SLBEBX
SLPEMZ
3
28
2
15
1
11 1.
2.
3.
Alopilus cabe
Spe V
Lea angulata
SLBEBX
SM2BEMX
SLPEMZ
12
1
5
12 1. Tabernaimuntana pandacacui SL10BEMZ 44
13 1.
2.
Tabernaimuntana pandacacui
Alstonia spestabilis
SL10BEMZ
TL10BEMX
28
6
14 1.
2.
3.
Tabernaimuntana pandacacui
Alstonia spestabilis
Vitis
SL10BEMZ
TL10BEMX
SL20BEMZ
9
3
2
15 1. Tabernaimuntana pandacacui SL10BEMZ 20
2.
3.
4.
5.
Vitis
Kalopilum inopilum
Spesies w
Spesies x
SL20BEMZ
SLBEMZ
ML2PSQ
L2PSQ
2
6
17
2
16 1.
2.
Tabernaimuntana pandacacui
Kalopilum inopilum
SL10BEMZ
SL20BEMZ
31
2
17 1.
2.
Lea angulata
Tabernaimuntana pandacacui
HL15BEMZ
SL10BEMZ
1
21
18 1.
2.
Tabernaimuntana pandacacui
Oplousminus Sp
SL10BEMZ
HL2PEG2
17
5
19 1.
2.
3.
4.
5.
Tabernaimuntana pandacacui
Kalopilum inopilum
Poaceae sp. 2
Piper sp
Piper pubeba
SL10BEMZ
SL20BEMZ
HL5PEG2
HL3PEMZ
HL20BEMZ
14
2
9
3
5
20 1.
2.
3.
Tabernaimuntana pandacacui
Clumolaena odorata
Lea angulata
SL10BEMZ
HL20PEMZ
HL15BEMZ
22
1
2
21 1.
2.
3.
4.
Tabernaimuntana pandacacui
Kalopilum inopilum
Clumolaena odorata
Lea angulata
SL10BEMZ
SL20BEMZ
HL20PEMZ
HL15BEMZ
8
2
3
3
22 1.
2.
3.
4.
Turnera subulata
Tabernaimuntana pandacacui
Piper sp
Piper pubeba
HL40BEMZ
SL10BEMZ
HL3PEMZ
HL20BEMZ
5
8
3
8
23 1.
2.
3.
4.
Kalopilum inopilum
Piper pubeba
Tabernaimuntana pandacacui
Vitis
SL20BEMZ
HL20BEMZ
SL10BEMZ
SL20BEMZ
5
7
8
2
24 1.
2.
3.
Piper pubeba
Poaceae sp. 2
Tabernaimuntana pandacacui
HL20BEMZ
HL5PEGZ
SL10BEMZ
54
18
8
4.
5.
Piper sp
Dou yalis capra
ZL3PEMZ
SL50BEMZ
4
1
25 1.
2.
3.
Kloropolia grandiflora
Piper pubela
Akasia
HL20BEMZ
TM11BEMX
79
36
1
3. Stasiun 7 (Kelompok 7)
Tabel 3. Hasil Pengamatan Metode Non-Floristik pada Stasiun 7
Plot ke- No Spesies Rumus Jumlah
1 1. Spinifex ilisifolius H,M,5,C,D,N,Z 7
2 1. Spinifex ilisifolius H,M,5,C,D,N,Z 7
3 1. Scaevola taccada T,L,4,C,E,B,F 1
4 1. Scaevola taccada T,L,4,C,E,B,F 1
5 1. Mosaendah sp. T,L,4,C,E,M,Z 1
6 1.
2.
3.
Leea angulata
Hibiscus tiliaceus
Tabernae montana
H,L,6,B,E,M,Z
T,L,4,C,E,B,X
H,L,6,B,E,M,F
1
1
4
7 1. Scaevola taccada T,L,4,C,E,B,F 1
8 1. Gimnema H,L,6,B,E,M,Z 1
9 1.
2.
Scaevola taccada
Gimnema
T,L,4,C,E,B,F
H,L,6,B,E,M,Z
1
2
10 1.
2.
Hibiscus tiliaceus
Tabernae montana
T,L,4,C,E,B,X
H,L,6,B,E,M,F
4
4
11 1. Gimnema H,L,6,B,E,M,Z 3
12 1.
2.
