View
516
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 1/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini, Bahan pewarna memang sudah tidak bisa dipisahkan dari makanan
dan minuman olahan. Berbagai makanan yang dijual di toko, warung dan para
pedagang keliling hampir selalu menggunakan bahan pewarna. Warna ini
biasanya menyesuaikan dengan rasa yang ingin ditampilkan pada produk tersebut.
Misalnya untuk rasa jeruk diberi warna oranye, rasa stroberi dengan warna merah,
rasa nanas dengan warna kuning, rasa leci dengan warna putih, rasa anggur
dengan warna ungu, rasa pandan dengan warna hijau, dan seterusnya. Penggunaan
pewarna sintetis yang tidak proporsional bisa mengganggu kesehatan. Pewarna
alami lebih aman asal bahan pendukungnya adalah bahan halal.
Ketika memilih makanan dan minuman, semua orang tidak mungkin dapat
langsung menentukan pilihan berdasarkan rasanya. Terkecuali mereka yang
memang sudah terbiasa mengkonsumsi dan mengetahui betul rasa makanan
tersebut. Umumnya yang pertama kali diperhatikan saat memilih makanan atau
minuman adalah kenampakan visualnya, terutama warna. Tidak sedikit orang
yang membeli suatu jenis makanan hanya karena melihat warnanya yang menarik.
Rasa memang penting untuk menarik daya terima konsumen, tetapi
seringkali ditempatkan sebagai prioritas kedua, terlebih untuk produk-produk
makanan dan minuman yang tergolong baru memasuki pasaran.
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 2/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
2
Di kalangan anak-anak, warna jelas menjadi daya tarik paling utama di
samping bentuk dan kemasan. Mereka bahkan terkadang tidak mempedulikan
bagaimana rasa makanan atau minuman yang ingin mereka beli. Selama warna,
bentuk, dan kemasannya menarik.
Karena undang-undang penggunaan zat pewarna di Indonesia belum
diterapkan secara tegas, maka terdapat kecenderungan terjadinya penyalahgunaan
pemakaian zat pewarna untuk produk makanan dan minuman. Misalnya zat
pewarna untuk tekstil dan kulit atau bahan pencelup dipakai untuk mewarnai
makanan atau minuman.
Bahan pencelup digunakan untuk pemberian warna secara merata pada
bahan tekstil baik berupa serat, benang maupun kain. Pemberian warna tersebut
dilakukan zat warna tekstil masing – masing mempunyai sifat – sifat tertentu, baik
sifat tahan luntur maupun dalam cara pemakaiannya.
Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam
berat pada zat pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan ini sebagian besar
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk
bahan makanan atau minuman, atau tidak adanya penjelasan rinci dalam label
yang melarang penggunaan zat pewarna atau bahan pencelup tertentu untuk bahan
pangan. Faktor lain zat warna tekstil digunakan pada makanan dan minuman
adalah harga karena zat pewarna untuk tekstil (bahan pencelup) yang jauh lebih
murah dibanding harga zat pewarna makanan.
Hal ini menjadi latar belakang penulis membuat makalah yang berjudul
“Industri Pembuatan Bahan Pewarna dan Pencelup”, agar mengetahui bahan
pewarna dan bahan pencelup yang layak dan tepat penggunaannya.
1.2. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan bahan pewarna dan pencelup?
Bagaimana klasifikasi dari bahan pewarna dan pencelup?
Apa bahan baku dari bahan pewarna dan pencelup?
Bagaimana pembuatan bahan pewarna dan pencelup?
Bagaimana dampak penggunaan bahan pewarna dan pencelup?
Apa Perbedaan antara Pewarna Alami dan Pewarna Buatan?
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 3/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
3
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui:
Pengenalan bahan pewarna dan pencelup
Klasifikasi dari bahan pewarna dan pencelup
Bahan baku dari bahan pewarna dan pencelup
Pembuatan bahan pewarna alami dan buatan
Dampak penggunaan bahan pewarna alami dan buatan
Perbedaan antara Pewarna Alami dan Pewarna Buatan
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 4/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengenalan bahan pewarna dan pencelup
Bahan pewarna
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988
tentang bahan tambahan makanan, bahan pewarna adalah bahan tambahan
makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan.
Atau dengan kata lain, Secara teknis, bahan pewarna adalah zat pewarna,
pigmen atau senyawa yang dapat menampilkan warna tertentu jika ditambahkan
atau digunakan dalam makanan, obat, kosmetik atau tubuh manusia
Umumnya makanan atau minuman dapat memiliki warna karena lima hal,
yaitu:
a. Pigmen yang secara alami terdapat pada tanaman dan hewan, sebagai
contoh klorofil yang memberi warna hijau, karoten yang memberi warna
jingga sampai merah, dan mioglobin yang memberi warna merah padadaging.
b. Reaksi karamelisasi yang timbul bila gula dipanaskan. Reaksi ini akan
memberikan warna cokelat sampai kehitaman, contohnya pada kembang
gula karamel, atau pada roti bakar.
c. Reaksi Maillard, yaitu reaksi antara gugus amino protein dengan gugus
karbonil gula pereduksi, reaksi ini memberikan warna gelap misalnya pada
susu bubuk yang disimpan lama.
d. Reaksi senyawa organik dengan udara (oksidasi) yang menghasilkan warna
hitam, misalnya warna gelap atau hitam pada permukaan buah-buahan yang
telah dipotong dan dibiarkan di udara terbuka beberapa waktu. Reaksi ini
dipercepat oleh adanya kontak dengan oksigen.
e. Penambahan zat warna, baik alami maupun sintetik. Zat warna sintetik
termasuk ke dalam zat adiktif atau bahan tambahan makanan (BTM) yang
penggunaannya tidak bisa sembarangan.
