View
524
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
LAPORAN KEGIATAN INDIVIDU
PEMANFAATAN MAJALAH DINDING SEBAGAI
SUMBER INFORMASI DI SMA SENTOSA BHAKTI
(STUDI KASUS DI SMA SENTOSA BHAKTI BATURAJA)
Diajukan Sebagai Laporan Individu pada Kegiatan PPLK
OLEH
DEVI PURWANINGSIH
NPM. 0822224
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BATURAJA
2012
LAPORAN KEGIATAN INDIVIDU
PEMANFAATAN MAJALAH DINDING SEBAGAI SUMBER
INFORMASI DI SMA SENTOSA BHAKTI
(STUDI KASUS DI SMA SENTOSA BHAKTI BATURAJA)
OLEH
DEVI PURWANINGSIH
NPM. 0822224
Diterima sebagai Salah Satu Bukti telah Mengikuti
Program Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK)
Disahkan pada tanggal Januari 2012
Ketua UPT PPLK,
Rita Nilawijaya, S.S.
Kepala Sekolah SMA Sentosa Bhakti,
Dra. Erlina Bachtiar
Mengetahui
Dekan FKIP
Elfiana, M.Pd.
LAPORAN KEGIATAN INDIVIDU
PEMANFAATAN MAJALAH DINDING SEBAGAI SUMBER
INFORMASI DI SMA SENTOSA BHAKTI
(STUDI KASUS DI SMA SENTOSA BHAKTI)
OLEH
DEVI PURWANINGSIH
NPM. 0822224
Diterima sebagai salah satu bukti telah Mengikuti
Program Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK)
Baturaja, Januari 2012
Mengesahkan
Supervisor I,
Darningwati, M.Pd.
Supervisor II,
Mila Arizah, S.Pd.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
mengumpulkan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat melaksanakan
kegiatan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK) di SMA Sentosa
Bhakti dengan baik dan dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini pada waktu
yang ditentukan.
Laporan ini berisi tentang gambaran pelaksanaan program kerja penulis
dalam rangka pelaksanaan PPLK di SMA Sentosa Bhakti. Pada kesempatan ini
juga penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ahmad Firmansyah, S.Pd. Selaku guru pamong Program Studi
Teknologi Pendidikan, yang telah banyak membantu memberikan pengarahan
dan masukan dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Mugiasih, S.Si. Selaku kepala pamong mahasiswa PPLK di SMA
Sentosa Bhakti yang telah banyak membimbing penulis dalam pelaksanaan
kegiatan PPLK di SMA Sentosa Bhakti.
3. Dra. Erlina Bachtiar selaku Kepala SMA Sentosa Bhakti yang telah
menerima penulis untuk melakukan kegiatan PPLK di SMA Sentosa Bhakti
4. Darningwati, M.Pd. Selaku supervisor I yang banyak memberi
bimbingan dan pengarahan kepada penulis baik dalam pelaksanaan PPLK
maupun dalam penulisan laporan.
5. Mila Arizah, S.Pd. Selaku supervisor II yang banyak memberi
bimbingan dan pengarahan kepada penulis baik dalam pelaksanaan PPLK
maupun dalam penulisan laporan.
6. Elfiana, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
yang telah yang telah memberi kesempatan sehingga kegiatan PPLK ini dapat
terlaksana.
7. Munajat, SP.M.Si. Selaku Rektor Universitas Baturaja yang telah
memberikan kesempatan sehingga kegiatan PPLK dapat terlaksana.
8. Siswa-siswi kelas X, XI, XII yang telah membantu penulis dalam
melaksakan proses mengajar, terutama kelas Xa s.d. Xf.
9. Dewan guru, staf tata usaha, staf perpustakaan, staf koperasi yang telah
ikut membantu dalam pelaksanaan PPLK ini.
10. Rekan-rekan sesama mahasiswa PPLK di SMA Sentosa Bhakti
11. Kepada orang tua, saudaraku, serta teman-temanku dan semua pihak
yang telah memberikan bantuan baik material dan moral sehingga laporan
dapat diselesaikan.
Penulis berharap laporan ini dapat menjadi salah satu masukan bagi
penyelenggaraan PPLK maupun bagi lembaga tempat pelaksanaan PPLK dalam
menentukan kebijakasanaan berkenaan dengan pelaksanaan PPLK di masa yang
akan datang. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan laporan di masa yang akan
datang.
DAFTAR ISI
JUDUL…..…………………………...………………..……………............
LEMBAR PENGESAHAN...………………..……….……………............
KATA PENGANTAR...…………….………………………………...........
DAFTAR ISI………...………..…………………………………………….
DAFTAR TABEL..………………………………………………………...
DAFTAR LAMPIRAN..……….…………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………............
B. Rumusan Masalah…………………………………………………..
C. Tujuan Laporan...……………………………………………............
D. Manfaat Laporan...…………………………………………………..
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Majalah Dinding…………….…….…...……………….
B. Pengertian Informasi…………………………………......................
C. Bagan Organisasi Majalah Dinding…………….……..……………
D. Perencanaan Redaksi…...…..………………………………………
E. Jadwal Terbit……………………………………………………….
F. Manfaat Majalah Dinding…………………………………………..
G. Langkah-Langkah Pemanfaatan Majalah Dinding………………….
H. Majalah Dinding SMA Sentosa Bhakti……………………………..
BAB III PEMBAHASAN
A. Persiapan Pelaksanaan Program…………….…………….................
B. Pelaksanaan Kegiatan..………………………………....……………
C. Faktor Penghambat dan Pendukung Majalah Dinding………………
i
ii
iv
vi
viii
ix
1
3
4
4
6
9
12
13
14
15
19
21
23
25
26
D. Solusi………………………………………………………………..
E. Hasil Kegiatan………………………………………………………
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………...…………………………………...
LAMPIRAN……………………………………………………………….
27
30
31
31
33
34
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Persiapan Pelaksanaan Program……………..…………………..
Tabel 2. Pelaksanaan Program……….…………………............................
24
26
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Keterangan Telah Melaksanakan PPLK………………………...
