View
281
Download
9
Category
Preview:
DESCRIPTION
peledkan
Citation preview
RANGKUMAN
BAHAN PELEDAK
Disusun oleh :
Yudha okta Prawira DBD 111
Dian Agustina dewi DBD 111
Tavia Widia Sitio DBD 111
Muhammad Syarif DBD 111
Wendra Bangsawan DBD 111
Faisal Rahman DBD 111
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERTAMBANGAN
2013
BAHAN PELEDAK
PENGERTIAN BAHAN PELEDAK
Yang dimaksud dengan bahan peledak adalah zat yang berbentuk padat,
cair, gas ataupun campurannya yang apabila terkena suatu aksi, berupa panas,
benturan, tekanan, hentakan atau gesekan akan berupa secara fisik maupun
kimiawi menjadi zat lain yang lebih stabil. Perubahan tersebut berlangsung dalam
waktu yang singkat disertai dengan tekanan yang sangat tinggi. Pada bahan
peledak industri perubahan secara kimiawi sebagian besar (hampir seluruhnya)
berbentuk gas.
1. SEJARAH BAHAN PELEDAK
Bahan peledak telah dikenal manusia sejak abad ke 13 oleh bangsa Cina
jaman dinasti Sung,terutama sebagai mesiu atau serbuk hitam, yang dikenal
dengan nama black powder. RogerBacon (1242) telah menulis formula dari
black powder. Berthold Schwarz (1300) juga menulis tentang black powder
sebagai senjata api. Tiga abad kemudian Kasper Weindl (1627), untuk
pertama kalinya black powder digunakan pada operasi penambangan di
Hungaria. Amerika ( 1675) membangun pabriknya di Massachusetts.
Selanjutnya Inggris (1689) menggunakan bahan ini untuk penambangan
timah. Begitu juga dengan Switzeland (1696) menggunakannya untuk
konstruksi jalan.Sedangkan di Amerika (1705) digunakan untuk penambangan
tembaga..Perang dunia I (1917) menghabiskan sebanyak kurang lebih 115.000
ton black powder, akhirnya pada tahun 1940 pemakaian black powder
berkurang dan banyak pabrik tutup,selanjutnya bahan ini jarang digunakan
dalam dunia pertambangan dan diganti bahan peledak lain yang lebih aman
dan ekonomis, sementara untuk keperluan militer masih dipakai sebagai mesiu
(proyektil peluru).
Bahan peledak “black powder” terindikasi oleh pihak penyidik kepolisian
sebagai bahan peledak lemah (low explosive) yang digunakan oleh pelaku
terror bom untuk mengeksekusi hotel JW. Marriott dan Ritz Carlton beberapa
waktu lalu.Apapun jenis dan bentuk bahan peledaknya yang jelas sifat utama
bahan peledak adalah tetap berbahaya bagi keselamatan orang-orang yang
berada disekitarnya dan efeknya dapat merusak dan membunuh, apabila
ditangani oleh orang-orang yang mempunyai niat untuk suatu kejahatan.
2. SIFAT UMUM BAHAN PELEDAK
a) KEKUATAN (STRENGTH)
Adalah jumlah energi yang dilepaskan saat peledakan
Cara pengukuran kekuatan :
1. Weight Strength, berdasarkan berat jenis bahan peledak
2. Volume Strength, berdasarkan volume bahan peledak
b) BERAT JENIS (DENSITY )
Adalah berat per satuan volume. Density bisa dinyatakan dalam 3 (tiga)
cara:
1. Berat per unit volume
2. Loading density (berat bahan peledak per unit panjang kolom isian, lb/ft)
3. Cartidge count, banyaknya cartridge atau batang bahan peledak dengan
ukuran 1 ¼ x 8 in dalam peti seberat 22,5 kg
c) KEPEKAAN (SENSITIVITY)
Adalah ukuran mudah atau tidaknya suatu reaksi peledakkan dari bahan
peledak akan terjadi/mulai dan relatif mudah atau tidaknya reaksi
peledakkan dirambatkan ke seluruh muatan.
