View
6.792
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Umum Pancasila di Unversitas Katolik Parahyangan Bandung tahun 2013. Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca menyadari dengan meningkatkan kualitas upacara bendera meningkatkan pula nasionalisme. Kekurangan : Kredibilitas dari Responden kurang :) Ini adalah makalah dalam bentuk Word, untuk Power Point bisa lihat post sebelumnya. Selamat membaca semoga bermanfaat
Citation preview
MEMBANGUN NASIONALISME MELALUI
UPACARA BENDERA
Makalah
Diajukan untuk memenuhi penugasan mata kuliah:
Pancasila
Oleh:
Amelia Salim S. (2009120007)
Vania Roselyna (2013130114)
Stephanie Janice A. (2013130208)
Trivesta Kristal (2013200003)
Margareth Nita G. (2013200294)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG
2013
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI.............................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................31.1. Latar Belakang............................................................................................31.2. Rumusan Masalah.......................................................................................41.3. Tujuan Pembahasan....................................................................................51.4. Manfaat Penulisan......................................................................................51.5. Ruang Lingkup Masalah...............................................................................51.6. Metode Penulisan.......................................................................................51.7. Metode Analisis..........................................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS.................................................72.1. Kajian Teori.................................................................................................72.2. Kerangka Berpikir......................................................................................102.3. Pengajuan Hipotesis..................................................................................10
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................123.1. Metode Penelitian.....................................................................................123.2. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................123.3. Populasi dan Sampel.................................................................................123.4. Instrumen Penelitian.................................................................................123.5. Teknik Pengambilan Data Penelitian.........................................................13
BAB IV HASIL PENELITIAN....................................................................................144.1. Pemaparan Data.......................................................................................144.2. Pembahasan Masalah...............................................................................15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................175.1. Kesimpulan...............................................................................................175.2. Saran.........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18
DAFTAR GAMBAR................................................................................................19
LAMPIRAN...........................................................................................................21Lampiran 1.......................................................................................................21Lampiran 2.......................................................................................................25
ABSTRAKSI
Penelitian yang kami lakukan mengenai “Membangun Nasionalisme Melalui
Upacara Bendera” bertujuan memberikan data dan keterangan tentang
nasionalisme dan implementasinya dalam upacara bendera.Penelitian dilakukan
untuk mengetahui apakah melakukan upacara bendera sebagai bagian dari rasa
nasionalisme secara terpaksa atau karena kesadaran diri sendiri.
Menurut teori, nasionalisme di Indonesia pada awalnya muncul sebagai
jawaban atas kolonialisme.Pengalaman penderitaan bersama sebagai kaum terjajah
melahirkan semangat solidaritas sebagai satu komunitas yang mesti bangkit dan
hidup menjadi bangsa merdeka.Semangat tersebut oleh para pejuang kemerdekaan
dihidupi tidak hanya dalam batas waktu tertentu, tetapi terus menerus hingga kini
dan masa mendatang. Salah satu perwujudannasionalisme adalah dibentuknya
Boedi Oetomo (1908) yang menjadi awal kebangkitan nasionalisme bangsa
Indonesia oleh kaum cendekiawan. Selain berdirinya Boedi Oetomo yang menjadi
tonggak perwujudan rasa nasionalisme bangsa Indonesia adalah semangat Sumpah
Pemuda 1928. Nasionalisme yang bertekad kuat tanpa memandang perbedaan
agama,ras,etnik,atau bahasa.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mewawancarai 3 orang anak SD di
Bandung dan 1 orang TNI AU di Jakarta.Berdasarkan hasil penelitian, kami
menemukan bahwa upacara bendera dapat dikatakan sebagai salah satu sarana
untuk meningkatkan rasa nasionalisme.Namun dalam prakteknya banyak peserta
upacara yang masih merasa terpaksa mengikuti upacara bendera dan menganggap
upacara hanya sebagai kewajiban semata. Apabila warga negara Indonesia tulus
ikhlas serta rela mengikuti upacara bendera maka hal itu akan menimbulkan rasa
cinta tanah air sehingga meningkatkan rasa nasionalisme. Oleh karena itu, hal
tersebut dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.Hal ini sesuai dengan
isi sila ke-3 Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia”.
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, kami diberikan kemudahan dalam menulis dan
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “MEMBANGUN NASIONALISME
MELALUI UPACARA BENDERA” tanpa pertolongan dari-Nya, mustahil penelitian ini
dapat kami selesaikan dengan baik.
