View
73
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
Buku ini menjelaskan bagaimana caranya menjadi Entrepreneur Sejati! Dikarang oleh FX Pradjoko Susanto.
Citation preview
BAB 7
6Strategi
Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah
Pengembangan Secara Internal
Yang dimaksud dengan pengembangan secara internal
adalah pengembangan yang dilakukan oleh UMKM
sendiri dengan cara membenahi kelemahan-kelemahan
internal, dan menyesuaikan program kerja yang telah
dibuat dengan kondisi yang ada serta meningkatkan
usaha dengan menambah modal.
1. Pembenahan Kelemahan-Kelemahan Internal
BAB 21BAB 3
Pada bab-bab di muka telah diuraikan mengenai
kelemahan-kelemahan internal yang dihadapi oleh
UMKM dan usaha untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan tersebut. Pada bab ini kelemahan-kelemahan
dan cara mengatasi tersebut diuraikan kembali sebagai
suatu resume. Yang dibahas adalah kelemahan di
bidang Sumber Daya Manusia, Manajemen, Permodalan,
dan Pengelolaan Keuangan, serta Pemasaran.
Sumber Daya Manusia
Kelemahan Sumber Daya Manusia pada usaha mikro dan
kecil terletak pada kualitas SDM yang kurang memadai.
Kita lihat para pengusahanya, kebanyakan dari mereka
adalah pemilik perusahaan yang memperoleh warisan
dari orang tuanya. Cara mengelola usahanya sebagian
besar masih dilakukan secara tradisional. Sedang
pegawai-pegawai yang dipekerjakan rata-rata
berkualitas rendah, berpendidikan Sekolah Dasar,
Sekolah Lanjutan Pertama, dan beberapa yang
berpendidikan Sekolah Lanjutan Atas. Cara rekrutmen
dan pemilihan pegawai dilakukan secara sederhana,
bahkan ada di antaranya yang sengaja memilih pegawai
dengan pendidikan rendah karena biaya gaji yang
dibayarkan juga bisa rendah. Hal yang demikian pasti
akan menghasilkan SDM yang berkualitas rendah,
akibatnya produktivitasnya juga akan rendah. Sedang
BAB 5BAB 6
pada usaha menengah SDM yang dipekerjakan sudah
memadai, ada di antaranya yang berpendidikan
perguruan tinggi.
Pada Bab 3 disarankan untuk memilih pimpinan usaha
yang handal yang mempunyai ciri-ciri tertentu agar
dapat mengemudikan usahanya dengan baik. Demikian
juga dalam memilih pegawai hendaklah dipilih pegawai-
pegawai yang potensial, yang dapat dikembangkan.
Pegawai yang demikian harus dipilih secara selektif dan
ditempatkan pada posisi atau jabatan yang tepat.
Dengan sistem imbalan yang baik dan dengan program
pengembangan yang efektif maka pegawai yang
bersangkutan tidak hanya akan setia melainkan juga
akan termotivasi untuk bekerja dengan keras. Sedang
pada usaha menengah hendaknya ditempatkan
pimpinan-pimpinan yang profesional agar usahanya
dapat semakin berkembang.
Manajemen
Kelemahan manajemen pada usaha mikro dan kecil
terutama masih menggunakan cara-cara yang
tradisional berdasarkan intuisi dan pengalaman,
meskipun intuisi dan pengalaman itu sendiri bukan hal
yang buruk dan apabila diperdalam dengan
menggunakan pengalaman dari pengusaha-pengusaha BAB 1 BAB 4
yang sukses pasti akan bermanfaat. Pada jaman yang
telah maju ini usaha mikro dan kecil juga harus
diperkenalkan dengan prinsip-prinsip manajemen
modern dengan melalui pelatihan-pelatihan manajemen
terapan. Pada usaha menengah penggunaan prinsip-
prinsip manajemen modern pada umumnya sudah
dilakukan, dan untuk meningkatkan mutu manajemen
perlu juga diadakan pelatihan-pelatihan yang
terprogram.
Sehubungan dengan manajemen tersebut hendaknya
dicatat hal-hal yang perlu diperhatikan bersama, yaitu
bahwa:
1) Manajemen adalah kegiatan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan
orang lain. Sehubungan dengan itu maka dalam
pelaksanaan pekerjaan hendaknya manajer tidak
melaksanakan sendiri apa yang telah ditetapkan untuk
dikerjakan, biarkanlah orang-orang lain yang
melaksanakannya. Manajer tinggal memantau dan
mengawasi pelaksanaannya saja.
2) Tidak ada cara manajemen yang terbaik untuk
mengelola semua jenis usaha. Manajemen yang sukses
pada suatu jenis usaha tertentu tidak selalu menjamin
kesuksesan apabila digunakan pada usaha jenis yang
lain. Masing-masing jenis usaha mempunyai karakter
BAB 5BAB 6
sendiri-sendiri. Oleh karena itu juga tidak ada resep yang
manjur yang berlaku umum dalam hal manajemen bagi
usaha mikro, kecil dan menengah, karena jenis dan luas
usahanya berbeda-beda.
3. Manajemen adalah gabungan antara seni dan
ilmu, yang dalam prakteknya melibatkan campuran
antara kegiatan intuitive dengan penuh pertimbangan
serta perbuatan yang rasional dalam memecahkan
masalah. Untuk usaha mikro, kecil dan menengah
pertimbangan intuitive lebih menonjol bila dibandingkan
dengan pertimbangan ilmu.