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 5/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
5
Bahan pencelup
Bahan pencelup ialah semua zat berwarna yang mempunyai kemampuan
untuk dicelupkan pada serat tekstil dan memiliki sifat ketahanan luntur warna
(permanent). Jadi sesuatu zat dapat berlaku sebagai zat warna atau bahan
pencelup, apabila :
Zat warna tersebut mempunyai gugus yang dapat menimbulkan warna
(chromofor), misalnya : nitro, nitroso, dan sebagainya.
Zat warna tersebut mempunyai gugus yang dapat mempunyai afinitas
terhadap serat tekstil auxsochrom misalnya amino, hidroksil dan
sebagainya.
Pencelupan pada umumnya terdiri dari melarutkan atau mendispersikan zat
warna dalam air atau medium lain, kemudian memasukkan bahan tekstil ke dalam
larutan tersebut sehingga terjadi penyerapan zat warna ke dalam serat. Penyerapan
zat warna ke dalam serat merupakan suatu reaksi eksotermik dan reaksi
keseimbangan. Beberapa zat pembantu misalnya garam, asam, alkali atau lainnya
ditambahkan ke dalam larutan celup dan kemudian pencelupan diteruskan hingga
diperoleh warna yang dikehendaki.
Vickerstaf menyimpulkan bahwa dalam pencelupan terjadi tiga tahap :
Tahap pertama merupakan molekul zat warna dalam larutan yang selalu
bergerak, pada suhu tinggi gerakan molekul lebih cepat kemudian bahan
tekstil dimasukkan ke dalam larutan celup. Serat tekstil dalam larutan
bersifat negatif pada permukaannya sehingga dalam tahap ini terdapat dua
kemungkinan yakni molekul zat warna akan tertarik oleh serat atau tertolak
menjauhi serat. Oleh karena itu perlu penambahan zat-zat pembantu untuk
mendorong zat warna lebih mudah mendekati permukaan serat. Peristiwa
tahap pertama tersebut sering disebut zat warna dalam larutan.
Dalam tahap kedua molekul zat warna yang mempunyai tenaga yang cukup
besar dapat mengatasi gaya-gaya tolak dari permukaan serat, sehingga
molekul zat warna tersebut dapat terserap menempel pada permukaan serat.
Peristiwa ini disebut adsorpsi.
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 6/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
6
Tahap ketiga yang merupakan bagian yang terpenting dalam pencelupan
adalah penetrasi atau difusi zat warna dari permukaan serat ke pusat. Tahap
ketiga merupakan proses yang paling lambat sehingga dipergunakan sebagai
ukuran untuk menentukan kecepatan celup.
Gaya-gaya Ikat pada Pencelupan
Agar pencelupan dan hasil celupan baik dan tahan cuci maka gaya-gaya ikat
antara zat warna dan serat harus lebih besar dari pada gaya-gaya yang bekerja
antara zat warna dan air. Hal tersebut dapat tercapai apabila molekul zat warna
mempunyai susunan atom-atom yang tertentu, sehingga akan memberikan dayatembus yang baik terhadap serat dan pula memberi ikatan yang kuat. Pada
dasarnya dalam pencelupan terdapat empat jenis gaya ikat yang menyebabkan
adanya daya tembus atau tahan cuci suatu zat warna pada serat, yaitu :
Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan ikatan sekunder yang terbentuk karena atom
hidrogen pada gugusan hidroksi atau amina mengadakan ikatan yang lemah
dengan atom lainnya, misalnya molekul-molekul air yang mendidih pada suhu
yang jauh lebih tinggi daripada molekul-molekul senyawa alkana dengan berat
yang sama. Pada umumnya molekul – molekul zat warna dan serat mengandung
gugusan-gugusan yang memungkinkan terbentuknya ikatan hidrogen.
Ikatan elektrovalen
Ikatan antara zat warna dan serat yang kedua merupakan ikatan yang timbul
karena gaya tarik-menarik antara muatan yang berlawanan. Dalam air serat-serat
bermuatan negatif sedangkan pada umumnya zat warna yang larut merupakan
suatu anion sehingga penetrasi akan terhalang. Oleh karena itu perlu penambahan
zat-zat yang berfungsi menghilangkan atau mengurangi sifat negatif dari serat
atau zat warna, sehingga zat warna dan serat dapat lebih saling mendekat dan
gaya-gaya non polar dapat bekerja lebih baik. Maka
pada pencelupan serat-serat selulosa perlu penambahan
elektrolit, misalnya garam dapur atau garam glauber
dan pada pencelupan serat wol atau poliamida perlu
penambahan asam. Gugusan amina dan karboksil pada serat wol di dalam larutan
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 7/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
7
akan terionisasi. Bila ke dalamnya ditambahkan suatu asam maka ion hidrogen
langsung diserap oleh wol dan menetralkan ion karboksilat sehingga serat wol
akan bermuatan positif yang kemudian langsung menyerap anion asam. Pada
tahap selanjutnya anion zat warna yang berkerak lebih lambat karena molekul
lebih besar akan masuk ke dalam serat dan mengganti kedudukan anion asam. Hal
tersebut mungkin sekali terjadi karena selain penarikan oleh muatan yang
berlawanan juga terjadi gaya-gaya non-polar.