Dalam pengembangan makalah, materi-materi di dalamnya disusun oleh
mahasiswa yang tentunya didampingi bimbingan dosen.Makalah ini dibuat untuk
mengingatkan betapa pentingnya nasionalisme, terutama dalam bentuk upacara
bendera.
Kami harap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dalam
mengetahui cara membangun rasa nasionalisme melalui upacara bendera.Namun,
makalah kami pun tak luput dari kesalahan dan ketidaksempurnaan karena tidak
ada sesuatu yang sempurna kecuali Tuhan sendiri.Maka dari itu, kami memohon
maaf jika ada kesalahan penulisan dalam makalah ini dan kata-kata yang tidak
berkenan di hati para pembaca.Kami sangat terbuka dalam menerima saran dan
kritik agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih atas apresiasinya.
Bandung, 23 September 2013
Penulis
2
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sila ketiga Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika Indonesia:
Persatuan Indonesia.
Simbol: Pohon Beringin
1. Mampu Menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan Negara sebagai kepentingan bersama diatas
kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan bangsa apabila
diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
6. Mengembangkan Persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Seiring berkembangnya globalisasi dan modernisasi di Indonesia, semakin
banyak pula rakyat Indonesia yang kurang meningkatkan rasa cinta tanah air dan
bela negara. Arus globalisasi yang melanda seluruh dunia mempunyai dampak bagi
bidang sosial budaya suatu bangsa.Pada awalnya, globalisasi hanya dirasakan di
kota-kota besar di Indonesia.Namun dengan adanya kemajuan teknologi,
komunikasi, informasi, dan transportasi globalisasi juga telah menyebar ke seluruh
penjuru tanah air.Arus globalisasi yang penyebarannya sangat luas dan cepat
tersebut membawa dampak positif dan negatif.Ada yang beranggapan globalisasi
dan modernisasi sebagai media agar pembangunan negara meningkat dan menjadi
lebih baik lagi bahkan ada pula yang beranggapan bahwa globalisasi dan
3
modernisasi hanya melunturkan nilai-nilai gotong royong, solidaritas dan
kesetiakawanan sosial.
Apabila globalisasi dan modernisasi dilakukan secara beriringan dengan rasa
nasionalisme tidak menutup kemungkinan akan membawa perubahan besar bagi
bangsa dan negara ini.
Ernest Gellner dalam bukunya On Nationalism mengatakan bahwa
“nationalism is primarily a political principle,which holds that the political ad the
national unit should be congruent” (Nasionalisme pada dasarnya merupakan suatu
prinsip plotik,yang menyatakan bahwa poltik dan unti nasional harus selaras).
Dimensi politik menjadi unsur hakiki pada saat nasionalisme itu dibicarakan karena
dalam bidang ini berbagai kehidupan bangsa berjalan seiring serasi.
Nasionalisme di Indonesia pada awalnya muncul sebagai jawaban atas
kolonialisme.Pengalaman penderitaan bersama sebagai kaum terjajah melahirkan
semangat solidaritas sebagai satu komunitas yang mesti bangkit dan hidup menjadi
bangsa merdeka. Semangat tersebut oleh para pejuang kemerdekaan dihidupi tidak
hanya dalam batas waktu tertentu,tetapi terus menerus hingga kini dan masa
mendatang. Salah satu perwujudan nasionalisme adalah dibentuknya Boedi Oetomo
(1908) yang menjadi awal kebangkitan nasionalisme bangsa Indonesia oleh kaum
cendekiawan. Selain berdirinya Boedi Oetomo yang menjadi tonggak perwujudan
rasa nasionalisme bangsa Indonesia adalah semangat Sumpah Pemuda 1928.
Nasionalisme yang bertekad kuat tanpa memandang perbedaan
agama,ras,etnik,atau bahasa.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini kiranya perlu dikemukakan adanya rumusan
masalah agar nantinya dapat menjadi pedoman untuk mencapai sasaran.
Adapun rumusan masalah yang akan dikemukakan oleh penyusun adalah
sebagai berikut:
“Sudahkah kita menghargai Upacara Bendera guna mempertahankan
nasionalisme di Bumi Indonesia?”
4
1.3. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Secara Teoritis guna memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila di Universitas
Katolik Parahyangan.
