View
214
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang
bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction).
Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dan sering terjadi di
negara-negara berkembang (Pantiawati, 2010). Asia Tenggara mempunyai insidensi BBLR paling
tinggi yaitu 27% dari seluruh kelahiran bayi berat badan lahir rendah di dunia. Data terakhir pada
tahun 2010, angka kejadian BBLR di Indonesia sebesar 11,1% yang mana masih berada diatas
angka rata-rata Thailand 6,6% dan Vietnam 5,3% (UNICEF, 2011). Angka kejadian BBLR di
Indonesia tahun 2013 cenderung menurun dari tahun 2010 tetapi masih terdapat 10,2% bayi dengan
berat badan lahir rendah. Di Jawa Timur terdapat peningkatan angka kejadian BBLR yaitu
10% pada tahun 2010 menjadi 11% pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Angka kejadian BBLR
di Kota/Kabupaten Malang yaitu sebesar 2,65% dari seluruh BBLR di Jawa Timur
(Dinkes, 2012).
Bayi dengan BBLR memiliki resiko kematian 35 kali lebih tinggi dibandingkan
pada bayi dengan berat badan lebih dari 2500 gram (Pantiawati, 2010). BBLR juga dapat
berdampak serius pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan
perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan (Depkes RI, 2005).
Menurut Tom Lissauer dan Avroy A. Fanaroff (2008), bayi BBLR meningkatkan risiko
terjadinya cerebral palsy yaitu gangguan perkembangan motorik yang berhubungan dengan
kemampuan berjalan, serta jika dibandingkan dengan bayi aterm, bayi BBLR lemah dalam
keterampilan motorik halus seperti mengurai benang.
1
BAB II
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nama : By. Ny N
Usia : 5 Hari
Jenis Kelamin : Laki – laki
Tanggal Lahir : 11 Februari 2015 jam 17.20 Wita
BBL : 1750 gram
Apgar Skore : 7 - 9
Nama Orangtua : Ny. N
Alamat : Jln. Gunung Merapi No 111 Pelita, Dasan Agung
Baru, Selaparang.
No. RM : 14 30 43
2. Heteroanamnesis pada Ibu Pasien
Keluhan Utama :
Bayi Berat Lahir Rendah
RPS :
Bayi lahir di ruang bersalin RSUD Kota Mataram, cara persalinan Spontan
dengan Apgar Score 7 – 9. Bayi masuk NICU dengan berat lahir rendah 1750
gram, menangis kuat, gerakan aktif, refleks hisap kurang baik, retraksi tidak
ada, tidak terlihat biru pada bibir dan ekstremitas.
Riwayat Kehamilan Ibu :
Ibu pasien mengaku ini adalah kehamilan pertama. Saat ini usia ibu adalah 37
tahun. Ibu pasien Lupa tentang Hari Pertama Haid Terakhir. Ibu pasien
mengaku tetap memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas dasan agung
setiap 1 bulan sekali. Dipuskesmas, ibu biasanya di beri vitamin dan obat
penambah darah. Selama kehamilan ibu tidak pernah melakukan USG. Ibu
2
makan teratur dan cukup bergizi. Ibu tidak mengkonsumsi alkohol dan
merokok.
Riwayat Persalinan :
Pada hari rabu 11 februari 2015 pagi hari sekitar jam 07.00 ibu mengalami
nyeri pada perutnya dan keluar cairan berwarna hijau, kemudia ibu di bawa
ke puskesmas dasan agung. Kemudian dari puskesmas merujuk ke RSUD
kota mataram. Di RSUD kota mataram ibu disuruh memeriksakan USG. Dan
ini yang pertama kalinya di lakukan pemeriksaan. Perkiraan usia kehamilan
ibu saat itu berusia 8 bulan atau 32 minggu. Dokter kandugan
menginformasikan kalau ibu mengalami ketuban pecah dini dan harus segera
dilakukan persalinan. Jam 17.20 ibu melahirkan bayi spontan, tunggal,
dengan berat lahir 1750 gram. Tidak terdapat lilitan tali pusat atau plasenta
previa. Bayi menangis keras, afgar skor 7-9, Panjang badan : 41 cm, ligkar
kepala : 39 cm, lingkar dada : 26 cm, dan lingkar lengan : 7 cm.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Ibu tidak ada riwayat penyakit hipertensi, anemia, penyakit jantung, dan
penyakit lainnya.
