View
53
Download
10
Category
Preview:
Citation preview
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ingatlah ketika anda sedang makan buah apel yang segar. Andaikan kita tidak
segera menghabiskan apel yang sudah dikupas, apakah apel tetap segar seperti
semula? Perlahan-lahan pada permukaan apel yang semula putih segar tersebut akan
berubah menjadi coklat. Kejadian tersebut juga terjadi pada sayur-sayuran, seperti
kentang dan terong. Perhatikan benda benda dari besi yang ada disekitarmu. Ketika
cat yang melapisinya terkelupas, maka lama kelamaan akan berkarat dan berubah
menjadi hitam. Apa yang menyebabkan terjadinya perubahan warna pada buah, sayur
dan besi tersebut? Mengapa perubahan tersebut tidak terjadi ketika kulit belum
dikupas? Terjadinya perubahan warna tersebut menunjukkan bahwa reaksi kimia
telah terjadi. Jenis reaksi apakah yang terjadi? Suatu petunjuk penting untuk
memecahkan teka-teki tersebut adalah pengamatan bahwa perubahan warna pada
apel, kentang dan terong terjadi hanya bila kulit
dikupas dan perkaratan besi terjadi jika cat terkelupas. Perubahan warna pada buah
dan sayur serta perkaratan pada besi merupakan contoh reaksi reduksi dan oksidasi.
Reaksi oksidasi reduksi selalu terjadi secara bersamaan yang disebut dengan reaksi
redoks (Sukarmin, 2004).
Oksidasi pada bahan pangan telah mengakibatkan kerusakan mutu pada
makanan yang berupa munculnya aroma yang tidak disukai, berubahnya warna
makanan menjadi kurang menarik, rusaknya sebagian zat gizi termsuk vitamin, dan
terbentuknya senyawa-senyawa baru produk oksidasi yang mungkin membahayakan
bagi kesehatan. Kerusakan mutu makanan akibat reaksi oksidasi bisa terjadi sejak
pemanenan bahan mentah dan berlanjut ketika bahan tersebut diolah, disimpan, serta
didistribusikan untuk dijual kepada calon konsumen (Raharjo, 2004).
Kata oksidasi di kamus berarti: (1) bergabungnya suatu zat dengan oksigen,
(2) suatu proses menambah valensi negatife dari suatu elemen atau ion, (3) suatu
proses yang menyebabkan berkurangnya electron pada atom atau ion. Jadi oksidasi
berbeda dengan oksigenasi yang hanya berarti suatu proses menambahkan oksigen.
Oksigen pada bahan makanan sering dikaitkan dengan adanya oksigen di udara yang
mengenai bahan makanan. Keberadaaan oksigen dalam bahan makanan atau
terkenanya bahan makanan oleh oksigen dari udara diketahui sebagai salah satu
penyebab kerusakan mutu pada bahan makanan (Raharjo, 2004).
1.2. Tujuan
Tujuan dibentuknya makalah ini agar diketahui jenis-jenis antioksidan, fungsi
antioksidan, cara kerja antioksidan, dosis zat antioksidan yang di anjurkan pada bahan
pangan serta aplikasinya dalam dunia pangan khususnya bidang perikanan dan alasan
penggunaan zat antioksidan pada bahan pangan tersebut.
1.3. Permasalahan
Masalah yang dihadapi dalam membahas tentang zat antioksidan pada bahan
pangan adalah adakah efek bagi kesehatan manusia jika mengkonsumsi zat
antioksidan dalam jumlah sedikit dan bagaimana jika mengkonsumis secara
berlebihan.
II. ISI
2.1. Pengertian Antioksidan
Zat antioksidan adalah substansi yang dapat menetralisir atau menghancurkan
radikal bebas. Radikal bebas merupakan jenis oksigen yang memiliki tingkat reaktif
yang tinggi dan secara alami ada didalam tubuh sebagai hasil dari reaksi biokimia di
dalam tubuh. Radikal bebas juga terdapat di lingkungan sekitar kita yang berasal dari
polusi udara, asap tembakau, penguapan alkohol yang berlebihan, bahan pengawet
dan pupuk, sinar Ultra Violet, X-rays, dan ozon. Radikal bebas dapat merusak sel
tubuh apabila tubuh kekurangan zat anti oksidan atau saat tubuh kelebihan radikal
bebas. Hal ini dapat menyebabkan berkembangnya sel kanker, penyakit hati, arthritis,
katarak, dan penyakit degeneratif lainnya, bahkan juga mempercepat proses penuaan
(Tarigan, 2009).
Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir
radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan olehnya. Antioksidan
menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki
radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal
bebas yang dapat menimbulkan stress oksidatif. Stress oksidatif adalah
ketidakseimbangan antara radikal bebas (prooksidan) dan antioksidan yang dipicu
oleh dua kondisi umum yaitu kurangnya antioksidan, kelebihan produksi radikal
bebas. Beberapa bentuk antioksidan antara lain vitamin, mineral, dan fitokimia.
Vitamin C dan E sebagai antioksidan dapat menghentikan reaksi berantai radikal
bebas. Pertama vitamin E akan menangkap radikal bebas, namun vitamin E kemudian
berubah menjadi vitamin E radikal sehingga memerlukan pertolongan vitamin C.
Vitamin C bersama dengan vitamin E dapat menghambat reaksi oksidasi dengan
mengikat vitamin E radikal yang terbentuk pada proses pemutusan reaksi radikal
bebas oleh vitamin E menjadi vitamin E bebas yang berfungsi sebagai antioksidan
(Pavlovic, et al., 2005).
2.2. Jenis-Jenis Antioksidan
a. Asam askorbat
Asam askorbat adalah salah satu senyawa kimia yang disebut vitamin C,
selain asam dehidroaskorbat. Ia berbentuk bubuk kristal kuning keputihan yang larut
dalam air dan memiliki sifat-sifat antioksidan. Nama askorbat berasal dari akar kata
a- (tanpa) dan scorbutus (skurvi), penyakit yang disebabkan oleh defisiensi vitamin
C. Pada tahun 1937, hadiah Nobel dalam bidang kimia diberikan kepada Walter
Haworth atas hasil kerjanya dalam menentukan struktur kimia asam askorbat. Pada
saat penemuannya pada tahun 1920-an, ia disebut sebagai asam heksuronat oleh
beberapa peneliti.
Pada umumnya sel eukariota dengan inti sel memiliki konsentrasi asam
askorbat yang jauh lebih pekat, yang dicerap melalui transporter SVCT1 atau/dan
SVCT2, dibandingkan dengan konsentrasi pada eritrosit maupun konsentrasi di dalam
plasma darah. Misalnya pada konsentrasi plasma atau eritrosit sekitar 40–80 μM,
konsentrasi asam askorbat pada sitoplasma limfosit dapat mencapai 4 mM. Di antara
para mamalia, manusia memiliki rasio plasma asam askorbat lebih kecil dan asam
urat lebih tinggi, oleh karena mutasi genetik dengan ekspresi oksidase L-gulonolakton
dan urikase.
Asam askorbat merupakan antioksidan menakjubkan yang melindungi sel dari
stres ekstraselular, dengan peningkatan proliferasi sel endotelial, stimulasi sintesis
kolagen tipe IV, degradasi oksidasi LDL, menghambat aterosklerosis dan stres
intraselular dengan memelihara kadar α-tocopherol pada eritrosit dan neuron, dan
melindungi hepatosit dari stress oksidatif akibat paparan alkohol alil. Sifat
antioksidan tersebut berasal dari gugus hidroksil dari nomor C 2 dan 3 yang
mendonorkan ion H+ bersama-sama dengan elektronnya menuju ke berbagai senyawa
oksidan seperti radikal bebas dengan gugus oksigen atau nitrogen, peroksida dan
superoksida. Meskipun demikian, di dalam sitoplasma dengan konsentrasi senyawa
Fe yang tinggi, asam askorbat dapat bersifat pro-oksidan oleh karena reaksi redoks
Fe3+ menjadi Fe2+ yang mencetuskan senyawa superoksida dan pada akhirnya menjadi
radikal bebas dengan gugus hidroksil yang sangat reaktif. Vasodilasi/penyempitan
pembuluh darah yang umumnya disebabkan oleh turunnya sekresi NO oleh sel
endotelial juga dapat diredam asam askorbat dengan meningkatkan sekresi NO oleh
sel endotelial melalui lintasan NO sintase atau siklase guanilat, mengreduksi nitrita
menjadi NO, dan menghambat oksidasi LDL.
