View
231
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
123
Citation preview
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA NON KOMERSIAL
LET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No. Dokumen : /LHE/PIBN/L15
DIREKTORAT PERIZINAN INSTALASI DAN BAHAN NUKLIRBADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
Jl. Gajah Mada No. 8Telp. (021) 638 51028
Desember 2015
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
LEMBAR PENGESAHAN
Nama/Jabatan Tanggal Tanda Tangan
Disiapkan oleh: Ai Melani Desember 2015
Diperiksa oleh:Kasubdit Perizinan Reaktor dan Bahan NuklirWiryono
Desember 2015
Disetujui oleh:Direktur Perizinan Instalasi dan Bahan NuklirDahlia C.Sinaga
Desember 2015
Halaman 2 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
TIM EVALUATOR
1. Ai Melani2. Agus Waluyo3. Aminuddin Tejo Nugroho4. Arifin Muhammad Susanto5. Ardiyani Eka Patriasari6. Bhakti Dwi Yoga7. Emy Triharjiyati8. Gede Ardana Mandala9. Imron10. Nur Syamsi Syam11. Nur Sihwan12. Rahmat Edhi Harianto13. Supyana14. Shanthy Dhamayanthy15. Sinta Tri Habsari16. Widia Lastana Istanto17. Wiryono
Halaman 3 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
A. PENDAHULUAN
BATAN berencana membangun Reaktor Daya NonKomersial di kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan. Reaktor ini akan digunakan untuk eksperimen kogenerasi dan uji bahan bakar nuklir berbasis teknologi reaktor suhu tinggi (HTR).
Sesuai dengan pasal 4 ayat (1), dan ayat (2) Peraturan Pemerintah (PP) No. 2 Tahun 2014 tentang Perizinan Instalasi Nuklir dan Pemanfaatan Bahan Nuklir, Pembangunan dan Pengoperasian Reaktor Nuklir wajib memiliki Izin. Izin Tapak dapat diajukan setelah pemohon melaksanakan kegiatan evaluasi tapak.
BATAN pada tanggal pada tanggal 4 November 2015, melalui surat Nomor 02523/RN 01 01/III/2014
tertanggal 28 Oktober 2015, BATAN menyampaikan 6 (enam) buah dokumen teknis dan administratif kepada Kepala BAPETEN untuk mendapat Izin Tapak.
Sehubungan dengan pengajuan Izin Tapak ini, BAPETEN dalam rangka mempercepat proses review dan penilaian perizinan Tapak Reaktor Daya Nonkomersial (RDNK) tersebut BAPETEN mengadakan kegiatan swakelola jasa konsultasi dengan universitas dalam hal ini Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam rangka melaksanakan review dan penilaian terhadap permohonan Izin Tapak dan pelaksanaan kegiatan evaluasi tapak RDNK oleh BATAN.
BAPETEN dan ITB pada tanggal 30 April 2015 melalui Surat Perjanjian Kerjasama Nomor 011/KS 00 01/DPIBN-PKS/IV/2015 dan Nomor 0081/I1.B04/SPK-WRIM/IV/2015 tentang Pelaksanaan Review dan Penilaian Kegiatan Evaluasi Tapak Reaktor Daya Nonkomersial (RDNK) sepakat untuk melaksanakan kerjasama review dan penilaian yang mencakup beberapa aspek antara lain:
1. Aspek Kegempaan2. Aspek Kegunungapian3. Aspek Meteorologi4. Aspek Hidrologi5. Aspek Geoteknik dan Pondasi6. Aspek Kejadian akibat Ulah Manusia7. Aspek Demografi8. Aspek Tata Ruang dan Air9. Aspek Dispersi ke Lingkungan
Kegiatan swakelola ini direncanakan akan berlanjut pada tahun 2016.
B. HASIL EVALUASI
B.1. Hasil Evaluasi Umum
1. Pada dokumen laporan evaluasi tapak, masih terdapat banyak Peta, Tabel dan Gambar dengan resolusi yang sangat rendah (blur) sehingga tidak dapat terbaca. Harap diperbaiki dengan Skala Peta, Tabel dan Gambar dengan resolusi yang baik. Misalnya Gambar III.A.3.22. pada appendix aspek geoteknik, Gambar III.A.1.78 Lokasi Pemboran pada appendix kegempaan,dsb.
2. Pada dokumen laporan evaluasi Tapak, banyak terdapat gambar dan peta yang tidak dilengkapi legenda, keterangan pendukung, dan referensi. Misalnya a.l. Gambar III.A.1.29, Gambar III.A.1.30. Harap diperbaiki.
Halaman 4 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
3. Dalam rangka melaksanakan verifikasi dan validasi terhadap modelling, perhitungan dan simulasi BATAN, BAPETEN meminta BATAN untuk menyerahkan seluruh data dan peta dalam ukuran sebenarnya. Harap ditambahkan.
4. Beberapa Peta ditampilkan beberapa kali didalam satu aspek. Misalnya Peta lintasan pengukuran georadar yang sama di tampilkan 2 kali (di hal. 73 dan 75). Harap diperbaiki.
5. Banyak penulisan yang salah ketik dan kurang spasi. Harap diperbaiki.6. Beberapa legenda gambar tidak sesuai dengan uraian yang diberikan, misalnya Subduksi lempeng
RDE disebutkan India-Australia di bawah Eurasia tapi gambar III.A.1.4. Lempeng subduksi Asia Tenggara dan Pasifik Barat.
B.2. Hasil Evaluasi Khusus
B.2.1. ASPEK KEGEMPAAN
No. Program Evaluasi Tapak Hasil EvaluasiA. Pengumpulan Data dan Informasi1. PET hal 20 poin 1a) dan hal 23 poin
1a).Investigasi wilayah radius 300 km yang dilakukan tim BATAN meliputi (acuan : Laporan akhir tim BATAN hal.4-20):1. Kajian mengenai tatanan geodinamik umum2. Kajian tektonik regional3. Kajian bentang alam regional4. Kajian struktur geologi regional5. Kajian kegempaan regional6. Kajian gaya berat regional
Investigasi wilayah radius 300 km telah sesuai dengan Program Evaluasi Tapak.
2. PET hal.20 poin 1b) dan hal 23 poin 1b)
Investigasi wilayah dekat radius 25 km yang dilakukan tim BATAN meliputi (acuan : Laporan akhir tim BATAN hal.21-52):1. Pemetaan geologi: kajian fisiografi, pola aliran
sungai, pengamatan morfometrik, pendataan geologi, pendataan elemen struktur geologi, geologi kuarter, dan pedologi.
2. Survei geofisika: gaya berat, seismik refleksi.
Berdasarkan PET hal.20 poin 1b) dan hal 23 poin 1b), hal yang belum dibahas oleh tim BATAN :1. Karakterisasi seismotektonik2. Penentuan besar dan sifat pergeseran, laju aktifitas
dan bukti terkait segmentasi patahan yang adaHarap ditambahkan.
3. PET hal.20 poin 1c) dan hal.24 poin 1c)
Investigasi sekitar tapak radius 5 km yang dilakukan tim BATAN meliputi (acuan : Laporan akhir tim BATAN hal.53-96):
Halaman 5 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
1. Pendataan geologi : geomorfologi, morfometrik, litologi, pendataan elemen struktur geologi(offset,kekar, kelurusan sungai)
2. Pendataan geofisika: georadar,seismik refraksi, seismik refleksi, geolistrik, geomagnet, gaya berat
3. Pendataan deformasi: data GPS tahun 2015, kajian literatur(Bock,2003 dan Hanifa, 2014)
Berdasarkan PET hal.20 poin 1c) dan hal.24 poin 1c), hal yang belum dibahas/diuraikan oleh tim BATAN antara lain:1. Pemboran dan pembuatan parit uji2. Pendataan sejarah patahan neotektonik3. Identifikasi potensi patahan permukaan4. Korelasi terpadu pendataan geologi,geofisika, dan
geoteknik serta data gempa potensial5. Data umur, jenis, besar, dan laju geser semua
patahan, lokasi potensi ketidakstabilan geologiHarap ditambahkan.
4. PET hal.21 poin 1d), hal.25 poin 1d), dan hal.27 poin 3
Investigasi area tapak radius 1 km yang dilakukan tim BATAN meliputi (acuan : Laporan akhir tim BATAN hal.97-107 dan hal.131-144):1. Pemboran2. Parit uji3. Mikrotremor4. Identifikasi bahaya gerakan tanah (analisis
probabilitas bahaya seismik/ PSHA)
Berdasarkan PET hal.21 poin 1d), hal.25 poin 1d), dan hal.27 poin 3, tahapan investigasi pada radius 1 km sudah dilakukan oleh BATAN sesuai dengan prosedur PET, namun BATAN perlu melaksanakan hal-hal sebagai berikut: 1. Identifikasi bahaya gerakan tanah masih perlu
dievaluasi. 2. Evaluasi mengenai kajian PSHA perlu dilaksanakan
perhitungan ulang.Harap diperbaiki.
B. Pembuatan Model Seismotektonik5. PET hal.21 poin 2 Investigasi kondisi seismologi yang dilakukan tim BATAN
meliputi (acuan : Laporan akhir tim BATAN hal.108-118):1. Pengumpulan data gempa sejarah : kajian
seismologi regional, data katalog gempa (USGS, BMKG, IRIS)
2. Pendataan gempa instrumental dan instrumental spesifik tapak : penentuan lokasi stasiun
Halaman 6 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
pengamatan gempa mikro, pengumpulan data pengamatan gempa (raw data), pengolahan data gempa.
Berdasarkan PET hal.21 poin 2, tahapan investigasi kondisi seismologi yang dilakukan tim BATAN belum membahas hal-hal berikut :1. Pendataan gempa historis pra-instrumental. 2. Kelengkapan data gempa sejarah yang disyaratkan
PET (hal.21 poin b-k)3. Kelengkapan data gempa instrumental yang
disyaratkan PET (hal.21 poin a-h)Harap ditambahkan.
6. PET hal 24 : pemetaan potensi patahan kapabel
Belum terdapat kajian perhitungan laju pergeseran dan analisis regangan untuk daerah yang lokal. BATAN perlu melaksanakan peninjauan ulang terkait hasil pengamatan geodetik (GPS) karena dalam laporan belum terdapat penjelasan mengenai analisis laju pergeseran dan regangan untuk daerah lokal (sekitar tapak). Selain itu, diperlukan adanya pengamatan gempa mikro di sekitar tapak. Sampai saat ini, hasil pengolahan data gempa mikro belum diterima oleh BAPETEN.
7. PET hal 29 : pemetaan geomorfologi Penggunaan data SRTM pada kajian geomorfologi yang tidak sesuai untuk area yang kecil. Terkait pemetaan geomorfologi tersebut, BATAN disarankan agar menggunakan data Intermap DSM 5 m, IFSAR, atau LIDAR, karena penggunaan data SRTM tidak sesuai untuk area yang kecil (sekitar tapak).
(foto udara, menggunakan data tersebut)akan dianalisis dari foto udara).
SRTM akan dipakai yang resolusi 5.(asumsi sama dengan LIDAR).
8. PET hal 30 poin g : investigasi kegempaan lokal
1. Belum ada informasi yang jelas mengenai data kegempaan lokal hasil pengamatan langsung di lapangan. (seismik local akan dilakukan tabulasi dan prosesing dan dilakukan analisis).
2. Perlu konfirmasi mengenai gempa September 2009 pada radius 20 km dari tapak.
9. PET Hal 21 : pengumpulan data gempa historis yang mencakup data gempa pra-instrumental (poin a)
Belum ada penjelasan hasil kajian historis gempa termasuk data gempa era pra-instrumental. BATAN perlu melakukan kajian historis gempa pra-instrumental untuk melihat adanya kemungkinan kontribusi sumber intraplate terhadap hasil perhitungan nilai PGA. Hal ini
Halaman 7 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
berdasarkan kajian historis tim peneliti dari GA dan ANU yang menunjukkan adanya kemungkinan skenario sumber intraslab dan sumber Sesar Baribis yang berkontribusi terhadap gempa berskala besar di sekitar tapak.
(Karena dalam PET data yang dikumpulkan harus pra-instrumen. Harus justifikasi. Keterbatasan data dll).
10. PET Hal 26 : Penentuan Mmaks 1. Rentang data katalog gempa yang digunakan terlalu pendek dan tidak terdapat informasi mengenai magnitudo maksimum masing-masing katalog.
2. Belum ada penjelasan mengenai magnitudo maksimum untuk sumber gempa subduksi dan Benioff.
3. Belum terdapat penjelasan mengenai geometri sumber subduksi
C. Perhitungan bahaya gerakan tanah dan potensi patahan permukaan
11. PET Hal 28 : Kajian analisis probabilistik bahaya seismic
Sudah dilakukan perhitungan dengan metodologi terkini dan sesuai standar, tetapi masih perlu konfirmasi terkait hasil perhitungan nilai PGA yang masih berbeda dengan SNI. Dengan periode 1000 tahun.
12. PET Hal 28 : Kajian analisis deterministik bahaya seismik
Kajian deterministik perlu dilakukan untuk sumber gempa subduksi dan Benioff.
13. Belum terdapat integrasi interpretasi dari berbagai data dan metode yang digunakan, sehingga menyebabkan adanya perbedaan kesimpulan yang didapatkan dari data DEM, gravity, seismik dan GPR.
B.2.2. ASPEK KEGUNUNGAPIAN
No. Program Evaluasi Tapak Hasil Evaluasi1. a. Pengumpulan data dalam
wilayah studi yang meliputi
fenomena vulkanik Kenozoikum
pada jarak radius minimum 150
km,
b. Identifikasi umur endapan Pli-
osen-Kuarter radius mininum
100 km, dan
c. Kerangka tektonik dari aktivitas
Telah dilakukan pengumpulan data seperti fenomena
vulkanik kenozoikum, identifikasi umur endapan pliosen
dan kerangka tektonik dari aktivitas vulkanik pliosen
dan kuarter melalui kajian tektonik regional.
Pada gambar III.A.2.19 telah diberikan peta mengenai
sebaran gunung api pada radius 150 km dari tapak yang
terdiri dari gunung api aktif dan kapabel (dormant).
Pada hal 31 - 32 sudah dijelaskan mengenai kerangka
tektonik dari aktivitas vulkanik Pliosin dan Kuarter.
Halaman 8 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
vulkanik Pliosen dan Kuarter.
2. Melakukan kajian gunung api untuk
skala wilayah 1 : 250.000 dan apabila
terbukti ada gunung api kapabel
disekitar wilayah tapak maka akan
dilakukan investigasi gunung api
untuk skala studi tapak khusus
minimal 1 : 10.000.
