View
173
Download
16
Category
Preview:
Citation preview
MAKALAHFARMASI RUMAH SAKIT
“ Hipertensi”
OLEH :
Nama : Sri Nuryanti Tamin/10 018Asriani PadrimNirmalayantiDominggus Paniel Mau
Kelompok : II (Dua)
Akademi Farmasi Kebangsaan
Makassar
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Diperkirakan 691 juta orang mengalami tekanan darah tinggi.
Penyakit Jantung merupakan penyebab kematian utama di dunia,
tercatat 15 juta orang meninggal akibat penyakit ini atau sama dengan
30 % dari total kematian di seluruh dunia. Sebagian besar meninggal di
bawah usia 65 tahun. Lebih dari 15 juta orang di dunia meninggal
karena Penyakit Sirkulasi, yaitu 7,2 juta karena penyakit jantung
Koroner, 4,6 juta orang karena Stroke , 500 ribu karena demam rematik
dan penyakit jantung rematik dan 3 juta karena penyakit jantung
lainnya. Tembakau telah menyebabkan 3 juta orang meninggal setiap
tahun akibat kanker paru-paru dan penyakit Jantung.
Melihat angka-angka tersebut di atas maka perlu diberikan
perhatian khusus kepada penyakit ini. Kepedulian masyarakat yang
kurang dan ketidakpahaman mengenai penyakit ini merupakan salah
satu faktor yang memperbesar angka-angka tersebut. Disusunnya
makalah merupakan salah satu upaya untuk memberikan informasi
tambahan mengenai hal-hal penting seputar penyakit hipertensi dan
pengobatannya.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi, merupakan kelompok
penyakit kardiovaskular yang paling banyak ditemui. Antara 10-15 %
2
orang dewasa mengalami kelainan ini. Hipertensi merupakan penyakit
umum, yang timbul sejalan dengan bertambahnya usia. Penyakit ini
juga lebih banyak menyerang kaum pria muda dan setengah baya
daripada perempuan, meskipun pada usia 55-64 tahun jumlah
penderita pria dan perempuan sama banyak. Namun pada usia 65
tahun keatas, jumlah perempuan yang menderita hipertensi lebih tinggi
daripada pria.
I.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Hipertensi
b. Apa mekanisme dari penyakit hipertensi
c. Apa saja obat-obat hipertensi
I.3 Tujuan Penulisan Makalah
a. Untuk mengetahui pengertian dari Hipertensi
b. Untuk mengetahui obat-obat dari hipertensi
c. Untuk mengetahui mekanisme dari hipertensi
I.4 Manfaat Penulisan Makalah
Untuk mengetahui defenisi, mekanisme penyakit serta obat-
obat hipertensi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam bidang
farmasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah
suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normal (120/80 mmHg) dalam beberapa kali pengukuran
pada kondisi yang berbeda-beda.
Hipertensi dapat didenifisikan sebagai tekanan darah
diastolik tetap yang lebih besar dari 90 mm Hg disertai dengan
kenaikan tekanan darah sistolik ( 140 mm Hg ). Hipertensi ini
disebabkan oleh peningkatan tonus otot polos vaskuler perifer, yang
menyebabkan peningkatan resistensi arteriola dan menurunnya
kapasitas sistem pembuluh vena.
Adapun faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya
hipertensi yaitu karena stress, diet dingin natrium, kegemukan dan
merokok yang juga termauk dalam faktor predisposisi penyebaba
terjadinya hipertensi.
Mekanisme pengaturan tekanan darah yaitu tekanan darah
arteri diatur dalam batas-batas tertentu untuk perfusi jaringan yang
cukup tanpa menyebabkan kerusakan pada sistem vaskular,
terutama intima arterial. Tekanan darah arterial langsung seimbang
dengan hasil curah jantung dan resistensi vaskular perifer. Pada
orang normal dan hipertensi, curah jantung dan resistensi perifer
4
diatur oleh suatu mekanisme pengatur yang saling tumpang tindih,
barorefleks disalurkan melalui sistem saraf simpatik dan sistem renin
angiotensin-aldosteron.
A. Penyebab Hipertensi, yaitu :
Penyebab hipertensi dapat dikategorikan menjadi 2 golongan
besar:
A. Hipertensi esensial (primer)
1. Genetik
2. Stress
3. Gangguan pengeluaran/ ekskresi garam natrium dll
4. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti :
a. Kegemukan (obesitas)
b. Alkohol
c. Merokok
d.Kurang olah raga dll
B. Hipertensi Sekunder
1. Penyakit ginjal
2. Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid
(cortison), termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi)
secara terus menerus
3. Pengaruh hormon (aldosteron, estrogen).
Krisis hipertensi masih dibagi dalam dua kelompok
berdasarkan kecepatan pengobatan yang diperlukan, yaitu:
5
1. Kegawatan hipertensi (hypertensive emergency): adalah krisis
hipertensi yang disertai kerusakan organ target yang terjadi
mendadak atau sedang dalam proses. Karenanya tekanan darah
harus segera diturunkan dalam waktu beberapa menit.