2. Struktur Pamong………………………………………………………
3. Struktur Organisasi Mahasiswa PPLK………………………………...
4. Daftar Piket……………………………………………………………
5. Absen-Absen………...………………………………………………...
6. Catatan Harian…………………………………………………………
7. Foto Kegiatan………………………………………………………….
34
35
36
37
38
60
73
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Majalah secara sederhana dinding sekolah secara sederhana dapat
diartikan sebagai salah satu sarana bagi siswa-siswi atau guru untuk menyalurkan
bakat opini tentang suatu masalah yang lagi trend, informasi mengenai
perkembangan dan minat di bidang tulis menulis. Isinya bisa berupa berita seputar
sekolah, teknologi, dan lain-lain yang merupakan hasil kreasi pengelolahnya.
Melalui majalah dinding, siswa atau guru dapat mengaktualisasikan dirinya, tentu
melalui hasil karya sastra sesuai kebutuhan majalah dinding tersebut. Majalah
dinding sebagai sarana komunikasi membutuhkan pengelolan yang baik, sehingga
pesan yang disampaikan bisa mencapai sasaran sebagaiman yamg di inginkan
pengelolanya. Pengelolaan yang baik itu mencakup dua hal yakni manajemen
organisasi dan manajemen.
Mading atau yang biasa diakronimkan majalah dinding adalah salah satu
jenis komunikasi massa tulis yang paling sederhana. Disebut majalah dinding
karena prinsip dasar majalah terasa dominan di dalamnya, sementara itu
penyajiannya biasanya dipampang pada dinding atau sejenisnya (Nursito,1999:1)
Majalah dinding merupakan salah satu wujud keterampilan menulis.
Menurut Supriyanto (dalam Saliwangi, 1992:2) majalah dinding sangat mungkin
diselenggarakankarena merupakan salah satu bentuk majalah sekolah yang
sederhana dengan biaya yang murah sehingga lebih mungkin dilaksanakan di
mana saja . Dalam hal ini majalah dinding bukanlah hal yang baru dan asing
dalam dunia persekolahan. Kehadirannya di sekolah bukan saja disikapi sebagai
pelengkap fasilitas semata, tetapi juga telah menjadi kebutuhan dalam merekayasa
siswa, baik yang berkaitan dengan program kurikulum kurikuler maupun
kokurikuler (Widodo, 1992:1). Majalah dinding memiliki peran yang cukup tinggi
dalam upaya pembinaan dan pembentukan siswa, baik dalam aspek pengetahuan,
kemampuan/keterampilan, bakat dan minat maupun sikap. Peranan majalah
dinding yang tampak pokok sebagai salah satu fasilitas kegiatan siswa secara
fisikal dan faktual serta memiliki sejumlah fungsi, yaitu : (1) informatif, (2)
komunikatif (3) rekreatif, (4) kreatif (Widodo, 1992:1)
Majalah dinding pada hakekatnya merupakan miniatur sebuah koran dari
segi perwajahan dan isinya. Satu rentang perwajahan majalah dinding harus
mencerminkan sosok halaman muka sebuah koran ditambah dengan berbagai isi
atau rubrik yang ditampilkan dan dikehendaki. Oleh karena wajah halaman muka
merupakan kemasan dari keseluruhan koran, maka pembuatan halaman muka
harus memiliki kriteria tertentu. Antara lain menarik, otonom, karkateristik, dan
menggungah minat pembaca. Hal ini perlu diperhatikan karena pada umumnya
sebelum melihat pada isi, orang lebih suka melihat kemasannya terlebih dahulu.
Untuk mencapai perwajahan tersebut, maka setidaknya unsur-unsur balansi visual
dan verbal, balansi proporsional, dan nuansa pewarnaan harus diperhatikan.
Disamping itu, ketepatan tata letak merupakan sendi yang tidak boleh
diremehkan. Dengan demikian jika majalah dinding yang telah selesai dibuat itu
sudah siap dipasang, akan menjadi enak dinikmati dan merangsang untuk diikuti
sajiannya (Rifa’i, 1992).
Berdasarkan hasil pengamatan, majalah dinding di SMA Sentosa Bhakti
sudah berjalan tetapi pengelolaannya belum maksimal karena kurang
dimanfaatkan sehingga penerbitannya masih kurang padahal di sekolah tersebut
sudah tersedia majalah dinding (mading). Hal ini dipengeruhi oleh kurangnya
koordinasi OSIS dan minat menulis siswa yang rendah sehingga majalah dinding
di SMA Sentosa Bhakti haya satu minggu sekali diterbitkan dan itupun akan
diterbitkannya jika ada perlombaan. Dengan kondisi tersebut seharusnya OSIS
sebagai organisasi intra sekolah dapat mengelola mading dengan baik, sehingga
siswa dapat memahami makna majalah dinding di sekolah, karena dengan adanya
majalah dinding siswa bisa memperoleh media komunikasi, wadah kreativitas,
menanamkan kebiasaan membaca, pengisian waktu, melatih kecerdasan berpikir,
melatih berorganisasi. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam laporan
ini yaitu bagaimana memanfaatkan majalah dinding (Mading) sebagai sumber
informasi di SMA Sentosa Bhakti.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatasa maka rumusan masalah dalam laporan
penelitian ini adalah Bagaimana memanfaatkan majalah dinding (Mading) sebagai
sumber informasi di SMA Sentosa Bhakti ?
C. Tujuan Laporan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan
yang ingin diperoleh dari hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar minat siswa-siswi dalam membuat atau berkarya yang dituangkan kedalam
majalah dinding dan untuk memberikan informasi kepada siswa-siswi SMA
Sentosa Bhakti manfaat serta tujuan pembuatan majalah dinding dan memberi
informasi pengelolaan majalah dinding yang baik dan benar.
D. Manfaat Laporan
Laporan individu program pengalaman Lapangan Kependidikan II (PPLK)
di SMA Sentosa Bhakti ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Untuk penulis, menambah pengetahuan bahwa majalah dinding disekolah
baik untuk perkembangan anak karena majalah dinding dapat memberikan
informasi yang ada secara umum.