Gaya-gaya non polar
Pada umumnya terdapat kecenderungan bahwa atom-atom atau molekul-
molekul satu dan lainnya saling tarik menarik. Pada proses pencelupan daya tarik
antara zat warna dan serat akan bekerja lebih sempurna bila molekul-molekul zat
warna tersebut berbentuk memanjang dan datar, atau antara molekul zat warna
dan serat mempunyai gugusan hidrokarbon yang sesuai sehingga waktu
pencelupan zat warna ingin lepas dari air dan bergabung dengan serat. Gaya-gaya
tersebut sering disebut gaya-gaya Van der Waals yang mungkin merupakan gaya-
gaya dispersi, London ataupun ikatan hidrofob.
Ikatan kovalen
Zat warna reaktif terikat pada serat dengan ikatan kovalen yang sifatnya
lebih kuat dari pada ikatan-ikatan lainnya sehingga sukar dilunturkan. Meskipun
demikian dengan pengerjaan larutan asam atau alkali yang kuat beberapa celupan
zat warna reaktif akan meluntur.
Kecepatan Celup
Perjalanan zat warna melalui pori-pori di dalam serat yang sempit dan
demikian pula struktur benang atau kain yang mampat akan menahan kecepatan
celup. Kecepatan celup seringkali dinyatakan dengan waktu setengah celup yakni
waktu yang dibutuhkan untuk mencelup bahan tekstil dengan jumlah zat warna
yang terserap setengah dari zat warna yang terserap pada keadaan setimbang.
Kelanjutan perembesan zat warna masuk ke dalam serat ditentukan oleh koefisien
difusinya yang dapat didefinisikan sebagai bilangan yang menunjukkan jumlah zat
warna yang melalui sesuatu luas dan waktu yang tertentu pada gradien konsentrasi
yang telah dipastikan. Dalam praktek sifat-sifat zat warna yang memberikan
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 8/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
8
pencelupan yang sangat cepat ataupun sangat lambat tidak dikehendaki.
Pencelupan yang sangat cepat mempunyai kecenderungan sukar rata, sedangkan
pencelupan yang sangat lambat akan menambah biaya-biaya pengerjaan dan
sering mudah merusak serat yang dicelup. Oleh karena itu ahli celup harus mampu
menggunakan beberapa sarana untuk mengatur agar supaya kecepatan celup
dalam sesuatu proses pencelupan menjadi optimum. Sarana tersebut mungkin
merupakan pengaturan suhu celup atau penambahan zat-zat kimia yang membantu
agar diperoleh hasil celupan yang baik.
Pengaruh Perubahan SuhuSuhu dalam pencelupan memberikan pengaruh-pengaruh sebagai berikut :
Mempercepat pencelupan
Menurunkan jumlah zat warna yang terserap
Mempercepat migrasi yakni perataan zat warna dari bagian-bagian yang
tercelup tua ke bagian-bagian yang tercelup lebih muda hingga terjadi
kesetimbangan
Mendorong terjadinya reaksi antara serat dan zat warna pada pencelupan zat
warna reaktif.
Pengaruh Bentuk dan Ukuran Molekul Zat Warna
Bentuk dan ukuran sesuatu molekul zat warna mempunyai pengaruh yang
penting terhadap sifat-sifat dalam pencelupan, misalnya :
Daya tembus
Molekul-molekul zat warna yang datar memberikan daya tembus pada serat,
tetapi setiap penambahan gugusan kimia yang merusak sifat datar molekultersebut akan mengakibatkan daya tembus zat warna berkurang.
Kecepatan celup
Besar serta kelangsingan atau penambahan sesuatu zat warna akan
mempengaruhi kecepatan celupnya. Molekul zat warna yang memanjang
mempunyai daya untuk melewati pori-pori dalam serat lebih baik dari pada
molekul-molekul yang melebar.
Ketahanan
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 9/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
9
Pada sederetan zat warna asam yang mempunyai gugusan pelarut yang sama
jumlahnya, ketahanan cucinya sebagian besar ditentukan oleh berat molekul
atau ukuran besar molekulnya. Molekul yang besar akan mempunyai
ketahanan cuci yang lebih baik.
2.2. Klasifikasi Bahan Pewarna dan Pencelup
Zat warna atau pewarna makanan secara umum
dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: zat warna
alami, zat warna yang identik dengan zat warna alami,
dan zat warna sintetis.a. Bahan pewarna alami
Zat warna alami adalah zat warna (pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan,
hewan atau dari sumber-sumber mineral. Zat warna ini telah sejak dahulu
digunakan untuk pewarna makanan dan sampai sekarang umumnya
penggunaannya dianggap lebih aman daripada zat warna sintetis. Selain itu
penelitian toksikologi zat warna alami masih agak sulit karena zat warna ini
umumnya terdiri dari campuran dengan senyawa-senyawa alami lainnya.