2. Hipertensi mendesak (hypertensive urgency): adalah krisis
hipertensi tanpa kerusakan organ target sehingga penurunan
tekanan darah bisa dilakukan lebih lambat, yaitu dalam waktu
beberapa jam.
B. Adapun Golongan Antihipertensi, yaitu :
1. Diuretik
2. Ace inhibitor
3. Beta Blocker
4. Antagonis Calsium
5. Alpha blocker
6. Antagonis Angiotensin II
Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan
pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama
menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang
kedua menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air. Fungsi
utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti
mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan
ekstra sel kembali menjadi normal.
6
Diuretik dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu :
1. Diuretik osmotic
2. diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
3. diuretik golongan tiazid
4. diuretik hemat kalium
5. diuretik kuat
1. Diuretik osmotic
Diuretik osmotik mempunyai tempat kerja :
a. Tubuli proksimal
Diuretik osmotik ini bekerja pada tubuli proksimal dengan
cara menghambat reabsorpsi natrium dan air melalui daya
osmotik.
b. Ansahenle
Diuretik osmotik ini bekerja pada ansa henle dengan cara
menghambat reabsorpsi natrium dan air oleh karena
hipertonisitas daerah medula menurun.
c. DuktusKoligentes
Diuretik osmotik ini bekerja pada Duktus Koligentes dengan
cara menghambat reabsorpsi natrium dan air akibat adanya
papillary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau
adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
Istilah diuretik osmotik biasanya dipakaiuntuk zat bukan
elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oeh ginjal.
7
Contoh dari diuretik osmotik adalah ; manitol, urea, gliserin
dan isisorbid.
2. Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
Diuretik ini bekerja pada tubuli Proksimal dengan cara menghambat
reabsorpsi bikarbonat. Yang termasuk golongan diuretik ini adalah
asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid.
3. Diuretik golongan tiazid. Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada
hulu tubuli distal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium
klorida.
Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah ; klorotiazid,
hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid,
benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan
indapamid.
4. Diuretik hemat kalium. Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir
tubuli distal dan duktus koligentes daerah korteks dengan cara
menghambat reabsorpsi natrium dan sekresi kalium dengan jalan
antagonisme kompetitif (sipironolakton) atau secara langsung
(triamteren dan amilorida).
5. Diuretik kuat. Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian
asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan cara
menghambat transport elektrolit natrium, kalium, dan klorida.
Yang termasuk diuretik kuat adalah ; asam etakrinat, furosemid dan
bumetamid.
8
9
10
11
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah
suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normal (120/80 mmHg) dalam beberapa kali pengukuran
pada kondisi yang berbeda-beda.
Adapun faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya
hipertensi yaitu karena stress, diet dingin natrium, kegemukan dan
merokok yang juga termauk dalam faktor predisposisi penyebaba
terjadinya hipertensi. Mekanisme pengaturan tekanan darah yaitu
tekanan darah arteri diatur dalam batas-batas tertentu untuk perfusi
jaringan yang cukup tanpa menyebabkan kerusakan pada sistem
vaskular, terutama intima arterial.
III.2 Saran
Diharapkan pengertiannya karena makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Serta diharapkan bimbingannya dari dosen
pendamping. Dan semoga terus terjalin kerja sama yang baik antara
dosen dan mahasiswa/i.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/
2. http://moveamura.wordpress.com/farmakologi/
3. Ganiswara, S. G., (2003), “Farmakologi dan Terapi”, Edisi IV,
Universitas Indonesia Press, Jakarta
4. Guyton C, Arthur. 1987. “Fisiologi Manusia dan Mekanisme
Penyakit Edisi III ”. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta
5. Goodman, Gilman’s. 2006. “The Pharmacological Basis of
Therapeutics - 11th Ed “. Kaball chm
6. Mycek J.Mary. 2001. “Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi II
“. Wydia Medika. Jakarta
7. Rahardja, Kirana, Drs. & Tan Hoan Tjay, Drs., 1991. “Obat-
obat Penting”, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
8. Sherwood, Lauralee. 2001. “ Fisiologi Manusia dari Sel ke
Sistem Edisi II ”. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta
13
MAKALAHFARMASI RUMAH SAKIT
“ Jantung”
OLEH :
Nama : Sri Nuryanti TaminAsriani PadrimNirmalayantiDominggus Paniel Mau
Kelompok : II (Dua)
Akademi Farmasi KebangsaanMakassar
2013
14
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Belakangan ini juga sering ditemukan gagal jantung mendadak
ketika seseorang sedang beraktifitas, seperti yang menyerang
beberapa atlit-atlita ternama di dunia di tengah lapangan sepak bola.
