View
408
Download
8
Category
Preview:
Citation preview
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA
SEMESTER 1
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA 1
a PENGENALAN ALAT-ALAT GELAS
b PENGAMATAN ADANYA GAS NH 3 SECARA KUALITATIF
c PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT
d PENYARINGAN
e PENGENCERAN LARUTAN
f TITRASI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA 1 A
PENGENALAN ALAT-ALAT GELAS
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memperkenalkan beberapa macam alat gelas sederhana yang
sering digunakan untuk analisa kimia berikut cara penggunaannya
II DASAR TEORI
Dalam sebuah praktikumpraktikan diwajibkan mengenal dan
memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada di
laboratorium Selain untuk menghindari kecelakaan dan
bahayadengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-
masing alatpraktikan dapat melaksanakan praktikum dengan
sempurna ( Walton1998 )
Suatu laboratorium harus merupakan suatu tempat yang aman bagi
para pekerjanya atau pemakainya yaitu para praktikan Aman
terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau
gangguan kesehatan lainnya Hanya didalam laboratorium yang
amanbebas dari rasa khawatir akan kecelakaandan keracunan
seseorang dapat bekerja dengan aman produktif dan efisien
( Khasani1990)
Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan
beberapa alat gelas Penggunaan alat ini dengan tepat penting
untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik
Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan
apabila ada kemauan dari para pekerjapengguna maupun
kelompok pekerja laboratorium untuk melindungi diridiperlukan
kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada
dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya Tujuan dari
praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa
macam alat yang sering digunakan dalam laboratorium dan
penggunaannya ( Ginting2000)
Alat-alat gelas merupakan sebagian besar alat yang sering
digunakan dalam analisa kimia Alat-alat gelas sering digunakan
karena bahannya yang baik dan jika kita mereaksikan suatu larutan
alat-alat gelas tersebut tidak akan ikut bereaksi dibandingkan
dengan alat-alat yang terbuat dari plastik Namun didalam
penggunaan alat-alat gelas dituntut latihan karena alat gelas mudah
pecah dan tidak akan bisa dipergunakan lagi ( Sri harjani2007)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Penjepit
3 Batang pengaduk
4 Corong
5 Gelas arloji
6 Gelas ukur
7 Pipet tetes
8 Beaker glass
9 Erlenmeyer
10 Labu ukur
11 Pipet gondok
12 Buret
13 Lampu spirtus
B Bahan
1 Alat tulis
2 Kertas laporan sementara
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Alat- alat gelas
Menggambar diatas kertas dan memberi nama-nama alat
Memahami cara penggunaannya
Mengaplikasikan alat-alat gelas dalam praktek
Mencuci dan membersihkan alat-alat
Mengembalikan alat pada tempatnya atau menyimpannya
V PEMBAHASAN
Pengenalan dasar tentang alat-alat gelas merupakan materi pokok
yang harus diberikan pada tahap awaldasar Hal ini dilakukan
untuk memberikan bekala atau pengetahuan awal bagi para
praktikan pemula Dengan pengenalan peralatan gelas ini
diharapkan dapat membantu dan memperlancar jalannya praktikum
yang dilakukan (Solehudin2004)
Peralatan gelas merupakan peralatan yang tidak bisa diabaikan
dalam setiap kegiatan praktikum untuk itu diperlukan kedisiplinan
dan sikap hati-hati bagi para penggunapraktikan Dengan
pengenalan peralatan gelas ini praktikan dapat mengenali
memahami dan mengetahui cara kerja serta fungsi dari peralatan
yang sedang digunakan Selain itu cara pembersihan dan
penyimpanan serta perawatan peralatan gelas sangat diperluka
sehingga peralatan tetap dalam keadaan baik dan terawat
(Achmad1993)
1 Gelas ukur
Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya
Terbuat dari kaca atau plastik yang tahan panas Ukurannya
mulai dari 10 ml sampai 2L Berfungsi untuk mengukur
volume tertentu suatu zat-zat kimia yang berwujud cairan
Tidak boleh digunakan untuk membuat larutan
2 Pipet gondok
Dibagian tengah ini ada bagian yang membesarujungnya
runcing Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk
menghisap larutan dan mengeluarkan larutan Digunakan untuk
menambil larutan dengan volume tertentu Terdiri dari
bermacam-macam kapasitas volume
3 Pipet ukur
Berbeda dengan pipet gondok seluruh bagian pipet ini
memiliki diameter yang sama(bentuk tabung) Alat ini
digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu
maupun takaran beban dengan ketelitian yang cukup besar
yaitu 001 ml Terdiri dari bermacam-macam kapasitas volume
4 Pipet tetes
Berbentuk tabung dengan ujung bagian bawah runcing Terbuat
dari semacam gelas dan mudah pecah bagian atasnya memiliki
pompa karetpipet ini berguna untuk mengambil larutan dalm
jumlah kecil(tetes) Cara penggunaannya adalah dengan
menekan pompa karet dan melepaskannya(setelah ujung bawah
pipet menyentuh larutan kemudian keluarkan cairan dalam
pipet dengan menekan pompa karet)
5 Beaker glass
Gelas ini digunakan sebagai wadah untuk menampung
cairandan dapat juga digunakan untuk memanaskan cairan
Meskipun digelas ini tertulis beberpa volume (kapasitas)namun
alat ini bukanlah alat ukur
6 Tabung reaksi
Terbuat dari gelas dapat dipanaskan dan digunakan untuk
mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah yang sedikit
7 Buret
Terbuat dari gelas berbentuk tabung panjang dan mempunyai
skala ukur Bagian bawahnya mempunyai kran Kegunaannya
dalah untuk titrasizat yang digunakan untuk menitrasi (titran)
diisikan kedalam buret yang sudah dipasang pada statis
8 Lampu bunsen spirtus
Untuk memanaskan suatu xat pada wadah
tertentumisalnyauntuk memanaskan zat kimia yang
dimasukkan pada tabung reaksi Lampu ini berbahan bakar
spirtus dan memiliki sumbu Untuk mematikan lampu ini
cukup dengan ditutup menggunakan penutupnya maka secara
otomatis lampu akan mati
9 Batang pengaduk
Berupa batang gelas Gunanya untuk mengaduk suatu
campuran atau larutan zat-zat kimiapada saat melakukan reaksi
kimia
10 Erlenmeyer
Terbuat dari gelastersedia dalam berbagai macam kapasitas
Namun erlenmeyer bukanlah alat ukur Kegunaannya adalah
untuk wadah zat yang dititrasikadang-kadang juga digunakan
sebagai wadak larutan yang dipanaskan
11 Corong
Terbuat dari gelas Kegunaannya adalah untukmembantu
memasukkan cairan kedalam wadah(botoltabungburetlabu
ukur) yang berleher sempit sehingga cairan tidak tumpah
12 Labu ukur
Alat ini terbuat dari gelas dengan bernacam-macam kapasitas
mulai dari 5 ml ndash 1000 ml Kegunaannya adalah untuk
membuat larutan dengan konsentrasi (normalitasmolaritas)
tertentu dalam volume yang tertentu pula sesuai dengan
kapasitas labu ukurtidak dipakai untuk cairan panas Sebelum
digunakan labu ukur harusnya dicuci dulu dengan
menggunakan sabun agar zat yang akan diencerkan tidak
bereaksi dengan zat-zat yang masih menempel tertinggal pada
labu ukur
13 Gelas arloji
Berbentuk seperti cawan yang terbuat dari gelas Gunanya
untuk wadah zat-zat yang berbentuk kristal (padatan) yang
ditimbang
14 Penjepit tabung reaksi
Biasanya terbuat dari kayu atau besi Gunanya adalah untuk
memegangi atau menjepit tabung reaksi yang dipanaskan
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum pengenalan alat gelas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut
1 Seorang praktikan dapat lebih mengenal dan mengetahui fungsi nama
dan cara kerja peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum
2 Dengan pengetahuan tentang fungsi alat-alat tersebut maka
diharapkan dapat memprmudah dan memperlancar praktikan dalam
kegiatan praktikum
3 Dalm penggunaan alat gelas harus digunakan secara hati-hati agar
tidak mudah pecah
4 Penggunaan alat gelas harus sesuai dengan prosedur yang ada atau
harus tepat guna
5 Alat- alat gelasdigunakan dalam analisa kimia
ACARA IIB
MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara
ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk
mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif
II DASAR TEORI
Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin
dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana
terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat
dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung
reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai
menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang
menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui
cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan
tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi
karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara
kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat
menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara
melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)
Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan
kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu
kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai
penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan
jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia
dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-
paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga
Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi
juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi
Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi
larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial
ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26
baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang
berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat
ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan
terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar
dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2
= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara
(FESSENDEN1984)
Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah
reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang
tidak sedap ( Gunawan2004)
Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat
digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati
perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet tetes
2 Tabung reaksi
3 Penjepit tabung reaksi
4 Lampu bunsen
5 Gelas ukur
B Bahan
1 1 ml larutan NH 4Cl
2 1 ml larutan NaOH
3 Kertas lakmus merah
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl
Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi
Menambahkan 1 ml larutan NaOH
Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi
Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan
Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar
IV HASIL PENGAMATAN
Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan
sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening
Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari
ammonia (NH 3 )
Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi
menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah
mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu
menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa
Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat
memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik
keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru
Asam Merah Merah
Basa Biru Merah
V PEMBAHASAN
Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang
mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat
dijumpai pada kotoran hewan
Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi
Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi
Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi
(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi
agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap
Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan
kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna
pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)
NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl
Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan
suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl
dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya
samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum
dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah
dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi
setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata
mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan
gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan
merupakan bau khas dari ammonia
Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi
yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna
merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa
ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus
merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa
karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan
tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung
tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun
setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai
mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk
mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah
biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas
lakmus
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain
1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan
cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH
2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus
dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut
3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya
berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua
hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan
dalam reaksi
4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas
dari NH 3 yang menyengat
ACARA I C
PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis
II DASAR TEORI
PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan
H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui
proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan
volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan
larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata
lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu
larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat
Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2
Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat
Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4
mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia (Edward2008)
Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi
eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke
lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan
sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya
karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang
dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita
berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit
(Ancha2010)
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang
digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air
mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan
cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang
ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air
akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif
oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh
asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang
ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2
SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit
dalam pelarut (aquades)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas ukur
2 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 pekat
2 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades
menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis
H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest
+ H 2SO4
Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang
berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik
V PEMBAHASAN
Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang
menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4
pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit
demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur
Menuang aquades kedalam tabung reaksi
Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur
Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)
Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan
perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S
O4 dituang kedalam tabung reaksi
Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah
direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat
dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan
aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah
dari kondisi normal menjadi panas
Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis
(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas
(Purnawan2006)
Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila
dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan
sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian
perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4
dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)
H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi
yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga
pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang
( Purnawan2006)
Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah
meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan
kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu
larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan
Persamaan reaksi yang terjadi
o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4
o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat
dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan
1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat
eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas
2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah
dari kondisi normal menjadi panas
ACARA I D
PENYARINGAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana
II DASAR TEORI
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan
cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang
paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala
kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh
pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil
penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan
skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
ACARA 1
a PENGENALAN ALAT-ALAT GELAS
b PENGAMATAN ADANYA GAS NH 3 SECARA KUALITATIF
c PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT
d PENYARINGAN
e PENGENCERAN LARUTAN
f TITRASI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA 1 A
PENGENALAN ALAT-ALAT GELAS
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memperkenalkan beberapa macam alat gelas sederhana yang
sering digunakan untuk analisa kimia berikut cara penggunaannya
II DASAR TEORI
Dalam sebuah praktikumpraktikan diwajibkan mengenal dan
memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada di
laboratorium Selain untuk menghindari kecelakaan dan
bahayadengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-
masing alatpraktikan dapat melaksanakan praktikum dengan
sempurna ( Walton1998 )
Suatu laboratorium harus merupakan suatu tempat yang aman bagi
para pekerjanya atau pemakainya yaitu para praktikan Aman
terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau
gangguan kesehatan lainnya Hanya didalam laboratorium yang
amanbebas dari rasa khawatir akan kecelakaandan keracunan
seseorang dapat bekerja dengan aman produktif dan efisien
( Khasani1990)
Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan
beberapa alat gelas Penggunaan alat ini dengan tepat penting
untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik
Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan
apabila ada kemauan dari para pekerjapengguna maupun
kelompok pekerja laboratorium untuk melindungi diridiperlukan
kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada
dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya Tujuan dari
praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa
macam alat yang sering digunakan dalam laboratorium dan
penggunaannya ( Ginting2000)
Alat-alat gelas merupakan sebagian besar alat yang sering
digunakan dalam analisa kimia Alat-alat gelas sering digunakan
karena bahannya yang baik dan jika kita mereaksikan suatu larutan
alat-alat gelas tersebut tidak akan ikut bereaksi dibandingkan
dengan alat-alat yang terbuat dari plastik Namun didalam
penggunaan alat-alat gelas dituntut latihan karena alat gelas mudah
pecah dan tidak akan bisa dipergunakan lagi ( Sri harjani2007)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Penjepit
3 Batang pengaduk
4 Corong
5 Gelas arloji
6 Gelas ukur
7 Pipet tetes
8 Beaker glass
9 Erlenmeyer
10 Labu ukur
11 Pipet gondok
12 Buret
13 Lampu spirtus
B Bahan
1 Alat tulis
2 Kertas laporan sementara
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Alat- alat gelas
Menggambar diatas kertas dan memberi nama-nama alat
Memahami cara penggunaannya
Mengaplikasikan alat-alat gelas dalam praktek
Mencuci dan membersihkan alat-alat
Mengembalikan alat pada tempatnya atau menyimpannya
V PEMBAHASAN
Pengenalan dasar tentang alat-alat gelas merupakan materi pokok
yang harus diberikan pada tahap awaldasar Hal ini dilakukan
untuk memberikan bekala atau pengetahuan awal bagi para
praktikan pemula Dengan pengenalan peralatan gelas ini
diharapkan dapat membantu dan memperlancar jalannya praktikum
yang dilakukan (Solehudin2004)
Peralatan gelas merupakan peralatan yang tidak bisa diabaikan
dalam setiap kegiatan praktikum untuk itu diperlukan kedisiplinan
dan sikap hati-hati bagi para penggunapraktikan Dengan
pengenalan peralatan gelas ini praktikan dapat mengenali
memahami dan mengetahui cara kerja serta fungsi dari peralatan
yang sedang digunakan Selain itu cara pembersihan dan
penyimpanan serta perawatan peralatan gelas sangat diperluka
sehingga peralatan tetap dalam keadaan baik dan terawat
(Achmad1993)
1 Gelas ukur
Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya
Terbuat dari kaca atau plastik yang tahan panas Ukurannya
mulai dari 10 ml sampai 2L Berfungsi untuk mengukur
volume tertentu suatu zat-zat kimia yang berwujud cairan
Tidak boleh digunakan untuk membuat larutan
2 Pipet gondok
Dibagian tengah ini ada bagian yang membesarujungnya
runcing Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk
menghisap larutan dan mengeluarkan larutan Digunakan untuk
menambil larutan dengan volume tertentu Terdiri dari
bermacam-macam kapasitas volume
3 Pipet ukur
Berbeda dengan pipet gondok seluruh bagian pipet ini
memiliki diameter yang sama(bentuk tabung) Alat ini
digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu
maupun takaran beban dengan ketelitian yang cukup besar
yaitu 001 ml Terdiri dari bermacam-macam kapasitas volume
4 Pipet tetes
Berbentuk tabung dengan ujung bagian bawah runcing Terbuat
dari semacam gelas dan mudah pecah bagian atasnya memiliki
pompa karetpipet ini berguna untuk mengambil larutan dalm
jumlah kecil(tetes) Cara penggunaannya adalah dengan
menekan pompa karet dan melepaskannya(setelah ujung bawah
pipet menyentuh larutan kemudian keluarkan cairan dalam
pipet dengan menekan pompa karet)
5 Beaker glass
Gelas ini digunakan sebagai wadah untuk menampung
cairandan dapat juga digunakan untuk memanaskan cairan
Meskipun digelas ini tertulis beberpa volume (kapasitas)namun
alat ini bukanlah alat ukur
6 Tabung reaksi
Terbuat dari gelas dapat dipanaskan dan digunakan untuk
mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah yang sedikit
7 Buret
Terbuat dari gelas berbentuk tabung panjang dan mempunyai
skala ukur Bagian bawahnya mempunyai kran Kegunaannya
dalah untuk titrasizat yang digunakan untuk menitrasi (titran)
diisikan kedalam buret yang sudah dipasang pada statis
8 Lampu bunsen spirtus
Untuk memanaskan suatu xat pada wadah
tertentumisalnyauntuk memanaskan zat kimia yang
dimasukkan pada tabung reaksi Lampu ini berbahan bakar
spirtus dan memiliki sumbu Untuk mematikan lampu ini
cukup dengan ditutup menggunakan penutupnya maka secara
otomatis lampu akan mati
9 Batang pengaduk
Berupa batang gelas Gunanya untuk mengaduk suatu
campuran atau larutan zat-zat kimiapada saat melakukan reaksi
kimia
10 Erlenmeyer
Terbuat dari gelastersedia dalam berbagai macam kapasitas
Namun erlenmeyer bukanlah alat ukur Kegunaannya adalah
untuk wadah zat yang dititrasikadang-kadang juga digunakan
sebagai wadak larutan yang dipanaskan
11 Corong
Terbuat dari gelas Kegunaannya adalah untukmembantu
memasukkan cairan kedalam wadah(botoltabungburetlabu
ukur) yang berleher sempit sehingga cairan tidak tumpah
12 Labu ukur
Alat ini terbuat dari gelas dengan bernacam-macam kapasitas
mulai dari 5 ml ndash 1000 ml Kegunaannya adalah untuk
membuat larutan dengan konsentrasi (normalitasmolaritas)
tertentu dalam volume yang tertentu pula sesuai dengan
kapasitas labu ukurtidak dipakai untuk cairan panas Sebelum
digunakan labu ukur harusnya dicuci dulu dengan
menggunakan sabun agar zat yang akan diencerkan tidak
bereaksi dengan zat-zat yang masih menempel tertinggal pada
labu ukur
13 Gelas arloji
Berbentuk seperti cawan yang terbuat dari gelas Gunanya
untuk wadah zat-zat yang berbentuk kristal (padatan) yang
ditimbang
14 Penjepit tabung reaksi
Biasanya terbuat dari kayu atau besi Gunanya adalah untuk
memegangi atau menjepit tabung reaksi yang dipanaskan
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum pengenalan alat gelas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut
1 Seorang praktikan dapat lebih mengenal dan mengetahui fungsi nama
dan cara kerja peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum
2 Dengan pengetahuan tentang fungsi alat-alat tersebut maka
diharapkan dapat memprmudah dan memperlancar praktikan dalam
kegiatan praktikum
3 Dalm penggunaan alat gelas harus digunakan secara hati-hati agar
tidak mudah pecah
4 Penggunaan alat gelas harus sesuai dengan prosedur yang ada atau
harus tepat guna
5 Alat- alat gelasdigunakan dalam analisa kimia
ACARA IIB
MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara
ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk
mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif
II DASAR TEORI
Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin
dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana
terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat
dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung
reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai
menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang
menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui
cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan
tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi
karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara
kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat
menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara
melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)
Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan
kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu
kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai
penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan
jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia
dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-
paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga
Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi
juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi
Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi
larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial
ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26
baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang
berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat
ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan
terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar
dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2
= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara
(FESSENDEN1984)
Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah
reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang
tidak sedap ( Gunawan2004)
Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat
digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati
perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet tetes
2 Tabung reaksi
3 Penjepit tabung reaksi
4 Lampu bunsen
5 Gelas ukur
B Bahan
1 1 ml larutan NH 4Cl
2 1 ml larutan NaOH
3 Kertas lakmus merah
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl
Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi
Menambahkan 1 ml larutan NaOH
Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi
Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan
Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar
IV HASIL PENGAMATAN
Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan
sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening
Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari
ammonia (NH 3 )
Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi
menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah
mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu
menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa
Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat
memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik
keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru
Asam Merah Merah
Basa Biru Merah
V PEMBAHASAN
Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang
mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat
dijumpai pada kotoran hewan
Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi
Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi
Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi
(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi
agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap
Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan
kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna
pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)
NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl
Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan
suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl
dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya
samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum
dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah
dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi
setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata
mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan
gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan
merupakan bau khas dari ammonia
Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi
yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna
merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa
ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus
merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa
karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan
tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung
tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun
setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai
mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk
mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah
biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas
lakmus
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain
1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan
cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH
2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus
dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut
3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya
berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua
hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan
dalam reaksi
4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas
dari NH 3 yang menyengat
ACARA I C
PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis
II DASAR TEORI
PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan
H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui
proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan
volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan
larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata
lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu
larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat
Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2
Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat
Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4
mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia (Edward2008)
Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi
eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke
lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan
sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya
karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang
dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita
berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit
(Ancha2010)
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang
digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air
mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan
cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang
ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air
akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif
oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh
asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang
ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2
SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit
dalam pelarut (aquades)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas ukur
2 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 pekat
2 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades
menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis
H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest
+ H 2SO4
Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang
berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik
V PEMBAHASAN
Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang
menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4
pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit
demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur
Menuang aquades kedalam tabung reaksi
Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur
Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)
Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan
perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S
O4 dituang kedalam tabung reaksi
Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah
direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat
dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan
aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah
dari kondisi normal menjadi panas
Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis
(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas
(Purnawan2006)
Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila
dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan
sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian
perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4
dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)
H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi
yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga
pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang
( Purnawan2006)
Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah
meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan
kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu
larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan
Persamaan reaksi yang terjadi
o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4
o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat
dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan
1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat
eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas
2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah
dari kondisi normal menjadi panas
ACARA I D
PENYARINGAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana
II DASAR TEORI
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan
cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang
paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala
kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh
pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil
penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan
skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
ACARA 1 A
PENGENALAN ALAT-ALAT GELAS
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memperkenalkan beberapa macam alat gelas sederhana yang
sering digunakan untuk analisa kimia berikut cara penggunaannya
II DASAR TEORI
Dalam sebuah praktikumpraktikan diwajibkan mengenal dan
memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada di
laboratorium Selain untuk menghindari kecelakaan dan
bahayadengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-
masing alatpraktikan dapat melaksanakan praktikum dengan
sempurna ( Walton1998 )
Suatu laboratorium harus merupakan suatu tempat yang aman bagi
para pekerjanya atau pemakainya yaitu para praktikan Aman
terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit atau
gangguan kesehatan lainnya Hanya didalam laboratorium yang
amanbebas dari rasa khawatir akan kecelakaandan keracunan
seseorang dapat bekerja dengan aman produktif dan efisien
( Khasani1990)
Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan
beberapa alat gelas Penggunaan alat ini dengan tepat penting
untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik
Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan
apabila ada kemauan dari para pekerjapengguna maupun
kelompok pekerja laboratorium untuk melindungi diridiperlukan
kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada
dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya Tujuan dari
praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa
macam alat yang sering digunakan dalam laboratorium dan
penggunaannya ( Ginting2000)
Alat-alat gelas merupakan sebagian besar alat yang sering
digunakan dalam analisa kimia Alat-alat gelas sering digunakan
karena bahannya yang baik dan jika kita mereaksikan suatu larutan
alat-alat gelas tersebut tidak akan ikut bereaksi dibandingkan
dengan alat-alat yang terbuat dari plastik Namun didalam
penggunaan alat-alat gelas dituntut latihan karena alat gelas mudah
pecah dan tidak akan bisa dipergunakan lagi ( Sri harjani2007)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Penjepit
3 Batang pengaduk
4 Corong
5 Gelas arloji
6 Gelas ukur
7 Pipet tetes
8 Beaker glass
9 Erlenmeyer
10 Labu ukur
11 Pipet gondok
12 Buret
13 Lampu spirtus
B Bahan
1 Alat tulis
2 Kertas laporan sementara
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Alat- alat gelas
Menggambar diatas kertas dan memberi nama-nama alat
Memahami cara penggunaannya
Mengaplikasikan alat-alat gelas dalam praktek
Mencuci dan membersihkan alat-alat
Mengembalikan alat pada tempatnya atau menyimpannya
V PEMBAHASAN
Pengenalan dasar tentang alat-alat gelas merupakan materi pokok
yang harus diberikan pada tahap awaldasar Hal ini dilakukan
untuk memberikan bekala atau pengetahuan awal bagi para
praktikan pemula Dengan pengenalan peralatan gelas ini
diharapkan dapat membantu dan memperlancar jalannya praktikum
yang dilakukan (Solehudin2004)
Peralatan gelas merupakan peralatan yang tidak bisa diabaikan
dalam setiap kegiatan praktikum untuk itu diperlukan kedisiplinan
dan sikap hati-hati bagi para penggunapraktikan Dengan
pengenalan peralatan gelas ini praktikan dapat mengenali
memahami dan mengetahui cara kerja serta fungsi dari peralatan
yang sedang digunakan Selain itu cara pembersihan dan
penyimpanan serta perawatan peralatan gelas sangat diperluka
sehingga peralatan tetap dalam keadaan baik dan terawat
(Achmad1993)
1 Gelas ukur
Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya
Terbuat dari kaca atau plastik yang tahan panas Ukurannya
mulai dari 10 ml sampai 2L Berfungsi untuk mengukur
volume tertentu suatu zat-zat kimia yang berwujud cairan
Tidak boleh digunakan untuk membuat larutan
2 Pipet gondok
Dibagian tengah ini ada bagian yang membesarujungnya
runcing Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk
menghisap larutan dan mengeluarkan larutan Digunakan untuk
menambil larutan dengan volume tertentu Terdiri dari
bermacam-macam kapasitas volume
3 Pipet ukur
Berbeda dengan pipet gondok seluruh bagian pipet ini
memiliki diameter yang sama(bentuk tabung) Alat ini
digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu
maupun takaran beban dengan ketelitian yang cukup besar
yaitu 001 ml Terdiri dari bermacam-macam kapasitas volume
4 Pipet tetes
Berbentuk tabung dengan ujung bagian bawah runcing Terbuat
dari semacam gelas dan mudah pecah bagian atasnya memiliki
pompa karetpipet ini berguna untuk mengambil larutan dalm
jumlah kecil(tetes) Cara penggunaannya adalah dengan
menekan pompa karet dan melepaskannya(setelah ujung bawah
pipet menyentuh larutan kemudian keluarkan cairan dalam
pipet dengan menekan pompa karet)
5 Beaker glass
Gelas ini digunakan sebagai wadah untuk menampung
cairandan dapat juga digunakan untuk memanaskan cairan
Meskipun digelas ini tertulis beberpa volume (kapasitas)namun
alat ini bukanlah alat ukur
6 Tabung reaksi
Terbuat dari gelas dapat dipanaskan dan digunakan untuk
mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah yang sedikit
7 Buret
Terbuat dari gelas berbentuk tabung panjang dan mempunyai
skala ukur Bagian bawahnya mempunyai kran Kegunaannya
dalah untuk titrasizat yang digunakan untuk menitrasi (titran)
diisikan kedalam buret yang sudah dipasang pada statis
8 Lampu bunsen spirtus
Untuk memanaskan suatu xat pada wadah
tertentumisalnyauntuk memanaskan zat kimia yang
dimasukkan pada tabung reaksi Lampu ini berbahan bakar
spirtus dan memiliki sumbu Untuk mematikan lampu ini
cukup dengan ditutup menggunakan penutupnya maka secara
otomatis lampu akan mati
9 Batang pengaduk
Berupa batang gelas Gunanya untuk mengaduk suatu
campuran atau larutan zat-zat kimiapada saat melakukan reaksi
kimia
10 Erlenmeyer
Terbuat dari gelastersedia dalam berbagai macam kapasitas
Namun erlenmeyer bukanlah alat ukur Kegunaannya adalah
untuk wadah zat yang dititrasikadang-kadang juga digunakan
sebagai wadak larutan yang dipanaskan
11 Corong
Terbuat dari gelas Kegunaannya adalah untukmembantu
memasukkan cairan kedalam wadah(botoltabungburetlabu
ukur) yang berleher sempit sehingga cairan tidak tumpah
12 Labu ukur
Alat ini terbuat dari gelas dengan bernacam-macam kapasitas
mulai dari 5 ml ndash 1000 ml Kegunaannya adalah untuk
membuat larutan dengan konsentrasi (normalitasmolaritas)
tertentu dalam volume yang tertentu pula sesuai dengan
kapasitas labu ukurtidak dipakai untuk cairan panas Sebelum
digunakan labu ukur harusnya dicuci dulu dengan
menggunakan sabun agar zat yang akan diencerkan tidak
bereaksi dengan zat-zat yang masih menempel tertinggal pada
labu ukur
13 Gelas arloji
Berbentuk seperti cawan yang terbuat dari gelas Gunanya
untuk wadah zat-zat yang berbentuk kristal (padatan) yang
ditimbang
14 Penjepit tabung reaksi
Biasanya terbuat dari kayu atau besi Gunanya adalah untuk
memegangi atau menjepit tabung reaksi yang dipanaskan
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum pengenalan alat gelas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut
1 Seorang praktikan dapat lebih mengenal dan mengetahui fungsi nama
dan cara kerja peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum
2 Dengan pengetahuan tentang fungsi alat-alat tersebut maka
diharapkan dapat memprmudah dan memperlancar praktikan dalam
kegiatan praktikum
3 Dalm penggunaan alat gelas harus digunakan secara hati-hati agar
tidak mudah pecah
4 Penggunaan alat gelas harus sesuai dengan prosedur yang ada atau
harus tepat guna
5 Alat- alat gelasdigunakan dalam analisa kimia
ACARA IIB
MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara
ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk
mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif
II DASAR TEORI
Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin
dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana
terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat
dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung
reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai
menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang
menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui
cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan
tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi
karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara
kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat
menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara
melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)
Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan
kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu
kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai
penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan
jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia
dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-
paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga
Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi
juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi
Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi
larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial
ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26
baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang
berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat
ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan
terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar
dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2
= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara
(FESSENDEN1984)
Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah
reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang
tidak sedap ( Gunawan2004)
Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat
digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati
perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet tetes
2 Tabung reaksi
3 Penjepit tabung reaksi
4 Lampu bunsen
5 Gelas ukur
B Bahan
1 1 ml larutan NH 4Cl
2 1 ml larutan NaOH
3 Kertas lakmus merah
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl
Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi
Menambahkan 1 ml larutan NaOH
Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi
Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan
Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar
IV HASIL PENGAMATAN
Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan
sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening
Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari
ammonia (NH 3 )
Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi
menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah
mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu
menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa
Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat
memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik
keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru
Asam Merah Merah
Basa Biru Merah
V PEMBAHASAN
Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang
mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat
dijumpai pada kotoran hewan
Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi
Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi
Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi
(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi
agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap
Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan
kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna
pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)
NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl
Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan
suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl
dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya
samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum
dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah
dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi
setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata
mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan
gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan
merupakan bau khas dari ammonia
Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi
yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna
merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa
ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus
merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa
karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan
tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung
tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun
setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai
mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk
mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah
biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas
lakmus
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain
1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan
cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH
2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus
dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut
3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya
berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua
hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan
dalam reaksi
4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas
dari NH 3 yang menyengat
ACARA I C
PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis
II DASAR TEORI
PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan
H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui
proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan
volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan
larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata
lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu
larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat
Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2
Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat
Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4
mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia (Edward2008)
Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi
eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke
lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan
sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya
karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang
dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita
berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit
(Ancha2010)
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang
digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air
mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan
cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang
ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air
akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif
oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh
asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang
ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2
SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit
dalam pelarut (aquades)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas ukur
2 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 pekat
2 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades
menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis
H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest
+ H 2SO4
Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang
berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik
V PEMBAHASAN
Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang
menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4
pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit
demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur
Menuang aquades kedalam tabung reaksi
Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur
Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)
Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan
perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S
O4 dituang kedalam tabung reaksi
Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah
direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat
dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan
aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah
dari kondisi normal menjadi panas
Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis
(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas
(Purnawan2006)
Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila
dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan
sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian
perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4
dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)
H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi
yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga
pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang
( Purnawan2006)
Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah
meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan
kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu
larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan
Persamaan reaksi yang terjadi
o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4
o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat
dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan
1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat
eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas
2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah
dari kondisi normal menjadi panas
ACARA I D
PENYARINGAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana
II DASAR TEORI
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan
cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang
paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala
kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh
pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil
penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan
skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
macam alat yang sering digunakan dalam laboratorium dan
penggunaannya ( Ginting2000)
Alat-alat gelas merupakan sebagian besar alat yang sering
digunakan dalam analisa kimia Alat-alat gelas sering digunakan
karena bahannya yang baik dan jika kita mereaksikan suatu larutan
alat-alat gelas tersebut tidak akan ikut bereaksi dibandingkan
dengan alat-alat yang terbuat dari plastik Namun didalam
penggunaan alat-alat gelas dituntut latihan karena alat gelas mudah
pecah dan tidak akan bisa dipergunakan lagi ( Sri harjani2007)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Penjepit
3 Batang pengaduk
4 Corong
5 Gelas arloji
6 Gelas ukur
7 Pipet tetes
8 Beaker glass
9 Erlenmeyer
10 Labu ukur
11 Pipet gondok
12 Buret
13 Lampu spirtus
B Bahan
1 Alat tulis
2 Kertas laporan sementara
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Alat- alat gelas
Menggambar diatas kertas dan memberi nama-nama alat
Memahami cara penggunaannya
Mengaplikasikan alat-alat gelas dalam praktek
Mencuci dan membersihkan alat-alat
Mengembalikan alat pada tempatnya atau menyimpannya
V PEMBAHASAN
Pengenalan dasar tentang alat-alat gelas merupakan materi pokok
yang harus diberikan pada tahap awaldasar Hal ini dilakukan
untuk memberikan bekala atau pengetahuan awal bagi para
praktikan pemula Dengan pengenalan peralatan gelas ini
diharapkan dapat membantu dan memperlancar jalannya praktikum
yang dilakukan (Solehudin2004)
Peralatan gelas merupakan peralatan yang tidak bisa diabaikan
dalam setiap kegiatan praktikum untuk itu diperlukan kedisiplinan
dan sikap hati-hati bagi para penggunapraktikan Dengan
pengenalan peralatan gelas ini praktikan dapat mengenali
memahami dan mengetahui cara kerja serta fungsi dari peralatan
yang sedang digunakan Selain itu cara pembersihan dan
penyimpanan serta perawatan peralatan gelas sangat diperluka
sehingga peralatan tetap dalam keadaan baik dan terawat
(Achmad1993)
1 Gelas ukur
Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya
Terbuat dari kaca atau plastik yang tahan panas Ukurannya
mulai dari 10 ml sampai 2L Berfungsi untuk mengukur
volume tertentu suatu zat-zat kimia yang berwujud cairan
Tidak boleh digunakan untuk membuat larutan
2 Pipet gondok
Dibagian tengah ini ada bagian yang membesarujungnya
runcing Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk
menghisap larutan dan mengeluarkan larutan Digunakan untuk
menambil larutan dengan volume tertentu Terdiri dari
bermacam-macam kapasitas volume
3 Pipet ukur
Berbeda dengan pipet gondok seluruh bagian pipet ini
memiliki diameter yang sama(bentuk tabung) Alat ini
digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu
maupun takaran beban dengan ketelitian yang cukup besar
yaitu 001 ml Terdiri dari bermacam-macam kapasitas volume
4 Pipet tetes
Berbentuk tabung dengan ujung bagian bawah runcing Terbuat
dari semacam gelas dan mudah pecah bagian atasnya memiliki
pompa karetpipet ini berguna untuk mengambil larutan dalm
jumlah kecil(tetes) Cara penggunaannya adalah dengan
menekan pompa karet dan melepaskannya(setelah ujung bawah
pipet menyentuh larutan kemudian keluarkan cairan dalam
pipet dengan menekan pompa karet)
5 Beaker glass
Gelas ini digunakan sebagai wadah untuk menampung
cairandan dapat juga digunakan untuk memanaskan cairan
Meskipun digelas ini tertulis beberpa volume (kapasitas)namun
alat ini bukanlah alat ukur
6 Tabung reaksi
Terbuat dari gelas dapat dipanaskan dan digunakan untuk
mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah yang sedikit
7 Buret
Terbuat dari gelas berbentuk tabung panjang dan mempunyai
skala ukur Bagian bawahnya mempunyai kran Kegunaannya
dalah untuk titrasizat yang digunakan untuk menitrasi (titran)
diisikan kedalam buret yang sudah dipasang pada statis
8 Lampu bunsen spirtus
Untuk memanaskan suatu xat pada wadah
tertentumisalnyauntuk memanaskan zat kimia yang
dimasukkan pada tabung reaksi Lampu ini berbahan bakar
spirtus dan memiliki sumbu Untuk mematikan lampu ini
cukup dengan ditutup menggunakan penutupnya maka secara
otomatis lampu akan mati
9 Batang pengaduk
Berupa batang gelas Gunanya untuk mengaduk suatu
campuran atau larutan zat-zat kimiapada saat melakukan reaksi
kimia
10 Erlenmeyer
Terbuat dari gelastersedia dalam berbagai macam kapasitas
Namun erlenmeyer bukanlah alat ukur Kegunaannya adalah
untuk wadah zat yang dititrasikadang-kadang juga digunakan
sebagai wadak larutan yang dipanaskan
11 Corong
Terbuat dari gelas Kegunaannya adalah untukmembantu
memasukkan cairan kedalam wadah(botoltabungburetlabu
ukur) yang berleher sempit sehingga cairan tidak tumpah
12 Labu ukur
Alat ini terbuat dari gelas dengan bernacam-macam kapasitas
mulai dari 5 ml ndash 1000 ml Kegunaannya adalah untuk
membuat larutan dengan konsentrasi (normalitasmolaritas)
tertentu dalam volume yang tertentu pula sesuai dengan
kapasitas labu ukurtidak dipakai untuk cairan panas Sebelum
digunakan labu ukur harusnya dicuci dulu dengan
menggunakan sabun agar zat yang akan diencerkan tidak
bereaksi dengan zat-zat yang masih menempel tertinggal pada
labu ukur
13 Gelas arloji
Berbentuk seperti cawan yang terbuat dari gelas Gunanya
untuk wadah zat-zat yang berbentuk kristal (padatan) yang
ditimbang
14 Penjepit tabung reaksi
Biasanya terbuat dari kayu atau besi Gunanya adalah untuk
memegangi atau menjepit tabung reaksi yang dipanaskan
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum pengenalan alat gelas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut
1 Seorang praktikan dapat lebih mengenal dan mengetahui fungsi nama
dan cara kerja peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum
2 Dengan pengetahuan tentang fungsi alat-alat tersebut maka
diharapkan dapat memprmudah dan memperlancar praktikan dalam
kegiatan praktikum
3 Dalm penggunaan alat gelas harus digunakan secara hati-hati agar
tidak mudah pecah
4 Penggunaan alat gelas harus sesuai dengan prosedur yang ada atau
harus tepat guna
5 Alat- alat gelasdigunakan dalam analisa kimia
ACARA IIB
MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara
ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk
mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif
II DASAR TEORI
Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin
dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana
terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat
dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung
reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai
menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang
menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui
cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan
tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi
karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara
kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat
menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara
melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)
Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan
kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu
kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai
penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan
jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia
dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-
paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga
Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi
juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi
Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi
larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial
ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26
baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang
berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat
ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan
terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar
dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2
= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara
(FESSENDEN1984)
Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah
reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang
tidak sedap ( Gunawan2004)
Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat
digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati
perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet tetes
2 Tabung reaksi
3 Penjepit tabung reaksi
4 Lampu bunsen
5 Gelas ukur
B Bahan
1 1 ml larutan NH 4Cl
2 1 ml larutan NaOH
3 Kertas lakmus merah
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl
Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi
Menambahkan 1 ml larutan NaOH
Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi
Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan
Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar
IV HASIL PENGAMATAN
Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan
sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening
Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari
ammonia (NH 3 )
Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi
menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah
mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu
menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa
Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat
memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik
keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru
Asam Merah Merah
Basa Biru Merah
V PEMBAHASAN
Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang
mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat
dijumpai pada kotoran hewan
Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi
Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi
Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi
(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi
agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap
Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan
kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna
pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)
NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl
Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan
suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl
dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya
samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum
dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah
dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi
setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata
mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan
gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan
merupakan bau khas dari ammonia
Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi
yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna
merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa
ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus
merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa
karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan
tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung
tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun
setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai
mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk
mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah
biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas
lakmus
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain
1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan
cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH
2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus
dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut
3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya
berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua
hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan
dalam reaksi
4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas
dari NH 3 yang menyengat
ACARA I C
PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis
II DASAR TEORI
PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan
H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui
proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan
volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan
larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata
lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu
larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat
Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2
Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat
Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4
mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia (Edward2008)
Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi
eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke
lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan
sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya
karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang
dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita
berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit
(Ancha2010)
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang
digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air
mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan
cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang
ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air
akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif
oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh
asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang
ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2
SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit
dalam pelarut (aquades)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas ukur
2 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 pekat
2 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades
menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis
H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest
+ H 2SO4
Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang
berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik
V PEMBAHASAN
Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang
menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4
pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit
demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur
Menuang aquades kedalam tabung reaksi
Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur
Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)
Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan
perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S
O4 dituang kedalam tabung reaksi
Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah
direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat
dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan
aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah
dari kondisi normal menjadi panas
Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis
(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas
(Purnawan2006)
Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila
dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan
sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian
perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4
dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)
H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi
yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga
pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang
( Purnawan2006)
Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah
meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan
kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu
larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan
Persamaan reaksi yang terjadi
o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4
o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat
dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan
1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat
eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas
2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah
dari kondisi normal menjadi panas
ACARA I D
PENYARINGAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana
II DASAR TEORI
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan
cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang
paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala
kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh
pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil
penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan
skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Alat- alat gelas
Menggambar diatas kertas dan memberi nama-nama alat
Memahami cara penggunaannya
Mengaplikasikan alat-alat gelas dalam praktek
Mencuci dan membersihkan alat-alat
Mengembalikan alat pada tempatnya atau menyimpannya
V PEMBAHASAN
Pengenalan dasar tentang alat-alat gelas merupakan materi pokok
yang harus diberikan pada tahap awaldasar Hal ini dilakukan
untuk memberikan bekala atau pengetahuan awal bagi para
praktikan pemula Dengan pengenalan peralatan gelas ini
diharapkan dapat membantu dan memperlancar jalannya praktikum
yang dilakukan (Solehudin2004)
Peralatan gelas merupakan peralatan yang tidak bisa diabaikan
dalam setiap kegiatan praktikum untuk itu diperlukan kedisiplinan
dan sikap hati-hati bagi para penggunapraktikan Dengan
pengenalan peralatan gelas ini praktikan dapat mengenali
memahami dan mengetahui cara kerja serta fungsi dari peralatan
yang sedang digunakan Selain itu cara pembersihan dan
penyimpanan serta perawatan peralatan gelas sangat diperluka
sehingga peralatan tetap dalam keadaan baik dan terawat
(Achmad1993)
1 Gelas ukur
Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya
Terbuat dari kaca atau plastik yang tahan panas Ukurannya
mulai dari 10 ml sampai 2L Berfungsi untuk mengukur
volume tertentu suatu zat-zat kimia yang berwujud cairan
Tidak boleh digunakan untuk membuat larutan
2 Pipet gondok
Dibagian tengah ini ada bagian yang membesarujungnya
runcing Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk
menghisap larutan dan mengeluarkan larutan Digunakan untuk
menambil larutan dengan volume tertentu Terdiri dari
bermacam-macam kapasitas volume
3 Pipet ukur
Berbeda dengan pipet gondok seluruh bagian pipet ini
memiliki diameter yang sama(bentuk tabung) Alat ini
digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu
maupun takaran beban dengan ketelitian yang cukup besar
yaitu 001 ml Terdiri dari bermacam-macam kapasitas volume
4 Pipet tetes
Berbentuk tabung dengan ujung bagian bawah runcing Terbuat
dari semacam gelas dan mudah pecah bagian atasnya memiliki
pompa karetpipet ini berguna untuk mengambil larutan dalm
jumlah kecil(tetes) Cara penggunaannya adalah dengan
menekan pompa karet dan melepaskannya(setelah ujung bawah
pipet menyentuh larutan kemudian keluarkan cairan dalam
pipet dengan menekan pompa karet)
5 Beaker glass
Gelas ini digunakan sebagai wadah untuk menampung
cairandan dapat juga digunakan untuk memanaskan cairan
Meskipun digelas ini tertulis beberpa volume (kapasitas)namun
alat ini bukanlah alat ukur
6 Tabung reaksi
Terbuat dari gelas dapat dipanaskan dan digunakan untuk
mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah yang sedikit
7 Buret
Terbuat dari gelas berbentuk tabung panjang dan mempunyai
skala ukur Bagian bawahnya mempunyai kran Kegunaannya
dalah untuk titrasizat yang digunakan untuk menitrasi (titran)
diisikan kedalam buret yang sudah dipasang pada statis
8 Lampu bunsen spirtus
Untuk memanaskan suatu xat pada wadah
tertentumisalnyauntuk memanaskan zat kimia yang
dimasukkan pada tabung reaksi Lampu ini berbahan bakar
spirtus dan memiliki sumbu Untuk mematikan lampu ini
cukup dengan ditutup menggunakan penutupnya maka secara
otomatis lampu akan mati
9 Batang pengaduk
Berupa batang gelas Gunanya untuk mengaduk suatu
campuran atau larutan zat-zat kimiapada saat melakukan reaksi
kimia
10 Erlenmeyer
Terbuat dari gelastersedia dalam berbagai macam kapasitas
Namun erlenmeyer bukanlah alat ukur Kegunaannya adalah
untuk wadah zat yang dititrasikadang-kadang juga digunakan
sebagai wadak larutan yang dipanaskan
11 Corong
Terbuat dari gelas Kegunaannya adalah untukmembantu
memasukkan cairan kedalam wadah(botoltabungburetlabu
ukur) yang berleher sempit sehingga cairan tidak tumpah
12 Labu ukur
Alat ini terbuat dari gelas dengan bernacam-macam kapasitas
mulai dari 5 ml ndash 1000 ml Kegunaannya adalah untuk
membuat larutan dengan konsentrasi (normalitasmolaritas)
tertentu dalam volume yang tertentu pula sesuai dengan
kapasitas labu ukurtidak dipakai untuk cairan panas Sebelum
digunakan labu ukur harusnya dicuci dulu dengan
menggunakan sabun agar zat yang akan diencerkan tidak
bereaksi dengan zat-zat yang masih menempel tertinggal pada
labu ukur
13 Gelas arloji
Berbentuk seperti cawan yang terbuat dari gelas Gunanya
untuk wadah zat-zat yang berbentuk kristal (padatan) yang
ditimbang
14 Penjepit tabung reaksi
Biasanya terbuat dari kayu atau besi Gunanya adalah untuk
memegangi atau menjepit tabung reaksi yang dipanaskan
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum pengenalan alat gelas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut
1 Seorang praktikan dapat lebih mengenal dan mengetahui fungsi nama
dan cara kerja peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum
2 Dengan pengetahuan tentang fungsi alat-alat tersebut maka
diharapkan dapat memprmudah dan memperlancar praktikan dalam
kegiatan praktikum
3 Dalm penggunaan alat gelas harus digunakan secara hati-hati agar
tidak mudah pecah
4 Penggunaan alat gelas harus sesuai dengan prosedur yang ada atau
harus tepat guna
5 Alat- alat gelasdigunakan dalam analisa kimia
ACARA IIB
MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara
ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk
mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif
II DASAR TEORI
Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin
dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana
terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat
dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung
reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai
menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang
menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui
cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan
tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi
karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara
kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat
menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara
melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)
Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan
kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu
kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai
penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan
jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia
dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-
paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga
Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi
juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi
Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi
larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial
ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26
baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang
berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat
ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan
terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar
dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2
= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara
(FESSENDEN1984)
Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah
reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang
tidak sedap ( Gunawan2004)
Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat
digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati
perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet tetes
2 Tabung reaksi
3 Penjepit tabung reaksi
4 Lampu bunsen
5 Gelas ukur
B Bahan
1 1 ml larutan NH 4Cl
2 1 ml larutan NaOH
3 Kertas lakmus merah
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl
Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi
Menambahkan 1 ml larutan NaOH
Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi
Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan
Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar
IV HASIL PENGAMATAN
Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan
sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening
Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari
ammonia (NH 3 )
Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi
menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah
mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu
menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa
Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat
memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik
keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru
Asam Merah Merah
Basa Biru Merah
V PEMBAHASAN
Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang
mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat
dijumpai pada kotoran hewan
Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi
Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi
Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi
(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi
agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap
Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan
kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna
pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)
NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl
Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan
suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl
dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya
samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum
dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah
dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi
setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata
mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan
gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan
merupakan bau khas dari ammonia
Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi
yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna
merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa
ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus
merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa
karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan
tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung
tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun
setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai
mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk
mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah
biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas
lakmus
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain
1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan
cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH
2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus
dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut
3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya
berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua
hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan
dalam reaksi
4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas
dari NH 3 yang menyengat
ACARA I C
PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis
II DASAR TEORI
PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan
H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui
proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan
volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan
larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata
lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu
larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat
Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2
Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat
Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4
mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia (Edward2008)
Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi
eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke
lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan
sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya
karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang
dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita
berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit
(Ancha2010)
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang
digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air
mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan
cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang
ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air
akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif
oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh
asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang
ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2
SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit
dalam pelarut (aquades)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas ukur
2 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 pekat
2 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades
menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis
H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest
+ H 2SO4
Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang
berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik
V PEMBAHASAN
Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang
menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4
pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit
demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur
Menuang aquades kedalam tabung reaksi
Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur
Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)
Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan
perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S
O4 dituang kedalam tabung reaksi
Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah
direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat
dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan
aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah
dari kondisi normal menjadi panas
Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis
(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas
(Purnawan2006)
Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila
dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan
sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian
perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4
dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)
H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi
yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga
pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang
( Purnawan2006)
Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah
meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan
kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu
larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan
Persamaan reaksi yang terjadi
o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4
o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat
dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan
1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat
eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas
2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah
dari kondisi normal menjadi panas
ACARA I D
PENYARINGAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana
II DASAR TEORI
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan
cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang
paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala
kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh
pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil
penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan
skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
V PEMBAHASAN
Pengenalan dasar tentang alat-alat gelas merupakan materi pokok
yang harus diberikan pada tahap awaldasar Hal ini dilakukan
untuk memberikan bekala atau pengetahuan awal bagi para
praktikan pemula Dengan pengenalan peralatan gelas ini
diharapkan dapat membantu dan memperlancar jalannya praktikum
yang dilakukan (Solehudin2004)
Peralatan gelas merupakan peralatan yang tidak bisa diabaikan
dalam setiap kegiatan praktikum untuk itu diperlukan kedisiplinan
dan sikap hati-hati bagi para penggunapraktikan Dengan
pengenalan peralatan gelas ini praktikan dapat mengenali
memahami dan mengetahui cara kerja serta fungsi dari peralatan
yang sedang digunakan Selain itu cara pembersihan dan
penyimpanan serta perawatan peralatan gelas sangat diperluka
sehingga peralatan tetap dalam keadaan baik dan terawat
(Achmad1993)
1 Gelas ukur
Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya
Terbuat dari kaca atau plastik yang tahan panas Ukurannya
mulai dari 10 ml sampai 2L Berfungsi untuk mengukur
volume tertentu suatu zat-zat kimia yang berwujud cairan
Tidak boleh digunakan untuk membuat larutan
2 Pipet gondok
Dibagian tengah ini ada bagian yang membesarujungnya
runcing Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk
menghisap larutan dan mengeluarkan larutan Digunakan untuk
menambil larutan dengan volume tertentu Terdiri dari
bermacam-macam kapasitas volume
3 Pipet ukur
Berbeda dengan pipet gondok seluruh bagian pipet ini
memiliki diameter yang sama(bentuk tabung) Alat ini
digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu
maupun takaran beban dengan ketelitian yang cukup besar
yaitu 001 ml Terdiri dari bermacam-macam kapasitas volume
4 Pipet tetes
Berbentuk tabung dengan ujung bagian bawah runcing Terbuat
dari semacam gelas dan mudah pecah bagian atasnya memiliki
pompa karetpipet ini berguna untuk mengambil larutan dalm
jumlah kecil(tetes) Cara penggunaannya adalah dengan
menekan pompa karet dan melepaskannya(setelah ujung bawah
pipet menyentuh larutan kemudian keluarkan cairan dalam
pipet dengan menekan pompa karet)
5 Beaker glass
Gelas ini digunakan sebagai wadah untuk menampung
cairandan dapat juga digunakan untuk memanaskan cairan
Meskipun digelas ini tertulis beberpa volume (kapasitas)namun
alat ini bukanlah alat ukur
6 Tabung reaksi
Terbuat dari gelas dapat dipanaskan dan digunakan untuk
mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah yang sedikit
7 Buret
Terbuat dari gelas berbentuk tabung panjang dan mempunyai
skala ukur Bagian bawahnya mempunyai kran Kegunaannya
dalah untuk titrasizat yang digunakan untuk menitrasi (titran)
diisikan kedalam buret yang sudah dipasang pada statis
8 Lampu bunsen spirtus
Untuk memanaskan suatu xat pada wadah
tertentumisalnyauntuk memanaskan zat kimia yang
dimasukkan pada tabung reaksi Lampu ini berbahan bakar
spirtus dan memiliki sumbu Untuk mematikan lampu ini
cukup dengan ditutup menggunakan penutupnya maka secara
otomatis lampu akan mati
9 Batang pengaduk
Berupa batang gelas Gunanya untuk mengaduk suatu
campuran atau larutan zat-zat kimiapada saat melakukan reaksi
kimia
10 Erlenmeyer
Terbuat dari gelastersedia dalam berbagai macam kapasitas
Namun erlenmeyer bukanlah alat ukur Kegunaannya adalah
untuk wadah zat yang dititrasikadang-kadang juga digunakan
sebagai wadak larutan yang dipanaskan
11 Corong
Terbuat dari gelas Kegunaannya adalah untukmembantu
memasukkan cairan kedalam wadah(botoltabungburetlabu
ukur) yang berleher sempit sehingga cairan tidak tumpah
12 Labu ukur
Alat ini terbuat dari gelas dengan bernacam-macam kapasitas
mulai dari 5 ml ndash 1000 ml Kegunaannya adalah untuk
membuat larutan dengan konsentrasi (normalitasmolaritas)
tertentu dalam volume yang tertentu pula sesuai dengan
kapasitas labu ukurtidak dipakai untuk cairan panas Sebelum
digunakan labu ukur harusnya dicuci dulu dengan
menggunakan sabun agar zat yang akan diencerkan tidak
bereaksi dengan zat-zat yang masih menempel tertinggal pada
labu ukur
13 Gelas arloji
Berbentuk seperti cawan yang terbuat dari gelas Gunanya
untuk wadah zat-zat yang berbentuk kristal (padatan) yang
ditimbang
14 Penjepit tabung reaksi
Biasanya terbuat dari kayu atau besi Gunanya adalah untuk
memegangi atau menjepit tabung reaksi yang dipanaskan
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum pengenalan alat gelas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut
1 Seorang praktikan dapat lebih mengenal dan mengetahui fungsi nama
dan cara kerja peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum
2 Dengan pengetahuan tentang fungsi alat-alat tersebut maka
diharapkan dapat memprmudah dan memperlancar praktikan dalam
kegiatan praktikum
3 Dalm penggunaan alat gelas harus digunakan secara hati-hati agar
tidak mudah pecah
4 Penggunaan alat gelas harus sesuai dengan prosedur yang ada atau
harus tepat guna
5 Alat- alat gelasdigunakan dalam analisa kimia
ACARA IIB
MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara
ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk
mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif
II DASAR TEORI
Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin
dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana
terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat
dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung
reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai
menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang
menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui
cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan
tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi
karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara
kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat
menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara
melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)
Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan
kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu
kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai
penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan
jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia
dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-
paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga
Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi
juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi
Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi
larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial
ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26
baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang
berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat
ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan
terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar
dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2
= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara
(FESSENDEN1984)
Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah
reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang
tidak sedap ( Gunawan2004)
Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat
digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati
perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet tetes
2 Tabung reaksi
3 Penjepit tabung reaksi
4 Lampu bunsen
5 Gelas ukur
B Bahan
1 1 ml larutan NH 4Cl
2 1 ml larutan NaOH
3 Kertas lakmus merah
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl
Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi
Menambahkan 1 ml larutan NaOH
Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi
Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan
Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar
IV HASIL PENGAMATAN
Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan
sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening
Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari
ammonia (NH 3 )
Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi
menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah
mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu
menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa
Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat
memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik
keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru
Asam Merah Merah
Basa Biru Merah
V PEMBAHASAN
Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang
mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat
dijumpai pada kotoran hewan
Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi
Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi
Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi
(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi
agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap
Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan
kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna
pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)
NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl
Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan
suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl
dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya
samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum
dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah
dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi
setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata
mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan
gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan
merupakan bau khas dari ammonia
Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi
yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna
merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa
ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus
merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa
karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan
tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung
tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun
setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai
mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk
mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah
biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas
lakmus
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain
1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan
cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH
2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus
dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut
3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya
berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua
hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan
dalam reaksi
4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas
dari NH 3 yang menyengat
ACARA I C
PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis
II DASAR TEORI
PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan
H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui
proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan
volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan
larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata
lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu
larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat
Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2
Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat
Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4
mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia (Edward2008)
Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi
eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke
lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan
sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya
karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang
dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita
berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit
(Ancha2010)
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang
digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air
mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan
cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang
ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air
akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif
oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh
asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang
ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2
SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit
dalam pelarut (aquades)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas ukur
2 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 pekat
2 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades
menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis
H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest
+ H 2SO4
Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang
berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik
V PEMBAHASAN
Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang
menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4
pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit
demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur
Menuang aquades kedalam tabung reaksi
Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur
Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)
Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan
perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S
O4 dituang kedalam tabung reaksi
Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah
direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat
dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan
aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah
dari kondisi normal menjadi panas
Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis
(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas
(Purnawan2006)
Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila
dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan
sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian
perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4
dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)
H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi
yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga
pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang
( Purnawan2006)
Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah
meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan
kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu
larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan
Persamaan reaksi yang terjadi
o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4
o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat
dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan
1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat
eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas
2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah
dari kondisi normal menjadi panas
ACARA I D
PENYARINGAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana
II DASAR TEORI
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan
cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang
paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala
kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh
pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil
penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan
skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
Dibagian tengah ini ada bagian yang membesarujungnya
runcing Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk
menghisap larutan dan mengeluarkan larutan Digunakan untuk
menambil larutan dengan volume tertentu Terdiri dari
bermacam-macam kapasitas volume
3 Pipet ukur
Berbeda dengan pipet gondok seluruh bagian pipet ini
memiliki diameter yang sama(bentuk tabung) Alat ini
digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu
maupun takaran beban dengan ketelitian yang cukup besar
yaitu 001 ml Terdiri dari bermacam-macam kapasitas volume
4 Pipet tetes
Berbentuk tabung dengan ujung bagian bawah runcing Terbuat
dari semacam gelas dan mudah pecah bagian atasnya memiliki
pompa karetpipet ini berguna untuk mengambil larutan dalm
jumlah kecil(tetes) Cara penggunaannya adalah dengan
menekan pompa karet dan melepaskannya(setelah ujung bawah
pipet menyentuh larutan kemudian keluarkan cairan dalam
pipet dengan menekan pompa karet)
5 Beaker glass
Gelas ini digunakan sebagai wadah untuk menampung
cairandan dapat juga digunakan untuk memanaskan cairan
Meskipun digelas ini tertulis beberpa volume (kapasitas)namun
alat ini bukanlah alat ukur
6 Tabung reaksi
Terbuat dari gelas dapat dipanaskan dan digunakan untuk
mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah yang sedikit
7 Buret
Terbuat dari gelas berbentuk tabung panjang dan mempunyai
skala ukur Bagian bawahnya mempunyai kran Kegunaannya
dalah untuk titrasizat yang digunakan untuk menitrasi (titran)
diisikan kedalam buret yang sudah dipasang pada statis
8 Lampu bunsen spirtus
Untuk memanaskan suatu xat pada wadah
tertentumisalnyauntuk memanaskan zat kimia yang
dimasukkan pada tabung reaksi Lampu ini berbahan bakar
spirtus dan memiliki sumbu Untuk mematikan lampu ini
cukup dengan ditutup menggunakan penutupnya maka secara
otomatis lampu akan mati
9 Batang pengaduk
Berupa batang gelas Gunanya untuk mengaduk suatu
campuran atau larutan zat-zat kimiapada saat melakukan reaksi
kimia
10 Erlenmeyer
Terbuat dari gelastersedia dalam berbagai macam kapasitas
Namun erlenmeyer bukanlah alat ukur Kegunaannya adalah
untuk wadah zat yang dititrasikadang-kadang juga digunakan
sebagai wadak larutan yang dipanaskan
11 Corong
Terbuat dari gelas Kegunaannya adalah untukmembantu
memasukkan cairan kedalam wadah(botoltabungburetlabu
ukur) yang berleher sempit sehingga cairan tidak tumpah
12 Labu ukur
Alat ini terbuat dari gelas dengan bernacam-macam kapasitas
mulai dari 5 ml ndash 1000 ml Kegunaannya adalah untuk
membuat larutan dengan konsentrasi (normalitasmolaritas)
tertentu dalam volume yang tertentu pula sesuai dengan
kapasitas labu ukurtidak dipakai untuk cairan panas Sebelum
digunakan labu ukur harusnya dicuci dulu dengan
menggunakan sabun agar zat yang akan diencerkan tidak
bereaksi dengan zat-zat yang masih menempel tertinggal pada
labu ukur
13 Gelas arloji
Berbentuk seperti cawan yang terbuat dari gelas Gunanya
untuk wadah zat-zat yang berbentuk kristal (padatan) yang
ditimbang
14 Penjepit tabung reaksi
Biasanya terbuat dari kayu atau besi Gunanya adalah untuk
memegangi atau menjepit tabung reaksi yang dipanaskan
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum pengenalan alat gelas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut
1 Seorang praktikan dapat lebih mengenal dan mengetahui fungsi nama
dan cara kerja peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum
2 Dengan pengetahuan tentang fungsi alat-alat tersebut maka
diharapkan dapat memprmudah dan memperlancar praktikan dalam
kegiatan praktikum
3 Dalm penggunaan alat gelas harus digunakan secara hati-hati agar
tidak mudah pecah
4 Penggunaan alat gelas harus sesuai dengan prosedur yang ada atau
harus tepat guna
5 Alat- alat gelasdigunakan dalam analisa kimia
ACARA IIB
MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara
ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk
mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif
II DASAR TEORI
Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin
dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana
terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat
dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung
reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai
menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang
menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui
cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan
tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi
karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara
kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat
menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara
melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)
Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan
kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu
kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai
penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan
jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia
dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-
paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga
Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi
juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi
Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi
larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial
ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26
baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang
berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat
ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan
terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar
dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2
= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara
(FESSENDEN1984)
Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah
reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang
tidak sedap ( Gunawan2004)
Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat
digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati
perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet tetes
2 Tabung reaksi
3 Penjepit tabung reaksi
4 Lampu bunsen
5 Gelas ukur
B Bahan
1 1 ml larutan NH 4Cl
2 1 ml larutan NaOH
3 Kertas lakmus merah
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl
Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi
Menambahkan 1 ml larutan NaOH
Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi
Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan
Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar
IV HASIL PENGAMATAN
Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan
sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening
Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari
ammonia (NH 3 )
Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi
menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah
mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu
menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa
Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat
memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik
keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru
Asam Merah Merah
Basa Biru Merah
V PEMBAHASAN
Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang
mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat
dijumpai pada kotoran hewan
Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi
Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi
Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi
(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi
agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap
Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan
kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna
pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)
NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl
Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan
suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl
dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya
samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum
dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah
dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi
setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata
mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan
gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan
merupakan bau khas dari ammonia
Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi
yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna
merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa
ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus
merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa
karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan
tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung
tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun
setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai
mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk
mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah
biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas
lakmus
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain
1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan
cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH
2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus
dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut
3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya
berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua
hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan
dalam reaksi
4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas
dari NH 3 yang menyengat
ACARA I C
PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis
II DASAR TEORI
PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan
H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui
proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan
volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan
larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata
lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu
larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat
Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2
Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat
Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4
mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia (Edward2008)
Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi
eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke
lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan
sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya
karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang
dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita
berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit
(Ancha2010)
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang
digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air
mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan
cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang
ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air
akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif
oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh
asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang
ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2
SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit
dalam pelarut (aquades)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas ukur
2 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 pekat
2 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades
menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis
H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest
+ H 2SO4
Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang
berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik
V PEMBAHASAN
Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang
menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4
pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit
demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur
Menuang aquades kedalam tabung reaksi
Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur
Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)
Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan
perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S
O4 dituang kedalam tabung reaksi
Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah
direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat
dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan
aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah
dari kondisi normal menjadi panas
Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis
(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas
(Purnawan2006)
Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila
dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan
sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian
perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4
dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)
H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi
yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga
pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang
( Purnawan2006)
Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah
meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan
kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu
larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan
Persamaan reaksi yang terjadi
o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4
o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat
dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan
1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat
eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas
2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah
dari kondisi normal menjadi panas
ACARA I D
PENYARINGAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana
II DASAR TEORI
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan
cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang
paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala
kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh
pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil
penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan
skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
8 Lampu bunsen spirtus
Untuk memanaskan suatu xat pada wadah
tertentumisalnyauntuk memanaskan zat kimia yang
dimasukkan pada tabung reaksi Lampu ini berbahan bakar
spirtus dan memiliki sumbu Untuk mematikan lampu ini
cukup dengan ditutup menggunakan penutupnya maka secara
otomatis lampu akan mati
9 Batang pengaduk
Berupa batang gelas Gunanya untuk mengaduk suatu
campuran atau larutan zat-zat kimiapada saat melakukan reaksi
kimia
10 Erlenmeyer
Terbuat dari gelastersedia dalam berbagai macam kapasitas
Namun erlenmeyer bukanlah alat ukur Kegunaannya adalah
untuk wadah zat yang dititrasikadang-kadang juga digunakan
sebagai wadak larutan yang dipanaskan
11 Corong
Terbuat dari gelas Kegunaannya adalah untukmembantu
memasukkan cairan kedalam wadah(botoltabungburetlabu
ukur) yang berleher sempit sehingga cairan tidak tumpah
12 Labu ukur
Alat ini terbuat dari gelas dengan bernacam-macam kapasitas
mulai dari 5 ml ndash 1000 ml Kegunaannya adalah untuk
membuat larutan dengan konsentrasi (normalitasmolaritas)
tertentu dalam volume yang tertentu pula sesuai dengan
kapasitas labu ukurtidak dipakai untuk cairan panas Sebelum
digunakan labu ukur harusnya dicuci dulu dengan
menggunakan sabun agar zat yang akan diencerkan tidak
bereaksi dengan zat-zat yang masih menempel tertinggal pada
labu ukur
13 Gelas arloji
Berbentuk seperti cawan yang terbuat dari gelas Gunanya
untuk wadah zat-zat yang berbentuk kristal (padatan) yang
ditimbang
14 Penjepit tabung reaksi
Biasanya terbuat dari kayu atau besi Gunanya adalah untuk
memegangi atau menjepit tabung reaksi yang dipanaskan
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum pengenalan alat gelas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut
1 Seorang praktikan dapat lebih mengenal dan mengetahui fungsi nama
dan cara kerja peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum
2 Dengan pengetahuan tentang fungsi alat-alat tersebut maka
diharapkan dapat memprmudah dan memperlancar praktikan dalam
kegiatan praktikum
3 Dalm penggunaan alat gelas harus digunakan secara hati-hati agar
tidak mudah pecah
4 Penggunaan alat gelas harus sesuai dengan prosedur yang ada atau
harus tepat guna
5 Alat- alat gelasdigunakan dalam analisa kimia
ACARA IIB
MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara
ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk
mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif
II DASAR TEORI
Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin
dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana
terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat
dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung
reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai
menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang
menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui
cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan
tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi
karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara
kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat
menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara
melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)
Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan
kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu
kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai
penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan
jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia
dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-
paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga
Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi
juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi
Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi
larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial
ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26
baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang
berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat
ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan
terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar
dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2
= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara
(FESSENDEN1984)
Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah
reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang
tidak sedap ( Gunawan2004)
Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat
digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati
perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet tetes
2 Tabung reaksi
3 Penjepit tabung reaksi
4 Lampu bunsen
5 Gelas ukur
B Bahan
1 1 ml larutan NH 4Cl
2 1 ml larutan NaOH
3 Kertas lakmus merah
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl
Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi
Menambahkan 1 ml larutan NaOH
Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi
Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan
Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar
IV HASIL PENGAMATAN
Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan
sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening
Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari
ammonia (NH 3 )
Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi
menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah
mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu
menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa
Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat
memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik
keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru
Asam Merah Merah
Basa Biru Merah
V PEMBAHASAN
Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang
mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat
dijumpai pada kotoran hewan
Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi
Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi
Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi
(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi
agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap
Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan
kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna
pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)
NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl
Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan
suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl
dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya
samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum
dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah
dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi
setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata
mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan
gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan
merupakan bau khas dari ammonia
Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi
yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna
merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa
ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus
merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa
karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan
tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung
tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun
setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai
mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk
mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah
biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas
lakmus
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain
1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan
cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH
2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus
dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut
3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya
berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua
hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan
dalam reaksi
4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas
dari NH 3 yang menyengat
ACARA I C
PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis
II DASAR TEORI
PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan
H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui
proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan
volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan
larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata
lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu
larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat
Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2
Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat
Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4
mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia (Edward2008)
Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi
eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke
lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan
sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya
karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang
dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita
berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit
(Ancha2010)
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang
digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air
mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan
cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang
ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air
akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif
oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh
asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang
ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2
SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit
dalam pelarut (aquades)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas ukur
2 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 pekat
2 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades
menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis
H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest
+ H 2SO4
Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang
berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik
V PEMBAHASAN
Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang
menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4
pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit
demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur
Menuang aquades kedalam tabung reaksi
Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur
Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)
Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan
perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S
O4 dituang kedalam tabung reaksi
Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah
direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat
dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan
aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah
dari kondisi normal menjadi panas
Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis
(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas
(Purnawan2006)
Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila
dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan
sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian
perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4
dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)
H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi
yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga
pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang
( Purnawan2006)
Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah
meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan
kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu
larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan
Persamaan reaksi yang terjadi
o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4
o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat
dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan
1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat
eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas
2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah
dari kondisi normal menjadi panas
ACARA I D
PENYARINGAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana
II DASAR TEORI
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan
cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang
paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala
kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh
pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil
penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan
skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
Berbentuk seperti cawan yang terbuat dari gelas Gunanya
untuk wadah zat-zat yang berbentuk kristal (padatan) yang
ditimbang
14 Penjepit tabung reaksi
Biasanya terbuat dari kayu atau besi Gunanya adalah untuk
memegangi atau menjepit tabung reaksi yang dipanaskan
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum pengenalan alat gelas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut
1 Seorang praktikan dapat lebih mengenal dan mengetahui fungsi nama
dan cara kerja peralatan yang digunakan dalam kegiatan praktikum
2 Dengan pengetahuan tentang fungsi alat-alat tersebut maka
diharapkan dapat memprmudah dan memperlancar praktikan dalam
kegiatan praktikum
3 Dalm penggunaan alat gelas harus digunakan secara hati-hati agar
tidak mudah pecah
4 Penggunaan alat gelas harus sesuai dengan prosedur yang ada atau
harus tepat guna
5 Alat- alat gelasdigunakan dalam analisa kimia
ACARA IIB
MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara
ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk
mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif
II DASAR TEORI
Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin
dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana
terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat
dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung
reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai
menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang
menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui
cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan
tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi
karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara
kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat
menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara
melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)
Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan
kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu
kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai
penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan
jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia
dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-
paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga
Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi
juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi
Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi
larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial
ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26
baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang
berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat
ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan
terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar
dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2
= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara
(FESSENDEN1984)
Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah
reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang
tidak sedap ( Gunawan2004)
Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat
digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati
perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet tetes
2 Tabung reaksi
3 Penjepit tabung reaksi
4 Lampu bunsen
5 Gelas ukur
B Bahan
1 1 ml larutan NH 4Cl
2 1 ml larutan NaOH
3 Kertas lakmus merah
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl
Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi
Menambahkan 1 ml larutan NaOH
Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi
Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan
Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar
IV HASIL PENGAMATAN
Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan
sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening
Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari
ammonia (NH 3 )
Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi
menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah
mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu
menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa
Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat
memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik
keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru
Asam Merah Merah
Basa Biru Merah
V PEMBAHASAN
Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang
mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat
dijumpai pada kotoran hewan
Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi
Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi
Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi
(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi
agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap
Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan
kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna
pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)
NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl
Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan
suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl
dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya
samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum
dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah
dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi
setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata
mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan
gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan
merupakan bau khas dari ammonia
Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi
yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna
merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa
ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus
merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa
karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan
tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung
tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun
setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai
mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk
mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah
biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas
lakmus
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain
1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan
cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH
2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus
dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut
3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya
berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua
hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan
dalam reaksi
4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas
dari NH 3 yang menyengat
ACARA I C
PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis
II DASAR TEORI
PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan
H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui
proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan
volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan
larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata
lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu
larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat
Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2
Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat
Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4
mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia (Edward2008)
Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi
eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke
lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan
sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya
karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang
dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita
berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit
(Ancha2010)
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang
digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air
mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan
cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang
ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air
akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif
oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh
asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang
ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2
SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit
dalam pelarut (aquades)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas ukur
2 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 pekat
2 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades
menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis
H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest
+ H 2SO4
Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang
berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik
V PEMBAHASAN
Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang
menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4
pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit
demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur
Menuang aquades kedalam tabung reaksi
Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur
Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)
Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan
perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S
O4 dituang kedalam tabung reaksi
Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah
direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat
dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan
aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah
dari kondisi normal menjadi panas
Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis
(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas
(Purnawan2006)
Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila
dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan
sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian
perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4
dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)
H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi
yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga
pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang
( Purnawan2006)
Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah
meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan
kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu
larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan
Persamaan reaksi yang terjadi
o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4
o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat
dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan
1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat
eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas
2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah
dari kondisi normal menjadi panas
ACARA I D
PENYARINGAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana
II DASAR TEORI
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan
cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang
paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala
kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh
pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil
penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan
skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
ACARA IIB
MEMBUAT DAN MENGENALI SUATU ZAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menghasilkan gas NH 3 (ammonia) melalui reaksi antara
ammonium klorida dengan NaOH dan pemakaian kertas lakmus untuk
mendeteksi adanya gas ammonia secara kualitatif
II DASAR TEORI
Gas ammonia (NH 3) memiliki bau yang tidak sedap dan mungkin
dianggap menjijikkan namun kita juga perlu mempelajari bagaimana
terjadinya reaksi pembentukan gas tersebut Gas NH 3 dapat dibuat
dengan merekasikan NH 4Cl dengan larutan NaOH kedalam tabung
reaksi kemudian dipanaskan dengan lampu bunsen sampai
menimbulkan bauaroma yang menyengat Bau khas ammonia yang
menyengat biasanya dijumpai pada kotoran hewan Untuk membaui
cukup dengan mengipas-ipaskan tangan diatas mulut tabung reaksi dan
tidak diperbolehkan mendekatkan hidung keatas mulut tabung reaksi
karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara
kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat
menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara
melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)
Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan
kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu
kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai
penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan
jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia
dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-
paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga
Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi
juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi
Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi
larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial
ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26
baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang
berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat
ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan
terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar
dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2
= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara
(FESSENDEN1984)
Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah
reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang
tidak sedap ( Gunawan2004)
Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat
digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati
perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet tetes
2 Tabung reaksi
3 Penjepit tabung reaksi
4 Lampu bunsen
5 Gelas ukur
B Bahan
1 1 ml larutan NH 4Cl
2 1 ml larutan NaOH
3 Kertas lakmus merah
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl
Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi
Menambahkan 1 ml larutan NaOH
Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi
Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan
Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar
IV HASIL PENGAMATAN
Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan
sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening
Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari
ammonia (NH 3 )
Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi
menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah
mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu
menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa
Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat
memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik
keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru
Asam Merah Merah
Basa Biru Merah
V PEMBAHASAN
Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang
mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat
dijumpai pada kotoran hewan
Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi
Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi
Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi
(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi
agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap
Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan
kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna
pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)
NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl
Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan
suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl
dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya
samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum
dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah
dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi
setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata
mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan
gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan
merupakan bau khas dari ammonia
Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi
yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna
merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa
ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus
merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa
karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan
tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung
tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun
setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai
mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk
mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah
biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas
lakmus
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain
1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan
cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH
2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus
dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut
3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya
berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua
hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan
dalam reaksi
4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas
dari NH 3 yang menyengat
ACARA I C
PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis
II DASAR TEORI
PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan
H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui
proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan
volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan
larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata
lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu
larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat
Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2
Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat
Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4
mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia (Edward2008)
Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi
eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke
lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan
sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya
karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang
dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita
berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit
(Ancha2010)
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang
digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air
mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan
cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang
ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air
akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif
oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh
asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang
ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2
SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit
dalam pelarut (aquades)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas ukur
2 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 pekat
2 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades
menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis
H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest
+ H 2SO4
Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang
berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik
V PEMBAHASAN
Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang
menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4
pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit
demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur
Menuang aquades kedalam tabung reaksi
Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur
Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)
Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan
perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S
O4 dituang kedalam tabung reaksi
Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah
direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat
dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan
aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah
dari kondisi normal menjadi panas
Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis
(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas
(Purnawan2006)
Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila
dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan
sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian
perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4
dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)
H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi
yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga
pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang
( Purnawan2006)
Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah
meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan
kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu
larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan
Persamaan reaksi yang terjadi
o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4
o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat
dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan
1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat
eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas
2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah
dari kondisi normal menjadi panas
ACARA I D
PENYARINGAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana
II DASAR TEORI
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan
cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang
paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala
kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh
pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil
penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan
skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
karena sangat berbahaya Adanya gas NH 3 jug dapat dikenali secara
kualitatif dengan menggunakan kertas lakmus (merahbiru) yang dapat
menjadi indikator apakah suatu zat bersifat asambasa dengan cara
melihat perubahan warna kertas lakmus (Brady1999)
Secara kualitatif adanya gas NH 3 dapat diketahui dengan bantuan
kertas lakmus sebagai indikator Ada dua macamkertas lakmus yaitu
kertas lakmus merah dan biruyang dapat digunakan sebagai
penunjukindikator apakah suatu zat bersifat asam atau basa dengan
jalan melihat perubahan warna yang terjadi Kontak dengan ammonia
dengan konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-
paru bahkan kematian Molekul ammoniamempunyai bentuk segitiga
Ammonia sendiri adalah senyawa yang dapat merusak kesehatan tetapi
juga mempunyai sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi
Ammonium hidroksida adalah larutan NH 3 dalam air Konsentrasi
larutan tersebut diukur dalam satuan baumeproduk larutan komersial
ammonia berkonsentrasi tinggi biasanya mempunyai konsentrasi 26
baume (sekitar 30 berat ammonium pada 155C) Ammonium yang
berada dirumah biasanyamempunyai konsentrasi 5 -10 berat
ammonia Ammonia tidak menyokong pembakarandan tidak akan
terbakar kecuali dicampur dengan oksigen dimana ammonia terbakar
dengan nyalaan hijau kekuningan muda Reaksinya adalah NH 3 + 12O2
= NH 3O Ammonia boleh meletup bila dicampur dengan udara
(FESSENDEN1984)
Keadaan zat sebelum reaksi (pemanasan) berwarna beningsetelah
reaksi(pemanasan) menjadi lebih bening dan mengeluarkan bau yang
tidak sedap ( Gunawan2004)
Sebagai indikator untuk mengetahiu sifat dari zat inimaka dapat
digunakan kertas lakmus biru atau merah dengan cara mengamati
perubahan warna pada lakmus tersebut (Khopkar1999)
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet tetes
2 Tabung reaksi
3 Penjepit tabung reaksi
4 Lampu bunsen
5 Gelas ukur
B Bahan
1 1 ml larutan NH 4Cl
2 1 ml larutan NaOH
3 Kertas lakmus merah
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl
Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi
Menambahkan 1 ml larutan NaOH
Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi
Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan
Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar
IV HASIL PENGAMATAN
Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan
sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening
Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari
ammonia (NH 3 )
Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi
menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah
mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu
menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa
Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat
memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik
keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru
Asam Merah Merah
Basa Biru Merah
V PEMBAHASAN
Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang
mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat
dijumpai pada kotoran hewan
Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi
Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi
Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi
(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi
agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap
Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan
kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna
pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)
NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl
Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan
suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl
dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya
samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum
dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah
dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi
setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata
mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan
gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan
merupakan bau khas dari ammonia
Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi
yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna
merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa
ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus
merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa
karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan
tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung
tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun
setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai
mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk
mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah
biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas
lakmus
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain
1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan
cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH
2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus
dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut
3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya
berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua
hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan
dalam reaksi
4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas
dari NH 3 yang menyengat
ACARA I C
PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis
II DASAR TEORI
PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan
H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui
proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan
volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan
larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata
lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu
larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat
Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2
Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat
Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4
mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia (Edward2008)
Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi
eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke
lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan
sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya
karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang
dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita
berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit
(Ancha2010)
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang
digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air
mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan
cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang
ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air
akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif
oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh
asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang
ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2
SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit
dalam pelarut (aquades)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas ukur
2 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 pekat
2 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades
menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis
H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest
+ H 2SO4
Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang
berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik
V PEMBAHASAN
Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang
menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4
pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit
demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur
Menuang aquades kedalam tabung reaksi
Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur
Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)
Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan
perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S
O4 dituang kedalam tabung reaksi
Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah
direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat
dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan
aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah
dari kondisi normal menjadi panas
Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis
(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas
(Purnawan2006)
Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila
dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan
sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian
perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4
dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)
H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi
yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga
pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang
( Purnawan2006)
Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah
meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan
kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu
larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan
Persamaan reaksi yang terjadi
o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4
o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat
dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan
1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat
eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas
2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah
dari kondisi normal menjadi panas
ACARA I D
PENYARINGAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana
II DASAR TEORI
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan
cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang
paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala
kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh
pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil
penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan
skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
A Alat
1 Pipet tetes
2 Tabung reaksi
3 Penjepit tabung reaksi
4 Lampu bunsen
5 Gelas ukur
B Bahan
1 1 ml larutan NH 4Cl
2 1 ml larutan NaOH
3 Kertas lakmus merah
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 1 ml larutan NH 4Cl
Memasukkan larutan kedalam tabung reaksi
Menambahkan 1 ml larutan NaOH
Memegang tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi
Memanaskan tabung sambil digoyang-goyangkan mulut tabung dicondongkan
Tunggu smpai mendidih dan jaga agar zat dalam tabung tidak memercik keluar
IV HASIL PENGAMATAN
Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan
sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening
Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari
ammonia (NH 3 )
Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi
menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah
mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu
menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa
Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat
memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik
keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru
Asam Merah Merah
Basa Biru Merah
V PEMBAHASAN
Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang
mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat
dijumpai pada kotoran hewan
Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi
Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi
Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi
(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi
agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap
Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan
kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna
pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)
NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl
Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan
suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl
dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya
samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum
dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah
dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi
setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata
mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan
gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan
merupakan bau khas dari ammonia
Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi
yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna
merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa
ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus
merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa
karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan
tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung
tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun
setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai
mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk
mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah
biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas
lakmus
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain
1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan
cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH
2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus
dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut
3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya
berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua
hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan
dalam reaksi
4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas
dari NH 3 yang menyengat
ACARA I C
PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis
II DASAR TEORI
PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan
H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui
proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan
volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan
larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata
lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu
larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat
Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2
Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat
Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4
mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia (Edward2008)
Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi
eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke
lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan
sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya
karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang
dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita
berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit
(Ancha2010)
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang
digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air
mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan
cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang
ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air
akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif
oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh
asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang
ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2
SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit
dalam pelarut (aquades)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas ukur
2 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 pekat