Misalnya, untuk zat warna alami asal tumbuhan, bentuk dan kadarnya berbeda-
beda dipengaruhi faktor jenis tumbuhan, iklim, tanah, umur dan faktor-faktor
lainnya.
Bila dibandingkan dengan pewarna-pewarna sintetis, penggunaan pewarna
alami mempunyai keterbatasan-keterbatasan, antara lain:
Seringkali memberikan rasa dan flavor khas yang tidak diinginkan
Konsentrasi pigmen rendah
Stabilitas pigmen rendah
Keseragaman warna kurang baik
Spektrum warna tidak seluas seperti pada pewarna sintetis
Jenis zat warna alami yang sering digunakan
untuk pewarna makanan antara lain Karotenoid,
Antosianin Kurkum, Biksin, Karamel, Titanium oksida,
Cochineal, karmin dan asam karminat.
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 10/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
10
b. Zat warna yang identik dengan zat warna alami
Zat warna ini masih satu golongan dengan kelompok zat warna alami, hanya
zat warna ini dihasilkan dengan cara sintesis kimia, bukan dengan cara ekstraksi
atau isolasi. Jadi pewarna identik alami adalah pigmen-pigmen yang dibuat secara
sintetis yang struktur kimianya identik dengan pewarna-pewarna alami.
Yang termasuk golongan ini adalah karotenoid
murni antara lain xanthaxanthine (merah), bahan
pewarna yang memberikan warna merah ini diekstrak
dari sejenis tanaman. Untuk membuat pewarna
tersebut stabil maka digunakan gelatin sebagai bahan
pelapis (coating) melalui sistem mikroenkapsulasi. Pewarna ini sering digunakan
pada industri daging dan ikan kaleng (ikan sardin). , apo-karoten (merah-oranye),
beta-karoten (oranye-kuning). Semua pewarna-pewarna ini memiliki batas-batas
konsentrasi maksimum penggunaan, terkecuali beta-karoten yang boleh
digunakan dalam jumlah tidak terbatas.
c. Bahan pewarna sintetis
Pewarna sintetis pada umumnya terbuat dari
bahan-bahan kimia. Misalnya tartrazin untuk warna
kuning, allura red untuk warna merah dsb. Kadang-
kadang pengusaha yang nakal juga menggunakan
pewarna bukan makanan (non food grade) untuk
memberikan warna pada makanan.
Misalnya saja penggunaan rhodamin B yang sering digunakan untuk
mewarnai terasi, kerupuk dan minuman sirup. Penggunaan pewarna jenis ini tentu
saja dilarang keras, karena bisa menimbulkan kanker dan penyakit-penyakit
lainnya.
Mengapa pewarna sintetis masih sangat diminati. Pertama, adalah masalah
harga. Pewarna kimia tersebut dijual dengan harga yang jauh lebih murah
dibandingkan dengan pewarna alami. Masalah ini tentu saja sangat diperhatikan
oleh produsen, mengingat daya beli masyarakat Indonesia yang masih cukup
rendah. Faktor kedua, adalah stabilitas pewarna sintetis memiliki tingkat stabilitas
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 11/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
11
yang lebih baik, sehingga warnanya tetap cerah meskipun sudah mengalami
proses pengolahan dan pemanasan. Sedangkan pewarna alami mudah mengalami
degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan disimpan. Misalnya kerupuk yang
menggunakan pewarna alami, maka warna tersebut akan segera pudar manakala
mengalami proses penggorengan.
Berdasarkan rumus kimianya, zat warna sintetis
dalam makanan menurut “Joint FAO/WHO Expert
Committee on Food Additives (JECFA)” dapat
digolongkan dalam beberapa kelas, yaitu : azo,
triarilmetana, quinolin, xanten dan indigoid. Kelas azo
merupakan zat warna sintetis yang paling banyak
jenisnya dan mencakup warna kuning, oranye, merah, ungu, dan coklat, setelah itu
kelas triaril metana yang mencakup warna biru dan hijau.
Seperti halnya bahan pewarna makanan, zat pewarna tekstil (pencelup)
dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan, diantaranya:
a. Menurut cara diperolehnya, yaitu zat warna alam dan zat warna sintetik.
b. Berdasarkan sifat pencelupannya, zat warna dapat digolongkan sebagai zat
warna substantif, yaitu zat warna yang langsung dapat mewarnai serat dan zat
warna ajektif, yaitu zat warna yang memerlukan zat pembantu pokok untuk
dapat mewarnai serat.
c. Berdasarkan warna yang ditimbulkan zat warna digongkan menjadi zat warna
monogenetik yaitu zat warna yang hanya memberikan arah satu warna dan zat
warna poligenetik yaitu zat warna yang memberikan beberapa arah warna.
d. Di dalam praktik zat warna tekstil tidak digolongkan berdasarkan struktur
kimianya, melainkan berdasarkan sifat-sifat pencelupan maupun cara
penggunaannya. Zat-zat warna tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :
Zat warna asam
Zat warna ini merupakan garam natrium dari asam-asam organik misalnya
asam sulfonat atau asam karboksilat. Zat warna ini dipergunakan dalam suasana
asam dan memiliki daya tembus langsung terhadap serat-serat protein atau
poliamida.