Biasanya hal itu disebabkan oleh pemaksaan aktifitas jantung yang
melebihi ambang batas, atau kurangnya pemanasan sebelum
melakukan olah raga. Kebiasaan merokok sangat berpengaruh pada
sistem kerja dan kesehatan jantung.
Oleh karena itu kami membahas tentang struktur, fungsi dan
cara kerja jantung. Jantung merupakan salah satu organ terpenting
tubuh, berakibat pada kematian. Masalah pada jantung dibagi karena
kegagalan organ jantung seringkali hampir menjadi dua bagian, yaitu
penyakit jantung dan serangan jantung. Penyakit jantung adalah
sebuah kondisi yang menyebabkan Jantung tidak dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik dan itu dikarenakan oleh melemahnya otot
jantung dan karena adanya celah antara serambi kanan dan serambi
kiri, oleh karena tidak sempurnanya pembentukan lapisan yang
memisahkan antara kedua serambi saat penderita masih di dalam
kandungan.
15
BAB II
PEMBAHASAN
Jantung adalah salah satu organ tubuh terpenting yang fungsi
utamanya memompa darah ke seluruh tubuh. Penyakit jantung adalah
sebuah kondisi yang menyebabkan jantung tidak dapat melaksanakan
fungsinya dengan baik. Obat – obat jantung atau cardiaca adalah obat
yang secara langsung dapat memulihkan fungsi otot jantung yang
terganggu ke keadaan normal.
A. Stuktur anatomi dan fisiologi jantung
1. Struktur
Organ berongga
Berotot lurik
Berbentuk kerucut
Terletak diantara dua paru dibelakang sternum
Ukuran : panjang 12 cm , lebar 9 cm , tebal 6 cm
Berat 250 – 300 gr
16
2. Bagian – bagian jantung
Atrium
Merupakan ruang jantung bagian atas , ukuran atrium lebih
kecil, berfungsi sebagai ruang penerima dan merupakan tempat
tujuan aliran darah dari vena.
Ventrikel
Merupaka ruang jantung bagian bawah , digunakan
sebagai ruang pemompa (discharging) dan tempat derah di
dorong ke arteri.
Septum
Terletak ditengah jantung , memisahkan jantung kiri dan
kanan dan berjenis otot.
Lapisan – lapisan jantung
1. Endokardium : Lapisan jantung ysng paling dalam, terdiri dari
selaput lendir, melapisi permukaan rongga
jantung dan berkesinambungan dengan katub
jantung dan lapisan endotel pembuluh darah.
2. Miokardium : Lapisan inti jantung, terdiri dari otot-otot jantung,
berperan penting dalam sirkulasi darah.
17
3. Perikardium : Lapisan terluar jantung, terdapat cairan yang
dihasilkan membran serosa yang berfungsi
sebagai pelicin.
Katup jantung
Memiliki 4 katup :
1. Katup trikuspidalis : Terletak antara atrium kanan dan ventrikel
kanan.
2. Katup Mitral : Terletak antara ventrikel kiri dan atrium kiri.
3. Katup Aorta : Terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
4. Katup Pulmoner : Terletak anta ventrikel kanan dan arteri
pulmonalis.
3. Fisiologi
Jantung berfungsi sebagai pemompa darah. Atrium kanan
berfungsi untuk menyimpan dan menyalurkan darah ke ventrikel
kanan melalui katup trikuspidalis, atrium kiri menerima darah dari
empat vena pulmonalis yang berisi darah yang kaya akan oksigen,
ventrikel kiri menerima darah dari atrium kanan kemudian memompa
ke arteria pulmonalis melalaui katup pulmonal, ventrikel kanan
memerim darah dari atrium kiri (kaya O2) kemudian memompa ke
aorta melalui katup aorta keseluruh tubuh.
18
B. Permukaan Jantung
Ukuran jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan
seorang laki-laki dewasa. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri
dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga thoracic, di
balik tulang dada/sternum. Struktur jantung berbelok ke bawah dan
sedikit ke arah kiri.
Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun
tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel
pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada
jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk
menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena
gerakan memompa konstan jantung.
Jantung dijaga di tempatnya oleh pembuluh-pembuluh darah
yang meliputi daerah jantung yang merata/datar, seperti di dasar dan
di samping. Dua garis pembelah (terbentuk dari otot) pada lapisan luar
jantung menunjukkan di mana dinding pemisah di antara sebelah kiri
dan kanan serambi (atrium) & bilik (ventrikel).