2. Untuk meningkatkan rasa nasionalisme yang semakin memudar dengan
menghargai Upacara Bendera.
1.4. Manfaat Penulisan
Manfaat yang didapat dari makalah ini:
1. Mahasiswa bisa mengingat kembali pentingnya Upacara Bendera.
2. Mahasiswa mengetahui arti penting sebuah nasionalisme bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara.
3. Mahasiswa mengetahui nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Upacara
Bendera.
4. Mahasiswa mampu menemukan titik permasalahan yang timbul dengan
menurunnya rasa Nasionalisme terhadap bangsa dan negara.
1.5. Ruang Lingkup Masalah
Makalah ini membahas mengenai wawasan kebangsaan yang berhubungan
dengan nasionalisme yang terkandung dalam Upacara Bendera, pentingnya
memiliki wawasan kebangsaan. Disamping itu, makalah ini juga membahas tentang
upaya untuk mempertahankan nasionalisme bagi warga negara Indonesia.
1.6. Metode Penulisan
5
Dalam penulisan makalah ini penulis memperoleh data dan informasi yang
berkaitan dengan peluang bisnis online,penulis mengunakan beberapa metode
penelitian sebagai berikut:
1. Studi kepustakaan, yaitu penulis membaca buku – buku, artikel dari internet
berkaitan dengan karya tulis ini.
2. Wawancara, yaitu penulis melakukan wawancara dengan narasumber.
1.7. Metode Analisis
Penyusun makalah ini berdasarkan metode deskriptif analistis, yaitu
mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada, menganalisis
permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya, serta mencari
alternatif pemecahan masalah.
6
BAB IIKAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Teori
Nasionalisme adalah berpendapat dan menyampaikan paham bahwa
kesetiaan individu kepada negara kebangsaan serta perasaan mendalam akan tanah
air, tradisi, daerah, dan sejarah bangsa.1Tiga corak nasionalisme modern berasal
dari bangsa Ibrani yaitu cita bangsa terpilih,penegasan memiliki sejarah yang sama
dan harapan yang sama di masa yang akan datang dan pada akhirnya bangsa
mereka mempunyai tugas khusus di dunia ini.2
Sila ke tiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia membenarkan perlunya
membangun sentimen berkebangsaan dalam diri setiap warga negara dengan cara
membela dan mencintai Bangsa yang disebut dengan nasionalisme.3
Nasionalisme itu keyakinan bahwa masyarakat mulai dari Aceh sampai ke
Papua semuanya bersatu dalam sebuah wadah yang bernama Indonesia dimana
segala keunikan setiap suku bangsa bisa hidup berdampingan dan berkembang
tanpa menyinggung yang lainnya.4
Nasionalisme terus merupakan kekuatan pendorong karena perbedaan
berdasarkan asal usul daerah,suku,pendidikan,dll. Tidak memisahakan oleh yang
satu dengan yang lain dalam mengisi,dalam menyelenggarakan pembangunan. Pada
akhirnya kita harus kembali kepada Pancasila.Satu-satunya asas dan ajaran
kenegaraan yang boleh dianut dan boleh dipraktekkan di Indonesia. Di samping itu
mesti juga diakui bahwa di Indonesia dan diseluruh dunia terus memegang peranan
penting nasionalisme : pikiran,perasaan dan kehendak hidup di dalam satu negara
1Kohn Hans, Nasionalisme: Arti dan Sejarahnya, Erlangga, Jakarta, 1984, hlm. 11.2 Ibid, hlm. 14.3Andreas Doweng Bolo dkk.,Pancasila Kekuatan Pembebas, Kanisius, Yogyakarta, 2012, hlm. 23.4 Bakrie Aburizal, Merebut Hati Rakyat Melalui Nasionalisme, Demokrasi, dan Pembangunan Ekonomi, PT Primamedia Pustaka, Jakarta, 2004, hlm. 255.
7
dengan masyarakat yang adil dan makmur dan solidaritas karena nasib dan
pengalaman bersama.5
Nasionalisme menurut para tokoh:
1. Joseph Ernest Renan dari Prancis (1822-1892)
Bangsa adalah sekelompok manusia yang punya kehendak untuk bersatu
karena mempunyai nasib dan penderitaan yang sama pada masa lampau dan
mereka mempunyai cita-cita yang sama tentang masa depannya. Persamaan masa
lalu dan keinginan untuk menyongsong hari depan itulah yang menyatukan mereka
dalam satu kelompok dan menimbulkan rasa kebangsaan.