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 12/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
12
Zat warna basa
Zat warna ini umumnya merupakan garam-garam khlorida atau oksalat dari
basa-basa organik, misalnya basa amonium, oksonium dan sering pula merupakan
garam rangkap dengan seng khlorida. Oleh karena khromofor dari zat warna ini
terdapat pada kationnya maka zat warna ini kadang-kadang juga disebut zat warna
kation. Warna-warnanya cerah tetapi tahan luntur warnanya kurang baik. Zat
warna ini mempunyai daya tembus langsung terhadap serat-serat protein.
Beberapa zat warna basa yang telah dikembangkan dapat juga dipergunakan untuk
mewarnai serat poliakrilat. Pada serat tersebut zat warna basa memiliki tahan
luntur dan tahan sinar yang lebih baik.
Zat warna direk
Zat warna ini menyerupai zat warna asam, yakni merupakan garam natrium
dari asam sulfonat dan hampir seluruhnya merupakan senyawa-senyawa azo. Zat
warna ini mempunyai daya tembus langsung terhadap serat-serat selulosa, maka
kadang-kadang juga disebut zat warna substanstif. Meskipun zat warna ini dapat
dipergunakan untuk mewarnai serat-serat protein tetapi jarang dipergunakan untuk
maksud tersebut. Golongan zat warna ini memiliki macam warna yang cukup
banyak, tetapi tahan luntur warnanya kurang baik.
Zat warna mordan dan kompleks logam
Zat warna ini tidak mempunyai daya tembus terhadap serat-serat tekstil,
tetapi dapat bersenyawa dengan oksida-oksida logam yang dipergunakan sebagai
mordan, membentuk senyawa yang tidak larut dalam air. Zat warna mordan asam
dipergunakan untuk mewarnai serat-serat wol atau poliamida seperti halnya zat
warna asam tetapi memiliki tahan luntur yang baik. Zat warna kompleks logam
merupakan perkembangan terakhir dari zat warna mordan. Dalam pencelupan
dengan zat warna mordan timbul kesukaran karena terjadinya perubahan warna
yang diakibatkan oleh senyawa-senyawa logam. Untuk mengatasi kesulitan
tersebut zat warna kompleks logam dibuat dengan mereaksikan krom dengan
molekul-molekul zat warna.
Zat warna belerang
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 13/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
13
Zat warna ini merupakan senyawa organik kompleks yang mengandung
belerang pada sistim khromofornya dan gugusan sampingnya yang berguna dalam
pencelupan. Zat warna ini terutama digunakan untuk serat-serat selulosa untuk
mendapatkan tahan luntur warna terhadap pencucian dengan nilai yang baik tetapi
dengan biaya yang rendah. Warna-warna yang dihasilkan oleh zat warna ini
biasanya suram.
Zat warna bejana
Zat warna ini tidak larut dalam air tetapi dapat dirubah menjadi senyawa
leuco yang larut dengan penambahan senyawa reduktor natrium hidrosulfit dan
natrium hiroksida. Serat-serat selulosa mempunyai daya serap terhadap senyawa
leuko tersebut, yang setelah diserap oleh serat dapat dirubah menjadi bentuk
pigmen yang tidak larut lagi dalam air dengan menggunakan senyawa oksidator.
Untuk mempermudah cara pemakaiannya zat warna ini telah dikembangkan
menjadi zat warna bejana yang larut dengan cara mengubah strukturnya menjadi
garam natrium dari ester asam sulfat. Zat warna yang larut ini dapat dikembalikan
ke dalam struktur aslinya di dalam serat dengan cara oksidasi dalam suasana
asam.
Zat warna dispersi
Zat warna ini tidak larut dalam air tetapi mudah didispersikan atau
disuspensikan dalam air. Dalam perdagangan dijual sebagai bubuk. Zat warna ini
digunakan untuk mewarnai serat-srat yang bersifat hidrofob.
Zat warna reaktif
Zat warna ini dapat bereaksi dengan selulosa atau protein sehingga
memberikan tahan luntur warna yang baik. Reaktifitas zat warna ini bermacam-
macam, sehingga sebagian dapat digunakan pada suhu rendah sedangkan yang
lain harus digunakan pada suhu tinggi.
Zat warna naftol
Zat warna ini merupakan zat warna yang tidak larut dan terbentuk di dalam
serat dari dua komponen pembentuknya. Golongan zat warna ini terutama untuk
mewarnai serat selulosa dengan warna-warna cerah terutama warna merah.
Ketahanannya baik kecuali tahan gosoknya.
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 14/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
14
Zat warna pigmen
Zat warna ini tidak larut dalam air dan tidak mempunyai daya tembus
terhadap serat tekstil. Dalam pemakaiannya zat warna ini dicampur dengan resin
sebagai pengikat. Oleh karena zat warna tersebut menempel pada serat dengan
adanya resin sebagai pengikat, hal ini mengakibatkan pegangan kainnya menjadi
kaku dan tahan gosoknya kurang baik.
