View
236
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 1/28
MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN
(KASUS HENTI NAPAS DAN HENTI JANTUNG)
Gangguan napas dapat disebabkan oleh banyak hal, diantaranya penyakit dan
kecelakaan. Gangguan napas bisa berakibat fatal kalau kita tidak tahu cara menolongnya.
Gangguan napas yang mungkin saja terjadi di lingkungan atau di rumah kita adalah
gangguan akibat suatu kecelakaan atau tersedak, yang dapat menyebabkan terhentinya
jantung dan paru.
Bagaimana Gangguan Napas Terjadi: Berkurangnya oksigen di dalam tubuh kita
akan memberikan suatu keadaan yang disebut hipoksia. Hipoksia ini dikenal dengan
istilah sesak napas. Frekuensi napas pada keadaan sesak napas lebih cepat daripada
keadaan normal. Oleh karena itu, bila sesak napas ini berlangsung lama maka akan
memberikan kelelahan pada otot-otot pernapasan. Kelelahan otot-otot napas akan
mengakibatkan terjadinya penumpukan sisa-sisa pembakaran berupa gas CO2. Gas CO2
yang tinggi ini akan mempengaruhi susunan saraf pusat dengan menekan pusat napas
yang ada di sana. Keadaan ini dikenal dengan istilah henti napas.
Otot jantung juga membutuhkan oksigen untuk berkontraksi agar darah dapat
dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Dengan berhentinya napas maka oksigen
tidak ada sama sekali di dalam tubuh sehingga jantung tidak dapat berkontraksi dan
akibatnya terjadi keadaan yang disebut henti jantung.
Penyebab Henti Napas dan Henti Jantung
Penyebab henti napas dan henti jantung ini sangat banyak. Setiap peristiwa atau
penyakit apapun yang menyebabkan berkurangnya oksigen dalam tubuh dapat
menimbulkan keadaan henti napas dan henti jantung. Penyakit dan keadaan yang dapat
menyebabkan henti napas dan henti jantung antara lain:
a. Penyakit paru-paru, seperti radang paru, TBC, asma, dan bronchitis.
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 2/28
b. Penyakit jantung, seperti jantung koroner, jantung bawaan, dan penyakit jantung
lainnya.
c. Kecelakaan lalu lintas yang mengenai rongga dada.
d. Penyakit-penyakit yang mngenai susunan saraf.
e. Sumbatan jalan napas oleh benda asing, misal: tersedak.
Cara Mengatasi Henti Napas dan Henti Jantung
Bila di sekitar Anda ada orang atau bahkan balita Anda sendiri mengalami
kecelakaan yang mengakibatkan gangguan pernapasan, apa yang harus Anda lakukan :
Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang penolong korban henti napas
dan henti jantung dalam melakukan tindakan-tindakan bantuan hidup dasar.
1. Jalan napas korban harus dalam keadaan terbuka. Tujuannya agar oksigen bisa
masuk ke tubuh korban.
2. Pernapasan harus berlangsung terus sampai bantuan tenaga kesehatan datang. Hal
ini dimaksudkan agar oksigen masuk ke dalam aliran peredaran darah paru-paru.
3. Darah harus mengalir ke seluruh tubuh supaya oksigen dapat dibawa oleh darah
ke semua organ-organ tubuh terutama otak.
Sebelum melakukan langkah-langkah bantuan hidup dasar ini, penolong harusmenentukan kesadaran dari korban terlebih dahulu. Cara menentukan kesadaran
seseorang korban adalah dengan menilai respon korban terhadap sentuhan atau panggilan
dari penolong.
Langkah-langkah bantuan hidup dasar terdiri dari tiga tahap:
a. Memeriksa Jalan Napas
Pada korban yang tidak sadar akan terjadi relaksasi dari otot-otot termasuk otot-
otot di dalam mulut. Akibatnya lidah akan jatuh ke bagian belakang dari tenggorokan dan
akan menutupi jalan napas. Akibatnya, korban tidak dapat bernapas. Penutupan jalan
napas ini juga dapat disebabkan oleh gigi palsu, sisa-sisa muntahan, atau benda asing
lainnya.
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 3/28
Di sini penolong memeriksa apakah korban masih bernapas atau tidak. Bila tidak
bernapas akibat adanya sumbatan maka penolong harus membersihkan jalan napas ini
agar menjadi terbuka.
Korban dibaringkan terlentang.
Penolong berlutut di samping korban sebelah kanan pada posisi sejajar dengan
bahu.
Letakkan tangan kiri penolong di atas dahi korban dan tekan kearah bawah dan
tangan kanan penolong mengangkat dagu korban ke atas. Tindakan ini akan
membuat lidah tertarik ke depan dan jalan napas terbuka serta akan membentuk
satu garis lurus sehingga oksigen mudah masuk.
Dekatkan wajah Anda ke wajah korban, dengar serta rasakan hembusan napas
korban sambil melihat ke arah dada korban apakah ada gerakan dada atau tidak.
Bila korban masih bernapas maka:
o Baringkan korban di tempat yang aman dan nyaman
o Jangan dikerumuni
o Berikan posisi berbaring yang senyaman mungkin bagi korban
Bila Anda tidak dapat mendengar dan tidak merasakan napas korban serta tidak
adanya gerakan dada, maka ini menunjukkan bahwa korban tidak bernapas. Setelah
itu lakukan langkah kedua.
b. Melakukan Pernapasan Buatan
Ada dua macam pernapasan buatan, yaitu:
Pernapasan buatan dari mulut ke mulut
- Korban dalam posisi terlentang dengan kepala seperti pada langkah pertama, yaitu
kepala mendongak.
- Tangan kiri penolong menutup hidung korban dengan cara memijitnya dengan jari
telunjuk dan ibu jari, tangan kanan penolong menarik dagu korban ke atas.
- Penolong menarik napas dalam-dalam, kemudian letakkan mulut penolong ke atas
mulut korban sampai menutupi seluruh mulut korban jangan sampai ada kebocoran,
kemudian tiupkan napas penolong ke dalam mulut korban secara pelan-pelan sambil
memperhatikan adanya gerakan dada korban sebagai akibat dari tiupan napas
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 4/28
penolong. Gerakan ini menunjukkan bahwa udara yang ditiupkan oleh penolong itu
masuk ke dalam paru-paru korban, dan ini juga berarti oksigen telah masuk ke dalam
paru-paru korban.
- Setelah itu angkat mulut penolong dan lepaskan jari penolong dari hidung korban. Hal
ini untuk memberi kesempatan pada dada korban kembali ke posisi semua sebelum
pernapasan buatan berikutnya diberikan.
Pernapasan buatan dari mulut ke hidung
- Sama dengan cara dari mulut ke mulut, hanya bedanya penolong meniup napasnya
melalui hidung korban. Mulut korban harus menutupi seluruh hidung korban,
sementara meniup napas, mulut korban dalam keadaan tertutup.
- Setelah melakukan langkah ke-2 ini, penolong memeriksa denyut nadi korban
melalui denyut nadi yang ada di sebelah kanan dan kiri leher korban. Caranya:
a. Tentukan garis tengah leher yang melewati adam’s apple (jakun)
b. Geser jari penolong ke kiri atau ke kanan sejauh 2 jari. Di situlah tempat meraba
denyut nadi leher.
c. Raba denyut nadi leher tersebut dengan menggunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari
tengah)
Apabila tidak teraba denyut nadi, ini menandakan bahwa jantung korban tidak
berdenyut, maka lanjutkan ke langkah 3.
c. Membuat peredaran darah buatan
Tujuan dari langkah ke-3 ini adalah untuk membuat suatu aliran darah buatan
yang dapat menggantikan fungsi jantung sehingga oksigen yang diberikan dapat sampai
ke organ-organ yang membutuhkan. Adapun mekanismenya sebagai berikut:
Bila dilakukan penekanan pada tulang dada di atas jantung maka darah akan
terdorong keluar dari jantung masuk ke jaringan tubuh.