2. Mohammad Yamin (Indonesia)
Bangsa adalah sekelompok manusia yang bersatu karena adanya persamaan
sejarah (rasa senasib dan sepenanggungan), persamaan bahasa dan persamaan
hukum (hukum adat dan kebudayaan).
Mohammad Yamin menyatakan bahwa pengertian “Bangsa Indonesia”
dalam ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 adalah bangsa Indonesia
dalam taraf “Bangsa Kebudayaan” (Cultuur Nation), sedangkan pengertian “Bangsa
Indonesia” yang dikumandangkan tanggal 17 Agustus 1945 merupakan “Negara
Bangsa” (Staats Nation).
3. Otto Bauer (Jerman, 1992-1939)
Bangsa adalah suatu kesatuan perangai yang muncul karena adanya
persatuan nasib.Jadi, bangsa merupakan kelompok manusia yang mempunyai
persamaan karakter yang tumbuh karena adanya persamaan nasib.
5 Hutahuruk M, Gelora Nasionalisme Indonesia, Erlangga, Jakarta, 1984, hlm. 61.
8
4. Louis Sneyder
Nasionalisme adalah hasil dari perpaduan faktor-faktor politik, ekonomi,
sosial, dan intelektual.
5. Hans Kohn
Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya National
Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dan
rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri. Dan
kesadaran nasional inilah yang membentuk nation dalam arti politik, yaitu negara
nasional.
6. L. Stoddard
Nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar
individu di mana mereka menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki
secara bersama di dalam suatu bangsa.
7. Dr. Hertz
Dalam bukunya yang berjudul Nationality in History and Politics
mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu:
a. Hasrat untuk mencapai kesatuan.
b. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan.
c. Hasrat untuk mencapai keaslian.
d. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.
8. Prof. Dr. M. Dimyati Hartono, SH
Nasionalisme merupakan rasa kecintaan terhadap negaranya yang tidak
dapat dilepaskan dari rasa Patriotisme.
Bangsa sesungguhnya adalah kumpulan dari rakyat yang telah bertekad
untuk membangun masa depan bersama. Mereka dipersatukan karena mempunyai
persamaan sejarah dan cita-cita, yang kemudian merasa terikat karena mempunyai
9
tanah air yang sama. Hasrat bersatu yang didorong oleh persamaan sejarah dan
cita-cita tersebut mengarahkan rakyat yang mendiami suatu wilayah tertentu untuk
menjadi bangsa, yang dalam perkembangannya menjadi salah satu unsur
terbentuknya negara. Kemudian mereka mendirikan negara yang akan mengurus
terwujudnya keinginan mereka tersebut.6
2.2. Kerangka Berpikir
Menurut kelompok kami, nasionalisme adalah sekelompok orang yang
mempunyai tujuan untuk bersatu atas dasar persamaan nasib, sejarah, latar
belakang, karakter, tujuan, bahasa, dan hukum. Dengan adanya persamaan-
persamaan tersebut menimbulkan keinginan untuk bersatu mencapai tujuan yang
sama.
Nasionalisme berlandaskan pada persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah.Bentuk dari nasionalisme ini adalah mencintai serta membela
bangsa dan negara kita yaitu Indonesia.Rasa mencintai dan membela bangsa ini bisa
kita wujudkan dengan mengadakan upacara bendera.Tingkat rasa nasionalisme ini
bisa kita ketahui dari seberapa hikmatnya kita mengikuti upacara bendera, dari
pengetahuan kita mengenai lagu kebangsaan, dan juga dari hafal atau tidaknya kita
terhadap sila-sila Pancasila.
Jadi, apabila setiap individu di negara ini bersatu untuk memiliki rasa
nasionalisme tinggi maka bangsa ini telah merealisasikan sila ke tiga dari Pancasila.
2.3. Pengajuan Hipotesis
Nasionalisme masih terdapat di sendi-sendi bangsa Indonesia tetapi sesuai
perkembangan jaman,nasionalisme tersebut telah memudar terutama terhadap
kaum muda. Kita dapat membandingkan tingkat nasionalisme pada anak sekolah
6Biosal.com, “Pengertian Nasionalisme Menurut Para Ahli”, diakses dari http://www.biosal.com/2012/05/pengertian-nasionalisme-menurut-para.html, pada tanggal 9 September pukul 15.43.