Riwayat Alergi :
Riwayat alergi disangkal.
Riwayat Pengobatan :
Selama hamil ibu tidak pernah meminum obat atau jamu selain yang
diberikan dipuskesmas dan dokter.
Riwayat imunisasi :
( - )
3. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Tampak sedang
3
• Kesadaran : Compos mentis
• Ballard Skore : 34 minggu
• Tanda Vital :
Suhu : 36,8 oC
Nadi : 130 x/menit
Pernapasan : 54 x/menit
• Status Antropometri :
Panjang Badan ( PB ) : 41 cm
Berat Badan ( BB) : 1750 gram
Lingkar Kepala ( Lika ) : 29 cm
Lingkar Dada ( Lida ) : 26 cm
Lingkar Lengan ( Lila ) : 7 cm
• Status Generalisata :
1. Kulit : Kemerahan
2. Kepala :
Bentuk : Normocephal, Ubun-ubun cekung (-)
Mata : Cowong (-), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Hidung : cuping hidung (-), secret (-)
Telinga : Sekret (-), Simetris (+)
Mulut : sianosis (-)
3. Leher : Pembesaran KGB (-)
4. Thorax :
Pulmo
- Inspeksi : Pergerakan dinding thorax kiri-kanan simetris,
tidak ada bekas luka, tidak ada benjolan, retraksi (-).
- Palpasi : Gerakan dinding dada simetris.
- Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru kiri-kanan
4
- Auskultasi : Suara nafas vesikuler diseluruh lapang paru kiri-
kanan. Ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
Cor :
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
- Auskultasi : Bunyi jantung I dan II tunggal reguler, murmur (-),
gallop (-).
Abdomen :
- Inspeksi : Distensi (-), bekas luka (-)
- Auskultasi : Bising usus (+) Normal
- Palpasi : Dinding abdomen teraba lunak, massa (-)
- Perkusi : Timpani pada selurung lapang abdomen
Umbilikus : Tampak basah dan mulai mengering, warna hitam, bau
(-), edema (-), kemerahan (-).
5. Ekstremitas : Akral hangat (+), Edema (-), gerakan aktif (+)
6. Kelainan Bawaa : (-)
7. Anus : (+)
8. Genitalia : dalam batas normal.
4. Pemeriksaan Penunjang
- GDS : 92 mg/dl
- Bil. Total : 15,99 mg/dl
- Bil. Direk : 0,29 mg/dl
RESUME :
5
By. Ny. N usia 5 hari, lahir spontan dengan Apgar Score 7 – 9. Bayi masuk
NICU dengan berat lahir rendah 1750 gram, menangis kuat, gerakan aktif (+), refleks
hisap kurang baik, retraksi (-), ikterik (-), tidak terlihat biru pada bibir dan
ekstremitas.
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan nadi 130 x/menit, RR : 54 x/menit, T : 36.8 oC. Ubun – ubun cekung (-),
pada pemeriksaan thorak masih dalam batas normal. Pada ekstremitas tidak terdapat
edema dan kebiruan. PB = 41 cm, Lika = 29 cm, Lida = 26 cm, Lila = 7 cm.
Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu ( GDS ) = 92 mg/dl. Bilirubin Total =
15,99 mg/dl, Bilirubin Direk = 0,29 mg/dl.
Diagnosa Kerja
BBLR + BKB – KMK
Rencana Terapi :
Inkubator, jaga kehangatan.
Infus D 10% 6 tpm
Injeksi Ampicilin 2 x 75 mg IV.
Injeksi Gentamisin 1 x 5 mg IV.
Puasa
FOLLOW UP
6
Hari /
tanggal
Subject Object Assessment Planning
Rabu,
11/02/15
Demam (-), sesak (-),
Muntah (-), Batuk -
pilek (-), Asi/Pasi (-),
Sianosis (-), gerakan
aktif (+), BAB/BAK
(-), menangis (+), reflek
hisap (+) lemah, Ikterik
(-).