Sudah dilakukan investigasi gunung api aktif (tipe A)
dengan skala studi 1 : 10.000 dan gunung kapabel
(Dago & Sudamanik) dengan skala 1 : 50.000 (gambar
III.A.2.30 s/d 31).
Perlu dilakukan investigasi dengan skala 1 : 10.000
terhadap gunung api kapabel (dorman) yang berada
dalam dalam radius 10 km dari tapak (termasuk
terhadap gunung Pengki).
3. Melakukan kajian kegunungapian di
lokasi terdekat tapak yang
mempunyai potensi bahaya terhadap
tapak. Kegiatan meliputi:
a. Pemetaan gunungapi di wilayah
tapak,
b. Kompilasi data geologi (peta
geologi dengan skala peta
1:50.000 untuk wilayah dekat),
c. Geofisik dan gunung api yang
tersedia,
d. Kajian sumber endapan vulkanik
berdasarkan data geologi
gunung api,
e. Kajian kerangka tektonik dari
aktivitas vulkanik Pliosen dan
Kuarter dan pola
kecenderungannya terhadap
ruang dan waktu,
f. Survei geofisika,
g. Analisis geokimia dan
h. Penentuan umur radiometrik
Sudah diberikan mengenai gunung api aktif yang
mempunyai bahaya ke tapak yaitu gunung Salak dan
gunung Gede-Pangrango (gambar III.A.2.104).
Pada gambar III.A.2.50/51/52/53/54/55 telah
ditampilkan peta geologi gunung api di daerah Serpong,
namun keterangan dalam peta ini belum jelas. Harap
diberikan peta geologi gunung api untuk daerah
serpong pada skala 1:10.000 yang dapat dibaca dengan
jelas.
Pada LET telah diberikan peta geologi gunung api
kapabel disekitar tapak yang terdiri dari gunung Dago
dan gunung Sudamanik, namun skala peta yang tertera
dalam peta berbeda dengan uraian pada hal 54.
Pada LET telah dijelaskan investigasi geokimia terhadap
mata air panas Ciseeng dengan hasil tidak adanya atau
rendahnya pelepasan gas vulkanik dari sistem magma
(hal 146).
Pada hal , telah dilakukan investigasi geofisika dengan
metode:
a) Gaya berat (untuk wilayah dekat (25 km) & sekitar
tapak (5 km)) dengan hasil terdapat anomali
bourge.
Halaman 9 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
menggunakan C-14.
i. Kajian hubungan antara sekuen
stratigrafi dan kronologi
endapan vulkanik (tephra)
b) Magneto Telurik dengan hasil terdapat indikasi in-
strusi magamatik pada sekitar gunung Pengki (hal
128).
c) Geomagnet yang hasilnya menunjukkan adanya
pola anomali magnetik yang tersebar dalam radius
5 km dari tapak.
Sudah dilakukan kajian antara sekuen stratigrafi dan
kronologi endapan vulkanik terhadap empat kelompok
vulkanik pada radius 25 km (hal 138 s/d 141).
Pada hal 146 telah dinyatakan bahwa penentuan umur
vulkanisme belum dilakukan sehingga penentuan
kapabilitas gunung api berbasis durasi dan interval jeda
aktivitas tidak dapat dilakukan.
4. Melakukan kajian gunung api di
daerah tapak meliputi penyusunan
sejarah geologi dan evolusi struktur
gunung api atau daerah vulkanik.
Pemetaan geologi rinci dengan
pengambilan contoh batuan hingga
radius 10 km dari tapak serta
pemboran dangkal untuk
mengetahui susunan lapisan batuan
yang ada di sekitar tapak
Pada bagian III.A.2.3.a.2. Geologi Regional (hal 22 s/d
26) telah diberikan uraian mengenai sejarah geologi
wilayah Serpong dan pembentukan gunung api
disekitarnya.
Telah dilakukan pengeboran dangkal di daerah sekitar
tapak (600 m) untuk mengetahui ada atau tidaknya
produk vulkanik perimer pada daerah tapak, dengan
hasil pada lokasi tidak dijumpai adanya tephra/endapan
piroklastik aliran atau jatuhan di daerah sekitar tapak
(hal 94).
Sudah dilakukan pemetaan geologi rinci untuk daerah
Serpong yang ditunjukkan pada gambar III.A.2.50 s/d
55, namun keterangan dalam gambar perlu diperjelas.
Untuk menjelaskan evolusi pembentukan gunung api
tipe dormant diperlukan data pentarikhan umur batuan
(hal 54).
5. Membuat katalog gunung api
meliputi waktu dan durasi atau
Pada kajian probabilistik telah dilakukan terhadap
gunung Gede dan Salak dengan mempertimbangkan
Halaman 10 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
lamanya letusan, jenis hasil letusan,
luas daerah dan massa (volume) hasil
l etusan, aktivitas seismik, deformasi
tanah dan anomali geofisika
lainnya (sebagaimana dilakukan
pengamatan dan analisisnya pada
tahap studi gunung api dan daerah
vulkanik), luas dan pola kerusakan ,
data geokimia.
durasi letusan, jenis hasil letusan, luas daerah dan
volume hasil letusan, namun belum memasukkan:
aktivitas seismik, data deformasi tanah, anomali
geofisika, data geokimia).
Sedangkan untuk investigasi potensi letusan freatik
untuk mata air panas Ciseeng dilakukan dengan
menggunakan data geokimia.
Selain itu untuk katalog mengenai gunung api dorman
yang berada 10 km dari tapak (Sudamanik, Endut, Dahu,
Pagutan & Dago Pengki) telah diberikan informasi
mengenai: hasil letusan, luas daerah letusan, anomali
geofisika dan data geokimia (hal 54 s/d 79 & hal 98 s/d
104).
6. Melakukan kajian aktivitas
prasejarah meliputi deskripsi
fenomena dan produk vulkanik
Pliosen dan Kuarter
Kajian aktivitas pliosen telah diuraikan dalam sejarah
pembentukan gunung Sudamanik (hal 55).
Sedangkan kajian aktivitas Kuarter diberikan pada hal
31 s/d 32.
7. Penyusunan basis data/katalog
gunungapi
Pada lampiran I telah diberikan data dasar katalog
gunung api di Indonesia yang bersumber dari data
sekunder dan telah memasukkan gunung tipe dormant
yang terletak 10 km dari tapak, namun dari peta geologi
regional belum memasukkan gunung Pengki, untuk
peta geologi regional perlu di-up date date.
8. Evaluasi potensi bahaya
kegunungapian.
Telah diberikan peta rawan bencana untuk gunung api
aktif yang berada 150 dari tapak, selain itu juga telah
diberikan hasil perhitungan probabilistik terhadap
letusan freatik di Ciseeng (SDV), namun untuk gunung
Pengki (tipe dormant) yang berada 10 km dari tapak
belum diberikan peta rawan bencana.
9. Pada daerah sekitar tapak (5 km) dijumpai produk
vulkanik sekunder, namun belum diberikan sumber dan
Halaman 11 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
mekanisme mencapai tapak. Sumber ini seharusnya
dilakukan secara deterministik dengan membandingkan
jenis dan umur produk vulkanik yang ditemukan ditapak
dengan jenis dan umur lapisan stratigrafi dari sumber.
10. Dari investigasi geofisika ditemukan adanya anomali di
sekitar gunung Pengki untuk itu perlu dikorelasi dengan
penentuan umur batuan untuk memastikan intrusi
magma yang ada tidak kembali aktif jika dipicu oleh
aktivitas seismik, untuk itu diperlukan juga data seismik.
11. Perlu diberikan perhitungan probabilistik terhadap abu
vulkanik untuk gunung api aktif yang berada pada jarak
lebih dari 150 km yang abunya berpotensi mencapai
tapak. Perhitungan harus disertai peta isopach untuk
menunjukkan ketebalan abu.
B.2.3. ASPEK GEOTEKNIK DAN PONDASI
No. Program Evaluasi Tapak Hasil EvaluasiSumber dan Pengumpulan Data
1.Data Primer1. a.Investigasi Geoteknik
BATAN merencanakan melaksanakan
investigasi akan dilakukan sampai
kedalaman 100 m pada dua titik
pengeboran pada tempat yang
diperkirakan menjadi lokasi reaktor
dan 65 m untuk 10 titik pengeboran.
Investigasi dengan pengeboran yang
lebih dalam bertujuan untuk
mengetahui variasi batuan pada
kedalaman lebih dari 20 m.
BATAN telah melaksanakan pengeboran sesuai dengan perencanaan di PET.
2. Karakteristika instalasi awal, seperti BATAN telah memberikan karakterisasi instalasi awal pada LET.
Halaman 12 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
beban, dimensi fisik bangunan,
kriteria rekayasa struktur awal, dan
tata letak instalasi yang diinginkan
akan ditentukan.
3. b) Investigasi kondisi lapisan
bawah permukaan yang rumit (Jika
Diperlukan)
BATAN perlu menambahkan uraian tentang investigasi kondisi lapisan bawah permukaan yang rumit. Jika ini tidak dilakukan, harap diuraikan justifikasi kenapa tidak dilakukan.
4. c) Uji geofisika mencakup:
- uji refraksi seismik untuk
mengetahui kecepatan perambatan
gelombang pada lapisan
tanah/batuan;
- cross-hole seismic test untuk
mengetahui kecepatan gelombang P
dan S, dan mengetahui kedalaman
lapisan batuan berdasarkan
parameter Vs;
- electric resistivity (geolistrik
tahanan jenis),
- nuclear logging parameter
gamma ray dan density untuk koreksi
kedalaman pada log litologi dan
mengetahui kepadatan
tanah/batuan, dan
- georadar untuk identifikasi
rongga dan perlapisan tanah
BATAN telah melaksanakan kegiatan uji geofisika. Data beberapa telah disampaikan. Agar data yang diberikan lebih informatif, harap ditambahkan uraian yang menjelaskan data yang diperoleh dan kesimpulan dari masing-masing data tersebut serta kaitan antar data dari berbagai metode yang digunakan.
5. d) Uji laboratorium
- Uji laboratorium
dilaksanakan pada sampel yang
diperoleh melalui metode eksplorasi
langsung. Sampel diambil dengan
Pada titik DH-7 terdapat ketidaksesuaian hasil pengukuran UDS (undistrub Sample).
Pengambilan UDS di kedalaman 2.60-3.00 yang meragukan. Hal ini bisa dilihat dari coreboxnya. Pada kedalaman 2.00-2.50 terlihat tanah pengeboran sangat keras dan solid. Kemudian tanah pada kedalaman 3,00-3,45 juga keras sekali dengan N-SPT 46. Jadi agak kecil
Halaman 13 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
metode UDS (undisturbed sample)
dan ditutup dengan lapisan parafin.
Sampel dijaga kondisinya agar tidak
terdegradasi
kemungkinan tanah pada kedalaman 2.60-3.00 adalah lunak sehingga bisa diambil sampelnya.
Pada umumnya yang terjadi untuk tanah-tanah tertentu, pada saat ditekan kuat sebaliknya kalau dipukul mudah hancur. Ini terjadi pada tanah-tanah dengan kandungan carbonate yang tinggi. Namun pada laporan Batan ini malah sebaliknya, yaitu dipukul kuat (terlihat nilai N-SPTnya tinggi) namun ditekan malah lebih mudah sehingga dapat diambil undisturbednya(?).
Kalau dilihat dari hasil testnya, terlihat dari hasil tes Triaxial UU nilai kohesinya hanya 0.01 kg/cm2 (1 KPa) sedangkan sudut gesernya 25.5. Menurut kami ini juga aneh, karena seharusnya untuk tes UU nilai sudut geser harusnya mendekati nol dan dominanya harusnya pada nilai kohesi. Nilai kohesi 1 Kpa adalah nilai kohesi untuk tanah lumpur. Sebagai referensi, tanah dengan N-SPT 1 nilai kohesinya sekitar 5-6 KPa.
Jadi jadi dapat disimpulkan sampel yang diambil mungkin bukan undisturbed tapi disturbed sampel. Seharusnya ini perlu diklarifikasi oleh pihak Batan. (Diulang pengeboran )
6. c) Informasi profil desain yang
akan digunakan untuk mengevaluasi
potensi likuifaksi akan diuraikan
adalah:
Rejim air tanah, didapatkan
dari pengukuran muka airtanah di
sumur pengeboran geoteknik dan
sumur piesometer.
Deskripsi ukuran butiran
terutama untuk tanah non kohesif.
Data distribusi ukuran butiran akan
diperoleh dari uji saringan tanah
pada sampel yang diambil dari
beberapa titik lokasi dan kedalaman
yang berbeda.
1. Pada Bab III.A.3.4.a.2 menampilkan rentang/range NSPT dari masing-masing lapisan yang terlalu lebar: Tanah Pasir Lempungan (Clayey Sand) memiliki
NSPT 5 – 39 Tanah Pasir Lepas (Loose Sand) memiliki NSPT
12 – 50 Batu Lempung Pasiran (Sandy Claystone)
memiliki NSPT 5-50berdasarkan Tabel 4.5 Tanah Pasir Lepas (Loose Sand) umumnya memiliki NSPT 4 – 10 , sedangkan pada karakterisasi lapisan tanah Batan Pasir dengan NSPT 50 masih dikategorikan sebagai Pasir Lepas (Loose Sand).Harap diperbaiki.
2. Hasil uji laboratorium mekanika tanah yang ditampilkan di Laporan Akhir Batan pada Tabel III.A.3.13 secara visual kurang jelas dan tidak dapat dibaca.
3. beberapa anomaly pada data laboratorium diantaranya penamaan dan klasifikasi tanah USCS masih belum sesuai dengan grain size analysis
4. Nilai PL (Plastic Limit) pada tanah pasir yang
Halaman 14 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
SPT (Standard Penetration
Test).
CPT (Cone Penetration Test) /
sondir.
Kepadatan relatif, dihitung
dari nilai SPT dan uji laboratorium.
Kuat siklik tak teralirkan.
Dianalisis secara langsung dengan uji
beban siklik di laboratorium, dengan
hasil akhir diperolehnya kurva
eksperimental yang menunjukkan
hubungan tegangan siklik dengan
jumlah siklik seragam.
Kebergantungan regangan
sifat tanah. Kurva G-y dan n-y untuk
masing-masing lapisan akan
dihasilkan.
seharusnya kecil atau ~0.5. Pengambilan sampel untuk laboratorium mekanika
batuan dilakukan di kedalaman yang dangkal dengan nilai N-SPT yang belum terlalu tinggi nilai kohesi yang jauh lebih tinggi dibandingkan sampel yang diuji di laboratorium mekanika tanah.