10
dasar pada masa ini dengan orang-orang yang berprofesi sebagai pembela negara
(TNI) yang hasilnya jauh berbeda. Mungkin seorang yang berprofesi sebagai TNI
tingkat nasionalismenya lebih tinggi karena tuntutan pekerjaan,bisa jadi mereka
sebenarnya kurang ikhlas dalam melakukan hal-hal yang membela negara ini.
Menurut kami,penyelenggaraan upacara bendera di sekolah dasar kurang dihayati
oleh para siswa karena mereka diwajibkan mengikuti upacara bendera bukan atas
kesadaran sendiri. Sedangkan dikalangan bela negara (TNI) memang terlihat lebih
khidmat,khusuk dan tertib dalam menjalankan Upacara Bendera adanya rasa
tanggungjawab yang tinggi serta bisa jadi adanya rasa takut bila pencitraan dalam
lingkungan karir mereka akan merosot bila tidak mengikuti Upacara Bendera
dengan baik,khidmat dan khusuk.
11
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan cara wawancara. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang
berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya,
tanpa melakukan manipulasi dan kontrol terhadap variabel penelitian.
Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas pada pengumpulan data dan
penyusunan data, tetapi juga memuat analisis dan interpretasi tentang data
tersebut yang merupakan kunci terhadap apa yang diteliti.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di SDK Bina Bakti Matius, SD Maria Bintang
Laut,SDPN Sabang Bandung dan Ps. Pabandyaharkomlek Skomlek Komando
Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas).Waktu penelitian yaitu pada minggu ke-3
bulan September 2013.
3.3. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini, populasi yang akan digunakan sebagai sampel adalah
siswa kelas 4,5.dan 6 dari SDK Bina Bakti Matius, SD Maria Bintang Laut,SDPN
Sabang Bandung dan Mayor Lek Angkatan Udara. Jumlah Sampel 4 orang.
3.4. Instrumen Penelitian
Karena metode penelitian adalah wawancara dengan menggunakan daftar
pertanyaan, maka instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah kertas daftar
pertanyaan, kamera, alat akomodasi, printer, alat tulis, buku, dan laptop.
12
3.5. Teknik Pengambilan Data Penelitian
Teknik pengambilan data penelitian dilakukan dengan dua metode, yaitu
metode dokumentasi dan metode kuesioner.
1. Metode Dokumentasi, yaitu menggunakan dokumen-dokumen yang ada untuk
memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini. Dokumen-dokumen
tersebut dapat berupa laporan, artikel dari majalah, koran, buku atau jurnal
yang berkaitan dengan penelitian.
2. Metode Wawancara, yaitu menggunakan daftar pertanyaan untuk memperoleh
informasi dari responden. Jenis wawancara ini adalah wawancara terpimpin,
dengan dilakukannya wawancara terpimpin memberikan alur agar respon yang
didapat sesuai dengan tujuan penelitian dan menjelaskan jawaban secara detail
dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
13
BAB IVHASIL PENELITIAN
4.1. Pemaparan Data
1. Seberapa sering upacara bendera diadakan?
a) Sering (50%)
b) Jarang (25%)
Data gagal 1
2. Kapan upacara tersebut diadakan?
a) Hari Senin (50%)
b) Selain Hari Senin (25%)
Data gagal 1
3. Bagaimana suasana upacara bendera yang biasa anda lakukan? Apakah khidmat,
tertib atau tidak?
a) Khidmat, Tertib (50%)
b) Tidak khidmat, Tertib (50%)
4. Bagaimana dengan persiapan sebelum upacara bendera?
a) Ada Gladi / Latihan (100%)
b) Tidak (0%)
5. Nilai moral apa yang didapat bila mengikuti upacara bendera?
a) Nilai Moral Positif ( 100%)
b) Nilai Moral Negatif (0%)
6. Apakah ada paksaan untuk mengikuti upacara bendera?
a) Ada (50%)
b) Tidak Ada (50%)
7. Jika anda bukan berprofesi sebagai bela negara, apakah anda akan tetap
menghargai upacara bendera sebagai salah satu cara untuk meningkatkan rasa
nasionalisme?