C. Struktur Internal Jantung
Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot
menjadi dua belah bagian, dari atas ke bawah, menjadi dua pompa.
Kedua pompa ini sejak lahir tidak pernah tersambung. Belahan ini
19
terdiri dari dua rongga yang dipisahkan oleh dinding jantung. Maka
dapat disimpulkan bahwa jantung terdiri dari empat rongga, serambi
kanan & kiri dan bilik kanan & kiri.
Dinding serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik
karena bilik harus melawan gaya gravitasi bumi untuk memompa dari
bawah ke atas, khususnya di aorta, untuk memompa ke seluruh
bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah. Dua pasang rongga (bilik
dan serambi bersamaan) di masing-masing belahan jantung
disambungkan oleh sebuah katup. Katup di antara serambi kanan dan
bilik kanan disebut katup trikuspidalis atau katup berdaun tiga.
Sedangkan katup yang ada di antara serambi kiri dan bilik kiri disebut
katup bikuspidalis atau katup berdaun dua.
D. Cara Kerja Jantung
Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi
darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan
memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua
serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua
bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.
Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak
karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua
vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi kanan. Setelah
20
atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik
kanan.
Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke
dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir
melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi
kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan
karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan.
Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam
vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara
bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi
pulmoner.
Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang
selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta
masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya
oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
E. Penyakit Jantung
Penyakit jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan
Jantung tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal-hal
tersebut antara lain:
21
Otot jantung yang lemah. Ini adalah kelainan bawaan sejak lahir.
Otot jantung yang lemah membuat penderita tak dapat
melakukan aktifitas yang berlebihan, karena pemaksaan kinerja
jantung yang berlebihan akan menimbulkan rasa sakit di bagian
dada, dan kadangkala dapat menyebabkan tubuh menjadi
nampak kebiru-biruan. Penderita lemah otot jantung ini mudah
pingsan.
Adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri, oleh karena
tidak sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan
antara kedua serambi saat penderita masih di dalam
kandungan. Hal ini menyebabkan darah bersih dan darah kotor
tercampur. Penyakit ini juga membuat penderita tidak dapat
melakukan aktifitas yang berat, karena aktifitas yang berat
hampir dapat dipastikan akan membuat tubuh penderita menjadi
biru dan sesak nafas, walaupun tidak menyebabkan rasa sakit
di dada. Ada pula variasi dari penyakit ini, yakni penderitanya
benar-benar hanya memiliki satu buah serambi.
F. Serangan Jantung
Serangan jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan
jantung sama sekali tidak berfungsi. Kondisi ini biasanya terjadi
mendadak, dan sering disebut gagal jantung. Penyebab gagal jantung
bervariasi, namun penyebab utamanya biasanya adalah terhambatnya
22
suplai darah ke otot-otot jantung, oleh karena pembuluh-pembuluh
darah yang biasanya mengalirkan darah ke otot-otot jantung tersebut
tersumbat atau mengeras, entah oleh karena lemak dan kolesterol,
ataupun oleh karena zat-zat kimia seperti penggunaan obat yang
berlebihan yang mengandung Phenol Propano Alanin (ppa) yang
banyak ditemui dalam obat-obat seperti Decolgen, dan nikotin.
Belakangan ini juga sering ditemukan gagal jantung mendadak
ketika seseorang sedang beraktifitas, seperti yang menyerang
beberapa atlit-atlit sepak bola ternama di dunia di tengah lapangan
sepak bola. Biasanya hal itu disebabkan oleh pemaksaan aktifitas
jantung yang melebihi ambang batas, atau kurangnya pemanasan
sebelum melakukan olah raga.
Orang yang selamat dari sebuah serangan jantung yang parah
biasanya juga mengalami komplikasi di bagian tubuh yang lain, seperti
misalnya stroke. Biasanya, orang yang selamat dari serangan jantung
yang gawat membutuhkan alat pacu jantung untuk mensupport
jantungnya agar tidak tiba-tiba berhenti.
G. Penanggulangan
Tidak ada penanggulangan yang lebih baik untuk mencegah
penyakit dan serangan jantung, di samping gaya hidup sehat (seperti
sering bangun lebih pagi tidak sering tidak terlalu larut malam, dan
23
menghindari rokok dan minuman beralkohol), pola makanan yang
sehat (memperbanyak makan makanan berserat dan bersayur, serta
tidak terlalu banyak makan makanan berlemak dan berkolesterol
tinggi), dan olah raga yang teratur dan tidak berlebihan. Namun, ada
beberapa zat yang dipercaya mampu memperkecil atau memperbesar
resiko penyakit dan serangan jantung, di antara lain:
Beberapa peneliti menyebutkan bahwa zat allicin di dalam
Bawang Putih ternyata dapat membantu menjaga kesehatan jantung.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa oleh khasiat zat allicin,
ketegangan pembuluh darah berkurang 72%. Namun beberapa peneliti
lain ada juga yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
Bawang Putih dengan kesehatan Jantung. Dalam studi yang dilakukan
pada 90 perokok berbadan gemuk, para peneliti Eropa mendapati
bahwa tambahan bubuk bawang putih selama 3 bulan tak
memperlihatkan perubahan dalam kadar kolesterol mereka atau
beberapa tanda lain resiko penyakit jantung.