4. Kecil itu indah, itulah pernyataan yang sering ktia
dengar. Dan memang demikianlah halnya. Dalam
kenyataannya usaha-usaha yang masih dapat bertahan
hidup dalam masa krisis moneter 1997 justru usaha-
usaha kecil. Sebenarnya manajemen usaha kecil itu
cukup tangguh.
5. Tugas pokok manajemen dalam dunia modern
sekarang ini adalah bagaimana mengembangkan
organisasi perusahaannya melalui inovasi-inovasi yang
sesuai dan yang tepat waktu.
Selanjutnya pada Bab 2 di muka telah disampaikan pula
tentang cara membuat program kerja, baik untuk usaha
baru maupun untuk usaha yang sudah berjalan.
BAB 1 BAB 4
Disajikan pula bagaimana membuat program kerja yang
strategis, yaitu program kerja jangka 3-5 tahun.
Semua itu dimaksudkan agar manajemen usaha mikro,
kecil dan menengah bisa ditingkatkan sesuai dengan
kondisi dan situasi yang ada.
Permodalan Dan Pengelolaan Keuangan
Kelemahan lain dari UMKM adalah mengenai permodalan
dan pengelolaan keuangan. Pada usaha mikro dan kecil
permodalannya sangat lemah, jumlahnya sangat kecil,
dan modal umumnya berasal dari pemilik. Usaha kecil
sangat sulit mencari pinjaman ke bank untuk
memperkuat permodalannya karena terbentur pada
prosedur dan persyaratan soal agunan yang dirasa
cukup berat. Oleh karena itu sampai saat ini usaha kecil
yang memperoleh kredit dari bank jumlahnya masih
sangat terbatas. Lain halnya dengan usaha menengah
yang permodalannya relatif sudah cukup kuat, yang
berasal dari pemilik, dari para sekutu atau dari para
pesero. Usaha menengah sudah agak banyak yang
memperoleh bantuan modal dengan pinjam dari bank.
Tentang pengelolaan keuangan pada umumnya usaha
mikro dan kecil masih sangat sederhana, bahkan uang
pribadi masih banyak yang tercampur dengan uang
perusahaan demikian juga mengenai penggunaannya.
Pada usaha menengah pengelolaan keuangannya sudah BAB 5BAB 6
cukup baik dan uang pribadi tidak tercampur lagi
dengan uang perusahaan.
Dalam usaha untuk meningkatkan mutu pengelolaan
keuangan disarankan agar usaha mikro dan kecil
memperhatikan soal likuiditas dengan tidak memberikan
pinjaman kepada pelanggan, karena pinjaman ini dapat
mengganggu kelancaran usaha. Pada usaha menengah
umumnya pengawasan likuiditas telah dilakukan. Untuk
meningkatkan pengawasan likuiditas disarankan
menggunakan pengawasan rasio kas, baik Current Ratio
maupun Quick Ratio, dan mengatur aliran kas (cash
flow) dengan membuat cash budget. Guna
meningkatkan usaha perusahaan dapat mencari
tambahan modal dengan pinjam uang dari bank atau
lembaga lain atau dengan meningkatkan penjualan
untuk memperoleh laba yang lebih besar dan hasil dari
laba ini dapat digunakan untuk menambah modal.
Pemasaran
Masalah pemasaran yang dihadapi UMKM ialah
kemampuannya yang sangat terbatas dalam
menghadapi persaingan. Beberapa usaha mikro dan
kecil pemasarannya sangat statis dan tradisional.
Kondisi pasar saat ini dalam keadaan persaingan.
Mereka masih tetap dalam pemikiran lama yang lebih
berorientasi pada produksi, artinya memperoduksi BAB 1 BAB 4
sebanyak-banyaknya dengan harapan para pembeli
akan datang. Sedang dalam keadaan persaingan dimana
konsumen sudah agak bebas memilih maka UMKM harus
mengubah orientasinya tidak hanya sekedar
memproduksi melainkan harus memikirkan bagaimana
dapat menjual produk atau jasanya.
Tidak ada gunanya kita memproduksi apabila kita tidak
dapat menjual. Maka pada tahap ini kita harus sudah
melakukan kegiatan untuk promosi. Sayang sekali
Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh usaha mikro
dan kecil masih sangat lemah untuk melaksanakan hal
tersebut, meskipun pada usaha menengah hal itu telah
dijalankan. Pada kondisi dimana sudah ada persaingan
perusahaan harus menyesuaikan produk atau jasanya
dengan yang diinginkan konsumen. Bahkan sangat
dianjurkan para pengusaha untuk menemukan inovasi-
inovasi produk baru dan melakukan promosi atas produk
atau jasa yang dibuatnya.
Meskipun pada masa krisis moneter UMKM masih dapat
eksis karena kemampuannya untuk menyesuaikan
kondisi internnya dengan kondisi ekternal namun untuk
pengembangan UMKM perlu dipikirkan usaha-usaha
yang efektif dalam hal pemasaran.
Kondisi sekarang ini, dan untuk masa-masa mendatang,
pasaran telah dalam keadaan persaingan yang ketat,
BAB 5BAB 6
dimana “perang” strategi dan taktik pemasaran telah
dilancarkan oleh perusahaan-perusahaan besar dan
multinasional. Sebenarnya strategi dan taktik
pemasaran yang mereka gunakan sudah sama-sama
kita kenal, dan strategi dan taktik tersebut juga dapat
digunakan oleh UMKM, sesuai dengan porsinya.