a) Iya (100%)
14
b) Tidak (0%)
8. Konsekuensi apa jika anda mengikuti atau tidak mengikuti upacara bendera?
a) Adanya Hukuman (50%)
b) Adanya Teguran (25%)
c) Adanya Perasaan Bersalah (25%)
9. Bagaimana pendapat anda untuk meningkatkan rasa nasionalisme melalui
upacara bendera?
a) Menyanyikan Lagu Indonesia Raya & Melafalkan Pancasila (50%)
b) Mengadakan Upacara Secara Rutin (50%)
10. Menurut anda apakah upacara bendera tersebut merupakan cara tepat untuk
meningkatkan rasa nasionalisme?
a) Merupakan Salah Satu Cara (25%)
b) Satu-satunya Cara (75%)
11. Apakah semua peserta hafal dengan baik sila-sila Pancasila?
a) Hafal Semua (50%)
b) Tidak Semua Hafal (50%)
12. Menurut anda apakah kaitan sila ke 3 Pancasila dengan nasionalisme?
a) Berkaitan (100%)
b) Tidak Berkaitan (0%)
13. Apakah semua peserta upacara bendera hafal lagu Indonesia Raya?
a) Hafal (100%)
b) Tidak Hafal (0%)
4.2. Pembahasan Masalah
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada 3 anak SD dan seorang
TNI diperoleh hasil sebagai berikut:
Setengah dari keseluruhan sampel mengatakan bahwa upacara bendera
sering dilakukan, satu dari empat sampel tersebut mengatakan bahwa upacara
bendera jarang dilakukan.Mayoritas dari sampel mengatakan upacara bendera
dilaksanakan setiap hari Senin.Sebagian dari upacara dilakukan dengan khidmat dan
15
tertib sedangkan sebagian lainnya melakukannya dengan tidak khidmat tetapi tetap
tertib.Semua sampel melakukan persiapan sebelum upacara dan mendapat nilai
moral yang positif dari upacara bendera.Kerelaan untuk melakukan upacara
bendera seimbang dengan keterpaksaannya. Jika para sampel bukan berprofesi
sebagai bela negara, mereka akan tetap menghargai upacara bendera sebagai salah
satu cara untuk meningkatkan rasa nasionalisme. Konsekuensi-konsekuensi yang
diterima para sampel antara lain 2 dari sampel mendapat hukuman, 1 dari sampel
mendapat teguran, dan lainnya merasa bersalah jika tidak mengikuti upacara
bendera. Sebagian berpendapat bahwa menyanyikan lagu Indonesia Raya dan
melafalkan Pancasila merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nasionalisme,
lainnya mengatakan mengadakan upacara bendera secara rutin adalah cara
meningkatkan nasionalisme. Mayoritas dari sampel mengatakan bahwa upacara
bendera adalah satu-satunya cara untuk meningkatkan rasa nasionalisme
sedangkan menurut yang lain upacara hanyalah salah satu cara mewujudkan rasa
nasionalisme. Setengah dari sampel mengatakan bahwa mereka hafal Pancasila dan
yang lainnya tidak.Semua berpendapat bahwa sila ke-3 Pancasila berkaitan dengan
nasionalisme.Semua sampel mengatakan bahwa mereka hafal lagu Indonesia Raya.
16
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Upacara bendera dapat dikatakan sebagai salah satu sarana untuk
meningkatkan rasa nasionalisme.Namun dalam prakteknya banyak peserta upacara
yang masih merasa terpaksa mengikuti upacara bendera dan menganggap upacara
hanya sebagai kewajiban semata. Apabila warga negara Indonesia tulus ikhlas serta
rela mengikuti upacara bendera maka hal itu akan menimbulkan rasa cinta tanah air
sehingga meningkatkan rasa nasionalisme. Oleh karena itu, hal tersebut dapat
mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.Hal ini sesuai dengan isi sila ke-3
Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia”.
5.2. Saran
Untuk menumbuhan kesatuan dan persatuan bangsa, sebagai modal utama
adalah kaum muda atau anak-anak bangsa.Sehingga dibutuhkannya peran penting
keluarga dalam membentuk serta mendidik pola pikir dan perilaku atas rasa
nasionalisme. Jadi rasa nasionalisme dapat di tanamkan sejak usia dini, dan dalam
perwujudannya nasionalisme dapat di peroleh dari upacara bendera.
Sebaiknya upacara menjadi hukum yang mengatur dalam pelaksanaannya.
Tidak menekankan pada sanksi yang akan dijatuhkan tetapi pada perubahan moral
dan kesadaran masing-masing individu.