2. Data Sekunder7. a) Peta topografi, skala 1:25.000
dan 1:50.000 dari Bakosurtanal;
b) Peta geologi skala 1:100.000
dari Pusat Survey Geologi – Badan
Geologi – KESDM;
c) Peta geologi teknik akan
dibuat untuk radius 25 km dengan
skala 1:50.000. Data peta geologi
teknik untuk rencana lokasi tapak
belum tersedia di Pusat Airtanah
Geologi (dulu Pusat Lingkungan
Geologi) – Badan Geologi – KESDM;
d) Peta tanah;
e) Laporan geologi dan literatur
BATAN belum menyampaikan keseluruhan data sekunder yang direncanakan dalam PET, Jika data sekunder tersebut ada dibab lain/tidak diperlukan harap diberikan uraian/justifikasi di dalam LET Bagian ini.
Halaman 15 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
geologi lain dari Badan Geologi;
f) Peta geofisik anomali gaya
berat 1:100.000 dan geomagnet;
g) Laporan geoteknik dan
literatur geoteknik lain;
h) Citra satelit bumi, terdiri dari
citra resolusi menengah seperti
landsat 8 atau SPOT 4, dan citra
resolusi tinggi seperti SPOT 5/SPOT 6
dan quickbird/worldview;
i) Foto udara;
j) Laporan sumur air dan
laporan sumber air;
k) Rekaman sumur minyak dan
gas;
l) Peta hidrogeologi skala
1:100.000, data hidrologi, rekaman
banjir, iklim dan curah hujan;
m) Riwayat penambangan,
rencana penambangan lampau dan
rekaman amblesan;
n) Data seismik dan rekaman
riwayat gempa bumi;
o) Berita koran mengenai tanah
longsor, banjir, gempa bumi,
amblesan dan kejadian geologi lain
yang penting;
p) Rekaman kinerja struktur
bangunan di sekitarnya;
q) Sumber informasi lain,
seperti: data dari narasumber, data
Halaman 16 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
teknik dan geologi dari perguruan
tinggi, survei geologi oleh pemerintah
dan badan lain yang berwenang,
pekerjaan lain yang dilakukan di
sekitar tapak, dan observasi tambang
yang sedang beroperasi.
Prosedur Analisis1. Ketidakstabilan Lereng 8. a) Potensi ketidakstabilan
lereng yang dapat mempengaruhi
keselamatan reaktor nuklir akan
dievaluasi.
9. b) Potensi ketidakstabilan
lereng akan dievaluasi dengan
menggunakan parameter dan
besaran gerakan tanah spesifik tapak.
- Analisis kestabilan lereng belum mencerminkan beban gempa spesifik (menunggu aspek kegempaan 1000 tahun)
- Digunakan data dari Pusair untuk mendapatkan PGA baik bed rock maupun permukaan, data tersebut adalah data generic (bukan data site spesifik) sangat premature untukmenggunakan data tersebut sebagai input data perhitungan kestabilan lereng.
-10. c) Identifikasi potensi bahaya
lereng dilakukan berdasarkan jarak,
sudut kemiringan, ketinggian,
geologi, kadar air dan kondisi
geoteknik material lereng lainya, dsb.
- Apakah pemilihan lereng di penampang 1 dan penampang 2 sudah mempertimbangkan lereng yang paling kritis?
- Analisis kestabilan lereng pada penampang 2 untuk beban gempa 10.000 tahun menunjukkan bidang gelincir yang jauh lebih kecil dibandingkan beban gempa 500, 1000, 2500 tahun, perlu di cek lagi (halaman 122)
- Analisi kestabilan lereng pada kondisi jenuh terlihat bahwa muka air tanah dalam pemodelan mempunyai level yang sama dengan kondisi tak jenuh, perlu dicek lagi. (halaman 122) akan diberikan gambar yang lebih baik resolusinya
11. d) Analisis secara terpisah akan
dilakukan terhadap pengaruh efek
eksternal gempa bumi dan hujan
lebat dalam penilalian potensi
Halaman 17 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
bahaya lereng alami.
12. e) Pengaruh seismik dianalisis
dengan menggunakan gaya inersia
statik ekuivalen yang menggunakan
nilai koefisien seismik. Perhitungan
percepatan maksimum gempa
permukaan (PGA) digunakan untuk
memperkirakan gaya inersia. Nilai
faktor keselamatan lebih besar sama
dengan 1,5 dan jika kurang maka
dilakukan analisis respon dinamik
berdasarkan gerakan seismik desain.
Apabila koefisien keselamatan
mendekati satu maka deformasi sisa
dievaluasi untuk menilai keselamatan
akhir.
BATAN menggunakan data dari Pusair
Hasil analisis stabilitas lereng pada kondisi gempa menunjukkan angka keamanan < 1.5. Menurut PET RDE, jika nilai faktor keselamatan kurang dari 1.5 maka dilakukan analisis respon dinamik.BATAN Perlu studi lebih lanjut tentang stabilitas lereng atau galian akibat beban dinamik.--> akan ditambahkan.
2. Runtuh, Ambles, Atau Terangkatnya Permukaan Tapak
13. a) Peta geologi dan informasi
lain yang sesuai akan diperiksa guna
menentukan keberadaan fitur alam,
antara lain formasi rongga tanah,
kapur, dan fitur buatan antara lain
tambang, sumur air, dan sumur
minyak.
b) Potensi runtuh, ambles, atau
terangkatnya permukaan tapak
akibat keberadaan fitur alam maupun
buatan akan dievaluasi.
c) Jika terdapat kondisi geologi
yang mempengaruhi keselamatan
Reaktor Daya dan tidak dapat
Ditambahkan uraian, justifikasi jika tidak ada.
Halaman 18 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
diperbaiki dengan perlakuan
geoteknik atau dikompensasi dengan
upaya konstruktif, maka tapak tidak
dapat diterima.
d) Lokasi dan rejim air tanah
akan diestimasi dengan metode
pengukuran geolistrik tahanan jenis,
uji permeabilitas (constant
head/falling head/lugeon test), dan
uji pemompaan.
e) Bahaya geologi, efek
amplifikasi seismik, potensi likuifaksi,
daya dukung, potensi penurunan,
dan penggembungan, interaksi
tanah-struktur, dan kondisi air tanah
akan diperkirakan.
f) Faktor yang akan
dipertimbangkan dalam evaluasi
dengan memperhitungkan kondisi
normal dan ekstrim seperti gempa
bumi dan banjir, yaitu :
bahaya geologi;
kondisi geologi dan lapisan
bawah permukaan tanah;
potensi likuifaksi;
jenis pondasi yang layak;
daya dukung awal dan stabilitas
pondasi lainnya;
tingkat penurunan awal;
kedalaman dan rejim air tanah;
tata guna tanah sebelumnya; dan
Halaman 19 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
persyaratan penyiapan tapak.
g) Program investigasi akan
mencakup skala penuh tapak
maupun skala yang lebih kecil sesuai
dengan pertimbangan tata letak.
h) Identifikasi karakteristika
lapisan permukaan tanah yang tidak
diinginkan, yang meliputi zona
berongga, seperti batu gamping,
tanah mengembang dan batu serpih
mengembang dan adanya kantong-
kantong gas, zona lemah atau cacat
dalam batuan kristal, bidang geser
potensial yang dibentuk oleh lapisan
bawah permukaan yang tidak stabil
akan diperhatikan.
3. Likuifaksi Tanah
14. a) Potensi terjadinya likuifaksi
material bawah permukaan tanah
dari calon tapak akan dievaluasi
dengan menggunakan parameter dan
besaran gerakan tanah spesifik tapak.
b) Evaluasi potensi terjadinya
likuifaksi harus meliputi penggunaan
metode penyelidikan dan analitik
tanah yang dapat diterima untuk
menentukan bahaya likuifaksi.
c) Informasi profil desain yang
akan digunakan untuk mengevaluasi
potensi likuifaksi akan diuraikan
adalah:
Pada laporan Akhir Batan, hasil analisis likuifaksi ditampilkan tidak terlalu jelas
Berdasarkan gambar tersebut, terlihat potensi likuifaksi masih terjadi pada lapisan dengan N-SPT > 40.
BATAN menggunakan beberapa rumus CRR yang dikembangkan umumnya memiliki batasan pada nilai N-SPT atau nilai qc tertentu.
Misalnya Rumus yang digunakan adalah Finn (1985) dan software Liquiter.
Sehingga BATAN perlu klarifikasi tentang potensi likuifaksi dengan menggunakan hasil penelitian yang terbaru.
Halaman 20 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
Rejim air tanah, didapatkan
dari pengukuran muka airtanah di
sumur pengeboran geoteknik dan
sumur piesometer.
Deskripsi ukuran butiran
terutama untuk tanah non kohesif.
Data distribusi ukuran butiran akan
diperoleh dari uji saringan tanah
pada sampel yang diambil dari
beberapa titik lokasi dan kedalaman
yang berbeda.
SPT (Standard Penetration
Test).
CPT (Cone Penetration Test) /
sondir.
Kepadatan relatif, dihitung
dari nilai SPT dan uji laboratorium.
Kuat siklik tak teralirkan.
Dianalisis secara langsung dengan uji
beban siklik di laboratorium, dengan
hasil akhir diperolehnya kurva
eksperimental yang menunjukkan
hubungan tegangan siklik dengan
jumlah siklik seragam.
Kebergantungan regangan
sifat tanah. Kurva G-y dan n-y untuk
masing-masing lapisan akan
dihasilkan.
d) Menetapkan nilai parameter
profil desain untuk evaluasi potensi
likuifaksi :
Halaman 21 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
Ketebalan dan variasi lapisan
bawah permukaan.
Kepadatan relatif rata-rata
dan variasi untuk masing-masing
lapisan.
Jangkauan lateral masing-
masing lapisan.
Muka air.
Kurva hubungan rasio
tegangan VS jumlah pembebanan
siklik tiap jenis tanah.
Faktor koreksi untuk deviasi
hasil laboratorium dan kondisi
lapangan.
Jumlah siklus seragam
ekuivalen.
Parameter tanah lain untuk
analisis numerik.
Kriteria kegagalan likuifaksi.
Riwayat likuifaksi masa lalu
e) Metode evaluasi yang
digunakan untuk potensi likuifaksi
adalah pendekatan empiris,
pendekatan analisis konvensional
ataupun pendekatan analisis yang
canggih.
4. Perilaku Material Tanah Fondasi 15. a) Karakteristik geoteknik
material bawah permukaan akan
diinvestigasi, termasuk
ketidakpastiannya.
b) Berdasarkan hasil
Halaman 22 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
penyelidikan karakteristik geoteknik,
profil tanah yang sesuai untuk tujuan
desain akan ditentukan.
c) Untuk menentukan perilaku
material tanah fondasi, aspek yang
akan dikaji:
o Kestabilan material fondasi
pada kondisi beban statik dan
seismik; dan,
o Rejim air tanah dan sifat
kimia air tanah.
d) Kategori tapak akan
ditentukan berdasarkan data Vs yang
didapatkan dari hasil pengujian cross
hole seismic.
e) Parameter profil :
i. Data profil akan dikumpulkan
yang meliputi:
- Deskripsi geometris, seperti
deskripsi stratigrafi bawah
permukaan, jangkauan lateral dan
vertikal, jumlah lapisan dan ketebalan
lapisan;
- Sifat fisika dan kimia dari
tanah dan batuan dan nilai yang
digunakan untuk klasifikasi;
- Kecepatan gelombang S dan
gelombang P, hubungan regangan-
tegangan, sifat kekuatan statik dan
dinamik, konsolidasi, permebilitas
dan sifat mekanik lain dari uji
Halaman 23 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
lapangan maupun uji laboratorium;
- Muka air tanah, level desain
muka air tanah dan level air
maksimum yang disebabkan oleh
banjir maksimum.
ii. Nilai parameter geoteknik
dari program eksplorasi lapangan dan
uji laboratorium.
iii. Pemodelan analisis geoteknik
dengan pemilihan parameter yang
tepat, dimana dalam analisis ini,
pengaruh ketidakpastian parameter
geoteknik pada derajat variasi hasil
analitik akan dilakukan dengan
menggunakan studi parameter.
iv. Profil desain dari analisis
perilaku material fondasi juga akan
digunakan dalam analisis :
- Spektrum respons spesifik
tapak;
- Potensi likuifaksi;
- Tegangan pada tanah
fondasi;
- Stabilitas fondasi;
- Interaksi tanah-struktur;
- Penurunan dan
pengangkatan;
- Stabilitas pada struktur
bangunan tanah.
f) Respons seismik medan
bebas dan spektra respons spesifik
Halaman 24 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
tapak :
a. Level input seismik yang
dipertimbangkan adalah level SL-2.
b. Respons tapak akan
diperhitungkan pada kondisi medan
bebas untuk penilaian penurunan
atau likuifaksi, analisis interaksi
tanah-struktur dan untuk pembuatan
spektra respons spesifik tapak
dengan data-data:
- Input gerakan tanah.
- Model tapak yang cocok,
berdasarkan data:
• Deskripsi geometri lapisan
tanah.
• Kecepatan gelombang S dan
P pada tiap lapisan.
• Kepadatan relatif tanah pada
tiap lapisan.
• Kurva G-y dan n-y untuk tiap
lapisan yang menjelaskan reduksi
modulus geser (G) dan rasio redaman
internal (n) dari tanah terhadap
regangan geser (y).
- Dideskripsikannya perubahan
parameter seperti disebut diatas
untuk deposit tanah dimana
kecepatan gelombang bertambah
secara perlahan terhadap kedalaman.
c. Jika tapak termasuk dalam
tipe 3 atau Vs<300 m/s, maka input
Halaman 25 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
gerakan tanah harus disediakan pada
singkapan batuan sekitarnya (tapak
tipe 1 atau Vs>1100 m/s) atau, jika
tidak memungkinkan, pada singkapan
tanah keras disekitarnya (tapak tipe 2
atau Vs antara 300-1100 m/s) atau,
jika tidak memungkinkan, pada level
bawah permukaan yang sesuai.
d. Perhitungan dekonvolusi
input gerakan tanah pada medan
bebas akan dilakukan.
h. Jika terdapat sumber seismik
maka respons tapak akan
dipertimbangkan.
i. Jika tapak termasuk dalam
tipe-3 atau Vs<300 m/s, maka
spektra respons spesifik tapak akan
ditentukan.
D. Kriteria Keberterimaan dan Basis Desain16. 1. Kriteria keberterimaan tapak
untuk potensi ketidakstabilan lereng
jika ketidakstabilan lereng tidak
dapat ditanggulangi dengan rekayasa
teknik.