2. Untuk siswa SMA Sentosa Bhakti, memberikan pengetahuan bahwa
dengan adanya majalah dinding dapat mengembangkan bakat yang
dituangkan kedalam majalah dinding.
3. Untuk pengurus majalah dinding SMA Sentosa Bhakti, memberikan
gambaran bahwa majalah dinding di SMA Sentosa Bhakti telah berjalan
dengan baik dan dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca.
4. Untuk sekolah SMA Sentosa Bhakti, dapat memberikan perhatian lebih
lagi kepada pengurus majalah dinding dengan sehingga semua siswa dapat
mengembangkan bakatnya lewat majalah dinding.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Majalah Dinding (Mading)
Majalah dinding adalah salah satu jenis media komunikasi massa tulis
yang paling sederhana. Disebut majalah dinding karena prinsip dasar majalah
terasa dominan di dalamnya, sementara itu penyajiannya biasa di pampang pada
dinding atau yang sejenisnya. Prinsip majalah tercermin lewat penyajiannya, baik
yang terwujud tulisan, gambar, atau kombinasi dari keduannya. Dengan prinsip
dasar bentuk kolom-kolom, bermacam-macam hasil karya, seperti lukisan, teka-
teki silang, karikatur, cerita bergambar, dan sejenisnya disusun secara variatif.
Semua materi itu disusun secara harmonis sehingga keseluruhan wujud majalah
dinding tampak menarik.
Bentuk fisik majalah dinding biasanya berwujud lembaran tripleks, karton,
atau bahan lain dengan ukuran yang beraneka ragam. Ukuran yang tergolong
relatif besar adalah 120 cm x 240 cm, sedang yang lebih kecil lagi disesuaikan
dengan situasi dan kondisinya.
Dengan adanya majalah dinding, bermacam informasi dapat disebarkan
secara mudah ke seluruh wilayah sekolah tersebut dan akan banyak hal yang
semula tidak diketahui akhirnya menjadi perbendaharaan pengetahuan, baik yang
bersifat praktis maupun yang perlu perenungan
Sedangkan bahasa yang digunakan dalam majalah dinding memiliki ciri-
ciri khusus, yaitu singkat, padat, jelas dan komunikatif. Singkat berarti
menghindari pemilihan bentuk kata yang kurang ringkas. Padat berarti
menggunakan jumlah kata sesedikit mungkin, tetapi dapat menjangkau makna
yang selengkap-lengkapnya. Sedang jelas, mengandung makna tidak
membingungkan, dan komunikatif mengandung unsur yang mudah dipahami.
Oleh sebab itu dalam majalah dinding, pemilihan kata menjadi unsur
penentunya. Setiap kata yang dipilih harus dipertimbangkan demi daya dukung
ketentuan tadi. Agar kalimat tidak terlalu panjang, apabila ada beberapa kata yang
kurang lebih bermakna sama atau bersinonim, maka harus dipilih yang paling
pendek. Bila ada frase dan kata tertentu artinya sama, maka harus dipilih kata dari
frase tersebut.
Majalah dinding sebagai sarana komunikasi membutuhkan pengelolaan
yang baik, sehingga pesan yang disampaikan bisa mencapai sasaran sebagaimana
yang diinginkan pengelolanya. Pengelolaan yang baik itu secara sederhana
mencakup dua hal yaitu : manajemen organisasi dan manajemen redaksional.
1. Manajemen Organisasi
Mading sebagai organisasi intra sekolah mutlak memerlukan manajemen
yang baik. Manajemen organisasi di sini mencakup bidang usaha dan
ketatausahaan (administrasi). Tugasnya adalah membantu kelancaran penerbitan
Mading sesuai periode terbit. Bidang inilah yang mengatur keuangan,
administrasi, sponsorship, dan segala tetekbengek yang tidak berhubungan secara
teknis dengan keredaksian.
Bagian ini dipimpin oleh seorang Pemimpin Umum, dibantu oleh beberapa
bagian/seksi, seperti bagian Administrasi, Keuangan, Sponsorship, dll, sesuai
kebutuhan Mading. Bagian administrasi bertugas membantu kelancaran
administrasi, misalnya surat-menyurat dengan pihak luar atau internal sekolah.
Bagian keuangan bertugas mengatur sirkulasi keuangan Mading, misalnya terkait
dengan biaya cetak foto, transportasi reporter, dll. Sedangkan bagian sponsorship
bertugas mencari pihak sponsor seperti pihak-pihak yang akan beriklan pada
Mading.
2. Manajemen Redaksional
Bagian redaksional merupakan bagian yang mengurus materi pemberitaan
majalah dinding. Bagian ini di pimpin seorang pemimpin Redaksi yang
bertanggung jawab atas pekerjaan yang terkait dengan pencarian da disibukkan
dengan pelaporan berita. Bagian ini senantiasa dsibukkan dengan rapat yang
menentukkan informasi layak dan tidak layak di publikasikan. Organisasi
keredaksian harus di isi di oleh orang-orang yang punya pemahaman baik
terhadap teknis tulis menulis.
Struktur organisasinya redaksi terdiri dari pemimpin redaksi, Redaktur
Pelaksana, Redaktur dan Reporter. Pemimpin redaksi bertanggung jawab penuh
atas isi atau materi majalah dinding. Redaktur Pelaksana akan mengkoordinir
tugas-tugas keredaksian melalui para redaktur. Redaktur memberi tugas liputan
kepada para reporter, setelah itu melakukan editing atas tulisan reporter sekaligus
menentukan layak tidaknya sebuah tulisan untuk disiarkan. Sedangkan reporter
bertugas mencari berita dilapangan, baik ditugaskan oleh redaktur maupun atas
inisiatifnya sendiri.
B. Pengertian Informasi
Menurut Jogiyanto H.M (1990; 11) Informasi adalah data yang dapat
diolah yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya.
Menurut RobertG.Murdik (1973; 12) Informasi adalah data yang telah
diolah menjadi suatu bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaan
dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.
Jadi, secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu
bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan
bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan
datang. Untuk memperoleh informasi yang berguna, tindakan yang pertama
adalah mengumpulkan data, kemudian mengolahnya sehingga menjadi informasi.