17
DAFTAR PUSTAKA
Bakrie Aburizal, 2004, Merebut Hati Rakyat Melalui Nasionalisme, Demokrasi, dan
Pembangunan Ekonomi, Jakarta : PT Primamedia Pustaka.
Bolo, A.D., 2012, Pancasila Kekuatan Pembebas, Bandung : Kanisius.
Hutahuruk M, 1984, Gelora Nasionalisme Indonesia,Jakarta : Erlangga.
Kohn Hans, 1984, Nasionalisme: Arti dan Sejarahnya, Jakarta : Erlangga.
http://www.slideshare.net/michantlhoo/makalah-pe
http://lasonearth.wordpress.com/makalah/indonesia-raya-dalam-3-stanza/
http://www.bisosial.com/2012/05/pengertian-nasionalisme-menurut-para.html
18
DAFTAR GAMBAR
19
20
LAMPIRAN
Lampiran 1
Daftar pertanyaan wawancarara:
1. Seberapa sering upacara bendera diadakan?
2. Kapan upacara tersebut diadakan?
3. Bagaimana suasana upacara bendera yang biasa anda lakukan? Apakah khidmat,
tertib atau tidak?
4. Bagaimana dengan persiapan sebelum upacara bendera?
5. Nilai moral apa yang didapat bila mengikuti upacara bendera?
6. Apakah ada paksaan untuk mengikuti upacara bendera?
7. Jika anda bukan berprofesi sebagai bela Negara, apakah anda akan tetap
menghargai upacara bendera sebagai salah satu cara untuk meningkatkan rasa
nasionalisme?
8. Konsekuensi apa jika anda mengikuti atau tidak mengikuti upacara bendera?
9. Bagaimana pendapat anda untuk meningkatkan rasa nasionalisme melalui
upacara bendera?
10. Menurut anda apakah upacara bendera tersebut merupakan cara tepat untuk
meningkatkan rasa nasionalisme?
11. Apakah semua peserta hafal dengan baik sila-sila Pancasila?
12. Menurut anda apakah kaitan sila ke 3 Pancasila dengan nasionalisme?
13. Apakah semua peserta upacara bendera hafal lagu Indonesia Raya?
Daftar jawaban wawancara dari narasumber A:
1. Jarang, sebulan bisa ½ kali, atau tidak sama sekali.
2. Hari Senin.
3. Ribut, barisan teratur.
4. Berbaris dari badan terkecil sampai terbesar.
5. Menghormati para pahlawan yang telah gugur, lebih nasionalisme.
21
6. Tidak terpaksa.
7. Iya, tetap menghargai.
8. Bila tidak ikut upacara bendera dengan alasan terlambat, lari 10 keliling.
9. Dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, membacakan Pancasila. Dengan
menceritakan perjuangan pahlawan Indonesia dalam melawan penjajah.
10. Iya.
11. Tidak semua murid hafal
12. Dengan mengerti apa artinya persatuan, yaitu dengan tidak membeda-bedakan
orang dari agama, suku, golongan, dapat meningkatkan rasa nasionalisme
terhadap bangsa sendiri.
13. Semua murid hafal.
Daftar jawaban wawancara dari narasumber B:
1.
2. Kalau waktu itu tidak hujan.
3. Tertib tapi merasa bosan juga.
4. Cek seragam tiap masing-masing.
5. Dapat menghafalkan lagu Indonesia Raya.
6. Kadang merasa ada.
7. Iya, tetap menghargai.
8. Akan dihukum oleh guru.
9. Dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, membacakan pancasila.
10. Iya.
11. Iya hafal dengan baik.
12. Dengan mengerti sila ke3 maka dapat berbaur dengan siapa saja.
13. Iya, hafal.
Daftar jawaban wawancara dari narasumber C:
1. Seminggu sekali pada hari Senin.
2. Hari Senin.
22
3. Kadang-kadang khidmat, kadang-kadang tidak karena banyak yang ngobrol.
4. Latihan setiap hari Sabtu untuk para petugas upacara bendera. Cek seragam tiap
masing-masing.
5. Menjadi lebih disiplin.
6. Iya dipaksa oleh Guru, kecuali ada yang sakit jadi tidak mengikuti upacara
bendera.
7. Iya, tetap menghargai.
8. Kalau ketahuan tidak mengikuti upacara akan dimarahin Guru dan disuru baris
paling depan saat upacara.