Leea angulata
Tabernaemontana pandacaculi
H,L,6,B,E,M,Z
T,2,B,E,B,X,L
5
2
13 1.
2.
3.
Hibiscus tiliaceus
Callopium ilopilum
Gimnema
T,L,4,C,E,B,X
H,L,6,B,E,M,X
H,L,6,B,E,M,Z
2
2
2
14 1. Voakanga grandiflora T,L,4,C,E,M,Z 15
15 1.
2.
Tabernaemontana pandacaculi
Voakanga grandiflora
T,2,B,E,B,X,L
T,L,4,C,E,M,Z
2
7
3. Pongamea pinata S,M,5,B,E,B,X 1
16 1.
2.
Voakanga grandiflora
Vitis sp.
T,L,4,C,E,M,Z
H,L,6,B,E,M,X
5
1
17 1.
2.
Voakanga grandiflora
Vitis sp.
T,L,4,C,E,M,Z
H,L,6,B,E,M,X
11
5
18 1.
2.
3.
Voakanga grandiflora
Vitis sp.
Piper sp.
T,L,4,C,E,M,Z
H,L,6,B,E,M,X
H,L,7,B,E,M,X
40
3
3
19 1.
2.
3.
4.
Voakanga grandiflora
Pongamea piñata
Vitis sp.
Piper sp.
T,L,4,C,E,M,Z
S,M,5,B,E,B,X
H,L,6,B,E,M,X
H,L,7,B,E,M,X
6
2
1
2
20 1. Voakanga grandiflora T,L,4,C,E,M,Z 22
21 1.
2.
Voakanga grandiflora
Piper cubeba
T,L,4,C,E,M,Z
H,L,7,B,E,M,X
16
2
22 1.
2.
3.
4.
Leea angulata
Voakanga grandiflora
Piper cubeba
Jamur kayu
H,L,6,B,E,M,Z
T,L,4,C,E,M,Z
H,L,7,B,E,M,X
1
22
1
23
23 1.
2.
3.
4.
Leea angulata
Voakanga grandiflora
Piper sp.
Piper cubeba
H,L,6,B,E,M,Z
T,L,4,C,E,M,Z
H,L,7,B,E,M,X
H,L,7,B,E,M,X
13
27
3
8
24 1.
2.
3.
Leea angulata
Voakanga grandiflora
Piper cubeba
H,L,6,B,E,M,Z
T,L,4,C,E,M,Z
H,L,7,B,E,M,X
2
17
6
25 1.
2.
3.
Leea angulata
Voakanga grandiflora
Vitis sp.
H,L,6,B,E,M,Z
T,L,4,C,E,M,Z
H,L,6,B,E,M,X
10
7
3
4. Stasiun 8 (Kelompok 8)
Tabel 4. Hasil Pengamatan Metode Non-Floristik pada Stasiun 8
Plot ke- No Nama spesies Rumus Jumlah
1 1.
2.
3.
4.
5.
Piper sp
Kalopilum inopilum
Poacee sp. 1
Spinifex iksi folius
Alopilus cobe
TT5BEBX
TT7BEBX
HLPEGZ
HM7IGX
HM7IEGX
11
29
1
40
20
2 1.
2.
Poacee sp. 1
Piper sp
HLPEGZ
TT5BEBX
3
50
3 1.
2.
Piper sp
Poacee sp. 1
TT5CEBX
HLPEGZ
57
3
4 1.
2.
3.
Piper sp
Poacee sp. 1
Voa canga gandiflora
TT5CEBX
HLPEGZ
TT5BEBX
59
1
4
5 1.
2.
3.
4.
Voa canga gandiflora
Poaania pongale
Kalopilum inopilum
Tabernaimuntana pandacacui
TT5BEBX
TT4BEBX
TT7CEBX
TT7BEBX
4
13
28
26
6. 1.
2.
3.
Poaania pongale
Tabernaimuntana pandacacui
Tetrasera scanden
TT2BEBX
TT7BEBX
HL10BEMZ
20
4
9
7. 1.
2.
3.
Tabernaimuntana pandacacui
Voa canga gandiflora
Kalopilum inopilum
TT7BEBX
TT5BEBX
TT7BEBX
6
2
15
8 1.
2.
3.
4.