2 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades
menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis
H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest
+ H 2SO4
Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang
berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik
V PEMBAHASAN
Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang
menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4
pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit
demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur
Menuang aquades kedalam tabung reaksi
Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur
Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)
Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan
perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S
O4 dituang kedalam tabung reaksi
Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah
direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat
dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan
aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah
dari kondisi normal menjadi panas
Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis
(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas
(Purnawan2006)
Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila
dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan
sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian
perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4
dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)
H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi
yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga
pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang
( Purnawan2006)
Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah
meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan
kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu
larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan
Persamaan reaksi yang terjadi
o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4
o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat
dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan
1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat
eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas
2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah
dari kondisi normal menjadi panas
ACARA I D
PENYARINGAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana
II DASAR TEORI
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan
cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang
paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala
kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh
pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil
penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan
skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
IV HASIL PENGAMATAN
Campuran antara larutan NH 4Cl dan larutan NaOH sebelum dan
sesudah dipanaskan warnanya tetap (tidak berubah ) yaitu bening
Selain itubsetelah dipanaskan menimbulkan bau yang menyengat dari
ammonia (NH 3 )
Kertas lakmus merah setelah didekatkan dengan mulut tabung reaksi
menunjukkan warna biru artinya kertas lakmus tersebut telah
mengalami yang semula berwarna merah berubah menjadi biru Hal itu
menunjukan bahwa gas ammonia tersebut mempunyai sifat basa
Kegunaan dari menggoyang-goyangkan tabung reaksi pada saat
memanaskan adalah agar zat dalam tabung jangan sampai memercik
keluar lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Kertas indikator Lakmus merah Lakmus biru
Asam Merah Merah
Basa Biru Merah
V PEMBAHASAN
Brady 1999 mengemukakan bahwa gas NH3 merupakan gas yang
mengeluarkan bau yang khas dan menyengat biasanya bau ini dapat
dijumpai pada kotoran hewan
Mengipas-ngipaskan tangan dimulut tabung reaksi amati baunya
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya pada mulut tabung reaksi
Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus kemudian memberi kesimpulan
Memegang kertas lakmus kemudian mendekatkannya ke mulut tabung reaksi
Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi
(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi
agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap
Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan
kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna
pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)
NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl
Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan
suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl
dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya
samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum
dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah
dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi
setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata
mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan
gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan
merupakan bau khas dari ammonia
Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi
yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna
merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa
ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus
merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa
karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan
tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung
tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun
setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai
mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk
mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah
biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas
lakmus
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain
1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan
cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH
2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus
dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut
3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya
berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua
hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan
dalam reaksi
4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas
dari NH 3 yang menyengat
ACARA I C
PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis
II DASAR TEORI
PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan
H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui
proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan
volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan
larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata
lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu
larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat
Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2
Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat
Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4
mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia (Edward2008)
Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi
eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke
lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan
sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya
karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang
dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita
berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit
(Ancha2010)
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang
digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air
mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan
cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang
ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air
akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif
oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh
asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang
ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2
SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit
dalam pelarut (aquades)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas ukur
2 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 pekat
2 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades
menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis
H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest
+ H 2SO4
Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang
berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik
V PEMBAHASAN
Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang
menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4
pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit
demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur
Menuang aquades kedalam tabung reaksi
Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur
Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)
Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan
perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S
O4 dituang kedalam tabung reaksi
Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah
direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat
dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan
aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah
dari kondisi normal menjadi panas
Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis
(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas
(Purnawan2006)
Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila
dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan
sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian
perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4
dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)
H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi
yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga
pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang
( Purnawan2006)
Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah
meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan
kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu
larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan
Persamaan reaksi yang terjadi
o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4
o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat
dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan
1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat
eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas
2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah
dari kondisi normal menjadi panas
ACARA I D
PENYARINGAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana
II DASAR TEORI
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan
cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang
paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala
kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh
pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil
penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan
skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
Gunawan 2004 mengemukakan bahwa keadaan zat sebelum reaksi
(pemanasan) berwarna agak keruh setelah reaksi (pemanasan) menjadi
agak bening dan mulai mengeluarkan bau yang tidak sedap
Sebagai indikator untuk mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan
kertas lakmus (merahbiru) dengan cara mengamati perubahan warna
pada kertas lakmus tersebut (Khopkar 1999)
NH 4Cl + NaOH NH 3 + H 2O + NaCl
Dengan mereaksikan antara larutan NH 4Cl dengan NaOH dihasilkan
suatu gas NH 3 Caranya adalah dengan mencampur larutan NH 4Cl
dengan larutan NaOH yang masing-masing konsentrasinya
samakemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi Sebelum
dipanaskan larutan campuran tersebut berwarna beningdan setelah
dipanaskan ternyata tidak mengalami perubahan warna Akan tetapi
setelah dipanaskan sampai mendidih dan dibauidengan benarternyata
mengeluarkan bau yang menyengat Ini menandakan telah dihasilkan
gas NH 3 (ammonia) karena bau menyengat yang dikeluarkan
merupakan bau khas dari ammonia
Kemudian diletakkan kertas lakmus merah pada mulut tabung reaksi
yang telah dipanaskanlama-lama kertas lakmus yang semula berwarna
merah berubah warna menjadi biru Hal ini menandakan bahwa
ammonia bersifat basa dengan pH gt 7 Penggunaan kertas lakmus
merah bertujuan untuk membuktikan bahwa gas ammonia bersifat basa
karena berubah jadi biru dan kegunaan dari menggoyang-goyangkan
tabung reaksi pada saat memanaskan adalah agar zat dalam tabung
tidak memercik keluarlebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar
Keadaan zat sebelum reaksi ( pemanasan ) berwarna beningnamun
setelah reaksi ( pemanasan ) warnanya menjadi lebih bening dan mulai
mengeluarkan bau yang tidak sedap Sebagai indikator untuk
mengetahui sifat zat ini maka dapat digunakan kertas lakmus (merah
biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas
lakmus
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain
1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan
cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH
2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus
dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut
3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya
berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua
hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan
dalam reaksi
4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas
dari NH 3 yang menyengat
ACARA I C
PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis
II DASAR TEORI
PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan
H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui
proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan
volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan
larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata
lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu
larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat
Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2
Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat
Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4
mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia (Edward2008)
Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi
eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke
lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan
sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya
karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang
dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita
berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit
(Ancha2010)
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang
digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air
mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan
cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang
ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air
akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif
oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh
asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang
ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2
SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit
dalam pelarut (aquades)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas ukur
2 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 pekat
2 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades
menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis
H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest
+ H 2SO4
Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang
berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik
V PEMBAHASAN
Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang
menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4
pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit
demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur
Menuang aquades kedalam tabung reaksi
Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur
Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)
Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan
perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S
O4 dituang kedalam tabung reaksi
Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah
direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat
dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan
aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah
dari kondisi normal menjadi panas
Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis
(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas
(Purnawan2006)
Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila
dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan
sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian
perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4
dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)
H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi
yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga
pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang
( Purnawan2006)
Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah
meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan
kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu
larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan
Persamaan reaksi yang terjadi
o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4
o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat
dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan
1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat
eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas
2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah
dari kondisi normal menjadi panas
ACARA I D
PENYARINGAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana
II DASAR TEORI
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan
cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang
paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala
kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh
pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil
penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan
skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
biru )dengan cara mengamati perubahan warna yang terjadi pada kertas
lakmus
VI KESIMPULAN
Dari hasil praktium dapat diambil kesimpulan antara lain
1 Proses pembuatan gas NH 3 secara sederhana dapat dilakukan dengan
cara mereaksikan NH 4Cl dengan NaOH
2 Indikator yang digunakan dalam percobaan ini adalah kertas lakmus
dengan cara mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut
3 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kertas lakmus yang tadinya
berwarna merah menjadi agak kebiru-biruan ataupun menjadi biru tua
hal ini dipengaruhi oleh seberapa banyak gas NH 3 yang dihasilkan
dalam reaksi
4 Adanya gas NH 3(ammonia) diketahui dengan adanya bau yang khas
dari NH 3 yang menyengat
ACARA I C
PENGENCERAN H 2SO4 PEKAT
I TUJUAN PRAKTIKUM
Mengencerkan larutan pekat zat-zat yang bersifat eksotermis
II DASAR TEORI
PengenceranH 2SO4 pekat dilakukan dengan jalan menuangkan larutan
H 2SO4 pekat sedikit demi sedikit kedalam pelarut (akuades) Melalui
proses pengenceran kepekatan larutan akan berkurang sesuai dengan
volime akuades yang ditambahkan Setelah pegenceran kepekatan
larutan menjadi lebih kecil dibandingkan volume awal Dengan kata
lain pengenceran dimaksudkan untuk mengubah kepekatan suatu
larutan dari larutan yang pekat menjadi larutan yang kurang pekat
Dalam pengenceran masih berlaku rumus V1N1 = V2N2
Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat
Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4
mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia (Edward2008)
Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi
eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke
lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan
sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya
karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang
dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita
berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit
(Ancha2010)
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang
digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air
mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan
cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang
ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air
akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif
oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh
asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang
ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2
SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit
dalam pelarut (aquades)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas ukur
2 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 pekat
2 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades
menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis
H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest
+ H 2SO4
Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang
berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik
V PEMBAHASAN
Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang
menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4
pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit
demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur
Menuang aquades kedalam tabung reaksi
Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur
Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)
Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan
perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S
O4 dituang kedalam tabung reaksi
Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah
direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat
dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan
aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah
dari kondisi normal menjadi panas
Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis
(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas
(Purnawan2006)
Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila
dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan
sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian
perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4
dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)
H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi
yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga
pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang
( Purnawan2006)
Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah
meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan
kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu
larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan
Persamaan reaksi yang terjadi
o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4
o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat
dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan
1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat
eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas
2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah
dari kondisi normal menjadi panas
ACARA I D
PENYARINGAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana
II DASAR TEORI
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan
cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang
paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala
kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh
pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil
penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan
skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
Asam sulfat (H 2SO4) merupakan asam mineral (anorganik )yang kuat
Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan H 2SO4
mempunyaibanyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama
industri kimia (Edward2008)
Pengenceran H 2SO4merupakan pengenceran yang menunjukkan reaksi
eksotermis ( reaksi yang disertai perpindahan kalor dari istem ke
lingkungan )maka pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan
sedikit demi sedikit H 2SO4 kedalam pelaruttidak boleh sebalikya
karena jika air yang ditambahkan kedalam H 2SO4 panas yang
dilepaskan sedemikian besar sehingga dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan H 2SO4 memercik Jika kita
berada didekatnya percikan H 2SO4 ini dapat merusak kulit
(Ancha2010)
Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik maka langkah yang
digunakan adalah menambahkan asam sulfat kedalam air Air
mempunyai massa yang lebih rendah daripada asam sulfat dan
cenderung mengapung diatasnya sehingga apabila air yang
ditambahkan kedalam asam sulfat pekat maka yang terjadi adalah air
akan mendidih dan bereaksi dengan keras Asam sulfat bersifat korosif
oleh eksotermis dengan air Luka bakar yang dapat ditimbulkan oleh
asam sulfat berpotensi lebih buruk daripada luka bakar yang
ditimbulkan oleh asam-asam lainnya Oleh karena itu pengenceran H 2
SO4 pekat dilakukan dengan menuangkan H 2SO4 sedikit demi sedikit
dalam pelarut (aquades)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas ukur
2 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 pekat
2 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades
menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis
H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest
+ H 2SO4
Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang
berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik
V PEMBAHASAN
Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang
menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4
pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit
demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur
Menuang aquades kedalam tabung reaksi
Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur
Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)
Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan
perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S
O4 dituang kedalam tabung reaksi
Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah
direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat
dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan
aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah
dari kondisi normal menjadi panas
Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis
(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas
(Purnawan2006)
Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila
dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan
sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian
perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4
dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)
H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi
yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga
pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang
( Purnawan2006)
Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah
meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan
kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu
larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan
Persamaan reaksi yang terjadi
o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4
o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat
dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan
1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat
eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas
2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah
dari kondisi normal menjadi panas
ACARA I D
PENYARINGAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana
II DASAR TEORI
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan
cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang
paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala
kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh
pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil
penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan
skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan pengenceran H 2SO4 pekat dengan aquades
menghasilkan panas yang disebut dengan reaksi eksotermis
H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest
+ H 2SO4
Pada saat H 2SO4 sebanyak 3 ml dialirkan kedalam tabung reaksi yang
berisi 10 ml aquadessuhu campuran naik
V PEMBAHASAN
Prabawa 1996 mengemukakan bahwa untuk zat-zat yang
menunjukkan reaksi eksotermis pada pengenceran seperti H 2SO4
pekat maka pegenceran dilakukan dengan cara menambahkan sedikit
demi sedikit larutan H 2SO4 kedalam pelarut kemudian
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 10 ml aquades dengan gelas ukur
Menuang aquades kedalam tabung reaksi
Mengambil 3 ml larutan H 2SO4 pekat dengan gelas ukur
Menuang larutanH 2SO4 pekat kedalam aquades ( alirkan melalui dinding tabung)
Mengamati reaksi yang terjadi dan mengambil kesimpulan
perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S
O4 dituang kedalam tabung reaksi
Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah
direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat
dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan
aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah
dari kondisi normal menjadi panas
Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis
(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas
(Purnawan2006)
Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila
dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan
sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian
perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4
dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)
H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi
yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga
pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang
( Purnawan2006)
Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah
meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan
kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu
larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan
Persamaan reaksi yang terjadi
o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4
o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat
dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan
1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat
eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas
2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah
dari kondisi normal menjadi panas
ACARA I D
PENYARINGAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana
II DASAR TEORI
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan
cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang
paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala
kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh
pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil
penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan
skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
perhatikanrasakan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2S
O4 dituang kedalam tabung reaksi
Djamal 1989 mengemukakakan bahwa padatan H 2SO4 setelah
direaksikan dengan aquades merupakan larutan homogen hal ini dapat
dibuktikan pada saat pelarutan padatan tersebut bercampur dengan
aquades dan setelah melalui tahap pengenceran suhu H 2SO4 berubah
dari kondisi normal menjadi panas
Padatan H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis
(reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga bila kita memegang labu ukur kan terasa panas
(Purnawan2006)
Reaksi eksotermis pada larutan H 2SO4 pekat dilakukan dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit larutanH 2SO4 (karena apabila
dituangkan secara langsung maka panas yang akan dilepaskan
sedemikian besar yang menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan H 2SO4 memercik) kedalam pelarut (aquades) kemudian
perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah larutan H 2SO4
dituang kedalam tabung reaksi ( Prabawa1996)
H 2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat eksotermis ( reaksi
yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan) sehingga
pada dinding tabung reaksipun akan terasa panas sewaktu dipegang
( Purnawan2006)
Gejala yang mennunjukkan adanya reaksi eksotermis adalah
meningkatkan suhu (panas) Reaksi eksotermis adalah melepaskan
kalor yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu dimana suhu
larutan lebih tinggi daripada suhu lingkungan sehingga kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan
Persamaan reaksi yang terjadi
o H 2SO4 + H 2O H 2O+iquestiquest + H 2SO4
o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat
dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan
1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat
eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas
2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah
dari kondisi normal menjadi panas
ACARA I D
PENYARINGAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana
II DASAR TEORI
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan
cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang
paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala
kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh
pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil
penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan
skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
o HSO4 + H 2O H 3Ominusiquestiquest + SO4
VI KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengenceran larutan H2SO4 pekat
