Manajemen Sapi Laktasi

Preview:

Citation preview

MANAJEMEN SAPI LAKTASI

KELOMPOK VI

Danu Pramudito 05822 Tomy Nugroho 05825 Putu Devandra 05833 Muhammad Ferony 05835 Ahmad Nuruddin 05837 Devi Faralita 05958 Ryan Sebastian 05892 Galuh Pinasthika 05894

Friesian Holstein

•Berasal dari negeri Belanda dan merupakan bangsa sapi perah terbesar yaitu 90% dari jumlah total sapi perah yang ada di dunia. • FH cukup baik beradaptasi pada segala lingkungan dengan suhu optimal 20oC sampai 22oC dan kelembaban 70% sampai 90%.• Memproduksi susu dalam jumlah besar yaitu rata-ratanya mencapai lebih dari 19.000 lbs sampai 60.000 lbs dalam satu tahun.

Pemeliharaan sapi perah laktasi

Sejak awal kebuntingan, sapi memerlukan perhatian yang lebih dari peternak.

Perlakuan yang benar diperlukan agar sapi bunting dapat segera memperbaiki kondisi tubuh untuk laktasi berikutnya.

Hal utama yang perlu diperhatikan adalah ransum, kesehatan dan biosecurity serta kandang.

Pemeliharaan sapi perah laktasi

Fase 1, laktasi awal (early lactation), 0 – 70 hari setelah beranak. Selama periode ini, produksi susu

meningkat dengan cepat, puncak produksi susu dicapai pada 4-6 minggu setelah beranak.

Selama fase ini, penyesuaian sapi terhadap ransum merupakan cara manajemen yang penting.

Fase 2, konsumsi BK puncak, 10 minggu kedua setelah beranak. Selama fase ini, sapi dijaga untuk

mempertahankan produksi susu puncak selama mungkin.

Konsumsi konsentrat dapat banyak, tetapi jangan melebihi 2-3% bobot badan (dasar BK).

Kualitas hijauan tinggi perlu disediakan, minimal konsumsi 1,5% dari bobot badan (berbasis BK) untuk mempertahankan fungsi rumen dan kadar lemak susu yang normal.

Fase 3, pertengahan – laktasi akhir, 140 – 305 hari setelah beranak. Selama periode ini produksi susu

mulai menurun Meliputi bulan ke 3 sampai 6, dengan

proporsi tiap bulannya 12%, 12%, 10%, 10%

Dijaga agar persistensinya bagus

Periode laktasi akhir Produksi susu semakin menurun Proporsi produksi susu bulan ke

7,8,9,10 masing masing 9%, 8%, 7%, dan 6%

Pemeliharaan Induk Laktasi

1.Pemeliharaan Kuku

- sapi dikandangkan kuku cepat panjang--berakibat pada :

a.Bentuk kaki melengkungb. Menyulitkan sapi untuk berdiri/tidurc. Membuat ambing belakang kendor2. Pemeliharaan Badan :

a.Memandikan untuk memperlancar peredaran darah

b.Bulu dikerok/dilap membantu memperlancar penguapan

tubuh.c. Jaga kebersihan shg susu tidak terkontaminasi

Ransum

KOMPOSISI RANSUM Penting untuk diperhatikan karena

kualitas dan kuantitas sapi laktasi harus mencukupi

Energi berlebihan sapi gemukmenyulitkan kelahiran

Kekurangan proteindaya tahan turun, reiko kematian pedet tinggi

RANSUM

KUALITAS RANSUM Peningkatan kualitas ransum dapat

dilakukan dengan: meningkatkan kualitas konsentrat Meningkatkan kualitas hijauan yang

diberikan dengan mencampur hijauan yang diberikan dengan hijauan yang berkualitas tinggi seperti leguminosa maupun gamal.

Ransum

KUANTITAS RANSUM Kuantitas ransum yang harus diberikan

kepada tiap ekor sapi laktasi per hari didasarkan pada zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk hidup pokok dan produksi susu.