Studi membuktikan bahwa mengurangi merokok tidak
mengurangi resiko penyakit Jantung. Untuk benar-benar mengurangi
resiko penyakit Jantung, seseorang harus benar-benar berhenti
merokokb.
24
Penemuan yang diterbitkan dalam Journal of the American
College of Cardiology mengungkapkan konsumsi suplemen Vitamin C
dapat mengurangi resiko penyakit jantung.
Penelitian menunjukkan, mengurangi konsumsi garam dapat
mengurangi resiko penyakit Jantung. Konsumsi garam dapat
meningkatkan tekanan darah. Pada percobaan diet rendah garam
menunjukkan resiko penyakit jantung hingga 25% dan resiko serangan
jantung hingga 20%.
H. Adapun obat-obat penyakit Jantung, yaitu :
25
26
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Jantung merupakan bagian terpenting dari tubuh.
Jantung sebagai pemompa darah.
Jantung terletak di antara dua paru di belakang sternum.
Penyakit jantung terjadi karena melemahnya oto-otot jantung dan
karena adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri, oleh
karena tidak sempurnanya pembentukan lapisan yang
memisahkan antara kedua serambi saat penderita masih di dalam
kandungan.
III.2 Saran
Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Oleh karena itu,
untuk mencegah penyakit dan serangan jantung, diperlukan gaya
hidup sehat (seperti sering bangun lebih pagi tidak sering tidak
terlalu larut malam, dan menghindari rokok dan minuman
beralkohol), pola makanan yang sehat (memperbanyak makan
makanan berserat dan bersayur, serta tidak terlalu banyak makan
makanan berlemak dan berkolesterol tinggi), dan olah raga yang
teratur dan tidak berlebihan.
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Tjay, Tan Hoan & Kirana Rahardja. 2002. “Obat-Obat Penting
Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Samping” Edisi V. Jakarta:
Elex Media Komputindo kelompok Gramedia.
2. Tjay, Tan Hoan & Kirana Rahardja. 2008. “Obat-Obat Penting
Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Samping” Edisi VI. Jakarta:
Elex Media Komputindo kelompok Gramedia.
3. Staf Pengajar Departemen Farmakologi Universitas Sriwijaya. 2009.
“Kumpulan Kuliah Farmakologi Edisi 2”. Jakarta: EGC, Penerbit
Buku Kedokteran.
4. Mutschler, Ernst. 1991. “Dinamika Obat Farmakologi dan
Toksikologi”. Buku Ajar Edisi Kelima. Bandung: Penerbit ITB.
5. Rahardja, Kirana, Drs. & Tan Hoan Tjay, Drs., 1991. “Obat-obat
Penting”, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
28
MAKALAHFARMASI RUMAH SAKIT
“ Diabetes Millitus”
OLEH :
Nama : Sri Nuryanti TaminAsriani PadrimNirmalayantiDominggus Paniel Mau
Kelompok : II (Dua)
Akademi Farmasi Kebangsaan
Makassar
2013
29
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Diabetes Melitus adalah salah satu penyakit yang berbahaya
yang kerap disebut sebagai silent killer selain penyakit jantung, Orang
lazim menyebutnya sebagai penyakit gula atau kencing manis.
Sebelum menjelaskan lebih lanjut soal penyebab dan cara perawatan
pasien diabetes melitus ada baiknya kita simak dulu definisi mengenai
diabetes melitus itu sendiri.
Diabetes mellitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah
penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi
normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif. Oleh karena itu saya ingin lebih mengetahui apa
penyakit Diabetes mellitus ini.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa defenisi penyakit Diabetes melitus ?
2. Bagaimana gejala yang dirasakan penderita penyakit ini?
3. Ada berapa jenis penyakit ini?
4. Apa penyebab timbulnya penyakit ini?
5. Konplikasi apa saja yang terjadi pada penyakit ini?
6. Bagaimana cara menanganinya?
30
I.3. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah Untuk mengetahui
Apa penyakit polyuria itu, Bagaimana gejala yang dirasakan penderita
penyakit ini, Ada berapa jenis penyakit ini, Apa penyebab timbulnya
penyakit ini, Konplikasi apa saja yang terjadi pada penyakit ini, dan
Bagaimana cara menanganinya.