dengan aquades maka saya dapat mengambil kesimpulan
1 Padatan H2SO4 setelah direaksikan dengan aquades bersifat
eksotermis (reaksi yang disertai perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan) sehingga ketika memegang labu ukur terasa panas
2 Setelah melalui tahap pengenceran suhu dari H2SO4 pekat berubah
dari kondisi normal menjadi panas
ACARA I D
PENYARINGAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Memisahkan endapan dari cairan dengan penyaringan sederhana
II DASAR TEORI
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan dan
cairan Penyaringan merupakan metode pemurnian cairan yang
paling mendasar Filtrasi (penyaringan )dilakukan dalam skala
kecil dilaboratoriumnamun juga dalam skala besar sebagai contoh
pemurnian air dan pemurnisn minyak Pada skala kecil
penyaringan dilakukan dengan bantuan kertas saring Sedangkan
skala besar biasanya dilakukan dengan bantuan saringan
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
Penyaringan pada skala kecil dilakukan dengan cara menuangkan
laruutan yang akan disaring pada corong yang telah diberi kertas
saring secara dekantasi dengan bantuan batang pengaduk Dalam
proses penyaringan kadang-kadang endapan yang tertinggaldalam
kertas saring harus dicuci menggunakan cairan pencuci
tertentuterutama apabila endapan dianalisa secara kuantitatif
Dalam percobaan ini akan disaring endapan PbSO4 yang
merupakan reaksi antara H 2SO4dengan Pb- asetat
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
terbentuk koloidmaka dalam larutan dapat ditambahkan NH 4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton1989)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasrkan ada tidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan ( Anonim2009)
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan Larutan
pencuci yang digunakan adalah aquades karena aquades tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan
endapan(Graha1987)
III METODELOGI
A Alat
1 Tabung reaksi
2 Gelas ukur
3 Kertas saring
4 Corong
5 Erlenmeyer
6 Batang pengaduk
7 Tabung reaksi
B Bahan
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
1 Larutan H 2SO4 ( hasil pengenceran )
2 Larutan Pb- asetat
3 Aquades
C Cara kerja
IV HASIL PENGAMATAN
1 Persamaan reaksi antara H 2SO4 dengan Pb-asetat
H 2SO4 + Pb-astat Pb ( SO4)2
H 2SO4 + Pb (CH 3COO)2 Pb ( SO4) + 2 CH 3
COOH
2 Kertas saring dilipat 14
bagian lingkaran dengan tujuan untuk
mempermudah penempatan kertas saring pada corong
3 Campuran antara Pb-asetat dan H 2SO4 hasil dari pengenceran
larutan menghasilkan endapan dan warna filtratnya berubah
dari beningmenjadi agak keruh
V PEMBAHASAN
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat
pereaksi Jika ada kecenderungan endapan larut dalam air karena
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 5 ml Pb- asetat kemudian memasukkannya kedalam tabung reaksi
Menambahkan H 2SO4
Mengamati perubahan yang terjadi
Melipat kertas saring menjadi 14
bagian melipatnya lagi 2-3 kali
Meletakkan kertas sring pada corong
Meletakkan corong pada mulut erlenmeyer
Menuangkan larutan yang akan disaring kedalam erlenmeyer secara dekantasi
Membilas tabung reaksi sampai seluruh endapan tertampung dalam kertas saring
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
terbentuk koloid maka dalam larutan dapat ditambahkan NH4Cl
untuk mencegah terbentuknya koloid (Albert cotton 1989)
Setelah melakukan penyaringan secara dekantasi dengan bantuan
batang pengaduk ternyata endapan yang terbentuk menempel pada
permukaan kertas saring dan filtrat yang dihasilkan juga menjadi
lebih bening Tujuan dari pelipatan kertas saring menjadi 14
bagian
lingkaran adalah untuk mempermudah meletakkan kertas saring
pada corong
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan
dengan cara melarutkan kotoran yang ada pada endapan adapun
larutan pencuci yang digunakan adalah aquades karena tidak
bereaksi dengan endapan dan tidak melarutkan endapan
(Graha1987)
Filtrasi merupakan suatu cara yang dapat kita lakukan apabila ingin
memisahkan suatu larutan berdasarkan adatidaknya endapan dan
perbedaan ukuran volume dari masing-masing zat Pada akhirnya
akan terpisah antara endapan dan cairan (Anonim2009)
VI KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah
1 Untuk memisahkan endapan dari cairan dapat dilakukan dengan
cara penyaringan sederhana
2 Cara penyaringan ini prinsipnya adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
3 Prinsip dasar dari penyaringan adalah perbedaan ukuran dari
masing-masing zat
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
ACARA I E
PENGENCERAN LARUTAN
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara mengencerkan suatu larutan dengan
normalitas tertentu menjadi menjadi larutan yang lebih encer
dengan normalitas yang diinginkan
II DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik secara molekul atom maupun ion
yang komposisinya dapat bervariasi (Baroroh2004)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
airaquades (Gunawan2004)
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
Proes pengenceran adalah suatu proses untuk mencampur larutan
pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume
akhir yang lebih besar (Brady1999) Sebagai contoh akan dibuat
V2 HCl 01 (N2) dari larutan HCl 05 (N1) yang tersedia Maka
kita bisa menggunakan rumus V1N1=V2N2 atau
V1=(V2N2N1)
Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat
organik pada dasarnya tidak begitu berbeda Teknik pengenceran
melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan (teknik
pencampuran) Tentang kedua teknik ini ada beberapa hal yang
harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
a Teknik pengenceran dari larutan pekat pra pengenceran
- Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang akan
diukur
- Ukur volume aquades itu dan siapkan didalam gelas kimia
Teknik pengukuran volume cairan pekat
- Mengingat sifat zat cair pekatmaka pengukuran volumenya
harus dilakukan diruang asam dan pembacaan volumenya
sesegera mungkin
- Sebaiknya menggunakan masker
Pencampuran atau pelarutan
- Segera alirkan secara perlahan cairan pekat lewat batang
pengaduk kedalam gelas kimia berisi aquades
- Hitung balikkonsentrasi cairan hasil
pengencerantambahkan sesuai dengan kekurangan aquades
b Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Teknik pengenceran dari larutan yang kurang pekat menjadi
larutan yang lebih encer (misal dari 3M ke 1M) lebih mudah
dilakukan dan tidak perlu diruang asam Caranya adalah
dengan mengukur aquades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(sesuai volume akhir larutan) kemudian tuangkan larutan
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
kedalam gelas ukur sampai volumenya mendekati tanda batas
lanjutkan penambahan tetes demi tetes sampai tanda batas
volume akhir yang diharapkan
c Perhitungan volume dan konsentrasi larutan
Sebelum melakukan perhitungan volume cairan catat harga
kadar atau konsentrasi cairan yang akan diencerkan Asam
pekat yang diperdagangkan pada labelnya ditemukan dari
harga molar persen( bb) dan massa jenisnya
Hubungan pengenceran Normalitas (N)
Hubungan matematis yang ditetapkan
V 1 x N1 = V 2 x N2
Dimana V = volume cairan
N = normalitas
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Beaker glass
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
B Bahan
1 Larutan HCl 05 N
2 Aquades
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
IV HASIL PENGAMATAN
Rumus hasil pengenceran V 1 x N1 = V 2 x N2
Diketahui N1 = 05 N
N2 = 01 N
V 2 = 100 ml
Ditanya V 1
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
V 1 = 100x 01
05
= 20 ml
Menghitung ml HCl dengan
V 1x N1 = V 2 x N2
Mengambil HCl 20 ml dengan pipet gondok sampai tanda tera
Menuangkan HCl kedalam labu ukur
Membilas pipet dengan aquades
Menambahkan aquades kelabu ukur yang berisi HCl sampai batas
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
Jadi volume yang dibutuhkan untuk pengenceran HCL 05 N
adalah sebanyak 20 ml
V PEMBAHASAN
Pada proses pembuatan larutan atau pengenceran larutan HCl
dengan menambahkan aquades kedalam labu ukur menggunakan
corong secara hati-hati sampai tanda batas pada labu ukur jangan
sampai melebihi tanda batas pada labu ukur karena hal itu
menyebabkan volume larutan tidak sesuai dengan jumlah yang kita
perlukan Oleh sebab itu pengenceran harus dilakukan sedikit demi
sedikit dan hati-hati sampai pada batas tanda leher labu ukur
Dari rumus V 1x N1 = V 2 x N2 diperoleh hasil bahwa HCl yang
akan diencerkan sebanyak 20 ml Dimana HCl yang digunakan
dengan normalitas 05 N Cara mengambil HCl 05 N ini dengan
menggunakan pipet gondok yang bagian atasnya dipasang pompa
karet karena HCl merupakan larutan yang cukup berbahaya
Aquades yang digunakan untuk pengenceran ditambahkan ke labu
ukur sampai tanda tera Karena akan diencerkan sampai 100 ml
maka aquades yang ditambahkan tidak boleh melebihi tanda tera
pada labu ukur ( harus tepat ) karena apabila kelebihan sedikit saja
maka konsentrasi larutan yang diencerkan akan berubah
(tidak tepat )
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti
konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai proses standarisasi
2 Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan sebuah perhitungan
sederhana dengan rumus V 1x N1 = V 2 x N2
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
ACARA I F
TITRASI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan titik akhir titrasi netralisasi dengan bantuan
indikator pH
II DASAR TEORI
Titrasi merupakan satu cara analisis kuantitatif yang sering
digunakandengan mereaksikan suatu zat yang akan dianalisa
dengan zat lain yang disebut larutan standar sampai terjadi
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
keseimbangan ( titik akhir suatu reaksi atau ekuivalen )
( Anggorodi 2000)
Larutan yang digunakan untuk penentuan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya diletakkan didalam buret dan larutan ini
disebut sebagai larutan standar atau titran Sedangkan laruutan
yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan dierlenmeyer dan
larutan ini disebut sebagai analit
Titran ditambakan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh
keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan
analit artinya semua titran habis bereaksi dengan analit Keadaan
ini disebut sebagai titik ekuivalentitik ekuivalen dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara Cara yang umum adalah dengan
menggunakan indikator Indikator akan berubah warna dengan
adanya penambahan sedikit mungkin titran Sebagai contoh titrasi
H 2SO4 dengan NaOH digunakan indikator phenolptalein (PP) Bila
semua larutan H 2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka
adanya penambahan sedikit mungkin NaOH larutan akan berubah
warna menjadi merah muda Bila terjadi hal demikian titrasi harus
dihentikan Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya
perubahan warna indikator disebut dengan titik akhir titrasi
Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus V x N titran = V x N
analit dimana V adalah volume dan N adalah normalitas
( Compedium for basal practice inbiochemistry2008)
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas erlenmeyer
2 Buret
3 Corong
4 Pipet gondok
5 Beaker glass
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
B Bahan
1 Larutan NaOH 01 N
2 LarutanH 2SO4
3 Indikator PP
C Cara kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil HCl 01 N 20 ml pipet gondok dan masukkan dalam erlenmeyer
Mencuci buret dengan air kran dan bilas dengan sedikit larutan standar yang akan dipakai
Mengisi buret dengan larutan NaOH 01 N sampai skala 0
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
IV HASIL PENGAMATAN
Larutan HCl 20 ml setelah ditambahkan dengan indikator PP
berwarna putih jernih tetapi setelah dititrasi dengan larutan NaOH
01 N berubah warna menjadi merah muda( pink )
Perhitungan
Rumus V 1x N1 = V 2 x N2
Keterangan
V 1= volume awal
N1 = normalitas awal
V 2= volume akhir
Menambahkan 3-4 tetes indikator PP
Mencatat warnayang terjadi
Meneteskan titran kedalam gelas erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan
Mengulangi percobaan 2x dan mencatat berapa ml larutan standar yang digunakan
Mencatat hasil perhitungan normalitas HCl pada etiket wadah larutan HCl
Menghitung normalitas rata-rata HCl tulis angka sampai 4 digit dibelakang koma
Menghentikan penambahan tetesan titran setelah larutan dalam erlenmeyer berwarna pink dan tidak hilang selama digoyang - goyangkan
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
N2= normalitas akhir
Percobaan 1
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 175ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 175 x N
N = 2
175
= 01142 N
Percobaan 2
Diketahui V 1= 20 ml
N1 = 01 N
V 2= 180 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 x 01 = 18 x N
N =2
18
= 01111 N
Normalitas rata ndash rata dari percobaan 1 dan 2
01142+011112
= 02253
2 = 01126 N
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
V PEMBAHASAN
Agar titrasi dapat berlangsung baik maka hal-hal yang harus
diperhatikan adalah (Soetardji 1997)
1 Interaksi antara pentiter dan zat yang ditentukan harus
berlangsung secara stoikiometri artinyasesuai dengan ketetapan
yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam
praktikum
2 Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan
cepat
Titrasi dilakukan dengan membuka keran burret secara perlahan-
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmayer yang berisi titrat sambil gelas erlenmayer digoyangkan
perlahan-pahan (Roeswati2002)
Titrasi dilakukan dengan membuka kran buret secara perlahan ndash
lahan sehingga titran menetes kemudian ditampung dalam gelas
erlenmeyer yang berisi titrat sambilgelas erlenmeyer digoyang
perlahan-lahan sampai larutan dalam gelas erlenmeyer berwarna
merah muda (pink) Namun pada prakteknya percobaan pertama
titran yang diteteskan terlalu banyak sehingga warnanya berubah
menjadi unguhal tersebut disebabkan karena cara membuka kran
buret yang terlalu keras sehingga titran yang diteteskan terlalu
banyak Hal ini menunjukkan larutan dalam gelas erlenmeyer telah
kelewat titik akhir titrasi ( Roeswati2002)
Persamaan reaksi pada titrasi
NaOH (aq) +HCl(aq) NaCl (aq) + H 2O ( L)
Setelah dilakukan dua kali percobaan dan dicatat volume akhir
titrasinya dan dihitung rata-ratanya Dilakukan dua kali percobaan
karena untuk mencari normalitas rata-rata dari kedua percobaan
Hasil praktekkemarin menunjukkan bahwa volume akhir titrasi
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
antara percobaan pertama dan percobaan kedua tidak berselisih
jauh yaitu sebesar 175 ml dan 180 ml
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulan bahwa
1 Titrasi merupakan salah satu analisa kuantitatif yang biasa
digunakan dalam menentukan titik akhir titrasi netralisasi
dengan bantuan indikator pH
2 Penggunaan indikator pH pada titrasi akan menunjukkan warna
pink
3 Titik akhir titrasi tercapai bila larutan dalam gelas erlenmeyer
sudah menunjukkan perubahan warna yang tetap
4 Larutan standar atau titran yang digunakan adalah NaOH 01 N
5 Analit atua larutan dalam erlenmeyer yang digunakan adalah
HCl
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi2000 Titrasi sederhanaSumber cahaya Surabaya
Baroroh2004Kimia dasarBandung Pustaka Jaya
Brady JE1999 Kimia universitas asas dan strukturBinarupa
Aksara Jakarta
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
Gunawan Adi dan Roeswati2004 Tangkas kimia Kartika
Surabaya
Roeswati 2002 Cerdas kimia Kartika Surabaya
Soetardji 1997 Kimia Analisis Pustaka Jaya Jakarta
Yogyakarta2 November 2011
Mengetahui
Co Ass
( )
NIM
PRAKTIKAN 1 PRAKTIKAN II
( MAFTUCHAH ) ( RETNO E )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE NETRALISASI
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
DISUSUN OLEH
3 MAFTUCHAH 11031013
4 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRIS
METODE NETRALISASI
I TUJUAN PPRAKTIKUM
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
a) Untuk menentukan normalitas larutan NaOH menggunakan standar asam
oksalat
b) Menetapkan kadar asam cuka (murni) dalam larutan asam cuka
II DASAR TEORI
Analisa volumetri atau titrimetri adalah duatu cara analisa
kuantitatif dari reaksi kimia Pada analisa ini zat yang akan ditentukan
kadarnya direaksikan dengan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya
sampai tercapai suatu titik ekuivalen sehingga kepekatan (konsentrasi) zat
yang kita cari dapat dihitung (Syukri1999)
Pada analisa volumetri yang diperlukan larutan standar Proses
penentuan konsentrasi larutan standar menstandarkan atau membakukan
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya yang akan digunakan
dalam analisis volumetri
Ada 2 cara untuk menstandarkan larutan yaitu
1 Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan
berat tertentu kemudian diencerkan untuk memperoleh volume
tertentusecara tepat Larutan ini disebut sebagai larutan standar primer
sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer
2 Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara
menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memproleh volume
tertentu tetapi dapat distandarkan larutan standar primer yang disebut
larutan standar sekunder
Larutan standar biasanya diteteskan dari suatu buret kedalam suatu
erlenmeyer yang mengandung zat yang akan ditentukan kadarnya sampai
reaksi selesai Selesainya suatu reaksi dapat dilihat karena terjadinya
perubahan warna Perubahan warna ini dapat dihasilkan oleh larutan
standarnya sendiri atau karena penambahan zat yang disebut indikator
Titik dimana terjadinya suatu perubahan warna indikator inidisebut titik
akhir titrasi Sacara ideal titik akhir titrasi seharusnya sama dengan titik
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
akhir teoritis ( titik ekuivalen ) Dalam prakteknya selalu terjadi sedikit
perbedaan yang disebut kesalahan titrasi ( sukmaria 1990 )
Asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal
sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan Asam cuka
mempunyai rumus empiris C2H 4O2 Rumus ini sering kali ditulis dalam
bentuk
CH 3 ndash COOH CH 3COOH atau CH 3CO2H
Asam cuka murni adalah cairan higroskopis tak berwarna dan memiliki
titik beku 167 C
Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2
C2O4 dengan nama sistematik asam etanadioat Asam karboksilat paling
sederhana ini digambarkan dengan rumus HOOC ndash COOH Merupakan
asam organik yang relatif kuat 10000 kali lebih kuat daripada asam asetat
( Anonim 2011 )
Metoda titrasi adalah cara yang diterapkan pada metode anallisa
kuantitatif volumetris berdasarkan reaksi netralisasi ( reaksi antara asam
dan basa ) yang meliputi asidimetri dan alkalimatri Asidimetri adalah cara
penetapan zat ndash zat alkalis menggunakan larutan standar berupa larutan
asam sedangkan alkalimetri adalah cara penetapan zat-zat yang bersifat
asam menggunakan larutan standar berupa larutan basa Reaksi antara
asam dan basa hasil akhirnya berupa garam netral Contohnya adalah
reaksi antara asam asetat ( cuka ) dengan basa NaOH sebagai berikut
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
III METODELOGI
A Alat
1 Neraca analitis
2 Gelas arloji
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
3 Gelas beaker
4 Batang pengaduk
5 Corong
6 Buret beserta statisnya
7 Gelas erlenmeyer
8 Pipet ukur
B Bahan
1 Kristal asam oksalat
2 Aquades
3 Indikator PP
4 Larutan NaOH
5 Sampel larutan asam cuka komersial
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Menyuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menimbang 063 g kristal asam oksalat
Menambahkan 2- 3 tetes indikator PP
Melarutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Memasang buret pada statis dan periksa krannya
Mengambil 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyer
Menitrasi larutan asam oksalat dengan larutan NaOH yag telah diisi pada buret (sampai titik ekuivalen )
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan kemudian dirata-rata
Mengisi buret dengan larutan NaOH sampai skala 0
Mencuci alat dan mengeringkannya sebelum digunakan
Menyiapkan alat dan bahan
Menghitung normalitas NaOH sebenarnya
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat
Berat asam oksalat = 063 g
Titrasi I = 23 ml
Titrasi II = 215 ml
Titrasi III = 255 ml
Mengambil 10 ml asam cuka dengan pipet ukur isikan ke labu ukur dalam kapasitas 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda tera
Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
Mengambil 50 melarutan yang sudah diencerkan masukkan dalam erlenmeyer
Menitrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi sampai titik ekuivalen
Mengamati perubahan warna yang terjadi
Mengulangi titrasi sebanyak 3x catat ml NaOH yang digunakan
Menghitung rata-ratanya
Menghitung kadar asam cuka dalam asam cuka komersial
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
Normalitas asam oksalat
Diketahui berat asam oksalat 063 g
Berat asam oksalat komersail BM
2 = 63 gram
Volume 100 ml
Ditanya Normalitas asam oksalat
Jawab
N = ( berat kristal berat ekuivalen ) x ( 1000 volume )
= ( 063 63 ) x ( 1000 100)
= 001 x 10
= 01 N
Normalitas NaOH
Diketahui N asam oksalat 01 N
Volume asam oksalat 25 ml
Volume NaOH
Percobaan I 23 ml
Percobaan II 215 ml
Percobaan III 255 ml
Ditanya normalitas NaOH
Jawab
Percobaan I
N = V asam oksalat x N asam oksalat = V NaOH x N NaOH
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V N aOH I
=25x 01
23 = 01086 N
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
Percobaan II
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH II
= 25x 01
215 = 01162 N
Percobaan III
N NaOH = V asamoksalat x N asamoksalat
V NaOH III
= 25x 01
255 = 00980 N
Rata ndash rata normalitas NaOH
iquest+NII+NIII3
= 01086N+01162N+00980N
3
= 01076 N
Reaksi yang terjadi
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
2 Penetapan kadar asam cuka dalam larutan asam cuka komersial
Titrasi I = 20 ml
Titrasi II = 29 ml
Titrasi III = 315 ml
Reaksi
CH 3COOH (aq) + NaOH (aq) CH 3COONa (aq) + H 2O
Normalitas larutan asam cuka
Diketahui V 1= 50 ml
N1 = 01076 N
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
V 2 = percobaan I = 20 ml rata ndashrata = 268 ml
Percobaan II = 29 ml
Percobaan III = 315 ml
Ditanya N2
Jawab
Percobaan I
N2 = 50x 01076N
20
= 0269 N
Percobaan II
N2 = 50x 01076N
29
= 01855N
Percobaan III
N2 = 50x 01076N
315
= 01707 N
Jadi rata ndash rata normalitas asam cuka
0269+01855+017073
= 02084 N
Kadar asam cuka
= N N aOH x N N aOH x60
1000 x
10025
x25025
V 1x N1 = V 2 x N2
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
= 268ml x01076N x 60
1000 x
10025
x25025
= 69208 bv
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini analisis kuantitatif dilakukan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dengan asam oksalat dan juga menentukan
kadar asam cuka murni dalam asam cuka komersial Analisis yang
digunakan adalah metode analisis kuatitatif volumetris yang menggunakan
larutan NaOH 01 N sebagai larutan standarnya Karena NaOH merupakan
larutan sekunder maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan NaOH
tersebut distandarisasi dengan larutan asam oksalat( Sukmariah 1990 )
Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi
reaksi asam basa antara asam oksalat dengan larutan NaOH 01 N pada
percobaan ini menggunakan metode titrasi dimana telah terjadi perubahan
warna dari bening menjadi merah muda Perubahan ini erjadi karena telah
tercapai titik ekuivalen yaitu dimana jumlah larutan standar NaOH dengan
larutan standar asam oksalat
Analisa kuantitatif volumetris disebut juga prinsip titrasi asidi
alkalimetri karena percobaan ini menggunakan kedua metode tersebut
Dimana pengertian dari prinsip titrasi Asidi Alkalimetri adalah penetapan
kadar secara kuantitatif suatu senyawa dengan cara mereaksiakannya
dengan suatu larutan baku yang sudah diketahui konsentrasinya dengan
tepat Dalam percbaan ini dilakukan juga cara menentukan kadar asam cuka
murni (CH 3COOH) yang kadarnya dapat ditentukan dengan metode titrasi
dengan larutan baku NaOH (Mulyono2006)
Indikator yang digunakan dalam titrasi netralisasi disebut indikator Ph
(indikator asam basa) karena indikator ini dapat berubah warna sesuai
dengan perubahan pH larutan Suatu indikator pH mengalami perubahan
warna yang khas pada kisaran pH tertentu yang disebut kisaran (Range)
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
Sebagai contoh indikator PP kisaran pH 83 ndash 10 MR kisaran pH 43 ndash 63
dan MO kisaran pH 31 ndash 45 Diluar daerah kisaran yang dimiliki indikator
tersebut tidak mampu menunjukkan perubahan warna Oleh karena itu untuk
titrasi antara asam cuka dengan larutan NaOH yan titik akhir reaksinya
terjadi dalam suasana basa maka dipakai indikator PP dengan pH gt 70
Pada titik akhir titrasi jumlah mgrek asam cuka = mgrek NaOH sehingga
kadar asam cuka murni dalam larutan asam cuka sampel dapat dihitung
Perhitungan normalitas NaOH pada percobaan IIIdan III dengan
menggunakan rumus V 1 x N1 = V 2 x N2 dan hasil yang didapat adalah
01076 N
Reaksi antara asam oksalat dengan NaOH
2C2H 2O 4 + 2 NaOH Na2C2O4 + 2 H 2O
Menurut W Ostwald indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asambasa yang mampu berada dalam keadaan dua
macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu kebentuk lain
Pada titrasi asam cuka dengan NaOH juga ditandai dengan perubahan
warna menjadi pink sebagai titik akhir titrasi Pada percobaan III dan III
diperoleh volume titrasi dengan hasil yang berbeda yaitu percobaaan I
dengan 20 ml percobaan II dengan 29 ml dan percobaan III dengan 315 ml
sehingga diperoleh normalitas asam cuka 02084 N Pada titrasi asam cuka
dan larutan NaOH sebagai larutan standar didapat asam kuat dan basa kuat
VI KESIMPULAN
1 Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan
standar
2 Reaksi pada titrasi adalah reaksi netralisasi yaitu reaksi asam basa untuk
mencapai titik ekuivalen
3 Pada titrasi asam lemah dan basa kuat indikator yang sesuai adalah
indikator PP
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
4 Metode asidi alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar zat
yang bersifat asam maupun basa dalam sampel
5 Standarisasi dengan metode analisa kuantitatif memberikan informasi
mengenai berapa banyak konsentrasi suatu zat dalam sampel
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
ACARA II
PEMBUATAN LARUTAN
1 LARUTAN GULA PASIR 5 BV
2 LARUTAN NaOH 01 N
3 LARUTAN HCl 01 N
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat larutan gula pasir 5 bv
Membuat larutan NaOH 01 N
Menbuatlarutan HCl 01 N
II DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekulatom maupun ion dari dua zat atau lebih Disebut campuran
karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian ndashbagian yang berlainan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun
Fase larutan dapt berwujud gas padat ataupun cair Larutan gas misalnya
udara Larutan padat misalnya perungguamaldamdan paduan logam yang
lain Larutan air laut larutan gula dalam air Pelarut cairumumnya adalah
air Pelarut cair yang lain misalnya benzenaeter dan alkohol Jika
pelarutnya bukan air maka nama pelarutnya disebutkanmisalnya larutan
alkohol dalam air disebut larutan garam dalam alkohol ( alkohol
disebutkan ) tetapi larutan garam dalam air disebutlarutan garam( air tidak
disebutkan ) Zat terlarut dapat berupa zat padatcairmaupun gas Zat
padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam Gas terlarut dalam air
misalnya ammoniakarbondioksida dan oksigen Zat cair terlarut dalam air
misalnya alkohol dan cuka Umumnya komponen larutan yang jumlahnya
lebih banyak disebut sebagai pelarut Misal larutan 60 gula dengan 40
air disebut larutan gula karenadalam larutan itu air terlihat tidak berubah
sedangkan gula berubah dari padat ( kristal ) menjadi terlarut
( menyerupai air )
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber dan
komoditi perdagangan utama Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dalam makanan ataupun minuman Gula sederhana seperti
glukosa ( yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis
asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel
( httpidwikipediaorgwikigula)
Untuk menyatakan komposisi larutan kuantitatif digunakan
konsentrasi Konsentrasi adalah perbandingan antara zat terlarut dan
jumlah pelarutdinyatakan dalan satuan volume(beratmol)zat terlarut
dalam sejumlah volume tertentu dalam pelarut Berdasarkan hal ini
muncul satuan-satuan konsentrasi yaitu fraksi
molmolaritasmolalitasnormalitasppm serta ditambah dengan persen
massa dan persen volume ( Baroroh 2004 )
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau
sodium hidroksida adalah sejenis basa logam kaustik NaOH terbentuk
dari oksida basa natrium oksida dilarutkan dalam airNaOH membentuk
larutan alkalin yang kuatketika dilarutkan dalam airNaOH digunakan
diberbagai bidang industri kebanyakan digunakan sebagaibasa dalam
proses produksi kertastekstilair minumsabundan detergen NaOH
murniberbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
peletserpihanbutiranataupun larutan jenuh 50NaOH bersifat lembab
cair dan secara spontan menyerap karbondioksida dari udara bebasNaOH
sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilepaskan
Larutan natrium hidroksida meninggalkan noda kuning paa kain dan kertas
(Greenwood 1997)
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida
( HCl ) Mmerupakan asam kuat dan komponen utama dalam asam
lambung Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk
menentukan jumlah basa Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil
yang lebih baik oleh titik akhir yang jelasasam klorida dapat digunakan
sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif walaupun
konsentrasinya bergantung tekanan atmosfernya ketika dibuat Asam
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
klorida juga sering digunakan dalam analisis kimia untuk mencerna
sampel-sampel analisis Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis
logam dan menghasilkan logam klorida serta gas hidrogen
Asam klorida diproduksi dalam bentuk larutan 38 HCl (pekat)
Konsentrasi yang lebih bessar daripada 40 dimungkinkan secara
kimiawinamun laju penguapan sangatlah tinggi sehingga penyimpanan
dan penanganannya harus dilakukan dalam suhu rendah Konsentasi HCl
yang paling optimaluntuk pengantar produk adalah 30 - 34asam
klorida pekat akan membentuk kabut asam Baik kabut dan larutan bersifat
korosif terhadap jaringan tubuh dengan potensi kerusakan pada organ
pernapasanmatakulit dan usus Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya seperti natrium hipoklorit atau kalium
permanganat maka gas beracun akan terbentuk
III METODELOGI
A Alat
1 Labu ukur
2 Corong
3 Beaker glass
4 Pipet gondok
5 Pipet tetes
6 Batang pengaduk
7 Timbangan teknis
8 Spatula
B Bahan
1 Gula
2 Kristal NaOH
3 Larutan HCl 05 N
4 Aquades
C Cara kerja
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
1 Larutan gula
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Menyuci alat dan mengeringkannya dulu sebelum digunakan
Menimbang 5 gram kristal gula
Melarutkannya pada labu ukur kapasitas 100ml
Menutup mulut labu ukur sambil dikocoksecara perlahan supaya kristal gula
dapat larut semua dalam air
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil larutan HCl dan larutkan pada labu ukur kapasitas 100 ml
Menambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas pada labu
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
3 Larutan NaOH 01 N
IV HASIL PENGAMATAN
1 Larutan gula
Pembuatan larutan gula 5 bv dilakukan dengan cara melarutkan
kristal gula sebanyak 5 gram dengan menggunakan labu ukur kapasitas
100 ml Setelah semua kristal tercampur secara homogen dengan
pelarutnya sehingga zat pelarut berubah warna menjadi bening
Perubahan warna tersebut disebabkan karena dalam air tersebut air
terllihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan ( kristal )
menjadi terlarut ( menyerupai air )
2 Larutan HCl 01 N
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukkan sedikit demi sedikit NaOH sampai diperoleh tambahan bobot 1 gram
Menimbang gelas baker kosong dan mencatat bobotnya
Tambahkan aquades kedalam gelas beaker aduk sampai homogen
Masukkan larutan NaOH dalam labu ukur kapasitas 250 ml
Bilas sisalarutan NaOH dalam gelas beaker sebanyak 3x dan bilasan tsb dituang dalam
labu ukur
Tambahkan aquades dalam labu ukur sampai tanda tera
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
Dengan mengencerkan larutan HCl 05 N dapat dibuat larutan HCl 01
N Dengan menggunakan prinsip penyetaraan jumlah ekuivalen HCl
maka dapat digunakan formula
V 1x N1 = V 2 x N2
Perhitungan
Diketahui N1 = 05 N
V 1= 20 ml
V 2 = 100 ml
Ditanya N2
Jawab
V 1x N1 = V 2 x N2
20 ml x 05 = 100 ml x N
N = 20x 05
100
= 01 N
3 Larutan NaOH 01 N
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dilakukan dengan menimbang NaOH
sebanyak 5 gram pada timbangan teknis kemudian dimasukkan kedalam
beaker glass dan dilarutkan dengan aquades sampai NaOH larut
semua lalu dimasukkan kedalam labu ukur kapasitas 250 ml
Kemudian tambahkan aquades pada labu ukur sampai tanda batas atau
sampai diperoleh volume tepat 250 ml yang dilihat dari permukaan
cekung bawah sampai sejajar tanda batas yang ada pada labu ukur
Perhitungan
Pembuatan Larutan NaOH 01 N
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
NaOH 01 N = 01 x BMV
= 01 x 401
gram liter
= 4 gram liter
= 44
gram liter