Zat warna oksidasi
Pada prinsipnya zat warna ini merupakan suatu senyawa antara dengan berat
molekul rendah, yang dicelupkan dan kemudian dioksidasikan dalam serat dalam
suasana asam untuk membentuk molekul berwarna yang lebih besar dan tidak
larut.
2.3. Bahan Baku Dari Bahan Pewarna dan Pencelup
Bahan baku untuk pewarna alami yang banyak digunakan antara lain:
Daun suji mengandung zat warna klorofil untuk memberi warna hijau
menawan, misalnya pada dadar gulung, kue bika, atau kue pisang.
Buah kakao merupakan penghasil cokelat dan memberikan warna cokelat
pada makanan, misalnya es krim, susu cokelat, atau kue kering.
Kunyit (Curcuma domestica) mengandung zat warna kurkumin untuk
memberi warna kuning pada makanan, misalnya tahu, bumbu Bali, atau nasi
kuning. Selain itu, kunyit dapat mengawetkan makanan.
Cabai merah, selain memberi rasa pedas, juga menghasilkan zat warna
kapxantin yang menjadikan warna merah pada makanan, misalnya rendang
daging atau sambal goreng.
Wortel, beta-karoten (provitamin-A) pada wortel menghasilkan warna
kuning.
Karamel, warna cokelat karamel pada kembang gula karena proses
karamelisasi, yaitu pemanasan gula tebu sampai pada suhu sekitar 170°C.
Gula merah, selain sebagai pemanis juga memberikan warna cokelat pada
makanan, misalnya pada bubur dan dodol.
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 15/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
15
Selain contoh di atas, beberapa buah-buahan juga dapat menjadi bahan
pewarna alami, misalnya anggur menghasilkan warna ungu, stroberi warna merah,
dan tomat warna oranye.
Pada pewarna buatan, Jenis pertama adalah pewarna buatan yang disintesa
dengan struktur kimia persis seperti bahan alami, misalnya beta-karoten (warna
oranye sampai kuning), santoxantin (warna merah), dan apokaroten (warna
oranye). Jenis kedua adalah bahan pewarna yang disintesa khusus untuk
menggantikan pewarna alami. Tabel berikut menunjukkan contoh bahan pewarna
buatan pada makanan.
Pada bahan pencelup, digunakan pula zat warna alami. Zat warna alam
untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil ekstrak berbagai bagian
tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji ataupun bunga. Pengrajin-pengrajin batik
telah banyak mengenal tumbuhan-tumbuhan yang dapat mewarnai bahan tekstil
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 16/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
16
beberapa diantaranya adalah : daun pohon nila (indofera), kulit pohon soga tingi
(Ceriops candolleana arn), kayu tegeran (Cudraina javanensis), kunyit (Curcuma),
teh (The), akar mengkudu (Morinda citrifelia), kulit soga jambal (Pelthophorum
ferruginum), kesumba (Bixa orelana), daun jambu biji (Psidium guajava).
2.4. Pembuatan Bahan Pewarna Alami dan Buatan
Pembuatan bahan warna alami sebenarnya sangatlah mudah. Bahan-bahan
yang dapat digunakan sebagai pewarna alami ditumbuk, dapat pula menggunakan
blender atau penumbuk biasa dengan sedikit ditambah air, lalu diperas dan saring
dengan alat penyaring. Agar warnanya cerah dapat ditambahkan sedikit air kapuratau air jeruk nipis. Setelah diperoleh air perasan pewarna, lalu disimpan di dalam
lemari es atau freezer jika menginginkan disimpan lebih lama.
Jika pewarna yang digunakan berasal dari gula kelapa yang digunakan pula
sebagai pewarna pemanis, maka pilih gula kelapa yang kualitasnya bagus
sehingga tidak perlu menyaring, lalu larutkan dengan air dingin atau air panas bila
ingin cepat. Sedangkan untuk membuat pewarna hijau sekaligus pengharum dapat
digunakan kombinasi daun suji dan pandan. Keduanya sekaligus ditumbuk
bersama sedikit air, peras, lalu saring.
Beberapa contoh zat pewarna alami yang biasa digunakan untuk mewarnai
makanan (Dikutip dari buku membuat pewarna alami karya nur hidayat dan elfi
anis saati terbitan Trubus Agrisarana 2006. dapat diperoleh di toko-toko buku se
Indonesia) adalah:
KAROTEN, menghasilkan warna jingga sampai merah. Biasanya digunakan
untuk mewarnai produk-produk minyak dan lemak seperti minyak goreng dan
margarin. Dapat diperoleh dari wortel, papaya dan sebagainya. Karotenoid
merupakan kelompok pigmen yang berwarna kuning, oranye, merah oranye
yang terlarut dalam lipida (minyak), berasal dari hewan maupun tanaman,
misalnya fukoxanthin yang terdapat didalam lumut, lutein, violaxanthin, dan
neoxanthin terdapat pada dedaunan, likopen pada tomat, kapsanthin pada cabe
merah, biksin pada annatto, caroten pada wortel, dan astazanthin pada lobster.
