View
7.458
Download
76
Category
Preview:
Citation preview
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan sarana komunikasi manusia yang dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari, untuk menyampaikan ide, pikiran, pendapat dan norma-
norma yang berlaku. Tanpa bahasa manusia tidak dapat mengungkapkan apa
yang terkandung di dalam pikiran dan isi sanubari. Dengan bahasa manusia
dengan dinamis dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Bahasa
merupakan sarana untuk menuangkan pikiran yang ada pada manusia baik
berupa tulisan karya ilmiah maupun karya sastra.
Menurut DR. Henry Guntur Tarigan (1986:2) pada prinsipnya tujuan pengajaran
bahasa adalah agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak,
terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis. Salah satu Standar
Kopetensi adalah berbicara dengan Kopetendi Dasar yang diajarkan dan dikuasai
oleh siswa kelas IX (sembilan) semester 1 (satu) Sekolah Menengan Pertama
(SMP) dalam pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah :
Menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi dengan berpedoman pada
kesesuian isi puisi dan suasana/irama yang dibangun. (silabus 6.2).
1
Berdasarkan Standar Kopetensi dan Kopetensi dasar di atas diharapkan siswa
kelas IX Sekolah Menengah Pertama mampu menyanyikan puisi yang sudah
dimusikalisasi dengan berpedoman pada kesesuaian isi dan suasana atau irama
yang dipelajari. Dengan mempelajari puisi menggunakan teknik musikalisasi
diharapkan siswa dapat mencintai karya sastra khususnya karya sastra puisi. Pada
kenyataannya sekarang ini para pelajar banyak yang tidak faham dan mencintai
karya sastra puisi, dan hal yang sangat mengkhawatirkan adalah para pendidik
pun kurang memahami dan mencintai materi sastra.
Harapan dari menyanyikan puisi yang sudah dimusikaliasi adalah para pendidik
dan para siswa dapat mencintai dan dapat menciptakan karya sastra puisi. Puisi
dan lagu adalah karya sastra yang memainkan kata-kata sehingga menjadi indah
yang menimbulkan daya tarik bagi pembaca dan pendengar, puisi dan lagu hanya
dibedakan oleh nada-na atau not-not yang mengisi lagu tersebut.
Dari kenyataan yang ada dalam memahami puisi siswa mengalami kesulitan
dalam menentukan suasana puisi. Menurut Riffatterre (Pradopo, 1987:12,13)
dalam modul UT 1997: 5.3. puisi menyatakan sesuatu secara tidak langsung,
yaitu mengatakan suatu hal dengan arti yang lain.
2
Ketidaklangsungan ini disebabkan oleh tiga hal : displacing (pergantian arti),
distorting (penyimpangan arti), dan creating of meaning (penciptaan arti).
Sebagai contoh pergantian arti terwujud pada metafora dan metonomia,
penyimpangan arti terjadi pada ambiguitas, kontra diksi, dan nonsense, serta
penciptaan arti terjadi pada perorganisasian ruang teks, seperti pensejajaran
tempat (homologues), enjambemen, dan tipografi.
Dengan permainan kata yang menyimpang dari makna yang sebenarnya layaklah
kalau pembaca mengalami kesulitan ketika memepelajari puisi, sebab puisi
adalah dunia kata-kata yang karakternya berbeda dibandingkan dengan karakter
kata dalam tulisan yang lain. Padahal dalam kehidupan sehari-hari kita menuntut
nilai komunikasi yang sifatnya sangat praktis, jelas, lugas, dan langsung. Hal ini
sangat berlawanan dengan puisi yang sangat eksklusif.
Atas dasar permasalahan-permasalahan di atas, maka sangatlah dituntut seorang
guru dapat menjelaskan dan menerangkan secara rinci unsur-unsur yang
membangun sebuah puisi, dengan demikian siswa dapat menentukan suasana,
irama, sajak, intonasi, pengulangan kata, tema, urutan logis, satuan arti yang
dilambangkan, pola-pola citra, dan emosi. Setelah memahami hal-hal yang
membangun puisi siswa diharapkan dapat membuat musikaliasi puisi yang
mereka kuasai.
3
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada dalam pengajaran puisi.
Maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
Bagaimana kemampuan siswa dalam menentukan suasana puisi untuk
dimusikalisasi sesuai dengan maksud yang terkandung dalam puisi pada siswa
kelas IX Sekolah Menengah Pertama Negeri I Gedongtataan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kemampuan siswa menetukan suaana puisi untuk
dimusikalisasi Sesuai dengan maksud yang terkandung dalam puisi pada
siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri I Gedongtataan.