Tabernaimuntana pandacacui
Voa canga gandiflora
Kalopilum inopilum
Piper sp
TT7BEBX
TT5BEBX
TT7BEBX
HT7BEBX
7
6
17
12
9. 1. Tabernaimuntana pandacacui TT7BEBX 6
2. Poaania pongale TT2BEBX 4
10. 1.
2.
3.
4.
Kalopilum inopilum
Piper sp
Malphingia sp
Vitis
TT7BEBX
HT7EBX
HT7BEBX
SLBEMZ
15
41
3
8
11 1.
2.
3.
Piper sp
Kalopilum inopilum
Vitis
HT7BEBX
TT7EBX
SLBEMZ
29
26
4
12 1.
2.
3.
4.
Vitis
Piper sp
Aphana meyols
Voacanga gandiflora
SLBEMZ
TH7BETX
TT4BEBX
TT5BEBX
2
51
2
3
13 1.
2.
3.
4.
Tabernaimuntana pandacacui
Piper sp
Voacanga gandiflora
Aphana meyols
TT7EBX
TH7BEBX
TT5BEBX
TT4BEBX
21
36
9
2
14 1.
2.
3.
4.
Piper sp
Tabernaimuntana pandacacui
Voacanga gandiflora
Kalopilum inopilum
TH7BEBX
TT7BEBX
TT5BEBX
TT7BEBX
27
12
4
3
15 1.
2.
Tabernaimuntana pandacacui
Aphana meyols
TT7BEBX
TT4BEBX
39
2
16 1.
2.
3.
Alopilus cobe
Tabernaimuntana pandacacui
Aphana meyols
MH7IEGX
TT7BEBX
TT4BEBX
3
15
5
17 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Aphana meyols
Voacanga gandiflora
Tabernaimuntana pandacacui
Piper sp
Piper sp
Vitis
TT4BEBX
TT5BEBX
TT7BEBX
HT7BEBX
HT7BEBX
SLBEMZ
8
31
6
2
32
5
18 1.
2.
3.
Vitis
Voacanga gandiflora
Piper sp
SLBEMZ
TT5BEBX
TH7BEBX
2
44
6
19 1.
2.
Tabernaimuntana pandacacui
Aphana meyols
TT7BEBX
TT4BEBX
10
2
20 1.
2.
3.
Aphana meyols
Voacanga gandiflora
Tabernaimuntana pandacacui
TT4BEBX
TT5BEBX
TT7BEBX
35
4
15
21 1.
2.
Tabernaimuntana pandacacui
Aphana meyols
TT7BEBX
TT5BEBX
6
2
22 1.
2.
3.
Voacanga gandiflora
Tabernaimuntana pandacacui
Piper sp
TT5BEBX
TT7BEBX
TH7BEBX
31
11
5
23 1.
2.
3
Alopilus cobe
Tabernaimuntana pandacacui
Piper sp
MH7IEGX
TT7BEBX
TH7BEBX
2
9
2
24 1.
2.
Vitis
Tabernaimuntana pandacacui
SLBEMZ
TT7BEBX
2
14
25 1.
2.
Vitis
Tabernaimuntana pandacacui
SLBEMZ
TT7BEBX
4
9
F. Analisis Data
Dari hasil pengamatan yang dilakukan di Taman Nasional Alas Purwo
Banyuwangi, yang diambil adalah 25 plot dengan 4 kali ulangan, yaitu 25 plot
untuk masing-masing stasiun (stasiun 5, stasiun 6, stasiun 7, dan stasiun 8).
1. Stasiun 5 (ulangan pertama)
Pada stasiun 5 yang dianggap sebagai ulangan pertama ditemukan
berbagai jenis tumbuhan dengan persebaran yang berdeda-beda.
Pada plot 1 ditemukan 2 spesies Barringtonia asiatica dan 5 spesies Oplismenus
sp..
Pada plot 2 ditemukan 1 spesies Barringtonia asiatica.
Pada plot 3 ditemukan 10 spesies Oplismenus sp., dan 1 spesies Hibiscus
tiliaceus.
Pada plot 4 ditemukan 3 spesies Barringtonia asiatica dan 3 spesies Callopium
ilopilum.
Pada plot 5 ditemukan 1 spesies Callopium ilopilum, 2 spesies Tabernaemontana
pandacaculi, 1 spesies Hibiscus tiliaceus, 1 spesies Allopilus cobe, dan 1 spesies
Tabernaemontana pandacaculi yang berupa herba.