2. Kriteria keberterimaan tapak
untuk likuifaksi berkaitan dengan
tahapan-tahapan analisis yang
berkaitan dengan evaluasi bahaya
likuifaksi secara menyeluruh. Analisis
likuifaksi mencakup tahapan awal
analisis potensi likuifaksi, dimana
secara kualitatif dengan analisis
Halaman 26 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
suseptibilitas likuifaksi yaitu dengan
identifikasi tanah berpotensi
likuifaksi, jika terdapat tanah
berpotensi likuifaksi maka apakah
tanah tersebut tersaturasi atau akan
tersaturasi, dan ketebalan dan
ekstensi tanah cukup besar untuk
memberikan efek risiko. Jika analisis
kualitatif membuktikan keberadaan
potensi likuifaksi, maka dilanjutkan
dengan analisis kuantitatif yaitu
analisis resistensi terhadap tekanan
pori berulang dan analisis
karakteristik kekuatan residual tak-
terdrainase dari tanah berpotensi
likuifaksi, dengan tujuan menaksir
stabilitas dan deformasi paska
gempa. Tahapan analisis terakhir
yang dapat dilakukan adalah evaluasi
implementasi rekayasa teknik.
Rekayasa teknik untuk tanah
berpotensi likuifaksi sangat beragam
diantaranya kompaksi, grouting,
drainase bawah permukaan,
dewatering, penggantian material
tanah, dll. Tapak dapat dinyatakan
tidak dapat diterima apabila
alternatif rekayasa teknik
membutuhkan biaya yang sangat
tinggi atau secara aspek
keekonomian tidak dapat diterima.
Halaman 27 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
3. Runtuh, ambles, atau
terangkatnya permukaan tapak dapat
dibagi dalam beberapa kategori,
diantaranya formasi rongga tanah,
kapur, fitur buatan manusia,
pengaruh pengambilan fluida, dan
pengaruh kehilangan material halus
dalam kondisi erosi bawah
permukaan (piping). Jika ditemukan
adanya rongga terbuka dan fitur
berisi larutan pada kedalaman
dangkal, maka kompresibilitas,
potensi erosi material pengisi, dan
stabilitas rongga akan dievaluasi.
Analisis kualitatif dapat dilakukan
dengan perbandingan ukuran
struktur fondasi terhadap ukuran
rongga, sedangkan secara kuantitatif
dilakukan dengan analisis deformasi
permukaan tapak menggunakan
metode elemen hingga (finite
element method). Jika analisis
deformasi mendapatkan nilai
deformasi yang membahayakan
stabilitas struktur, maka dilakukan
analisis rekayasa teknik perbaikan
fondasi. Tapak dapat dinyatakan
tidak dapat diterima apabila
alternatif rekayasa teknik
membutuhkan biaya yang sangat
tinggi atau secara aspek
Halaman 28 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
keekonomian tidak dapat diterima.
4. Hasil analisis perilaku
material fondasi digunakan sebagai
basis desain.
B.2.4. ASPEK METEOROLOGINo Program Evaluasi Tapak Hasil EvaluasiSumber dan pengumpulan data1. Sumber data dari luar tapak diperoleh
dari stasiun BMKG terdekat dengan periode pengamatan jangka panjang minimum 30 tahun dengan mema-sukkan penjelasan mengenai stasiun meteorologi (jenis peralatan, kalibrasi, kualitas dan konsistensi perekaman), lokasi dan keadaan geografisnya, serta kondisi lingkungan.
BATAN memberikan tabel data nilai parameter meteo-rologi yang berasal dari stasiun BMKG Cengkareng, Pondok Betung, dan Curug. Nilai tersebut meliputi: Suhu udara maksimum, minimum, dan rata-rata
bulanan dengan periode 5 tahun terakhir dan rata-rata 30 tahun, yang diukur pada ketinggian 2 meter.
Arah dan kecepatan angin, yang diukur pada ket-inggian 10 meter. Data yang ditampilkan berupa kecepatan angin rata-rata bulanan 5 tahun ter-akhir dan kecepatan angin rata-rata 30 tahun, ke-cepatan angin maksimum bulanan 5 tahun ter-akhir dan kecepatan angin maksimum rata-rata 30 tahun.
Data curah hujan harian ditampilkan dalam ben-tuk bulanan (Curah hujan bulanan 5 tahun ter-akhir) (mm/bulan) dan rata-rata 30 tahun.
Terhadap keperluan meteorologi ekstrim, seharusnya BATAN memberikan tabel nilai maksimum dan mini-mum periode 30 tahun bukan nilai rata-rata.
Belum ada penjelasan mengenai stasiun meteorologi (jenis peralatan, kalibrasi, kualitas dan konsistensi perekaman), lokasi dan keadaan geografisnya, serta kondisi lingkungan.
Harap ditambahkan penjelasan mengenai stasiun me-teorologi (jenis peralatan, kalibrasi, kualitas dan kon-sistensi perekaman), lokasi dan keadaan geografisnya, serta kondisi lingkungan (elevasi).
2. Data angin di tapak diperoleh dari Pada halaman 4 BATAN telah menyatakan bahwa
Halaman 29 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
pengukuran langsung dengan instrumen standar dengan ketinggian 15, 30, dan 60 meter dan pada ketinggian stack dengan periode minimal 1 tahun meteorologi. Mulai bulan Desember tahun 2014, pengukuran kecepatan dan arah angin serta temperatur udara telah dilakukan pada ketinggian sesuai dengan ketentuan BAPETEN yaitu pada 10, 30, dan 60 meter. Dengan demikian, untuk data yang diperoleh pada ketinggian 15 m (sebelum bulan Desember tahun 2014) akan dinormalisasi menggunakan metode statistika dengan regresi variabel.
peralatan meteorologi yang terpasang pada menara di lokasi tapak merupakan peralatan otomatis yaitu Automatic Weather Station (AWS) yang langsung mengirim dan dan menyimpan data ke logger. Ketinggian sensor pada menara adalah 10, 30, dan 60 meter serta telah beroperasi sejak Oktober 2009. Data yang diukur mencakup suhu udara, arah dan kecepatan angin, curah hujan, radiasi matahari, dan kelembapan udara.
Tabel data sensor dan gambar susunan sensor disampaikan pada halaman 5-6.
Belum disajikan dalam LET. Tidak ada nilai mentah data pemantauan di tapak. BATAN menyampaikan data di tapak dalam bentuk tabulasi tabel ketersediaan data di tapak tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 (tahun 2014 sebesar 50.5%), di halaman 13-15.
BATAN telah melakukan pengumpulan data sebagaimana direncakan dalam PET. Namun demikian dalam penyajian data, harap BATAN: Menampilkan data pengukuran angin di ketinggian
15,30 dan 60 meter, dan ketinggian yang mewakili stack, selama 1 tahun meteorologi.
Data nilai normalisasi pengukuran angin dari level 15 m ke 10 m, menggunakan metode statistika dengan regresi variabel.
Menampilkan data pengukuran arah dan kecepatan angin, dan temperatur udara (setelah desember 2014) di ketinggian 10, 30, 60 meter.
Penyajian data dalam bentuk tabulasi ketersediaan data di tapak yang BATAN susun pada halaman 13-15 sangat membingungkan karena tidak dapat diketahui nilai data parameter meteorologi sesungguhnya yang terukur di instrumen/peralatan.
Dengan mengetahui nilai data parameter meteorologi sesungguhnya yang terukur di instrumen/peralatan, evaluator dapat melakukan studi komparasi kesesuaian klimatologis tapak, dan analisis perbandingan nilai parameter meteorologi
Halaman 30 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
di dalam dan di luar tapak pada kondisi waktu yang sama (hari/bulan yang sama).
Harap BATAN memperbaiki penyajian data.3. Data curah hujan di tapak
dikumpulkan secara rutin dalam 24 jam selama 1 tahun meteorologi dan ditentukan nilai ekstrimnya.
Belum disajikan dalam LET. Seluruh data di tapak yang diperoleh dilakukan tabulasi lalu disajikan dalam tabel ketersediaan data di tapak (tahun 2014 sebesar 50.5%. Perlakuan demikian sangat tidak jelas karena tidak dapat diketahui berapa % sesungguhnya data di tapak untuk setiap parameter. Harap BATAN memberikan data curah hujan di tapak dikumpulkan secara rutin dalam 24 jam selama 1 tahun meteorologi dan ditentukan nilai ekstrimnya
4. Data temperatur di tapak direkam secara berkelanjutan atau pada interval tertentu.
Belum disajikan dalam LET. Seluruh data di tapak yang diperoleh dilakukan tabulasi lalu disajikan dalam tabel ketersediaan data di tapak (tahun 2014 sebesar 50.5%. Perlakuan demikian sangat tidak jelas karena tidak dapat diketahui berapa % sesungguhnya data di tapak untuk setiap parameter. Harap BATAN memberikan data temperatur di tapak direkam secara berkelanjutan atau pada interval tertentu.
5. Pada stasiun sekunder, temperatur maksimum dan minimum sekurang-kurangnya direkam setiap hari.
Sudah disajikan dalam LET pada tabel di halaman 23, 34, dan 38-39; namun demikian terhadap data 30 tahun seharusnya juga diberikan nilai maksimum dan minimum, bukan nilai rata-rata. Harap BATAN memberikan data temperatur maksimum dan minimum untuk periode 30 tahun.
6. Informasi puting beliung dari BMKG yang meliputi luasan 100.000 km2
yang berpusat pada tapak.
BATAN sudah memberikan informasi puting beliung pada bagian III.A.4.4.c.2, halaman 50-53. Informasi puting beliung di sekitar tapak tahun 2010-2014 bersumber dari BNPB. Kegiatan evaluasi tapak untuk mengumpulkan informasi puting beliung dapat diterima oleh evaluator, dan sudah memenuhi PET.
7. Data parameter badai yang menyertai siklon tropis dari BMKG
BATAN sudah memberikan informasi siklon tropis pada bagian III.A.4.4.c.2, halaman 53-57, dengan sumber dari satelit Australia (bom.gov.au) Kegiatan evaluasi tapak untuk mengumpulkan informasi puting beliung dapat diterima oleh evaluator, dan sudah memenuhi PET.
8. Data kejadian petir dari BMKG BATAN sudah memberikan informasi petir pada bagian
Halaman 31 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
III.A.4.4.c.1, halaman 48-49, berupa frekuensi sambaran petir cloud to ground bulanan di lokasi tapak periode 1 tahun pada tahun 2009. Data petir seharusnya data 1 tahun terakhir di tapak dan data pengamatan petir yang berasal dari BMKG.
9. Curah hujanData curah hujan dari stasiun meteorologi BMKG Ciputat dan/atau stasiun meteorologi kawasan Puspiptek Serpong digunakan karena mempunyai kondisi klimatologis serupa dengan kondisi klimatologis di tapak.
BATAN sudah memberikan data curah hujan yang berasal dari stasiun BMKG Pondok betung /ciputat. Data curah hujan harian ditampilkan dalam bentuk bulanan (Curah hujan bulanan 5 tahun terakhir) (mm/bulan) dan rata-rata 30 tahun, tertulis pada halaman 41.
Berdasarkan hasil analisis komparasi pola curah hujan antara stasiun meteorologi di tapak dan luar tapak (halaman 44), BATAN menetapkan bahwa stasiun BMKG curug dan pondok betung lebih representatif untuk digunakan sebagai stasiun meteorologi referensi dalam evaluasi bahaya meteorologi.
Pengumpulan data dengan instrumen yang di-pasang pada ketinggian 4 meter per jam dari tahun 2009-2014, terlihat pada halaman 5,6, dan 13-15 (tabel disajikan dalam bentuk tabulasi ketersedian data per tahun. Tidak ada data mentah).
Pada saat verifikasi, instrumentasi pengukur curah hu-jan telah disesuaikan dengan standar.(1) Terhadap pengumpulan data di luar tapak,
kegiatan evaluasi tapak sudah memenuhi PET.(2) Terhadap pengumpulan data di dalam tapak,
kegiatan evaluasi tapak belum memenuhi PET.(3) Tabel curah hujan ekstrim seharusnya ditampilkan
dalam bentuk intesitas curah hujan untuk interval waktu 1 hari (24 jam)
(4) Verifikasi kelayakan stasiun meteorologi (24 november 2015) menemukan fakta bahwa data kelembaban di level 2 meter dan 10 meter me-nunjukkan perbedaan yang signifikan.
BAPETEN menyarankan BATAN untuk mengganti sen-sor dan melakukan kalibrasi lapang setelah peralatan di pasang.
Dihitung curah hujan ekstrim dari data total curah hujan untuk interval waktu 1 hari (24 jam)
10. Kalibrasi peralatan meteorologi di Belum ada informasi bahwa kalibrasi peralatan
Halaman 32 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
kawasan Puspiptek Serpong sudah dilakukan setiap tahun oleh BMKG
meteorologi di kawasan Puspiptek Serpong sudah dilakukan setiap tahun oleh BMKG.
Verifikasi SMET diperoleh informasi bahwa BATAN terakhir melakukan kalibrasi pada tahun 2012.
Notulen verifikasi kelayakan stasiun meteorologi (24 november 2015) menyepakati bahwa BATAN akan melakukan kalibrasi peralatan meteorologi minimal 1 tahun sekali dan perawatan peralatan meteorologi setiap 4 bulan (3 kali dalam 1 tahun).
11. Data meteorologi yang digunakan adalah dari stasiun pengamatan di kawasan Serpong secara kontinu sehingga ketersediaan data lebih dari cukup serta jadwal telah disesuaikan.
BATAN telah menampilkan ketersediaan data di tapak tahun 2009-2014, pada halaman 13-15, dimana secara umum ketersediaan data cukup rendah. Harap diberikan penjelasan elevasi tapak dengan elevasi stasiun meteorology di kawasan Puspiptek Serpong, dan elevasi stasiun BMKG Pondok Be-tung.
BATAN telah memasang sejumlah instrumen pemantau dan pengukur meteorologi di tapak. Untuk memperoleh kualitas data yang baik perlu dilakukan uji konsistensi data selama rentang waktu paling tidak 1 tahun, sehingga dapat diketahui apakah pola musim dapat terekam dalam data. Uji konsistensi data di tapak sangat penting mengingat ketersediaan data meteorologi pada tahun 2014 adalah 50,5%.
Notulen verifikasi kelayakan stasiun meteorologi (24 november 2015) menyepakati bahwa BATAN akan melakukan kalibrasi peralatan meteorologi minimal 1 tahun sekali dan perawatan peralatan meteorologi setiap 4 bulan (3 kali dalam 1 tahun).
Notulen verifikasi kelayakan stasiun meteorologi (24 november 2015) menyepakati bahwa, untuk meminimalkan kehilangan data, BATAN disarankan memiliki perangkat sensor cadangan untuk mengganti sensor yang sedang dikalibrasi.