2. Manfaat Penelitian
a. Mengembangkan kemampuan siswa dalam menentukan suasana puisi.
b. Mengembangkan kemampuan siswa dalam menentukan jenis irama untuk
dimusikalisasi dari puisi yang dipelajari.
c. Memberikan informai bagi guru tentang bagaimana caranya menentukan
/suasana puisi untuk dapat dimusikalisasi.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Musikalisasi Puisi
Kegiatan Musikalisasi Puisi merupakan salah satu cara untuk menarik minat
para pembaca mendalami sebuah puisi dengan mengubah puisi menjadi puisi
yang bernada. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan
Musikalisasi adalah hal menjadikan sesuatu dalam bentuk musik (KBBI, 2001
: 766) menurut Mulyana (1997 : 52) mengatakan Musikalisasi Puisi adalah
mengubah puisi menjadi sebuah lagu, dengan demikian antara musik dan
puisi haruslah memiliki kesatuan dan keselarasan.
Salah satu hal yang membedakan antara musik puisi dengan musik lagu
adalah proses penciptaannya. Syair atau lirik lagu adalah proses
penciptaannya. Syair atau lirik lagu biasanya dibuat setelah lagu tercipta
atau diciptakan bersamaan dengan nada lagu. Dalam musikalisasi puisi
tidaklah demikian halnya, ini disebabkan puisi sudah tercipta dan merupakan
salah satu bentuk seni, yaitu karya sastra. Oleh sebab itu, dalam musikalisasi
puisi aransemen musik tidak boleh mengubah jiwa puisi. Puisi harus tetap
utuh. Dikutip dari Mulyana (1997 : 50).
5
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan musikalisasi puisi adalah menjadikan
sesuatu atau karya sastra dalam bentuk musik yang sesuai dengan jiwa puisi
sehingga apa yang terkandung dalam puisi tetap utuh.
2. Syarat Musikalisasi Puisi
Dalam mengubah puisi menjadi sebuah musik harus memperhatikan suasana
yang terkandung dalam puisi tersebut. Aransemen musik harus dapat
menangkap karakter puisi yang akan diubah. Aransemen harus mendukung
dan lebih menonjolkan bentuk puisi tersebut. Hal yang penting dalam
musikalisasi puisi adalah kepekaan rasa sehingga dapat menyesuaikan
karakter musik yang dipilih sebagai lirik lagunya sehingga suasana dan pesan
yang terkandung dalam puisi dapat dengan mudah disampaikan pada
pendengar. Dikutip dari Mulyana (1997 : 51).
Dalam musikalisasi sebuah puisi, tidak selamanya menggunakan alat musik
modern seperti Piano, Orgen, Gitar dan sebagainya. Bermacam-macam alat
musik tradisional dapat digunakan seperti Angklung, Gendang, Kecapi dan
lain-lain.
6
Menurut Mulyana (1997 : 52) Hal yang penting adalah bahwa alat musik
tersebut bisa mendukung dan menonjolkan karakter puisi. Kriteria yang dapat
dijadikan acuan dalam penilaian musikalisasi puisi adalah sebagai berikut :
a. Penghayatan
Untuk menghasilkan musikalisasi puisi yang baik, penghayatan puisi
sebagai unsur batin yang penting akan memunculkan interpretasi
terhadap vokal, penampilan, dan keserasian sebagai wujud
eksplorasi lahiriah yang harus dihayati adalah tema, tujuan, nada dan
rasa sebuah puisi. Semuanya merupakan kesatuan utuh sehingga
eksplorasi keseluruhannya muncul dari penghayatan.
b. Vokal
Kemampuan vokal harus seimbang antara suara (vokal) dan instrumen.
Dalam dunia musik vokal mencakup vokal manusia dan vocal instrumen.
c. Penampilan
Penampilan berupa mimik dan pantomimik dalam penampilan sehingga
tema atau maksud yang ingin disampaikan puisi tersampaikan.
d. Kesesuaian
Kesesuaian yang diharapkan adalah harmonisasi permainan bunyi, warna
bunyi, ragam musik yang disajikan selaras dengan interpretasi terhadap
penghayatan.7
3. Musikalisasi Sebagai Tehnik Pembelajaran Puisi
Musikalisasi puisi adalah tehnik pembelajaran dengan menggunakan musik.
Dalam tehnik musikalisasi puisi disajikan dalam bentuk menggabungkan puisi
dengan musik. Dengan cara ini puisi digali dan dipelajari unsur-unsur yang
terdapat didalamnya. Setelah memahami isi puisi Apresiator dapat melakukan
apresiasi lain terhadap puisi tersebut, seperti mendramatisasi puisi dan
membaca puisi secara deklamasi.
4. Pengertian Puisi
Para ahli sastra dalam tulisannya banyak mengatakan pengertian puisi sangat
sukar dirumuskan namun batasan tentang puisi itu diperlukan sepanjang
zaman. Puisi selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Menurut
Teeuw, 1980 : 12 dalam Pradopo, 2002 : Hal ini mengingat hakikatnya
sebagai karya seni yang selalu terjadi ketegangan antara konvensi dan
pembaharuan (Movasi) (dan menurut Reffatarno, 1978 : 11) dalam Pradopo,
2002 : Mengatakan puisi selalu berubah-ubah sesuai dengan evolusi selera dan
perubahan konsep estetiknya.