Bila penekanan tersebut dilepaskan maka darah akan terisap kembali ke jantung.
Mekanisme ini sama dengan cara kerja dari jantung saat jantung memompa
darah.
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 5/28
Cara membuat peredaran darah buatan
Untuk menentukan letak dari tempat penekanan adalah dengan menelusuri tulang
rusuk korban yang paling bawah dari kiri dan kanan yang akan bertemu di garis
tengah, dari titik pertemuan itu naik 2 jari kemudian letakkan telapak tangan
penolong di atas 2 jari tersebut.
Tangan penolong satunya diletakkan di atas dari telapak tangan di atas 2 jari tadi.
Lakukan penekanan sedalam kira-kira 1/3 dari tingginya rongga dada korban dari
atas korban, biasanya antara 3-5 cm.
Harus diingat, pada saat melakukan penekanan, siku penolong tidak boleh ditekuk.
Bantuan hidup dasar ini dapat dilakukan oleh satu orang atau bisa juga dilakukan oleh
dua orang penolong. Bila hanya satu orang penolong maka kombinasi antara pernapasan
buatan dan peredaran darah buatan dilakukan dengan frekuensi 15:2. Artinya 15 kali
penekanan dada diberikan 2 kali pernapasan buatan. Bila ada dua orang penolong maka
diberikan dengan frekuensi 5:1, yang artinya setiap 5 kali penekanan dada diberikan 1
kali pernapasan buatan. Bantuan hidup dasar ini diberikan oleh penolong sampai tenaga
kesehatan datang.
RESUSITASI JANTUNG PARUResusitasi kardiopulnomal dan serebral (RKPS) terbagi dalam 3 tahap: Bantuan
hidup dasar/Basic Life Support, Bantuan lanjut/Advanced Life Support, dan Bantuan
jangka panjang/Prolonged Life Support.
Tahap 1 : Bantuan dasar (Basic life support)
A. Airway control, menguasai jalan napas agar bebas dan bersih
B. Breathing support, bantuan pernapasan, vertilasi bantuan darurat dan oksigenasi
paru
C. Circulation support, bantuan sirkulasi, diagnosis nadi hilang, kompresi jantung
luar (KJL), atasi pendarahan dan posisi stock, kemudian minta bantuan Dinas
Gawat Darurat setempat. Tindakan Resusitasi tidak boleh dihentikan.
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 6/28
Tahap 2 : Bantuan Lanjut (Advanced Life Support)
Bantuan lanjut untuk mengembalikan sirkulasi spontan dan stabilitasi sistem
kardiovaskular, terdiri atas tindakan :
D. drugs and fluid – pemberian cairan dan obat
E. Electrokardiografi – electrokardioscopy
F. Firbilation treament – devibrillation
Tindakan pada tahap II harus dilakukan segera, karena kompresi jantung luar hanya
menghasilkan sirkulasi buatan sebesar 6 – 30% daripada aliran darah normal.kompresi
jantung dada terbuka lebih efektif karena menghasilkan lebih kurang 50% daripada aliran
darah normal, tapi hanya dapat dilakukan di rumah sakit.
Tahap 3 : Bantuan Jangka Panjang (Prongoled Life Support)
Bantuan jangka panjang merupakan tindakan perawatan pasca resusitasi yang
terdiri atas
G. Gauging, menentukan dan mengobati penyebab dan menilai dapat tidaknya
penderita diselamatkan dan ditolong terusH. Human Mentation. Apakah fungsi otak normal dapat pulih kembali dengan
tindakan resusitasi
I. Intersive Care, Long Term Resuscication, perawatan intensif jangka panjang,
Brain Oriented Intersive Care pada kegagalan alat tubuh anda (multiple organ
failure) pada tahap ini harus dilakukan sampai penderita sadar kembali atau
sampai dapat memastikan aeanya kematian serebral dan adanya penyakit
penyebap lain yang tak dapat disembukan.
Bantuan dasar untuk pertolongan pertama (Life Supporting First Aid) tanpa
mempergunakan alat harus dapat dikerjakan oleh masyarakat umum. Tahap ini terdiri
atas tindakan A dan B dan tidak termasuk KJL. Bantuan dasar termasuk mengatasi
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 7/28
pendarahan luar dan pemasangan bebat, memindahkan penderita segera, menjaga posisi
agar jalan napas tetap terbuka mengatasi shock dan mencegah komplikasi lanjut.
Resusitasi pada trauma meliputi tahap dan tindakan resusitasi kardiopulmonal dan
serebral, dengan beberapa pengecualian.
1. Pada tindakan A, mengangkat rahang dan membuka mulut tidak boleh dilakukan
ekstensi kepala maksimal karena kemungkinan adanya kerusakan tulang leher.
2. Pada tindakan B, osigen lebih penting daripada vertilasi buatan karena henti
napas jarang timbul pada trauma, sedang hipoksemia lebih sering timbul.
3. Pada tindakan C, usaha penghentian pendarahan sering lebih dibutuhkan daripada
tindakan kompresi jantung.
4. Pada tindakan D, pemberian cairan, pemasangan CVP dan tindakan lainnya
untuk mengatasi shock trauma lebih mendesak daripada pemberian obat.
5. Tindakan E dan F harus tersedia pada kasus trauma tetapi jarang dibutuhkan,
kecuali pada tahap trauma toraks.
6. Pada tindakan G, H, dan I amat penting, terutama pada trauma ganda dan
kerusakan kepala dada.
RESUSITASI JANTUNG PARUResusitasi jantung paru tidak dilakukan pada semua penderita yang mengalami
gagal jantung atau pada orang yang sudah mengalami kerusakan pernafasan atau sirkulasi
yang tidak ada lagi kemungkinan untuk hidup, melainkan yang mungkin untuk hidup
lama tanpa meninggalkan kelainan di otak.
Keberhasilan resusitasi dimungkinkan oleh adanya waktu tertentu diantara mati
klinis dan mati biologis. Mati klinis terjadi bila dua fungsi penting yaitu pernafasan dan
sirkulasi mengalami kegagalan total. Jika keadaan ini tidak ditolong akan terjadi mati
biologis yang irreversibel.
Resusitasi jantung paru yang dilakukan setelah penderita mengalami henti nafas
dan jantung selama 3 menit, presentasi kembali normal 75 %tanpa gejala sisa. Setelah 4
menit presentasi menjadi 50 % dan setelah lima menit menjadi 25 %. Maka jelaslah
waktu yang sedikit itu harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin .
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 8/28
Disamping mati klinis dan biologis dikenal dengan istilah mati social yaitu
keadaan dimana pernafasan dan sirkulasi terjadi spontan atau secara buatan, namun telah
mengalami aktifitas kortikal yang abnormal. Penderita dalam keadaan sopor atau koma
tanpa kemungkinan untuk sembuh dan dinyatakan dalam keadaan vegetatif.
Agar resusitasi dapat berjalan maksimal tentu saja memerlukan penolong yang
cekatan dan terampil. Waktu satu menit sangat berguna dalam memberikan pertolongan
pertama pada penderita.
Definisi Resusitasi jantung paru merupakan usaha yang dilakukan untuk
mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas (respiratory arrest)
dan atau henti jantung (cardiac arrest) pada orang dimana fungsi tersebut gagal total oleh
suatu sebab yang memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya bila kedua fungsi
tersebut bekerja kembali5.