I.4. Manfaat penulisan
Adapun manfaat penulisan adalah Memberikan informasi
kepada pembaca tentang Apa penyakit polyuria itu, Bagaimana gejala
yang dirasakan penderita penyakit ini, Ada berapa jenis penyakit ini,
Apa enyebab timbulnya penyakit ini, Konplikasi apa saja yang terjadi
pada penyakit ini, dan bagaimana cara menanganinya.
I.5. Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode
kepustakaan, untuk mendapatkan data-data dari sumber pustaka.
31
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein,
tembus atau pancuran air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang
juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing gula adalah
kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan
simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein.
Sebenarnya Diabetes merupakan penyakit keturunan atau
bawaan Gen. Bila orang tua kita menderita Diabetes kemungkinan
besar kita akan menderita Diabetes juga. Jadi dengan melihat garis
keturunan kita harus waspada karena tidak 100 persen muncul
penyakit itu, kemungkinan kita sebagai pembawa sifat/gen
kemungkinan yang kena anak kita dst. Gejala atau symptom Diabetes
Mellitus, atau Kencing Manis antara lain; Obesitas/Kegemukan, sering
kencing/polyuria, banyak berkeringat, berat badan menurun drastis,
selalu merasa lapar dan haus/polydipsia, lesu, dan kalau luka sulit
sembuh.
II.2 Gejala umum Diabetes Melitus
Simtoma hiperglisemia lebih lanjut menginduksi tiga gejala
klasik lainnya:
32
poliuria - sering buang air kecil
polidipsia - selalu merasa haus
polifagia - selalu merasa lapar
penurunan berat badan, seringkali hanya pada diabetes mellitus
tipe 1 dan setelah jangka panjang tanpa perawatan memadai,
dapat memicu berbagai komplikasi kronis, seperti:
Gangguan pada mata dengan potensi berakibat pada kebutaan,
Gangguan pada ginjal hingga berakibat pada gagal ginjal
Gangguan kardiovaskular, disertai lesi membran basalis yang
dapat diketahui dengan pemeriksaan menggunakan mikroskop
elektron.
Gangguan pada sistem saraf hingga disfungsi saraf autonom,
foot ulcer, amputasi, charcot joint dan disfungsi seksual,dan
gejala lain seperti dehidrasi, ketoasidosis, ketonuria dan
hiperosmolar non-ketotik yang dapat berakibat pada stupor dan
koma.
Rentan terhadap infeksi.
Kata diabetes mellitus itu sendiri mengacu pada simtoma yang
disebut glikosuria, atau kencing manis, yang terjadi jika penderita tidak
segera mendapatkan perawatan.
33
II.3 Klasifikasi Diabetes Melitus
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk
diabetes mellitus berdasarkan perawatan dan simtoma:
1. Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga
rusaknya sel beta di dalam pankreas yang disebabkan atau
menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik. Dimana Tubuh
penderita hanya sedikit menghasilkan insulin atau bahkan sama
sekali tidak menghasilkan insulin, oleh karena itu untuk bertahan
hidup penderita harus mendapat suntikan insulin setiap harinya.
Tanpa pengaturan harian, kondisi darurat dapat terjadi. Diabetes
mellitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau
defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.
34
2. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin,
seringkali disertai dengan sindrom resistansi insulin. Biasanya
terjadi di usia dewasa. Pada tipe-2 ini, pankreas tidak cukup
membuat insulin untuk menjaga level gula darah tetap normal,
seringkasili disebabkan tubuh tidak merespin dengan baik terhadap
insulin tersebut. Kebanyakan orang tidak menyadari telah
menderita dibetes tipe-2, walaupun keadaannya sudah menjadi
sangat serius. Diabetess type 2 sudah menjadi umum dialami
didunia maupun di Indonesia, dan angkanya terus bertambah
akibat gaya hidup yang tidak sehat, kegemukan dan malas
berolahraga.
35
3. Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose
tolerance, GIGT dan gestational diabetes mellitus, GDM. dan
36
menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat
menjadi:
4. Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus defisiensi
peptida-C.
5. Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresi insulin
endogenus tidak cukup untuk mencapai gejala normoglicemia, jika
tidak disertai dengan tambahan hormon dari luar tubuh.
6. Not insulin requiring diabetes.
Kelas empat pada tahap klinis serupa dengan klasifikasi IDDM
(bahasa Inggris: insulin-dependent diabetes mellitus), sedang tahap
kelima dan keenam merupakan anggota klasifikasi NIDDM (bahasa
Inggris: non insulin-dependent diabetes mellitus). IDDM dan NIDDM
merupakan klasifikasi yang tercantum pada International Nomenclature of
Diseases pada tahun 1991 dan revisi ke-10 International Classification of
Diseases pada tahun 1992.