Macam-macam sensitivity / kepekaan:
1. Sensitivity to shock / Kepekaan terhadap benturan
2. Sensitivity to friction / kepekaan terhadap gesekan
3. Sensitivity to heat / Kepekaan terhadap panas
4. Sensitivity to initiation / Kepekaan terhadap ledakan pendahuluan
5. Sensitivity to cap / Kepekaan terhadap gelombang ledakan lain yang
jaraknya berjauhan.
d) CEPAT RAMBAT (VELOCITY OF DETONATION )
Adalah kecepatan perambatan dari bahan peledak. Kecepatan perambatan
peledakan dapat diukur dengan mempergunakan alat “micro timer” secara
langsung dan dapat juga dengan cara tidak langsung, yaitu dengan
menggunakan sepotong sumbu ledak yang telah diketahui kecepatannya.
e) SIFAT GAS BERACUN (FUMES CHARACTERISTIC)
Adalah sifat bahan peledak yang menggambarkan banyak sedikitnya gas
beracun yang terjadi sesudah peledakan, seperti CO (Carbon Monoksida),
NOx (Nitrogen Oksida). Fumes terbentuk apabila campuran bahan peledak
tidak balance atau karena bahan peledaknya telah rusak. Fumes sangat
membahayakan untuk pekerjaan di bawah tanah (underground mining).
f) DAYA TAHAN TERHADAP AIR (WATER RESISTANCE)
Adalah kemampuan dari suatu bahan peledak untuk menahahan
perembesan air. Ketahanan air suatu bahan peledak dinyatakan dalam
jumlah jam lamanya suatu bahan peledak dicelupkan dalam air dan masih
dapat diledakkan dengan baik.
g) KEBOLEHAN (PERMISSIBILITY )
Adalah sifat bahan peledak yang menggambarkan dapat tidaknya bahan
peledak tersebut dipakai untuk peledakan dalam tambang batubara, dimana
pada umumnya banyak terdapat gas CH4 (gas methane) dan debu-debu
batubara yang mudah terbakar.
h) STABILITAS KIMIA (CHEMICAL STABILITY)
Adalah ukuran kestabilan bahan peledak dalam penyimpanan/ hadling.
Makin stabil bahan peledak berarti tidak mudah mengurai, akibatnya
makin aman. Pengukuran stabilitas kimia adalah dengan mencatat waktu
yang diperlukan sebelum suatu bahan peledak mengurai pada suhu
standard (80oC).
i) KEMASAN (PACKAGING )
Adalah pembungkusan bahan peledak (pembungkusan dodolnya, bukan
kotaknya) juga harus dianggap sebagai bagian dari bahan peledak dan
diperhitungkan dalam campuran. Jenis pembungkus ini juga
mempengaruhi terhadap gas-gas yang dihasilkan dalam peledakan.
3. KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK
a) BERDASARKAN DAYA LEDAK
High explosive adalah bahan peledak berkekuatan tinggi. High
explosive adalah peledak berbahan kimia yang memiliki laju reaksi
yang sangat tinggi serta menciptakan tekanan pembakaran yang sangat
tinggi, tidak seperti bahan peledak rendah yang memiliki tingkat reaksi
yang jauh lebih rendah. Bahan peledak tinggi lebih dikategorikan
sebagai bahan peledak primer dan sekunder tinggi. Primer tinggi bahan
peledak sangat sensitif, dapat diledakkan dengan mudah dan biasanya
digunakan hanya pada detonator listrik. Sekunder-tinggi bahan peledak
kurang sensitif, memerlukan kejutan gelombang energi tinggi untuk
mencapai ledakan.
Low explosive adalah bahan peledak berdaya ledak rendah yang
mempunyai kecepatan detonasi (velocity of detonation) antara 400-800
meter per detik. Bandingkan dengan bahan peledak high explosive
yang mempunyai kecepatan detonasi antara 1.000-8.500 meter per
detik. Bahan peledak low explosive ini sering disebut propelan
(pendorong). Sebab, jenis bahan peledak tersebut banyak digunakan
sebagai propelan peluru dan roket. Jenis bahan peledak low explosive
yang dikenal adalah black powder (gun powder) dan smokeless
powder. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, black powder tersebut
banyak digunakan sebagai pembuat petasan. Bahan peledak ini
digunakan sebagai bahan pembuatan mercon banting serta bom ikan.