Anatomi dan Fisiologi Pemakaian oksigen dan pengeluaran karbon dioksida
sangat diperlukan untuk menjalankan fungsi normal selular didalam tubuh. Pemakaian
tersebut melalui suatu proses pernafasan sehingga secara harfiah pernafasan dapat
diartikan pergerakan oksigen dari atmosfer menuju sel ke udara bebas. Proses pernafasan
terdiri dari beberapa langkah dimana sistem pernafasan, sistem saraf pusat dan sistem
kardiovaskuler memegang peranan yang sangat penting
Saluran pernafasan udara mulai dari hidung hingga mencapai paru adalah :hidung, faring, laring, trakhea, bronkhus dan bronkhiolus. Saluran pernafasan dari hidung
sampai bronkhiolus dilapisi oleh membran mukosa yang bersilia. Ketika udara masuk ke
dalam rongga hidung udara tersebut disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Kemudian
udara mengalir ke faring menuju laring. Laring merupakan rangkaian cincin tulang rawan
yang dihubungkan oleh otak dan mengandung pita suara. Diantara pita suara terdapat
ruang berbentuk seperti sepatu kuda yang panjangnya kurang lebih 5 inci. Permukaan
posterior agak pipih dan letaknya tepat didepan esophagus. Bronkhus utama kanan dan
kiri tidak simetris, yang kanan lebih pendek, lebih lebar dan merupakan kelanjutan
trakhea. Cabang utama bronkhus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronkhus lobaris
dan bronkhus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronkhus yang
ukurannya semakin kecil yang berakhir menjadi bronkhiolus terminalis.
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 9/28
Oksigen pada proses pernafasan dipindahkan dari udara luar ke dalam jaringan
dan stadium pertama ventilasi, yaitu masuknya campuran gas ke dalam dan keluar paru.
Transportasi masuknya campuran gas yang keluar masuk paru terdiri dari beberapa aspek
yaitu
.1.Difusi gas antara alveolus dan kapiler paru, dan antara darah sistemik dan sel
jaringan.
2.Distribusi darah dalam sirkulasi pulmoner dan penyesuaiannya dengan
distribusi udara dalam alveolus.
3.Reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbondioksida dengan darah.Stadium
yang ketiga adalah respirasi sel, yaitu saat dimana metabolit dioksida untuk
mendapatkan energi dan karbondioksida terbentuk sebagai sampah metabolisme
sel dan dikeluarkan oleh paru- paru.
Anatomi dan Fisiologi Kardiovaskuler. Jantung merupakan salah satu organ yang
terletak dalam mediastinum di rongga dada, yaitu diantara kedua paru. Perikardium
sendiri terbagi menjadi dua, yaitu perikardium parietalis dan pericardium visceralis.
Perikardium parietalis melekat pada tulang dada sebelah depan dan kolumna vertebralis
bagian belakang, sedangkan ke bawah pada diafragma. Perikardium visceralis langsung
melekat pada permukaan jantung.
Jantung sendiri terbagi dari 3 lapisan yaitu epikardium (lapisan terluar),miokardium (lapisan dalam) dan endokardium (lapisan terdalam). Ruangan jantung
terbagi menjadi 2 bagian jantung bagian atas atrium dan ventrikel terletak sebelah bawah,
yang secara anatomi mereka terpisah oleh suatu annulus fibrosus. Keempat katup jantung
terletak dalam cincin ini. Secara fungsinal jantung terbagi menjadi dua yaitu alat pompa
kanan dan alat pompa kiri yang memompa darah sistemik. Pembagian fungsi ini
mempermudah konseptualisasi dari urutan aliran darah secara anatomi.
Fisiologi siklus jantung ventrikel kiri memompa darah ke aorta melalui katup
semilunaris aorta, dari aorta darah akan dialirkan menuju arteri kemudian ke jaringan
melalui cabang kecil arteri (arteriola), dari arteriola kemudian menuju ke venula.
Kemudian akan melalui vena darah akan dialirkan ke atrium kanan, dari atrium kanan
darah menuju ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis, dari ventrikel kanan kemudian
darah dipompa menuju arteri pulmonalis melewati katup semilunaris pulmonalis. Dari
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 10/28
arteri pulmonalis ke pulmo. Dari pulmo darah keluar melalui vena pulmonalis ke atrium
kiri, dari atrium kiri kemudian menuju ventrikel kiri melalui katup bicuspidalis atau
mitralis. Demikian seterusnya darah akan mengalir melalui siklus tersebut1.
Resusitasi jantung paru bertujuan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan
atau sirkulasi, dan penanganan akibat henti nafas (respiratory arrest) dan atau henti
jantung (cardiac arrest), yang mana fungsi tersebut gagal total oleh sebab yang
memungkinkan untuk hidup normal.Adapun sebab henti nafas adalah .
1.Sumbatan jalan nafas Bisa disebabkan karena adanya benda asing, aspirasi,
lidah yang jatuh ke belakang, pipa trakhea terlipat, kanula trakhea tersumbat,
kelainan akut glotis dan sekitarnya (sembab glotis, perdarahan)
2.Depresi pernafasan Sentral : obat, intoksikasi, Pa O2 rendah, Pa CO2 tinggi,
setelah henti jantung, tumor otak dan tenggelam. Perifer : obat pelumpuh otot,
penyakit miastenia gravis, poliomyelitis.
Sebab- sebab henti jantung: Penyakit kardiovaskuler, Penyakit jantung sistemik,
infark miokardial akut, embolus paru, fibrosis pada sistem konduksi (penyakit lenegre,
sindrom adams stokes, noda sinus atrioventrikulaer sakit).Kekurangan oksigen akut Henti
nafas, benda asing di jalan nafas, sumbatan jalan nafas oleh sekresi, asfiksia dan hipoksia.
Kelebihan dosis obat dan gangguan asam basa Digitalis, quinidin, antidepresan trisiklik,
propoksifen, adrenalin dan isoprenalin. Syok listrik dan tenggelam. Refleks vagalPeregangan sfingter anii, penekanan atau penarikan bola mata.
Anestesi dan pembedahan.Terapi dan tindakan diagnostik medis Syok
(hipovolemik, neurogenik, toksik dan anafilaktik) Kebanyakan henti jantung yang terjadi
di masyarakat merupakan akibat penyakit jantung iskemik, 40 % mati mendadak. Dari
penyakit jantung iskemik terjadi dalam waktu satu jam setelah dimulainya gejala dan
proporsinya lebih tinggi, sekitar 60 % diantara umur pertengahan dan yang lebih muda.
Lebih dari 90 % kematian yang terjadi di luar rumah sakit disebabkan oleh fibrilasi
ventrikuler, suatu kondisi yang potensial reversibel1.
Henti jantung dan henti nafas bukanlah kejadian yang sering terjadi walaupun di
Rumah Sakit. Pada banyak kasus sebenarnya kematian mendadak sebagai akibat sroke
infark, kelebihan dosis obat dan trauma hebat, dapat dicegah bila tindakan resusitasi
dilakukan secara tepat. Setiap tenaga kesehatan harus menguasai teknik resusitasi jantung
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 11/28
paru. Pada tahun 1974, The American Association menerbitkan penuntun pertama teknik
bantuan hidup ini kemudian direvisi pada tahun 1980, tahun 1986 di negara lain
mengikutinya1,Pengajaran resusitasi jantung paru otak dibagi dalam 3 fase, yaitu :
Bantuan Hidup Dasar (BDH), Bantuan Hidup Lanjut (BHL), Bantuan Hidup Jangka
Lama. Dan dalam 9 langkah dengan .
Fase I : untuk oksigenasi darurat, terdiri dari (A) Airway Control : penguasaan
jalan nafas. (B) Breathing Support : ventilasi bantuan dan oksigen paru darurat. (C)
Circulation Support : pengenalan tidak adanya denyut nadi dan pengadaan sirkulasi
buatan dengan kompresi jantung, penghentian perdarahan dan posisi untuk syok.
Fase II : untuk memulai sirkulasi spontan terdiri dari (D) Drugs and Fluid
Intravenous Infusion : pemberian obat dan cairan tanpa menunggu hasil EKG. (E)
Electrocardioscopy (Cardiography) dan (F) Fibrillation Treatment : biasanya dengan syok
listrik (defibrilasi).