Bagaimana Pemasaran Dapat Dilakukan Oleh UMKM?
Pertama-tama yang harus kita lakukan ialah membuat
segmentasi pasar secara benar. Kalau kita ingin
memancing ikan kita harus tahu di bagian sungai mana
yang banyak ikannya. Demikian juga kalau kita ingin
menjual barang maka kita harus tahu di pasar yang
mana banyak calon pembelinya. Sebagai contoh
pedagang asongan, mereka pasti akan memilih tempat
dimana banyak orang berkumpul. Setelah membagi
pasar selanjutnya kita akan memilih target pasar, yaitu
sasaran yang akan kita tuju untuk dilayani. Seperti
contoh memancing ikan tadi, kita pasti akan memilih
tempat dimana ikan-ikan yang kita jadikan sasaran
berada. Tempat berkumpulnya ikan mujahir terpisah dari
tempat berkumpulnya ikan lele. Ikan yang mana yang
akan kita pancing?
BAB 1 BAB 4
Demikian juga pedagang asongan tadi, mereka akan
memilih target pasar tertentu, yang diperkirakan banyak
yang akan membeli barang dagangannya. Bagaimana
dengan positioning? Untuk produk-produk tertentu dapat
dilakukan positioning, meskipun dalam bentuk yang
sangat sederhana bila dibandingkan dengan positioning
produk dari perusahaan-perusahaan multinasional.
Tentu saja hal-hal tersebut harus disertai dengan
penyajian produk yang berkualitas, dengan harga yang
pas, serta persediaan barang yang cukup serta promosi
yang memadai. Agar penjualan dapat berhasil dengan
baik maka perlu dilakukan diferensiasi produk atau jasa
dengan cara yang menarik dan yang dapat meyakinkan
para konsumen bahwa produk kita berbeda dengan yang
lain dan sangat bermanfaat bagi konsumen.
2. Menyesuaikan Program Kerja yang telah Dibuat
Mengapa Program Kerja Harus Disesuaikan?
Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan
usahanya, baik pada usaha mikro, kecil dan menengah
pasti membuat program kerja, baik dalam bentuk yang
sangat sederhana maupun program kerja yang lengkap
dan rinci. Program tersebut sangat penting dapat
diibaratkan sebagai bintang kejora penunjuk arah
BAB 5BAB 6
kemana perusahaan akan kita bawa. Namun demikian
apabila terjadi perubahan situasi dan kondisi yang cukup
besar, baik karena pertumbuhan usaha maupun karena
persaingan atau karena sebab yang lain maka program
kerja yang telah kita buat harus disesuaikan dengan
kondisi dan situasi yang ada. Perubahan kehidupan
sosial dan ekonomi sebagai dampak kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi sangat besar pengaruhnya
pada kegiatan usaha dan persaingan. Apabila program
kerja yang telah dibuat tidak sesuai lagi dengan
perkembangan tersebut maka program kerja menjadi
tidak relevan dan sulit dijadikan sebagai pedoman kerja
lagi. Oleh karena itu program kerja hendaknya setiap
kali ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan situasi
dan kondisi yang ada seturut perkembangan yang
terjadi.
Bagaimana Cara Menyesuaikan Program Kerja?
Ada banyak cara yang dapat dipakai untuk
menyesuaikan program kerja yang telah dibuat.
Di antaranya dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Sesuaikan Dengan Kondisi dan Situasi Yang Ada
Langkah pertama dalam menyesuaikan program kerja
terlebih dahulu kita harus mengenal situasi dan kondisi
BAB 1 BAB 4
yang ada. Bagaimana posisi perusahaan sekarang ini.
Dimana kita sekarang ini berada. Bagaimana persaingan
yang ada sekarang ini. Kemana perusahaan akan kita
bawa, dan bagaimana prospeknya?
Selanjutnya kita mencoba membuat analisa atas posisi
dan kondisi perusahaan kita dalam menghadapi
persaingan dan perubahan yang ada. Analisa yang kita
gunakan misalnya saja dengan SWOT, yaitu singkatan
dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan),
Opportunity (peluang) dan Treath (tantangan). Apa yang
menjadi kekuatan perusahaan kita, kelemahan-
kelemahannya terletak dimana, bagaimana peluang
yang ada, dan apa yang menjadi hambatan atau
tantangan untuk maju, menghadapi saingan dan
perubahan yang terjadi. Dari hasil analisa tersebut
kemudian kita menyusun kembali program kerja untuk
menghadapi realita sekarang dan yang akan datang.
2) Menyesuaikan Gaya Manajemen
Apabila perusahaan kita telah maju maka kita perlu
meninjau kembali gaya manajemen perusahaan kita.
Perusahaan-perusahaan mikro dan kecil umumnya gaya
manajemen yang dipakai adalah gaya manajemen yang
tradisional. Semua kekuasaan terpusat pada pimpinan
atau pengusaha. Apabila perusahaan telah berkembang
BAB 5BAB 6
maka gaya manajemen yang demikian harus diubah,
misalnya saja diubah seperti gaya manajemen yang ada
pada usaha menengah dimana sudah ada pembagian
kerja dengan mendelegasikan wewenang dan
spesialisasi. Akan tetapi harus diakui bahwa sebenarnya
tidak ada gaya atau style manajemen yang terbaik
untuk dapat digunakan pada setiap jenis usaha. Situasi
yang berbeda-beda menuntut gaya manajemen yang
berbeda pula. Maka salah satu masalah dalam
manajemen yang kita hadapi adalah bagaimana kita
dapat memilih gaya manajemen yang efektif sesuai
dengan kondisi yang ada.