Pada plot 6 ditemukan 1 spesies Tabernaemontana pandacaculi, 1 spesies
Hibiscus tiliaceus, 10 spesies Hermandia peltata, dan 1 spesies Pongania epinata
Pada plot 7 ditemukan 10 spesies Tabernaemontana pandacaculi, 1 spesies
Pongania epinata, dan 5 spesies Tabernaemontana pandacaculi yang berupa
pohon.
Pada plot 8 ditemukan 1 spesies Pongania epinata, 2 spesies Tabernaemontana
pandacaculi, 4 spesies Callopium ilopilum, dan 4 spesies Lea angulata.
Pada plot 9 ditemukan Callopium ilopilum, Hibiscus tiliaceus dan Allopilus cobe.
Pada plot 10 ditemukan Callopium ilopilum, Hibiscus tiliaceus, dan Allopilus
cobe.
Pada plot 11 ditemukan Tabernaemontana pandacaculi, Callopium ilopilum,
Leea angulata dan Hibiscus tiliaceus.
Pada plot 12 ditemukan Tabernaemontana pandacaculi dan Callopium ilopilum.
Pada plot 13 ditemukan Tabernaemontana pandacaculi dan Callopium ilopilum.
Pada plot 14 terdapat Callopium ilopilum.
Pada plot 15 ditemukan Callopium ilopilum dan Leea angulata.
Pada plot 16 ditemukan Piper coceba, Firus sephca dan Ficus hispida.
Plot 17 sampai 25 analisisnya dijadikan satu pada stasiun 8 (ulangan kedua).
2. Stasiun 6 (ulangan kedua)
Selanjutnya data pengamatan yang dihasilkan dari stasiun 6 yang dianggap
sebagai ulangan kedua juga menunjukkan persebaran yang berbeda-beda.
Pada plot 1 diperoleh 7 spesies Spinifex ilisifolius.
Pada plot 2 juga menunjukkan data yang sama dengan pada plot 1, yaitu
diperoleh 7 spesies Spinifex ilisifolius.
Pada plot 3 diperoleh 1 spesies Scaevola taccada.
Pada plot 4 juga diperoleh data yang sama seperti pada plot 3 yaitu ditemukan 1
spesies Scaevola taccada.
Pada plot 5 ditemukan 1 spesies Mosaendah sp..
Pada plot 6 ditemukan 1 spesies Leea angulata, 1 spesies Hibiscus tiliaceus, dan
4 spesies Tabernae Montana.
Pada plot 7 diperoleh 1 spesies Scaevola taccada.
Pada plot 8 diperoleh 1 spesies Gimnema.
Pada plot 9 ditemukan Scaevola taccada dan Gimnema.
Pada plot 10 ditemukan Hibiscus tiliaceus dan Tabernae montana.
Pada plot 11ditemukan Gimnema.
Pada plot 12 ditemukan Leea angulata dan Tabernaemontana pandacaculi.
Pada plot 13 ditemukan Hibiscus tiliaceus, Callopium ilopilum dan Gimnema.
Pada plot 14 ditemukan Voakanga grandiflora.
Pada plot 15 ditemukan Tabernaemontana pandacaculi, Voakanga grandiflora
dan Pongamea pinata.
Pada plot 16 ditemukan Voakanga grandiflora dan Vitis sp.
Plot 17 sampai 25 analisisnya dijadikan satu pada stasiun 8 (ulangan kedua).
3. Stasiun 7 (ulangan ketiga)
Sama seperti pada stasiun-stasiun sebelumnya (stasiun 5 dan stasiun 6),
pada stasiun 7 yang dianggap sebagai ulangan ketiga juga menunjukkan
persebaran jenis-jenis tumbuhan yang beranekaragam.
Pada plot 1 diperoleh 22 spesies Scaifola takada, 8 spesies Tabernaimuntana
pandacacui, 2 spesies Alopilus cobe, 80 spesies Poaceae sp. 1, 90 spesies
Poaceae sp. 2, 75 spesies Spinifex ilicifolius, 8 spesies Baringtonia aciatica.
Pada plot 2 diperoleh 85 spesies Poaceae sp. 2, 1 spesies Pandanus tektorius,
satu spesies Scaifola takada, dan 1 spesies Hibiscus tiliacius.
Pada plot 3 diperoleh 1 spesies Poaceae sp. 2, 22 spesies Lea angulata,satu
spesies Hernandia peltata, 2 spesies Baringtonia aciatica, dan 1 spesies Hibiscus
tiliaceus.