Notulen verifikasi kelayakan stasiun meteorologi (24 november 2015) menyepakati bahwa BATAN untuk membangun stasiun meteorologi kelas II di lokasi
Halaman 33 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
pembangunan RDNK sesuai standar WMO, pada saat mengoperasikan RDNK.
12. Angin ekstrimDi dalam tapak Pengolahan data angin ekstrim
statistik. Data dikoreksi dengan efek
topografi lokal. Perekaman data dilakukan tiap
jam
Untuk analisis ekstrim, data yang digunakan adalah data meteorologi sepanjang 30 tahun. Karena keterbatasan data di tapak, maka BATAN menggunakan data kecepatan angin ekstrim periode 30 tahun yang berasal dari stasiun BMKG Pondok Betung (dokumen lap evaluasi tapak;main report, halaman 242), yang diukur pada level 10 m.
Belum diinformasikan dalam LET bahwa BATAN akan melakukan koreksi angin ekstrim terhadap efek topografi lokal.
BATAN mengunakan data kecepatan angin di luar tapak.
Di luar tapak Data distandarkan terhadap
periode waktu perata-rataan tiap jam pada ketinggian 10 meter.
Data akan dinormalisasi terlebih dahulu ke durasi 1 bulan.
BATAN mengunakan data kecepatan angin di luar tapak berasal dari stasiun BMKG Pondok Betung.
Data telah dinormalisasi ke durasi 1 bulan. Kecepatan angin ekstrim diolah menggunakan
analisis statistik periode keberulangan 2, 5,10,25, 50, dan 100 tahun. Periode 100 tahun sebesar 20 m/s.
Penjelasan BATAN menggunakan data kecepatan angin di luar tapak dapat diterima, namun demikian penetapan nilai kecepatan angin ekstrim (pada level 10 meter) untuk periode ulang 100 tahun sebesar 20 m/s tidak realistis mengingat data pada tabel III.A.4.29. Kecepatan angin maksimum Pondok betung dari tahun 1985-2014 (halaman 40; dokumen appendix meteorologi) pernah tercatat sebesar 49.4 m/s (bulan oktober 2010).
Harap BATAN memeriksa kembali penetapan nilai kecepatan angin ekstrim periode 100 tahun mengingat data ini akan ditetapkan sebagai nilai dasar desain dan menjadi pertimbangan dalam mendesain bangunan reaktor terhadap beban angin.
13. Curah hujan ekstrim BATAN menyatakan dalam dokumen lap evaluasi
Halaman 34 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
Dihitung curah hujan ekstrim dari data total curah hujan untuk interval waktu 1 hari (24 jam).
tapak;main report, halaman 242, bahwa terhadap analisis meteorologi ekstrim meliputi kecepatan angin, suhu udara, dan curah hujan. Data meteorologi yang digunakan memiliki periode sepanjang 30 tahun.
Karena keterbatasan data di tapak, maka BATAN menggunakan data di luar tapak yang berasal dari stasiun BMKG Pondok Betung dan Curug (berdasarkan hasil analisis komparasi pola curah hujan antara stasiun meteorologi di tapak dan luar tapak, main repot LET halaman 240 & appendix hal 44), BATAN menetapkan bahwa stasiun BMKG curug dan pondok betung lebih representatif untuk digunakan sebagai stasiun meteorologi referensi dalam evaluasi bahaya meteorologi.
Nilai curah hujan ekstrim dihitung menggunakan analisis statistik periode keberulangan 2, 5,10,25, 50, dan 100 tahun.
BATAN menetapkan nilai curah hujan ekstrim periode ulang 100 tahun sebesar 296 mm/bulan, menggunakan data stasiun BMKG Pondok Betung. Sementara berdasarkan hasil analisis komparasi pola curah hujan antara stasiun meteorologi di tapak dan luar tapak, main repot LET halaman 240 & appendix hal 44), BATAN menetapkan bahwa stasiun BMKG curug dan pondok betung lebih representatif untuk digunakan sebagai stasiun meteorologi referensi dalam evaluasi bahaya meteorologi.Harap BATAN juga meghitung nilai curah hujan ekstrim periode ulang 100 tahun menggunakan data stasiun BMKG Curug.
14. Temperatur ekstrim
Kondisi ekstrim di Indonesia terjadi pada bulan Januari dan Juni sehingga awal tahun meteorologi ditetapkan bulan maret
BATAN menyatakan dalam dokumen lap evaluasi tapak;main report, halaman 242, bahwa terhadap analisis meteorologi ekstrim meliputi kecepatan angin, suhu udara, dan curah hujan. Data meteorologi yang digunakan memiliki periode sepanjang 30 tahun
Temperatur ekstrim dihitung berdasarkan temperatur maksimum
Halaman 35 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
dan minimum harian. BATAN menyampaikan tabel tabulasi data ketersediaan di tapak (dalam bentuk prosentase) sehingga tidak terlihat nilai temperatur maksimum dan minimum di tapak.
Nilai temperatur maksimum di luar tapak dianalisis menggunakan metode statistika dengan periode keberulangan 2, 5,10,25, 50, dan 100 tahun, diberikan pada halaman 46 (dokumen appendiks meteorologi). Suhu udara maksimum periode ulang 100 tahun sebesar 40.9°C.
BATAN belum memberikan nilai ekstrim temperatur minimum termasuk analisis menggunakan metode statistika dengan periode keberulangan 2, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun.
BATAN menggunakan data di luar tapak dengan periode 30 tahun dalam penetapan suhu maksimum periode ulang 100 tahun, yaitu sebesar 40.9°C, dimana diasumsikan bahwa analisis suhu parameter udara menggunakan ketinggian 10 meter dari permukaan tanah. Sementara pada bagian pengumpulan data di luar tapak menggunakan stasiun BMKG, peralatan suhu udara diukur pada ketinggian standar 2 meter (halaman 22, 33, dan 37). Oleh karena itu sebelum dilakukan analisis statistika periode keberulangan, BATAN seharusnya melakukan koreksi nilai terukur di level 2 meter terhadap ketinggian 10 meter, sehingga nilai yang diperoleh adalah nilai sesungguhnya. Harap diperbaiki.
Harap BATAN memberikan perhitungan nilai ekstrim temperatur minimum dengan metode statistika untuk periode keberulangan 2, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun. Nilai ini diperlukan dalam perhitungan analisis menara pendingin pada tahap desain.
15. Puting beliung
Potensi bahaya angin puting beliung dinyatakan dengan parameter kecepatan angin, kecepatan translasi
BATAN menampilkan potensi bahaya angin puting beliung menggunakan skala enhanced Fujita, dimana berdasarkan rekaman beberapa kejadian
Halaman 36 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
angin, radius dari kecepatan rotasi angin maksimum, perbedaan tekanan, dan laju perubahan tekanan.
puting di wilayah tapak, kecepatan angin maksimum yang tercatat di tapak sebesar 7.2 m/s (halaman 53). Oleh karena itu BATAN menyimpulkan skala fujita kejadian puting beliung hanya masuk skala 0 (estimasi kecepatan 105-137 km/jam).
Dengan alasan konservatif, BATAN menaikkan skala fujita kejadian puting beliung mencapai EF-1 (moderat; 138-178 km/jam).
Evaluator dapat menerima penjelasan BATAN dengan pertimbangan keterbatasan stasiun pemantau dan rekaman anomali kejadian siklon tropis seperti siklon Rossies tahun 2008 yang mendekati barat Banten tercatat maksimal 130 km/jam (halaman 55). Dengan ditetapkannya skala fujita kejadian puting
beliung sebesar 138-178 km/jam, maka BATAN harus mendesain bangunan reaktor untuk tahan terhadap angin puting beliung dengan kecepatan 178 km/jam.
Klasifikasi kecepatan angin menggunakan skema klasifikasi intensitas Fujita-Pearson.Evaluasi puting beliung dasar desain meliputi, luas lintasan (lebar lintasan dan panjang lintasan) dan intensitas (skala-F)
Evaluasi potensi bahaya misil akibat angin puting juga dikaji di wilayah tapak.
Belum disajikan dalam LET bahwa BATAN melakukan evaluasi potensi bahaya misil akibat angin puting juga dikaji di wilayah tapak. Harap diperbaiki.
16. Siklon tropisMenentukan nilai ekstrim dari variabel siklon tropis yaitu angin maksimum atau tekanan sekeliling dari siklon tropis, dan curah hujan ekstrim.
BATAN telah menampilkan informasi mengenai siklon tropis pada halaman 53-57, dengan referensi bersumber dari satelit Australia (bom.gov.au)
Disimpulkan bahwa wilayah tapak kawasan Puspiptek Serpong aman dari siklon tropis.
Rekaman kejadian siklon tropis Rossies termasuk lintasan siklon pada tahun 2008 juga BATAN tampilkan pada halaman 55 dan 56.
Evaluator dapat menerima penjelasan BATAN dengan pertimbangan bahwa kejadian siklon tropis terjadi di laut, menjauhi ekuator karena pengaruh gaya coriolis, dan apabila terjadi kecepatannya akan berkurang setelah memasuki daratan (tapak jauh dari wilayah laut/pantai).
ITB menyarankan dilakukan pengukuran/analisis profil kecepatan angin vertikal. Pengukuran profil
Halaman 37 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
kecepatan angin vertikal biasanya dilakukan oleh otoritas bandara udara.
Evaluasi potensi bahaya misil akibat siklon tropis juga dikaji di wilayah tapak.
Belum disajikan dalam LET bahwa BATAN melakukan evaluasi potensi bahaya misil akibat siklon tropis juga dikaji di wilayah tapak. Harap diperbaiki.
17. Kilat/petirPerhitungan kebolehjadian kilat yang menyambar pada suatu area tertentu dievaluasi secara statistik berdasarkan peta isokeraunik.
BATAN menyajikan informasi akumulasi frekuensi sambaran petir CG bulanan di lokasi tapak selama 1 tahun (tahun 2009), dengan puncaknya pada bulan Januari-Februari, di halaman 48-49.
Belum dilakukan evaluasi secara statistik berdasarkan peta isokeraunik.
Data petir sangat minim Harap ditambahkan metode pengolahan data
petir termasuk evaluasi secara statistik berdasarkan peta isokeraunik.
Harap diberikan nilai frekuensi petir Fenomena petir perlu mendapatkan perhatian
khusus dan serius mengingat sensor meteorologi di level 60 meter pernah tersambar petir dan rusak, beberapa hari setelah dipasang. Frekuensi petir terukur ini akan menjadi nilai yang ditetapkan pemohon izin dalam mendesain peralatan instrumentasi/listrik instalasi nuklir terhadap bahaya petir.
18 Kriteria keberterimaan atau basis desainNilai ekstrim variabel meteorologi yang meliputi angin, curah hujan, dan temperatur, serta fenomena meteorologi yang jarang terjadi untuk tapak reaktor nuklir.
Belum semua nilai ekstrim variabel meteorologi BATAN tampilkan dalam dokumen LET. Beberapa nilai ekstrim variabel meteorologi periode ulang 100 tahun, dan fenomena meteorologi yang jarang terjadi, yang sudah disajikan, meliputi: Kecepatan angin maksimum sebesar 20 m/s. Curah hujan ekstrim sebesar 296 mm/bulan. Temperatur maksimum sebesar 40.9°C. nilai ekstrim untuk puting beliung pada skala
Fujita 1.
Penetapan nilai kecepatan sebesar 20 m/s terlalu rendah mengingat data pada tabel III.A.4.29.
Halaman 38 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
Kecepatan angin maksimum Pondok betung dari tahun 1985-2014 (halaman 40; dokumen appendix meteorologi) pernah tercatat sebesar 49.4 m/s (bulan oktober 2010).
Mengingat BATAN telah menyatakan bahwa stasiun BMKG curug dan pondok betung lebih representatif untuk digunakan sebagai stasiun meteorologi referensi dalam evaluasi bahaya meteorologi, maka selain melakukan perhitungan curah hujan ekstrim di stasiun BMKG Pondok Betung, harap BATAN melakukan hal yang sama menggunakan data dari stasiun BMKG Curug.
Perlu dilakukan koreksi nilai penetapan temperatur maksimum terhadap ketinggian, untuk periode ulang 100 tahun.
Perlu dilakukan perhitungan nilai ekstrim temperatur minimum dengan metode statistika untuk periode keberulangan 2, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun
Penetapan puting beliung pada skala EF-1 (moder-ate) dapat diterima.
Disarankan BATAN melakukan analisis/pengukuran profil kecepatan angin vertikal, untuk mengetahui pengaruh siklon tropis.
Harap BATAN memberikan frekuensi nilai ekstrim untuk petir/kilat yang terbaru (2013/2014/2015).
1. - - Meskipun tidak dipersyaratkan dalam Program Evaluasi Tapak, BAPETEN mengharapkan BATAN mengumpulkan dan menetapkan suhu bola basah yang berasal dari luar tapak. Suhu bola basah adalah parameter khusus tapak (site specific parameter) yang diperlukan dalam analisis pemilihan menara pendingin. Suhu bola basah ini juga akan menjadi nilai dasar desain. (saran).
Bisa mengambil data dari stasiun meteologi offsite (salah satunya saja).
Halaman 39 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
2. - Pada Gambar III.A.4.2. Susunan sensor yang terpasang pada menara meteorologi di lokasi tapak, halaman 6, terlihat bahwa BATAN memasang peralatan pemantau suhu, tekanan, arah dan kecepatan angin, menggu-nakan sensor terpisah. Namun demikian pada keny-ataaannya Tim BAPETEN dan BMKG menemukan bahwa sensor yang terpasang adalah sensor yang bersifat kompak (pemantau data temperatur, arah dan kecepatan angin, kelembaban dan tekanan, berada dalam satu sensor). Notulen verifikasi kelayakan stasiun meteorologi (24 november 2015) menyepakati bahwa BATAN di masa datang disarankan untuk menggunakan sensor terpisah guna memudahkan pemeliharaan dan kalibrasi.
3. Berkaitan dengan:a. Penyeragaman waktu perekaman data harus kon-
sisten yang dimulai 00:00 lokal timeb. Data hujan real time tidak sama dengan data aku-
mulasi selama 24 jam, maka sesuai notulen verifikasi kelayakan stasiun meteorologi (24 november 2015), disepakati bahwa BATAN untuk melakukan perbaikan pada perangkat lunak.
4. - Data kelembaban di level 2 meter dan 10 meter me-nunjukkan perbedaan yang signifikan. Maka sesuai notulen verifikasi kelayakan stasiun meteorologi (24 november 2015), disepakati bahwa BATAN untuk mengganti sensor dan melakukan kalibrasi lapang setelah peralatan di pasang.