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran :
Composmentis
• Ttv :
HR : 130 x/menit
RR : 60 x/menit
Suhu : 35,5 oC
BB : 1750 gram
Pem. Fisik :
Kepala : normocephali.
Mata : sclera ikterik (-)
Hidung : Pernafasan
cuoing hidung (-)
Mulut : Sianosis (-)
Leher : Pem. KGB (-)
Thorak : ves +/+, Retraksi
-/-, simetris +/+, wh -/-
Cor : S1,S2, Reguler
Abdomen : BU (+) N
Ekstremitas : Akrar hangat
(-), edema (-).
Kelainan bawaan (-)
BKB - KMK +
BBLR
Inkubator
Infus D 10% 6
tpm.
Injeksi Ampicilin
2 x 75 mg IV.
Injeksi Gentamicin
1 x 5 mg IV.
Puasa
Kamis,
12/02/15
Demam (-), sesak (-),
Muntah (-), Asi/Pasi
(+), Sianosis (-),
gerakan aktif (+),
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran :
Composmentis
• Ttv :
BKB - KMK +
BBLR
Terapi Lanjut
ASI/PASI 8 x 5 cc
Peroral.
7
BAB/BAK (+),
menangis (+), reflek
hisap (+) lemah, Ikterik
(-).
HR : 140 x/menit
RR : 54 x/menit
Suhu : 36,8 oC
BB : -
Pem. Fisik :
Kepala/Leher : dalam
batas normal
Thorak : Retraksi -/-, wh
-/-, Rh -/-
Cor : S1,S2, Reguler
Abdomen : BU (+) N
Ekstremitas : Akrar hangat
(+), edema (-)
Jum’at,
13/02/15
Demam (-), sesak (-),
Muntah (-), Asi/Pasi
(+), Sianosis (-),
gerakan aktif (+),
BAB/BAK (+),
menangis (+), reflek
hisap (+), Ikterik (-).
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran :
Composmentis
• Ttv :
HR : 128 x/menit
RR : 52 x/menit
Suhu : 36,4 oC
BB : -
Pem. Fisik :
Kepala/Leher : dalam
batas normal
Thorak : Retraksi -/-, wh
-/-, Rh -/-
Cor : S1,S2, Reguler
Abdomen : BU (+) N
BKB - KMK +
BBLR
Terapi lanjut
ASI/PASI 8 x 7 cc
peroral.
8
Ekstremitas : Akrar hangat
(+), edema (-)
Sabtu,
14/02/15
Demam (-), sesak (-),
Muntah (-), Asi/Pasi
(+), Sianosis (-),
gerakan aktif (+),
BAB/BAK (+),
menangis (+), reflek
hisap (+), Ikterik (-).
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran :
Composmentis
• Ttv :
HR : 120 x/menit
RR : 37 x/menit
Suhu : 36,2 oC
BB : 1650 gram
Pem. Fisik :
Kepala/Leher : dalam
batas normal
Thorak : Retraksi -/-, wh
-/-, Rh -/-
Cor : S1,S2, Reguler
Abdomen : BU (+) N
Ekstremitas : Akrar hangat
(+), edema (-)
BKB - KMK +
BBLR
Terapi lanjut
ASI/PASI 8 x 9 cc
peroral.
Minggu,
15/02/15
Demam (-), sesak (-),
Muntah (-), Asi/Pasi
(+), Sianosis (-),
gerakan aktif (+),
BAB/BAK (+),
menangis (+), reflek
hisap (+), Ikterik (-).
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran :
Composmentis
• Ttv :
HR : 124 x/menit
RR : 38 x/menit
Suhu : 36,8 oC
BB : 1700 gram
Pem. Fisik :
BKB - KMK +
BBLR
Aff infus
Amoxillin syr 3 x
0,8 ml
ASI/PASI 8 x 15
cc peroral.
Jaga kehangatan
9
Kepala/Leher : dalam
batas normal
Thorak : Retraksi -/-, wh
-/-, Rh -/-
Cor : S1,S2, Reguler
Abdomen : BU (+) N
Ekstremitas : Akrar hangat
(+), edema (-)
Senin,
16/02/15
Demam (-), sesak (-),
Muntah (-), Asi/Pasi
(+), Sianosis (-),
gerakan aktif (+),
BAB/BAK (+),
menangis (+), reflek
hisap (+), Ikterik (+)
Kremer IV.