3) Menyesuaikan Organisasi Perusahaan
Apabila perusahaan telah berkembang maka struktur
organisasinya perlu ditinjau kembali. Yang menjadi
masalah adalah apakah organisasi yang ada sekarang
ini masih dapat digunakan secara efektif, ataukah harus
diubah. Struktur organisasi yang bagaimana yang
paling cocok untuk masa sekarang dan masa datang?
Masalah ini cukup sulit untuk dipecahkan, sebab
organisasi yang terlalu besar merupakan pemborosan,
sedang yang terlalu kecil menjadi tidak efektif. Pada
usaha mikro dan kecil biasanya organisasinya masih
sederhana, sedang pada usaha menengah bentuk
BAB 1 BAB 4
organisasinya sudah mengikuti organisasi modern
dengan pembagian kerja dan spesialisasi. Kapan
organisasi perusahaan harus diubah, hendaknya hal ini
disesuaikan dengan perkembangan usaha dan
efektivitas organisasi yang akan disusun, dan sudah
barang tentu harus memperhatikan soal efisiensinya.
4) Membangun Sistem Manajemen Informasi
Membangun sistem manajemen informasi bagi UMKM
mungkin masih berupa wacana, namun bagi usaha
menengah barang kali sudah mulai dipertimbangkan
adanya. Jaman sekarang ini informasi sangat penting
dalam membantu perkembangan usaha. Dengan
informasi yang baik kita dapat memperoleh masukan
tentang permintaan pasar, kebutuhan para pelanggan,
persaingan pasar dan peluang yang ada. Dengan adanya
informasi permintaan pasar maka informasi akan
diteruskan kepada bagian produksi untuk ditindaklanjuti.
Setelah produk atau jasa selesai diproses kemudian
bagian pemasaran menyampaikan produk atau jasa
tersebut kepada para pelanggan. Agar informasi yang
diperoleh dapat dikelola dengan baik maka diperlukan
sistem pengelolaan yang disebut sistem manajemen
informasi. Dengan sistem ini maka semua informasi
dapat disampaikan dalam waktu singkat ke bagian-
BAB 5BAB 6
bagian yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti. Pada
jaman sekarang sistem informasi dapat dilakukan
dengan pelbagai cara baik melalui media elektronik,
komputer, internet, radio maupun secara tertulis.
Demikian juga sumber-sumber informasi dapat diperoleh
dari pelbagai media.
5) Meningkatkan Pelayanan Kepada Pelanggan
Semua yang diuraikan di atas tujuannya adalah satu,
yaitu bagaimana kita dapat meningkatkan pelayanan
kepada para pelanggan, sesuai situasi dan kondisi dan
sesuai dengan yang dituntut oleh kemajuan jaman. Mutu
pelayanan yang baik merupakan kunci keberhasilan bagi
perusahaan, baik pada usaha mikro, kecil maupun
menengah. UMKM harus tahu dan dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan. Mutu pelayanan harus terus
ditingkatkan dari waktu ke waktu. Para pelanggan harus
dibuat puas dan setia pada produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa program kerja
yang telah dibuat perlu selalu ditinjau kembali
berdasarkan kemajuan perusahaan dan perubahan
kondisi dan situasi yang terjadi.
BAB 1 BAB 4
3. Meningkatkan Usaha dengan Menambah Modal
Meningkatkan usaha dapat dilakukan dengan
menambah modal usaha. Penambahan modal usaha
dapat dilakukan dengan modal sendiri atau dengan
modal pinjaman (modal asing), atau kedua-duanya.
Meningkatkan Usaha Dengan Menambah Modal Sendiri
BAB 5BAB 6
Untuk meningkatkan operasi perusahaan dapat
dilakukan dengan penambahan modal sendiri. Sumber
modal sendiri dapat berasal dari hasil penjualan asset
atau kekayaan perusahaan yang dijadikan modal, atau
dari laba perusahaan yang khusus diperuntukkan untuk
menambah modal (cadangan modal), dari akumulasi
penyusutan aktiva tetap, atau setoran modal dari para
pemilik perusahaan.
Meningkatkan Usaha Dengan Modal Asing
Peningkatan usaha dapat juga dilakukan dengan modal
asing. Yang dimaksud dengan modal asing adalah modal
yang diperoleh dari pinjaman, baik pinjaman perorangan
maupun lembaga keuangan, misalnya bank. Untuk
pinjaman ini perusahan harus mengeluarkan biaya yang
disebut bunga pinjaman.
Meningkatkan usaha Dengan Menambah Modal Sendiri dan Modal Asing
Untuk meningkatkan usaha dapat juga dilakukan baik
dengan menambah modal sendiri maupun dengan
modal asing atau dengan kedua-duanya secara
bersama-sama.
BAB 1 BAB 4
Tujuan penambahan modal adalah untuk meningkatkan
operasi perusahaan yang berwujud peningkatan
penjualan dan yang pada gilirannya akan meningkatkan
laba.
Masalahnya adalah dari ketiga sumber modal tersebut
cara manakah yang paling menguntungkan bagi
perusahaan?
Untuk menentukan cara mana yang paling
menguntungkan, artinya memberikan tingkat
rentabilitas tertinggi, tergantung dari 2 faktor, yaitu
tingkat laba yang diperoleh perusahaan dan tingkat
bunga yang dibayarkan pada modal asing (pinjaman).