Menurut Slamet Mulyana (1956) dalam M. Atar Semi 1988 : 93 Puisi adalah
sintetis dari berbagai peristiwa bahasa yang telah tersaring semurni-murninya
dan berbagai proses jiwa yang mencari hakikat pengalamannya, tersusun
dengan sistem korespondensi dalam salah satu bentuk.
8
Poerwadarminta, 1997 : 706 mengatakan puisi adalah ragam sastra yang
bahasanya terkait oleh irama, matra, rima serta penyusunan lirik dan bait.
Sedangkan menurut Herman J Waluyo (1987 : 25) puisi adalah bentuk karya
sastra yang mengungkapkan perasaan dan pikiran penyair secara imajinatif
dan disusun dengan mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batin,
unsur struktur batin dalam puisi meliputi : Tema, perasaan, nada dan
amanat.
Sedangkan struktur fisik meliputi : diksi, pengimajian, kata konkrit, bahasa
figurative dan tipografi. Dan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan
bahasa puisi adalah kumpulan dari peristiwa yang dialami oleh penulis dalam
kehidupan sehari-hari yang di ungkapkan melalui bahasa tulis secara
imajinatif yang mempunyai irama, matra, rima, lirik dan bait serta struktur
fisik dan struktur batin.
5. Pengertian Membaca Puisi
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media.
Kata-kata atau bahasa tulis suatu proses yang menuntut agar kelompok kata
yang merupakan kesatuan dapat terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan
agar makna kata secara individu akan dapat diidentifikasi. Menurut Aftarudin
(1994 : 24) Baca puisi adalah perbuatan menyampaikan hasil-hasil sastra
9
(puisi) dengan bahasa lisan. Membaca puisi dan deklamasi mengacu pada
suatu pengertian seni yakni mengkomunikasikan puisi kepada pendengarnya.
Sedangkan menurut Suharyanto dalam Mulyana (1997 : 34) membatasi bahwa
hakikat puisi tidaklah berbeda dengan deklamasi yaitu menyampaikan puisi
kepada penikmatnya dengan setepatnya agar nilai puisi tersebut sesuai dengan
maksud penyairnya. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa membaca puisi adalah perbuatan menyampaikan isi puisi dengan
bahasa lisan atau juga yang sering disebut deklamasi dengan tepat agar nilai
puisi tersampaikan sesuai dengan keinginan penyair.
6. Indikator Membaca Puisi
Makna puisi dibentuk, diciptakan dan diwujudkan sebagai hasil dari
pembacaan, oleh karena itu pembaca puisi mestinya mampu menemukan
hubungan antara pengalamannya dan cipta rasa yang dibacanya (Prabst dalam
Mulyana, 1997 : 35) dalam membaca puisi dibutuhkan pelatihan-pelatihan
tertentu seperti : vokal, mimik (ekspresi wajah) dan Pantomomik (ekpresi
seluruh tubuh) Mulyana (1997 : 36) mengelompokkan empat fenomena seni
yang nampak dalam pemeranan. Pengelompokan yang dilakukan Mulyana
ternyata juga relevan dengan seni membaca puisi. Keempat kelompok tersebut
adalah sebagai berikut :
10
a. Seni Mekanis merupakan seni yang lapuk dan cenderung artifisial dalam
hal membaca puisi, misalnya membaca beranggapan bahwa kata-kata
tertentu dapat disimbolkan dengan cara tertentu pula.
b. Seni penyajian serupa dengan seni seorang dalang, pembawa puisi yang
menggunakan seni akan senantiasa meniru dalang (pelatihnya) dalam
pengucapan, sikap maupun tindakannya.
c. Seni eksploitasi dilakukan oleh pembaca yang sangat sadar akan
kelebihan dirinya, oleh karena itu dia berusaha menonjolkan
kelebihannya, meskipun tidak dituntut dalam pembacaan puisi. Hal itu
misalnya pembaca melenggok-lenggokkan tubuhnya seperti penari.
d. Seni penghayatan timbul dari diri pembaca pengalaman hidup pembaca
yang terekam dalam bawah sadar akan terseleksi sesuai dengan transaksi
yang terjadi berkat pembacaan puisi, oleh sebab itu setiap kata yang
diucapkannya sesuai penghayatannya.
Berdasarkan kutipan diatas bahwa kriteria dalam membaca puisi dapat
dilakukan dengan seni mekanis, seni penyajian, seni eksploitasi dan
penghayatan yang datang dari diri pembaca.