Dari data-data tersebut informasi yang didapatkan lebih terarah dan penting
karena telah dilalui berbagai tahap dalam pengolahannya diantaranya yaitu
pengumpulan data, data apa yang terkumpul dan menemukan informasi yang
diperlukan.
Informasi dalam suatu lingkungan sistem informasi memiliki beberapa
ciri-ciri yaitu :
1. Benar atau salah, Ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak bila
penerimaan informasi yang salah dipercayai mengakibatkan sama seperti
benar.
2. Baru, Informasi dapat sama sekali baru dan segar bagi penerimanya.
3. Tambahan, Informasi dapat memperbaharui atau memberikan tambahan
baru pada informasi yang talah ada.
4. Korektif, Informasi dapat menjadi suatu korektif atas informasi yang
salah.
5. Penegas, Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada, ini
berguna karena meningkatkan persepsi penerimanya atau kebenaran
informasi tersebut.
Informasi dapat dikatakan berkualitas apabila telah memenuhi kriteria-
kriteria sebagai berikut :
1. Informasi harus akurat dan jelas, Yaitu informasi yang tidak mengandung
keraguan-keraguan, sama maksudnya yang disampaikan dengan yang
menerima, bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan, harus
menjelaskan dan mencerminkan maksudnya atau dengan kata lain tidak
menimbulkan pertanyaan bagi penerima informasi tersebut.
2. Up to date (Tepat waktu), Yaitu informasi tersebut datang ke penerima
tidak terlambat karena informasi yang tidak tepat waktu sudah tidak
mempinyai nilai.
3. Informasi harus relevan, Yaitu informasi itu diterima bagi orang yang
membutuhkan atau bermanfaat bagi yang menerimanya.
George R. Terry, Ph. D. menjelaskan, berguna atau tidaknya informasi
tergantung pada beberapa aspek, yaitu:
1. Tujuan si penerima, apabila informasi itu tujuannya untuk memberikan
bantuan maka informasi itu harus membantu si penerima dalam usahanya
untuk mendapatkannya.
2. Ketelitian penyampaian dan pengolahan data, penyampaian dan mengolah
data, inti dan pentingnya info harus dipertahankan.
3. Waktu, informasi yang disajikan harus sesuai dengan perkembangan
informasi itu sendiri.
4. Ruang dan tempat, informasi yang didapat harus tersedia dalam ruangan
atau tempat yang tepat agar penggunaannya lebih terarah bagi si pemakai.
5. Bentuk, dalam hubungannya bentuk informasi harus disadari oleh
penggunaannya secara efektif, hubungan-hubungan yang diperlukan,
kecenderungan-kecenderungan dan bidang-bidang yang memerlukan
perhatian manajemen serta menekankan informasi tersebut ke situasi-
situasi yang ada hubungannya.
6. Semantik, agar informasi efektif informasi harus ada hubungannya antara
kata-kata dan arti yang cukup jelas dan menghindari kemungkinan salah
tafsir.
C. Bagan Organisasi Majalah Dinding
Dari dua bagian manajemen tersebut diatas dapat digambarkan bagan
organisasi majalah dinding sebagai berikut:
1. Pembina
2. Pemimpin Umum
3. Pemimpin Redaksi
4. Bagian Administrasi
5. Bagian Keuangan
6. Bagian Sponsorship
7. Redaktur Pelaksana
8. Redaktur
9. Repoter
D. Perencanaan redaksi
Mutu atau kualitas majalah dinding sangat ditentukan oleh isi (berita,
gambar, feature, opini) dari majalah dinding itu sendiri. Sehingga sebaiknya isi
majalah dinding pun perlu direncanakan secara matang oleh pengelolanya,
khususnya Bagian Redaksi.
Perencanaan keredaksian ini dapat dimulai dari perencanaan liputan yang
bisa bersumber dari reporter, redaktur-redaktur pelaksana atau bahkan pemimpin
redaksi. Perencanaan tersebut ditentukan dalam sebuah rapat yang disebut rapat
redaksi. Dalam rapat bersama tersebut akan terungkap hal-hal seperti:
1. Ide/gagasan liputan
2. Penentuan angle /sudut pandang/topik
3. Pemabagian tugas (Siapa Jurnalisnya, siapa narasumbernya, berapa
biayanya, perlu foto pendukung atau tidak)
4. Dead line
Berkaitan dengan peliputan bahan maka beberapa hal yang perlu diketahui
1. Persiapan Reporter
a. Pemahaman : Masalah, Peraturan Perundang-undangan, hukum.
b. Peralatan : Tape recorder, alat tulis menulis (noetbook), dan kamera.
2. Sumber
a. Studi Pustaka (Literatur: buku-buku, media massa, internet)
b. Pakar, pengamat, praktisi
c. Pihak terkait (tersangka, pelaku, korban)
d. Sumber anonim
3. Wawancara
a. Etika wawancara atau menemui sumber (memperkenalkan diri sama
dengan standar normal dilingkungan kita berada)
b. Berita harus diperoleh secara etis dan terbuka
c. Wawancara Telpon
4. Rubrikasi
Majalah dinding perlu menentukan jenis-jenis rubrik yang ditampilkan
setiap edisi. Rubrik ini sebaiknya bersifat permanen, umumnya rubrikkasi
menyangkut :
a. Berita sekolah
b. Ilmu Pengetahuan Teknologi
c. Surat Pembaca
d. Feature (Misalnya tentang lingkungan)
e. Cerita Pendek
f. Puisi
E. Jadwal Terbit
Majalah dinding mempunyai jadwal terbit atau disebut periode terbit, dan
bersifat mingguan, dua mingguan atau bulanan. Periodesasi terbit ini harus
dilakukan secara konsesten, artinya kalau memilih jadwal terbit mingguan maka
setiap minggu (misalnya setiap hari senin) isi majalah dinding harus berganti
dengan materi baru.
Pemilihan jadwal dan periode terbit dilandasi oleh kemampuan pengelola
dalam memenuhi besaran halaman yang ada pada majalah dinding. Ukuran
majalah dinding harus disesuikan dengan jumlah personil pengurus.