Fase III : untuk pengelolaan intensif pasca resusitasi, terdiri dari (G) Gauging :
menetukan dan memberi terapi penyebab kematian dan menilai sejauh mana pasien dapat
diselamatkan. (H) Human Mentation : SSP diharapkan pulih dengan tindakan resusitasi
otak yang baru dan (I) Intensive Care : resusitasi jangka panjang. Dalam makalah ini
hanya dibicarakan resusitasi jantung paru yang memang harus betul- betul dikuasai oleh
setiap tenaga kesehatan terutama mereka yang bekerja di bidang anesthesia, unit darurat,kamar operasi dan kamar bersalin. Fase I (Bantuan Hidup Dasar) Bila terjadi nafas
primer, jantung terus dapat memompa darah selama beberapa menit dan sisa O2 yang
berada dalam paru darah akan terus beredar ke otak dan organ vital lain. Penanganan dini
pada korban dengan henti nafas atau sumbatan jalan nafas dapat mencegah henti jantung.
Bila terjadi henti jantung primer, O2 tidak beredar dan O2 yang tersisa dalam organ vital
akan habis dalam beberapa detik. Henti jantung dapat disertai dengan fenomena listrik
berikut : fibrilasi fentrikular, takhikardia fentrikular, asistol ventrikular atau disosiasi
elektromekanis. Penilaian tahapan BHD sangat penting.
Tindakan resusitasi meliputi posisi pembukaan jalan nafas buatan dan kompresi
dada luar dilakukan kalau memang betul dibutuhkan. Ini ditentukan penilaian yang tepat.
Setiap langkah ABC RJP dimulai dengan penentuan tidak ada respon, tidak ada nafas dan
tidak ada nadi. Pada korban yang tiba- tiba kolaps, kesadaran harus segera ditentukan
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 12/28
dengan tindakan goncangan atau teriak yang terdiri dari menggoncangkan korban dengan
lembut dan memanggil keras. Bila tidak dijumpai tanggapan hendaknya korban
diletakkan dalam posisi terlentang dan ABC BHD hendaknya dilakukan. Sementara itu
mintalah pertolongan dan bila mungkin aktifitaskan sistem pelayanan medis darurat.
1. Airway (Jalan Nafas).Sumbatan jalan nafas oleh lidah yang menutupi dinding
posterior faring adalah merupakan persoalan yang sering timbul pada pasien yang tidak
sadar dengan posisi terlentang.Resusitasi tidak akan berhasil bila sumbatan tidak diatasi.
Tiga cara telah dianjurkan untuk menjaga agar jalan nafas tetap terbuka yaitu dengan
metode ekstensi kepala angkat leher, metode ekstensi kepala angkat dagu dan metode
angkat dagu dorong mandibula, dimana metode angkat dagu dorong mandibula lebih
efektif dalam membuka jalan nafas atas daripada angkat leher.Pendorongan mandibula
saja tanpa ekstensi kepala juga merupakan metode paling aman untuk memelihara jalan
nafas atas tetap terbuka, pada pasien dengan dugaan patah tulang leher.
Bila korban yang tidak sadar bernafas spontan dan adekuat dengan tidak ada
sianosis, korban sebaiknya diletakkan dalam posisi mantap untuk mencegah aspirasi. Bila
tidak diketahui atau dicurigai ada trauma kepala dan leher, korban hanya digerakkan atau
dipindahkan bila memang mutlak diperlukan karena gerak yang tidak betul dapat
mengakibatkan paralisis pada korban dengan cedera leher. Disini teknik dorong
mandibula tanpa ekstensi kepala merupakan cara yang paling aman untuk membuka jalannafas, bila dengan ini belum berhasil dapat dilakukan sedikit ekstensi kepala.
2. Breathing (Pernafasan) Setelah jalan nafas terbuka, penolong hendaknya segera
menilai apakah pasien dapat bernafas spontan atau tidak. Ini dapat dilakukan dengan
mendengarkan gerak nafas pada dada korban. Bila pernafasan spontan tidak timbul
kembali diperlukan ventilasi buatan Untuk melakukan ventilasi mulut ke mulut penolong
hendaknya mempertahankan kepala dan leher korban dalam salah satu sikap yang telah
disebutkan diatas dan memencet hidung korban dengan satu tangan atau dua kali ventilasi
dalam. Kemudian segera raba denyut nadi karotis atau femoralis. Bila ia tetap henti nafas
tetapi masih mempunyai denyut nadi diberikan ventilasi yang dalam sebesar 800 ml
sampai 1200 ml setiap 5 detik.
Bila denyut nadi karotis tidak teraba, dua kali ventilasi dalam harus diberikan
sesudah tiap 15 kompresi dada pada resusitasi yang dilakukan oleh seorang penolong dan
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 13/28
satu ventilasi dalam sesudah tiap 5 kompresi dada pada yang dilakukan oleh 2 penolong.
Tanda ventilasi buatan yang adekuat adalah dada korban yang terlihat naik turun dengan
amplitudo yang cukup ada udara keluar melalui hidung dan mulut korban selama
respirasi sebagai tambahan selama pemberian ventilasi pada korban, penolong dapat
merasakan tahanan dan pengembangan paru korban ketika diisi
Pada beberapa pasien ventilasi mulut ke hidung mungkin lebih efektif daripada
fentilasi mulut ke mulut. Ventilasi mulut ke stoma hendaknya dilakukan pada pasien
dengan trakeostomi. Bila ventilasi mulut ke mulut atau mulut ke hidung tidak berhasil
baik walaupun jalan nafas telah dicoba dibuka, faring korban harus diperiksa untuk
melihat apakah ada sekresi atau benda asing.Pada tindakan jari menyapu, korban
hendaknya digulingkan pada salah satu sisinya. Sesudah dengan paksa membuka mulut
korban dengan satu tangan memegang lidah dan rahangnya, penolong memasukkan jari
telunjuk dan jari tengah tangan yang lain kedalam satu sisi mulut korban dalam satu
gerakan menyapu. Bila tindakan ini gagal untuk mengeluarkan benda asing, hendaknya
dikerjakan hentakan abdomen atau hentakan dada, sehingga tekanan udara dalam
abdomen meningkat dan akan mendorong benda untuk keluar. Hentakan dada dilakukan
pada korban yang terlentang, teknik ini sama dengan kompresi dada luar. Urutan yang
dianjurkan adalah :Berikan 6 sampai 10 kali hentakan abdomen. Buka mulut dan lakukan
sapuan jari. Reposisi pasien, buka jalan nafas dan coba beri ventilasi buatan dapatdilakukan dengan sukses. Bila sesudah dilakukan gerak tripel (ekstensi kepala, buka
mulut dan dorong mandibula), pembersihan mulut dan faring ternyata masih ada
sumbatan jalan nafas, dapat dicoba pemasangan pipa jalan nafas. Bila dengan ini belum
berhasil perlu dilakukan intubasi trakheal. Bila tidak mungkin atau tidak dapat dilakukan
intubasi trakheal, sebagai alternatifnya adalah krikotomi atau fungsi membrane
krikotiroid dengan jarum berlumen besar (misal dengan kanula intravena 14 G). Bila
masih ada sumbatan di bronkhus maka perlu tindakan pengeluaran benda asing dari
bronkhus atau terapi bronkhospasme dengan aminophilin atau adrenalin
3. Circulation (Sirkulasi).Bantuan ketiga dalam BHD adalah menilai dan
membantu sirkulasi. Tanda- tanda henti jantung hádala: Kesadaran hilang dalam waktu
15 detik setelah henti jantung.Tak teraba denyut nadi arteri besar (femoralis dan karotis
pada orang dewasa atau brakhialis pada bayi).Henti nafas atau megap- megap.Terlihat
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 14/28
seperti mati.Warna kulit pucat sampai kelabu.Pupil dilatasi (45 detik setelah henti
jantung) Tidak ada nadi yang teraba pada arteri besar, pemeriksaan arteri karotis sesering
mungkin merupakan tanda utama henti jantung. Diagnosis henti jantung dapat ditegakkan
bila pasien tidak sadar dan tidak teraba denyut arteri besar. Pemberian ventilasi buatan
dan kompresi dada luar diperlukan pada keadaan sangat gawat.