Bil. Total = 15,99
Bil. Direk = 0,29
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran :
Composmentis
• Ttv :
HR : 122 x/menit
RR : 41 x/menit
Suhu : 36,8 oC
BB : 1700 gram
Pem. Fisik :
Kepala/Leher : dalam
batas normal
Thorak : Retraksi -/-, wh
-/-, Rh -/-
Cor : S1,S2, Reguler
Abdomen : BU (+) N
Ekstremitas : Akrar hangat
(+), edema (-)
BKB - KMK +
BBLR +
Hiperbilirubin
Cek Bilirubin
ASI/PASI 8x20 cc
Amoxillin
3 x 0,8 ml
Selasa,
17/02/15
Demam (-), sesak (-),
Muntah (-), Asi/Pasi
(+), Sianosis (-),
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran :
Composmentis
BKB - KMK +
BBLR +
Hiperbilirubin
Fototerapi
Lain Lanjut
10
gerakan aktif (+),
BAB/BAK (+),
menangis (+), reflek
hisap (+), Ikterik (+)
Kremer IV
• Ttv :
HR : 140 x/menit
RR : 44 x/menit
Suhu : 36,2 oC
BB : 1700 gram
Pem. Fisik :
Kepala/Leher : dalam
batas normal
Thorak : Retraksi -/-, wh
-/-, Rh -/-
Cor : S1,S2, Reguler
Abdomen : BU (+) N
Ekstremitas : Akrar hangat
(+), edema (-)
Rabu,
18/02/15
Demam (-), sesak (-),
Muntah (-), Asi/Pasi
(+), Sianosis (-),
gerakan aktif (+),
BAB/BAK (+),
menangis (+), reflek
hisap (+), Ikterik (+)
Kremer II
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran :
Composmentis
• Ttv :
HR : 130 x/menit
RR : 40 x/menit
Suhu : 36,5 oC
BB : 1700 gram
Pem. Fisik :
Kepala/Leher : dalam
batas normal
Thorak : Retraksi -/-, wh
-/-, Rh -/-
Cor : S1,S2, Reguler
BKB - KMK +
BBLR +
Hiperbillirubin
Terapi Lanjut
11
Abdomen : BU (+) N
Ekstremitas : Akrar hangat
(+), edema (-)
Kamis,
19/02/15
Demam (-), sesak (-),
Muntah (-), Asi/Pasi
(+), Sianosis (-),
gerakan aktif (+),
BAB/BAK (+),
menangis (+), reflek
hisap (+), Ikterik (-).
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran :
Composmentis
• Ttv :
HR : 130 x/menit
RR : 38 x/menit
Suhu : 36,3 oC
BB : 1700 gram
Pem. Fisik :
Kepala/Leher : dalam
batas normal
Thorak : Retraksi -/-, wh
-/-, Rh -/-
Cor : S1,S2, Reguler
Abdomen : BU (+) N
Ekstremitas : Akrar hangat
(+), edema (-)
BKB - KMK +
BBLR
BPL
Amox syr
San-B Plex
Diagnosa Akhir :
BBLR + BKB – KMK + Hiperbilirubinemia
Prognosis :
Quo at vitam : bonam
BAB III
12
PEMBAHASAN KASUS
Menurut teori Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Pada By. Ny. N berat
badannya adalah 1750 gram yang berarti termasuk Bayi Berat Lahir Rendah. Umur
kehamilan ibu adalah 32 minggu yang berarti bayi termasuk kurang bulan, kecil
untuk masa kehamilan ( BKB-KMK ). Seharusnya pada usia kehamilan 32 minggu
berat badan bayi mencapai 2050 gram.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kekuningan hampir diseluruh tubuh, yaitu
wajah, dada, perut, ekstremitas atas maupun bawah kecuali telapak tangan dan kaki.
Pemeriksaan fisik secara khusus yaitu dengan metode Kramer. Pasien ini didapatkan
sesuai dengan pembagian derajat Kramer IV. Hasil pemeriksaan bilirubin yaitu Bil.