F. Manfaat Majalah Dinding
Majalah Dinding (Mading) memiliki banyak manfaat. Beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Media Komunikasi
Majalah dinding adalah media komunikasi termurah untuk menciptakan
komunikasi antar pihakdalam lingkungan tertentu. Majalah dinding yang dipasang
di balai Rukun warga, halaman kantor desa, gereja, masjid, sekolahan, atau di
fakultas tertentu membuktikan bahwa pemasangan dengan cara itu membuat
komunikasi dapat dijalindengan praktis. Dikatakan paling praktis mengingat
bahan dan volume tulisan dapat diatur secara elastis, disesuaikan dengan tema dan
keperluan yang aktual. Bila sebuah desa sedang menghadapi lomba desa, sangat
mungkun majalah dinding yang ada di kantor desa dan balai Rukun warga akan
berbicara tentang topik lomba desa. Demikian juga kalau hari natal tiba, semua
aktivitas yang menyangkut gerejani akan di uraikan lebih banyak. Begitu pula bila
umat islam tengah berlebaran. Permasalahan yang menyangkut lebaran akan lebih
mendapat preoritas dalam pemuatannya. Sama hal nya jika hari kebangkitan
Nasional sudah dekat, pasti majalah dinding dari Sekolah Dasar sampai Perguruan
Tinggi berbicara tentang Budi Utomo, Ki Hajar Dewantoro, tokoh-tokoh
pendidikan, dan bermacam tema yang tercakup dalam dunia pendidikan.
Dengan adanya majalah dinding, bermacam informasi dapat disampaikan
secara mudah keseluruh wilayah sesuai dengan lingkup yang direncanakan.
Dengan membaca majalah dinding, banyak hal yang semula tidak diketahui
akhirnya menjadi perbendaharaan pengetahuan, baik yang bersifat praktis maupun
yang perlu perenungan.
2. Wadah kreativitas
Pada umumnya kegiatan anak muda tidak pernah sepi dari kreativitas,
misalnya olaraga, olah seni, keterampilan, permainan, dan tidak ketinggalan
pulaaktivitas ekspresi tulis. Lewat karya tulis akan tersalurkan dua macam
manfaat yang bersifat timbal balik. Dari sisi penulis, majalah dinding adalah
tempat untuk mencurahkan bermacam ide, beragam gagasan, pikiran, daya cipta,
bahkan fantasi yang mengiringi perkembangan jiwanya perlu penyaluran dan
media untuk menuangkannya. Maka tepatlah apabila majalah dinding digunakan
sebagai wadah curahan kreativitas kawula muda karena di dukung oleh sifatnya
yang mudah di laksanakan dengan biaya yang murah.
Dari sisi lain, pembaca akan mendapatkan penyaluran yang berkaitan
dengan keinginan, cita-cita, kecintaan, kerinduan, keprihatinan, dan berbagai
pikiran lain yang tidak dapat disalurkannya sendiri. Dengan membaca tulisan-
tulisdan teman atau orang lain, terlepaslah ia dari berbagai gejolak yang ada dalam
dirinya. Majalah dinding dapat menjadi tuangan aspirasi diri bagi pembaca yang
telah dituliskan orang lain, dan menjadi sarana bersama penulisnya untuk
berpendapat tentang sesuatu, berkeinginan, berkomentar, berolok-olok,
mengkritik, serta masih banyak lagi yang lain.
Sebagai anak muda yang peka terhadap sekelilingnya, dengan melihat
fakta bahwa dalam hidup ini selalu saja timbul persoalan, maka majalah dinding
akan menjadi dorongan untuk melahirkan tulisan guna melepaskan atau
menumpahkan segala macam gagasan dan pikirannya.
3. Menanamkan Kebiasaan Membaca
Dunia akan menjadi luas bila kita senang membaca. Untuk itu, kegemaran
membaca harus ditanamkan. Dalam hal ini majalah dinding punya andil yang
besar. Majalah dinding dapat tampil setiap saat tanpa dihadang oleh
sejumlahkesulitan. Majalah dinding dapat diterbitkan oleh siapa saja dalam jangka
waktu yang relatif bebas tergantung animo pembaca. Kalau pembacanya
menghendaki, majalah dinding dapat ditampilkan setiap hari dengan materi tulisan
yang bersifat aktual sesuai lingkungan. Apabila minat baca dan atensi menulis
masyarakat sedand-sedang saja, majalah dinding dapat diganti tiap bulan atau
tiap-tiap minggu.
4. Pengisi Waktu
Banyak anak muda tidak dapat mengisi waktu luangnya dengan baik.
Kelebihan energinya di buang percuma. Entah bercakap-cakap di tepi-tepi jalan,
merokok, minum, membentuk “genk’, mencoret-coretkan identitas dengan cat
semprot disembarang tempat, dan masih banyak lagi yang lain. Semua itu
sebenarnya dapat ditangguhkan dengan membaca majalah dinding kemudian aktif
menulis. Apabila kelebihan tenaga yang diboroskan itu digunakan untuk menulis
dalam lembaran majalah dinding, tentu akan banyak bermanfaat bagi
perkembangan dan pertumbuhan jiwannya. Disamping itu, tentu juga bermanfaat
bagi pihak lain.
5. Melatih Kecerdasan Berpikir
Membaca majalah dinding akan membangkitkan gairah untuk mencari
bacaan lain lewat “umpan” yang disajikan dalam majalah dinding. Sangat
mungkin sajian-sajian majalah dinding itu belum sepenuhnya memenuhi selera
pembacanya. Hal ini akan menjadikan majalah dinding berperan sebagai
perangsang bagi pembacannya untuk mencari bahan bacaan lain yang lebih
lengkap.
Kebiasaan membaca akan menambah pengetahuan pembaca dalam
berbagai bidang. Semakin banyak membaca, pengetahuan siapa pun akan
bertambah. Secara tidak langsung hal itu akan menjadi pendorong bertambahnya
kecerdasan. Dengan demikian, jelaslah bahwa majalah dinding menjadi “terminal
awal” yang dapat mandasari lahirnya pengetahuan, ketangkasan berpikir, dan
terbentuknya kecerdasan.