Black powder adalah jenis bahan peledak tertua, yang ditemukan oleh
bangsa China pada abad ke-9, sebagai bahan pembuatan petasan dan
kembang api. Black powder saat ini banyak digunakan sebagai
propelan peluru dan roket, roket signal, petasan, sumbu ledak, dan
sumbu ledak tunggu.
b) BERDASARKAN KEGUNAAN
Klasifikasi bahan ledak berdasarkan kegunaan dibedakan menjadi
5 golongan, yaitu:
1. Bahan peledak (Blasting), yaitu bahan peledak yang digunakan
untuk pertambangan
2. Bahan peledak (Catridge), digunakan sebagai pembentuk metal
projectile yang berkemampuan tembus atau potong
3. Bahan peledak (Propellant), digunakan sebagai pembentuk gas
pendorong dalam peluru senjata atau motor roket
4. Bahan peledak (Fuse), bahan peledak yang dipergunakan sebagai
pembentuk panas, gas, warna dan sebagainya
5. Bahan peledak (Pyrotechnic), bahan peledak yang digunakan
sebagai pemula suatu rangkaian proses peledakan.
4. KEGUNAAN BAHAN PELEDAK
a) BAHAN PELEDAK UNTUK EKSPLORASI
Kegunaan bahan peledak untuk eksplorasi yakni untuk dapat
dilakukannya proses pemecahan suatu material (batuan) dengan
menggunakan bahan peledak atau operasi peledakan batuan akan
kegiatan pencarian dalam rangka penyelidikan dan penjajahan wilayah
atau daerah yang diperkirakan mengandung mineral, cadangan bahan
tambang atau berbagai hal yang menjadi target, dari mulai lapisan
tanah luar (overburden) sampai lapisan tanah dalam dan nantinya
menjadi daerah prospek atau wilayah yang memiliki cadangan yg
memungkinkan dilakukan proses ekspoitasi.
5. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN BAHAN PELEDAK
Peralatan peledakan adalah perangkat pembantu peledakan yang
nantinya dapat dipakai berulang kali dan Perlengkapan peledakan adalah
bahan–bahan yang membantu peledakan yang habis dipakai.
Pada pekerjaan tambang, tujuan penggunaan bahan peledak terutama
untuk membongkar batuan/ bahan galian dari batuan induknya. Secara
garis besar jenis bahan peledak dibedakan menjadi: Bahan peledak
mekanis, bahan peledak kimia, dan bahan peledak nuklir.
PERALATAN PELEDAKAN
Peralatan peledakan adalah perangkat pembantu peledakan yang
nantinya dapat dipakai berulang kali. Peralatan peledakan dapat
dikelompokan menjadi :
1. Peralatan yang langsung berhubungan dengan teknik peledakan
2. Peralatan pendukung peledakan
Peralatan yang berhubungan langsung dengan peledakan adalah :
a) Alat Pemicu ledak
- Pada peledakan listrik ( Blasting Machine)
- Pada peledakan nonel (shot gun / short fire)
b) Alat Bantu ledak listrik
- Blasting Ohmmeter (BOM)
- Pengukur kebocoran arus listrik
- Multimeter peledakan
- Pengukur kekuatan blasting machine
- Pelacak kilat (lightning detector)
c) Alat Bantu peledakan lain
- Kabel listrik utama (lead wire) atau sumbu nonel utama
(lead in line)
- Cramper (penjepit sambungan sumbu api dengan detonator
biasa )
- Meteran (50 ml) dan tongkat bambu ( ± 7 m)
d) Peralatan pendukung peledakan antara lain :
- Alat pendukung utama, berhubungan dengan aspek
keselamatan dan keamanan kerja, serta lingkungan, misalnya
alat mengangkut dan alat pengaman
- Alat pendukung tambahan terfokus pada penelitian
peledakan yang tidak selalu dipakai pada peledakan rutin,
misalnya alat pengukur kecepatan detonasi, pengukur
getaran dan pengukur kebisingan
PERLENGKAPAN PELEDAKAN
Perlengkapan peledakan adalah bahan–bahan yang membantu
peledakan yang habis dipakai yaitu :
a) Detonator
Detonator adalah alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi
dalam bentuk letupan (ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang
memberikan efek kejut terhadap bahan peledak peka detonator atau
primer.
Terdapat dua jenis muatan bahan peledak dalam detonator yang
masing-masing fungsinya berbeda, yaitu:
1. Isian utama (primary charge) berupa bahan peledak kuat yang
peka (sensitive), fungsinya untuk menerima efek panas dengan
sangat cepat dan meledak sehingga menimbulkan gelombang
kejut.
2. Isian dasar (base charge) disebut juga isian sekunder adalah
bahan peledak kuat dengan VoD tinggi, fungsinya adalah
menerima gelombang kejut dan meledak dengan kekuatan
besarnya tergantung pada berat isian dasar tersebut.