Total = 15,99 dan Bil. Direk = 0,29 mg/dl. Ini menunjukkan bayi mengalami
Hiperbilirubinemia karena terjadi peningkatan kadar bilirubin total sebesar 15,99
mg/dl. Normalnya pada bayi dengan berat badan 1501 – 2000 gram kadar
bilirubinnya adalah <10 mg/dl dan 10 – 12 mg/dl merupakan indikasi dilakukannya
fototerapi ( IDAI : 2010 ).
Pengobatan pada By. Ny. N diberikan infus D10% 6 tpm sesuai dengan
kebutuhan cairan dimana berat badan Bayi Ny. N 1750 gram. Asi diberikan untuk
memenuhi kebutuhan cairan. Fototerapi dilakukan untuk mengurangi kadar kuning
pada bayi dengan cara mengubah senyawa yang berbentuk 4Z, 15Z-bilirubin menjadi
senyawa berbentuk 4Z, 15E-bilirubin yang merupakan bentuk isomernya. Bentuk
isomer ini mudah larut dalam plasma dan lebih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam
saluran empedu. Peningkatan bilirubin isomer dalam empedu menyebabkan
bertambahnya pengeluaran cairan empedu ke dalam usus, sehingga peristaltik usus
meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meninggalkan usus halus.
13
Pemberian antibiotik di lakukan sebagai pencegahan agar tidak terjadi infeksi.
Karena Bayi Berat Lahir Rendah merupakan faktor resiko terjadinya infeksi.
Pemberian San-B Plex untuk memberikan nutrisi tambahan untuk bayi dan
merangsang nafsu makan.
14
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang
bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan ( intrauterine growth
restriction/IUGR )
1.2. Epidemiologi
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh
kelahiran di dunia dengan batasan 3,3% - 38% dan lebih sering terjadi di negara-
negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan
90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya
35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram.
BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan
disabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang
terhadap kehidupannya dimasa depan. Angka kejadian di Indonesia sangat
bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9% - 30%,
hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2.1% -
17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka BBLR sekitar
7,5 %. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada sasaran
program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7%.
1.3. Etiologi
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor
ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit
vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab
terjadinya BBLR.
1. Faktor ibu
15
a. Penyakit : Seperti malaria, anemia, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain
b. Komplikasi pada kehamilan : Komplikasi yang tejadi pada kehamilan ibu
seperti perdarahan antepartum, pre-eklamsia berat, eklamsia, dan
kelahiran preterm.
c. Usia Ibu dan paritas
d. Faktor kebiasaan ibu : Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu
perokok, ibu pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika.
2. Faktor Janin
Prematur, hidramion, kehamilan kembar/ganda (gemeli), kelainan
kromosom.
3. Faktor Lingkungan
Yang dapat berpengaruh antara lain : tempat tinggal di daratan tinggi,
radiasi, sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun.
1.4. Klasifikasi
BBLR dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Prematuritas murni
Adalah masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai
dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang
bulan sesuai untuk masa kehamilan.
Kelompok BBLR ini sering mendapatkan penyulit dan komplikasi akibat
kurang matangnya organ karena masa gestasi yang kurang.
b. Dismaturitas
Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya.
Hal ini disebabkan oleh terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta, kurang
baiknya keadaan umum ibu atau gizi ibu, atau hambatan pertumbuhan dari
bayinya sendiri.
16
Bayi Berat Lahir Rendah atau Low Birth Weight (LBW) adalah berat lahir
kurang dari atau sama dengan 2500 gram. Very Low Birth Weight (VLBW)
adalah berat bayi lahir kurang dari 1500 gram dan Extremely Low Birth Weght
(ELBW) adalah berat bayi lahir kurang dari 1000 gram.
1.5. Diagnosis
Dapat diketahui dengan dilakukan anamesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang
a. Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan
mencari etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya
BBLR :
- Umur ibu
- Riwayat hari pertama haid terakir
- Riwayat persalinan sebelumnya
- Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
- Aktivitas
- Penyakit yang diderita selama hamil
- Obat-obatan yang diminum selama hamil
b. Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain :
1. Berat badan < 2500 gr
2. Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
- Tulang rawan telinga belum terbentuk.
- Masih terdapat lanugo.
- Refleks masih lemah.