Asam askorbat juga memainkan peran yang sangat penting sebagai koenzim
dan pendonor elektron di dalam reaksi organik enzimatik dioksigenase seperti
hidroksilasi pada karnitina, EGF; atau mono- dan di-oksigenasi pada berbagai
neurotransmiter dan sintesis hormon peptida, noradrenalin, kolesterol dan asam
amino; demetilasi histon dan asam nukleat; dealkilasi oksidatif DNA; meningkatkan
kualitas asam suksinat, asam malat dan gliserol 3-fosfat di dalam mitokondria;
homeostasis gaya gerak proton; deglikanasi senyawa proteoglikan; menangkap ROS
berlebih hingga menurunkan stres oksidatif.
Oleh karena kapasitasnya sebagai antioksidan yang meredam spesi oksigen
reaktif yang dapat menyebabkan hipertensi, asam askorbat sering dianggap dapat
menurunkan tekanan darah tinggi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa asam
askorbat dapat menurunkan rasio plasma C-reactive protein, 8-isoprostane, dan
malondialdehyde-modified LDL, meskipun tidak selalu diiringi oleh penurunan
tekanan darah.
Asam askorbat juga digunakan sebagai terapi anti kanker pada jenis-jenis
tertentu oleh karena sifatnya yang menekan sitokina IL-18 dan enzim hialuronidase
pada degradasi asam hialuronat guna mencegah metastasis, stimulasi kolagen untuk
mengisolasi sel tumor in vivo, mencegah efek onkogenik virus dan karsinogen. Asam
askorbat diketahui bersifat toksik terhadap beberapa jenis sel kanker, namun tidak
bersifat demikian terhadap sel normal tubuh. Studi klinis menunjukkan bahwa
pemberian vitamin C dosis tinggi, baik melalui injeksi maupun asupan, dapat
meredakan simtoma patogen dan memperpanjang harapan hidup penderita kanker
stadium lanjut, seperti RCC, tumor kandung kemih, limfoma sel B Rumus kimia
C6H8O6
Gambar 1. Struktur Kimia Asam Askorbat
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki
b. Alfa-Karoten
Alfa-karoten bisa diubah menjadi vitamin A jika diperlukan oleh tubuh.
Antioksidan ini sangat kuat dan membantu melindungi mata, kulit, hati, dan paru-
paru dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Alfa-karoten antara lain
ditemukan dalam wortel dan labu. Selain itu, antioksidan ini juga bisa ditemukan
dalam bentuk suplemen. α-Karoten merupakan bentuk karoten dengan cincin β-di
satu ujung dan sebuah cincin ε-di lainnya. Ini adalah bentuk paling umum kedua
karoten pada orang dewasa Amerika Serikat dan Cina dewasa rata-rata konsentrasi
serum α-Karoten adalah 4,71 mg/dL termasuk 4,22 mg/dL pada pria dan 5,31 mg/dL
pada wanita (untuk mengkonversi ke micromoles per liter, kalikan dengan 0,01863).
Sayuran berikut kaya alpha-karoten:
Kuning-oranye sayuran: Wortel (sumber utama untuk orang dewasa
AS),kentang manis , labu , labu Musim Dingin
Gelap-sayuran hijau: Brokoli , kacang hijau , kacang polong
hijau , bayam ,lobak hijau, sawi , daun selada , alpukat
Gambar 2. Alfa-CaroteneSumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Alpha-Carotene
c. 2. Beta-karoten (Beta-carotene)
Beta-karoten merupakan salah satu antioksidan yang paling dikenal. Sama seperti
alfa-karoten, beta-karoten diubah oleh tubuh menjadi vitamin A. Beta-karoten
berfungsi menjaga sistem kekebalan tubuh tetap sehat, mencegah serangan jantung,
arteriosklerosis, dan stroke. Beta-karoten ditemukan dalam berbagai buah-buahan dan
sayuran berwarna cerah seperti aprikot, melon, wortel, buah persik, bayam, brokoli,
dan mangga. Beta-Karoten / β-Karoten merupakan senyawa organik dan
diklasifikasikan sebagai suatu terpenoid. Ini adalah pigmen merah-oranye sangat
berwarna berlimpah pada tanaman dan buah-buahan. Sebagai karoten dengan beta-
cincin di kedua ujungnya, itu adalah bentuk paling umum dari karoten. Ini adalah
prekursor (bentuk tidak aktif) vitamin A. Struktur ini disimpulkan oleh Karrer et al.