Pada plot 4 ditemukan 4 spesies Tabernaimuntana pandacacui, 1 spesies
Hernandia peltata, dan 1 spesies Kalopilum inopilum.
Pada plot 5 ditemukan 2 spesies Alopilus cobe, 4 spesies Alstonia spestabilis, 15
spesies Hernandia peltata, dan 1 spesies Scaifola takada pohon dan 11 spesies
Scaifola takada herba, 1 spesies Tetrasera scanden, serta 7 spesies
Tabernaimuntana pandacacui.
Pada plot 6 ditemukan 33 spesies Tetrasera scanden, 1 spesies Tabernaimuntana
pandacacui, 6 spesies Alstonia spestabilis, dan 1 spesies Casearia.
Pada plot 7 ditemukan 2 spesies Alstonia spestabilis, 2 spesies Casearia, dan 1
spesies Tetrasera scanden.
Pada plot 8 ditemukan 3 spesies Kalopilum inopilum, 1 spesies Vitis, 2 spesies
Tabernaimuntana pandacacui, dan 2 spesies Lea angulata.
Pada plot 9 ditemukan Alopilus cabe, Tabernaimuntana pandacacui, Vitis, Casearia.
Dalam plot ini juga ditemukan Jamur 1 dan Jamur 2.
Pada plot 10 ditemukan Alstonia spestabilis, Alopilus cabe, Tabernaimuntana
pandacacui, Vitis,dan Lea angulata.
Pada plot 11 ditemukan Alopilus cabe, Lea angulata dan Spe V yang belum
teridentifikasi.
Pada plot 12 ditemukan Tabernaimuntana pandacacui.
Pada plot 13 ditemukan Tabernaimuntana pandacacui dan Alstonia spestabilis.
Pada plot 14 Tabernaimuntana pandacacui, Alstonia spestabilis dan Vitis.
Pada plot 15 ditemukan Tabernaimuntana pandacacui, Vitis, Kalopilum inopilum, dan
spesies w dan spesies x yang belum teridentifikasi.
Pada plot 16 ditemukan Tabernaimuntana pandacacui dan Kalopilum inopilum.
Plot 17 sampai 25 analisisnya dijadikan satu pada stasiun 8 (ulangan kedua).
4. Stasiun 8 (ulangan keempat)
Pada stasiun 8 yang merupakan ulangan keempat juga menunjukkan
persebaran tumbuhan yang berbeda-beda sama seperti pada stasiun-stasiun
sebelumny
Pada plot 1 terdapat 11 Piper sp., sebanyak 29 spesies Kalopilum inopilum, 1
spesies Poaceae sp 1, 40 spesies Spinex iksi folius, dan sebanyal 20 spesies
Alopilus cobe.
Pada plot 2 ditemukan tumbuhan 3 spesies Poaceae sp 1, dan sebanyak 50
spesies Piper sp.
Pada plot 3 juga ditemukan tumbuhan yang sama seperti pada plot sebelumnya
yaitu plot 2, ditemukan tumbuhan 3 spesies Poaceae sp 1, dan sebanyak 75
spesies Piper sp.
Pada plot 4 terdapat Piper sp. sebanyak 59 spesies, Poacecae sp. 1 satu spesies,
Voacanga gandiflora sebanyak 4 spesies.
Pada plot 5 terdapat kelima Voacanga gandiflora terdapat 4 spesies, Poaania
pongale sebanyak 13 spesies, Kalopilum inopilum sebanyak 28 spesies,
Tabernaimuntana pandacacui terdapat 26 spesies.
Pada plot 6 terdapat Poaania pongale sebanyak 20 spesies, Tabernaimuntana
pandacacui sebanyak 4 spesies, Tetrasera scanden sebanyak 9 spesies.
Pada plot 7 terdapat Tabernamuntana pandacacui sebanyak 6 spesies, Voacanga
gandiflora 2 spesies dan Kalopilum inopilum sebanytak 15 spesies.
Pada plot 8 terdapat Tabernaimuntana pandacacui sebanyak 7 spesies, Voacanga
gandiflora sebanyak 6 spesies, Kalopilum inopilum sebanyak 17 spesies, dan
Piper sp. sebanyak 12 spesies.