Korban hendaknya terlentang pada permukaan yang keras agar kompresi dada
luar yang dilakukan efektif. Penolong berlutut di samping korban dan meletakkan sebelah
tangannya diatas tengah pertengahan bawah sternum korban sepanjang sumbu
panjangnya dengan jarak 2 jari dari persambungan episternum. Tangan penolong yang
lain diletakkan diatas tangan pertama, jari- jari terkunci dengan lurus dan kedua bahu
tepat diatas sternum korban, penolong memberikan tekanan ventrikel ke bawah yang
cukup untuk menekan sternum 4 sampai 5 cm. Setelah kompresi harus ada relaksasi,
tetapi kedua tangan tidak bo;eh diangkat dari dada korban, dianjurkan lama kompresi
sama dengan lama relaksasi.
Bila ada satu penolong, 15 kompresi dada luar (laju 80 sampai 100 kali/ menit)
harus diikuti dengan pemberian 2 kali ventilasi dalam (2 sampai 3 detik). Dalam satu
menit harus ada 4 siklus kompresi dan ventilasi (yaitu minimal 60 kompresi dada dan 8
ventilasi). Jadi 15 kali kompresi dan 2 ventilasi harus selesai maksimal dalam 15 detik.
Bila ada 2 penolong, kompresi dada diberikan oleh satu penolong dengan laju 80 sampai100 kali/ menit dan pemberian satu kali ventilasi dalam 1 sampai 1,5 detik oleh penolong
kedua sesudah tiap kompresi kelima. Dalam satu menit minimal harus ada 60 kompresi
dada dan 12 ventilasi. Jadi lima kompresi dan satu ventilasi maksimal dalam 5 detik.
Kompresi dada harus dilakukan secara halus dan berirama. Bila dilakkan dengan
benar, kompresi dada luar dapat menghasilkan tekanan sistolik lebih dari 100 mmHg, dan
tekanan rata- rata 40 mmHg pada arteri karotis. Kompresi dada tidak boleh terputus lebih
dari 7 detik setiap kalinya, kecuali pada intubasi trakheal, transportasi naik turun tangga
dapat sampai 15 detik. Sesudah 4 daur kompresi dan ventilasi dengan rasio 15 : 2,
lakukan reevaluasi pada pasien. Periksa apakah denyut karotis sudah timbul (5 detik).
Bila tidak ada denyut lanjutkan dengan langkah berikut.Periksa pernafasan 3 sampai 5
detik bila ada, pantau pernafasan dan nadi dengan ketat. Bila tidak ada lakukan ventilasi
buatan 12 kali per menit dan pantau nadi dengan ketat. Bila RJP dilanjutkan beberapa
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 15/28
menit dihentikan, periksa apakah sudah timbul nadi dan ventilasi spontan begitu
seterusnya. Fase II (Bantuan Hidup Lanjut).Bantuan hidup lanjut berhubungan dengan
teknik yang ditujukan untuk memperbaiki ventilasi dan oksigenasi korban dan pada
diagnosis serta terapi gangguan irama utama selama henti jantung. Bantuan hidup dasar
memerlukan peralatan khusus dan penggunaan obat. Harus segera dimulai bila diagnosis
henti jantung atau henti nafas dibuat dan harus diteruskan sampai bantuan hidup lanjut
diberikan.
Setelah dilakukan ABC RJP dan belum timbul denyut jantung spontan, maka
resusitasi diteruskan dengan langkah DEF.1. Drug and Fluid (Obat dan Cairan)Tanpa
menunggu hasil EKG dapat diberikan.Adrenalin : 0,5 – 1,0 mg dosis untuk orang dewasa,
10 mcg/ kg pada anak- anak. Cara pemberian : iv, intratrakeal lewat pipa trakeal (1 ml
adrenalin diencerkan dengan 9 ml akuades steril, bukan NaCl, berarti dalam 1 ml
mengandung 100 mcg adrenalin). Jika keduanya tidak mungkin : lakukan intrakardial
(hanya oleh tenaga yang sudah terlatih). Di ulang tiap 5 menit dengan dosis sama sampai
timbul denyut spontan atau mati jantung .Natrium Bikarbonat : dosis mula 1 mEq/ kg
(bila henti jantung lebih dari 2 menit) kemudian dapat diulang tiap 10 menit dengan dosis
0,5 mEq/ kg sampai timbul denyut jantung spontan atau mati jantung, cara pemberian
hanya iv. Penggunaan natrium bikarbonat tidak lagi dianjurkan kecuali pada resusitasi
yang lama, yaitu pada korban yang diberi ventilasi buatan yang lama dan efisien, sebabkalau tidak asidosis intraseluler justru bertambah dan tidak berkurang. Penjelasan untuk
keanehan ini bukanlah hal yang baru. CO2 yang tidak dihasilkan dari pemecahan
bikarbonat segera menyeberangi membran sel jika CO2 tidak diangkut oleh respirasi .
EKG Meliputi fibrilasi ventrikuler, asistol ventrikuler dan disosiasi elektro mekanis.
Fibrilation Treatment (Terapi Fibrilasi) Elektroda dipasang disebelah kiri puting susu kiri
disebelah kanan sternum atas, defibrilasi luar arus searah 200 – 300 joule pada dewasa.
100 – 200 joule pada anak. 50 – 100 joule pada bayi.
Fase III (Bantuan Hidup Jangka Lama atau Pengelolaan Pasca Resusitasi) Jenis
pengelolaan pasien yang diperlukan pasien yang telah mendapat resusitasi bergantung
sepenuhnya kepada resusitasi. Pasien yang mempunyai defisit neurologis dan tekanan
darah terpelihara normal tanpa aritmia hanya memerlukan pantauan intensif dan
observasi terus menerus terhadap sirkulasi, pernafasan, fungsi otak, ginjal dan hati.
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 16/28
Pasien yang mempunyai kegagalan satu atau lebih dari satu sistem memerlukan bantuan
ventilasi atau sirkulasi, terapi aritmia, dialisis atau resusitasi otak. Organ yang paling
terpengaruh oleh kerusakan hipoksemik dan iskemik selama henti jantung adalah otak.
Satu dari lima orang yang selamat dari henti jantung mempunyai defisit neurologis. Bila
pasien tetap tidak sadar, hendaknya dilakukan upaya untuk memelihara perfusi dan
oksigenasi otak. Tindakan ini meliputi penggunaan agen vasoaktif untuk memelihara
tekanan darah sistemik yang normal, penggunaan steroid untuk mengurangi sembab otak
dan penggunaan diuretik untuk menurunkan tekanan intracranial. Oksigen tambahan
hendaknya diberikan dan hiperventilasi derajad sedang juga membantu.
Keputusan Untuk Mengakhiri Upaya Resusitasi Semua tenaga kesehatan dituntut
untuk memulai RJP segera setelah diagnosis henti nafas atau henti jantung dibuat, tetapi
dokter pribadi korban hendaknya lebih dulu diminta nasehatnya sebelum upaya resusitasi
dihentikan. Tidak sadar ada pernafasan spontan dan refleks muntah dan dilatasi pupil
yang menetap selama 15 sampai 30 menit atau lebih merupakan petunjuk kematian otak
kecuali pasien hipotermik atau dibawah efek barbiturat atau dalam anesthesia umum.
Akan tetapi tidak adanya tanggapan jantung terhadap tindakan resusitasi. Tidak ada
aktivitas listrik jantung selama paling sedikit 30 menit walaupun dilakukan upaya RJP
dan terapi obat yang optimal menandakan mati jantung.
Seseorang dilakukan mati bilamana Fungsi spontan pernafasan dan jantung telah berhenti secara pasti atau irreversibel. Tidak terbukti terjadi kematian batang otak dalam
keadaan darurat, tidak mungkin untuk menegakkan diagnosis mati batang otak. Dalam
resusitasi darurat, seseorang dinyatakan mati, jika Terdapat tanda- tanda mati jantung.