7. Langkah-Langkah Membaca Puisi
Menurut Aritonang yang dikutip oleh Mulyana (1997 : 38) dasar-dasar
membaca puisi itu mencakup vokal, musikal, gerak dan wawasan 11
kesusastraan. Apabila dasar-dasar itu telah dikuasai, selanjutnya akan sampai
pada proses pembaca, untuk mencapai kualitas membaca puisi secara optimal
perlu mengikuti tahap-tahap pembaca berikut :
a. Membaca dalam hati (agar puisi tersebut terapresiasi secara penuh).
b. Membaca nyaring (agar pembaca dapat mengatur daya vokal, tempo,
timbre, interpolasi, rima, irama dan diksi).
c. Membaca kritis (dengan mengoreksi pembaca sebelumnya, segi-segi apa
yang kurang dan bagaimana mengatasinya) dan,
d. Membaca puisi
Untuk sampai pada pembaca puisi yang maksimal, dapat juga mengikuti saran
Mursal Esten dalam Mulyana (1997 : 38) sebagai berikut :
a. Perhatikan judul
b. Lihatlah kata-kata yang dominan
c. Selamilah makna konotatif
d. Dalam mencari dan menemukan makna yang benar adalah makna yang
sesuai dengan struktur bahasa.
e. Tangkaplah pikiran yang ada dalam puisi dengan memparafrasekannya.
f. Jawablah apa dan siapa yang dimaksud dengan kata ganti dan siapa yang
mengucapkan kalimat dalam tanda kutip.
12
g. Temukanlah pertalian makna tiap unit puisi (kata demi kata, frase demi
frase, larik demi larik, bait demi bait).
h. Cari dan kejarlah makna yang masih tersembunyi.
i. Perhatikanlah corak sajak yang kita baca (imajis, liris, religius atau epik
dan
j. Tafsiran kita terhadap puisi mesti dapat kita kembalikan pada teks puisi
itu sendiri.
Tujuan seseorang pembaca puisi tidak berbeda dengan tujuan sastrawan
kadang salingmembutuhkan dan saling melengkapi. Seorang penyair
menyampaikan pikirannya, gejolaknya, perasaannya dan luapan emosinya
melalui bahasa tulisan. Sementara itu, seorang pembaca puisi menyampaikan
seluruh buah pikiran dan perasaan penyair tadi melalui bahasa lisan.
Keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni menyampaikan isi hati
pengarangnya. Seorang pembaca puisi yang baik sanggup menyampaikan isi
puisi dengan jelas dan utuh, ia harus mampu menciptakan kesan tertentu di
hati pendengarnya seperti kesan yang terdapat dalam puisi, oleh karena itu
menurut Makmun Saadie (2008 : 11) dalam membaca puisi harus
memperhatikan hal-hal berikut :
a. Artikulasi adalah alat ucap manusia yang menghasilkan bunyi-bunyi
vokal maupun konsonan yang harus jelas terdengar.
13
b. Intonasi adalah menyangkut persoalan tekanan dinamik yaitu keras
lembutnya suara. Tekanan tempo yaitu cepat lambatnya ucapan. Tekanan
nada yang menyangkut tinggi rendahnya suara serta modulasi yang
meliputi perubahan bunyi suara, bunyi desah, bunyi berbisik, bunyi
menggelegar karena marah, bunyi menjerit karena sakit.
c. Vokal adalah suara pembaca puisi atau deklamator harus keras agar dapat
mengatasi suara penonton atau pendengar. Memperbesar volume bukan
dengan jalan berteriak. Apabila hal itu dilakukan justru akan merusak
kemerduan suara.
d. Mimik adalah gerak wajah sedih, bahagia, semangat, dan harus diikuti
Pantomimik yaitu gerak anggota tubuh yang lain. Dalam gerakan mimik
dan pantomimik yang dimunculkan harus proposional, sesuai dengan
gagasan yang hendak dikomunikasikan.
e. Penghayatan adalah memahami isi puisi yang akan dibacakan sehingga
apa yang ingin penyair sampaikan kepada pembaca dapat tertangkap.
f. Pembinaan puncak adalah kesemua hal yang tersebut di atas apabila
sudah dikuasai maka pembacaan sebuah puisi oleh seorang pembaca puisi
akan dengan mudah dapat ditangkap oleh pendengar apa yang ingin
penyair sampaikan.
14
Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa dalam membaca puisi perlu diikuti
oleh tahapan-tahapan yang telah penulis kemukakan dengan tujuan agar setiap
proses pembacaan puisi dapat berjalan baik. Sesuai isi dan makna serta
keutuhan puisi itu sendiri sesuai apa yang disampaikan oleh penyairnya.
8. Suasana Puisi
Puisi dibangun oleh unsur intrinsik yang terdiri dari tema, perasaan, nada, dan
suasana, serta amanat. Kesemua unsur tersebut saling berkaitan satu dengan
yang lain.
a. Tema adalah pokok persoalan yang disampaikan penyair di dalam puisi.
b. Perasaan adalah perasaan penyair terhadap pokok persoalan yang
diekspresikan dalam puisi.
c. Nada adalah sikap penyair terhadap pembaca yang kadang menggurui,
menasehati, mengejek, menyindir atau sekedar bercerita.
d. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi, atau akibat
psikologis yang ditimbulkan puisi terhadap pembaca. Nada dan suasana
puisi saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana
terhadap pembaca.
e. Amanat yang hendak disampaikan penyair dalam puisi, dapat ditemukan
setelah mengetahui tema, perasaan, nada, dan suasana puisi yang kita
baca.