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 17/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
17
BIKSIN, memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin diperoleh dari biji
pohon Bixa orellana yang terdapat di daerah tropis dan sering digunakan untuk
mewarnai mentega, margarin, minyak jagung dan salad dressing.
KARAMEL, berwarna coklat gelap dan merupakan hasil dari hidrolisis
(pemecahan) karbohidrat, gula pasir, laktosa dan sirup malt. Karamel terdiri
dari 3 jenis, yaitu karamel tahan asam yang sering digunakan untuk minuman
berkarbonat, karamel cair untuk roti dan biskuit, serta karamel kering. Gula
kelapa yang selain berfungsi sebagai pemanis, juga memberikan warna merah
kecoklatan pada minuman es kelapa ataupun es cendol
KLOROFIL, menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun. Banyak
digunakan untuk makanan. Saat ini bahkan mulai digunakan pada berbagai
produk kesehatan. Pigmen klorofil banyak terdapat pada dedaunan (misal daun
suji, pandan, katuk dan sebaginya). Daun suji dan daun pandan, daun katuk
sebagai penghasil warna hijau untuk berbagai jenis kue jajanan pasar. Selain
menghasilkan warna hijau yang cantik, juga memiliki harum yang khas.
ANTOSIANIN, penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru banyak terdapat
pada bunga dan buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air, kembang sepatu,
bunga tasbih/kana, krisan, pelargonium, aster cina, dan buah apel, chery,
anggur, strawberi, juga terdapat pada buah manggis dan umbi ubi jalar. Bunga
telang, menghasilkan warna biru keunguan. Bunga belimbing sayur
menghasilkan warna merah. Penggunaan zat pewarna alami, misalnya pigmen
antosianin masih terbatas pada beberapa produk makanan, seperti produk
minuman (sari buah, juice dan susu).
KURKUMIN, berasal dari kunyit sebagai salah satu bumbu dapur sekaligus
pemberi warna kuning pada masakan yang kita buat.
Proses pembuatan zat warna sintetis biasanya melalui perlakuan pemberian
asam sulfat atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam
berat lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum
mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa antara dulu yang kadang-
kadang berbahaya dan sering kali tertinggal dalam hal akhir atau berbentuk
senyawa-senyawa baru yang berbahaya.
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 18/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
18
2.5. Dampak Penggunaan Bahan Pewarna Alami dan Buatan
Pembahasan ini, lebih terfokus pada bahan pewarna sintesis atau buatan
untuk makanan. Pemakaian zat pewarna, khususnya zat pewarna sintetis
mempunyai dampak bagi produsen dan konsumen, diantaranya dapat membuat
suatu makanan lebih menarik, meratakan warna makanan, mengembalikan warna
bahan dasar yang telah hilang selama pengolahan ternyata dapat pula
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan dan bahkan memberikan dampak
yang negatif bagi kesehatan konsumen.
Seiring dengan meluasnya pemakaian pewarna sintetik, sering terjadi
penyalahgunaan pewarna pada makanan. Sebagai contoh digunakannya pewarna
tekstil untuk makanan sehingga membahayakan konsumen. Zat pewarna tekstil
dan pewarna cat biasanya mengandung logam berat, seperti: arsen, timbal, dan
raksa sehingga bersifat racun.
Beberapa bahan pewarna yang harus dibatasi penggunannya diantaranya
adalah amaran, allura merah, citrus merah, caramel, erithrosin, indigotine, karbon
hitam dan karkumin.
Amaran dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan tumor, reaksi alergi
pada pernafasan dan dapat mengakibatkan hiperarki pada anak-anak. Allura
merah dapat memicu kanker limpa, sedangkan caramel dapat menimbulkan efek
pada system saraf dan dapat menyebabkan gangguan kekebalan. Penggunaan
tatrazine maupun sunset yellow yang berlebihan dapat menyebabkan reaksi alergi,
khususnya bagi orang yang sensitive pada asam asetilsiklik dan asam benzoate,
selain dapat mengakibatkan asma dapat pula menyebabkan hiperarki pada anak.
Fast green FCF yang berlebihan akan menyebabkan reaksi alergi dan produksi
tumor, sedangkan sunset yellow dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan
radang selaput lender pada hidung, sakit pinggang, muntah-muntah dan gangguan
pencernaan. Indigotine dalam dosis tertentu mengakibatkan hiperaktif pada anak-
anak. Pemakaian eritrosin akan mengakibatkan reaksi alergi pada pernafasan,
hiperaktif pada anak dan efek yang kurang baik pada otak dan perilaku, sedangkan
poncean SX dapat mengakibatkan kerusakan system urin, kemudian dapat
memicu timbulnya tumor.
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 19/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
19
Begitu juga dengan zat pewarna yang berbahaya seperti rhodamin B,
pemakaian zat warna ini tidak diizinkan karena dapat menimbulkan bahaya bagi
konsumen. Bahan ini apabila dikonsumsi dapat menyebabkan gangguan pada
fungsi hati bahkan kanker hati.
2.6. Perbedaan antara Pewarna Alami dan Pewarna Buatan
Tabel berikut ini menunjukkan perbedaan kedua jenis pewarna tersebut.