Apabila tingkat laba lebih besar dari suku bunga
pinjaman, misalnya perusahaan dapat memperoleh laba
30% dan suku bunga pinjaman sebesar 16% per tahun,
maka penambahan modal dengan pinjaman akan
menguntungkan perusahaan, sebaliknya apabila tingkat
laba 16% dan suku bunga pinjaman 30%, maka
penambahan modal dengan pinjaman akan merugikan
perusahaan.
Untuk menerangkan hal tersebut diberikan contoh
sebagai berikut:
BAB 5BAB 6
Sebuah perusahaan mempunyai Modal Sendiri sebesar
Rp 10.000.000 akan meningkatkan usahanya dengan
mencari pinjaman bank sebesar Rp 5.000.000 dengan
suku bunga 16%.
Perusahaan mengharapkan laba sebesar 30%. Pajak
perusahaan diperhitungkan 10%. Ditanyakan apakah
kebijakan ini dapat dibenarkan?
Jawab:
Sebelum Pinjam Uang Setelah Pinjam Uang
Modal Sendiri Rp 10.000.000 Modal Sendiri Rp.
10.000.000
Modal Pinjaman - Modal Pinjaman Rp.
5.000.000
Total Modal Rp. 10.000.000 Total Modal Rp.
15.000.000
Laba Bersih Usaha Laba Bersih Usaha
30% Rp. 3.000.000 (30%) Rp.
4.500.000
Bunga Pinjaman - Bunga Pnjmn
16% Rp. 800.000
Laba setelah Bunga Rp. 3.000.000 Laba Setelah Bunga
Rp. 3.700.000
Pajak Penghasilan Pajak Pengahsilan
10% Rp. 300.000 (10%) Rp
370.000
BAB 1 BAB 4
Laba stelah pajak Rp. 2.700.000 Laba setelah pajak
Rp. 3.330.000
Rentabilitas Modal sendiri Rentabilitas Modal
sendiri
2.700.000 3.330.000
= -------------------- x 100% = 27% = --------------------- x
100% = 33,3%
10.000.000 10.000.000
Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan
modal pinjaman memberikan hasil yang lebih
menguntungkan, karena rentabilitas modal sendiri naik
dari 27% menjadi 33,30%.
Bagaimana halnya kalau kasusnya adalah sebagai
berikut:
Modal sendiri yang dimiliki perusahaan sebesar RP
10.000.000, laba bersih usaha yang diperoleh sebesar
20%. Pajak pendapatan sebesar 10%. Perusahaan
merencanakan akan menambah modal usahanya
dengan meminjam uang pada Bank sebesar Rp
5.000.000, dengan suku bunga 24%. Dengan tambahan
modal tersebut laba yang diharapkan tetap sebesar 20%
dan Pajak pendapatan sebesar 10%. Ditanyakan apakah
kebijakan ini dapat dibenarkan?
BAB 5BAB 6
jawab:
Sebelum Pinjam Uang Setelah Pinjam Uang
Modal Sendiri Rp 10.000.000 Modal Sendiri Rp.
10.000.000
Modal Pinjaman - Modal Pinjaman Rp.
5.000.000
Total Modal Rp. 10.000.000 Total Modal Rp.
15.000.000
Laba Bersih Usaha Laba Bersih Usaha
20% Rp. 2.000.000 (20%) Rp.
3.000.000
Bunga Pinjaman - Bunga Pinjaman 24%
Rp. 1.200.000
Laba setelah Bunga Rp. 2.000.000 Laba Setelah Bunga
Rp. 1.800.000
Pajak Penghasilan Pajak Pengahsilan
10% Rp. 200.000 (10%) Rp
180.000
Laba stelah pajak Rp. 2.800.000 Laba setelah pajak
Rp. 1.620.000
Rentabilitas Modal Sendiri Rentabilitas Modal Sendiri
1.800.000 1.620.000
= -------------------- x 100% = 18% = --------------------- x
100% = 16,2%
BAB 1 BAB 4
10.000.000 10.000.000
Dari contoh tersebut dapat diketahui, bahwa dengan
menggunakan modal pinjaman justru menurunkan
rentabilitas modal sendiri, sehingga kebijakan
menggunakan modal pinjaman tidak dapat dibenarkan.
Kesimpulan dari kedua contoh di atas adalah, apabila
kita ingin menambah modal dengan cara meminjam
uang di bank maka hal yang harus dipertimbangkan
adalah berapa prosentasi laba yang diharapkan dapat
diperoleh perusahaan setelah pinjam uang tersebut, dan
berapakah suku bunga pinjaman yang harus dibayar.
Apabila tingkat laba yang diharapkan dapat diperoleh
masih lebih besar daripada tingkat suku bunga yang
harus dibayar untuk modal pinjaman tersebut maka
kebijakan meminjam uang dapat dibenarkan, tetapi
sebaliknya apabila tingkat laba yang diharapkan lebih
rendah dari tingkat suku bunga maka kebijakan pinjam
uang tidak dapat dibenarkan.