Pada plot 9 ditemukan Tabernaimuntana pandacacui, dan Poaania pongale.
Pada plot 10 ditemukan Kalopilum inopilum, Piper sp, Malphingia sp dan Vitis.
Pada plot 11 ditemukan Piper sp, Kalopilum inopilum, dan Vitis.
Pada plot 12 ditemukan Vitis, Piper sp, Aphana meyo,s dan Voacanga gandiflora.
Pada plot 13 ditemukan Tabernaimuntana pandacacui, Piper sp, Voacanga gandiflora,
dan Aphana meyols.
Pada plot 14 ditemukan Piper sp, Tabernaimuntana pandacacui, Voacanga gandiflora,
dan Kalopilum inopilum.
Pada plot 15 ditemukan Tabernaimuntana pandacacui, dan Aphana meyols.
Pada plot 16 ditemukan Alopilus cobe, Tabernaimuntana pandacacui, dan Aphana
meyols.
Pada plot 17 ditemukan berbagai jenis tumbuhan antara lain Calophylum
inophylum : tumbuhan ini merupakan pohon tinggi berkayu dengan tinggi 2-8
meter. Penutupannya diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang selalu hijau,
memiliki bentuk dan ukuran daun medium (kecil) dengan tekstur daun
selerophylle. Tabernae Montana pandacaque : tumbuhan ini merupakan pohon
berkayu dengan ketinggian 8-10 meter. Penutupannya diskontinyu yaitu kurang
dari 60% yang daunnya selalu hijau, memiliki bentuk dan ukuran daun medium
atau kecil dengan tekstur seperti membrane. Lea angulata tumbuhan ini
merupakan herba dengan ketinggian 0,0-0,1 meter. Penutupannya sangat jarang
yang daunnya selalu hijau, memiliki bentuk dan ukuran daun medium atau kecil
dengan tekstur seperti membrane. Voakanga grandiflora : tumbuhan ini
merupakan pohon tinggi berkayu dengan ukuran rendah. tinggi 2-4 meter.
Penutupannya kontinyu yaitu lebih dari 60% yang selalu hijau, memiliki bentuk
dan ukuran daun medium(kecil) dengan tekstur daun seperti membran. Vitis sp.:
tumbuhan ini merupakan herba dengan ketinggian 0,1-0,5 meter. Penutupannya
diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang daunnya selalu hijau, memiliki bentuk
dan ukuran daun medium atau kecil dengan tekstur seperti membrane.
Pada plot 18 ditemukan beberapa spesies, antara lain Calophylum inophylum :
tumbuhan ini merupakan pohon tinggi berkayu dengan tinggi 2-8 meter.
Penutupannya diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang selalu hijau, memiliki
bentuk dan ukuran daun medium(kecil) dengan tekstur daun selerophylle.
Tabernae Montana pandacaque : tumbuhan ini merupakan pohon berkayu dengan
ketinggian 8-10 meter. Penutupannya diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang
daunnya selalu hijau, memiliki bentuk dan ukuran daun medium atau kecil dengan
tekstur seperti membrane. Selain itu pada plot ini ditemukan juga Voakanga
grandiflora, Vitis sp, Piper sp.
Pada plot 19 ditemukan beberapa tumbuhan antara lain Calophylum
inophylum :tumbuhan ini merupakan pohon tinggi berkayu dengan tinggi 2-8
meter. Penutupannya diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang selalu hijau,
memiliki bentuk dan ukuran daun medium(kecil) dengan tekstur daun
selerophylle. Tabernae Montana pandacaque : tumbuhan ini merupakan pohon
berkayu dengan ketinggian 8-10 meter. Penutupannya diskontinyu yaitu kurang
dari 60% yang daunnya selalu hijau, memiliki bentuk dan ukuran daun medium
atau kecil dengan tekstur seperti membrane. v Voakanga grandiflora. Selain itu
ditemukan juga spesies berupa Pongamea piñata Vitis sp Piper sp.
Tabernaimuntana pandacacui, Kalopilum inopilum, Poaceae sp., Piper sp, Piper
pubeba
Pada plot 20 ditemukan spesies berupa Calophylum inophylum: tumbuhan ini
merupakan pohon tinggi berkayu dengan tinggi 2-8 meter. Penutupannya
diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang selalu hijau, memiliki bentuk dan ukuran
daun medium(kecil) dengan tekstur daun selerophylle. Striplus aster: tumbuhan
ini merupakan perdu dengan tinggi 0,1-0,5 meter. Penutupannya sangat jarang
yang selalu hijau, memiliki bentuk dan ukuran daun medium(kecil) dengan tekstur
daun seperti membran. Selain itu juga ditemukan spesies berupa Voakanga
grandiflora, Tabernaimuntana pandacacui, Clumolaena odorata, Lea angulata.