pada tahun 1930. Di alam, β-karoten adalah prekursor vitamin A melalui aksi beta-
karoten 15. β-Karoten juga merupakan substansi dalam wortel yang warna oranye
mereka. β-Karoten biosynthesized dari pirofosfat geranylgeranyl.. Karotenoid
tanaman adalah sumber makanan utama pro-vitamin A di seluruh dunia, dengan β-
karoten sebagai yang paling terkenal pro-vitamin A karotenoid. Lainnya inlcude α-β-
karoten dan cryptoxanthin. Karotenoid diserap ke dalam usus kecil oleh difusi pasif.
Satu molekul β-karoten dapat dibelah oleh enzim usus spesifik menjadi dua molekul
vitamin A. Efisiensi penyerapan diperkirakan antara 9-22%. Penyerapan dan konversi
karotenoid mungkin tergantung pada bentuk bahwa β-karoten dalam (sayuran
dimasak vs mentah, dalam suplemen), asupan lemak dan minyak pada saat yang
sama, dan tingkat saat ini vitamin A dan β- karoten.
Gambar 3. Beta-CaroteneSumber: http://www.news-medical.net/health/Beta-Carotene-What-is-Beta-Carotene-
(Indonesian).aspx d. Cryptoxanthin
Antioksidan ini juga diubah menjadi vitamin A oleh tubuh. Studi menyatakan
bahwa dibanding pria, wanita memiliki cryptoxanthin lebih tinggi dalam darah yang
melindungi dari serangan kanker serviks. Merokok akan menyebabkan penurunan
tingkat cryptoxanthin. Antioksidan ini ditemukan pada jeruk, peach, dan pepaya.
Beta-cryptoxanthin, diklasifikasikan sebagai kimia xantofil, adalah salah satu yang
paling melimpah karotenoid dalam diet Amerika Utara. Ini adalah "provitamin A"
senyawa, salah satu dari sekitar 50 karotenoid dapat dikonversi dalam tubuh menjadi
retinol, bentuk aktif vitamin A. Beta cryptoxanthin memiliki sekitar satu-setengah
dari vitamin A aktivitas beta-karoten.
Gambar 4. CryptoxanthinSumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Cryptoxanthin
e. 4. Lutein
Lutein merupakan antioksidan penting yang berguna untuk melindungi mata.
Radikal bebas adalah penyebab utama kebutaan pada orang tua dan kondisi ini bisa
diobati dengan lutein.
Sumber lutein antara lain sayuran hijau seperti bayam dan kangkung.
Gambar 5. LuteinSumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Lutein
f. Likopen (Lycopene)
Likopen tidak diubah menjadi vitamin A dan dianggap sebagai antioksidan yang lebih
kuat dari beta-karoten. Buah berwarna merah dan sayuran seperti tomat dan
semangka memiliki kandungan likopen tinggi. Orang yang lebih muda memiliki
kadar likopen lebih tinggi dalam darah mereka dibanding orang tua.