B. Pengembangan Secara Eksternal
Yang dimaksudkan dengan pengembangan secara
eksternal adalah pengembangan yang dilakukan dari
pihak luar atau bekerjasama dengan pihak luar
perusahaan. Pengembangan tersebut dapat dilakukan
BAB 5BAB 6
melalui kebijakan yang diambil oleh pemerintah atau
kebijakan dari lembaga-lembaga non pemerintah atau
kebijakan lain yang bertujuan untuk mengembangkan
usaha mikro, kecil dan menengah. Ada banyak
kebijakan yang dapat diambil, di antaranya kebijakan
kredit, kebijakan pendampingan, pembinaan dan
pelatihan, kebijakan kemudahan dan kebijakan
membangun jejaring.
1. Pengembangan Melalui Kebijakan Kredit
Untuk mengembangkan UMKM khususnya dalam bidang
permodalan dapat dilakukan dengan kebijakan kredit,
berupa kredit murah, dan kredit tanpa agunan.
Kebijakan Kredit Murah
Kebijakan kredit murah adalah kebijakan khusus di
bidang perkreditan dimana tingkat suku bunga yang
dibebankan kepada debitur lebih murah daripada tingkat
suku bunga yang dibebankan pada kredit komersial atau
jenis kredit yang lain.
Dikatakan murah sepanjang suku bunga kredit yang
bersangkutan jauh di bawah tingkat laba yang diperoleh
perusahaan penerimaan kredit. Seperti diketahui bahwa
kredit akan bermanfaat apabila suku bunga pinjaman
jauh di bawah tingkat laba yang diperoleh perusahaan
BAB 1 BAB 4
yang meminjam uang. Sebagai contoh, perusahaan
memperoleh laba 12% pertahun, maka suku bunga
kredit yang dibebankan harus di bawah presentasi
tersebut, misalnya 6% pertahun. Di samping itu pada
kebijakan kredit murah hendaknya ada keringanan
jangka waktu, artinya jangka waktu untuk
mengembalikan pinjaman tersebut harus cukup longgar,
untuk meringankan pembayaran angsuran kredit oleh
peminjam. Kebijakan kredit murah biasanya merupakan
kebijakan khusus pemerintah untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi khususnya meningkatkan usaha
mikro, kecil dan menengah.
Bank Indonesia, melalui program khusus kredit murah
yang pelaksanaannya disalurkan lewat sistem
perbankan, program pemerintah ini untuk meningkatkan
peran UMKM dalam sistem perekonomian Indonesia.
Beberapa Bank milik pemerintah, dan beberapa bank
milik swasta diberi tugas untuk menyalurkan kredit
murah tersebut kepada UMKM dengan prosedur dan
persyaratan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah memberikan bantuan dana untuk modal awal
dan modal padanan kepada UKM melalui Koperasi
Simpan Pinjam. Dana modal murah ini diberikan kepada
usaha mikro karena usaha mikro sulit memperoleh kredit
dari bank karena terbentur persyaratan yang dituntut
BAB 5BAB 6
oleh bank. Dana modal murah ini disalurkan kepada
usaha mikro melalui Koperasi Simpan Pinjam, yaitu
kepada usaha mikro yang menjadi anggota koperasi
yang bersangkutan.
Lembaga-lembaga lain, misalnya Badan Usaha Milik
Negara, juga membantu UMKM dengan kredit murah.
BUMN menyisihkan sebagian dari labanya untuk
dijadikan dana guna mengembangkan kegiatan
produktif di pelbagai daerah melalui program kredit
murah untuk UMKM.
Kebijakan Kredit Tanpa Agunan
Salah satu kesulitan yang dihadapi oleh usaha mikro
untuk mendapatkan kredit dari bank adalah soal
agunan usaha mikro itu sendiri tingkat resikonya cukup
tinggi sedang lembaga perbankan dalam operasinya
menganut azas kehati-hatian, sehingga tanpa adanya
agunan bank tidak berani memberikan kredit.
Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah dapat
membentuk lembaga penjaminan kredit yang modalnya
dapat diambil dari anggaran pendapatan dan belanja
Negara atau dari sebagian laba yang disisihkan oleh
Badan Usaha Milik Negara. Lembaga penjamin ini
memberi jaminan kepada bank-bank atas kredit yang
diberikan kepada UMKM. Apabila pinjaman yang
BAB 1 BAB 4
diberikan Bank kepada UMKM tidak dapat dilunasi maka
lembaga penjamin akan memenuhi kewajiban debitur.
Proses penjaminan tetap melalui prosedur biasa, yaitu
bank akan menyeleksi persyaratan dari pihak UMKM,
apabila memenuhi syarat kemudian dimintakan
penjaminan dari Lembaga Penjamin Kredit.
Beberapa Bank yang Dapat Membantu UMKM
Di bawah ini disampaikan informasi dari beberapa bank
yang dapat membantu UMKM di bidang perkreditan.
a. Bank Rakyat Indonesia
PT Bank Rakyat Indonesia (persero) memberi pelayanan
kredit kepada UMKM. Bank ini sejak dahulu selalu komit
terhadap pengembangan usaha mikro, kecil dan
menengah. BRI mempunyai unit kerja yang sangat luas
dan terluas di antara bank-bank yang ada, mencakup
seluruh wilayah Indonesia.
b. Bank Negara Indonesia 1946
Bank Negara Indonesia mengakomodasi kebutuhan
bisnis kecil yang tergolong segmen mikro, dengan
membentuk unit bank mikro. Keberadaan unit bank
mikro ini bergabung dengan kantor-kantor cabang dan
kantor cabang pembantu.