Pada plot 21 ditemukan spesies berupa : Turnera subulata: tumbuhan ini
merupakan perdu dengan tinggi 0,1-0,5 meter. Penutupannya berkelompok yang
selalu hijau, memiliki bentuk dan ukuran daun medium(kecil) dengan tekstur daun
seperti membran. Pipper cobeba: tumbuhan ini merupakan herba dengan tinggi
0,1-0,5 meter. Penutupannya berkelompok yang selalu hijau, memiliki bentuk dan
ukuran daun medium(kecil) dengan tekstur daun seperti membran. Ditemukan
juga Voakanga grandiflora, Kalopilum inopilum, Clumolaena odorata, Lea
angulata.
Pada plot 22 ditemukan spesies dengan spesifikasi yaitu: Tabernae Montana
pandacaque tumbuhan ini merupakan pohon berkayu dengan ketinggian 8-10
meter. Penutupannya diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang daunnya selalu
hijau, memiliki bentuk dan ukuran daun medium atau kecil dengan tekstur seperti
membrane. Pipper obeba :tumbuhan ini merupakan herba dengan tinggi 0,1-0,5
meter. Penutupannya berkelompok yang selalu hijau, memiliki bentuk dan ukuran
daun medium(kecil) dengan tekstur daun seperti membran. Ditemukan juga Leea
angulata, Voakanga grandiflora, Piper cubeba.
Pada plot 23 ditemukan berupa: Tabernae Montana pandacaque tumbuhan ini
merupakan pohon berkayu dengan ketinggian 8-10 meter. Penutupannya
diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang daunnya selalu hijau, memiliki bentuk
dan ukuran daun medium atau kecil dengan tekstur seperti membrane. Pongania
epinata: tumbuhan ini merupakan pohon berkayu dengan ketinggian 2-4 meter.
Penutupannya sangat jarang yang daunnya selalu hijau, memiliki bentuk dan
ukuran daun majemuk atau kecil dengan tekstur sclerophilicus. Ditemukan juga
tumbuhan yaitu: Leea angulata, Voakanga grandiflora, Piper sp., Piper cubeba,
Kalopilum inopilum.
Pada plot 24 ditemukan spesies berupa: Tabernae Montana pandacaque
tumbuhan ini merupakan pohon berkayu dengan ketinggian 8-10 meter.
Penutupannya diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang daunnya selalu hijau,
memiliki bentuk dan ukuran daun medium atau kecil dengan tekstur seperti
membrane. Selain itu ditemukan juga Leea angulata, Voakanga grandiflora,
Piper cubeba.
Pada plot 25 ditemukan juga spesies berupa: Tabernae Montana pandacaque
tumbuhan ini merupakan pohon berkayu dengan ketinggian 8-10 meter.
Penutupannya diskontinyu yaitu kurang dari 60% yang daunnya selalu hijau,
memiliki bentuk dan ukuran daun medium atau kecil dengan tekstur seperti
membrane. Pada plot ini ditemukan juga spesies berupa Leea angulata, Voakanga
grandiflora, Vitis sp.
G. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di alas purwo dengan
menggunakan metode kuadran 5x5 dapat disimpulkan bahwa vegetasi tumbuhan
dari tepi pantai sampai masuk ke dalam hutan didominasi oleh tumbuhan herba
yang stratifikasinya ............... pengkoveran tumbuhan ini rata-rata kontinyu dan
menurut analisis secara kuantitatif, tumbuhan-tumbuhan yang terdapat di alas
purwo vegetasinya didominasi oleh tumbuhan yang selalu hijau dan memiliki
bentuk daun dan ukuran daun medium serta tekstur yang tipis seperti film.
Menurut Syafei (1990) menyatakan bahwa suatu tumbuhan dapat diklasifikasikan
berdasarkan jenis tertentu, dapat berupa herba, semak, pohon dan perdu
tergantung dari penutupan tumbuhan yang ada pada vegetrasi tersebut.