5. - Pada bagian III.A.4.3.a.2.Konsistensi data, halaman 15 (dokumen appendiks), BATAN menyampaikan ada be-berapa anomali data misalnya tekanan udara sebesar 499.8 mb dan 750 mb, temperatur udara 90°C, dan kelembapan udara sebesar 223%.
Sesuai notulen verifikasi kelayakan stasiun meteorologi (24 november 2015), disepakati bahwa BATAN untuk melakukan kegiatan kendali mutu dalam aplikasi perangkat lunak yang digunakan, dan mem-perhatikan data acuan parameter meteorologi, ter-
Halaman 40 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
hadap nilai minimal dan maksimal dari stasiun meteo-rologi BMKG yang terdekat dengan tapak.
6. - - Agar tidak mengganggu sensor peralatan meteo-rologi terhadap penghalang (pohon dan kontainer) yang berjarak kira-kira 15 meter, dengan ketinggian pohon bervariasi antara 10 meter – 20 meter, maka sesuai notulen verifikasi kelayakan stasiun meteorologi (24 november 2015), disepakati bahwa BATAN untuk melakukan penebangan pohon dan me-mindahkan kontainer.
7. - - Bangunan di dalam stasiun pemantau meteorologi atau taman alat dapat mengganggu kualitas data ob-servasi meteorologi. Agar tidak mempengaruhi kuali-tas data (misalnya nilai temperatur udara yang terukur), maka sesuai notulen verifikasi kelayakan stasiun meteorologi (24 november 2015), disepakati bahwa BATAN untuk membongkar bangunan di dalam taman alat.
8. - - Surge proteksi dan sensor di level 60 meter rusak. Sesuai notulen verifikasi kelayakan stasiun meteorologi (24 november 2015), disepakati bahwa BATAN untuk mengganti surge proteksi dan sensor dengan peralatan baru.
9. - - Ketinggian rumput di taman alat dijaga maksimal 10 cm. Sesuai notulen verifikasi kelayakan stasiun meteorologi (24 november 2015), disepakati bahwa BATAN untuk memperhatikan persyaratan stasiun me-teorologi/ taman alat, sesuai standar BMKG.
B.2.5. ASPEK HIDROLOGI
No. Program Evaluasi Tapak Hasil Evaluasi1. Berdasarkan program evaluasi tapak
yang telah disetujui oleh bapeten,
lingkup kegiatan berisi pengumpulan
data dan evaluasi bahaya aspek
hidrologi yang mencakup air tanah
dan air permukaan. Data hidrologi
yang dipantau dan dikumpulkan dibagi
Lingkup analisis seharusnya mampu menampilkan
data parameter spesifik perencanaan yaitu :
1. Durasi genangan
2. Gerusan
3. Debit andalan system Pendingin
Halaman 41 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
menjadi:
1. air tanah; dan
2. air permukaan
Badan air di sekitar tapak dapat
berupa:
a. sungai;
b. waduk.
2.1. Pengumpulan Data
2. Pengumpulan data sejarah terkait
potensi banjir termasuk data
meteorologi dan hidrologi (Perka
BAPETEN No. 5 /2007, Pasal 50 Ayat
2). Data akan
didapatkan dari Kementerian
PU, Dinas Sumber Daya
Air Provinsi/Kabupaten/Kota.
Data hidrologi yangdipantau dan diku
mpulkan dibagi menjadi:
1. air tanah; dan
2. air permukaan
Badan air di sekitar
tapak dapat berupa:
a. sungai;
b. waduk.
1. BATAN belum mencantumkan data-data pe-
mantauan air tanah secara lengkap dalam
lampiran
2. Data dan informasi hidrologi terkait dengan
perubahan penggunaan lahan di bantaran
sungai belum ada
3. Data curah hujan perlu ditambahkan dan
dilakukan pengujian standar ( uji konsistensi ,
homogenitas dll) agar pada analisis hujan
wilayah dapat dihasilkan hujan regional yang
lebih representative
Lokasi dan karakteristika hidrologi dari semua
badan air di wilayah tapak; -
Deskripsi tapak, termasuk peta topografi deng
an interval kontur 10 m yang menunjukkan fit
ur drainase yang ada dan setiap usulan peru-
bahan. Untuk area tapak yang dapat ter-
kena banjir akan disajikan peta topografi deng
an interval kontur 1 m disertai dengan peta ya
ng menggambarkan tata guna lahan dan ve-
getasi; - Se-
jarah banjir di wilayah sekitar tapak dalam kur
Halaman 42 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
un waktu 50 tahun yang meliputi: 1) Reka-
man laju alir sungai maksimum harian; 2)
Data banjir di wilayah yang dekat dengan tapa
k, termasuk jejak sejarah banjir, dan in-
formasi seperti hidrografi banjir, tanggal keja-
diannya, maupun level dan aliran puncak, 3)
data fenomena migrasi saluran sebagai akibat
dari aliran pintas (cut‐offs), amblesan dan pengangkatan; 4) rating
curve, yang menunjukkan keterkaitan ant-
ara keting-
gian air dengan debit dari alat ukur yang ter-
dekat. - Pemantauan dan pengumpu-
lan data hidrologi untuk tapak di tepi sun-
gai dilakukan secara periodik pada interval 2 b
ulan dalam jangka waktu pal-
ing singkat 1 tahun.
3. Data hidrologi yang dikumpulkan
untuk air tanah diperoleh melalui
survei geolistrik, pemboran,
penampangan sumur, uji
pemompaan, uji
laboratorium dan pengamatan
Muka Air Tanah (MAT)
memanfaatkan sumur dan mata air.
Jika alat ukur MAT belum
terkalibrasi, maka data sumur
pantau yang sudah ada akan
dikorelasikan dengan sumur pantau
baru di area tapak RDE . Alat
4. Pemantauan dan pengumpulan data hidrologi air
tanah telah dilakukan namun demikian rentang
waktu dan interval pengambilan data belum
cukup memadai untuk dapat melihat fluktuasi
musimannya ( PET Hal 54)
Dalam LET, BATAN menyatakan bahwa menggunakan
data air tanah di PTLR.
Data menggunakan data PTLR, perlu ada
perbandingan yang sama dengan time frame yang
sama dengan data Tapak.
Halaman 43 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
pemantauan otomatis muka air
tanah sebanyak 2 unit akan
dipasang di tapak RDE.
Pemantauan dengan alat ini akan
dilakukan selama umur reaktor.
BATAN melakukan pemantauan
muka air tanah pada tahun 2011 ‐2014 di kawasan BATAN Puspiptek
Serpong. Untuk
memenuhi persyaratan BAPETEN
bahwa pemantauan air tanah
harus dilakukan dalam rentang
waktu 2 tahun, maka data sumur
pantau tersebut akan dikorelasikan
dengan data sumur pantau baru
di tapak RDE.
Korelasi tersebut dapat dilakukan
berdasarkan kesamaan formasi
batuan.
Pemantauan hidrologi untuk air tanah
di sekitar tapak dilakukan pada
jangka waktu satu tahun dan
pengumpulan data sekunder untuk
air tanah dikumpulkan untuk
rentang waktu dua tahun sehingga
dapat menggambarkan fluktuasi
musiman maupun tahunan. Data
hidrologi air tanah yang
dipantau dan dikumpulkan untuk air t
anah meliputi:
a) data keberadaan, sebaran, ke-
Halaman 44 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
dalaman, konfigurasi dan
produktivitas akuifer, serta
kondisi keberadaan air tanah
yang disajikan dalam bentuk
peta;
b) data kondisi dan lingkungan
air tanah, antara lain, sebaran
daerahimbuhan dan lepasan air
tanah, kuantitas dan kualitas,
dan debit optimum air tanah,
dan/atau dampak pengam-
bilan air tanah; dan
c) data sebaran dan sifat fisik
batuan yang mengandung air
tanah, konstruksi sumur, dan lain
lain. ‐
1. Data hidrologi yang dikumpulkan
dan dipantau akan disajikan dalam
bentuk
grafik atau tabel, dan akan
disusun dalam bentuk katalog. Data
hidrologi
tersebut meliputi (Perka BAPETEN
No.6 Tahun 2014):
- Lokasi dan karakteristika hidro-
logi dari semua badan air di
wilayah tapak;
- Deskripsi tapak, termasuk peta
topografi dengan interval kon-
tur 10 m yang menunjukkan
fitur drainase yang ada dan se-
1. Metode pemantauan debit dengan interval 2 atau 1
bulan sekali bisa saja tidak menangkap event saat
terjadi hujan/banjir sehingga rating curve yang
dihasilkan tidak representatif. Oleh karenanya perlu
dipertimbangkan metode yang sesuai agar dapat
menghasilkan rating curve yang memadai.
1. Semua Data yang diberikan harus diuraikan juga
dalam bentuk narasi.
2. Perlu adanya data yang dapat menunjukkan fitur
drainase di sekitar rencana lokasi tapak RDNK.
4. Perlu adanya informasi mengenai rekaman banjir
(ter)besar yang pernah terjadi.
5. Perlu adanya kajian erosi dan sedimentasi sehingga
dapat dilakukan analisis terhadap potensi
penyempitan cross section / pengurangan kapasitas
Halaman 45 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
tiap usulan perubahan. Untuk
area tapak yang dapat terkena
banjir akan disajikan peta to-
pografi dengan interval kontur
1 m disertai dengan peta yang
menggambarkan tata guna la-
han dan vegetasi;
- Sejarah banjir di wilayah sekitar
tapak dalam kurun waktu 50
tahun yang meliputi:
1) Rekaman laju alir sungai
maksimum harian;
2) Data banjir di wilayah yang
dekat dengan tapak, ter-
masuk
3) jejak sejarah banjir, dan
informasi seperti hidrografi
banjir,
4) tanggal kejadiannya,
maupun level dan aliran
puncak,
5) data fenomena migrasi sa-
luran sebagai akibat dari
aliran pintas (cut offs),‐
amblesan dan pengangkatan;
rating curve, yang menun-
jukkan keterkaitan antara
6) ketinggian air dengan debit
dari alat ukur yang ter-
dekat.
- Pemantauan dan pengumpulan
sungai.
6. Perlu adanya informasi mengenai lokasi stasiun
pengamatan hujan dan stasiun debit yang digunakan
dalam analisis hidrologi.
7. Perlu adanya konfirmasi mengenai sistem pendingin
yang akan digunakan karena akan terkait dengan
analisis hidrologi yang dilakukan.
8. Data air tanah dari AWLR yang dipasang sejak
Maret 2015 kurang memadai karena untuk analisis air
tanah dibutuhkan data jangka panjang yang
menangkap fenomena musim hujan dan musim
kering.
9. Perlu adanya informasi mengenai struktur
pengendali air di sungai yang terkait.
10. Perlu adanya konfirmasi mengenai sumber air
yang akan digunakan.(pindah ke tataguna air)
Halaman 46 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
data hidrologi untuk tapak di
tepi sungai dilakukan secara
periodik pada interval 2 bulan
dalam jangka waktu paling
singkat 1 tahun.
2. Titik tunda ( hold point)
Pada kegiatan pemantauan dan
pengumpulan data hidrologi
dengan tujuan untuk mengetahui
karakteristik sungai Cisadane, di
tapak dengan memperhatikan
kualitas kegiatan, bukti kegiatan,
kesesuaian rencana, dan
ketercukupan data. Titik tunda
tersebut meliputi: metode yang
digunakan, alat yang digunakan
kualitas SDM, data yang diperoleh
dan kecukupan data
untuk meneruskan kegiatan
selanjutnya.
Naik ke general comment
3. Data dan informasi hidrologi yang
dikumpulkan dari sungai meliputi:
1) titik acuan (datum) baik ver-
tikal maupun horizontal un-
tuk data topografi;
2) karakteristik hidromorfologi
sungai, seperti kemiringan,
lebar dan kedalaman sungai,
serta kekasaran dan karak-
teristik sedimen dasar sungai;
3) data batas daerah aliran sun-
1. Belum ada data peta topografi beserta
perubahannya (umumnya radius 5 km)
diberikan dengan interval garis kontur 5 m
– 10 m, yang menunjukkan fitur drainase
yang ada dan setiap usulan perubahan
serta peta topografi rinci dengan interval
garis kontur (resolusi) 1 m dan peta yang
menggambarkan tata guna lahan dan
vegetasi untuk area tapak yang dapat
terkena banjir dan peta yang
menggambarkan tata guna lahan dan
Halaman 47 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
gai;
4) karakteristik hidrolik sungai,
seperti debit, tinggi muka
air, kecepatan dan arah
aliran, termasuk variasi pas-
ang surutnya; ‐
5) suhu maksimum air sungai
yang diukur pada beberapa
bagian sungai yang repres-
entatif;
6) lokasi, jenis dan deskripsi
struktur pengendali air
dan pengaruhnya terhadap
aliran air, sedimen dan erosi
sungai;
7) luas area dan lokasi di
tapak yang terlindung dari
bahaya banjir.
vegetasi untuk area tapak yang dapat
terkena banjir ( PET hal 55)
2. (digabung dengan komen diatas)
3. Belum ada informasi mengenai koordinat
letak stasiun hidrologi yang digunakan
untuk kajian banjir. (digabung dengan
komen diatas)
3.Informasi terkait suhu maksimum air sungai pada
beberapa bagian yang representatif belum ada.
(sudah ada di LET halaman 62 tetapi belum ada data,
harap ditambahkan).
4. Belum ada data yang menggambarkan karakteristik
kedalaman dan luasan (penampang) sedimen dasar
sungai. (akan dicoba dengan mencari data dari balai
Besar)
4. Evaluasi bahaya aspek hidrologi
untuk fenomena ketinggian air
tanah, meliputi:
- Frekuensi ketinggian air tanah yan
g ditentukan berdasarkan data
hidrogeologi dari tapak dilak-
ukan melalui analisis bahay-
adeterministik dalam penetapan r
ejim dan luas badan air tanah.