9. Wajib untuk diadakan upacara bendera setiap hari Senin.
10. Iya.
11. Kalau kelas 6 rata-rata hafal.
12. Ada kaitannya karena dengan upacara bendera adalah salah satu cara untuk
meningkatkan rasa persatuan dan nasionalisme.
13. Kalau kelas 3 keatas rata-rata hafal.
Daftar jawaban wawancara dari narasumber D:
1. Upacara diadakan di lingkungan militer pada dasarnya dilaksanakan untuk
memperingati hari-hari besar nasional dan tiap bulan juga dilaksanakan upacara
bulanan tiap tanggal 17. Selain itu juga dilaksanakan upacara-upacara untuk
keperluan khusus seperti pemakaman prajurit, hari ulang tahun satuan dan lain
sebagainya. Jadi upacara sangat sering dilakukan di lingkungan militer.
2. Upacara bendera dilaksanakan pada dasarnya tiap bulan setiap tanggal 17.
3. Upacara bendera yang dilakukan dilaksanakan dengan khidmat dan tertib
sebagai penghormatan kita kepada bangsa dan Negara.
4. Persiapan sebelum upacara dilaksanakan beberapa hari sebelum upacara digelar
dalam bentuk gladi kotor dan gladi bersih, sehingga upacara diharapkan dapat
dilaksanakan dengan lancer tanpa adanya halangan atau kesalahan.
5. Nilai moral yang didapat dalam mengikuti upacara adalah: kita menghormati
dan mengenang pendahulu-pendahulu kita yang telah mendirikan Negara ini,
23
bentuk dukungan dan hormat kita terhadap nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945
dan juga sebagai perwujudan pengabdian kita terhadap bangsa dan Negara.
6. Upacara merupakan kewajiban di lingkungan militer, jadi tidak ada paksaan
dalam pelaksanaannya.
7. Meskipun saya bukan sebagai aparat bela Negara, namun sebagai warga Negara
kita juga harus tetap menghargai dan mengikuti upacara sebagai bentuk
penghargaan kita sebagai warga Negara.
8. Konsekuensi bila mengikuti upacara adalah mempertebal rasa penghargaan dan
hormat kita kepada bangsa dan Negara dan apabila tidak mengikutinya akan
mengurangi rasa cinta tanah air dan bangsa.
9. Upacara bendera sangat baik untuk meningkatkan rasa nasionalisme, oleh
karena itu harus dikerjakan semaksimal mungkin dan dipersiapkan sebaik-
baiknya.
10. Upacara bendera adalah SALAH SATU CARA yang tepat untuk meningkatkan
rasa nasionalisme kita disamping masih banyak cara-cara yang lain.
11. Semua peserta hafal sila-sila pancasila dengan baik.
12. Sila-3 dalam Pancasila jelas berkaitan secara langsung dengan rasa nasionalisme,
dimana dengan adanya persatuan yang erat sesama warga Negara Indonesia di
segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara jelas akan mempererat rasa
cinta tanah air dan bangsa. Contoh paling actual saat ini adalah: pada saat
timnas Indonesia berlaga di berbagai ajang kejuaraan sepakbola, banyak sekali
supporter yang mendukung tidak memandang dari suku, ras, agama ataupun
tingkat social. Semua berkumpul untuk mendukung satu nama : INDONESIA.
13. Semua peserta hafal lagu Indonesia Raya dengan baik.
24
Lampiran 2
Data Narasumber A:
Nama Lengkap : Justin Nicholas Siemarga
Pekerjaan : Pelajar
Sekolah : SDK Bina Bakti Matius, Bandung
Tingkat/ Kelas : 4 SD
Data Narasumber B:
Nama Lengkap : Owen Stanley Hendarto
Pekerjaan : Pelajar
Sekolah : SD Maria Bintang Laut, Bandung
Tingkat/ Kelas : 5 SD
Data Narasumber C:
Nama Lengkap : Bagus Unggul Pranoto
Pekerjaan : Pelajar
Sekolah : SDPN Sabang, Bandung
Tingkat/ Kelas : 6 SD
25
Data Narasumber D:
Nama Lengkap : Bambang Suyono
Pekerjaan : Ps. Pabandyaharkomlek
Skomlek Komando Pertahanan
Udara Nasional
(Kohanudnas Jakarta)
Status : Mayor Lek/ 525062
26
Recommended