15
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia suasana adalah keadaan suatu atau di
lingkungan sesuatu. Dari pendapat di atas suasana adalah keadaan atau di
lingkungan sesuatu yang mempengaruhi jiwa pembaca atau seseorang setelah
membaca atau memperhatikan sesuatu.
B. Pembahasan
1. Pengumpulan Data
Dalam meneliti menentukan suasana puisi yang telah dimusikalisasi, penulis
mengambil data dari SMP Negeri 1 Gedongtataan yang terletak di Kabupaten
Pesawaran. SMP Negeri 1 Gedongtataan mempunyai 26 kelas yang terdiri
dari 9 kelas VII, 9 kelas VIII dan 8 kelas IX.
Setiap kelas terdiri dari 36 murid tiap-tiap kelas VII, 40 murid tiap-tiap kelas
VIII, dan 40 murid tiap-tiap kelas IX. Keadaan murid dan denah Lokasi SMP
Negeri 1 Gedongtataan
Tabel 1 : Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Gedongtataan
Gambar 2 : Denah Lokas SMP Negeri 1 Gedongtataan Pesawaran
16
2. Instrumen Penelitian
17
Selama ini kita hanya mengenal membaca puisi secara nyaring dan deklamasi
yang mimik, gerak dan penghayatan. Membaca puisi di depan kelas atau di
atas panggung akhir-akhir ini tidak banyak menarik minat anak didik dan
tenaga didik yang sering mengabaikan pelajaran sastra, salah satu cara
menarik minat para siswa membaca puisi adalah mengubah puisi yang
dimusikalisasi sesuai dengan suasana yang terkandung di dalamnya.
Diharapkan siswa akan tertarik membaca sebuah karya puisi dan dapat
menciptakan puisi serta bisa mengubahnya menjadi sebuah lagu yang
menarik.
Untuk mengukur kemampuan siswa dalam musikalisasi puisi berdasarkan
suasana yang terdapat dalam puisi, maka harus ditentukan kriteria-kriteria
yang harus dicapai oleh siswa.
a. Cara menilai suasana puisi
Dalam puisi terdapat unsur intrinsik yang dapat dipelajari oleh pembaca
atau siswa apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Penilaian suasana
puisi kriteria yang harus dikuasai oleh siswa adalah sebagai berikut :
1) Tema
- Tepat dan baik Nilai : 3
- Kurang tepat dan kurang baik Nilai : 2
- Tidak tepat dan tidak baik Nilai : 1
18
2) Perasaan
- Tepat dan baik Nilai : 3
- Kurang tepat dan kurang baik Nilai : 2
- Tidak tepat dan tidak baik Nilai : 1
3) Nada
- Tepat dan baik Nilai : 3
- Kurang tepat dan kurang baik Nilai : 2
- Tidak tepat dan tidak baik Nilai : 1
4) Suasana
- Tepat dan baik Nilai : 3
- Kurang tepat dan kurang baik Nilai : 2
- Tidak tepat dan tidak baik Nilai : 1
5) Amanat
- Tepat dan baik Nilai : 3
- Kurang tepat dan kurang baik Nilai : 2
- Tidak tepat dan tidak baik Nilai : 1
b. Cara menilai musikalisasi puisi
19
Untuk mengetahui hasil yang ingin dicapai dalam menentukan suasana
puisi yang dimusikalisasi siswa diperintahkan untuk membaca puisi yang
telah ditentukan judul, dan nadanya.
Dalam penilaian musikalisasi puisi kriteria yang harus dikuasai oleh
siswa adalah :
1) Penghayatan
a) Tepat dan baik Nilai : 3
b) Kurang tepat dan kurang baik Nilai : 2
c) Tidak tepat dan tidak baik Nilai : 1
2) Vokal
a) Tepat dan baik Nilai : 3
b) Kurang tepat dan kurang baik Nilai : 2
c) Tidak tepat dan tidak baik Nilai : 1
3) Penampilan
a) Tepat dan baik Nilai : 3
b) Kurang tepat dan kurang baik Nilai : 2
c) Tidak tepat dan tidak baik Nilai : 1
20
4) Kesesuaian
a) Tepat dan baik Nilai : 3
b) Kurang tepat dan kurang baik Nilai : 2
c) Tidak tepat dan tidak baik Nilai : 1
PAHLAWAN TAK DIKENAL
Karya : Toto Sudarto Bachtiar
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaringTetapi bukan tidur sayangSebuah lubang peluru bundar didadanyaSenyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datangKedua lengannya memeluk senapanDia tidak tahu untuk siapa dia datangKemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
Wajah sunyi setengah tengadahMeenangkap sepi padang senjaDunia tambah beku di tengah derap dan suara menderuDia masih sangat mudaHari itu 10 Nopember, hujan pun mulai turunOrang-orang ingin kembali memandangnyaSambil merangkai karangan bungaTetapi yang tampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaringTetapi bukan tidur sayangSebuah lubang peluru bundar didadanyaSenyum bekunya mau berkata, aku sangat muda
21
22
3. Penyajian Data
Data kemampuan menentukan suasana puisi maupun kemampuan
musikalisasi puisi diperoleh melalui tes tertulis dan peragan di depan kelas.