Kekuatan ledak (strength) detonator ditentukan oleh jumlah
isian dasarnya. Jenis-jenis detonator :
- Detonator biasa (plain detonator)
- Detonator listrik (electric detonator)
- Detonator nonel (nonel detonator)
- Detonator elektronik (electronic detonator)
b) Sumbu Peledakan
Sumbu Peledakan yang dimaksud disini adalah sumbu api dan
sumbu ledak. Sumbu api adalah sumbu yang disambung ke
detonator biasa pada peledakan dengan menggunakan detonator
biasa. Dapat dikatakan bahwa sumbu api merupakan pasangan
detonator biasa, karena detonator biasa tidak dapat digunakan tanpa
sumbu.
Fungsi sumbu api adalah untuk merambatkan api dengan
kecepatan tetap pada detonator biasa. Sedangkan sumbu ledak
adalah sumbu yng pada bagian intinya terdapat bahan peledak
PETN. Fungsi sumbu ledak adalah untuk merangkai suatu sistem
peledakan tanpa menggunakan detonator didalam lubang ledak.
Sumbu ledak mempunyai sifat tidak sensitive terhadap gesekan,
benturan, arus liar, dan listrik statis.
6. CARA MELAKUKAN PELEDAKAN
Ada beberapa cara melakukan peledakan, yaitu :
1. Peledakan bias (refraction shooting)
2. merupakan Peledakan di dalam lubang atau sumur dangkal untuk
menimbulkan getaran guna penyelidikan geofisika cara seismik bias.
3. Peledakan bongkah (block holing) merupakan Peledakan sekunder
untuk pengecilan ukuran bongkah batuan dengan cara membuat lobang
tembak berdiameter kecil dan diisi sedikit bahan peledak
4. Peledakan di udara (air shooting) merupakan cara menimbulkan energi
seismik di permukaan bumi dengan meledakkan bahan peledak di
udara
5. Peledakan lepas gilir (off-shift blasting) merupakan Peledakan yang
dilakukan di luar jam gilir kerja.
6. Peledakan lubang dalam (deep hole blasting) merupakan Cara
peledakan jenjang kuari atau tambang terbuka dengan menggunakan
lubang tembak yang dalam disesuaikan dengan tinggi jenjang .
7. Peledakan parit (ditch blasting) merupakan Proses peledakan dalam
pembuatan parit.
8. Peledakan teredam (cushion blasting) merupakan Cara peledakan
dengan membuat rongga udara antara bahan peledak dan sumbat ledak
atau membuat lubang tembak yang lebih besar dari diameter dodol
sehingga menghasilkan getaran yang relatif lembut.
7. TAHAPAN PELEDAKAN
TAHAP PERSIAPAN
Dalam pekerjaan peledakan perlu diperhatikan faktor – faktor
efisiensi hasil produksi,keselamatan kerja dan lingkungan sekitar
areal peledakan.untuk itu tahapan dalam persiapan peledakan
merupakan aspek penting yang perlu dipahami dan dipatuhi, yaitu :
1. Pengamanan lapangan/areal kerja dan sekitarnya selama persiapan
dan peledakannya.
2. Persiapan peralatan peledakan, antara lain Blasting Mechine,
Blasting Ohmmeter, Shotgun, Crimper, Tongkat Pendek/Panjang,
lead wire, ANFO loader, Lighter.
3. Persiapan perlengkapan peledakan, antara lain sumbu api/sumbu
ledak, detonator biasa/listrik dan NONEL
4. Mempersiapkan Primer ( priming )
5. Pengisian lubang ledak ( Loading )
6. Penyambungan rangkaian ( circuit )
7. Pemilihan dan penyiapan tempat/posisi pemegang blasting
mechine.
8. Pemeriksaan pasca peledakan dan pengamanan lokasi peledakan.
TAHAP PELAKSANAAN
Setelah semua persiapan peledakan dikerjakan, mulai dari
pembuatan primer, pengisian bahan peledak, sampai penutupan kolom
isian bahan peledak dan penyambungan rangkaian maka peledakan
dapat dilakukan.
- Pemeriksaan Setelah Peledakan
Pemeriksaan setelah peledakan dilakukan setelah 15 menit atau
setelah asap dari hasil peledakan hilang. Pemeriksaan ini biasanya
dilakukan oleh juru ledak dengan tujuan untuk mengetahui apakah
dijumpai peledakan yang gagal (misfire), jika semua telah meledak
dengan baik dan kawasan peledakan aman dari runtuhan batuan,
maka akan diberi aba-aba lagi bahwa peledakan telah berakhir dan
operasi penambangan dapat dilanjutkan kembali.