Sesudah dimulai resusitasi pasien tetap tidak sadar, tidak timbul ventilasi spontan dan
refleks muntah serta pupil tetap dilatasi selama 15 sampai 30 menit atau lebih, kecuali
kalau pasien hipotermik atau dibawah pengaruh barbiturat atau anestesia umum. Dalam
keadaan darurat resusitasi dapat diakhiri bila ada salah satu dari berikut ini Telah timbul
kembali sirkulasi dan ventilasi spontan yang efektif. Upaya resusitasi telah diambil alih
oleh orang lain yang lebih bertanggung jawab meneruskan resusitasi (bila tidak ada
dokter).Seorang dokter mengambil alih tanggung jawab (bila tidak ada dokter
sebelumnya).Penolong terlalu capek sehingga tak sanggup meneruskan resusitasi. Pasien
dinyatakan mati Setelah dimulai resusitasi ternyata diketahui bahwa pasien berada dalam
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 17/28
stadium terminal suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan atau hampir dapat
dipastikan bahwa fungsi serebral tak akan pulih (yaitu sesudah setengah atau satu jam
terbukti tidak ada nadi pada normotermia tanpa RJP).
Dengan penemuan tindakan diagnostik dan resusitasi mutakhir maka kematian
tidak dianggap sebagai saat berhenti kerja jantung. Sekarang dikenal spektrum keadaan
fisiologik yang meliputi kematian klinis, serebral dan organis. Tanpa pertolongan
tindakan resusitasi maka henti sirkulasi akan menyebabkan disfungsi serebral dan
kemudian organis dengan kerusakan sel irreversible. Resusitasi untuk mengembalikan
fungsi nafas dan sirkulasi akibat dari henti nafas dan henti jantung, yang dilakukan
setelah tiga menit presentasi keberhasilan 75 %, jika setelah empat menit presentasi
keberhasilan 50 % dan setelah lima menit maka presentasi keberhasilan resusitasi
menjadi 25 %.Tindakan awal yang harus dilakukan pada penderita henti jantung paru
adalah melakukan ABC, yang merupakan Bantuan Hidup Dasar fase I, Bantuan Hidup
Lanjut fase II meliputi DEF dan dilanjutkan dengan fase III meliputi GHI. Resusitasi
jantung paru ini dilakukan pada pasien yang mungkin hidup lama dan tanpa
meninggalkan kelainan pada otak. Keberhasilan resusitasi ini tergantung dari penyebab,
waktu penderita mulai ditolong, ketrampilan penolong, alat penunjang dan tenaga medis
yang ada.
DAFTAR PUSTAKA.
1.Prince and Wilson, Patofisiologi, Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit, Edisi
IV, Jilid I & II, EGC, Jakarta, 1994.
2.S. Sunartio, Jusrafli Joenoerham, Anestesiologi, Fakultas Kedokteran UI,
Jakarta, 1989.
3.Snow JC, Manual of Anesthesia, Boston, Tokyo : Little, Brown and co. 2nd ed,
Igaku Shion Ltd, 1980.
4.Caltron DG, Test Anestesiologist Hand Books, Baltimore, London, Tokyo :
University Park Press, 1977.<br />
5.Olaan Sm Siahaan, Resusitasi Jantung Paru dan Otak, Cermin Dunia
Kedokteran, No. 80, Edisi Khusus, 1992.
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 18/28
Pertolongan Darurat
Jika Terjadi Kecelakaan
Jika Anda mendengar teriakan atau melihat darah, berarti ada suatu kecelakaan, dan
kemungkinan ada seseorang yang terluka. Anda menyadari ia butuh pertolongan, dan
Anda berada paling dekat dengannya. Sadarilah bahwa tindakan pertolongan Anda
selama beberapa menit ke depan bisa menjadi penentu.
Seberapa Serius Kecelakaannya?
Jangan panik. Cobalah mengetahui seberapa serius kecelakaannya secara cepat. Ini akan
mempermudah Anda dalam bertindak cepat untuk menolongnya, apa pun bentuk
pertolongan yang dibutuhkannya.
Jangan Panik
Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah menentukan seberapa baik Anda dapat
mencegah cideranya bertambah parah. Yang paling penting sebelum melakukan
penanganan adalah memindahkan korban dari tempat kecelakaan bila situasinya
membahayakan. Anda harus mengetahui penyebab kecelakaan dan menghentikannya,
apakah itu berupa penghentian crane, pemadaman api, atau pemindahan mesin. Maka, jangan panik, namun tetap waspada!
Pertolongan Darurat
Bila Anda mengetahui bahwa korban membutuhkan pertolongan secepatnya, penting bagi
Anda untuk mengetahui keadaan sirkulasi saluran pernapasan:
A. Saluran pernapasan korban jangan sampai terhalang.
B. Bila korban tidak bernapas, segera lakukan pernapasan buatan.
C. Bila tidak ada denyut nadi, lakukan Resusitasi Jantung Paru-RJP (Cardio Pulmonary
Resuscitation-CPR).
Untuk panduan lebih jelas, silakan lihat di Resusitasi Jantung Paru-RJP (Cardio
Pulmonary Resuscitation-CPR).
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 19/28
Cari Bantuan Bila Diperlukan
Anda harus bisa menentukan apakahAnda bisa menangani korban sendirian. Bila Anda
merasa memerlukan bantuan, carilah bantuan secepatnya. Bertindaklah secara tenang
sambil menilai situasi. Jangan lupa untuk melakukan pertolongan pertama secara terus-
menerus dan dampingi korban sampai bantuan datang.
Selalu simpan nomor-nomor telpon penting di tempat yang mudah dilihat.
RESUSITASI JANTUNG PARU-RJP
(CARDIO PULMONARY RESUSCITATION-CPR)
Bila penderita tidak bernapas dan nadinya teraba tidak berdenyut, mulailah
lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau juga dikenal sebagai Cardio Pulmonary
Resuscitation (CPR). CPR adalah kombinasi pemijatan (masase) jantung dari luar dan
resusitasi mulut ke mulut. Untuk melakukan hal ini, sebaiknya penolong telah mengikuti
pelatihan P3K untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dalam melakukan tindakan
agar tidak menambah cidera pada penderita.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus Anda lakukan.
Jika pasien ternyata tidak menunjukkan adanya denyut dan biji mata melebar dan tampak
seperti mati:
Cari bantuan.
Atur Posisi korban.
Tengadahkan kepala pasien ke belakang.
Carilah titik tekanan yang tepat dengan terlebih dahulu menentukan letak titik
ujung tulang dada (sternum). Titik tekanan terletak sejauh dua Lebar jari diatasnya.
Letakkan telapak tangan Anda di atas titik tekanan tersebut. Angkat jari Anda
menjauhi permukaan dada.
Tekan lurus ke bawah sebanyak 80 hingga 100 kali per menit. Tekan seeara
vertikal, siku pada posisi lurus.
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 20/28
Tekan ke bawah ke arah dada sedalam 2 hingga 3 cm untuk orang dewasa.
Ingat bahwa setelah setiap tekanan ke-30, Anda harus meniupkan udara ke dalam
paru-paru dua kali secara berurutan.
Anak kecil tentu saja hanya diberi tekanan yang ringan. Teruskan tindakan tersebut
untuk menyadarkan pasien hingga denyutnya normal.
Bagaimana Cara Melakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru)
Beberapa bulan yang lalu,kita dikejutkan dengan kematian mendadak artis
komedian ternama ketika sedang bermain futsal. Ketika datang ke rumah sakit, beliau
dinyatakan sudah meninggal. Diduga karena serangan jantung mendadak. Jantung yang
harusnya berdenyut mengantarkan darah 6-7 liter/menit dan kaya akan kandungan
oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh kita, tiba tiba berhenti mendadak.
Dan butuh waktu kurang dari 3 menit (optimal) untuk melakukan pertolongan awal untuk
melakukan RJP. Barangkali jika teman-teman sang Artis tersebut bisa melakukan
pertolongan awal, mungkin ceritanya akan berakhir lain.