Kemampuan menetukan suasana puisi dilakukan dengan tes tertulis yang
berbentuk essai sebagai berikut :
Soal menanyakan suasana puisi :
a. Apakah tema dari puisi Pahlawan Tak Dikenal?
b. Perasaan apa yang ingin disampaikan penulis?
c. Apakah bentuk dari nada puisi Pahlawan Tak Dikenal?
d. Suasana apa yang terdengar dalam puisi Pahlawan Tak Dikenal?
e. Amanat apakah yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca?
Jawaban dari kelima pertanyan tersebut berdasarkan cara pandang masing-
masing siswa. Untuk mempermudah penilaian maka dibuat standar penilaian
jawaban sebagai berikut :
a. Tema puisi Pahlawan Tak Dikenal adalah Perjuangan membela Negara.
b. Perasaan yang terkandung adalah membela Negara tanpa melihat asal, suku
dan agama?
c. Nada puisi Pahlawan Tak Dikenal bercerita tentang seorang pemuda yang
gugur di medan perang.
23
d. Suasana yang dibangun dalam puisi Pahlawan Tak Dikenal adalah
semangat untuk berjuang membela Nusa dan Bangsa.
e. Amanat yang terdapat dalam puisi Pahlawan Tak Dikenal adalah dalam
membela Negara kita tidak boleh ada pamrih.
Kemampuan musikalisasi puisi dilakukan dengan tes perbuatan yaitu dengan
cara siswa menyanyikan puisi tersebut di depan kelas. Hal yang dinilai dalam
musikalisasi puisi Pahlawan Tak Dikenal adalah :
a. Penghayatan dalam menyanyikannya.
b. Vokal harus seimbang dan seirama dengan instrument.
c. Penampilan di depan atau di panggung mimik dan pantomimik harus
sesuai dengan maksud puisi.
d. Kesesuaian antara bunyi, warna bunyi dan ragam musik.
Tabel 2 : Nilai Hasil Tes Menentukan Suasana Puisi Siswa Kelas IX
No NamaKomponen
Jumlah Nilaia b c d e
1 Adi Kurniawan 1 2 2 2 2 9 60,02 Ak-rimatun Kamala 2 2 2 2 2 10 66,63 Andrea Ade Pratama 2 2 2 3 2 11 73,34 Arief Dwi Guntoro 1 2 2 2 2 9 60,05 Ayu Megarani 1 2 2 2 2 9 60,06 Ayu Pertiwi 2 2 2 3 2 11 73,37 Catur Ryan Nugraha 2 2 3 3 2 11 73,38 Desmita Amelia 1 2 2 2 2 9 60,09 Desta Bayu Sentiko 1 2 2 2 2 9 60,0
10 Diana Restiani 2 3 2 2 2 11 73,311 Dwi Agustina 2 2 2 2 3 11 73,312 Dwi Puspitasari 2 3 2 2 2 11 73,313 Echa Marista 2 3 2 2 2 11 73,314 Fitria Waluyo 2 2 2 2 2 10 66,6
24
15 Galiband Frima Sakti 1 3 2 3 2 11 73,316 Indah Carolina 2 2 2 2 3 11 73,317 Intan Yogi Mawarni 2 2 2 2 3 11 73,318 Juan Azri 2 2 2 2 2 10 66,619 M. Nurfauzi 2 2 2 2 3 11 73,320 Mey Astuti 2 2 2 2 2 10 66,6
21 Muhammad Condro Pringgodani 1 2 2 3 2 10 66,6
22 Nicko Indo Pratama 1 2 2 2 2 9 60,623 Novelia Irantika 2 2 3 3 2 12 86,624 Pristika Setianingrum 2 2 2 2 2 10 66,625 Putri Wulandari 2 3 3 2 2 12 80,026 Qoni'ah Anisati Dalilah 2 2 2 2 2 10 66,627 Rahman Darmawan 1 2 2 2 2 9 60,028 Rama Rizky 2 2 2 3 2 11 73,329 Ramdani Pamungkas 1 2 2 2 3 10 66,630 Reynaldy Erwantara 1 2 2 2 2 9 60,631 Ridho Naufal Fadhila 2 3 3 3 2 13 86,632 Rima Diyani 1 2 2 2 2 9 60,033 Riska Astuti 2 2 2 3 2 11 73,334 Sinta Dwi Purnama 2 3 2 2 2 11 73,335 Siti Januarni Bakti Utami 2 3 2 2 3 12 86,636 Sylvia Imara Nurlaela 2 2 2 3 2 11 73,337 Winda Wijayanti 2 3 2 2 2 11 73,338 Yoda Alit Prasaja 2 2 2 2 2 10 66,639 Yulia Indah Permata 2 2 2 2 2 10 66,640 Yurindhani Dwi Padlyan 2 3 2 2 2 11 73,3