Ransum

FREKUENSI PEMBERIAN RANSUM Pemberian ransum yang lebih

sering pada sapi perah laktasi akan dapat Meningkatkan konsumsi ransum Meningkatkan produksi susu Meningkatkan kadar lemak susu

RansumBBPTU SP baturraden menggunakan komposisi hijauan

dan konsentrat dengan perbandingan 60:40• Pakan yang diberikan pagi: konsentrat 3,5kg, hijauan

25kg• Pakan yang diberikan sore: konsentrat 3,5kg, hijauan

15kg• pemberian 6 kali sehari pada jam :

• 6.00 (konsentrat), • 7.00 (hijauan),• 11.00 (complete feed), • 15.00 (konsentrat), • 17.00 (complete feed), • 21.00 (hijauan)

Ransum

Hijauan yang digunakan Rumput gajah Desmodium Gliricidia sepium (legume)Pemberian dalam bentuk cacah dan chopper

Lahan Hijauan

Desmodium Gliricidia sepium

Ransum

Konsentrat yang digunakan pada masa laktasi: Bekatul 15% Jagung 17% Bungkil kelapa 15% Bungkil kedelai 16% Pollard 27% Onggok 7% Tambahan mineral dan garam

Kesehatan dan Biosecurity

Perlu pemandian minimal 1x sehari Perlakuan exercise untuk mendapatkan sinar

matahari dan udara segar, peregangan otot, melancarkan peredaran darah lancarmenunjang kelancaran kelahiran

Biosekuritas merupakan sistem pencegahan penyakit, untuk mengoptimalkan produksi, juga bagian dari animal welfare.

Pelaksanaan biosekuritas dapat berupa kontrol lalu lintas, vaksinasi, pembersihan kandang, kontrol pakan, kontrol air, kontrol limbah dan kotoran.

Kesehatan dan Biosecurity

Penyakit-penyakit yang biasa menyerang ternak perah diantaranya adalah mastitis, brucellosis, pneumonia, tuberculosis, antraks (radang limpa), serta PMK.  Penyakit-penyakit tersebut menimbulkan kerugian ekonomis seperti penurunan produksi susu, terlambatnya pertumbuhan sapi muda bahkan kematian.  Selain itu, sapi perah yang terserang penyakit juga membutuhkan pengobatan yang akan menyebabkan meningkatnya biaya produksi.

Kesehatan dan Biosecurity

 Biosekuritas di BBPTU Baturaden telah menerapkan pengontrolan lalu lintas yang akan memasuki daerah peternakan yaitu dengan menyediakan kolam desinfektan pada gerbang utama maupun di setiap pintu masuk kandang, hal ini bertujuan agar lingkungan sekitar ternak tidak terkontaminasi oleh bibit penyakit yang kemungkinan dibawa oleh manusia yang masuk ke kandang.

Kontrol penyakit terutama mastitis dilakukan seminggu sekali yaitu pada hari rabu.

Menjaga kesehatan induk laktasi

Beberapa gangguan yg sering menyerangpada induk laktasi :1. Mastitis : akibat lingkungan yg tidak bersih2. Milk fever : defisiensi mineral Ca dan P3. Sulit birahi : defisiensi vit A, vit E dan mineral Zn4. Distokia : ukuran foetus terlalu besar, induk

tidak memiliki energi yang cukup untuk melahirkan, induk kekurangan nutrien saat masa pengeringan.

5. Brucellosis : menular, sering tidak terdeteksi, mengakibatkan keguguran 1 sampai 3 kali, disebabkan

Kandang

Kandang bagi sapi perah laktasi maupun ternak lainnya tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, namun juga harus dapat memberi perlindungan dari segala aspek yang mengganggu.

Persyaratan khusus dalam membangun kandang yaitu berupa perlindungan terhadap suhu udara tinggi yang dapat menganggu konsumsi ransum dan produksi susu sapi perah laktasi

Kandang

Kandang di BBPTU sapi perah Baturraden Terdapat 3 kandang produksi yaitu

kandang A , B, dan C. Masing-masing berukuran 36,8 m x 7,6 m , dengan tinggi 3 m,

kapasitas ±43 ekor sapi laktasi. Bentuk atap kandang monitor, bahan kandang beton, kemiringan 2% sampai 3%, arah kandang timur-barat, intensitas

cahaya sedang

Masa kering

Masa kering induk Laktasi Bunting:

a. Optimal 2 bln

b. Tujuan : Pertumbuhan foetus, regenerasi sel-sel sekretoris, memulihkan stamina induk

Pengeringan terdapat 3 cara yaitu Pemerahan berselang : yaitu pemerahan

dilakukan 1 kali sehari, selanjutnya 2 kali sehari, 3 kali sehari hingga akhirnya tidak diperah sama sekali (dilakukan pada BBPTU Baturraden)

Pemerahan tidak lengkap : Pemerahan ini dilakukan setiap hari, tetapi tidak seluruh putting dilkukan pemerahan, hal ini dilakukan beberapa hari, hinga akhirnya tidak diperah lagi.

Pengeringan yang dilkukan secara mendadak : Pengeringan ini dilakukan dengan cara tiba-tiba. Dan didahului dengan tidak memberikan makanan penguat 3 hari sebelumnya dan makanan berupa hijauan pun dikurangi tinggal seperempatnya

TERIMA KASIH