Demikian juga sering kita mendengar ada atlit sedang berolah raga, politikus
sedang berbicara,orang sedang bercanda dengan koleganya, tiba-tiba tersungkur karena
henti jantung mendadak yang banyak sekali penyebabnya. Dan pertolongan pertama,
seyogyanya harus segera dilakukan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.
Oleh karena itulah, di Amerika Serikat, Pemerintah membuat program pelatihan
Resusitasi Jantung dan Paru untuk orang awam misal Satpam , penjaga pantai, Polisi dan
sebagainya. Saya teringat dengan kisah nyata di majalah anak-anak dulu ketika masih
kecil. Dikatakan bahwa ada serombongan siswa sekolah dasar di SD yang sedang
melakukan pertandingan sepakbola melawan SD lainnya. Ketika turun hujan,
pertandingan terus dilanjutkan. Sampai kemudian turunlah petir yang menyambar salah
seorang siswa yang harus menghentikan pertandingan tersebut. Beruntung bagi sang anak
tersebut, karena sang ibu yang kebetulan hadir menonton pertandingan, mengetahui
dasar-dasar RJP. Dengan bantuan ibu-ibu yang lain, mereka bahu membahu melakukan
RJP sampai pertolongan medis datang. Nyawa sang anak dapat diselamatkan, walaupun
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 21/28
dia mengalami gangguan kognisi yang hebat. Dan dengan kesabaran sang Ibu dalam
mendampingi sang Anak dan ditunjang dengan pengobatan medis, dalam jangka waktu 2
tahun, Sang Anak dapat kembali pulih seperti semula dan dapat bermain bola kembali
bersama teman-temannya.
Kapan kita melakukan Resusitasi Jantung dan Paru?
Kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang definis mati:
Mati klinis
Penderita dinyatakan mati secara klinis apabila berhenti bernapas dan jantung
berhenti berdenyut. Pada keadaan ini masih dapat diusahakan agar penderita hidup
kembali apabila dilakukan RJP.
Mati biologis
Kerusakan sel otak dimulai 4-6 menit setelah berhentinya pernapasan dan sirkulasi
darah. Setelah 10 menit biasanya sudah terjadi kematian biologis. Pada keadaan ini
penderita tidak dapat ditolong lagi.
Apa yang dimaksud dengan Pemijatan jantung?
Jantung dapat dibuat seolah-olah berdenyut dengan menekan dada dari luar. Pada
tindakan ini kita menekan dada sehingga tekanan dalam rongga dada menjadi sangat
tinggi, dan saat melepaskan tekanan pada dinding dada, rongga dada akan kembali ke bentuk semula karena elastis, dan terjadi penurunan tekanan dalam rongga dada.
RJP harus dilakukan sedini mungkin dan dilakukan sampai :
Penolong lelah dan tidak dapat melanjutkan.
Penderita telah dialihkan pada petugas lain yang lebih ahli atau sudah diserahkan pada
Rumah Sakit.
Penderita sudah dinyatakan meninggal.
Langkah-langkah sebelum melakukan RJP:
Sebelum kita melakukan RJP pada penderita kita harus :
Pastikan bahwa penderita tidak sadar
Pastikan bahwa penderita tidak bernapas
Pastikan bahwa nadi tidak teraba
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 22/28
Untuk penderita yang tidak sadar, cari denyutan nadi karotis :
Letakkan dua jari di atas laring (jakun), jangan gunakan ibu jari.
Geserkan jari penolong ke samping. Hentikan di sela-sela antara laring dan otot leher.
Rasakan nadi. Tekan selama 5-10 detik, hindari penekanan yang terlalu keras pada arteri.
RJP untuk orang dewasa
RJP dengan satu penolong pada orang dewasa.
Lakukan penekanan dada dengan perbandingan 2 x tiupan diikuti 30 x penekanan dada.
Buka jalan nafas, kemudian berikan 2 tiupan yang masing2 waktunya 1,5 sampai 2 detik.
Pastikan kita menarik nafas yang dalam sebelum memberikan tiupan nafas.
Lanjutkan sampai 4 kali putaran dari 15 tekanan dan 2 ventilasi.
RJP dengan 2 penolong pada orang dewasa.
Penderita harus lurus dan terlentang, pada permukaan yang datar & padat. Jika memakai
baju buka bajunya sehingga kita dapat melihat tulang dadanya.
Penolong pertama berlutut pada ujung kepala penderita. Penolong kedua berlutut pada
sisi kanan dada penderita.
Lalu lakukan penekanan dada :Lokasi penekanan pada area, dua jari di atas proxesus xifoideus.
Penekanan dilakukan dengan menggunakan pangkal telapak tangan. Dengan posisi satu
tangan diatas tangan yang lain.
Cara melakukan penekanan dada :
a. Tekanan pada tulang dada dilakukan sedemikian rupa sehingga masuk 3-4 cm
(pada orang dewasa).
b. Jaga lengan penolong agar tetap lurus, sehingga yang menekan adalah bahu (atau
lebih tepat tubuh bagian atas) dan bukan tangan atau siku.
c. Pastikan tekanan lurus ke bawah pada tulang dada karena jika tidak, tubuh dapat
tergelincir dan tekanan untuk mendorong akan hilang.
Gunakan berat badan saat kita berikan tekanan.
e. Dorongan yang terlalu besar akan mematahkan tulang dada
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 23/28
f. Waktu untuk menekan dan waktu untuk melepas harus sama waktunya.
g. Jangan melepaskan tangan dari atas dada penderita.
h. Ingat bahwa tekanan yang efektif dilakukan hanya akan mencapai 25%-30% dari
sirkulasi darah normal.
Hitungan saat melakukan penekanan sebanyak 15 kali dengan tidak terlalu cepat,
karena satu kali penekanan harus menggunakan waktu kurang dari detik. Setelah
penekanan seperti diatas lakukan 2 kali tiupan masing-masing selama 1,5 sampai 2 detik.
Untuk lebih jelasnya bisa klik link video ini
Pemantauan
Pemantauan merupakan tanggungjawab penolong yang melakukan tiupan
(ventilasi). Setelah satu menit melakukan RJP, periksa nadi penderita. Periksa 3 sampai 5
detik pada arteri karotis.
a. Bila nadi tdk teraba dan pernapasan tidak ada teruskan RJP
b. Bila nadi teraba,pernapasan tidak ada berikan pernapasan buatan.
c. Bila nadi teraba dan penderita bernapas adekuat, hentikan RJP, pantau
pernapasan dan nadi penderita.
Ringkasan RJP pada orang dewasa:Dalamnya kompresi 3-5 m, laju penekanan dada 80-100 kali per menit.
Lama ventilasi : 1,5-2 detik
Lokasi mencari nadi : arteri karotis
RJP sendiri : 30 penekanan– 2 tiupan
RJP berdua : 30 penekanan-2 tiupan
Tanda-tanda keberhasilan RJP:
Dada harus naik dan turun dengan setiap tiupan (ventilasi).
Pupil bereaksi atau tampak berubah normal (pupil harus mengecil saat diberikan cahaya).
Denyut jantung kembali terdengar
Reflek pernapasan spontan dapat terlihat
Kulit penderita pucat berkurang atau kembali normal.
Penderita dapat menggerakkan tangan atau kakinya
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 24/28
Penderita berusaha untuk menelan
Penderita menggeliat atau memberontak
Defibrilasi
Seluruh Provider BHD harus dilatih untuk dapat memberikan tindakan defibrilasi
karena fibrilasi ventrikel merupakan irama yang paling sering terjadi pada orang dewasa
yang tidak sadar dan tidak trauma, untuk korban demikian angka keberhasilan akan
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 25/28
meningkat ketika penolong melakukan defibrilasi dalam waktu 3-5 menit setelah
kejadian. Defibrilasi segera merupakan terapi terpilih untuk fibrilasi ventrikel pada
korban tidak sadar yang tersaksikan. Hasil dari RJP sebelum dilakukan defibrilasi adalah
memperpanjang irama fibrilasi ventrikel, ketika petugas datang dalam waktu 4- 5 menit
setelah mendapatkan informasi, periode singkat dari RJP yang telah dilakukan (1-3
menit) sebelum defibrilasi dapat meningkatkan keberhasilan untuk kembali kepada
sirkulasi spontan dan angka keberhasilan RJP.