Sumber : Hasil Tes Menetukan Suasana Puisi
Keterangan : a = tema
b = perasaan
c = nada
e = suasana
f = amanat
Tabel 3 : Nilai Hasil Tes Musikalisasi Puisi Siswa Kelas IX
25
No NamaKomponen
Jumlah Nilaia b c d
26
1 Adi Kurniawan 2 2 2 22 8 66,62 Ak-rimatun Kamala 1 2 2 2 7 58,33 Andrea Ade Pratama 2 2 2 2 8 66,64 Arief Dwi Guntoro 2 2 3 2 9 75,05 Ayu Megarani 2 2 2 2 8 66,66 Ayu Pertiwi 1 2 2 2 7 58,37 Catur Ryan Nugraha 2 2 3 2 9 75,08 Desmita Amelia 2 2 3 2 9 75,09 Desta Bayu Sentiko 2 2 3 2 9 75,0
10 Diana Restiani 2 2 2 2 8 66,611 Dwi Agustina 2 2 2 3 9 75,012 Dwi Puspitasari 2 2 3 2 8 66,613 Echa Marista 2 2 3 2 8 66,614 Fitria Waluyo 2 2 3 2 9 75,015 Galiband Frima Sakti 2 2 3 2 9 75,016 Indah Carolina 2 2 2 2 8 66,017 Intan Yogi Mawarni 2 2 2 2 8 66,018 Juan Azri 2 2 3 2 9 75,019 M. Nurfauzi 2 2 3 2 9 75,020 Mey Astuti 1 2 2 2 7 58,3
21 Muhammad Condro Pringgodani 2 2 3 2 9 75,0
22 Nicko Indo Pratama 2 2 2 2 8 66,023 Novelia Irantika 2 2 2 2 8 66,024 Pristika Setianingrum 2 2 3 2 9 75,025 Putri Wulandari 1 2 2 2 7 58,326 Qoni'ah Anisati Dalilah 1 2 3 2 8 66,027 Rahman Darmawan 2 2 2 2 8 66,628 Rama Rizky 1 2 2 2 7 58,329 Ramdani Pamungkas 2 2 2 2 8 66,030 Reynaldy Erwantara 2 2 3 2 9 75,031 Ridho Naufal Fadhila 2 2 3 2 9 75,032 Rima Diyani 2 2 3 2 9 75,033 Riska Astuti 2 2 3 3 10 83,334 Sinta Dwi Purnama 2 2 2 2 8 66,635 Siti Januarni Bakti Utami 2 2 3 2 9 75,036 Sylvia Imara Nurlaela 2 2 3 2 9 75,037 Winda Wijayanti 1 2 2 2 7 58,338 Yoda Alit Prasaja 1 2 2 2 7 58,339 Yulia Indah Permata 2 2 3 2 9 75,040 Yurindhani Dwi Padlyan 2 2 3 2 9 75,0
Sumber : Hasil Tes Musikalisasi Puisi
Keterangan : a = Penghayatan
27
b = vokal
c = penampilan
d = kesesuaian
Tabel 4 : Nailai Hasil Tes Suasana dan Musikalisasi Puisi Siswa Kelas IX
No NamaKomponen
Jumlah NilaiSuasana Puisi
Musikalisasi Puisi
1 Adi Kurniawan 60,0 66,6 126,6 63,32 Ak-rimatun Kamala 66,6 58,3 124,9 62,43 Andrea Ade Pratama 73,3 66,6 139,9 69,94 Arief Dwi Guntoro 60,0 75,0 135,0 67,55 Ayu Megarani 60,0 66,6 126,6 63,36 Ayu Pertiwi 73,3 58,3 131,6 65,87 Catur Ryan Nugraha 73,3 75,0 148,3 74,18 Desmita Amelia 60,0 75,0 135,0 67,59 Desta Bayu Sentiko 60,0 75,0 135,0 67,5
10 Diana Restiani 73,3 66,6 139,9 69,911 Dwi Agustina 73,3 75,0 148,3 74,112 Dwi Puspitasari 73,3 66,6 139,9 67,513 Echa Marista 73,3 66,6 139,9 67,514 Fitria Waluyo 66,6 75,0 141,6 70,815 Galiband Frima Sakti 73,3 75,0 148,3 74,116 Indah Carolina 73,3 66,0 193,3 69,617 Intan Yogi Mawarni 73,3 66,0 139,3 69,618 Juan Azri 66,6 75,0 141,6 70,819 M. Nurfauzi 73,3 75,0 148,3 74,120 Mey Astuti 66,6 58,3 124,9 62,4
21 Muhammad Condro Pringgodani 66,6 75,0 141,6 70,8
22 Nicko Indo Pratama 60,0 66,6 126,6 63,323 Novelia Irantika 86,6 66,6 153,2 76,624 Pristika Setianingrum 66,6 75,0 141,6 70,825 Putri Wulandari 80,0 58,3 138,3 69,126 Qoni'ah Anisati Dalilah 66,6 66,6 133,2 66,627 Rahman Darmawan 60,0 66,6 126,6 63,328 Rama Rizky 73,3 58,3 131,6 65,829 Ramdani Pamungkas 66,6 66,6 133,2 66,630 Reynaldy Erwantara 60,0 75,0 135,0 67,531 Ridho Naufal Fadhila 86,6 75,0 161,6 80,532 Rima Diyani 60,0 75,0 135,0 67,533 Riska Astuti 73,3 83,3 156,6 78,3