Klasifikasi Malnutrion-related diabetes mellitus, MRDM, tidak lagi
digunakan oleh karena, walaupun malnutrisi dapat memengaruhi ekspresi
beberapa tipe diabetes, hingga saat ini belum ditemukan bukti bahwa
malnutrisi atau defisiensi protein dapat menyebabkan diabetes. Subtipe
MRDM; Protein-deficient pancreatic diabetes mellitus, PDPDM, PDPD,
PDDM, masih dianggap sebagai bentuk malnutrisi yang diinduksi oleh
diabetes mellitus dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Sedangkan
subtipe lain, Fibrocalculous pancreatic diabetes, FCPD, diklasifikasikan
37
sebagai penyakit pankreas eksokrin pada lintasan fibrocalculous
pancreatopathy yang menginduksi diabetes mellitus.
Klasifikasi Impaired Glucose Tolerance, IGT, kini didefinisikan sebagai
tahap dari cacat regulasi glukosa, sebagaimana dapat diamati pada
seluruh tipe kelainan hiperglisemis. Namun tidak lagi dianggap sebagai
diabetes.
Klasifikasi Impaired Fasting Glycaemia, IFG, diperkenalkan sebagai
simtoma rasio gula darah puasa yang lebih tinggi dari batas atas rentang
normalnya, tetapi masih di bawah rasio yang ditetapkan sebagai dasar
diagnosa diabetes.
II.4 Penyebab terjadinya Diabetes Melitus
Kemungkinan induksi diabetes tipe 2 dari berbagai macam
kelainan hormonal, seperti hormon sekresi kelenjar adrenal, hipofisis
dan tiroid merupakan studi pengamatan yang sedang laik daun saat
ini. Sebagai contoh, timbulnya IGT dan diabetes mellitus sering
disebut terkait oleh akromegali dan hiperkortisolisme atau sindrom
Cushing.
Hipersekresi hormon GH pada akromegali dan sindrom
Cushing sering berakibat pada resistansi insulin, baik pada hati dan
organ lain, dengan simtoma hiperinsulinemia dan hiperglisemia, yang
berdampak pada penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian.
GH memang memiliki peran penting dalam metabolisme
glukosa dengan menstimulasi glukogenesis dan lipolisis, dan
38
meningkatkan kadar glukosa darah dan asam lemak. Sebaliknya,
insulin-like growth factor 1 (IGF-I) meningkatkan kepekaan terhadap
insulin, terutama pada otot lurik. Walaupun demikian, pada
akromegali, peningkatan rasio IGF-I tidak dapat menurunkan
resistansi insulin, oleh karena berlebihnya GH.
Terapi dengan somatostatin dapat meredam kelebihan GH
pada sebagian banyak orang, tetapi karena juga menghambat sekresi
insulin dari pankreas, terapi ini akan memicu komplikasi pada toleransi
glukosa.
Sedangkan hipersekresi hormon kortisol pada hiperkortisolisme
yang menjadi penyebab obesitas viseral, resistansi insulin, dan
dislipidemia, mengarah pada hiperglisemia dan turunnya toleransi
glukosa, terjadinya resistansi insulin, stimulasi glukoneogenesis dan
glikogenolisis. Saat bersinergis dengan kofaktor hipertensi,
hiperkoagulasi, dapat meningkatkan risiko kardiovaskular.
Hipersekresi hormon juga terjadi pada kelenjar tiroid berupa tri-
iodotironina dengan hipertiroidisme yang menyebabkan abnormalnya
toleransi glukosa.
Pada penderita tumor neuroendokrin, terjadi perubahan
toleransi glukosa yang disebabkan oleh hiposekresi insulin, seperti
yang terjadi pada pasien bedah pankreas, feokromositoma,
glukagonoma dan somatostatinoma.
39
Hipersekresi hormon ditengarai juga menginduksi diabetes tipe
lain, yaitu tipe 1. Sinergi hormon berbentuk sitokina, interferon-gamma
dan TNF-α, dijumpai membawa sinyal apoptosis bagi sel beta, baik in
vitro maupun in vivo. Apoptosis sel beta juga terjadi akibat mekanisme
Fas-FasL dan/atau hipersekresi molekul sitotoksik, seperti granzim
dan perforin; selain hiperaktivitas sel T CD8- dan CD4-.
II.5 Komplikasi
Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular
(risiko ganda), kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis),
kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta kerusakan
saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko
amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar
gula darah buruk.