- Pemodelan hidrogeologi dengan
analisis deterministik menggun-
akan data yang diperoleh dari
pemantauan dan pengumpu-
1. Evaluasi bahaya hidrologi belum membahas
mengenai ketinggian muka air tanah dan be-
lum mengkaji secara terstruktur terkait banjir
karena lepasan seketika dari struktur pen-
gendali air (PET hal 56-58)
2. Parameter dasar desain untuk aspek hidrologi
belum dikaji terkait ketinggian muka air tanah
dan belum dikaji secara terstruktur terkait
banjir karena lepasan seketika dari struktur
pengendali air (PET hal 58)
3. Evaluasi bahaya hidrologi terkait ketinggian air
tanah dengan menggunakan baik analisis de-
terministic yang mencakup maupun probabil-
istic belum dilakukan. (PET hal 58)
4. Belum ada kajian mengenai parameter dasar
Halaman 48 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
lan data air tanah. desain untuk ketinggian air tanahPET hal 58)
Analisis mengenai kemungkinan terjadinya
kekeringan pada daerah tapak
5. Perlu dilakukan analisis terkait hubungan ant-
ara parameter air tanah dan permukaan ,
selain itu juga pemodelan aliran air tanah se-
hingga dapat dilakukan untuk menemukan
korelasi antar parameter yang belum terbahas
misal dengan code GMS (jika diperlukan)
6. Sistem drainase di sekitar tapak perlu dian-
alisis.
7. Dalam kajian banjir, perlu juga memperhitun-
gkan erosi dan sedimentasi terkait dengan
kemungkinan terjadinya penyempitan cross
section / pengurangan kapasitas sungai.
8. Dalam kajian analisis air tanah diperlukan
adanya pengamatan yang lebih detail atau pe-
modelan yang dapat merepresentasikan fluk-
tuasi musiman air tanah di sekitar tapak serta
interaksinya dengan air permukaan
9. Analisis mengenai kemungkinan terjadinya
aliran puing dibutuhkan sebagai salah satu
parameter perencanaan RDE , terutama
kekuatan bangunan yang berada di pinggiran
sungai (tidak mungkin, bisa dihilangkan)
10. Dalam kajian banjir dengan periode ulang
1000 tahun yang memperhitungkan tinggi
jagaan penghalang banjir berdasarkan standar
SNI atau standard lain yang berlaku.
11. Evaluasi bahaya banjir karena lepasan
seketika dari struktur pengendali air belum
ada.
12. Belum ada parameter dasar desain untuk
Halaman 49 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
banjir karena lepasan seketika dari struktur
pengendali air
13. Belum ada parameter dasar desain untuk ket-
inggian air tanah seperti tekanan yang dapat
ditimbulkan terhadap struktur dari instalasi
nuklir dan laju lepasan bila ketinggian air ta-
nah mencapai permukaan tanah.
5. Evaluasi bahaya aspek hidrologi
untuk fenomena banjir akibat
lepasan seketika dari air terbendung,
meliputi: Analisis potensi kegagalan
bangunan pengendali
air dengan mempertimbangkan faktor
:
1) curah hujan yang menyeb-
abkan banjir lokal mak-
simum pada tapak instalasi.
Curah hujan dievaluasi
menggunakan metode arit-
matik.
2) kegempaan memberikan be-
ban dinamik pada struk-
tur pengendali air.
3.5. Pemodelan Hecrass
6. Pemodelan banjir baik akibat
fenomena ketinggian air tanah
maupun akibat
lepasan seketika dari air
terbendung, akan dilakukan
menggunakan perangkat
1. Perhitungan perlu ditambah dengan perhitun-
gan periode ulang 1000 tahun. Akan ditam-
bahkan data sekunder topografi dan data
primer input tetap 10km.
(dengan catatan yang 10,000 tahun tetap dihi-
tung dengan memperhitungakan topograpi).
Halaman 50 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
lunak HEC RAS.‐2. Data penampang sungai yang digunakan perlu
diperlebar dengan mengatur nilai kekasaran /
dengan memanfaatkan fitur in-effektive area
pada HEC –RAS agar didapatkan hasil yang
tidak over esitimate.
3. Perlu dilakukan simulasi dengan kondidi aliran
dari lahan tangkapan sungai salak diperhitun-
gkan sebagai beban hidrolis pada sungai terse-
but
4. Rekomendasi elevasi tapak perlu dinteg-
rasikan dengan analisis level muka iar tanah
7. Analisis kemampuan reaktor nuklir
bertahan terhadap pengaruh
kegagalan bangunan pengendali air
di bagian hulu (Perka
BAPETEN No. 5 Tahun 2007, Pasal
61).
Pengembangan solusi rekayasa
berdasarkan hasil analisis
kemampuan reaktor nuklir antara
lain:
Sistem pemantauan dan
prakiraan banjir, Sistem
pemantauan dan peringatan yang
diletakkan di
Tidak perlu karena BATAN sudah menyatakan tidak ada bahaya dari waduk.
8. Perlu ada kesimpulan solusi engineering yang mungkin dibutuhkan.
B.2.4. ASPEK KEJADIAN AKIBAT ULAH MANUSIA
No. Program Evaluasi Tapak Hasil EvaluasiRuang Lingkup
Halaman 51 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
1. Ruang lingkup evaluasi aspek
kejadian akibat ulah manusia
mencakup pengumplan data dan
evaluasi kejadian eksternal akibat
ulah manusia
BATAN telah menjelaskan bahwa ruang lingkup
evaluasi aspek kejadian akibat ulah manusia
mencakup pengumpulan dan pengolahan data
(identifikasi data) serta analisis. Analisis terdiri dari
penapisan awal (analisis penapisan) menggunakan
nilai penapisan jarak (SDV) termasuk penapisan
probabilistik jika kejadian akibat ulah manusia berada
di dalam SDV, serta melakukan evaluasi rinci potensi
bahaya dari sumber tidak bergerak dan bergerak
pada radius 25 km dari calon tapak RDE. (Cukup jelas)
Pokok Evaluasi2. Pokok evaluasi meliputi potensi
bahaya yang disebabkan oleh:
1. Evaluasi bahaya akibat jatuhnya
pesawat terbang,
2. Evaluasi bahaya lepasan fluida
berbahaya, lepasan gas, uap dan
aerosol,
3. Evaluasi bahaya ledakan,
4. Evaluasi kejadian eksternal lainnya
(kebakaran, interferensi
elektromagnetik, arus Eddy ke
dalam tanah),
5. Evaluasi terhadap bahan
berbahaya dan beracun dari
fasilitas lain (laboratorium di
kawasan Puspiptek Serpong) yang
terletak pada tapak yang sama
yang ditangani selama tahap
konstruksi, operasi,, dan
dekomisioning.
BATAN telah menjelaskan bahwa evaluasi meliputi hal-
hal yang memberikan potensi bahaya terhadap calon
tapak, yaitu:
Evaluasi lepasan fluida berbahaya,
Evaluasi lepasan gas, uap dan erosol,
Evaluasi bahaya ledakan,
Evaluasi kejadian eksternal lainnya (kebakaran,
interferensi elektromagnetik, arus eddy ke dalam
tanah},
Evaluasi akibat jatuhnya pesawat terbang
(Cukup jelas)
Tahapan Evaluasi
Halaman 52 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
Sumber dan Pengumpulan Data
3. Pengumpulan data sumber kejadian
eksternal akibat ulah manusia yang
dikumpulkan adalah:
1. Sumber tidak bergerak, yaitu
sumber yang lokasi pemicunya
tetap (pusat ledakan, titik
lepasan gas eksplosif atau gas
beracun), misalnya pabrik
kimia, kilang minyak, depo
penyimpanan, dan fasilitas
militer
2. Sumber bergerak, yaitu
sumber yang lokasi
mekanisme pemicunya tidak
tetap, misalnya berbagi sarana
transportasi untuk bahan
berbahaya dan beracun atau
untuk proyektil potensial,
misalnya melalui jalan raya,
jalur kereta api, jalur air, jalur
pipa. Dalam hal ini, suatu
kejadian ledakan atau suatu
lepasan material berbahaya
dapat terjadi di setiap tempat
sepanjang jalan atau jalur
transportasi yang lain atau
jalur pipa. Zona bandara,
koridor lalu lintas udara dan
zona penerbangan (militer
1. BATAN telah mengumpulkan data sumber tidak
bergerak, yaitu sumber yang lokasi mekanisme
pemicunya tetap, seperti kilang minyak, industri
kimia, depo penyimpanan BBM, depo penimpanan
BBG, jaringan transmisi telekomunikasi dan
penyiaran, operasi penambangan atau
penggaliasn, eksploitasi hutan, fasilitas nuklir lain,
peralatan yang berputar dengan energi tinggi.
(Tabel III.B.1 & III.B.2)
2. BATAN telah mengumpulkan data sumber
bergerak, yaitu sumber yang lokasi mekanisme
pemicunya tidak tetap, misalnya berbagi sarana
transportasi untuk bahan berbahaya dan beracun
atau untuk proyektil potensial, misalnya melalui
jalan raya, jalur kereta api, jalur air, jalur pipa.
Dalam hal ini, suatu kejadian ledakan atau suatu
lepasan material berbahaya dapat terjadi di setiap
tempat sepanjang jalan atau jalur transportasi yang
lain atau jalur pipa. Zona bandara, koridor lalu
lintas udara dan zona penerbangan (militer
maupun sipil). (Tabel III.B.3 & III.B.4)
3. BATAN telah memasukkan rencana pengembangan
jalur pipa gas di sekitar tapak, namun kegiatan lain
yang masih berada dalam tahap perencanaan,
terutama yang masuk dalam SDV seperti rencana
pengembangan Bandara Pondok Cabe sabagai
bandara komersial, pengembangan kawasan
industri Taman Tekno dan kemungkinan berdirinya
SPBU atau SPBG baru belum diberikan.
Halaman 53 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
maupun sipil)
3. Kegiatan manusia yang masih
berada pada tahap
perencanaan (pengembangan
RTRW)
7) Titik Tunda (hold point)
4. Pada kegiatan kejadian akibat ulah
manusia dengan tujuan untuk
mengetahui identifikasi sumber
bergerak maupun yang tidak bergerak
yang dapat mempengaruhi tapak RDE
bila terjadi kecelakaan dengan
memperhatikan kualitas kegiatan,
bukti kegiatan, kesesuaian rencana,
dan ketercukupan data. Titik tunda
tersebut meliputi metode yang
digunakan, kualitas SDM, data yang
diperoleh dan kecukupan data untuk
meneruskan kegiatan selanjutnya.
Tidak ada uraian mengenai titik tunda (hold point)
dalam pelaksanaan evaluasi tapak. BATAN hanya
menyampaikan jadwal pelaksanaan kegiatan evaluasi
tapak aspek KAUM yang memuat hold point (Gambar
III.B.2). Namu demikian gambar tersebut juga tidak
jelas.
5.
B.2.5. ASPEK DISPERSI DAN POPULASI PENDUDUK
No. Program Evaluasi Tapak Hasil Evaluasi4.3. Potensi Dampak Reaktor ke Lingkungan
4.3.1. Aspek Dispersi dan Distribusi Penduduk
Ruang lingkup
6. 4.3.1.A. halaman 65 Ruang lingkup
mencakup pengumpulan data, kajian
dispersi zat radioaktif dari reaktor
(dalam kondisi operasi normal dan
kecelakaan melampaui dasar desain
(BDBA/ Beyond Design Basis Accident)
III.C.1.c. Ruang Lingkup halaman 1
sesuai PET
Halaman 54 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
yang dipostulasikan) ke lingkungan
melalui air, udara dan tanah serta
untuk kondisi kecelakaan melampaui
dasar desain yang dipostulasikan
dilakukan penyusunan rencana
penanggulangan keadaan darurat.
Sedangkan untuk kondisi operasi
normal disusun rencana monitoring
lingkungan berdasarkan hasil kajian
pemodelan dispersi.
Pokok Evaluasi
7. 4.3.1.B. Pokok Evaluasi halaman 65
1. Kajian dispersi dan penerimaan
dosis zat radioaktif dari reaktor ke
lingkungan dalam kondisi operasi
normal dan kondisi kecelakaan
terpostulasi (kecelakaan melampaui
dasar desain).
2. Penyusunan rencana
penanggulangan keadaan darurat
untuk dispersi kecelakaan melampaui
dasar desain dan manajemen
pemantauan lingkungan untuk
dispersi kondisi operasi normal.
III.C1.b. Tujuan halaman 1
Sesuai dengan PET
4.3.1.C.1. Pengumpulan data
parameter meteorologi
III.A.4.2.1.a. Data Meteorologi di Tapak (on site).
8. Pengumpulan data parameter
meteorologi wilayah tapak selama
rentang waktu satu tahun (diambil
untuk setiap 1 jam) dan terus
berlanjut sepanjang umur reaktor,
Data yang diukur mencakup suhu udara dan kecepatan
angin, curah hujan, radiasi matahari dan kelembapan
udara.
Halaman 55 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
mencakup parameter meteorologi
antara lain angin (kecepatan dan
arah), temperatur udara, tekanan
udara, kelembaban, curah hujan,
radiasi matahari dan inversi
9. Data angin di tapak diperoleh dari
pengukuran langsung dengan
instrumen standar dengan ketinggian
15, 30 dan 60 m dan pada ketinggian
stack dengan periode minimal 1 tahun
meteorologi. mulai bulan Desember
tahun 2014, pengukuran kecepatan
dan arah angin serta temperatur
udara telah dilakukan pada ketinggian
10, 30, dan 60 m. untuk data yang
diperoleh pada ketinggian 15 m
(sebelum bulan Desember tahun
2014) akan dinormalisasi
menggunakan metode statistika
dengan regresi variabel.
Sub bab III.C.3.f.1. pengolahan data meteorologi
halaman 52
4.3.1.C.2. Pengumpulan parameter
hidrosfir berupa air permukaan dan
air tanah.
III.C.3.f.2 dispersi air permukaan dan tanah
10. III.C.3.f.2.a dispersi air permukaan dengan pemodelan
sebaran radionuklida pada sungai cisadane dekat tapak
RDE.
III.C.3.f.2.b dampak lepasan radionuklida ke sungai
terhadap manusia
4.3.1.C.3. Pengumpulan data tata
guna lahan dan air di wilayah tapak
III.C.3.c.1. pengumpulan data citra satelit untuk kajian
tata guna lahan dan air (halaman 30)
11. Identifikasi pengguna air di bagian hilir
Halaman 56 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
dari tapak akan dilakukan.
12. Area investigasi mencakup radius maksimum 20 km.
III.C.3.c.2 radius dari lokasi RDE, halaman 30
13. Data tata guna lahan yang akan
dievaluasi mencakup:
o tanah yang diperuntukkan untuk
pertanian, luasnya, jenis tanaman
utama dan hasilnya;
o tanah yang diperuntukkan untuk
peternakan penghasil susu, luas dan
hasilnya;
o tanah yang diperuntukkan untuk
industri, untuk tujuan perkantoran
dan rekreasi, luas dan karakteristik
penggunaannya;
o perairan yang digunakan untuk
perniagaan, individu dan rekreasi
pemancingan, mencakup rincian jenis
ikan yang dipancing, kelimpahan dan
hasilnya;
o badan air yang digunakan untuk
tujuan perniagaan, termasuk navigasi,
suplai air masyarakat, irigasi, tujuan
rekreasi seperti permandian dan
pelayaran;
o tanah dan badan air yang
mendukung kehidupan satwa liar dan
peternakan;
o jalan lintas langsung dan tidak
langsung dari potensi kontaminasi
radioaktif terhadap rantai makanan;
o produk-produk yang masuk ke atau
Diuraikan pada sub bab III.C.3.f.3 Tata guna lahan dan
air halaman 60, III.C.4.b.1. halaman 84, III.C.4.g halaman
124.