28
34 Sinta Dwi Purnama 73,3 66,6 139,9 69,9
35Siti Januarni Bakti Utami
80,0 75,0 155,0 77,5
36 Sylvia Imara Nurlaela 73,3 75,0 148,3 74,137 Winda Wijayanti 73,3 58,3 131,6 65,838 Yoda Alit Prasaja 66,6 58,3 124,9 62,439 Yulia Indah Permata 66,6 75,0 141,6 70,8
Sumber : Hasil Tes gabungan Suasan dan Musikalisasi Puisi
4. Analisis data
a. Dari hasil tes suasana puisi di depan, data sebagai berikut :
1) Nilai tertinggi10 % berjumlah 4 orang
2) Nilai sedang 67,5 % berjumlah 27 orang.
3) Nilai rendah 22,5 % berjumlah 9 orang.
b. Dari hasil tes musikalisasi puisi di depan data sebagai berikut :
1) Dari tertinggi 2,5 % berjumlah 1 orang
2) Nilai sedang 80 % berjumlah 32 orang
3) Nilai Rendah 17,5 % berjumlah 7 orang
c. Dari hasil tes suasana dan musikalisasi puisi didapat nilai gabungan
sebagai berikut :
1) Nilai tinggi 10 % berjumlah 4 orang
2) Nilai sedang 60 % berjumlah 24 orang
3) Nilai rendah 30 % berjumlah 12 orang
III. P E N U T U P
29
A. Simpulan
Dari simpulan yang dipaparkan oleh penulis dapat disimpulkan :
1. Dengan mempelajari puisi yang digubah dengan pemberian nada
disesuaikan dengan suasana yang terkandung di dalamnya dapat menarik
minat pembaca untuk mempelajari, menciptakan, dan mengubah puisi.
2. Hal yang membedakan antara musik puisi dengan musik lagu adalah proses
penciptaannya. Lirik lagu diciptakan bersamaan dengan nada lagunya,
sedangkan musikalisasi puisi, nada lagu diciptakan setelah membaca puisi
dan mengetahui tema, perasaan, nada, suasana, dan amanat di dalamnya.
3. Aransemen musik harus memperhatikan suasana yang terkandung dalam
puisi sehingga suasana dan pesan yang terkandung dalam puisi dapat dengna
mudah disampaikan pada pendengar.
4. Alat musik yang dipakai tidak terbatas pada yang moderen saja, tetapi alat
musik tradisional pun dapat digunakan yang terpenting dapat mendukung
dan menonjolkan karakter puisi.
5. Dalam menampilkan puisi yang di musikalisasi siswa harus menghayati
puisi sehingga memunculkan interpretasi terhadap vokal, penampilan, dan
keserasian sebagai wujud eksplorasi lahiriah yang harus dihayati adalah
tema, tujuan, nada, suasana, perasaan dan amanat.
B. Saran
Penulis memberikan saran kepada pendidik sebagai berikut :
30
1. Untuk memancing minat siswa mempelajari karya sastra prosa maupun karya
sastra puisi diharapkan tenaga didik memberikan kebebasan siswa dalam
menentukan karya sastra apa yang mereka baca, tanpa dibatasi dan dikekang,
ini karya sastra bermutu, dan ini karya sastra tidak bermutu.
2. Dalam mempelajari karya sastra siswa akan mengambil kesimpulan sendiri
apakah ini bermutu, atau tidak bermutu setelah mereka membacanya.
3. Sebelum menyampaikan materi sastra, seorang pendidik terlebih dahulu untuk
mempelajari materi sastra yang akan disampaikan.
4. Seorang pendidik harus menguasai materi ajar selain bahasa Indonesia, ia
harus menguasai bidang ekonomi, politik, budaya, seni dan sebagainya.
Dalam musikalisasi puisi, seorang pendidik dapat belajar dari guru kesenian
untuk mempelajari nada lagu sebuah puisi.
31
Recommended