- Volume Peledakan
Volume peledakan batu andesit keseluruhan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
B1 x S x n x H x Sin α
Dimana :
V = Volume batuan yang diledakkan, (m3)
B1 = Burden semu (m)
S = Spacing (m)
L = Tinggi Jenjang (m) atau (H-J) x Sin α
N = Jumlah Lubang Ledak
α = Kemiringan Lubang Ledak.
- Letak Primer
Primer adalah suatu bahan peledak yang menerima penyalaan dari
detonator atau sumbu ledak. Hasil peledakan ini selanjutnya
disalurkan kebahan peledak. Dalam peledakan yang diterapkan di
lapangan, primer ditempatkan pada bagian bawah ( bottom
primming).
Primer harus ditempatkan pada titik yang paling terkurung dan
ditempatkan pada lapisan batuad yang lebih keras. Letak primer ini
akan menentukan bagian jenjang yang akan ditekan dan
dipindahkan. Dimana primer ini berfungsi untuk menerima
penggalak dari detonator.
- Pembongkaran dan Pemuatan Hasil Peledakan
Hasil dari peledakan berupa bongkahan-bongkahan yang masih
bertumpuk di tempat atau lokasi peledakan akan dibongkar/gali
oleh Backhoe dan selanjutnya akan di muatkan ke alat angkut.
Untuk memenuhi target produksi, pekerjaan pemuatan batu andesit
di lokasi penambangan untuk di angkut ketempat penyimpanan
sementara (Stock Yard) digunakan Hydrolic Excavator atau
(Backhoe) CAT 322.
- Pengangkutan Material Hasil Peledakan
Pada proses pengangkutan hasil peledakan dari lokasi
penambangan sampai ke Crushing Plant digunakan alat angkut
berupa ”Dump Truck” dengan kapasitas 18.000 Kg/unit (10,7 M3).
Sistem pengangkutan akan menggunakan sistem pulang pergi
melalui satu jalan, setelah penumpahan muatan ditempat
pengolahan alat angkut akan kembali pada jalan yang sama.
8. KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN LINGKUNGAN
HIDUP (K3LH) DALAM PELEDAKAN
- Keselamatan Kerja
Suatu usaha untuk mengurangi dan menghindari kecelakaan kerja atau
cara untuk melaksanakan pekerjaan yang terhindar dari kecelakaan.
Memberikan suasana kerja atau lingkungan yang aman sehingga dicapai
hasil kerja yang menguntungkan dan bebas dari segala bahaya, baik
terhadap manusia, mesin alat, material ataupun metode kerja pada saat
dilakukannya operasi penambangan.
Tujuan dari keselamatan kerja adalah untuk mengadakan pencegahan
agarkaryawan dalam melaksanakan pekerjaan tidak mendapat
kecelakaan dan juga tidak terjadi kerusakan alat-alat yang digunakan.
Bahan peledak adalah campuran senyawa kimia yang dapat bereaksi
dengan kecepatan tinggi. Gas dan panas yang dihasilkan dari reaksi ini
dapat menyebabkan tekanan yang sangat tinggi pula.Bahan peledak
merupakan suatu sarana yang efektif sebagai alat penghancur
bongkahan batuanpada industri penambangan.
Adapun bahan peledak yang umum digunakan pada penghancuran
batuankeras yaitu ANFO “Ammonium Nitrate-Fuel Oil” Bahan peledak
ANFO “Ammonium Nitrate-Fuel Oil” merupakan bahan peledak yang
tergolongmemiliki kecepatan perambatan yang reaksinya sangat tinggi
“High Explosive”. Sehingga dalamoperasi peledakan batuan yang keras
diperlukan penanganan yang khusus mengenai bahan peledak tersebut,
diantaranya hal yang perlu diperhatikan yaitu penyimpanan bahan
peledak, pengangkutanbahan peledak, dan operasi peledakan.Kata
Kunci : Bahan Peledak, Detonator
- Kecelakaan Kerja
Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan tidak
diharapkan karena mengakbatkan kerugian, baik material maupun
penderitaan bagi yang mengalaminya . Sabotase atau kriminal
merupakan tindaka diluar lingkup kecelakaan yang sebenarnya.
Recommended