- Alat kelamin luar; perempuan: labium mayus belum menutup labium minus;
laki-laki: belum terjadi penurunan testis & kulit testis rata.
17
3. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa
kehamilan).
- Tidak dijumpai tanda prematuritas.
- Kulit keriput
- Kuku lebih panjang
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
- Pemeriksaan skor ballard
- Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
- Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah.
- Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan
akan terjadi sindrom gawat nafas.
- USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan kurang.
1.6. Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara
lain :
a. Hipotermia
b. Hipoglikemia
c. Gangguan cairan dan elektrolit
d. Hiperbilirubinemia
e. Sindroma gawat nafas
f. Paten duktus arteriosus
g. Infeksi
h. Perdarahan intraventrikuler
i. Apnea of Prematurity
j. Anemia
18
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat
lahir rendah (BBLR) antara lain :
a. Gangguan perkembangan
b. Gangguan pertumbuhan
c. Gangguan penglihatan (Retinopati)
d. Gangguan pendengaran
e. Penyakit paru kronis
f. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
g. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
1.7. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
Pemberian vitamin K1 :
Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
Per oral 2 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6
minggu)
b. Mempertahankan suhu tubuh normal
Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu
tubuh bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar
panas, inkubator, atau ruangan hangat yang tersedia di fasilitas kesehatan
setempat sesuai petunjuk.
Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
Ukur suhu tubuh sesuai jadwal.
c. Pemberian Minum
ASI merupakan pilihan utama
Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup
dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai
kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali.
Apabila bayi sudah tidak mendapatkan IV dan beratnya naik 20 g/hari
selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
19
Pemberian minum minimal 8 x/hari. Apabila bayi masih menginginkan
dapat diberikan lagi.
Indikasi nutrisi parenteral yaitu status kardiovaskular dan respirasi yang
tidak stabil, fungsi usus belum berfungsi/terdapat anomali saluran cerna,
IUGR berat, dan berat lahir <1000 gram.
d. Panduan Pemberian Minum Berdasarkan BB :
Berat lahir <1000 gram
- Minum melalui pipa lambung
- Pemberian minum awal : ≤10 ml/kg/hari
- ASI perah/term formula/ half strength preterm formula
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang
baik; tambahan 0,5-1 mL, interval 1 jam, setiap ≥ 24 jam
- Setelah 2 minggu : Asi perah + HMF (Human Milk Fortifier)/ full-
strength preterm formula sampai berat badan mencapai 2000 gram
Berat lahir 1000-1500 gram
- Pemberian minum melalui pipa lambung (gavage feeeding)
- Pemberian minum awal : ≥ 10 ml/kg/hari
- Asi PERAH/term formula/ half strength preterm formula
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang
baik; tambahan 1-2 mL, interval 2 jam, setiap ≥ 24 jam
- Setelah 2 minggu : Asi perah + HMF (Human Milk Fortifier)/ full-
strength preterm formula sampai berat badan mencapai 2000 gram
Berat lahir 1500-2000 gram
- Pemberian minum melalui pipa lambung (gavage feeeding)
- Pemberian minum awal : ≥ 10 ml/kg/hari
- Asi PERAH/term formula/ half strength preterm formula
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang
baik; tambahan 2-4 mL, interval 3 jam, setiap ≥ 24 jam
20
- Setelah 2 minggu : Asi perah + HMF (Human Milk Fortifier)/ full-
strength preterm formula sampai berat badan mencapai 2000 gram
Berat lahir 2000-2500 gram
- Apabila mampu sebaiknya diberikan minum per oral
- ASI PERAH/term formula
Bayi sakit
- Pemberian minum awal : ≤ 10 mL/kg/hari
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang
baik: tambahan 3-5 mL, interval 3 jam, setiap ≥ 8 jam
e. Suportif
Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal:
Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu
tubuh bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar
panas, inkubator atau ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas
kesehatan setempat sesuai petunjuk.
Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
Ukur suhu tubuh dengan berkala
Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah :
Jaga dan pantau patensi jalan nafas
Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia,
kejang, gangguan nafas, hiperbilirubinemia)
Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya
Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan,
biarkan ibu berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui.
f. Pemantauan (Monitoring)
1. Pemantauan saat dirawat
21
a) Terapi
- Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
- Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2
minggu
b) Tumbuh kembang
- Pantau berat badan bayi secara periodik
- Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama
(sampai 10% untuk bayi dengan berat lahir ≥1500 gram dan 15%
untuk bayi dengan berat lahir <1500
- Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua
kategori berat lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari :
o Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai
tercapai jumlah 180 ml/kg/hari
o Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan peningkatan berat
badan bayi agar jumlah pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari
o Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan
jumlah pemberian ASI hingga 200 ml/kg/hari
o Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar
kepala setiap minggu.
2. Pemantauan setelah pulang
Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan
bayi dan mencegah/ mengurangi kemungkinan untuk terjadinya
komplikasi setelah pulang sebagai berikut :
- Sesudah pulang hari ke-2, ke-10, ke-20, ke-30, dilanjutkan setiap
bulan.
- Hitung umur koreksi.
- Pertumbuhan; berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.
- Tes perkembangan, Denver development screening test (DDST).
22
- Awasi adanya kelainan bawaan.
1.8. Pencegahan
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/preventif adalah
langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan :
a. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama
kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang
diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR
harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan
kesehatan yang lebih mampu.
b. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama
kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang
dikandung dengan baik.
c. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur
reproduksi sehat (20-34 tahun)
d. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam
meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat
meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi
ibu selama hamil.
Kecukupan pemberian ASI:
- BAK minimal 6 kali/24 jam.
- Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI.
- BB naik pada 7 hari pertama sebanyak 20 gram/ hari.
- Cek saat menyusui, apabila satu payudara dihisap à ASI akan menetes dari
payudara yg lain.
Indikasi bayi BBLR pulang:
- Suhu bayi stabil.
23
- Toleransi minum oral baik à terutama ASI.
- Ibu sanggup merawat BBLR di rumah.
CARA MENGHANGATKAN BAYI
Cara Petunjuk penggunaan
Kontak kulit Untuk semua bayi
Untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat atau
menghangatkan bayi hipotermi (32-36,4 oC) apabila cara lain
tidak mungkin dilakukan.
KMC Untuk menstabilkan bayi dgn berat badan <2.500 g, terutama
direkomendasikan untuk perawatan berkelanjutan bayi
dengan berat badan <1.800 g.
Tidak untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan napas berat)
Tidak untuk ibu yang menderita penyakit berat yang tidak
dapat merawat bayinya.
Pemancar panas Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat 1.500 g atau lebih.
Untuk pemeriksaan awal bayi, selama dilakukan tindakan,
atau menghangatkan kembali bayi hipotermi.
Inkubator Penghangatan berkelanjutan bayi dengan berat <1.500 g
yang tidak dapat dilakukan KMC.
Ruangan hangat Untuk merawat bayi dengan berat <2.500 g yang tidak
memerlukan tindakan diagnostik atau prosedur pengobatan.
Tidak untuk bayi sakit berat.
Jumlah cairan yang dibutuhkan bayi (ml/Kg)
Berat (g)Umur (hari)
1 2 3 4 5+
>1500 60 80 100 120 150
<1500 80 100 120 140 150
24
1.9. Prognosis
Kematian perinatal pada bayi BBLR 8 kali lebih besar dari bayi normal.
Prognosis akan lebih buruk bila BB makin rendah, angka kematian sering
disebabkan karena komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi, pneumonia,
perdarahan intrakranial, hipoglikemia. Bila hidup akan dijumpai kerusakan saraf,
gangguan bicara, IQ rendah. Prognosis baik bila tidak terjadi penyulit yang di
sebut di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Antonius H, dkk. 2010. Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Pedoman Pelayanan
Medis, Jilid I. Ikatan Dokter Anak Indonesia ( IDAI ).
25
Setyowati T. 2003. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat
Badan Rendah (Analisa data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan, 1996.
Avaliable from : http://www.digilib.litbang.depkes.go.id. Akses 01 Maret
2015.
Unicef Indonesia. 2012. Penatalaksanaan Bayi Berat Lahir Rendah. Diakses 01
Maret 2015. http://www.unicef.org.
World Health Organization (WHO). 2007. Low Birthweight. Avaliable from :
http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en.html. Akses 28
Februari 2015.
26
Recommended