Pewarna alami Pewarna buatan
Lebih aman dikonsumsi. Kadang-kadang memiliki efek
negatif tertentu.
Warna yang dihasilkan kurang
stabil, mudah berubah oleh pengaruh
tingkat keasaman tertentu.
Dapat mengembalikan warna asli,
kestabilan warna lebih tinggi, tahan
lama, dan dapat melindungi vitamin
atau zat-zat makanan lain yang peka
terhadap cahaya selama
penyimpanan.
Untuk mendapatkan warna yang
bagus diperlukan bahan pewarna
dalam jumlah banyak.
Praktis dan ekonomis.
Keanekaragaman warnanya terbatas. Warna yang dihasilkan lebih
beraneka ragam.
Tingkat keseragaman warna kurang
baik.
Keseragaman warna lebih baik.
Kadang-kadang memberi rasa dan
aroma yang agak mengganggu.
Biasanya tidak menghasilkan rasa
dan aroma yang mengganggu.
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 20/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
20
BAB III
PENUTUP3.1. Simpulan
Bahan pewarna adalah zat pewarna, pigmen atau senyawa yang dapat
menampilkan warna tertentu jika ditambahkan atau digunakan dalam
makanan, obat, kosmetik atau tubuh manusia. Sedangkan bahan pencelup
adalah semua zat berwarna yang mempunyai kemampuan untuk dicelupkan
pada serat tekstil dan memiliki sifat ketahanan luntur warna (permanent).
Zat warna atau pewarna makanan secara umum dibagi menjadi tiga golongan,yaitu: zat warna alami, zat warna yang identik dengan zat warna alami, dan
zat warna sintetis. Sedangkan bahan pencelup dapat digolongkan ke dalam
beberapa golongan, diantaranya:
a. Menurut cara diperolehnya, yaitu zat warna alam dan zat warna sintetik.
Berdasarkan sifat pencelupannya, zat warna dapat digolongkan sebagai zat
warna substantive dan zat warna ajektif.
b. Berdasarkan warna yang ditimbulkan, zat warna digolongkan menjadi zat
warna monogenetic dan zat warna. Di dalam praktik zat warna tekstil tidak
digolongkan berdasarkan struktur kimianya, melainkan
c. Berdasarkan sifat-sifat pencelupan maupun cara penggunaannya. Zat-zat
warna tersebut dapat digolongkan sebagai berikut : Zat warna asam, Zat
warna basa, Zat warna direk, Zat warna mordan dan kompleks logam, Zat
warna belerang, Zat warna bejana, Zat warna disperse, Zat warna reaktif,
Zat warna naftol, Zat warna pigmen dan Zat warna oksidasi.
Bahan baku pewarna makanan dan pencelup dapat diperoleh dari bahan baku
alami maupun buatan. Bahan baku alami merupakan yang berasal dari
tumbuha-tumbuhan, ekstraksi sayuran maupun buah-buahan. Sedangkan
bahan baku buatan biasanya diperoleh melalui sintesis.
Pembuatan bahan warna alami yaitu bahan-bahan yang dapat digunakan
sebagai pewarna alami ditumbuk, dapat pula menggunakan blender atau
penumbuk biasa dengan sedikit ditambah air, lalu diperas dan saring dengan
alat penyaring. Agar warnanya cerah dapat ditambahkan sedikit air kapur atau
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 21/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
21
air jeruk nipis. Sedangkan Proses pembuatan zat warna sintetis biasanya
melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang sering kali
terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun..
Bahan pewarna alami sedikit berdampak negative akan tetapi buatan dapat
menimbulkan beberapa dampak negatif, diantaranya dapat menyebabkan
tumor, alergi, hiperarki pada anak dsb.
5/11/2018 Makalah Pemb.bahan Pewarna - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-pembbahan-pewarna-55a234c006cd4 22/22
April 1, 2011 Industri Pembuatan Bahan Pewarna & Pencelup
22
DAFTAR PUSTAKA
Sunarto. 2008. Teknik pencelupan dan pengecapan. Jakarta: Pusat Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
http://arteducationx.blogspot.com/2010/01/pewarna-alam-by-hendra-wijaya-
raditya.html
http://ariffadholi.blogspot.com/2010/06/zat-warna-makanan.html
http://118.96.249.1/psb/EdukasiNet/PRODUKSI%202009/PENGETAHUAN%20
POPULER/PANGAN/bahaya%20pewarna%20tekstil%20dalam%20makanan/
PRODUK/semua.html
http://www.peutuah.com/uncategorized/dampak-positif-dan-negatif.html
http://informasisehat.wordpress.com/2009/05/21/bahaya-zat-pewarna-pada-
makanan/
http://wwwzarna.blogspot.com/2009/06/pewarna-alami.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_pewarna
http://www.halalguide.info/2009/05/25/dilema-pewarna-makanan/
http://smk3ae.wordpress.com/2008/10/16/produksi-pigmen-untuk-bahan-
pewarna-makanan-menggunakan-substrat-limbah-industri-pangan/
http://sijanggut.blogdetik.com/2009/06/06/sekilas-tentang-bahan-makanan-
tambahan/
Recommended