BAB 5BAB 6
(1) Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja, diberikan
kepada koperasi primer, yang angotanya minimal 20
orang dan telah disahkan oleh Menteri Koperasi dan
UKM, untuk diteruskan guna membiayai usaha produktif
anggotanya. Yang menjadi jaminan kredit adalah barang
yang dibiayai dengan kredit ini, dan jaminan tanggung
renteng antar anggota kelompok koperasi.
(2) Kredit investasi untuk keperluan pengadaan
barang aktiva tetap misalnya untuk membeli tanah,
mesin atau peralatan, pengadaan bangunan, rehabilitasi
atau modernisasi, yang dapat mengajukan baik
perorangan maupun perusahaan yang berbadan hukum.
Yang dijadikan jaminan adalah proyek yang dibiayai
dengan ketentuan 30% minimal berupa pembiayaan
sendiri.
(3) Kredit kelayakan usaha diberikan kepada
pengusaha kecil yang ingin mengembangkan usahanya.
Syaratnya adalah usaha yang bersangkutan layak untuk
dibiayai. Yang dinyatakan minimal dengan surat
keterangan usaha dari lurah/kepala desa setempat. Di
samping ada fasilitas-fasilitas kredit tersebut di atas
masih ada fasilitas yang lain yang ditawarkan oleh Bank
Negara Indonesia 1946.
c. Bank Mandiri
BAB 1 BAB 4
Bank Mandiri memberikan layanan kredit untuk UKM
dalam beberapa bentuk:
(1) Kredit Usaha Kecil untuk Investasi
Kredit ini berjangka menengah/panjang yang
diberikan kepada calon debitur untuk membiayai
barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi,
modernisasi, perluasan, atau pendirian proyek baru.
(2) Kredit Usaha Kecil untuk Modal Kerja
Kredit ini diberikan untuk memenuhi kebutuhan
modal kerja yang habis dalam satu siklus usaha.
d. Bank-Bank Swasta
Beberapa bank swasta nasional juga melayani kredit
untuk UMKM antara lain PT. Bank Bukopin, Bank
Danamon Indonesia, Bank Internasional Indonesia dan
Bank Perkreditan Rakyat yang mempunyai komitmen
pada UMKM.
2. Pengembangan UMKM Melalui Pendampingan dan Pembinaan
Seperti diuraikan di muka bahwa UMKM mempunyai
banyak kelemahan tidak hanya terbatas pada masalah
permodalan tetapi juga pada Sumber Daya Manusia,
Manajemen dan Pemasaran. Untuk meningkatkan dan
BAB 5BAB 6
mengembangkan UMKM perlu diadakan program-
program pendampingan pembinaan dan kemudahan.
Program Pendampingan
Pemerintah dan lembaga-lembaga non pemerintah
dapat melakukan pendampingan, yang bertujuan agar
UMKM dapat berkembang dengan baik. Wujud dari
pendampingan misalnya dengan pemberian informasi,
jasa konsultasi, akses ke perbankan dan lain-lain.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia memberikan pelayanan bagi UMKM
berupa memberikan informasi data mengenai Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah, lembaga
pengembangan bisnis, pengembangan grosir, dan ritel.
Demikian juga memberikan informasi tentang
bagaimana memulai suatu usaha, memperoleh
permodalan atau pembiayaan, regulasi dan pemasaran.
Sedang departemen lain yang juga memberikan
pelayanan kepada UMKM adalah Departemen
Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia
berupa pemberian pelayanan informasi dan data yang
terkait dengan sektor perindustrian dan perdagangan,
dan membantu akses ke dalam jaringan bisnis di bawah
Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Lembaga
non pemerintah misalnya Business Development
Service Indonesia dapat memberikan pendampingan
BAB 1 BAB 4
berupa advisory dan akses jaringan bisnis secara
nasional maupun internasional.
Program Pembinaan dan Pelatihan
Pemerintah dan lembaga-lembaga non pemerintah juga
dapat mengadakan pembinaan dan pelatihan untuk
memajukan UMKM. Bentuk pembinaan dan pelatihan
misalnya berupa pelatihan teknis, lokakarya, seminar,
studi banding, membangun kerjasama dengan
perusahaan-perusahaan lain atau memberi kesempatan
pada UMKM untuk mengikuti kegiatan promosi baik di
dalam negeri maupun di luar negeri.
Lembaga Pemerintah yang dapat memberikan
Pembinaan dan Pelatihan UMKM, misalnya Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia, Departemen Tenaga Kerja untuk pelatihan
SDM, dan Departemen Perindustrian dan Perdagangan
untuk akses ke dunia industri dan perdagangan.
Lembaga-lembaga non pemerintahan termasuk
perguruan tinggi dapat melakukan pelatihan-pelatihan
yang bertujuan meningkatkan kualitas SDM. Lembaga
non pemerintah, misalnya Yayasan Dharma Bakti Astra
telah membentuk program kemitraan Astra, yang
bertujuan untuk menumbuhkan usaha-usaha kecil,
menengah dan koperasi agar dapat mandiri modern dan
tangguh. Program kemitraan ini juga mengusahakan BAB 5BAB 6
terjalinnya kemitraan bisnis antara unit-unit industri
Astra dengan unit-unit usaha kecil, menengah dan
koperasi. Business Development Service Indonesia
memberikan pelayanan UMKM untuk konsultasi teknik
informasi pelatihan, dan akses bisnis.
Pemerintah, dalam hal ini instansi-instansi terkait, dapat
memfasilitasi kesempatan UMKM mengikuti kegiatan-
kegiatan promosi dengan biaya murah baik promosi di
dalam negeri maupun promosi di luar negeri.