Gambar 6. Licyopen
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Lycopene
g. Zeaxathin
Antioksidan ini berfungsi melindungi mata dari radikal bebas. Zeaxathin juga
menghancurkan dan mencegah pertumbuhan berbagai sel tumor. Zeaxathin
ditemukan dalam bayam, bit hijau, daun sawi putih, dan selada air. Zeaxanthin adalah
salah satu alkohol karotenoid yang paling umum ditemukan di alam.Hal ini penting
dalam siklus xantofil . Disintesis dalam tanaman dan beberapa mikro-organisme, itu
adalah pigmen yang memberikan paprika (terbuat dari
paprika), jagung ,kunyit , wolfberries , dan tanaman lain dan mikroba karakteristik
warna mereka. Nama (diucapkan zee-uh-zan'-tipis ) berasal dari Zea mays (umum
jagung jagung kuning, di mana zeaxanthin memberikan pigmen kuning primer),
ditambah Xanthos , kata Yunani untuk "kuning" (lihat xantofil ). Xanthophylls seperti
zeaxanthin ditemukan dalam jumlah tertinggi dalam daun hijau yang paling tanaman ,
di mana mereka bertindak untuk memodulasi energi cahaya dan mungkin berfungsi
sebagai pendinginan non-fotokimia agen untuk menangani klorofil triplet (bentuk
tereksitasi klorofil), yang dioverproduksi pada tingkat cahaya yang sangat tinggi,
selama fotosintesis. Hewan berasal zeaxanthin dari pola makan nabati. Zeaxanthin
adalah salah satu dari dua utama xantofil karotenoid yang terkandung
dalam retina dari mata . Dalam pusat makula , zeaxanthin adalah komponen yang
dominan, sedangkan pada retina perifer, luteinmendominasi.
Suplemen zeaxanthin digunakan untuk mengobati gangguan yang berbeda, terutama
dengan mempengaruhi mata. Tidak ada efek samping yang dilaporkan dari
mengambil suplemen zeaxanthin. Namun, ada tingkat penurunan penyerapan ketika
diambil dengan Orlistat , minyak mineral , dan Chitosan . Sebagai aditif makanan ,
zeaxanthin adalah pewarna makanan dengan nomor E E161h. Lutein dan zeaxanthin
memiliki rumus kimia yang identik dan isomer , tetapi mereka
tidak stereoisomer . Satu-satunya perbedaan antara mereka adalah di lokasi ikatan
rangkap di salah satu cincin akhir. Perbedaan ini memberikan lutein tiga kiral pusat
sedangkan zeaxanthin memiliki dua. Karena simetri, (3R, 3'S) dan (3S,
3'R) stereoisomer dari zeaxanthin adalah identik. Oleh karena itu, zeaxanthin hanya
memiliki tiga bentuk stereoisomer. The stereoisomer (3R,'S 3) disebutmeso-
zeaxanthin . Bentuk alami utama zeaxanthin adalah (3R, 3'R)-
zeaxanthin. The makula terutama berisi (3R, 3'R) -. dan meso-zeaxanthin bentuk,
tetapi juga mengandung jumlah yang jauh lebih kecil dari ketiga (3S, 3'S) bentuk
Zeaxanthin adalah salah satu alkohol karotenoid yang paling umum ditemukan di
alam. Ini adalah pigmen yang memberikan paprika (terbuat dari
paprika), jagung , kunyit , wolfberries , dan tanaman lainnya banyak warna
karakteristik mereka. Spirulina juga merupakan sumber yang kaya dan dapat
berfungsi sebagai suplemen makanan. Zeaxanthin istirahat bawah untuk
membentukpicrocrocin dan Safranal , yang bertanggung jawab atas rasa dan aroma
kunyit. Makanan dianggap sebagai sumber yang baik dari lutein dan zeaxanthin
termasuk telur , bayam , goji berry
(wolfberries) , kale , lobak hijau , collard hijau, selada
romaine , brokoli , zucchini , buah kiwi , jagung , kebun kacang polong , Swiss
chard dan kubis Brussel .
Gambar 7. Zeaxanthin
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Zeaxanthin#cite_note-4
h. Trolox
Trolox atau Trolox-C (asam 6-hidroksi-2, 5 , 7 , 8 tetrametil kroman 2-
karboksilat) merupakan antioksidan sintetik. Trolox memiliki aktivitas antioksidan 2
sampai 4 kali lebih besar dari BHA dan BHT dalam tumbuhan dan minyak hewan.
Disamping itu trolox juga dilaporkan lebih aktif dibandingkan dengan tokoferol.
Gambar 8. Struktur Kimia TroloxSumber: Madhavi et al (1996)
2.3. Fungsi
2.4. Cara Kerja Antioksidan terhadap Pangan
Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk
kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama
kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C dikenal sebagai
antioksidan terlarut air paling dikenal, vitamin C juga secara efektif memungut
formasi ROS dan radikal bebas (Frei 1994).
