Lapsus Individu

Preview:

DESCRIPTION

lapsus

Citation preview

Strabismus berasal dari bahasa Yunani, Strabismos yang berarti squint atau juling, atau ocular misalignment, yang disebabkan oleh abnormalitas penglihatan binokuoler atau anomaly control neuromuskuler pergerakan okuler. Strabismus adalah suatu kelainan mata dimana visual axis dari kedua mata tidak mengarah secara bersamaan pada titik fiksasi atau deviasi visual aksis mata dari posisi normalnya

Etiologi 1. Faktor Keturunan2. Kelainan Anatomi

Kelainan otot ekstraokuler 1. Over development2. Under development3. Kelainan letak insertio otot.

3. Kelainan pada “vascial structure”4. Kelainan dari tulang-tulang orbita

1. Kelainan pembentukan tulang orbita menyebabkan bentuk dan orbital abnormal,sehingga menimbulkan penyimpangan bola mata.

2. Kelainan pada saraf pusat yang tidak bisa mensintesa rangsangan.3. Fovea tidak dapat menangkap bayangan.4. Kelainan kwantitas stimulus pada otot bola mata.5. Kelainan Sensoris

5. Kelainan Inervasi

Epidemiologi

Strabismus mempunyai pola keturunan, sebagai contoh, jika salah satu atau kedua orangtuanya strabismus, sangat memungkinkan anaknya akan strabismus juga.

2% anak-anak usia di bawah

3 tahun 3% remaja dan dewasa muda.

Wanita

Pria

Patogenesis

1. Gangguan gerakan mata2. Gangguan Faal Otot Penggerak Bola Mata3. Anisometropia4. Aniseikonia

Hukum dalam Strabismus

Hukum Desmarrens Hukum Donder Hukum Gullstrand Hukum Hering Hukum Listing Hukum Sherington

Orthoforia Heteroforia Heterotropia. Fusi Fusi motorik: Fusi sensorik:

Awalan dan akhiran

Awalan Eso- Mata berotasi sehingga kornea berdeviasi ke arah nasal sedangkan fovea berotasi

ke temporal, disebut juga convergent strabismus. Ekso- Mata berotasi sehingga kornea berdeviasi ke arah temporal dan fovea berotasi ke

nasal, disebut juga divergent strabismus. Hiper- mata berotasi sehingga kornea berdeviasi kearah superior dan fovea berotasi

inferior, disebut juga vertical strabismus. Hipo- mata berotasi sehingga kornea berdeviasi kearah inferior dan fovea berotasi

superior, disebut juga vertical strabismus. Incyclo- mata berotasi sehingga bagian superior dari bujur vertical berada di nasal dan

bagian inferior bujur vertical berada ditemporal, disebut juga intorsional strabismus Excyclo- mata berotasi sehingga bagian superior dari bujur vertikel berada di temporal dan

bagian inferior dari bujur vertikel berada di nasal, disebut juga extorsional strabismus Akhiran -phoria deviasi laten, terkontrol fusi, mata tetap lurus dibawah penglihatan binokuler -tropia deviasi manifest, tidak terkontrol fusi, dan mata tidak lurus di bawah penglihatan

binokuler.

Tipe Deviasi Horizontal : esodeviasi atau eksodeviasi Vertikal : hiperdeviasi atau hipodeviasi Torsional : insiklodeviasi atau eksiklodeviasi Kombinasi : horizontal

Pemeriksaan Oftalmologi

Tes Krimsky (untuk mengukur derajat deviasi mata) Cover Test Tes Duksi

Diagnosis

Kelainan kedudukan mata dapat dibagi dalam :1. Strabismus - paralitik (noncomitant) = incomitant2. Nonparalitik = (comitant = concomitant)3. Manifes = strabismus = heterotropia4. Laten = heteroforia5. Akomodatif6. Non akomodatif Seringkali heteroforia bertambah secara progresif, sehingga kelainan

deviasi ini tidak dapat lagi diatasi, sehingga menjadi = strabismus.

Penatalaksanaan  3 tahap pengobatan strabismus : (sidarta)

Memperbaiki visus masing-masing mata : Dengan menutup mata yang baik  Pemberian kaca mata Latihan ( oleh orthoptist )

Memperbaiki kosmetik : Mata diluruskan dengan jalan operasi Pemberian kaca mata Kombinasi keduanya

Penglihatan binokuler : Latihan orthoptic Operasi & orthoptic Kaca mata & orthoptic

Non operatif1. Kaca Mata2. Orthoptics3. Memanipulasi akomodasi4. Penutup Mata

Operatif 1. Melemahkan otot : Recession2. Memperkuat otot : Recection

Komplikasi

Supresi Ambliopia Anomalous retinal correspondence Defect otot Head Tilting, Head Turn.

Prognosis

Prognosis pada strabismus ini baik bila segera ditangani lebih lanjut, sehingga tidak sampai menimbulkan komplikasi yang menetap

Nama : an. Tsalitsah Nur Alamat : Lamongan Umur : 1 tahun Jenis kelamin: Perempuan

RPS: mata nampak juling Riwayat operasi saat usia 4 bulan, setelah dioperasi tampak kekeruhan Didiagnosis menderita katarak kongenital Dirujuk ke RS Undaan untuk operasi lasik pemasangan lensa Operasi sempat tertunda karena anak mengalami demam

Diagnosis : Aphakia Terapi :

Tobroson Repitel

Anak mengalami strabismus dikarenakan adanya katarak kongenital yang terjadi pada kedua mata. Selain itu anak juga nampak mengalami down syndrom.

Strabismus disebabkan oleh kelainan otot ekstraokuler, kelainan dari tulang-tulang orbita yang paling sering adalah faktor keturunan yang “Genetik Pattern”nya belum diketahui dengan pasti, tetapi akibatnya sudah jelas.

Eksotropia adalah suatu penyimpangan sumbu penglihatan yang nyata dimana salah satu sumbu penglihatan menuju titik fiksasi sedangkan sumbu penglihatan lainnya menyimpang pada bidang horizontal ke arah lateral.

Penyebab Eksotropia adalah hipotoni rektus medius, hipertoni rektus lateralis, penurunan fungsi penglihatan satu mata pada remaja dan dewasa muda (miop, kelemahan konvergensi, kelebihan divergensi)

Prognosis: dubia ad malam