6. Melatih Berorganisasi
Menghadirkan selembar majalah dinding berarti mengorganisasikan
sekelompok orang. Majalah dinding menuntun semua yang terlibat didalamnya
untuk berorganisasi. Majalah dinding adalah perwujudan kerja tim atau kerja
kelompok yang perlu saling mematuhi kesepakatan, aturan yang telah ditetapkan,
kedisiplinan diri, dan kesungguhan bekerja. Dengan menyiapkan majalah dinding,
secara otomatis siapa saja akan menghayati arti organisasi dan langsung terkait
dengan aktivitas didalamnya.
Majalah dinding akan membiasakan para penyelenggaranya menyiapkan
perencanaan-perencanaan yang matang dalam tubuh organisasi sekelompok orang
yang menjalin kerjasama antar bagian. Lewat kondisi yang demikian, maka secara
langsung atau tidak majalah dinding menempatkan kekompakkan kerja sebagai
modal dasar setiap tumbuhnya organisasi.
G. Langkah-Langkah Pemenfaatan Majalah Dinding
Semua orang tahu kalau mading itu adalah karya para siswa yang
berisikan kliping informasi serta pengetahuan dari berbagai sumber. Biasanya
majalah dinding tersebut ditempelkan di papan-papan yang telah disediakan di
sekolah-sekolah. Namun dalam perkembangan zamannya sekarang minat untuk
membuat mading meningkat, sehingga papan-papan yang memuat mading
tersebut tak mampu lagi untuk menampung mading dari siswa. Tapi dengan
adanya sistem mengganti mading 1 minggu sekali, maka siswa tidak perlu
khawatir lagi jika mading tersebut tidak ditampilkan.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam membuat mading :
1. Minat yang besar untuk menulis.
2. Mempunyai kemauan kuat untuk menulis.
3. Terus belajar dan mau menggali di sekelilingnya.
4. Punya sikap ingin tahu tentang semua hal di sekitarnya.
5. Mau belajar dari kekurangan tulisannya.
Dengan persiapan tersebut, maka mading yang akan ditampilkan dapat
menjadi menarik dan juga tulisan yang ada di mading tersebut banyak yang
membacanya.
Majalah informasi, adalah salah satu manfaat/ fungsi dari sebuah mading,
contohnya di dalam mading itu membahas seputar global warming, dengan
adanya tulisan itu, maka seseorang dapat tahu bahwa global warming itu seperti
apa, akibatnya apa dll. Kemudian mading itu juga berfungsi papan informasi atau
papan pengumuman, misalnya pengumuman kegiatan lomba sekolah, seminar,
workshop dan lainnya jadi mading itu tidak hanya berisi artikel atau tulisan tapi
juga informasi aktual yang ada di sekolah anda.
Isi mading bisa bermacam-macam, misalnya Berita-berita dan info yang
menarik perhatian para siswa, guru, dan karyawan; Hasil karya siswa, termasuk
bakat desain dan kepenulisan juga Kliping dari media massa. Kunci sukses dalam
pembuatan mading adalah adanya rasa memiliki di kalangan siswa, slogan “dari
siswa untuk siswa” Kedekatan pemberi dan penerima informasi yang tersaji di
mading dan Manajemen pengelola atau keredaksian.
Untuk membuat mading, diperlukan teknik pengelolaannya yaitu pertama
rencanakan isi dari sebuah mading misalnya saja temanya budaya Kal-Bar, maka
isi dari mading tersebut hal-hal seputar kebudayaan Kal-Bar, setelah
merencanakan isi lalu lakukankanlah peliputan atau seperti melakukan wawancara
pada seseorang yang dianggap bisa memberikan info yang menarik tentang
kebudayaan Kal-Bar sesuai rencana isi. Wawancara tersebut bisa dari guru, teman
bahkan jika kita mau berusaha, kita bisa melakukan wawancara dengan pakar/ahli
kebudayaan Kal-Bar. Dari hasil peliputan atau wawancara, maka dibuatlah berita
yang semenarik mungkin dari hasil peliputan. Tahap terakhir adalah mendesain
perwajahan dari mading tersebut maksudnya adalah mendekorasi, melakukan
peletakkan di mana tulisan ini diletakkan, meletakkan gambar-gambar atau
hiasan-hiasan yang akan dibuat pada mading itu.
Untuk membuat mading perlulah dukungan terus-menerus dan motivasi
dari pembimbing serta kepala sekolah. Jangan sampai mading itu mati, tidak ada
dan tidak dikelola bahkan tidak ada sama sekali, karena mading merupakan media
kreasi, bakat dari para siswa yang patut dikembangkan.
H. Majalah Dinding SMA Sentosa Bhakti
Majalah dinding di SMA Sentosa Bhakti sudah berjalan dengan baik
namun dalam pembuatan majalah dinding di SMA Sentosa Bhakti dikoordinasi
oleh OSIS dan masih kurangnya minat dari siswa-siswi dalam menerbitkan
majalah dinding di sekolah karena adanya kesulitan dalam menerbitkan majalah
dinding disekolah karena adanya kesulitan dalam pembuatan atau penulisan
majalah dinding di SMA Sentosa Bhakti serta hanya satu minggu sekali majalah
dinding disekolah diterbitkan dan itupun akan diterbit kannya jika ada saran atau
majalah dinding yang dikumpulkan oleh siswa-siswi tersebut. Pengurus majalah
dinding juga berpertan dalam membantu menerbitkan majalah dinding dan
kebanyakan majalah dinding yang diterbitkan hanya oleh siswa-siswi tertentu
saja.
Padahal banyak keuntungan yang dapat diperoleh dalam menulis atau
pembuatan majalah dinding salah satunya siswa-siswi akan mendapat
pengetahuan atau informasi terbaru dan masih banyak manfaat yang bisa diambil
dari pembuatan majalah dinding.
BAB III
PEMBAHASAN
Kegiatan PPLK dilakukan oleh mahasiswa Universitas Baturaja yang
bertempat di SMA Sentosa Bhakti dimulai dari tanggal 31 Oktober 2011 sampai
dengan tanggal 14 Januari 2012.