Batan belum melakukan pemetaan tata guna lahan dan
air serta proyeksinya.
Halaman 57 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
keluar dari wilayah tapak yang
mungkin merupakan bagian dari
rantai makanan; dan
o makanan bebas seperti jamur,
jambu, kangkung, bayem, pete,
jengkol dan rumput laut.
14. Data tata guna air yang akan
dievaluasi mencakup air yang
digunakan untuk air minum manusia
dan hewan, keperluan kota dan
industry, irigasi, perikanan, rekreasi
Diuraikan pada sub bab III.C.4.b.2 tata guna air pada
halaman 88-94
4.3.1.C.4. Pengumpulan data distribusi
penduduk
III.C.3.d. Pengumpulan data distribusi penduduk
sub bab III.C.4.f. halaman 122
15. a) Jumlah dan distribusi penduduk
menurut :
- Umur dan jenis kelamin (dibagi 3
klasifikasi yaitu infant, remaja,dan
dewasa;
- Mata pencaharian;
- Tingkat pendidikan;
- Mobilitas penduduk
o Harian/mingguan
o Tetap dan tidak tetap
o Pola hidup.
o Jenis pekerjaan (waktu di luar dan di
dalam ruangan) untuk penduduk lokal
yang bekerja dan hidup di daerah
tapak, maupun pekerja komuter yang
hanya berdomisili di daerah tapak
pada malam hari.
Jumlah dan distribusi penduduk menurut
- per wilayah diuraikan pada sub bab III.C.d.1 hala-
man 35
- jumlah penduduk tidak tetap, mata pencaharian,
pendiidkan, mobilitas penduduk diuraikan pada
sub bab III.C.d.2 halaman 43
Perlu ada penjelasan mengapa menggunakan metode
eksponensial dalam perhitungan populasi penduduk
desa.
16. b) Proyeksi jumlah dan distribusi Diuraikan pada sub bab III.C.4.c.1. proyeksi jumlah
Halaman 58 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
penduduk selama umur reaktor
17. c) Jumlah penduduk maksimum tidak-
tetap masa tinggalnya di lembaga-
lembaga tertentu seperti sekolah,
rumah sakit, penjara, dan pangkalan
militer di zona eksternal harus
mendapat perhatian secara khusus.
Data penduduk sementara sulit didapat sehingga tidak
dapat disajikan dalam 1 tahun (halaman 43)
18. d) Informasi mengenai penduduk
tidak-tetap
Data penduduk sementara sulit didapat sehingga tidak
dapat disajikan dalam 1 tahun (halaman 43 sub bab
III.C.3.d.2.a)
4.3.1.C.5. Pengukuran radiokativitas
lingkungan
19. Pengukuran radioaktivitas lingkungan
di atmosfer, hidrosfer, lithosfer dan
biota di lakukan di wilayah tapak
sebelum kegiatan komisioning RDE.
Selanjutnya hasilnya digunakan untuk
menentukan pengaruh RDE terhadap
lingkungan.
Diuraikan pada sub bab III.C.3.e. pengukuran
rdioaktivitas lingkungan, III.C.4.d radioaktivitas
lingkungan halaman 105-115
Kajian dispersi dan dosis zat radioaktif
20. Kajian dampak dispersi atmosfer dan
penerimaan dosis untuk kondisi
operasi normal, dilakukan
berdasarkan estimasi karakteristik
radionuklida (source terms) kondisi
normal. Program komputer yang
digunakan untuk menghitung aktivitas
dispersi dan konsekuensinya (dosis
radiasi) menggunakan PC-Cream.
Modeling perhitungan dispersi atmosfer menggunakan
PC-Cream untuk operasi normal terdapat pada gambar
III.C.2a.
Perhitungan disperse operasi normal pada sub bab
III.C.4.e.1 halaman 116
21. Kajian dampak dispersi dan
penerimaan dosis untuk kondisi
Perhitungan konsekuensi disperse menggunakan PC
Cosyma dan modelling perhitungannya untuk kondisi
Halaman 59 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
kecelakaan melampaui dasar desain
hanya dilakukan untuk dispersi
atmosfer. Kajian dampak dispersi
atmosfer untuk kondisi kecelakaan
melampaui dasar desain dihitung
berdasarkan source terms kecelakaan
melampaui dasar desain yang
dipostulasikan.
kecelakaan ada di gambar III.C.2b.
Sub bab III.C.5 perhitungan disperse atmosferik kondisi
kecelakaan RDE halaman 138
22. Kajian dampak potensi air permukaan
terkontaminasi terhadap penduduk
akan dilakukan menggunakan data
dan informasi yang telah tersedia.
Diuraikan pada sub bab III.C.2.c Pemodelan Dispersi Air
Tanah dan Air Permukaan halaman 15
23. Kajian dampak potensi air tanah
terkontaminasi terhadap penduduk
akan dilakukan menggunakan data
dan informasi yang telah tersedia.
Diuraikan pada sub bab III.C.2.c Pemodelan Dispersi Air
Tanah dan Air Permukaan halaman 15
24. Penyelidikan hidrogeologi akan
dilakukan untuk pengkajian
pergerakan radionuklida pada formasi
hidrogeologi, meliputi:
a. karakteristik pengenceran dan
penyebaran dari akuifer; dan
b. sifat fisika dan kimia-fisika bahan-
bahan di bawah tanah,
c. terutama terhadap hal-hal yang
berhubungan dengan mekanisme
perpindahan radionuklida dalam air
tanah dan jalur paparannya,
25. Penentuan laju pelepasan akan
dilakukan terpisah berdasarkan jalur
pelepasan yaitu melalui atmosfer, air
Halaman 60 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
permukaan dan air tanah.
26. Estimasi parameter sumber untuk
pelepasan zat radioaktif, jumlah dan
jenis radionuklida yang dilepaskan,
moda pelepasan dan titik pelepasan.
27. Identifikasi penggunaan air yang
dipengaruhi oleh perubahan
temperatur air dan oleh pelepasan zat
radioaktif bersama dengan identifikasi
lokasi, sifat dan perluasan
penggunaan air tersebut.
28. Identifikasi perubahan tata guna air
dalam wilayah.
29. Estimasi laju deposisi ke permukaan
tanaman ataupun lahan pertanian
akan dilakukan menggunakan
informasi konsentrasi radionuklida di
air dan laju irigasi yang sesuai dari
perhitungan penggunaan air
permukaan sebagai sumber irigasi.
30. Estimasi penyerapan dan retensi dari
radionuklida akan dilakukan sebagai
berikut:
- estimasi penyerapan (uptake) dan
retensi radionuklida oleh bahan
makanan daratan dengan
memperhitungkan deposisi langsung
dari udara, irigasi penyerapan
radionuklida dari tanah.
- estimasi pemasukan (intake)
radionuklida melalui ingesti tanah
Halaman 61 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
secara tidak sengaja oleh manusia
atau hewan ternak. Faktor ini dapat
diperhitungkan secara implisit di
dalam pemilihan nilai koefisien
penyerapan radionuklida dari tanah ke
tanaman.
- estimasi penyerapan dan retensi
radionuklida oleh biota akuatik dapat
diestimasi dengan menggunakan
faktor bioakumulasi khusus unsur
(element specific bioaccumulation
factor) yang menggambarkan
kesetimbangan antara konsentrasi
radionuklida di dalam biota dan air.
31. Estimasi pengurangan zat radioaktif
akan memperhitungkan peluruhan
radioaktif dalam estimasi terhadap
retensi zat radioaktif yang terdeposisi
di permukaan tanaman dan tanah,
serta dalam estimasi pengurangan zat
radioaktif yang mungkin terjadi
selama waktu sejak panen sampai
dengan dikonsumsi oleh manusia.
32. Estimasi pemasukan total akan
memperhitungkan estimasi
pemasukan total radionuklida yang
diperoleh dari konsentrasi
radionuklida di udara, air, dan bahan
makanan yang telah diestimasi
dikombinasikan dengan laju
pemasukan (intake).
Halaman 62 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
33. Penilaian dosis kelompok kritis serta
dosis kolektif akibat pelepasan zat
radioaktif ke lingkungan akan
dilakukan.
34. Dosis Efektif
Penghitungan dosis efektif yang
berasal dari inhalasi dan ingesti.
- Penghitungan dosis efektif yang
berasal dari radiasi eksterna yang
didapat dari konsentrasi radionuklida
baik di lapisan sedimen di garis pantai
maupun di permukaan tanah
dikombinasikan dengan koefisien
dosis yang sesuai.
- Penghitungan dosis efektif total yang
didapat dari penjumlahan dosis efektif
dari semua radionuklida dan dari
semua jalur paparan.
- Perhitungan dosis efektif yang
berasal dari paparan radionuklida
yang terbawa oleh awan (immersion
in a cloud containing radionuclides)
Sub bab III.C.5 mulai halaman 138
35. Dosis Kolektif
- Rencana penghitungan dosis kolektif
pada tiap-tiap area yang dianggap
homogen dalam hal populasi, pertanian
dan sebagainya, akan dilakukan.
Sub bab III.C.4j data output perhitungan disperse
operasi normal, mulai halaman 137
36. Rencana penilaian konsentrasi
radionuklida di area yang
penduduknya mungkin terpapar akan
dilakukan, dan terdiri dari:
Sub bab III.C.5 perhitungan disperse atmosferik kondisi
kecelakaan RDE
Halaman 63 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
Estimasi konsentrasi radionuklida di
udara dan air untuk setiap jalur
pelepasan.
- Estimasi konsentrasi radionuklida
pada lokasi terdekat dengan fasilitas
yang dapat dijangkau oleh
masyarakat, atau di lokasi yang air
atau bahan makanannya mungkin
dimanfaatkan oleh masyarakat.
- sesuai dengan kondisi perhitungan
(normal atau kecelakaan melampaui
dasar desain).
- Estimasi konsentrasi radionuklida
dalam bahan makanan yang berasal
dari daratan (terrestrial food) dengan
berdasarkan laju deposisi dan
pembentukan radionuklida di tanah.
- Rencana penghitungan paparan total
4.3.1.C.6. Perencanaan
penanggulangan keadaan darurat
III.C.6.Perencanaan Penanggulangan Keadaan Darurat
37. Perkiraan potensi pelepasan zat
radioaktif
Perkiraan dosis pelepasan zat radioaktif untuk
menentukan potensi dampak radiologi terhadap
wilayah tapak pada kondiis kecelakaan dipostulasikan
untuk kecelakaan terparah menggunakan data RSG GAS,
karena belum ada desain RDE yang pasti.(halaman 142)
38. Kelayakan program penanggulangan
keadaan darurat
Organisasi penanggulangan keadaan darurat untuk
kasus kecelakaan RDE tidak berbeda dengan organisasi
penanggulangan keadaan darurat RSG GAS. (halaman
144)
39. Evaluasi terhadap faktor di bawah ini
beserta konsekuensinya akan
Halaman 64 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
dilakukan: (Perka BAPETEN No. 3
Tahun 2008, butir 125-126)
Populasi penduduk yang besar
dalam suatu wilayah atau dekatnya
suatu kota dengan reaktor daya,
ditentukan berdasarkan hasil
perhitungan dosis kolektif hasil
perhitungan dispersi atmosferik
kondisi normal.
Kejadian luar atau fenomena alam
yang berbahaya seperti kabut.
Rute evakuasi penduduk yang harus
melewati wilayah di dekat Reaktor
Daya ditentukan berdasarkan hasil
perhitungan dosis kolektif pada
dispersi atmosferik kondisi kecelakaan
melampaui dasar desain.
Pertimbangan mengenai penyediaan
fasilitas cadangan dan rute alternative
ditentukan berdasarkan hasil
perhitungan dosis kolektif pada
dispersi atmosferik kondisi kecelakaan
melampaui dasar desain .
4.3.1.D. Kriteria Keberterimaan atau basis
40. 1) Kondisi Normal
Pembatas Dosis untuk masyarakat
tidak melebihi 0,3 mSv (30
mrem)/tahun untuk satu kawasan;
Nilai Batas Dosis (NBD) masyarakat
untuk seluruh tubuh pada kondisi
normal adalah 1 mSv (100
Sub bab III.C.4.a.6 dampak radiologis ke lingkungan,
untuk kondisi normal.
Halaman 65 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
mrem)/tahun;
Batas dosis untuk lensa mata 15 mSv
(1500 mrem)/tahun;
Batas dosis untuk kulit 50 mSv (5000
mrem)/tahun.
41. Code yang digunakan belum disampaikan versi yang
digunakan.
42. Source term untuk kondisi kecelakaan mengapa
Bq/tahun?
43. Parameter input yang digunakan untuk setiap code
vsop, origen, panama.data kuantitaf tidak ada, harap
ditambahkan.
44. Data arah angin yang digunakan berbeda dengan data
arah angina meteorologi. Harap Batan menjelaskan
kenapa berbeda arah angin tersebut.
45. Sementara Kedaruratan skenario menggunakan RSG,
perlu ditambahakan uraian bahwa akan ada update
scenario kecelakaan menggunakan RSG+RDNK.
46. Source term dalam code Panama, tidak jelas posisinya
itu source ada dimana? Apakah di luar reactor? Harap
dijelaskan dalam scenario pathway di RDNK.
C. KESIMPULAN
Setelah melakukan evaluasi secara rinci terhadap dokumen Laporan Evaluasi Tapak No. LET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0. tertanggal 4 November 2015 yang disampaikan melalui surat no…. tertanggal …., secara umum dapat disimpulkan bahwa:
1. Tim Evaluator BAPETEN mendapatkan bahwa dari …… item terbuka (open item)
Halaman 66 dari 66
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN EVALUASI TAPAK REAKTOR DAYA
NON KOMERSIALLET-RDE.01/RN 01/SN Rev.0.
BATAN KAWASAN SERPONG, TANGERANG
No : /LHE/PIBN/L15Revisi : 0Tanggal : Desember 2015
2. Sehubungan dengan hasil evaluasi di atas, LET RDNK BATAN di Kawasan Puspiptek Serpong belum dapat kami setujui karena belum memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
Halaman 67 dari 66
Recommended