Program Kemudahan
Untuk mengembangkan UMKM diperlukan juga
kemudahan-kemudahan, misalnya di bidang perijinan.
Pada dasarnya semua kegiatan usaha harus
mendapatkan ijin resmi dari pemerintah. Pemerintah
dapat memberikan kemudahan mengenai persyaratan
yang harus dipenuhi untuk mendapatkan ijin usaha.
Permohonan ijin usaha dipermudah dengan biaya yang
murah. Jangan sampai soal prosedur dan biaya menjadi
hambatan dalam perijinan.
3. Pengembangan Dengan Membangun Jejaring
BAB 1 BAB 4
Apakah Jejaring itu? Anda tentu sudah pernah melihat
jejaring laba-laba, yang membentang dari dahan ke
dahan. Untuk keperluan apa laba-laba membangun
jejaring? Jawabnya adalah untuk menangkap mangsa
yang lewat dan terjaring. Binatang atau serangga yang
terjaring bergerak-gerak ingin melepaskan diri, tetapi
bagi laba-laba gerakan serangga yang terjaring
merupakan sinyal akan adanya mangsa, segera didekati
dan dimakannya.
Demikian juga para pebisnis, membangun jejaring di
antara rekan dan mitra bisnisnya untuk menangkap
peluang guna mengembangkan usahanya.
BAB 5BAB 6
Jejaring adalah rangkaian kerjasama yang dibangun oleh
para pebisnis dengan rekan atau mitra kerjanya untuk
saling memberikan informasi di antara mereka tentang
hal-hal yang berkaitan dengan dunia bisnis. Berbagai
sumber daya dibagikan dan diterima di antara mereka
yang membangun jejaring. Dalam jejaring ini terdapat
semangat untuk saling memberikan informasi dan
bantuan yang diperlukan di antara mereka.
Mengapa Jejaring Perlu Dibangun?
Jejaring tidak hanya diperlukan oleh perusahaan-
perusahaan besar saja. Usaha mikro, kecil dan
menengah juga memerlukan adanya jejaring. Ucapan
yang sering terdengar dari pedagang-pedagang di Pasar
Beringharjo sewaktu mereka mendapatkan pelanggan
baru adalah “tuno saktak, bati sanak”, yang artinya
meskipun rugi (labanya kecil) tetapi beruntung karena
mendapatkan saudara baru (pelanggan). Bagi para
pedagang teman atau pelanggan adalah asset
(kekayaan).
Jejaring perlu dibangun dengan sadar, terencana baik,
dan komprehensif artinya dengan pelbagai pihak yang
terkait. Jejaring yang dibangun dapat saling memberikan
informasi tentang adanya peluang bisnis dan saling
membangun agar peluang tersebut dapat dimanfaatkan.
Persahabatan merupakan unsur penting dalam bisnis,
BAB 1 BAB 4
oleh karena itu membangun jejaring menjadi sangat
penting.
Dengan Pihak-Pihak Mana Kita Membangun Jejaring?
Dalam mengembangkan usaha kita tidak mungkin dapat
melakukan sendiri tanpa bantuan pihak lain. Hubungan
dengan orang lainlah yang mendorong kita menuju
sukses. Dalam membangun jejaring, perhatian kita
fokuskan pada mitra-mitra yang dapat memberikan
informasi dan bantuan yang bernilai dan dapat
ditindaklanjuti.
Jejaring dibangun dengan pihak-pihak internal dan pihak
eksternal. Pihak internal adalah jaringan kerjasama
dengan internal perusahaan, yaitu dengan para
pegawai, para staff pimpinan, pemilik perusahaan atau
pemegang saham. Sedang jejaring dengan pihak
eksternal dapat dibangun dengan para konsumen.
Lembaga perlindungan konsumen, para supplier,
instansi pemerintah terkait, lembaga swadaya
masyarakat, rekan-rekan pengusaha, lembaga keuangan
dan perbankan, tokoh-tokoh masyarakat dan lain-lain.
Pihak-pihak inilah yang diharapkan dapat saling
membantu dengan informasi-informasi penting yang
dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha.
BAB 5BAB 6
Jejaring Yang Sukses Itu Yang Bagaimana?
Jejaring yang sukses dapat memberi manfaat bagi
perusahaan, yaitu memberi masukan tentang adanya
peluang yang kemudian peluang tersebut dapat
ditindaklanjuti menjadi suatu sukses. Kesuksesan hanya
mungkin terwujud apabila kita telah mempersiapkan
diri dengan baik dan menangkap peluang tersebut serta
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Manfaat dari jejaring adalah timbulnya peluang untuk
memperluas jaringan pasar, memperluas wawasan dan
kerjasama serta memperoleh fasilitas.
Jejaring dengan para konsumen dapat membantu untuk
memperoleh masukan tentang apa yang dibutuhkan
para konsumen. Jejaring dapat menumbuhkan
keakraban dan kesetiaan konsumen. Jejaring dengan
instansi terkait khususnya instansi pemerintah dapat
mempererat kerjasama dan memperoleh informasi
berharga di bidang bisnis dan fasilitas pembinaan dan
pendampingan, jejaring dengan lembaga swadaya
masyarakat, misalnya Business Development Service,
dapat dimanfaatkan utnuk memperoleh jasa konsultasi
bisnis, dan lain sebagainya.
BAB 1 BAB 4
Recommended