A. Persiapan Pelaksanaan Program
Langkah awal pelaksanaan program pemamfaatan majalah dinding sebagai
sumber informasi adalah dengan melakukan observasi demi mencari
permasalahan yang terjadi dalam lingkungan SMA Sentosa Bhakti baik dalam hal
proses belajar mengajar maupun proses kegiatan non mengajar dan setelah itu
mahasiswa PPLK mensosialisasikan program tersebut dengan pembimbing
pamong dan guru pamong, dan meminta izin untuk menjalankan program serta
memantapkan jadwal pelaksanaan program tersebut.
Langkah selanjutnya adalah mulai untuk mengamati majalah dinding dan
menjalankan program tersebut. Dalam hal ini penulis mengamati langsung semua
kegiatan yang terjadi di majalah dinding. Dimana penulis mengamati sejauh mana
siswa memanfaatkan majalah dinding sebagai sumber informasi, dan sejauh mana
majalah dinding sekolah SMA Sentosa Bhakti.
Selain itu penulis juga melakukan persiapan lain untuk mencari informasi
mengenai peran majalah dinding sebagi sumber informasi, baik dari sumber buku
maupun dari internet, sehingga penulis bisa mengetahui majalah dinding SMA
Sentosa Bhakti telah berperan sebagai sumber informasi dan wadah kreativitas
siswa. Selanjutnya penulis mengumpulkan informasi dari mengelola majalah
dinding seberapa besar minat siswa terhadap majalh dinding, dan mamfaat apa
yang mereka setelah mereka melihatnya majalah dinding. Selain itu penulis juga
mulai cara atau strategi apa yang akan dilakukan untuk pemenfaatan majalah
dinding sebagai informasi di SMA Sentosa Bhakti.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel persiapan pelaksanaan
program berikut ini:
Tabel 1. Persiapan Pelaksanaan Program
No Jenis KegiatanMinggu ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Observasi untuk menemukan
permasalahan dalam
pemanfaatan perpusatakaan
oleh siswa
2. Konsultasi dengan guru
pamong dan kepala pamong
tentang program.
3. Konsultasi dengan pengelola
majalah dinding tentang
program.
4. Penentuan waktu pelaksanaan
program.
5. Mencari reverensi tentang
program yang akan
dilaksanakan.
6. Menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan dalam
pelaksanaan program
7. Mensosialisaikan dengan
siswa.
B. Pelaksanaan Kegiatan
Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan untuk pemamfaatan majalah
dinding sebagai sumber informasi adalah :
1. Mengajak pengelolah mading dan siswa untuk mengaktifkan mading
2. Membagi jadwal pembuatan mading bagi setiap kelas
3. Membimbing siswa dan pengelolah untuk membuat mading
4. Menarik perhatian siswa dengan meletakkan mading di tempat strategi
5. Memanfaatkan majalah dinding sebagai sumber informasi
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel pelaksanaan program
dibawah ini:
Tabel 2. Pelaksanaan Program
No Jenis KegiatanMinggu ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Mengajak pengelolah mading
dan siswa untuk
mengaktifkan mading
2. Membagi jadwal pembuatan
mading bagi setiap kelas
3. Membimbing siswa dan
pengelolah untuk membuat
mading
4. Menarik perhatian siswa
dengan meletakkan mading di
tempat strategi
5. Memanfaatkan majalah
dinding sebagai sumber
informasi
C. Faktor Penghambat dan Pendukung Majalah Dinding di SMA Sentosa
Bhakti
Dari pengamatan yang saya lakukan pada saat saya PPLK di SMA Sentosa
Bakti terdapat beberapa faktor muncul pegaruh penghambat majalah dinding di
SMA Sentosa Bakti adalah sebagai berikut :
1. Biasanya siswa-siswi hanya akan sungguh-sungguh membuat sebuah
majalah dinding jika ada perlombaan antar kelas.
2. Pembina kurang mengawasi dalam pembuatan majalah dinding yang
dilakukan oleh peserta didik.
3. Kurang adanya pengawasanyang khusus dari pembina majalah dinding
dikarenakan hal-hal yang lain.
4. Pada umum, pengurus majalah dinding kurang mempromosikan majalah
dinding bahwa Majalah dinding banyak manfaatnya untuk para peserta
didik
Faktor pendukung pemanfaatan majalah dinding di SMA Sentosa Bhakti
adalah sebagai berikut :
1. Sudah tersedianya papan mading di SMA Sentosa Bhakti
2. Adanya minat siswa untuk membaca mading
3. Sudah adanya pengelolah mading
Kebiasaan ini masih menjadi hal yang rutin terjadi dibeberapa sekolah
sampai sekarang, padahal dengan adanya majalah dinding siswa dapat
mengembangkan diri dalam berkreasi dan berdisiplin diri.
D. Solusi
Setelah melakukan PPLK II di SMA Sentosa Bakti dan menemukan
permasalahan tersebut, saya berpendapat bahwa akan ada jawaban dari masalah
yang terjadi dalam organisasi majalah dinding. Agar organisasi majalah dinding
akan tetap ada dan berkembang maju di SMA Sentosa Bakti, Menurut saya perlu
adanya kerja sama antara berbagai pihak untuk tetap memajukan majalah dinding
di SMA Sentosa Bakti. Terutama dari siswa, kemudian guru sebagai motivator,
dan kepala sekolah bahkan pembina majalah dinding SMA Sentosa Bakti. Jika
telah terjalin keja sama yang baik antara pihak-pihak yang terkait maka
diharapkan majalah dinding di SMA Sentosa Bakti akan tetap maju dan
berkembang.
Berikut ini pihak-pihak yang terkait dengan perkembangan majalah
dinding SMA Sentosa Bakti.
1. Kepala Sekolah SMA Sentosa Bakti
Peranan penting untuk memajukan sekolah adalah kepala sekolah, untuk
meningkatkan kualitas siswa-siswi yang ada di SMA Sentosa Bakti sangat
bergantung pada campur tangan dari kepala sekolah. Bahkan keputusan apa yang
akan dilakukan terhadap perkembangan Majalah dinding juga kepala sekolah.