= 1 gram
V PEMBAHASAN
1 Larutan gula pasir
Presentase berat ( bv ) suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah zat
terlarut yang terdapat dalam 100 ml larutan Dalam hal larutan gula
maka zat terlarutnya adalah gula sedangkan pelarutnya adalah air
Sebutir kristal gula pasir merupakan gabungan dari beberapa molekul
gula Jika kristal gula itu dimasukkan kedalam air maka molekul-
molekul gula akan memisah dari kristal gula mennuju kedalam
air(disebut melarut ) Molekul gula itu bergerak secara acak seperti
gerakan molekul air sehingga pada suatu saat dapat menumbuk
permukaan kristal gula atau molekul gula yang lain Sebagian molekul
gula akan terikat kembali dengan kristalnya atau saling bergabung
dengan molekul gula yang lain sehingga kembali membentuk
kristal(mengkristal ulang) Jika laju pelarutan gula sama dengan laju
pengkristalan ulang maka proses itu berada dalam kesetimbangan dan
larutannya disebut jenuh
Kristal gula + air
Larutan HCl 01 N Larutan gula
Rumus bv = gram zat terlarutml larutan
x 100
Maka 5 gual pasir (bv) artinya 5 gram kristal gula pasir dilarutkan
kedalam 100 ml larutan (air)
Persen volumevolume(vv) adalah sistem konsentrasi yanng
menyatakan ml zat terlarut dalam 100 ml larutan
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
Persen beratberat (bb) adalah sistem konsentrasi yang menyatakan
banyaknya gram terlarut dalam tiap 100gram larutan
PPm(part per million) adalah konsentrasi yang menyatakan jumlah mili
gram suatu zat dalam 1 liter larutan
2 Larutan HCl 05 N
Pada percobaan pembuatan larutan HCl 01N diperoleh dari
pengenceranHCl 05N Pembuatan HCl 01N diperoleh dari
pengambilan larutan HCl 05N sebanyak 20 ml yang dimasukkan
kedalam labu ukur dan dilakkukan penambahan aquades sampai dengan
tanda tera pada labu Penambahan aquades haruslah tepat tanda tera dan
tidak melebihi bataskarena apabila terjadi kelebihan aquades maka
konentrasi larutan HCl yang dihasilkan tidak lagi 01N namun telah
mengalami perubahan
Asam klorida merupakan larutan yang bersifat korosif terhadap jaringan
tubuhdengan potensi kerusakan pada organ pernapasanmatakulitdan
usus Untuk itu ketika praktikum sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung seperti sarung tangan PVC atau karetpelindung mata dan
pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida
3 Larutan NaOH 01 N
Pada proses pembuatan NaOH dilakukan dengan cara menambahkan
aquades kedalam labu ukur sampai pada tanda tera dan kemudian
mengocoknya sampai homogenmaka terjadi reaksi yang ditandai
dengan larutan menjadi panas Larutan menjadi panas itu disebabkan
karena pada reaksi tersebut juga terjadi reaksi eksotermis yaitu reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
sehingga pada dinding tabung reaksipun akan terasa panassewaktu
dipegang
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
Pembuatan laruutan gula pasir 5(bv) artinya 5 gram gula pasir
dilarutkan kedalam 100 ml aquades Dimana gula sebagai zat
terlarut (solute)sedangkan aquades sebagai pelarut (solvent)
Pembuatan Larutan NaOH 01 N dengan volume 250 ml maka
jumlah NaOH yang dibutuhkan sebanyak 1 gram
Pembuatan HCl 01 N diperoleh dari proses pengenceran larutan
HCl 05 N sebanyak 20 ml dengan penambahan aquades sebanyak
100 ml
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
DAFTAR PUSTAKA
Brady James 1999 kimia asas dan struktur binarupa aksaraJakarta
Greenwood Aearnshaw chemistry of the element2nded Butterworth
Heineman oxfortuk1997
Gunawan Adi dan Roeswati2004 tangkas kimia kartika Surabaya
Sukmariah1990 kimia kedokteran edisi 2 Binarupa Aksara Jakarta
Syukri 1999 Kimia dasar 2 ITB Bandung
Co ass
( )
NIM
Praktikan I Praktikan II
( Maftuchah ) (Retno Ellyermawati)
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
ACARA III
PENENTUAN KESADAHAN AIR
DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan kesadahan air secara kompleksometri
II DASAR TEORI
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion)merupakan jenis titrasi Kompleksometri merupakan jenis titrasi
dimana titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa
senyawa kompleks (Khopkar2002)
Kesadahan (hardness) tergantung keberadaan garam-garamCa dan Mg
yang terlarut dan kadang-kadang juga disebabkan oleh adanya garam-
garam Fe Garam-garam yang terlarut contohnya CaCl2 CaSO4
Ca(HCO3)2 MgCl2 MgSO4 Mg(HCO3)2 (Rival1995)
Ada dua macam kesadahan yaitu
1 Kesadahan karbnat (Kesadahan sementara) disebabkan oleh keberadaan
garam-garam terlarut seperti Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan cara dididihkan maka garam-
garam tersebut akan terdekomposisi membentuk garam netral yang
mengendap
Contoh Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
2 Kesadahan tetap disebabkan oleh garam-garam Ca dan Mg terlarut
selain karbonat misal CaSO4 Kesadahan tetap tidak dapat dihilangkan
dengan cara pemanasan
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan sementara dengan
kesadahan tetap Kesadahan didefinisikan sebagai jumlah miligram
ekuivalen garam-garam terlarut Ca dan Mg dalam 1 liter air Kesadahan air
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
dapat ditetapkan dengan dua macam cara yaitu dengan metode asidimetri
dan metode pembentukan senyawa kompleks ( kompleksometri )
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang menyumbat
saluran pipa dan kran Air sadah yang tercampur sabun dapat menbentuk
gumpalan scum yang sukar dihilangkan Cara yang paling mudah untuk
mengetahui air yang digunakan adalah air sadah atau bukan adalah dengan
menggunakan sabun Apabila air yang digunakan adalah air sadah maka
sabun akan sukar berbuih Untuk menghilangkan kesadahan sementara atau
kesadahan tetap pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeloit
Disodiumndashethylene ndashdimine- tetraacetid-acid ( EDTA) ada juga yang
menyebut Trilon ndash B dan garamnya menbentuk senyawa kompleks yang
larut bila bereaksi dengan kation logam Keunggulan EDTA adalah mudah
larut dalam air dapat diperoleh dalam keadaan murni sehingga EDTA
banyak dipakai dalam melakukan percobaan kompleksometri Namun
karena adanya sejumlah tidak tertentu air sebaiknya EDTA distandarisasi
dahulumisalnya dengan menggunakan larutan kadmium Bila indikator
Eriochrome-black T ditambahkan pada suatu larutan yang mengandung ion
Ca dan Mg pada pH = 10 maka 01 larutan akan menjadi merah anggur Bila
kemudian dititrasi menggunakan EDTA ion Ca dan Mg akan terikat sebagai
kompleks Pada titik akhir titrasi yaitu bila seluruh ion Ca dan Mgsudah
terikatoleh EDTA larutan akan berubah warna menjadi biru( Basset1994)
Reaksi dalam titrasi kompleksometri berjalan dalam suasana alkalis
dan untuk mempertahankan agar pH tetap dan tertentu maka titrasi harus
dilakukan dalam larutan buffer yaitu larutan berair yang terdiri dari
campuran sam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya pH larutan berubah sangat sedikit ketika sejumlah kecil asam
kuat atau basa yang ditambahkan kedalamnya Larutan buffer digunakan
sebagai suatu cara menjaga pH pada nilai hampir konstant dalam berbagai
macam aplikasi kimia( Jimmy Wales wikipedia founder )kesalahan titrasi
kompleksometri tergantung cara yang dipakai untuk mengetahui titik akhir
Pada prinsipnya ada dua cara yaitu kelebihan titran yang pertama
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
ditunjukkan atau berkkurangnya konsentrasi komponen tertentu sampai
batas yang ditentukan dideteksi
III METODELOGI
A Alat
1 Pipet ukur
2 Gelas erlenmeyer
3 Beaker glass
4 Batang pengaduk
5 Buret
6 Corong
7 Kertas saring
B Bahan
1 Sampel air sadah
2 Aquades
3 Larutan Disodium EDTA 001 M
4 Eriochrome ndash black T
5 Hidroksilamin ndash hidroclorida 3
6 Larutan NH 4OH pekat
7 Larutan NaCN 25
8 Kristal K4Fe (CN)6
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
C Cara kerja
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
50 ml sampel air sadah diambil dan diisikan kedalam gelas erlenmeyer
Menambahkan 1 ml hidroksilamin ndash hidrochlorida 3
Menambahkan 1 ml NH 4OH pekat 2 ml NaCN 25
dan sedikit kristal K4Fe (CN)6
Menambahkan 2 tetes indikatoreriochrome ndash black T
Menitrasi dengan larutan standar Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Mencatat volume larutan standar yang digunakan
Menghitung rata-rata hasilnya
Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
2 Penetapan kesadahan tetap
IV HASIL PENGAMATAN
1 Penetapan kesadahan total sebagai CaO
Perhitungan
Titrasi I 72 ml
Tittrasi II 78 ml
Titrasi III 75 ml
Kesadahan total sebagai CaO
Percobaan I
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 72
= 144 mgrek CaO liter
100ml sampel air sadah diambil dan dimasukkan kedalam beaker glass
Mendidihkan larutan selama plusmn frac12 jam
Menambahkan 1 ml hidroksilamin-hidrochlorida 1ml NH 4OH pekat2 ml NaCN 25 dan sedikit kristal K4
Fe (CN)6
Mendinginkan larutan kemudian disaring
Menitrasi dengan larutan Na2 EDTA 001 M sampai terjadi perubahan warna
Menghitung ml larutan yang digunakan
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
Percobaan II
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 78
= 156mgrek CaO liter
Percobaan III
Mgrek CaO = ( 100050 ) x 001 x m
= 02 x 75
= 15 mgrek CaO liter
Rata ndash rata kesadahan total sebagai CaO= 144+156+15
3
= 15 mgrek CaO liter
2 Penetapan kesadahan tetap
Perhitungan
Titrasi 40 ml
Kesadahan tetap = ( 1000100 ) x 001 x 40
= 04 mgrek CaO liter
3 Penetapan kesadahan sementara
Kesadahan sementara = kesadahan total ndash kesadahan tetap
= 15 ndash 04
= 11 mgrek CaO liter
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
V PEMBAHASAN
Pada percobaan ini praktikan belajar menentukan tingkat kesadahan
suatu sampel air dengan reaksi pembentukan ion kompleks
( kompleksometri ) Percobaannya meliputi penentuan kesadahan
tetapkesadahan sementara dan kesadahan total Pada penentuan tingkat
kesadahan secara kompleksometri indikator yang digunakan adalah
Eriochrome-black T Penambahan indikator pada larutan sampel
menyebabkan titrasi mengalami perubahan warna dari merah menuju biru
Hal itulah yang menjadi bukti bahwa terdapat kesadahan air pada sampel air
yang digunakan Selain itu perubahan warna dari merah menjadi biru juga
disebabkan karena ion Ca2+iquestiquest lebih dulu bereaksi kemudian disusul Mg2+iquestiquest
yang bereaksi serta adanya pngkompleks yang lebih kuat dialam
Pada praktikum kali inidiperoleh hasil total sebesar 15 mgrek CaO
literkesadahan tetap sebsar 04 mgrek CaO liter Sedangkan kesadahan
sementara hasilnnya sebesar 12 mgrek CaO liter Penetapan kesadahan
total diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x m untuk penetapan
kesadahan tetap diperoleh dengan rumus ( 1000100 ) x 001 x msedangkan
untuk penetapan kesadahan sementara diperoleh dengan cara hasil
kesadahan total dikurangi hasil kesadahan tetap
Dalam sampel air terdapat sejumlah kalsium ataumagnesium baik
dalam bentuk garam klorida maupun garam sulfat Adanya garam ndashgaram
ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu air tidak bisa mennghasilakn busa
jika dicampur dengan sabun Bila ion kalsium dititrasi dengan EDTA
terbentuk suatu kompleks kalsium yang relative stabil dan air sadah berubah
warna Perubahan warna yang terjadi pada air sadah disebabkan karena
semua ion Ca dan Mg sudah terikat oleh EDTA
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Kesadahan merupakan konsentrasi antara Ca dan Mg dalam air dalam
jumlah besar ataupun diartikan sebagai daya serap air
untukmenngendapkan sabun
2 Titrasi kompleksometri adalah suatu pembentukan senyawa komplek
yang dapat mengikat logam dan menbentuk garam terlarut yang relative
stabil
3 Kesadahan total dari sampel air pada percobaan ini sebesar 15 mgrek
CaO liter
4 Kesadahan sementara dari sampel sebesar 11 mgrek CaO liter
5 Kesadahan tetap sebesar 04 mgrek CaO liter
6 Perubahan warna yang terjadi adalah dari warna merah menjadi biru
yang membuktikan bahwa air yang digunakan adalah air sadah
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
DAFTAR PUSTAKA
Basset J Dkk1994buku ajar vogel kimia analisis kuantitatif
anorganik Terjemahan A Hadiyana padjarmaka dan L Setiono
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
Khopar2002konsep dasar kimiaanalitikUIpress jakarta
Rival Harrizul1995 asas pemeriksaan kimia UI press jakarta
Yogyakarta 10 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno Ellyermawat )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
ACARA IV
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
SECARA ARGENTOMETRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Membuat dan menstandarisasi larutan AgNO3 dan menggunakan larutan
standar tersebut untuk analisa Clminusiquest iquestdalam laurtan KCl dengan metode
argentometri
II DASAR TEORI
Istilah argentometri diturunkan dari bahasa latin argentum yang berarti
perak Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan
endapan dan ion Ag+iquest iquest Pada titrasi argentometri zat pemeriksaan yang
telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat
( AgNO3 ) Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan
sehingga seluruh ion Ag+iquest iquest dapat tepat diendapkan kadar garam dalam
pemeriksaan dapat ditentukan ( Al underwood 1992 )
Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrida perak
yang dicelupkan kedalam larutan analit Titik akhir yang dihasilkan
indikator kimia biasanya terdiri dari perubahan warna atau muncul tidaknya
kekeruhan dalam larutan yang dititrasi ( Skogg 1965 )
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan
berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi
antara lain
1 Metode Mohr ( pembentukan endapan berwarna )
Metode mohr digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan
AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator Titik akhit titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
kuning coklatperubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2Cr
O4 Saat hampir mencapai titik ekuivalen semua ion Clminusiquest iquest hampir
berikatan menjadi AgCl ( Alexeyev V1969)
2 Metode Volhard ( penentu zat warna yang mudah larut )
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Clminusiquest iquest Brminusiquestiquest Iminusiquestiquest dengan
penambahan larutan standar AgNO3indikator yang dipakai adalah Fe3+iquest iquest
dengan titran NH 4CNS atau KSCN
Reaksinya
Ag+iquest iquest (aq) + SCNminusiquest iquest(aq) AgSCN (s) (putih)
Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan standar KSCN sedangkan
indikator yang digunakan adalah Fe3+iquest iquest diaman kelebihan larutan KSCN
akan diikat oleh ion Fe3+iquest iquest membentuk warna merah Penerapan
terpenting cara volhard adalah penentuan secara tidak langsung ion-ion
halogenida Selain itu ion CNSminusiquest iquest juga bereaksi dengan Ag+iquest iquest
membentuk garam AgCNS yang sedikit larut dengan reaksi
AgNO3 + NH 4CNS AgCNS + NH 4NO3
( Harjadi W 1990 )
3 Titrasi dengan indikator adsorbsi
Metode ini didasarkan pada adsorbsi suatu zat warna oleh endapan yang
terjadiyang kemudian merubah warna endapan tersebut Contoh endapan
adsorbsi adalah eosinflouresceindikhloroflourescein Titrannya adalah
AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merahpH tergantung pada
mecam anion dan indikator yang dipakai Indikator adsorbsi adalah zat
yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warnasebelum titik ekuivalen tercapai ion Clminusiquest iquest berada
dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan
sedikit AgNO3 ( Khopkhar 1990 )
Proses argentometri termasuk dalam titrasi yang menghasilkan endapan
dan pembentukan ion kompleks Proses argentometri menggunakan AgN
O3 sebagai larutan standarproses ini biasanya digunakan untuk
menentukan garam-garam dari halogendan sianida Karena kedua jenis
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
ini dapat membentuk endapan atau senyawa dengan ion Ag+iquest iquest sesuai
dengan persamaan reaksi sebagai berikut
NaCl + Ag+iquest iquest AgCl + Na+iquestiquest
KCN +Ag+iquest iquestAgCl + K+iquest iquest
KCN + AgCN K[ Ag (CN ) 2 ]Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut
dapat digunakan sebagai larutan standar primer Dalam titrasi
argentometri terhadap ion CNminusiquest iquesttecapai untuk garam kompleks K
[ Ag (CN ) 2 ]Titrasi mohr terbatas untuk larutan perak dengan pH antar 60 ndash 100
Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi oleh
HCrO4hanya terionisasi sedikit sekali Mengecilnya konsentrasi ion
kromat akan menyebabkan perlunya ion perak dengan sangat berlebih
untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang
besarpada umumnya garam dikromat cukup dapat larut( Rivai 1995 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Botol timbang
3 Neraca sartorius
4 Batang pengaduk
5 Labu ukur
6 Gelas piala
7 Botol berwarna gelap
8 Corong
9 Gelas ukur
10 Buret
11 Pipet pengaduk
12 Erlenmeyer
B Bahan
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
1 Larutan sampel KCl
2 Kristal AgNO3
3 Aquades
4 Kristal NaCl murni
5 Larutan K2CrO4 5
6 Larutan flourescein 05
7 Larutan dextrin 05
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan lerutan standar NaCl
menggunakan metode mohr
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 07 gram kristal NaCl dan memasukkannya kedalam erlenmeyer 250 ml
Menambahkan aquades sampai tanda batas labu lalu digojog hingga kristal NaCl larut dalam air
Mengambil 25ml larutan NaCl dan masukkan dalam
Menambahkan 10 ml larutan K2CrO4 5 membuat ulangan sebanyak 3 x
Menitrasi dengan larutan AgNO3 sambil digoyang ndash goyangkan dan mencatat perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume yang digunakan pada akhir titrasi kemudian dirata-rata
Menghitung normalitas AgNO3 dan mencata hasilnya
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl dengan metode titrasi
menggunakan indikator adsorbsi
IV HASIL PENGAMATAN
1 Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl menggunakan
metode mohr
Perhitungan
Titrasi I 24 ml
Titrasi II 239 ml
Titrasi III 235 ml
Normalitas NaCl
( g BE ) x ( 1000 V ) = ( 07 58448 ) x ( 1000 250 )
= ( 00119 ) x ( 4 )
Menyiapkan alat dan bahan
25 ml sampel larutan KCl diisikan kedalam gelas erlenmeyer dan membuat 2x ulangan
Menambahkan 2-3 tetes indikator flourescein 05 dan 10 ml larutaan dextrin
5 kemudian amati dan catat warna
Menghitung prosentase Cl dalam larutan KCl dan menuliskan semua yang terjadi
Menitrasi dengan larutan standar AgNO3 catat volume larutan standar yang
digunakan dan dirata-rata
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
= 00476 N
Dimana g = berat NaCl
BE = 58448 g
V = volume
Normalitas AgNO3
V 1x N1 = V 2 x N2
25x 00476 = 238 x N2
N2 = 25x 00476
238
= 005 N
2 Penetapan kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
Titer larutan AgNO3 terhadap Clminusiquest iquest( T AgNO3iquestClminusiquest iquest)
T = [ ( N AgNO3 x BE Clminusiquest iquest ) 1000 )] gram
= [ ( 005 x 35457 ) 1000 ] gram
= ( 17728 1000 ) gram
= 00018 gram
Berat Clminusiquest iquest dalam 25 ml larutan KCl
( V larutan standar x T ) gram = 51 x 00018
= 00904 gram
Kadar Clminusiquest iquest dalam 100 ml larutan KCl
10025
x 00904 = 03616 gram
Persen Clminusiquest iquest dalam larutan KCl
03616 x 100 = 3616 bv
Reaksi yang terjadi
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Perubahan warna yang terjadi adalah setelah larutan dititrasi berubah
warna menjadi merah bata
V PEMBAHASAN
Argentometri merupakan analisa volumetri berdasarkan atas reaksi
pengendapan dengan menggunakan larutan standar argemtum Atau dapat
juga diartikan sebagai pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau
kadar Ag+iquest iquest itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan atau zat uji dengan
titran AgNO3
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah
metode mohr dengan indikator K2CrO4 Penambahan indikator ini akan
menjadikan warna larutan menjadi kuning Titrasi dilakukan hingga
mencapai titik ekuivalen Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Ag+iquest iquest+ Cr2O4 Ag2CrO4
AgNO3 + KCl AgCl + KNO3
Larutan AgNO3 dan NaCl pada awalnya masing-masing merupakan
larutan jernih dan tidak berwarna Ketika NaCl ditambah dengan larutan
natrium bikarbonat yang berwarna putih larutan tetap jernih dan tidak
berwarna garam tersebut larut dalam larutan Penambahan larutan ini
dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam atau terlalu basalarutan
kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang
merupakan indikator Setelah dititrasi dengan AgNO3 awalnya beebentuk
endapan berwarna putih yang merupakan AgCl Ketika NaCl hbis bereaksi
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
dengan AgNO3 maka AgNO3bereaksi dengan indikator K2CrO4 Perubahan
warna yang terjadi adalah dari kuning menjadi merah bata yang merupakan
itik akhir titrasinya
AgNO3juga distandarisasi dengan NaCl dengan indikator adsorbsi
yaitu flourescein Metode ini menggunakan adsorbsi yaitu merupakan zat
yang dapat diserap pada permukaan endapansehingga dapat menimbulkan
warna Pada proses standarisasi diamnbil 25 ml NaCl kemudian ditambah
dengan 3 tetes flourescein yang menyebabkan larutan menjadi kuning
Setelah dititrasi dengan AgNO3 maka warna kuning berangsur-angsur
berubah menjadi orange dengan endapan berwarna merah muda Pada saat
itulah tercapai titik ekuivalen Endapan berwarna merah muda dengan
endapan berwarna orange karena pengaruh flourescein
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Argentometri adalah titrasi pengendapan dengan larutan standar AgNO3
Terdapat 3 metode dalama analisa ini yaitu metode volhard metode
mohr dan indikator adsorbsi
2 Normalitas AgNO3 hasil standarisasi dengan NaCl diperoleh hasil 005
N
3 Normalitas NaCl sebesar 00476 N
4 Kadar Clminusiquest iquest dalam larutan KCl adalah 3616 bv
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
DAFTAR PUSTAKA
Day RAJr dan Al underwood1992 Analisis kimia kuantitatif Edisi
kelima Jakarta erlangga
Harizul Rivai 1995 Asas pemeriksaan kimia Jakarta UI press
Khopkhar SM 1990 Konsep dasar kimia analitik Jakarta UI press
Skogg 1965 analytical chemistry edisi keenam florida sounders
college publising
Yogyakarta 17 November 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawati )
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
NIM 11031013 NIM 11031014
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMETRI
DISUSUN OLEH
1 MAFTUCHAH 11031013
2 RETNO ELLYERMAWATI 11031014
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
Jl Wates KM10 Yogyakarta 55753 Telp (0274) 6498211
2011
ACARA V
ANALISA KUANTITATIF VOLUMETRI
METODE PERMANGANOMATRI
I TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui penetapan suatu zat dengan metode
permenganometri dimulai dengan pembuatan larutan standar KMnO4
dengan normalitas tertentu dilanjutkan dengan standarisasi larutan
KMnO4 kemudian larutan tersebut digunakan untuk penetapan Ca2+iquestiquest
dalam CaCO3
II DASAR TEORI
Permanganometri merupakan salah satu metode volumetri yang
didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dimana kalium
permanganat (KMnO4) digunakan sebagai titran karena mudah
diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan secara
luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih Kekurangan
dari kalium permanganat yaitu mudah dipengaruhi oleh cahaya dan
reduktor-reduktor pengganggu sehingga kelarutannya tergantung pada
pH karena kalium permanganat memiliki beberapa tingkat
Reduksi ( Zulkarnaen 2004 )
Kalium permanganat bertindak sebagai indikator Dalam reaksi ini
ion MnO4 bertindak atau sebagai oksidator Ion MnO4 akan berubah
menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asamSeperti pada reaksi MnO4+8
H+iquestiquest+5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Setetes permangant memberikan suatu warna merah yang jelas kepada
volume larutan dalam titrasi Warna ini digunakan untuk menunjukkan
kelebihan pereaksi Kalium permanganat dititrasikan menggunakan
natrium oksalat atau sebagai arsen ( II ) oksida standar-standar primer
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
Untuk itu teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersifat asam lemahnetral atau basa lemah Dalam suasana asam
karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasi Dalam suasana
netral atau alkalis contohnya sulfit sulfida dan tiosulfat
( Rivai 1995 )
Dalam suasana asam
MnO4 + 8 H+iquestiquest + 5e Mn2+iquestiquest + 4 H 2O
Dalam suasana basa atau netral
MnO4 + 4 H+iquestiquest + 3e MnO2 + 2 H 2O
Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambattetapi masih
cukup untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi
sempurna Selain itu dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa kenaikan
konsentrsi iion hydrogen menyebebkan kesetimbangan reaksi bergeser
ke kanan Karena itu meskipun terbentuk mangan oksida yang
disebabkan karena oksidasi suatu senyawa oleh ion permanganat
dalam lingkungan asamadanya konsentrasi ion hydrogen yang tinggi
endapan ini segera direduksi kembali menjadi ion mengan (II)
Sebaliknya bila konsentrasi ion hydrogen rendahmaka kesetimbangan
akan bergeser ke kiri sehingga pembentukan mangan oksida lebih
stabil ( Bresnick 2002 )
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai karena tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Dengan asam klorida
kemungkinan terjadi reaksi
2 MnO4 + 16H+iquestiquest + 10Clminusiquest iquest 2 Mn2+iquestiquest + 8 H 2O + 5
Cl2
( Basset 1994 )
III METODELOGI
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
A Alat
1 Gelas arloji
2 Pipet gondok
3 Neraca sartorius
4 Kompor listrik
5 Gelas piala
6 Gelas erlenmeyer
7 Batang pengaduk
8 Buret
9 Labu ukur
10 Corong
11 Kertas saring
12 Gelas ukur
13 Pipet ukur
14 Pipet tetes
15 Botol berwarna gelap
B Bahan
1 Kristal KMnO4
2 Aquades
3 Kristal C2H 2C4 2 H 2O
4 Larutan H 2SO4 4 N
5 Kristal CaCO3
6 Larutan asam oksalat 5
7 Larutan ammonia (NH 4OH)
8 Larutan HCl 11
9 Larutan H 2SO4 10
10 Indikator mo
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
C Cara kerja
1 Standarisasi larutan KMnO4 dengan larutan standar asam oksalat
Menyiapkan alat dan bahan
Melarutkan dalam gelas piala 50 ml dengan aquades aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml dan menambahkan aquades sampai tanda batas gojog sampai homogen
Memanaskan hingga hampir mendidih ( 70ordm C- 80ordmC)
Menimbang 0315 gram kristal asam oksalat
Memipetksn 25 ml larutan asam oksalat dan memasukkannya dalam erlenmeyermenambahkan 25 ml aquades dan 25 ml larutan H 2SO4 4 Naduk hingga homogen dan membuat 2x ulangan
Mengisikan larutan KMnO4 dalam buret
Menitrasi larutan asam oksalat dalam erlenmeyer dengan larutan standar KMnO4 dan mengamati perubahan warna yang terjadi
Mencatat volume larutan yang digunakan
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
2 Penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 dengan metode permanganometri
Menyiapkan alat dan bahan
Menimbang 0255 gram kristal CaCO3
Memasukkan kristal tersebut kedalam gelas piala 100 ml
Menambahkan larutan HCl 1 1 tetes demi tetes sedikit di panaskan dan diaduk sampai kristal terlarut semua aduk hingga homogen
Memindahkan kedalam labu ukur 250 ml gelas piala di bilas dan air bilasannya dimasukkan kedalam labu ukur menambahkan aquades sampai tanda batas dan gojog hingga homogen
Memipetkan 25 ml kedalam erlenmeyermenambahkan 10 ml larutan C2H 2C4 5 60-70 ml aquadesdan 1-2 tetes indikator mo
Menanaskan hingga hampir mendidih (70regC-80regC) dan menambahkan larutan NH 4OH tetes demi tetes sambil diaduk sampai warna merah muda hilang
Meletakkan dalam waterbath biarkan endapan CaC2O4 yang terjadi seluruhnya turun kedasar gelas
Mendinginkan larutanmemisahkan endapan dari filtratnya dengan menuang filtrat melalui kertas saring Endapan yang tertinggal didasar gelas dicuci beberapa kali dengan aquades dan air pencuciannya dituang melalui kertas saring tersebut
Larutkan dengan larutan H 2SO4 10 sertakan juga endapan pada kertas saring sampai semua endapan dalam erlenmeyer terlarut
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
IV HASIL PENGAMATAN
Normalitas larutan asam oksalat
Berat asam oksalat 0315 gram
BE C2H 2C4 2 H 2O 63
V larutan asam oksalat 250 ml
Normalitas asam oksalat ( berat BE ) x ( 1000 V )
( 0315 63 ) x ( 1000 250)
002
Normalitas larutan KMnO4
V asam oksalat 25 ml
N asam oksalat 002
V titrasi I 267 ml
V titrasi II 263 ml
V rata ndash rata 265 ml
Dapat dihitung menggunakan persamaan
V 1 x N1 = V 2 x N2
25 x 002 = 265 x N
N = 00188 N
Penetapan kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3
Kadar Ca2+iquestiquest = VKMnO4 x N KMnO4 x BECax (250 25)
berat CaCO3x 1000
x 100
Menitrasi dengan larutan standar KMnO4 sampai warna larutan menjadi violetdan mencatat volumae larutan yang digunakan
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
= 276 x00188N x204 x 10
0255x 1000 x 100
= 10585152
255 x 100
= 04151
= 4151
Reaksi yang terjadi
5 H 2C2O4 + 2 KMnO4 + 3 H 2SO4 2 MnSO4+K 2SO4
+ 8H 2O + 10 CO2
V PEMBAHASAN
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
Dalam reakasi ini ion MnO4 bertinfak ssebagai oksidator Ion MnO4
akan berubah menjadi ion Mn2+iquestiquest dalam suasana asam Teknik titrasi
ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau dalam suatu
sample Kalium permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk
menentukan kadar besi yang terdapat dalam sample dalam suasana
asam menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4 ) Permanganometri
juga bisa digunakan untuk menentukan kadar belerangnitritfosfitdsb
Permanganopmetri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat
organik Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum
mengenai permanganometriserta praktek yang sebenarnya sangat
membantu pemahaman praktikan ( Anonim 2009 )
Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks
dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri Hal ini dilakukan
untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan
penambahan asam sulfat encer karena asam sulfat tidak bereaksi
dengan permanganat dalam larutan encer Titran yang digunakan
adalah kalium permanganat Pereaksi kulim permanganat sangat sukar
mendapatkan pereaksi ini dalam keadaan murnibebas dari mengan
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
dioksidakalium permanganat merupakan zat padat coklat tua yang
menghasilkan warna ungu bila dilarutkan dalam air yang merupakan
ciri khas untuk ion permanganat Biasanya diperlukan pemanasan
pada suhu 70ordmC - 80ordmC yang akan mempengaruhi cepat lambatnya
pembentukan ion mangan Apabila temperature lebih tinggi
makareaksi akan berjalan semakin lambat Reaksi permanganat dapat
dipercepat dengan munculnya mangan dioksida dan adanya ion
mangan (II) dalm larutan akan mempercepat reduksi permanganat
menjadi mangan oksida Reaksi tersebut berlangsung sangat cepat
dalam suasana netral Oleh karena itu larutan kalium permanganat
harusdibakukan dahulu dengan menggunakan asam oksalat dan asam
sulfat ( ANONIM 2009 )
Dalam praktek sehari-hari titrasi permanganometri selalu dilakukan
dalam suasana asam karena daya oksidasi KMnO4 dalam suasana asam
lebih besar dandalm suasana basa atau netral akan terbentuk endapan
MnO2 yang berwarna coklat yang dapat mengganggu pengamatan titik
akhir titrasi karena pada titrasi ini tidakmenggunakan indikator Selain
itu dalam permanganometri diperlukan larutan seperti H 2SO4 dimana
H 2SO4 merupakan asam kuat yang dapat mengionisasi semourna dan
dapat berfungsi untuk menciptakan suasana asam yang stabil bukan
sebagai oksidator Dalam hal ini dipilih H 2SO4 karena sebagai asam
kuat juga berfungsi untuk mengikat air yang akan dipanaskan supaya
menguap
Dari percobaan yang dilakukan diperoleh normalitas KMnO4 sebesar
00188 N karena ion mangan berfungsi sebagai katalis untuk
mempercepat reaksi sehingga pada penambahan tetesan titrasi ini
warna merah semakin cepat
Pada penetapan Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 pada pembuatan larutannya
dilakukan pemanasan pada suhu 70ordmC - 80ordmC dengan tujuan
menghilangkan ion pengganggukemudian direaksikan dengan
ammonium oksalat yang berfungsi sebagai pengendap kalsium
langsung yang memberikan ion CaO4 Setelah itu dipisahkan antara
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
endapan dengan filtratnya Setelah pemanasan dan pendinginan
endapan yang diperoleh kemudian dibilas dengan aquades untuk
menghilangkan ion oksalat dan untuk memberikan suasana asam maka
dilakukan penambahan asam sulfat kemudian diencerkan dengan air
panas Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang semula
bening berubah menjadi merah muda Volume rata-rata yang diperoleh
265 ml sedangkan kadar Ca2+iquestiquest dalam larutan CaCO3 adalah sebesar
4151
VI KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1 Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi
redoksi Larutan yang digunakan adalah kalium permanganat
(KMnO4)
2 Normalitas KMnO4 adalah 00188 N
3 Kadar Ca2+iquestiquest dalam CaCO3 adalah 4151
4 Titrasi dilakukan dalam suasana asam
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
DAFTAR PUSTAR
Bresnick stephen 2002 intisari kimia umum PT penerbit erlangga jakarta
Underwood 1995 Kimia analisis kuantitatif Penerbit erlangga jakarta
Zulkarnaen Abdul karim 2004 Ilmu kimia jilid III Depertemen kesehatan
RI jakarta
Yogyakarta 18 Desember 2011
Mengetahui
Co ass
( )
NIM
Praktikan I praktikan II
( Maftuchah ) ( Retno ellyermawat)
NIM 11031013 NIM11031014
Recommended