RJP pada situasi yang Khusus Tenggelam
Tenggelam merupakan penyebab kematian yang masih dapat dicegah.
Keberhasilan menolong korban yang tenggelam tergantung dari lama dan beratnya
derajat hipoksia. Penolong harus melakukan RJP, terutama sekali bantuan pernapasan,
secepat mungkin setelah korban tenggelam dikeluarkan dari air. Ketika menolong semua
usia korban yang tenggelam, seorang petugas kesehatan melakukan 5 siklus (kira-kira 2
menit) RJP sebelum meninggalkan korban untuk mengaktifkan sistem gawat darurat.
Ventilasi mulut ke mulut di dalam air mungkin dapat menolong jika dilakukan oleh
penolong yang terlatih. Kompresi dada sangat sukar dilakukan di dalam air, mungkin
tidak akan efektif dan dapat membahayakan keduanya. Tidak ada peristiwa yang terjadi
dimana air menyebabkan sumbatan jalan napas. Manuver yang dilakukan untuk menghilangkan sumbatan jalan napas tidak direkomendasikan untuk korban tenggelam
karena manuver tersebut tidak biasa dilakukan dan dapat menyebabkan trauma, muntah,
dan aspirasi serta memperlambat RJP. Penolong harus mengeluarkan korban tenggelam
dari dalam air secepat mungkin dan memulai resusitasi sesegera mungkin.
Hipotermia
Pada korban tidak sadar dengan hipotermia, petugas kesehatan harus menilai pernapasan
untuk mengetahui ada tidaknya henti napas dan menilai denyut nadi untuk menilai ada
tidaknya henti jantung atau adanya Bradikardi selama 30-45 detik karena frekuensi
jantung dan pernapasan dapat sangat lamban, tergantung dari derajat hiportemia, jika
korban tidak bernapas mulailah pemberian bantuan pernapasan. Jika denyut nadi korban
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 26/28
tidak ada, segera mulailah melakukan kompresi dada. Jangan menunggu suhu tubuh
menjadi hangat untuk memulai RJP. Untuk mencegah hilangnya panas, lepaskan pakaian
yang basah dari tubuh korban; lindungi korban dari hembusan angin, panas, atau dingin,
dan jika mungkin berikan ventilasi dengan oksigen yang hangat.
Posisi Sisi Mantap (Recovery Position)
Posisi sisi mantap dipergunakan untuk korban dewasa yang tidak sadar yang telah
bemapas dengan normal dan sirkulasi yang efektif. Posisi ini dibuat untuk menjaga agar
jalan napas tetap terbuka dan mengurangi risiko sumbatan jalan napas dan aspirasi.
Korban diletakkan pada posisi miring pada salah satu sisi badan dengan tangan yang
dibawah berada didepan badan.
Sumbatan Jalan Napas Oleh Benda Asing Sumbatan Jalan Napas oleh Benda Asing
( Tersedak)
Kematian akibat tersedak tidak biasa terjadi tetapi merupakan penyebab kematian
yang dapat dicegah. Banyak laporan kasus tersedak pada orang dewasa yang disebabkan
oleh makanan dan terjadi pada saat sedang makan. Kejadian tersedak pada bayi dan anak-anak juga terjadi pada saat sedang makan atau bermain.
Mengenali adanya sumbatan jalan napas akibat benda asing
Dikarenakan mengenali adanya sumbatan jalan napas merupakan kunci
keberhasilan menolong korban yang tersedak. Ini sangat penting untuk dapat
membedakan kegawat daruratan dari pingsan, serangan jantung, atau keadaan lain yang
dapat menyebabkan gangguan pernapasan, sianosis, atau kehilangan kesadaran. Benda
asing merupakan salah satu penyebab sumbatan komplit/total atau sumbatan
sebagian/parsial pada jalan napas. Penolong harus membantu jika melihat korban yang
mengalami sumbatan jalan napas akibat tersedak. Tanda korban yang tersedak antara lain
kesulitan bernapas, sianosis, sulit berbicara. Korban biasanya memegang lehernya,
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 27/28
segeralah bertanya "apakah anda tersedak" jika korban menganggukkan kepalanya berarti
dia tersedak.
Membebaskan sumbatan jalan napas oleh benda asing Manuver Heimlich
Untuk mengatasi obstruksi jalan napas oleh benda asing dapat dilakukan manuver
Heimlich (hentakan subdiafragma-abdomen). Suatu hentakan yang menyebabkan
peningkatan tekanan pada diafragma sehingga memaksa udara yang ada didalam para-
paru untuk keluar dengan cepat sehingga diharapkan dapat mendorong atau
mengeluarkan benda asing yang menyumbat jalan napas. Setiap hentakan harus diberikan
dengan tujuan menghilangkan obstruksi, mungkin dibutuhkan pengulangan hentakan 6-
10 kali untuk membersihkan jalan napas. Pertimbangan penting dalam melakukan
manuver Heimlich adalah kemungkinan kerusakan pada organ-organ besar. Manuver
Heimlich pada korban sadar dengan posisi berdiri atau duduk Penolong harus berdiri di
belakang korban, melingkari pinggang korban dengan kedua lengan, kemudian kepalkan
satu tangan dan letakkan sisi jempol tangan kepalan pada perut korban, sedikit diatas
pusar dan dibawah ujung tulang sternum. Pegang erat kepalan tangan dengan tangan
lainnya. Tekan kepalan ke perut dengan hentakan yang cepat kearah atas. Setiap hentakan
harus terpisah dan dengan gerakan yang jelas.
Manuver Heimlich pada korban yang tergeletak (tidak sadar)
Korban harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka keatas. Penolong
berlutut disisi paha korban. Letakkan salah satu tangan pada perut korban di garis tengah
sedikit di atas pusat dan jauh dibawah ujung tulang sternum, tangan kedua diletakkan
diatas tangan pertama. Penolong menekan kearah perut dengan hentakan yang cepat
kearah atas. Manuver ini dapat dilakukan pada korban sadar jika penolongnya terlampau
pendek untuk memeluk pinggang korban.
5/11/2018 MENGATASI GANGGUAN PERNAPASAN - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mengatasi-gangguan-pernapasan-55a23656c35a0 28/28
Manuver Heimlich pada yang dilakukan sendiri
Pengobatan diri sendiri terhadap obstruksi jalan napas : Kepalkan sebuah tangan,
letakkan sisi ibu jari pada perut diatas pusat dan dibawah tulang sternum, genggam
kepalan itu dengan kuat dan berikan tekanan ke atas kearah diafragma dengan gerakan
cepat, jika tidak berhasil dapat dilakukan tindakan dengan menekan perut pada tepi meja
atau belakang kursi.
Penyapuan jari
Manuver ini hanya dilakukan atau digunakan pada korban tidak sadar, dengan
muka menghadap keatas buka mulut korban dengan memegang lidah dan rahang diantara
ibu jari dan jari-jarinya, kemudian mengangkat rahang bawah. Tindakan ini akan
menjauhkan lidah dan kerongkongan serta menjauhkan benda asing yang mungkin
menyangkut ditempat tersebut. Masukkan jari telunjuk tangan lain menelusuri bagian
dalam pipi, jauh kedalam kerongkongan dibagian dasar lidah, kemudian lakukan gerakan
mengait untuk melepaskan benda asing serta menggerakkan benda asing tersebut ke
dalam mulut sehingga memudahkan untuk diambil. Hati-hati agar tidak mendorong
benda asing lebih jauh kedalam jalan napas.
Recommended