Kepala sekolah menugaskan pembina majalah dinding untuk lebih bisa
memberikan masukan kepada siswa dalam mengembangkan kreasi dalam diri
siswa melalui majalah dinding agar bisa memperoleh informasi.
2. Guru SMA Sentosa Bakti
Guru adalah sarana yang paling berperan dalam memberikan motivasi
kepada siswa agar dapat berjuang lebih ke masa yang akan datang. Dengan
adanya bantuan dari guru maka siswa akan lebih terdorong untuk
mengembangkan diri dalam organisasi majalah dinding. Berikut ini beberapa hal
yang dapat dilakukan guru, guna menumbuhkan semangat siswa agar lebih
termotivasi dalam organisasi majalah dinding di SMA Sentosa Bhakti.
a. Guru hendaknya sering mempromosikan atau mengenalkan majalah
dnding kepada siswa. Mempromosikan majalah dinding adalah bertujuan
untuk memperkenalkan bahwa organisasi majalah dinding adalah kegiatan
yang positif guna membantu siswa untuk meningkatkan kreasi dalam diri
atau lebih tepat untuk memberikan kesempatan kepada mereka para
siswa-siswi yang ingin membekali diri mereka dengan adanya dukungan
dari guru, siswa dapat lebih semangat dalam meningkatkan dan
memanfaatkan majalah dinding sebagai sumber informasi.
b. Guru harus memberi kebebasan latihan dan memperhatikan siswa pada
saat membuat majalah dinding terutama pada saat pelajaran bahasa
indonesia.
c. Guru juga bisa memberikan penghargaan terhadap prestasi yang telah
didapat kepada siswa, supay siswa lebih termotivasi lagi ke depannya.
3. Pengurus Majalah Dinding di SMA Sentosa Bakti
Dengan adanya pengurus maka suatu organisasi akan dpat berjalan lancar
sebagaimana diharapkan, majalah dinding di urus oleh seorang pembina dbawah
naungan OSIS, yang tentunya adalah orang yang mengerti akan majalah dinding.
Pengurus juga hendaknya orang yang bertanggung jawab terhadap profisenya
yang telah diamanatkan kepadanya, guna untuk membantu dalam memberikan
ilmu tentang hal-hal yang berkaitan dengan majalah dinding. Serta melayani dan
memberikan kesempatan kepada mereka yang ingin lebih naju dalam berkreasi
dan diri yang bisa dituangkan didalam majalah dinding.
4. Siswa SMA Sentosa Bakti
Siswa adalah orang dimana perannya sangat diperlukan dalam suatu
proses pemberian ilmu disekolah, harus terjalinlah sebuah kerja sama yang baik
antara siswa, guru serta organisasi yang ada di sekolah. Lembaga atau sekolah
juga membantu pertumbuhan siswa, dengan mengikuti organisasi disekolah
terutama majalah dinding ini maka siswa akan dapat menilai sjauh mana diri
mereka mampu berkreasi dalam menulis yang dituangkan di majalah dinding. Ini
juga memberikan pengaruh positif terhadap tumbuh kembang diri siswa dan di
harapkan siswa SMA Sentosa Bakti bisa lebih bergiat lagi dalam melakukan atau
menulis majalah dinding, terutama bagi yang memang benar tertarik dengan
kegiatan majalah dinding di SMA Sentosa Bakti.
E. Hasil Kegiatan
Keberadaan kegiatan majalah dinding di SMA Sentosa Bakti sebagai
kegiatan siswa dibawah naungan OSIS SMA Sentosa Bakti yang merupakan
pengembangan bakat dan minat siswa terhadap bidang menulis.
Dengan adanya majalah dinding disekolah yang rutin dilakukan satu kali
dalam seminggu majalah dinding dikeluarkan, kegiatan majalah dinding nantinya
akan jauh lebih baik, dan diharapkan mampu bersaing dengan majalah dinding
sekolah lain.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melalui mading siswa atau guru dapat mengaktualisasikan dirinya, tentu
melalui hasil karya sesuai kebutuhan Mading tersebut. Mading sebagai sarana
komunikasi dan informasi membutuhkan pengelolaan yang baik, Dalam hal ini
penulis menarik kesimpulan yakni bagaimana memanfaatka majalah
dinding( mading ) sebagai sumber informasi. Dengan cara melakukan pendekatan
langsung dengan anggota OSIS SMA Sentosa Bhakti. Adapun hambatan dalam
pelaksanaan yaitu : Kurangnya keterlibatan siswa-siswi SMA Sentosa Bhakti
Baturaja dalam pembuatan madding, Kurangnya perhatian Pembina mading. Hasil
yang diharapkan Dengan lebih diaktifkannya kembali program majalah dinding
ini, maka diharapkan kepada seluruh siswa-siswi SMA Sentosa Bakti Baturaja
untuk lebih kreatif dalam mengisi Majalah dinding sebagai sumber informasi.
B. Saran
Saran-saran yang perlu disampaikan pada laporan ini, selama mahasiswa
melakukan praktik mengajar di SMA Sentosa Bhakti adalah
1. Bagi Sekolah
a. Agar pembina mading lebih meningkatkan pengeloaan mading yang ada di
SMA Sentosa Bakti Baturaja.
b. Agar pembina terus menjalankan program Majalah dinding
2. Bagi siswa-siswi
a. Agar siswa- siswi lebih kreatif dalam mengisi Mading
b. Agar siswa- siswi menjadi terampil dan mau membaca Mading
c. Agar siswa- siswi mengetahui manfaat Mading
3. Bagi Penulis
a. Untuk dapat memberikan pengetahuan mengenai Mading kepada siswa-
siswi
b. Untuk mengetahui arti Majalah dinding secara luas
DAFTAR PUSTAKA
Definisi Informasi 2. Diakses 24 Januari 2012
http://frirac.multiply.com/journal/item/13/
Manajemen_Mading_Sekolah_Makalah. Diakses 25 Januari 2012
Sudjana, Nana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Sunarto dan Agung Hartono. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka
Cipta.
www.bloggaul.com/inowie/readblog/110490/ pengen-buat-mading-keren . Diakses
19 Desember
Recommended