Penyusun vegetasi ke dua pada alas purwo adalah tumbuhan pohon
berkayu dengan stratifikasi yang tervariasi yaitu antara 10 sampai 25, 0,1-0,5m, 2-
4m, 0-0,1m, 0,5-2m serta memiliki daun yang selalu menghijau sepanjang tahun
dengan bentuk dan ukuran daun medium, tekstur daun tumbuhan yanng
menyususn vegetasi tersebut adalah tipis seperti membrana. Pengkoveran
tumbuhan berkayu pada plot-plot yang ditentukan ini sangat jarang, tidak seperti
tumbuhan herba.
Menurut Rasosoedasmo (1986), dalam suatu ekosistem tiap bentuk hidup
memiliki karakteristik dan kepentingan tertentu atau khusus sehingga dapat terjadi
adaptasi dari suatu jenis tertentu di lingkungan tersebut. Selain karena faktor-
faktor lingkungan vegetasi yang ada dipengaruhi juga oleh perubahan yang secara
tidak menyeluruh oleh manusia, hewan, bahkan bencana alam. Selain itu Eurusie
(1990) menyatakan bahwa pembentukan suatu tempat dari tumbuhan juga
dipengaruhi oleh angin pada daerah tersebut yang mampu membentuk tumbuhan
dengan bermacam-macam bentuk, seperti herba, semak, pohon, perdu, dll. Angin
sangat berperan dalam proses reproduksi tumbuhan yaitu sebagai alat
penyerbukan atau fektor. Selain itu angin juga membantu pemencaran biji.
Pemencaran biji ini juga dibantu oleh hewan-hewan lain misalnya burung.
Vegetasi yang kami analisis secara kuantitatif tumbuhan tersebut daun
yang seslalu hijau dan berukuran medium, dalam Syafei (1990) bahwa variasi
lingkungan akan membantu suatu gambaran dalam suatu ekosistem tumbuhan,
misalnya stratifikasi suatu tumbuhan akan memberikan perbedaan radiasi dalam
penerimaan suatu faktor lingkungan seperti suhu, permukaan tanah akan berbeda
dengan suhu di udara. Dengan adanya perbedaan ini maka Syafei (1990)
mengemuikakan bahwa adanya hukum toleransi sherfold yang menyatakan bahwa
setiap faktor lingkungan mempunyai kondisi minimum dan maksismum yang
mampu mempengaruhi keadaan tumbuhan.
Dari data ynag diperoleh terdapat perbedaan-[erbedaan tumbuhan. Ada
yang berupa herba, ada juga yang berupa pohon. Menurut Winarno (1997)
menyatakan bahwa faktor lingkungan seperti udara, kelembaban dan juga
makhluk hidup saling memiliki ketergantungan dalam sebuah ekosistem sehingga
tidak ada yang dapat mengubahnya. Jadi kesemua bentuk dalam vegetasi itu akan
saling melakukan interaksi. Sedangkan bentukan profil yang berbeda tersebut
merupakan kenampakan dari bagaimana lingkungan beserta semua yang ada di
sana dapat hidup pada liunmgkungan tersebut yang semua keadaannya tidak dapat
lepas dari faktor lingkunga yang mempengaruhinya dalam keadaan atau kondisi
maksimum dan minimum.
H. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kali ini hasil analisis vegetasi dengan
menggunakan metode non-floristik menurut system klasifikasi yang diberikan
oleh Dansereu (1958) dapat diketahui bahwa vegetasi tumbuhan di Alas Purwa
didominasi oleh tumbuhan pohon tinggi berkayu, stratifikasi lebih dari 0,5-2
meter, coverage diskontinyu yaitu kurang dari 60%, berdaun luruh, daun
berbentuk dan berukuran daun lebar dan besar, serta memilikia daun yang
bertekstur seperti membrane.
I. Daftar Pustaka
Eurusi, J, Yanen. 1990. Pengantar ekologi tumbuhan . tropika. Bandung: ITB.Rohman, Fatchur. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Malang :
FMIPA UM.Rasosoedarmo, R. Soedarman. 1986. Pengantar ekologi. Cv remaja karya ‘
BandungSyafei, E. Surasana. 1990. Pengantar ekologi tumbuhan. Bandung. ITB.Winarno R. dkk. 1997 . lingkungan hidup aba. Malang : YAB Malang.
Recommended