Sebagai antioksidan, vitmin C bekerja sebagai donor electron, dengan cara
memindahkan satu electron ke senyawa logam Cu. Selain itu, vitamin C juga dapat
menyumbangkan electron ke dalam reaksi biokimia intraseluler dan ekstraseluler.
Vitamin C mampu menghilangkan senyawa oksigen reaktif di dalam sel netrofil,
monosit, protein lensa, dan retina. Vitamin ini juga dapat bereaksi dengan Fe-ferritin.
Diluar sel, vitamin C mampu menghilangkan senyawa oksigen reaktif, mencegah
terjadinya LDL teroksidasi, mentransfer electron ke dalam tokoferol teroksidasi dan
mengabsorpsi logam dalam saluran pencernaan (Levine, et al., 1995).
Askorbat dapat langsung menangkap radikal bebas oksigen, baik dengan atau
tanpa katalisator enzim. Secara tidak langsung, askorbat dapat meredam aktivitas
dengan cara mengubah tokoferol menjadi bentuk tereduksi. Reaksinya ternadap
senyawa oksigen reaktif lebih cepat dibandingkan dengan komponen lainnya.
Askorbat juga melindungi makromolekuk penting dari oksidatif. Reaksi terhadap
radikal hidroksil terbatas hanya melalui proses difusi
Vitamin C bekerja secara sinergis dengan vitamin E. Vitamin E yang
teroksidasi radikal bebas dapat beraksi dengan vitamin C kemidian akan berubah
menjadi tokoferol setelah mendapat ion hidrogen dari vitamin C (Belleville-
Nabeet,1996)
Sebagai zat penyapu radikal bebas, vitamin C dapat langsung bereaksi dengan
anion superoksida, radikal hidroksil, oksigen singlet dan lipid peroksida. Sebagai
reduktor asam askorbat akan mendonorkan satu elektron membentuk
semidehidroaskorbat yang tidak bersifat reaktif dan selanjutnya mengalami reaksi
disproporsionasi membentuk dehidroaskorbat yang bersifat tidak stabil.
Dehidroaskorbat akan terdegradasi membentuk asam oksalat dan asam treonat. Oleh
karena kemampuan vitamin C sebagai penghambat radikal bebas, maka peranannya
sangat penting dalam menjaga integritas membran sel (Suhartono et al. 2007).
Reaksi askorbat dengan superoksida secara fisologis mirip dengan kerja
enzim SOD sebagai berikut.
2Oˉ2 + 2H+ +Askorbat → 2H2O2 + Dehiroaskorbat
Reaksi dengan hidrogen peroksida dikatalisis oleh enzim askorbat peroksidase
(Asada, 1992)
H2O2 + 2 Askorbat → 2H20 + 2 Monodehidroaskorbat
Askorbat ditemukan dalam kloroplas, sitosol, vakuola, dan kompartemen
ekstraseluler. Kloroplas mengandung semua enzim yang berfungsi untuk
meregenerasi askorbat tereduksi dan produk-produk terioksidasi. Hidrogen peroksida
juga dihancurkan dalam kloroplas melalui reaksi redoks askorbat dan pemanfaatan
kembali glutation. Superoksida diubah menjadi hidrogen peroksida secara spontan
melalui reaksi dismutasi atau oleh enzim SOD. Hidrogen peroksida ditangkap oleh
askorbat dan enzim askorbat peroksidase (Asada, 1992). Dalam hal ini
monodehiroaskorbat memiliki 2 jalur regenerasi. Salah satunya melalui
monodehidrosiaskorbat reduktase, yang lainnya melalui dehidroaskorbat reduktase
dan glutation, sementara yang berperan sebagai donor elektron adalah NADPH. Jalur
ini juga memberikan 2 manfaat, yaitu detoksifikasi hidrogen peroksida yang didiga
berperan dalam reaksi Feton dan oksidasi NADPH.
MAKALAH FOOD ADDITIVE
ANTIOKSIDAN
Oleh kelompok 6:
Sumartini K2F 009 084
Faidha Santika 26030110110037
Andhika Prasetya 26030110120036
Marchela Dharma 26030110120050
Mega Kharisma 26030110120035
Jallu Pradana F. 26030110120051
Bagus Wahyu S. 26030110130104
Richki Ferdianto 26030110130090
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
Recommended