Ketoasidosis diabetikum
Pada penderita diabetes tipe I, gejalanya timbul secara tiba-tiba
dan bisa berkembang dengan cepat ke dalam suatu keadaan yang
disebut dengan ketoasidosis diabetikum. Kadar gula di dalam darah
adalah tinggi tetapi karena sebagian besar sel tidak dapat
menggunakan gula tanpa insulin, maka sel-sel ini mengambil energi
dari sumber yang lain. Sel lemak dipecah dan menghasilkan keton,
yang merupakan senyawa kimia beracun yang bisa menyebabkan
darah menjadi asam (ketoasidosis). Gejala awal dari ketoasidosis
diabetikum adalah rasa haus dan sering kencing, mual, muntah, lelah
40
dan nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernapasan menjadi
dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki
keasaman darah. Bau napas penderita tercium seperti bau aseton.
Tanpa pengobatan, ketoasidosis diabetikum bisa berkembang
menjadi koma, kadang dalam waktu hanya beberapa jam. Bahkan
setelah mulai menjalani terapi insulin, penderita diabetes tipe I bisa
mengalami ketoasidosis jika mereka melewatkan satu kali
penyuntikan insulin atau mengalami stres akibat infeksi, kecelakaan
atau penyakit yang serius. Penderita diabetes tipe II bisa tidak
menunjukkan gejala selama beberapa tahun. Jika kekurangan insulin
semakin parah, maka timbullah gejala yang berupa sering kencing
dan haus. Jarang terjadi ketoasidosis. Jika kadar gula darah sangat
tinggi (sampai lebih dari 1.000 mg/dL, biasanya terjadi akibat stres-
misalnya infeksi atau obat-obatan), maka penderita akan mengalami
dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan kebingungan mental, pusing,
kejang dan suatu keadaan yang disebut koma hiperglikemik-
hiperosmolar non-ketotik.
II.6 Cara Menangani Diabetes Melitus
Pasien yang cukup terkendali dengan pengaturan makan saja
tidak mengalami kesulitan kalau berpuasa. Pasien yang cukup
terkendali dengan obat dosis tunggal juga tidak mengalami kesulitan
untuk berpuasa. Obat diberikan pada saat berbuka puasa. Untuk yang
terkendali dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dosis tinggi, obat
41
diberikan dengan dosis sebelum berbuka lebih besar daripada dosis
sahur. Untuk yang memakai insulin, dipakai insulin jangka menengah
yang diberikan saat berbuka saja. Sedangkan pasien yang harus
menggunakan insulin (DMTI) dosis ganda, dianjurkan untuk tidak
berpuasa dalam bulan Ramadhan.
42
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Diabetes mellitus, DM (bahasa Yunani: διαβαίνειν, diabaínein,
tembus atau pancuran air) (bahasa Latin: mellitus, rasa manis) yang
juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing gula adalah
kelainan metabolis yang disebabkan oleh banyak faktor, dengan
simtoma berupa hiperglisemia kronis dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein.
Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular
(risiko ganda), kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis),
kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta kerusakan
saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko
amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar
gula darah buruk.
Pasien yang cukup terkendali dengan pengaturan makan saja
tidak mengalami kesulitan kalau berpuasa. Pasien yang cukup
terkendali dengan obat dosis tunggal juga tidak mengalami kesulitan
untuk berpuasa. Obat diberikan pada saat berbuka puasa. Untuk yang
terkendali dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dosis tinggi, obat
diberikan dengan dosis sebelum berbuka lebih besar daripada dosis
43
sahur. Untuk yang memakai insulin, dipakai insulin jangka menengah
yang diberikan saat berbuka saja. Sedangkan pasien yang harus
menggunakan insulin (DMTI) dosis ganda, dianjurkan untuk tidak
berpuasa dalam bulan Ramadhan.
III.2 Saran
Kesempurnaan hanyalah milik ALLAH SWT, Maka daripada itu
dalam penyusunan makalah ini saya menyadari banyak kekurangan
saya minta maaf dan saya membutuhkan partisipasinya dalam bentuk
kritik maupun saran.
44
DAFTAR PUSTAKA
9. Rahardja, Kirana, Drs. & Tan Hoan Tjay, Drs., 1991. “Obat-obat Penting”, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
10. http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/
11. Goodman, Gilman’s. 2006. “The Pharmacological Basis of Therapeutics - 11th Ed “. Kaball chm
12. Ganiswara, S. G., 2003, “Farmakologi dan Terapi”, Edisi IV, Universitas Indonesia Press, Jakarta
13. http://moveamura.wordpress.com/farmakologi/
14. Guyton C, Arthur. 1987. “Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit Edisi III ”. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta
15. Mycek J.Mary. 2001. “Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi II “. Wydia Medika. Jakarta
16. Ditjen Pom. 1979. “Farmakope Indonesia Edisi III”. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
45
Recommended